Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

6
MODUL 9 KECENDERUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA A. BEKERJA ILMIAH DALAM IPA Carin (1992), menyamoaikan beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses yaitu : 1. Dalam prakteknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyerlidikan. 2. Kerterampilan proses IPA merupakan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam bahasan berikut akan dibahas tentang beberapa keterampilan proses sains yang meliputi observasi, inferensi, merumuskan masalah, melakukan prediksi dan membuat hipotesis, merancang penyelidikan, melakukan interpretasi dan komunikasi ilmiah. 1. Obsevasi dan Inferensi Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler ( 1984 ), merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat – sifat dan objek – objek atau kejadian. Abruscato (1988 ), menyatakan bahwa mengobservasi artinya menggunakan segenap pancaindera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian. Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara, sementara itu Abruscato (1988), menyatakan bahwa mengiferensi / menduga / menyimpulkan sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi. 2. Merumuskan masalah

Transcript of Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

Page 1: Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

MODUL 9

KECENDERUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

A. BEKERJA ILMIAH DALAM IPA

Carin (1992), menyamoaikan beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan proses yaitu :1. Dalam prakteknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisahkan

dari metode penyerlidikan.2. Kerterampilan proses IPA merupakan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan

bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Dalam bahasan berikut akan dibahas tentang beberapa keterampilan proses sains yang meliputi observasi, inferensi, merumuskan masalah, melakukan prediksi dan membuat hipotesis, merancang penyelidikan, melakukan interpretasi dan komunikasi ilmiah.1. Obsevasi dan Inferensi

Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler ( 1984 ), merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat – sifat dan objek – objek atau kejadian.Abruscato (1988 ), menyatakan bahwa mengobservasi artinya menggunakan segenap pancaindera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian. Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara, sementara itu Abruscato (1988), menyatakan bahwa mengiferensi / menduga / menyimpulkan sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi.

2. Merumuskan masalah Merupakan bagian yang penting sebelum penyelidikan. Adapun pertanyaan – pertanyaan yang diajukan antara lain :Apakah ramalan yang dibuat telah cukup akurat ?Apakah satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya ?Apakah yang akan di lakukan berikutnya ?

3. Melakukan Prediksi dan Membuat HipotesisAdalah keterampilan untuk menduga memperkirakan, meramalkan beberapa kejadian / keadaan yang akan datang berdasarkan dari kejadian/ keadaan yang terjadi sekarang. Hipotesis adalah ramalan atau prediksi yang bersifat khusus, yaitu meramalkan bagaimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya. Hipotesis biasanya diformulasikan dalam bentuk pernyataan “ jika… maka… “. Variabel adalah fakto, kondisi, atau hubungan antara kejadian atau sistem. Jenis variabel yaitu : variabel bebas atau variabel yang berubah- ubah ( manipulated variebel, MV ), variabel terikat ( Responding Variabel, RV), dan variabel yang dikontrol ( Controlling Variabel, CV) .

Page 2: Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

4. Merancang PenyelidikanSurvei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat. Kedua kata kunci yang perlu anda ketahui adalah informasi dan area atau wilayah. Survei biasanya berupa hasil pengamatan langsung.

5. Membuat InterpretasiMembuat hasil pengamatan atau hasil observasi menjadi bermakna disebut dengan interpretasi data. Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel, gambar, bagan, atau garfik. Dapat juga dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dan hasil pengamatan melibatkan usaha- usaha untuk penulisan hasil observasi, melakukan inferensi menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Hasil penyelidikan biasanya diperoleh data hasil penyelidikan, kemudian data yang diperoleh diinterpretasi misalnya angka – angka ditransfer ke dalam kata – kata atau kalimat untuk menjelaskan hasil.

6. Komunikasi IlmiahMenurut Abruscato (1988), adalah keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau hasil penyelidikan. Esler dan Esler (1984) menyatakan bahwa keterampilan mengkomunikasikan dapat dikembangkan menghimpun informasi dan grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda serta kejadian- kejadian secara rinci.

B. PENDEKATAN PEMBELAJARN SAINS (IPA) TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT / LINGKUNGAN (STM)

Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan karakteristik pembelajaran SETS. Pendidikan Sains pada tahun 1960 sampai 1970 perhatiannya ditujukan kepada kemampuan agar melekj secara ilmiah. Artinya semua warga negara yang lulus dari sekolah menengah umum hendaknya reasonnable confortable dengan masalah – masalah ilmiah yang disajikan dan hal- hal yang berkenaan dengan masalah- masaah teknis. Gerakan STM muncul di Amerikan sebagai akibat dari ketidak puasan tehadap hasil perbaikan kurikulum 1960 an.Ernest Nagel mengemukakan sains dalam tiga aspek :

a. Aspek tujuan sains adalah sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahtaraan manusia.

b. Sains sebagai suatu pengetahuan yang sistematis dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagi peristiwa.

c. Sains sebagai suatu metode merupakan suatu perangkat aturan untuk memecvahkan masalah, mendapatkan atau mengetahui penyebab dari suatu kejadian, dan untuk mendapatkan teori- teori atau objek yang diamati.

Ada dua hal yang menonjol dari sains :

Page 3: Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

a. Sains sebagai metodologi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah atau sering sebagai proses.

b. Sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara logis dan sistematis atau sering diistilahkan dengan produk.

Teknologi merupakan informasi ilmiah yang digunakan untuk mempertanyakan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Teknologi bukan hanya sekedar aplikasi sains tetapi memacu penelitian ilmiah.

C. KARAKTERISTIK PEMBELAJRAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

Yager (1992) mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan kurikulum, asesmen dan khususnya mengenai pengajaran. Yager dan kawan- kawan mengembangkan pendekatan STM, model yang dikembangkan Yager dan kawan- kawan dikenal dengan “ Model Chautauqua Lowa “ yang dilaksanakan sejak tahun 1983 yang dikoordinasikan oleh NSTA. Kerja sama itu bertujuan untuk membantu guru- guru dalam nengajar untuk mencapai lima tujuan utama :

i. Domain Konsepii. Domain Aplikasi

iii. Domain Prosesiv. Domain Kreativitasv. Domain Sikap

Menurut Yager tujuan pembelajaran STM adalah :1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan

mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai bagaimana sains dan teknoligi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru.

2. Memberikan contah- contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai perubahan- perubahan yang sangat besar dan teknologi yang dibawa masyarakat, pertambahan ekonomi dan proses- proses politik.

3. Memberikan / menawarkan pandangan global pada hubungan sains dan teknologi pada masyarakat, menunjukan dampaknya pada ekologi bumi.

D. PENERAPAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DALAM PEMBELAJARAN

Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM adalah :

a. Siswa mengidentifikasi masalah – masalah yang ada didaerahnya dan dampaknya.b. Dalam memecahkan masalah siswa dapat menggunakan sumber- sumber setempat

(narasumber dan bahan- bahan) untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.

c. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah- masalah nyata dalam kehidupannya.

d. Perluasan untuk terjadinya belajar melebihi periode kelas dan sekolah.e. Memusatkan pada pengaruh sains kepada individu siswa.

Page 4: Kecenderungan Dalam Pembelajaran Ipa

f. Pemandangan mengenai sains sebagi bahan sekedar yang hanya berisi konsep untuk menyelesaikan ujian.

g. Penekanan pada proses sains, agar dapat digunakan oleh siswa dalam mencari solusi terhadp masalahnya.

h. Penekanan pada kesadaran khususnya mengenai karir yang berhubungan dengan sains dan teknologi.

i. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan kepada masyarakat sebagai usaha untuk memecahkan kembali masalah yang didefinisikannya.

j. Menentukan proses sains dan teknologi yang mempengaruhi masa deapn.k. Sebagi perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN/ PENDEKATAN SETS

Pendekatan SETS juga bertujuan untuk membantu siswa mengetahui sains, perkembangan dan bagaimana dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Selain itu bertujuan untuk siswa mengetahui cara menyelesaikan masalah- masalah yang timbul akibat perkembangannya yaitu masalah yang berkaitan dengan masyarakat. Hakikat pembelajaran SETS adalah membuat siswa mengetahui unsur- unsur utama SETS serta keterkaitan antara unsur tersebut pada saat mempelajari sains. Dengan kata lain diperlukan pewmikiran yang kritis untuk belajar setiar elemen SETS dengan memperhatikan berbagai keterhubungan unsur- unsur SETS tersebut. Topik- topik terpilh merupakan bahasan konsep sains yang berkaitan dengan teknologi dan lingkungan yang sesuai dengan topik sains yang diajarkan. Pendekatan SETS dalam pembelajaran bersifat membentuk perkembangan intelektual, penalaran, keterampilan serta inisiatif dan kreatifitas anak.