kegawatan THT

72
KEGAWAT KEGAWAT DARURATAN DARURATAN DI DI BIDANG THT BIDANG THT

description

kedokteran

Transcript of kegawatan THT

  • KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THT

  • KEGAWATDARURATAN DI BIDANG THT life savingObstruksi saluran napas atasEpistaksisAbses ruang leher dalamBenda asing saluran napas Trauma hidung dan wajahTrauma laring

  • OBSTRUKSI SALURAN NAPAS ATAS

  • *

  • Definisi sum batanObstruksi dapat bersifat sebagian, dapat juga sumbatan total. Obstruksi ringan sesak Obstruksi yang lebih berat sianosis , gelisah bahkan penurunan kesadaran.Obstruksi total kematian

    *

  • Etiologi :infeksi : epiglotitis akut, abses lehertumor : tumor laring, tumor tonsiltrauma : trauma wajah dan leher

  • Etiologi edema jalan napas (edema laring)

  • Tonsil hipertrofi

  • Tumor laring

  • Patofisiologi *obstruksi SaL.Nafas Atas menyebabkan terjadinya Alveolar Hypoventilation & perubahan Biokoimia:(1)Arterial Hypoxemia (hypoxemia)(2)Retensi CO2 (hypercapnea)(3)Respiratory & Metabolic Acidosis(karena PH yg Rendah)Asphyxia

  • Keadaan Asphyxia menstimuli Chemoreceptors pada Carotid & Aortic BodiesPerangsangan Chemoreceptor terjadi ketika:pO2 alveolar < 50 mmHg. Atau,pO2 arterial < 70 %Penurunan pO2 40 mmHg akan menyebabkan penurunan saturasi O2 pd Hemoglobin sampai 70%

    saturasi hb menurun pengangkutan O2 ke Jaringan juga akan menurun

    *

  • Keadaan Hypoxemia menstimuli: Chemoreceptor & Symphatetic nervous system, menyebakan: (1)Peningkatan Usaha Respirasi (2)Tachycardia (3)Vasokontriksi peripheral (4)Hypertensi (5)Peningkatan Resistensi Vascular Pulmonary (6)Peningkatan Aktivitas Adrenal (7)Peningkatan aktivitas Cerebral Cortical

    *

  • Gejala dan TandaSerak (disfoni) sampai afoniSesak napas (dispnea)Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi.Retraksi di suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan interkostal. Gelisah muka pucat dan sianosis karena hipoksia.

    *

  • Derajat (Kriteria Jackson)Jackson I sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal, tanpa sianosis. Jackson II gejala Jackson I tetapi disertai retraksi supra dan infraklavikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah. Jackson III gejala Jackson II yang bertambah berat disertai retraksi interkostal, epigastrium, pasien sangat gelisah dan sianosis lebih jelas.Jackson IV gejala Jackson III disertai sianosis dan terkadang gagal napas.*

  • Penatalaksanaan Konservatif stadium 1Tindakan operatif atau resusitasi Intubasi endotrakea & Trakeostomi obstruksi stadium 2 dan 3.Krikotirotomi obstruksi stadium 4.*

  • Intubasi EndotrakeaIndikasi :Mengatasi sumbatan saluran napas bagian atasMembantu ventilasiMemudahkan menghisap secret dari traktus trakeobronkial Mencegah aspirasi secret yang ada di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

    *

  • *

  • Trakeostomi Tindakan membuat lubang pada dinding depan/anterior trakea untuk bernapas.Menurut letak trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. Menurut waktu dilakukan tindakan dibagi dalam :Trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurangTrakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik (legal artis)

    *

  • TrakeostomiIndikasi :Mengatasi obstruksi laringMempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik, misalnya pada pasien dalam keadaan komaUntuk memasang respirator atau alat bantu pernapasan Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi.

    *

  • Trakeostomi*

  • Krikotirotomi Dilakukan dengan cara membelah membran krikotiroid.Kontraindikasi :Anak < 12 tahun.Tumor laring yang sudah meluas ke subglotis dan terdapat laringitis.Keadaan emergensi*

  • Epistaksis Perdarahan dari hidungEpistaksis gejala dari suatu kelainan.

    Epistaksis anterior Pleksus Kisselbacha. EtmoidalisPerdarahan biasanya ringan, seringkali berulang, dan dapat berhenti sendiri

    Epistaksis posteriora. etmoidalis posteriora. SfenopalatinaPerdarahan >> hebat, jarang dapat berhenti sendiri

  • Vaskularisasi Hidung

  • PenatalaksanaanPerbaiki keadaan umum Mengatasi keadaan HipovolemiaIVFD: RL, NaCl fisTransfusi: Jika kehilangan darah lebih dari 30% (1500 cc pada orang dewasa) atau jika darah terus keluar kurang lebih 100 cc/menitMengendalikan Perdarahan, cari sumber perdarahan (anterior / posterior) dan hentikan perdarahanMencegah berulangnya perdarahan*

  • PENATALAKSANAAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN :

    METODE TROTTERKAUSTIK (AgNO3 ATAU TRICHLOR ACETIC ACID)TAMPON ANTERIORTAMPON BELLOQ (posterior)USAHA PALING AKHIR : LIGASI ARTERI.

  • METODE TROTTER

  • PENATALAKSANAANKauterisasiIdentifikasi sumber perdarahanLarutan Nitras Argenti AgNO3 25 - 30 detikHati2 Kedua sisi septum bs PerforasiOlesi dengan salep antibiotik sampai mukosa mengalami penyembuhan*Tampon Anterior Tindakan kauterisasi gagal Perdarahan tampak dari anterior Kapas atau kasa yang telah diolesi salep antibiotik atau vaselin

  • PENATALAKSANAAN(Tampon Posterior)Tampon BellocqGulungan kasa yang diikat bagian tengahnya dengan 2 buah benang yang panjang dan 1 buah benang pendekSebelum dilakukan pemasangan tampon bellocq sebaiknya pasien diberi sedasi dan anestesi lokal yang kuat. Tampon dapat dikeluarkan setelah 2-3 hari.

    Folley Kateter F12-16Digunakan sebagai tampon posterior yang dipasang didasar hidung sampai nasofaringBalon kemudian diisi dan kateter ditarik ke anterior sehingga balon menutupi koana Keuntungannya adalah mudah untuk dimasukkan, sedikit traumatik bagi pasien dan aliran udara hidung masih ada sebagian.

    *

  • Terapi (Ligasi Arteri)Dilakukan pada perdarahan yang berat, berulang dan tidak dapat diatasi dengan pemasangan tampon.Ligasi arteri maksilaris di fossa pterigomaksila melalui (Caldwell-Luc).Ligasi arteri etmoidalis, dilakukan jika ada perdarahan yang tidak dapat dikontrol dari bagian atas hidung (insisi kulit medial orbita).Ligasi arteri karotis eksterna di daerah leher dilakukan jika arteri maksilaris tidak berhasil.Embolisasi pembuluh darah dengan panduan radiografi dengan memasukkan gel sponge atau lainnya dengan resiko dapat terjadi emboli otak.

    *

  • Abses Ruang Leher DalamTerbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia ruang leher dalam.Akibat penjalaran infeksi dari gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah, dan leher.Gejala dan tanda klinik nyeri dan pembengkakan.Dapat berupa :Abses peritonsilAbses retrofaringAbses parafaringAbses submandibulaAngina ludovici*

  • Abses Peritonsil (Quinsy)Merupakan komplikasi tonsilitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil.Etiologi kuman penyebab tonsilitis (kuman aerob & anaerob).

    *

  • Peritonsillar Space Infection

    AnteriorPosterior Tonsillar Pillars

  • Abses Peritonsil (Quinsy)Gejala dan tanda :Gejala dan tanda tonsilitisOdinofagia hebatOtalgiaMuntah (regurgitasi)Mulut berbau (foeter ex ore)HipersalivasiSuara sengau (rinolalia)Sukar membuka mulut (trismus)Pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan*

  • Abses Peritonsil (Quinsy)Pemeriksaan :Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi.Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral.Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah, depan, & bawah

    *

  • Abses Peritonsil (Quinsy)Terapi :Stadium infiltrasi antibiotika dosis tinggi, obat simtomatik, kumur2 dengan cairan hangat, & kompres dingin pada leher.Terbentuk abses pungsi abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.Terdapat trismus injeksi xylocain atau novocain 1% di ganglion sfenopalatinum.Tonsilektomi *

  • Peritonsillar Space Infection

  • Abses Peritonsil (Quinsy)Komplikasi :Abses pecah spontan perdarahan, aspirasi paru, piemia.Penjalaran infeksi dan abses ke:Daerah parafaring abses parafaring.Mediastinum mediastinitis.Daerah intrakranial trombus sinus kavernosus, meningitis, & abses otak.*

  • Abses Retrofaringanak < 5 tahun ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfa dari hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba Eustachius, & telinga tengah.Etiologi :Infeksi saluran napas atas limfadenitis retrofaring.Trauma dinding belakang faring oleh benda asing (tulang ikan) atau tindakan medis (adenoidektomi, intubasi endotrakea, & endoskopi).Tuberkulosis vertebra servikalis bagian atas (abses dingin).*

  • Abses RetrofaringGejala :Rasa nyeri & sukar menelanAnak kecil menangis terus (rewel) , tidak mau makan atau minum, demam, leher kaku.Sumbatan jalan napas di hipofaring sesak napas.Inflamasi laring stridor.Gangguan resonansi suara perubahan suara.

    Tanda :Pada dinding belakang faring tampak benjolan yang teraba lunak, unilateral.*

  • Abses RetrofaringDiagnosis ditegakkan :Riwayat ISPA atau traumaGejala & tanda klinikFoto Rontgen jaringan lunak leher lateral (tampak pelebaran ruang retrofaring & berkurangnya lordosis kolumna vertebra servikalis).

    Diagnosis banding : adenoiditis, tumor, & aneurisma aorta.*

  • Retropharyngeal Space Infection

  • Abses RetrofaringTerapi :Medikamentosa antibiotika dosis tinggiBedah pungsi & insisi abses.

    Komplikasi :Penjalaran ke ruang parafaring, ruang vaskuler visera.MediastinitisObstruksi jalan napas asfiksiaPecah spontan pneumonia aspirasi & abses paru *

  • Abses ParafaringEtiologi :Langsung akibat tusukan jarum yang menembus m. konstriktor faring superior pada saat melakukan tonsilektomi dengan analgesia. Proses supurasi kelenjar limfa leher bagian dalam, gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid, & vertebra servikal.Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring, atau submandibula.*

  • Abses ParafaringGejala dan tanda :TrismusIndurasi atau pembengkakan di sekitar angulus mandibulaDemam tinggi dan pembengkakan dinding lateral faring menonjol ke arah medial

    Pemeriksaan penunjang : foto Rontgen soft tissue leher AP & lateral atau CT scan.*

  • Abses ParafaringTerapi :Antibiotika dosis tinggiEvakuasi abses melalui insisi dari luar dan intra oral.trakheostomi

    Komplikasi :Penjalaran ke atas peradangan intrakranial.Penjalaran ke bawah menyusuri selubung karotis mencapai mediastinum.Nekrosis pembuluh darah karotis ruptur perdarahan hebat.Periflebitis & endoflebitis dari V. jugularis interna tromboflebitis & septikemia.*

  • Abses SubmandibulaRuang submandibula terdiri dari : Ruang sublingual Ruang submaksila : ruang submental & submaksila (lateral)

    Etiologi :Infeksi dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur, kelenjar limfe submandibula.

    *

  • Abses SubmandibulaGejala dan tanda :Nyeri leher Pembengkakan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah

    Terapi :Antibiotika dosis tinggiAbses dangkal & terlokalisasi evakuasi abses Abses dalam & luas eksplorasi dalam narkosis *

  • Angina LudoviciInfeksi ruang submandibula berupa selulitis dengan pembengkakan seluruh ruang submandibula Etiologi : infeksi dari gigi atau dasar mulut.Gejala dan tanda :Nyeri tenggorok & leherPembengkakan di daerah submandibulaDasar mulut membengkak mendorong lidah ke atas belakang sumbatan jalan napas sesak napas*

  • Angina LudoviciTerapi :Antibiotika dosis tinggiDekompresi dan evakuasi pus / jaringan nekrosistrakheostomiPengobatan terhadap penyebab infeksi (gigi)Komplikasi : Sumbatan jalan napasPenjalaran abses ke ruang leher dalam lain & mediastinumSepsis *

  • BENDA ASING SALURAN NAPAS (TERSEDAK) *

  • Benda Asing Saluran Nafas

    Benda asing (corpus alienum) benda yang berasal dari luar atau dalam tubuh yang pada keadaan normal tidak ada.Eksogen organik (kacang-kacangan, tulang), anorganik (paku, jarum,peniti, batu baterai dll), zat kimia cair, makanan di esofagusEndogen sekret kental, bekuan darah, membran difteri, mekonium dlm saluran nafas.

  • Gejala & TandaTergantung lokasi : Batuk hebat, rasa tercekik, tersumbat di tenggorok, bicara gagap, obstruksi jalan nafas yang terjadi segera.Nyeri daerah leher, rasa tidak enak di substernal, nyeri punggungTERAPI: ekstraksi corpus alienum dg cara :Laringoskopi rigidBronkhoskopi rigid

  • TRAUMA HIDUNG DAN WAJAH*

  • *

  • Trauma WajahKerusakan jaringan lunakEkimosisEpistaksisDeformitasGangguan mataGangguan saraf sensorisGangguan saraf motoriktrismusmaloklusiEmfisema subkutisKrepitasi tulangKeluarnya cairan otakRasa sakitInfeksi jaringan lunak pada hematomaFraktur gigiObstruksi hidung

  • Trauma WajahFraktur hidungFraktur zigomaFraktur maksilaFraktur orbitaFraktur mandibula

  • Fraktur hidungDipastikan dgn foto Rontgen posisi Waters, foto os nasalReduksi dilakukan sesegera mungkin sebelum terjadi edemaFraktur nasoetmoid : komplikasi neurologik, komplikasi mata, komplikasi hidung.

  • Fraktur zigomaGejala klinik : pipi jadi datar, diplopia, edema periorbita, perdarahan subkonjunctiva, enophtalmus, ptosis, terbatasnya gerakan mandibula, hipestesia atau anestesia, emfisema subkutis, epsitaksis.Reduksi : fiksasi dengan mini plate

  • Fraktur MaksilaTujuan penanganan : memperoleh fungsi normal dan memberikan efek kosmetik yg baik.KlasifikasiLe Fort I : fraktur maksila bagian bawah sampai bagian bawah rongga hidungLe Fort II: floating maxillaLe Fort III: tulang2 kranial terpisahFiksasi intramaksilar dengan mini plate sesuai garis fraktur oklusi gigi sempurna

  • Fraktur OrbitaGejala klinik : enophtalmus, exophtalmus, diplopis, asimetris muka, gangguan saraf sensorisSering disertai dengan fraktur maksilaTerapi : fiksasi miniplate

  • Fraktur MandibulaGejala klinik : ekimosis, bengkak, sakit, anestesi, maloklusi gigi, krepitasi, trismus, gangguan jalan nafasPenanganan : bedah dengan pemasangan mini atau mikro plate.

  • TRAUMA LARING*

  • Trauma LaringTrauma mekanik eksternalTrauma panas cairan panas atau zat kimiaTrauma radiasiTrauma otogen penggunaan suara yang berlebihan

  • Trauma Edem & hematoma plika ariepiglotika dan ventrikularisMukosa faring & laring mudah robek emfisema subkutis infeksi sekunderFraktur dan dislokasi tulang rawan dan persendian laringGejala klinik Stridor, suara serak, emfisema subkutis, krepitasi kulit, hemoptisis, disafgia

  • PenatalaksanaanLuka terbuka : asfiksia penanganan segeraAdanya gelembung udara pada daerah lukaTujuan : perbaiki saluran nafas dan mencegah aspirasi darah ke paruTrakeostomi dgn kanul trakea eksplorasi : jahit mukosa dan tulang rawan yang robekAntibiotik utk mencegah tetanus

  • PenatalaksanaanLuka tertutup : fraktur & dislokasi tulang rawan, laserasi mukosa laringKonservatif : istirahat suara, humidifikasi, kortikosteroidEksplorasi : trakesotomi, emfisema subkutis progresif, laserasi mukosa luas, tulang krikoid terbuka, paralisis bilateral terbukaEksplorasi insisi kulit horisontal

  • KomplikasiJaringan parut disekitar lukaParalisis nervus rekureninfeksi

    ****