KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG...

85
KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: MUHAMMAD SULAIMAN NIM. 1112044100055 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Transcript of KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG...

Page 1: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

MUHAMMAD SULAIMAN

NIM. 1112044100055

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan
Page 3: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan
Page 4: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan
Page 5: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

v

ABSTRAK

Muhammad Sulaiman, NIM 1112044100055, Kedudukan Nafkah dalam

Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia dan Yaman. Konsentrasi

Peradilan Agama Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/ 2017 M. Xii

+ 73 halaman.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedudukan nafkah

menurut hukum perkawinan di Indonesia dan Yaman, apa yang mempengaruhi

pembentukan peraturan perundang-undangan hukum keluarga khususnya

kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan Yaman, bagaimana

persamaan dan perbedaan menurut peraturan perundang-undangan kedudukan

nafkah di Indonesia dan Yaman.

Penelitian ini merupakan penelitian normatif yuridis, dengan meneliti

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum

Islam, Undang-undang Qanun al-Usrah Tahun 1974. Dan bahan sekunder. yaitu

berbagai buku, majalah, surat kabar, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang ada

hubungannya dengan judul yang dibahas dalam skripsi ini. Analisis data dalam

penelitian ini mengguakan analisis normatif, dengan membandingkan undang-

undang perkawinan Indonesia dan Yaman.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan perundang-undangan

perkawinan di Indonesia dan Yaman salah satunya karena latar belakang

sejarahnya. Pembentukan Pengaturan Perkawinan di Indoneisa tidak lepas dari

keterlibatan tiga kepentingan, yaitu kepentingan negara, perempuan dan agama.

Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara peraturan kedudukan

nafkah antara Indonesia dan Yaman diantaranya di Yaman bahwa kedudukan

nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi merupakan kewajiban bersama,

sehingga kedua pasangan harus memberikan andil dalam mengupayakan

pembiayaan kehidupan rumah tangga mereka. Sedangkan di Indonesia bahwa

kedudukan suami adalah sebagai kepala keluarga, suami wajib melindungi

isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai

dengan kemampuannya. Faktor-faktor kenapa seperti itu diantaranya persamaan

hak antara laki-laki dan perempuan salah satu nya tertera pada Undang-undang

Qanun al-Usrah Tahun 1974 pasal 20 tentang kedudukan nafkah keluarga bahwa

yang berhak menafkahi keluarga bukan hanya kewajiban suami saja tetapi

keduanya baik isteri atau pun suami mempunyai kewajiban bersama untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sedangkan Indonesia suami wajib

melindungi isterinya dan memberikan kebutuhan hidup keluarga sesuai dengan

kemampuannya yang tertera pada pasal 34 ayat 1 Undang-undang Perkawinan

No. 1 Tahun 1974 kebutuhan keluarga sepenuhnya dibebankan kepada suami.

Kata Kunci : Kedudukan Nafkah di Indonesia dan Yaman

Pembimbing : Dr. Hj. Azizah, MA.

Daftar Pustaka : 1968-2015 Tahun

Page 6: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا ا لر حمن الر حيم

Puji syukur Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan

kenikmatan kesehatan jasmani kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Serta nikmatnya Iman dan Islam yang semoga kita selalu berada dalam

ridha-nya. Shalawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita baginda

Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah menuju jaman

yang ilmiah seperti sekarang ini dan semoga kita mendapatkan pertolongannya di hari

kiamat kelak

Dengan ijin dan ridho Allah SWT, skripsi dengan judul “Kedudukan Nafkah

dalam Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia dan Yaman”

telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

dalam Program Studi Hukum Keluarga Konsentrasi Peradilan Agama Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya penulis mengucapkan beribu banyak terima kasih dan

penghargaan yang setingi-tinginya kepada Ibu Dr Hj. Azizah, MA., selaku dosen

pembingbing Skripsi yang telah memberikan begitu banyak kontribusi berupa saran-

saran yang bersifat konstruktif, meluangkan banyak waktu dalam penyusunan serta

motivasinya dalam menyusun skripsi ini, serta tak lupa pula penulis mengucapkan

banyak terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Page 7: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

vii

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Saefuddin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Abdul Halim, M.Ag dan Arip Purkon, MA, selaku Ketua dan Sekretaris

Prodi Hukum Keluarga Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hj. Azizah, MA, selaku Dosen Pembimbing dan selaku dosen

Pembimbing Akademik. yang telah sabar membimbing penulis, memberikan

saran dan meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini selesai.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu dalam perkuliahan selama masa studi penulis.

6. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas dalam studi

kepustakaan.

7. Untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Yasir dan Ibunda Acih Sukarsih,

terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatiannya. Doa-doa yang selau

dipanjatkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan kasih

sayang kepada mereka.

8. Kakak kandung Yusuf Husaini, Mila Karmila, serta kakak ipar Samsu, Triese

Imelda, serta keluarga besar (Alm) H. Umar (Alm) Hj. Tiyah (Alm) H.

Solihin (Alm) Hj. Aminah dan (Alm) Hj. Sadiah serta keluarga di Tnggerang

Page 8: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

viii

dan Bogor, penulis mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan

dukungan baik materi maupun non materi.

9. Ust. Anton, Ust Hariri Hadromi yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis dan memanjatkan do’a.

10. Keponakan mamang Ahmad Jakaria Husain dan Sultan Julkarnain terimakasih

sudah memberikan semangat dan selalu menghibur penulis dalam

menyelesaikan tugas ini. Dan semoga kelak penulis berharap kalian bisa

menjadi orang yang berprestasi, cerdas, memiliki pengetahuan luas dan

menjadi kebanggaan orang tua.

11. Sahabat hati insya Allah pendamping hidup di kemudian hari Indah

Widiyaningsih, A.Md.Kep., yang selalu memberikan motivasi semangat

kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan ini, serta bantuan baik

materiil dan non materiil.

12. Teman-teman seperjuangan Hukum Keluarga angkatan 2012, terima kasih

sudah saling menyemangati dan berdiskusi selama empat tahun masa studi di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

13. Jejen Sukrilah Sanusi S. Sy., M. H., dan MBOW S.Pd terimakasih atas

bantuan nya dalam memberikan motivasi terhadap penulis.

14. A. Gojali Sahlan, A. Zarkasih, Pandi Darmawan, Endang Jayadi, kawan

seperjuangan dari SMP sampai di UIN terimakasih atas semangatnya terhadap

penulis.

Page 9: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

ix

15. Rekan kelas keluarga besar Peradilan Agama B semoga kelak apa yang kita

cita-citakan tercapai dan semoga kita bisa selalu menjaga tali persahabatan ini

serta Aditia, A. Aly Royan, A. Faiq, Boby Gustiawan, Luthfan Adli, M.

Martin S.H, Ziyad M, Ropik, Faisal Kamal, Syahrul Ramadhani terimakasih

atas dukungan nya dan doa nya.

16. Keluarga Besar 13 IKAPMI UIN JAKARTA dan rekan alumni UQI di UIN

(IKAPMI UIN JAKARTA) Ikatan Alumni Pondok Modern Ummul Quro Al-

Islami.

17. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Perak 2015 serta warga Desa

Caringin Kampung Cikalang, Kab, Bogor.

18. Serta rekan-rekan semuanya yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan ini mohon maaf tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu namanya dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan

menyertai keberkahan kepada kita semua.

Jakarta, 2 Januari 2017 M

3 Rabi’ul-Akhir 1438 H

Muhammad Sulaiman

Page 10: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………….….... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….… ii

SURAT PENGESAHAN PANITIA UJIAN …………………………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………….… iv

ABSTRAK …………………………………………………………............. v

KATA PENGANTAR ………………….…………………………............. vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………............. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………….… 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………........... 6

E. Kajian (Review Studi Terdahulu) ……………………… 7

F. Metodologi Penelitian …………………………………. 10

G. Sistematika Penulisan …………………………………. 12

BAB II SEJARAH PEMBENTUKAN HUKUM KELUARGA ISLAM

DI INDONESIA DAN YAMAN

A. Sejarah Hukum Keluarga di Indonesia ……................... 15

1. Biografi dan Sejarah Islam di Indonesia ………….. 15

Page 11: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

xi

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam di Indonesia dalam

Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia ……... 16

3. Reformasi Hukum Keluarga Islam di Indonesia …... 20

B. Sejarah Hukum Keluarga di Yaman ……..…………...... 22

1. Biografi dan Sejarah Islam di Indonesia …………... 22

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam Yaman dalam

Peraturan Perundang-Undangan di Yaman ………. 26

3. Reformasi Hukum Keluarga Islam di Yaman ……. 28

BAB III PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEDUDUKAN

NAFKAH DALAM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN

YAMAN

A. Nafkah Menurut Ulama Mazhab dan Permasalahannya 31

1. Pengertian Nafkah ……………………………….. 31

2. Dasar Hukum Nafkah ……………………………. 33

3. Kewajiban Suami Memberikan Nafkah Keluarga . 36

4. Prinsip Kesetaraan Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam

Islam ……………………………………………... 42

B. Kedudukan Nafkah Menurut Peraturan Perundang-Undangan

Hukum keluarga Islam di Indonesia …………………. 44

C. Kedudukan Nafkah Menurut Peraturan Perundang-Undangan

Hukum Keluarga Islam di Yaman …........................... 46

Page 12: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

xii

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KEDUDUKAN NAFKAH

DALAM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

A. Segi-Segi Persamaan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan

Yaman ……………………………………………….. 52

B. Segi-Segi Perbedaan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan

Yaman ……………………………………………….. 55

C. Analisis Perbandingan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan

Yaman ……………………………………………….. 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………….. 66

B. Saran ……………………………………………….... 70

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 71

Page 13: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nafkah adalah pemberian dari suami yang diberikan kepada isteri setelah

adanya suatu akad pernikahan. Nafkah wajib karena adanya akad yang sah,

penyerahan diri isteri kepada suami, dan memungkinkan untuk terjadinya bersenang-

senang. Syari’at mewajibkan nafkah atas suami kepada isterinya. Nafkah hanya

diwajibkan atas suami karena tuntutan akad nikah dan karena keberlangsungan

bersenang-senang sebagaimana isteri wajib taat kepada suami, selalu menyertainya,

mengatur rumah tangga, mendidik anak-anaknya.1

Memberikan nafkah disini adalah semua macam belanja yang dikeluarkan

oleh seseorang untuk memenuhi keperluan hidup suami, isteri, dan anak-anaknya.2

Dasar hukum memberi nafkah terhadap keluarga wajib atas suami, berdasarkan nash-

nash Al Qur’an, Hadits Nabi dan Ijma Ulama. Hal tersebut dijelaskan didalam QS.

An-Nisa ayat 34:

ل هللا بعضهم على بعض وبما أوفقىا مه أمىا لهم امىن على الىساء بما فض الر جال قى

( 43) الىساء :

1Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Munakahat (Jakarta : Amzah, 2009), h. 212-

213.

2Muhammad Tholib, Ketentuan Nafkah Isteri dan Anak,Cet 1, (Bandung, Irsyad

Baitus Salam 2000), h. 19.

Page 14: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

2

Artinya : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan

karena mereka (pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Q.S An-Nisa :

34).

Kedudukan suami dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Suami

wajib memberikan nafkah baik berupa rumah, sandang, maupun pangan, dan isteri

berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengatur keuangan dalam rumah tangga

yang diperoleh dari nafkah yang diberikan oleh suami kepada isteri. Sebagaimana

diatur dalam Pasal 79 Kompilasi Hukum Islam (KHI) berbunyi : “(1) Suami adalah

kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga; (2) Hak dan kedudukan isteri adalah

seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

pergaulan hidup bersama dengan masyarakat.3

Sedangkan pengaturan nafkah dalam UU Perkawinan No 1 tahun 1974 kita

dapat melihatnya dalam pasal 34 ayat (1) yang berbunyi: Suami wajib melindungi

isterinya dan memberi segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya.4 Kewajiban yang lain suami terhadap isteri yaitu memberikan

tempat tinggal yang layak bagi isteri, sesuai dengan kemampuan suami. kewajiban

seorang suami terhadap isteri diatur dalam Pasal 80 Ayat (2) Kompilasi Hukum Islam

adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangga, akan tetapi mengenai hal-hal

yang penting dalam urusan rumah tangga harus diputus oleh suami dan isteri. Pada

pasal 80 Kompilasi Hukum Islam ayat 4 ialah sesuai dengan penghasilannya suami

3Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam (Bandung : CV. Nuansa Aulia,

2009), h. 25.

4Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan di Indonesia

Page 15: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

3

menanggung : a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri; b. biaya rumah

tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak; c. biaya

pendidikan bagi anak.5 Selain itu sebagaimana pada Pasal 81 Ayat (1) Kompilasi

Hukum Islam : “Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak-

anaknya atau bekas isteri masih dalam iddah.6 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

juga mengatur mengenai nafkah yaitu dalam Pasal 107 ayat (2) KUHper sebagai

berikut ; Setiap suami berwajib menerima diri isterinya dalam rumah yang ia diami.

Berwajiblah ia pula, melindunginya dan memberi padanya segala apa yang perlu,

sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya.7

Ketentuan nash (kandungan makna dalam suatu lafazh atau teks dalil dari Al

Qur’an atau As Sunnah) menunjukan bahwa beban perekonomian keluarga

dibebankan kepada suami. Suami wajib memenuhi nafkah untuk isteri dan anak-

anaknya sesuai dengan kelayakan dan tingkat kemampuan yang di miliki. Suami

harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang dapat mencukupi

kebutuhan ekonomi keluarga. Di samping itu, perlunya peran seorang isteri untuk

memberikan dukungan terhadap suami dalam mencari rezeki, manusia harus bekerja

keras dan mengerahkan segala daya dan upaya.8 di sinilah letak seorang isteri untuk

5Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : CV. Nuansa Aulia,

2009), h. 80.

6 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, h. 26.

7Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

8Ridha Bak Najjad, Hak dan Kewajiban Isteri dalam Islam (Jakarta :Lentera

Basrimata, 2002), cet I, h. 106.

Page 16: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

4

terus memberikan semangat agar suami bekerja secara maksimal dan memperoleh

hasil yang optimal.

Secara umum, baik fiqh klasik maupun hukum keluarga (Islam) modern

menetapkan bahwa nafkah adalah kewajiban suaminya dan merupakan hak isteri,

meskipun dalam batas tertentu isteri bisa membantu suaminya dalam mencari nafkah.

Menurut Undang-Undang Yaman Qanun al-Ushrah ( Family Law ) Tahun 1974

pasal 17 dan 20, nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi juga kewajiban

bersama, sehingga kedua pasangan harus memberikan andil dalam mengupayakan

pembiayaan kehidupan rumah tangga mereka.9 Bahkan biaya pernikahan saja,

masing-masing harus ikut menanggung pembiayaan. Penyimpangan dari ketentuan

ini dapat ditolerir bila salah satu dari pasangan tersebut memang tidak mampu ikut

menyumbang pembiayaan kehidupan mereka.

Dan pasal 29 ayat 1c menyatakan bahkan, bila kasus terakhir ini terjadi dan

pasangannya tidak dapat menerima keadaan ini, maka pengadilan dapat menceraikan

pasangan suami-isteri tersebut.10

Adanya perbedaan dalam kedudukan nafkah di

Negara Indonesia dan Yaman, menarik perhatian penulis untuk menelitinya, maka

studi ini menjadi penting dan menarik untuk dibahas. Oleh karena itu penelitian ini

akan di paparkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : Kedudukan Nafkah dalam

Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia dan Yaman.

9 Undang-Undang Qanun al-Usrah Tahun 1974 pasal 17 dan 20.

10

Undang-Undang Qanun al- Usrah Tahun 1974 pasal 29 I.c.

Page 17: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana konsep nafkah dalam Islam ?

b. Bagaimana kedudukan nafkah menurut al-Qur’an dan Hadits ?

c. Bagaimana kedudukan nafkah dalam perkawinan di Indonesia ?

d. Bagaiman kedudukan nafkah dalam perkawinan di Yaman ?

e. Bagaimana kedudukan nafkah menurut Ulama Mazhab ?

f. Apa yang melatar belakangi perbedaan mengenai nafkah dalam hukum

keluarga di Indonesia dan Yaman ?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dalam membahas skripsi ini lebih spesifik, maka penulis memberikan

batasan sesuai dengan judul yang diangkat pada penelitian ini yaitu menjelaskan

mengenai kedudukan nafkah dalam perkawinan yang berlaku di Indonesia dan

Yaman. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka penulis ingin

menelusuri lebih jauh analisis perbandingan terhadap Peraturan Perundang-Undangan

hukum keluarga Indonesia dan Yaman.

Page 18: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

6

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang Studi Komparasi

Peraturan Perundanga-Undangan di Indonesia dan Yaman mengenai kedudukan

nafkah:

1. Bagaimana kedudukan Nafkah menurut peraturan perundang-undangan di

Indonesia dan Yaman?

2. Apa yang mempengaruhi terbentuknya Peraturan Perundang-Undangan

mengenai kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan Yaman?

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan kedudukan Nafkah menurut peraturan

perundang-undangan di Indonesia dan Yaman?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kedudukan nafkah menurut Peraturan Perundang-

Undangan di Indonesia dan Yaman.

b. Untuk mengetahui yang melatar belakangi terbentuknya Peraturan Perundang-

undangan mengenai kedudukan nafkah di Indonesia dan Yaman.

c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedudukan nafkah menurut

Peraturan Perundang-undangan di Indonesia dan Yaman.

Page 19: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

7

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai wujud kontribusi positif penulis terhadap perkembangan hukum

khususnya mengenai kedudukan nafkah dalam pernikahan di dunia Islam.

b. Penulisan skripsi ini diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan,

menambah khazanah keilmuan di bidang hukum keluarga khususnya di

bidang kedudukan nafkah dalam pernikahan di dunia Islam.

c. Peneliti ini diharapkan menjadi pelengkap penelitian-penelitian sebelumnya.

d. Memberikan sumbangan kepada mahasiswa atau siapa saja yang konsen

dengan permasalahan ini.

e. Memberikan satu karya ilmiah yang bermanfaat bagi civitas akademika

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta secara khsusus, dan bagi masyarakat secara umum.

E. Review Studi Terdahulu

Dalam permasalahan kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di dunia

Islam, ada beberapa hal yang menjadi rujukan penulis, yaitu telaah pustaka yakni

menelaah beberapa karya-karya ilmiah serta buku-buku yang ada kaitannya dengan

skripsi yang penulis bahas diantaranya :

1. KURANG TERPENUHINYA NAFKAH SEBAGAI ALASAN

PERCERAIAN (STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SELEMAN).

2006. Oleh Mohammad Husain dari UIN Sunan Kalijaga, dalam tesisnya

membahas mengenai perceraian karena kurang terpenuhinya nafkah. Hasil

Page 20: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

8

dari tesis tersebut adalah bahwasanya kurang terpenuhinya nafkah bukan

merupakan alasan primer dalam perceraian. Adapun pertimbangan hakim

dalam memutus atau menyelesaikan perkara tersebut dikembalikan pada

akibat dari kurang terpenuhinya nafkah, yaitu berakibat tidak adanya

ketentraman, keharmonisan, dan kebahagiaan dalam membangun rumah

tangga, sering terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus,

sehingga tujuan perkawinan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa tidak tercapai.

Adapun dasar hukum yang digunakan hakim dalam menyelesaikan gugatan

perceraian tersebut adalah Pasal 1 dan Pasal 39 ayat 2 Undang-undan No.1

Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 huruf f jo. Pasal 22 ayat 2

Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975

2. HAK NAFKAH BAGI ANAK HASIL HUBUNGAN DI LUAR

PERNIKAHAN ( STUDI TERHADAP FATWA MUI NOMOR : 11 TAHUN

2012). Oleh Fatchul Huda dari UIN Sunan Kalijaga. Dalam sekripsi nya

membahas mengenai hak nafkah bagi anak hasil hubungan di luar nikah. Hasil

dari skripsi tersebut adalah bahwasanya hak nafkah bagi anak hasil hubungan

di luar pernikahan tidak mempunyai hubungan nasab dengan laki-laki yang

menyebabkan kelahirannya yaitu bapaknya. Juga anak hasil hubungan di luar

pernikahan hanya mempunyai nasab, waris dan nafkah dengan ibunya dan

keluarga ibunya. Adapun kesimpulan Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan

fatwa tentang status anak zina serta perlakuan terhadapnya. Alasan yang

Page 21: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

9

dipakai dalam mengeluarkan fatwa ini adalah pencegahan Sadd az-Zari’ah

(memotong jalan kerusakan). Dalam Islam sudah di jelaskan bahwa anak hasil

di luar pernikahan status keperdataannya hanya di jatuhkan pada ibu dan

keluarganya saja. Adapun dasar hukum yang di gunakan Majelis Ulama

Indonesia yaitu al-Qur’an dan Hadist.

3. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMENUHAN NAFKAH

SUAMI KEPADA ISTERI DALAM PERKAWINAN USIA LANJUT DI

KELURAHAN AMPEL SURABAYA. 2015. Oleh M. Lukman dari UIN

Sunan Ampel Surabaya. Dalam skripsi ini di bahas tentang tinjauan hukum

Islam terhadap pemenuhan nafkah suami kepada isteri dalam perkawinan usia

lanjut di Kelurahan Ampel Surabaya. Hasil dari skripsi itu adalah bahwasanya

adanya dua pihak yang melakukan pernikahan, dengan alasan untuk

mencegah perbuatan zina. Pernikahan dilakukan dengan bawah tangan, yaitu

pernikahan dilakukan berdasarkan hukum Islam. Sehingga beberapa

konsekuensi yang tidak sepenuhnya dapat dipenuhi oleh suami, seperti

tanggung jawab suami terhadap isteri (nafkah), yang mengakibatkan isteri

tidak dapat menuntut terhadap suami. Adapun kesimpulan menurut hukum

Islam bahwa suami wajib memberikan nafkah terhadap isteri, baik nafkah

lahir maupun batin. Pemenuhan nafkah dalam kasus pernikahan usia lanjut di

Kelurahan Ampel Surabaya ini dapat ditolerir dengan alasan bahwa ketentuan

dalam hukum Islam tidak mengatur tentang besar kecilnya pemenuhan

nafkah, hanya dikatakan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Page 22: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

10

Berdasarkan telaah pustaka terhadap karya-karya di atas maka sejauh

pengetahuan penulis belum ada yang meneliti topik yang penulis angkat yakni,

Kedudukan Nafkah dalam Hukum Keluarga di Dunia Islam (Studi Komparatif

Peraturan Perundang-undang Perkawinan Indonesia dan Yaman).

F. Metodologi Penelitian

Metode adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian

mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam suatu

kegiatan penelitian.11

Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa aspek metode penelitian yang akan

digunakan yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian skripsi ini sepenuhnya menggunakan metode penelitian

kepustakaan (library research) yaitu dengan meneliti peraturan Hukum Keluarga

yang berlaku di Indonesia dan Yaman dan juga meneliti berbagai buku, majalah, surat

kabar, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang ada hubungannya dengan judul yang

dibahas dalam skripsi ini.

11Afifi Fauzi Abbas, Metode Penelitian, cet.I (Jakarta: 2010), h. 97.

Page 23: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

11

2. Sumber dan Data Penelitian

a. Sumber Data

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Inpres Nomor 1

Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam. dan Qanun Ushrah (Family Law) Tahun 1974.

b. Jenis data

Ada dua jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.

1) Data primer: yaitu data yang berasal dari Al-Qur’an, kitab hadits, Undang-

Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, Inpres Nomor 1 tahun 1991

Kompilasi Hukum Islam dan Qanun Ushrah (Family Law) Nomor 1 tahun

1974 dan buku fiqih mazhab yang membahas nafkah.

2) Data sekunder: yaitu data yang berupa dokumen-dokumen yang terdapat

dalam buku, majalah,surat kabar, jurnal ilmiah, internet, dan artikel yang

relevan dengan tema skripsi ini.

c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah studi naskah dan

pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data yang membahas tentang kedudukan

nafkah, undang-undang nafkah, syarat-syarat, serta kedudukan nafkah di negara

Indonesia dan Yaman.

Setelah data terkumpul dari berbagai sumber maka penulis akan memaparkan

data tersebut, kemudian penulis analisa. Secara teknis penulisan ini berpedoman pada

Page 24: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

12

buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012”

d. Analisis Data

Adapun analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis

komparatif yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan

untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan

sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah

BAB per bab, dimana antara BAB yang satu dengan BAB yang lainnya memiliki

keterkaitan. Sistematika penulisan yang dimaksudkan, sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini merupakan bab tentang pendahuluan yang merupakan suatu

pengantar umum pada penulisan skripsi ini berikutnya yang meliputi : latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: SEJARAH PEMBENTUKAN HUKUM KELUARGA ISLAM DI

INDONESIA DAN YAMAN

Pada bab kedua menjelaskan tentang sejarah pembentukan hukum keluarga

Islam di Indonesia dan Yaman. Bab ini penulis akan membahas pertama sejarah

hukum keluarga di Indonesia yang meliputi: biografi dan sejarah Islam di Indonesia,

Page 25: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

13

pembentukan hukum keluarga Islam dalam peraturan perundang-undangan di

Indonesia, dan reformasi hukum keluarga di Indonesia. Dan yang kedua sejarah

hukum keluarga Islam di Yaman yang meliputi: biografi dan sejarah Islam di Yaman,

pembentukan hukum keluarga Islam dalam peraturan perundang-undangan di Yaman,

dan reformasi hukum keluarga di Yaman.

BAB III: PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEDUDUKAN

NAFKAH DALAM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

Selanjutnya pada bab ketiga menjelaskan tentang peraturan perundang-

undangan kedudukan nafkah di Indonesia dan Yaman. Bab ini penulis akan

membahas pertama nafkah menurut para ulama mazhab dan permasalahannya yang

meliputi: dasar hukum nafkah, kewajiban suami memberikan nafkah keluarga, prinsip

kesetaraan hak dan kewajiban suami isteri dalam Islam. Dan yang kedua kedudukan

nafkah menurut peraturan perundang-undangan hukum keluarga di Indonesia, dan

yang ketiga kedudukan nafkah menurut peraturan perundang-undangan hukum

keluarga di Yaman.

BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN KEDUDUKAN NAFKAH DALAM

PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

Dalam bab keempat menjelaskan tentang analisis perbandingan kedudukan

nafkah di Indonesia dan Yaman. Bab ini penulis akan membahas pertama segi-segi

persamaan kedudukan nafkah di Indonesia dan Yaman. Yang kedua segi-segi

perbedaan kedudukan nafkah di Indonesia dan Yaman. Dan yang ketiga analisis

perbandingan kedudukan nafkah di Indonesia dan Yaman.

Page 26: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

14

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini akan disampaikan beberapa kesimpulan guna menjawab

beberapa pertanyaan yang mendasar dari permasalahan yang ada di dalam skripsi ini.

Tidak lupa penulis akan memberikan beberapa saran-saran yang di perlukan sebagai

catatan atas permasalahan dalam skripsi ini yang.

Page 27: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

15

BAB II

SEJARAH PEMBENTUKAN HUKUM KELUARGA ISLAM DI INDONESIA

DAN YAMAN

A. Sejarah Hukum Keluarga di Indonesia

1. Biografi dan Sejarah Islam di Indonesia

Negara Indonesia adalah merupakan negara kesatuan yang berbentuk

Republik dengan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

Undang-Undang Dasar. Pancasila adalah dasar ideal negara yang menggambarkan

bahwa negara Indonesia adalah negara yang menghargai dan menghormati kehidupan

beragama.1

Indonesia terdiri dari kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia

(lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia

dan Samudera Pasifik. Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan selatan.

Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di Asia Tenggara. Pulau-pulau

terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo (Kalimantan).2

Islam masuk ke Nusantara berasal dari benua India, daerah Gujarat dan

Malabar abad 12. Teori ini berlandasakan pada sejarah migrasinya orang-orang Arab

yang berMazhab Syafi‟i. Kedua daerah tersebut kemudian membawa ajaran Islam ke

1 Dedi Supriyadi dan Mustofa, Perbandingan hukum Perkawinan di Dunia Islam

(Bandung: Pustaka Al-Fikriis, 2009), h. 183.

2Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2003), h. 508.

Page 28: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

16

Nusantara oleh pedagang-pedagang perantara yaitu pedagang Nusantara dan para

pedagang di Timur Tengah. Karena jalur perdagangan laut yang menghubungkan

Siraf di Teluk Persia, India, dan Cina sudah ada sejak abad 4, dan berkembang

menjadi jalur transportasi yang lebih besar di abad ke-7.3

Dalam negara Indonesia yang berdasar Pancasila dan mayoritas penduduknya

beragama Islam, ada konsekuensi bahwa hukum yang berlaku di Indonesia harus

tetap konsisten dengan dan dilandasi oleh nilai-nilai Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

[sebagai sila pertama Pancasila yang menyinari sila-sila lainnya], dan tetap

mengindahkan nilai-nilai hukum agama Islam. Sebaiknya hukum di Indonesia,

khususnya yang berlaku bagi umat Islam Indonesia, tidak boleh mengandung

ketentuan yang bertentangan dengan hukum Islam. Dengan demikian “di dalam

negara hukum Pancasila yang penting adalah hukum nasional yang sumber utamanya

adalah hukum Islam selain Pancasila.”4

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam di Indonesia dalam Peraturan

Perundang-undangan di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang secara konstitusional tidak

menyatakan diri sebagai negara Islam tetapi mayoritas penduduknya menganut agama

Islam. Sebagian hukum Islam telah berlaku di Nusantara sejak zaman kerajaan-

3 Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam

Hukum Nasional (Jakarta: RMBooks, 2012), h. 22

4 Suparman Usman, Hukum Islam Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam

dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 126.

Page 29: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

17

kerajaan Islam. Kemudian berlaku pada masa penjajahan kolonial Belanda hingga

zaman kemerdekaan. Secara yuridis, bagian hukum Islam telah dilaksanakan. Namun,

penerapan prinsip berangsur-angsur dalam pengundangan hukum Islam di Indonesia.5

langkah pemerintah ini dianggap progresif oleh kalangan umat Islam. Namun,

umat Islam juga melihat adanya kepentingan politik di balik pengundangan Undang-

Undang ini. Kepentingan tersebut tanpak jelas, misalnya, dari upaya pemerintah Orde

Baru mengurangi peran lembaga-lembaga Islam yang berada di luar kendali Negara.

Hal itu ditekankan oleh umat Islam karena pada saat yang sama, Orde Baru

memperkuat pemerintah sipil.6 Umat Islam pun tak bisa lagi membendung reaksi

mereka dan mereka melakukan demonstrasi secara besar-besaraan. Tidak kurang dari

700 perempuan dari berbagai kelompok, juga berates-ratus pemuda muslim,

menduduki lantai gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),7 ketika draf sedang

dibahas dan demonstrasi besar-besaran terjadi diluar gedung. untuk mengatasi

kekacauan ini, dilakukanlah lobi antara kelompok-kelompok muslim yang di wakili

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan pemerintah yang diwakili kelompok

militer.

Dalam lobi di capai sebuah kesepakatan penghapusan beberapa pasal tentang

aturan-aturan yang telah menjadi pemicu protes dan dipandang bertentangan dengan

5 Dedi Supriyadi & Mustofa, Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Islam,

(Bandung: Pustaka Al Fikriis, 2009), h. 184.

6Andree Feillard, NU vis-à-vis Negara (Yogyakarta : LKIS, 1999), h. 192.

7Abdul Halim, Peradilan Agama dalam Politik Hukum Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo,

2000) h. 118.

Page 30: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

18

prinsip-prinsip Islam. Dengan dihapusnya beberapa pasal konterversial berikut,

Rancangan Undang-undang itu kemudian disahkan sebagai Undang-undang

Perkawinan di DPR pada 22 Desember 1973 dan ditetapkan sebagai Undang-undang

No1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.8

Kompilasi Hukum Islam , seterusnya disebut KHI, merupakan hukum materil

pengadilan dilingkungan peradilan agama di Indonesia, yang dikeluarkan melalui

instuksi Presiden pada 1991. KHI terdiri dari tiga bab : perkawinan, kewarisan dan

perwakafan, yang dikeluarkan 299 pasal. Bab tentang aturan perkawinan mencakup

19 masalah, termasuk dasar perkawinan, pertunangan, syarat dan ketentuan

perkawinan, mahar, larangan kawin, perjanjian perkawinan, perkawinan selama

hamil, poligami, pencegahan perkawinan, batalnya perkawinan, hak dan kewajiban

perkawinan, harta kekayaan dalam perkawinan, pemeliharaan anak, perwalian,

terputusnya perkawinan, akibat putusnya perkawinan, rujuk dan idah. Bab tentang

kewarisan membahas lima masalah, termasuk ahli waris, bagian waris, masalah yang

dimunculkan „awl dan radd‟, wasiat dan hibah. Bab tentang perwakafan memuat

fungsi, syarat, prosedur dan pencatatan wakaf, tempat tinggal dan pengawasan hak

milik.

Perlibatan ulama juga dimaksud agar KHI lebih diterima oleh umat Islam.

Bustanul Arifin mengatakan bahwa dengan melibatkan ulama dari berbagai daerah,

umat Islam Indonesia akan merasa bahwa pendapat-pendapat ulama mereka didengar

dan dipertimbangkan. Keterlibatan mereka, menurut Bustanul Arifin, juga terkait

8Asep Saepudin Jahar.dkk, Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, h. 16.

Page 31: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

19

dengan kenyatan bahwa para ulama memiliki kecenderungan sendiri-sendiri dalam

merujuk kitab fiqih. Menyadari kenyataan ini, Bustanul Arifin dan anggota komite

lainnya bahkan memutuskan mengundang mereka ke seminar nasional untuk

membahas draf itu. Dia mengatakan bahwa keberhasilan dalam mengeluarkan KHI

bisa dikaitkan juga dengan adanya dukungan ulama terhadap peroyek pembuatan KHI

itu.9 Draf KHI itu pada dasarnya diselesaikan dan disetujui dalam seminar nasional

pada 1988. Kemudian, setelah Pengadilan Agama memperoleh hukum acara secara

formal pada 1988 dengan lolosnya Undang-Undang No.7/1989, pada 1991 KHI

ditandatangani presiden Soeharto, yang menandakan bahwa KHI harus diterapkan

sebagai hukum materil peradilan agama dan disahkan oleh instruksi presiden atau

Inpres No. 1/1991. Kekuatan hukum di balik KHI ini kemudian diikuti dengan

Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 154/1991, instruksi tentang penerapan KHI.

Inpres menginstuksikan Menteri Agama untuk menyebarluaskan KHI

kedalam lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat, dan untuk melaksanakan

instuksi itu sebaik mungkin. Meskipun bukan Undang-Undang KHI memiliki dasar

hukum yang sangat kuat dalam Inpres. Menteri Agama mengeluarkan keputusannya

sebagai Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 154/1991 tentang pelaksanaan Inpres.

Instuksi presiden untuk menggunakan KHI itu sesungguhnya bukanlah sebuah

instuksi yang kuat, tetapi Keputusan Menteri Agama memperkuat Instuksi tersebut.10

9Euis Nurlaelawati, Modernization, Tradition, and Identity (Amsterdam : University Press,

2010), h. 86.

10

Asep Saepudin Jahar.dkk, Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, , h. 22.

Page 32: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

20

3. Reformasi Hukum Keluarga Islam di Indonesia

Pembaharuan hukum keluarga di Indonesia bukan tanpa upaya awal dari

beberapa ahli hukum, baik ahli hukum Islam maupun adat, yang telah

memperkenalkan beberapa ide mereka. Terdapat beberapa ahli hukum yang dapat

dianggap sebagai peletak dasar atau ide pembaharuan yang sekarang kita lihat. Ahli

hukum yang sering disebut dalam hal ini adalah Hasbie Ash Shiddieqy dan Hazairin,

beberapa ahli hukum atau praktisi selain kedua ahli hukum tersebut yang dianggap

meneruskan dan bahkan mewujudkan ide-ide dasar tersebut adalah Munawir Syadzali

dan Bustanul Arifin.11

Ide-ide mereka kemudian mengantarkan pemerintah

melakukan upaya pembaharuan lewat apa yang menjadi trend sejak abad ke 19 di

berbagai Negara Muslim di dunia, yaitu Kodifikasi Hukum.12

Dua tujuan utama

pembaharuan hukum keluarga Islam adalah 1) meningkatkan status atau kedudukan

kaum wanita, 2) memperkuat hak-hak para anggota keluarga inti. Pembaharuan-

pembaharuan itu terjadi dalam tiga bidang: yaitu perkawinan, perceraian, dan

pewarisan.13

11 Euis Nurlaelawati, Modernization, Tradition, and Identity (The Amsterdam University

Press, 2010), h 76-79.

12

Asep Saepudin Jahar.dkk, Hukum Keluarga , Pidana & Bisnis, (Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group, 2012), h. 11-12.

13

John J Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi Masalah-

Masalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 364-365.

Page 33: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

21

Jika ditelusri dengan seksama unsur-unsur yang tercipta dari upaya kodifikasi

hukum yang dilakukan oleh beberapa negara muslim di dunia ini. maka akan

ditemukan beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang dikemukakan adalah :

a. Bahwa kodifikasi tersebut dipicu oleh tuntutan atau alasan yang krusial, yaitu

untuk memenuhi tantangan dan tututan legislasi modern

b. Bahwa dalam upaya ini, Negara-negara tersebut menggunakan metode-

metode yang beragam, yang semuanya bermuara pada tercapainya sebuah

kemaslahatan umat dan terealisasinya politik hukum

c. Bahwa kodifikasi menyebabkan tergantikannya aturan-aturan hukum terkait

beberapa masalah keluarga yang tertera dalam fikih klasik dengan aturan-

aturan baru yang sesuai dengan kondisi lokal masing-masing Negara.14

Undang-undang Perkawinan yang dirumuskan oleh Negara tersebut, jika

dilihat dari konteks sejarahnya, merupakan jawaban pemerintah terhadap kondisi

masyarakat yang menginginkan modernisasi dalam bidang hukum keluarga, selain

juga sangat erat kaitannya dengan politik pembangunan. Dari beberapa rumusan di

dalamnya dapat dilihat bagaimana undang-undang ini berusaha untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dan mewujudkan proses modernisasi. 15

Hukum perkawinan

Indonesia merupakan penjabaran hukum perkawinan dalam Islam, terutama dalam

14 Asep Saepudin Jahar.dkk, Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, (Jakarta : Kencana

Prenadamedia Group, 2012), h. 13-14.

15

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,

2013), h. 176.

Page 34: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

22

kitab-kitab fikih konvensional. Maka, dapat disebutkan bahwa pembaharuan hukum

keluarga di Indonesia antara lain merupakan upaya memperbaiki status perempuan

dan kedudukan mereka di masyarakat, sehingga tidak jarang terjadi adanya

pembaruan hukum Islam yang ada di kitab-kitab fikih.16

B. Sejarah Hukum Keluarga di Yaman

1. Biografi dan Sejarah Islam di Yaman

Republik Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya,

bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan,

Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi

di sebelah utara. Orang-orang keturunan Arab di Indonesia sebagian besarnya berasal

dari Yaman.

Luas wilayahnya mencapai 536.600 . Jumlah penduduk pada tahun 2013

mencapai 24.400.000 jiwa. Pada tahun 2015 sekitar 25.956.200 jiwa. Islam

merupakan agama mayoritas di Yaman, terdapat sedikit orang yahudi. Hampir lebih

dari seperempatnya adalah pengikut Mazhab Syiah az-Zaidiyah. Pendapatan nasional

negara ini disandarkan pada pertanian yang mencapai 70% dari keseluruhan

pendapatannya. Biji kopi merupakan komoditas terbesar dari pertaniannya.

Yaman merupakan salah satu pusat peradaban tertua kawasan timur tengah.

Ibukota dan kota terbesarnya adalah Sana‟a. Wilayah Yaman mencakup lebih dari

200 pulau, pulau terbesarnya adalah Socotra, yang berada 354 km (220 mil) di

16 Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, h. 180.

Page 35: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

23

sebelah selatan pulau utama Yaman. Unifikasi Yaman terjadi pada tanggal 22 Mei

1990, yaitu ketika Yaman Utara bersatu dengan Yaman Selatan, membentuk

Republik Yaman.17

Pada abad ke-7 M, suku-suku Yaman memeluk Islam dan memainkan peran

utama dalam penaklukan Muslim di Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Pada

akhir abad ke-12 M, Dinasti Ayyubiyah, yang berbasis di Mesir, mengambil alih

kekuasaan kedua Yaman dan daerah-daerah di sekitarnya. Setelah penaklukan

Ayyubiyah, Yaman dipegang oleh dinasti Ayyubiyah sampai wakil gubernur Yaman

memproklamasikan kemerdekaannya dari dinasti ini pada tahun 1229.

Memasuki awal abad ke-20, konstelasi politik dunia mengalami perubahan

yang cukup mencolok, terutama di negara-negara muslim Asia dan Afrika, yang

merupakan daerah koloni Barat. Peradaban dan pemikiran Barat modern, sedikit

banyak turut menentukan arah perkembangan negara-negara muslim pada masa

selanjutnya. Salah satu aspek yang tersentuh pembaharuan adalah pemikiran dan

pengembanan hukum keluarga Islam, yang semakin nyata setelah terbentuknya

negara-negara Islam baru yang meraih kemerdekaannya pasca Perang Dunia II.18

Pada masa sebelum kemerdekaan, pemerintah kolonial Ingggris telah

mengadakan peradilan yang antara lain menerapkan hukum Islam (syari‟ah) dalam

17 Artikel diakses pada 22 juli 2016 dari https://www.scribd.com/doc/211802430/BAB-II-

Tentang-Yaman.

18 M. Atho Muzhdar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern

(Studi Perbandingn dan Keberanjakan UU Modern dari kitab-kitab Fikih) (Jakarta: Ciputat Press,

2003), h. 65.

Page 36: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

24

kasus-kasus yang melibatkan orang Islam dalam masalah keluarga, seperti

perkawinan, perceraian, kewarisan dan perwalian. Hanya saja, penerapan hukum

tersebut tidak meliputi seluruh wilayah Yaman secara utuh. Hanya di daerah

perkotaan saja hukum keluarga Islam dapat diterapkan sepenuhnya. Sedangkan di

daerah pedalaman (pegunungan) masih berlaku hukum adat dan suku masing-masing,

meskipun telah ada upaya untuk memberlakukan hukum sipil, hukum perburuhan,

hukum keluarga dan hukum pidana di seluruh wilayah negara.19

Hampir selama

seribu tahun, Jazirah Arab berada di belakang laju perkembangan Timur Tengah.

Ketika penaklukan bangsa Arab membuka era baru dalam peradaban Timur Tengah,

penaklukan tersebut melepaskan sebagian penduduknya, dan menempatkan Jazirah

Arab ini pada peranan marjinal dalam sejarah Timur Tengah. Dalam sistem imamah

di Yaman, Kesultanan Oman, dan Saudi Arabia, agama dan negara dikaitkan dengan

pola kaitan yang sangat kuat. Raja (penguasa) dipandang sebagai pimpinan agama

yang bertanggungjawab menerapkan nilai-nilai ajaran Islam. Di seluruh penjuru

wilayah Jazirah Arabia ulama memainkan peran penting sebagai penasihat politik

bagi para penguasa, sebagai pimpinan peradilan, sebagai pimpinan pendidikan Islam,

sebagai sumber nasihat moral dan otoritas politik baik ulama Ibadiyah, Zaidiyah

Syafi‟iyah, maupun Wahhabiyah.20

19 M. Atho Muzhdar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern

(Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari kitab-kitab Fikih), h. 69.

20 Ira Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1999), h. 183.

Page 37: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

25

Orang-orang Utsmaniyah menguasai Yaman (untuk yang pertama kalinya)

pada masa antara tahun 945-1045 H/1538-1635 M. Mereka terus terlibat dalam

perang yang berlangsung terus-menerus melawan pemimpin Zaidiyyah sampai

mereka terusir. Inggris menguasai Aden pada tahun 1253 H/1837 M. Kemudian

orang-orang Utsmaniyah menguasai negeri itu kembali (untuk kedua kalinya).

Sebelum memeluk Islam, mereka adalah penganut agama Nasrani dan Yahudi. Pada

tahun 6 H/627 M, Rasulullah mengirimkan surat kepada penguasa mereka al-Harits

bin Abdu Kilal al-Himyari. Utusan raja Himyar kemudian menemui Rasulullah

kembali dan membawakan kabar keislaman mereka pada tahun 9 H.

Maka, Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal untuk mengajarkan Islam

kepada mereka dan menjadi hakim di antara mereka. Kemudian Yaman tumbuh kuat

menopang agama ini dan menjadikannya sebagai salah satu sendi dari sendi-sendi

kehidupannya. Pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq tergabunglah ke dalam

pasukan Islam ribuan tentara dari mereka.

Pemimpin terakhir mereka adalah Muhamad Badr yang menghadapi kudeta

militer. Kudeta tersebut menginginkan negeri itu berganti menjadi Republik dengan

kepemimpinn Abdullah as-Salal pada tahun 1962. Maka, terjadilah peperangan antara

orang-orang kerajaan yang didukung Saudi Arabia, melawan orang-orang yang

menghendaki sistem Republik yang didukung oleh kekuatan Mesir yang disusupi

oleh Jamal Abdul Nashir yang masuk ke Yaman. Perang ini berakhir dengan

ditariknya kekuatan Abdul Nashir dari medan tempur pada tahun 1387 H/1967 M.

Sedangkan, Yaman Demokratik Selatan telah diduduki oleh penjajah Inggris pada

Page 38: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

26

tahun 1253 H/1837 M. Kemudian diikuti oleh daerah-daerah lain yang jatuh ke

tangan Inggris. Negeri ini berada dalam penjajahan Inggris pada tahun 1388 H/1967.

Kemudian Komunis menguasai negeri ini. Presiden pertama mereka adalah Qahthar

Sya‟bi.21

2. Pembentukan Hukum Keluarga Islam Yaman dalam Peraturan PerUndang-

Undangan di Yaman

Dalam lintas sejarahnya Republik Yaman Selatan (Demokrat) mengalami

pasang surut, secara urut bentuk Negara tersebut berbentuk Negara persemakmuran,

Negara kerajaan dan terakhir sebagai Negara Republik. Sejak abad ke-19 Yaman

Selatan merupakan Negara jajahan atau merupakan Negara kolonial Pemerintah

Inggris tepatnya hingga tahun 1967 Republik Yaman Selatan masih berada dibawah

penguasaan dan dominasi Pemerintah Inggris.22

Negara Yaman juga berMazhab

Syafi‟i, bercorak pemikiran hukum, antara tradisional dan rasional, dasar pemikiran

hukum: Alquran, Sunnah, Ijmak dan Kias.23

Setelah Yaman Selatan merdeka tahun 1967 bentuk Negara menjadi Republik

Yaman Selatan – Dimanaa dalam konstitusi Nasional yang diumumkan pada

November 1970, mengungkapkan bahwa:

21 Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta:

Akbar Media, 2003), h. 473.

22

Den Heijer, Johannes, Syamsul Anwar, Islam Negara dan Hukum, (Jakarta : INIS,1993), h.

134.

23 Sadari, “Hak Perempuan Pasca Perceraian: Analisis Perbandingan Hukum Keluarga di

Indonesia dan Dunia”, Jurnal Hukum Vol. 12, no. 2 (November 2015): h. 223.

Page 39: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

27

1. Islam sebagai agama resmi yang diakui Negara secara utuh hukumnya dan

bebas memeluknya serta akan mendapatkan perlindungan.

2. Negara menjamin/melindungi persamaan hukum laki-laki dengan

perempuan dalam seluruh aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, dan

kehidupan social.

3. Negara secara bertahap memberlakukan Hukum Perdata dan Hukum

Pidana.

Khusus mengenai hukum yang mengatur masalah keluarga pasca-kemerekaan

Republik Yaman Selatan, aturan hukum keluarga yang secara umum merupakan

translasi dari berbagai ketentuan asli yang hidup dan berkembang di sana,

diundangkan menjadi sebuah Undang-Undang resmi pada tanggal 5 Januari 1974

dalam bentuk Undang-Undang Keluarga (Qanun Al-Usrah – Family Law) Tahun

1974.24

Pada masa sebelum kemerdekaan, pemerintah kolonial Inggris telah

mengadakan peradilan yang antara lain menetapkan hukum Islam (syari‟ah) dalam

kasus-kasus yang melibatkan orang Islam dalam masalah keluarga, seperti

perkawinan, perceraian, kewarisan dan perwalian. Hanya saja, penerapan hukum

tersebut tidak meliputi seluruh wilayah Yaman secara utuh. Hanya di daerah

perkotaan saja hukum keluarga Islam dapat diterapkan sepenuhnya. Sedangkan di

daerah pedalaman masih berlaku hukum adat dan suku masing-masing, meskipun

24Tahir Mahmood , Personal Law In Islamic Countries; Jordan : The Code Personal Staus

1976,(New Delhi : India Time Press, 1987), h. 15-28.

Page 40: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

28

telah ada upaya untuk memberlakukannya hukum sipil, hukum perburuhan hukum

keluarga, dan hukum pidana di seluruh wilayah Negara.25

Meskipun dalam beberapa ketentuan Syariah di berlakukan, pemerintah

Inggris tidak menghargai adanya perbedaan antara hukum syariah dengan hukum

adat, bahkan sering terjadi pemaksaan penerapan hukum adat yang bertentangan

dengan hukum syariah.26

Khusus tentang persamaan hak dan kewajiban antara laki-

laki dan perempuan, dalam hubungannya dengan rumah tangga (keluarga),

amandemen Undang-Undang tahun 1978 lebih menegaskan lagi bahwa Undang-

Undang yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan akan disusun atas dasar

persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Tampaknya, isu-isu tentang

kesetaraan gender tidak sebatas sebagai wacana pemikiran dalam tataran ide, tetapi

sudah merupakan agenda aksi yang mesti dilaksanakan melalui peraturan yang

mengikat, yakni lewat Undang-Undang.27

3. Reformasi Hukum Keluarga Islam di Yaman

Reformasi hukum keluarga di negara-negara muslim merupakan contoh yang

baik untuk melihat sisi-sisi pembaharuan dalam Islam, mengingat reformasi hukum

keluarga merupakan salah satu tema reformasi Islam. Hal ini terkait dengan

25M. Atho‟muzhdar, Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern,

(Jakarta, Ciputat Press, 2003), h. 69.

26

Tahir Mahmood, Personal Law In Islamic Contries (New Delhi: Academy of Law and

Religion, 1987), h. 177.

27

M. Atho‟muzhdar, Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern,

(Jakarta, Ciputat Press, 2003), h. 71.

Page 41: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

29

keberadaan hukum keluarga sebagai “jantung” hukum Islam. Hukum keluarga Islam

selama berabadabad diakui sebagai landasan utama bagi pembentukan masyarakat

muslim. Kajian Hukum Keluarga Islam terus berkembang karena persoalan-persoalan

yang muncul dengan kekuatan progressif di dunia Islam.28

Salah satu fenomena yang

muncul di dunia Islam pada abad 20 adalah upaya pembaruan hukum keluarga yang

dilakukan oleh Negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Hal ini

dilakukan sebagai respon terhadap dinamika yang menjadi tujuan dilakukannya

pembaruan hukum keluarga di dunia Islam, yaitu sebagai upaya unifikasi hukum,

mengangkatstatus perempuan, dan merespon perkembangan dan tuntutan zaman

karena konsep fiqh tradisional dianggap kurang mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang ada.

Hukum yang berlaku di Republik Yaman setidaknya di pengaruhi oleh tiga

sistem sesuai pasang surut dan sejarah di Yaman. Yaitu sistem Hukum Kolonial

(British-India), Hukum Islam dan Hukum Tradisi Masyarakat Setempat (Urf). Hal

tersebut tidak jauh berbeda dengan sistem hukum perkawinan di Indonesia,

perjalanan dan kiprahnya tidak terlepas dan pengaruh sistem hukum sebelumnya.

Bahwa di Indonesia di pengaruhi oleh tiga sistem hukum, yaitu: Hukum Islam,

Hukum Barat (warisan penjajahan Belanda) dan Hukum Adat.29

28M. Atho‟ Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern, h.

66.

29

Sadari. “ Hak Perempuan Pasca Perceraian : Analisis Perbandingan Hukum Keluarga di

Indonesia dan Dunia”, Jurnal Hukum Vol. 12, diakses pada tanggal 22 oktober 2016 h. 229

Page 42: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

30

Setelah Yaman Selatan dan Yaman Utara bersatu, disahkan UU No. 20 Tahun

1992 tentang Personal Status. Dan disahkan Konstitusi Yaman pada 29 September

1994. Dalam konstitusi tersebut berbunyi bahwa Yaman adalah sebuah Negara

berdaulat Arab, dengan Agama Islam yang tidak dapat dipisahkan. Penduduk Yaman

adalah bagian dari bangsa Arab dan Islam. Pasal 2, Islam adalah agama resmi Negara.

Pasal 3 akan menjadi menyatakan bahwa keluarga adalah sumber dari segala Undang-

Undang. Pasal 23 menyatakan bahwa warisan diatur oleh syariah. Pasal 26

menyatakan bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat, agama sebagai pilarnya,

adat dan cinta tanah air. Dan pasal 31 menyatakan bahwa perempuan memiliki hak

dan kewajiban yang dijamin dan diatur oleh hukum syariah. Yaman juga bermazhab

Syafi‟i, bercorak pemikiran hukum, antara tradisional dan rasional, dasar pemikiran

hukum: Alquran, Sunnah, Ijmak dan Kias.30

Pemerintahan revolusioner yang

memerintah negara ini sejak kemerdekaannya telah membawa perubahan-perubahan

yang sangat mendasar dalam hukum keluarga. Pengadilan tingkat pertama di setiap

kabupaten memiliki yurisdiksi yang perkaranya terdiri dari perkara keluarga, perdata

dan pidana. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi banding yang

berkedudukan di Sana‟a yang memiliki delapan bidang yaitu, Konstitusi, Banding

Pemeriksaan, Kriminal, Militer, Sipil, Keluarga, Niaga, dan Administrasi.31

30Republik Decree Law No. 22 of 1992 Concerning Personal Status, Act. 15.

31

Anna Wurth, “Stalled Reform: Family Law In Post-Unification Yemen”, Islamic Law and

Society 10, no. 1 (March 2001), h. 13. Lihat pula pada Abdullahi A. An-Na‟im, Islamic Family Law in

a Chnging World: A Global Resource Book (London: Zed Books Led, t.t.), h. 145.

Page 43: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

31

BAB III

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEDUDUKAN NAFKAH

DALAM PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

A. Nafkah Menurut Ulama Mazhab dan Permasalahannya

1. Pengertian Nafkah

Pengertian nafkah secara bahasa menurut Abdurahman al-Jaziri,1 ialah

pengeluaran atau belanja. Dari pengertian ini maka dapat dipahami bahwa nafkah

secara bahasa ialah belanja atau kebutuhan pokok yang diperlukan oleh orang-orang

yang membutuhkan. Bila nafkah itu dikaitkan dengan perkawinan, maka kata nafkah

itu dapat diartikan dengan biaya hidup yang diberikan suami kepada isteri dan

anaknya guna kelangsungan hidup mereka. Nafkah berarti “belanja”. Maksudnya

ialah sesuatu yang diberikan seseorang kepada isteri, kerabat dan miliknya sebagai

keperluan pokok bagi mereka. Keperluan pokok, seperti makanan, pakaian dan

tempat tinggal.2

Dalam terminologi fikih, fuqaha memberikan definisi nafkah sebagai biaya

yang wajib dikeluarkan oleh seseorang terhadap sesuatu yang berada dalam

1Abdurahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh „ala Mazahib al-Arba‟ah, (Beirut: Darul Kutub

Al-Ilmiyah, 2003), h. 553

2Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh , Jilid II (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam,

1984/1985), h. 184

Page 44: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

32

tanggungannya meliputi biaya untuk kebutuhan pangan, sandang, dan papan

termasuk juga kebutuhan sekunder seperti perabot kerumahtanggaan.3 Ada pula yang

secara khusus membatasi pengertian nafkah hanya pada tiga aspek pokok saja,

pangan (mat‟am), sandang (malbas), dan papan (maskan),4 bahkan lebih sempit dari

itu adalah pada mat‟am saja.

Keberadaan hukum nafkah dengan demikian adalah sebagai akibat dari

adanya sebuah beban tanggung jawab. Karena telah terjadinya sebuah akad, oleh

karena itu sebagian fuqaha mengibaratkan karakteristik hukum nafkah seperti

karakteristik hukum kafarat (menutupi sesuatu) yang menjadi sebuah kewajiban

sebagai akibat dari adanya beban pertanggung jawaban atas sebuah perbuatan. Selain

kesamaan tersebut, hukum nafkah juga memiliki tingkatan-tingkatan besaran

kewajiban menyesuaikan kemampuan pihak yang berkewajiban nafkah, sebagaimana

kafarat (menutupi sesuatu) yang menentukan pula tingkatan besaran kewajiban

menyesuaikan perbuatan apa yang menjadi penyebabnya.5

Dari beberapa pengertian nafkah tersebut dengan beberapa karakteristiknya,

maka nafkah dapat dirumuskan dalam pengertian kewajiban seseorang yang timbul

sebagai akibat perbuatannya yang mengandung beban tanggung jawab, berupa

3Abdurahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh „ala Mazahib al-Arba‟ah, (Beirut: Darul Kutub

Al-Ilmiyah, 2003), h. 260.

4Al-Hasfakiy, al-Durr al-Mukhtar,Jilid III (Beirut: Dar al-Fikri, 1386 H), h. 572

5Zakariyya Al Anshari, fathl al-Wahhab, Jilid II (Beirut: Dar Al Kutub Al-

Imamiyyah, 1418), h. 200.

Page 45: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

33

pembayaran sejumlah biaya guna memenuhi kebutuhan baik pokok ataupun sekunder

terhadap sesuatu yang berada dalam tanggungannya itu. Adapun jumlah nafkah yang

diterima isteri tidak ada ketetapan yang pasti. Jumlah sandang dan pangan yang wajib

ditunaikan suami disesuaikan dengan kemampuan suami.6

2. Dasar Hukum Nafkah

Kewajiban suami sebagai kepala keluarga memang tidak terlepas dari

persoalan nafkah karena suami yang sekaligus sebagai ayah dari anaknya

berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada seluruh anggota keluarganya yang

terdiri dari isteri dan anak. Dasar hukum memberi nafkah terhadap keluarga wajib

atas suami, berdasarkan nash-nash Al Qur’an, Hadits Nabi dan Ijma Ulama. Hal

tersebut dijelaskan di dalam QS. An-Nisa ayat 34:

م ا ن بما أوفقا مه أم م هللا بعضم عه بعض امن عه انىساء بما فض ) انىساء انر جال ق

:43 )

Artinya : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan

karena mereka (pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Q.S An-Nisa :

34).

Karena kelebihan fisik ini maka suami diberi kewajiban memberi nafkah dan

menyediakan tempat tinggal untuk istri dan anak-anaknya. Dari ayat di atas maka

dapat disimpulkan bahwa nafkah itu merupakan sebuah kewajiban yang harus

6Zakariyya al Anshari, Fath al‟ Wahhab, (Beirut: Dar Al Kutub al-Imiyyah, 1418),

Jilid II, h. 200.

Page 46: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

34

diberikan oleh seorang suami terhadap isterinya. dan nafkah itu adalah sebuah

kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat.7

Para ahli fikih berpendapat bahwa nafkah anak itu menjadi kewajiban ayah,

berdasarkan firman Allah di atas. Sebab kewajiban memberi nafkah bagi ayah kepada

ibu yang sedang menyusui anak itu adalah untuk anaknya. Karena itu, kewajiban hal

ini berlaku selama anak masih kecil. Hal ini juga berlaku dalam hal nafkah anak-anak

yang sudah dewasa yang senantiasa menderita sakit. kewajiban ini tidak dililmpahkan

kepada orang lain, karena ayat tersebut merujuk kepada ayah.8

Seorang laki-laki jika menikahi seorang wanita, maka wajib baginya

memberikan nafkah. Karena para isteri mempunyai hak diberi nafkah oleh suaminya

yang seimbang dengan hak suami yang diberikan oleh isterinya, maka hendaklah

masing-masing menjalankan kewajibannya dengan cara yang makruf.

Dalam Hadis Rasullulah SAW di riwayatkan dari Aisyah RA :

ىد بىث عه س عطى عتبة عائشة أن ن ح . قانث ا رسل هللا إن أبا سفان رجم شح

ندك بانمعر ل ل عهم . فقال خز ما كف ند إل ما أخزت مى ى ف.) راي ماكف

نبخر (9

7Syaikh Hasan Ayub, Fikih Keluarga, terjemah. M. Abdl Ghoffar E.M. ( Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2001), cet Ke-I, h. 383.

8 Muhammad Ali Manan, Mu’ammal Hamidy, Imron A. Terjemahan Tafsir Ayat

Ahkam Ash-Shabuni, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 2003), Cet ke-1, h. 295.

9

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulugh al-Maram, (Bandung : PT al-Ma’arif, t.th ), h.

241.

Page 47: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

35

Artinya : Dari Aisyah R. A berkata : Hindun binti Utbah istri Abu

Sufyan dating kepada Nabi Muhammad SAW, lalu mengatakan : “Hai

Rasulullah, bahwa Abu Sufyan itu orang kikir. Dia tidak memberikan kepada

saya yang mencukupi bagi saya dan anak saya, selain yang saya ambil dari

padanya secara sembunyi-sembunyi, dan ia tidak mengetahuinya. Maka,

adakah dosa bagi saya pada yang demikian itu” ? maka Nabi Muhammad

SAW bersabda : “Ambilah yang cukup untuk nafkahmu dan nafkah anak-

anakmu dengan baik”. (H. R. Bukhari).

Demikian syariat Islam telah menerangkan dengan cukup jelas dan bijaksana

tentang dasar hukum nafkah sebagai undang-undang yang telah ditentukan oleh Allah

SWT yang harus kita ikuti dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat

membawa kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

3. Kewajiban Suami Memberikan Nafkah Keluarga

Al-Qur’an dan sunnah memerintahkan agar berbuat baik kepada wanita,

karena itu kewajiban suami untuk menempatkan isteri dalam kedudukan yang

sederajat serta bersikap baik kepadanya. Sebagai konsekuensi logis dari perintah

Allah itu, suami mempunyai tanggung jawab untuk memelihara isterinya. Hak isteri

untuk dipelihara tersebut dikuatkan dalam al-Qur’an dan Sunnah serta kesepakatan

para ulama dan pendapat masyarakat umum. Tak penting apakah isterinya itu

muslimah atau bukan, kaya atau miskin, kanak-kanak atau dewasa, sehat atau sakit. ia

memperoleh hak itu berdasarkan fakta bahwa dia telah menyerahkan dirinya untuk

berbakti kepada suaminya serta membatasi dirinya sendiri dalam peranannya sebagai

Page 48: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

36

ibu rumah tangga, ataw bisa juga akibat adanya sebuah akad yang sah maka isteri

harus menjalankan kewajibannya sebagai isteri serta mentaati perintah suami.10

Tentang wajibnya nafkah, jumhur fuqaha sependapat atasnya. Hanya saja

mereka berselisih pendapat tentang empat perkara yaitu: tentang wajib nafkah, kadar

nafkah, orang yang berhak menerima nafkah, dan orang yang wajib mengeluarkan

nafkah.11

Agar seseorang isteri berhak menerima nafkah dari suaminya, di syariatkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Telah terjadi akad yang sah antara suami dan isteri. Bila akad nikah mereka

masih diragukan kesahannya, maka isteri belum berhak menerima nafkah dari

suaminya.

2. Bila isteri telah siap melakukan hubungan suami isteri dengan suaminya.

Tanda telah siap ini bila isteri telah bersedia pindah rumah yang telah

disediakan suaminya dan hal itu telah dilaksanakannya. Atau karena sesuatu

hal suami belum sanggup menyediakan perumahan sehingga isteri masih

tinggal di rumah orang tuanya, isteri tersebut berhak menerima nafkah itu

selama kesediaan pindah rumah tetap ada. Dalam hal yang penting bagi

keduanya, ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan mereka.

3. Jika suami belum memenuhi hak-hak isteri, seperti belum membayar mahar,

atau suami belum menyediakan tempat tinggal sedangkan isteri telah bersedia

10Hammu’dah Abd al-A’ti, The Family Structure in Islam, Terjemah, Ans‟ari T;ayib,

“Keluarga Muslim”, (Surabaya: Bina Ilmu,1984), h.203.

11

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, (Beirut: dar al-Jiil, 1998), cet Ke-I, h. 518

Page 49: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

37

tingal bersama atau isteri meninggalkan rumah suaminya karena merasa

dirinya tidak aman tinggal disana dan sebagainya, maka suami wajib memberi

nafkah isterinya, sekalipun isteri tidak memenuhi hak-hak terhadap suaminya.

Jika suami telah memenuhi hak-hak isterinya, sedangkan isteri tetap enggan

maka di saat itu isteri tidak lagi berhak menerima nafkah dari suaminya.

4. Karena keadaan suami belum sanggup menyempurnakan hak isteri, seperti

suami belum baligh, suami sakit gila dan sebagainya, sedang isteri telah

sanggup melaksanakan kewajiban-kewajiban, maka isteri tetap berhak

menerima nafkah dari suaminya itu. Sebaliknya jika isteri yang belum baligh

atau dalam keadaan gila yang telah terjadi sebelum perkawinan dan

sebagainya, maka dalam keadaan demikian isteri tidak berhak mendapat

nafkah dari suaminya.

Keterangan di atas sesuai dengan pendapat Sayyid Sabiq yang menyatakan

bahwa syarat bagi prempuan berhak menerima nafkah sebagai berikut:

1. Ikatan perkawinan sah;

2. Menyerahkan dirinya kepada suaminya;

3. Suaminya dapat menikmati dirinya;

4. Tidak menolak apabila diajak pindah ke tempat yang dikehendaki suaminya;

5. Kedua-duanya saling dapat menikmati.12

12 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz 2, (Kairo: Dar al-Fath Li Al- A’lam Al-Araby,

1997), h. 228.

Page 50: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

38

Keempat imam mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali sepakat

bahwa memberikan nafkah itu hukumnya wajib setelah adanya ikatan dalam sebuah

perkawinan. Akan tetapi keempat imam mazhab memiliki perbedaan mengenai

kondisi, waktu dan tempat, perbedaan tersebut terletak pada waktu, ukuran, siapa

yang wajib mengeluarkan nafkah dan kepada siapa saja nafkah itu wajib diberikan.

Keempat imam mazhab sepakat bahwa nafkah meliputi, pangan dan tempat tinggal.13

Adapun pendapat dari masing-masing fuqaha sebagai berikut:

1. Mazhab Hanafi

Menurut Mazhab Hanafi mencukupi nafkah isteri merupakan kewajiban

kedua dari suami setelah membayar mahar dalam sebuah pernikahan. Nafkah

diwajibkan bagi suami selama isteri sudah baligh. Mengenai jumlah nafkah yang

wajib dipenuhi oleh suami terhadap isteri disesuaikan dengan tempat kondisi dan

masa. Hal ini dikarenakan kemampuan antar satu orang dengan orang lain berbeda.

Pembedaan jumlah nafkah itu berdasarkan pada pekerjaan suami, jadi kadar atau

jumlah nafkah bisa berbeda-beda antara keluarga yang satu dengan lain. Pendapat

Mazhab Hanafi menyebutkan bahwa nafkah wajib diberikan kepada isteri yang tidak

nusyuz.14

Tetapi jika suami masih hidup dia tidak berada di tempat maka suami tidak

wajib memberikan nafkah kepada isteri.

13Abdur Rohman Al-jaziri, Fiqh ala Mazahib al-Arba‟ah, Juz 4, (Mesir: Al-

Maktabah Al-Tijariyyah Al Kubro, 1969), h.553.

14

Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, juz 3,

(Beirut: Dar al fikr, t.t), h. 41.

Page 51: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

39

2. Mazhab Maliki

Menurut Mazhab Maliki mencukupi nafkah keluarga merupakan kewajiban

ketiga dari seorang suami setelah membayar mahar dan berlaku adil kepada isteri.

Kalau terjadi perpisahan antara suami dan isteri, baik karena cerai atau meninggal

dunia maka harta asli isteri tetap menjadi milik isteri dan harta asli milik suami tetap

menjadi milik suami, menurut mazhab Maliki waktu berlakunya pemberian nafkah

wajib apabila suami sudah menggauli (berhubungan layaknya suami isteri) isterinya.

Jadi nafkah itu tidak wajib bagi suami sebelum ia menggauli isteri.15

Sedangkan mengenai ukuran atau banyaknya nafkah yang harus dikeluarkan

adalah disesuaikan dengan kemampuan suami. Nafkah ini wajib diberikan kepada

isteri yang tidak nusyuz. Jika suami ada atau masih hidup tetapi dia tidak ada di

tempat atau sedang berpergian suami tetap wajib mengeluarkan nafkah untuk

isterinya.16

3. Mazhab Syafi’i

Menurut Mazhab Syafi’I hak isteri sebagai kewajiban suami kepada isterinya

adalah membayar nafkah. Nafkah tersebut meliputi, pangan, sandang, dan tempat

tinggal. Nafkah wajib diberikan kepada isterinya yang sudah baligh. Sedangkan

mengenai ukuran nafkah yang wajib diberikan kepada isteri berdasarkan kemampuan

masing-masing. Adapun perinciannya yakni jika suami kurang mampu maka nafkah

15Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, juz 3,

(Beirut: Dar al fikr, t.t), h. 41.

16

Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, juz 3, h. 42.

Page 52: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

40

yang wajib dikeluarkan setiap hari adalah 2 mud, menengah 1 ½ mud, dan jika suami

orang susah adalah 1 mud. Nafkah tersebut wajib diberikan kepada isteri yang tidak

nusyuz selama suami ada dan merdeka.17

4. Mazhab Hambali

Menurut Mazhab Hambali suami wajib membayar atau memnuhi nafkah

terhadap isterinya jika pertama isteri tersebut sudah dewasa dan sudah dikumpuli oleh

suami, kedua, isteri menyerahkan diri sepenuhnya kepada suaminya.18

5. Prinsip Kesetaraan Hak dan kewajiban Suami Isteri dalam Islam

Islam mewajibkan seorang suami memenuhi hak isteri dan juga kepada isteri

untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang isteri. Hak suami, yang merupakan

kewajiban isteri, terletak dalam ketaatannya, menghormati keinginannya, dan

mewujudkan kehidupan yang tenang dan damai sebagaimana yang diinginkan. Hak

dan kewajiban tersebut penting untuk menjauhkan mereka berdua dari permusuhan

sehingga rumah tangga tidak menjadi tumbuh bagai di depan neraka jahim.19

Tampak Jelas bahwa secara prinsipil sebenarnya tidak ada perbedaan antara

laki-laki dan prempuan didalam hak dan kewajiban. Tidaklah seorang prempuan

diletakan sebagai hamba bagi laki-laki karena sebenarnya keduanya baik laki-laki

17 Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, juz 3,

(Beirut: Dar al fikr, t.t), h. 42.

18

Abdur Rohman Al Jaziri, Kitab al-fiqh „ala Mazahib al-Arba‟ah, Juz 4, (Mesir, Al

Maktabah Tijariyyah Al Kubro, 1969), H. 55.

19

Ali Yusuf As-Subki, Fiqih Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, (Jakarta:

Sinar Grafika Ofseet, 2010), h. 144.

Page 53: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

41

maupun prempuan dikuasai oleh Allah atau dibawah kekuasaan Allah sebagi pencipta

mereka. Kesimpulannya, Allah menetapkan hak dan kewajiban yang sama bagi kaum

laki-laki dan prempuan.20

Diferensiasi (persamaan) peran dalam rumah tangga berhubungan erat dengan

hak dan kewajiban suami maupun isteri dalam keluarga. Hak-hak yang dimiliki oleh

suami maupun isteri adalah seimbang dengan kewajiban yang dibebankan kepada

mereka. Menurut Wahbah al-Zuhaili, dasar dari pembagian hak dan kewajiban suami

maupun isteri ini adalah adat (urf) dan nature (fitrah) dan asasnya adalah setiap hak

melahirkan kewajiban.21

a. Hak isteri atas suami

Hak isteri yang harus di penuhi oleh suami terdiri dari hak kebendaan dan hak

rohaniah.22

1. Hak Kebendaan

a) Mahar

Dintara hak Material isteri adalah mahar (mas kawin). Pemberian

mahar dari suami kepada isteri adalah termasuk keadilan dan keagungan

20Muhammad Said Ramdhan al-Buthi, Prempuan Dalam Pandangan Hukum Barat

dan Islam, (Yogyakarta: Suluh Press, 2005), h. 11

21

Wahbah al-Zuhaili, Al-fiqh Al-Islami wa Adilatuhu, Juz 9, (Beirut: Dar Al-Fikr,

2006), h 20.

22

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid VII, terjemah Fiqh Sunah, (Bandung: Pt. Al

Ma’arif, t.t. ), h. 53.

Page 54: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

42

Hukum Islam. Jika seorang isteri, maka di beri hak miliknya atas mahar

tersebut.

b) Belanja (nafkah)

Yang dimaksud dengan belanja (nafkah) di sini yaitu memenuhi

kebutuhan makan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan isteri dan pembantu

rumah tangga jika ia seorang kaya. Hukum memberi belanja kepada isteri

adalah wajib.23

2. Hak Bukan Kebendaan (Rohaniah)

Diantara hak isteri sebagaimana yang telah disebutkan yang berupa

kebendaan itu ada dua macam yaitu mahar dan nafkah. Sedangkan hak isteri

yang lainnya adalah berwujud bukan kebendaan adapun hak tersebut yaitu:

a. Mendapat pergaulan secara baik dan patut;24

b. Mendapatkan perlindungan dari segala sesuatu yang mungkin

melihatkan nya pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau di limpa

oleh suatu kesulitan dan marabahaya. Mendapatkan rasa tenang, kasih

sayang, dan rasa cinta dari suami.25

c. Hak Suami Atas Isteri

23Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, JilidnVII, terjemah Fiqh sunah, (Bandung: Pt. Al

Ma’arif, t.t. ), h. 77.

24

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia antara fikih Munakahat dan

Undang-undang perkawinan, cet ke I, (Jakarta: kencana, 2006), h. 160.

25

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia antara fikih Munakahat dan

Undang-undang perkawinan, cet ke I, h. 161.

Page 55: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

43

Adapun diantara hak suami atas isteri adalah sebagai berikut :

1. Isteri wajib mentaati suami selama dalam hal-hal yang tidak maksiat.

Isteri menjaga dirinya sendiri dan juga harta suaminya, menjauhi diri

dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan suaminya, tidak

cemberut dihadapan dan tidak menunjukkan keadaan tidak disenangi

oleh suaminya.26

Yang dimaksud menjaga dirinya di belakang

suaminya adalah menjaga dirinya diwaktu suaminya tidak ada, tanpa

berbuat khianat kepadanya baik mengenai diri atau harta bendanya.

Seorang isteri harus mentaati serta berbakti dan mengikuti segala yang

diminta dan dikehendaki suaminya asalkan tidak merupakan suatu hal

yang berupa kemaksiatan.

2. Isteri tidak memasukkan orang yang dibenci oleh suaminya kedalam

rumahnya kecuali dengan izin suaminya, isteri wajib memelihara diri

dibelakang suaminya, terutama apabila suami berpergian, jangan

sekali-kali isteri melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan

kecurigaan suami, sehingga suami tidak merasa terbebani pikirannya

disaat diluar rumah.27

26Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz 2, (Kairo: Dar al-Fath Li Al- A’lam Al-Araby,

1997), h. 5.

27

Al-Alamah Almarhum Al-Syaikh Muhamad Jamaludin Al-Dimasyiqi, Mau‟idhah

Al-Muminin, (Indonesia: Dar Ihya’ Al-kutub Al-Araby), Jilid I, h. 117.

Page 56: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

44

B. Kedudukan Nafkah Menurut Peraturan Perundang-Undangan Hukum

Keluarga di Indonesia

Kewajiban yang dibebankan oleh Undang-undang ini terhadap suami adalah

kewajiban memberikan nafkah. Mengenai hak dan kewajiban suami isteri yang terdiri

dari 5 pasal yaitu: 28

Pasal 30

Suami-isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang

menjadi sendi dasar susunan masyarakat.

Pasal 31

1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan

hidup bersama dalam masyarakat.

2) Masing- masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.

Pasal 32

1) Suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

2) Rumah tempat tinggal yang di maksud pada ayat (1) pasal ini

ditentukan oleh suami-isteri bersama.

Pasal 33

Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi

bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Pasal 34

1) Suami wajib, melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Isteri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing

dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.29

Pada bagian ketiga diatur kewajiban suami yaitu dalam pasal 80, yang terdiri

dari 7 ayat. Ayat-ayat yang merupakan pengulangan yaitu pasal 80 ayat (2) Kompilasi

28R. Subekti dan R. Tjitrosudiblo, KItab Undang-Undang Hukum Acara Perdata

dengan tambahan Undang-undang Pokok Agraria dan Undang-undang perkawinan.

(Jakarta: pradnya Pramita, 2014), h. 547-548.

29

R. Subekti dan R. Tjitrosudiblo, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata

dengan tambahan Undang-undang Pokok Agraria dan Undang-undang Perkawinan, h. 548.

Page 57: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

45

Hukum Islam adalah pengulangan dari ketentuan pasal 34 ayat (1) Undang-Undang

No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, sedangkan ayat-ayat yang lain merupakan

ketentuan baru yang belum diatur sebelumnya adapun yang diatur dalam kedua ayat

tersebut adalah: “Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya,

akan tetapi mengenal hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan

oleh suami isteri secara bersama.” Dalam pasal 80 ayat (3) dijelaskan pula: Suami

wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan memberikan kesempatan

belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Pada

pasal 80 ayat (4) lebih di jelaskan secara umum yaitu susuai dengan penghasilannya

suami menanggung:

a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri

dan anak.

Mengenai kewajiban suami terhadap isteri diatas. Kompilasi Hukum Islam

mengatur bahwa kewajiban dalam pasal di atas mulai berlaku sejak adanya tamkin

sempurna. Ketentuan ayat ini menjelaskan bahwa secara yusridis formal suami

berkewajiban memenuhi (pasal 80 ayat 4 huruf a) dan apabila isteri itu terikat oleh

perkawinan yang sah, dan isteri mempunyai kapasitas serta telah berperan sebagai

isteri.30

Apabila ia tidak berperan sebagai isteri, baik karena ia kurang atau tidak

mempunyai kapasitas untuk itu, atau ia mempunyai kapasitas dimaksud tetapi enggan

30Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: CV Akademika

Pressindo, 2007), h. 133.

Page 58: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

46

berperan sebagai isteri maka kewajiban suami untuk memberikan nafkah kepadanya

menjadi gugur karena isteri di kategorikan nusyuz. Ketentuan ini diatur dalam pasal

80 ayat 5 yaitu : Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila

isteri nusyuz. Kalau dalam pasal ini sikap isteri yang menyebabkan gugur hak nafkah,

maka dalam pasal 80 ayat (6) diatur bahwa isteri dapat membebaskan suami dari

kewajiban terhadap dirinya.31

C. Kedudukan Nafkah Menurut Peraturan Perundang-Undangan Hukum

Keluarga di Yaman

Mengenai kedudukan nafkah menurut undang-undang Yaman di jelaskan

pada pasal 17dan 20 :

Pasal 17

“Both the parties to the marriage shall contribute to the expenses of marriage

nd the requirements of the matrimonial home in conformity with their

respective re sources”

(“Keduanya dalam menyelenggarakan pernikahan masing-masing harus ikut

menanggung pembiayaan pernikahan dan syarat yang berhubungan dengan

perkawinan di sesuaikan dengan masing-masing lingkungannya”).

Penyelenggaraan pembiayaan pernikahan kedua pasangan harus ikut

menyumbang, jadi baik laki-laki dan prempuan dalam hal ini mereka harus berusaha

bersama dalam membiayai kebutuhan pesta dalam pernikahan.

Pasal 20

“The husband and the wife both shall bear the costs of their common life after

marriage. But if either party is unable to do do, the other party shall pay and

bear the expensesof married life”

31Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 132.

Page 59: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

47

(“Nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi merupakan kewajiban

bersama, sehingga kedua pasangan harus memberikan andil dalam

mengupayakan pembiayaan kehidupan rumah tangga mereka”)32

Hal ini berdasarkan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan

prempuan secara ekstrim di terapkan dalam penyusunan undang-undang hukum

keluarga di Yaman. Ketentuan hukum ini lebih mengutamakan persamaan hak laki-

laki dan perempuan. Kedudukan nafkah keluarga baik suami maupun isteri harus

berlaku adil dalam memenuhi kebutuhan keluarga, masing-masing harus bertanggung

jawab dalam pembiayaan rumah tangga mereka. Begitu pula dengan penyelenggaraan

pernikahan masing-masing harus ikut menanggung. Penyimpangan dari ketentuan ini

dapat di tolerir bila salah satu dari pasangan tersebut memang tidak mampu ikut

menyumbang pembiayaan kehidupan mereka. Bahkan di pasal 29 ayat 1 menegaskan

bahwa:

Pasal 29 ayat 1

“Where the other party has since marriage been suffering - not known

to the aggrieved party – from adiscase medically certified to be incurable and

making it im possible to lead marital life”

(“Bila kasus terakhir ini terjadi dan pasangan tidak dapat menerima

keadaan ini, maka pengadilan dapat menceraikan pasangan suami isteri

tersebut”)33

Apabila dalam hubungan keluarga baik isteri dan suami melakukan tindakan

yang melawan hukum yang berlaku, maka pengadilan akan memberikan sanksi bagi

mereka yang telah melanggarnya. Mencermati keberagaman masyarakat Yaman,

32 Undang-Undang Qanun al-Usrah Tahun 1974 Pasal 17 dan 20.

33

Undang-Undang Qanun al-Usrah Tahun 1974 Pasal 29 ayat 1

Page 60: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

48

kesan yang muncul pertama adalah “koservatisme”, mengingat bahwa mazhab yang

dianut oleh mayoritas penduduknya adalah Sunniy-Syafi’iy sedikit Syi’iy-Zaidiy.

Namun, bila membaca aturan yang terdapat dalam hukum keluarga yang diundangkan

tahun 1974, nuansa progresif-revolusioner terasa kental mewarnai reformasi hukum

keluarga. Bisa jadi hal tersebut terkait dengan pemerintahan militer yang juga

revolusioner. NLF (National Liberation Front), yang kemudian berubah nama

menjadi Yemen Socialist Party, sebagai partai tunggal-penguasa yang dominan dan

berdasarkan paham sosialis, menuntut aksi-aksi yang revolusioner dan mendasar

dalam merombak struktur masyarakat.34

Ketentuan ini benar-benar baru dalam hukum Islam, yang secara ekstrim

menerapkan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan prempuan dalam pola

hubungan rumah tangga. Dalam ketidak mampuan suami memberikan nafkah

(minimal untuk kebutuhan pokok), para fuqaha kebanyakan berpendapat bahwa isteri

berhak melakukan perceraian ke pengadilan, termasuk menurut fuqaha Syafiiyah.

Tetapi ketentuan tersebut tidak berlaku sebaliknya, karena memang tidak ada

kewajiban bagi isteri untuk ikut menanggung biaya rumah tangga. Menurut Imam

Syafi’iy, nafkah keluarga baik untuk isteri maupun anak-anak adalah kewajiban

suami semata. Masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama (untuk

34M. Atho Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Modern, (Jakarta, Ciputat Press, 2003), h. 79

Page 61: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

49

mencari nafkah) dan mempuyai hak yang sama (untuk menuntut nafkah atau

perceraian) dari pasangannya.35

Ketetapan hukum yang lebih menekankan persamaan hak dan kewajiban

antara laki-laki dan prempuan, sulit ditemukan rujukannya dalam pemikiran fiqh

klasik yang kebanyakan misoginis (diskriminasi terhadap perempuan) dan

mengandung bias patriarkhat (pemimpin laki-laki). Bahkan, pemikiran tersebut juga

sulit dijelaskan dalam kerangka usul al-fiqh, baik yang kelasik maupun yang modern,

kecuali bahwa pemikiran hukum akan selalu pararel dengan lokalisasi waktu, tempat

dan keadaan. Perubahan yang terjadi dan direkayasa untuk terjadi dalam masyarakat

menuntut perubahan hukum yang lebih sesuai dengan konteks perubahan sosial.

Dalam hal ini, di samping mengikuti kecenderungan umum yang terjadi, pemerintah

Yaman telah memaksakan perinsip persamaan laki-laki dan prempuan dalam hukum

keluarga, mengingat kondisi masyarakat muslim Timur Tengah yang kebanyakan

masih cukup konservatif. Meskipun diakui bahwa kedatangan Islam telah

mengangkat kedudukan prempuan lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga kondisi

prempuan abad modern di banyak Negara Timur Tengah masih cukup

“memperihatinkan”.36

35M. Atho Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Modern, (Jakarta, Ciputat Press, 2003), h. 76.

36

M. Atho Muzhdar, Hukum Keluarga dunia Islam Modern, (Jakarta, Ciputat Press,

2003), h. 78.

Page 62: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

50

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN KEDUDUKAN NAFKAH DALAM

PERKAWINAN DI INDONESIA DAN YAMAN

Ditinjau dari segi bahasa kata “nafkah” memiliki banyak pengertian. Secara

etimologis, nafkah berasal dari bahasa Arab yang berasal dari suku kata anfaqa-

yunfiqu-infaqan (انفاقا - ينفق - انفق ), yang diartikan dengan pembelanjaan.1 Al-Hafizh

Ibnul Hajar Al-Asqalani, menguraikan bahwa, memberi nafkah kepada keluarga

merupakan perkara yang wajib atas suami. Syariat menyebutnya sebagai sedekah,

untuk menghindari anggapan bahwa para suami yang telah menunaikan kewajiban

mereka (memberi nafkah) tidak akan mendapatkan balasan apa-apa. Mereka

mengetahui balasan apa yang akan diberikan bagi orang yang bersedekah. Oleh

karena itu, syariat memperkenalkan kepada mereka, bahwa nafkah kepada keluarga

juga termasuk sedekah. Dengan demikian tidak boleh memberikan sedekah kepada

selain keluarga mereka, sebelum tercukupi nafkah bagi keluarga yang wajib

dinafkahi, sebagai pendorong untuk lebih mengutamakan sedekah yang wajib mereka

keluarkan dari sedekah yang sunnah.

Terkait dengan jumlah dan kadar nafkah, ulama Hanafiyah menjelaskan

bahwa kadar atau ukuran nafkah tidak ditetapkan oleh syara tetapi suami wajib

memenuhi keperluan-keperluan istrinya seperti makanan, lauk-pauk, daging, sayur,

1 Ahmad Warson Munawir, Kamus al Munawwir, (Yogyakarta: Pondok Pesantren al

Munawir, 1984), h. 1548.

Page 63: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

51

buah-buahan dan keperluannya yang lazim, sesuai dengan tempat dan keadaan serta

selera orangnya.

Mayoritas ulama dari kalangan Malikiyah, Syafi‟iyah dan Hanabilah,

berpendapat bahwa kewajiban suami menafkahi isterinya dikarenakan adanya

hubungan timbal balik antara suami dan isteri. Hubungan suami isteri yang diikat

dengan tali perkawinan yang sah, selain membawa konsekuensi isteri wajib bersedia

menyerahkan diri kepada suami untuk diperlakukan sebagai isteri, juga mempunyai

konsekuensi di mana pihak suami berkewajiban memberikan nafkah kepada isterinya.

Oleh sebab itu, apabila isteri berkewajiban mengurus rumah tangga, mengandung,

melahirkan dan mengasuh anak-anaknya, maka suami berkewajiban mencari nafkah.

Bentuk hubungan inilah yang disebut oleh mayoritas ulama Malikiyah, Syafi‟iyah

dan Hanabilah sebagai hubungan kerja sama timbal balik.

Namun Ulama Syafi‟iyah berbeda pendapat mengenai kadar nafkah.

Syafi‟iyah menetapkan kadar nafkah tersebut dengan dasar ijtihad dan ukuran yang

terdekat. Mereka beralasan dengan ayat al-Qur‟an surat at-Thalaq ayat 7. Allah

mewajibkan pemberian nafkah, namun tidak menetapkan jumlah kadarnya secara

jelas. Bagi orang yang kaya (al musir) adalah 2 mud, bagi orang yang sedang atau

menengah (al ausath) adalah 1.5 mud, dan bagi orang kurang mampu (al mu’sir)

adalah 1 mud.

M. Quraish Shihab berpendapat dalam tafsir al Mishbah mengatakan bahwa

suami memberikan nafkah sesuai dengan kadar kemampuanya, istri tidak

diperkenankan menuntut nafkah melebihi kemampuan suami atau melebihi apa yang

Page 64: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

52

dimiliki oleh suami. Karena dapat berakibat suami akan memaksakan diri untuk

nafkah itu dengan mencari rizki yang tidak diridhai oleh Allah SWT. Tidak ada

jumlah tertentu mengenai kadar nafkah, semuanya dikembalikan pada kondisi dan

adat istiadat yang berlaku pada satu masyarakat („urf) yang tentu saja berbeda antara

satu masyarakat dengan masyarakat yang lain serta waktu yang berbeda.2

A. Segi-Segi Persamaan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan Yaman

Undang-Undang Perkawinan yang mulai berlaku secara efektif sejak 1

Oktober 1975 mempunyai ciri khas kalau dibandingkan dengan undang-undang atau

hokum perkawinan sebelumya, sekurang-kurangnya dalam tiga hal. Pertama dalam

hal asasnya, kedua pada tujuannya, ketiga dalam sifatnya yang mengangkat harkat

dan derajat (kedudukan) kaum wanita, para isteri di tanah air kita. Dan yang

diwariskan oleh pemerintah kolonial Belanda dahulu yang menganggap perkawinan

seorang pria dengan wanita hanyalah hubungan sekuler, hubungan sipil atau

hubungan perdata saja. Lepas sama sekali dari agama atau hukum agama, serta

Undang-Undang Perkawinan yang termaktub dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan

peraturan pelaksanaannya, karena isi dari UU No. 1 Tahun 1974 sangat erat

hubunganya dengan agama. Dan juga peraturan perundang-undangan mengenai

perkawinan yang berlaku di Indonesia termasuk didalamnya Kompilasi Hukum Islam

yang berlaku khusus untuk umat Islam di Indonesia. Yang erat hubungannya dengan

2 M. Quraish Shihab, Tafsir al Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al Qur’an,

Volume 14, ( Jakarta : Lentera Hati, 2005), h. 303

Page 65: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

53

peranan yang memberikan hak dan kewajiban pada seseorang atau lembaga dalam

kehidupan kelompok dan masyarakat. 3

Secara umum, baik fiqh klasik maupun hukum keluarga (Islam) modern

menetapkan bahwa nafkah adalah kewajiban suami dan merupakan hak istri. Sama

halnya dengan di Indonesia bahwasanya kewajiban untuk memenuhi nafkah keluarga

adalah suami dan hak untuk mendapatkan nafkah tersebut adalah istri, sesuai dengan

ketetapan pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Tentang

Hak dan kewajiban Suami Istri yang menjelaskan bahwasannya, “Suami wajib,

melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah

tangga sesuai dengan kemampuannya”. Dan di jelaskan pula dalam Kompilasi

Hukum Islam yaitu pasal 80 ayat (2) adalah pengulangan dari ketentuan pasal 34 ayat

(1) Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974. Kemudian pada pasal 80 ayat (4)

di jelaskan bahwa yang menanggung kebutuhan hidup dalam rumah tangga adalah

suami susuai dengan penghasilannya seperti :

a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan

anak.

Dalam Pasal 79 Kompilasi Hukum Islam (KHI) berbunyi : “(1) Suami adalah

kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga; (2) Hak dan kedudukan istri adalah

seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

3 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2002), Cetakan Kedua, h. 40.

Page 66: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

54

pergaulan hidup bersama dengan masyarakat.”4 Kewajiban suami yang lain terhadap

isteri yaitu memberikan tempat tinggal yang layak bagi isteri, sesuai dengan

kemampuan suami.

Dalam Undang-undang Qanun al-Usrah Tahun 1974 pasal 20 di Yaman

mengenai kedudukan nafkah pada hukum keluarga diatur sebagai berikut :

“Nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi merupakan kewajiban bersama,

sehingga kedua pasangan harus memberikan andil dalam mengupayakan pembiayaan

kehidupan rumah tangga mereka”

Begitu pula dengan Undang-undang Qanun al-Usrah Tahun 1974 pasal 17

tentang penyelenggaraan pernikahan di Yaman, menyebutkan bahwa :

“Keduanya dalam menyelenggarakan pernikahan masing-masing harus ikut

menanggung pembiayaan pernikahan dan syarat yang berhubungan dengan

perkawinan di sesuaikan dengan masing-masing lingkungannya”.

Berdasarkan pemaparan dari hukum positif yang berlaku di Yaman dan

Indonesia khusus tentang nafkah keluarga dalam segi persamaannya yaitu:

1. Secara umum kedua materi hukum tersebut kecenderungan bercorak

mazhab Syafi‟i lebih dominan.

2. Isi pembahasan dalam Undang-undang Indonesia dan Yaman bahasa

hukumnya keduanya sama-sama memaparkan dengan jelas materi

hukumnya.

3. Dalam hal beracara di pengadilan Indonesia dan Yaman keduanya

menegaskan bahwa kedudukan para pihak di depan hukum memiliki

4 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : CV. Nuansa

Aulia, 2009), h. 25.

Page 67: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

55

kewenangan yang sama, artinya bahwa Negara menjamin atau melindungi

persamaan hukum anatara laki-laki dengan perempuan dalam seluruh

aspek kehidupan, baik politik, ekonomi dan kehidupan sosial.

4. Dalam hal peraturan kedudukan nafkah di Undang-undang Indonesia lebih

mendasari pada ayat al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 233 serta hadis nabi

Muhammad SAW dan pendapat para ulama. Begitupun dalam Undang-

undang di Yaman untuk kedudukan nafkah keluarga suami wajib dalam

memenuhi kebutuhan keluarga dan isteri juga bertanggung jawab dalam

kebutuhan rumah tangga. Secara umum dalam hubungan keluarga

keduanya baik peraturan Undang-undang yang ada di Indonesia ataupun di

Yaman memiliki kesamaan yaitu baik isteri maupun suami mempunyai

tanggung jawab yang sama dalam menghidupi keluarga dan keduanya

ingin mencapai kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dengan membentuk

keluarga sakinah. Akan tetapi di Undang-undang Yaman itu sendiri lebih

kedalam persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

B. Segi-Segi Perbedaan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan Yaman

Peraturan perundang-undangan yang mengatur nafkah suami atas isterinya,

adalah Undang-Undang Perkawinan (UU Perkawinan) Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 30

sampai dengan pasal 34 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga mengaturnya

melalui pasal 77 sampai dengan pasal 84. Menurut Pasal 30 Undang-Undang

Perkawinan disebutkan bahwa “Suami dan isteri memikul kewajiban yang luhur

Page 68: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

56

untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat”.

Selanjutnya Pasal 34 Undang-Undang Perkawinan merumuskan sebagai berikut :

(1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

(2) Isteri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya;

(3) Jika suami isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada pengadilan.

Undang-Undang Perkawinan menyebutkan dengan tegas wujud kewajiban

suami yang berupa nafkah kepada isteri dan anak. Pasal 34 ayat (1) dapat dimaknai

suami wajib memberikan dan memenuhi semua kebutuhan hidup berumah tangga

bagi isteri dan anak-anaknya. Sebagai timbal baliknya maka isteri juga wajib untuk

mengurus rumah tangga dengan sebaik-baiknya.

Pasal 77 Kompilasi Hukum Islam (KHI) menegaskan bahwa :

(1) Suami isteri memikul kewjiban yang luhur untuk menegakkan rumah

tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar

dan susunan masyarakat.

(2) Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia

dan memberi bantuan lahir bathin yang satui kepada yang lain;

(3) Suami isteri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara

anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani

maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya;

(4) suami isteri wajib memelihara kehormatannya;

(5) jika suami atau isteri melalaikan kewjibannya masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama.

Namun lebih lanjut, UU Perkawinan maupun KHI tidak mengatur secara

tegas tentang sanksi materiil yang dapat dijatuhkan kepada suami yang tidak

memenuhi kewajiban memberikan nafkah kepada isterinya. UU Perkawinan dan KHI

hanya menyebutkan bahwa tidak dipenuhinya kewajiban oleh suami (juga isteri), baik

karena kelalaian, kegagalan maupun karena keengganannya, dapat dijadikan alasan

Page 69: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

57

bagi isteri untuk menggugat cerai suaminya. Jadi sanksi bagi suami yang tidak

memenuhi kewajiban kepada isteri dapat diputuskan perkawinannya. Selanjutnya di

beberapa negara muslim atauran-aturan fiqh secara bertahap diubah dan disesuaikan

dengan perkembangan umat Islam, di samping pembaharuan atau pengembangan

yang terus dilakukan, juga terdapat usaha untuk memulihkan dan melindungi

lembaga hukum Islam tradisional. Semua ini telah mengubah wajah hukum keluarga

dalam masyarakat muslim kontemporer. Seperti yang terjadi di Yaman, perundang-

undangan hukum keluarga cukup singkat tetapi revolusioner.5

Sebagaimana hukum keluarga di negara-negara yang lain, Yaman juga

ditetapkan adanya kedudukan nafkah yaitu terdapat dalam Undang-undang Qanun al-

Usrah Tahun 1974. Yang mengatur bahwa di dalam kehidupan berkeluarga baik

suami atau pun istri harus berlaku andil dalam menghidupi kehidupan keluarga.

Beberapa pasal yang mengatur tentang hukum keluarga di Yaman sebagai

berikut :

Pasal 17

“Keduanya dalam menyelenggarakan pernikahan masing-masing harus ikut

menanggung pembiayaan pernikahan dan syarat yang berhubungan dengan

perkawinan di sesuaikan dengan masing-masing lingkungannya”.

Dalam penyelenggaraan pembiayaan pernikahan kedua pasangan harus ikut

menyumbang, jadi baik laki-laki dan prempuan dalam hal ini mereka harus berusaha

bersama dalam membiayai kebutuhan pesta dalam pernikahan. Ketetapan hukum ini

benar-benar lebih menekankan persamaan hak laki-laki dan perempuan, namun di

5 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002, Cet. Kedua), h. 95.

Page 70: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

58

Indonesia dalam hal ini tidak mengatur tentang pembiayaan pernikahan hanya

kesepakatan bersama dan sesuai dengan lingkungan sekitar.

Menurut peraturan Perundang-undangan Qanun al-Usrah Tahun 1974 tentang

kedudukan nafkah suami dan isteri di atur pada Pasal 20 Undang-undang Qanun al-

Usrah Tahun 1974 disebutkan bahwa “Nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi

merupakan kewajiban bersama, sehingga kedua pasangan harus memberikan andil

dalam mengupayakan pembiayaan kehidupan rumah tangga mereka”. Ketentuan ini

benar-benar baru dalam hukum Islam, yang secara ekstrim menerapkan persamaan

hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan dalam pola hubungan rumah

tangga. Dalam masalah ketidakmampuan suami memberikan nafkah (minimal untuk

kebuutuhan pokok), para fuqaha kebanyakan berpendapat bahwa isteri berhak

mengajukan perceraian ke pengadilan, termasuk menurut fuqaha Syafi‟iyah.

Lemahnya dalam Undang-undang Perkawinan di Indonesia maupun KHI

tidak mengatur secara tegas tentang sanksi pidana yang dapat dijatuhkan kepada

aturan yang melanggar undang-undang tersebut atau merusak hubungan baik

keluarga. Di Indonesia belum berani menegaskan adanya sanksi dalam pelanggaran

hukum perkawinan. Perlu adanya perubahan pada Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan dan sudah seharusnya di revisi karena berdasarkan beberapa ahli dan

pandangan ahli banyak aturan hukum yang seharus nya sudah di perbaharui. Untuk

saat ini di Indonesia kasus hukum yang terjadi sepenuhnya di putus dengan hakim.

Akan lebih bagus lagi untuk mempertegas aturan yang ada di buat sanksi pidana.

Page 71: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

59

Melihat dari aturan hukum yang ada di Indonesia dan Yaman, Sejauh

pengamatan penulis, Undang-Undang Perkawinan yang berlaku bagi umat Islam di

Indonesia telah memberikan kedudukan yang baik kepada wanita dalam kehidupan

keluarga. Undang-Undang Perkawinnan dan peraturan pelaksanaannya mengandung

asas-asas yang selain selaras dengan ajaran agama pada umumnya, ajaran Islam pada

khususnya, juga sesuai dengan hasrat untuk meningkatkan kedudukan, harkat dan

martabat wanita, dan apabila ada perbedaan mungkin di karnakan faktor lingkungan

dan adat setempat mungkin yang menjadi penyebabnya. Hanya saja di Indonesia

belum membuat aturan sanksi pidana bagi pelanggar peraturan hukum yang berlaku.

Selanjutnya penulis akan mengambil kesimpulan dari perbedaan yang terjadi

dalam aturan hukum positif yang ada di Indonesia dan Yaman sebagai berikut :

1) Secara umum, baik fiqh klasik maupun pendapat para ulama sepakat

bahwa kewajiban nafkah keluarga itu sepenuhnya di limpahkan

kepada suami. Sama hal nya dengan aturan yang berlaku di Indonesia

penanggung jawaban keluarga di limpahkan kepada suami. Akan

tetapi peraturan hukum keluarga di Yaman berbeda dengan aturan

hukum yang ada di Indonesia, bahwa kewajiban nafkah dan tanggung

jawab kebutuhan keluarga itu tanggung jawab bersama, sehingga

kedua pasangan harus adil dalam mengupayakan kehidupan rumah

tangga mereka. Karena konsep yang ada dalam pembentukan Undang-

undang Yaman lebih kepada persamaan hak dan tanggung jawab baik

laki-laki ataupun perempuan.

Page 72: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

60

2) Dalam penggunaan bahasa hukum peraturan undang-undang hukum

keluarga di Yaman sangat singkat di bandingkan dengan bahasa

hukum yang termuat pada Kompilasi Hukum Islam dan Undang-

Undang Perkawinan Indonesia.

3) Hak dan kewajiban suami isteri dalam undang-undang Yaman belum

di atur, berbeda dengan yang ada pada peraturan yang ada di Indonesia

tentang kewajiban suami isteri.

4) Penyelenggaraan pernikahan atau yang di sebut walimat al-Urs di

Undang-undang Indonesia tidak mengatur. Tidak ada ketentuan

khusus dalam peaturan perundang-undangan di Indonesia dalam hal

ini, siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan nya, semua

tergantung keadaan, faktor keuangan, kesepakatan kedua calon

mempelai dan keluarga mereka. Dalam peraturan perundang-

perundang di Yaman mengatur tentang pembiayaan pesta pernikahan

bahwa kedua mempelai laki-laki dan perempuan masing-masing harus

ikut menanggung pembiayaannya. Ketetapan hukum yang mengatur

lebih menekankan persamaan hak dan kewajiban anatara laki-laki dan

perempuan.

5) Dalam hal kedudukan para pihak didepan hukum (Principle equality before

the law) baik di Indonesia dan di Yaman, sama-sama menganut dan

menjunjung tinggi, terlebih di Yaman telah dikuatkan pula dalam Konsitusi

Nasionalnya bahwa “Negara menjamin atau melindungi persamaan hukum

Page 73: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

61

antara laki-laki dengan perempuan dalam seluruh aspek kehidupan, baik

politik, ekonomi, dan kehidupan sosial”. Akan tetapi dalam aturan sanksi

pidana di Indonesia tidak adanya aturan tentang sanksi pelanggaran hukum

tersebut berbeda dengan Yaman yang sudah ada aturan bagi pelanggaran

aturan undang-undang.

C. Analisis Perbandingan Kedudukan Nafkah di Indonesia dan Yaman

Dalam konteks Indonesia, sebelum pembentukan Undang-undang Perkawinan

Tahun 1974 beserta peraturan pelaksanaanya dan sebelum pemberlakuan Kompilasi

Hukum Islam (1991) secara resmi, hukum keluarga yang berlaku bagi ummat Islam

Indonesia dan dipergunakan oleh hakim agama dalam menyelesaikan sengketa

(keluarga) yang diajukan kepadanya adalah kitab fikih yang pada umumnya dari

mazhab Syafi‟i.

Mencermati uraian diatas bahwa keberagaman masyarakat Indonesia dan

Yaman sangat berbeda terkait ketentuan hukum keluarga. Hukum keluarga Islam

menetapkan bahwa kewajiban nafkah keluarga adalah merupakan kewajiban suami.

Akan tetapi dalam kedudukan nafkah di Yaman berbeda dalam memenuhi kebutuhan

keluarga, bahwa kewajiban bersama suami isteri dalam memenuhi kebutuhan

keluarga dan dijelaskan secara jelas dan rinci didalam undang-undang tersebut.

Perbedaan yang sangat mencolok apabila kita bandingkan dengan peraturan hukum

perkawinan di Indonesia.

Page 74: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

62

Terlepas dari munculnya ide persamaan hak antara laki-laki dan perempuan

yang sangat mendominasi seluruh pasal-pasalnya serta motif sosialis di balik

legalisasinya, hukum keluarga Yaman dalam banyak hal membela dan menjunjung

tinggi posisi perempuan. Aturan-aturan yang ditetapkan berkaitan dengan pola

hubungan antara suami-isteri, cenderung mengurangi tekanan-tekanan yang selama

ini sangat membatasi ruang gerak dan kebebasan perempuan. Hak-hak suami yang

berlebihan pun dipangkas, meskipun di sisi lain juga ada tuntutan terhadap tangung

jawab yang lebih besar dari perempuan (istri) sebagai partner dari laki-laki (suami).

Dengan bersatunya dua Yaman bersatu dalam satu Republik Yaman, tidak

berarti terhapus dua kelompok tersebut. Yaman (selatan) adalah Sunni yang progresif

dan revolusioner, dan mayoritas penduduk Yaman (utara) adalah Syi‟iy – Zaidiy,

yang konservatif. Pemerintah Republik Yaman (yang baru) didominasi kelompok

utara (Syi‟ah-Zaidiyyah), yang cenderung eksklusif di bidang hukum, sedangkan

kelompok selatan yang Sunni-Syafi‟i merupakan kekuatan oposan. Kenyataan ini

bisa menjadi preseden buruk bagi perkembangan hukum keluarga di Yaman untuk

masa selanjutnya, meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa gerakan revolusioner

selatan-lah yang akan banyak mewarnai kebijakan pemerintah melalui efektifitasnya

sebagai pressure (tekanan) group yang eksis dalam masyarakat.6

Hal yang mempengaruhi keberagaman masyarakat Yaman dalam aturan

hukum keluarga Undang-undang Tahun 1974 adalah nuansa progresif-revolusioner

6 M. Atho‟ Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Modern, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), h. 80.

Page 75: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

63

terasa kental mewarnai reformasi hukum keluarga. Bisa jadi hal tersebut terkait

dengan pemerintahan militer yang juga revolusioner. NLF (National Liberation

Front), yang kemudian berubah nama menjadi Yemen Socialist Party, sebagai partai

tunggal-penguasa yang dominan dan berdasarkan paham sosialis, menuntut aksi-aksi

yang revolusioner dan mendasar dalam merombak struktur masyarakat. Persamaan

hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan secara ekstrim diterapkan dalam

menyusun undang-undang, sehingga hukum keluarga Islam yang terbentuk dalam

sejarah ruang sistem patriarkhis harus dibongkar secara mendasar.7

Dalam hal persamaan hak dan kewajiban suami isteri, di samping mengikuti

kecendrungan umum yang terjadi, pemerintah Yaman yang Marxist-Leninist telah

“memaksakan” perinsip persamaan laki-laki dan perempuan dalam hukum keluarga,

mengingat kondisi masyarakat muslim Timur Tengah yang kebanyakan masih cukup

konservatif. Meskipun diakui bahwa kedatangan Islam telah mengangkat kedudukan

perempuan lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga kondisi perempuan abad modern

di banyak negara Timur Tengah masih cukup “memperihatinkan”, terkungkung

(terperangkap) dalam ruang-ruang domestic yang terbatas dengan kerja yang tak

bernilai ekonomis. “pemaksaan” tersebut terjadi karena kepentingan politik

pemerintah menurut kebijakan yang radikal revolusioner untuk mengikis habis

kekuatan konservatisme kelompok-kelompok oposan yang didukung oleh Saudi

7 M. Atho‟ Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Modern, h. 79.

Page 76: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

64

Arabia, Omman, dan negara yang tergabung dalam blok barat vis a vis blok Timur-

Sosialis.8

Faktor utama yang menyebabkan hukum (undang-undang) keluarga Islam

memiliki banyak persamaan di dunia Islam adalah Alquran dan Hadis. Adapun

penyebab perbedaannya disamping karena perbedaan mazhab fiqih yang dianut

masing-masing masyarakat muslim ialah terutama juga terletak pada ketidaksamaan

sistem hukum yang dianut masing-masing negara yang ada di dunia Islam.9

Berdasarkan analisis penulis, dalam peraturan hukum Indonesia dan Yaman

tentang peraturan hukum keluarga yang ada di dalam undang-undang Yaman dan

Indonesia memiliki persamaan dari segi mazhab yang mereka pegang yaitu mazhab

Syafi‟i, karena diantara Indonesia dan Yaman lebih mengutamakan mazhab Syafi‟i

yang paling di utamakan selain mazhab yang lain.

Dalam peraturan tentang siapa yang berhak memberikan nafkah, di Yaman

aturan tersebut sangat berbeda dengan aturan yang ada di Indonesia. Faktor penyebab

berbedanya aturan tersebut di karenakan dalam hal ini pemerintah Yaman lebih

mengedepankan persamaan hak dan kewajiban dalam tanggung jawab memenuhi

kebutuhan keluarga, dalam peraturan ndang-undang Yaman Pasal 20 menyebutkan

bahwasanya “nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi merupakan kewajiban

bersama, sehingga kedua pasangan harus berlaku andil dalam mengupayakan

8 M. Atho‟ Muzhdar & Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Modern, h. 78.

9 Sadari, “Hak Perempuan Pasca Perceraian: Analisis Perbandingan Hukum

Keluarga di Indonesia dan Dunia”, Jurnal Hukum Vol. 12, no. 2 (November 2015): h. 245.

Page 77: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

65

kehidupan rumah tangga mereka”. Hal ini sangatlah jelas bahwa peraturan tersebut

berbeda dengan peraturan undang-undang di Indonesia Pasal 34 menyebutkan bahwa

“suami wajib, melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup

berumah tangga sesuai dengan kemampuannya”, kandungan peraturan yang ada di

Indonesia sama hal nya dengan dasar hukum al-Qur‟an dan Hadist yang menjelaskan

tentang kedudukan nafkah keluarga, di dalam al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 34 yang

artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena

mereka (pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. Dari ayat tersebut

dapat disimpulkan bahwa nafkah itu merupakan sebuah kewajiban yang harus

diberikan oleh seorang suami terhadap isterinya. Sejauh pengamatan penulis,

Undang-undang Perkawinan yang berlaku bagi umat Islam di Indonesia telah

memberikan kedudukan yang baik kepada wanita dalam kehidupan keluarga.

Undang-Undang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya mengandung asas-asas

yang selain selaras dengan ajaran agama pada umumnya, ajaran Islam pada

khususnya, juga sesuai dengan hasrat untuk meningkatkan kedudukan, harkat dan

martabat wanita, selaras pula dengan perkembangan masa.

Page 78: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya maka

sebagai akhir dari bagian penelitian ini penulis akan menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Peraturan kedudukan nafkah keluarga di Indonesia menyebutkan yaitu tentang

hak dan kewajiban suami istri yang menjelaskan bahwasanya kedudukan

suami dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Suami wajib,

melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup

berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Kemudian di jelaskan bahwa,

yang menanggung kebutuhan hidup dalam rumah tangga adalah suami susuai

dengan penghasilannya seperti, nafkah, kiswah, tempat kediaman bagi isteri,

biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan

anak. Sedangkan kedudukan nafkah keluarga di Yaman adalah bahwasanya

nafkah bukan hanya kewajiban suami, tetapi merupakan kewajiban bersama,

sehingga kedua pasangan harus memeberikan andil dalam mengupayakan

pembiayaan kehidupan rumah tangga mereka. Bahkan dalam biaya

pernikahan di atur dalam undang-undang Yaman bahwasanya keduanya

Page 79: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

67

dalam menyelenggarakan pernikahan masing-masing harus ikut menanggung

pembiayaan pernikahan dan syarat yang berhubungan dengan perkawinan di

sesuaikan dengan masing-masing sumber daya.

2. Dalam hal peraturan kedudukan nafkah di Undang-undang Indonesia lebih

mendasari pada al-Qur’an surat an-Nisa ayat 34 serta hadis nabi Muhammad

SAW dan pendapat para ulama. Dari segi imam Mazhab Indonesia berpegang

kepada Mazhab Syafi’i, karena Indonesia lebih mengutamakan Mazhab

Syafi’i yang paling di utamakan selain Mazhab yang lain. Yaman juga

berMazhab Syafi’i, bercorak pemikiran hukum, antara tradisional dan

rasional, dasar pemikiran hukum: Alquran, Sunnah, Ijmak dan Kias. Undang-

undang Perkawinan yang berlaku bagi umat Islam di Indonesia telah

memberikan kedudukan yang baik kepada wanita dalam kehidupan keluarga.

Undang-Undang Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya mengandung

asas-asas yang selain selaras dengan ajaran agama pada umumnya, ajaran

Islam pada khususnya, juga sesuai dengan hasrat untuk meningkatkan

kedudukan, harkat dan martabat wanita, selaras pula dengan perkembangan

masa. Hal yang mempengaruhi keberagaman masyarakat Yaman dalam aturan

hukum keluarga Undang-undang Tahun 1974 adalah nuansa progresif-

revolusioner terasa kental mewarnai reformasi hukum keluarga. Bisa jadi hal

tersebut terkait dengan pemerintahan militer yang juga revolusioner.

Pemerintah Yaman yang Marxist-Leninist telah “memaksakan” perinsip

persamaan laki-laki dan perempuan dalam hukum keluarga, mengingat

Page 80: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

68

kondisi masyarakat muslim Timur Tengah yang kebanyakan masih cukup

konservatif. Pemaksaan tersebut terjadi karena kepentingan politik pemerintah

menurut kebijakan yang radikal revolusioner untuk mengikis habis kekuatan

konservatisme kelompok-kelompok oposan yang didukung oleh Saudi Arabia,

Omman, dan negara yang tergabung dalam blok barat vis a vis blok Timur-

Sosialis. Faktor yang mempengaruhi pembentukan perundang-undangan

perkawinan di Indonesia salah satunya karena latar belakang sejarah. Karena

Indonesia adalah jajahan dari Belanda, maka sistem Indonesia banyak

menganut warisan dari hukum Belanda. Maka dari itu, dibentuklah Undang-

Undang Perkawinan, Peraturan Pemerintah terkait Pelaksanaan UU

Perkawinan yang mengatur perkawinan serta Kompilasi Hukum Islam (KHI)

untuk orang-orang yang beragama Islam. Sedangkan di Yaman, yang negara

jajahannya oleh British- India, maka hukum positif di Yaman diambil dari

hukum Inggris dan India. Yaman termasuk negara muslim karena 95%

penduduk beragama Islam. Dan ideologi negara tersebut meggunakan hukum

Syariah.

3. Faktor utama dan pertama yang menyebabkan hukum (undang-undang)

keluarga Islam memiliki banyak persamaan di dunia Islam adalah Alquran

dan Hadis. Adapun penyebab perbedaannya disamping karena perbedaan

Mazhab fiqih yang dianut masing-masing masyarakat muslim ialah terutama

juga terletak pada ketidaksamaan sistem hukum yang dianut masing-masing

negara yang ada di dunia Islam. Persamaan kedudukan nafkah di Indonesia

Page 81: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

69

dan Yaman adalah memiliki persamaan dari segi Imam Mazhab yang sama-

sama berpegang pada Mazhab Syafi’i. Isi pembahasan dalam Undang-undang

Indonesia dan Yaman bahasa hukumnya keduanya sama-sama memaparkan

dengan jelas materi hukumnya. Begitupun dalam Undang-undang di Yaman

untuk kedudukan nafkah keluarga suami wajib dalam memenuhi kebutuhan

keluarga dan isteri juga bertanggung jawab dalam kebutuhan rumah tangga.

Secara umum dalam hubungan keluarga keduanya baik peraturan Undang-

undang yang ada di Indonesia ataupun di Yaman memiliki kesamaan yaitu

baik isteri maupun suami mempunyai tanggung jawab yang sama dalam

menghidupi keluarga dan keduanya ingin mencapai kebahagiaan duniawi dan

ukhrawi dengan membentuk keluarga sakinah. Akan tetapi di Undang-undang

Yaman itu sendiri lebih kedalam persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan. Perbedaan yang mencolok antara kedudukan nafkah keluarga di

Indonesia dan Yaman yaitu : pertama, di Yaman kewajiban nafkah keluarga

bukan hanya kewajiban suami tetapi kewajiban bersama. Namun di Indonesia

kewajiban nafkah keluarga wajib atas suami. Kedua, resepsi pernikahan atau

biaya pernikahan di Yaman Kedua mempelai laki-laki dan prempuan masing-

masing harus ikut menanggung pembiayaannya. Namun di Indonesia tidak di

atur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, umumnya masyarakat

sekitar kita yang berpegangan pada adat istiadat mereka masing-masing

menganggap bahwasanya walimah adalah tanggung jawab wali atau pihak

keluarga mempelai wanita. Akan tetapi tidak ada ketentuan khusus dalam

Page 82: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

70

peraturan perundang-undangan di Indonesia tentang siapa yang bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan pesta pernikahan. Semua tergantung keadaan,

faktor keuangan, kesepakatan kedua calon mempelai dan keluarga mereka.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini

maka penulis memberikan saran-saran untuk di jadikan bahan pertimbangan di

kemudian hari, yakni sebagai berikut :

1. Kepada pemerintah Indonesia dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) untuk

mempertahankan kajian tentang kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di

dunia Islam, karena undang-undang tentang kedudukan nafkah sudah sesuai

dengan ajaran agama.

2. Kepada pemerintah Yaman di harapkan untuk memperbaiki sitem perundang-

undangan terutama dalam hal kedudukan nafkah dalam hukum keluarga,

karena peroses pembuatannya masih ada sangkut paut dengan politik

pemerintahandan perlu adanya perbandingan atau kajian dengan undang-

undang lain untuk merancang undang-undang agar lebih sempurna.

3. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan refrensi lebih lanjut untuk kedua

Negara baik Indonesia dan Yaman bagi peneliti berikutnya

Page 83: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

71

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Abdurahman, H. Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Akademika Presindo, 2007.

Amin Suma, Muhammad. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: Raja

Grafindo, 2005.

Atho Muzhdar, Muhammad & Nasution Khairuddin. Hukum Keluarga di Dunia

Islam Modern. Jakarta: Ciputat Press, 2003.

Al-Anshari, Zakariyya. Fathul al-Wahhab, Jilid II (Beirut: Dar Al Kutub Al-

Imamiyyah, 1418.

Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam, Jakarta: Akbar Media, 2003.

Azzam, Muhammad & Abdul Aziz . Fiqh Munakahat, Jakarta : Amzah, 2009.

Bak Najjad, Ridha. Hak dan Kewajiban Istri dalam Islam, Jakarta :Lentera

Basrimata, 2002.

Daud Ali, Mohammad. Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002.

Djalil, Basiq. Peradilan Islam, Ciputat : AMZAH, 2012.

Halim, Abdul. Peradilan Agama dalam Politik Hukum Indonesia, Jakarta: PT

Raja Grafindo, 2000.

Mahmood, Tahir. Personal Law In Islamic Countries; Jordan : The Code Personal

Staus 1976, New Delhi : India Time Press, 1987.

Page 84: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

72

Nasution, Khoiruddin. Status Wanita di Asia Tenggara: Studi Terhadap PerUndang-

Undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia,

Jakarta : INIS, 2002.

Nuansa Aulia, Tim Redaksi. Kompilasi Hukum Islam, Bandung : CV. Nuansa Aulia,

2009.

Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah, terjemah Fiqh sunah, Jilid VII, Bandung: Pt. Al

Ma’arif, t.t.

Saepudin Jahar, Asep. dkk, Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, Jakarta: Kencana

Prenadamedia Grop, 2012.

Sopyan, Yayan, Islam - Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam

Hukum Nasional, Jakarta : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, 2011.

Tholabi Kharlie, Ahmad. Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,

2013.

Umar, Nasaruddin. Argumen Kesataraan Gender Perspektif al-Quran, Jakarta:

Paramadina, 2001.

Warson Munawir, Ahmad. Kamus al Munawwir, Yogyakarta: Pondok Peantren al

Munawir, 1984.

Jurnal

Mukhtar Zamzami, “Pembaharuan Hukum Keluarga dalam Perspektif Politik Hukum

Islam di Indonesia”, dalam Mimbar Hukum dan Peradilan No. 68 Februari

2009.

Page 85: KEDUDUKAN NAFKAH DALAM PERATURAN PERUNDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43641... · 2019-01-31 · kedudukan nafkah dalam hukum keluarga di Indonesia dan

73

An-Na’im, A Abdulahi. Islamic Family Law in a Chnging World: A Global Resource

Book. London: Zed Books Led, t.t.

Sadari. “ Hak Perempuan Pasca Perceraian : Analisis Perbandingan Hukum Keluarga

di Indonesia dan Dunia”, Jurnal Hukum Vol. 12, No. 2 (November 2015).

Wurth, Anna. Stalled Reform: Family Law In Post-Unification Yemen. Islamic Law

and Society 10, no. 1 (March 2001).

Perundang-undangan

Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Undang-undang Qanun al-Usrah Tahun 1974

Internet dan Media

John Noble Wilford, Ruin in Yemeni Desrt Mark Route of Frankincense Trade.

Nytimes.com, diakses pada 2016-8-11 dari

http://www.criticalthreats.org/yemen/gordon-abyani-tribes-and-al-qaeda-

arabian-peninsula-july-25-2012.

Mc Dermott, Roger. Tribal Reistance and al-Qaeda: Suspected U.S. Aistrike Ignites

Tribes in Yemen’s Ma’rib Governorate, Jamestown.org. diakses pada 2016-

10-17 dari https://www.cristicalthreats.org/yemen/Gordon-abyani-tribes-and-

al-qaeda-arabian-peninsula-july-25-2012.

Yaman-Fakta dan Sejarah: Pemerintahan Yaman. About.com diakses pada 2016-9-1

dari https://www.scribd.com/doc/211802430/BAB-II-Tentang-Yaman.