Kedudukan Dan Peranan Masyarakat Sebagai Buruh Industri
-
Upload
nursufi-fakhirah-shakila-haura -
Category
Documents
-
view
258 -
download
17
Transcript of Kedudukan Dan Peranan Masyarakat Sebagai Buruh Industri
Sosiologi Industri
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia merupakan mahluk social yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain dalam bidang apapun termasuk dalam bidang industri, tanpa adanya interaksi antar sesama manusia tidak akan mungkin adanya industri.
Industri merupakan usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah / barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan, hasil industri tidak hanya berupa barang tetapi juga dalam bentuk jasa.
Secara tidak langsung manusia merupakan mahluk industri,dimana manusia menggunakan alat – alat industri untuk mencari makan dan memenuhi kebutuhannya demi mempertahankan hidup dan mencapai kepuasan, sedangkan manusia yang lain menciptakan alat – alat industri tersebut.
Manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu industri, tanpa adanya manusia tidak akan mungkin munculnya industry itu.
Semakin majunya peradaban, perkembangan industripun semakin meningkat, dengan segala sumber daya termasuk daya pikir yang dimiliki manusia dan digunakan secara tepat dan benar sehingga manusia mampu mengubah alat – alat industri dari sederhana menjadi berkembang untuk menghadapi persaingan globalisasi demi mencapai tujuan – tujuannya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peranan buruh terhadp industri ?2. Bagaimana kehidupan buruh industri ?3. Bagaimana kedudukan buruh industri ?4. Bagaimana gerakan dan tindakan perburuhan ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah sosiologi industri ini adalah untuk mengetahui peranan, kedudukan, kehidupan dan gerakan buruh industri.
| 1
Sosiologi Industri
BAB II PEMBAHASAN
A. BURUH INDUSTRI
Pengertian dan Peran Buruh
Istilah buruh identik dengan kondisi ketidakadilan, penghisapan, kebobrokan. dan
kemeralatan. Bahkan istilah buruh dilekatkan pada ideologi atau gerakan komunis dan bersifat
subversif. Karena itu, terdapat kecenderungan umum untuk mengganti istilah buruh dengan
istilah pekerja (worker) untuk menyebut orang-orang yang bekerja di pabrik. Di Indonesia,
kadang-kadang mereka disebut sebagai karyawan.
Kondisi perburuhan pada masa revolusi industri sangatlah memprihatinkan. Pekerja
pabrik pada masa itu bukan hanya terdiri dari pria usia kerja saja, tetapi juga wanita tua dari
gadis sampai ibu-ibu yang sudah tua renta dan anak-anak. Tiap hari mereka bekerja dalam waktu
panjang tanpa fasilitas kebersihan, keamanan dan kesehatan. Apabila buruh sakit/mendapat
kecelakaan kerja, pabrik tidak mau menanggung biayanya, bahkan yang bersangkutan dipecat
karena dianggap mangkir tidak mampu melaksanakan tugas. Pengusaha dan manajemennya
sangat berkuasa. Pekerja dengan upah sangat minim dipaksa bekerja mati-matian, lembur terus-
menerus tanpa jaminan, sementara pengusaha mendapat keuntungan sangat banyak.
Kondisi pabrik atau industri yang buram, lambat laun berubah menjadi bangunan yang
bersih, terang, sehat, terpelihara, serta lega dan mempunyai berbagai fasilitas dan kesejahteraan.
Nasib buruh menjadi lebih baik, jam kerja dikurangi, memiliki asuransi dan perlindungan hukum
dan keamanan. Kedudukan buruh juga sekarang cukup baik dan kuat karena dapat
mempengaruhi aturan, bahkan memaksa pengusaha dan penguasa.
Sosiolog Karl Marx menganjurkan kepada kaum buruh yang sering disebut kaum proletar
di seluruh dunia untuk bersatu dan secara aktif melawan eksploitasi kelas kapitalis yang selama
ini menghisapnya. Robohnya kelas atas (kapitalis) merupakan pertanda munculnya suatu jenis
masyarakat baru, yakni masyarakat sosialis atau komunis.
Dalam masyarakat komunis (di bawah kepemimpinan kaum buruh) seluruh alat produksi
tanpa, kecuali dibagikan secara merata. Tidak ada lagi pemilikan pribadi. Tidak ada pembagian
pekerjaan, tidak ada lagi yang menderita dan ditindas. Paling penting, seluruh manusia hidup
| 2
Sosiologi Industri
sejahtera, tidak kekurangan suatu apa. Himbauan Marx ini cepat memperoleh sambutan luar
biasa di seluruh dunia.
Kehidupan Buruh di Pabrik
Pada dasarnya pekerjaan adalah satuan-satuan kegiatan yang saling berhubungan untuk
mengubah satu wujud benda ke wujud benda lain yang memiliki nilai pakai dan nilai tukar.
Setiap pekerjaan pada prinsipnya terdiri dari satuan-satuan kegiatan yang berbeda, tergantung
pada kondisi benda asal yang akan diubah.
Setiap benda membutuhkan alat atau peralatan, yaitu sarana fisik yang dikembangkan dan
atau dipakai manusia untuk membantu memudahkan pekerjaannya.
Dominasi mesin semakin jelas bila diamati bagaimana pekerjaan diterapkan di pabrik. Pada
hakikatnya ada 3 (tiga) jenis pekerjaan di pabrik, yaitu jenis pekerjaan sulit, relatif mudah, dan
relatif sangat mudah.
Mesin tetap membutuhkan manusia sebab:
1. belum ada mesin dapat beroperasi tanpa campur tangan manusia
2. mesin-mesin produksi yang canggih membutuhkan biaya yang sangat mahal sehingga
kurang ekonomis dalam pengoperasiannya;
3. ada kebijakan pemerintah, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, yang
membatasi beroperasinya pabrik dengan mesin secara intensif.
Pembagian kerja (division of labor) dapat dikatakan merupakan hakikat peradaban modern oleh
karena itu pada pabrik yang tidak padat modal cenderung bersifat fungsional, sedangkan pada
perusahaan yang membutuhkan banyak tenaga profesional, pembagian kerjanya cenderung
bersifat sosial.
Mekanisme kerja yang diterapkan pabrik pada dasarnya bertumpu sepenuhnya kepada
prinsip rasionalitas, yakni kesesuaian antara cara (sarana) dengan tujuan. Pabrik menempatkan
mekanisme kerja sebagai cara yang menjamin tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
| 3
Sosiologi Industri
Kerja Buruh
Buruh adalah pihak paling potensial mengalami kelelahan secara fisik yang dapat terlihat
dari beberapa karakteristik, yaitu umumnya buruh bekerja sambil berdiri, mereka bekerja dengan
banyak menggerakkan tangan dan kaki, beberapa di antaranya juga banyak menggunakan indra
mata dan penciuman.
Ada 3 hal yang membuat pekerjaan buruh cenderung memiliki potensi keletihan yang
lebih tinggi karena pekerjaan berlangsung dalam rentang waktu yang lama dan intensitas yang
tinggi, tidak dapat menentukan sendiri kapan dan berapa lama ia dapat istirahat, dan tidak
memperoleh kesempatan untuk memperoleh kepuasan sosial yang dapat mengkompensasi
keletihan selama bekerja.
Kebosanan adalah merupakan konsekuensi yang bersifat psikologis karena buruh
cenderung melakukan pekerjaan mereka secara parsial, satu-satunya tugas yang dilakukannya,
tidak pernah melihat produk akhir sehingga tidak ada kepuasan kerja, dan waktu kerja dan jam
istirahat buruh diatur oleh pihak manajemen.
Mesin mempunyai logika dan hukumnya sendiri. Buruh perlu mengembangkan disiplin
serta sikap cermat dan konsentrasi tinggi bila sedang menggunakannya.
Ada 2 sumber utama yang mengancam keberlangsungan pekerjaan bahkan kehidupan mereka
secara keseluruhan, yaitu kehadiran mesin baru, kehadiran buruh (calon buruh) baru, pemerintah.
Kondisi tersebut di atas menimbulkan alienasi, yaitu keterasingan yang dialami buruh sewaktu
dan atau sebagai akibat mereka bekerja di pabrik. Ada 4 bentuk alienasi buruh, yaitu buruh
terasing dari kegiatan produktifnya, produk yang diciptakannya sendiri, potensi manusiawinya,
dan hubungan sosial.
Pekerjaan memiliki banyak matra (dimensi), salah satu yang tidak dapat dianggap remeh
adalah sarana untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup manusia secara wajar, namun
kenyataannya buruh hanya mendapat upah sangat kecil.
B. STRUKTUR SOSIAL DAN KEDUDUKAN BURUH
Pengertian Struktur Sosial
| 4
Sosiologi Industri
Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu, manusia cenderung hidup dalam unit-unit
sosial. Dalam unit sosial ada mekanisme sosial yang menerapkan peraturan tertentu, lengkap
dengan imbalan dan sanksinya dalam peraturan formal maupun peraturan informal.
Suatu unit sosial biasanya cenderung membedakan tindakan para anggotanya menurut dua
dimensi, yaitu vertikal (stratifikasi) dan horizontal (diferensiasi). Berdasarkan kekayaan yang
diperoleh dari pekerjaan dapat dibagi dalam beberapa lapisan (strata).
Unit sosial biasanya memberikan peran tersendiri kepada para anggotanya. Peran baru dapat
menjadi tindakan ketika orang menjalankan hak dan kewajiban yang ditetapkan secara normatif.
Dengan memahami struktur sosial maka kita dapat menganalisis suatu fenomena sosial, sehingga
dapat dilihat bahwa:
1. Buruh bertindak secara seragam, yang bersifat tipikal, khas, unik apabila dibandingkan
dengan anggota lainnya;
2. buruh menempati posisi tertentu dalam stratifikasi dan diferensiasi;
3. ada hubungan-hubungan tertentu antara buruh dengan para anggota lainnya;
4. munculnya masalah-masalah perburuhan harus dikaji secara komprehensif, bukan
sekadar dari buruh itu sendiri, melainkan juga dari para anggota unit sosial lainnya.
Secara tidak langsung buruh menyadari bahwa ia adalah kelompok yang terorganisasi, relatif
lebih terdidik, memiliki dukungan politik, yang memadai dari masyarakat, mampu melakukan
tekanan-tekanan baik terhadap perusahaan maupun pemerintah. Masyarakat, melalui negara,
memang memberikan hak formal kepada buruh untuk melakukan pemogokan, bahkan sejumlah
masyarakat mendorongnya.
Kedudukan Buruh di Pabrik
Dari satu segi, pabrik dapat dipandang sebagai unit sosial. Karena itu, sebagaimana keluarga
atau masyarakat, ia memiliki struktur sosial. Para anggotanya dapat dibedakan secara vertikal
(stratifikasi) dan secara horizontal (diferensiasi).
1. Stratifikasi
Secara vertikal pada dasarnya pabrik terdiri dari tiga kelompok:
| 5
Sosiologi Industri
1. Industrialis atau pengusaha pada puncak stratifikasi Pengusaha dapat dibagi
dalam subkelompok pemilik sekaligus pengusaha (manajemen) dan pemilik tanpa
jabatan struktural dalam perusahaan
2. Manajemen, pengendali utama kegiatan pabrik sehari-hari yang kekuasaannya
bersumber pada profesional atau profesional dan kepemilikan. Manajemen dapat
dibagi dalam subkelompok manajemen puncak (top management), manajemen
menengah (middle management), staf pendukung (supporting staff).
3. buruh, tidak memiliki modal, alat produksi, keterampilan otak yang memadai.
Buruh dapat dikelompokkan dalam subkelompok manajemen tingkat pertama,
kepala regu, buruh massal.
Manajer lebih suka mengangkat mandor dari luar dengan pertimbangan memiliki pemahaman
yang lebih baik dalam mengoperasikan dan atau mengawasi mesin dan pekerjaan pada
umumnya, lebih mudah berkomunikasi dengan pihak manajer, dan lebih loyal kepada manajer.
2. Diferensiasi
Secara horizontal sebenarnya setiap buruh massal berada dalam kedudukan yang sama,
hal yang membedakan adalah spesifikasi bidang tugas dan atau divisi asal buruh yang ada
di pabrik. Ada beberapa pengecualian kecil, yaitu dalam beberapa kasus terjadi hubungan
buruh yang bersifat silang. Selain pemimpin formal dalam pabrik, kadang-kadang ada
pemimpin informal dan kadang-kadang ada juga peraturan nonformal yang disepakati
bersama. Pelanggaran terhadap kesepakatan non-formal akan mendapat sanksi sosial dari
para buruh.
Kedudukan Buruh dalam Masyarakat
Dalam beberapa hal ada kesejajaran antara struktur sosial di pabrik dengan struktur sosial
di masyarakat. Stratifikasi sosial ada enam lapisan atas-atas, atas-bawah, menengah-atas,
menengah-bawah, bawah-atas, dan bawah-bawah. Stratifikasi ini dapat disederhanakan menjadi
tiga tetapi dapat menghilangkan informasi yang relevan. Lapisan paling atas adalah menteri.
Lapisan atas-bawah adalah Gubernur, perwira tinggi, guru besar, dan pengusaha besar. lapisan
menengah-atas terdiri dari diplomat, Kepala Dati II, dokter, dosen, perwira menengah hingga
| 6
Sosiologi Industri
pengusaha skala menengah. Lapisan menengah-bawah terdiri dari akuntan, asisten manajer,
pastur, guru, pramugari, pengusaha kecil hingga petani sedang dan pegawai TU.
Lapisan bawah-atas terdiri dari masinis, nelayan, montir, sopir, satpam. Lapisan bawah-bawah
terdiri dari kondektur, pesuruh, pembantu, tukang becak, pengemis dan gelandangan.
Pabrik hanya mempunyai 4 lapisan, yaitu atas-bawah, menengah-atas, menengah-bawah, bawah-
atas.
C. GERAKAN BURUH DAN SERIKAT BURUH
Gerakan Buruh
Gerakan buruh merupakan istilah yang digunakan secara luas untuk menjelaskan
dinamika organisasi kolektif para pekerja atau buruh dalam rangka menuntut perbaikan nasib
mereka kepada majikan (pengusaha) dan kebijakan-kebijakan perburuhan yang pro-buruh dan
adil. Revolusi Industri merupakan istilah yang digunakan oleh ilmuwan sosial untuk menjelaskan
perubahan besar pada alat-alat produksi di Inggris beserta konsekuensi sosialnya sejak
pertengahan Abad ke-18.
Revolusi Industri yang ditandai oleh adanya penemuan mesin uap telah mengubah secara
permanen hubungan buruh-majikan. Pada saat itu, bangsa Inggris mengalami sebuah
transformasi berupa peralihan dari era pertanian menuju era industri. Peralihan ini tentu saja
berdampak pada perubahan budaya kerja, metode kerja, upah kerja. Jika pada era pertanian yang
menjadi penguasa adalah para tuan tanah, maka pada era industri yang menjadi penguasa adalah
para pengusaha (pemberi kerja).
Para pengusaha (pemberi kerja) inilah yang menentukan sepenuhnya nasib para buruh.
Secara sederhana, gerakan-gerakan buruh dapat dikelompokkan ke dalam kategorisasi sebagai
berikut.
1. Gerakan buruh yang berorientasi untuk menyejahterakan para anggotanya sehingga para
anggotanya mendapatkan keuntungan, seperti jaminan sosial, jaminan kesehatan, dan
uang pensiun. Salah satu serikat buruh tertua yang tercatat dalam sejarah, Friendly
Societies, didirikan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
| 7
Sosiologi Industri
2. Gerakan buruh yang bertujuan untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif
(bargaining collective) sehingga mereka dapat bernegosiasi dengan para pengusaha
mengenai upah dan kondisi kerja yang manusiawi.
3. Gerakan buruh yang berorientasi untuk melakukan perlawanan tindakan industri, seperti
pemogokan.
4. Gerakan buruh yang berorientasi kepada aktivitas politik. Di antara tujuan gerakan ini
berupaya untuk mewujudkan legislasi yang adil buat para buruh. Gerakan ini biasanya
berwujud partai politik, seperti halnya Partai Buruh di Inggris yang berawal dari gerakan
buruh.
Tindakan Perburuhan
Pada hakikatnya tindakan perburuhan adalah upaya menunjukkan kekuasaan kepada
pihak manajemen pabrik dengan cara memanipulasi jumlah untuk mengganggu jalannya
kegiatan produksi. Dalam terminologi lain, tindakan perburuhan adalah suatu aksi yang bersifat
politik, bahkan di beberapa negara Eropa Barat, buruh mendirikan partai dan mampu memegang
kendali pemerintahan.
Jenis-jenis Tindakan Perburuhan ada 5 yang masing-masing mempunyai pengertian,
bobot kekuasaan, dan implikasi tersendiri. Jenisjenis tindakan perburuhan tersebut adalah
gerakan pengorganisasian, pelambatan kerja, boikot, sabotase, dan pemogokan.
Serikat Buruh
Serikat buruh merupakan asosiasi para buruh yang bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan sosial buruh. Serikat buruh merupakan representasi dari
masing-masing anggotanya untuk melakukan negosiasi dengan pengusaha terkait dengan semua
aspek yang terkandung dalam kontrak kerja, termasuk di dalamnya adalah persoalan upah dan
kondisi kerja yang diinginkan. Para buruh, umumnya, menuntut kontrak kerja yang tegas dan
jelas.
| 8
Sosiologi Industri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya sebuah organisasi buruh di
Amerika Serikat. Faktor-faktor terpenting adalah situasi ekonomi, keberadaan peraturan
perundang-undangan, dan kepiawaian pemimpin serikat buruh.
Ada sekurang-kurangnya 2 bentuk serikat buruh di Amerika Serikat, yaitu serikat buruh non-
industri dan serikat buruh industri. Serikat buruh non-industri mencakup para buruh yang bekerja
di bidang kerajinan, tanpa melihat di mana mereka bekerja. Contohnya, serikat buruh listrik,
tukang kayu, dan percetakan. Serikat buruh non-industri (kerajinan) muncul dari serikat buruh
percetakan dan pembuat kayu yang memulai gerakan buruh di Amerika Serikat.
Perkembangan serikat buruh di Indonesia mengalami pasang surut. Kondisi perburuhan di
Indonesia mengalami kondisi yang mengenaskan dari masa kolonial sampai rezim pemerintahan
Orde Baru
| 9
Sosiologi Industri
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia ( tenaga kerja / buruh )
mempunyai peranan / faktor terpenting dalam sebuah industry, tanpa adanya manusia ( tenaga
kerja / buruh ) maka suatu produksi tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik. Mesin tetap
membutuhkan manusia sebab:
1. belum ada mesin dapat beroperasi tanpa campur tangan manusia
2. mesin-mesin produksi yang canggih membutuhkan biaya yang sangat mahal sehingga
kurang ekonomis dalam pengoperasiannya;
3. ada kebijakan pemerintah, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, yang
membatasi beroperasinya pabrik dengan mesin secara intensif
Secara tidak langsung buruh menyadari bahwa ia adalah kelompok yang terorganisasi, relatif
lebih terdidik, memiliki dukungan politik, yang memadai dari masyarakat, mampu melakukan
tekanan-tekanan baik terhadap perusahaan maupun pemerintah
Buruh bertindak secara seragam, yang bersifat tipikal, khas, unik apabila dibandingkan
dengan anggota lainnya;
buruh menempati posisi tertentu dalam stratifikasi dan diferensiasi;
ada hubungan-hubungan tertentu antara buruh dengan para anggota lainnya;
munculnya masalah-masalah perburuhan harus dikaji secara komprehensif, bukan
sekadar dari buruh itu sendiri, melainkan juga dari para anggota unit sosial lainnya.
| 10
Sosiologi Industri
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com / sosiologi industri. Doc
| 11