Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

15
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Gambaran subjek dalam penelitian ini melibatkan siswa dengan subjek penelitiannya adalah 46 siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 yang dibagi menjadi 2 kelas paralel, yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Pada kelas IVA terdiri dari 23 siswa dan menjadi kelas eksperimen di dalam penelitian ini sedangkan pada kelas IVB yang juga memiliki jumlah yang sama yaitu 23 siswa sekaligus menjadi kelas kontrol dalam penelitian ini. Pemilihan kedua kelas pada SD ini menjadi subjek penelitian didasarkan pada hal-hal berikut. a) Kedua kelas yang terletak pada satu SD dengan lokasi yang berdekatan, b) prestasi kedua kelas yang hampir sama, c) bila dilihat dari hasil uji pre-test yang dilakukan pada awal penelitian, kedua kelas memiliki rata-rata yang hampir sama, d) keadaan kedua kelas sama baik itu luas ruang maupun fasilitas yang menunjang pembelajaran sehari-hari, e) jumlah siswa kedua kelas sama, sehingga dalam perbandingan hasil yang didapat mempunyai taraf yang sama. Sebagian besar siswa SDN Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga saat ini masih terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. Terutama pada pelajaran bahasa Inggris kelas IV SDN Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga yang selalu menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai buku acuannya. Pembelajaran ini berpusat pada guru, komunikasi hanya terjadi satu arah yaitu dari guru ke siswa. Pembelajaran ini lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, sehingga dirasa hasil belajar masih dinilai kurang tinggi. Jika dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas. Ditinjau dari hasil pre-test kedua kelas ekperimen yaitu kelas 4A dan kelas kontrol yaitu kelas 4B menghasilkan rata-rata yang hampir sama yaitu 64,3 untuk kelas 4A dan 62,2 untuk kelas 4B dengan homogenitas yang signifikansinya 0,100. Dapat dilihat pada tabel berikut ini hasil dari pre-test yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan. Berikut hasil pre-test kedua kelas tersebut.

Transcript of Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

Page 1: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Gambaran subjek dalam penelitian ini melibatkan siswa dengan subjek

penelitiannya adalah 46 siswa kelas IV SDN Sidorejo Lor 01 yang dibagi menjadi

2 kelas paralel, yaitu kelas IVA dan kelas IVB. Pada kelas IVA terdiri dari 23

siswa dan menjadi kelas eksperimen di dalam penelitian ini sedangkan pada kelas

IVB yang juga memiliki jumlah yang sama yaitu 23 siswa sekaligus menjadi kelas

kontrol dalam penelitian ini. Pemilihan kedua kelas pada SD ini menjadi subjek

penelitian didasarkan pada hal-hal berikut. a) Kedua kelas yang terletak pada satu

SD dengan lokasi yang berdekatan, b) prestasi kedua kelas yang hampir sama, c)

bila dilihat dari hasil uji pre-test yang dilakukan pada awal penelitian, kedua kelas

memiliki rata-rata yang hampir sama, d) keadaan kedua kelas sama baik itu luas

ruang maupun fasilitas yang menunjang pembelajaran sehari-hari, e) jumlah siswa

kedua kelas sama, sehingga dalam perbandingan hasil yang didapat mempunyai

taraf yang sama.

Sebagian besar siswa SDN Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga saat ini masih

terbiasa dengan model pembelajaran konvensional. Terutama pada pelajaran

bahasa Inggris kelas IV SDN Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga yang selalu

menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai buku acuannya. Pembelajaran

ini berpusat pada guru, komunikasi hanya terjadi satu arah yaitu dari guru ke

siswa. Pembelajaran ini lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi,

sehingga dirasa hasil belajar masih dinilai kurang tinggi. Jika dilihat dari nilai

rata-rata kedua kelas.

Ditinjau dari hasil pre-test kedua kelas ekperimen yaitu kelas 4A dan kelas

kontrol yaitu kelas 4B menghasilkan rata-rata yang hampir sama yaitu 64,3 untuk

kelas 4A dan 62,2 untuk kelas 4B dengan homogenitas yang signifikansinya

0,100. Dapat dilihat pada tabel berikut ini hasil dari pre-test yang dilakukan

sebelum dilakukan tindakan. Berikut hasil pre-test kedua kelas tersebut.

Page 2: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

33

Tabel 4.1

Rekap Nilai dari Hasil Pre-Test Kelas 4A dan Kelas 4B

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. 64 64

2. 68 76

3. 60 60

4. 56 64

5. 72 60

6. 72 52

7. 72 60

8. 68 68

9. 64 60

10. 64 68

11. 52 64

12. 64 60

13. 68 76

14. 64 60

15. 60 56

16. 56 60

17. 60 60

18. 72 64

19. 68 60

20. 56 68

21. 68 48

22. 76 64

23. 56 60

Rata-rata 64,34783 62,26087

Sig. .100

Di dalam penelitian ini, terdapat satu variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel bebasnya adalah model kooperatif tipe picture and picture dan

variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada saat

pembelajaran.

Page 3: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

34

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

Salatiga. Siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga tersebut keseluruhannya

berjumlah 46 siswa. Pelaksanaan penelitian ini dimudahkan karena siswa kelas 4

SD tersebut sudah dibagi menjadi 2 kelas paralel sehingga peneliti menetapkan

bahwa kelas 4A yang terdiri dari 23 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas 4B

yang terdiri dari 23 siswa sebagai kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut

sebelumnya sudah diuji kesamaan variannya menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for

windows dan menunjukan kelas itu homogen, yang artinya data berdistribusi

normal dan varian yang dimiliki tidak terlalu berbeda secara signifikan.

Hal-hal menunjukkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan atau

perlakuan dilakukan pada kedua kelas tersebut. Kelas ini sudah memiliki bekal

kemampuan yang sama sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian dengan

memberikan perlakuan kepada kepada kelas eksperimen dengan

menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris menggunakan model kooperatif

tipe picture and picture yaitu metode mencari pasangan dan mencocokkan gambar

secara sistematis menggunakan gambar selama tiga kali tatap muka. Pada kelas

kontrol pembelajaran menggunakan model konvensional dimana model

pembelajaran ini hanya menggunakan ceramah dan demonstrasi. Setelah kedua

kelas ini selesai dengan pembelajaran dengan model yang berbeda, selanjutnya

diadakan tes akhir atau post-test.

Perlakuan pada kelas kontrol ini adalah siswa menerima pembelajaran

dengan model dan metode konvensional. Beberapa siswa aktif dalam

pembelajaran tetapi beberapa juga yang sibuk mengobrol dengan teman sebangku

dan bermain dengan alat tulisnya. Di sini siswa diajak kembali untuk fokus pada

pelajaran dengan ditegur secara halus oleh guru kelasnya.

Tindakan pada kelas eksperimen awalnya guru menyiapkan materi yang

akan dipelajari pada mata pelajaran bahasa Inggris ini. Guru menjelaskan tentang

materi yang akan dipelajari dan setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok. Sebelumnya guru menjelaskan tentang peraturan dalam kelompok

diskusi dan presentasi terlebih dahulu yaitu untuk mencocokkan secara sistematis,

Page 4: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

35

urut dan benar dengan gambar-gambar yang sudah disiapkan kemudian siswa

merangkainya dan mencocokkan dengan benar.

Akhirnya, pada pertemuan terakhir guru memberikan evaluasi mengenai

materi yang telah dipelajari terlebih dahulu. Setelah evaluasi guru menutup

pelajaran dengan refleksi dan menutup pelajaran dengan salam.Saat pertamakali

dilakukan tindakan siswa kurang jelas dengan aturan pada saat proses belajar

mengajar menggunakan media gambar dan memasangkan yang mana yang akan

dicocokan dengan apa yang ditugaskan, sehingga guru memberi contoh kepada

siswa bagaimana kerja kelompok dengan mencari pasangan gambar dengan

artinya secara benar. Pada pertemuan kedua dan ketiga siswa sudah mampu

bermain mencari gambar yang cocok dan memasangkan dengan baik dan terlihat

senang.

Sewaktu pelaksanaan tes akhir, kelas eksperimen dan kelas control

melakukan tes pada jam yang sama dan hari yang sama yaitu pada jam pelajaran

pertama.

4.3 Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan beberapa hal dan pada sub-bab ini peneliti

akan memberikan paparan mengenai hasil penelitan yang sudah dilakukan.

Penelitian ini mendapatkan hasil seperti, dokumentasi penelitian, hasil observasi

yang meliputi observasi guru dan siswa. semua hal tersebut akan dijelaskan pada

sub bab ini, berikut uraiannya.

4.3.1 Hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen

Berikut ini adalah hasil dari penelitian terhadap kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Pada hasil belajar kelas kontrol dan kelas ekperimen, terdapat

perbedaan hasil, berikut data dati kelas kontrol dan eksperimen.

1. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol

Pada hasil data yang diperoleh, menunjukan bahwa hasil belajar yang

menggunakan model dan metode pembelajaran konvensional terjadi peningkatan

antara hasil akhir yang berupa nilai pre-test dan post-test pada kelas kontrol (kelas

4B) dengan rata-rata pre-test yaitu 62,26 menjadi 77,21.

Page 5: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

36

2. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Pada data kelas eksperimen yang diperoleh, menunjukan bahwa hasil

belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture terlihat

peningkatan rata-rata hasil belajar antara nilai pre-test dan post-test. Peningkatan

rata-rata pada kelas eksperimen (kelas 4A) adalah 64,34 menjadi 90,08.

3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berlandaskan dari data yang diperoleh di dalam penelitian yang

menunjukan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe

picture and picture mengalami peningkatan jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil penggunaan model dan metode konvensional, nilai hasil belajar rata

– rata post-test kelas eksperimen yaitu kelas 4A SD Negeri Sidorejo Lor 01

mencapai 90,08. Dilain hal terlihat rata – rata dari nilai post-test kelas kontrol

yaitu kelas 4B SD Negeri Sidorejo Lor 01 adalah 77,21.

Penggunaan model kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas 4

lebih cenderung mengajak siswa untuk lebih aktif dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan serta mampu untuk bekerja sama pada suatu kelompok yang mana

pada konteks ini adalah rekan atau siswa atau teman sekelas dalam memecahkan

masalah sehingga hasil belajar lebih meningkat. Model kooperatif tipe picture and

picture sendiri juga menimbulkan suasana yang menyenangkan dan ramai dalam

artian aktif dalam kerja kelompok karena dalam kegiatan menggunakan picture

and picture secara tidak langsung siswa telah bermain sambil belajar menemukan

gambar-gambar yang cocok pada materi atau soal yang diberikan secara

sistematis. Para siswa khususnya siswa SD harus diberikan pembelajaran yang

bersifat menyenangkan karena hal tersebut akan membuat siswa antusias dalam

mengikuti pembelajaran, bukan menggunakan metode atau model yang membuat

mereka pasif sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran tersebut

khususnya bahasa Inggris.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan model

kooperatif tipe picture and picture pada pelajaran bahasa Inggris adalah efektif

untuk peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa

Page 6: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

37

yang menggunakan model atau metode konvensional yang cenderung lebih

rendah.

4.3.2 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Selama kegiatan pembelajaran atau selama melakukan tindakan pada kelas

4 SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga, peneliti melakukan observasi dan pengamatan.

Observasi ini dilakukan di dalam setiap pembelajaran. Penelitian yang dilakukan

dalam pembelajaran ini terdiri dari 3 kali pertemuan. Sehingga hasil yang

diperoleh mencakup atas aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran selama 3

kali pertemuan.

1. Hasil Observasi Aktifitas Guru

Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi ini meliputi

kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan sistematika, persiapan, tanggung

jawab, implementasi dan respect di dalam pembelajaran. Setiap kegiatan terdiri

atas beberapa indikator. Pada aspek sistematika pengajaran terdapat 5 indikator, a)

menyampaikan tujuan dan kompetensi yang dicapai, b) Guru melakukan kegiatan

apersepsi sesuai dengan RPP, c) guru melakukan kegiatan eksplorasi sesuai

dengan RPP, d) guru melakukan kegiatan elaborasi sesuai dengan RPP, e) guru

melakukan kegiatan konfirmasi sesuai dengan RPP. Pada aspek ini perolehan

persentase 100% yang berarti bahwa guru selalu mengajar berpatokan pada RPP

yang telah disiapkan dalam 3 kali pertemuan.

Aspek kedua adalah persiapan yang terdiri dari 2 indikator yaitu, a) guru

mempersiapkan materi yang akan disampaikan, b) guru mempersiapkan evaluasi

sebelum pelajaran dimulai. Dalam kegiatan ini perolehan persentase adalah 100%,

artinya dalam 3 kali pertemuan guru selalu mempersiapkan materi yang akan

disampaikan di dalam kelas dan juga melakukan evaluasi pada setiap

pembelajaran.

Pada aspek berikutnya adalah aspek tanggung jawab yang hanya terdiri

dari satu indikator yaitu guru bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses

belajar mengajar. Di dalam 3 kali pertemuan mengajar guru sangat baik dalam

melaksanakan indikator ini, sehingga persentase yang di dapat adalah 100%.

Page 7: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

38

Aspek yang keempat adalah Implementasi. Indikator pada aser ini ialah a)

guru menjelaskan materi dengan jelas dan runtut dan b) guru menggunakan

bahasa baku dalam proses belajar mengajar. Kedua indikator ini menghasilkan

persentase 100% yang dapat dikaji dari perolehan hasil dari observasi yang

menunjukkan bahwa, guru menjelaskan materi secara runtut dan tidak terbolak

balik sesuai dengan RPP yang di rancang dan juga guru telah menggunakan

bahasa yang baku pada setiap kali pengajaran berlangsung.

Aspek yang terakhir adalah aspek rescpect, dimana hanya terdiri dari satu

indikator yaitu guru memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif pada saat

kegiatan pembelajaran seperti memberikan pujian kepada siswa yang mau aktif

dalam pembelajaran. Persentase yang didapat selama 3 kali pertemuan adalah

100% yang dapat diartikan bahwa guru selalu memberikan pujian atau

penghargaan bagi siswa yang aktif dalam kelas.

Aspek berikutnya yaitu pelaksanaan pembelajaran (kegiatan awal dan

kegiatan inti) terdiri dari 12 indikator dengan rincian 4 indikator dalam kegiatan

awal dan 8 indikator pada kegiatan inti. Saat kegiatan awal guru selalu

memberikan salam pembuka dalam setiap pertemuan sehingga guru mencapai

persentase 100% pada indikator 4. Guru melakukan apersepsi dan motivasi

dalam setiap pertemuan, prosentase perolehan 100%. Pada pertemuan 1, 2 dan 3

guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga persentase perolehan

sebesar 100%. Pada indikator 7, guru memperoleh persentase 50% karena pada

pertemuan 1 guru tidak menjelaskan langkah-langkah dari pembelajaran tersebut

dan pada hari ke-2 justru guru baru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilakukan.

2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Peneliti juga melakukan observasi juga dilakukan pada keaktifan siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan dari observasi ini adalah untuk

mengetahui keaktifan, tingkat kesenangan, dan motivasi yang lebih dalam

mengikuti pelajaran. Kegiatan-kegiatan siswa yang diamati dan dinilai terdiri dari

8 indikator di dalam 3 pertemuan. Hasil observasi diketahui bahwa 100% dari 23

siswa antusias mendengarkan instruksi dan penjelasan dari guru. Siswa yang

Page 8: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

39

berjumlah 23, seluruhnya mengikuti proses belajar mengajar di kelas dapat

dinyatakan dengan persentase 100%, karena saat proses belajar di kelas tidak ada

satupun siswa yang meninggalkan kelas. Dari seluruh siswa yang berjumlah 23

siswa, 86% siswa yang terlihat aktif dalam tanya jawab dengan guru maupun

siswa dalam kelompok. Saat 23 siswa menjadi kelompok mendapat persentase

yaitu 100% siswa memiliki tujuan yang sama. Seluruh siswa yang berjumlah 23

anak memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas masing-masing sehingga

persentase pencapaiannya adalah 100%. Pada indikator ketrampilan belajar, 23

siswa mendapatkan persentase 100% karena seluruh siswa sangat ingin

menyelesaikan soal dengan cepat dan kompetitif antar kelompok. Saat

mendengarkan instruksi guru, 23 siswa sangat bertanggungjawab dalam menjaga

ketenangan dan kondusivitas dalam kelas yang memperoleh persentase menjadi

100%. Kerjasama dari 23 siswa dalam pembagian tugas tiap kelompok memiliki

persentase 100%, karena seluruh anggota kelompok sangat berperan dalam

kegiatan yang dilakukan

4.3.3 Metode Tes

Setelah menjalankan tiga kali perlakuan, kelas tersebut diukur hasil

belajarnya. Pada akhir perlakuan, kedua kelas diberikan tes akhir yang menjadi

post-test penelitian ini. Hasil tes akhir atau post-test dapat dilihat dan sudah tertera

pada tabel di bawah ini.

Page 9: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

40

Tabel 4.2

Rekap Nilai Post-Test Hasil Belajar Bahasa Inggris

Nomer Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. 92 68 2. 84 76 3 88 72 4 84 84 5 84 88 6 92 60 7 80 88 8 84 84 9 88 84 10 96 80 11 84 80 12 88 84 13 96 80 14 84 80 15 92 60 16 96 88 17 100 80 18 96 84 19 96 84 20 92 72 21 100 60 22 96 64 23 80 76

Rata-rata 90,08696 77,21739 Sig. 0.120

Setelah hasil belajar diukur dari nilai post-test yang diberikan pada kedua

kelas, didapatkan hasil rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen sebesar

90,08 dan hasil nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 77,21. Dari hasil rata-rata

post-test dapat dilihat bahwa terdapat rata- tata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas control. Tingkat ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu kelas 4A

mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya efektivitas model Kooperatif

tipe picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran bahasa Inggris Kelas 4 SD.

Page 10: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

41

4.3.4 Dokumentasi

Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data dari pre-test yang

dilakukan di awal penelitian. Pembagian kelompok eksperiman dan kelompok

kontrol disesuaikan dengan data yang didapatkan dari pre-test yang telah

dilaksanakan. Rata – rata nilai dari kelas 4A adalah 64,3 sedangkan pada kelas 4B

rata-ratanya adalah 62,2. Data dari kedua rata-rata kelas 4A dan kelas 4B tersebut

digunakan sebagai dasar untuk menentukan pemilihan kelas eksperimen dan kela

kontrol sesuai hasil nilai pre test.

4.4 Hasil Uji Persyaratan

Didalam sub bab ini penulis akan memaparkan hasil uji pra syarat dengan

menggunakan SPSS 16 for windows. Hasilnya berupa hasil uji homogenitas data

akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen, uji normalitas data dan uji hipotesis.

Hasil tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

4.4.1 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji Homogenitas dilakukan pada nilai pre-test dan post-test pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas

menggunakan SPSS 16 for windows.

a. Homogenitas Pre-Test

Berdasarkan data hasil pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat

pada tabel test of homogenety of Variance bahwa nilai probabilitas (signifikansi)

adalah 0,100 lebih kecil dari 0,05 sebagai berikut.

Tabel 4.3

Uji Homogenitas Pre-Test Kelas 4

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.464 3 16 .100

b. Homogenitas Post-Test

Berdasarkan data hasil post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan signifikansi 0,120 lebih kecil dari 0,05 sebagai berikut.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.117 5 15 .120

Page 11: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

42

4.4.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

dilakukan pada nilai pos-test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan

SPSS 16 for windows pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan uji normalitas data post-test dapat disimpulkan bahwa data

kelas eksperimen nilai sig (2-tailed) sebesar 0,426 dan data kelas kontrol sebesar

0,186. Karena signifikansi > 0,05 maka data kelas eksperimen dan data kelas

kontrol dinyatakan berdistribusi normal. Berikut gambaran grafik uji normalitas

data.

4.4.3 Uji Signifikasi

Dalam uji signifikasi ini akan menjelaskan bagaimana pengujian data dan

hasil data yang telah diolah. Terdapat dua data pengujian yaitu uji signifikasi data

dan uji data observasi siswa.

1. Uji Signifikansi Data

Pengujian hipotesis dilakukan pada hasil post-test kelas eksperimen dan

kelas kontrol, Rumusan pengujiannya sudah tertera pada bab II yang di rumuskan

sebagai berikut.

a. H0 : X1=X2 dan nilai sig > 0,05.

Dari rumusan tersebut dapat ditarik pernyataan bahwa rata-rata dari hasil

belajar kelas eksperimen (Kelas 4A) sama dengan rata-rata hasil belajar kelas

kontrol (Kelas 4B) dan artinya adalah tidak ada keefektifan penggunaan model

kooperatif tipe picture and picture dengan model dan metode pembelajaran

konvensional.

b. H1 : X1 > X2 dan nilai sig > 0,05

Yaitu “Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (Kelas 4A) tidak sama dari

rata-rata hasil belajar kelas kontrol (Kelas 4B). berarti ada keefektifan penggunaan

model kooperatif tipe picture and picture dengan model dan metode pembelajaran

konvensional.

Uji hipotesis dilaksanakan bertujuan untuk menguji H0 dan H1. Apakah H0

ditolak dan H1 diterima. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda rata-rata

yaitu Independent Samples T-Test. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada

nilai post -test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pengambilan

Page 12: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

43

keputusan bahwa apakah H0 ditolak atau diterima maka menggunakan taraf

signifikansi, untuk signifikansi > 0,05 H0 diterima (varian sama), signifikansi <

0,05 jadi H0 ditolak (varian berbeda). Berikut adalah hasil analisis data

menggunakan SPSS 16.0 for windows

Berdasarkan output uji hipotesis dari perhitungan uji beda rata-rata hasil

belajar bahasa inggris kelas eksperimen yaitu kelas 4A yang menggunakan model

kooperatif tipe picture and picture dan kelas kontrol yaitu kelas 4B dengan

menggunakan model dan metode pembelajaran konvensional. Dikaji dari hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel group statistic bahwa rata-rata hasil belajar

bahasa Inggris kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar 90,08 dan dilain sisi

pada kelas kontrol rata-ratanya sebesar 77,21. Jadi rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Kemudian dapat dilihat pada tabel Independent Samples T-Test bahwa

nilai sig pada kolom Levene’s Tes For Equality Of Variances diperoleh nilai 0,88

jika dirumuskan hipotesis yaitu H0 : sig < 0,05 yang berarti sampel tidak homogen

dan H1 : sig > 0,05 artinya sampel homogen, maka dari hasil output disimpulkan

bahwa H1 diterima karena sig > 0,05 yaitu 0,88> 0,05 artinya kedua sampel adalah

homogen. Pada kolom T-Test For Equality Of Means diperoleh nilai 0,000 jika

pada rumusan hipotesis yaitu H0 : sig > 0,05 artinya tidak ada perbedaan hasil

belajar Bahasa Inggris kelas eksperimen dan kelas kontrol (tidak ada efektivitas

model kooperatif tipe picture and picture) dan H1 : sig < 0,05 artinya terdapat

perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol (terdapat efektifitas

model kooperatif tipe picture and picture pada pelajaran bahasa Inggris terhadap

hasil belajar), maka dari output dapat disimpulkan bahwa H1 diterima karena sig <

0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya bahwa hasil belajar kelas eksperimen yaitu kelas

4A SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga yang menggunakan model kooperatif tipe

picture and picture dalam pembelajaran bahasa Inggris berbeda dengan hasil

belajar kelas kontrol yaitu kelas 4B SD Negeri Sidorejo Lor 01 yang

pembelajarannya menggunakan model dan metode konvensional, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe picture and

Page 13: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

44

picture pada pembelajaran, dapat efektif digunakan dalam pembelajaran bahasa

Inggris terhadap hasil belajar siswa.

2. Uji Data Observasi Siswa

Peneliti juga melakukan observasi juga dilakukan pada keaktifan siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan dari observasi ini adalah untuk

mengetahui keaktifan, tingkat kesenangan, dan motivasi yang lebih dalam

mengikuti pelajaran. Kegiatan-kegiatan siswa yang diamati dan dinilai terdiri dari

8 indikator di dalam tiap pertemuan. Hasil observasi diketahui bahwa 100% dari

23 siswa antusias mendengarkan instruksi dan penjelasan dari guru. Siswa yang

berjumlah 23, seluruhnya mengikuti proses belajar mengajar di kelas dengan

persentase yaitu 100%, karena saat proses belajar di kelas tidak ada satupun siswa

yang meninggalkan kelas. Dari seluruh siswa yang berjumlah 23 siswa, 86%

siswa yang terlihat aktif dalam tanya jawab dengan guru maupun siswa dalam

kelompok. Saat 23 siswa menjadi kelompok dengan persentase yaitu 100% siswa

memiliki tujuan yang sama. Seluruh siswa yang berjumlah 23 anak memiliki rasa

tanggungjawab terhadap tugas masing-masing sehingga persentase mencapai

100%. Pada indikator ketrampilan belajar, 23 siswa mendapatkan persentase

100% karena seluruh siswa sangat ingin menyelesaikan soal dengan cepat dan

kompetitif antar kelompok. Saat mendengarkan instruksi guru, 23 siswa sangat

bertanggungjawab dalam menjaga ketenangan dan kondusifitas dalam kelas yang

persentase hasil observasi menjadi 100%. Kerjasama dari 23 siswa dalam

pembagian tugas tiap kelompok memiliki persentase 100%, karena seluruh

anggota kelompok sangat berperan dalam kegiatan yang dilakukan

Dari ke delapan indikator tersebut ada 7 indikator yang mendapatkan

persentase akhir persentase 100% dan yang 1 indikator mendapatkan persentase

86% sehingga semua siswa melakukan semua indikator dengan sangat baik

sehingga seluruh indikator tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

yang didapatkan oleh siswa karena siswa aktif didalam pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini.

Page 14: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

45

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berlandaskan dari data yang diperoleh di dalam penelitian yang

menunjukan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe

picture and picture mengalami peningkatan jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil penggunaan model dan metode konvensional. Pada hasil evaluasi

pada tiap pertemuan, kelas eksperimen memiliki rata-rata ketuntasan yang lebih

tinggi dibanding dengan kelas kontrol yahni sebesar 73% berbanding 66%.

Perbedaan nilai hasil belajar rata – rata juga tampak pada hasil post-test kelas

eksperimen yaitu kelas 4A SD Negeri Sidorejo Lor 01 mencapai 90,08. Dilain hal

terlihat rata – rata dari nilai post-test kelas kontrol yaitu kelas 4B SD Negeri

Sidorejo Lor 01 adalah 77,21.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti

(2011) yang dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada kelas yang

menerapkan model picture and picture. Pada kondisi awal nilai siswa yang

mencapai KKM hanya 33% meningkat menjadi 100% dari siswa yang berjumlah

15 siswa. penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Adil

(2010) yang mendapatkan kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

secara runtut sesuai kaidah-kaidah pembelajaran picture and picture secara

konsisten selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media

gambar dan pemberian kesempatan kepada siswa untuk aktif dan ambil bagian

dalam merangkai/menyusun gambar secara logis di depan kelas dapat

meningkatkan hasil belajar.

Penggunaan model kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas 4

lebih cenderung mengajak siswa untuk lebih aktif dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan serta mampu untuk bekerja sama pada suatu kelompok yang mana

pada konteks ini adalah rekan atau siswa atau teman sekelas dalam memecahkan

masalah sehingga hasil belajar lebih meningkat.terbukti dengan hasil observasi

yang menunjukkan hasil yaitu dari ke delapan indikator tersebut ada 7 indikator

yang mendapatkan persentase akhir persentase 100% dan yang 1 indikator

mendapatkan persentase 86% sehingga semua siswa melakukan semua indikator

dengan sangat baik sehingga seluruh indikator tersebut sangat berpengaruh

Page 15: Keefektifan Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture and ...

46

terhadap hasil belajar yang didapatkan oleh siswa karena siswa aktif didalam

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and

picture ini.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan model

kooperatif tipe picture and picture pada pelajaran bahasa Inggris adalah efektif

untuk peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa

yang menggunakan model atau metode konvensional yang cenderung lebih

rendah.