Kefilsafatan

35
BAB I KEAHLIAN BERFILSAFAT Istilah Yunani “filsafat” secara harafiah berarti “cinta kebijaksanaan”, karena itu, tujuan pencarian kefilasafatan adalah memperoleh pemahaman dan keijaksanaan mengenai segala hal yang terdalam dan terluas. Dalam pencarian kebijaksanaan itu, seorang filsuf dibimbing oleh gairah untuk menemukan kebenaran, mengambangkan penalaran yang berhati-hati, dengan menguji secara terus-menerus berbagai asumsi dasar dan aneka kepercayaan kita. Sikap para filsuf dicirikan dengan pencarian dan perenungan. Keingintahuan intelektual yang tak terpuaskan itu mengarah pada : Analisis dan definisi mengenai konsep ini Identifikasi kepercayaan dan asumsi dasar Perbandingan, kritik dan evaluasi terhadap berbagai pendirian yang berbeda Pengumpulan bukti dan penyusunan argumen Pertimbangan yang cermat atas kritik dan keberatan. Socrates mengatakan, tujuan pencarian kefilsafatan bukanlah menjawab pertanyaan, tetapi mempetranyakan jawaban. Jawaban yang dianggap benar, harus di analisis demi kejelasan dan kemasukakalan, lalu secara tegas dibandingkan dengan usulan alternatif, dan dinilai berdasarkan ketepatannya secara menyeluruh,

Transcript of Kefilsafatan

Page 1: Kefilsafatan

BAB I

KEAHLIAN BERFILSAFAT

Istilah Yunani “filsafat” secara harafiah berarti “cinta kebijaksanaan”,

karena itu, tujuan pencarian kefilasafatan adalah memperoleh pemahaman dan

keijaksanaan mengenai segala hal yang terdalam dan terluas. Dalam pencarian

kebijaksanaan itu, seorang filsuf dibimbing oleh gairah untuk menemukan

kebenaran, mengambangkan penalaran yang berhati-hati, dengan menguji secara

terus-menerus berbagai asumsi dasar dan aneka kepercayaan kita.

Sikap para filsuf dicirikan dengan pencarian dan perenungan.

Keingintahuan intelektual yang tak terpuaskan itu mengarah pada :

Analisis dan definisi mengenai konsep ini

Identifikasi kepercayaan dan asumsi dasar

Perbandingan, kritik dan evaluasi terhadap berbagai pendirian yang berbeda

Pengumpulan bukti dan penyusunan argumen

Pertimbangan yang cermat atas kritik dan keberatan.

Socrates mengatakan, tujuan pencarian kefilsafatan bukanlah menjawab

pertanyaan, tetapi mempetranyakan jawaban. Jawaban yang dianggap benar, harus

di analisis demi kejelasan dan kemasukakalan, lalu secara tegas dibandingkan

dengan usulan alternatif, dan dinilai berdasarkan ketepatannya secara menyeluruh,

Filsafat adalah cara berifikir tentang dunia dan cara berpkikir tentang

pemikiran kita sendiri. Dalam hal itu “filasafat” mencakup hampir segala hal:

filsafat ilmu, filsafat agama, seni, hukum, bahkan filsafat sex dan cinta. Akibatnya

filsafat menjadi disiplin “tingkat dua”, yang bergerak ke luar dari praktek ilmuan,

ahli agama tau seniman. Filsafat tidak melakukan pencarian ke dalam fakta

“tingkat pertama”, melainkan dalam metode yang digunakan untuk mencari

berbagai fakta itu sendiri, ke dalam dasar, atau ke penalaran yang dapat dijadikan

konsep yang kita gunakan untuk merumuskan fakta itu sendiri.

Perbedaan antara pencarian kefilsafatan dan yang bukan kefilsafatan sulit

ditentukan, namun hal ini dapat diilustrasikan dengan membedakan tiga corak

pertanyaan umum dengan mengambil contoh topik yang mungkin menarik.

Page 2: Kefilsafatan

Pertanyaan kefilsafatan, oleh karena itu, bukan sekedar petanyaan yang

menantang dengan jenis tertentu. Pertanyaan itu bersifat mendalam, konseptual

dan mengatasi atau bersifat mendalam, konseptual dan mengatasi atau berada di

belakang pertanyaan tentang nilai atau fakta.

Point ini memiliki nilai yang pentingn bagi tulisan makalah kefilsatan

anada: pertanyaan kefilasafatan tidak dapat dijawab semata-mata bersandarkan

pada basis dan nilai atau data faktual. Ia, pertanyaan kefilsatan itu, hanya dapat

dijawab dengan menetapkan analisis yang tepat terhadap konsep utama, dan

apakah hal tertentu, orang atau tindakan, sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan oleh analisis itu.

Aristoteles menegaskan bahwa “semua orang menurus kodratnya memiliki

hasrat ingin tahu”. Filsafat dapat dicapai oleh makhluk hidup berakal yang ingin

memahami dirinya sendiri dan dunianya – filsafat bukan wilayah istimewa para

filsuf dan orang biasa adalah perbedaan tingkan dan bukan jenis.

Pemikiran kefilsafatan membantu kita mengklarifikasi berbagai masalah

dan pendirian, memilah-milaah berbagai pilihan dan membuat kputusan yang

lebih baik, mengingat adalah keterkaitan antara kepercayaan dan tindakan, filasfat

dapat membantu kita membawa pada kehidupan yang lebih baik. Karena

pertanyanaan kefilsafatan muncul dari refleksi tentang diri kita sendiri dan

hubungan kita dengan orang lain dan dunia, serta karena kehidupan kita

merupakan sesuatu yang rumit dan berubah terus menerus. Maka akan selalu ada

pertanyaan baru yang bisa dikaji. Semua itu, tidak seharusnya membuat anda

kecewa ketika tahu bahwa pencarian kefilsafatan tidak mengenal akhir. Pencarian

kefilsafatan dapat menjadi langkah menarik dan menggembirakan bagi

pemenuhan pribadi, membantu kita mencapai kesaran yang lebih besar tetnang

diri kita sendiri, dunia kita, dan tempat kita hidup didalamnya.

A. Berbagai Pendekatan pada Tulisan Kefilsafatan

Tulisan kefilsafatan memiliki berabgai bentuk. Umumnya, tentu saja,

esei, tapi tulisan filsafata yang baik juga muncul dalam bentuk dialog, drama,

fiksi, bahkan puisi. Kita akan memusatkan perhatian pada bentuk esei karena

sejumlah alasan. Pertama, karena ia merupakan bentuk yang kemungkinan

Page 3: Kefilsafatan

besar ditugaskan dosen anda; kedua, karena bentuk ini paling mudah ditangani

dalam ruang kuliah; ketiga, esei merupakan bentuk standar dalam filsafat.

Terdapat dua pendekatan utama dalam studi filsafat – pendekatan

historis dan kritis – dan keduanya mungkin tercermin dalam esei yang nanti

anda diminta menuliskannya. Pendekatan historis memusatkan perhatian pada

sumbangan pemikiran pada filsuf yang dikenal. Pendekatan historis

memusatkan perhatian pada sumbangan pemikiran para filsuf yang dikenal.

Pendekatan kritis menekankan keterlibatan kegiatan berfilsafatm membangujn

filsafat hidup pribadi, mengajukan petranyaan dan memberikan jawaban yang

dapat perubahan pribadi, mengidentigikasi dan memperjelas berbagai asumsi,

membuat perbedaan dan menawarkan perspektif-perspektif baru.

Kita dapat membagi esei kefilsafatan secara kasar dalam dua corak:

eksposisi (expository) dan argumentasi (argumentative). Barangkali yang

terbaik adalah dengan melihat keduanya sebagai bagian yang menempati

tujuan yang berbeda dari sebuah rangkaian kesatuan, tapi tidak saling

menyisihkan dan hampir semua esei filsafat mengandung kedua unsur ini.

Cara terbaik untuk belajar filsafat adalah dengan mulai membaca karya

para filsuf, melihat jenis masalah yang melibatkan perhatian merka, dan

melihat bagaimana mereka menemukan jalan keluar.

Page 4: Kefilsafatan

BAB II

BERFIKIR SECARA KEFILSAFATAN

Salah satu tujuan utama penyelidikan kefilsafatan adalah menunjukkan

sebuah pendirian yang beralasan menganai topik tertentu dan menyatakan seacara

jelas apa yang ada percaya benar. Hal ini memerlukan ilmu komunikasi; kita harus

memilih danmendefinisikan berbagai istilah secara hati-hati, menghubungkan

konsep-konsep secara sistematis dan mengorganisasi pengalaman dan ide dalam

uraian yang mudah dipahami. Ujian pemahaman seseorang adalah sejauh mana

seseorang itu dapat mengungkapkan gagasan dan pikirannya dengan cara yaang

logis dan mudah dipahami.

Dikatakan, “setengah dari filsafat yang baik adalah tata bahasa yang baik”.

Bahasa yang tanpa tata bahasa dengan kalimat yang cacat sering menjadi petunjuk

terhadap pemikiran yang membingungkan dan tidak jelas. Jadi, tulisan filsafat

yang baik adalah sesuai dengan tata bahasa. Namun merupakan kesesatan berpikir

(penalran yang sedikit keliru) untuk menyimpulkan bahwa semua tulisan yang

mengikuti aturan tata bahasa dengan sendirinya menjadi tulisan kefilsafatan yang

baik. Inti dari tulisan yang baik adalah secara efektif mengungkapkan gagasan

anda sesuai dengan topik.

A. Argumentasi

Sebagai perkiraan pertama, argumen adalah penyampaian alasan untuk

mempercayai pertanyaan yang ada. Beberapa alasan lebih meyakinkan

daripada lainnya, maka argumen dapat diurut menurut kekuatannya, dari yang

sangat meyakinkan hingga yang tidak berharga sama sekali.

Barangkali, tugas paling penting dalam tulisan kefilsafatan adalah

menyusun berbagai pernyataan menjadi argumen; sehingga hubungan logis

pernyataan satu dengan pernyataan lainnya merupakan sesuatu yang penting.

Pemikiran kritis, biasanya, dinilai sejauh mana argumennya disusun dan

disajikan secara sistematis.

Pengertian “argumen” yang relevan secara filosofis harus dibedakan

dengan pertengkaran. Orang sering memahami argumen dalam pengertian

Page 5: Kefilsafatan

yang terakhir, tapi tentu saja itu tidak berarti mereka sedang berfilsafat

(meskipun mungkin saja begitu). Berikut adalah sebuah definisi “argumen” :

Sebuah argumen adalah kumpulan dua atau lebih klaim (pernyataan

atau penegasan) yang semuanya, kecuali satu, disebut “premis” dan yang

lainnya disebut “kesempatan”, dimana premis dimaksudkan untuk

memberikan dukungan logis terhadap kesimpulan.

Bagan di bawah ini menunukan bentuk umum skema dari semua

argumen:

1. Premis

2. Premis

....................

....................

n. Premis

n + 1 Kesimpulan

Dalam ilustrasi di atas, “n” adalah variabel yaang mewakili jumlah

premis dalam argumen. Jadi, jika sebuah argumen memiliki lima premis,

kesimpulannya akan menjadi nomor “6”. Argumen yang paling sederhana

hanya memilki satu premis, meskipun kebanyakan argumen yang mungkin

akan adan temui akan memiliki sedikitnya dua premis. Argumen yang lbih

panjang dari itu, mungkin saja, meski biasanya akan tampak sebagai argumen

yang rumit yang dibentuk dari beberapa argumen yang lebih sederhana dan

saling berhubungan satu sama lain.

Argumen biasanya dibagi dalam dua corak umum; dedukatif, dan

indukatif. Kebanyakan argumen mungkin anda pakai dan anda hadapi dalam

kuliah filsafat adalah argumen deduktif. Dalam dua bagian selanjutnya, kita

akan memusatkan perthaian pada argumen dedukatif; hakikatnya; bagaimana

kita mengidentifikasi dan memberikan penilaian terhadapnya; bagaimana

menyusun argumen semacam itu dan bagaimana menghindari beberapa bentuk

umum sesat pikir penalaran.

1. Identifikasi Argumen

Kebanyakan pengarang tidak secara eksplisit menguraikan

argumennya dalam bentuk yang standar kepada pemabcanya, sehingga anda

Page 6: Kefilsafatan

harus bekerja keras untuk mengisolasi premis yang sebenarnya dan

kesimpulan dari bacaan itu. Seringkali, pengarang menggunakan beberapa

petunjuk bahasa dalam bentuk indikator premis dan kesimpulan.

Ingat, kalau kita menyusun argumen dalam bentuk standar, maka

kesimpulannya akan selalu muncul terakhir, naumn aturan ini tidak berlaku

untuk argumen tertulis atau lisan. Kadangkala kesimpulan ditempatkan pada

awal (kalimat) atau tampak diantara dua premisnya. Premis mungkin terlihat

di sembarang tempat; dan komentar yang tidak selalu merupakan bagian dari

argumen mungkin disangktkan pada semua tempat didalamnya. Inilah

sebabnya mengapa mengidentifikasi sebuah argumen kadangkala sulit.

2. Evaluasi Argumen

Kita seringkali memakai intuisi mengenai apakah sebuah argumen baik

atau buruk, namun kadangkala intuisi itu tidak dapat dipakai, terutama jika

argumen yang diajukan panjang dan rumit. Kita perlu memahami hal ini

dengan lebih seksama. Argumen dapat dinilai dengan memperhatikan bentuk

(form) dari isi (content) nya.

a. Validitas deduktif: kriteria pertama

Penilaian terhadap sebuah argumen berdasarkan pertimbangan bentuk atau

strukturnya berkaitan erat dengan validitas (keabsahannya). Premis

argumen deduktif yang baik akan memberikan dukungan logis yang

menyeluruh terhadap kesimpulannya. Sebuah argumen dikatakan valid,

jika dan hanya jika, tidak mungkin semua premisnya benar dan

kesimpulannya salah (pada saat yang bersamaan).

Argumen yang valid secara deduktif merupakan “kebenaran yang bertahan

dengan sendirinya”, dalam ati, jika premisnya benar, maka kesimpulannya

pasti benar pula, pasti mengandung kesimpulan yang valid pula.

Berikut ini adalah sebuah argumen yang valid, sebuah argumen yang baik

karena bentuknya.

1. Jika Michael Jackson anjing herder, maka ia mempunyai empat kaki

2. Michael Jackson adalah anjing herder

3. Maka, Michael Jackson mempunyai empat kaki.

Page 7: Kefilsafatan

b. Sesat Pikir Deduktif

Sebagaimana telah kita lihat, terdapat beberapa bentuk penalaran valid yang

umum dan bermanfaat. Juga dikenal beberapa bentuk penalaran invalid

(dinamakan fallacies-sesat pikir) yang sering disalahpahami sebagai argumen

yang valid. Sesat pikir yang paling umum adalah menganggap argumen

invalid sebagai argumen valid.

c. Penyusunan model (modelling)

Salah satu cara mewujudkan sebuah argumen invalid adalah dengan menyusun

argumen dengan bentuk yang sama, tetapi yang dapat membuat setiap orang

dapat menyetujui hasilnya, dari premis yang dapat diterima menjadi

kesimpulan yang jelas ditolak. Ini merupakan teknik modelling (penyusunan

model).

d. Kemasukakalan (soundness): kriteria kedua

Kemasukakalan adalah validitas ditambah premis yang benar.

Mempertanyakan apakah sebuah argumen masuk adalah memberikan

penilaian berdasarkan pertimbangan isi argumenya, karena sekarang yang kita

pertanyakan adalah kebenaran atau kesesatan premis tertentu, dan ini bukan

melalui masalah formal. Sebuah argumen yang baik harus merupakan

argumen yang valid dan masuk akal.

Berikut ini adalah modifikasi argumen yang valid dan sekaligus masuk akal

tentang Michael Jackson.

1. Michael Jackson punya banyak uang, maka ia kaya

2. Michael Jackson punya banyak uang

3. Karena itu, Michael Jackson adalah kaya

3. Sesat Pikir Informal

Terlepas dari sesat pikir penalaran formal (yaitu argumen invalid) yang

sudah kita diskusikan, terdapat banyak corak kesesatan yang bukan sekedar

masalah bentuk argumen. Dalam baign ini, kita akan mendiskusikan beberapa

hal umum tentang sesat pikir informal yang harus kita hindari.

Page 8: Kefilsafatan

Equivocation (Pemaknaan Ganda), kadangkala sebuah pernyataan

dapat benar dalam sastu bacaan atau interpretasi dan salah dalam artinya.

Begging the Question (berputar dalam lingkaran): sebuah argumen

berputar dalam lingkaran, jika premis dalam argumen hanya merupakan

pertanyaan ulang (barangkali menyembunyikan dengan cerdik) mengenai

sebuah kesimpulan. Argumen itu hanya bergerak memutar dan megnatakan

hal yang sama secara berulang.

Post hoc fallacy (sesat pikir urutan waktu)*; asumsi bahwa hanya

karena dua peristiwa terjadi secara bersamaan atau dalam satu urutan waktu,

maka yang satu menjadi sebab, dan yang lain dianggap akibat.

False Dilemma or the fallacy of black and white thingking (dilema

sesat atau sesat pikir hitam putih). Anggapan yang dibuat secara tidak layak

bahwa suatu masalah abadi kefilsafatan hanya memiliki dua sisi, atau bahwa

hanya ada dua alternatif dalam sauatu situasi, misalnya “semua orang

beragama Kristen atau tidak beragama”.

Argumentum ad ignorantium (argumen ketidaktahuan); Argumen

yang ditegaskan dan dianggap benar oleh seseorang, sebab orang lain tidak

dapat menyangkalnya. Atau sebuah penegasan yang dianggap salah. Karena

orang lain tidak dapat membuktikannya benar.

Artumentum ad hominem (argumen yang dikaitkan dengan

orang); asumsi jika anda menjelek-jelekan seseorang, maka dengan itu anda

telah mendiskreditkan argumennya.

Hypothesis contrary to the fact (dugaan yang bertentangan

dengan fakta): Pernyataan bahwa seseorang dapat megnetahui dengan pasti

apa yang terjadi, jika peristiwa atau kondisi di masa lalu berbeda.

False Observation (pembalikan searti); Penyalahgunaan perbadaan

dan perlawanan. Pendirian jika sebuah pernyataan benar, maka lawannya pasti

salah.

False conversion (pemutaran yang salah): pertukaran subjek dan

predikat dalam satu pernyataan atau proposisi, yang hasilnya adalah sbeuah

pernyataan baru yang tidak memenuhi syarat bagi penalaran yang tepat.

Page 9: Kefilsafatan

Reification (Pembendaan / Perubahan keniskalaan menjadi

keberwujudan): Praktek memperlakukan konsep atau abstraksi seolah-olah

sebagai benda (seringkali material) yang mempunyai kehidupan atau kekuatan

dalam dirinya.

Fallacy ot the straw man (kesesatan memanfaatkan kelemahan):

Strategi menyerang usulan secara tidak langsung dengan cara mengangkat dan

merusak usulan pengganti, tapi justru lebih mudah disering dan diluar pokok

persoalan.

4. Argumen Induktif

Premis argumen induktif tidak memberikan dukungan yang

menyeluruh terhadap kesimpulan. Sebaliknya, ia menawarkan beberapa

tingkat kemungkinan yang kurang pasti terhadap kesimpulan. Argumen

induktif tidak pernah valid secara deduktif, kebenaran premisnya tidak

menjamin kebenaran kesimpulannya.

Ada enam corak utama argumen induktif, tetapi anda barangkali hanya

menjumpai atau memerlukan tiga corak saja dari argumen ini: generalisasi

induktif, silogisme statistik dan argumen analogis.

Generalisasi induktif membantuk kita membentuk harapan dengan

dasar pengetahuan kita tentang masa lalu atau pengamatan kita tentang masa

lalu atau pengamatan yang dibuat.

Berikut ini adalah contoh induksi dengan silogisme statistik

a. 67 persen semua mahasiswa Universitas menerima sejumlah

bantuan keuangan

b. Petra adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri

c. Karena itu, Petra (barangkali) menerima sejumlah bantuan

keuangan

Argumen analogis menegaskan bahwa sesuatu yang benar bagi sebuah

sampel kelas tertentu adalah benar bagi anggota lain dalam kelas itu.

Page 10: Kefilsafatan

BAB III

SEJUMLAH PERALATAN ANALITIK YANG PENTING

A. Analisis Konseptual

Analisis konseptual merupakan salah satu peralatan penting yang

digunakan para filsuf dewasa ini untuk menilai berbagai pernyataan dan

memahami komponen konsepnya. Analisis konseptual mengandung usaha

menghkhususkan untuk penerapan konsep yang tepat.

B. Counterexamples (contoh-tandingan)

Metode contoh-tandingan merupakan alat analitik yang ampuh yang

seringkali dipakai untuk membantah sebuah pernyataan atau tesis. Secara

sederhana, sebuah counterexamples adalah contoh yang berfungsi menentang

sejumlah proposisi atau pernyataan. Ada dua bentuk : proporsional

(keterangan) dan argumental (perbincangan).

1. Contoh-tandaingan keterangan (proporsional counterexamples)

adalah contoh yang menolak bukti, dengan menunjukkan bukti lain yang

menentang sebuah keterangan (proporsional counterexamples) adalah contoh

menolah bukti, dengna menunjukkan bukti lain yang menentang sebuah

keterangan; keterangan yang dibantah bisanya merupakan penilaian universal.

Contoh-tandingan keterangan juga dapat digunakan untuk membantah

sebuah analisis konsep yang diajukan.

2. Contoh-perbadingan perbincangan (argumental counterexamples)

menargetkan sebuah argumen atau penyimpulan (ingerence) ketimbang

pernyataan tunggal.

C. Dilema (Perbincangan serba salah)

Menghadapi dilema adalah seperti berada diantara batu dan tempat

yang keras. Ia biasanya melibatkan penentuan berbagai pilihan yang terasa tak

sesuai atau tak menyenangkan.

Page 11: Kefilsafatan

D. Reduction Ad Absurdum (penyusutan sampai pada kemustahilan)

Nama latin reduction ad absurdum (secara harafiah berarti mengurangi

ketidakmungkinan) adalah strategi argumentasi yang biasa dan cukup

sederhana. Argumen reductio menggunakan sifat kebenaran yang

dipertahankan dengan kandungan logis (logical entailment); dari kebenaran,

maka hanya kebenaran yang muncul! Maka, jika sebuah pernyataan

mengandung sesuatu yang salah, pernyataan itu pasti salah.

Dengan demikian, strategi argumen reduction adalah menerima, demi

tujuan argumen, asumsi yang bertentangan dengan apa yang ingin anda

buktkan, dan menunjukkan bahwa asumsi itu (ketika digabungkan dengan

sejumlah premis) mengarah pada kesalahan. Contoh klasik reduction

absurdum adalah argumen ontologis Anselm tentang keberadaan Tuhan.

E. Kekuatan Proposisi

Beberapa pernyataan “lebih kuat” (atau “lebih lemah”) dari yang lain.

Kekuatan relatif proporsisi ini dapat dilihat dari pengertian yang terkandung :

Proporsisi P adalah lebih kuat daripada proporsisi Q jika dan hanya

jika P mengandung Q dan Q tidak mengandung Q.

“P mengandung Q” berarti jika P benar, maka Q pasti benar juga.

Pernyataan bahwa “semua tindakan manusia digerakkan oleh kepentingannya

sendiri” lebih kuat dari pada “beberapa manusia digerakkan oleh

kepentingannya sendiri”. Sebab jika pernyataan pertama benar, maka

pernyataan kedua pasti juga benar, dan tidak sebaliknya. Dua proporsisi akan

sama kuatnya, jika masing-masing proporsisi mengandung proporsisi lainnya

Mengetahui kekuatan sebuah proporsisi juga berguna ketika anda

memberikan penilaian terhadap pendirian yang berlawanan, atau ketika anda

mempertimbangkan kemungkinan keberatan terhadap pandangan anda sendiri.

Akibat yang wajar perihal kekuatan adalah, jika semakin kuat sebuah

pernyataan, maka semakin banyak yang dapat dilakukan untuk

membantahnya.

Page 12: Kefilsafatan

BAB IV

BEBERAPA KEUTAMAAN TULISAN KEFILSATATAN

Keutamaan penting lainnya dari tulisan kefilsafatan yang baik adalah

kontinuitas, ketepatan dan kejelasan.

A. Konsistensi (Consistency)

Konsistensi merupakan sifat yang harus ada dalam rangkaian atau

kumpulan kalimat (misalnya, semua pertanyaan dalam makalah anda).

Serangkaian pernyataan adalah konsisten, jika dan hanya jika ada

kemungkinan semua pernyataan itu benar pada waktu yang bersamaan.

Inkonsistensi salah satu indikasi yang paling jelas bahwa seorang

pengarang tidak memikirkan pendirian pemikirannya secara hati-hati, yaitu

dalam menentukan konsekuensi logis dari sesuatu yang dikatakan. Kadangkala

pernyataan yang kompleks dapat mengandung inkonsistensi internal atau

mengandung kontradiksi dalam dirinya sendiri.

B. Kohenrensi (Coherence)

Sebuah kalimat yang berdiri sendiri dapat menjadi tidak koheren

(inkoheren) ketika dalam keseluruhan kalimatnya tidak memiliki arti.

Inkoherensi dapat terjadi ketika sebuah kalimat yang bermakna ditempatkan

dalam konteks yang tidak semestinya. Sebuahkalimat atau paragraf adalah

tidak koheren, jika tidak menyatu bersama dengan teks yang melingkupinya.

C. Kontinuitas (Continuity)

Salah satu cara untuk mengurangi inkoherensi adalah mengusahakan

kontinuitas. Gagasan harus berhubungan satu dengan lainnya secara logis,

formal, dan ketat; setiap bagian esei harus mengalir lancar, dari bagian yang

mendahului ke bagian sesudahnya.

Page 13: Kefilsafatan

D. Kejelasan (Clarity)

Kejelasan ungkapa bergantung pada sebuah seleksi yang hati-hati dan

penggunaan kata yang tepat. Berhati-hatilah dengan berbagai penggunaan kata

yang berbeda, ragam makna dan kekaburan arti. Hindari pengunaan metagora

atau analogi, dan cobalah menghindari jargon yang tidak dapat dijelaskan.

E. Kepadatan (Conciseness)

Keutamaan lain yang diinginkan dalam tulisan kefilsafatan adalah

kepadatan. Tulisan yang padat mengemas banyak informasi dalam ruang

terbatas. Berhati-hatilah: seperti halnya semua yang baik, kepadatan dapat

menjadi berlebih-lebihan. Jangan terlalu mencoba mencapai kepadatan,

sehingga merusak perkembangan inti esei anda sendiri, yang mungkin perlu

diperjelas dan dibuat lebih meyakinkan.

Page 14: Kefilsafatan

BAB V

PROSES PENULISAN

Tulisan filsafat yang baik tidak terjadi dalam semalam, melainkan hanya

muncul dari perenungan dan perbaikan terus menerus.

A. Memulai Tulisan

Pertama-tama harus tahu apa tugas anda. Hal ini mencakup

pengetahuan tentang corak makalah yang anda tulis, panjang halaman, tujuan

makalah dan kriteria yang dipakai untuk menilai makalah anda.

1. Corak Makalah Filsafat

Corak makalah yang diminta dari anda untuk menuliskannya

bergantung pada kelas (ruang kuliah) dimana anda berada dan para preferensi

dosen. Makalah perbandingan dan perbedaan (compare and contrast)

memperlihatkan bagaimana dua pandangan, teori atau pendirian filsafat

mengandung kemiripan dan perbedaan. Makalah semacam itu mungkin akan

mengundang anda melakukan evaluasi dan kritik atas pandangan yang

dipersoalkan, tapi mgunkin juga tidak. Tujuan makalah analisis adalah

mengidentifikasi dan mengamati beberapa unsur atau aspek sebuah konsep,

teori, artikel atau sistem pemikiran seorang filsuf. Makala hpenelitian dalam

filsafat, biasanya meneliti pandangan penting yang telah diterbitkan berkaitan

dengan topik tertentu. Tujaan makalah rangkuman (summary papers) adalah

untuk menyatakan kembali denganjelas dengan menguraikan pandangan

orang lain dalam perkataan anda sendiri. Banyak dosen lebioh menyukai

makalah yang mempertahankan tesis (thesis defence paper), karena ia lebih

memungkinkan mahasiswa mengambil pendirian sendiri mengenai sebuah

pertanyaan atau persoalan, dan mengembangkan argumenya untuk

mendukung tesisnya.

Kita harus memfokuskan pada makalah yang mempertahankan tesis,

karena sejumlah alasan. Pertama, makalah yang mempertahankan tesis

umumnya lebih sering ditugaskan. Kedua, corak makalah ini, saya pikir, jauh

lebih menarik ditulis mahasiswa (dan dibaca dosen). Ketiga, makalah seperti

Page 15: Kefilsafatan

ini, memberikan kesempatan yang baik kepada mahasiswa untuk mengasah

keterampilannya menyusun argumen secara hati-hati.

2. Kriteria Evaluasi

Makalah anda akan dievaluasi sejauh mana anda berhasil memberikan

dan mempertahankan jawaban anda. Agar berhasil, anda harus menyajikan,

mengembangkan dan mempertahankan, setidaknya satu argumen yang baik

dalam rangka mendukung pendirian anda.

Sebagai tambahan mengenai argumen yang kuat anda juga harus

mencoba menyajikan masalah secara seimbang dan penuh pertimbangan

pemikiran. Berhati-hatilah mengorganisasi gagasan yang anda sajikan dengan

acara yang sangat persuasif dan jelas. Usahakan selalu mencapai akurasi dan

kebenaran.

3. Memilih topik

Memilih topik sendiri dapat menjadi pekerjaan yang sulit. Salah satu

kesalahan yang umum adalah memilih topik yang terlalu luas, seperti

“masalah determinise dan euthanasia”. Topik semacam ini sangatlah

problematik.

4. Memperhalus pertanyaan anda

Jika anda telah memilih topik yang umum, hal pertama yang harus

anda lakukan adalah memperhalus pertanyaan. Ini merupakan sesuatu yang

harus dilakukan semua semua filsuf ketika menghadapi problem kefilsafatan,

akan tetapi juga merupakan cara yang baik untuk memulai dengan

memperjelas masalahnya – terutama jika anda mengawali tanpa memiliki

gagasan apapun mengenai apa yang harus dipikirkan.

Merumuskan secara cermat pertanyaan seseorang kadang dapat

menjadi separuh pekerjaan memberikan jawabannya. Sebagaimana dapat anda

lihat, salah satu tugas pertama anda adalah menjernihkan berbagai istilah

penting dalam pertanyaan anda. Perkataan dalam filsafat dapat dipergunakan

dengan cara yang sangat berbeda dari penggunaan normal, maka

definisikanlah istilah yang mungkin kabur atau kontroversial. Seleksilah

Page 16: Kefilsafatan

definisi dari bahan bacaan atau ruang kuliah, atau ciptakan definisi anda

secara hati-hati (hindari menggunakan kamus standar). Definisikan semua

isitlah teknis. Petunjuk praktis yang baik adalah : jika andan tidak mengetahui

arti dari apa yang anda baca atau anda dengar pertama kali, maka definisikan.

B. Badan Tulisan

Setelah memilih dan memperhalus topik mungkin anda memutuskan

bahwa:

Anda tidak tahu apa atau akan seperti apa pendirian anda;

Anda mengetahui jawaban yang ingin anda berikan, tetapi tidak tahu

bagaimana mengembangkan dan mempertahankannya

Anda mungkin punya beberapa pikiran yang kabur mengenai bagaiman

bagaimana membuat argumen anda; atau

Anda mungkin punya pikiran yang tertata dengan baik, termasuk inti

argumen.

Karena anda sedang diminta menulis masalah kefilsafatan, saya

menyarankan anda mengkonseptualisasi makalah anda ke dalam tiga bagian

pokok, dalam bagian 1 anda mengajukan pertanyaan, dalam bagian 2 anda

memberikan jawaban, dalam bagian 3 anda menyajikan dan mempertahankan

argumen bagi jawaban yang anda berikan. Berbagai bagian ini tidak akan

memiliki panjang yang sama, bagian 3 akan menjadi bagian terpanjang, yang

lainnya mungkin cukup pendek.

1. Sumbang saran (Brainstorming)

Salah satu cara yang baik untuk menemukan arah anda adalah

menggunakan teknik konseptual sumbang saran (brainstroming) atau

membuat catatan. Hal ini dapat menghindarkan kekhawatiran yang kerap

menjadi ganjalan bagi para penulis.

2. Kerangka tuilsan dan struktur

Mulai mengembangkan dan menulis dari kerangka tulisan sangat

esensial untuk tulisan filsafat yang baik. Kerangka tulisan pertama anda

Page 17: Kefilsafatan

mungkin dapat disusun secara sederhana dalam tiga kalimat: Pertanyaan,

jawaban dan alasan mengapa jawaban itu dianggap benar.

3. Riset

Jika makalah anda memerlukan riset, jangan langsung membaca

literatur pokok atau sekunder, bacalah apa saja dan segala hal mengenai topik

anda. Mulailah dengan petama-tama menuliskan pikiran anda sendiri;

dapatkan sebisa mungkin dengna membuat kerangka tulisan. Anda akan

mendapatkan ketika anda memerlukan lebih banyak informasi atau ketika

anda mencari argumen atau pendirian para filsuf lain. Hati-hatilah untuk tidak

terjebak dalam riset berkepanjangan, riset tanpa arah akan menghambat anda

memulai pekerjaan anda sendiri.

4. Teknik menyelesaikan masalah

Dalam semua pokok pemikiran dan tulisan anda, mungkin sangat

berguna menerapkan keseluruhan tiga strategi yang sangat bermanfaat untuk

memecahkan setiap bentuk masalah. Pertama, cobalah memecah masalah atau

pertanyaan ke dalam setiap komponenya.

Kedua, tanyakan pada diri anda apakah masalah yang ada sekarang

memiliki kesamaan yang penting dengan masalah yang pernah anda hadapi.

Ketiga, jika anda mengetahui kemana anda akan mengembangkan esei anda,

tetapi tidak cukup yakin bagaimana cara mencapainya, coba bekerja dengan

kembali menengok ke belakang.

5. Mengembangkan Argumen

Mempertahankan tesis berarti anda harus membangun argumen – atau

barangkali serangkaian argumen. Untuk itu anda harus menemukan

pertimbangan yang dapat mengarahkan anda berfikir bahwa jawaban anda

benar. Sekali anda membangun dan memperhalus argumen anda harus

memastikan argumen anda valid.

Page 18: Kefilsafatan

Esei yang dibuat oleh mahasiswa baru sering kali ditandai dengan

ketiadaan isi yang substansial, sejumlah jebakan umum yang dapat

menyebabkan hal tersebut.

Tidak adanya usaha yang serius

Kegagalan memahami ketepatan bahasa sehari-hari

Kegagalan merumuskan masalah secara tepat atau dengan cara yang lebih

bermanfaat

Kegagalan menangani masalah setalah masalah dirumuskan

Kegagalan mencacat perbedaan-perbedaan yang penting dan relevan

Kegagalan melangkah keluar dari pendekatan yang dangkal terhadap

masalah

Terlalu menekankan masalah tunggal, atau aspek tunggal dari sebuah

masalah

C. Pendahuluan dan Kesimpulan

Anda harus mempunyai argumen dan pendirian yang dikembangkan

dengan baik, diperhalus, sebelum akhirnya anda mencoba membuat sebuah

pendahuluan. Jika anda duduk di hadapan halaman atau layar yang kosong,

mencoba menulis pendahuluan tanpa terlebih dahulu mengerjakan sejumlah

besar pekerjaan, maka anda sedang mengharapkan situasi serius yang

menghambat pekerjaan anda sebagai penulis.

Dalam pendahuluan ceritakan kepada pembaca anda kemana esei akan

dikembangkan denngan menyebutkan tesis yang akan anda buktikan.

Paragraf yang menyimpulkan harus mengatakan ulang mereview

penanganan anda atas masalah, menekankan alasan yang anda ambil untuk

pendirian anda. Kesimpulan itu seharusnya mencerminkan pendahuluan anda.

Tujuan utama anda dalam kesimpulan adalah untuk mengingatkan

pembaca anda apa yang telah anda capai, tetapi anda mungkin juga ingin

menyaraknakn bagaimana penelitian dan argumen anda telah mengarah pada

pertanyaan lain yang menyarankan perlunya eksplorasi lebih jauh.

Page 19: Kefilsafatan

BAB VI

MEMPERSIAPKAN DRAFT AKHIR

A. Mahasiswa sebagai Pengarang

1. Bersikaplah menghormati

2. Bersikaplah jujur

3. Ungkapan apa yang anda percaya

4. Bersikaplah objektif

B. Audiens Anda

Besar kemungkinan audiens anda adalah dosen atau asisten dosen, atau

keduanya. Dengan tingkat yang berbeda-beda, hampir semua penilai, tanpa

kecuali akan mengetahui lebih banyak pokok masalahnya dari pada anda

sendiri.

Sebaliknya menyarankan anggaplah audiens anda cerdas, tetapi tidak

memiliki informasi dan belum tentu canggih secara kefilsafatan (misalnya,

teman atau orang tua anda). Adalah jauh lebih baik membuat kesalahan demi

kehati-hatian. Mempertahankan atau menjelaskan sesuatu yang sudah diterima

atau dimengerti oleh audiens anda, jauh lebih baik ketimbang mempercayai

sesuatu yang pada gilirannya berubah dan kontroversial.

C. Penyempurnaan

Setelah anda memiliki draft isi tulisan yang memuaskan, anda harus

menyempurnakan teks tulisan anda. Di sini tekanannya adalah memastikan

bahwa tata-bahasa (grammar) anda sudah benar dan membuat beberapa

perbaikan sederhana sehubungan dengan gaya penulisan.

Jika anda menulis dengan mesin pengolah kata (word processor),

gunakan program pengeja kalimat (spell-check program) yang mungkin juga

dilengkapi dengan program memeriksa tata-bahasa (langkah ini hanya khusus

untuk teks berbahasa inggris-penerj).

Page 20: Kefilsafatan

Pentingnya gaya penulisan bukan berarti teks tulisan itu khas milik

anda, tetapi bahwa teks tulisan itu dapat mengkomunikasikan sesuatu secara

efektif. Berikut ini adalah sejumlah saran untuk memperbaiki gaya penulisa :

Hindari kualifikasi yang tidak diperlukan dan tidak informatif

Kurangi susunan kalimat yang kompleks

Gunakan bahasa yang ekonomis, gantilah susunan kalimat dengan satu

kata yang memiliki arti sama

Gantilah kata kerja pasif menjadi aktif

Gantilah bentuk kata kerja “to be” dengan kata kerja aktif

Hindari nominalisasi (mengubah kata kerja dalam kata benda)

Ubahlah frase prepositional

Gunakan frase participal untuk mensubordinasi pemikiran yang dinyatakan

dalam anak kalimat utama

Buatlah antecedents (akibat) kata ganti orang menjadi lebih jelas.

D. Penyelesaian Akhir (Finishing Up)

Dalam abad komputer ini, anda dapat mengurangi beban magnetik

dengan menggunakan mesin pengolah kata. Penyusun esei dengan komputer

juga dapat meningkatkan secara berarti tulisan anda, karena kemudian

mengedit dan mengoreksi. Berilah nomor pada tiap halaman teks. Jangan

bermain-main dengan garis pinggir (margins) atau jarak baris untuk membuat

lebih panjang sebuah makalah yang pendek (dengan memakai garis pinggir

satu inci seluruhnya dan spasi rangkap).

Page 21: Kefilsafatan

RESUME

CARA MENULIS MAKALAH FILSAFAT

Mata Kuliah : Filsafat

Dosen : Ilham Bustomi, M.Ag

Oleh :

M E L I ANIM. 14102110013

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CIREBONCIREBON

2010