KECUBUNG

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahauan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan seiring dengan berkembangnya zaman. Kemajuan ini memberi banyak perubahan pada pola pikir manusia. Akan teapi masih bayak orang-orang yang belum mengetahaui seberapa besar kemajuan yang mereka alami, terutama dalam hal pengobatan. Pengobatan dilakukan tidak hanya dengan cara medis, tetapi juga dengan cara herbal. Banyak orang beranggapan bahwa obat herbal hanya akan memberi banyak efek samping bagi penggunanya, khususnya pada tanaman kecubung. Tanaman ini dianggap beracun oleh kebanyakan orang. Akan tetapi apabila diolah secara baik dan benar, tanaman kecubung tersebut akan memberikan banyak manfaat yang berguna untuk pengobatan. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan untuk mendapatkan dukungan agar kelak dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya dunia kesehatan. 1.2 Tujuan Penulisan 1

description

makalah kecubung

Transcript of KECUBUNG

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIlmu pengetahauan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan seiring dengan berkembangnya zaman. Kemajuan ini memberi banyak perubahan pada pola pikir manusia. Akan teapi masih bayak orang-orang yang belum mengetahaui seberapa besar kemajuan yang mereka alami, terutama dalam hal pengobatan.

Pengobatan dilakukan tidak hanya dengan cara medis, tetapi juga dengan cara herbal.Banyak orang beranggapan bahwa obat herbal hanya akan memberi banyak efek samping bagi penggunanya, khususnya pada tanaman kecubung. Tanaman ini dianggap beracun oleh kebanyakan orang. Akan tetapi apabila diolah secara baik dan benar, tanaman kecubung tersebut akan memberikan banyak manfaat yang berguna untuk pengobatan.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan untuk mendapatkan dukungan agar kelak dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya dunia kesehatan.

1.2 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui kandungan zat aktif yang terdapat dalam tanaman Kecubung (Datura Metel) dan manfaatnya sebagai obat herbal. Selain itu, untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Taxonomi KecubungNama latin: Datura metel

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Division: Spermatophyta

Subdivision : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Asteridae

Ordo : Solanales

Family : Solanaceae

Genus : Datura

Species : Datura metel

2.2 Morfologi KecubungKecubung (Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu tahunan yang mempunyai pokok batang kayu, keras dan tebal.Batang : Batangnya kecil, tegak, berkayu dan bercabang-cabang. Batangnya dapat tumbuh hingga 2-4 m. (Gambar 1) Cabang: Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m. (Gambar 1) Daun : Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta ujung dan pangkal meruncing dan pertulangannya menyirip. Daun Kecubung berwarna hijau. (Gambar 2) Biji: Berwarna kuning cokelat, gepeng berbentuk telinga, berbintik atau bersaluran (tidak terang). (Gambar 2) Bunga : Bunga Kecubung tunggal menyerupai terompet dan berwarna putih atau lembayung. Mahkotanya berwarna ungu. Panjang bunga lebih kurang 12-18 cm. Bunga bergerigi 5-6 dan pendek. Tangkai bunga sekitar 1-3 cm. Kelopak bunga bertaju 5 dengan taju runcing. Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat, dan tepian bertaju 5. Taju dimahkotai oleh suatu runcingan. Benang sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai bingkai berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam hari. Bunga membuka menjelang matahari tenggelam dan menutup sore berikutnya. (Gambar 2) Buah : Buah Kecubung hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat. Buah Kecubung bagian luarnya dihiasi duri-duri pendek dan dalamnya berisi biji-biji kecil warna kuning kecoklatan. Diameter buah ini sekitar 4-5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua berwarna hijau tua. Bakal buah dalam paroan bawah beruang 4 dan pada puncak beruang 2. Buah duduk pada dasar bunga yang menebal dan melebar ditambah sisa-sisa dari kelopak. Buah berbentuk bola, dinding pada waktu masak terpecah kecil-kecil dan tidak teratur. (Gambar 3) Akar: Akar Kecubung adalah sistem perakaran tunggang. (Gambar 4)

2.3 Gambar Kecubung

(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3) (Gambar 4)2.4 Kandungan Zat Aktif Kecubung Kecubung mengandung 0.3-0.4 % alkaloid (sekitar 85 % skopolamin dan 15 % hyoscyamine), hycoscin/ hiosin dan atropin (tergantung pada varietas, lokasi dan musim). Jika alkaloid kecubung diisolasi maka akan terdeteksi adanya senyawa methyl crystalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak. Zat alkaloidnya yang bersifat antikholinergik bermanfaat sebagai pereda asma. Dalam situsIlmu Pengetahuan dan Teknologidisebutkan bahwa kecubung juga mengandung zat lemak, kalsium oksalat (co-oksalat), meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, alkaloida atropina, ascorbic acid, dan nikotina.2.5 Manfaat Tanaman KecubungTanaman kecubung sangat bermanfaat karena dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti: Tanaman kecubung memiliki sifat khas yaitu pedas, pahit, dan menghangatkan, yang dapat digunakan sebagai pereda flu. Kecubung juga sebagai antiasmatik, antibatuk (antitusif), antirematik, penghilang nyeri (analgesik), afrodisiak dan pemati rasa (anestetik) Bunganya digunakan untuk mengatasi: Asma, napas pendek, bronkitis kronik, batuk, Rasa nyeri hebat pada kanker stadium lanjut, Nyeri lambung, rematik, Kejang atau epilepsi (ayan) yang disebabkan rasa takut. Syok (turunya tekanan darah sehingga penderita lemas) akibat infeksi atau racun (toksik), Sakit jiwa (psikosis), dan Sebagai obat bius pada operasi (anestesi) Akarnya digunakan untuk pengobatan: Kolera, Sesak napas Daunnya digunakan untuk mengatasi: Sesak napas, batuk rejan, bronkitis Sakit pinggang, rematik, memar Ketombe Lendir di tenggorokan Cacingan Zat yang bermanfaat sebagai pereda asma adalah hipociamin dan skopolamin yang besifat antikholinergik. Efek dari zat tersebut sangat meringankan penderita asma.Alkaloid dapat melebarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit akibat serangan asma. Skopolamin juga mempunyai aktivitas depresan untuk susunan saraf pusat, sehingga kerap digunakan sebagai obat antimabuk. Kecubung (Datura metel L.) sangat terkenal sebagai obat untuk berbagai penyakit. Selain hampir semua bagian tanaman kecubung dapat diracik untuk obat , tapi yang banyak digunakan adalah daunnya. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa daun kecubung mengandung alkaloida atropina yang dapat di gunakan dalam pengobatan dengan memanfaatkan senyawa-senyawa atropin yang dilaporkan memiliki berbagai aktifitas biologis yang menarik, seperti di antaranya dapat di gunakan sebagai antiasmatik, antireumatik, antispasmodik, mydriasis dan cyclopedia pada mata, analgetik, antitusif dan antidote untuk keracunan organophosphor.

BAB III FITOFARMAKA3.1 Senyawa Atropin dalam Tumbuhan KecubungKecubung (Datura metel linn) merupakan tumbuhan C3. Pada Datura metel, fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisco, enzim siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa bisfosfat. Disebut tumbuhan C3 karena produk fiksasi karbon organik pertama adalah senyawa berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Pada tanaman ini banyak mengandung alkaloid (alkaloid adalah senyawa basa nitrogen organik yang terdapat dalam tumbuhan) salah satunya adalah atropin. (Fahn, 1995). Kebanyakan alkaloid menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu sehingga metabolit sekunder ini banyak di gunakan sebagai obat.(robinson, 1991).Atropin termasuk salah satu jenis senyawa alkaloid yang memiliki efek farmakologi. Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau parasimpatolitik. Atropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambat efek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos. Hambatan ini bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase. (Achmad, 1986)Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. Hal ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. Hasil ikatan pada reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. (Jay dan Kirana, 2002)Atropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat, merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor, perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla oblongata. Efek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan siklopegia. Pada saluran nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan bronkus. Efek atropin pada sistem kardiovaskuler (jantung) bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai antispasmodik yaitu menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi pada saluran perkencingan sehingga menyebabkan retensi urin (Hidayat, 2005)Atropin dan kebanyakan obat-obat antimuskarinik tersier diabsorbsi dengan baik dari usus dan dapat menembus membrane konjuktiva. Reabsobsinya diusus cepat dan lengkap, seperti alkaloida alamiah lainnya, begitu pula dari mukosa. Reabsorbsinya melalui kulit utuh dan mata tidak mudah. (Jay dan Kirana, 2002)Atropin dan senyawa tersier lainnya didistribusikan meluas kedalam tubuh setelah penyerapan kadar tertentu dalam susunan saraf pusat (SSP) dicapai dalam 30 menit sampai 1 jam, dan mungkin membatasi toleransi dosis bila obat digunakan untuk memperoleh efek perifernya. Didistribusikan keseluruh tubuh dengan baik.Atropin cepat menghilang dari darah setelah diberikan dengan massa paruh sekitar 2 jam kira-kira 60% dari dosis diekskresikan kedalam urine dalam bentuk utuh. Sisanya dalam urine kebanyakan sebagian metabolit hidrolisa dan konjugasi. Efeknya pada fungsi parasimpatis pada semua organ cepat menghilang kecuali pada mata. Efek pada iris dan otot siliaris dapat bertahan sampai 72 jam atau lebih. Spesies tertentu, terutama kelinci memiliki enzim khusus satropin esterase yang membuat proteksi lengkap terhadap efek toksik atropine dengan mempercepat metabolisme obat. Ekskresinya melalui ginjal, yang separuhnya dalam keadaan utuh. Plasma t1/2 nya 2-4 jam. (Betram, 2004)Bentuk sediaan yang sering digunakan dalam pengobatan herbal adalah dalam bentuk kapsul dan Jika digunakan dalam bentuk ekstrak maka ekstrak perlu diformulasi lebih dahulu dengan menggunakan bahan tambahan yang sesuai untuk sediaan salep atau pil, dan dapat juga digunakan dalam bentuk rebusan, yaitu daun kecubung direbus dengan menggunakan air kemudian setelah mendidih disaring selagi panas, air hasil rebusan dapat digunakan sebagai obat minum. (Ming, 1999) Dengan injeksi intra vena 300 600 mcg , segera sebelum induksi anestesia, anak-anak 20 mcg/kg ( maksimal 600 mcg). Pemberian injeksi subcutan atau intramuscular 300 600 mcg 30 60 menit sebelum induksi; anak-anak 20 mcg/kg ( maksimal 600 mcg). Intra-operative bradicardia , pemberian injeksi intravena, 300 600 mcg (dosis yang lebih besar pada kondisi emergensi); anak-anak (unlicensed indication) 1- 12 tahun 10 -20 mcg/kg Untuk mengendalikan efek muskarinic pada penggunaan neostigmin dalam melawan penghambatan neuromuskular kompetitif , pemberian injeksi intravena 0,6 1,2 mg ; anak-anak dibawah 12 tahun (tetapi jarang digunakan) 20 mcg/kg (maksimal 600 mcg) dengan neostigmin 50 mcg/kg. (Anonim, 2000)Prosedur ekstraksi mengacu pada penelitian Guswenrivo et al. (2005) dan Prianto et al. (2005) ), daun Kecubung dikeringkan lalu dihancurkan menjadi serbuk dengan ukuran 40 mesh. Selanjutnya ditimbang 250 gram serbuk daun serta 150 gram daun Kecubung lalu diekstrak menggunakan n-Hexana selama 24 jam pada temperatur kamar. Banyaknya pelarut organik yang dipergunakan adalah 6:1 terhadap berat contoh serbuk Kecubung. Residu dari ekstrak dengan n-hexana, dipergunakan kembali untuk diekstrak dengan menggunakan pelarut etil asetat, aseton, dan metanol secara bergantian dengan cara yang sama. Hasil masing-masing ekstrak dievaporasi pada temperatur lebih kurang 40C sampai kering.

3.2 Cara pengolahan Tanaman kecubung:1. Asma (Mengi atau Bengek) a. Bahan: 10 lembar daun kecubung Cara membuat: Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur sampai kering; Cara menggunakan: Dipakai untuk merokok dengan bungkus kelobot jagun. b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur sampai kering; Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya tembakau.2. Reumatik Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu, kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api; Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan pada bagian yang sakit.3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya; Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai halus dan dibuat adonan sampai merata; Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada bagian yang sakit.4. Eksim Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa; Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api; Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk menggosok bagian badan yang kena eksim.5. Ketombe Bahan: 7 helai daun Kecubung (kering) dan 5 sendok makan minyak kelapa. Cara membuat : Masukkan dalam botol dan tutup, kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari. Cara menggunakan: Oleskan pada kulit kepala 2 kali sehari, pagi dan sore.6. TerkilirBahan: Daun Kecubung 14 helai, sereh (dicacah halus) 2 buah, 2 gelas minyak kelapaCara membuat: campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan, minyaknya lalu dihangatkan.7. Bengkak dan Sulit ke belakangBahan: Beberapa helai daun Kecubung dan sedikit minyak kelapa.Cara membuat: diremas-remasCara menggunakan: Letakkan daun tersebut pada kulit yang bengkak. Untuk penderita sulit buang air besar, letakkan remasan daun tersebut di perut.8. Sakit Perut Saat HaidBahan: Daun Kecubung segar dan beras dalam jumlah sama.Cara membuat: Giling sampai halus daun Kecubung segar dan beras.Cara menggunakan: balurkan ke perut bagian bawah. (Ramuan ini juga bisa digunakan untuk pembengkakan payudara akibat bendungan ASI. Caranya membalurkan ramuan tersebut pada payudara yang bengkak.9. Lendir di TenggorokanBahan: Daun Kecubung 3 lembar dan 3 gelas air.Cara membuat: Cuci dan rebus 3 lembar daun Kecubung segar dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas air. Kemudian saring dan dinginkan. Kemudian Anda juga perlu merebus hingga mendidih air gula asam yang dicampuri gula aren. Cara menggunakan: Setelah kedua ramuan ini dingin minumlah ramuan kecubung terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan meminum air gula asam10. Sakit gigiBahan: Serbuk Kecubung yang telah dikeringkan.Cara membuat: Giling hingga menjadi serbuk bunga kecubung yang telah dikeringkan.Cara menggunakan: taburkan pada gigi Anda yang nyeri karena berlubang. (Ramuan ini juga bisa digunakan untuk mengatasi nyeri akibat bisul.)

BAB IV PENUTUP4.1 KesimpulanDengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa:a. Bahan aktif yang terkandung dalam tanaman kecubung adalah senyawa alkaloid yang terdiri dari skopolamin, hyoscyamine yang bersifat antikholinergik bermanfaat untuk pereda asma. Terdapat pula kandungan atropin, hycoscin/ hiosin,kalsium oksalat (co-oksalat), meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, alkaloida atropina, ascorbic acid, dan nikotina.b. Mekanisme kerja Atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible serta dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat, merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor, perangsang respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas, eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla oblongata

Daftar PustakaAchmad.S. A. 1989. Analisis Metabolit Sekunder. UGM press. yogyakarta.Anonim, 1985,Tanaman Obat Indonesiajilid II, 43-44, Departemen Ksehatan RI, JakartaAnonim. 2000. Informatorium obat nasional Indonesia. Depkes RI. Jakarta.Anonim. 2004. Kecubung pereda sakit haid. http//www.suara merdeka.com/cyber news/sehat/obat alami/obat-alami 15. Html.Anonim. 2006. Pharmaceutical care untuk pasien penyakit arthritis rematik. Depkes RI. Jakarta.Robinson,T. 1991. Kandungan organik tumbuhan tinggi. ITB. Bandung.Soedibyo, B.R.A. Mooryati, 1998,Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 198-200, Balai Pustaka, JakartaSri widayati. 1992. Skrining fitokimia dan penetapan kadar alkaloid total daun kecubung (datura metel linn) dengan pengeringan lazim pada saat berbunga. Skripsi. FF UGM. Yogyakarta.http://www.gayahidupsehatonline.com/http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2255204-kecubung-brugmansia-candida-pers-familia/#ixzz28aAdqe5Ehttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/2255204-kecubung-brugmansia-candida-pers-familia/#ixzz29FxU8dcehttp://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=14http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=226http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/14/terompet-setan-sembuhkan-impotensi1