KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS...

81
KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS PERCERAIAN (Analisis Perbandingan pendapat Empat Madzhab dengan Hukum Positif yang berlaku di Indonesia) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NUR ADZIMAH NIM : 1111044100072 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (A H W A L S Y A K H S I Y Y A H) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 M

Transcript of KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS...

Page 1: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS PERCERAIAN

(Analisis Perbandingan pendapat Empat Madzhab dengan Hukum

Positif yang berlaku di Indonesia)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

NUR ADZIMAH

NIM : 1111044100072

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

(A H W A L S Y A K H S I Y Y A H)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 M

Page 2: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara
Page 3: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara
Page 4: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara
Page 5: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

v

ABSTRAK

Nur Adzimah. NIM 1111004100072. KEDUDUKAN SAKSIPEREMPUAN DALAM KASUS PERCERAIAN (Analisis Perbandinganpendapat Empat Madzhab dengan Hukum Positif yang berlaku diIndonesia). Konsentrasi Peradilan Agama Program Studi Hukum KeluargaFakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta, 1436 H / 2015 M. x + 71 halaman.

Skripsi ini berjudul Kedudukan Saksi Perempuan dalam Kasus PerceraianAnalisis Perbandingan pendapat Empat Madzhab dengan Hukum Positif yangberlaku di Indonesia hasil penelitian yang menggambarkan tentang Kedudukansaksi perempuan dalam perbandingan empat madzhab dan hukum positif. Metodepenelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metodepenelitian kepustakaan (Library Research) yang memusatkan tidak pada hasilpenelitian lapangan, karena yang dikaji dalam penelitian ini hanya dokumen-dokumen saja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kedudukan saksiperempuan dalam perbandingan empat madzhab dengan hukum positif. Dan untukmengetahui perbandingan pendapat empat madzhab dan praktek yang ada dipengadilan agama dalam kedudukan saksi perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh suatu kesimpulan bahwakedudukan saksi perempuan pendapat empat madzhab ada perbedaan yaitumenurut Syafi’iyah, Malikiyah dan Hanabilah perempuan tidak boleh menjadisaksi tanpa adanya laki-laki dalam perceraian sedangkan menurut Hanafiyahperempuan dibolehkan menjadi saksi tanpa adanya laki-laki, namun dalam hukumpositif kedudukan saksi perempuan sama dengan kedudukan laki-laki, merekaboleh melakukan apa dilakukan oleh laki-laki. Hal ini mengindikasikan tidak adaperbedaan antara saksi laki-laki dan saksi perempuan.

Kata Kunci : Kedudukan Saksi Perempuan dalam Perbandingan

Pendapat Empat madzhab dan Hukum Positif yang berlaku

di Indonesia.

Pembimbing : Dr. Hj. Azizah, MA.

Daftar Pustaka : Tahun 1971 s/d 2012

Page 6: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

vi

KATA PENGANTAR

حیمالرحمنالرهللابسم

وسلمصلاللھم, ورسولھعبدهمحمداأنأشھدوهللاالالھالأنأشھد, لمینالعاربهللالحمد

بعداما, أجمعینبھوأصحاألھعلىومحمدعلى .

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan

alam beserta hukum-hukumnya, melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

dengan pertolongan-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

serta salam penyusun sanjungkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang mengkuti

ajarannya.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ayahanda H.Jamhari dan Ibunda

Hj.Khosyiah yang selalu memberikan dorongan, bimbingan, kasih sayang, serta

doa tanpa mengenal lelah sedikitpun. Semoga Allah senantiasa melimpahkan

rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

temukan, namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

kesungguhan, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung

maupun tidak langsung segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya

sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sedalam-dalamnya kepada :

Page 7: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

vii

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. dan Bapak Arif Furqon, MA, selaku

Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ahwal al Syakhshiyah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Dr. Hj. Azizah. MA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan

Program studi Ahwalul Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku

perkuliahan.

5. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah membantu

penulis dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Rokhanah, S.H., M.H., selaku Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Pusat dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis dalam mencari data-data sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Doa dan harapan penulis panjatkan kepada adinda Imaduddin dan Nurus

Sa’adah yang senantiasa memberikan semangat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

Page 8: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

viii

8. Tidak lupa Sahabatku tercinta Muhammad Syamsul Hadi yang senantiasa

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Sahabat seperjuangan penulis : Nia Octaviani, Robiatul Adawiyah, Nur

Azizah, Arisa Dykawresa, Putri Rahmawati, Ayu cyntia, Nabila Halabi.

10. Semua teman-teman Peradilan Agama Angkatan 2011 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan

yang berlipat ganda. Sungguh, hanya Allah SWT yang dapat membalas

kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat ganda pula.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Ciputat, 07 Oktober 2015

Nur Adzimah

Page 9: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................... ii

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI.................................................................. iii

LEMBARAN PERYATAAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10

D. Metode Penelitian ............................................................................. 11

E. Studi Review..................................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14

BAB II : SAKSI DALAM KASUS PERCERAIAN MENURUT EMPAT

MADZHAB (Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i, dan

Madzhab Hanbali)

A. Pengertian Saksi................................................................................ 16

B. Syarat-Syarat Saksi Dalam Kasus Perceraian................................... 22

C. Fungsi Saksi dalam Kasus Perceraian............................................... 29

D. Kedudukan Saksi Perempuan dalam Kasus Perceraian .................... 30

BAB III : SAKSI DALAM KASUS PERCERAIAN MENURUT HUKUM

POSITIF ( UU No.1 Tahun 1974 dan KHI )

A. Pengertian Saksi................................................................................ 35

Page 10: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

x

B. Syarat-Syarat Saksi dalam Kasus Perceraian.................................... 44

C. Fungsi Saksi dalam Kasus Perceraian............................................... 50

D. Kedudukan Saksi Perempuan dalam Kasus Perceraian .................... 53

BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN TENTANG KEDUDUKAN SAKSI

PEREMPUAN MENURUT EMPAT MADZHAB DAN HUKUM

POSITIF

A. Persamaan Pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Di Indonesia

Tentang Kedudukan Saksi Perempuan ............................................. 55

B. Perbedaan Pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Tentang

Kedudukan Saksi Perempuan ........................................................... 56

C. Analisis Penulis................................................................................. 62

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN................................................................................. 65

B. SARAN-SARAN .............................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 68

Page 11: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri, tujuan perkawinan menurut Undang-

undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 adalah bahwa perkawinan

bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. sehingga dapat membentuk rumah tangga.

Sesuai dengan salah satu tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan

keturunan agar kehidupan kita berlanjut. Untuk mencapai ketenangan dan

kedamaian dalam hidup maka disamping cinta yang di berikan oleh Allah

SWT pada manusia, harus ada prinsip bahwa perkawinan adalah suatu

ikatan yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja,

oleh karena itu perkawinan harus dilandasi atas dasar kerelaan dan

keikhlasan hati sehingga tujuan perkawinan yang langgeng dapat

terwujud. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mempertahankan

rumah tangga selamanya sungguh sangat berat dan penuh perjuangan.

Pada dasarnya benturan-benturan dalam rumah tangga sangat mudah untuk

dihindari dan dapat dengan mudah pula untuk ditangani seandainya terjadi,

semua berawal dari prinsip saling mengerti dan memahami satu sama lain

kekurangan maupun kelebihan masing-masing. Akan tetapi, apabila dapat

diselesaikan maka pasangan suami istri dapat mempertahankan rumah

Page 12: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

2

tangganya, namun sebaliknya apabila tidak dapat diselesaikan maka yang

akan timbul adalah perceraian sebagai jalan keluarnya

Pada saat keretakan sudah terjadi, hubungan suami istri semakin

diliputi oleh berbagai hal yang tidak baik, saling mencaci, membenci dan

saling menyakiti, baik dengan tindakan ataupun dengan ucapan-ucapan

yang tidak pantas.

Dalam undang-undang No.1 Tahun 1974 pasal 39 ayat 10 tentang

Perceraian, dijelaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan didepan

sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Pengadilan Agama merupakan badan untuk menyelesaikan

masalah-masalah keperdataan diantara orang-orang yang beragama Islam,

diantaranya masalah talak. Dalam hal ini untuk melakukan perceraian

harus mengajukan ke Pengadilan Agama.1

Dalam suatu proses persidangan yang diatur dalam Hukum Acara

Perdata pembuktian merupakan proses terpenting untuk menguji dan

memulai sesuatu perkara. Hukum pembuktian diperlukan memperoleh

kepastian bahwa peristiwa hukum benar-benar telah terjadi. Pembuktian

diperlukan untuk menerapkan hukum secara tepat, benar dan adil bagi

pihak-pihak yang berperkara. Oleh karena itu para pihak yang berperkara

1Raihan Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (jakarta: PT.Raja GrapindoPersada,2000),h.29.

Page 13: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

3

wajib memberikan keterangan disertai dengan bukti-bukti yang berkaitan

dengan peristiwa atau hubungan hukum yang terjadi.

Menurut ketentuan pasal 163 HIR, pasal 283 R.Bg dan pasal 1865

BW diatur hal-hal yang terkait dengan asas-asas pembuktian. Dalam pasal

1865 BW dijelaskan “Barang siapa yang mengaku mempunyai hak atau

mendasarkan pada suatu peristiwa untuk menguatkan haknya dan

menyangkal hak orang lain harus membuktikannya”. Adanya hak atau

peristiwa ini maka baik penggugat atau tergugat dibebani pembuktian,

terutama penggugat wajib membuktikan peristiwa yang diajukan.2

Dalam Hukum Acara Perdata mengatur alat bukti yang sah

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Setiap alat bukti yang diajukan

memiliki nilai yang berbeda antara yang satu dengan yang lain sehingga

kekuatan hukum yang melekat pada masing-masing alat bukti menjadi

berbeda.

Hakim menjatuhkan putusan berdasarkan alat-alat bukti yang telah

ditentukan, menurut ketentuan yang terdapat dalam pasal 164 HIR, 284

R.Bg dan pasal 1866 KUHPerdata. Ada lima jenis alat bukti dalam perkara

yang dapat diajukan diantarannya: Alat bukti tulisan (surat), alat bukti

saksi, alat bukti persangkaan, alat bukti pengakuan dan alat bukti sumpah.3

2 Retno Wulan Sutanto dan Iskandar Oerip Kartawinata, Hukum Acara Dalam Praktek,(Bandung: Mandar Maju,1995), Cet,ke-1,h.28.

3 Abdurrahman, Hukum Acara Perdata,(Jakarta: Universitas Tri Sakti,2001) Cet,ke-5,h.82

Page 14: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

4

Sesuai dengan ketentuan alat bukti diatas, selain alat bukti berupa

surat yang dapat diajukan penggugat atau tergugat, dalam proses

persidangan undang-undang memberi kesempatan kepada kedua belah

pihak untuk menguatkan dalil-dalilnya dengan menghadirkan saksi.

Menurut ketentuan pasal 1902 KUHPerdata bahwa membuktikan suatu

kejadian dengan saksi diperbolehkan setelah pembuktian dengan surat

dilakukan.

Saksi yang didatangkan ke muka persidangan adalah seseorang

yang melihat dan mendengar sendiri secara langsung kejadian atau

peristiwa yang disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan

pribadi oleh orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara.4

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) pasal

1895 bahwasanya pembuktian dengan saksi-saksi diperkenankan dalam

segala hal di mana itu tidak dikecualikan oleh undang-undang.5

Selain itu dalam hukum Islam pun terdapat banyak ayat al-Qur’an

sebagai landasan berpijak tentang pembuktian. Alat bukti yang diajukan

kedalam persidangan berdasarkan Hukum Islam, antara lain :

a. Ikrar (pengakuan)

b. Syahadah (saksi)

4 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,1977),Cet,ke-1, h.168

5 Subekti dan Tjitrosudibio, kitab undang-undang Hukum Perdata, (Jakarta: PradyaParamita, 2004) Cet.XXXIV.h.481.

Page 15: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

5

c. Yamin (sumpah)

d. Maktubah (bukti tertulis)

e. Tabbiyah (pemeriksaan koneksitas)

Dari beberapa alat pembuktian diatas, maka dalam pembahasan ini

hanya akan membahas pada alat bukti saksi (syahadah) khususnya pada

kedudukan saksi perempuan. saksi adalah orang yang memberikan

keterangan di muka sidang, dengan memenuhi syarat-syarat tertentu,

tentang suatu peristiwa atau keadaan yang ia lihat, dengar dan ia alami

sendiri, sebagai bukti terjadinya peristiwa atau keadaan tertentu.6

Meskipun setelah datang Islam kedudukan perempuan lepas dari

praktik budaya Jahiliyah dan hak-haknya disamakan dengan kaum laki-

laki, namun masih ada problem yang dihadapi perempuan, yaitu masalah

kesaksiannya yang dianggap setengah dari kaum laki-laki. Hal inilah yang

mengakibatkan terjadi perdebatan dari dulu dan sekarang, di mana kaum

perempuan mulai sejajar dengan laki-laki dalam berbagai bidang.

Pada dasarnya ulama fikih mengakui kedudukan perempuan untuk

dapat menjadi saksi. Namun demikian, ulama fikih berbeda pendapat

tentang penerimaan kesaksian perempuan baik berdasarkan jumlah saksi

maupun masalah yang dimintakan kesaksian.7

Menurut Syaikh Ali Ahmad al Jurjawi dalam Hikmatu al-Tasyri’,

laki-laki lebih banyak menggunakan pikiran dalam menimbang suatu

6 Sualaikin Lubis, dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, h.138-139.

7 Raihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Edisi baru (Jakarta: Pt. Raja GrafindoPersada, 2006), hlm.160

Page 16: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

6

masalah yang dihadapinya, sedang perempuan lebih banyak menggunakan

perasaannya. Karena itu, perempuan lebih rendah iradahnya

(kehendaknya), kurang banyak menggunakan pikirannya dalam masalah

pelik, lebih-lebih apabila ia dalam keadaan benci dan marah atau ia dalam

keadaan gembira atau sedih karena sesuatu hal yang kecil. Lain halnya

dengan laki-laki, ia sanggup, tabah, dan sabar menanggung kesukaran, ia

tidak menetapkan sesuatu urusan kecuali setelah memikirkannya dengan

matang.8

Adapun dalam masalah kesaksian dua orang perempuan tersebut

dapat diterima bersama dengan kesaksian seorang laki-laki ulama fikih

berbeda pendapat.

Menurut ulama madzhab Hanafi, kesaksian dua orang perempuan

dan satu orang laki-laki dapat diterima dalam masalah yag berkaitan

dengan hak sipil, baik berupa harta maupun hak, atau yang berkaitan

dengan harta seperti nikah, talak, ‘iddah, wakaf, wasiat, ikrar, riba’, nasab.

Adapun penerimaan kesaksian perempuan tersebut didasarkan pada

kualifikasi yang dimiliki oleh perempuan tersebut untuk menjadi saksi,

yaitu perempuan tersebut memiliki kesaksian atas apa yang dilihat dan

didengar, kecermatan dan ingatan, dan kemampuan untuk memberikan

kesaksian.9

8 Syaikh ‘Ali Ahmad al-Jurjawi, Hikmatu al-Tasyri’ wafalsafatuhu (Jeddah: al-Haramain)juz I, h.162-163 dan juz II, h.154

9 Muhammad Jawad, Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab (Ja’fari, Maliki, Hanafi, Syafi’i,Hanbali), terj. Masykur AB dkk, jild IX (Jakarta: Lentera, 2002) h.58

Page 17: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

7

Sedangkan menurut ulama madzhab Syafi’i, Maliki, dan Hanbali,

kesaksian perempuan bersama laki-laki hanya dapat diterima dalam

masalah harta. Adapun yang terkait dengan harta seperti jual beli, sewa,

hibah, wasiat, gadai. Sementara dalam masalah yang tidak memiliki

keterkaitan dengan harta dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan harta

dan biasanya menjadi urusan kaum laki-laki seperti nikah, rujuk, talak,

wakalah, pembunuhan dengan sengaja, dan hudud hanya dapat ditetapkan

berdasarkan kesaksian dua orang laki-laki. Adapun sebab tidak

diterimanya kesaksian perempuan adalah karena perempuan cenderung

merasa belas kasihan, ingatan yang tidak utuh, dan keterbatasan

kewenangan dalam berbagai hal.10

Seperti juga yang dikutip dalam bukunya Lia Aliyah al-Himmah

bahwa surat al-Baqarah: 282

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dandua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jikaseorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.

barulah muncul pandangan dominan bahwa kesaksian perempuan

tidak bisa diterima, kecuali bersama dengan laki-laki. Jika hanya

perempuan saja tanpa laki-laki, meskipun jumlahnya banyak, tidak bisa

diterima kesaksiannya, kecuali berkaitan dengan masalah (rahasia)

10 Abdul Khalik, Fiqh an-Nisai fi Dhou’i al-‘Arba’ah, (Damaskus: Daar al-Kitab al-arba’ah,(Damaskus: Daar al-Kitab al-‘Arabi, 1414H), Hlm. 344

Page 18: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

8

keperempuanan. Atau dalam hal hanya perempuan saja yang bisa dilihat

dan mengalaminya.11

Dalam praktik persidangan di Pengadilan umumnya yang

dipergunakan untuk memperkuat adanya pembuktian adalah 2 (dua) orang

saksi, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Namun dalam sistem

Islam, ternyata hal itu berlainan. Prioritas menjadi saksi adalah seorang

lelaki. Hal ini seperti dimaktubkan oleh Imam Syafi’i dan Imam Malik.

Dalam kitabnya, “Al-Muwatta”, Imam Malik menukilkan tentang kualitas

saksi menurut aturan hukum Islam, yang menjadi amal Madinah.12

Dalam hal ini ternyata derajat perempuan dan laki-laki dalam

memberikan kesaksian di Pengadilan, jauh berbeda. Allah SWT lebih

menghendaki lelaki menjadi saksi, jika tidak ada, barulah dua orang

perempuan dibolehkan. Bahkan dalam persidangan di Pengadilan Agama

kerap kali hanya terdapat saksi perempuan saja tanpa didampingi oleh

laki-laki, hal ini tentu saja tidak sesuai sebagaimana yang tertera dalam al-

Qur’an surah Al-Baqarah: 282 yang menjadi sumber hukum materiil

Peradilan Agama.

Melihat hal tersebut bahwa antara undang-undang dan pendapat

fuqaha berbeda pendapat dalam masalah kesaksian perempuan. Oleh

karena itu sangat menarik bagi penulis untuk mengulangi lebih dalam

11 Lia Aliyah al-Himmah, Kesaksian Perempuan: Benarkah separoh Laki-laki?, (Jakarta:Rahima, 2008), hal.24

12 Mahkamah, “Bolehkah Perempuan bersaksi di Pengadilan ? ini jawaban Imam Malik”.Artikel diakses pada 11 februari 2014.

Page 19: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

9

perbedaan tersebut dengan melihat persamaan dan perbedaan saksi

perempuan dalam pandangan masing-masing pendapat dari empat

madzhab dengan hukum positif. Berdasarkan latar belakang pemikiran di

atas, maka penelitian ini memfokuskan pada : “ KEDUDUKAN SAKSI

PEREMPUAN DALAM KASUS PERCERAIAN PERBANDINGAN

PENDAPAT EMPAT MADZHAB DENGAN HUKUM POSITIF

YANG BERLAKU DI INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada kedudukan saksi perempuan

menurut pendapat empat madzhab dengan hukum positif yang berlaku

di Indonesia. Dengan cara melakukan perbandingan antara persamaan

dan perbedaan pendapat empat madzhab dengan hukum positif yang

berlaku di Indonesia tentang kedudukan saksi perempuan dalam

perceraian.

2. Rumusan Masalah

Melihat pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah

diatas tentang kedudukan saksi perempuan menurut UU No.1 tahun

1974 KHI dan KUHPerdata dan dibandingkan dengan perbedaan

empat mazhab maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kedudukan saksi perempuan dalam kasus perceraian

menurut empat madzhab dan hukum positif ?

Page 20: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

10

b. Apa persamaan pendapat empat madzhab dengan hukum positif

yang berlaku di Indonesia tentang kedudukan saksi perempuan

dalam kasus perceraian ?

c. Apa perbedaan pendapat empat madzhab dengan hukum positif

tentang kedudukan saksi perempuan dalam perceraian ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skrispi ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kedudukan saksi perempuan dalam kasus

perceraian menurut empat madzhab dan hukum positif

b. Untuk mengetahui persamaan kedudukan saksi perempuan dalam

kasus perceraian pendapat empat madzhab dengan hukum positif

yang berlaku di Indonesia.

c. Untuk mengetahui alasan perbedaan antara empat madzhab dengan

hukum positif dalam kedudukan saksi perempuan dalam kasus

perceraian.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai dengan adanya penelitian ini adalah :

a. Untuk memberikan pengetahuan yang luas tentang persamaan

kedudukan saksi perempuan dalam kasus perceraian pendapat

empat madzhab dan Hukum Positif.

Page 21: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

11

b. Untuk memberikan penjelasan tentang perbedaan kedudukan saksi

perempuan dalam kasus perceraian pendapat empat madzhab dan

hukum positif.

c. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Ahwal

Syakhsiyyah, dan khususnya bagi penulis, sebagai acuan mengenai

kedudukan saksi perempuan dalam kasus perceraian di Pengadilan

Agama.

d. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat umum

untuk mengetahui kedudukan saksi perempuan dalam kasus

perceraian di Pengadilan Agama.

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyusun skripsi ini,

maka penulis menggunakan metode :

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

yang memusatkan perhatian tidak pada hasil penilitian lapangan,

dikarenakan yang dikaji dalam penelitian ini hanya dokumen-dokumen

saja.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan metode penelitian

kepustakaan (Library Research).13

13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press,1986) h.201

Page 22: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

12

a. Data primer yaitu data yang diproleh dari pendapat-pendapat

Ulama madzhab yang tercantum dalam kitab-kitab fiqih

kontemporer dan beberapa peraturan-peraturan yang ada di

Indonesia seperti KHI dan UU Perkawinan.

b. Data sekunder yaitu pendukung yang diperoleh dari pengkajian

buku-buku, serta pendapat pakar hukum yang di tuangkan dalam

artikel, jurnal dan website tentang kedudukan saksi perempuan

dalam kasus perceraian berkaitan dengan isu yang di hadapi dan

telah menjadi putusan hakim Pengadilan agama yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap.14

3. Teknik Analisa Data

Yaitu menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif, serta

menggunakan teknik perbandingan hukum, yang membandingkan para

fuqaha dengan beberapa pasal dalam peraturan Perundang-undangan di

Indonesia. Penelitian tersebut akan memberikan pengetahuan tentang

persamaan dan perbedaan mengenai kedudukan saksi perempuan

dalam kasus perceraian. Dengan penelitian ini penulis berharap dapat

lebih mudah untuk mengadakan unifikasi hukum, serta mendapatkan

kepastian hukum tentang kedudukan saksi. Hasil-hasil perbandingan

hukum akan sangat penting bagi penerapan hukum di suatu masyarakat

majemuk seperti Indonesia.

14 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (jakarta: Kencana, 2005) Cet ke-1, h.96.

Page 23: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

13

4. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan pada penelitian ini berpedoman

pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

E. Studi Review

Setelah melakukan penelitian dari perpustakaan, mengenai masalah

kedudukan saksi perempuan dalam kasus perceraian, penulis mendapatkan

beberapa karya tulis berupa skripsi. Akan tetapi penelitian penulis berbeda

dengan penelitian penelitian yang telah ada tersebut pada perbandingan

antara pendapat empat mazhab dengan hukum positif.

Adapun karya tulis yang telah ada sebelumnya antara lain :

Wildan Ramadhian, tahun 2008, dengan judul skripsi “Relevansi

Pemikiran Asghar Ali Engineer Tentang Saksi Perempuan dalam

Pembuktian Jarimah zina” Skripsi ini menjelaskan dikonstruksi

metodologis Asghar Ali Engineer tentang pemahaman al-Qur’an agar

menghasilkan sebuah penafsiran yang berkeadilan gender dalam konteks

kesaksian perempuan dalam jarimah zina.

Abdul Aziz, tahun 2007, dengan judul skripsi “Kedudukan Saksi

dalam Pernikahan Tinjauan terhadap Imam Syafi’i dan Hanafi”. Skripsi ini

menjelaskan tentang kedudukan saksi dalam pernikahan menurut

pandangan Imam Madzhab Syafi’i dan Hanafi.

Page 24: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

14

Muhammad Daerobi, tahun 2013, dengan judul skripsi “Kesaksian

Perempuan dalam Perkawinan perspektif Hukum Islam”. Skripsi ini

menjelaskan tentang kesaksian perempuan dalam sebuah perkawinan yang

masih ditangguhkan dalam KHI sehingga mengakibatkan kurang relevan

dengan UU No.1 tahun 1974 sehingga penelitiannya hanya difokuskan

pada kesaksian perempuan dalam akad pernikahan pada perspektif hukum

Islam.

Sainah, tahun 2014, dengan judul skripsi “Kekuatan Saksi

Perempuan dalam Sengketa Hukum Perdata di Pengadilan Agama”.

Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana kekuatan saksi perempuan

dalam sengketa yang berada di pengadilan agama Bekasi sehingga

penelitiannya hanya memfokuskan pada kekuatan saksi perempuan dalam

sengketa hukum perdata, berbeda dengan penelitian penulis yaitu

kedudukan saksi perempuan dalam perceraian menuerut pendapat fuqaha

dan peraturan perundang-undangan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab adalah sebagai berikut :

Bab I : Tentang pendahuluan, dalam pendahuluan ini penulis akan

mengemukakan latar belakang masalah, menguraikan

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penulisan,

metode penelitian, kajian terdahulu, dan sistem penulis.

Page 25: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

15

Bab II : Tentang Saksi dalam kasus perceraian menurut empat

madzhab (madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab

Syafi’i, dan madzhab Hanbali) dalam bab ini pengertian

saksi , syarat-syarat saksi dalam kasus perceraian, fungsi

saksi dalam kasus perceraian, dan kedudukan saksi

perempuan dalam kasus perceraian, menurut Hanafiyah,

Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah.

Bab III : Tentang Saksi dalam kasus perceraian menurut hukum

positif (UU No.1 tahun 1974 dan KHI), pengertian saksi,

syarat-syarat saksi dalam kasus perceraian, fungsi saksi

dalam kasus perceraian, dan kedudukan saksi perempuan

dalam kasus perceraian.

Bab IV : Tentang Analisis Perbandingan kedudukan saksi

perempuan pendapat empat madzhab dengan hukum

positif. Persamaan pendapat empat madzhab dan hukum

positif yang berlaku di Indonesia tentang kedudukan saksi

perempuan, perbedaan pendapat empat madzhab dan

hukum positif tentang kedudukan saksi perempuan.

Bab V : kesimpulan dan saran-saran

Daftar Pustaka

Page 26: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

16

BAB II

SAKSI DALAM KASUS PERCERAIAN MENURUT EMPAT MADZHAB

(Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi’i, dan Madzhab Hanbali)

A. Pengertian Saksi

Saksi dalam bahasa Arab disebut al-Syahadah, masdar dari

syahada yaitu al-syuhud yang berarti al-hudud (hadir). Secara bahasa

berarti pemutus, secara istilah artinya pemberitahuan orang yang jujur

untuk menetapkan kebenaran dengan lafal ‘kesaksian’ di dalam majelis

peradilan.1 Atau pemberitahuan seseorang yang sebenarnya atas selain

dirinya dengan lafal/ucapan yang khusus.2

Unsur dasarnya adalah lafal “asyahadu”, aku bersaksi, bukan

dengan kata lain. Karena setelah nash telah mensyaratkan lafal ini dan al-

Quran memerintahkan dengan lafal ini, dan juga pada kalimat ini lebih

tegas tersirat sumpah mengenai pengertian atau pengetahuan terhadap

sesuatu. Jika dikatakan “syahadatu”, aku telah bersaksi, tidak boleh

karena kata kerja lampau menunjukkan pengabaran sesuatu yang telah

berlalu, sementara kesaksian merupakan pengabaran sesuatu yang aktual.

Kata Saksi dalam bahasa arab memakai kata شاھد atau شھید yaitu

orang yang mengetahui yang menerangkan apa yang diketahuinya. Kata

jama’ شاھد ialah اشھاد dan شھود sedangkan, kata jama’ شھید ialah شھداء .

1 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, j-9, cet 4, (Suariah: Dar al-Fikr:Damsyiq-Suriah, 2002) h.6028

2 Sayid Abu Bakr al-Dimyati, I’anatu al-Thalibin, j 3-4, cet-4, (Beirut-Libanon: Ihya’ al-Turas al-‘Araby,) h.274

Page 27: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

17

masdarnya adalah الشھادة yang artinya kabar yang pasti. Pengertian saksi

adalah orang yang mempertanggungjawabkan, karena dia menyaksikan

sesuatu (peristiwa) yang orang lain tidak menyaksikannya. Disamping itu

ada juga istilah yang disebut dengan kesaksian yaitu mengenai

pemberitahuan seseorang yang benar di depan pengadilan dengan ucapan

kesaksian untuk menetapkan suatu hak terhadap orang lain.

Dikatakan pula bahwa kesaksain berasal dari kata I’laam

(pemberitahuan). Firman Allah QS. Al-Imran : 18 yaitu.

العلم قا ئما بالقسط آل وأولوأ والملئكة آل إلھ إال ھو ,)18: ال عمران (زیز الحكیم ع لھ إال ھو الا

Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan selainDia, yang menegakkan keadilan; para malaikat dan orang-orang yangberilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkanDia, yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali Imran: 3/18).

Disini arti dari kata syahidah adalah alima (mengetahui). Syahid

adalah orang yang membawa kesaksian dan menyampaikannya, sebab dia

menyaksikan apa yang tidak diketahui oleh orang lain.3

Dalam hadits Nabi disebutkan bahwa:

)رواه الترمدي. (والیمین علي الدعي علیھ, البینة علي المدعي

kewajiban adalah kewajiban penggugat sedangkan sumpah adalahkewajiban tergugat”. (HR. Tirmidzi).

Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam saksi adalah orang yang

melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa untuk melihat,

3 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 14 (PT Al-Maarif: Bandung, 1989), h.55.

Page 28: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

18

menyaksikan atau mengetahuinya, agar suatu ketika bila diperlukan ia

dapat memberikan keterangan yang membenarkan bahwa peristiwa itu

sungguh terjadi.4

Untuk dapat mendefinisikan saksi maka terlebih dahulu harus

mengetahui definisi kesaksian.:

حق على الغیرالثباتالشھادة عبارة عن صدق في مجلس الحكم بلفظ الشھادة

Artinya: ”Kesaksian adalah istilah mengenai pemberitahuan seseorangyang benar di pengadilan dengan kesaksian untuk menetapkan suatu hakterhadap orang lain.”5

Kesaksian dalam hukum Islam disebut dengan syahid (saksi laki-

laki) atau syahidah (saksi perempuan) yang terambil dari kata musyahadah

artinya menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Jadi saksi yang

dimaksud adalah manusia yang hidup. Dalam hal kesaksian para ahli

hukum Islam (jumhur fuqaha) menyamakan kesaksian (syahadah) itu

dengan bayyinah. Kesaksian diberi nama al-bayyinah karena dengan

kesaksian itulah yang hak menjadi jelas.6 Pengertian al-bayyinah dalam al-

Qur’an, as-sunnah dan perkataan para sahabat Nabi saw adalah nama bagi

setiap sesuatu yang dapat menyatakan dan mengungkapkan kebenaran.7

4 Hafidz Dasuki, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,1999), Cet ke-1h.202

5 Abdur Rahman Umar, Kedudukan Saksi dalam Peradilan Menurut Hukum Islam,(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), Cet. Ke-1 h.50

6 Roihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), Cet. Ke-9 h.152

7 Abd. Rahman Umar, Kedudukan Saksi Dalam Peradian Menurut Hukum Islam,h.38

Page 29: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

19

Kesaksian secara syara’ adalah sebuah pemberitahuan yang jujur

untuk menetapkan, membuktikan, dan membenarkan suatu hak dengan

menggunakan kata-kata as-syahadah (bersaksi) di majelis persidangan.

Kesaksian adalah hujah bagi pihak penggugat, berdasarkan hadits,

البینة على المدعى

Artinya: “Mengajukan bayyinah (saksi) adalah tugas penggugat.”

Sesuai dengan firman Allah SWT. Sebagai berikut:

...منك م دل ى ع و وا د د اشھ و ....

Artinya: “...dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adildiantara kamu dan hendaklah kamu teggakkan kesaksian itu karenaAllah...” (Ath-Thalaq [65]: 2)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa, saksi yang dapat diterima

kesaksiannya yaitu orang yang adil dan tidak mengkatagorikan saksi harus

dari pihak keluarga sedarah atau diluar dari pihak keluarga, akan tetapi

yang ditekankan dari ayat tersebut adalah sifat keadilan seseorang dalam

memberikan kesaksiannya.

Kesaksian (syahadah) bisa juga diartikan melihat kepala, karena

syahid (orang yang menyaksikan) itu memberitahukan tentang apa yang

disaksikan dan dilihatnya. Maknanya ialah pemberitahuan seseorang

tentang apa yang diketahui dengan lafaz “aku menyaksikan atau aku telah

menyaksikan”.

Menurut Muhammad Salam Madzkur sebagaimana yang dikutip

oleh Asadullah al-Faruq, persaksian adalah suatu ungkapan tentang berita

yang benar disidang pengadilan dengan menggunakan lafaz syahadah

Page 30: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

20

(ucapan kesaksian) untuk menetapkan suatu hal atas diri orang lain. Dalam

pengertian tersebut dikatakan yang menyangkut atas diri orang lain, sebab

bila yang menyangkut diri sendiri bukanlah kesaksian, melainkan ikrar

(pengakuan). Ahmad ad Daur yang juga dikutip oleh Assadulloh Al-Faruq

mendefinisikan kesaksian sebagai penaymapain perkara yang sebenarnya

untuk membuktikan sebuah kebenaran dengan mengucapkan lafal-lafal

kesaksian di hadapan sidang pengadilan.8

Hukum Kesaksian

Kesaksian adalah fardhu ain bagi orang yang mengetahuinya

selama dia diminta untuk menyampaikan kesaksian dan dikhawatirkan

adanya pengabaian terhadap hak, bahkan wajib hukumnya jika

dikhawatirkan ada hak yang diabaikan meskipun dia tidak diminta untuk

bersaksi. Ini berdasarkan firman Allah swt.,

... عليم تـعملون ومن يكتمها فإنه آثم قـلبه والله بما ...

“....Dan barang siapa yang menyembunyikan, maka sesungguhnya iaadalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yangkamu kerjakan.” (Al-Baqarah [2]: 283)

وأقيموا الشهادة لله

Dan firman-Nya, “Dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karenaAllah.” (Ath-Thalaq [65]: 2)

Dalam hadits shahih,

8 Asadullah al-Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam, (Jakarta : PT. Buku Kita, 2009), h.45-46.

Page 31: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

21

.اوم ظل ا اؤ م م ال ظ اك خ ر ا نص ا

“Bantulah saudaramu yang zalim atau yang dizalimi.” 9

Penjelasan hadits diatas yaitu bangsa Arab mendefinisikan kata al-Nashrdengan makna al-I’anah dan al-Ta’yid, keduanya mempunyai arti yangserupa, yaitu menolong atau membantu. contohnya : ketika seseorangberbuat zalim kepada orang lain lalu kita mencegahnya, maka padahakikatnya adalah memberikan pertolongan untuknya. dan membantunyauntuk menjadi saksi.

Dari Zaid bin Khalid, bahwa Rasullah saw, bersabda.

.یر الشھداء؟ الدي یأ ثي بشھادثھ قبل أن یسألھاأال أخبر كم بخ

“Maukah kalian aku beritahu tentang sebaik-baik saksi? (Yaitu) yangdatang dengan kesaksiannya sebelum diminta untuk bersaksi.”

Kesaksian hanya wajib disampaikan selama mampu untuk

menyampaikannya tanpa ada bahaya yang mengacamkan fisiknya,

kehormatannya, hartanya, atau keluarganya. Ini berdasarkan firman Allah

swt.

ممن وامرأتان فرجل رجلین یكونالم فإن رجالكم من شھیدین واستشھدوا..

...األخرىإحداھمافتذكرإحداھماتضل أن ھداء الش من ترضون .

“...Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-oranglelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seoranglelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supayajika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya..” (Al-Baqarah[2]: 282)

Begitu jumlah saksi banyak dan tidak dikhawatirkan akan adanya

pengabaain terhadap hak, maka kesaksian dalam keadaan ini hukumnya

sebagai anjuran. Namun begitu kesaksian menjadi fardhu ain hukumnya,

9 HR Bukhari “al-Mazhalim” [46]

Page 32: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

22

maka saksi tidak boleh mengambil imbalan atas kesaksiannya kecuali jika

dia mengalami kendala dalam perjalanan, maka dia boleh mengambil

imbalan untuk biaya transportasi.

B. Syarat-Syarat Saksi dalam Kasus Perceraian.

Menurut Hukum Islam syarat-syarat saksi yang dapat diterima

kesaksiannya adalah sebagai berikut:

1. Berakal dan Baligh. maka tidak boleh menerima kesaksian orang yang

tidak berakal, seperti; orang gila, orang mabuk, dan anak kecil. Karena

mereka tidak tsiqah (tidak terpercaya) perkataanya, anak kecil yang

belum baligh tidak mungkin memberikan kesakian sesuai yang

diinginkan (diperlukan) dan bukan merupakan saksi yang diridhai.

Sesuai yang disyaratkan dalam firman Allah Swt.: “min rijalikum”,

“zu ‘adlin” dan “min-man tardhauna min al-syuhada”.

2. Merdeka. Menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Syafi’iyah, syarat

saksi harus merdeka, tidak diterima kesaksian seorang hamba.

Dasarnya firman Allah Swt dalam Surat Al-Nahl (16) ayat 75:

... دا مملو كا ال یقدر علي شئ ضرب هللا مثال عب

Allah membuat perumpumaan seorang hamba sahaya saya yangdimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun...

Kesaksian bermakna penguasaan, tidak ada kuasa pada seorang hamba.

Menurut Ulama Hanabilah dan Zahiri, kesaksian hamba dapat

diterima, makna ayat diatas bersifat umum sehingga penghambaan

Page 33: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

23

tidak berdampak penolakan kesaksiannya. Hanabilah mengaitkannya

untuk selain kasus hudud dan qisas.

3. Islam. Ulama fikih sepakat seorang saksi harus muslim. Tidak diterima

kesaksian kafir atas orang Islam karena disangsikan kebenarannya.

Tetapi ulama Hanafiyah dan Hanabilah membolehkan kesaksian orang

kafir mengenai perkara wasiat dalam perjalanan.

Menurut Imam Abu Hanifah, Syuraih, Ibrahim an-Nakhaiy, dan Auzai

kesaksiannya di bolehkan dalam keadaan ini, berdasarkan firman

Allah swt., (Al-Mai’dah [5]: 106-107).

منكم يا أيـها الذين آمنوا شهادة بـينكم إذا حضر أحدكم الموت حين الوصية اثـنان ذوا عدل كم إن أنـتم ضربـتم في األرض فأصابـتكم مصيبة الموت تحبسونـهما من أو آخران من غير

هادة بـعد الصالة فـيـقسمان بالله إن ارتـبتم ال نشتري به ثمنا ولو كان ذا قـربى وال نكتم ش من اآلثمين الله إنا إذا ل

وليان فإن عثر على أنـهما استحقا إثما فآخران يـقومان مقامهما من الذين استحق عليهم األن الظالمين فـيـقسمان بالله لشهادتـنا أحق من شهادتهما وما اعتديـنا إنا إذا لم

Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamumenghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah(wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, ataudua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalamperjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamutahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalumereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini denganharga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karibkerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah;sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orangyang berdosa".Jika diketahui bahwa kedua (saksi itu) memperbuat dosa, maka duaorang yang lain di antara ahli waris yang berhak yang lebih dekatkepada orang yang meninggal (memajukan tuntutan) untuk

Page 34: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

24

menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama Allah:"Sesungguhnya persaksian kami lebih layak diterima daripadapersaksian kedua saksi itu, dan kami tidak melanggar batas,sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orangyang menganiaya diri sendiri".

Menurut Syafi’i dan Malik, “Kesaksian kafir terhadap muslim

tidak dapat di perkenankan, baik dalam perkara wasiat di tengah

perjalanan maupun dalam perkara lainnya.” Karena saksi yang

dikehendaki ayat adalah orang yang merdeka, diridhai dan beragama

Islam, orang yang kita ridhai tentulah dari ahli agama kita, bukan

orang-orang musyrik, karena Allah Swt. memutus kewenangan

(wilayah) antara kita dan mereka dengan agama, tidak pula sahaya

yang dikuasai tuannya, orang fasik juga bukan orang yang kita ridhai,

kita hanya ridha terhadap orang-orang kita (Islam) yang adil, merdeka,

dan baligh “min rijalikum”.10

4. Dapat melihat. Imam Abu Hanifah, Muhammad dan Ulama Syafi’iyah

mensyaratkan saksi dalam melihat, tidak diterima kesaksian orang

buta, karena saksi harus tahu apa yang ia saksikan, tahu isyarat

padanya ketika menyaksikan, orang buta tidak dapat membedakan

orang kecuali dengan bunyi suara, sementara bunyi suara kadang-

kadang saling menyerupai. Terlebih lagi Ulama Hanafiyah, menolak

kesaksian orang buta meskipun di waktu menyaksikannya ia dapat

melihat.

10 Muhammad bin Idris al-Syafi’i, al-Umm, j-3 (Beirut-Le-Libanon: Dar al-Ma’rifah), h.226

Page 35: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

25

Ulama Malikiyah dan Hanabilah membolehkan kesaksian

orang buta jika ia yakin dengan suara yang ia dengar, karena

umumnya makna ayat mengenai saksi. Dan karena orang buta yang

adil dapat diterima riwayatnya sebagaimana orang yang dapat

menghasilkan yakin, begitu pula kesaksian orang buta yang ditetapkan

dengan Istifadah (testimonium de auditu) sebagaimana pula

dibolehkan menjadi saksi dalam terjemah, karena apa yang

didengarnya akan ditafsirkan oleh keberadaan hakim, pendengarannya

sama dengan pendengaran orang yang dapat melihat.

5. Dapat berbicara. Ulama Hanafiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah,

mensyaratkan saksi itu mampu berbicara, tidak diterima kesaksian

orang bisu meskipun isyaratnya dapat dipahami, karena isyarat tidak

dianggap kesaksian yang syaratnya yakin sehingga dituntut

pelafalan/pengucapan kesaksian. Ulama Malikiyah membolehkan

kesaksian orang bisu bila dapat dipahami isyaratnya, karena isyarat

adalah bahasa tuturannya yang diterima dalam talak, nikah, dan

ziharnya sehingga kesaksiaannya juga begitu.

6. Adil. para ulama sepakat mensyaratkan saksi harus adil, tidak diterima

kesaksian orang fasik seperti pezina, pemabuk, pencuri dan yang

semisal. Tetapi orang fasik jika ia terpandang dalam masyarakat,

bermartabat dapat diterima kesaksiannya, karena kehormatan dan

martabatnya menghindarkannya dari kecondongan dan berdusta dalam

kesaksian. Akan tetapi, menurut ulama Hanafiyah kesaksian orang

Page 36: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

26

fasik mutlak tidak diterima, hakim yang memutus berdasar kesaksian

orang fasik cacatlah putusannya dan jadilah dia hakim

durhaka/membangkang.

7. Bukan dugaan/sangkaan. orang yang suka menyangka ditolak

kesaksiannya. Suatu kesaksian, untuk dapat dijadikan sebagai dasar

dalam memutus perkara tidak boleh berupa dugaan ataupun dengan

keterangan yang belum cukup memadai dari yang seharusnya.11

Sumpah Saksi

Integritas saksi-saksi pada masa sekarang ini sudah semakin tidak

jelas. Maka dari itu kesaksian harus diperkuat dengan sumpah. Dalam

majalah al-Ahkam al-‘Adliyyah dinyatakan,“Jika pihak yang dipersaksikan

menyampaikan tuntutan sebelum ada keputusan hukum agar hakim

meminta saksi-saksi untuk bersumpah bahwa mereka tidak berdusta dalam

kesaksian mereka, dan ada ketentuan bahwa kesaksian dapat diperkuat

dengan sumpah, maka hakim boleh meminta saksi-saksi untuk bersumpah,

dan mengatakan kepada mereka, jika kalian bersumpah, maka kesaksian

kalian diterima. Pendapat ini dianut oleh Ibnu Nujaim al-Hanafy. Menurut

madzhab Hanafi, saksi tidak perlu bersumpah, karena lafal kesaksian

sudah mengandung makna sumpah. Menurut Imam Hanbali, saksi yang

memungkiri penyampaain kesaksian tidak perlu diminta untuk bersumpah

tidak pula hakim yang memungkiri keputusan hukum dan tidak pula orang

yang diberi wasiat atas penafian hutang pada pihak yang memberikan

11 Ibid., j-4, h.85

Page 37: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

27

wasiat. Orang yang memungkiri pernikahan juga tidak perlu diminta untuk

bersumpah, termasuk dalam perkara cerai, rujuk, ila’, nasab, qishas, dan

tuduhan zina, karena itu semua bukan harta, dan tidak dimaksudkan untuk

mendapatkan harta tidak pula ditetapkan adanya penolakan padanya.12

Kesaksian Non-Muslim Terhadap Orang Islam

Ada dua pendapat ulama fikih yaitu:

1. Menurut jumhur selain Hanabilah. Tidak diterima kesaksian mereka

karena kesaksian adalah kewenangan (wilayah), tidak ada kewenangan

orang kafir terhadap orang Islam.

Al-Qur’an Surat Al-Nisa’ (4) ayat 141 :

یجعل ولن سبیالالمؤمنین علىفرین للكاهللا ...

...dan Allah sekali-kali tidak akan pernah memberi jalan kepadaorang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.

2. Ulama Hanabilah membolehkan kesaksian non-Muslim dalam safar

(musafir) karena sangat dibutuhkan jika tidak didapati orang muslim

selain mereka, karena alasan darurat bahkan bisa saja dalam keadaan

muqim ataupun safar. Al-Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 106:

اثنان الوصیة ین ح الموت أحدكم حضر إذابینكم شھادة آمنواالذین أیھایا

فأصابتكم األرض فيضربتم أنتم إن غیركم من آخران أو منكم عدل ذوا

الة بعد من تحبسونھماالموت مصیبة الارتبتم إن فیقسمان الص

شھادة نكتم والقربىذاكان ولو اثمن بھ نشتري اآلثمین لمن إذاإناهللا

12 Aris Bintana, Hukum Acara Peradilan Agama dalam Kerangka Fiqh al-Qadha. (Jakarta :PT Raja Grafindo Persada)

Page 38: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

28

Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamumenghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, makahendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu,jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpabahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudahsembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpahdengan nama Allah jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidakakan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untukkepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak(pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnyakami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yangberdosa".

Ibnu abbas membenarkan, bahwa bagi orang yang akan mati dan

ada orang Islam, Allah swt. menyuruh mempersaksikan wasiatnya dengan

dua orang muslim yang adil, jika tidak ada seorang pun orang Islam, Allah

Swt. menyuruh disaksikan oleh dua orang saksi non-Muslim, bila

kesaksian mereka diragukan keduanya diminta bersumpah bahwa: ‘Kami

tidak membeli kesaksian dengan harga yang sedikit. Ibnu Mas’ud pernah

memutuskan dengan kesaksian non-muslim dimasa Khalifah Usman, maka

diterima kesaksian sesama mereka sebagaimana antara umat Islam.

C. Fungsi Saksi dalam Kasus Perceraian.

Fungsi saksi dalam hukum Islam adalah bahwa kehadiran seorang

saksi dalam pembuktian mempunyai arti yang sangat penting. Betapa

pentingnya nilai suatu kesaksian, hukum Islam mewajibkan seorang saksi

untuk memberikan keterangan mengenai segala sesuatu yang ia lihat,

dengar dan alami, mengungkap segala sesuatu yang berhubungan dengan

Pemohon, Terhomon dan perkara yang diajukan dalam sidang pengadilan

Page 39: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

29

sesuai dengan peran dan fungsinya selama mampu menunaikannya tanpa

adanya alasan yang menimpa, baik pada badannya, kehormatan, harta

maupun keluarganya. Sebaik-baik saksi adalah orang yang menyampaikan

kesaksiannya dimana keterangan kesaksiannya belum dimintakan oleh

Hakim. Barangsiapa yang enggan menjadi saksi dalam kesaksiannya,

menyembunyikan kebenaran/hak, maka Allah mengecamnya dengan

memberikan dosa kepadanya.

Kesaksian merupakan kewajiban peradilan atas hakim untuk

mewajibkannya. Hukum mendatangkan kesaksian dengan segala syarat-

syaratnya merupakan keharusan, jika kewajiban menghadirkan saksi

ditinggalkan semuanya akan berakibat menghilangkan hak atau kebenaran.

Memberi kesaksian hukumnya fardhu ‘ain, seorang saksi harus

memberikan kesaksiannya dan tidak boleh menyembunyikan jika

penggugat memintanya.13

Tujuan utama saksi ialah menjelaskan terungkapnya kejadian atau

peristiwa perkara yang terjadi, saksi melihat, mendengar, dan mengalami

langsung apa yang terjadi dalam perkara tersebut. Dengan memberikan

hak-hak kebenaran apa yang telah terjadi, maka hakim bisa menegakkan

keadilan.

13 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, j-9, cet 4, (Suariah: Dar al-Fikr:Damsyiq-Suriah, 2002) h.6028

Page 40: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

30

D. Kedudukan Saksi Perempuan dalam Kasus Perceraian

Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Swt. di Jajirah

Arab pada abad ke-VII, termasuk agama-agama semitik (Abrahamic

Religions), termasuk agama yahudi, Islam dan Kristen. 14 Islam merupakan

agama pembebas yang agung, ia melawan tradisi-tradisi Jahiliyah yang

jauh dari nilai-nilai kemanusian. Melalui ajaran-ajarannya, Islam

memberikan harga diri (sense of dignity) bagi umat manusia secara

keseluruhan, selain itu Islam pun memperlakukan manusia sebagaimana

mestinya dan sekaligus Islam memproklamasikan sebagai sebuah doktrin

(agama) yang membawa nilai-nilai pembebasan akan keseteraan bagi

seluruh anak cucu Adam.15

Wanita dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai beberapa

arti yaitu: 1. Orang (manusia) yang mempunyai puki, menstruasi, hamil,

melahirkan anak dan menyusui; 2. Istri; bini.16

Wanita (dalam bahasa Arab: al-mar’ah, jamaknya an-Nisaa’

wanita). Perempuan dewasa atau putri dewasa, lawan jenis pria. Di dalam

ajaran Islam, wanita didudukkan pada posisi dan kedudukan yang sejajar

dengan pria. Sebagaimana pria, wanita juga adalah makhluk Allah SWT

yang sempurna yang diciptakan untuk menjadi “khalifah di bumi”. Dalam

14 Wiwi Siti Sajaroh, Gender Dalam Islam, dalam Tim Penulis PSW UIN Jakarta, ed,Pengantar Kajian Gender, (Jakarta: PSW UIN-Jakarta-McGill Project,2003), h.205

15 Asgar Ali Engineer pada Kata Pengantar, dalam Moh. Yasir Alimi, Jenis Kelamin Tuhan:Lintas Batas Tafsir Agama, (Yogyakarta: Lkis,2002),

16 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: BalaiPustaka, 2007) Cet,ke-III, h.856

Page 41: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

31

Islam, wanita diibaratkan sebagai tiang negara; apabila ia baik, maka

negara akan baik dan jika rusak, maka negara akan rusak. Selanjutnya

memiliki seperangkat hak dan kewajiban yang berkaitan erat dengan

peranan yang diembannya.17

Wanita secara harfiah disebut kaum perempuan. Kaum yang amat

dihormati dalam konsepsi Islam. Sebab, pada telapak kaki wanita terletak

surga. Kaum wanita disebut pula dengan kaum hawa. Nama ini diambil

dari nama Ibunda manusia (Siti Hawa-Istri Nabi Adam as). Secara fisik

(kodrati), wanita lebih lemah dari pada pria. Mereka memiliki perasaan

yang sangat lembut dan halus. Wanita juga lebih banyak menggunakan

pertimbangan emosi dan perasaan dari pada akal pikirannya. Wanita

adalah lambang kesejukan, kelembutan dan cinta kasih. Itulah ciri-ciri

umum dari karateristik kaum wanita.18

Agama Islam memperbedakan pria dan wanita dalam beberapa

bidang. Namun jelas, bahwa perbedaan ini tidak ada hubungannya dengan

kemanusiaan, kemuliaan dan kecakapan, yang telah ditetapkan oleh Islam

persamaanya dengan laki-laki. Jadi, perbedaan itu hanyalah karena

keperluan masyarakat, masalah ekonomi dan masalah kejiwaan, yang

menghendaki suasana demikan.19

17 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam 5, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), Cet.III,h.186

18 Hasbi Indra, dkk, Potret Wanita Sholeha, (Jakarta: Peanamadani, 2004) Cet,ke-IV h.1

19 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Agama, h.250-251

Page 42: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

32

Agama Islam menganggap kesaksian perempuan separoh dari laki-

laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Kaum laki-laki menganggap ingatan perempuan lebih sering lupa

dibandingkan dengan laki-laki, oleh sebab itu kesaksian dua orang

perempuan sama dengan satu laki-laki.

2. Saat perempuan melihat suatu kejadian, dia lebih sering menutup

matanya karena alasan takut.

3. Perempuan lebih cenderung malu untuk mengatakan sesuatu

dibandingkan laki-laki.

Dalam masalah perdata seperti nikah, rujuk, dan sejenisnya terdapat dua

pendapat.

- 20.ماءطالق والنكاح والحدود والد ال ثجوز شھاده النساء في ال: عن علي قال

Dari Ali berkata : tidak bolehkan kesaksian perempuan dalammasalah talak, nikah, hudud serta pembunuhan.

Pendapat pertama menurut Imam Syafi’i dan madzhabnya, Imam

Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal.21 Mensyaratkan pula saksi harus

laki-laki. Kesaksian wanita tidak bisa diterima walaupun di dampingi

laki-laki. Kesaksian satu orang laki-laki dan dua orang perempuan

tidak sah sebagaimana hadist riwayat Abdul Razaq dan Zuhri yang

20 Hadits Riwayat Abd. Razaq, Kanzul ‘Amali, juz 8, No. 15405, h.329

21 Ibrahim Hosein, Fiqh Perbandingan:dalam Masalah Nikah, Talaq, Rujuk, dan HukumKewarisan, (Jakarta: Balai Pustaka Islam Yayasan Ihya Ulumuddin, 1971) jillid 2, h.184

Page 43: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

33

menjelaskan bahwa Nabi SAW menyatakan perempuan tidak sah

menjadi saksi dalam urusan pidana, nikah dan thalaq.

- Pendapat kedua menurut Hanafiyah menyatakan bahwa dua orang

saksi boleh dari perempuan yakni dua orang perempuan dan satu laki-

laki karena adanya ayat:22

واستشهدوا شهيدين من رجالكم فإن لم يكونا رجلين فـرجل وامرأتان ممن تـرضون من ...

)282:اللبقرة ......(الشهداء أن تضل إحداهما فـتذكر إحداهما األخرى

....dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki(diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seoranglelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya... (al-Baqarah :282)

Perkataan Ali di atas secara tekstual terdapat larangan bagi

perempuan dalam kesaksian pernikahan, namun demikian ulama

terjadi berbeda pendapat mengenai hal ini,

.لفوا في النكاح والطالق والنسب والوالءواخلت

Mereka (ulama) berbeda pendapat dalam kesaksian perempuanterkait masalah nikah, talak, nasab dan wali.

Dalam masalah wasiat, sebagian ulama berpendapat bahwa

perempuan tidak mendapat kedudukan sebagai saksi, persoalan wasiat

disyaratkan dua orang laki-laki ini adalah pendapat Imam Malik,

Imam Ahmad bin Hanbal, dan Imam Syafi’i, ada juga sebagian ulama

yang berpendapat bahwa perempuan dapat menjadi saksi, karena tidak

22 Ibn Rusd, Bidayah al-Mujtahid, (Beirut: Daar Ahya al-Kitab al-‘Arabiyah,tt) juz 2, h.348

Page 44: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

34

mensyaratkan laki-laki semua, ini adalah pendapat Imam Abu

Hanifah.

Adapun yang menyangkut masalah hak-hak badan biasanya

hanya boleh dilihat perempuan saja, seperti masalah kelahiran bayi,

bayi yang baru lahir, cacat-cacat yang ada pada perempuan maka

dapat diterima kesaksian perempuan secara mutlak, sebagaimana

pendapat jumhur ulama. Dalam masalah teriakan bayi yang baru lahir,

Imam Abu Hanifah tidak dapat menerima kesaksian perempuan secara

mutlak, dalam arti harus ada laki-laki, karena menurut beliau adalah

hal tersebut terjadi setelah kelahiran, jadi laki-laki boleh untuk

melihat.23

23 Utsman Hasyim, Teori Pembuktian Menurut Fiqh Jinayah Islam, (Yogyakarta: AndiOffset, 1984), h.95

Page 45: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

35

BAB III

SAKSI DALAM KASUS PERCERAIAN MENURUT HUKUM POSITIF

YANG BERLAKU DI INDONESIA

A. Pengertian Saksi

Saksi dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki beberapa

pengertian, antara lain : 1. Orang yang melihat atau mengetahui sendiri

suatu peristiwa (kejadian); 2. Orang yang diminta hadir pada suatu

peristiwa yang dianggap mengetahui kejadian tersebut agar pada suatu

ketika, apabila diperlukan, dapat memberikan keterangan yang

membenarkan bahwa peristiwa itu sungguh-sungguh terjadi; 3. Orang

yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa

dan terdakwa.1

kesaksian dalam hukum acara perdata Islam dikenal dengan

sebutan Al-Syahadah, menurut bahasa ialah:

a. Pernyataan atau pemberitahuan yang pasti.

b. Ucapan yang keluar dari pengetahuan yang diperoleh dengan

penyaksian langsung.

c. Mengetahui suatu secara pasti, mengalami dan melihatnya seperti

persaksian saya menyaksikan sesuatu artinya saya dan melihatnya

sendiri sesuatu itu maka saya ini sebagai saksi.2

1 Anando Santoso, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1995), Cet.ke-1h..303

2 Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara dan Hukum Positif,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004) Cet. Ke-1 h.73

Page 46: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

36

Kesaksian merupakan sebuah istilah mengenai pemberitahuan

seseorang yang benar di depan pengadilan dengan ucapan kesaksian untuk

menerapkan suatu hak terhadap orang lain. Dengan kata lain saksi

merupakan alat bukti yang sah yang bertujuan untuk memberitahukan

peristiwa yang sebenarnya dengan lafaz “aku bersaksi”3

Kesaksian adalah menyampaikan perkara yang sebenarnya, untuk

membuktikan suatu kebenaran dengan lafaz-lafaz kesaksian di hadapan

sidang pengadilan. Kesaksian merupakan keterangan saksi secara lisan di

muka sidang atas apa yang dilihat sendiri oleh saksi tentang duduk perkara

yang disengketakan.4

Saksi ialah orang yang memberikan keterangan dimuka sidang,

dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, tentang suatu peristiwa atau

keadaan yang ia lihat, dengar dan ia alami sendiri, sebagai bukti terjadinya

peristiwa atau keadaan tersebut.5

Menurut Sudikno Mertokusumo saksi adalah kepastian yang

diberikan kepada hakim di persidangan tentang peristiwa yang

disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh

orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara yang dipanggil di

persidangan.6

3 Roihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), Cet. Ke-9 h.55

4 Ropaun Rambe dan A.Mukri Agafi, Implementasi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Perca,2001), Cet. Ke-2 h.174

5 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Penagdilan Agama, (Cet,6 : Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2005)h. 165.

6 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta : Liberty,1998), h.112.

Page 47: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

37

Dalam hukum acara perdata, pembuktian dengan saksi sangat

penting karena jika dalam suatu masyarakat biasanya perbuatan hukum

yang dilakukan tidak tertulis, melainkan dengan dihadiri oleh saksi-saksi

karena perbuatan hukum yang dilakukan kebanyakan masih menggunakan

faham saling mempercayai antara satu sama lain. Dalam perkara bahwa

tidak selamanya sengketa perdata dapat dibuktikan dengan alat bukti

tulisan atau akta saja. Akan tetapi jalan yang dapat ditempuh untuk

membuktikan saksi-saksi yang kebetulan melihat, mengalami atau

mendengar sendiri kejadian yang diperkarakan.

Kesaksian menurut hukum acara perdata ialah kepastian yang

diberikan kepada hakim dipersidangan tentang peristiwa yang

disengketakan, dengan jalan membuktikan secara lisan pribadi oleh orang

yang bukan salah satu pihak dalam perkara yang dipanggil dipersidangan.7

Dalam pasal 1907 KHUPerdata menjelaskan “Tiap-tiap kesaksian

harus disertai dengan alasan-alasan bagaimana di ketahuinya hal-hal yang

diterangkan”. Pendapat-pendapat manapun pemikiran-pemikiran khusus

yang diperoleh dengan jalan pikiran atau kesimpulan bukan disebut

kesaksian.

Seorang saksi diharuskan benar-benar melihat, mendengar,

mengetahui atau mengalami sendiri terhadap apa yang disaksikannya,

bukan berdasarkan cerita dari mulut kemulut atau dari pendengaran ke

pendengaran, lalu kemudian saksi menyusun atau mengambil suatu

7 A. Juani Syukri, Keyakinan Hakim dalam Pembuktian Perkara Perdata Menurut HukumAcara Positif dan Hukum Acara Islam,(Jakarta: PT. Magenta Bhakti Guna, 1986) h.34.

Page 48: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

38

kesimpulan atau memberi penilaiannya sendiri. Saksi tidak boleh

menyimpulkan atas apa yang disaksikannya itu melainkan menerangkan

yang bukan aslinya, dan seorang saksi harus menyebutkan sebab ia

mengetahui peristiwa tersebut.8

Tata Cara Pemeriksaan Saksi

Tata cara pemeriksaan saksi diatur dalam pasal 139-152 HIR yaitu:

1. Saksi ditunjuk oleh pihak yang berkepentingan atau oleh hakim karena

jabatannya, yang diperlukan untuk menyelesaikan perkara.

2. Saksi dipanggil untuk menghadap dipersidangan. Panggilan dapat

dilakukan langsung oleh pihak yang berkepentingan. Apabila

dipandang perlu, pihak yang berkepentingan dapat meminta bantuan

kepada hakim agar saksi yang diperlukan itu dipanggilkan oleh juru

sita Pengadilan (pasal 139 HIR).

3. Saksi menghadap ke pengadilan untuk memenuhinya (pasal 144 ayat

(2) HIR).

4. Saksi dipanggil keruang sidang seorang demi seorang (pasal 144 ayat

(1) HIR).

5. Hakim/ketua menanyakan kepada saksi tentang ;

- Namanya,

- Pekerjaannya,

- Umurnya,

8 Roihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta,2002), cet,kesembilan. H. 160.

Page 49: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

39

- Tempat tinggalnya dan,

- Apakah ia berkeluarga sedarah dengan kedua belah pihak atau

salah satu daripadanya, atau karena berkeluarga semenda,

- Apakah ia makan gaji atau jadi pembantu dirumah salah satu pihak

(pasal 144 ayat (2) HIR).

Pertanyaan-pertanyaan kepada saksi tersebut diatas dimaksudkan

untuk mengetahui ;

a. Siapakah identitas saksi yang bersangkutan,

b. Apakah umur telah memenuhi syarat sebagai saksi,

c. Apakah keterangan yang nanti akan diberikan dapat diterima dan

masuk akal, umpamanya;

o Pekerjaan, katanya orang tani, jika keterangan yang

diberikan bersifat teknis dapat diragukan.

o Umur, kalau memberikan keterangan soal/hal-hal yang

lama berselang, apakah cocok dengan umurnya pada waktu

itu.

o Tempat tinggalnya, kalau orang yang berdiam dipelosok

dapat memberikan keterangan tentang mobil, radio yang

begitu teknis dapat diragukan.

d. Apakah keterangan yang akan diberikan data dianggap objektif,

karena adanya hubungan keluarga, hubungan kerja dengan

menerima upah, atau hubungan semenda membuat orang tidak

dapat objektif keterangannya.

Page 50: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

40

e. Apakah ia memenuhi syarat sebagai saksi, apakah termasuk yang

berhak mengundurkan diri sebagai saksi, atau bahkan apakah ia

termasuk yang tidak dapat didengar sebagai saksi yang disumpah.

6. Saksi disumpah menurut agamanya bahwa ia akan menerangkan yang

sebenarnya dan tidak lain pada yang sebenarnya (pasal 147 HIR),

kecuali jika menurut hukum tidak boleh disumpah.

7. Atas pertanyaan hakim, saksi memberikan keterangan sesuai dengan

apa yang ia lihat, dengar dan dialami sendiri.

8. Para pihak dapat mengajukan pertanyaan pada saksi tentang hal-hal

yang mereka anggap penting , melalui hakim.

Para pihak minta kepada hakim agar hal-hal yang dianggap penting

itu ditanyakan kepada saksi. Hakim menimbang apakah hal itu relevan

dengan perkaranya atau tidak. Jika dinilai relevan maka hakim

meneruskan pertanyaan itu kepada saksi, dan jika tidak relevan maka

tidak perlu ditanyakan kepada saksi.

Hakim dapat mengajukan segala pertanyaan kepada saksi dengan

maunya sendiri yang dipertimbangkannya berguna untuk mendapat

kebenaran (pasal 150 HIR). Para pihak berhak mengajukan

keberatan/penilaian atas kesaksian tersebut.

9. Saksi yang telah diperiksa, tetap duduk berada dalam ruang sidang

agar supaya ;

- Ia tidak saling berhubungan dengan saksi-saksi yang lain.

Page 51: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

41

- Apabila sewaktu diperlukan keterangan tambahan atau untuk

dikonfirmasikan dengan saksi yang lain tidak mengalami kesulitan,

10. Keterangan tentang saksi dan segala keterangan saksi serta jalannya

pemeriksaan saksi tersebut dicatat dalam Berita Acara Persidangan

yang dimuat oleh Panitera Sidang (pasal 152 HIR).

Adapun apabila saksi berada diluar daerah hukum pengadilan, maka :9

a. Ia dapat dipanggil untuk menghadiri sidang pengadilan yang

memeriksa perkara itu, tetapi tidak dapat dipaksakan.

b. Jika ia tidak mau hadir, maka hakim dapat meminta bantuan

kepada Pengadilan lain yang diwilayah hukumnya meliputi tempat

tinggal saksi tersebut supaya pengadilan tersebut :

o Memanggil saksi yang bersangkutan untuk menghadap

sidang di pengadilan setempat,

o Membuka sidang untuk memeriksa saksi tersebut sesuai

dengan permintaan hakim yang memeriksa perkara. (hakim

yang memeriksa perkara harus telah, membuat daftar

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada saksi),

o Membuat berita acara persidangan saksi, dan

o Mengirim BAP tersebut kepada hakim yang memberikan

perkara.

c. Berita acara persidangan pemeriksaan tersebut dibacakan dalam

sidang. Permintaan bantuan kepada pengadilan lain untuk

9 Aris Bintana, Hukum Acara Peradilan Agama dalan Kerangka Fiqh Al-Qadha, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada 2012) h. 60.

Page 52: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

42

memeriksa saksi yang diluar daerah tersebut dapat pula dilakukan

langsung tanpa memanggil saksi tersebut lebih dahulu ke

persidangan hakim yang memeriksa perkara.

Adapun apabila terdapat saksi yang beda maka,

o Saksi yang tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan

hukuman pidana sesuai dengan pasal 224 KUHP.

o Jika saksi yang telah dipanggil dengan patut kemudian

tidak datang pada hari yang ditentukan itu maka ia dihukum

oleh pengadilan untuk membayar biaya yang dikeluarkan

dengan sia-sia itu, dan ia akan dipanggil sekali lagi dengan

ongkos sendiri. Jika ia tidak datang karena sesuatu alasan

yang sah, maka pengadilan harus menghapuskan hukuman

itu, setelah saksi memberikan keterangannya )pasal 140,142

HIR)

d. Jika saksi tersebut telah dipanggil untuk kedua kalinya dan juga

tidak menghadap maka ia dapat dihukum lagi membayar biaya

yang dikeluarkan untuk itu dengan sia-sia tersebut (pasal 141 ayat

(1) HIR).

e. Jika saksi yang dipanggil itu enggan dipanggil menghadap sidang

maka pengadilan dapat memerintahkan supaya saksi tersebut

dipaksa menghadap dengan menggunakan alat negara (polisi) ke

persidangan sesuai dengan pasal 141 ayat (2) HIR,

Page 53: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

43

f. Jika saksi telah menghadap dipersidangan tetapi enggan

mengangkat sumpah atau memberikan keterangan atau permintaan

pihak yang berkepentingan, ketua dapat memberikan perintah

supaya saksi itu disandra sampai saksi memenuhi kewajibannya

sesuai dengan pasal 141 HIR.

Mengenai penyanderaan ini, berdasarkan SEMA No.2 tahun 1964,

telah dilarang oleh Mahkamah Agung dan hal itu dapat diterapkan pasal

140 dan 141 HIR di atas, yaitu supaya saksi membayar ganti rugi biaya

yang telah dikeluarkan untuk itu. Atau jika kesaksian yang dapat diberikan

sangat penting bagi menang kalahnya pihak yang bersangkutan, maka

pihak yang bersangkutan dapat menuntut ganti rugi. Namun demikian,

hakim sebagai orang yang arif dan bijaksana tentunya dapat memberikan

nasehat agar saksi yang bersangkutan memenuhi kewajibannya.

Dalam Praktik persidangan pengadilan umumnya saksi yang

dipergunakan untuk memperkuat adanya pembuktian 2 (dua) orang saksi

dalam suatu perkara adalah agar hakim dapat mencocokkan keterangan-

keterangan antara saksi yang satu dengan saksi lainnya ada kesamaan atau

tidak. Kecocokan keterangan-keterangan yang diberikan oleh para saksi

tersebut sesuai dengan yang diketahui dan apakah ada hubungannya

dengan perkara para pihak yang sedang dipersengketakan tersebut.10

10 Sarwono, Hukum Acara Perdata: Teori dan Praktik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), Cet-II, h.255-256.

Page 54: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

44

B. Syarat-Syarat Saksi dalam Kasus Perceraian

Kesaksian merupakan alat bukti wajar karena berasal dari pihak

ketiga yang melihat atau mengetahui sendiri peristiwa terkait, keterangan

saksi umumnya lebih objektif ketimbang keterangan pihak berkepentingan

sendiri.11 Pentingnya keterangan saksi dikarenakan banyaknya

peristiwa/keadaan hukum yang tidak dicatat atau tidak ada bukti

tertulisnya sehingga hanya kesaksian yang masih tersedia. Namun ada

kemungkinan saksi dengan sengaja dipalsukan oleh pihak yang

berperkara, atau karena suatu peristiwa telah lama terjadinya dan utuh,

apalagi tidak setiap pengamatan terhadap kejadian dimaksudkan sebagai

kesaksian sehingga pengamatan dan pengetahuan saksi yang kurang teliti

dan tidak cermat sehingga dapat saja mengaburkan keterangan yang

diberikan.

Persoalan pembuktian dengan saksi di pengadilan harus

membedakan antara saksi dan pembuktian karena fungsi keduanya sangat

berbeda, misalnya sebagai syarat hukum sahnya nikah harus disaksikan

minimal dua orang saksi, tetapi untuk membuktikan sahnya perkawinan

tidak mesti dua orang saksi, pembuktian bisa dengan pengakuan suami-

istri, dengan sumpahnya, dengan akta nikah, dan lain-lain. Status saksi

terkadang untuk memenuhi syarat hukum dan adakalanya sebagai alat

bukti bahkan bisa juga sekaligus sebagai syarat hukum dan syarat

11 Sudikno, Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,1997),cet,1, h. 166

Page 55: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

45

pembuktian. Syarat hukum merupakan syarat materiil sementara syarat

pembuktian merupakan syarat formal.12

Menurut Roihan A. Rasyid, Islam tidak boleh menutup diri dari

kemajuan, demikian pula dalam hal kesaksian wanita dan orang yang

bukan Islam, ia berpendapat apa gunanya Pengadilan Agama bertahan

bahwa saksi harus laki-laki semua dan Islam semua, jika ternyata dengan

menolak saksi perempuan atau kesaksian non-Muslim menyebabkan

hukum materiil Islam menjadi banyak diperkosa, sementara hukum formal

itu mengabdi kepada kepentingan hukum materiil, bukankah orang Islam

dapat menerima hadis-hadis yang diriwayatkan Siti Aisyah, sementara

hadis-hadis itu sendiri merupakan sumber hukum materiil Islam.13

Aturan perundang-undangan hukum positif di Indonesia tidak

mengenal adanya persyaratan mutlak untuk diterimanya seorang menjadi

saksi dari segi jenis kelamin, sifat dan berapa jumlah ideal, perbedaan

agama tidak menjadi halangan untuk menjadi saksi. Prinsip utama dalam

pembuktian adalah terungkapnya kebenaran peristiwa yang menjadi

sengketa sehingga keadilan dan kebenaran dapat ditegakkan, karena

hukum acara Peradilan Agama adalah juga hukum acara yang berlaku di

Pengadilan Umum, maka tidak menutup kemungkinan hadirnya saksi non-

Muslim di Pengadilan Agama.14

12A Raihan Rosyid, , Hukum Acara Peradilan Agama. (Jakarta: PT.Raja GrapindoPersada,2000).

13 ibid, h.16314 Abdul Manan. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama.

(Jakarta: yayasan Al-Hikmah, 2000).

Page 56: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

46

a. Seorang saksi harus dapat bersikap objektif, karena objektifitas

merupakan syarat yang harus diberikan oleh seorang saksi dalam

persidangan.

Objektifitas kesaksian yang diberikan oleh seorang saksi yaitu :

1) Kesaksiannya dengan keadilan yang relevan.

2) Mampu bertanggung jawab, yakni sudah dewasa sudah berumur 15

tahun keatas, atau sudah pernah kawin dan tidak pernah sakit

ingatan.

b. Syarat formal, merupakan syarat yang secara formal harus dipenuhi

dan dilakukan oleh seorang saksi yaitu:

1) Harus datang disidang pengadilan

2) Harus menerangkan dibawah sumpah

3) Tidak unus testi nulus testis; artinya satu saksi bukan saksi. Saksi

yang hanya seorang diri belum dapat dijadikan dasar pembuktian,

melainkan hanya bernilai sebagai bukti permulaan. Oleh sebab itu

harus disempurnakan dengan alat bukti yang lain, seperti sumpah

atau lainnya.

c. Syarat objektif/material, merupakan syarat mengenai materi yang

harus diterangkan oleh seorang saksi yaitu:

1) Menerangkan tentang apa yang dilihat, yang didengar dan dialami

oleh seorang saksi

Page 57: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

47

2) Dasar-dasar atau alasan seorang saksi mengapa ia dapat melihat,

mendengar dan mengalami apa yang diterangkan.

Supaya saksi-saksi yang diajukan oleh para pihak dapat didengar sebagai

alat bukti maka harus memenuhi syarat-syarat formil dan materiil. Syarat

formil saksi adalah:

a. Memberi keterangan di depan persidangan, pasal 145 ayat (1) HIR

b. Bukan orang-orang yang dilarang untuk didengar sebagai saksi bagi

kelompok yang berhak mengundurkan diri sebagai saksi menyatakan

kesediaannya untuk diperiksa sebagai saksi.

c. Mengangkat sumpah menurut agama yang dianutnya (pasal 147 HIR)

d. Cakap menjadi saksi

e. Diperiksa satu persatu

f. Berumur 15 tahun keatas

g. Sehat akalnya

h. Memberikan keterangan secara lisan, sesuai dengan pasal 144 ayat (1)

HIR

i. Berjumlah sekurang-kurangnya 2 orang untuk kesaksian suatu

peristiwa, atau dikuatkan dengan alat bukti lain, sebagaimana pasal

169 HIR.15

Adapun orang-orang yang dapat mengundurkan diri dari kewajiban

menjadi saksi adalah:

15 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h. 165-166.

Page 58: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

48

a. Saudara laki-laki dan saudara perempuan, ipar perempuan dari salah

satu pihak.

b. Keluarga sedarah menurut keturunan yang lurus dan saudara laki-laki

dan saudara perempuan dari suami atau istri dari salah satu pihak.

c. Semua orang yang karena kedudukannya, pekerjaan atau jabatannya

yang sah, diwajibkan menyimpan rahasia, tetapi semata-mata hanya

mengenai hal demikian yang dipercayakan padanya, pasal 146 ayat (1)

HIR.

Sumpah Saksi

Apabila orang tidak minta dibebaskan dari memberikan kesaksian

atau jika permintaan untuk dibebaskan tidak beralasan, maka sebelum

saksi itu memberi keterangan lebih dahulu haruslah ia disumpah menurut

agamanya, hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 175 RBg/147 HIR.

Sebagai pengganti sumpah seorang saksi dapat mengucapkan janji

apabila agama dan kepercayaan melarang mengangkat sumpah.

Keterangan saksi tanpa mengangkat sumpah sebelumnya, bukanlah

merupakan alat bukti yang sah.

Bagi saksi yang beragama Islam rumusan atau lafal sumpah itu

berbunyi sebagai berikut: “Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya akan

menerangkan yang benar dan tidak lain dari pada yang sebenarnya”.

Bagi saksi yang beragama Kristen, dengan berdiri sambil mengangkat

tangan kanannya setinggi telinga serta merentangkan jari telunjuk dan jari

Page 59: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

49

tengahnya, sesuai pasal 1 S.1920 No.69, mengucapkan sumpah sebagai

berikut;

“saya bersumpah bahwa saya akan menerangkan yang benar dan tidak lain

dari pada yang sebenarnya”.

Bagi saksi ahli rumusan sumpahnya berbunyi sebagai berikut:

saya bersumpah bahwa saya akan memberikan pendapat tentang soal-soal

yang dikemukakan menurut pengetahuan saya sebaik-baiknya”.16

Adapun kesaksian non-Muslim di Pengadilan Agama, dilihat dari

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku adalah merupakan bukti

yang sah dan dapat diterima oleh hakim dilingkungan Peradilan Agama.

Hanya saja, yang harus dipenuhi oleh hakim Pengadilan Agama adalah

syarat ketelitian dan seksama menilai segala hal-hal dan keadaan saksi-

saksi non-Muslim maupun keterangan yang diberikannya apakah dapat

dipercaya atau tidak guna mendukung fakta yang diajukan para pihak yang

bersengketa, sebagaimana juga harus dilakukan terhadap saksi-saksi yang

beragama Islam.

C. Fungsi Saksi dan Kekuatan Hukum Alat Bukti Saksi dalam Kasus

Perceraian

Apabila saksi telah memenuhi syarat formil dan materiil, maka ia

mempunyai nilai pembuktian bebas. Hakim bebas untuk menilai kesaksian

16 M.Taufik Makaro, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata. (Jakarta; PT Rineka Cipta,2004).h.107

Page 60: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

50

itu sesuai dengan nuraninya. Hakim tidak terikat dengan keterangan saksi.

Hakim dapat menyingkirkannya asal dipertimbangan dengan cukup

berdasarkan argumentasi yang kuat.

Jika kesaksian itu berasing-asing dan tersendiri dari beberapa

orang, tentang beberapa kejadian dapat menguatkan satu perkara yang

tertentu oleh karena kesaksian itu bersesuaian dan berhubung-hubungan,

maka diserahkanlah pada pertimbangan hakim buat menghargai kesaksian

yang berasing-asing itu sedemikian kuat, sehingga menurut keadaan (pasal

170 HIR).

Dalam hal menimbang harga kesaksian hakim harus menumpahkan

perhatian sepenuhnya tentang permufakatan dari saksi-saksi, contohnya

kesaksian-kesaksian yang diketahui dari tempat lain tentang perkara yang

diperselisihkan, tentang sebab-sebab yang mungkin ada pada saksi itu

untuk menerangkan dengan cara begini atau begitu, tentang perlakuan atau

adat dan kedudukan saksi, dan pada umumnya segala hal yang dapat

menyebabkan saksi itu dapat dipercaya atau tidak (pasal 172 HIR). Unus

testis nulus testis (Pasal 169 HIR/306 RBg). Artinya satu saksi bukan

saksi. Saksi yang hanya seorang diri belum dapat dijadikan dasar

pembuktian, melainkan hanya bernilai sebagai bukti permulaan. Oleh

sebab itu harus disempurnakan dengan alat bukti lain, seperti sumpah atau

lainnya.

Page 61: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

51

Hakim dilarang menetapkan suatu peristiwa sebagai bukti hanya

berdasarkan keterangan seorang saksi yang berdiri sendiri tanpa didukung

alat bukti lain.

Begitu pula ada istilah testimonium de auditu (pasal 171 HIR),

yang berarti kesaksian yang diperoleh secara tidak langsung dengan

melihat, mendengar dan mengalami sendiri melainkan melalui orang lain.

Dalam bahasa fiqh disebut Istifadhoh. Pada dasarnya tidak ada larangan

mendengarkan kesaksian mereka.

Nilai pembuktiannya tidak perlu dipertimbangkan. Menurut

Wirjono, dapat dipergunakan untuk menyusun bukti persangkaan. Begitu

pula keluarga, sedarah atau semenda, buruh/karyawan dan pembantu

rumah tangga dapat didengar sebagai saksi dibawah sumpah dalam

perkara tentang perselisihan keadaan menurut hukum perdata lain, dan

tentang perjanjian pekerjaan, serta tentang perkara perceraian, karena

alasan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus (pasal 145 ayat

(2) HIR, pasal 76 ayat (1) UU No. 7 tahun 1989 dan pasal 22 PP

No.9/1975).

Alat bukti saksi dalam praktik hukum acara perdata di persidangan

pengadilan sangatlah penting karena berfungsi untuk menguatkan tentang

kejadian atau peristiwa terhadap adanya perbuatan hukum yang dilakukan

oleh para pihak yang sedang berperkara, khususnya kejadian atau

peristiwa perbuatan hukum para pihak yang pembuatannya dilakukan

dibawah tangan, keberadaan saksi sangatlah penting karena apabila ada

Page 62: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

52

salah satu pihak yang mengingkari dapat dijadikan alat bukti yang sah.

Dengan adanya saksi tersebut apabila dikemudian hari timbul suatu

permasalahan, maka saksi yang melihat, mendengar, dan mengalami

langsung peristiwa hukumnya dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah

untuk memperkuat adanya kejadian atau peristiwa hukumnya.17

Pada dasarnya fungsi saksi baru diperlukan apabila bukti dengan

surat atau tulisan tidak ada atau kurang lengkap untuk mendukung atau

menguatkan kebenaran dalil-dalil yang menjadi dasar pendiriannya para

pihak. Saksi-saksi ada yang secara kebetulan melihat atau mengalami

sendiri peristiwa atau kejadian yang harus dibuktikan kebenarannya

dimuka sidang pengadilan, ada juga saksi-saksi itu sengaja diminta untuk

datang menyaksikan suatu peristiwa atau perbuatan hukum yang sedang

dilangsungkan.

Tujuan utama dalam pembuktian saksi adalah menjelaskan

terungkapnya kebenaran peristiwa dan keadaan yang dikemukakan pihak-

pihak yang bersengketa, sehingga putusan yang dihasilkan oleh majelis

hakim benar-benar mencerminkan keadilan, baik bagi pihak yang

dimenangkan maupun pihak yang kalah, sehingga keadilan dan kebenaran

dapat ditegakkan.

17 Sarwono,Hukum Acara Perdata: Teori dan Praktik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011).h.255.

Page 63: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

53

D. Kedudukan Saksi Perempuan dalam Kasus Perceraian

Kesaksian yang telah memenuhi syarat formal dan materiil

mempunyai nilai pembuktian bebas, nilai kebenaran kesaksian sifatnya

tidak sempurna dan tidak mengikat baik kepada pihak-pihak maupun

terhadap hakim, hakim bebas menilai kebenaran keterangan saksi sesuai

dengan nuraninya, bahkan hakim dapat mengesampingkan keterangan

saksi asal dipertimbangkan dengan cukup dan berdasarkan argumentasi

yang kuat.

Jika kesaksian berasing-asing tentang beberapa kejadian yang

saling bersesuaian dan berhubungan, maka diserahkan kepada hakim

dalam menghargai nilai kesaksian yang sedemikian kuat menurut keadaan.

Dalam pemeriksaan saksi-saksi, hakim tidak boleh menerima suatu hal

sebagai kenyataan yang di kemukakan oleh saksi selama ia belum yakin

benar tentang kebenaran yang disampaikan oleh saksi tersebut, suatu hal

meskipun disaksikan oleh sekian banyak saksi, tetapi perkara yang

diperiksa itu belum dianggap jika hakim belum yakin terhadap kebenaran

saksi atas segala yang disampaikannya.18

Agar dapat terlaksana dengan baik, hakim harus memerhatikan

dengan seksama cara hidup saksi-saksi yang diajukannya, adat istiadat dan

martabat kehidupan dalam masyarakat apakah tercela atau punya

kebiasaan jelek sehingga tidak dapat dipercaya atau memiliki reputasi baik

sehingga dapat dipercaya.

18 Aris Bintana, Hukum Acara Peradilan Agama dalan Kerangka Fiqh Al-Qadha, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada 2012).

Page 64: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

54

Hakim harus memerhatikan dengan cermat segala sesuatu yang

memengaruhi sikap saksi dan apa yang mendorong saksi itu menerangkan

segala sesuatu dalam persidangan.

Hukum positif yang berlaku di Indonesia, termasuk di lingkungan

Peradilan Agama, tidak mengenal adanya pembedaan dan pemilahan

saksi-saksi untuk diterima atau ditolak kesaksiannya dari segi keyakinan

agama, suku bangsa, organisasi politik & masyarakat atau pun dari segi

jenis kelamin, tingkat pendidikan.

Masalah kesaksian dalam hukum positif di Indonesia tidak begitu

diatur. Dalam undang-undang Hukum Perdata (KHUPerdata), yang diatur

hanya sebatas mengenai teknis, hak-hak, siapa saja yang boleh menjadi

saksi dan kewajiban menjadi saksi, tidak diatur spesifik mengenai

bagaimana hukum kesaksian bagi seorang perempuan. Hal ini

mengidentifikasi bahwa dalam sistem hukum positif di Indonesia,

kedudukan saksi laki-laki maupun saksi perempuan sama dan tidak ada

perbedaan antara keduanya.

Kedudukan perempuan dalam hukum positif di Indonesia sama

dengan kedudukan laki-laki, mereka boleh melakukan apa dilakukan oleh

laki-laki. Hal ini mengindifikasikan tidak ada perbedaan antara saksi laki-

laki dan saksi perempuan.

Page 65: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

55

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN TENTANG KEDUDUKAN SAKSI

PEREMPUAN MENURUT EMPAT MADZHAB DAN HUKUM POSITIF

A. Persamaan Pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Tentang

kedudukan Saksi Perempuan

Persamaan kedudukan saksi perempuan menurut pendapat Para

Ulama dan Hukum Positif ada dua, yang pertama, memiliki fungsi

kesaksian yang sama yaitu: “Saksi merupakan alat bukti yang sangat

penting. Memberikan keterangan secara lisan di muka sidang atas apa

yang dilihat, didengar dan diketahui secara langsung oleh saksi tersebut

tentang duduk perkara yang disengketakan”. Karena sesungguhnya fungsi

kesaksian itu sendiri tidak ditentukan oleh jenis kelamin, melainkan

keterlibatan yang bersangkutan dengan peristiwa tersebut.

Persamaan yang kedua memiliki syarat-syarat yang sama yaitu:

1. Berakal sehat tidak gila : karena mereka tidak terpercaya

kesaksiannya jika tidak sehat akalnya, dan jika mabuk.

2. Adil : saksi harus adil dalam memberikan keterangan di dalam

sidang, tidak boleh menyembunyikan, dan memberikan hak-hak

para pihak.

3. Dapat melihat : karena saksi harus mengetahui apa yang dilihat

peristiwa yang sedang terjadi. Meskipun setelah melihat kejadian

saksi tersebut buta, maka kesaksiannya tetap diterima.

Page 66: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

56

4. Dapat berbicara : karena keterangan saksi secara lisan dimuka

sidang.

5. Berumur 15 tahun keatas : mampu bertanggung jawab, karena anak

kecil yang belum baligh tidak dapat memberikan kesaksian sesuai

yang diperlukan.

6. Cakap hukum

B. Perbedaan Pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Tentang

Kedudukan Saksi Perempuan.

Dalam kitab-kitab fiqh, hampir semua ulama sepakat bahwa

perempuan ditempatkan secara instrumental dari pada subtansi.

Ketidakhadiran suara perempuan dalam budaya di mana fiqih dirumuskan

diartikan dengan ketiadaan subtansi perempuan dalam Islam.1 Sekilas kita

bisa melihat betapa ketika kemunculan fiqh dalam peradaban Arab sangat

kental dengan budaya patriarkhi, yang melahirkan fiqh yang tidak adil dan

bias gender. Perempuan dinilai separoh dari laki-laki (aqiqah, waris,

kesaksian), mendapat lebel negatif dibatasi dan diproteksi dan masih

banyak diskriminasi lain terhadap hak-hak perempuan. Semua itu tentu

sangat tidak relevan dengan perkembangan realitas sosial budaya yang

semakin egaliter.

Akibat “kejumudan” fiqh akan berimplikasi pada eksitensinya di

kalangan umat Islam, sebagai konsekuensi atas hilangnya relevansi dengan

1 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’an membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (jakarta:Ciputat Press, 2002), Cet, ke-2, h.214

Page 67: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

57

realitas perkembangan dan perubahan sosial. Padahal sesungguhnya fiqh

lahir dalam rangka untuk menafsirkan agama dalam perspektif

perkembangan sosial, sehingga agama akan tetap relevan dengan

perkembangan dan persoalan umat.

Ketika Islam datang, harkat perempuan mulai terperhatikan

sehingga perempuan pada masa Rasullah bisa menjadi saksi walaupun

perbandingannya antara laki-laki dan perempuan masih 2 banding 1,

artinya dalam persaksian seorang laki-laki bobotnya sama dengan dua

orang perempuan berdasarkan pada QS. Al-Baqarah: 282, namun hal ini

sudah merupakan kemajuan yang sangat besar yang dilakukan Islam.

Merujuk pada maksud QS. Al-Baqarah: 282, dan persaksikanlah

dari dua orang saksi; bila tidak ada ada dua orang saksi, maka seorang

lelaki dan dua orang perempuan. Yang demikian ini adalah dalam urusan

harta benda.

Agama Islam menganggap kesaksian perempuan separoh dari laki-

laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Kaum laki-laki menganggap ingatan perempuan lebih sering lupa

dibandingkan dengan laki-laki, oleh sebab itu kesaksian dua orang

perempuan sama dengan satu orang laki-laki.

2. Saat perempuan melihat suatu kejadian, dia lebih sering menutup

matanya karena alasan takut.

Page 68: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

58

3. Perempuan lebih cenderung malu untuk mengatakan sesuatu

dibandingkan laki-laki.2

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, Nabi bersabda :

لیس أ: (للنسا النبي صل هللا علیھ وسلم قالأبي سعید الخضري أنعن

). فدلك من نقصان عقلھا: ( قال , بلى: قلنا )شھادة المرأة مثل نصف شھادة الرجل

3).رواه البخاري(

Artinya: Dari Abi Said Al-Khudhri ra. Bahwa Nabi SAW bersabda kepadapara wanita,..“Bukankah kesaksian seorang wanita itu setengah darikesaksian seorang laki-laki?” Para sahabat wanita menjawab : “ya”“yang demikian itu karena (wanita) kekurangan akalnya.” (HR.Bukhari).

Perempuan adalah makhluk yang lemah, perasa dan memiliki

naluri lalai yang selalu takut untuk mendekati hal-hal yang berbau

kekerasan. Mereka menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan

pertengkaran antara mereka dengan kaum laki-laki yang hanya akan

menorehkan hal-hal negatif.

Jumlah saksi : dua saksi laki-laki dewasa atau satu laki-laki dan

dua orang perempuan mengenai hak-hak perdata terhadap harta ataupun

bukan seperti: perkawinan, perceraian, iddah, hiwalah, wakaf, perdamaian,

wikalah wasiat, hibah, perjanjian, ibra’,wiladah dan nasab.

2 Lia Aliyah al-Himmah, Kesaksian Perempuan: Benarkah separoh laki-laki?, (Jakarta :Rahima, 2008).

3 Shahih Bukhari, Kitab Shahih Bukhari Juz 2 Syahadatin Nisa,( Beirut-Lebanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 1998) h.195-196.

Page 69: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

59

Menurut ulama Hanafiyah ganti satu saksi laki-laki dengan dua

orang perempuan karena lebih pelupa “jika yang satunya lupa yang lain

mengingatkan”(QS Al-Baqarah [2]:282).

Tetapi menurut ulama Syafi’iyah, Malikiyah, dan Hanabilah saksi

perempuan bersama laki-laki tidak diterima kecuali yang ada kaitannya

dengan harta seperti; jual beli, sewa, hibah, wasiat, gadai dan kafalah.

Karena pada dasarnya tidak boleh menerima kesaksian perempuan karena

kelemahlembutannya akan mengalahkan dirinya dan sedikitnya kuasa

pada perempuan. Adapun dalam persoalan selain harta seperti; nikah,

rujuk, talak, hiwalah, pembunuhan sengaja, hudud selain zina, tidak boleh

diputuskan selain dua orang saksi laki-laki dewasa.

Kebenaran yang diambil untuk seseorang dari yang lain tidak boleh

kurang kesempurnaannya, yaitu tidak boleh diterima jika kurang dari dua,

sesuai perintah Allah sebagaimana persaksian dalam talak, rujuk, dan jual

beli. Saksi perempuan tidak boleh kecuali bersama laki-laki dan harus dua

orang atau lebih. Apabila jumlah saksi sempurna sesuai perintah Allah,

yaitu empat orang laki-laki dalam kasus zina.

Perbedaan Kedudukan saksi Perempuan dalam Hukum Positif

Masalah kesaksian dalam hukum positif di Indonesia tidak begitu

diatur, dalam kitab-kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KHUPerdata),

yang diatur hanya sebatas mengenai teknis, hak-hak, siapa saja yang boleh

menjadi saksi dan kewajiban menjadi saksi, tidak diatur secara spesifik

Page 70: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

60

mengenai bagaimana hukum kesaksian bagi seorang perempuan, hal ini

mengindikasikan bahwa dalam sistem hukum positif di Indonesia,

kedudukan saksi laki-laki maupun saksi perempuan sama dan tidak ada

perbedaan di antara keduanya.

Kedudukan perempuan dalam hukum positif di Indonesia sama

dengan laki-laki, mereka boleh melakukan apa saja yang dilakukan oleh

laki-laki, dengan alih-alih kesetaraan gender dan hak asasi, kebebasan

perempuan tidak boleh dibatasi oleh siapapun.

Masalah kesaksian bisa di lihat dalam kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, pada umumnya dijelaskan, semua orang yang cakap

menjadi saksi, diharuskan memberikan kesaksian dimuka hakim atau

dapat meminta untuk dibebaskan dari kewajibannya memberikan

kesaksian. Hal ini sesuai dengan KHUPerdata, yang berbunyi: “Semua

orang yang cakap untuk menjadi saksi, diharuskan memberikan kesaksian

di muka hakim.

Adapun praktek Hukum Acara Perdata saat ini, khususnya di

lingkungan peradilan agama, kesaksian seorang perempuan diakui

memiliki nilai pembuktian yang sama dengan kesaksian seorang laki-laki.

Dalam kasus-kasus yang ditangani oleh pengadilan agama, khususnya

dalam masalah perceraian, saksi-saksi perempuan yang dihadirkan dalam

tahap persidangan pembuktian diakui sama kedudukannya dengan saksi

laki-laki. Ini merupakan sebuah fakta yang menunjukkan bahwa kesaksian

Page 71: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

61

kaum perempuan sudah mendapatkan pengakuan sama dengan kesaksian

kaum laki-laki.

Hal ini mengindikasikan tidak ada perbedaan antara saksi laki-laki

dan perempuan. Hukum acara perdata yang berlaku di lingkungan

peradilan agama terkait dengan alat bukti saksi bersumber dari HIR, pasal

139-152 dan KHUPerdata, pasal 1902-1912. Berkaitan dengan sumber

hukum tidak ditemukan ketentuan yang mengatur tentang nilai pembuktian

saksi berdasarkan jenis kelamin, dalam pengertian bahwa baik saksi laki-

laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sama.

Kebanyakan pakar hukum berpendapat bahwa dalam persidangan

pengadilan agama dalam masalah perceraian kesaksian perempuan tidak

dipermasalahkan. selama saksi memenuhi syarat-syarat. Dan dalam hukum

formil dan materiil tidak mengatur ditentukannya harus laki-laki ataupun

perempuan artinya tidak ada pengecualian antara keduanya.

Berdasarkan yang mereka pahami, memang benar saksi yang

terdapat dalam nash al-Quran surah Al-Baqarah ayat 282 bahwa jika tidak

ada 2 orang laki-laki maka boleh 2 orang perempuan dengan 1 laki-laki.

Namun itu tidak berlakukan di Pengadilan Agama saat ini. Berdasarkan

pemahaman mereka bahwa awal turunnya ayat ini pada zaman di mana

perempuan itu tidak pernah berpengalaman dengan hal-hal politik, berbeda

dengan perempuan yang ada pada saat ini dengan berkembangnya zaman

yang semakin modern dan teknologi yang canggih banyak perempuan

yang berhubungan dengan hal-hal politik bahkan perempuan bisa menjadi

Page 72: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

62

pemimpin. Di Pengadilan Agama kedudukan saksi seperti yang diatur oleh

hukum acara yang berlaku. Dimana pembuktian bisa terima selama saksi

mengetahui peristiwa yang akan dibuktikan, sebagaimana ketentuan dalam

hukum acara yang berlaku. Jadi berapa pun yang akan menjadi saksi jika

dia tidak mengetahui peristiwa atau dalil-dalil yang digugatkan maka itu

tidak berlaku di Pengadilan terhadap sengketa apapun. Jika, terdapat 1

saksi perempuan dan 1 laki-laki dan bisa mengetahui peristiwa itu

membuktikan dalil gugatannya maka diperbolehkan menjadi saksi selama

mamenuhi syarat formil dan materiil. Seperti: dewasa, berakal, adil, cakap,

menjadi saksi serta melihat, mendengar dan mengetahui peristiwa.

Sedangkan batas minimal saksi di Pengadilan sebagaimana yang

terdapat dalam hukum acara yaitu; 2 orang saksi sedang memenuhi syarat

formil dan materiil itulah yang dianggap saksi, memang jika lebih banyak

saksi itu lebih bagus, namun jika banyaknya saksi tidak memenuhi syarat

formil dan materiil maka tidak diperlukan menjadi saksi.

C. Analisis Penulis

Dari penjelasan diatas penulis lebih cenderung setuju dengan

pendapat undang-undang, karena kedudukan kesaksian dalam undang-

undang tidak membedakan antara saksi laki-laki maupun perempuan.

Meskipun pada dasarnya undang-undang mengikuti madzhab Imam

Syafi’i tetapi pendapat imam Syafi’i yang tidak memperbolehkan saksi

perempuan tidak bisa diterapkan pada zaman sekarang. Karena

sesungguhnya hukum itu berlaku sesuai dengan perkembangan zaman.

Page 73: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

63

Tapi meskipun penulis lebih setuju dengan pendapat undang-undang,

penulis juga tidak menolak sepenuhnya pendapat imam syafi’i, karena

pada dasarnya memang benar pendapat imam Syafi’i bahwa perempuan

itu lebih mengutamakan perasaan dan emosional. Tapi perempuan yang

dimaksud oleh imam Syafi’i adalah perempuan pada zaman dahulu,

sedangkan perempuan pada zaman sekarang sudah banyak yang

berpendidikan bahkan tidak sedikit yang pendidikannya lebih tinggi dari

laki- laki. Jadi pendapat imam Syafi’i tersebut tidak bisa diterapkan lagi

pada zaman yang sudah modern seperti sekarang.

Selain itu kenapa penulis lebih setuju dengan undang-undang

karena pada dasarnya kesaksian seorang saksi itu tidak dipengaruhi oleh

jenis kelamin, tetapi yang lebih penting saksi tersebut memang benar-

benar memenuhi syarat- syarat materil dan formil sebagai saksi, yaitu:

a. Memberi keterangan di depan persidangan, pasal 145 ayat (1) HIR

b. Bukan orang-orang yang dilarang untuk didengar sebagai saksi bagi

kelompok yang berhak mengundurkan diri sebagai saksi menyatakan

kesediannya untuk diperiksa sebagai saksi.

c. Mengangkat sumpah menurut agama yang dianutnya (pasal 147 HIR)

d. Cakap menjadi saksi

e. Diperiksa satu persatu

f. Berumur 15 tahun keatas

g. Sehat akalnya

Page 74: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

64

h. Memberikan keterangan secara lisan, sesuai dengan pasal 144 ayat (1)

HIR

i. Berjumlah sekurang-kurangnya 2 orang untuk kesaksian suatu peristiwa,

atau dikuatkan dengan alat bukti lain, sebagaimana pasal 169 HIR.

Jadi pada intinya jika syarat formil dan materil diatas sudah

terpenuhi maka kesaksian orang tersebut dapat diterima, baik dia laki- laki

maupun perempuan. Dan yang lebih pentingnya saksi tersebut memang

melihat, mendengar dan mengetahui secara langsung kejadian atau duduk

perkaranya.

Page 75: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

65

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kedudukan saksi perempuan dalam kasus perceraian menurut Empat

Madzhab yaitu Syafi’iyah, Imam Malikiyah, dan Imam Hanabilah.

mensyaratkan saksi harus laki-laki. Kesaksian perempuan tidak bisa

diterima walaupun di dampingi laki-laki. Kesaksian satu orang laki-

laki dan dua orang perempuan tidak sah sebagaimana hadis riwayat

Abdul Razaq dan Zuhri yang menjelaskan bahwa Nabi SAW

menyatakan perempuan tidak sah menjadi saksi dalam urusan pidana,

nikah dan thalaq. Sedangkan menurut Hanafiyah bahwa dua orang

saksi boleh dari perempuan yakni dua orang perempuan dan satu laki-

laki.

Adapun kedudukan saksi perempuan menurut Hukum Positif adalah

kedudukan perempuan dalam hukum positif di Indonesia sama dengan

kedudukan laki-laki, mereka boleh melakukan apa yang dilakukan oleh

laki-laki, dengan argumentasi kesetaraan gender dan hak asasi

manusia. Hal ini mengindikasikan tidak ada perbedaan antara saksi

laki-laki dan saksi perempuan.

2. Persamaan pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Di Indonesia

Tentang Kedudukan Saksi Perempuan yaitu Persamaan kedudukan

saksi perempuan menurut pendapat Para Ulama dan Hukum Positif ada

dua, yang pertama, memiliki fungsi kesaksian yang sama yaitu: “Saksi

Page 76: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

66

merupakan alat bukti yang sangat penting. Memberikan keterangan

secara lisan di muka sidang atas apa yang dilihat, didengar dan

diketahui secara langsung oleh saksi tersebut tentang duduk perkara

yang disengketakan”. Karena sesungguhnya fungsi kesaksian itu

sendiri tidak ditentukan oleh jenis kelamin, melainkan keterlibatan

yang bersangkutan dengan peristiwa tersebut.

Persamaan yang kedua memiliki syarat-syarat yang sama yaitu:

Berakal sehat tidak gila, Adil, Dapat melihat, Dapat berbicara,

Berumur 15 tahun keatas, Cakap hukum.

3. Perbedaan Pendapat Empat Madzhab dan Hukum Positif Tentang

Kedudukan Saksi Perempuan. Agama Islam menganggap kesaksian

perempuan separoh dari laki-laki. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya:

- Kaum laki-laki menganggap ingatan perempuan lebih sering lupa

dibandingkan dengan laki-laki, oleh sebab itu kesaksian dua orang

perempuan sama dengan satu orang laki-laki.

- Saat perempuan melihat suatu kejadian, dia lebih sering menutup

matanya karena alasan takut.

- Perempuan lebih cenderung malu untuk mengatakan sesuatu

dibandingkan laki-laki.

Adapun kedudukan saksi perempuan dalam hukum positif di Indonesia

sama dengan laki-laki.

Page 77: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

67

B. Saran-saran

1. Disarankan adanya penelitian lanjutan terkait dengan kekuatan saksi

perempuan dalam menyelesaikan suatu perkara di pengadilan agama.

2. Disarankan kepada hakim untuk lebih tegas dan lebih teliti dalam

memeriksa kesaksian dari para saksi baik laki-laki maupun perempuan.

Page 78: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khalik, Fiqh an-Nisai fi Dhou’i al-‘Arba’ah, (Damaskus: Daar al-Kitab al-arba’ah, (Damaskus: Daar al-Kitab al-‘Arabi, 1414H.

Al-jaziri, Abdurrahman, Hukum Acara Perdata. Jakarta: Universitas TriSakti,2001.

Ali Engineer,Asgar. Jenis Kelamin Tuhan: Lintas Batas Tafsir Agama.Yogyakarta: Lkis,2002.

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika,2009.

Aliyah,Lia al-Himmah, Kesaksian Perempuan: Benarkah separohLaki-laki?. Jakarta: Rahima, 2008.

Anshoruddin, Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara dan HukumPositif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004.

Arto,Mukti. Praktek Perkara Perdata Pada Penagdilan Agama.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005.

Aris Bintana, Hukum Acara Peradilan Agama dalan Kerangka Fiqh Al-Qadha. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2012.

Dasuki,Hafidz. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru VanHoeve,1999.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Faruq,Assadulloh. Hukukm Acara Peradilan Islam. Jakarta : PT. BukuKita, 2009.

Page 79: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

69

Hasyim,Utsman. Teori Pembuktian Menurut Fiqh Jinayah Islam.Yogyakarta: Andi Offset, 1984.

Het Herziene Indlandsche Reglement/Reglement Indonesia yang dibaharui(HIR/RIB).

Hosein,Ibrahim. Fiqh Perbandingan:dalam Masalah Nikah, Talaq, Rujuk,dan Hukum Kewarisan. Jakarta: Balai Pustaka Islam Yayasan IhyaUlumuddin, 1971.

Indra,Hasbi dkk. , Potret Wanita Sholeha. Jakarta: Peanamadani, 2004.

KUH Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. PustakaMahardika.

Makaro,Taufik,M. Pokok-pokok Hukum Acara Perdata. Jakarta; PTRineka Cipta, 2004.

Manan,Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan PeradilanAgama. Jakarta: yayasan Al-Hikmah, 2000.

Mertokusumo,Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, cet-1,Yogyakarta: Liberty,2002.

Muhammad bin Idris al-Syafi’i. Al-umm, j-3, Beirut-Libanon: Dar al-Ma’rifah.

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqh Lima Madzhab (Ja’fari, Maliki,Hanafi, syafi’i, Hanbali), terj. Masykur AB dkk, Jakarta:Lentera,2002.

Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya 2004.

Natsir,M. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Djambatan, 2003.

Page 80: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

70

Rambe,Ropaun, dan A.Mukri Agafi, Implementasi Hukum Islam. Jakarta:PT. Perca, 2001.

Rosyid, Raihan, Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT.RajaGrapindo Persada,2000.

Rusd Ibn, Bidayah al-Mujtahid. Beirut: Daar Ahya al-Kitab al-‘Arabiyah.

Sabiq,Sayyid, Fiqh Sunnah, Dar Fath Lili’lami al-Arabiy, cet-1. Jakarta:Cakrawala Publishing,2009.

Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur’am membangun Tradisi KesalehanHakiki. Jakarta: Ciputat Press, 2002

Santoso,Anando. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika,1995.

Sarwono, Hukum Acara Perdata: Teori dan Praktik. Jakarta: SinarGrafika, 2011.

Sayid Abu Bakr al-Dimyati, I’anatu al-Thalibin, Beirut-Libanon: Ihya’ al-Turas al-‘Araby,

Subekti, Hukum Acara Perdata, Bandung: Binacipta, 1989.

Supramono, Gatot, Hukum Pembuktian di Peradilan Agama. UjungPnadang: Alumni 1993.

Syukri.Juani,A. Keyakinan Hakim dalam Pembuktian Perkara PerdataMenurut Hukum Acara Positif dan Hukum Acara Islam. Jakarta:PT. Magenta Bhakti Guna, 1986.

Tirmidzi, terjemahan hadits. Bairut: Libanon, 2004.

Page 81: KEDUDUKAN SAKSI PEREMPUAN DALAM KASUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30018/1/NUR... · doa tanpa mengenal ... Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

71

Umar,Abdur rahman. Kedudukan Saksi dalam Peradilan Menurut HukumIslam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Siti Sajaroh,Wiwi. Gender Dalam Islam. Jakarta: PSW UIN-Jakarta-McGill Project,2003.

Zuhaili,Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adillatu. Suariah: Dar al-Fikr:Damsyiq-Suriah, 2002.