KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

98
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS VI SD NEGERI 24 MACANANG KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE EFFECTIVENESS OF OUTBOUND BASED LEARNING TO WRITE LEARNING OUTCOMES WRITING CLASS VI SD STATE 24 MACANANG TANETE RIATTANG DISTRICT WESTDISTRICT OF BONE Oleh ST. NURHAYATI MALIK NIM 105.04.09.096.14 PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Transcript of KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS

SISWA KELAS VI SD NEGERI 24 MACANANG KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT

KABUPATEN BONE

EFFECTIVENESS OF OUTBOUND BASED LEARNING TO WRITE LEARNING OUTCOMES WRITING CLASS VI SD STATE 24 MACANANG TANETE RIATTANG

DISTRICT WESTDISTRICT OF BONE

Oleh ST. NURHAYATI MALIK NIM 105.04.09.096.14

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS

SISWA KELAS VI SD NEGERI 24 MACANANG KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT

KABUPATEN BONE

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Prpgram Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

Oleh ST. NURHAYATI MALIK NIM 105.04.09.096.14

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR _______________________________________________________________

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS

BERBASIS OUTBOUND TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS SISWA KELAS VI SD NEGERI 24 MACANANG KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE

Nama Mahasiswa : ST. NURHAYATI MALIK Nim : 105.04.09.096.14 Program Studi PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Setelah diperiksa dan diteliti, tesis ini dinyatakan memenuhi syarat untuk

ujian tutup. Menyetujui

Komisi Pembimbing,

Pembimbing I

Dr. A. RAHMAN RAHIM, M.Hum.

Pembimbing II

Dr. H. ANDI SUKRI SYAMSURI, M.Hum.

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. A. RAHMAN RAHIM, M.Hum

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Prof. Dr. H. M. IDE SAID D.M., M.Pd. NBM: 988 463

Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

PRAKATA

Puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Tesis ini berjudul: “Keefektifan Pembelajaran Menulis

Berbasis Outbound terhadap Hasil Belajar Menulis Siswa Kelas VI SD

Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.”

Terdapat banyak kendala dan tantangan yang penulis hadapi selama masa studi

dan penyelesaian tesis ini, namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

akhirnya studi tersebut dapat teratasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum. pembimbing I

dan Dr. H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, saran serta motivasi sejak penyusunan proposal hingga penyelesaian

tesis ini.

Ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, Ketua

Program Studi Pendidikan Pendidikan Bahasa Indoensia Program Pascasrjana

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan semua Dosen serta para Karyawan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Secara khusus ucapan terima kasih kepada suami tercinta dan anak-anak

tersayang serta orang tua yang telah memberikan dukungan dan perhatian,

Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

bahkan pengorbanan selama penulis menempuh studi. Juga kepada seluruh guru

yang telah membantu terselnggaranya penelitian ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Semoga segala bantuan, petunjuk

dan dorongannya dapat bernilai ibadah dan mendapatkan rahmat dari Allah Swt.

Amin

Makassar, Juli 2016

Penulis,

ST. NURHAYATI MALIK

Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL DEPAN i

HALAMAN JUDUL DALAM ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

PRAKATA v

DAFTRA ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinajauan Pustaka 9

B. KonsepMGMP 52

C. Hipotesis 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Desain Penelitian 55

B. Definisi Operasional Variabel 56

C. Populasi dan Sampel Penelitian 56

D. Instrumen Penelitian 57

E. Teknik Pengumpulan Data 57

F. Teknik Analisis Data 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 60

B. Pembahasan 65

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 69

B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71 LAMPIRAN 73 BIOGRAFI SINGKAT 87

Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

DAFTAR TABEL

No Deskripsi tabel Halaman

1 Deskripsi Keadaan Populasi 57

2 Deskripsi Keadaan Sampel 57

3 Tabel Kerja Uji t 62

4 Skor Mentah Hasil Belajar Menulis Menggunakan Teknik outbound 73

5 Skor Mentah Hasil Belajar Menulis Menggunakan Teknik Konvensional

75

6 Tabel Kerja Uji t 77

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Skor Mentah Hasil Belajar Menulis Menggunakan Teknik outbound

73

2 Skor Mentah Hasil Belajar Menulis Menggunakan Teknik Konvensional

75

3 Tabel Kerja Uji t 77

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

ABSTRACT

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

ABSTRAK

NURHAYATI MALIK 2016. Tesis. “Keefektifan Pembelajaran Menulis Berbasis Outbound terhadap Hasil Belajar Menulis Siswa Kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone, dibimbing oleh A. Rahman Rahim sebagai pembimbing II dan Andi Sukri Syamsuri sebagai pembimbing II.

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh, menganalisis, dan mendeskrikan data mengenai Secara operasional tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis berbasis outbound terhadap hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik eksperimen semu. Adapun populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone tahun pelajaran 2015/2016 sejumlah 68 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa teknik outbound efektif terhadap peningkatan hasil pembelajaran menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone. Hal ini dibuktikan dengan uji efektivitas yang menunjukkan bahwa berdasarkan analisis data diperoleh nilai “t” empiris (hitung) sama dengan 4,92 sedangkan nilai teoritis pada taraf signifikan α0,05 dengan derajat bebas (db) sama dengan 66, ditemukan nilai tabel sebesar 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (4,92>1,66). Kata kunci: Pembelajaran Menulis, Outbound dan Hasil Belajar Menulis

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

BAB I

PENDAULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan menulis berada pada tataran paling tinggi dalam

proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterampilan

menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh

sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan

demikian, keterampilan menulis juga merupakan keterampilan

berbahasa yang dianggap paling sulit dari keterampilan berbahasa

lainnya. .

Meskipun keterampilan menulis itu sulit, namun peranannya

dalam kehidupan manusia sangat penting dalam masyarakat sepanjang

zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan dalam aktivitas manusia

setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya.

Dapat dikatakan, bahwa kehidupan menusia hampir tidak bisa dipisahkan

dengan kegiatan menulis Peranan menulis yang sangat tinggi sejalan

dengan pendapat Horn (1988: 12) yang menyatakan bahwa “masyarakat

yang tidak mampu mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan, akan

tertinggal jauh dari kemajuan karena kegiatan menulis dapat mendorong

perkembangan intelektual seseorang sehingga mampu berpikir kritis”. Hal

senada diungkapkan oleh Tarigan (1992: 44) bahwa “indikasi kemajuan

suatu bangsa dapat dilihat maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu”

Berdasarkan hal tersesebut di atas, maka keterampilan menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting

diajarkan kepada siswa. Oleh karena itu, sejak dini, mulai sekolah dasar

keterampilan menulis dijadikan aspek pembelajaran bahasa yang

1

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

2

mempunyai porsi yang cukup tinggi. Kenyataan menunjukkan, bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia di berbagai sektor

membutuhkan keterampilan menulis, seperti menulis surat, menulis di

surat kabar, menulis laporan, menulis makalah, menulis karya sastra,

menulis surat perjanjian dan sebagainya. Karena pentingnya keterampilan

menulis, maka para ahli pengajaran bahasa menempatkan keterampilan

menulis pada tingkatan paling tinggi dalam proses pemerolehan

bahasa.Keterampilan menulis memang merupakan kete-rampilan

produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak,

berbicara, dan membaca. Dengan demikian, keterampilan menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling rumit.

Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis digalakkan

sedini mungkin. Tidak mengherankan jika dalam Kurikulum 2006 di

Sekolah Dasar, pengajaran menulis menjadi aspek pembelajaran

bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar daripada

keterampilan lainnya. Berdasarkan pemetaan Standar isi Kurikulum

Bahasa Indonesia SD 2013, terlihat porsi kegiatan keterampilan menulis

dalam pembelajaran bahasa Indonesia sekitar 66,2%.(Permendikbus

no.64 tahun 2013)

Kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis

termasuk di sekolah dasar belum menggembirakan. Banyak penelitian

yang mengungkapkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah

dasar masih rendah. Salam (1998: 42) dalam hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa “kemampuan menulis siswa SD Inpres Andi

Tonro belum memadai.” Sejalan dengan uraian di atas, Ismail (1997)

menilai bahwa pengajaran menulis dewasa ini sangat terlantar.

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

3

Uraian di atas mengisyaratkan, bahwa dewasa ini dibutuhkan

pembenahan serius dalam pengajaran menulis . Meskipun dipahami

bahwa banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa

dalam menulis. Namun, diakui bahwa peranan guru sangat

menentukan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif

serta memiliki kemampuan yang memadai dalam merancang

pembelajaran menulis bagi siswa, terutama menyangkut teknik dan

strategi yang digunakan. Selama ini, strategi yang ditawarkan belum

dapat memberikan keberhasilan pembelajaran menulis , jika guru hanya

terpaku dengan teknik yang sudah lazim.

Mengembangkan keterampilan menulis di sekolah, memang agak

sulit. Siswa dituntut tidak hanya mengetahui sejumlah teori menulis ,

tetapi yang lebih penting ialah bagaimana teori-teori itu diaplikasikan oleh

siswa secara langsung. Selain itu, harus melalui latihan yang kotinyu. Jika

diamati metode pengajaran menulis di sekolah dasar, maka akan

tampak teknik pengajaran menulis tidak ada yang jelas bagaimana

melakukannnya. Gambaran yang ada hanya kegiatan yang akan

dilakukan, misalnya, menulis laporan berdasarkan hasil pengamatan,

membuat ringkasan, menyadur, menulis ulang suatu karangan,

membuat sinopsis, membuat cerita yang didengar, menulis pengalaman,

dan sebagainya.

Hasil observasi peneliti yang dilakukan terhadap beberapa guru

dalam pembelajaran keterampilan menulis ditemukan bahwa

pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah

adalah teknik konvensional yakni mengajar siswa menulis secara

langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu, serta

kerangka yang harus ditulis. Bahkan ada beberapa guru langsung

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

4

menyuruh siswa menulis dengan cara menulis bebas. Selain itu, rata-

rata hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang

Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone menunjukkan rata-

rata nilai siswa masih belum melewati nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yakni 67. Selain itu, kualitas karangan siswa masih belum

memadai terutama bagian data dan ide yang akan ditulis. Hal tersebut

diakibatkan karena siswa tidak terbiasa mengkaji secara langsung

permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, siswa terbentur dalam

menulis materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, pada hakikatnya,

kemampuan menulis siswa sangat bergantung kepada penguasaan hal

yang hendak ditulis. Strategi tersebut menjadi kendala bagi

pengembangan keterampilan menulis siswa.

Kondisi tersebut, diindikasikan penyebabnya adalah faktor metode

mengajar guru. Oleh karena itu, guru harus menempuh proses kreatif

mengajarkan menulis, tidak terpaku dengan minimnya waktu yang

disediakan dalam kurikulum dan tuntutan target kurikulum yang bersifat

tidak tuntas. Akan tetapi, harus sejalan dengan tujuan umum

pembelajaran menulis di SD, yaitu agar siswa terampil

mengkomunikasikan idenya secara tertulis. Hal ini tentu membutuhkan

suatu proses kreatif dan kontinyu.

Tentu saja permasalahan ini tidakhanya terjadi di siswa kelas VI

SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat, tetapi juga di

kelas lain dan sekolah lainnya. Permasalahan yang ditemukan di atas

perlu segera diatasi dengan menyodorkan alternatif. Oleh karena itu,

penulis tertarik mengkaji sebuah strategi pembelajaran menulis sebagai

upaya menjawab permasalah di atas, yakni pembelajaran menulis

berbasis outbound melalui suatu penelitian. Pembelajaran ini pada

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

5

hakikatnya adalah pengembangan metode pembelajaran terpadu yang

didesain di luar kelas/outboaund. Pembelajaran menulis berbasis

outbound ini merupakan strategi yang lebih spesifik dan terencana

dilakukan di luarkelas Penekanan pembelajaran menulis berbasis

outbound ini adalah memberikan pengalaman langsung kepada siswa

terhadap hal yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran menulis berbasis outbound berupaya

membelajarkan siswa menulis dengan menggunakan berbagai sudut

pandang disiplin ilmu (lintas mata pelajaran). Hal tersebut memungkinkan,

karena pembelajaran menulis bersifat global. Artinya, segala bentuk ilmu

pengetahuan dapat dijadikan sebagai bahan untuk tulisan, termasuk mata

pelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis berbasis outbound ini

berupaya memadukan berbagai aspek keterampilan dan bahasa dalam

proses pembelajaran. Hal tersebut tentu saja akan menciptakan sebuah

sistem pembelajaran yang lebih bermakna.

Secara empiris penelitian yang relevan sudah cukup banyak.

Penelitian yang diungkapkan oleh Alimuddin (2001) menunjukkan bahhwa

terknik terpadu efektif dalam pembelajaran IPS di sekolahh dasar

Muhammadiyah, Malang. Penelitian ini menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang menggunakan prinsip pembelajaran menulis

berbasis outbound pada pembelajarn IPS. Demikian pula Arsyad (2009)

melaporkan hasil penelitiannya menggunakan pembelajaran menulis

berbasis outbound dalam pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa

pembelajaran menulis berbasis outbound efektif dalam pembelajaran

terpadu. Peneleitian lain yang dilakukan oleh Ardianti (2008) mengenai

penggunaan teknik terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia

terpadu menunjukkan bahwa teknik terpadu efektif dalam pembelajaran

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

6

bahasa Indonesia secara terpadu. Senada dengan penelitian di atas,

Muhallim (2007) mengungkapkan hasil penelitian bahwa teknik jaringan

topik efektif dalam pembelajaran menulis siswa kelas V SD Negeri 2

Kabupaten Pinrang.

Dari beberapa hasil penelitian di atas tampaknya konsep di

luarkelas efektif terhadap berbagai pembelajaran seperti pembelajaran

terpadu, IPS, Bahasa Indonesia. Demikian pula teknik yang identik

dengan pembelajaran berbasis outbound efektif teradap pembelajaran

menulis. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai bagaimana keefektif pembelajaran menulis berbasis

outbound terhadap peningkatan kemampuan belajar menulis siswa kelas

VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten

Bone.

Salah satu jenis outbound adalah semi outbound atau sering dikenal

dengan outbound low impact. Outbound low impact dapat diterapkan dalam

kegiatan sekolah dan diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Siswa tidak

berfikir bahwa yang mereka lakukan itu adalah belajar. Pada kegiatan refleksi

kegiatan akhir outbound guru mengaitkan dengan pelajaran, seperti tadi

mengambil bola berapa, mendapat bendera warna apa, dan disediakan kasus

sederhana agar anak melakukan pemecahan masalah secara berkelompok dan

menulis/membuat karangan atau laporan proses dan yang telah dilakukan

sebagai pembelajaran menulis.

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka deskripsi masalah yang

dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah keefektifan

pembelajaran menulis berbasis outbound terhadap hasil belajar menulis

siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang

Barat Kabupaten Bone?

C. Tujuan Penelitian

Secara operasional tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

keefektifan pembelajaran menulis berbasis outbound terhadap hasil

belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan

Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Memperhatikan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan dapat

bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis

1. Manfaat Teoretis:

a. Manfaat bagi guru, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

menulis dari yang semula hanya menggunakan metode

konvensional kini menjadi pembelajaran menulis berbasis

outboand.

b. Manfaat bagi guru lain, dapat memeroleh informasi yang dapat

dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerjanya.

c. Manfaat bagi sekolah, menjadi bahan untuk melakukan

kebijakan dalam pengembangan pembelajaran di sekolah bagi

peningkatan kinerja guru.

d. Sebagai bahan referensi dalam penelitian pembelajaran

menulis selanjutnya.

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

8

2. Manfaat Praktis:

a. Sebagai teknik alternatif bagi guru di sekolah dasar untuk

melatih keterampilan menulis siswa.

b. Sebagai bahan perbandingan atau acuan untuk

mengembangkan penelitian tentang strategi menulis .

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan di semua jenjang pendidikan

formal. Dengan demikian diperlukan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang memadai dan efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi

sosial, media pengembangan ilmu dan alat pemersatu bangsa. Daerah/sekolah

dapat secara efektif menjabarkan standar kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada

hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi

dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai

kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia

mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara

lisan dan tertulis seta menghargai karya cipta bangsa Indonesia. Standar

kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia memberikan akses pada situasi

lokal dan global yang menekankan keterbukaan, kemasadepanan, dan

kesejagatan. Dengan demikian siswa menjadi terbuka terhadap beragam

informasi dan dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan

menyadari akan eksistensi budayanya sehingga tidak tercabut dari

lingkungannya.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia mengupayakan

siswa mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

minat, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya bangsa

sendiri. Pada sisi lain sekolah atau daerah dapat menyusun program pendidikan

sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia.

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

10

Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan

pengetahuan intelektual dan kesusassteraan merupakan salah satu sarana untuk

menuju pemahaman tersebut. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan

berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai

manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.

Standar kompetansi ini disiapkan dengan mempertimbangkan

kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya yang

berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagaimana

dalam (BSNP, 2006) berikut :

1. Sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa

2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka

pelestarian dan pengembangan budaya

3. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih

dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

4. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik

untuk keperluan menyangkut berbagai masalah

5. Sarana pengembangan penalaran

6. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui

khazanah kesusastraan Indonesia.

Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.

2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna,

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

11

dan fungsi, serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk

bermacam- macam tujuan, keperluan dan keadaan.

3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan itelektual, kematangan emosional, dan

kematangan sosial.

4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan

menulis)

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia

Sedangkan ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia SD dan MI terdiri dari aspek sebagai berikut:

1. Mendengarkan; seperti mendengarkan berita, petunjuk,

pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset,

pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicara

narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman serta perintah

yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta

mengapresiasi dan berekpresi sastra melalui kegiatan mendengarkan

hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita

binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak.

2. Berbicara; seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan;

menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses,

menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda,

tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri,

kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh kesukaan/ketidaksukaan,

kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk dan laporan serta

mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

12

3. melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita

rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak

4. Membaca; seperti membaca huruf, suku katam kata, kalimat,

paragraph, berbagai teks bacaan, denah; petunjuk, tata tertib,

pengumuman, kamus, enslikopedia serta mengapresiasi dan

berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa

dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyar, cerita binatang, puisi anak,

syair lagu, pantun, dan drama anak kompetensi membaca juga

diarahkan menumbuhkan budaya membaca.

5. Menulis; seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan

tulisan rapi dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam

pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat

dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta

mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil

sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan

menumbuhkan kebiasaan menulis.

Di muka telah diuraikan bahwa fungsi bahasa yang utama adalah

sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia

diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi. Fungsi utama sastra adalah

sebagai penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian

sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi dan

ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis.

Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk, berkomunikasi, bukan

lebih banyak untuk mengetahui pengetahuan tentang bahasa, sedangkan

pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menikmati, menghayati dan memahami karya sastra. Pengetahuan tentang

sastra sebagai penunjang dalam mengapresiasi karya sastra.

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

13

Kata menduduki posisi penting dalam sistem bahasa. Pemakaian kata

merupakan hal penting dalam berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Oleh sebab

itu, penguasaan kosa kata seseorang sangat menetukan keberhasilannya dalam

berkomunikasi.

Pembelajaran kosakata bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan

kata siswa. Siswa tidak harus menghafal sejumlah kata, tetapi yang terpenting

dapat menggunakannya di dalam kalimat. Mengenal dan memahami makna kata

merupakan tujuan utama pembelajaran kosakata.

2. Konsep Pembelajaran Menulis

Dalam pembelajaran siswa hendaklah diarahkan ke pengem-

bangan potensi diri sendiri. Segala masalah kebahasaan yang perlu

dimainkan di sekolah haruslah juga sesuai dengan zamannya. Kata,

kalimat, paragraf, bahkan tulisan harus bernuansa kekinian. Sumber

bahasa yang digunakan oleh guru juga harus mengacu ke minat dan

harapan siswa. Dengan demikian siswa dapat tertarik dengan

pembelajaran bahasa Indonesia.

Siswa sudah semestinya dapat berpikir, berkreasi, dan

berkomuikasi baik lisan maupun tulisan dengan bahasa Indonesia secara

logis, langsung, dan lancar. Dengan begitu, suatu saat akan dihasilkan

karya-karya besar dari orang Indonesia dengan bahasa yang mantap. Hal

itu tentunya harus menjadi obsesi guru bahasa Indonesia.

Guru berperan dalam menentukan pembelajaran bahasa

Indonesia. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai bahasa

Indonesia dan pembelajarannya sehingga menjadi mata pelajaran yang

menarik bagi siswa. Kemenarikan ini akhirnya membawa siswa ke tingkat

komunikasi yang lancar. Komunikasi yang didasari oleh minat yang kuat

dari siswa. Guru berperan besar dalam hal itu. Peran tersebut didasari

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

14

oleh kekuatan konsep dan kekuatan mengembangkan strategi

pembelajaran.

Dalam pembelajaran bahasa, banyak strategi pembelajaran yang

tersedia. Namun, mengapa banyak guru bahasa Indonesia yang masih

kesulitan dalam memvariasikan strategi pembelajaran bahasa Indonesia.

Mereka banyak berkutat dengan ceramah, diskusi, dan penugasan.

Padahal hal tersebut merupakan teknik pengelolaan kelas. Teknik adalah

cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru

dapat berganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Adapun strategi meliputi pendekatan, metode, dan teknik.

Pendekatan adalah konsep dasar yang melingkupi metode dengan

cakupan teoritis tertentu. Metode merupakan jabaran dari pendekatan.

Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode

adalah prosedur pembelajaran yang dapat yang fokuskan kepada

pencapaian tujuan. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara

aplikasi. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik

pembelajaran. Di bawah ini dijelaskan beberapa metode dan teknik

pembelajaran menulis.

a. Karakteristik pembelajaran menulis

Setiap guru keterampilan menulis harus sudah memahami

karakteristik keterampilan menulis karena sangat menentukan dalam

ketepatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian

keterampilan menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa memahami

karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin

menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran

menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik

keterampilan menulis yang sangat menonjol, yakni;

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

15

a. keterampilan menulis merupakan kemampuan yang komplek;

b. keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;

c. keterampilan menulis bersifat mekanistik;

d. penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang

bertahap atau akumulatif.

Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang kompleks.

Penulisan sebuah karangan yang sederhana sekalipun menuntut kepada

penulisnya kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan

bagaimana cara menulisnya. Persoalan pertama menyangkut isi

karangan dan persoalan kedua menyangkut pemakaian bahasa serta

bentuk atau struktur karangan. Pembelajaran keterampilan menulis yang

tidak memperhatikan kedua hal tersebut di atas pasti akan mengalami

ketidakberesan atau kegagalan.

Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang

teori. Ini tidak berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam

pengajaran menulis. Pertimbangan antar praktek dan teori sebaiknya

lebih banyak praktek dari teori.

Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa

penguasaan keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau

praktik. Dengan perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan

kegiatan menulis semakin terampil menulis yang bersangkutan.

Karakteristik keterampilan menulis seperti ini menuntut pembelajaran

menulis yang memungkinkan siswa banyak latihan, praktek, atau

mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis.

Di Samping kegiatan menulis harus bervariasi juga sistematis,

bertahap, dan akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi

kurang diawasi guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

16

membingungkan siswa. Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja

benar, atau mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang.

Latihan mengarang terkendali disertai diskusi di mana sangat diperlukan

dalam memahami dan menguasai keterampilan menulis.

b. Metode pembelajaran menulis

Subyakto (1988) mengemukakan beberapa metode pembelajaran

menulis sebagai berikut.

1) Metode Langsung

Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk

mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari

selangkah demi selangkah. Metode tersebut didasari anggapan bahwa

pada umumnya pengetahuan dibagi dua, yakni pengetahuan deklaratif

dan pengetahuan prosedural. Deklaratif berarti pengetahuan tentang

bagaimana melakukan sesuatu.

Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang sangat penting.

Guru mengawali dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang

pembelajaran serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan

guru. Hal itu disebut fase persiapan dan motivasi. Fase berikutnya adalah

fase demontrasi, pembimbingan, pengecekan, dan pelatihan lanjutan.

Pada metode langsung bisa dikembangkan dengan teknik

pembelajaran menulis dari gambar atau menulis objek langsung dan atau

perbandingan objek langsung. Teknik menulis dari gambar atau menulis

objek langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat

berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan gambar

kebakaran yang melanda sebuah desa atau melihat langsung kejadian

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

17

kebakaran sebuah desa, Dari gambar tersebut siswa dapat membuat

tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

2) Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup

semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam

pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan

kongkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini

dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis,

diusahakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistik. Sepucuk surat adalah

sebuah produk. Demikian pula sebuah perintah, pesan, laporan atau peta

juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu,

produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang

berhasil.

Metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis berita.

Siswa menulis berita tentang yang mereka lakukan dalam sebuah

aktivitas berdasarkan prinsip-prinsip sebuah berita ( 5W dan 1H) alur

yang dibutuhkan adalah kertas kerja. Kegiatan ini dapat dilaksanakan

perseorangan maupun kelompok.

3). Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses.

Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi.

Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi

diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan

menulis. Menulis diintegrasikan dengan membaca dan berbicara. Materi

kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sedangkan

antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

18

bidang studi. Misalnya; antarabahasa Indonesia dengan matematika atau

dengan bidang studi lainnya.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif interbidang studi

lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara

langsung menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan

membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan,

guru yang pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat

menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.

Integratif sangat diharapkan oleh Kurikulum Bahasa Indonesia

Berbasis Kompetensi. Pengintegrasiannya diaplikasikan sesuai dengan

kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan.

Materi ajar justru merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara

menarik.

Metode inregratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran

mambaca dengan memberi catatan bacaan. Siswa dapat membuat

catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan. Dalam

melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis.

4) Metode Tematik

Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran

diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.

Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus

diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan

konseptual.

Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan

perkembangan dan lingkungan siswa. Budaya, sosial, dan religiusitas

mereka menjadi perhatian. Begitu pula isi tema yang disajikan secara

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

19

kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di

lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas.

Kemudian, tema tidak disajikan secara abstrak tetapi diberikan secara

kongkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan

logika yang dipunyainya. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau

dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.

6) Metode Konstruktivistik

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu

mnemukan. Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada

siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu

agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.

Konstuktivistik dimulai dari masalah (sering muncul dari siswa sendiri)

dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan

langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

Metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang

menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif

strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif

lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar).

7). Metode Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang

membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia

nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan

pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai

anggota keluarga dan masyarakat

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan memudah

dalam pembelajaran menulis. Anak dimotivasi agar mampu menulis.

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

20

Menurut Suharyanto (1999) pengajaran kontekstual memungkinkan

siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengatahuan dan

keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam

sekolah dan di luar sekolah agar siswa dapat memecahkan masalah

dunia nyata atau masalah yang disimulasikan. Sebenarnya siswa dalam

belajar tidak berada di awan tetapi berada di bumi yang selalu menyatu

dengan tempat belajar, waktu, situasi, dan suasana alam dan

masyarakatnya. Untuk itu, metode yang dianggap tepat untuk

mengembangkan pembelajaran adalah metode kontekstual (Contextual

Teaching and Learning).

Adapun metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran

menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata tidak

dalam dunia awang-awang.

c. Fungsi dan peran pembelajaran menulis di SD

Dalam batasan menulis yang dikemukakan terdahulu, tersirat

fungsi menulis secara umum, yakni sebagai alat komunikasi. Namun,

secara khusus, fungsi menulis dapat diketahui berdasarkan beberapa

referensi, seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1992) bahwa menulis

berfungsi sebagai sarana bagi seseorang untuk berpikir secara kritis.

Selain itu, agar kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,

memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang

dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, membantu kita

menjelaskan pikiran-pikiran.

Selain fungsi di atas, Darmadi (1996) mengemukakan fungsi

utama menulis / mengarang adalah sebagai sarana untuk belajar dapat

memunculkan ide baru, dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan

menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki, melatih sikap

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

21

objektif yang ada pada diri seseorang, membantu menyerap dan

memproses informasi, berlatih memecahkan masalah sekaligus, dan

memungkinkan kita dapat menjadi aktif sebagai informan dari pada

penerima informasi.

Menulis yang lebih dikenal istilah ”mengarang” merupakan satu

dari keempat keterampilan berbahasa (languange skill) yang diajarkan

kepada siswa yang belajar bahasa pada umumnya dan bahasa Indonesia

pada khususnya.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang produktif dimana

menulis menghendaki siswa untuk menggali, menuangkan dan

mengungkapkan gagasannya, perasaannya, dan pengalamannya, serta

penggunaan bahasa yang tepat. Namun, pada kenyataannya tidak

semua siswa dapat menunjukkan keterampilan tersebut. Di dalam

menulis, siswa merasa kurangnya keyakinan, dan minat, serta motivasi

yang memadai untuk menulis.

Mengingat pentingnya menulis bagi siswa, guru seharusnya

membangkitkan dan memertahankan kegairahan siswa untuk menulis

serta menjadikan menulis itu merupakan pekerjaan yang alami dan

menyenangkan dengan memanfaatkan berbagai strategi atau teknik

mengajar yang kondusif.

d. Tujuan menulis di SD

Berdasarkan definisi menulis, jelas pula tergambar tujuan

menulis Achmad (1992: 11) mengemukakan, “tujuan umum pengajaran

menulis di sekolah dasar adalah agar siswa mampu memahami dan

mengomunikasikan serta menerapkan ide dengan baik dan tersusun

dalam bahasa tulis.”

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

22

Senada dengan tujuan di atas, dalam Petunjuk Khusus

Pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (Depdiknas, 2006: 15)

dijelaskan ”pengajaran menulis di SD bertujuan untuk melatih siswa

dalam menuangkan pikiran dan perasaan dengan bahasa tulis secara

teratur dan teliti.”

Demikian pula yang dikemukakan dalam petunjuk pengajaran

menulis sekolah dasar (Depdiknas, 2006: 111) dikemukakan bahwa

“tujuan pembelajaran menulis di sekolah dasar adalah untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan,

pendapat, pengalaman dan pesan sehingga dapat menggunakan

komunikasi tulis.”

e. Ruang lingkup pembelajaran menulis dalam kurikulum SD

Dalam Kurikulum 2006 sekolah dasar, pembelajaran menulis

harus dimulai dari tahap yang paling sederhana lalu pada hal yang

sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling sukar. Tentu saja hal

ini pula melalui tahapan sesuai dengan tingkat pemikiran siswa. Oleh

karena itu, di sekolah dasar pembelajaran menulis dibagi atas dua

tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. menulis

permulaan ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga

kelas tiga, sedangkan pembelajaran menulis lanjutan diperuntukkan

untuk kelas tinggi yaitu kelas empat hingga kelas enam. Adapun contoh

pembelajaran menulis permulaan (Kurikulum 2006) antara lain:

a) Menulis mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat

karangan seperti contoh (pola) yang diberikan.

b) Menulis dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk

melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia.

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

23

c) Bimbingan dengan memasangkan kelompok kata, yakni siswa

diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang

terpenggal atau kurang lengkap.

d) Bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa dibimbing untuk

mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri yang telah memiliki

kalimat-kalimat.

e) Bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa

dapat membuat karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-

pertanyaan dalam pikirannnya.

Selanjutnya kegiatan menulis lanjutan dapat dilakukan dengan

berbagai metode (Kurikulum 2006) antara lain:

a) Membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk

membuat paragraf berdasarkan gambar yang telah disediakan.

b) Mengembangkan paragraf, yakni siswa dilatih untuk mengembangkan

sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf.

c) Menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia.

d) Menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya.

e) Menulis berdasarkan kerangka atau bahan yang telah disiapkan

f) Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang

cara membuat sesuatu.

g) Melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan

menggunakan kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang

padu.

h) Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita

dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan

penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

24

i) Menulis berbagai topik sederhana dengan memperhatikan

penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.)

j) Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta

memperhatikan penggunaan ejaan

k) Menulis bedsasarkan hasil pengamatan terhadap objek yang sesuai

tema.

l) Melengkapi karangan berdasarkan gambar seri maupun gambar

tunggal

m) Menulis berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan

kata dan penggunaan ejaan

n) Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan

sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan

memperhatikan penggunaan ejaan

o) Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan

(catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan

penggunaan ejaan

p) Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

q) Mengisi formulir (pendaftaran, kartu anggota, wesel pos, kartu pos,

daftar riwayat hidup, dll.) dengan benar

r) Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar

s) Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan

memperhatikan penggunaan ejaan

t) Menyusun naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun,

perayaan sekolah, dll.) dengan bahasa yang baik dan benar, serta

memperhatikan penggunaan ejaan

u) Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai

dengan orang yang dituju (BSNP. 2006)

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

25

Strategi yang dikemukakan di atas tentu sangat fleksibel. Hal ini

disebabkan oleh pembelajaran menulis di SD cakupannya cukup

luas.

3. Konsep Menulis

a. Hakikat menulis

Hakikat menulis tampaknya tidak sulit karenma semua orang yang

buta huruf dapat menulis. Secara sederhana hakikat menulis, yaitu

menuangkan ide atau pikiran secara tertulis. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia., “menulis adalah menyusun suatu cerita buku dan

sebagainya. (Alwi, dkk. 2003: 506). Sejalan dengan pengertian di atas,

Learner (dalam Abdurrahman, 1996: 192) mengemukakan,bahwa “

menulis atau mengarang adalah mengemukakan ide dalam bentuk

visual.” Demikian pula, Sumarmo (1989: 7) mengemukakan, bahwa

“menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar.”

Berdasarkan kedua batasan di atas, dapat dinyatakan bahwa ada

beberapa komponen menulis , yaitu menulis adalah bentuk komunikasi,

menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide

menggunakan media visual.

Menulis pada hakekatnya menyampaikan ide atau pesan dengan

menggunakan lambang grafik (tulisan) kepada orang lain. Dalam kegiatan

menulis sesorang juga dituntut untuk menguasai komponen-komponen

tulisan yang meliputi isi (materi) tulisan, organisasi tulisan,

kebahagiaan, (kaidah bahasa tulis), gaya penulisan, dan mekanisme

tulisan (Mulyati, 2002). Menulis adalah rangkaian proses berpikir. Proses

berpikir berkaitan erat dengan kegiatan penalaran. Penalaran yang baik

dapat menghasilkan tulisan yang baik pula, bahkan tempat penalaran

tidak akan ada pengetahuan yang benar, Syafi’ie (1988 : 182)

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

26

mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah

penalaran yang baik. Dalam hal ini, berari untuk menghasilkan

kesimpulan yang benar harus dilakukan penalaran secara cermat dengan

berdasarkan pikiran yang logis. Penalaran yang salah akan menuntun

kepada kesimpulan yang salah.

Pada dasarnya menulis merupakan proses pengungkapan ide atau

gagasan, pikiran, pengalaman, perasaan dengan menggunakan bahasa

sebagai medianya. Hal-hal-hal yang dikemukakan dalam tulisan

bersumber dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, atau dari

membaca buku. menulis seperti halnya berbicara, merupakan

keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya,

kegiatan menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dapat

menggunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara

tatap muka dengan orang lain (tidak langsung), sedangkan berbicara

merupakan tatap muka (langsung) (Tarigan, 2000). Secara konseptual,

para ahli mengemukakan batasan menulis antara laian sebagai berikut

Tarigan (1995:21) menyatakan bahwa, ”Menulis adalah menurunkan atau

menuliskan lambang-lambang grafen yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafen tersebut, jika mereka memahami

bahasa atau gambaran grafen itu.” Selanjutnya Enre (1994:5)

memberikan pengertian bahwa: ”Menulis merupakan kegiatan yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.”

Tarigan (1994) mengemukakan bahwa keterampilan menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

27

orang lain, sedangkan kegiatan menulis merupakan kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan tuloisansebagai medianya.

Pesan yang dimaksud berupa isi atau muatan yang terkandung dalam

suatu tulisan. Tulisan merupakan sistem komunikasi antar manusia yang

menggunakan lambang-lambang yang dapat dilihat dan disepakati

pemakaiannya. Jadi menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.

Akhadiah, dkk., (1995) menjelaskan bahwa pemerolehan

keterampilan menulis dilakukan melalui proses karena hal ini merupakan

kegiatan yang produktif. Sebagai suatu proses, merupakan suatu

rangkaian aktivitas yang terjadi dari beberapa tahap, yaitu pramenulis,

menulis, dan revisi. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam kegiatan menulis

ini seseorang penulis harus memanfaatkan pengetahuan tentang struktur

bahasa, kosakata, dan pengetahuan yang mendukung tulisannya.

b. Kriteria tulisan yang baik

Menurut Thomkins (1990), disebutkan bahwa untuk mengukur

kriteria tulisan yang baik, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut:

1. Kesesuaian topik yang meliputi: (1) relevansi, dan (2) akurasi.

2. Kesesuaian antarparagraf yang meliputi: (1) pengaruh terhadap

pembaca, (2) kerekatan, argumen, dan butir (3) mudah dimengerti, (4)

informasi diatur dengan terstruktur, (5) hubungan antarkalimat berjalan

dengan lembut, (6) menukik langsung ke persoalan, (7) ide logis, dan

(8) ide dan bukti relevan satu dengan yang lain.

3. Perolehan kata dan rangkaian kalimat yang meliputi: (1) tidak ada

kesalahan ”spelling”, (2) formasi kata teratur dengan baik, (3) pilihan

kata bervariasi, dan (4) model kalimat bervariasi.

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

28

Sedangkan menurut Enre (1994:5) tulisan yang baik memiliki ciri-

ciri, yaitu: (1) tulisan yang baik selalu bermakna; tulisan yang baik harus

mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang

dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakan itu, (2) tulisan yang

baik selalu jelas; sebuah tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang

kepadanya tukisan itu ditunjukkan dapat membacanya dengan kecepatan

yang tetap dan menangkap maknanya sesudah ia berusaha dengan cara

yang wajar, (3) tulisan yang baik selalu padu dan utuh; sebuah tulisan

dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutinya dengan

mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut suatu

perencanaan dan karena bahagian-bahagiannya dihubungkan satu

dengan lainnya, baik dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau

dengan kata atau frasa penghubung, (4) tulisan yang baik selalu

ekonomis; penulis yang baik selalu tidak akan membiarkan waktu

pembaca hilang dengan sia-sia, sehingga ia akan membuang semua kata

yang berlebihan dari tulisannya. Seorang penulis yang ingin mengikat

perhatian pembacanya harus berusaha terus untuk menjaga agar

karangannya padat dan lurus ke depan, (5) tulisan yang baik selalu

mengikuti kaidah gramatika; di sini biasa juga disebut tulisan yang

menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh

kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan

orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal dan informal

khususnya dalam bentuk tulisan, (6) penyaksian akhir; tulisan dikatakan

mantap atau kuat jika penulis memilih kata-kata yang menunjukkan

kepada pembaca apa yang terjadi melalui gambaran yang jelas dengan

menggunakan contoh-contoh dengan perbandingan yang menggugah,

kongkret, langsung dan efisien. Keperibadian penulis muncul dari

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

29

tulisannya, sehingga menjadikan pembaca merasakan dan berusaha

mengkonfirmasikan ide-ide dan informasi yang terdapat dalam tulisan

yang dibacanya.

Menurut Nursisto (2000:49) ciri-ciri karangan yang baik adalah: (1)

berisi hal-hal yang bermanfaat, (2) pengungkapan jelas, (3) penciptaan

kesatuan dan pengorganisasian, (4) efektif dan efisien, (5) ketepatan

penggunaan bahasa, (6) ada variasi kalimat, (6) vitalitas, (7) cermat, dan

(8) objektif.

c. Menulis sebagai suatu proses

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat

dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri dari

beberapa tahapan. Nursito (2000). menguraikan lima tahapan menulis,

yaitu pramenulis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang akan

ditulis, tujuan menulis dan kerangka tulisan, setelah siswa menentukan

apa yang akan ditulis dan sistimatika tulisan, siswa mengumpulkan

bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber

lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada pengendrapan, siswa

dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk

draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi drafan yang telah

disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman sekelompok

untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan.

Pada tahap penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek

mekanis (ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak

sesuai dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan guna memperbaiki

karangan sendiri maupun teman kelompok atau teman sekelas. Pada

tahap publikasi siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

30

meminta masukan dari guru dan teman sekelas, agar mereka dapat

berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurna.

d. Menulis adalah proses kreatif

Pada dasarnya, menulis merupakan proses kreatif. Proses itu

mulai munculnya ide dalam benak penulis, menangkap dan menuangkan

ide tersebut, mematangka ide tersebut dan menatanya dan diakhiri

dengan menuliskan ide tersebut dalam bentuk tulisan.

Penulis yang mampu menghasilkan tulisan sebenarnya hanyalah

kebiasaan saja. Karena terlalu seringnya proses tersebut dilakukannya,

maka setiap kali melakukan proses kreatif, seolah-olah proses tersebut

berlangsung begitu cepat dan singkat. Namun pada dasarnya, tahapan

proses tersebut tetap dilakukannya, hanya saja tahap yang satu dengan

tahap yang berikutnya begitu berhimpitan (Tarigan, 1985).

Cepat lambat proses kreatif berlangsung sangat bergantung pada

tingkat keterampilan penulis, semakin lama proses tersebut berlangsung.

Sebaliknya, semakin tinggi tingkat keterampilan seorang penulis semakin

cepat proses tersebut berlangsung.

Kreativitas dapat diartikan (1)Kreativitas dapat diartikan sebagai

prilaku yang berbeda dari prilaku umum. Misalnya, Khairil Anwar yang

menetapkan puisi-puisi ekspresif dengan aturan lirik dan bait yang

longgar. (2) Kreativitas merupakan kecenderungan jiwa (seseorang)

untuk menciptakan sesuatu yang baru/lain dari umum. Kecenderungan ini

memacu tumbuhnya ide-ide baru. Misalnya, Rianto mengangkat cerita

Maling Kundang yang lain menyimpang dari versi cerita yang

berkembang selama ini. Akan tetapi, ternyata para kritikus Sastra

menganggap itu sebagai sesuatu yang kreatif dan bermakna. (3)Kreatif

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

31

merupakan bentuk pikiran yang cenderung menentang arus. Orang yang

kreatif menyukai hal-hal yang rumit dan selalu berusaha menemukan

sesuatu yang belum pernah ditemukan orang lain. Misalnya, pemerintah

Indonesia terus berusaha meningkatkan pemanfaatan air sungai untuk

berbagai keperluan (4) Kreativitas bisa mengacu kepada pengertian hasil

yang baru, berbeda dengan yang pernah ada. Misalnya, puisi Sutardji

didominasi permainan bunyi yang banyak dikritisi oleh penyair saat itu.

Akan tetapi, pada akhirnya karya Sutardji diakui sebagai karya yang

membawa perubahan di Indonesia.

e. Tahap kegiatan menulis

Kegiatan menulis yang dilakukan sesungguhnya merupakan suatu

kegiatan tunggal jika yang ditulis hanyalah tulisan sederhana, pendek,

dan bahasanya sudah dikuasai. Akan tetapi, sebenarnya jika diamati

secara cermat kegiatan menulis adalah suatu proses. Artinya, kegiatan itu

melalui tiga tahap yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap

revisi.

a) Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan menulis. Yang

pertama dilakukan adalah menentukan topik tulisan. Kemudian,

membatasi topik itu jika masih luas. Dengan membatasi topik sebenarnya

menentukan tujuan. Selanjutnya bahan penulisan dan sumbernya. Hal

yang tidak boleh dilupakan adalah menyusun kerangka tulisan

Penyusunan kerangka tulisan merupakan kegiatan terakhir pada

tahap prapenulisan masuk ke tahapan menulis yang sebenarnya. Untuk

itu, perlu untuk menilai kembali persiapan yang sudah dibuat dengan

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

32

mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai penulisan tujuan,

kelengkapan kerangka, kelogisan kerangka dan sebagainya.

b) Tahap penulisan

Pada tahap ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada

dalam kerangka tulisan yang disusun. Hal ini berarti bahwa hendaknya

menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasi. Kadang-kadang

pada saat ini disadari bahwa masih diperlukan bahan lain. Dalam

pengembangan gagasan menjadi suatu tulisan yang utuh diperlukan

bahasa. Itulah sebabnya, seorang penulis harus mampu memilih kata dan

istilah yang tepat sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Kata-kata itu

harus dirangkaikan menjadi kalimat-kalimat yang efektif. Selanjutnya,

kalimat-kalimat harus disusun menjadi paragraf yang memenuhi

persyaratan. tetapi itu saja belum cukup, tulisan harus menggunakan

ejaan yang berlaku dan disertai tanda baca yang tepat.

c) Tahap revisi

Jika sudah selesai, tulisan yang dibuat dibaca kembali. Tulisan

tersebut perlu direvisi (diperbaiki, dikurangi, atau diperluas) sebenarnya

revisi sudah dilakukan pada tahap penulisan berlangsung, revisi yang

dilakukan pada tahap ini adalah revisi secara menyeluruh sebelum

naskah ini diketik. Pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara

menyeluruh mengenai, sistematika penulisan, ejaan tanda baca, pilihan

kata, hubungan antar kalimat dalam paragraf, dan hubungan antar

paragraf dalam karangan, jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi

persyaratan, maka selesailah tulisan tersebut.

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

33

4. Pembelajaran Menulis Berbasis Outbound

a. Hakikat Outbound

Pendidikan melalui kegiatan alam terbuka mulai dilakukan tahun 1821

disaat didirikannya Round Hill School Outbound Management Training. Secara

sistematik pendidikan melalui kegiatan outbound dimulai tahun 1941 di Inggris.

Lembaga pendidikan Outbound pertama dibangun oleh seorang pendidik

berkebangsaan Jerman bernama Kurt Hahn dan bekerja sama dengan

pedagang Inggris, Lawrence Holt. Pendidikan berdasarkan petualangan

(adventure based education) tersebut dilakukan dengan menggunakan kapal

layar kecil dengan tim penyelamat untuk mendidik para pemuda di zaman

perang. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan kaum muda

bahwa tindakan mereka membawa konsekuensi dan menumbuhkan rasa

kebersamaan dan kasih sayang diantara mereka (Djamaludin, 2002).

Konsep pendidikan di alam terbuka kemudian berkembang sejak tahun

1970-an diseluruh dunia termasuk Indonesia. Banyak lembaga pendidikan

yang menerapkan outbound dalam proses pengajarannya.

Penggunaannya mulai memberikan kontribusi positif terhadap kesuksesan

belajar (www.outwardbound.org).

Berdasarkan sejarah yang telah dikemukakan, outbound adalah sebuah

cara untuk menggali diri sendiri, dalam suasana menyenangkan dan tempat

penuh tantangan yang dapat menggali dan mengembangkan potensi,

meninggalkan masa lalu, berada di masa sekarang dan siap menghadapi

masa depan, menyelesaikan tantangan, tugas-tugas yang tidak umum,

menantang batas pengamatan seseorang,

Outbound adalah sebuah petualangan yang berisi tantangan, bertemu

dengan sesuatu yang tidak diketahui tetapi penting untuk dipelajari,

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

34

belajar tentang diri sendiri, tentang lainnya dan semua tentang potensi diri

sendiri Anak dapat belajar mengenali kemampuannya serta kelemahannya

sendiri melaluikegiatan outbound.

Secara sederhana Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga

dapat memacu semangat belajar serta kemandiriian seseorang, Outbound

merupakan sarana penambah wawasan dan pengetahuan yang didapat dari

serangkaian pengalaman berpetualangan, sehingga dapat memacu kreativitas

dan melatih kemandirian seseorang. (www.outboundprovider.com)

Dari uraian yang telah dikemukakan maka, outbound adalah kegiatan

diluar ruangan yang bersifat petualangan dan penuh tantangan sebagai proses

pembelajaran untuk menemukenali potensi-potensi anak sehingga anak dapat

mengenali dirinya sendiri.

2. Tujuan Outbound

Kegiatan outbound sangat berguna bagi pengembangan kualitas sumber

daya manusia dari segi mental maupun fisik baik bagi karyawan perusahaan,

professional ,maupun pelajar.Tujuan outbound adalah menggali dan

meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak melalui berbagai

permainan yang ada yang dibuat menantang melalui media alam.

Pada outbound, anak dituntut untuk belajar mandiri dalam arti luas muali

dari mengatasi rasa takut, ketergantungan pada orang lain, belajar

memimpin, mau mendengarkan orang lain, mau dipimpin dan belajar

percaya diri. Steven Habit mengatakan ada tujuh keterampilan untuk hidup,

yakni leadership life skill, learn to how, self confident, self awareness, skill

communication, management skill and team work. Dari kegiatan kreativitas itu

dilakukan melalui proses pengamatan, interprestasi, rekayasa dan eksperimen

yang dilakukan berdasarkan learning by doing yang berarti anak akan lebih

banyak memiliki kesempatan untuk menggali kemampuan dirinya sendiri

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

35

dengan mengalami sendiri / discovery learning sehingga anak mendapatkan

pengalaman untuk pembelajaran dirinya sendiri. Outbound memberikan proses

belajar sederhana dimana pengajaran atau pelatihan yang diberikan didesain

untuk memberikan semangat, dorongan dan kemampuan yang didasarkan

pada sebuah cara pendekatan pemecahan masalah. Ini akan memotivasi anak

dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai perwujudan konsep diri positif.

(www.outwardbound.com)

Outbound adalah suatu program pembelajaran di alam terbuka yang

berdasarkan pada prinsip experiential learning (belajar melalui pengalaman

langsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan

petualangan sebagai media penyampaian materi. Artinya dalam

program outbound tersebut siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan

yang dilakukan. Dengan langsung terlibat pada aktivitas (learning by doing)

siswa akan segera mendapat umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang

dilakukan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan diri

setiap siswa dimasa mendatang. Hal tersebut juga dapat diartikan bahwa

proses belajar dari pengalaman (experiental learning) dengan

menggunakan seluruh panca indera (global learning) yang nampaknya

rumit, memiliki kekuatan karena situasinya “memaksa” siswa memberikan

respon spontan yang melibatkan fisik, emosi, dan kecerdasan sehingga secara

langsung mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain.

Melalui simulasi outdoor activities ini, siswa juga akan mampu

mengembangkan potensi diri, baik secara individu (personal

development) maupun dalam kelompok (team development) dengan melakukan

interaksi dalam bentuk komunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi,

kepemimpinan, manajemen resiko, dan pengambilan keputusan serta inisiatif.

Adapun tujuan outbound menurut Adrianus dan Yufiartiantara lain (1)

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

36

mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa (2) berekspresi sesuai dengan

caranya sendiri yang masih dapat diterima lingkungan (3) mengetahui dan

memahami perasaan, pendapat orang lain dan memahami perbedaan (4)

membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-

kegiatan (5) lebih mandiri dan bertindak sesuai keinginan (6) lebih empati dan

sensitive dengan perasaan orang lain (7) mampu berkomunikasi dengan baik

(8) mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif (9) memberikan

pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter yang baik (10)

menanamkan nilai- nilai positif sehingga terbentuk karakter siswa melalui

berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup (11) membangun kualitas

hidup siswa yang berkarakter (12) menerapkan dan memberi contoh karakter

yang baik kepada lingkungan.

3. Pembelajaran menulis berbasis outbound di SD

Keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh

rancangan yang disiapkan oleh guru. Oleh karena itu, membelajarkan

siswa menulis berbasis outbound harus direncanakan sedemikian rupa

sehingga pencapaian tujuan yang diharapkan optimal. Adapun proses

atau tahapan rancangan pembelajaran menulis dengan aoutbound

diuraikan sebagai berikut.

Langkah pertama yang harus dilakukan bersama siswa adalah

mengidentifikasi topik yang akan dibahas dan ditulis. Dalam

mengidentifikasi topik, pertimbangan pedagogis yang penting

diperhatikan oleh guru adalah mengupayakan agar topik harus aktual dan

berorientasi pada minat dan kebutuhan yang dirasakan siswa. Jadi,

prinsipnya siswa diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mencari

dan menentukan topik yang tentu saja dapat diarahkan kepada tema

pembelajaran. Akan tetapi, sebaiknya hal yang dikaji adalah berorientasi

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

37

kepada minat siswa yang merupakan masalah hangat dibicarakan.

Topik tersebut tidak perlu terikat dengan tema yang disodorkan dalam

standar isi karena semua pasti berhubungan. Hal ini dimaksudkan agar

masalah bisa berkembang lebih luas.

Pada pertemuan pertama, guru melakukan curah pendapat dengan

mengarahkan siswa untuk mengajukan topik yang paling aktual dan

menarik, atau penting akhir-akhir ini. Setiap siswa diharapkan

mengajukan satu topik secara terbuka. Setiap topik yang dikemukakan

oleh siswa diinventarisasi oleh guru dan dicatat/ditata secara acak di

papan tulis.

Setelah diidentifikasi topik dari siswa, selanjutnya dilihat

keterkaitan seluruh topik dan dipilih secara demokratis berdasarkan cara

siswa, misalnya; menentukan yang paling diminati dengan cara voting

atau dikaji keterhubungan antartopik. Jika dikaji keterhubungan, maka

topik yang mempunyai keterhubungan paling banyak yang ditetapkan

sebagai topik yang akan dibahas dan ditulis. Hal ini mencerminkan

bahwa topik yang penting, dibutuhkan, menarik bagi siswa dapat dilihat

dari keterhubungannya. Oleh karena itu, guru mengajak siswa berdiskusi

untuk menentukan ada-tidaknya hubungan antara satu topik dengan topik

lainnya beserta alasannya.

Selanjutnya, siswa membaca diagram keterhubungan tersebut dan

melihat topik yang mempunyai paling banyak garis keterhubungan.

Proses demikian tentu memberikan siswa pengalaman belajar yang

mendalam, sebab siswa digiring untuk menentukan, memahami,

menganalisis, dan mengkaji masalah yang akan ditulis. Dibanding siswa

langsung disuruh menulis dengan hanya menyodorkan tema atau

kerangka, tentu hal ini jauh lebih bermakna.

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

38

Sebelum pembagian tugas, siswa dilibatkan pula mengidentifikasi

hal sebagai berikut: (a) dalam bentuk apa informasi diperoleh, (b)

bagaimana memperolehnya, dan (c) di mana atau siapa informannya,

sesuai masalah yang dibahas. Siswa diajak untuk menentukan tugas

tersebut secara berkelompok atau individu.

Setelah siswa memahami hal tersebut, selanjutnya dilakukan

pembagian tugas. Pada dasarnya pembagian tugas dilakukan oleh siswa,

guru hanya mengarahkan atau memfasilitasi. Siswa diberikan kebebasan

untuk menentukan pembagian kerja yang dapat dilakukan secara

komplementer atau secara paralel. Komplementer, jika setiap kelompok

menyelesaikan subtopik yang berbeda untuk menyatukan persepsi

mengenai topik. Sedangkan paralel, jika semua kelompok mengerjakan

tugas yang sama, untuk melihat sudut pandang siswa pada topik yang

sama.

Pada pertemuan berikutnya (kedua), dilakukan pencarian dan

pengolahan informasi. Dalam pencarian informasi, siswa ditugaskan ke

sumber informasi dilengkapi dengan alat pengumpulan data sesuai

subtopik.

Jika bentuk tugas siswa tidak dapat terjangkau, maka dapat

diberikan alternatif yang bisa memberikan informasi seperti guru dan

kepala sekolah. Yang dipentingkan adalah siswa harus mengalami suatu

proses kreatif sehingga benar-benar menguasai yang hendak ditulis dan

membiasakan menemukan sendiri. Tidak hanya dijejali informasi

langsung yang dapat mengakibatkan anak tidak kreatif dan selalu

menunggu informasi dari guru saja. Dengan demikian, tentu jauh lebih

bermakna dan berdayaguna dibanding hanya disodorkan kerangka atau

gambar yang selama ini biasa digunakan.

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

39

Pertemuan berikutnya (ketiga), setiap kelompok mengolah

informasi tersebut di bawah pengawasan guru, sehingga menjadi suatu

pemahaman yang utuh dan lengkap mengenai subtopik yang menjadi

tugasnya. Setelah itu, dilakukan perpaduan informasi melalui pelaporan

dalam bentuk presentasi atau diskusi, untuk menghasilkan informasi

lengkap/terpadu dari setiap subtopik yang siap dibuat tulisan

Berdasarkan hasil rumusan tersebut, maka siswa mulai menulis /

mengarang secara lengkap dan terpadu. Dalam hal ini, sudah ditentukan

tugas individu atau kelompok kecil dalam menyusun sebuah tulisan.

Pembuatan tulisan sudah dapat diimplementasikan dengan teknik/teori

menulis yang sudah pernah diajarkan, demikian pula aspek-aspek

penilaian yang akan dinilai.

Penyajian berikutnya (keempat) adalah kegiatan puncak, yaitu

penyajian laporan dan penilaian.Tulisan yang telah dibuat oleh siswa

harus dilaporkan. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk keseriusan

perhatian guru. Selama ini, tidak jarang guru yang menilai karangan siswa

hanya membaca saja, bahkan untuk mempersingkat waktu mungkin

hanya dilihat sepintas. Padahal, dibutuhkan latihan bagi siswa untuk

mengkomunikasikan idenya secara lisan, belajar

mempertanggungjawabkan hasil karyanya, melatih diri siswa berpikir

ilmiah dan bersikap kritis, dan yang paling penting adalah anak

membutuhkan pengakuan terhadap karyanya.

Pelaporan tulisan siswa dilakukan dengan presentasi dengan

tatacara pelaksanaan yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga orang yakni

seorang presenter, seorang moderator, dan seorang sekretaris. Siswa

lain dalam hal ini menjadi penanggap/peserta. Sedangkan guru menjadi

pengarah dan pengamat.

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

40

Setelah presentasi, ditentukan karya terbaik, I, II, dan III

berdasarkan karya tulis dan kemampuan presentasi, ada baiknya

diberikan kompensasi atau rangsangan, misalnya diterbitkan pada

majalah dinding (jika ada) atau dikirim ke media cetak yang sesuai

setelah direvisi oleh guru untuk diterbitkan. Dengan begitu, anak merasa

karyanya dihargai dan merasakan kepuasan sehingga termotivasi untuk

selalu menulis

Selain kegiatan di atas, pada kesempatan tersebut, dikaji pula

bersama aspek pembelajaran bahasa lainnya secara terpadu baik

berdasarkan kemunculannya maupun diprogramkan sesuai alokasi

standar isi. Pembahasan seperti ini juga akan melahirkan suatu

keterpaduan antaraspek pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia,

seperti kosakata, lafal, ejaan, tanda baca, struktur, fungsi, dan

sebagainya. Selain itu, secara tidak langsung keterampilan berbahasa

lainnya seperti berbicara dan menyimak sudah diajarkan. Dengan

demikian, waktu empat kali pertemuan tidak sekedar digunakan untuk

pembelajaran menulis tetapi aspek lain, bahkan bidang studi lain dapat

terakomodasi.

Proses pembelajaran seperti di atas, tentu jauh lebih bermakna

dan menarik dibanding pembelajaran “efisien/praktis” (tidak

membutuhkan waktu banyak) yang hanya menyodorkan topik, judul, atau

kerangka. Selain itu, siswa memperoleh dampak pengiring (nurturant

effects) seperti sikap kritis, tangung jawab, keberanian, sikap ilmiah, dan

sebagainya.

5. Contoh rancangan pembelajaran

Keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh

rancangan yang disiapkan oleh guru. Guru yang tidak melakukan

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

41

persencanaan dengan baik maka telah merencanakan kegagalan. Oleh

karena itu, membelajarkan siswa menulis dengan “Pembelajaran menulis

berbasis outbound” harus direncanakan sedemikian rupa sehingga

pencapaian tujuan yang diharapkan optimal. Adapun proses atau tahapan

rancangan pembelajaran menulis dengan “Pembelajaran menulis

berbasis outbound” diuraikan sebagai berikut.

1. Identifikasi Topik

Langkah pertama yang harus dilakukan bersama siswa adalah

mengidentifikasi topik yang akan dibahas dan ditulis. Dalam

mengidentifikasi topik, pertimbangan pedagogis yang penting

diperhatikan oleh guru adalah mengupayakan agar topik harus aktual dan

berorientasi pada minat dan kebutuhan yang dirasakan siswa. Jadi,

prinsipnya siswa diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mencari

dan menentukan topik yang tentu saja dapat diarahkan kepada tema

pembelajaran. Akan tetapi, ada baiknya hal yang dikaji adalah

berorientasi kepada minat siswa yang merupakan masalah hangat

dibicarakan. Topik tersebut tidak perlu terikat dengan tema yang

disodorkan dalam silabus karena semua pasti berhubungan. Hal ini

dimaksudkan agar masalah bisa berkembang lebih luas.

Pada pertemuan pertama, guru melakukan curah pendapat

dengan mengarahkan siswa untuk mengajukan tawaran tentang topik

yang paling aktual dan menarik, atau penting akhir-akhir ini. Setiap siswa

diharapkan mengajukan satu topik secara terbuka. Setiap topik yang

dikemukakan oleh siswa diinventarisasi oleh guru dan dicatat/ditata

secara acak di papan tulis.

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

42

2. Penetapan Topik

Setelah diidentifikasi topik dari siswa, selanjutnya dilihat

keterkaitan seluruh topik dan dipilih secara demokratis berdasarkan cara

siswa, misalnya; menentukan yang paling diminati dengan cara voting

atau dikaji keterhubungan antartopik. Jika dikaji keterhubungan, maka

topik yang mempunyai keterhubungan paling banyak yang ditetapkan

sebagai topik yang akan dibahas dan ditulis. Hal ini mencerminkan

bahwa topik yang penting, dibutuhkan, menarik bagi siswa dapat dilihat

dari keterhubungannya. Oleh karena itu, guru mengajak siswa berdiskusi

untuk menentukan ada-tidaknya hubungan antara satu topik dengan topik

lainnya beserta alasannya.

Contoh hasil diskusi sebagai berikut:

a. Tawuran pelajar berhubungan dengan:

Kemacetan lalulintas bisa diakibatkan oleh tawuran pelajar.

Kebakaran bisa terjadi karena tawuran.

Tawuran dapat menjalar pada perampokan/penjarahan.

Acara TV dapat berdampak pada tawuran karena sadisme.

Akibat tawuran dapat berpengaruh pada prestasi menurun (UAN).

Kepadatan penduduk berpengaruh pada pembinaan moral

yang.berdampak pada tawuran pelajar.

b. Narkoba berhubungan dengan:

Akibat ketagihan narkoba bisa melakukan

perampokan/pencurian.

Pengedaran narkoba bisa memanfaatkan pengasong.

Akibat kecanduan narkoba prestasi belajar (UAN) siswa menurun.

c. Kemacetan lalulintas berhubungan dengan:

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

43

Kemacetan lalulintas bisa memberi peluang melakukan tawuran.

Kemacetan lalulintas bisa diakibatkan oleh kepadatan penduduk.

Kemacetan lalulintas dapat menyebabkan polusi.

Pengemis dapat memacetkan lalulintas.

Pengasong dapat memacetkan lalulintas.

Kehabisan BBM mengakibatkan kemacetan lalulintas

d. Lapangan kerja berhubunga dengan:

Kepadatan penduduk mengakibatkan ketidakseimbangan

lapangan kerja.

Kurangnya lapangan kerja mengakibatkan banyak pengemis.

Kurangnya lapangan kerja mengakibatkan banyak pengasong.

Kurangnya lapangan kerja mengakibatkan banyak orang yang

merampok/menjambret.

e. Kepadatan penduduk berhubungan:

Kepadatan penduduk mengakibatkan ketidakseimbangan

lapangan kerja.

Kepadatan penduduk mengakibatkan ketidakseimbangan

lapangan kerja

Kebakaran dapat diakibatkan oleh padatnya penduduk yang

mendiami suatu daerah

Lalulintas macet karena kepadatan penduduk

f. Kebakaran berhubungan dengan:

Kebakaran dapat diakibatkan oleh padatnya penduduk yang

mendiami suatu daerah

Kebakaran bisa terjadi karena tawuran.

Kebakaran bisa menyebakan polusi.

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

44

Perampok bisa melakukan pembakaran.

g. Pertelevisian berhubungan dengan:

Tawuran dapat terjadi karena pengaruh/dampak dari acara TV.

h. Polusi udara berhubungan dengan:

Kebakaran bisa menyebakan polusi.

Kemacetan lalulintas dapat menyebabkan polusi.

i. Pengemis berhubungan dengan:

Pengedaran narkoba bisa memanfaatkan pengasong.

Pengemis dapat memacetkan lalulintas.

Kurangnya lapangan kerja mengakibatkan banyak pengemis dan

pengasong.

j. Pengasong berhubungan dengan :

Kurangnya lapangan kerja mengakibatkan banyak pengasong.

Banyaknya penduduk mengakibatkan banyaknya pengasong.

k. Pencurian/perampokan berhubungan dengan:

Akibat ketagihan narkoba bisa melakukan

perampokan/pencurian.

Kemacetan lalulintas dapat memberi peluang kepada

perampokan/pencurian/penjambretan.

l. UN berhubungan dengan:

Akibat ketagihan narkoba bisa menurunkan prestasi belajar .

Akibat tawuran bisa menurunkan prestasi belajar siswa.

Selanjutnya, siswa disuruh membaca keterhubungan tersebut dan

melihat topik yang mempunyai paling banyak garis keterhubungan.

Sesuai dengan diagram di atas, maka tentu secara bersama-sama, siswa

menetapkan topik yang akan dibahas dan ditulis adalah ‘tawuran pelajar’

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

45

atau kemacetan lalu lintas. Proses demikian tentu memberikan siswa

pengalaman belajar yang mendalam, sebab siswa digiring untuk

menentukan, memahami, menganalisis, dan mengkaji masalah yang

akan ditulis. Dibanding siswa langsung disuruh menulis dengan hanya

menyodorkan tema atau kerangka, tentu hal ini jauh lebih bermakna.

Selain itu, juga merupakan upaya mengkaji dan menyikapi tawuran

pelajar sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah lingkungan. Hal

ini tentu sangat relevan dengan konsep pembelajaran kontektual atau

Contekstual Teaching and Learning (CTL).

2. Pengembangan Topik

Topik yang akan ditulis oleh siswa perlu dikembangkan agar lebih

spesifik melalui diskusi kelompok sehingga siswa tergiring untuk

menghasilkan subtopik dari ramuan beberapa leompoknseperti berikut.

a. Kondisi tawuran pelajar dewasa ini

b. Penyebab tawutan pelajar

c. Akibat tawuran pelajar

d. Upaya penanggulangan tawuran pelajar

e. Tawuran ditinjau dari segi agama

Selanjutnya masing-masing subtopik didiskusikan lagi lebih rinci

sehingga menjadi kerangka yang siap dikembangakan menjadi karangan,

dengan membagi topik tersebut dalam lima kelompok. Setiap kelompok

memaparkan secara kolaboratif kepada kelompok lain dengan cara lima

orang anggota menyebar ke kelompok lain untuk mencari informasi

mengani pengembangan subtopik lalu kembali kekelompoknya untuk

melengkapi seluruh subtopik. Hasil pengembangan diharapkan seperti

contoh berikut:

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

46

a. Kondisi tawuran pelajar dewasa ini

frekuensi terjadinya

lokasi kejadian yang paling sering.

bentuk-bentuk tawuran

kerugian-kerugian nyawa

kerugian-kerugian harta

b. Penyebab tawuran pelajar

penyebab sebagai dampak acara tv,

pengaruh orang tua,

pengaruh dari segi sekolah,

pengaruh lingkungan masyarakat.

c. Akibat tawuran

akibat dari segi ekonomi,

akibat dari segi sosial,

akibat dari segi budaya,

akibat dari segi politik,

akibat dari segi lingkungan,

akibat dari segi keamanan.

akibat dari segi agama

d. Upaya penanggulangan

pendekatan agama,

pendekatan sekolah,

pendekatan orang tua,

pendekatan aparat keamanan.

e. Tawuran ditinjau dari segi agama

dari segi hukum/dalil agama,

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

47

dari segi adab,

dari segi budi pekerti,

dari segi akhlak,

Sebelum pembagian tugas, siswa dilibatkan pula mengidentifikasi

hal sebagai berikut: (a) dalam bentuk apa informasi diperoleh, (b)

bagaimana memperolehnya, dan (c) di mana atau siapa informannya,

sesuai masalah yang dibahas. Siswa diajak untuk menentukan tugas

tersebut secara berkelompok atau individu.

Setelah siswa memahami hal tersebut, selanjutnya dilakukan

pembagian tugas. Pada dasarnya pembagian tugas dilakukan oleh siswa,

guru hanya mengarahkan atau memfasilitasi. Siswa diberikan kebebasan

untuk menentukan pembagian kerja yang dapat dilakukan secara

komplementer atau secara paralel. Komplementer, jika setiap kelompok

menyelesaikan subtopik yang berbeda untuk menyatukan persepsi

mengenai topik. Sedangkan paralel, jika semua kelompok mengerjakan

tugas yang sama, untuk melihat sudut pandang siswa pada topik yang

sama.

Pada contoh subtopik di atas, misalnya, disepakati dengan cara

komplementer, maka siswa dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

a. Kelompok I mencari dan mengkaji subtopik kondisi tawuran pelajar

dewasa ini.

b. Kelompok II mencari dan mengkaji subtopik penyebab tawuran

pelajar.

c. Kelompok III mencari dan mengkaji subtopik akibat tawuran pelajar.

d. Kelompok IV mencari dan mengkaji subtopik cara penanggulangan

tawuran pelajar.

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

48

e. Kelompok V mencari dan mengkaji subtopik tinjauan tawuran dari

segi agama

Jika siswa cukup banyak, maka kelompok tersebut dapat dibuat

dua sesi sehingga terdiri sepuluh kelompok empat sub topik.

5. Pencarian Informasi

Pada pertemuan selanjutnya (kedua), dilakukan penyelidikan/

pencarian informasi melalui survei/wawancara dan pengolahan

data/informasi sebagimana uraian berikut.

Dalam melakukan survei/wawancara atau pencarian informasi,

siswa ditugaskan ke sumber informasi dilengkapi dengan alat

pengumpulan data (instrumen) sesuai subtopik. Tugas tersebut dapat

dibagi sebagaimana contoh berikut.

a. Kelompok I : Mencari informasi ke lapangan dan ke kantor polisi

terdekat.

b. Kelompok II : Mencari inforasi kepada sosiolog, kriminilog, ulama,

polisi, dsb.

c. Kelompok III : Mencari informasi kepada pemerintah daerah, polisi,

dsb.

d. Kelompok IV : Mencari informasi kepada guru, sosiolog, ulama,

polisi, dsb.

e. Kelompok V : Mencari informasi kepada ulama atau guru agama.

Jika tugas siswa tidak dapat terjangkau, maka diberikan alternatif

yang bisa memberikan informasi misalnya guru dan kepala sekolah. Yang

dipentingkan adalah siswa harus mengalami suatu proses pengkajian dan

kreatif sehingga benar-benar menguasai masalah yang hendak ditulis dan

membiasakan menemukan sendiri. Tidak hanya dijejali informasi

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

49

langsung yang dapat mengakibatkan siswa tidak kreatif dan selalu

menunggu informasi dari guru saja. Tentu ini jauh lebih bermakna dan

berdayaguna dibanding hanya disodorkan kerangka seperti yang selama

ini dilakukan.

6. Pengolahan data/penyusunan laporan

Pertemuan berikutnya (ketiga), setiap kelompok mengolah

informasi tersebut melalui kolaborasi/kooperatif dengan cara setiap

anggota kelompok menyebar ke kelompok lain untuk menyampaikan hasil

wawancara/observasi (data) sekaligus menerima hasil dari kelompok lain.

Dengan cara ini masalah yang dikaji menjadi suatu pemahaman

yang utuh dan lengkap mengenai semua subtopik lengkap dan akurat.

Selain itu, dapat dilakukan perpaduan informasi melalui pelaporan dalam

bentuk presentasi atau diskusi, untuk menghasilkan informasi lengkap

dan terpadu dari setiap subtopik yang siap dibuat tulisan.

Berdasarkan hasil rumusan tersebut, maka siswa mulai

menulis/mengarang secara lengkap. Dalam hal ini, sudah ditentukan

tugas individu dalam menyusun sebuah karangan. Pembuatan tulisan

sudah dapat diimplementasikan dengan teknik/teori menulis yang sudah

pernah diajarkan, demikian pula aspek-aspek penilaian yang akan dinilai.

Tulisan dapat dipilih dalam bentuk laporan ilmiah populer atau ilmiah,

bergantung pilihan yang akan dialtihkan kepada siswa.

7. Penyajian Karangan dan Penilaian

Pertemuan berikutnya (keempat) adalah kegiatan puncak, yaitu

penyajian laporan dan penilaian. Tulisan yang telah dibuat oleh siswa

harus dilaporkan. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk keseriusan

perhatian guru. Selama ini, tidak jarang guru yang menilai karangan siswa

hanya membaca saja, bahkan untuk mengefisiensi waktu mungkin hanya

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

50

dilihat sepintas. Padahal, dibutuhkan latihan bagi siswa untuk

mengkomunikasikan idenya secara lisan, belajar

mempertanggungjawabkan hasil karyanya, melatih diri siswa berpikir

ilmiah dan bersikap kritis, dan yang paling penting adalah anak

membutuhkan pengakuan terhadap karyanya.

Pelaporan tulisan siswa dilakukan dengan presentasi dengan tata

cara pelaksanaan yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga orang yakni

seorang presenter, seorang moderator, dan seorang sekretaris. Siswa

lain dalam hal ini menjadi penanggap/peserta. Sedangkan guru menjadi

pengarah dan pengamat.

Adapun karya tulis siswa dinilai pada beberapa aspek sesuai

dengan penilaian pada umumnya, yaitu penyajian/penuangan ide dan

sistematika, penalaran, penggunaan bahasa yang meliputi; pilihan kata,

kalimat efektif, kepaduan paragraf, ejaan, dan tanda baca dengan

menggunakan contoh format sebagai berikut.

FORMAT PENILAIAN KARANGAN

No Aspek Penilaian Skor Nilai Akhir 1. 2. 3.

Penuangan ide dan sistematika Penalaran Penggunaan bahasa a. Pilihan kata b. Kalimat efektif c. Paragraf d. Ejaan dan tanda baca

40 25 15 10 5 5 5 5

Jumlah: 100

Setelah presentasi, ditentukan karya terbaik, I, II, dan III

berdasarkan karya tulis dan kemampuan presentasi, ada baiknya

diberikan kompensasi atau rangsangan, misalnya diterbitkan pada

majalah dinding atau dikirim ke media cetak yang relevan. Dengan

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

51

demikian, siswa puas karena karyanya dihargai sehingga termotivasi

untuk selalu menulis.

Selain kegiatan di atas, pada kesempatan tersebut, dikaji pula

bersama aspek pembelajaran bahasa lainnya secara terpadu baik

berdasarkan kemunculannya maupun diprogramkan sesuai alokasi

GBPP. Pembahasan seperti ini juga akan melahirkan suatu keterpaduan

antaraspek pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia, seperti

kosakata, lafal, ejaan, tanda baca, struktur, fungsi, dan sebagainya.

Selain itu, secara tidak langsung keterampilan berbahasa lainnya seperti

berbicara dan menyimak sudah diajarkan. Dengan demikian, waktu

empat kali pertemuan tidak sekadar digunakan untuk pembelajaran

menulis tetapi aspek lain, bahkan beberapa aspek pada bidang studi lain

dapat terakomodasi.

Proses pembelajaran seperti di atas, tentu jauh lebih bermakna

dan menantang dibanding pembelajaran “efisien/praktis” (tidak

membutuhkan waktu banyak) yang hanya menyodorkan topik, judul, atau

kerangka. Selain itu, siswa memperoleh dampak pengiring (nurturant

effects) seperti sikap kritis, tangung jawab, keberanian, sikap ilmiah, dan

sebagainya.

8. Penilaian

Penilaian dalam teknik ini dilakukan terhadap dua hal pokok yaitu:

a. Pengamatan proses

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh kegiatan mulai

perencanaan hingga pelaksanaan yang menyangkut beberapa hal seperti

antusias belajar, produktivitas, sikap kritis, dan partisipasi dalam kegiatan,

dengan menggunakan contoh format berikut.

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

52

FORMAT PENGAMATAN PROSES

No

Nama Siswa

Aspek Penilaian/Skor Jumla

h

Nilai

Ket. 1 2 3 4

1 2 3

dst.

Keterangan:

a. 1 : aspek antusias,

2 : partisipasi,

3 : sikap kritis,

4 : produktivitas/prakarsa

b. Sikap dinilai secara kualitatif dengan skala nilai 1-5

c. Penentuan nilai menggunakan rumus : n/Nx10.

n: skor perolehan

N: Skor tertinggi (40)

Contoh: Siswa mendapat skor 34, maka nilai siswa adalah

34/40x10=8,5

b. Karangan dan Presentasi

Karangan dan presentasi dinilai sesuai dengan format. Untuk

menentukan hasil akhir, baik karangan maupun presentasi menggunakan

rumus yang sama: n:/Nx10 dengan skala nilai 1-10. Nilai kedua

komponen tersebut dijumlah lalu dibagi dua:

(NA= Karangan + Presentasi/ 2)

B. Kerangka Pikir

Tulisan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek keterampilan

berbahasa yang diajarkan di SD terdiri atas empat aspek. Satu di

antaranya adalah keterampilan menulis. Dalam pengajaran keterampilan

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

53

menulis, perlu menggunakan/ mengembangkan strategi atau metode baru

dalam proses pembelajarannya, sehingga hasil yang dicapai efektif.

Strategi yang dianggap baik dikembangkan adalah strategi pembelajaran

menulis berbasis outbound. Untuk mengetahui keefektifan strategi ini,

maka diadakan uji coba dan hasilnya dibandingkan dengan kemampuan

menulis siswa sebelum dilakukan uji coba, lalu ditarik sebuah kesimpulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut.

BAGAN KERANGKA PIKIR

UJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND

KETERAMPILAN MENULIS

PERBANDINGAN

Analisis

Kemampuan Menulis Pembelajaran Berbasis Outbound

Kemampuan Menulis Teknik Konvensional

Temuan (Efektif/Tidak

Efektif)

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

54

C. Hipotesis

Sebagai pengarah penelitian ini dikemukakan hipotesis yang

berbunyi:

Hi : Pembelajaran menulis berbasis outbound efektif terhadap

peningkatan hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone

Ho : Pembelajaran menulis berbasis outbound tidak efektif terhadap

peningkatan hasilbelajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone

Hipotesis di atas diuji dengan kriteria : Hipotesis nol (Ho) diterima

apabila nilai empiris rendah daripada nilai teoretis dengan

analisis uji “t” pada taraf signikansi 0,05.

Page 66: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Penelitian ini menguji dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mendahului atau

mempengaruhi varibel yang terikat. Sedangkan variabel terikat adalah

variabel yang merupakan akibat atau yang tergantung pada varibel yang

mendahuluinya.

Berdasarkan masalah penelitian ini maka yang menjadi variabel

dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independen) adalah pembelajaran menulis berbasis

outbound

b. Variabel terikat (dependen) adalah hasil belajar menulis siswa kelas

VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat

Kabupaten Bone (Y).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakekatnya merupakan tahap atau strategi

yang bersifat teknis dalam melakukan suatu penelitian guna memperoleh

suatu informasi atau data dan menganalisisnya untuk dapat menarik

kesimpulan sebagai hasil akhir dalam penelitian. Langka awal yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah mengadakan penelitian pustaka.

Dari penelitian pustaka ini ditetapkan variabel secara operasional,

membuat hipotesis berdasarkan masalah penelitian dan mengumpulkan

bahan-bahan yang mendukung penelitian. Langkah selanjutnya adalah

menetapkan metode penelitian yaitu metode eksperimen, untuk uji coba

Page 67: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

56

kemampuan menulis siswa dengan menggunakan pembelajaran menulis

berbasis outbound. Langkah terakhir adalah memberi evaluasi kepada

siswa sampel .

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk lebih mudah memahami penelitian ini dan menghindari

kesimpangsiuran pemahaman dalam penulisan ini maka dikemukakan

definisi operasional variabel sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis berbasis outbound adalah strategi

pembelajaran menulis yang berupaya melibatkan siswa melakukan

pengamatan dan mengkaji atau investigasi ke objek dengan melalui

tahapan menentukan topik, melakukan pengamatan, menulis , dan

melaporkan.yang dilakukan di alam terbuka

2. Hasil belajar menulis adalah kemampuan atau kompetensi menulis

siswa secara utuh dengan kriteria yang jelas sebagai dampak dari

proses pembelajaran menulis.

D. Populasi dan sampel

Populasi adalah objek yang menjadi sasaran penelitian. Winardi,

(Syamsyah, 2003: 28) mengemukakan bahwa “Populasi adalah

kelompok semua elemen yang mengandung keterangan yang diperlukan

guna menjelaskan koheren problem, guna menentukan sebuah problem

atau untuk alasan-alasan lainnya”

Berdasarkan definisi di atas, maka populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan

Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone tahun pelajaran 2015/2016

sejumlah 64 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Page 68: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

57

Tabel 1. Deskripsi Keadaan Populasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1.

2.

VI A

VI B

16

17

18

17

34

34

33 35 68

Sumber: Absen Umum SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone tahun pelajaran 2015/206

Berdasarkan karakteristik penelitian yakni membutuhkan dua

kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol, maka

populasi penelitian anya dibagi dua saja dengan terlebih dahulu

menyamakan kemampuan awal dalam menulis melalui tes menulis

seingga kemampuan kedua kelompok tersebut relatif sama. Adapun

sampel penelitian yaitu:

Tabel 2. Deskripsi Keadaan Sampel

No Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

1.

2.

Eksperimen

Kontrol

16

17

18

17

34

34

33 35 68

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik

sebagai berikut :

Page 69: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

58

1. Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui metode dokumentasi ini

dimaksudkan untuk memperoleh data awal tentang hasil belajar menulis

siswa melalui hasil ulangan harian pada buku daftar nilai.

2. Teknik Tes

Teknik tes dalam penelitian digunakan untuk memperoleh data

hasil belajar siswa sesudah penggunaan pembelajaran menulis berbasis

outbound maupun konvensional dalam pembelajaran menulis berupa tes

hasil belajar menulis. Hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone

menggunakan kriteria sebagai mana matrik berikut.

No Aspek Penilaian Skor

1.

2.

3

4

Kelengkapan data

Sistematika

Isi

Bahasa (Pilihan kata, Kalimat efektif, Ejaan dan Tanda Baca)

20

20

40

20

Jumlah: 100

3. Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran selama penelitian, yang ditinjau dari segi

afektif dan psikomotorik siswa (penunjang)

Page 70: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

59

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini adalah data hasil

belajar berupa angka-angka. Data tersebut dianalisis untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran menulis berbasis outbound terhadap hasil

belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan

Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Makassar digunakan metode

eksperimen. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah desain

kelas eksperimen dan kelas kontrol“. Rancangan analisis ini

menggunakan langkah-langkah penelitian terhadap kelompok populasi

dengan mengujicobakan pembelajaran menulis berbasis outbound dalam

pelajaran menulis pada kelompok eksperimen dan teknik konvensional

pada kelompok kontrol. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran dilakukan

test hasil belajar pada kedua kelompok populasi yakni tes keterampilan

menulis. Hasil dari tes dibandingkan dengan teknik t - test dengan

rumus:

Atau dapat juga menggunakan analisis komputer program SPSS.

(Surakhmat, 1994:122)

n21

n11

2 - n2) (n1SSy SSx

Y

X t -

Page 71: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan secara rinci hasil penelitian dengan

memaparkan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian. Pemaparan ini merujuk

pada rumusan masalah yaitu bagaimanakah keefektifan pembelajaran

menulis berbasis outbound terhadap hasil belajar menulis siswa kelas VI

SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten

Bone? Keefektifan tersebut dilihat dari perbandingan hasil belajar menulis

menulis menggunakan teknik outbound dan teknik menulis konvensional.

Oleh karena itu, dikemukakan rumusan masalah secara spresifik yaitu (1)

Bagaimana tingkat kemampuan menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone

menggunakan teknik konvensional? (2) Bagaimana tingkat kemampuan menulis

siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang

Barat Kabupaten Bone menggunakan teknik outbond? (3) adakah pebedaan

yang signifikan antara hasil belajar menulis menggunakan teknik konvensional

dan outbound siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete

Riattang Barat Kabupaten Bone?

Untuk membahas masalah tersebut di atas, maka data dalam penelitian

ini dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada bab III.

Adapun data yang dianalisis adalah hasil belajar menulis siswa yang

diajar menggunakan teknik konvensional dan hasil belajar menulis siswa yang

diajar menggunakan outbound. Untuk lebih jelasnya data tersebut diuraikan

sebagai berikut.

Page 72: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

61

1. Tingkat kemampuan menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone menggunakan teknik konvensional

Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa skor perolehan tertinggi

hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan

Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone menggunakan teknik konvensional

adalah 76 dari skor maksimun 100 sebanyak dua orang, sedangkan skor

terendah adalah 50 yang diperoleh satu orang. Jumlah skor seluruh siswa

yaitu 4146 sehingga rata-rata skor perolehan siswa adalah 65,80952. Skor hasil

belajar menulis menggunakan teknik konvensional secara lengkap dapat dilihat

pada lampiran 1.

2. Tingkat kemampuan menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone menggunakan outbound

Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa skor perolehan tertinggi

hasil belajar menulis sebelum dilakukan uji coba teknik outbound adalah 80 dari

skor maksimun 100 sebanyak dua orang, sedangkan skor terendah adalah 66

yang diperoleh satu orang. Jumlah skor seluruh siswa yaitu 4518 sehingga

rata-rata skor perolehan siswa adalah 71,7302. Skor hasil belajar menulis

sesudah uji coba outbound secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Uji efektivitas teknik outbound terhadap pembelajaran menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone (Uji t)

Analisis perbandingan hasil belajar menulis pada kedua tes (X) dan (Y)

dapat dilihat pada tabel kerja, (tabel uji ‘t’) sebagaimana berikut.

Page 73: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

62

Tabel 3. Tabel Kerja Uji t

No X X2 Y Y2

1 70 4900 66 4356

2 70 4900 64 4096

3 75 5625 68 4624

4 70 4900 67 4489

5 69 4761 61 3721

6 75 5625 67 4489

7 69 4761 61 3721

8 75 5625 71 5041

9 80 6400 76 5776

10 78 6084 76 5776

11 69 4761 65 4225

12 69 4761 63 3969

13 68 4624 50 2500

14 67 4489 54 2916

15 67 4489 56 3136

16 81 6561 75 5625

17 70 4900 65 4225

18 70 4900 66 4356

19 70 4900 66 4356

20 70 4900 68 4624

21 70 4900 67 4489

22 71 5041 67 4489

Page 74: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

63

23 78 6084 75 5625

24 76 5776 72 5184

25 78 6084 73 5329

26 67 4489 65 4225

27 70 4900 65 4225

28 69 4761 61 3721

29 73 5329 59 3481

30 73 5329 67 4489

31 70 4900 61 3721

32 70 4900 63 3969

33 69 4761 65 4225

34 68 4624 65 4225

2434 174744 2230 147418

Selanjutnya dianalisis dengan langkah sebagai berikut.

X 2334 Mx = =

n1 34

= 71,59

Y 2230

My = = N2 34

= 65, 59

SSx = X2

(x)2 n1

SSx = 174744-174245,8

= 498,24

Page 75: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

64

SSy = Y2

(Y)2 N2

SSy = 147418- 146261,8

= 1156,24

Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan rumus uji sebagai berikut.

71,59-65,59 t= √ (498,24+1156,24) (1+1)

34+34-2 34 6,00

t= √ (1654,48) (2) 66 34

6,00 t= √ (25,07) (0,06)

6,00 t= √ 1,50

t= 6,00/1,22

t= 4,92

Secara deskriptif dapat dikemukakan bahwa data kedua kelompok

variabel diringkas sebagai berikut.

X : 71,59

Y : 65,59

SSx : 498,24

n21

n11

2 - n2) (n1SSy SSx

Y

X t -

Page 76: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

65

SSy : 1156,24

ta : 4,92

tt : 1,67

4. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan dan penyajian data, maka dapat

dipaparkan pengujian hipotesis bahwa hasil analisis data diperoleh nilai “t”

empiris (hitung) sama dengan 4,92 sedangkan nilai teoretis pada taraf signifikan

0,05 dengan drajat bebas (db) sama dengan 66, ditemukan nilai tabel sebesar

1,67. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t empiris lebih besar daripada nilai t

teoretis (tabel) (4,92>1,67). Oleh karena itu, berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis yang telah dirumuskan yaitu apabila nilai empiris lebih besar daripada

nilai teoretis, maka hipotesis alternatif diterima, maka hipotesis alternatif

berbunyi “Pembelajaran menulis berbasis outbound efektif terhadap

peningkatan hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone” diterima.

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa hipotesis nol yang berbunyi

“Pembelajaran menulis berbasis outbound tidak efektif terhadap

peningkatan hasilbelajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macangan

Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone” ditolak pada taraf

signifikansi 95%.

B. Pembahasan

Hasil analisis data yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis siswa kelas VI

SD Negeri 24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone

menggunakan teknik konvensional dan pembelajaran menulis dengan

menggunakan teknik outbound, yakni lebih tinggi hasil belajar menulis siswa

Page 77: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

66

menggunakan teknik outbound dengan rata-rata 65,8<171,73. Selain itu, nilai t

empiris lebih besar daripada nilai t teoretis (tabel) (4,92>1,67). Jika mengacu

pada kriteria pengujian hipotesis yang telah dirumuskan yaitu hipotesis nol (ho)

yang berbunyi Ho : Pembelajaran menulis berbasis outbound tidak efektif

terhadap peningkatan hasilbelajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24

Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone, ditolak

dan hipotesis alternatif (ha) yang berbunyi “Pembelajaran menulis berbasis

outbound efektif terhadap peningkatan hasilbelajar menulis siswa kelas VI

SD Negeri 24 Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten

Bone,” diterima. Artinya, teknik outbound efektif terhadap peningkatan hasil

belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri 24 Macangan Kecamatan

Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone

Dari hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa salah satu upaya efektif

untuk meningkatkan hasil belajar menulis siswa di sekolah dasar adalah

menggunakan teknik outbound. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil uji coba

yang menunjukkan efektif terhadap hasil belajar menulis siswa .

Kondisi objektif di lapangan menunjukkan bahwa salah satu kesulitan

dalam menulis bagi siswa sekolah dasar adalah sulitnya menuangkan gagasan

secara runtut dalam bentuk tulisan dengan baik sesuai kerangka. Selain itu,

siswa kesulitan membangun kerangka yang menjembatani pemikirannya untuk

ditulis demikian halnya akurasi data yang akan ditulis merupakan masalah

mendasar. Dengan demikian, teknik outbound merupakan alternatif yang efektif

dalam meningkatkan hasil belajar menulis di sekolah dasar. Dalam

menggunakan teknik outbound siswa terbantu dalam membuat kerangka dan

fakta serta data yang akan ditulis. Teknik outbound dapat menjadi pemicu

pengetahuan siswa dalam mengembangkan kreativitas untuk menulis. Oleh

karena itu, tidak ada salahnya teknik outbound ini dijadikan bahan pemikiran

Page 78: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

67

untuk dikembangkan dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar. Hal ini

sangat memungkinkan dilakukan karena selain sangat mudah diterapkan oleh

guru juga menyenangkan bagi siswa, serta memberi pengalaman belajar lintas

mata pelajaran atau terpadu.

Hal ini sesuai pandangan Horn (1988) bahwa dalam menerapkan

pembelajaran outbound terdapat kelebihan yang dapat diperoleh yaitu dapat

memotivasi siswa, membantu siswa untuk melihat keterhubungan antargagasan

sehingga mudah menulis apa yang akan ditulis. Halini juga sejalan dengan

Landasan pembelajaran terpdu mencakup: Landasan filosofis dalam

pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1)

progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme

memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan

kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan

memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman

langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut

aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia

mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,

pengalaman dan lingkungannya.

Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada

anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa.

Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang

berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin

tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran

humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan

motivasi yang dimilikinya (Indrawati. 2009).

Hal ini juga sejalan dengan pandangan Fogarty (1991) mengemukakan

bahwa pada dasarnya siswa memahami konsep keterpaduan secara vertikal

maupun secara horizontal. Keterpaduan secara vertikal berlangsung dari materi

pembelajaran yang terendah hingga berlanjut ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi (sekolah lanjutan). Pemahaman terhadap suatu topik/konsep diharapkan

Page 79: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

68

akan dapat membangun dasar pemahaman topik/konsep berikutnya, melalui

konsep keterpaduan yang selalu bersinergi. Sementara pemahaman secara

horizontal merupakan keterpaduan yang merentang keluasan dan kedalaman

materi pembelajaran. Dari pemahaman yang terpadu inilah diharapkan akan

terjadinya dampak keterpaduan pemahaman akumulatif yang selalu terus-

menerus berkembang pada pembelajaran di masa mendatang. Tahap yang

ditampilkan memperlihatkan keterpaduan antartema, konsep, dan topik melalui

lintas mata pelajaran. Kaitan ini sangat bermanfaat untuk dapat meningkatkan

kebermaknaan pembelajaran secara menyeluruh ketika siswa berupaya

membuat hubungan dari gagasan/konsep suatu mata pelajaran ke mata

pelajaran lainnya. Dalam hal ini keterpaduan tidak mesti selalu merupakan

keterpaduan antarbidang pelajaran (lintas kurikulum-Webbed) melainkan juga

dapat dilakukan intrabidang pengembangan (connected).

Page 80: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa teknik outbound efektif

terhadap peningkatan hasil pembelajaran menulis siswa kelas VI SD Negeri

24 Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone. Hal ini

dibuktikan dengan uji efektivitas yang menunjukkan bahwa berdasarkan analisis

data diperoleh nilai “t” empiris (hitung) sama dengan 4,92 sedangkan nilai

teoritis pada taraf signifikan α0,05 (95%) dengan derajat bebas (db) sama

dengan 66, ditemukan nilai tabel sebesar 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

t empiris lebih besar daripada nilai t teoretis. Oleh karena itu, terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis siswa kelas VI SD Negeri

24 Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone yang diajar

menggunakan teknik outbound dan teknik konvensional. Dengan demikian,

maka dapat dinyatakan penggunaan teknik outbound dalam pembelajaran

menulis efektif terhadap hasil belajar menulis siswa siswa kelas VI SD Negeri

24 Macangan Kecamatan Tanete Riattang Barat,Kabupaten Bone.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ma. ka dapat dikemukakan beberapa

saran praktis yaitu sebagai berikut.

1. Hendaknya guru dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya dari

yang semula hanya menggunakan metode konvensional kini menjadi

teknik outbound.

2. Hendaknya penelitian ini dijadikan bahan referensi dalam penelitian

pembelajaran menulis selanjutnya.

Page 81: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

70

3. Hendaknya teknik outbound dijadikan alternatif bagi guru di sekolah

dasar untuk melatih keterampilan menulis siswa.

4. Hendaknya teknik outbound sebagai bahan perbandingan atau acuan

untuk mengembangkan penelitian tentang strategi menulis .

Page 82: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 1996. Tulislah Apa yang Anda Lihat. Jakarta: Gramedia

Achmad DS. 1992. Pembelajaran Menulis . Bandung: Angkasa

Akkhadiah, Sabarti. dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alimuddin, 2001. “Terknik Terpadu Efektif dalam Pembelajaran IPS di Sekolahh Dasar Muhammadiyah “ Malang:Jurnal Pendidikan Vol.1 Tahun 2002.

Alwi, Hasan, dkk.2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia .Jakarta: Pusat Bahasa

Ancok, Djamaludin, 2002. Mengembangkan Keterampilan Menuls.Jakarta: Mega Press

Ardianti, Rina. 2008. Teknik Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu. Tesis. Makassar: UNM

Arsyad. Muhammad. 2009. Pembelajaran Menulis Berbasis Outbound dalam Pembelajaran Terpadu di SD Negeri 2 Bojongoro. Jurnal Didaktika Vol.2 No. 1 .

BSNP. 2006. Standar Isi SD. Jakarta: BSNP

Darmadi, Kaswan. 1996. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Sekolah Dasar . Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Enre, Fahruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujungpandang: IKIP

Horn, Van. 1988. Tulis Apa yang Kamu Lihat (terjemahan). Jakarta: Rosdakarya.

Indrawati. 2009. Membangun Kreativitas Pembelajaran. Yogjyakarta: Analisisa

Ismail, Taufik. 1997. “Pengajaran Sastra Terabaikan” dalam Mimbar karya: Maassar

Muhallim. 2007. Teknik Jaringan Topik dalam Pembelajaran Menulis Siswa Kelas V SD Negeri 24 Macanang Kabupaten Bone. Surakhmat, Winarno. 1994. Peneltian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Trans Group

Muliyati. Menulis dalam Kehidupan Pelajar. Jakarta: Ema Insani

Nursito, 2000. Penuntung Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Page 83: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

72

Salam.1998.“Kemampuan Menulis Siswa SD Inpres Andi Tonro”. Ujung Pandang: Skripsi UNM

Subyakto. Ari. 1988. Pembelajaran Menulis di Sekolah dasar. Jakarta: Gema Press

Suharyanto. 1999. Belajar di Luar Sekolah. Jakarta: Gema Press

Sumarmo. 1992. Pembelajaran Menulis . Bandung: Angkasa

Syafei’ie.Akhmad. 1988. Pembelajaran Bahasa Indoensia. Jakarta Depdiknas

Syamsyah. 2003. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Gema Media

Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1994. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

-------------. 1992. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

-------------. 2000. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1985. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thomkins, Gail. E. 1990. Teaching Balancing Proses and Product. New York: Maximillang Publishing Company.

Page 84: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

73

Lampiran 1

Tabel 4. Skor Mentah Hasil Belajar Menulis Menggunakan Teknik outbound

No X

1 70

2 70

3 75

4 70

5 69

6 75

7 69

8 75

9 80

10 78

11 69

12 69

13 68

14 67

15 67

16 81

17 70

18 70

19 70 20 70

21 70

bersambung

Page 85: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

74

Sambungan tabel 4

22 71

23 78

24 76

25 78

26 67

27 70

28 69

29 73

30 73

31 70

32 70

33 69

34 68

Sigma 2434

Rerata 71,58824

Page 86: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

75

Lampira 2

Tabel 5. Skor mentah hasil belajar menulis menggunakan teknik konvensional

No Y

1 66

2 64

3 68

4 67

5 61

6 67

7 61

8 71

9 76

10 76

11 65

12 63

13 50

14 54

15 56

16 75

17 65

18 66

19 66

20 68

21 67

bersambung

Page 87: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

76

Sambungan tabel 5

22 67

23 75

24 72

25 73

26 65

27 65

28 61

29 59

30 67

31 61

32 63

33 65

34 65

Sigma 2230

Rerata 65,58824

Page 88: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

77

Lampiran 3

Tabel 6. Tabel Kerja Uji t

No X X2 Y Y2

1 70 4900 66 4356

2 70 4900 64 4096

3 75 5625 68 4624

4 70 4900 67 4489

5 69 4761 61 3721

6 75 5625 67 4489

7 69 4761 61 3721

8 75 5625 71 5041

9 80 6400 76 5776

10 78 6084 76 5776

11 69 4761 65 4225

12 69 4761 63 3969

13 68 4624 50 2500

14 67 4489 54 2916

15 67 4489 56 3136

16 81 6561 75 5625

17 70 4900 65 4225

18 70 4900 66 4356

19 70 4900

66 4356

20 70 4900 68 4624

bersambung

Page 89: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

78

Sambungan tabel 6

21 70 4900 67 4489

22 71 5041 67 4489

23 78 6084 75 5625

24 76 5776 72 5184

25 78 6084 73 5329

26 67 4489 65 4225

27 70 4900 65 4225

28 69 4761 61 3721

29 73 5329 59 3481

30 73 5329 67 4489

31 70 4900 61 3721

32 70 4900 63 3969

33 69 4761 65 4225

34 68 4624 65 4225

2434 174744 2230 147418

Page 90: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

79

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pedidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Bahasa Indoneisa

Kelas/Semester : VI/2

Alokasi waktu : 5x35 menit (2 x pertemuan)

STANDAR KOMPETENSI 8 Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

KOMPETENSI DASAR 8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

INDIKATOR

1. Menentukan topik dan narasumber untuk melakukan wawancara 2. Menyusun pertanyaan untuk melakukan wawancara 3. Melakukan wawancara den gan bahasa yang santun. 4. Menyusun laporan hasil wawancara (karangan) 5. Melaporkan hasil wawancara secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar

TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui diskusi, wawacara, analisis kasus dan tugas kelompok:

1. Siswa dapat menentukan pertanyaan untuk melakukan wawancara sesuai narasumber

2. Siswa dapat menggunakan bahasa santun dan runtut dalam melakukan wawancara kepada narasumber sesuai topik

3. Mewujudkan karangan/laporan hasil wawancara 4. Melaporkan hasil wawancara secara lisan dengan bahasa yang baik dan

benar

Page 91: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

80

DAMPAK PENGIRING

1. Mengembangkan keterampilan melakukan komunikasi lisan kepada orang lian

2. Memupuk keberanian dalam berinteraksi dengan orang lain (narasumber) 3. Meningkatkan tanggungjawab terhadap tugas yang dberikan kepadanya 4. Meningkatkan kesadaran sosial dan moral terhadap masalah yang dibahasa

seperti perkelahian pelajar, narkoba dll. (disesuikan topik wawancara) 5. Melatih siswa menyelesaikan masalah-masalah sosial.

MATERI POKOK Teknik menentukan topik/objek pengamatan wawacara Teknik membuat laporan/karangan Teknik melaporkan/memprestasikan hasil laporan Apa, dimana, bagimana, perkelahian pelajar

METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok/Group Investigation dengan beberapa metode: Ceramah Bervariasi Diskusi Penugasan Pemecahan masalah

Alat Dan Sumber Belajar

Pembelajaran ini membutuhkan sarana pendukung agar berjalan dengan baik

yaitu:

sumber belajar berupa sumber informasi (narasumber) lembar pengamatan buatan siswa alat perekam HP atau tape recorder

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

NO KEGIATAN PERTEMUAN I (3x 35 MENIT)

1 Kegiatan Awal 1. Menginformasikan tujuan dan penilaian dalam pembelajaran 2. Memotivasi siswa pentingnya KD tersebut dipelajari

2 Kegiatan Inti 1. Siswa mengajukan topik aktual yang diketahui 2. Siswa mendiskusikan topik secara kooperatif 3. Siswa mengInventarisi topik yang telah didiskusikan 4. Siswa menetapkan topik yang akan dibahas secara demokratis

Page 92: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

81

yang disepakati siswa, 5. Siswa mengembangkan topik menjadi sebuah kerangka dan

membuat pertanyaan untuk wawancara . 6. Pembagian tugas untuk kegiatan wawancara

3 Kegiatan Akhir penegasan dan pesan-pesan moral Refleksi pembelajaran

PERTEMUAN II ( 2X35 MENIT) 4 Kegiatan Awal

1. Menginformasikan tujuan dan penilaian dalam pembelajaran 2. Mengingatkan kembali hasil pembelajaran yang lalu berkaitan

dengan topik yang disepakati 3. Memotivasi siswa pentingnya KD tersebut dipelajari

5 Kegiatan Inti 1. Secara berkelompok siswa melakukan observasi, wawancara

kepada narasumber. Kelompok tersebut disesuaikan dengan subtopik masing-masing.

2. Diskusi penyempurnaan hasil wawancara 6 Kegiatan Akhir

1. Penegasan terkait dengan hasil belajar dan dan pesan-pesan moral

2. Refleksi pembelajaran

PERTEMUAN III ( 3X35 MENIT)

7 Kegiatan Awal 1. Menginformasikan tujuan dan penilaian dalam pembelajaran 2. Mengingatkan kembali hasil pembelajaran yang lalu 3. Memotivasi siswa pentingnya KD tersebut dipelajari

8 Kegiatan Inti 1. Setiap kelompok mengolah informasi tersebut melalui

kolaborasi/kooperatif dengan cara setiap anggota kelompok menyebar ke kelompok lain untuk menyampaikan hasil wawancara/observasi (data) sekaligus menerima hasil dari kelompok lain sebagaimana kegiatan kooperatif pada kegiatan pengembangan topik. Setelah itu mereka merampungkan datanya pada kelompok masing-masing

2. Berdasarkan hasil rumusan tersebut, maka siswa menulis laporan /karangan secara lengkapsecara individu

9 Kegiatan Akhir 1. Penegasan terkait dengan hasil belajar dan dan pesan-pesan

moral 2. Refleksi pembelajaran

PERTEMUAN IV ( 3X35 MENIT)

Page 93: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

82

10 Kegiatan Awal 1. Menginformasikan tujuan dan penilaian dalam pembelajaran 2. Mengingatkan kembali hasil pembelajaran yang lalu 3. Memotivasi siswa pentingnya KD tersebut dipelajari

11 Kegiatan inti 1. Siswa melaporkan hasil tulisan dengan cara presentasi. Adapun

tata cara pelaksanaan yaitu setiap kelompok terdiri dari tiga orang yakni seorang presenter, seorang moderator, dan seorang sekretaris.

2. Siswa lain dalam hal ini menjadi penanggap/peserta sekaligus melakukan penyimakan dari seluruh penampilan siswa untuk dibuat laporan deskripsi berdasarkan proses pemaparan siswa sehingga kompetensi menyimaknnya juga berkembang.

3. Guru menjadi pengarah dan pengamat. 12 Kegiatan Akhir

1. Penegasan terkait dengan hasil belajar dan dan pesan-pesan moral

2. Refleksi pembelajaran

Watampone , 2016.

Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti,

Nurhayati Nurhayati

Page 94: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

83

LAMPIRAN 5

EVALUASI

Penilaian Proses

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh kegiatan mulai perencanaan hingga

pelaksanaan yang menyangkut beberapa hal seperti kerja sama dalam

kelompok, produktivitas, dan, presentasi dengan menggunakan contoh format

berikut.

Page 95: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

84

LAMPIRAN 6

FORMAT PENILAIAN PROSES

NAMA PESERTA DIDIK

ASPEK PENILAIAN/SKOR

JUM NILAI

1 2 3 4

Catatan:

Aspek proses (pengamatan)

d. 1 : aspek antusias,

2 : partisipasi,

3 : kerja sama,

4 : produktivitas/prakarsa

e. Sikap dinilai secara kualitatif dengan skala nilai 10-50

f. Penentuan nilai menggunakan rumus : n/Nx100.

n: skor perolehan

N: Skor tertinggi (200)

Page 96: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

85

Penilaian Hasil

Dilakukan terhadap tujuan pembelajaran berupa laporan/karangan dengan

kriteria penilaian sebagai berikut

FORMAT PENILAIAN KARANGAN

No Aspek Penilaian Skor Nilai Akhir 1. 2. 3.

Kelengkapan dat/hasil wawancara Keruntutan alur pikir laporan Penggunaan bahasa

40 30 30

Jumlah: 100

Karangan dan presentasi dinilai sesuai dengan format. Untuk

menentukan hasil akhir, baik karangan maupun presentasi menggunakan rumus

yang sama: n:/Nx100 dengan skala nilai 1-100. Nilai kedua komponen tersebut

dijumlah lalu dibagi dua: (NA= Karangan + Presentasi/ 2)

RANGKUMAN MATERI

1. Teknik menentukan topik/objek pengamatan wawacara. Topik

pengamatan sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Upto date dan lagi trend

b. menarik minat pembaca

c. tidak sulit dijangkau

d. Dipahami oleh pewawancara

2. Teknik membuat laporan/karangan adalah:

a. Judul jelas

b. Pembukaan

c. Isi dengan data harus lengkap

d. buat dalam bentuk deskripsi

e. gunakan kalimat sederhana

Page 97: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

86

f. jelaskan setiap data yang ada

g. buat kesimpulan yang tegas

3. Teknik melaporkan/mempresentasikan hasil laporan

a. Baca dengan tenang laporan

b. Baca secara utuh/atau baca bagian-bagian penting

c. Simpulkan dengan tegas

4. Apa, di mana, bagimana perkelahian pelajar

Perkelahian pelajar disebut juga tawuran yaitu perkelahian yang tidak

hanya terdiri dari dua orang tetapi melibatkan lebih dari dua orang.

Bahkan banyak orang atau perkelahian antara kelompok dengan

kelompok lainnya. Hal ini biasa terjadi lnkungan sekolah, jalan raya,

lapangan dan sebagainya. Perkelahian biasa dilakuakn menggunakan

alat seperti batu, kayu, bahkan benda tajam.

Page 98: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS OUTBOUND ...

87

Lampiran 6