Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang...

21
1 Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014 Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan “Hari ini ISAF menggulung benderanya dalam atmosfer kegagalan dan kekecewaan tanpa meraih hasil yang substansial atau cukup terlihat…. Kami menganggap langkah ini sebagai indikasi yang nyata atas kekalahan dan kekecewaan mereka.” (Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban Afghanistan, 29 Desember 2014) Setelah invasi Sekutu pada tahun 2001, Afghanistan berubah menjadi sebuah negara yang benar-benar tak tertata karena kedatangan pasukan tentara asing. Kabul menjadi ibukota yang tidak nyaman dan muram. Hanya ada sedikit kontrol dari pemerintah. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Sejak era Presiden Hamid Karzai, kondisi pemerintahan endemik dengan korupsi. DAFTAR ISI Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan 1 Pasang-Surut Politik Islam 12 ____________________________ ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian SYAMINA (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitik- beratkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis. Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke: [email protected]. Seluruh laporan kami bisa diunduh di website: www.syamina.org

Transcript of Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang...

Page 1: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

1

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Kegagalan Amerika Serikat

di Afghanistan

“Hari ini ISAF menggulung benderanya dalam atmosfer kegagalan dan

kekecewaan tanpa meraih hasil yang substansial atau cukup terlihat….

Kami menganggap langkah ini sebagai indikasi yang nyata atas

kekalahan dan kekecewaan mereka.”

(Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban Afghanistan, 29 Desember 2014)

Setelah invasi Sekutu pada tahun 2001, Afghanistan berubah menjadi

sebuah negara yang benar-benar tak tertata karena kedatangan

pasukan tentara asing. Kabul menjadi ibukota yang tidak nyaman dan

muram. Hanya ada sedikit kontrol dari pemerintah. Lembaga-lembaga

swadaya masyarakat pun tak bisa berbuat banyak. Sejak era Presiden

Hamid Karzai, kondisi pemerintahan endemik dengan korupsi.

DAFTAR ISI

Kegagalan Amerika Serikat di

Afghanistan 1

Pasang-Surut Politik Islam 12

____________________________

ABOUT US Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari

Lembaga Kajian SYAMINA (LKS). LKS merupakan

sebuah lembaga kajian independen yang bekerja

dalam rangka membantu masyarakat untuk

mencegah segala bentuk kezaliman.

Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh

pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh

semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit

sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari

sekian banyak media yang mengajak segenap

elemen umat untuk bekerja mencegah

kezaliman.

Media ini berusaha untuk menjadi corong

kebenaran yang ditujukan kepada segenap

lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas

dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya

mengemukakan gagasan ilmiah dan menitik-

beratkan pada metode analisis dengan uraian

yang lugas dan tujuan yang legal.

Pandangan yang tertuang dalam laporan ini

merupakan pendapat yang diekspresikan oleh

masing-masing penulis. Untuk komentar atau

pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan

e-mail ke: [email protected].

Seluruh laporan kami bisa diunduh di website:

www.syamina.org

Page 2: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

2

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Keamanan pun menjadi harga yang sangat mahal,

terutama jika berhubungan dengan tentara AS.

Sejak kedatangan pasukan AS dan NATO untuk

periode kedua kalinya pada 2007, lebih dari 3.400

polisi Afghan tewas karena berbagai sebab.

Namun, pasukan tentara AS dan NATO dihadapkan

pada perlawanan Taliban yang tak mengendur.

Tahun 2009, Afghanistan sejenak bergeser dari

"perang yang terlupakan", menjadi tanda-tanda

awal perang kelelahan AS dan NATO. Direktur

Intelijen Nasional Dennis Blair memberikan

gambaran besar tentang pencapaian AS dan NATO

selama di Afghanistan. Dari laporan tersebut,

diperoleh sebuah kesaksian yang dramatis.

Pada 16 Maret 2011, Direktur Badan Intelijen

Pertahanan AS Letnan Jenderal Ronald Burgess

pernah mengatakan kepada para anggota dewan

bahwa meski Taliban mendapatkan lebih banyak

tekanan dibandingkan sebelumnya di Afghanistan,

kelompok tersebut ulet dan mampu bertahan.

Burgess juga menyatakan bahwa pengaruh Taliban

masih tetap menyebar luas di seluruh penjuru

negara, demikian dilaporkan Christian Science

Monitor.

"Meski Taliban mengalami kekalahan taktis,

mereka tetap mampu menjaga pengaruh di

sebagian besar kawasan, khususnya di luar

kawasan perkotaan," kata Burgess kepada Komite

Pengawas Persenjataan Senat. "Pasukan AS meraih

sejumlah kemenangan di timur dan mampu

menyingkirkan sejumlah tokoh pemimpin kunci

dari medan perang. Hal ini agaknya tidak

memengaruhi kapasitas operasional mereka

(Taliban), yang di antaranya t --ermasuk serangan

tingkat tinggi terhadap sejumlah pangkalan (NATO)

di tahun 2010," tambahnya.

Pandangan Burgess disampaikan setelah

komandan AS di Afghanistan, Jenderal David H.

Petraeus, menyoroti "perkembangan tak

seimbang" di Afghanistan yang masih rentan dan

dapat dibalikkan. Dalam rapat dengar pendapat

yang berlangsung tiga jam di Senat kala itu,

Petraeus tidak secara langsung menanggapi

perkiraan intelijen AS bahwa keberhasilan yang

diraih di medan tempur baru-baru ini gagal

mengurangi kekuatan Taliban.

Petraeus justru mengklaim mendapat

"pencapaian" dan mengakui bahwa masih ada

banyak hal yang perlu dikerjakan. Tidak ada

senator yang menentang dasar pemikirannya

bahwa dibutuhkan banyak prajurit Amerika di

Afghanistan untuk beberapa tahun ke depan.

"Dalam delapan bulan terakhir, dicapai

perkembangan yang penting namun dicapai

dengan perjuangan yang sulit di Afghanistan," kata

Petraeus di hadapan para anggota dewan saat ia

memberikan keterangan bersama Michele

Flournoy, wakil menteri pertahanan di bidang

kebijakan.

Setahun setelah Presiden Obama menyetujui

penambahan 30.000 prajurit Amerika dan

menjadikan jumlah total pasukan koalisi menjadi

140.000, Flournouy mengatakan, "Strategi kita

berjalan baik."

Setelah hearing tersebut, Obama sempat

memerintahkan penarikan sebagian pasukan pada

bulan Juli 2011, namun Petraeus mengatakan

bahwa dirinya belum memutuskan tingkat

penarikan pasukan macam apa yang

direkomendasikannya. Jumlahnya diperkirakan

kecil.

"Momentum yang diraih oleh Taliban di

Afghanistan sejak tahun 2005 telah dihentikan di

sebagian besar negara dan dibalikkan di sejumlah

kawasan penting," klaim Petraeus.

"Akan tetapi, meski perkembangan keamanan yang

dicapai dalam satu tahun terakhir signifikan,

(perkembangan) itu juga rapuh dan rentan

dibalikkan. Lebih lanjut lagi, sudah jelas bahwa

masih banyak kesulitan yang menanti saat rekan-

rekan kami di Afghanistan harus memperkuat dan

memperluas keunggulan kami menghadapi

Page 3: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

3

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

serangan Taliban, yang diperkirakan dilangsungkan

musim semi (2011) mendatang," tambahnya.

Kemunculan Petraeus di hadapan Kongres AS

adalah kemunculan perdananya sejak

menggantikan Jenderal Angkatan Darat AS Stanley

A. McChrystal pada bulan Juni 2010, atau tepat

setahun setelah menjabat. Itu dilakukan pada saat

hasil jajak pendapat yang digelar Washington Post

dan ABC News menunjukkan bahwa nyaris dua per

tiga warga Amerika mengatakan bahwa perang di

Afghanistan tidak lagi perlu dilakukan.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan di

National Review, David Petraeus juga mengakui

bahwa Taliban adalah pasukan yang paling

kompeten dan taktis yang pernah dihadapi oleh

NATO. Dalam kondisi sekarang, di mana rakyat

Afghanistan berharap banyak pada Taliban, dan di

mana Taliban mendapat dukungan cukup besar

dari rakyat Afghanistan, tak heran gerilya Taliban

menjadi sesuatu sangat diperhitungkan. Unit-unit

kecil pasukan Taliban, seperti jebakan ranjau darat,

pengintaian, dan pertahanan mereka sangat baik.

Mereka jauh lebih terlatih dan berpengalaman

daripada polisi Afghanistan sendiri.

Ketika rakyat Afghan terus memberikan dukungan

kepada Taliban, dan percaya pada kekuatan

perjuangan Islam dan pembelaan terhadap tanah

air yang diusung, maka adalah logis jika pasukan AS

tidak bisa berbuat banyak di bumi para pejuang

bersorban tersebut. Pasukan AS mungkin bisa

menghancurkan setiap sasaran yang mereka

inginkan, tetapi belum tampak tanda-tanda mereka

akan memenangkan perang di Afghanistan. David

McKierna, komandan senior AS di Afghanistan,

pernah mengatakan, "Dalam banyak hal, kami tak

akan pernah menang perang."1

1 Robert M. Gates: “Unwinable stupid war.” (Antiwar.com)

Washington Times, 27/11/2014.

Gagalnya Program Rekonstruksi AS

Seorang pengawas AS telah memperingatkan

bahwa dana sebanyak $ 104 M yang diberikan ke

Afghanistan untuk proyek rekonstruksi bisa

menguap sia-sia lantaran pemerintahan

Afghanistan yang kacau. Korupsi dan lemahnya

kontrol menjadikan dana tersebut raib tak

berbekas.

Dalam laporan yang dikeluarkan pada tanggal 30

Oktober oleh SIGAR (Special Inspector General for

Afghanistan Reconstruction) atau Inspektorat

Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan,

memperingatkan bahwa pasukan keamanan

nasional Afghanistan tidak berkelanjutan secara

fiskal dan tidak dapat mempertahankan investasi.2

Laporan ini memperingatkan bahwa tanpa

kontribusi donor, pemerintah Afghanistan tidak

akan dapat memenuhi sebagian besar pengeluaran

operasi atau perkembangannya. Ia juga

mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki

strategi antikorupsi yang komprehensif dan bahwa

operasi kontra narkotika tidak lagi menjadi

prioritas utama bagi Amerika Serikat.

PBB juga menyebutkan produksi opium di

Afghanistan mencapai tertinggi di antara waktu

lainnya selama November. Afghanistan menempati

urutan keempat dalam daftar negara terkorup di

dunia versi lembaga non-pemerin-

tah, Transparency International. Sepertinya AS

sudah kepalang tanggung, tak diberi uang

pemerintah tidak bisa jalan, diberi uang dikorupsi.

2 High-Risk List: Report on program areas and elements of

reconstruction effort that are especially vulnerable to waste, fraud, and abuse. http://www.sigar.mil/pdf/spotlight/High-Risk_List.pdf

Page 4: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

4

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Inkompetensi Militer AS di Afghanistan Terus

Berlanjut

Selagi pasukan AS menarik diri dari wilayah

Afghanistan, Taliban meraih sejumlah kemajuan di

negara tersebut. Polisi Afghanistan dan tentara

nasional secara perlahan menunjukkan

keputusasaan, meskipun AS telah menghabiskan

13 tahun dan puluhan miliar dolar untuk melatih

pasukan tersebut. Ketika AS menyelesaikan

penarikan diri dari medan tempur pada akhir tahun

ini, tren yang tidak menguntungkan bagi pihak

asing ini dapat mengalami percepatan. Itu pun

dengan harapan bahwa pasukan keamanan

Afghanistan tidak runtuh sama sekali seperti

halnya pasukan Irak yang dilatih AS.

Jadi, Perang Afghanistan telah tercatat sebagai

perang terpanjang dalam sejarah Amerika.

Hasilnya, militer AS telah gagal untuk meundukkan

Afghanistan, seperti halnya kegagalan tiga kali

upaya kekuatan adidaya, yaitu Imperium Britania

pada abad ke-19, ke-20 dan Uni Soviet pada 1980-

an. Bahkan, kekuatan luar belum pernah

menaklukkan Afghanistan sejak Cyrus Agung

melakukannya pada zaman Persia kuno.

Mengapa AS memiliki keangkuhan untuk berpikir

bahwa mereka bisa berhasil menjinakkan

Afghanistan, ketika semua usaha keras lainnya

telah gagal? Karena banyak elite kebijakan luar

negeri di AS, media, dan rakyat percaya pada

"pengecualian Amerika." Seperti dikemukakan oleh

politisi dari kedua kubu—misalnya, Hillary Clinton

dan Madeleine Albright dari Partai Demokrat dan

orang-orang seperti John McCain dan sidekick

(pendamping setia)-nya Lindsay Graham dari Partai

Republik—Amerika adalah "bangsa yang sangat

diperlukan" untuk dunia yang tidak bisa

memecahkan masalah-masalahnya yang paling

utama dengan menggunakan kekuatan militernya.

Meskipun ada upaya untuk menjilat publik secara

lebih personal terhadap kalangan militer dan

veteran perang, sebagian kalangan menilai militer

AS tidak cukup kompeten di sebagian besar

keterlibatan konflik besar sejak Perang Dunia II,

yang memerlukan pasukan darat secara signifikan.

Hanya Operasi Desert Storm pada tahun 1991 yang

dianggap sukses tanpa banyak pertanyaan dalam

beberapa tahun terakhir. Angkatan Bersenjata AS

mungkin lebih kuat daripada militer lainnya dalam

sejarah dunia, baik secar mutlak maupun relatif

atas negara-negara lain. Namun, kinerja lapangan

mereka belum terlalu bagus, terutama terhadap

pasukan gerilya yang bersifat ireguler di negara

berkembang.

Pada era pasca-Perang Dunia II, militer AS

mencoba untuk menekan bangsa miskin (ketika itu)

Cina, yang kemudian menyeret AS ke dalam Perang

Korea (1950-1953) tanpa kemenangan. Kemudian

AS mengalami kekalahan dalam Perang Vietnam

(1965-1973) dari gerilyawan Viet Cong dan pasukan

Vietnam Utara (NVA); dan mengulangi kesalahan

yang sama di Vietnam ketika di Irak dan

Afghanistan. Awalnya menggunakan senjata yang

berlebihan dan mengasingkan penduduk, padahal

kesetiaan (dukungan) warga merupakan kunci

untuk memerangi gerilyawan.

Bahkan, dalam operasi darat dengan level yang

lebih rendah terhadap musuh yang “kecil dan

lemah”, militer AS belum melakukan semua itu

dengan baik. Meskipun sukses, invasi Grenada dan

Panama menyajikan pertunjukan yang memalukan,

seperti korban salah sasaran dari pihak sekubu,

yang disebabkan oleh ketidakmampuan petugas AS

untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara

memadai. Di samping itu, penghancuran semena-

mena daerah sipil dan jatuh korban dalam jumlah

besar dari operasi yang secara terhormat disebut

sebagai operasi pemulihan (surgical operation).

Misi penyelamatan sandera yang dilakukan di Iran

pada tahun 1980 pun harus dibatalkan. Akhirnya,

intervensi AS di Lebanon dan Somalia di bawah

pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa

berhenti dan melarikan diri dengan cara yang

memalukan dari negara-negara tersebut, setelah

kesuksesan serangan musuh, yang kemudian

Page 5: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

5

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

menginspirasi Usamah bin Ladin untuk percaya

bahwa dia bisa memaksa AS menarik diri dari

intervensi luar negeri dengan meluncurkan

serangan terhadap pasukan militer AS (USS Cole)

dan fasilitas di luar negeri, bahkan hingga wilayah

AS (Serangan 11 September).

Setiap kali militer AS mengalami kemunduran,

biasanya petunjuk dicari di sekitar kepemimpinan

sipil negara untuk lebih banyak disalahkan.

Meskipun pemimpin sipil dipandang patut untuk

disalahkan dalam sebagian besar kasus tersebut,

tetapi militer juga tidak dibenarkan melarikan diri

pengawasan publik untuk bencana yang sebagian

besar disebabkan oleh mereka. Masalahnya adalah

bahwa publik Amerika merasa bersalah karena

dugaan penyalahgunaan kembali, seperti ketika era

Perang Vietnam, di mana mereka dihadapkan

kepada fakta bahwa rata-rata warga yang terlibat

wajib militer telah dikorbankan secara berlebihan

untuk petualangan militer AS di luar negeri.

Tentu saja, jika masyarakat benar-benar ingin

melakukan sesuatu untuk mendukung petugas sipil

dan militer AS, mereka harus menghentikan orang-

orang tadi dari berjuang dan mati di negara

berkembang, di tempat yang jauh, untuk

memerangi dugaan yang berlebihan berupa

ancaman terhadap AS. Sayangnya, kemarahan

publik yang memadai, yang diperlukan untuk

mengakhiri konflik itu dirasakan belum cukup jelas

dan signifikan, baik untuk perang di Afghanistan

maupun Irak.

Tapi, apa sebenarnya yang salah di Afghanistan?

Tidak seperti di Vietnam dan Irak, militer AS tidak

memerangi tentara konvensional, seperti halnya

pasukan Irak selama Operasi Desert Storm, yang

sejauh ini dipandang sebagai pencapaian terbaik.

Sebaliknya, dari tiga negara tadi, AS menghadapi

peningkatan jumlah pekerjaan sosial militer.

Angkatan Bersenjata AS harus berhadapan dengan

gerilyawan yang memiliki hubungan yang cair

dengan penduduk sipil pribumi sebagai pendukung

penting. Di Vietnam, pasukan AS menggunakan

senjata yang berlebihan, sehingga warga sipil

merasa terancam; sementara di Afghanistan dan

Irak, militer AS melupakan pelajaran dari Vietnam,

dan melakukan hal yang sama.

Mungkin warga Amerika bertanya-tanya,

"Bukankah pasukan kita lebih hati daripada Taliban

yang brutal? Mengapa Taliban masih mendapatkan

begitu banyak dukungan di Afghanistan?"

Jawabannya: Karena mereka adalah orang

Afghanistan. Ivan Leland menguraikan hal ini di

dalam bukunya yang berjudul The Failure of

Counterinsurgency: Why Hearts and Minds Are

Seldom Won.3 Ketika memerangi pemberontak

pribumi, penjajah asing tidak pernah mendapatkan

manfaat dari keraguan. Poin penting ini

menyulitkan kekuatan besar untuk memenangkan

perang melawan pemberontak, tidak peduli

seberapa baik mereka mencoba untuk

memperlakukan warga sipil. Sering kali militer AS

tidak cukup terbiasa dengan bahasa dan budaya

negeri-negeri jauh yang diintervensi, sehingga sulit

untuk mendapatkan informasi yang baik tentang

siapa yang tergolong gerilyawan dan siapa yang

bukan.

Sering kali satu-satunya cara yang digunakan untuk

memenangkan kontrainsurgensi adalah dengan

memusnahkan seluruh negeri dengan kekerasan

tanpa pandang bulu dan menyasar siapa saja yang

berpotensi sebagai ancaman. Contohnya adalah

Uni Soviet, yang menggunakan kebijakan bumi

hangus seperti di Afghanistan dan terbukti tidak

menang. Selain itu, militer AS akan mengalami

kesulitan menjual kebijakan dengan kebangkrutan

moral, yang membawa pesan bahwa AS sedang

"menghancurkan negeri dalam rangka

menyelamatkannya". Namun, sekali lagi: “Amerika

adalah perkecualian.”

Berada jauh dari pusat konflik dunia, AS berusaha

mewujudkan keamanan intrinsik terbaik

3 http://smile.amazon.com/Failure-Counterinsurgency-Praeger-Security-International/dp/1440830096/antiwarbookstore

Page 6: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

6

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

dibandingkan setiap kekuatan besar dalam sejarah

dunia. Logikanya sederhana. Seperti dalam

birokrasi publik lainnya, ketika orang-orang

menghabiskan uang orang lain maka banyak hal

berjalan serba salah. Dengan demikian, menurut

Ivan Leland, mengirim militer untuk perang hanya

boleh dilakukan dalam kasus-kasus yang paling

mengerikan (mengancam langsung keamanan

nasional). Mnurutnya pula, menahan diri dari

penggunaam militer merupakan visi para pendiri

negara AS. Sayangnya, kini warga AS telah

melayang jauh dari konsep tersebut dan menjadi

masyarakat militeristik dalam perang konstan.4

Kegagalan Strategi Kontrainsurgensi (COIN) AS

Pemerintah yang dibentuk atas dasar pembagian

kekuasaan antarfaksi saat ini di Afghanistan

kemungkinan tidak akan sukses; serupa dengan di

Irak selama periode Nuri Al-Maliki. Demokrasi yang

layak hanya mungkin jika pemilihan yang adil

menghasilkan pemenang yang diakui dan oposisi

yang loyal juga tetap eksis—setidaknya ada satu

yang cukup loyal sehingga tidak sampai secara fatal

menumbangkan kelompok yang berkuasa.

Masalahnya, budaya politik Afghanistan tidak

memenuhi satu pun prasyarat tersebut.

Pemilihan Afghanistan terakhir dikritik korup dan

karena itu dipertanyakan keabsahannya. Dengan

demikian, tidak ada jaminan satu kelompok pun

akan tetap loyal. Karena hasil yang gagal tersebut,

AS kemudian mengatur agar dua kandidat yang

bersaing dalam pemilihan—Ashraf Ghani—yang

mewakili Pashtun—dan Abdullah Abdullah—yang

mewakili kelompok etnis lainnya—akan berbagi

kekuasaan, dengan Ashraf Ghani menjadi presiden

dan Abdullah menjadi kepala eksekutif (perdana

menteri).

Yang pasti, pemerintahan baru Afghanistan

mewarisi PR lama, yaitu perlawanan Taliban yang

4 http://original.antiwar.com/eland/2014/12/01/in-

afghanistan-a-continuing-trend-of-us-military-incompetence/

justru semakin meningkat intensitasnya.

Gelombang operasi syahid dari Taliban telah

mengguncang kepercayaan diri pihak Kabul,

sementara serangan Taliban yang terus-menerus di

daerah pedalaman telah berlangsung sejak lama

dan telah merugikan tentara nasional dan polisi

Afghanistan. Karena aktivitas perlawanan yang tak

kunjung reda ini, AS akan terus memberikan

dukungan dari kekuatan udara bagi pasukan

keamanan Afghanistan, bahkan setelah misi

tempur daratnya berakhir pada akhir Desember ini.

Yang jelas, AS telah menghabiskan puluhan miliar

dolar untuk bertempur dengan Taliban dan melatih

pasukan keamanan Afghanistan. Dengan demikian,

belanja anggaran dalam jumlah yang sangat besar

tersebut terancam menjadi upaya pengembangan

yang sia-sia ketika kekalahan Taliban—sebagai

target yang jelas—tak kunjung terwujud.

Dalam bukunya, The Failure of Counterinsurgency:

Why Hearts and Minds are Seldom Won, Ivan

Leland mengkritik kebijakan kontrainsurgensi AS

seperti “terus menuangkan uang ke lubang tikus

dengan sia-sia”. Ia juga mengeksplorasi, mengapa

perang kontra tersebut sangat sulit untuk

dimenangkan oleh kekuatan besar.

Melihat pilihan strategi AS, seolah-olah seperti

tidak ada track record sebelumnya di Afghanistan

untuk memperingatkan pemerintah AS dari bahaya

pekerjaan sosial bersenjata yang mereka tempuh.

Padahal, sekali lagi, tidak ada kekuatan asing yang

berhasil menundukkan Afghanistan sejak sebelum

Masehi, termasuk dua kali kegagalan Inggris pada

abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 hingga

keterpurukan Uni Soviet setelah invasi pada 1980-

an.

Secara historis, demokrasi berkelanjutan harus

menggelembung naik dari bawah, dengan budaya

kompromi politik yang sesuai, yang harus terwujud

sebelum insitusi kekuasaan dapat memerintah

secara demokratis, bukan sebaliknya. Selain itu,

demokrasi memiliki lebih sedikit kesempatan abadi

Page 7: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

7

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

jika kekuatan asing memaksakannya dengan paksa,

terutama di negara-negara yang belum pernah

memiliki tradisi demokrasi yang memadai. Di

samping itu, kesenjangan antara kekuasaan

mayoritas dapat mengakibatkan tirani sebagian

kelompok masyarakat (Syi’i terhadap Sunni),

seperti yang terjadi di Irak.

Apalagi dalam praktik demokrasi liberal, di mana

hak-hak minoritas yang penting dan aturan hukum

terjamin. Lebih lanjut, menurut demokrasi liberal

asli, untuk mempertahankan diri dan berkembang

dalam jangka panjang, sering kali tingkat

pendapatan masyarakat tertentu harus dicapai. Ini

akan meningkatkan munculnya kelas menengah

politik kuat yang menantang elite bercokol. Baik di

Irak maupun Afghanistan, level ini gagal untuk

dicapai. Di Irak, kemakmuran telah dilemahkan

oleh tahun-tahun perang yang panjang dan sanksi

ekonomi internasional, sedangkan Afghanistan

tetap menjadi negara yang sangat miskin.

Dengan demikian, mempertahankan sekitar

10.000–12.500 pasukan darat AS di Afghanistan,

ditambah penggunaan kekuatan udara AS,

membuka peluang yang lebih mungkin bahwa AS

akan terseret kembali ke dalam konflik untuk

mempertahankan rezim pemerintah kompromis

yang tidak layak untuk menghadapi perlawanan

Taliban yang semakin meningkat. Sekali lagi, AS

terperangkap seperti di Irak, bahkan tanpa

meninggalkan jumlah pasukan yang cukup besar di

sana setelah tanggal penarikan. Konflik di “negara-

negara buatan” yang dilingkupi perpecahan sosial

yang mendalam kemungkinan akan terus menjerat

AS.

Jika Taliban diminta untuk belajar bahwa mereka

akan dijatuhkan dari kekuasaannya karena sikap

enggan mereka dengan menampung “teroris” anti-

Amerika—dan seterusnya demikian di masa depan,

di wilayah mana saja yang mereka perintah—maka

AS pun dipandang perlu untuk membatasi

keterlibatannya dalam pemboman atas alasan

“menghancurkan kamp pelatihan teroris dan

infrastruktur mereka” dari udara. Karena, faktanya

begitu banyak jatuh korban sipil yang justru

menguatkan permusuhan rakyat Afghanistan

terhadap AS. Oleh karena itu, AS layak

mempertimbangkan penarikan semua pasukan

darat yang tersisa dan mengakhiri dukungan udara

tempur bagi pasukan keamanan Afghanistan,

dalam rangka menghindari tersedot kembali ke

rawa kesia-siaan yang tak kunjung habisnya.5

NATO secara Resmi Menarik Diri dari Afghanistan

Tanpa Kemenangan

Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)

yang tergabung dalam ISAF, Ahad (28/12), secara

resmi mengakhiri operasi militer di Afghanistan

yang telah berlangsung selama 13 tahun. Mereka

menggelar upacara resmi untuk mengakhiri misi

militer di Afghanistan bertempat di Pangkalan

Militer AS, Kabul. Operasi tersebut merupakan

perang terpanjang yang dialami AS dan NATO,

tanpa menuai kemenangan, karena selama itu pula

NATO belum mampu melumpuhkan apalagi

menghentikan perlawanan Taliban.

“Kita bersama telah mengangkat rakyat

Afghanistan dari kegelapan dan memberikan

mereka harapan akan masa depan,” kata

Komandan ISAF, Jenderal John Campbell, kepada

pasukan NATO dalam acara seremonial tersebut.

Campbell menghibur pasukannya dengan

mengatakan bahwa kalian telah berperan besar

dalam perubahan rakyat Afghanistan.

Saat ini, Jenderal tersebut mengklaim Afghan

merasa lebih aman. “Anda membuat rakyat

Afghanistan lebih kuat dan negaranya lebih aman.”

Pada akhir pembicaraannya, Campbell

mengucapkan terima kasih atas pengorbanan anak

buahnya. Ia mengungkapkan bahwa pertempuran

di Afghanistan merupakan pertempuran

5 http://original.antiwar.com/eland/2014/12/08/the-failure-

of-counterinsurgency-afghanistan/

Page 8: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

8

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

terpanjang yang belum pernah dialami AS

sebelumnya.

Upacara penutupan misi militer itu sendiri digelar

dengan sederhana dan tertutup. Hal itu menyusul

potensi ancaman Taliban yang beberapa bulan

terakhir gencar dilakukan di ibukota Afghanistan.

“Seremoni digelar secara rahasia dan dalam waktu

singkat. Hal itu untuk menghindari ancaman

serangan Taliban,” lansir sejumlah media

internasional, seperti dikutip dari Arabi21.com.

Dalam pidatonya, komandan NATO Jenderal John

Chambell mengatakan kepada pasukannya bahwa

kalian telah memberikan rasa aman bagi warga

Afghanistan. Kalian telah berkorban selama 13

tahun untuk menghadapi “teroris”.

Di sisi lain, Taliban mengatakan bahwa upacara

tersebut menunjukkan kegagalan telak yang

dialami AS di Afghanistan. Mereka pulang dengan

kekalahan. Cibiran itu dikeluarkan sehari setelah

NATO menggelar upacara penutupan di pangkalan

militer mereka di ibukota Kabul.

“Upacara hari ini menunjukkan kegagalan mutlak

dari misi AS dan NATO,” kata juru bicara Taliban,

Zabihullah Mujahid. “Mereka melarikan diri dari

Afghanistan. Mereka tidak mencapai tujuan

mereka mengalahkan mujahidin Afghanistan,

tetapi mereka tetap mempertahankan beberapa

pasukan mereka untuk mencapai tujuan kejinya,”

tambah Mujahid. “Tiga belas tahun misi militer AS

dan NATO (di Afghanistan) sepenuhnya gagal,

upacara penutupan hari ini menunjukkan

kegagalannya,” tegas Mujahid, sebagaimana

dikutip oleh Foreign Policy. 6

Gerakan yang juga dikenal dengan nama resmi

Emirat Islam Afghanistan itu kembali menegaskan

bahwa AS dan sekutunya serta organisasi

internasional yang mendukung mereka benar-

benar telah mengalami kekalahan melawan

6 http://foreignpolicy.com/2014/12/29/taliban-u-s-leaving-afghanistan-in-defeat/?utm_content=bufferba120&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign=buffer

kekuatan yang lebih lemah. “Kami menganggap

tahap ini secara jelas menunjukkan kekalahan dan

keputusasaan mereka,” kata Taliban dalam

pernyataannya, Senin (29/12).7 Taliban juga

mengungkapkan bahwa NATO telah membawa

Afghanistan menjadi negara yang penuh dengan

pertumpahan darah.

Surat kabar Inggris, The Independent menyebutkan

bahwa kekuatan Taliban masih tangguh di

Afghanistan. Di sisi lain, kekuatan pemerintah

masih diragukan dapat menghadapi kekuatan

Taliban. Bahkan, upacara penutupan misi militer ini

sengaja digelar sembunyi-sembunyi dan

sederhana. Hal itu untuk menghindari ancaman

serangan Taliban yang beberapa waktu terakhir

berhasil menembus tempat-tempat dengan

pengamanan super ketat di ibukota Kabul.

Resolute Support dan Operasi Freedom’s Sentinel:

Misi Baru AS di Afghanistan

Sebenarnya, pasukan asing tidak sepenuhnya

ditarik dari Afghanistan. Setelah melihat serangan

Taliban semakin gencar, AS memutuskan untuk

tetap menempatkan sebanyak 12.500 pasukan.

Menurut AS, misi ribuan tentara itu untuk melatih

militer pasukan Afghanistan yang belum kuat. AS

khawatir jika menarik diri sepenuhnya dari

Afghanistan, Taliban akan kembali merebut

ibukota. Secara resmi, upacara berakhirnya Operasi

Enduring Freedom juga menjadi ajang perkenalan

sebuah misi baru—Resolute Support (Dukungan

Tegas)—di negara tersebut. 8

Tapi ada misi lain yang terkait juga sedang berjalan

saat ini: Operasi Freedom’s Sentinel. Menteri

Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan dalam

sebuah pernyataan pada hari itu juga bahwa 7 http://shahamat-english.com/index.php/paighamoona/51809-statement-of-the-islamic-emirate-regarding-the-approaching-withdrawal-date-of-the-foreign-invading-forces 8 http://www.washingtonpost.com/world/nato-flag-lowered-in-afghanistan-as-combat-mission-ends/2014/12/28/5a3ad640-8e44-11e4-ace9-47de1af4c3eb_story.html

Page 9: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

9

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

operasi ini akan mencakup dua komponen inti:

1. Bekerja dengan sekutu dan mitra di Resolute

Support.

2. Melanjutkan operasi kontraterorisme terhadap

sisa-sisa Al-Qaeda. “Untuk memastikan bahwa

Afghanistan tidak pernah lagi digunakan untuk

melancarkan serangan terhadap tanah air kami,"

katanya.

Setelah 13 tahun, momen ini menandai perubahan

yang signifikan secara militer. "OEF"—singkatan

yang umumnya dikenal di kalangan perwira

pasukan dan satuan tempur—tidak hanya

mencakup operasi di Afghanistan, tetapi juga

meliputi upaya untuk menargetkan militan dan

melatih militer negara sahabat, misalnya OEF-

Filipina yang menargetkan Abu Sayyaf dan OEF-

Trans Sahara yang menyasar AQIM. Seperti halnya

Operasi Iraqi Freedom, singkatan OEF menjadi

bagian dari leksikon pasukan dan disematkan

dalam berbagai hal, dari penghargaan hingga stiker

yang ditempel di bumper.

Untuk misi di Filipina sudah agak mereda. Para

pejabat AS pernah menyampaikan pada bulan Juni

lalu bahwa AS telah membubarkan sebuah gugus

tugas Operasi Khusus yang ada di sana untuk

melatih polisi dan pasukan militer Filipina.9

Laksamana Samuel Locklear, yang menjabat

sebagai Panglima Komando Pasifik AS, juga

mengatakan pada akhir April lalu bahwa misi tidak

akan berakhir sepenuhnya, tapi bergeser sebagian

untuk fokus pada pelatihan jajaran kepolisian

Filipina untuk melindungi pulau-pulau selatan,

daerah di mana gerilyawan aktif.10

Sementara itu, misi di Trans-Sahara akhirnya

mengambil nama Juniper Shield, sebagai misi yang

diperluas untuk mencakup lebih banyak negara di

Afrika Utara. Demikian menurut laporan tahun

2012 untuk Congressional Research Service. Situs

9 http://bigstory.ap.org/article/us-disband-anti-terror-force-philippines 10 http://foreignpolicy.com/2014/04/29/u-s-commando-mission-in-philippines-getting-overhaul/

GlobalSecurity.org mencatat bahwa kedua

operasi—OEF-TS dan Juniper Shield—masih

berjalan hingga awal tahun 2014 ini.11

Pengumuman Operasi Freedom’s Sentinel ini pun

mendapat reaksi beragam. Sejumlah kalangan

mulai bertanya-tanya apakah operasi ini cukup

"keren". Adapun yang lain mempertanyakan,

apakah itu tidak terdengar agak berlebihan; seperti

‘sesuatu’ yang keluar dari sebuah buku komik. Yang

jelas, operasi ini dimunculkan seiring dengan

meningkatnya serangan terhadap para pejabat

tinggi pemerintah Afghanistan dan jatuhnya

korban dalam jumlah tinggi dari kepolisian dan unit

tentara.

Hagel mengatakan bahwa dengan "menjamin kerja

sama keamanan", AS akan terus membantu

pemerintah Afghanistan untuk membangun

kapasitas dan kemandirian. “Kami akan terus

bekerja dengan mitra-mitra Afgan kami untuk

mengamankan kemajuan yang telah kita raih sejak

2001, untuk mencapai peluang yang menentukan

ini bagi masa depan Afghanistan,” ia

menambahkan. 12

Faktor Internal: Daya Tahan Taliban

1. Kemampuan dalam memainkan diplomasi

internasional. Mereka mampu melobi Pemerintah

Qatar agar diperbolehkan membuka kantor

perwakilan di Doha.

2. Mampu mempertahankan posisi tawar di dalam

negeri. Ini dibuktikan lewat tawaran pemerintah

Kabul untuk terus melakukan lobi dialog dengan

pihak Taliban.

3. Dukungan langsung dari kelompok-kelompok di

luar Afghanistan, seperti TTP dan kelompok jihadi

Asia Tengah (Uzbekistan dan Xinjiang)

11 http://www.globalsecurity.org/military/ops/oef-ts.htm 12 http://www.washingtonpost.com/news/checkpoint/wp/ 2014/12/29/meet-operation-freedoms-sentinel-the-pentagons-new-mission-in-afghanistan/

Page 10: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

10

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

4. Kontrol terhadap perdagangan opium.

5. Kemampuan terkini di dalam menggunakan

teknologi IT. Ini bisa dilihat dari situs resmi mereka

(Shaamat-English.com) dan majalah rutin terbitan

Emirat Islam Afghanistan, yaitu InFight dan Azan

Magazine.13

6. Kemampuan menyelenggarakan pelayanan

publik terbatas. Misalnya, ketika Taliban

mempersilakan lembaga Internasional untuk

melakukan pelayanan kesehatan, di antaranya

vaksinasi.

Dalam reportase yang dilakukan Aljazeera Channel,

yang berjudul The State of Taliban, kelompok ini

juga terbukti mampu menyelenggarakan proses

arbitrase dalam penyelesaian sengketa

masyarakat.

Faktor Eksternal: Mengapa Amerika Serikat tidak

Kunjung Menang Melawan Taliban?

1. Rakyat Amerika sendiri sudah pesimis akan

perang Afghanistan. Alih-alih memberi semangat.

Bagi banyak rakyat Amerika, tidak pernah

tergambar yang namanya “negara” Afghanistan.

Yang ada hanyalah kumpulan dari suku, golongan,

dan klan yang belum lengkap. Jika pun ada yang

namanya "Afghanistan", pemerintahnya sangat

korup dan tidak mampu mengendalikan negaranya

sendiri. Jadi, apa untungnya AS berperang di sana?

2. Dulu, ketika Hamid Karzai menjadi presiden

Afghanistan, sekutu dan wakil resmi AS ini

sebenarnya lebih suka bahwa AS meninggalkan

Afghanistan. Setidaknya itulah yang dia katakan

untuk konsumsi internal dan itu pula yang

diharapkan oleh Loya Jirga. Ia tidak punya tujuan

praktis yang lebih besar daripada Walikota Kabul.

Fox News sempat melaporkan Rabu (24/9/2014),

bahwa Karzai mengungkapkan kekesalannya pada

13 Lihat: Laporan Khusus Lembaga Kajian SYAMINA edisi VI/Oktober 2013 yang berjudul “Peran Penting Media dalam Menyuarakan Jihad” di www.syamina.org

Amerika tersebut dalam pidato penyerahan

kekuasaan kepada presiden baru Ashraf Ghani

Ahmadzai. ‘’Kami tidak mendapatkan perdamaian

karena Amerika tidak menginginkan perdamaian,’’

kata Karzai dalam pidatonya di Istana Kepresidenan

di Kabul.

Dalam pidatonya itu, Hamid Karzai menuding

Amerika tidak bisa membawa kedamaian di

Afghanistan. Karzai menyebutkan bahwa yang

menikmati peperangan di Afghanistan adalah pihak

asing. ‘’Sehingga warga Afghanistan menjadi

domba korban dan korban peperangan ini,’’

katanya.

Sebenarnya, hanya Karzai-lah satu-satunya

presiden Afghanistan sejak Amerika menggulingkan

Taliban di Afghanistan. Ada kemungkinan Karzai

merasa “dibuang” oleh Amerika, atau mencari

simpati karena berani “menentang” Amerika.

Dalam kesempatan itu, Hamid Karzai mengucapkan

terima kasih kepada India, Jepang, Tiongkok, Arab

Saudi, Korsel dan Jerman yang telah membantu

Afghanistan. Tapi, bekas presiden Afghanistan

selama 13 tahun itu tidak berterima kasih pada AS.

Pada akhir pemerintahannya, Hamid Karzai

menolak menanda tangani perjanjian keamanan

dengan AS. Isinya, memberi kesempatan bagi 10

ribu penasihat militer dan pelatih AS untuk tetap di

Afghanistan selama setahun.

Sejak 2001, Washington telah menghabiskan dana

sebesar $100 miliar untuk memberi bantuan

peralatan perang, membangun sarana jalan dan

rumah sakit serta sekolah. Sekitar 2.200 tentara AS

tewas di Afghanistan sejak operasi militer 2001,

dan 20 ribu serdadu luka parah. Data PBB

menyebut sedikitnya 8 ribu warga Afghanistan

terbunuh dalam lima tahun terakhir.

Bagaimana dengan Ashraf Ghani Ahmadzai yang

baru? Presiden baru Afghanistan itu bersedia

menanda tangani perjanjian dengan AS.

3. Satu-satunya hal yang menyatukan rakyat

Afghanistan adalah kebenciannya kepada orang

Page 11: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

11

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

asing. Pasukan asing—di mana saja, apa pun niat

mereka—akan selalu dilihat sebagai penjajah dan

musuh.

4. Jenghis Khan, Inggris, dan Rusia semua berusaha

untuk "menang" di Afghanistan, dan mereka

semua gagal. Bukan kebetulan jika Afghanistan

gagal ditaklukkan tiga imperium besar.

5. AS tidak dapat menang perang ketika terus

membunuh warga sipil. Namun, di Afghanistan di

mana batas antara kombatan dan warga sipil

adalah tipis, AS harus membunuh warga sipil

banyak sekali setiap waktu. Itulah yang

menyebabkan warga Afghanistan lebih memilih

untuk mendukung Taliban.

6. Mungkin AS harus kembali bertanya apakah

mereka berperang melawan terorisme ataukah

melawan Islam? Pertanyaan semisal ada di benak

masyarakat Afghanistan.

7. AS tidak akan bisa membuat warga Afghanistan

merasa bebas sementara AS sendiri mengokang

senapan, dan itulah yang dilakukan oleh tentara AS

di Afghanistan.

8. Tidak ada cara yang lebih baik untuk melahirkan

teroris baru daripada membuat perang terhadap

umat Islam atas nama perang melawan terorisme.

9. AS tidak bisa menyelamatkan dunia, dan

risikonya kehilangan apa yang terbaik di homeland

Amerika ketika nekat untuk melakukan hal itu.

Lewat alokasi anggaran yang tidak pada

tempatnya.

10. Kekuatan militer dan senjata yang luar biasa

yang diterapkan dari luar lebih cenderung merusak

daripada mempertahankan perkembangan

demokrasi di negara berkembang. Padahal,

demokrasi inilah alasan utama yang digembar-

gemborkan.

11. Al Qaeda bukanlah Afghanistan dan bukan pula

Taliban. Jika AS beralasan memerangi Al Qaeda,

kenyataannya yang jadi korban adalah rakyat

Afghanistan, dan kini Al Qaeda bukan hanya ada di

Afghanistan.

12. AS tidak bisa membiayai perang luar negeri

yang kerap dipertanyakan dan malah tidak mampu

memulihkan ekonomi di rumah sendiri, dan jika

mencoba melakukannya malah cenderung

menyebabkan perang tanpa arah dan merusak

keadilan bagi rakyatnya sendiri.

Tampaknya bahwa AS mengalami kepayahan,

apalagi militernya berperang tanpa target yang

jelas. Cukup masuk akal jika ‘pulang’ adalah pilihan

yang pada akhirnya kembali diambil. (F. Irawan)

Page 12: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

12

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Pasang-Surut Politik Islam

Sultan Salim III (1761–1808) dari Daulah Utsmaniyah

sedang menerima penghormatan dalam sebuah

pertemuan di Gerbang Kebahagiaan, Istana Topkapi,

Istanbul. (Wikipedia.org)

Tulisan ini mencoba mendeskripsikan perspektif

Islam mengenai keruntuhan suatu sistem politik

sebagai suatu sunnatullah yang terkait dengan

hukum sebab-akibat. Tulisan ini juga akan

mendudukkan kemunduran praktik politik Islam

dengan kebenaran Islam. Selain itu, juga akan

mengungkap penyebab kemunduran tersebut dan

peluang kembalinya.

Jatuh bangun suatu sistem politik merupakan

sebuah fakta yang terjadi dalam perjalanan sejarah

manusia dan tidak dimungkiri oleh sejarawan

bahkan oleh awam sekalipun. Namun kemerosotan

sistem politik tertentu -bahkan berada di bawah

pengaruh sistem politik lainnya- sering kali

menimbulkan suatu pertanyaan jika kaitkan

dengan etika keagamaan tertentu.

Jika etika diartikan sebagai suatu perspektif

mengenai yang benar dan yang salah, atau yang

baik dan yang buruk, maka pertanyaan yang

muncul adalah mengapa politik Islam hampir

selama seabad terakhir ini mengalami kemunduran

dan kemerosotan? Bukankah Islam merupakan

agama yang benar, sehingga politik yang

diajarkannya pun benar.

Perspektif Islam Mengenai Keruntuhan Suatu

Sistem Politik

Politik berasal dari bahasa Yunani ‘polis’ yang

berarti negara kota. Politik secara umum dapat

didefinisikan dalam beberapa definisi yang hampir

kesemuanya memiliki persamaan dalam konsep-

konsep pokoknya yaitu: negara, kekuasaan,

pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan

pembagian atau alokasi. Dalam tradisi Islam yang

menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa

keilmuannya, politik ditransliterasi menjadi

siyasah. Kata siyasah sendiri merupakan derivasi

dari ‘saasa’ yang berarti melaksanakan sesuatu

sebagaimana semestinya.

Dalam tradisi Islam yang sumber dasar pemikiran

dan sistem hukumnya berupa wahyu yang

terwujud dalam Al-Quran dan Hadits Muhammad

saw, tidak terdapat kata siyasah dengan arti

sebagaimana yang dipahami sekarang ini. Dalam

Al-Quran tidak terdapat satu pun kata siyasah

bahkan derivasinya. Meski tidak terdapat kata

siyasah atau derivasinya di dalamnya, namun Al-

Quran menyebutkan beberapa kali kata ‘al-mulk’ 14

yang berarti kerajaan atau negara, yang

merupakan salah satu konsep politik yang

terpenting. Selain menggunakan kata al-mulk, Al-

Quran juga menggunakan kata-kata lain yang

dalam beberapa tempat artinya sama dengan al-

mulk, yaitu ‘al-balad’15 dan ‘al-qaryah’.

Al-Quran juga menggunakan beberapa terma yang

merujuk pada makna kekuasaan. Terma-terma

14 Al-Quran menyebutkan 57 kali kata al-mulk, 31 diantaranya

tanpa menggunakan artikel alim lam (ال). 15 Al-Balad disebut pada 14 tempat dalam Al-Quran.

Sementara al-qaryah disebut Al-Quran dalam 33 tempat dan

dengan bentuk pluralnya ‘al-qura’ pada 18 tempat.

Page 13: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

13

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

tersebut di antaranya: ‘at-tamkin’,16 ‘al-istikhlaf’17,

dan ‘al-hukm’18.

Adapun dalam Hadits, terdapat sebuah riwayat

yang menyebutkan derivasi dari kata siyasah.

Hadits tersebut berbunyi:

“(Sungguh urusan) Bani Israil diatur oleh para Nabi.

Setiap seorang Nabi wafat maka ada Nabi lain

yang menggantikannya. Sungguh, tidak akan ada

nabi lagi setelahku, dan suatu saat nanti akan

banyak terdapat khalifah.”

Para sahabat bertanya, “Apa yang Anda

perintahkan kepada kami (jika itu terjadi)?”

Beliau menjawab, “Penuhilah baiat (khalifah) yang

paling terdahulu dan penuhilah hak-hak mereka.

Sungguh, Allah akan meminta pertanggung-

jawaban atas kepemimpinan mereka.”19

Sebagai suatu nilai, ulama Islam agak sedikit

berbeda dalam mendefinisikan siyasah secara

terminologi. Menurut Ibnu Najim, siyasah adalah

tindakan penguasa yang demi terwujudnya sesuatu

yang dianggapnya maslahat, meski perbuatan

tersebut tidak memiliki argumentasi definitif (dari

syariat; Al-Quran dan As-Sunnah).20

Tidak jauh berbeda dengan Ibnu Nujaim, Ibnu

Khaldun menjelaskan bahwa siyasah adalah

pengarahan dari penguasa yang sesuai dengan

perspektif syariat kepada rakyatnya agar mereka

memperoleh kemaslahatan dunia dan akhirat.21

Sementara sebagai suatu sistem kenegaraan,

siyasah adalah suatu perangkat pemerintahan

beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk

membantu rakyat agar mendapatkan

kemaslahatan akhirat dan dunia mereka. Dari dua

16 Lihat misalnya QS. Yusuf: 56, QS. Al-Qashash: 5, dan QS.

Al-Hajj: 41. 17 Lihat contohnya QS. An-Nuur: 55, dan QS. Al-A’raf: 129. 18 Baca QS. An-Nisaa’: 58, QS. Al-Maidah: 45, 47,49, dan 50. 19 HR. Al-Bukhari, no. 3268 dan Muslim no 1842, dari Abu

Hurairah (Abdurrahman bin Sakhr) ra. 20 Ibnu Nujaim, Bahrur Raiq, 5/11. 21 Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, 97.

definisi tersebut dapat dipahami bahwa siyasah

adalah bagian yang tidak dipisahkan dari Islam.

Oleh sebab itu, Islam tidak membedakan antara

persoalan keyakinan (akidah), ibadah, dan politik.

Al-Quran yang merupakan sumber hukum Islam

yang pertama menjelaskan bahwa setiap umat

atau bangsa memiliki batas kejayaan dan

kecemerlangan mereka.

“Setiap umat mempunyai batas waktu, maka

apabila telah datang waktunya, mereka tidak

dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan

tidak dapat (pula) memajukannya.”22

Ath-Thabari menulis bahwa yang dimaksud dengan

‘ajal’ (batas waktu) adalah waktu tibanya

kehancuran atau hukuman pada mereka.23 Ibnu

Katsir menginterpretasikan ‘ajal’ dengan waktu

yang telah ditetapkan bagi mereka.24 Sementara

Asy-Syaukani menerangkan bahwa yang dimaksud

dengan ‘ajal’ bisa berupa waktu datangnya azab

atau bisa juga berarti kematian, bahkan

menurutnya makna kata (ajal) tersebut bisa lebih

umum dari kedua (yaitu datangnya azab dan

kematian) arti sebelumnya.25

Sayyid Quthb memaknai ‘ajal’ dengan dua

pengertian, yaitu kematian pada setiap diri

manusia dan rentang waktu yang telah ditentukan

bagi kajayaan dan kekuasaan suatu umat atau

bangsa.26

Dari para mufasir di atas, dijelaskan bahwa Islam

memandang jatuh bangunnya suatu sistem politik

sebagai suatu sunnatullah (ketetapan Allah)

berlaku di dunia ini. Ketetapan ini berlaku untuk

setiap suatu sistem atau entitas politik, apa pun

suku, bangsa, dan warna kulitnya. Terlebih Al-

Qur`an menyebutkan ayat tersebut dengan

menggunakan kata ‘kullun’, yang berarti

22 QS. Al-A’raf: 34. 23 Ath-Thabari, Jami’ul Bayan fi Ta`wil Ayyil Qur`an, 12/405. 24 Ibnu Katsir, Tafsirul Qur`anil ‘Azhim, 3/409. 25 Asy-Syaukani, Fathul Qadir, 3/33. 26 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur`an, 3/218.

Page 14: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

14

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

seluruhnya. Dalam disiplin ilmu Ushul Fiqh, kata

‘kullun’ merupakan salah satu tanda makna al-

‘aam, yaitu makna mencakup seluruh person atau

bagiannya (afraad) tanpa terkecuali.

Kemenangan dalam Perspektif Islam

Dalam beberapa ayat Al-Quran27 ditegaskan bahwa

Allah swt berjanji akan menolong dan memberikan

kemenangan kepada para Rasul dan orang-orang

beriman hingga hari kiamat nanti. Kemenangan

tersebut tidak hanya dijanjikan di akherat kelak,

namun juga terjadi dalam kehidupan dunia ini.

Melalui Al-Quran, As-Sunnah, dan sejarah Islam

didapatkan dokumentasi bahwa bahkan sekelas

nabi, mengalami perlakuan yang tidak layak dari

umat mereka, terutama musuh-musuh mereka. Di

antara mereka ada yang dibunuh seperti Nabi

Yahya as dan Nabi Syu’ya as. Ada juga di antara

mereka yang hendak dibunuh oleh umat mereka

akan tetapi diselamatkan oleh Allah swt, seperti

Nabi Ibrahim as yang hijrah ke Syam meninggalkan

tanah air dan kaumnya, dan juga Nabi Isa as yang

diangkat ke langit ketika kaumnya ingin

membunuhnya.

Tidak jauh berbeda dengan para nabi tersebut,

orang-orang beriman dari kalangan para

pengikutnya pun mengalami hal yang serupa. Di

antara mereka ada yang dilemparkan ke dalam

parit yang dinyalakan api di dalamnya, ada yang

gugur sebagai syuhada, ada yang hidup di bawah

ancaman, penderitaan, teror dan intimidasi.

Dari realitas di atas, sering kali muncul suatu

pertanyaan: Di mana janji Allah untuk menolong

dan memenangkan mereka di dunia sementara

pada kenyataannya mereka diusir, disiksa, bahkan

ada yang dibunuh? Untuk itu, menjelaskan arti

27 Lihat seperti QS. Ghafir: 51, QS. Ar-Rum: 47, QS.

Muhammad: 7, QS. Al-Hajj: 40, dan QS. Ash-Shafaat: 171-

173.

kemenangan (an-nashr) menurut perspektif Islam

merupakan suatu yang urgen.

An-Nashr atau kemenangan dalam kaca mata Islam

memiliki beberapa pengertian dan gambaran yang

lebih universal dari apa yang dipahami oleh

manusia atau yang terdetik dalam benak pemikiran

mereka. Diantara pengertian kemenangan tersebut

yaitu:

1. Takluknya musuh kepada para Nabi dan Rasul

serta pengikut mereka yang beriman. Makna

seperti ini adalah pemahaman dan gambaran

yang pertama kali muncul dalam pemikiran

manusia jika mendengar kata kemenangan.

Kemenangan seperti ini di antaranya Allah swt

berikan kepada Nabi Dawud as28, Nabi

Sulaiman as29, Nabi Musa as30 serta juga

kepada Nabi Muhammad saw bersama

sahabatnya.31

Kemenangan dengan arti seperti ini terlintas

pertama kali dalam benak manusia

disebabkan, di antaranya: (1) kemenangan

zahir dapat dilihat dan dirasakan oleh manusia,

(2) kemenangan ini memadukan antara

kemenangan spiritual keagamaan (ad-din) dan

kemenangan pemeluknya, dan (3)

kemenangan semisal ini sangat disukai

manusia karena merupakan kemenangan yang

dekat.

2. Kemenangan dengan dibinasakannya kaum

yang tidak beriman dan selamatnya nabi serta

pengikut mereka yang beriman. Ini

sebagaimana yang dialami oleh Nabi Nuh as.

Allah swt telah menyelamatkannya beserta

pengikutnya yang beriman dari kaumnya yang

ingkar dengan menenggelamkan mereka

dalam peristiwa banjir besar.32 Sebagaimana

28 Baca QS. Al-Baqarah: 251. 29 Baca QS. Shad: 35. 30 Simak QS. Al-A’raf: 137 31 Simak QS. Al-Fath: 1, dan QS. An-Nashr: 1-3. 32 QS. Al-Qamar: 10-14

Page 15: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

15

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

juga dialami oleh Nabi Hud as33, Nabi Shalih

as34, Nabi Luth as35, dan Nabi Syu’aib as36.

Hukuman berupa azab yang ditimpakan

kepada orang-orang yang ingkar merupakan

kemenangan yang besar bagi orang-orang

yang beriman, sekaligus sebagai kekalahan dan

penghinaan bagi orang-orang yang tidak

beriman dan menghalangi orang-orang dari

keimanan dengan berbagai cara.

3. Kemenangan melalui pembalasan Allah

kepada musuh dan orang-orang yang

mengingkari para nabi sesudah kematian

mereka. Sebagaimana yang terjadi terhadap

orang-orang yang membunuh Nabi Yahya as

dan Nabi Syi’ya as, juga terhadap orang-orang

yang ingin membunuh Nabi Isa as. Dalam Al-

Quran disebutkan:

“Sungguh, Kami akan menolong rasul-rasul

Kami dan orang-orang yang beriman dalam

kehidupan dunia.”37

Menginterpretasikan ayat di atas, Ath-Thabari

berkata, “Yaitu ... atau dengan memenangkan

mereka atas orang-orang yang mendustakan

Kami, atau dengan pembalasan Kami terhadap

mereka di dunia ini setelah wafatnya para nabi

dan rasul. Sebagaimana yang telah Kami

lakukan terhadap orang-orang yang

membunuh Nabi Syi’ya dan Nabi Yahya, dan

sebagaimana Kami memenangkan Nabi Isa

atas orang-orang yang ingin membunuhnya.

Pada akhirnya Kami binasakan mereka melalui

orang-orang Romawi.”38

4. Kemenangan dalam perspektif Islam justru

terkadang adalah merupakan kekalahan

menurut pandangan manusia, seperti dibunuh,

dipenjara, diusir, dan disiksa. Padahal hal

demikian itu jika merupakan konsekuensi dari

33 QS. Al-A’raf: 72. 34 QS. Al-A’raf: 78. 35 QS. Al-A’raf: 84. 36 QS. Asy-Syu’ara: 189. 37 QS. Ghafir: 51. 38 Ath-Thabari, Jami’ul Fi Ta`wil Ayyil Qur`an, 21/400-401.

keimanan mereka maka merupakan

kemenangan yang hakiki. Dalam Al-Quran

ditegaskan:

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang

yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan

mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan

mendapat rezeki.”39

Ada beberapa alasan mengapa orang-orang

beriman yang gugur dalam rangka

mempertahankan, memperjuangkan, dan

membela agama Islam merupakan suatu

kemenangan bagi mereka, di antaranya:

a. Memperoleh syahadah yang merupakan

anugerah yang agung dari Allah. Al-

Quran menceritakan bahwa orang-orang

yang gugur dalam membela agama

mereka akan merasa gembira terhadap

balasan yang Allah berikan kepada

mereka di akhirat.40

b. Kemenangan dan keunggulan manhaj

serta ideologi (akidah) yang dia pegang.

Hal ini seperti yang terjadi dalam kisah

seorang pemuda yang dibunuh oleh

rajanya, lalu kaumnya terpesona dengan

keteguhan pemuda tadi lantas mereka

serempak mengatakan di hadapan raja

lalim bahwa mereka beriman kepada

Rabb pemuda itu.41

Ketika seorang mukmin yang teguh

memegang keyakinan mereka

diasingkan, dipenjara, disiksa dan

akhirnya dibunuh, maka orang yang

menyiksa dan membunuh biasanya

mengalami depresi mental yang terjadi

setelah mereka melakukan tindakan

tersebut. Akibatnya, jiwanya merasa

tertekan dan tidak memiliki rasa tenang

dan tenteram sedikit pun.

39 QS. Ali Imran: 169. 40 Baca QS. Ali Imran: 169-170. 41 Lihat HR Muslim, 8/229, no. 7703.

Page 16: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

16

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

c. Menjadi buah bibir yang manis setelah

kematiannya. Orang-orang yang gugur di

jalan Allah akan menjadi buah

pembicaraan yang baik di kalangan

orang-orang beriman. Al-Quran

merekam sebuah doa yang dipanjatkan

oleh Nabi Ibrahim as, “... dan jadikanlah

aku buah tutur yang baik bagi orang-

orang (yang datang) kemudian.”42

5. Kemenangan karena teguh dalam memegang

akidah dan manhaj. Ini dikarenakan dia telah

mampu melampaui ujian syahwat dan

syubhat, melintasi berbagai rintangan

dangan penuh keberanian dan keteguhan.

Bahkan, kemenangan lahir tidak dapat

terwujud kecuali setelah melalui bentuk

kemenangan ini. Untuk itu, keteguhan dalam

memegang akidah dan manhaj meski

dilemparkan ke dalam tumpukan api,

menjadikan Nabi Ibrahim as berada dalam

puncak kemenangan. Lantaran ini juga maka

Ashhabul Ukhdud yang dilemparkan ke

dalam api yang menyala-nyala disebabkan

keteguhan mereka terhadap agama mereka

dan juga keengganan mereka untuk untuk

kufur setelah beriman dan lebih memilih

mati, telah mengangkat mereka ke dalam

posisi pemenang.

6. Kemenangan dengan kuatnya argumentasi

dan nilai kebenaran yang dikandungnya. Al-

Quran menjelaskan berkaitan dengan

perdebatan antara Nabi Ibrahim dan

kaumnya:

“Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan

kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.

Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki

beberapa derajat.43”

Pun demikian, dengan perdebatan Nabi

Ibrahim dengan salah seorang yang kafir

tentang Rabb dan membuatnya tidak

42 QS. Asy-Syu’ara: 84. 43 QS. Al-An’am: 83.

berkutik; tidak mampu menjawab

argumentasi Nabi Ibrahim as.44 Karena itu,

kemenangan orang beriman dengan

argumentasinya yang kuat merupakan

kemenangan yang hakiki, bahkan merupakan

salah satu sarana penting untuk mencapai

kemenangan Din.

7. Kemenangan orang beriman tidak dibatasi

oleh dimensi ruang dan waktu, karena ruang

kemenangan bagi mereka adalah bumi Allah

yang luas ini dan waktunya adalah kehidupan

di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu,

terkadang orang yang beriman mendapat

tekanan di suatu tempat, sementara di

tempat lain dia memperoleh kemenangan,

sebagaimana yang dialami oleh Nabi

Muhammad saw. Ketika berada di Makkah

beliau mendapat tekanan, namun ketika

sudah di Madinah beliau memperoleh

kemenangan bahkan dapat membebaskan

kota Makkah.

Hal yang sama juga terjadi pada Nabi Musa

as. Di negeri Fir’aun, Nabi Musa as mendapat

teror dan intimidasi, akan tetapi di wilayah

lain beliau mendapat kemenangan. Dan

bahkan terkadang terjadi, orang beriman

mendapat tekanan pada suatu kesempatan

di suatu tempat, tetapi pada kesempatan

lainnya di tempat yang sama dia memperoleh

kemenangan.

8. Kemenangan dalam bentuk perlindungan,

yaitu dilindunginya orang yang beriman dari

cengkeraman musuh-musuhnya. Dalam Al-

Quran disebutkan:

“Maka sampaikanlah secara terang-terangan

apa yang diperintahkan (kepadamu) dan

berpalinglah dari orang-orang musyrik.

Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari

44 Simak QS. Al-Baqarah: 258.

Page 17: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

17

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

(kejahatan) orang yang memperolok-olokkan

(mu).45”

Ath-Thabari dalam menginterpretasikan ayat

tersebut menyebutkan bahwa ketika

menyampaikan perintah Allah secara terang-

terangan maka janganlah takut kepada

sesuatu pun kecuali hanya kepada Allah

karena Dia akan menjagamu dari musuh-

musuhmu dari dari orang-orang yang

menyakitimu sebagaimana Allah

melindungimu dari orang-orang yang

memperolok-olokmu.46

Jika diperhatikan berbagai bentuk kemenangan di

atas seraya memperhatikan perjalanan hidup para

rasul, maka akan ditemukan bahwa salah satu atau

lebih dari kemenangan itu telah terwujud dalam

kehidupan mereka. Sebagaimana yang tampak

dalam sejarah Nabi Muhammad saw. Beliau telah

memperoleh kemenangan dengan keunggulan dan

kesempurnaan Islam. Juga memperoleh

kemenangan dengan hancurnya orang-orang yang

mengingkarinya dalam berbagai peperangan

dengan beliau. Beliau meraih kemenangan saat

terusir dari Makkah, menang karena memiliki

argumentasi yang kuat dan mendapatkan

perlindungan atas orang-orang yang memusuhinya,

serta menang di tempat yang bukan tanah airnya,

selain juga menang karena keteguhannya di atas

Din dan dalam menyampaikan kebenaran.

Berdasarkan penjelasan mengenai makna-makna

kemenangan di atas maka tampaklah

keuniversalan pengertian ‘an-nashr’ (kemenangan)

dalam Islam. Untuk itu, pembatasan arti

kemenangan hanya dengan lahir saja bukanlah

merupakan pandangan Islam. Pun demikian halnya

dengan kebenaran. Mundurnya politik Islam saat

ini bukanlah bukti bahwa politik yang berdasarkan

Islam itu salah dan Islam mengajarkan politik yang

45 QS. Al-Hijr: 94-95. 46 Ath-Thabari, Jami’ul Bayan fi Ta`wili Ayyil Qur`an,

17/153.

salah. Keunggulan politik Islam bisa teruji dari

teori-teorinya yang universal. Sementara

kemunduran politik Islam itu sendiri terkadang

disebabkan oleh politikus Islam yang belum

merealisasikan politik Islam tersebut dengan baik

dan benar.

Penyebab Mundur dan Jatuhnya Politik Islam

Pada hakikatnya sejak kemunculan sejarah dan

peradaban manusia hingga saat ini, bahkan hingga

berakhirnya dunia nanti, ketetapan universal Allah

swt (sunnatullah) terhadap jatuh bangun suatu

umat dan peradaban secara umum pasti akan

terjadi. Di antara ketetapan sunnatullah tersebut

adalah adanya suatu kaidah atau aturan sosial dan

kemanusiaan secara umum yang berhubungan

langsung dengan penentuan arah perjalanan

kehidupan manusia dan juga perjalanan suatu

umat dan bangsa. Jika suatu umat atau peradaban

konsisten terhadap aturan-aturan tersebut maka

selamanya mereka akan berada dalam kebaikan

dan kejayaan.

Sebaliknya, jika suatu bangsa tidak tunduk dan

patuh pada aturan-aturan itu maka mereka dengan

sendirinya akan tercampak dalam lembah

kemunduran dan kejatuhan. Pun demikian dengan

umat dan politik Islam tidak terkecuali dalam

sunnatullah tersebut. Sejak turunnya risalah

kenabian Rasulullah saw maka Daulah Islam atau

politik Islam mulai mengusahakan dan memenuhi

aspek-aspek kemajuan dan kejayaan sehingga

tegaklah daulah tersebut. Namun, tatkala

perjalanan daulah Islam mulai menjauhi aspek-

aspek tersebut maka terjadilah kelemahan pada

daulah Islam yang berakhir dengan

kehancurannya.47

Politik Islam yang terealisasikan dalam bentuk

kekhalifahan berakhir dengan jatuhnya Daulah

47 Raghib As-Sirjani, Qishshatul Andalus, 716.

Page 18: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

18

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Utsmaniyah di Turki. Sejak saat itu hingga

sekarang, umat Islam mengalami suatu masa

dimana lenyapnya kekhilafahan sehingga tidak ada

satu pun sistem politik yang mampu menyatukan

mereka seluruhnya di seluruh penjuru dunia ini,

selain juga lenyapnya syariat dan penerapan

syariat Islam di negeri-negeri mayoritas Muslim.

Sebagaimana bangun dan jayanya suatu umat dan

bangsa jika mereka memenuhi syarat dan aspek

kejayaan tersebut, demikian juga dengan

kemunduran dan kehancuran mereka. Jika mereka

tanpa sadar sedikit demi sedikit menuju pada

syarat dan aspek tersebut maka mereka pada

akhirnya akan mengalami kejatuhan sebagaimana

yang terjadi pada umat dan bangsa sebelumnya.

Ibnu Khaldun yang merupakan seorang sosiolog

dan sejarawan Muslim terkenal menyebutkan

beberapa tanda fundamental dari keruntuhan

suatu bangsa48.

Pertama, penguasa yang memonopoli kekuasaan

dan memarjinalkan pendukung aslinya.

Otoritas suatu bangsa, pada dasarnya, biasanya

mengklaim semua kemuliaan untuk dirinya sendiri.

Selama kemuliaan adalah milik umum (bersama)

suatu kelompok, dan semua anggota kelompok

membuat upaya yang identik (untuk mendapatkan

kemuliaan), aspirasi mereka untuk bisa unggul atas

yang lainnya dan untuk mempertahankan milik

mereka sendiri merupakan teladan dalam

keluhuran ambisi mereka dan kentalnya akan

ketinggian harga diri mereka. Mereka semua

bertujuan untuk memperoleh suatu kemuliaan.

Oleh karena itu, mereka menganggap kematian

yang dihadapi dalam mengejar kemuliaan adalah

suatu yang terpuji, dan mereka lebih memilih

kematian dari pada hilangnya (kemuliaan) mereka.

48 Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1/210-213.

Sekarang, bagaimanapun, ketika salah satu dari

mereka mengklaim semua kemuliaan untuk dirinya

sendiri, ia menggoyahkan rasa kebangsaan

(kebersamaan) mereka dan mengendalikan para

pejabat, dan lebih memprioritaskan memberikan

harta kepada mereka. Oleh sebab itu, mereka

menjadi terlalu malas untuk melanjutkan

pertempuran, kekuatan mereka sudah mulai

hilang, dan (jiwa) mereka berubah lebih mencintai

kehinaan dan penghambaan.

Generasi berikutnya akan tumbuh dalam (kondisi)

seperti di atas. Mereka menganggap tunjangan

yang mereka dapatkan merupakan gaji (imbalan)

dari pemerintah kepada mereka atas peran

mereka dalam melindungi dan mempertahankan

negara dan bantuan mereka yang lain. Tidak ada

yang mereka pikirkan selain dari itu. Sehingga

sangat sedikit dari mereka yang sukarela untuk

mengorbankan hidupnya. Situasi ini akan

melemahkan suatu bangsa dan melemahkan

kekuatannya. Dengan itu, suatu bangsa akan

mengalami fase kelemahan dan kehancurannya

akibat rasa kebangsaan yang rusak bersamaan

dengan hilangnya keberanian dalam diri rakyatnya.

Kedua, penguasa yang hidup dalam gelimang

kemewahan.

Jumlah keluarga mereka semakin banyak, dan

biaya untuk menafkahi mereka melebihi tunjangan

yang mereka dapatkan, serta pemasukan mereka

dari pajak juga tidak mencukupi. Mereka yang

miskin akan binasa, sementara para pegawai

pemerintahan menghambur-hamburkan pengha-

silan mereka pada kemewahan.

Kondisi ini menjadi semakin buruk pada generasi

berikutnya. Akhirnya, semua pendapatan negara

tidak cukup membiayai kehidupan mewah dan hal-

hal lain yang telah menjadi kebiasaan mereka yang

serba mewah. Kebutuhan mereka akan semakin

mendesak, sementara penguasa menuntut untuk

Page 19: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

19

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

membatasi tunjangan mereka pada masa perang,

sehingga mereka tidak ada lagi sandaran mereka

untuk memenuhinya. Oleh karena itu, (para

penguasa) menjatuhkan hukuman pada (rakyatnya)

dan merampas banyak harta mereka, baik dengan

mengambil alih untuk diri mereka sendiri atau

dengan menyerahkannya kepada anak-anak

mereka sendiri dan pendukungnya di

pemerintahan. Dengan cara itu, mereka membuat

orang-orang terlalu lemah (secara finansial) untuk

memenuhi kebutuhan mereka sendiri, dan

melemahkan para pegawai pemerintahan lantaran

lemahnya rakyatnya.

Juga, ketika kemewahan semakin marak di sebuah

bangsa dan penghasilan masyarakat menjadi tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka

sementara pengeluaran mereka membengkak,

penguasa, yaitu pemerintah, harus meningkatkan

tunjangan mereka untuk menutup kurangnya

pengeluaran mereka dan memperbaiki kondisi

ekonomi mereka yang tidak sehat. Jumlah

penerimaan pajak, bagaimanapun, adalah salah

satu yang tetap. Ini tidak bertambah atau

berkurang. Ketika itu bea cukai baru akan naik,

jumlah yang akan dikumpulkan sebagai hasil dari

peningkatan pemasukan tetap memiliki batas (dan

tidak dapat ditingkatkan lagi).

Ketika penerimaan pajak dialokasikan untuk

tunjangan-tunjangan, maka akan terjadi

penambahan tunjangan bagi setiap orang dari

pegawai pemerintahan akibat kemewahan dan

pengeluaran mereka yang besar. Pada masa ini,

jumlah pegawai kemiliteran harus dikurangi dari

sebelum adanya penambahan tunjangan.

Kemudian, jika gaya hidup mewah semakin

bertambah yang menyebabkan tunjangan pun

semakin banyak, maka terpaksa harus mengurangi

lagi pegawai kemiliteran. Jika ini terus berlanjut

maka tidak menutup kemungkinan militer menjadi

kesatuan yang paling sedikit jumlahnya yang

menyebabkan daya tahan negara pun menjadi

lemah dan kekuatannya menjadi hilang. Dan jika

suatu negara sudah lemah maka negara-negara

sekitarnya atau suku dan kabilah yang sebelumnya

berada di bawah kekuasaannya akan berusaha

untuk merebut kekuasaan mereka.

Tiga, penguasa mulai bergaya hidup penuh

kesenangan dan bersantai-santai.

Jika gaya hidup penuh kesenangan dan bersantai-

santai telah menjamur di kalangan elit

pemerintahan maka generasi baru tumbuh dalam

nuansa kenyamanan dan kemudahan, kehidupan

mewah dan ketenangan. Sifat dari kebuasan (yang

dimiliki oleh generasi terdahulu telah) mengalami

transformasi. Mereka melupakan kebiasaan hidup

gurun yang memungkinkan mereka untuk

mencapai otoritas kekuasaan, seperti energi yang

besar, kebiasaan hidup yang penuh perjuangan,

dan kemampuan untuk melakukan perjalanan di

padang gurun dan menemukan jalan seseorang diri

dalam wilayah asing sekalipun. Tidak ada

perbedaan antara mereka dan penduduk biasa

yang menetap di kota, kecuali keterampilan dan

pengalaman tempur mereka. Pertahanan militer

mereka melemah, energi mereka hilang, dan

kekuatan mereka dirusak. Efek buruk dari situasi ini

pada dinasti menunjukkan ke arah kepikunan

(kehancuran).

Jika penguasa terus mengadopsi bentuk gaya hidup

baru yang serba mewah, budaya menetap,

ketenangan, kemudahan dalam segala kondisi, dan

kelembutan yang lebih mengakar ke dalam diri

mereka, maka mereka menjadi terasing dari

kehidupan padang pasir dan gurun ketangguhan.

Secara bertahap, mereka kehilangan lebih banyak

dan lebih banyak (kebijaksanaan). Mereka

melupakan kualitas keberanian yang yang dulunya

merupakan perlindungan dan pertahanan mereka.

Akhirnya, mereka datang untuk bergantung pada

Page 20: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

20

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

beberapa bangsa lain, itu pun jika mereka

memilikinya.

Dalam sebuah dinasti yang terkena kepikunan

sebagai hasil dari kehidupan yang mewah dan gaya

hidup yang santai penguasanya, kadang-kadang

terjadi bahwa penguasa memilih pembantu dan

partisan dari kelompok yang tidak terkait dengan

(dinasti yang berkuasa tetapi) digunakan untuk

mempertahankan eksistensi mereka. Mereka

menggunakan orang-orang tersebut sebagai

tentara yang akan lebih mampu untuk menderita

kesulitan perang, kelaparan, dan kekurangan. Ini

bisa dijadikan obat untuk mempertahankan dinasti

ketika datang.

Masa Depan Politik Islam

Kemenangan politik Islam pada zaman dahulu

merupakan suatu yang menggelorakan rasa

kemuliaan dan kebanggaan tersendiri. Namun

harus dipahami adalah adanya perbedaan antara

proses kemenangan zaman dahulu dan sekarang

yang demikian berbeda.

Pada zaman dahulu penentu kemenangan politik

Islam adalah dari hasil kemenangan pedang,

tombak, dan kuda yang berhadapan dengan

pedang, tombak, dan kuda musuh. Atau juga

melalui kemenangan dari pasukan Islam dan

bertemu dengan pasukan musuh. Namun sekarang

ini, bentuk pertempuran antara Islam dan musuh

jauh tersembunyi, dan mayoritasnya tidak

berbentuk fisik, bahkan sangat jauh berbeda.

Sekarang ini perang tidak lagi perang pada masa

dahulu, parameter kekuatan tidak sama dengan

parameter kekuatan zaman tempo lalu.

Pertanyaannya adalah mampukah umat Islam

kembali mewujudkan kemenangan mereka pada

kondisi dan situasi, juga sesuatu yang serba baru

seperti sekarang ini? Sementara umat Islam sedang

mengalami kemunduran dan kelemahan.

Menurut Dr. Raghib As-Sirjani, umat Islam tetap

mampu mewujudkan kemenangan politiknya49.

Pertanyaan di atas muncul disebabkan kurangnya

pemahaman dan kesadaran akan dua faktor

kemenangan yang senantiasa melekat pada umat

Islam. Kedua faktor tersebut adalah:

Satu, umat Islam adalah umat yang tidak akan

pernah punah. Selaras dengan janji Allah dan

sunnahnya bahwa umat Islam akan selamanya ada

di muka bumi hingga kiamat kelak. Memang,

bangkit setelah sebelumnya jatuh atau jatuh

setelah sebelumnya bangkit adalah suatu yang

lumrah di dunia ini. Ketentuan tersebut tanpa

memperhatikan sejauh mana kuat dan besar

orang-orang kafir dan lemahnya umat Islam. Allah

swt berfirman:

“Janganlah kamu terpedaya oleh kebebasan orang-

orang kafir bergerak di negeri-negeri. Itu hanyalah

kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal

mereka adalah Jahannam, dan Jahannam itu

adalah tempat yang seburuk-buruknya.50”

Dua, pertempuran antara Islam dan musuhnya

adalah antara pertempuran antara kebenaran dan

kebatilan. Dalam pandangan Islam, pertempuran

antara umatnya dan musuhnya tidak terwujud atau

diwakili oleh suatu negara atau person-person

tertentu saja, namun ia merupakan pertempuran

keyakinan; pertempuran antara kebenaran dan

kebatilan. Bukankah hasil pertempuran seperti itu

bisa ditebak siapa yang akhirnya mendapatkan

kemenangan? Meski mereka memiliki kekuatan

dan persiapan yang lebih dibanding dengan

kekuatan dan persiapan umat Islam.

Sejarah dan realita Islam dahulu adalah bukti dan

contoh terbaik atas pernyataan tersebut.

Berdasarkan tabiat parameter zaman dahulu pun

sangat sulit dipercaya bahwa umat Islam mampu

mengalahkan musuh-musuhnya. Pada perang

49 Raghib As-Sirjani, Qishshatul Andalus, 716-721. 50 QS. Ali Imran: 196-197.

Page 21: Kegagalan Amerika Serikat di Afghanistan - kiblat.net · penarikan pasukan macam apa yang direkomendasikannya. ... pemerintahan Reagan dan Clinton, dipaksa berhenti dan melarikan

21

Laporan Bulanan SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

20142020142014

Qadisiyah contohnya, umat Islam yang hanya

berjumlah 32 ribu personil mampu mengalahkan

pasukan Persia yang berjumlah 200 personil. Pun

demikian dengan perang Yarmuk antara pasukan

Islam yang berjumlah 30 ribu personil yang bisa

mempecundangi pasukan Romawi yang juga

berjumlah 200 ribu personil. Fakta di atas adalah

suatu yang sulit dipercayai bisa terjadi, bahkan

mungkin suatu yang mustahil terjadi meski dengan

menggunakan parameter terdahulu.

Sebelumnya, Sayyid Quthub juga telah

menegaskan keyakinan beliau akan cerahnya masa

depan Islam dalam tulisannya, Al-Mustaqbal li

Hadzad Din. Menurut Quthub, ini karena Islam

merupakan jalan kehidupan (manhaj hayah) yang

paling komprehensif. Islam tidak hanya mengatur

dalam masalah keyakinan dan peribadatan, namun

juga mengatur aspek-aspek lain di kehidupan ini.

Bahkan menurut Quthub, seluruh agama Islam

telah memberikan rambu-rambu perjalanan bagi

umat manusia.

Menurut Quthb, peradaban selain Islam hanya

mewujudkan tujuan-tujuan jangka pendeknya yang

terbatas dan tidak mempunyai sesuatu yang

mampu diberikan untuk pada kemanusiaan seperti:

deskripsi-deskripsi, pemahaman, pokok-pokok, dan

nilai-nilai kehidupan, yang dengan itu ia mampu

untuk memimpin manusia dan mengantarkan

mereka untuk berkembang dan maju dengan

sebenarnya. Yaitu berkembang dan maju aspek

kemanusiaan mereka; berkembang dan maju aspek

nilai-nilai kemanusiaan mereka, dan juga aspek

kehidupan kemanusiaan mereka.51

Penutup

Hal penting yang seyogianya diperhatikan oleh

umat Islam adalah peran mereka dalam proses

kebangkitan Islam. Jika ditakdirkan bahwa politik

51 Sayyid Quthb, Al-Mustaqbal li Hadzad Din, h. 50.

Islam kembali tegak dengan -salah satunya- melalui

perantaraan salah satu kelompok umat Islam,

maka mereka akan mendapatkan pahala untuk

usaha mereka, bahkan meski mereka tadi belum

merasakan buah kemenangan tersebut. sebaliknya,

umat Islam yang tidak turut serta dalam

mengusahakan kebangkitan tersebut maka mereka

tidak mendapatkan pahala apa pun dari

kebangkitan tersebut, meski mereka merasakan

kemenangan Islam. Hal yang wajib ada di benak

setiap Muslim adalah bekerja untuk mengambil

bagian dan peran dalam proses mengembalikan

bangunan umat setelah keruntuhannya. (Ali

Sadikin)