Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama...

44
Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I Sendana dan Mts DDI Totolisi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kedokteran gigi Oleh : RAHMAT SETIAWAN J 111 10 142 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama...

Page 1: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP

Negeri I Sendana dan Mts DDI Totolisi Kecamatan

Sendana Kabupaten Majene

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana kedokteran gigi

Oleh :

RAHMAT SETIAWAN

J 111 10 142

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kebutuhan perawatan periodontal remaja di SMP Negri I Sendana

dan MTs DDI Totolisi Kecamatan Sendana Kabupaten Majene

Oleh : Rahmat Setiawan

Nim : J11110142

Telah Diperiksa dan Disetujui

Pada Tanggal November 2013

Oleh

Pembimbing

drg. Asdar Gani, M.Kes,

NIP 19661229 1997 02 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 001

Page 3: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAGIAN PERIODONSI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

DRAFT JUDUL

Nama : Rahmat Setiawan

Nim : J111 10 142

Dosen Pembimbing : Drg.Asdar Gani, M.kes

Adapun judul karya tulis yang diajukan adalah :

“Kebutuhan perawatan periodontal remaja di Kabupaten Majene tahun 2013”

Bahwa benar judul tersebut belum ada di perpustakaan FKG Unhas.

Makassar, 16 September 2013

Mengetahui,

Staf Perpustakaan FKG Unhas,

NURAEDA, S.Sos

Page 4: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya lah sehingga skripsi dengan judul “Kebutuhan perawatan

periodontal remaja di SMP Negri I Sendana dan MTs DDI Totolisi Kecamatan

Sendana Kabupaten Majene” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi.

Selesainya skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri

melainkan adanya perhatian, dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada drg. Asdar Gani,

M.Kes., selaku pembimbing, terima kasih atas pengorbanan waktu, tenaga, pikiran,

bimbingan serta arahan selama penyusunan skripsi ini.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak atas jasa-

jasanya yang tidak dapat dilupakan oleh penulis, yaitu :

1. Prof. drg. Mansjur Nasir, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi,

Universitas Hasanuddin.

2. Prof.Dr.drg.Burhanuddin Dg.pasiga, selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing dan sebagai konsultan dalam bidang akademik sehingga penulis

berhasil menyelesaikan kuliah dengan baik.

3. Seluruh staf dosen FKG UNHAS, karyawan dan karyawati bagian akademik,

bagian perpustakaan, khususnya bagian prostodonsi yang telah membantu

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 5: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

4. Teman-teman ATRISI 2010 khususnya Kamil, Ebenk, Arya terima kasih atas

kebersamaannya selama ini. Teman seperjuangan bagian periodontologi

dalam penulisan skripsi ini terima kasih atas bantuan dan semangatnya, serta

semua teman-teman seperjuangan penulis selama berkuliah di FKG UNHAS

terima kasih atas canda tawa serta kegilaan yang selalu membuat penulis

merasa bahagia dan tersenyum.

5. Seluruh kakak senior yang telah banyak membantu, khususnya ka’Iril dan

ka’Adnan, terima kasih atas bantuan serta bimbingan yang telah diberikan

selama penulisan skripsi ini.

6. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah terlibat dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

7. Penghargaan dan terima kasih secara khusus dan istimewa kepada Ayahanda

H.Bachrum dan Ibunda Hj.Artati atas semua doa, bimbingan, dukungan dan

kasih sayang yang tidak terhingga sejak penulis kecil hingga saat ini.

Saudara-saudaraku Rini dan Yaya, yang telah memberi semangat penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Saudari Nindya dwi utami putri yang setia menemani, terima kasih atas

bantuan, dukungan serta motivasi yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis memohon maaf atas

kesalahan dan kekurangan skripsi ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan

datang.

Page 6: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Makassar, November 2013

Penulis

Page 7: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ........................................................................................... i

Surat keterangan perpustakaan ....................................................................... ii

Kata pengantar................................................................................................... iii

Daftar isi .............................................................................................................. vi

Daftar tabel ......................................................................................................... ix

Daftar Gambar ................................................................................................... x

Daftar Lampiran ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit periodontal............................................................................ 6

2.1.1 Gingivitis ............................................................................. 7

2.1.1.1 Macam-macam gingivitis................................................. 7

2.1.2 Periodontitis ....................................................................... 8

2.1.2.1 Periodontitis kronis .......................................................... 9

2.2 Etiologi penyakit periodontal ............................................................ 10

2.3 CPITN ............................................................................................... 11

Page 8: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

2.3.1 Gambaran umum CPITN ................................................... 11

2.3.2 Keterbatasan CPITN .......................................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP..................................................................... 18

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian ................................................................................. 19

4.2 Rancangan penelitian ....................................................................... 19

4.3 Lokasi penelitian .............................................................................. 19

4.4 Waktu penelitian .............................................................................. 19

4.5 Populasi dan sampling .................................................................... 19

4.6 Kriteria sampel ................................................................................. 19

4.7 Variabel penelitian ........................................................................... 19

4.8 Definisi operasional ......................................................................... 19

4.9 Alat dan bahan ................................................................................. 20

4.10 Alur penelitian ............................................................................... 21

4.11 Analisis data .................................................................................. 21

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 22

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 26

BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 29

A. Simpulan ........................................................................................... 29

B. Saran ................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 30

Page 9: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Lampiran

- Lembar penelitian CPITN

- Hasil uji statistik

Page 10: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 5.1 Jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin ........................... 22

TABEL 5.2 Jumlah sampel berdasarkan umur ........................................ 22

TABEL 5.3 Status jaringan periodontal remaja di Kabupaten Majene

diukur dengan CPITN skor tertinggi .................................. 23

TABEL 5.4 Status jaringan periodontal remaja di Kabupaten Majene

diukur dengan CPITN skor tertinggi berdasarkan jenis

kelamin ................................................................................ 23

TABEL 5.5 Status kebutuhan perawatan periodontal remaja

di Kabupaten Majene ........................................................... 24

Page 11: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Gingivitis 6

GAMBAR 2 Periodontitis 6

GAMBAR 3 Periodontitis kronis 14

GAMBAR 4 Pemberian skor status periodontal 15

Page 12: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas

dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini

sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Perilaku (mencakup pengetahuan, sikap dan

tindakan) tentang menyikat gigi dan pergi ke dokter gigi dapat berpengaruh

terhadap status penyakit periodontal seseorang (Silalahi, 2010).

Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan

rongga mulut. Plak atau debris dipermukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator

kebersihan mulut. Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung bakteri

yang melekat pada permukaan gigi. Plak selain penyebab utama terjadinya karies

gigi juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal (Damanik dan Sinaga,

2002).

Seperti telah diketahui penyebab utama dari penyakit periodontal adalah plak

bakteri. Plak marginal sebagai bagian dari plak supragingiva yang berkontak

langsung dengan marginal gingiva berperan penting terjadinya gingivitis. plak

supragingiva serta plak subgingiva yang berdekatan dengan permukaan gigi

menyebabkan pembentukan kalkulus dan juga karies akar. Sedangkan plak

subgingiva yang berdekatan dengan permukaan jaringan lunak penting dalam

merusak jaringan tersebut sehingga terjadi periodontitis (Carranza, 2002).

Page 13: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit periodontal, yaitu

prevalensi penyakit periodontal bervariasi seiring dengan bertambahnya usia.

Dalam penelitian ini, hanya beberapa subyek dalam kelompok umur 15-24 tahun

(1,2%) yang memiliki status periodontal sehat. Gingivitis ditemukan pada seluruh

kelompok umur, yang sangat signifikan dengan observasi yang dilakukan oleh

Murray yang melaporkan tingginya prevalensi gingivitis pada kelompok umur

antara 15 dan 65 tahun di daerah berkadar fluorida tinggi. Periodontitis adalah salah

satu penyakit multifaktorial yang berhubungan dengan usia. Meskipun periodontitis

ditemukan pada seluruh kelompok umur, peningkatan periodontitis seiring dengan

bertambahnya usia sampai 55 tahun (Vandana dan Sessha, 2007).

Gingivitis atau inflamasi gingiva merupakan penyakit periodontal yang paling

sering dijumpai baik pada usia muda maupun dewasa. Gingivitis merupakan jenis

penyakit periodontal yang paling sering ditemukan terutama di negara-negara

berkembang dan bersifat kronis. Prevalensi gingivitis di Indonesia berdasarkan

indek kalkulus mencapai 45,8 % di daerah rural, dan 38,4 % di daerah urban, serta

meningkat sesuai bertambahnya umur. Gingivitis merupakan tahapan pertama

dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap

bakteri plak, dan apabila berlanjut maka akan menyebabkan periodontitis

(Zubardiah dkk, 2011).

Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkan

mikroorganisme, sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen

periodontal dan tulang alveolar dengan terbentuknya poket, resesi atau keduanya.

Page 14: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Tahap awal dari peradangan jaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva

(gingivitis) dan berlanjut menjadi periodontitis kronis (Saptorini, 2011).

Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan

rongga mulut. Hal tersebut dapat dilihat dari ada tidaknya deposit-deposit organik,

seperti pelikel, materi alba, sisa makanan, kalkulus, dan plak gigi (Damanik dkk,

2002). Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan

plak pada permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis yaitu

penyikatan gigi dan penggunaan benang gigi. Saat ini kontrol plak dilengkapi

dengan penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami ataupun

bahan sintetik sebagai bahan anti mikroba. Bahan anti mikroba tersebut tersedia

dalam bentuk larutan kumur atau obat kumur dan pasta gigi (Handajani, 2009).

Epidemiologi penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan

keparahan penyakit periodontal dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, faktor lokal

rongga mulut dan faktor sistemik. Perilaku tentunya juga dapat mempengaruhi

status kesehatan seseorang. Perilaku dapat mencakup pengetahuan, sikap dan

tindakan. Perilaku menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu

faktor dalam proses terjadinya karies dan penyakit periodontal yaitu plak (Silalahi,

2010).

Penilaian klinis terhadap tanda penyakit periodontal adalah sangat penting

untuk menegakkan diagnosa penyakit periodontal. Dalam suatu penelitian

epidemiologi, teknik-teknik metodologi harus berdasarkan patogenesis penyakit

dan penyebarannya. Untuk mengetahui karakteristik status periodontal dilakukan

penelitian-penelitian epidemiologi dengan mengukur tempat-tempat tertentu di

Page 15: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

kedua rahang dengan berbagai kondisi klinis pada setiap individu. Community

Periodontal Index of Treatment Needs merupakan suatu survey akan kebutuhan

perawatan periodontal yang memberi informasi akan prevalensi dan keparahan dari

suatu penyakit periodontal. Sistem kebutuhan perawatan periodontal telah

dimodifikasi menjadi CPITN pada tahun 1978 dan disadur dari epidemiologi survei

oleh WHO dan FDI. Modifikasi ini termasuk merekomendasikan penggunaan probe

WHO, menggunakan gigi molar dan gigi insisivus pertama kanan sebagai indeks

gigi, dan tambahan kategori dengan poket lebih dari 6 mm yang membutuhkan

perawatan komplek seperti bedah atau root planning dengan anastesi (Chriestedy

dkk, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana

kondisi jaringan periodontal dan kebutuhan perawatan periodontal pada remaja

Kabupaten Majene. Rumusan masalah ditekankan pada rencana perawatan

periodontal yang dibutuhkan oleh remaja di SMP Negeri I Sendana dan Mts DDI

Totolisi Kabupaten Majene saat ini, berdasarkan data CPITN.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui status penyakit periodontal pada remaja di SMP Negeri I

Sendana dan Mts DDI Totolisi Kabupaten Majene.

2. Mengetahui kebutuhan perawatan periodontal remaja di SMP Negeri I

Sendana dan Mts DDI Totolisi Kabupaten Majene pada tahun 2013.

Page 16: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai

kebutuhan perawatan periodontal remaja di SMP Negeri I Sendana dan

Mts DDI Totolisi Kabupaten Majene tahun 2013.

2. Mengurangi penyakit periodontal yang terjadi di masyarakat , khususnya

pada remaja Kabupaten Majene.

Page 17: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit periodontal

Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua utama yang masih

merupakan masalah di masyarakat. Penyakit yang menyerang gingiva dan jaringan

pendukung gigi ini merupakan penyakit infeksi yang serius dan apabila tidak

dilakukan perawatan yang tepat dapat mengakibatkan kehilangan gigi. Penumpukan

bakteri plak pada permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit periodontal.

Penyakit periodontal dimulai dari gingivitis yang bila tidak terawat bisa

berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan pendukung

periodontal berupa kerusakan fiber, ligamen periodontal dan tulang alveolar (AAP,

2002).

Penyakit periodontal meliputi gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah

kondisi inflamasi yang reversible dari papila dan tepi gingiva. Periodontitis adalah

penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkan mikroorganisme,

sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang

alveolar dengan terbentuknya poket, resesi atau keduanya. Tahap awal dari

peradangan jaringan pendukung gigi adalah peradangan gingiva (gingivitis) dan

berlanjut menjadi periodontitis kronis. Periodontitis terjadi karena lepasnya/

hilangnya ikatan serabut periodontal dan gangguan terhadap perlekatan pada

sementum dan juga resorpsi terhadap tulang alveolar. Periodontitis selalu diawali

Page 18: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

oleh adanya gingivitis, tetapi gingivitis belum tentu berlanjut menjadi periodontitis

(Saptorini, 2011).

2.1.1 Gingivitis

Gingivitis atau inflamasi gingiva merupakan penyakit periodontal yang

paling sering dijumpai baik pada usia muda maupun dewasa. Gingivitis merupakan

tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai

respon terhadap bakteri plak, dan apabila berlanjut akan menyebabkan terbentuknya

poket periodontal. Gingivitis secara klinis dapat terlihat dalam 1 minggu setelah

plak terakumulasi. Pada umumnya setelah 10-20 hari dari pertumbuhan plak akan

terjadi gingivitis yang ditandai dengan warna merah pada gingiva, adanya

pembengkakan pada gingiva, serta adanya tendensi terhadap perdarahan saat

dilakukan probing (Adiningrat dkk, 2008).

Gambar 1. Gingivitis

Sumber : Carranza et al. Glickman’s Clinical Periodontology. 10th

ed. (2008)

Page 19: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

2.1.1.1 Macam-macam gingivitis :

1. Gingivitis marginalis

Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa sakit, tapi episode akut, dan

sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya seringkali dinilai

berdasarkan perubahan-perubahan dalam warna, kontur, konsistensi, adanya

perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gingiva membengkak merah

dengan interdental menggelembung mempunyai sedikit warna merah ungu.

Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi membesar. Keadaan tersebut

mempersulit pasien untuk mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan

timbul oleh tindakan yang paling ringan sekalipun (Haake dkk, 2002).

2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis

ANUG ditandai oleh demam, limfadenopati, malaise, gusi merah padam,

sakit mulut yang hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang khas. Papilla interdental

terdorong ke luar, berulcerasi dan tertutup dengan pseudomembran yang keabu-

abuan (Kinane, 2001).

3. Pregnancy Gingivitis

Biasa terjadi pada trimester dua dan tiga masa kehamilan, meningkat pada

bulan kedelapan dan menurun setelah bulan kesembilan. Keadaan ini ditandai

dengan gingiva yang membengkak, merah dan mudah berdarah. Keadaan ini sering

terjadi pada regio molar, terbanyak pada regio anterior dan interproximal (Kinane,

2001).

Page 20: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

4. Gingivitis scorbutic

Terjadi karena defisiensi vitamin c, oral hygiene jelek, peradangan terjadi

menyeluruh dari interdental papill sampai dengan attached gingival, warna merah

terang atau merah menyala atau hiperplasi dan mudah berdarah (Kinane, 2001).

2.1.2 Periodontitis

Periodontitis adalah penyakit multifaktorial yang menyebabkan infeksi dan

peradangan jaringan pendukung gigi, biasanya menyebabkan hilangnya tulang dan

ligamen periodontal dan bisanya merupakan penyebab kehilangan gigi pada orang

dewasa dan edentulousness. Periodontitis merupakan suatu infeksi campuran dari

mikroorganisme seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia,

Bacteroides forsythus, Actinobacillus actinomytemcomitans, dan mikroorganisme

Gram-positif, misalnya Peptostreptococcus micros dan Streptococcus intermedius

(Carranza, 2008).

Gambar 2. Periodontitis

Sumber : http://www.clinicaoliva.com/wp-content/2010/05/2010-1024x576.jpg

Page 21: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

2.1.2.1 Periodontitis kronis

Dahulu periodontitis kronis dikenal sebagai adult periodontitis atau slowly

progressive periodontitis. Periodontitis kronis terjadi sebagai akibat dari perluasan

inflamasi dari gingiva ke jaringan periodontal yang lebih dalam (Carranza, 2008).

Gambar 3. Periodontitis kronis

Sumber : Sumber : Color Atlas of oral disease

2.2 Etiologi penyakit periodontal

Awal periodontitis pada seorang individu diduga karena adanya gen polimorf

yang menyebabkan perubahan pada aktivitas sitokin, substansi yang mengatur

aktivitas sistem imun dalam mempertahankan suatu sel. Perubahan ini

menyebabkan destruksi pada tulang dan jaringan ikat, yang biasanya terjadi sangat

lambat, dan sebagian besar asimptomatik, sehingga efeknya pada gigi berupa

hilangnya perlekatan dengan tulang terjadi pada usia sekitar 30-50 tahun. Elemen

Page 22: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

genetik tersebut yang bisa menjelaskan mengapa periodontitis kronis seringkali

mengenai anggota keluarga yang sama (Ireland, 2006).

Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi bakteri.

Walaupun faktor-faktor lain dapat juga memengaruhi jaringan periodontal,

penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkumpul di

permukaan gigi (plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya) dan

membentuk koloni. Beberapa kelainan sistemik dapat berpengaruh buruk terhadap

jaringan periodontal, tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak

dapat menjadi pemicu terjadinya periodontitis. Lagi pula, ada beberapa faktor lokal

yang bersama dengan plak bakteri menyebabkan penyakit kronis jaringan

periodontal. Dua faktor yang mungkin menjadi pemicu terjadinya penyakit

periodontal tanpa adanya plak bakteri adalah malignansi dan trauma oklusi primer.

Etiologi penyakit periodontal sangat kompleks. Para ahli mengemukakan bahwa

etiologi penyakit periodontal dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu

faktor lokal dan faktor sistemik :

3 Faktor lokal adalah faktor yang berpengaruh langsung pada jaringan

periodonsium, dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor iritasi lokal dan

fungsi lokal. Yang dimaksud dengan faktor lokal adalah plak bakteri sebagai

penyebab utama. Sedangkan faktor-faktor lainnya antara lain adalah bentuk

gigi yang kurang baik dan letak gigi yang tidak teratur, maloklusi, malfungsi

gigi, restorasi yang menggantung dan bruksisme.

Page 23: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

4 Faktor sistemik sebagai penyebab penyakit periodontal antara lain adalah

pengaruh hormonal pada masa pubertas, kehamilan, menopause, defisiensi

vitamin, diabetes mellitus dan lain-lain.

Kenyataan yang menunjukkan adanya hubungan yang erat antara faktor lokal dan

faktor sistemik, yaitu adanya penyakit diabetes mellitus yang dapat mengakibatkan

meningkatnya karies gigi dan memperberat gingivitis maupun penyakit periodontal

(Novertasari, 2006).

2.3 Kebutuhan perawatan periodontal komunitas (Community Periodontal

Index of Treatment Needs-CPITN)

2.3.1 Gambaran umum CPITN

Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) adalah sebuah

indeks yang dikembangkan oleh WHO untuk evaluasi penyakit periodontal dalam

survei penduduk. Dapat di gunakan untuk melihat kondisi jaringan periodontal pada

suatu kelompok atau subpopulasi dari sejumlah penelitian. Indeks tersebut dapat

memberikan sejumlah informasi mengenai prevalensi dan keparahan penyakit, tapi

kegunaan utamanya adalah mengukur kebutuhan akan perawatan penyakit

periodontal dan juga merekomendasikan jenis perawatan yang dibutuhkan untuk

mencegah penyakit periodontal. Penilaian klinis terhadap tanda penyakit

periodontal adalah sangat penting untuk menegakkan diagnosa penyakit

periodontal. Dalam suatu penelitian epidemiologi, teknik-teknik metodologi harus

berdasarkan patogenesis penyakit dan penyebarannya. Untuk mengetahui

karakteristik status periodontal dilakukan penelitian-penelitian epidemiologi dengan

Page 24: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

mengukur tempat-tempat tertentu di kedua rahang dengan berbagai kondisi klinis

pada setiap individu (Chriestedy dkk, 2010).

CPITN adalah indeks periodontal yang dikembangkan oleh IDF dan WHO

untuk mengevaluasi status periodontal dan kebutuhan terhadap perawatan untuk

mencegah penyakit periodontal. Terdapat enam kriteria yang dinilai terhadap setiap

individu. Kedalaman poket diukur pada enam bagian pada gigi (mesial, garis

median,distal pada kedua vestibulum dan lingual /palatal). Bila gigi yang sehat/

fungsional kurang dari dua, maka sekstan diklasifikasikan sebagai edentoulous.

Setiap sekstan dengan gigi yang menunjukkan keadaan paling jelek, dinilai dengan

indeks tertinggi (Sanei dan Nasrabadi, 2005).

Pemeriksaan CPITN menggunakan probe periodontal WHO yang didesain

secara khusus yakni ujungnya bulat diameter 0,5 mm, terdapat kode warna hitam

yang sesuai dengan kedalaman 3,5-5,5 mm. Pengukuran dibagi menjadi 6 sektan (4

gigi posterior dan 2 gigi anterior), pada gigi molar ketiga tidak dilakukan

perhitungan kecuali kalau fungsi giginya tersebut menggantikan molar kedua.

Setiap gigi pada masing-masing sektan diukur kedalaman sulkusnya, kemudian

dicatat skor yang tertinggi.

Gigi yang diperiksa adalah :

17 16 11

26 27

47 46

31 36 37

Page 25: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Kriteria skoring CPITN:

0 = Periodonsium sehat

1 = Terdapat perdarahan setelah probing

2 =Terdapat kalkulus supra atau subgingiva atau timbunan plak di sekeliling margin

gingiva, tidak terdapat poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm (kode warna

pada probe semuanya tampak)

3 = Terdapat poket dengan kedalaman 4 atau 5 mm (jika probe diinsersikan pada

poket, daerah warna probe tampak sebagian)

4 = Terdapat poket lebih dari 6 mm (jika probe diinserikan pada poket, daerah

warna probe seluruhnya masuk kedalam poket dan tidak tampak kode warna)

* = Terdapat keterlibatan daerah furkasi atau loss attachment dengan kedalam

poket lebih dari 7 mm Pengumpulan data dilakukan dengan kartu status yang

berisi karakteristik sosiodemografi dan pengukuran penyakit periodontal

dengan menggunakan CPITN. Analisis data dilakukan dengan cara tabulasi dan

persentasi (Maduakor dkk, 2000).

Page 26: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

A B C D

Gambar 1. Pemberian skor status periodontal. A : gusi berdarah; B : karang gigi; C

: poket 4-5 mm; D : poket diatas 6 mm (Oliver, Brown, 2000)

Prinsip kerja CPITN yaitu :

1. Menggunakan periodontal probe khusus (probe WHO). Probe ini memiliki ujung

berbentuk bola kecil yang berdiameter 0.5 mm. Probe ini berguna untuk

mengukur kedalaman dari poket. Probe WHO memiliki daerah warna hitam

untuk mengetahui kedalaman poket yang ada. Bila poket yang terbentuk kurang

dari 3,5 mm maka warna hitam yang terdapat pada probe masih terlihat

Page 27: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

keseluruhan, sedangkan bila kedalaman poket mencapat 6 mm atau lebih maka

warna hitam pada probe tidak terlihat lagi (WHO, 2009).

2. Penilaian kondisi jaringan periodontal

Skor Status

periodontal

Kode Kebutuhan

perwatan

0 Periodonsium

sehat

0 tidak

membutuhkan

1

secara langsung

atau dengan

kaca mulut

terlihat

perdarahan

setelah probing

1

memerlukan

perbaikan oral

hygine

2

sewaktu probing

terasa adanya

kalkulus tetapi

seluruh daerah

hitam (pada

probe)masih

terlihat

2

perbaikan oral

hygiene dan

scalling

3

poket dengan

kedalaman

4-6mm

3

perbaikan oral

hygiene dan

scalling dan

penyerutan akar

dengan anestesi

lokal untuk

aksesibilitas

Page 28: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

(Sanei dan Nasrabadi, 2005).

2.2.2 Keterbatasan CPITN

Semua indeks, termasuk CPITN mempunyai keterbatasan dasar sebagai berikut

( Axelsson,2002) :

Kriteria umumnya subyektif dan terdapat variasi yang cukup besar pada

penilaian oleh pemeriksa dalam derajat inflamasi dan kedalaman poket atau

kerusakan perlekatan.

Sistem skor pada dasarnya ditentukan secara acak. Masalah utama dalam

epidemiologi penyakit periodontal dari data CPITN ini yaitu masih belum

adanya standar atau rekomendasi internasional. Perbandingan data status

periodontal pada penelitian yang berbeda sangat sulit. Gingivitis,

pendarahan, nilai klinik perlekatan dan hilangnya perlekatan digunakan

sebagai pilihan, bukan hal yang tetap.

Walaupun skor gingivitis mengukur adanya inflamasi pada saat itu,

pengukuran poket merupakan cerminan dari penyakit di masa lalu ; bila kita

menerima ide bahwa kerusakan poket bersifat episodik, tentunya kedalaman

poket tidak dapat memberikan indikasi dari aktivitas penyakit pada saat

pengukuran. Selain upaya untuk mendefinisikan kriteria klinis dan

laboratoris tentang aktivitas, sejauh ini belum ada pemeriksaan yang dapat

memberikan pedoman yang dapat diandalkan tentang aktivitas; saat ini

satu-satunya pemeriksaan yang dapat diandalkan memerlukan perbandingan

longitudinal.

Page 29: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Keterbatasan CPITN lainnya adalah CPITN di susun berdasarkan konsep

progress penyakit secara linear dan kontinyu. Tetapi karena adanya perubahan

konsep penyakit periodontal akhir-akhir ini, tampaknya kebutuhan untuk

menghilangkan semua poket dan anjuran untuk menghilangkan plak masih

merupakan suatu pertanyaan. Contohnya, masih ada pertanyaan apakah gingivitis

itu merupakan suatu penyakit atau sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap

plak. Hal ini ditinjau dari tingginya prevalensi gingivitis yang dilaporkan.

Demikian juga telah banyak dilaporkan bahwa kebanyakan gingivitis bersifat

statis dan tidak berkembang menjadi periodontitis seperti yang diperkirakan semula

( Axelsson,2002).

Page 30: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB III

KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang diteliti

Penyakit periodontal

Gingivitis

Remaja

Periodontitis

Umur

Jenis Kelamin

Nutrisi

Oral hygiene

Kebutuhan Perawatan

Dewasa

Page 31: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian : Penelitian observasional

4.2 Rancangan penelitian : Cross sectional deskriptif

4.3 Lokasi penelitian : Kabupaten Majene Sulawesi Barat

4.4 Waktu penelitian : Bulan Juli 2013

4.5 Populasi dan sampling : Populasi diambil dari anak-anak Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten Majene Kecamatan Sendana,

Metode pengambilan sampling totally sampling.

4.6 Kriteria sampel : Anak remaja, usia 13-16 tahun

4.7 Variabel penelitian

1. Variabel bebas : Penyakit periodontal

2. Variabel tergantung : Kebutuhan perawatan periodontal

3. Variabel antara : Umur, jenis kelamin, nutrisi, oral hygiene

4.8 Definisi operasional

CPITN adalah suatu pengukuran yang mengklasifikasikan status periodontal

suatu individu atau populasi dalam suatu gambaran yang diambil berdasarkan

prevalensi tingkat keparahan. Indeks ini dicatat berdasarkan pengukuran probe pada

Page 32: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

poket periodontal dan status jaringan gingiva. Dengan kriteria skoring sebagai

berikut :

0 = Periodonsium sehat

1 = Terdapat perdarahan setelah probing

2 = Terdapat kalkulus supra atau subgingiva atau timbunan plak di sekeliling

margin gingiva, tidak terdapat poket dengan kedalaman lebih dari 3 mm

(kode warna pada probe semuanya tampak)

3 = Terdapat poket dengan kedalaman 4 atau 5 mm (jika probe diinsersikan

pada poket, daerah warna probe tampak sebagian)

4 = Terdapat poket lebih dari 6 mm (jika probe diinserikan pada poket, daerah

warna probe seluruhnya masuk kedalam poket dan tidak tampak kode

warna)

4.9 Alat dan bahan yang digunakan :

Alat-alat yang digunakan :

a. Probe periodontal untuk mengukur nilai CPITN

b. Pinset untuk menjepit tampon/kapas

c. Neirbecken untuk tempat alat dan kapas

d. Handuk putih untuk pengalas meja

e. Handschon (sarung tangan)

f. Masker

g. Gelas untuk kumur

Page 33: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

h. Alat tulis untuk mencatat

Bahan yang digunakan :

a. Alkohol 70%

b. Betadine/povidon iodine 10%

c. Kapas /tissue

4.10 Alur penelitian :

1. Sampel di khususkan pada anak remaja yang incisivus dan molar

permanennya telah erupsi.

2. Sampel diperiksa berdasarkan 6 segmen yaitu molar kanan atas

(16),incisivus kanan atas (11),molar kiri atas ( 26 ),molar kiri bawah (36 ),

incisivus kiri bawah ( 31 ) , dan molar kanan bawah ( 46 ).

3. Untuk keadaan periodontal sehat ,diberikan skor CPITN yaitu skor 0,bila

terjadi pendarahan setelah probing diberi skor 1,bila terlihat kalkulus

supragingiva / subgingiva di beri skor 2 , untuk kedalaman poket 4-5 mm

diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 6 mm di beri skor 4.

4. Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari tiap segmen, ditentukan skor

tertinggi untuk untuk menentukan nilai kemaknaaan CPITN.

4.11 Analisis data

Data di analisis dan diolah menggunakan bantuan SPSS v.21 kemudian

didistribusikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase.

Page 34: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan di dua sekolah menengah pertama di kecamatan

Sendana Kabupaten Majene. Sekolah tersebut adalah SMP Negeri I Sendana dan

Mts DDI Totolisi Kecamatan Majene. Sampel berjumlah 64 orang dengan rincian

14 orang laki-laki dan 50 orang perempuan dengan rentang usia antara 13 sampai

16 tahun.

Tabel 5.1 Jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin

Jumlah

Identitas n %

Jenis kelamin

Laki-laki 14 21,9%

Perempuan 50 78,1%

Berdasarkan data yang didapat jumlah sampel perempuan yaitu 78,1% lebih

banyak dibandingkan sampel laki-laki yang hanya 21,9%, seperti yang terlihat pada

tabel 5.1.

Page 35: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Tabel 5.2 Jumlah sampel berdasarkan umur

Jumlah

Usia n %

13 tahun 3 4,7%

14 tahun 37 57,8%

15 tahun 18 28,1%

16 tahun 6 9,4%

Jumlah 64 100%

Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa usia 14 tahun mendominasi sampel

sebesar 57,8% kemudian usia 15 tahun 28,1%, usia 16 tahun sebesar 9,4% dan usia

13 tahun hanya 4,7%.

Tabel 5.3 Status jaringan periodontal remaja di Kabupaten Majene diukur dengan

CPITN skor tertinggi

Umur Jumlah Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

(%) (%) (%) (%) (%)

13-16 tahun 64 1 org 18 org 17 org 25 org 3 org

(1,6%) (28,1%) (26,6%) (39,1%) (4,7%)

Dari tabel 5.3 terlihat skor yang tertinggi adalah skor 3 sebanyak 25 orang atau

39,1%, sedangkan skor terendah adalah o sebanyak 1 orang atau sebesar 1,6%.

Page 36: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Tabel 5.4 Status jaringan periodontal remaja di Kabupaten Majene diukur dengan

CPITN skor tertinggi berdasarkan jenis kelamin.

Jenis kelamin Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

(%) (%) (%) (%) (%)

Laki-laki 0 6 org 3 org 5 org 0

(0,0%) (42,9%) (21,4%) (35,7%) (0,0%)

Perempuan 1 org 12 org 14 org 20 org 3 org

(2,0%) (24,0%) (28,0%) (40,0%) (6,0%)

Berdasarkan tabel 5.4 skor tertinggi CPITN laki-laki adalah skor 1 sebanyak 6

orang atau sebesar 42,9%, sedangkan skor tertinggi CPITN perempuan adalah skor

3 yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 40,0%.

Tabel 5.5 Status kebutuhan perawatan periodontal remaja di Kabupaten Majene

Skor Kondisi jaringan periodontal Perawatan Jumlah

0 Sehat Tidak ada 1

1 Perdarahan EIKM 18

2 Karang gigi EIKM+SK 17

3 Poket dangkal EIKM+SK 25

4 Poket dalam EIKM+SK+RP 3

Keterangan

EIKM : Edukasi Instruksi Kesehatan Mulut

Page 37: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

SK : Skeling

RP : Root Planing

Berdasarkan tabel 5.5 status kebutuhan perawatan periodontal remaja di Kabupaten

Majene adalah:

1. Tidak memerlukan perawatan adalah sebanyak 1 orang (1,6%).

2. Memerlukan peningkatan kebersihan mulut/oral hygiene (melalui

penyuluhan, demonstrasi, dsb) adalah sebanyak 18 orang (28,1%).

3. Memerlukan skeling dan peningkatan kebersihan mulut adalah sebanyak 17

orang (26,6%).

4. Memerlukan skeling dan perawatan kebersihan mulut adalah sebanyak 25

orang (39,1%).

5. Memerlukan peningkatan kebersihan mulut, skeling dan root planing adalah

sebanyak 3 orang (4,7%).

Page 38: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya oleh Taufiqurrahman (2007) di

dua sekolah Kabupaten Sinjai dengan hasil 41 orang tidak memerlukan perawatan,

12 orang memerlukan peningkatan kebersihan mulut/oral hygiene (melalui

penyuluhan, demonstrasi, dsb), memerlukan skeling dan peningkatan kebersihan

mulut sebanyak 207 orang, memerlukan skeling serta perawatan kebersihan mulut

sebanyak 43 orang serta memerlukan peningkatan kebersihan mulut, skeling dan

root planing sebanyak 1 orang. Skor tertinggi adalah 2, menunjukkan remaja di dua

sekolah di Kabupaten Sinjai banyak menderita plak dan kalkulus oleh karena itu

perlu perawatan skelling dan peningkatan kebersihan mulut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di dua sekolah di Kabupaten

Majene, didapatkan hasil pemeriksaan CPITN pada 64 sampel menunjukkan untuk

skor 0 (periodontal sehat) sebanyak 1 orang (1,6 %), skor 1 (adanya perdarahan

setelah probing) sebanyak 18 orang (28,1%). Perdarahan gusi disebabkan oleh

adanya mikroulserasi yang sering terjadi pada epitel yang melapisi dinding jaringan

lunak gusi. Gejala-gejala awal adanya peradangan gusi adalah meningkatnya

tekanan cairan di dalam gusi dan adanya perdarahan waktu probing (Widyastuti,

2003).

Hanya probing untuk memeriksa perdarahan gusi yang praktis dipakai di

klinik, meskipun cara pemeriksaan ini terbatas hanya menggambarkan aktifitas lesi

pada gusi saja, tetapi dapat diandalkan untuk mendiagnosa lesi periodontal tahap

Page 39: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

dini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perawatan periodontal harus

dilakukan apabila dijumpai perdarahan gusi pada pemeriksaan probing (Widyastuti,

2003).

Tanda-tanda klinis dari peradangan adalah visual (kemerahan dan

pembengkakan) dan perdarahan ketika probing dapat digunakan untuk menilai

keadaan jaringan periodontal. Perdarahan ini disebabkan oleh adanya mikroulserasi

yang sering terjadi pada epitel yang melapisi jaringan lunak gusi. Gejala-gejala

awal adanya peradangan gusi adalah meningkatnya tekanan cairan di dalam gusi

dan adanya perdarahan gusi saat probing (Carranza, 2002). Namun, karena

terkadang tidak disertai rasa sakit, gejala itu luput dari perhatian dan cenderung

dibiarkan saja. Bila radang gusi terus dibiarkan, gigi bisa goyang, dan akhirnya

terlepas sendiri (Andini, 2005).

Nilai tertinggi terdapat pada skor 3 (39,1%) hal ini menunjukkan bahwa

perilaku sangat mempengaruhi kesehatan periodontal, serta kurangnya kesadaran

individu untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga menyebabkan

keparahan dari jaringan periodontal. Selain itu juga menunjukkan kecepatan

terjadinya periodontal sangat tinggi yang ditandai dengan terjadinya poket

periodontal, walaupun pada usia muda. Poket periodontal adalah bertambah

dalamnya sulkus gingiva secara patologis dan disertai dengan lepasnya epithelium

attachment dari permukaan gigi. Bertambahnya kedalaman sulkus gingiva dapat

terjadi karena pergerakan bagian mahkota dari margin gingiva atau berpindahnya

bagian apikal dari perlekatan gingiva atau kombinasi keduanya (Carranza,2002).

Page 40: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Untuk skor 2 yaitu 17 orang (26,6%) dari 64 orang sampel. Kalkulus

merupakan kalsifikasi dari plak yang biasanya ditutupi oleh lapisan lembut dari

bakteri plak. Selama masih ada karang gigi, gangguan periodontal di tempat itu

tidak dapat sembuh. Oleh karena itu, menghilangkannya adalah suatu tindakan

preventif yang utama. Perlu bantuan dokter gigi untuk menghilangkannya dengan

cara scaling. (Andini, 2005).

Sedangkan untuk skor 4, diperoleh sebanyak 3 orang (4,7%). Poket

sedalam 4 mm menunjukkan adanya periodontitis kronis tahap awal. Apabila

dibiarkan tidak terawat, periodontitis dapat menyebabkan kehilangan tulang yang

progresif di sekitar gigi. Bakteri subgingival (yang ada di bawah margin gingiva)

yang hidup dalam poket periodontal dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang

lebih parah dan kehilangan tulang dan perlekatan yang lebih jauh.

Pada tabel 5.4 terlihat bahwa laki-laki lebih sedikit terserang penyakit

periodontal dibanding perempuan. Hal ini diakibatkan jumlah sampel yang berjenis

kelamin perempuan lebih banyak. Hal ini juga sesuai dengan penelitian-penelitian

lain pada negara-negara berkembang yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan

berarti mengenai kesehatan gingiva diantara kedua jenis kelamin karena

pelaksanaan oral hygienenya sama. Meskipun, penelitian-penelitian di negara-

negara industri telah mencatat bahwa kesehatan gingiva lebih baik pada perempuan

dibanding laki-laki, karena perempuan cenderung melaksanakan oral hygiene lebih

baik dibanding. Selain itu, faktor sosial dan perilaku anak laki-laki terarah pada

masalah kebiasaan merokok, status sosial ekonomi, nutrisi, psikologis, dan

konsumsi alkohol (Mustaqimah, 2003).

Page 41: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa status

kesehatan periodontal yang banyak terjadi pada remaja di SMP Negeri I Sendana

dan Mts DDI Totolisi Kabupaten Majene adalah adanya poket dangkal (39,1%).

Perawatan periodontal yang paling dibutuhkan oleh remaja di Kabupaten Majene

saat ini adalah skeling dan peningkatan kebersihan mulut.

B. Saran

1. Sebaiknya penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar,

agar data yang diperoleh dapat mewakili populasi yang diteliti.

2. Perlu dilakukan usaha preventif berupa penyuluhan mengenai kesehatan

gigi, pengetahuan dan perilaku sehat kepada para remaja guna mencegah

kerusakan jaringan periodontal pada usia muda.

Page 42: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Adiningrat A, Hendrawati, Pramestri SL. (2008), Perbedaan antara penggunaan

pasta gigi yang mengandung propolis dan tanpa propolis terhadap status

kesehatan gingiva. MIKGI Vol.10(1): hal 17-20

Ardini, A.S. (2005), Sehat Mulut dan Gigi [Internet] Available from:

http://www.kompas.com/kesehatan/news/0509/27/104416.htm [Akses 26

oktober, 2013].

Axelsson,Per DDS. (2002), Epidemiology of periodontal disease. Diagnosis

and risk. Predictiction of periodontal disease,Vol 3.Quntessence

Publishing Co,Inc:Chicago. p.373-409

Carranza, Fermin A. Clinical Periodontology 9 th edition. (2002),

Philadelphia: WB Saunders Company

Carranza et al. Glickman’s Clinical Periodontology. 10th

ed. (2008), Philadelphia :

WB. Saunders co. p. 495-9

Chriestedy R, Sari DS, Arina YM. (2010). Tingkat Kebutuhan

PerawatanPeriodontal Berdasarkan Kunjungan Pasien di RSGM FKG

Universitas Jember Bulan Agustus 2009-Agustus 2010. National scientific

seminar in periodontics 1 (NASSIP); 26-27 November. Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Jember, Surabaya : hal 1-8

Damanik S, Sinaga Evi D. (2002), Efek penyuluhan dan pelatihan dalam penurunan

indek plak pada murid SD Negri Medan. J Dentika Vol.7(1): hal1-10

Haake SK, Newman MG, Nisengard RJ, Sanz M. (2002). Periodontal

microbiology. In : Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Clinical

Periodontology. 9th

ed. Philadelpia Saunders : hal 96-112

Handajani J. (2009), Efek pasta gigi ekstrak etanolik teh segar dan epigallocatechin

gallate ekstrak teh terhadap indeks plak gigi. Dentika Dental Journal

Vol.14(1) : hal 1-5

Page 43: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Ireland, R. (2006), Clinical textbook of dental hygiene and therapy. Singapura :

Blackwell Munksgaard. p. 104-7

Kinane DF. (2001) Causation and pathogenesis of periodontal disease. Periodontal

2000 (25) : hal 8-20

Maduakor, S., Lauverjat, Y., Cadot, S., Da Costa Nobel, R., Laporte, C., Miquel,

J.L. Application Of Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN)

In Enugu (Nigeria) : Study Of Secondary School Students Aged Between 12-

18 Years, Odonto-Stomatologie Tropicale :29.

Mustaqimah DN. (2003), Pencegahan penyakit periodontal yang dapat diterapkan

di puskesmas dan tempat praktek. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia

Vol.10(3): hal 57-65

Novertasari B. (2006), Hubungan antara penyakit periodontal dengan diabetes

mellitus. Jurnal PDGI Vol.56

Oliver RC, Brown LJ, Loe H. (2000), Periodontal treatment needs. Periodontal

Vol. 2: hal 150-60

Sanei AS, Nasrabadi AN. (2005), Periodontal health status and treatment

needs in Iriana adolescent population. Archives of Iranian Medicine,

Volume 8(4): hal 290 – 294.

Saptorini KK. (2011). Poket periodontal pada lanjut usia di posyandu lansia

kelurahan Wonosari kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional “Peran

Kesehatan Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia” ; 12 April.

Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro, Semarang : hal 261-6

Silalahi JL. (2010). Kebutuhan dan perilaku akan perawatan penyakit periodontal

pada masyarakat umur 15-65 tahun di Kecamatan Pangururan Kabupaten

Samosir. J USU

The American Academy of Periodontology. (2002). Gum disease information. Do

you have periodontal disease. p.1-3

Page 44: Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di SMP Negeri I ... · Gingivitis merupakan tahapan pertama dalam perkembangan penyakit periodontal yang terjadi sebagai respon terhadap bakteri

Vandana KL, Reddy SM. (2007), Assessment of periodontal status in dental

fluorosis subjects using community periodontal index of treatment needs.

Indian J Dent Res Vol. 8(2) : hal 67-71

WHO Oral Health Country/Area Profile Programme. Community periodontal index

of treatment needs (CPITN). Department of Noncommunicable Diseases

Surveillance/Oral Health WHO Collaborating Centre, Malmö University.

[Internet] available :http://www.whocollab.od. mah.se/expl/orhcpitn.html.

[Diakses 22 Oktober, 2013]

Widyastuti, R., Rachma, Y. (2003), Perdarahan Gusi Pada Probing Sebagai

Parameter Dalam Mendeteksi Kelainan/Penyakit Periodontal, JITEKGI. Vol

1(3): hal 1-2

Zubardiah L, Nurul DM, Auerkari EI. Uji penyerapan warna ekstrak methanol daun

Lawsonia inermis pada gigi. J Universitas Indonesia