Kegiatan Ekonomi Makro Dan Pendapatan

21
TUGAS TEORI EKONOMI MAKRO NAMA : VINSENSIUS B SERAN NO.REG : 32112040 JURUSAN : MANAJEMEN

description

tugas akhir semester

Transcript of Kegiatan Ekonomi Makro Dan Pendapatan

TUGASTEORI EKONOMI MAKRO

NAMA : VINSENSIUS B SERAN NO.REG : 32112040 JURUSAN : MANAJEMEN

Kegiatan Ekonomi Makro dan PendapatanNasionalA. Penetuan Kebijakan EkonomiDalam perkembangan ilmu ekonomi beberapa ahli memiliki perbedaan pendapat mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh sesuatu negara. Perbedaan pendapat ini terjadi antara ahli ekonomi Klasik yang menulis pada masa Adam Smith (1976) dengan ahli ekonomi pada masa Keynes (1936). Aspek-aspek yang dibandingkan adalah:1. Faktor-faktor yang menentukan suku bunga.2. Faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara.3. Pandangan Klasik mengenai operasi pasar buruh dalam sistem pasar bebas dan kritik Keynes ke atas pandangan ini.Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi. Fleksibelitas suku bunga akan mewujudkan keadaan di mana jumlah tabungan yang diwujudkan dalam perekonomian pada ketika kesempatan kerja penuh dicapai adalah sama dengan investasi yang akan dilakukan para pengusaha.Kemungkinan bahwa pada kesempatan kerja penuh akan berlaku keadaan tabungan masyarakat akan sama dengan investasi para pengusaha menyebabkan ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa: Supply creates its own demand, yang berarti dalam perekonomian tidak berlaku masalah kekurangan permintaan agregat. Walaupun terdapat kemungkinan kekurangan permintaan agregat dan pengangguran, keadaan ini hanya bersifat sementara. Mekanisme pasar akan mengembalikan tingkat kegiatan ekonomi pada kesempatan kerja penuh karena wujudnya fleksibilitas suku bunga, tingkat upah dan tingkat harga.Teori Klasik juga menjelaskan bahwa fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan kesempatak kerja penuh. Apabila pada satu tingkat upah nominal tertentu terjadi pengangguran, akan berlaku penyesuain tenaga kerja. Tingkat upah akan turun dan permintaan tenaga kerja bertambah. Pada akhirnya, pada tingkat upah yang paling rendah, permintaan dan penawaran tenaga kerja akan seimbang kembali dan kesempatan kerja penuh tercapai kembali.Berdasarkan pada keyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai, ahli-ahli ekonomi Klasik seterusnya berkeyakinan bahwa tingkat output negara (pendapatan nasional) ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi dalam suatu negara menghasilkan barang dan jasa, semakin besar pula pendapatan nasional yang diciptakan. Kemampuan suatu negara dalam menghasilkan pendapatan nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:Y = f (K, L, R, T)Di mana:K adalah jumlah barang modal yang tersediaL adalah jumlah dan kualitas tenaga kerjaR adalah kekayaan alam dan sumber alam lain yang digunakanT adalah tingkat teknologiPandangan Klasik dikritik oleh Keynes. Dalam mengkritik pandangan Klasik, Keynes mengemukakan pandangan lain mengenai aspek yang dikritknya. Kritik Keynes yang berhubungan dengan kritik tersebut adalah:1. Keynes berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula tabungan.2. Keynes berpendapat suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan permintaan dana untuk investasi. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.3. Menurut ahli ekonomi Klasik tingkat upah adalah fleksibel. Hal ini akan menjamin keadaan di mana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga kerja. Oleh sebab itu kesempatak kerja penuh akan selalu berlaku. Menurut Keynes tingkat upah tidak fleksibel. Walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap terwujud.4. Menurut Keynes pendapatan nasional bukan faktor-faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat (AE). Pengeluaran agregat yang terwujud dalam ekonomi selalu kurang dari pendapatan nasional potensial, dan menyebabkan pengangguran tenaga kerja akan selalu terwujud.Berdasarkan kritik-kritiknya, Keynes selanjutnya mengemukakan suatu teori mengenai penentuan kegiatan ekonomi dan penentuankesempatan kerja dan peran uang dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Pandangan ini diterangkan dalam buku: The General Theory of Employment, Interest and Money. Menurut pandangan Keynes, tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh permintaan fiktif, yaitu pengeluaran agregat yang akan wujud dalam suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu. Pengeluaran agregat dalam perekonomian dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan ekspor. Magnitud (nilai pengeluaran) dari ke empat komponen pengeluaran agregat ini akan menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja dan pendapatan nasional.Sejak penerbitan buku The General Theory, analisi makroekonomi semakin berkembang. Terdapat pemikiran-pemikiran baru yang mengkritik dan menyokong pandangan Keynes. Analisis yang berhubungan dengan makroekonomi sesudah Keynes dapat dibedakan kepada empat pemikiran berikut: golongan Monetaris, golongan Ekspektasi Rasional, golongan Segi Penawaran golongan Keynesian Baru. Pandangan-pandangan baru tersebut sangat mempengaruhi analisis makroekonomi yang wujud sekarang ini. Pendekatan baru dalam analisis makroekonomi menggunakan grafik AD-AS. Kurva AD dan kurva AS akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, pendapatan nasional yang diwujudkan dan tingkat kesempatan kerja yang tercapai. Kurva permintaan agregat AD ditentukan oleh pengeluaran agregat (AE) dan keseimbangan permintaan dan penawaran uang. Sedangkan penawaran agregat (AS) menggambarkan jumlah barang yang akan diproduksikan dan ditawarkan sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga. Keseimbangan AD-AS, atau keseimbangaan makroekonomi, akan menentukan pendapatan nasional yang dicapai dan tingkat harga yang berlaku.B. Penghitungan Pendapatan NasionalSetiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya, yaitu nilai produksi dalam perekonomian, untuk mengetahui nilai output yang diciptakan dalam negara tersebut pada suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional merupakan suatu ukuran penting untuk menentukan sejauh mana tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Tiga cara dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah dengan cara:1. Pengeluaran2. Produk netto3. PendapatanDalam cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran yang dilakukan oleh empat golongan pengguna barang dan jasa yaitu: rumah tangga, pemerintah, perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi dan penduduk negara lain yang membeli produksi dalam negeri. Dalam hal ini, penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan nilai pengeluaran ke atas barang jadi dan bertujuan untuk menghindarkan penghitungan dua kali. Nilai jual-beli (transaksi) barang antara (misalnya pembelian bahan mentah oleh perusahaan-perusahan) tidak dimasukkan dalam penghitungan.Dalam cara produk netto, pendapat nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai kegiatan ekonomi. Nilai tambah adalah pertambahan nilai rupiah sesuatu barang sebagai hasil dari kegiatan suatu perusahaan. Misalnya, perusahaan sepatu membeli bahan mentah sebanyak Rp.100 ribu dan menjual hasil produksinya dengan harga Rp.200 ribu. Dalam contoh ini produsen sepatu mewujudkan nilai tambah sebanyak Rp.100 ribu dan nilai ini merupakan sumbangan kegiatan memproduksi sepatu tersebut kepada kegiatan mewujudkan pendapatan nasional. Dalam hitungan menurut cara produk netto, sektor-sektor ekonomi yang mewujudkan pendapatan nasional dibedakan kepada sektor-sektor berikut:1. Pertanian, kehutanan dan perikanan.2. Pertambangan.3. Industri pengolahan4. Pembangunan (konstruksi).5. Listrik, gas dan air.6. Pengangkutan.7. Perdagangan8. Keuangan dan real estate9. Jasa pemerintah10. Jasa lain.Dalam cara perhitungan pendapatan, pendapatan nasional dihitung denngan menjumlahkan pendapatan yang diterima fakor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional. Berbagai jenis pendapatan itu adalah: gaji dan upah (pendapatan tenaga kerja), sewa (pendapatan tanah dan bangunan), bunga (pendapatan modal), dan keuntungan (pendapatan pengusaha). Di samping itu perlu ditambahkan pendapatan perusahaan perorangan yaitu pendapatan perusahaan milik perorangan atau keluarga. Pendapatan ini belum dihitung dalam empat golongan pendapatan yang dinyatakan sebelumnya.Dalam penghitungan pendapatan negara digunakan beberapa konsep yang lebih spesifik/khusus artinya. Konsep-konsep pendapatan nasional yang lebih khusus artinya adalah PDB (Produk Domestik Bruto), PNB (Produk Nasional Bruto) dan PNN (Produk Nasional Netto) atau Pendapatan Nasional. Penghitungan pendapatan nasional juga perlu dibedakan menjadi:1. Penghitungan dengan menggunakan harga yang berlaku dan harga tetap.2. Penghitungan dengan menggunakan harga pasar atau harga faktor produksi.Di antara berbagai konsep pendapatan nasional, dan di antara harga pasar dan harga faktor , sifat hubungannya adalah seperti dinyatakan di bawah ini:1. PDBhp = PNBhp PFN dari LN2. PNBhp = PNhf + Pajak Tidak Langsung Subsidi + Depresiasi3. Harga Pasar + Harga Faktor + Pajak Tidak Langsung SubsidiDua konsep penting lain dalam penghitungan pendapatan nasional adalah pendapatan indvidu atau pendapatan disposebel. Pendapatan individu merupakan keseluruhan jumlah pendapatan yang diterima oleh semua rumah tangga dalam suatu perekonomian. Pendapatan tersebut diperoleh dari a) menyediakan faktor-faktor produksi untuk digunakan dalam kegiatan menghasilkan pendapatan nasional, dan dari b) pembayaran pindahan yaitu pendapatan yang diperoleh bukan dari menyediakan faktor-faktor produksi yang dimiliki (contoh: uang pensiunan dan beasiswa). Pendapatan desposebel merupakan pendapatan rumah tangga yang dapat digunakan mereka untuk perbelanjaan. Pendapatan desposebel nilainya adalah sama dengan pendapatan individu setelah dikurangi pajak pendapatan.Menghitung pendapatan nasional suatu negara bukanlah kerja yang mudah. Dalam perekonomian tidak terdapat informasi yang lengkap mengenai kegiatan produksi dan nilai barang dan jasa yang diwujudkan oleh setiap kegiatan ekonomi. Masalah utama yang dihadapi dalam menghitung pendapatan nasional adalah:1. Masalah pengumpulan data.2. Masalah menentukan jenis kegiatan yang produksinya perlu dihitung dalam menentukan pendapatan nasional.Persoalan-persoalan seperti: adakah hasil petani yang tidak dipasarkan termasuk dalam pendapatan nasional, adakah hasil dari kegiatan melanggar hukum negara perlu diperkirakan, adakah kegiatan ekonomi dalam rumah merupakan bagian dari pendapatan nasional dan adakah ganjaran berupa barang dihitung dalam pendapatan nasional, perlu diperkirakan dalam menghitung pendapatan nasional. Seterusnya:1. Masalah penghitungan dua kali.2. Masalah menentukan harga barang3. Masalah kenaikan harga dan perubahan kualitas barang.Data pendapatan nasional dan komponen-komponennya sangat penting untuk mengetahui ciri kegiatan ekonomi suatu negara pada suatu periode tertentu dan perubahan kegiatan itu dari waktu ke waktu. Kegunaan utama data pendapatan nasional adalah:1. Menentukan prestasi kegiatan ekonomi pada suatu waktu tertentu2. Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun dan dalam jangka panjang3. Menunjukkan peranan tiap sektor dalam perekonomian dan peranan berbagai komponen pengeluaran agregat4. Menentukan perubahan struktur ekonomi yang berlaku dalam suatu periode tertentu5. Menggambarkan taraf kemakmuran masyarakat dan perubahannya dari waktu ke waktu, dan6. Menyediakan data untuk meramalkan kegiatan ekonomi di tahun berikutnya dan merencanakan perkembangan ekonomi di masa depan.C. Keseimbangan EkonomiBerdasarkan kritik Keynes terhadap pandangan ahli ekonomi klasik atau dikenal sebagai pendekatan Keynesian sederhana yang bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam keseimbangan pendapatan nasional yang ditentukan oleh pengeluaran agregat. Analisis tersebut kemudian menimbulkan corak kegiatan ekonomi yang berbeda seperti perekonomian dua sektor, perekonomian tiga sektor dan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka, seperti penjelasan berikut ini:1. Keseimbangan Ekonomi Dua SektorPerekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapat pemerintah, berarti dalam perekonomian itu tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian ini tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalah dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan diposebel (Yd) atau Y = Yd.Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu:1. Untuk pengeluaran konsumsi (membeli barang dan jasa)2. Ditabung (di institusi keuangan). Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam modal atau investor (perusahaan-perusahaan yang akan mengembangkan usaha baru, memperbesar usaha lama, atau memodernkan pabrik yang ada) dan akan digunakan untuk membeli barang-barang modal seperti mesin-mesin, peralatan produksi lain, mendirikan bangunan pabrik dan bangunan kantor.Dalam perekonomian dua sektor komponen pengeluaran agregat terdiri dari: i) perbelanjaan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang dan jasa, dan ii) perbelanjaan perusahaan-perusahaan untuk membeli barang modal. Dalam persamaan algebra, persamaan pengeluaran agregat adalah AE = C + I. Penawaran agregat meliputi pendapatan nasional (AS = Y).Dalam pembahasan sebelumnya telah diterangkan bahwa keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila Y = AE. Dengan demikian syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor adalah Y = C + I. Telah diterangkan di atas, pada saat pendapatan nasional berlaku persamaan Y = C + S. Apabila Y diganti dengan C + S, maka dalam keseimbangan berlaku persamaan C + I = C + S, atau I = S. Dengan kata lain, dalam perekonomian dua sektor yang mencapai keseimbangan berlaku keadaan berikut:1. Pendapatan nasional = Pengeluaran Agregat (Y = C + I)2. Suntikan = Bocoran (I = S)Pengeluaran rumah tangga mempunyai tiga ciri utama beriktu: i) faktor utama yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga adalah pendapatan yang diterimanya, ii) pada pendapatan sebesar (Yd = 0), yaitu apabila rumah tangga tidak bekerja, konsumsi tetap akan dilakukan dan ini dinamakan pengeluaran otonomi (pengeluaran yang tidak bergantung pada pendapatan nasional); dan iii) apabila berlaku pertambahan pendapatan akan berlaku pertambahan konsumsi, tetapi pertambahannya kurang daripada pertambahan pendapatan. Berdasarkan kepada ketiga ciri ini, konsumsi rumah tangga dapat dinyatakan sebagai berikut:C = a + bYdDi mana:a adalah pengeluaran otonomi (pengeluaran pada ketika Yd = 0)b adalah MPC (atau perbandingan atau rasio di antara pertambahan konsumsi (C) dan pertumbuhan pendapatan disposebel (Yd)Yd adalah pendapatan disposebelDalam memahami ciri-ciri konsumsi rumah tangga perlu digunakan empat konsep berikut:1. MPC atau kecondongan mengkonsumsi marjinal, yaitu C/Yd;2. APC atau kecondongan mengkonsumsi rata-rata, yaitu C/Yd;3. MPS atau kecondongan menabung marjinal yaitu S/Yd;4. APS atau kecondongan menabung rata-rata, yaitu S/Yd.Sifat hubungan di antara MPC dan MPS, dan APC dan APS mempunyai ciri berikut:1. MPC + MPS = 12. APC + APS = 1Berdasarkan ciri-ciri konsumsi, secara grafik dapat dibentuk fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, yang secara grafik menunjukkan hubungan di antara konsumsi, tabungan dan pendapatan nasional.Di samping pendapatan disposebel atau pendapatan nasional, terdapat pula beberapa faktor lain yang menentukan pengeluaran konsumsi dan tabungan. Yang terpenting adalah: suku bunga, sikap berhemat, kekayaan yang dimiliki, distribusi pendapatan, keadaan perekonomian masa kini dan masa datang dan jaminan pendapatan di masa pensiun.Investasi adalah pengeluaran perusahaan untuk membeli barang modal. Secara statistik ia dibedakan kepada tiga komponen, yaitu:1. Pengeluaran ke atas barang modal2. Membangun rumah tempat tinggal3. Perubahan dalam stok (inventaris).Dalam teori makroekonomi investasi terutama meliputi komponen pertama. Faktor utama yang menentukan investasi adalah suku bunga, tingkat pengembalian modal, prospek masa depan dan perkembangan teknologi. Dalam jangka panjang investasi juga dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi investasi. Teori yang menerangkan efek pendapatan nasional kepada investasi dinamakan prinsip akselerasi. Teori tersebut diterangkan dalam teori makroekonomi yang lebih mendalam.Dalam memahami ciri-ciri investasi perusahaan-perusahaan dua konsep berikut perlu dipahami: efisiensi investasi marjinal (atau efisiensi modal marginal) dan fungsi investasi. Efisiensi investasi marjinal menunjukkan hubungan antara suku bunga dengan tingkat investasi yang akan dilakukan pada suatu tahun tertentu. Tingkat investasi inilah yang akan menentukan kedudukan investasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional.Analisis keseimbangan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara: cara tabular (tabel berangka), cara grafik dan cara algebra. Cara tabular adalah contoh angka yang yang menunjukkan data berikut: pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, investasi dan pengeluaran agregat. Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan dengan menggunakan menggunakan syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor. Secara grafik keseimbangan dicapai pada keadaan di mana AE = C + I memotong garis 45 derajat dan dari perpotongan fungsi investasi (I) dan fungsi (S). Secara algebra keseimbangan dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan Y = C + I atau S = I.Analisis mengenai multiplier merupakan bagian penting dari analisis keseimbangan pendapatan nasional. Analisis ini menerangkan sejauh mana pendapatan nasional akan mengalami perubahan (Y) efek dari perubahan pengeluaran agregat (AE). Rasio (perbandingan) antara pertambahan pendapatan nasional dengan pertambahan pengeluaran agregat (Y/AE) dinamakan multiplier. Cara lain untuk menghitung multiplier adalah dengan menggunakan formula berikut:Mtp = 1 atau Mtp = 1 1 MPC MPS2. Keseimbangan Ekonomi Tiga SektorEkonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Kegiatan pemerintah menimbulkan dua aliran pembiayaan yaitu i) pajak yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan dan rumah tangga kepada pemerintah; dan ii) pengeluaran pemerintah. Kedua bentuk aliran pengeluaran/pendapatan ini akan mengubah pola aliran pusingan pendapaan dalam perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh karena itu, ekonomi tiga sektor dinamakan juga sebagai ekonomi tertutup.Dengan adanya pengeluaran pemerintah (G) maka pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi tiga komponen, yaitu: AE = C + I + G. Dengan perubahan ini syarat untuk mencapai keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor adalah Y = C +I + G. Pajak menyebabkan bocoran terdiri dari dua komponen, yaitu: S + T, dan suntikan juga terdiri dari dua komponen, yaitu: I + G. Maka, syarat lain untuk mencapai kesimbangan dalam kegiatan ekonomi negara adalah S + T = I + G.Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menurut berbagai cara. Cara yang pertama adalah membedakannya secara berikut: pajak langsung dan pajak tak langsung. Cara yang lainnya adalah membedakannya dengan cara berikut: pajak regresif (contoh: pajak tetap), pajak proporsional dan pajak regresif. Dalam kenyataannya, pajak yang selalu digunakan berbagai negara adalah pajak progresif. Dalam teori makroekonomi, yang selalu digunakan dalam analisis adalah pajak tetap dan pajak proporsional.Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengeluaran pemerintah dibedakan kepada pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran investasi. Dalam analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional, yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah adalah keseluruhan pengeluaran yang dilakukannya, yaitu meliputi konsumsi dan investasi. Faktor-faktor yang menentukan pengeluaran pemerintah adalah prospek pendapatan dari pajak dan pendapatan pemerintah lain, keadaan ekonomi masa kini dan masalah ekonomi yang akan dihadapi, pertimbangan-pertimbangan politik dan kestablian keadaan ekonomi. Pengeluaran pemerintah digolongkan sebagai pengeluaran otonomi oleh karena jumlahnya tidak berkaitan langsung dengan pendapatan nasional.Pajak akan mempengaruhi pengeluaran agregat melalui efeknya keatas pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pajak akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Dalam analisis dapat ditunjukkan dua bentuk efek pajak ke atas konsumsi dan tabungan, yaitu: i) efek yang diakibatkan oleh pajak tetap; dan ii) efek yang diakibatkan oleh pajak proporsional. Efek pajak tetap T = T0; (Dimisalkan fungsi konsumsi adalah C = a + bY0):Fungsi konsumsi dan Fungsi konsumsi dantabungan sebelum pajak tabungan sebelum pajak1. C0 = a + bY a. C1 = a BT0 + bY2. S0 = a + (1 b)Y b. S1 = a (1 b)T0 = -a + (1 b)YKeseimpulan:1. C0 C1 = bT0 = MPC x Pajak2. S0 S1 = (1 b) T0 = MPS x Pajak Efek pajk\ak proporsional T = tY; (Dimisalkan fungsi konsumsi asal adalah C = a + bY0d):Fungsi konsumsi dan Fungsi konsumsi dantabungan sebelum pajak tabungan sebelum pajak1. C0 = a + bY a. C1 = a + b (1 t) Y2. S0 = a + (1 b)Y b. S1 = a + (1 b) (1 + t)YKeseimpulan:1. C0 C1 = btY = MPC x Pajak2. S0 S1 = (1 b) tY = MPS x PajakSecara grafik efek pajak ke atas fungsi konsumsi, fungsi tabungan adalah seperti ditunjukkan di bawah ini (C0 dan S0 adalah konsumsi dan tabungan sebelum pajak, dan C1 dan S1 adalah konsumsi dan tabungan sebelum pajak tetap. C2 dan S2 adalah fungsi konsumsi dari tabungan efek pajak proporsional bertingkah):Kesimbangan pendapatan nasional dapat ditunjukkan melalui dua pendekatan, yaitu:1. Pendekatan pengeluaran agregat-penawaran agregat (atau Y = C + I + G)2. Pendakatan suntikan-bocoran (I + = S + T).Secara grafik keseimbangan tersebut adalah seperti yang ditunjukkan di atas (untuk pajak tetap dan proporsional).Multiplier dalam ekonomi tiga sektor dapat dibedakan kepada dua jenis:1. Multiplier dalam sistem pajak tetap2. Multiplier dalam sistem pajak proporsionalDalam sistem tetap, multiplier adalah sama dengan multiplier dan ekonomi dua sektor, yaitu:Dalam sistem pajak proporsional multiplier dapat dihitung dengan formula berikut, yaitu:Apabila sepenuhnya diatur oleh pasar bebas, perekonomian negara tidak akan i) dapat secara terus menerus mencapai kesempatan kerja penuh, ii) tingkat naik-turun kegiatan ekonomi (economic fluktuations) adalah besar atau tingkat ketidakstabilannya tinggi, dan iii) tidak dapat mengalami pertumbuhan yang selalu teguh dalam jangka panjangan,Dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja penuh, kegiatan ekonomi yang sebenarnya dapat mencapai salah dari tiga keadaan berikut: i) pengeluaran agregat rendah dan pengangguran berlaku, ii) pengeluaran agregat terlalu tinggi dan melebihi tingkat kesempatan kerja penuh sehingga menyebabkan, dan iii) pengeluaran agregat adalah sama dengan yang perlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh dan pengangguran hanya meliputi pengangguran normal. Dari ketiga kadaan tersebut keadaan yang kerap berlaku adalah keadaan pertama di mana pengeluaran agregat rendah dan pengangguran berlaku.Pemerintah dapat menimbulkan pengaruh yang penting keatas pencapaian kegiatan ekonomi. Melalui kebijakan pemerintah, pengeluaran agregat dapat dipengaruhinya, yaitu: i) meningkatkan pengeluaran agregat pada waktu pengangguran atau mengurangi pengeluaran agregat pada waktu inflasi; ii) usaha dalam meningkatkan pengeluaran agregat pada waktu pengangguran atau mengurangi pengeluaran agregat pada waktu inflasi akan menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu menjadi stabil; dan iii) dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan berjalan pesat.Salah satu cara untuk mempengaruhi pengeluaran agregat adalah dengan melaksanakan kebijakan fiskal, yitu langkah-langkah pemerintah dalam perpajakan dan pengeluarannya untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Dasar fiskal dibedakan menjadi: penstabil otomatik dan dasar fiskal diskresioner.Jenis-jenis penstabil otomatik yang utama adalah:1. Pajak proporsional dan pajak progresif2. Program asuransi pengangguran3. Sistem harga minimumKebijakan fiskal diskresioner dilakukan dengan i) menambah pengeluaran agregat pada waktu pengannguran, atau ii) menguranginya pada waktu inflasi. Alat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan fiskal diskresioner adalah:1. Mengubah jumlah dan persentasi pajak,2. Mengubah pengeluaran pemerintah,3. Secara serentak melakukan perubahan dalam pajak dan pengeluaran pemerintah.4. Keseimbangan Ekonomi TerbukaPerekonomian terbuka merupakan suatu negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan di samping itu terdapat pula barang di negara itu yang diimpor atau dibeli dari negara-negara lain. Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi empat sektor, yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat komponen berikut: rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan sektor luar negeri.Dibandingkan dengan ekonomi tiga sektor, aliran pusingan pendapatan dalam perekonomian terbuka meliputi dua aliran pendapatan atau pengeluaran tambahan, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah suntikan ke dalam aliran pendapatan, sedangkan impor adalah bocoran.Dengan adanya tambahan suntikan dan bocoran dalam aliran pusingan pendapatan, maka ciri pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah berbeda apabila dibandingkan dengan pengeluaran agregat dalam ekonomi dua sektor atau ekonomi tiga sektor. Maka syarat kesimbangan pendapatan nasionalnya juga berbeda. Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah1. Y = C + I + G + (X M)2. I + G + X = S + T + MDalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dala perekonomian terbuka diandaikan ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor utama ditentukan oleh harga relatif barang dalam negeri di pasar luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing di pasar dunia, dan cita rasa penduduk di negara-negara lain terhadap barang yang diproduksi suatu negara.Berbeda dengan ciri ekspor, impor sesuatu negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak impor yang akan dilakukan. Menyesuaikan dengan sifat ini dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional. Maka formula fungsi impor selalu dinyatakan sebagai berikut: M = mY atau M = M0 + mY dimana m proporsi barang impor yang dinyatakan sebagai rasio di antara impor dan pendapatan nasional, dan M0 adalah impor otonomi yaitu tidak ditentukan oleh pendapatan nasional.Dalam menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan ansional dalam perekonomian terbuka pendekatan secara contoh angka tak perlu digunakan lagi. Yang perlu digunakan adalah dua cara lain, yaitu secara algebra dan secara gambar grafik. Pemisalan yang digunakan adalah:1. C = a + bYd,2. I = I0, yaitu investasi nilainya tetap,3. G = G0, yaitu pengeluaran pemerintah nilainya tetap,4. T = T0 (nilai tetap) atau T = tY (pajak proporsional.5. X = X0, yaitu ekspor nilainya tetap.6. M = mY, atau M = M0 + mY.Secara grafik, dalam pendekatan pengeluaran agregat-penawaran agregat, keseimbangan pendapatan ansional dalam perekonomian terbuka dicapai apabila fungsi pengeluaran agregat AE = C + I + G + (X M) memotong garis 45 derajat. Funsi AE ini tidak sejajar dengan fungis C oleh karena impor adalah proporsional dengan pendapatan nasional (yaitu M = mY). Dalam pendekatan suntikan-bocoran keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila funsi suntikan I + G + X berpotongan dengan fungsi bocoran S + T + M.Dalam perekonomian terbuka multipliernya akan selalu lebih kecil daripada multiplier dalam ekonomi tiga sektor. Perbedaan itu disebabkan karena dalam analisis mengenai keseimbangan dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah proporsional dengan pendapatan nasional, dan berarti dengan adanya impor tingkat bocoran menjadi semakin besar dan mengurangi tingkat pertambahan pengeluaran agregat. Oleh sebab itu, multiplier menjadi semakin kecil apabila dibandingkan dengan multiplier dalam perekonomian tertutup.D. Keseimbangan AD-ASAnalisis AD-AS merupakan analisis keseimbangan pendapatan nasional yang melengkapi analisis keseimbangan pengeluaran agregat-penawaran agregat (Y = AE). Dalam analisis AD-AS diperhatikan bagaimana keseimbangan pendapatan nasional dicapai dalam keadaan harga-harga mengalami perubahan. Dalam analisis keseimbangan Y = AE efek perubahan harga tidak diperhatikan. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit (dengan jelas), akan tetapi dapat disimpulkan bahwa analisis Y = AE memisalkan bahwa tingkat harga tidak berubah.Analisis AD-AS memperbaiki kelemahan yang didapati dalam teori Klasik dan teori Keynes. Teori klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan permintaan agregat. Efek dari keyakinan ini selanjutnya mereka berpendapat i) perekonomian selalu mencapai kesempatan kerja penuh, ii) kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dan tingkat teknologi yang digunakan, dan iii) pertambahan uang dalam perekonomian akan menimbulkan inflasi.Pandangan Klasik dikritik oleh Keynes dalam bukunya: The General Theory of Employment, Interest and Money (diterbitkan tahun 1936). Pandangan Keynes yang utama adalah: i) dalam perekonomian pengeluaran agregat dan permintaan agregat (atau kedua-duanya dikenal sebagai permintaan efektif) adalah faktor utama yang menentukan kegiatan ekonomi; dan permintaan/pengeluaran agregat ini tidak dapat mencapai tingkat output pada kesempatan kerja penuh, dan sebagai akibatnya pengangguran selalu berlaku, ii) pertambahan uang akan mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja, tetapi tidak mempengaruhi harga, dan iii) pemerintah penting peranannya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi-yaitu dengan ,menjalankan kebijakan fiskal dan moneter.Dalam analisis AD-AS kelemahan teori Klasik dan Keynes diperbaiki. Teori Klasik pada dasarnya sangat menumpukan perhatian ke atas segi penawaran, manakala analisis Keynesian sangat menekankan kepada segi permintaan. Dalam analisis AD-AS kedua aspek ini-yaitu segi permintaan dan penawaran diperhatikan dalam menentukan keseimbangan pendapatan nasional (atau dalam penentuan kegiatan ekonomi negara). Permintaan agregat AD menunjukkan keseluruhan pengeluaran yang dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Manakala penawaran agregat AS menunjukkan pengeluaran barang dan jasa yang akan dilakukan perusahaan-perusahaan dalam suatu negara pada berbagai tingkat harga. Tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional dan kesempatan kerja ditentukan pada tingkat harga di mana permintaan agregat (AD) sama dengan penawaran (AS).Kurva permintaan agregat AD dibentuk oleh kesimbangan Y = AE yang berlaku pada tingkat harga yang berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran agregat meliputi AE = C + I + G (X M). Dengan demikian kurva AD dibentuk oleh nilai AE pada berbagai tingkat harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi kiri ke arah kanan dan berarti semakin rendah harga semakin besar permintaan agregat. Sifat yang demikian disebabkan oleh faktor-faktor berikut i) pendapatan riil dan konsumsi rumah tangga meningkat apabila harga turun, ii) semakin stabil harga-harga, semakin rendah suku bunga dan menyebabkan invesatsi meningkat, dan iii) harga yang semakin rendah akan menambah ekspor dan mengurangi impor.Perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat-yaitu C, I, G, X dan M akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan bergeser ke kanan apabila C, I,G, dan X (masing-masing atau gabungannya) bertambah, dan akan bergeser ke kiri apabila M bertambah. Kenaikan S dan T juga akan menggeser AD ke kiri.Dalam analisis AD-AS, kurva penawaran agregat AS berbentuk melengkung ke atas dari kiri ke kanan. Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang selalu digambarkan berdasarkan teori Klasik (yaitu tegak lurus pada pendapatan nasional yang dicapai pada kesempatan kerja penuh) dan yang digambarkan berdasarkan teori teori Keynes (yaitu berbentuk huruf L yang dibalikkan arahnya). Bentuk kurva AS yang melengkung ke atas tersebut didasarkan pada dua teori dalam analisis teori mikroekonomi (yaitu biaya produksi dan teori pasar tenaga kerja) dan hasil dari studi empirikal (yang diterangkan dengan menggunakan kurva Philips).Seperti kurva AD, kurva penawaran agregat AS dapat mengalami perubahan. Kurva AS akan bergeser ke kiri (atau ke atas) apabila: i) harga bahan mentah yang diimpor meningkat, ii) nilai mata uang domestik merosot, iii) pajak impor dan pajak lain bertambah, iv) upah kerja meningkat, dan v) biaya lain seperti tarif listrik dan air meningkat. Sebaliknya kurva AS dapat pula bergeser ke kanan (ke bawah) apabila: i) kemajuan teknologi berlaku, ii) pajak pemerintah diturunkan, iii) infrastruktur bertambah baik, dan iv) administrasi pemerintah lebih efisien dan sangat membantu dan menggalakkan kegiatan swatsa.Keseimbangan pendapatan nasional-yang dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan makro ekonomi, dapat dicapai apabila kurva AD berpotongan dengan kurva AS. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomia dan pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan. Keseimbangan ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu