KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THT final Tayang.pptx
-
Upload
riyan-saputra -
Category
Documents
-
view
356 -
download
81
description
Transcript of KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THT final Tayang.pptx
KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THT
KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THTEpistaksisAbses leher DalamObstruksi Saluran NapasAtasBenda Asing Saluran NapasTrauma LaringEpistaksisEpistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atausebabkelainan sistemik
EtiologiInfeksi Rhinitis, SinusitisTraumaTumorPengaruh lingkunganBenda asing
Penyakit kardiovaskular Hipertensi hipertensi seringkali hebat dan dapat berakibat fatal.Kelainan darahInfeksi sistemik demam berdarah, demam tifoid,influenza dan morbili
Sumber Perdarahan Epistaksis anterior dan epistaksis posterior.
Epistaksis anterior dari pleksus kiesselbach(yang paling banyak terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak
Epistaksis posterior arterisfenopalatina dan arterietmoidalis posterior hipertensi
Penatalaksanaan
Keadaan umumMencari sumber perdarahan membersihkan hidung dari darah dan bekuan darah dengan bantuan alat pengisapMenghentikan perdarahan memasang tampon sementara yaitu kapasyang sudah dibasahi adrenalin 1/5000-1/10.000 dan pantocain atau lidocain 2% dimasukkan kedalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri panda saat dilakukan tindakan selanjutnya selama10-15 menit, setelahterjadi vasokontriksi dapat dilihat apakah perdarahan berasal dari bagian anterior atau posterior hidung
Epistaksis Anterior Perdarahan anterior pleksus kisselbach di septumAnak-anak tampon kapas menekan hidung dari luar 10-15 menit Bila sumber perdarahan dapat terlihat,tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30 %. Kemudian area tersebut diberi krim antibiotik. Bila dengan cara ini perdarahan masih terus berlangsung, tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi pelumas vaselin atau salep antibiotik pemberian pelumas agar tampon mudah dimasukkan dan tidak menimbulkan perdarahan baru saat dimasukkan atau dicabut. Tampon dipertahankan selama 2 x 24 jam, harus dikeluarkan untuk mencegah infeksi hidung.
Epistaksis Posterior
Komplikasi dan Pencegahanaspirasi darah kedalam saluran napas bawah, syok, anemia dan gagal ginjal infus atau transfusi darah harus dilakukan secepatnya.Akibat pembuluh darah yang terbuka infeksi antibiotik.Pemasangan tampon dapat menyebabkan rinosinusitis, otitismedia, septikemia,atau toxic shock syndrome harus selalu diberikan antibiotik pada setiap pemasangan tampon hidung,dan setelah 2-3 hari tampon harus dicabut.
Abses Leher DalamNyeri tenggorok Demam Trismus Leher Kaku
EtiologiAbses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher
Abses PeritonsilarAbses Peritonsilar komplikasi tonsilis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil.
Gejala Odinofagia hebatOtalgiaMuntah (regurgitasi)Mulut berbau (foeter ex ore)HipersalivasiSuara sengau (rinolalia)Sukar membuka mulut (trismus)Pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan
Pemeriksaan Palatum mole membengkak dan menonjol ke depanUvula membengkak dan terdorong ke kontra lateralTonsil bengkak dan hiperemis
TerapiStadium infiltrasi dapat diberikan antibiotika dosis tinggi, obat simtomatik,kumur2 dengan cairan hangat, & kompres dingin pada leher.Bila telah terbentuk abses pungsi di daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan pusTonsilektomi, pada umumnya dilakukan sesudah infeksi tenang, 3-4 minggu setelah drainase abses
Abses RetrofaringealSecara umum abses retrofaring terbagi 2 jenis yaitu :AkutSering terjadi pada anak-anak berumur dibawah 45 tahun. Keadaan ini terjadi akibat infeksi pada saluran nafas atas seperti pada adenoid, nasofaring, rongga hidung,sinus paranasal dan tonsil yang meluas ke kelenjar limfe retrofaring ( limfadenitis )sehingga menyebabkan supurasi pada daerah tersebut. Sedangkan pada orang dewasa terjadi akibat infeksi langsung oleh karena traumaa kibat penggunaan instrumen ( intubasi endotrakea, endoskopi,sewaktu adenoidektomi )atau benda asing.
Kronis.Biasanya terjadi pada orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. tuberkulosis ( TBC ) pada vertebra.Selain itu abses dapat terjadi akibat infeksi TBC pada kelenjar limfe retrofaring yang menyebar dari kelenjar limfeservikal.
Gejala dan Tanda KlinisAnamnesis infeksi saluran nafas atas. Gejala dantanda klinisyang sering dijumpai pada anak :demamsukar dan nyeri menelansuara sengaudinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis pada satu sisi.pada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri tekanpembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ).Pada keadaan lanjut keadaan umum anak menjadi lebih burukkekakuan otot leher (neck stiffness) disertai nyeri pada pergerakanair liur menetes (drooling)
DewasaAnamnesis biasanya didahului riwayat tertusuk benda asing pada dinding posterior faringPasca tindakan endoskopi atau adanya riwayat batuk kronis. Gejala yang dapat dijumpai adalah :DemamSukar dan nyeri menelanRasa sakit di leher (neck pain)Keterbatasan gerak leherDispneaPada bentuk kronis, perjalanan penyakit lambat dan tidak begitu khas sampai terjadi pembengkakan yang besar dan menyumbat hidung serta saluran nafas.
DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau trauma,Gejala dan tanda klinik serta pemeriksaan penunjang foto rontgen jaringan lunak leher lateral. Pada foto rontgen Ruang retrofaring >7 mm pada anak dan dewasa Ruang retrotrakeal >14 mm pada anak dan >22mm pada dewasa. Selain itu juga dapat terlihat berkurangnyal ordosis vertebral servikal.
Penatalaksanaan
Mempertahankan jalan nafas yang adekuat :Posisi pasien supinedengan leher ekstensipemberian O2intubasi endotrakea dengan visualisasi langsung /intubasi fiber optiktrakeostomi / krikotirotomiI. MedikamentosaAntibiotik broad spektrum luasBilaterdapat dehidrasi, diberikan cairan untuk memperbaiki keseimbangancairan elektrolit.Pada infeksi Tuberkulosis diberikan obat tuberkulostatika
Komplikasi
Penjalaran ke ruang parafaring, Ruang vaskular viseraPenjalaran ke madiastinum mediastinitisObstruksi jalan napas asfiksiaAbses pecah spontan pneumonia aspirasi dan abses paru
Ludwig Angina (Submandibula,Submental,Sublingual Abses)
Submandibula Abses
Epiglotitis
Obstruksi Saluran Napas AtasObstruksi sebagian atau total.Obstruksi ringan sesak Obtruksi yang lebih berat namun masih ada sedikit celah menyebabkan sianosis (berwarna biru pada kulit dan mukosa membran yang disebabkan kekurangan oksigen dalam darah), gelisah bahkan penurunan kesadaran.Obstruksi total bila tidak ditolong dengan segera kematian .
Obstruksi saluran napas atas yang akan dibahas kali ini adalah obstruksi pada laring. Prinsip penaggulangan obstruksi laring ialah menghilangkan penyebab sumbatan dengan cepat atau membuat jalan napas baru yang dapat menjamin ventilasi.Sumbatan pada laring atau saluran napas atas dapat disebabkan oleh :Radang akut dan kronisBenda asingTrauma akibat kecelakaanTrauma akibat tindakan medisTumor saluran napas atas (tumor jinak maupun ganas)Kelumpuhan nervus rekuren bilateral
Gejala dan tanda
Serak (disfoni) sampai afoniSesak napas (dispnea)Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi.Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal, epigastrium,supraklavikuladan interkostal.Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksi
Derajat OSNA (Kriteria Jackson)Stadium I:Cekungan sedikit pada inspirasi didaerah suprasternal, kadang-kadang belum ada stridor.Stadium II:Cekungan di suprasternal dan epigastrium dan stridor mulai terdengar.Stadium III:Cekungan terdapat di suprasternal, epigastrium, intercostals, dan suprakalvikula.Stridor jelas terdengar dan pasien tampak gelisah.Stadium IV:Cekungan bertambah dalam,sianosis,pasien yang mula-mula gelisah mulai tampak lemah dan akhirnya diam dan kesadaran menurun
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan foto leher dengan posisi tegak untuk menilai jaringan lunak leher serta thorak postero-anterior dan lateral
Endoskopi dilakukan atas indikasi diagnostic dan terapi.Pemeriksaan laboratorium darah berguna untuk mengetahui gangguan keseimbangan asam basa dan tanda infeksi traktus trakeobronkial
Penatalaksanaan
Stadium I: Tindakan konservatif dengan pemberian antiinflamasi, anti alergi, anti biotikserta pemberian oksigen intermiten jika disebabkanoleh peradangan.Stadium II: Intubasi endotrakea dan trakeostomiStadium III: Intubasi endotrakea dan trakeostomiStadium IV: Krikotiroidektomi
Benda Asing Saluran Napas
Benda asing adalah benda yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang pada keadaan normal tidak ada. Eksogen organik (kacang- kacangan, tulang),anorganik (paku, jarum,peniti, batu baterai dll), zat kimia cair, makanan diesophagus)Endogen (sekret kental, bekuan darah, membran difteri, mekonium dlm saluran nafas)
Gejala dan TandaTergantung lokasi : Batuk hebat, rasa tercekik, tersumbat tenggorok,bicara gagapobstruksi jalan nafas yang terjadi segera.Nyeri daerah leher, rasa tidak enak di substernal, nyeri punggung, disfagia, nyeri menelan perforasi esofagusEtiologi dan Faktor Predisposisi
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas antara lainfaktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal)kegagalan mekanisme proteksi yang normal (antara lain keadaan tidur,kesadarn menurun, alkoholisme, dan epilepsi)faktor fisik (yaitu kelainan dan penyakit neurologik)proses menelan yang belum sempurna pada anak,faktor dental, medikal dan surgical(antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur < 4 tahun)faktor kejiwaan (antara lain emosi, gangguan psikis),ukuran dan bentukserta sifat benda asing, faktor kecerobohan (antara lain meletakkan benda asing di mulut,persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum lengkap
Gejala awal aspirasi akut dapat ditandai dengan episode yang khas yaitu
choking (rasatercekik), gagging (tersumbat), sputtering (gagap), wheezing (napas berbunyi),paroxysmal coughingserak, disfonia sampai afonia sesak napas tergantung dari derajat sumbatan.
Benda asing yang tersangkut di trakea akan menyebabkan stridor, dapat ditemukan dengan auskultasi (audible stridor) danpalpasi di daerah leher (palpatory thud). Jika benda asing menyumbat total trakea akan timbul sumbatan jalan napas akut yang memerlukan tindakan segera untuk membebaskan jalan napas.
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan radiologik leher dalam posisi tegak untuk menilai jaringan lunak leherdan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral
PenatalaksaanBronkoskop kaku back blows abdominal thrustsHeimlich
Back blows
Heimlich
Abdominal thrusts
Trauma LaringBallanger membagi penyebab trauma laring atas:1.Trauma mekanik eksternal (traumatumpul, trauma tajam, komplikasi trakeostomi atau krikotirotomi) dan mekanik internal (akibat tindakan endoskopi, intubasi endotrakea atau pemasangan pipa nasogaster).2.Trauma akibat luka bakar oleh panas (gas atau cairan yang panas) dan kimia(cairan alcohol, amoniak, natrium hipoklorit dan lisol) yang terhirup.3.Trauma akibat radiasi pada pemberian radioterapi tumor ganas leher.4.Traumaotogen akibat penggunaan suara yang berlebihan (vocal abuse) misalnya akibat berteriak,menjerit keras, atau bernyanyi dengan suara keras
Patofisiologi
Trauma dapat menyebabkan edem dan hematoma plika ariepiglotika dan ventrikularis oleh karena jaringan submukosa di daerah ini mudah membengkak. Selain itu Mukosa faring dan laring mudah robek kemudian diikuti terbentuknya emfisema subkutis di daerah leher yang akan menyebabkan infeksi sekunder .Tulang rawan laring dan persendiannya dapat mengalami fraktur dandislokasi.
Gejala klinik
Stridor, suara serak, emfisema subkutis, krepitasi kulit, hemoptisis,disafgia.
PenatalaksanaanLuka terbuka : asfiksia penanganan segera Adanya gelembung udara pada daerah luka Tujuan : perbaiki saluran nafas dan mencegah aspirasi darah ke paruTrakeostomi dengan kanul trakeaeksplorasi : jahit mukosa dan tulangrawan yang robekAntibiotik Luka tertutup : fraktur & dislokasi tulang rawan, laserasi mukosa laringKonservatif : istirahat suara, humidifikasi, kortikosteroid
Indikasi untuk melakukan eksplorasi ialah: sumbatan jalan napas yang memerlukan trakesotomi, emfisema subkutis progresif, laserasi mukosa luas, tulang krikoid terbuka,paralisis bilateral terbukaEksplorasi dengan insisi kulit horisontal , untuk mereposisi tulang rawan atau sendi yangmengalami fraktur atau dislokasi, menjahit mukosa yang robek dan menutup tulang rawanyang terbukaKomplikasi
Dapat terjadi apabila penatalaksanaannya kurang tepat dan cepat. Komplikasi :Terbentuknya jaringan parut disekitar luka dan terjadinya stenosis laring Paralisis nervus rekurenInfeksi luka dengan akibat terjadinya perikondritis, jaringan parut, dan stenosislaring dan trakea.
TERIMA KASIH