kegawatdaruratan anak

49
Ns. Kustati Budi L Tim Keperawatan Anak

Transcript of kegawatdaruratan anak

Page 1: kegawatdaruratan anak

Ns. Kustati Budi LTim Keperawatan Anak

Page 2: kegawatdaruratan anak

Mengenali kegawat daruratan neonatus Bayi tersedak Anak tersedak Keracunan pada anak

Page 3: kegawatdaruratan anak

Mengenali Kegawatan Pada Neonatus

Page 4: kegawatdaruratan anak

Mengenali neonatus yang berisiko

Deteksi dini kegawatan

Pertolongan cepat Menghindari kerusakan lebih lanjutTumbuh kembang

tidak terganggu

Page 5: kegawatdaruratan anak

Saat kehamilan Hipertensi  Isoimunisasi  Perdarahantrimester II/III  Infeksi maternal  Polihidramnion  Oligohidramnion  Ketuban pecah dini 

Post-term  Kehamilan ganda  Obat-obatan pada ibu  Berkurangnya

gerakan janin  Tanpa antenatal care

Page 6: kegawatdaruratan anak

Saat persalinan

Kelahiran dengan ekstraksi vakum/forsep  Letak sungsang / presentasi abnormal Persalinan presipitatus  Korioamnionitis  Ketuban pecah lama (>18 jam)  Partus lama (> 24 jam)  Kala 2 lama (> 2 jam)  Bradikardi janin

Page 7: kegawatdaruratan anak

Saat persalinan

  Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan Penggunaan anestesi umum  Tetani uterus  Penggunaan obat narkotik < 4 jam Air ketuban hijau kental + mekonium  Prolaps tali pusat  Solusio plasenta Plasenta previa

Page 8: kegawatdaruratan anak

Faktor bayi 

Berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan(KMK atau BMK) 

Prematuritas  Kelainan kongenital

Page 9: kegawatdaruratan anak
Page 10: kegawatdaruratan anak
Page 11: kegawatdaruratan anak
Page 12: kegawatdaruratan anak

Kejang Ensefalopati, perdarahan intrakranial

Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemiaGangguan elektrolit : hipo/hipernatremiaKern ikterikInfeksi : meningitis•Obat-obatan/toksin

Tidak diketahui–Tindakan : •Segera rujuk ke rumah sakit•Pertahankan ventilasi

dan oksigenasi •Atasi kejang--diazepam rektal

Page 13: kegawatdaruratan anak

Sindrom gawat napas (SGN)–Tanda : •Dispne•Merintih (grunting) •Takipne (frekuensi nafas > 60 x/menit) •Retraksi dinding dada •Sianosis –Penyebab : •Pulmoner  •Non pulmoner  –Tindakan : •Pembersihan jalan nafas, posisikan •Pemberian oksigen, puasakan (NPO)

Page 14: kegawatdaruratan anak

Berikan O2 seoptimal mungkinO2nasal 0,5 – 2 L/menitO2head box 3 – 5 L/menitKadang-kadang boleh mix antara O2head box5 L/menit + O2nasal s/d 2 L/menit sambil dipersiapkan CPAP

atau ventilator 

Page 15: kegawatdaruratan anak
Page 16: kegawatdaruratan anak

Pencegahan –Ketahui faktor risiko –Cegah kelahiranprematur  –

Antenatal care  –Kortikosteroid padakelahiran prematur 

Page 17: kegawatdaruratan anak

Pneumotoraks –!! Pneumotoraks tension Sianosis, hipoksia, takipne Perburukan cepatTindakan segera RIC II atau III 

Berikan oksigen, puasakan

Page 18: kegawatdaruratan anak

Tidak BAB selama 48 jam (dari lahir)–99 % bayi matur & 76% prematur , BAB 24 jam pertama–Penyebab :

•Konstipasi•Anus imperforata•Obstruksi usus : meconium plug, hirschprung’s,

atresia ileus,malrotasi –Konstipasi stimulasi rektal–Puasakan, pasang O/NGT, rujuk

Page 19: kegawatdaruratan anak

HDN (hemorrhagic disease of the newborn) –Defisiensi vit K

•Rekomendasi IDAI Inj. Vit. K1 pada semua BBL –Perdarahan pada :

•Tali pusat, saluran cerna –Tindakan :•Atasi perdarahan FFP, Vit. K

•Atasi anemia Transfusi darah segar 

Polisitemia –Hematokrit darah vena > 65%, Hb > 20 g% –Persalinan “brojol” atau terlambat memotong tali pusat –Bisa SGN

Page 20: kegawatdaruratan anak

Diskolorasi kulit bilirubin serumFisiologis –Setelah 24 jam pertama, gr II (Kramer) –Puncaknya hari 3 – 5, hilang pada minggu pertama

Patologis –Dalam 24 jam pertama -Peningkatan cepat ( > 5 mg/dl/hari) –Menetap > 2 minggu –Bayi sakit –Kecurigaan terhadap anemia hemolitik(ABO

inkompatibilitas, def. G6PD, rhesus inkompatibilitas)

Page 21: kegawatdaruratan anak

Kadar terlalu tinggi kejang –Kern Ikterik Cerebral Palsy 

Kolestasis –kuning menetap > 2 mgg dgn kadar bil. direk > 2

mg/dlatau ≥ 15 % dari TSB –Dapat berlanjut menjadi sirosis hepatis –Atresia bilier :bilirubin urin (++), feses dempul –Operasi sebelum 8 minggu

Page 22: kegawatdaruratan anak

Prinsipdijaga pada suhu netral

Akibat : –Konsumsi oksigen hipoksia, SGN –Hipoglikemia –Asidosis metabolik: hipoksia, vasokonstriksiperifer  –Apnea

Tindakan : hangatkan perlahan-lahan –0,6 – 1derajad celsius/jam, semakin kecil, semakin lambat –Kalau perlu oksigen

Page 23: kegawatdaruratan anak

Suhu optimal untuk ruangan bersalin/OK danruang perawatan

Suhu ruangan bayi ideal 24 – 26 derajad Alas tidur dan handuk pembungkus hangat Inkubator transpor hangat Saat melakukan tindakan, pastikan bayi hangat Pintu inkubator jangan sering dibuka Bila sudah stabil metode kanguru

Page 24: kegawatdaruratan anak
Page 25: kegawatdaruratan anak

Penyakit sistemik + bakteremiaFaktor risiko : –Prematuritas dan BBLR –Ketuban pecah dini / lama ( > 18 jam) –Ketuban : hijau, keruh atau berbau –Resusitasi pada saat kelahiran –Kehamilan ganda –Prosedur invasif  –Infeksi pada ibu atau bayi

Page 26: kegawatdaruratan anak

Manifestasi klinis : – Temperatur tidak stabil __hipo / hipertermia – Letargi, iritabel, lemas (hipotonia) – Kulit : dingin, sianosis, kutis mamorata, pucat,petekie,

ikterik – Tidak mau menyusu, muntah, kembung, diare – Sesak nafas, merintih, takikardia, hipotensi

◦  keadaan lanjut

Tindakan pencegahan infeksi !!

Page 27: kegawatdaruratan anak

Merujuk bukan memindahkan K E M A T I AN ke tempat lain

Deteksi dini kegawatdaruratan neonatusyang baik sertaupaya merujuk yang baikdiharapkan dpt me

↓ morbiditas & mortalitas neonatus

Page 28: kegawatdaruratan anak
Page 29: kegawatdaruratan anak

Kesalahan posisi anak saat disuapi makanan

Kesalahan dalam pemilihan tekstur makanan

Kesalahan dalam pemberian makanan

Page 30: kegawatdaruratan anak

meletakkan tangan di leher Anak kesulitan bicara Sulit bernafas / nafasnya bersuara Bibir & kulit menghitam Kehilangan kesadaran Pingsan

Page 31: kegawatdaruratan anak

Jika bayi ada riwayat tersedak dan ASI berlimpah maka keluarkan ASI dulu baru di susukan ke bayi

Beri ASI pada bayi dengan cara yang benar Jika memberikan ASI lewat botol / sendok /

gelas, hindari posisi tidur Berikan dengan posisi 45derajat/ posisi

setengah duduk

Page 32: kegawatdaruratan anak

Keluarkan cairan tersebut dengan cara :Baringkan bayi miring atau tengkurap

Ingat jangan sekali kali diangkat atau di gendong membuka peluang cairan masuk ke paru paru

Page 33: kegawatdaruratan anak

Kiat menghindari: Gunakan perangkat yang didesain khusus

untuk bayi Berikan secara pelan Air putih diberikan pada posisi setengan

duduk Atur volume yang masuk sesuai

kemampuan anak untuk menelan

Page 34: kegawatdaruratan anak

Perhatikan konsentrasi pemberian makanan secara bertahap pada anak sejak usia 6 bulan

Mp ASI menyesuaikan kemampuan menelan anak

Perhatikan cra pemberian makanan Volume makanan yang dimasukkan mulut

disesuaikan dengan kemampuan bayi mengunyah dan menelan

Orang tua sabar

Page 35: kegawatdaruratan anak

Beri minum jika anak tersedak ringan ( ciri: batuk batuk dan tapi masih bernafas)

Bila bayi sudah susah bernafas, posisikan bayi tengkurap

Page 36: kegawatdaruratan anak

Letakkan bayi dalam posisi telungkup di lengan dengan kepala bayi lebih rendah dari/ dadanya

Sangga kepala bayi dengan telapak tangan. Jangan menutup mulut bayi / menekan leher

Gunakan tumit dari telapak tangan untuk menepuk punggung bayi sebanyak 5 kali, tepat diantara tulang belikat bayi

Page 37: kegawatdaruratan anak
Page 38: kegawatdaruratan anak

jIka ada benda yang membuat tersedak tidak juga keluar, sangga kepala bayi dan ubah posisinya menjadi terlentang di atas paha. Jaga kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya.

Berikan 5x tekanan dengan cepat pada tulang dada dibawah puting bayi menggunakan 2 – 3 jari

Page 39: kegawatdaruratan anak
Page 40: kegawatdaruratan anak

Teruskan berikan 5 tepukan punggung dan 5 tekanan pada daa sampai objek keluar

Observasi keadaan bayi/ anak selama tindakan yang dilakukan

Jika bayi pinsan segera hubungi ambulan/ rs terdekat/ yankes terdekat.

Page 41: kegawatdaruratan anak

Poison prevention packaging act tahun 1970 mengatur produk rumah tangga dan obat berbahaya

Meliputi : Kosmetik, pembersih/ hidroklorit, benda

asing, mainan, hidrokarbon

Page 42: kegawatdaruratan anak

Karakteristik perkembangan anak bayi – todler :

eksploitasi lingkungan lewat oral Indera pengecap belum sempurna Autonomi, inisiatif, meningkat sara ingin

tahu, tingkah laku yang tidak patuh. Imitasi merupakan motivator yang kuat

dikombinasi dengan kurangnya kewaspadaan terhadap bahaya.

Page 43: kegawatdaruratan anak

Pembersih selokan, toilet, oven. Detergen pencuci piring Pembasmi jamur, baterai, tablet klinitest

Manifestasi klinis: Nyeri terbakar berat dimulut, tenggorokan

dan lambung Muntah berat, tanda tanda syok, anseitas

Page 44: kegawatdaruratan anak

Penanganan: Merangsang muntah dikontraindikasikan

( merusak mukosa) Beri susu Jangan menetralkan dengan asam atau

alkali lemah Berikan jalan nafas yang paten sesuai

kebutuhan Berikan analgesik Jangan berikan asupan oral

Page 45: kegawatdaruratan anak

Bensin, minyak tanah, cairan korek api, pengencer dan pengangkat cat

Manifestasi klinis: Terceki, tersedak, mual, muntah,

perubahan sensorium: letargi. Kelemahan, gejala nafas: takhipnea, sioanosis

Bisa menyebabkan pneumonia dan bronkhitis

Page 46: kegawatdaruratan anak

Penanganan: Merangsang muntah kontra indikasi Dekontaminasi dan pengosongan lambung

Kontra indikasiPenanganan simtomatik pada pneumonia

kimia: pemberian kelembabab yang tinggi, pemberia oksigen, hidrasi dan antibiotik untuk infeksi sekunder

Page 47: kegawatdaruratan anak

Penanganan Beri karbon aktif Antidotum biasanya diberikan dengan NGT Bawa ke pelayanan kesehatan

Page 48: kegawatdaruratan anak

Keracunan perlu evaluasi medis Pengkajian: Tangani anak kemudian agen penyebab Penanganan cepat: TTV, respirasi, sirkulasi Awasi komplikasi syock

Page 49: kegawatdaruratan anak

Penanganan segera pengeluaran racun yang tertelan : merangsang muntah dg karbon aktif, melakukan lavase lambung meningkatkan motalitas usus

Kontra indikasi Sirup ipekak : suatu emetik yang bekerja

merangsang pusat muntah secara langsung dan mealui efek iritan pada mukosa lambungmn