Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

56
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER DUKUNGAN POM DALAM OPERASI TNI BAB-I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Polisi Militer adalah merupakan salah satu fungsi teknis militer di lingkungan TNI AD, yang memiliki peranan dan kemampuan pendukung dalam satuan TNI. b. Dukungan Polisi Militer kepada satuan-satuan TNI dapat berbentuk : 1) Dukungan kewilayahan yaitu dukungan Kepolisian Militer yang dilaksanakan oleh satuan Polisi Militer di wilayah. 2) Dukungan satuan yaitu dukungan Kepolisian Militer yang dilaksanakan oleh satuan-satuan Polisi Militer yang organik atau bawah Perintah. c. Penegakkan Hukum Disiplin dan Pemeliharaan Tata tertib bagi dan untuk prajurit TNI AD dan kesatuan mutlak harus dilaksanakan baik pada masa damai maupun pada perang dan selain perang. d. Peranan Polisi Militer di daerah pertempuran akan di tentukan oleh macam dan bentuk operasi yang Lampiran III Skep Danpusdikpom Nomor Skep / / XII / 2005 KONFIDENSIAL

Transcript of Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

Page 1: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARATPUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER

DUKUNGAN POM DALAM OPERASI TNI

BAB-I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Polisi Militer adalah merupakan salah satu fungsi teknis militer di

lingkungan TNI AD, yang memiliki peranan dan kemampuan pendukung

dalam satuan TNI.

b. Dukungan Polisi Militer kepada satuan-satuan TNI dapat berbentuk :

1) Dukungan kewilayahan yaitu dukungan Kepolisian Militer yang

dilaksanakan oleh satuan Polisi Militer di wilayah.

2) Dukungan satuan yaitu dukungan Kepolisian Militer yang

dilaksanakan oleh satuan-satuan Polisi Militer yang organik atau

bawah Perintah.

c. Penegakkan Hukum Disiplin dan Pemeliharaan Tata tertib bagi dan

untuk prajurit TNI AD dan kesatuan mutlak harus dilaksanakan baik pada

masa damai maupun pada perang dan selain perang.

d. Peranan Polisi Militer di daerah pertempuran akan di tentukan oleh

macam dan bentuk operasi yang dilaksanakan oleh satuan operasi TNI

dimana kegiatan Polisi Militer di daerah pertempuran / perang pada

umumnya sama seperti kegiatan pengamanan untuk operasi selain perang

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud sebagai pedoman bagi

Gumil / Instruktur dalam proses belajar dan mengajar pada pendidikan

Sesarcab Pom.

Lampiran III Skep DanpusdikpomNomor Skep / / XII / 2005Tanggal Desember 2005

KONFIDENSIAL

KONFIDENSIAKONFIDENSIAL

Page 2: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

b. Tujuan. Agar serdik mengerti tentang Dukungan Pom dalam Operasi

TNI guna mendukung pelaksanaan tugas di lapangan.

3. Ruang lingkup.

Ruang lingkup pelajaran ini meliputui tentang kegiatan Polisi Militer di

daerah pertempuran dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

c. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang.

d. Penggunaan Pom dalam Operasi pertahanan.

e. Evaluasi.

f. Penutup.

BAB-II

PENGGUNAAN POM DALAM OPERASI MILITER UNTUK PERANG

4. Umum.

a. Polisi Militer yang memiliki unsur operasional untuk aktifitas lapangan

dapat ditugaskan memberikan dukungan untuk membantu kelancaran

operasi tempur dan operasi intelijen, melalui penyelenggaraan fungsi

Kepolisian Militer yang dimiliki.

b. Pada dasarnya peran Polisi Militer yang diwujudkan dalam kegiatan-

kegiatan yang dilakukan adalah sama bentuknya, baik dalam operasi

gabungan, operasi matra tunggal dan operasi bantuan.

c. Dihadapkan pada batas kemampuan yang ada, maka kekuatan

Detasemen Polisi Militer yang dapat digunakan khusus untuk membantu

unsur Polisi Militer dari unsur Satuan yang melaksanakan operasi tempur

dari satuan setingkat Brigade adalah sebesar 2 (dua) regu Hartib.

2

Page 3: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

Pengerahan maksimal kekuatan yang hanya 2 (dua) regu tersebut adalah

disebabkan Detasemen Polisi Militer harus tetap melaksanakan tugas

sehari-hari yang berupa pelayanan wilayah yang berlangsung terus menerus

sebagai tugas utama.

5. Penggunaan dalam operasi tempur.

Detasemen Polisi Militer dapat memberikan bantuan fungsi Kepolisian Militer

dalam operasi tempur baik operasi gabungan, operasi matra tunggal dan operasi

bantuan atas permintaan dan kebijaksanaan Komando Atas. Hal ini sangat

tergantung pada kegiatan, jumlah pasukan, adanya fasilitas angkutan, faktor jarak

dan waktu yang harus ditempuh, singkatnya faktor tugas, musuh, medan dan

keadaan pasukan sendiri, dengan peran pengamanan RPU / RPC secara terbatas,

pengawalan dan pengendalian lalu-lintas dalam pemindahan administrasi maupun

pemindahan taktis, penyaluran pengungsi dan pengawasan garis Yudha Kelana

serta pengawalan tahanan dari Titik Penumpukan (TP) Brigade ke belakang dan

prosesing tawanan perang oleh Detasemen Polisi Militer.

a. Perencanaan.

Setelah menerima perintah dari Komando Atas, segera melaksanakan

langkah-langkah Prosedur Pimpinan Pasukan sebagai berikut :

1) Mempelajari tugas yang diterima.

2) Mempelajari dan mengumpulkan keterangan yang tersedia

maupun yang masih harus dicari dari satuan atas, samping, bawah

dan Instansi lain yang diperlukan.

3) Koordinasi dengan Staf Komando atas, samping, bawah

tentang situasi daerah operasi, rencana gerakan / kegiatan unsur

manuver, Banpur, Banmin lainnya serta petak tanggung jawab

Satuan operasi yang didukung dan lain-lain.

4) Menyusun rencana sementara, meliputi :

a) Rencana penggunaan personel, administrasi dan

logistik.

b) Rencana pengendalian atau pengamanan lalu-lintas.

3

Page 4: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

c) Rencana pengawalan.

d) Rencana penyaluran pengungsi.

e) Rencana pengurusan tahanan / tawanan di titik / tempat

penampungan.

f) Rencana pemeriksaan barang di daerah embarkasi /

debarkasi.

5) Mengatur kegiatan awal yaitu :

a) Koordinasi dengan Komandan pasukan lain yang

terkait.

b) Mengeluarkan perintah persiapan.

c) Peninjauan medan sesuai waktu yang tersedia.

6) Menyempurnakan rencana sementara.

7) Mengeluarkan perintah kepada personel / unit / regu yang

akan ditugaskan.

b. Persiapan.

1) Pemeriksaan kesiapan personel, materiil dan logistik.

2) Pemberian petunjuk / penekanan tentang segala sesuatu yang

dianggap penting.

c. Pelaksanaan.

1) Pengendalian lalu-lintas dan pengawalan dalam pemindahan

administrasi maupun pemindahan taktis.

a) Pengendalian lalu-lintas, yaitu menempatkan pos

pengendalian / pengaturan lalu-lintas sepanjang route :

(1) Dari pangkalan ke daerah persiapan dan dekat

pangkal serangan.

(2) Dari garis hambatan ke titik kumpul Batalyon dan

garis hambatan selanjutnya, dan seterusnya sampai

daerah belakang.

4

Page 5: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(3) Dari pangkalan ke daerah persiapan lalu ke

daerah pertahanan.

b) Menempatkan pos pengendalian lalu-lintas pada

persimpangan jalan dari / ke daerah Pos Komando Utama

yang melaksanakan operasi tempur.

c) Penempatan pos-pos tersebut di atas, terutama pada

jalur atau titik rawan lalu-lintas, yaitu :

(1) Jalur rawan kemacetan.

(2) Jalur rawan kecelakaan.

(3) Jembatan sempit atau jembatan darurat / rusak.

(4) Persimpangan RPU / RPC dengan route

pengungsian.

2) Pengawalan pergeseran pasukan dan atau materiil.

a) Dilaksanakan pada saat pemindahan administrasi.

b) Pengawalan sepanjang route dari pangkalan ke daerah

embarkasi atau daerah debarkasi ke daerah persiapan atau

pangkal serangan.

c) Pengawalan hanya untuk pergeseran pasukan yang

menggunakan kendaraan angkutan di darat.

d) Menggunakan cara sebagai berikut :

(1) Loncat katak.

(2) Menuntun.

(3) Menuntun dan mengikuti.

3) Pemeriksaan perlengkapan / peralatan militer serta barang-

barang lain yang dibawa para prajurit di daerah embarkasi maupun

debarkasi saat akan kembali ke pangkalan.

5

Page 6: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

a) Bekerjasama dengan Provoost, Intel serta Polisi Militer

yang ada pada satuan operasional yang bersangkutan.

b) Pusat perhatian diarahkan pada barang-barang yang

diperkirakan bukan merupakan Kapporlap / Kapsat /

Kapporlapsus / amunisi dan bahan peledak / senjata inventaris

yang dibawa saat berangkat dari pangkalan.

c) Kegiatan yang perlu diperhatikan adalah :

(1) Inventarisasi dan pemisahan secara umum

barang-barang tersebut diatas.

(2) Pemisahan secara khusus atas barang-barang

yang diperoleh secara legal dan boleh dimiliki.

(3) Penyitaan barang-barang terlarang serta yang

kurang dapat dipertanggung jawabkan cara

memperolehnya, termasuk barang tak bertuan (tidak

ada yang mengaku sebagai pembawa / pemiliknya),

untuk kepentingan proses penyelesaian selanjutnya.

4) Pengamanan RPU / RPC secara terbatas.

a) Menempatkan pos keterangan lalu-lintas pada tempat-

tempat yang diperlukan sepanjang RPU / RPC.

b) Menempatkan pos keterangan / pengendalian arus

pengungsi agar tidak menggunakan / mengganggu RPU /

RPC.

5) Penyaluran pengungsi.

a) Dilaksanakan atas dasar koordinasi dengan staf terkait

dari Komando yang melaksanakan operasi serta unsur

Balahanwil setempat.

6

Page 7: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

b) Memberikan petunjuk / keterangan tentang jalur

perhubungan darat yang tidak boleh digunakan gerakan

pengungsi.

c) Menyalurkan dan memelihara gerakan rombongan pengungsi agar tidak membelok ke arah RPU / RPC.

d) Mengawal gerakan pengungsi yang terlanjur masuk pada jalur RPU / RPC, dalam rangka menuntun ke luar jalur gerakan pasukan maupun pembekalan.

6) Pengawasan garis Yudha Kelana.

a) Dilaksanakan dengan cara :

(1) Penempatan pos-pos menetap maupun temporer

pada persimpangan jalan sepanjang garis Yudha

Kelana.

(2) Melakukan patroli di daerah sepanjang garis

Yudha Kelana.

b) Tindakan penegakan.

(1) Terhadap Desertir.

(a) Menangkap, menahan di tempat,

mengirimkan ke Markas Detasemen Polisi Militer.

(b) Melaporkan ke Komando Atas.

(2) Terhadap Yudha Kelana.

(a) Memberi tahu jalur menuju induk

pasukannya.

(b) Mengantar prajurit yang tersesat ke induk

pasukannya.

(c) Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

i. Kondisi fisik / kesehatan maupun

mental prajurit yang bersangkutan saat

diketemukan.

7

Page 8: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

ii. Situasi taktis yang berlaku.

iii. Prajurit yang bersangkutan segera

dikirim kembali ke induk pasukannya di

daerah bila :

- Kondisi fisik dan mental terlihat

normal.

- Tidak ada gerakan pemindahan ke

belakang dalam tempo dekat.

(d) Bila kondisi fisik dan mental terlihat tidak

normal dan ada rencana pemindahan ke

belakang dalam tempo dekat :

i. Dikirim ke rumah sakit.

ii. Mengirimkan ke induk pasukan

setelah Satuan yang bersangkutan

menempati posisi baru.

(e) Bila kondisi fisik dan mental normal dan

ada rencana pemindahan ke belakang dalam

waktu dekat :

i. Prajurit yang bersangkutan dikirim

ke Markas Detasemen Polisi Militer.

ii. Penyerahan ke induk pasukan

setelah Satuan yang bersangkutan

menempati posisi baru.

7) Pengawalan tahanan operasi / tawanan perang :

a) Dengan cara :

(1) Jalan kaki.

8

Page 9: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(2) Berkendaraan.

b) Ratio perbandingan :

(1) 1 (satu) Pengawal untuk 4 (empat) tahanan /

Taper (dalam pengawalan jalan kaki).

(2) 1 (satu) Pengawal untuk 9 (sembilan) tahanan /

Taper dalam pengawalan berkendaraan.

c) Tanggung jawab.

Detasemen Polisi Militer dengan menggunakan unsur Hartib

yang ditugaskan dapat diberikan tanggung jawab untuk

pengawalan tahanan / Taper dari TP Brigade sampai ke Kamp

Penampungan di daerah belakang.

d) Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(1) Pemilihan route ke belakang.

(a) Memperhatikan situasi taktis yang berlaku.

(b) Sedapat mungkin tidak menggunakan

RPU / RPC maupun route pengungsian, untuk

menghindari tindakan balas dendam. Bila

terpaksa menggunakan route pengungsian,

gerakan harus terpisah dari gerakan rombongan

pengungsi.

(c) Tidak menggunakan jalur yang

direncanakan untuk route pemindahan ke

belakang dari unsur-unsur di garis depan.

9

Page 10: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(2) Mentaati ketentuan perlakuan terhadap tahanan

operasi / tawanan perang sesuai aturan hukum /

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Menguasai cara bertindak dalam situasi kritis

antara lain :

(a) Tahanan / tawanan lari, sakit, melawan.

(b) Mendapat serangan.

(c) Tahanan / tawanan diserang pengungsi,

penduduk, pasukan sendiri.

8) Pengurusan tahanan operasi / tawanan perang meliputi

kegiatan :

a) Penerimaan.

b) Pencatatan.

c) Perawatan makan, kesehatan (bekerjasama dengan

unsur Kesehatan / Logistik).

d) Penempatan dan pengawasan / pengamanan selama di

TP Brigade.

e) Penyerahan ke Kamp penampungan di daerah

belakang.

9) Penyesuaian kegiatan dihadapkan situasi Taktis :

a) Pada opeasi serangan.

Prinsip yang selalu dipedomani dan merupakan salah satu

dasar serangan adalah prinsip “Gerak maju pasukan

penyerang tak boleh terhenti”. Implikasi dari serangan tersebut

adalah :

(1) Dalam pengendalian lalu-lintas.

10

Page 11: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(a) Pemberian prioritas penggunaan jalan

pendekat kepada :

i. Pasukan yang bergerak ke depan.

ii. Pasukan yang akan melaksanakan

tugas lintas ganti untuk melanjutkan

serangan babak berikutnya.

iii. Unsur Banmin dan Perkuatan

pasukan yang berpindah kedudukan ke

depan.

iv. Logistik yang mendukung kafilah

operasi serangan.

(b) Pemberian prioritas penempatan Pos

Pengendalian lalu-lintas dan Pos Keterangan

lalu-lintas ( PKLL ) pada jalur komunikasi yang

dijadikan route utama maupun route cadangan

gerakan pasukan ke depan.

(c) Serangan, khususnya tentang

pembabakan operasi serta pelibatan unsur

penyerangnya.

(2) Dalam pengawalan pasukan :

(a) Pemberian prioritas pelayanan

pengawalan pada unsur pasukan / kafilah

tersebut di atas.

(b) Penguasaan route yang akan digunakan.

11

Page 12: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(c) Koordiansi ketat, lengkap, rinci, dalam hal

kemungkinan terjadi lintas ganti pengawalan

antar unsur Detasemen Polisi Militer, saat

pasukan yang dikawal harus melewati daerah

penugasan Detasemen Polisi Militer lain.

(3) Dalam pengawalan tahanan / tahanan operasi

dan Jenasah. Pada operasi serangan, kemungkinan

jatuhnya korban di pihak sendiri serta diperolehnya

tawanan, akan lebih banyak daripada operasi

pertahanan atau operasi hambatan. Hal ini akan

berpengaruh terhadap :

(a) Penentuan pentahapan pengawalan,

sesuai jumlah tawanan / tahanan operasi

dihadapkan kekuatan ( personel dan peralatan )

sendiri.

(b) Penentuan formasi selama perjalanan,

guna menghadapi kemungkinan gangguan dari

unsur penyusup / gerilya musuh.

(c) Pemilihan dan penguasaan route pada

jalur komunikasi yang tidak mengganggu gerakan

unsur pasukan yang berpindah ke depan.

(d) Koordinasi ketat, lengkap, rinci bila terjadi

kemungkinan melalui wilayah tugas Detasemen

Polisi Militer lain serta memerlukan lintas ganti /

penyerahan tugas pengawalannya.

12

Page 13: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

b) Pada operasi pertahanan.

(1) Kondisi yang berpengaruh terhadap

penyelenggaraan tugas Polisi Militer adalah :

(a) Kerugian dari operasi pertahanan.

i. Kemungkinan jatuh korban dipihak

sendiri, lebih kecil dibanding operasi

serangan.

ii. Moril pasukan lebih rendah,

terutama disebabkan ketegangan dan

kejenuhan selama menunggu serangan

musuh. Keadaan tersebut memperbesar

kemungkinan terjadinya Yudha Kelana

maupun Disertir.

(b) Kemungkinan beralih ke Operasi Hambat

(bila garis pertahanan semula tak dapat

dipertahankan) maupun beralih ke Operasi

Serangan setelah diperoleh perkembangan

kondisi yang diinginkan, serta dilaksanakannya

pergantian pasukan pada BDDT.

(c) Kerawanan taktis yang dapat timbul saat

ini adalah :

i. Pelaksanaan aktifitas peralihan

operasi karena terjadi penumpukan

pasukan saat berlangsung pelintasan.

ii. Terjadi penumpukan pasukan

selama pelaksanaan pergantian ditempat.

iii. Terjadi kekacauan yang disebabkan

kurangnya disiplin gerakan.

13

Page 14: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(2) Implikasi terhadap kegiatan Polisi Militer.

(a) Pada pengendalian lalu-lintas.

i. Disiplin pemberian prioritas

penggunaan jalan untuk :

- Pasukan yang mundur

menuju posisi berikutnya, sesuai

urut-urutan gerakan yang

ditentukan, untuk menghindari

penumpukan yang terlalu lama

serta mencegah kekacauan

gerakan.

- Pasukan yang bergerak ke

depan untuk pergantian di tempat,

dalam pertahanan atau untuk

melaksanakan pelintasan dalam

rangka beralih ke operasi serangan.

ii. Pemberian prioritas penempatan

PKLL maupun Pos Pengendalian Lalu-

lintas pada jaring jalan yang digunakan

untuk gerakan pasukan tersebut di atas,

terutama untuk pasukan yang akan

melanjutkan serangan balasan.

iii. Prioritas pencegahan sepenuhnya

penggunaannya oleh pengungsi atas route

14

Page 15: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

yang digunakan pasukan untuk gerakan-

gerakan tersebut di atas, guna kelancaran

gerakan pasukan.

(b) Pada pengamanan route pengunduran

dan RPU / RPC.

Dalam operasi pertahanan sering terjadi pihak

musuh menyusupkan infiltran maupun

menggunakan unsur gerilya untuk mengacau /

mengganngu garis belakang, termasuk

perusakan medan kritik tertentu (jembatan) guna

mempersulit pengunduran pasukan yang

bertahan.

Untuk menghindari kerawanan atas kemungkinan

jatuhnya korban yang besar akibat penumpukan

yang lama, maka gerakan yang direncanakan

harus dijamin kelancarannya.

Dalam rangka pengamanan tersebut, Detasemen

Polisi Militer harus meningkatkan patroli

pengamanan route.

Dalam hal telah terjadi perusakan yang

ditemukan selama pelaksanaan patroli,

Detasemen Polisi Militer harus segera

menyebarkan informasi tentang adanya

perusakan tersebut.

(c) Pada pengawasan Garis Yudha Kelana.

15

Page 16: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

Kondisi psychologis yang diwarnai rendahnya

moril serta terjadinya kekacauan gerakan dalam

operasi pertahanan serta pemindahan ke

belakang, memperbesar kemungkinan

meningkatnya Desertir / Yudha Kelana. Dalam

rangka penegakkan disiplin dan pengembalian ke

garis depan atas prajurit yang sengaja

meninggalkan kesatuan maupun yang tersesat,

Detasemen Polisi Militer harus meningkatkan

pengawasan Garis Yudha Kelana dengan :

i. Meningkatkan frekuensi patroli.

ii. Meningkatkan pengawasan dan

pemerikasaan terhadap :

- Rombongan pengungsi yang

diantaranya mungkin terdapat

Desertir.

- Setiap orang yang melalui

Pos Polisi Militer sepanjang Garis

Yudha Kelana, guna mencegah

penyusupan.

d. Pengakhiran.

1) Pengembalian personil ke tugas semula.

Setelah selesai melaksanakan tugas yang bersifat pemberian

dukungan kepada unsur satuan yang melaksanakan operasi tempur,

personel Detasemen Polisi Militer yang bersangkutan kembali

melaksanakan tugas penyelenggaraan fungsi Hartib yang bersifat

pelayanan wilayah.

2) Pengecekkan kerugian personel dan materiil.

a) Personel.

16

Page 17: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(1) Meninggal, gugur.

(2) Luka yang berakibat gangguan / menghalangi

tugas dibidang Hartib untuk sementara.

(3) Luka berakibat cacat permanen yang

menghalangi pelaksanaan tugas bidang Hartib serta

bidang lain untuk selamanya, maupun yang masih

memungkinkan bertugas dibidang fungsi lainnya.

b) Materiil.

(1) Rusak dan hilang.

(2) Kerusakan atau kehilangan yang dapat atau tidak

dapat dipertanggung jawabkan penggantiannya kepada

personel yang bersangkutan.

3) Menyusun laporan pelaksanaan tugas, meliputi :

a) Tugas yang diterima, kegiatan yang dilaksanakan serta

hasilnya.

b) Personel dan materiil / logistik yang digunakan serta

kerugiannya.

c) Hambatan, masalah menonjol, upaya mengatasi serta

hasil upaya yang dilakukan.

d) Kesimpulan dan saran.

6. Penggunaan dalam Operasi Intelijen .

Polisi Militer dapat digunakan dalam rangka mendukung operasi intelijen

Komando Atas, yang kegiatannya meliputi penyelidikan, pengamanan dan

penggalangan secara terbatas, dalam hal ini Kodal oleh Komandan satuan Intel

yang bersangkutan.

a. Penyelidikan.

17

Page 18: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

Polisi Militer dapat ditugaskan untuk membantu mengumpulkan keterangan

tentang musuh secara terbatas, khususnya tentang kekuatan dan

kemampuan personel.

b. Pengamanan.

Polisi Militer dapat ditugaskan untuk membantu pengamanan kegiatan,

berita, personel dan materiil.

c. Penggalangan.

Polisi Militer sangat terbatas dalam memberikan bantuan penggalangan

yang dilakukan oleh personel Satuan disekitar daerah tugas.

Pelaksanaan kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan secara

terbatas disesuaikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :

a. Perencanaan.

Setelah menerima perintah dari Komando Atas, segera melaksanakan

langkah-langkah Prosedur Pimpinan Pasukan sebagai berikut :

1) Mempelajari tugas yang diterima.

2) Mempelajari keterangan yang tersedia.

3) Koordinasi dengan Staf Komando atas, samping, bawah serta

pihak lain yang diperlukan.

4) Menyusun rencana sementara antara lain :

a) Rencana penyerahan / penyusunan personel,

administrasi dan logistiknya.

b) Rencana pengumpulan keterangan yang masih

diperlukan.

c) Rencana penentuan obyek yang akan dijadikan sasaran

observasi, wawancara / interogasi dan penyidikan.

d) Penentuan “Save house”.

5) Mengatur kegiatan awal antara lain:

a) Koordinasi dengan unsur intel yang terkait.

b) Mengeluarkan perintah persiapan.

6) Menyempurnakan rencana sementara.

18

Page 19: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

7) Mengeluarkan perintah kepada personel / unit yang akan

ditugaskan.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan personel dan materiil yang dibutuhkan.

2) Melaksanakan latihan-latihan yang mendukung operasi sesuai

kemampuan dan fungsi Polisi Militer.

3) Melaporkan kesiapan Detasemen Polisi Militer untuk

melaksanakan tugas kepada Komando Atas.

c. Pelaksanaan.

Dalam peran sebagai unsur bantuan pada kedudukan sebagai unsur

bantuan, kegiatan yang dilaksanakan bersifat :

1) Bukan kegiatan yang diatur dan bukan bagian aktifitas yang

ditentukan Satuan tugas Intel.

2) Merupakan kegiatan dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian

Militer secara umum, tetapi dapat berguna atau berpengaruh positif

untuk kelancaran operasi.

3) Bentuk aktifitas pada masing-masing bidang fungsi adalah

sebagai berikut :

a) Penyelidikan.

(1) Menjadi salah satu sumber berbagai keterangan

yang diperoleh selama penyelenggaraan fungsi utama

Kepolisian Militer.

(2) Mengumpulkan keterangan yang berhubungan

dengan lawan, melalui analisa dokumen dan barang-

barang yang disita sementara dari tahanan / tawanan.

(3) Analisis berbagai fakta dari suatu tindak

kejahatan lainnya yang dilakukan oleh suatu organisasi

jaringan lawan.

19

Page 20: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

b) Pengamanan.

(1) Patroli wilayah dalam rangka Pampers / Materiil /

Kegiatan.

(2) Patroli di sekitar obyek vital.

(3) Penyitaan sementara benda-benda ilegal yang

membahayakan keamanan.

c) Penggalangan.

Penggalangan pada dasarnya ditujukan untuk mempengaruhi

(membentuk, mengubah, memelihara yang sudah ada)

kemauan / pikiran sasaran sesuai kepentingannya. Peran

Detasemen Polisi Militer disini terutama diarahkan pada

aktifitas yang berpengaruh positif pada perebutan hati / pikiran

sasaran, ditandai adanya opini dan sikap suka serta

mendukung pihak sendiri, yang antara lain dapat didorong

pembentukkannya melalui :

(1) Penegakkan hukum, disiplin dan tata tertib,

terutama terhadap kasus yang merugikan sasaran.

(2) Penyelenggaraan penyidikan yang transparan

dan obyektif / proposional.

(3) Penegakkan hak azasi manusia selama

berlangsungnya proses penyidikan.

(4) Penyuluhan secara formil maupun informil untuk

meluruskan kesatuan berfikir dalam mengamati /

menanggapi penyelenggaraan suatu operasi.

d. Pengakhiran.

1) Pengembalian personel pada tugas semula.

2) Pengecekan materiil.

3) Melaksanakan analisa dan evaluasi kegiatan.

20

Page 21: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

4) Membuat laporan.

7. Evaluasi.

a. Jelaskan secara umum tentang penggunaan Polisi Militer dalam

operasi pertempuran !

b. Jelaskan tatacara Polisi Militer dalam penyaluran pengungsi !

c. Jelaskan pengaruh pengawalan tahanan / tahanan operasi pada

operasi serangan apabila jatuh korban lebih banyak dipihak sendiri !

d. Sebutkan tahap perencanaan pada peran Polisi Militer dalam operasi

intelijen!

e. Sebutkan tahap persiapan dan tahap pengakhiran pada perencanaan

Polisi Militer dalam operasi intelijen !

BAB-III

PENGGUNAAN POLISI MILITER DALAM OPERASI MILITER

SELAIN PERANG

8. Umum.

Bantuan Polisi Militer adalah salah satu dukungan fungsi Polisi Militer yang

diberikan oleh Satuan Polisi Militer kepada Satuan TNI dan Polri, Instansi

Pemerintah, serta Instansi lain guna terwujudnya suatu pemulihan keadaan yan

timbul / terjadi di lingkungan masyarakat.

9. Operasi bantuan kemanusiaan.

Polisi Militer digunakan dalam rangka bagian dari kegiatan bantuan

kemanusiaan yang mengikuti garis kebijaksanaan Komando Atas, melaksanakan

kerjasama dengan instasi terkait guna kepentingan tugas TNI.

a. Perencanaan.

1) Mempelajari tugas.

2) Koordinasi dengan Polri dan Instansi terkait lainnya,

selanjutnya membuat rencana sementara tentang :

21

Page 22: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

a) Bantuan dalam pemulihan keadaan terhadap terjadinya

bencana, baik yang diakibatkan oleh alam, manusia maupun

binatang.

b) Bantuan patroli pengamanan daerah.

c) Bantuan pengamanan obyek kejadian.

d) Bantuan pengamanan manusia dan harta benda.

e) Bantuan dalam pencarian keterangan.

f) Bantuan dalam pemerikasaan.

3) Merencanakan personel dan alat peralatan yang akan

digunakan.

4) Melengkapi keperluan administrasi personel dan materiil.

b. Persiapan.

1) Penyiapan personel dan pangkalan.

2) Penyiapan dan pengecekan personel maupun materiil.

3) Memberikan petunjuk dan pengarahan.

c. Pelaksanaan

1) Mengirimkan unit Polisi Militer sesuai tugas dan fungsinya.

2) Mengkoordinasikan dengan instansi lain dalam pelaksanaan

tugas di lapangan.

3) Melaksanakan pemantauan atas penggunaan obyek kejadian.

4) Melaksanakan lokalisasi TKP dengan menyalurkan orang atau

kendaraan agar tidak mendekat TKP.

5) Membantu pengendalian lalu-lintas kendaraan maupun

manusia.

6) Patroli wilayah / daerah sekitar obyek kejadian.

d. Pengakhiran.

1) Pengembalian personel pada tugas semula.

2) Pengecekan materil.

22

Page 23: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

3) Melaksanakan analisa dengan evaluasi kegiatan.

4) Membuat laporan.

10. Operasi Bantuan Kepada Polri Dalam Rangka Penegakan Kamtibmas.

Operasi Kamtibmas adalah operasi yang diselenggarakan oleh Polri dalam

rangka menegakkan ketertiban dan keamanan masyarakat. Pelibatan unsur TNI

pada operasi ini bersifat membantu untuk mempercepat pemulihan keamanan yang

tidak dapat dilaksanakan oleh Polri secara berdiri sendiri.

Detasemen Polisi Militer dapat memberikan bantuan kepada Polri atas permintaan

dan kebijaksanaan Komando Atas sesuai tugas dan fungsi Polisi Militer.

a. Perencanaan.

1) Mempelajari tugas.

2) Koordinasi dengan Polri, selanjutnya membuat rencana

sementara tentang :

a) Dukungan dalam penanggulangan huru-hara yang

dilaksanakan oleh Polri dan TNI AD, atas permintaan

Komando Atas.

b) Dukungan dalam pemeriksaan Komando Atas.

c) Dukungan dalam pencarian keterangan tentang saksi,

tersangka dan barang bukti.

d) Dukungan patroli pengamanan daerah.

e) Bantuan pengamanan obyek vital.

f) Bantuan pengamanan VIP.

g) Rencana tindakan dalam situasi kritis.

3) Merencanakan personel dan alat perlengkapan yang

diperlukan.

4) Melengkapi keperluan administrasi baik berupa Sprin dan

dukungan lain.

b. Persiapan.

23

Page 24: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

1) Penyiapan personel di pangkalan (penentuan unit siaga, RDU,

DD).

2) Pengecekan persiapan personel dan materil.

3) Memberikan petunjuk dan penekanan khusus.

c. Pelaksanaan.

1) Mengirimkan unit Polisi Militer untuk melaksanakan tugas

sesuai fungsinya.

2) Melakukan penangkapan dan penggeledahan.

3) Melakukan pemantauan atas pelaksanaan pengamanan

terhadap obyek vital.

4) Melokalisasi TKP dengan menyalurkan orang atau kendaraan

agar tidak mendekat TKP.

5) Melakukan pengendalian lalu-lintas kendaraan maupun

manusia.

6) Patroli Wilayah / daerah rawan.

d. Pengakhiran.

1) Pengembalian personel.

2) Pengecekan materil.

3) Melaksanakan analisa dan evaluasi kegiatan.

4) Membuat laporan.

11. Operasi bantuan terhadap pemerintah sipil.

Operasi bantuan Detasemen Polisi Militer terhadap pemerintah sipil

berdasarkan perintah dari Komando Atas, sesuai dengan kemampuan dan batas

kemampuan.

a. Perencanaan.

Setelah menerima perintah dari Komando Atas, segera melaksanakan

langkah-langkah Prosedur Pimpinan Pasukan , sebagai berikut :

24

Page 25: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

1) Mempelajari tugas yang diterima.

2) Mempelajari keterangan yang tersedia.

3) Koordinasi dengan staf Komando Atas, samping, bawah serta

pihak lain yang diperlukan.

4) Menyusun rencana sementara:

a) Rencana kegiatan dan target waktu yang ditentukan.

b) Menyusun rencana organisasi, perkuatan personel yang

akan dilibatkan langsung maupun sebagai pendukung operasi.

c) Rencana kebutuhan logistik dan administrasi untuk

mendukung pelaksanaan operasi.

d) Rencana bantuan pengamanan kegiatan.

e) Rencana pengawalan.

f) Rencana pengendalian lalu lintas.

g) Rencana penempatan Pos pengawasan lalu-lintas.

h) Rencana pengaturan dan penempatan parkir kendaraan

organik maupun kendaraan VIP TNI.

5) Mengatur kegiatan awal :

a) Koordinasi dengan unsurr Balahanmil yang terkait

tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan.

b) Mengeluarkan perintah persiapan.

c) Melaksanakan peninjauan dan operasi.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan personel dan materil yang dibutuhkan.

25

Page 26: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

2) Melaksanakan latihan-latihan teknis yang mendukung operasi

sesuai kemampuan dan fungsi Pom.

3) Melaksanakan kesiapan Detasemen Polisi Militer untuk

melaksanakan tugas operasi kepada Komando Atas.

c. Pelaksanaan.

1) Menyelenggarakan fungsi Kepolisian Militer secara umum, namun dapat berguna positif untuk kelancaran dan keberhasilan Pemerintah Sipil.

2) Menegakkan hukum, disiplin dan tata tertib bagi anggota Satgas lainnya.

3) Mengadakan pengawasan atau pengendalian lalu-lintas disekitar obyek sasaran.

4) Melaksanakan patroli di daerah obyek atau sasaran.

5) Melaksanakan pengaturan dan penempatan parkir kendaraan organik mauapun kendaraan VIP TNI AD.

6) Melaksanakan penempatan pos pengawasan lalu-lintas.

d. Pengakhiran.

1) Pengembalian personel pada tugas semula.

2) Pengecekan materil.

3) Melaksanakan analisa dan evaluasi kegiatan.

4) Membuat laporan.

12. Penggunaan Pom dalam Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia.

Unsur Detasemen Polisi Milter dapat dilibatkan dalam operasi

pemeliharaan perdamaian dunia dalam rangka mengemban tugas Negara.

26

Page 27: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

Berperan aktif di setiap misi penugasan perdamaian untuk meningkatkan citra

Indonesia di forum Internasiional. Dalam pengarahannya, unsur Detasemen Polisi

Miliiter dapat langsung berada dibawah Komandan atau Panglima

Pasukan PBB. Macam penugasan kontingen perdamaian internasional antara

lain, dapat berupa penugasan secara perorangan ataupun penugasan dalam

hubungan kesatuan yang pada dasarnya dibedakan organisasi dan tugas

pokoknya.

a. Penugasan perorangan.

Penugasan perorangan adalah personel Detasemen Polisi Militer yang

dikirim secara perorangan, mendapat tugas secara perorangan di daerah

penugasan. Macam penugasan perorangan adalah sebagai berikut :

1) Military Observer (Pengamat Militer). Tugas pokok

pengamat militer adalah membantu Misi PBB / Badan Perdamaian

Internasional untuk mengawasi, mencatat dan melaporkan

perkembangan situasi yang terjadi di daerah konflik pada kesempatan

pertama kepada pimpinan pengamat militer.

2) Staf UN Mission (Tenaga staf di Markas Pasukan PBB).

Tenaga staf di Markas pasukan PBB membantu misi PBB / Badan

Perdamaian Internsional melalui negosiasi dengan Pemeritah RI

(Deplu).

b. Penugasan satuan.

Penugasan unsur Satuan Detasemen Polisi Militer merupakan bagian dari

kontingen dalam rangka melaksanakan fungsi Kepolisian Militer dapat juga

dikirim untuk melaksanakan tugas secara kelompok atau Satuan.

1) Macam penugasan satuan adalah sebagai kontingen pada

operasi pemeliharaan perdamaian dunia, dengan sasaran negara

27

Page 28: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

yang sedang dilanda pertikaian yang termasuk dalam pengamatan

PBB

2) Melaksanakan fungsi Kepolisian Militer yang bersifat unit

service dan tugas Komandan Kontingen sesuai kemampuan dan

batas kemampuan.

a) Perencanaan.

(1) Perorangan.

(a) Setelah menerima perintah dari Komando

Atas maka personel dari Detasemen Polisi Militer

melaksanakan perencanaan yang meliputi

penyiapan personel, materiil dan administrasi

yang disiapkan sebelum pemberangkatan ke

daerah tugas.

(b) Koordinasi dengan Komando Atas dan

Balakpus yang terkait dalam penyiapan materiil

yang bersifat khusus dan tambahan yang

dibutuhkan sesuai penugasan yang dibebankan.

(2) Kesatuan.

Menyiapkan rencana kebutuhan dukungan materiil

untuk keperluan pelaksanaan tugas di daerah operasi.

b. Persiapan.

(1) Perorangan.

Menyiapkan pembekalan yang meliputi kesiapan fisik

dan mental serta pengetahuan yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas.

(2) Kesatuan.

28

Page 29: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(a) Menyiapkan dan menyusun anggota

Kesatuan yang akan ditugaskan sesuai dengan

macam penugasan mulai dari tahap seleksi

sampai dengan pemberangkatan ke daerah

operasi.

(b) Mempersiapkan dan menyelesaikan

semua persyaratan administrasi bagi personel

yang akan berangkat sesuai macam penugasan.

(c) Menyelenggarakan latihan pratugas

termasuk penyusunan jadwal, rencana latihan

dan penyiapan kesatuan sehingga siap

melaksanakan tugas.

c) Pelaksanaan.

(1) Perorangan.

(a) Merupakan bagian dalam kegiatan

pengamanan atau supervisi dalam pelaksanaan

gencatan dan pembatasan.

(b) Supervisi pengendalian tentang

persetujuan penggunaan senjata secara umum,

khususnya penggunaan senjata bebas militer.

(c) Penentuan daerah bebas militer.

(d) Pengintaian garis / daerah perbatasan dari

kemungkinan infiltrasi pasukan yang

bersengketa.

(e) Pengamatan masalah persetujuan lokal

yang telah disepakati oleh pihak yang bertikai.

29

Page 30: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(f) Melaksanakan tugas sesuai dengan

kebutuhan di daerah operasi / penugasan.

(2) Kesatuan.

(a) Pasukan perdamaian. Dalam pelaksanaan

tugas Detasemen Polisi Militer bersama-sama

dengan kontingen lain melaksanakan hal-hal

sebagai berikut :

i. Melaksanakan pelucutan senjata

secara umum.

ii. Mengamankan pelaksanaan

pertukaran tawanan perang / tahanan sipil.

iii. Pengamanan terhadap warga sipil.

iv. Mengamankan tempat-tempat

pengungsian penduduk.

v. Mengamankan tempat-tempat

pengungsian penduduk.

vi. Mengamankan pelaksanaan

pemilihan umum.

d) Pengakhiran.

(1) Perorangan.

(a) Pemeriksaan atau pengecekan hasil tugas

dalam bentuk laporan.

(b) Pengecekan temuan terutama barang dan

atau orang meliputi kondisi dan kualitasnya.

30

Page 31: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

(c) Pengecekan barang inventaris baik

tanggung jawab perorangan atau inventaris

satuan yang dipertanggung jawabkan tugasnya.

(d) Pembuatan laporan tentang pelaksanaan

tugas serta mengarahkan kepada pihak yang

berwenang sebagai bentuk pelaksanaan

tugasnya.

(e) Serah terima dengan petugas baru

tentang apa yang menjadi lingkup tugasnya.

(f) Mengadakan evaluasi terhadap

penyelenggaraan penyiapan sebagai pedoman

terhadap penyiapan tugas berikutnya.

(2) Kesatuan.

(a) Pemeriksaan barang temuan atau orang

dalam pelaksanaan tugas, untuk dibawa atau

diserah terimakan kepada Petugas / Satuan

pengganti.

(b) Membuat laporan / berita acara serah

terima kepada Satuan yang lain atau pengganti.

(c) Koordinasi akhir tentang analisa dan

evaluasi pelaksanaan tugas.

(d) Pembuatan laporan pelaksanaan tugas

yang meliputi temuan selama tugas.

(e) Serah terima dengan satuan pengganti.

31

Page 32: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

13. Evaluasi.

a. Jelaskan tugas Pom dalam Ops bantuan kemanusiaan ?

b. Jelaskan koordinasi Pom terhadap Polri dan instansi terkait dalam

penggunaan Pom pada operasi selain perang !

c. Sebutkan dan jelaskan bantuan operasi pertahanan terhadap

pemerintah sipil pada tahap pelaksanaan !

BAB – IV

DUKUNGAN POM DALAM OPERASI PERTAHANAN

14. Umum.

Bentuk operasi satuan TNI AD yang dilaksanakan oleh satuan–satuan

adalah Operasi Tempur, Operasi Intelinjen, dan Dukungan Pom dalam berbagai

bentuk dukungan kewilayahan dan satuan dilaksanakan satuan Pom yang organik /

BP pada satuan operasi.

15. Bentuk dan macam.

a. Operasi Tempur.

1) Serangan.

2) Operasi pertahanan

3) Operasi penggeledahan

4) Operasi Pergantian.

5) Operasi Khusus.

6) Operasi Mobud.

32

Page 33: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

7) Operasi Gerilya / Lawan gerilya.

8) Operasi Gabungan darat.

b. Operasi Intelijen.

Digunakan dalam rangka bagian dari kegiatan bantuan kemanusiaan

yang mengikuti garis kebijaksanaan Komando Atas, melaksanakan

kerjasama dengan instansi terkait guna kepentingan TNI.

a) Perencanaan.

1) Mempelajari tugas.

2) Koordinasi dengan Polri dan Instansi terkait lainnya,

selanjutnya membuat rencana sementara tentang :

(a) Bantuan dalam pemilihan keadaan terhadap

terjadinya bencana baik yang diakibatkan oleh alam,

manusia maupun binatang.

b) Bantuan pengamanan daerah.

c) Bantuan pengamanan objek kejadian.

d) Bantuan pengamanan manusia dan harta benda.

e) Bantuan dalam pencarian keterangan.

f) Bantuan dalam pemeriksaan.

3) Merencanakan personel dan alat peralatan yang akan

digunakan.

4) Melengkapi keperluan administrasi personel dan materiil.

b) Persiapan.

1) Penyiapan personel dan pangkalan.

2) Penyiapan dan pengecekan personel maupun materiil.

33

Page 34: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

3) Memberikan petunjuk dan pengarahan.

c) Pelaksanaan.

1) Mengirimkan unit Polisi Militer sesuai tugas dan fungsinya.

2) Mengkoordinasikan dengan instansi lain dalam

pelaksanaan tugas di lapangan.

3) Melaksanakan pemantauan atas penggunaan obyek

kejadian.

4) Melaksanakan lokasisasi TKP dengan menyalurkan

orang atau kendaraan agar tidak mendekat TKP.

5) Membantu pengendalian lalu-lintas kendaraan maupun

manusia.

6) Patroli / daerah sekitar obyek kejadian.

d) Pengakhiran.

1) Pengembalian personel pada tugas semula.

2) Pengecekan materiil.

3) Melaksanakan analisa dengan evaluasi kegiatan.

4) Membuat laporan.

16. Evaluasi.

a. Jelaskan secara umum tentang bentuk bantuan Polisi Militer dalam

operasi pertahanan !

b. Sebutkan bentuk dan macam dukungan Pom dalam operasi pertahanan !

c. Jelaskan penggunaan Pom dalam operasi pemeliharaan perdamaian dunia !

34

Page 35: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

BAB-V

EVALUASI AKHIR PELAJARAN

17. Evaluasi akhir.

a. Jelaskan secara umum tentang penggunaan Polisi Militer pada

operasi pertempuran !

b. Jelaskan tatacara Polisi Militer dalam penyaluran pengungsi !

c. Sebutkan tahap perencanaan pada peranan Pom dalam operasi militer !

d. Jelaskan tugas Pom dalam operasi bantuan kemanusiaan !

e. Jelaskan secara umum tentang bentuk bantuan Pom dalam operasi

pertahanan !

f. Jelaskan pengaruh pengawalan tahanan / tahanan operasi pada

operasi serangan apabila jatuh korban lebih banyak dipihak sendiri !

g. Sebutkan tahap perencanaan pada peran Polisi Militer dalam operasi

intelijen !

h. Sebutkan tahap persiapan dan tahap pengakhiran pada perencanaan

Polisi Militer dalam operasi intelijen !

BAB-VI

P E N U T U P

18. Penutup.

Demikian Naskah Departemen ini disusun guna memenuhi kebutuhan

bahan ajaran tentang Dukungan Pom dalam Operasi TNI dan bahan ajaran ini

35

Page 36: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

digunakan sebagai pedoman bagi Gumil / Instruktur dalam proses belajar dan

mengajar pada pendidikan Sesarcab Pom.

KOMANDAN PUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER

Iran Saepudin KOLONEL CPM NRP. 29039

36

Page 37: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARATPUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER

1. Mata Pelajaran : Duk Pom dalam Ops TNI

Untuk : Sesarcab Pom

2. Jumlah Jam Pelajaran : 15 Jam Pelajaran.

a. Teori : 13 Jam Pelajaran.

b. Praktek Siang : - Jam Pelajaran.

c. Praktek Malam : - Jam Pelajaran

d. Ujian : 2 Jam Pelajaran.

3. Isi Pelajaran

a. Pendahuluan

b. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

c. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang

d. Penggunaan Pom dalam Operasi Pertahanan

e. Evaluasi

f. Penutup

4. Tujuan Pelajaran.

a. Tujuan Kurikuler. Agar serdik mengerti tentang Duk Pom dalam Ops

TNI.

b. Tujuan Instruksional .

1) Pendahuluan (15 menit).

a) Tujuan instruksional umum. Agar serdik mengerti

tentang maksud dan tujuan mempelajari Duk Pom dalam Ops

TNI.

b) Kriteria keberhasilan. Serdik dapat menjelaskan tentang

Duk Pom dalam Ops TNI.

2) Penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang (4 JP)

37

Page 38: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

a) Tujuan instruksional umum. Agar serdik mengerti

tentang penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

b) Kriteria keberhasilan. Agar serdik dapat menjelaskan

tentang penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

3) Penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang-

(4 JP 15 menit).

a) Tujuan instruksional umum. Agar serdik mengerti

tentang penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang.

b) Kriteria keberhasilan. Serdik dapat menjelaskan tentang

penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang.

4) Penggunaan Pom dalam Operasi Pertahanan (4 JP).

a) Tujuan instruksional umum. Agar serdik mengerti

tentang penggunaan Pom dalam Operasi Pertahanan.

b) Kriteria keberhasilan. Serdik dapat menjelaskan tentang

penggunaan Pom dalam Operasi Pertahanan.

5) Penutup (15 menit)

a) Tujuan instruksional umum. Agar serdik mengerti

tentang pentingnya mempelajari Dukungan Pom dalam

Operasi TNI.

b) Kriteria keberhasilan. Serdik dapat menjelaskan seluruh

pelajaran tentang Dukungan Pom dalam Operasi TNI.

6) Evaluasi (2 JP)

38

Page 39: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

a) Tujuan instruksional umum. Agar tingkat pengertian

serdik dapat diukur / diketahui sesuai pelajaran Dukungan Pom

dalam Operasi TNI yang telah diberikan.

b) Kriteria keberhasilan. Serdik dapat menjawab

pertanyaan - pertanyaan tentang Dukukngan Pom dalam

Operasi TNI.

5. Metode mengajar.

a. Metode pokok : Ceramah.

b. Metode penunjang : Tanya jawab.

6. Alins/Alongins :

a. Papan tulis/White Board.b. Kapur tulis/spidol dan OHP/Slide .

7. Proses Belajar Mengajar ( PBM )

NO KEGIATAN GADIK KEGIATAN SERDIK1 2 31. Pendahuluan

- Menjelaskan secara umum tentang maksud dan tujuan mempelajari Dukungan Pom dalam Operasi TNI.

- Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.

2. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

a. Menjelaskan secara rinci tentang penggunaan Pom dalam Operasi Militer untuk perang.

a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.

b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang telah diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Serdik.

b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik.

3. Penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang.

39

Page 40: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

a. Menjelaskan secara rinci tentang penggunaan Pom dalam Operasi Militer selain perang.

a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.

b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang telah diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Serdik.

b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik.

4. Penggunaan Pom dalam Operasi Pertahanan.

a. Menjelaskan secara rinci tentang penggunaan Pom dalam Operaasi Pertahanan.

a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting

b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap pelajaran yang telah diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ke/dari Serdik.

b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik.

5. Penutup.a. Memberikan kesimpulan/rangkuman dan penekanan terhadap seluruh materi pelajaran yang telah diberikan.

a. Memperhatikan, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.

b. Melaksanakan pengecekan/evaluasi terhadap akhir pelajaran yang diberikan dengan melemparkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari/ke Serdik.

b. Menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan dari dan kepada Gadik

6. Evaluasi.

a. Menyusun bahan ujian yang diketahui oleh Kadep terkait dan dalam pelaksanaan ujian sebagai pengawas umum.

a. Mengikuti ujian sesuai jadwal dan tempat yang telah ditentukan.

b. Menyerahkan bahan evaluasi ujian pada Kasiopsdik dan mengoreksi ujian Serdik.

b. Menyerahkan hasil ujian kepada pengawas ujian.

40

Page 41: Kedudukan Polisi Militer Dalam Operasi TNI

8. Kualifikasi Tenaga Pendidik : Perwira yang sudah berkualifikasi Susgadik /

Susgumil dan yang mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas tentang

Dukungan Pom dalam Operasi TNI.

9. Referensi.

- Bujuknik tentang Polisi. Militer

10. Lain-lain.

a. Naskah Departemen ini ditujukan untuk kepentingan pendidikan TNI

AD, khususnya pendidikan Sesarcab Pom.

b. Bila dipandang perlu, Naskah ini dapat diperbanyak oleh Lemdik tanpa

petunjuk umum, evaluasi tiap bab dan evaluasi akhir pelajaran.

KOMANDAN PUSAT PENDIDIKAN POLISI MILITER

Iran Saepudin KOLONEL CPM NRP. 29039

41

KONFIDENSIALKONFIDENSIAL