Kecerdasan Buatan Penindai Retina

12
KECERDASAN BUATAN PENINDAI RETINA KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang penindai retina sebagai salah satu syarat tugas kecerdasan buatan. Di dalam makalah kecerdasan buatan ini terdapat cara kerja, kelebihan serta kekurangan dari penindai retina sebagai salah satu contoh alat yang digunakan dalam hal keamanan atau security. Pembahasan dalam makalah ini menggunakan bahasa yang mudah, sederhana serta menggunakan penjelasan yang singkat sehingga akan mudah dipahami. Dan tentunya akan mudah sebagai pembelajaran untuk digunakan dikemudian hari. Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah di waktu nanti. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat dipakai

description

Prinsip pemindaian retina Retinal scanning berdasar pada jaringan kapiler halus yang memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi retina. Pembuluh darah ini menyerap cahaya dan dengan mudah dapat divisualisasikan dengan penerangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan jarak yang dekat antara mata dengan scanner , posisi mata terhadap scanner yang pas dan tidak ada pergerakan mata seperti berkedip atau melirik. Agar posisi mata pas, terdapat sebuah titik kecil berwarna hijau yang harus dilihat oleh mata sebagai titik acuan. Cahaya koheren intensitas rendah ditransmisikan pada mata kemudian refleksi image pola pembuluh darah kapiler retina dicatat oleh komputer. Retinal scan ini tidak bisa 100 persen akurat dan kurang cocok sebagai alat keamanan universal karena meski biasanya seumur hayat manusia pola pembuluh darah kapiler retinanya tidak berubah, namun penyakit diabetes, glaukoma, dan katarak mampu mengubahnya. Pada proses pemasukan data atau pendaftaran orang yang diberi hak akses, diperlukan minimum 5 hasil scan sekira 45 detik, sedangkan pada proses otentikasi hanya diperlukan 10-15 detik. Image yang diperoleh file -nya berukuran 35 bit terdiri dari 320-400 titik referensi yang kemudian dikonversi menjadi sebuah peta retina dan digunakan untuk mencocokkan.

Transcript of Kecerdasan Buatan Penindai Retina

KECERDASAN BUATANPENINDAI RETINAKATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang penindai retina sebagai salah satu syarat tugas kecerdasan buatan. Di dalam makalah kecerdasan buatan ini terdapat cara kerja, kelebihan serta kekurangan dari penindai retina sebagai salah satu contoh alat yang digunakan dalam hal keamanan atau security.Pembahasan dalam makalah ini menggunakan bahasa yang mudah, sederhana serta menggunakan penjelasan yang singkat sehingga akan mudah dipahami. Dan tentunya akan mudah sebagai pembelajaran untuk digunakan dikemudian hari.Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah di waktu nanti. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat dipakai sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengembangan motivasi. Amin

LATAR BELAKANGDizaman sekarang security atau keamanan adalah sesuatu yang sangat berharga. Selama ini untuk masuk dalam akses tertentu kita harus login terlebih dahulu yaitu memadukan user name dengan password yang sesuai. Namun seiring perkembangan waktu password kita dapat dibobol atau dihacker dengan maksud atau tujuan yang kurang baik dan tentunya ini sangat merugikan kita karena ini menyangkut pribadi seseorang.Oleh karena itu di era sekarang ini banyak ilmuwan yang berlomba-lomba untuk menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk keamanan atau security. Sebagai contoh telah banyak alat yang dapat kita temui, seperti : pembaca barcode, pembaca magnetic (dengan penggunaan magnetic panel),penindai retina dan masih banyak lagi. Kami mengambil salah satu contoh tersebut yaitu penindai retina, dengan penggunaan penindai retina ini kita menggunakan retina kita sebagai user name dan juga password dan tentunya sangat terjamin keamanannya karena setiap orang mempunyai ciri yang khas atau berbeda-beda.

LANDASAN TEORIPrinsip pemindaian retina Retinal scanning berdasar pada jaringan kapiler halus yang memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi retina. Pembuluh darah ini menyerap cahaya dan dengan mudah dapat divisualisasikan dengan penerangan yang tepat. Untuk itu, diperlukan jarak yang dekat antara mata dengan scanner , posisi mata terhadap scanner yang pas dan tidak ada pergerakan mata seperti berkedip atau melirik. Agar posisi mata pas, terdapat sebuah titik kecil berwarna hijau yang harus dilihat oleh mata sebagai titik acuan. Cahaya koheren intensitas rendah ditransmisikan pada mata kemudian refleksi image pola pembuluh darah kapiler retina dicatat oleh komputer. Retinal scan ini tidak bisa 100 persen akurat dan kurang cocok sebagai alat keamanan universal karena meski biasanya seumur hayat manusia pola pembuluh darah kapiler retinanya tidak berubah, namun penyakit diabetes, glaukoma, dan katarak mampu mengubahnya. Pada proses pemasukan data atau pendaftaran orang yang diberi hak akses, diperlukan minimum 5 hasil scan sekira 45 detik, sedangkan pada proses otentikasi hanya diperlukan 10-15 detik. Image yang diperoleh file -nya berukuran 35 bit terdiri dari 320-400 titik referensi yang kemudian dikonversi menjadi sebuah peta retina dan digunakan untuk mencocokkan.

METODE YANG DI GUNAKAN DALAM PENELITIANRetinal Scan merupakan salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata ( selaput jala ). Retinal Scan sampai sekarang penggunaannya masih sangat jarang, mungkin dikarenakan biaya yang sangat tinggi dan kebanyakan orang berpendapat, dengan menggunakannyan teknologi ini bisa menimbulkan ganguan pada mata. Memang diakui semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan teknologi Retinal Scan, akan tetapi dengan menggunakan teknologi ini identitas pemakai akan sangat sulit untuk diduplikatkan. Bukan hanya itu saja teknologi tersebut bisa sangat akurat dalam mengverifikasikan bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya. Selain itu alat ini tidak seperti kartu identitas yang bisa dicuri bahkan dihilangkan.Retinal scan ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya ( sinar ) maka alat tersebut dengan otomatis akan memunculkan identitas ataupu biodata si pengguna.Beda dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput mata belakang dan lewat sel saraf mata alat pengditeksi akan mengetahui si pengguna retinal scan tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 15 detik untuk mrngecek saraf saraf yang sudah dipasangkan retinal scan.

Cara Kerja Retinal ScanCara kerja dari retinal sendiri cukup sederhana yaitu ketika si pengguna menggunakan alatnya maka sinar inframerah yang berada pada digital pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10 15 detik.

Dari gambar di atas kita bisa melihat cara kerja dari retinal scan dengan sensor dari inframerah yang melewati atau memaparkan cahayanya ke saraf retina dan secara otomatis alatnya akan mengantarkan ke digital sensor tersebut bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya.Seperti yang sudah dijelaskan diatas kalau setiap teknologi tidak ada yang sempurna. Sama halnya dengan alat sensor untuk retinal scan, alat ini tidak bisa mengenal atau mengdeteksi 100% pemakainya mungkin disebabkan adanya gangguan pada saraf selaput mata. Dan di sisi lain alat ini bisa mengenalinya namun dengan pemakai yang salah.Semakin banyak informasi, atau faktor, yang diminta dari subjek, semakin menjamin bahwa subjek adalah benar-benar entitas yang diklaimnya. Oleh karenanya, otetikasi dua faktor lebih aman dari otentikasi faktor tunggal. Masalah yang timbul adalah bila subjek ingin mengakses beberapa sumber daya pada sistem yang berbeda, subjek tersebut mungkin diminta untuk memberikan informasi identifikasi dan otentikasi pada masing masing sistem yang berbeda. Hal semacam ini dengan cepat menjadi sesuatu yang membosankan. Sistem Single Sign-On (SSO) menghindari login ganda dengan cara mengidentifikasi subjek secara ketat dan memperkenankan informasi otentikasi untuk digunakan dalam sistem atau kelompok sistem yang terpercaya. User lebih menyukai SSO, namun administrator memiliki banyak tugas tambahan yang harus dilakukan. Perlu perhatian ekstra untuk menjamin bukti-bukti otentikasi tidak tidak tersebar dan tidakdisadap ketika melintasi jaringan. Beberapa sistem SSO yang baik kini telah digunakan. Tidak penting untuk memahami setiap sistem SSO secara detail.Cara Penggunaan Retinal Scan

Si pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan mengverifikasikan identitas si pengguna. Adapun langkahlangkah spesifiknya:1. Subjek akan melakukan permintaan akses ke suatu objek kemudian objek akan mengirimkan ID kepada subjek sesuai permintaan si subjek2. Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek3. Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek4. Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkanBiasanya ini dilakukan 2 3 dalam satu minggu karena selain dari tuntutan juga untuk menjaga kestabilan mata. Pemilik retina scan ditugaskan untuk memelihara mata mereka demi melaksanakan kebijakan keamanan sesuai dengan procedure yang telah disepakati oleh pemilik retina scan. Pemilik rerina scan sering kali melupakan bahwa dia harus manjaga selaput matanya jika tidak bisa menimbulkan problem yang fatal.Pemilik data memikul tanggung jawab terbesar terhadap proteksi retinal scan. Pemilik data umumnya adalah anggota manajemen dan berperan sebagai wakil dari organisasi dalam tugas ini. Ia adalah pemilik yang menentukan tingkat klasifikasi retina scan dan mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan sehari-hari kepada pemelihara data.Jika terdapat pelanggaran keamanan, maka pemilik data-lah yang memikul beban berat dari setiap masalah kelalaian.

HASIL PENELITIANKELEBIHAN1. Tingkat kekeliruan dalam mengditeksi tau mengverifikasikan identitas sangat kecil.2. Tingkat kestabilan mata tidak akan berubah sampai seumur hidu melainkan kena penyakit ( katarak )3. Dalam mengditeksi suatu identitas sangat cepat4. Tidak ada satupun teknologi yang mampu mengduplikatkan sel saraf (retina) seseorang.5. Dengan kemaksimalannya dapat menjaga dan megamankan akses dari serangan atau gangguan dari teroris atau apapun.6. Beda dengan kartu dan kunci retinal scan tidak dapat dicuri atau dihilangkan.KELEMAHAN1. Biaya yang sangat sulit dijangkau sekitar $2000 $2500.2. Mata akan mengalami gangguan dan kerusakan apabila terlalu sering digunakan.3. Bila mata mengalami gangguan, alat pengdeteksi bisa saja tidak bisa membaca akses si pengguna. Mungkin bisa dibaca tapi pembacaannya salah.4. Persepsi si pengguna dalam meggunakannya masih kurang karena disebabkan takut merusak mata dan penglihatan.5. Alat pengditeksi yang digunakan relative sulit ditemukan yang disebabkan alat untuk mendesainnya lumayan mahal.

SARAN DAN KETERBATASAN DALAM PENELITIANSARAN :1. Karena disini melibatkan indera yang sangat penting bagi kita yaitu mata dan pada alat ini mata yang sangat berperan aktif maka cepat atau lambat akan berpengaruh juga. Oleh karena itu seharusnya alat ini harus mempunyai perlindungan agar mata kita tidak rusak dikemudian hari karena terlalu sering terkena alat penindai seperti ini.2. Harus lebih sensitive dalam pembacaan, mungkin karena ada debu yang menempel pada mata kita sehingga tidak bias terbaca. Namun tidak mengurangi sisi keamanan yang diinginkan.

KETERBATASAN DALAM PENELITIAN1. Waktu yang tersedia kurang mencukupi untuk membahas tuntas mengenai penindai retina ini.2. Referensi yang sedikit dalam masalah penindai retina ini.3. Kurangnya pengertian kita mengenai kecerdasan dan juga penindai retina itu sendiri.