KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral...

58
KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK DAN ORANG DEWASA KABUPATEN TAKALAR (DESA LAKATONG, KECAMATAN MANGARABOMBANG) TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi OLEH MUHAMMAD SAIHULLAH J111 10 133 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 1

Transcript of KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral...

Page 1: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK DAN

ORANG DEWASA KABUPATEN TAKALAR (DESA LAKATONG,

KECAMATAN MANGARABOMBANG) TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH

MUHAMMAD SAIHULLAH

J111 10 133

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

1

Page 2: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK DAN

ORANG DEWASA DI KABUPATEN TAKALAR (DESA LAKATONG,

KECAMATAN MANGARABOMBANG) TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

MUHAMMAD SAIHULLAH

J 111 10 133

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR

2013

2

Page 3: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Anak–anak dan Orang Dewasa di

Kabupaten Takalar (Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang) Tahun 2013

Oleh : Muhammad Saihullah / J 111 10 133

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada Tanggal 6 September 2013

Oleh :

Pembimbing

Drg. Asdar Gani, M. Kes.

NIP : 19661229 199702 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 001

3

Page 4: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam serta shalawat

dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan dan tauladan kita,

Muhammad Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

“Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Anak–anak dan Orang Dewasa di

Kabupaten Takalar (Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang) Tahun

2013” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen pembimbing yang tercinta, drg. Asdar Gani, M. Kes, yang

telah banyak meluangkan waktu kepada kami untuk memberikan arahan dan

bimbingan serta perhatian dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih pula yang

sebesar-besarnya kepada seluruh staf pengajar pada bagian Periodontologi yang juga

telah memberikan saran dan kritik kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan pula terima kasih

kepada:

1. Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberikan perhatian dan

dukungan kepada penulis.

4

Page 5: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

2. Drg. Hasmawati Amin selaku Penasehat Akademik penulis atas arahan-

arahannya dan nasehat yang di berikan kepada penulis.

3. Kepada drg. Irfan Sugianto yang telah memberikan arahan dan motivasi

kepada penulis.

4. Segenap Staf Pengajar serta Karyawan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

5. Untuk teman-teman seperjuanganku Bagian Periodontologi: Nia, Muthia,

Rindi, Jayarti, Dyna, Beactrix, Baratu, Anni, yang dengan tenaga, waktu, dan

diselingi canda selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kalian yang terhebat!

6. Untuk Kurniadi yang telah membantu dalam penyusunan skripsi penulis You

Are My Best Friend.

7. Untuk teman-teman yang telah ikut membantu dalam penelitianku: Rabbania,

Hardianti Maulidhita, Dini dan Hariadi. Maaf selalu membuat kalian repot.

Kalian yang terindah.

8. Untuk semua teman-temanku, ATRISI 2010, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, YOU ARE THE BEST!

9. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima

kasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya.

5

Page 6: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Terakhir, terima kasih dan sembah sujud ananda kepada kedua orang tuaku,

Drs. H. Syahrir Zaini dan Nurniati, S.Pd, atas kasih sayang, dorongan moril dan

materil, terutama doa kalian yang selalu meringankan langkah ananda dalam

menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada saudara-saudaraku, Nursyahyati Syahrir,

S.Pd., Nurisdah Syahrir, S.Pd., Syarinurti Syahrir Amd keb., Muhammad

Suhufillah, SSTP., Muhammad Amanullah., dan Nurhamnahwati yang telah

memberikan banyak bantuan dan dorongan kepada penulis.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas

segala kekurangan dalam penulisan ini dan harapan kami, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, September 2013

Penulis

6

Page 7: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

ABSTRAK

Latar belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhanperawatan periodontal anak-anak dan orang dewasa di Desa Lakatong, KecamatanMangarabombang, Kabupaten Takalar. Sampel penelitian terdiri atas usia 15-20tahun dan diatas 25 tahun, terdiri atas 34 anak-anak dan 25 orang dewasa. Sampelberasal dari SDN No.65 Pa’gannakang dan warga Desa Lakatong di KabupatenTakaalar, diperoleh dengan menggunakan metode stratified random sampling.Pemeriksaan menggunakan kaca mulut dan probe CPITN. Keparahan dan prevalensipenyakit periodontal serta distribusi frekuensinya dievaluasi dengan indeks CPITNdan dilaporkan berdasarkan jenis kelamin, umur. Dalam penelitian ini, dari 34 anak-anak usia 8-10 tahun terdapat 100% memiliki skor 1 dan usia diatas 25 tahunsebanyak 6 orang memiliki skor 1 sebanyak 31.57% dari total seluruh sampel 25orang dan sebanyak 19 orang memiliki skor 2 sebanyak 76% dari total seluruhsampel 25 orang. Skor 1 menunjukkan adanya perdarahan pada gusi setelahdilakukan probing dan Skor 2 menunjukkan adanya karang gigi subgingival. Skelingdan Edukasi Instruksi Kesehatan Mulut merupakan jenis perawatan periodontal yangpaling dibutuhkan oleh anak-anak dan orang dewasa di Desa Lakatong, KecamatanMangarabombang, Kabupaten Takalar.

Metode : Penelitian ini merupakan Penelitian observasional denganRancangan penelitian stratified random sampling dengan sampel anak-anakberjumlah 34 dan dewasa berjumlah 25. Pengambilan data dilakukan menggunakanlembaran pemerikasaan CPITN. Pengolahan data dilakukan menggunakan ujistatistika.

Simpulan : Dalam penelitian ini, dari 34 anak-anak usia 8-10 tahun terdapat100% memiliki skor 1 dan usia diatas 25 tahun sebanyak 6 orang memiliki skor 1sebanyak 31.57% dari total seluruh sampel 25 orang dan sebanyak 19 orang memilikiskor 2 sebanyak 76% dari total seluruh sampel 25 orang.

Kata Kunci : CPITN, anak-anak, orang dewasa, perawatan periodontal

7

Page 8: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iv

ABSTRAK ................................................................................................................vii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................x

DAFTAR TABEL .....................................................................................................xi

BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................5

II. 1. Struktur Dasar Jaringan Periodontal .................................................5

II. 1. 1. Gingiva ....................................................................................5

II. 1. 2. Ligamentum Periodontal .......................................................10

II. 1. 3 Sementum ..............................................................................12

II. 1. 4 Tulang Alveolar ....................................................................15

II. 2. Penyakit Periodontal ..........................................................................16

II. 2. 1. Pengertian Penyakit Periodontal ...........................................16

II. 2. 2. Mekanisme Terjadinya Penyakit Periodontal........................17

II. 3. Indeks Kebutuhan Perawatan Periodontal Komunitas (CommunityPeriodontal Index Treatment Needs-CPITN) ……….................... 20

BAB III. KERANGKA KONSEP ..........................................................................30

BAB IV. METODE PENELITIAN ........................................................................32

8

Page 9: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................36

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................41

A. KESIMPULAN .....................................................................................41

B. SARAN ..................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9

Page 10: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jaringan Periodontal ............................................................................. 6

Gambar 2. Gambaran Gingiva ............................................................................... 7

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Gingiva .......................................................... 8

Gambar 4. Epitelial Attachment ............................................................................. 9

Gambar 5. Dua Bentuk Utama Sementum Yaitu Sementum Seluler Dan Sementum

Aseluler ............................................................................................. 13

Gambar 6.Serabut Sharpey Yang Menyusun sebagian besar seluler....................... 14

Gambar 7. Tulang Alveolar ................................................................................... 15

Gambar 8 Tulang Alveolar, Ligamen Periodontal dan Sementum ......................... 16

Gambar 9. Periodontal Probe .................................................................................. 22

Gambar 10. Probing yang menunjukkan kedalaman poket 8mm ........................... 23

10

Page 11: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian untuk kondisi jaringan periodontal ........................................... 26

Tabel 2. Menentukan relasi skor tertinggi dengan kategori kebutuhan perawatan,

tenaga dan tipe pelayanan ........................................................................ 28

Tabel 3. Tabel Penilaian Skor CPITN .................................................................... 35

Tabel 4. Status jaringan periodontal anak-anak dan masyarakat desa lakatong,

kecamatan mangarabombang, kabupaten takalar diukur dengan CPITN

berdasarkan usia ....................................................................................... 36

Tabel 5.Status jaringan periodontal anak-anak desa lakatong, kecamatan

mangarabombang, kabupaten takalar diukur dengan CPITN berdasarkan

jenis kelamin ............................................................................................ 37

Tabel 6. Status jaringan periodontal orang dewasa desa lakatong, kecamatan

mangarabombang, kabupaten takalar diukur dengan CPITN berdasarkan

jenis kelamin ............................................................................................ 38

Tabel 7. Hasil uji T independen perbandingan CPITN antara anak-anak dan orang

dewasa di desa lakatong, kecamatan mangarabombang, kabupaten takalar

.................................................................................................................. 39

11

Page 12: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor

yang saling berinteraksi di masyarakat yang memicu timbulnya penyakit gigi dan

mulut tersebut. Penyakit periodontal merupakan suatu keadaan peradangan dan

degenerasi dari jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Salah satu penyakit gigi

dan mulut yang merupakan penyebab utama hilangnya gigi di dalam rongga mulut

dan merupakan penyakit yang banyak ditemui di klinik (Klaus,1985).

Gingivitis dan periodontitis adalah dua bentuk utama dari penyakit

peradangan yang mempengaruhi periodontium. Etiologiutama mereka adalah plak

bakteri, yang dapat memulai penghancuran jaringan gingiva dan perlekatan

periodontal. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang tidak mengakibatkan

kehilangan perlekatan klinis. Periodontitis adalah peradangan gusi yang ditandai

dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat dan tulang alveolar. Masing-masing

penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi (Newman,2000).

Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia

dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Menurut hasil survai kesehatan gigi

dan di Jatim tahun 1995, penyakit periodontal terjadi pada 459 orang diantara 1000

penduduk dan lebih banyak di pedesaan dari pada perkotaan. Di Asia dan Afrika

12

Page 13: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

prevalensi dan intensitas penyakit periodontal terlihat lebih tinggi daripada di Eropa,

Amerika dan Australia. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan ke dua

utama yang masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari,2009).

Penyakit periodontal juga merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas

dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai

sesuatu yang tidak terhindari. Seperti karies gigi, penyakit periodontal juga lambat

perkembangannya dan apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Namun studi epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan

pembersihan plak dengan sikat gigi dengan teratur serta menyinkirkan karang gigi

apabila ada. Gingivitis dan periodontitis merupakan penyebab terjadinya penyakit

periodontal. Gingivitis adalah peradangan pada gusi dengan tanda-tanda klinis

perubahan warna lebih merah dari normal, gusi membengkak, dan berdarah pada

tekanan ringan. Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit hanya keluhan gusi berdarah

bila sikat gigi. Periodontitis biasanya dijumpai pada usia antara 30-40 tahun,

perkembangan penyakit ini lambat. Pada periodontitis proses peradangan sudah

sampai kejaringan yang lebih dalam dan apabila tidak dirawat maka pada waktu yang

lama kemudian dapat menyebabkan kehilangan gigi. Penyakit periodontal

merupakan penyebab terbesar dari kehilngan gigi pada orang dewasa di usia 30 tahun

ke atas. Epidemiologi penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan

keparahan penyakit periodontal dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, faktor lokal

rongga mulut, dan faktor sistemik (Samuel,1984 & Axelsson, 2000).

Penyebab utama penyakit periodontal adalah iritasi bakteri plak. Plak

merupakan suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang

13

Page 14: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

biak di dalam lapisan suatu matrik intraseluler. Lapisan ini terbentuk dan melekat

erat pada permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.

Pembentukan plak gigi dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang terdapat secara

lokal pada lingkungan rongga mulut atau standar PH dimana kalkulus yang

mempengaruhi kalsifikasi dari plak gigi berhubungan dengan lepasnya perlekatan

periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley,

1995).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah, yaitu

bagaimana kebutuhan perawatan periodontal pada anak–anak dan orang dewasa di

Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada anak–anak dan orang

dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar

2013.

2. Mengetahui perbedaan status penyakit periodontal pada anak–anak dan

orang dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten

Takalar 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber informasi.2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai

kebutuhan perawatan periodontal pada anak–anak dan orang dewasa di

14

Page 15: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar

2013.

BAB II

15

Page 16: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA

Periodonsium mempunyai empat komponen; gingiva, ligamentum

periodontal, sementum dan tulang alveolar. Fungsi utama periodonsium adalah

untuk me1ekatkan gigi pada jaringan tulang rahang dan untuk mempertahankan

integritas permukaan mukosa mastikatori dalam rongga mulut. Periodonsium yang

disebut juga alat perlekatan atau jaringan pendukung gigi mengalami perubahan

morfologik dan fungsi tertentu sejalan dengan bertambahnya usia. Jadi,

periodonsium berada dalam suatu proses perubahan yang tejadi terus-menerus yang

berhubungan dengan pertambahan usia, mastikasi dan keadaan lingkungan mulut

(Lindhe dkk, 2003).

2.1 Struktur Dasar Jaringan Periodontal

2.1.1 Gingiva

Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang mengelilingi bawah gigi dan

prosesus alveolaris, dan yang meluas dari margin gingiva ke muco-gingiva junction

dimana ini menyambung mukosa alveolar yang lebih bebas. Dalam keadaan sehat

gingiva berwarna merah mudah, kokoh, bertepi tajam dan berlekuk – lekuk untuk

mengikuti bentuk kontur gigi (Manson dan Eley, 1993).

16

Page 17: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Gambar 1. Jaringan periodontal

Sumber:www.waybuilder.net/sweetheaven/MedTech/Dental/Dental01/Dental01_v1.asp?file=0204

Gingiva merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi dan membentuk

hubungan dengan gigi yang meliputi marginal gingiva, attached gingiva dan

interdental gingiva. Gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi

terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva tergantung pada, gigi geligi:

bila ada gigi geligi, maka gingiva juga akan hilang (Carranza, 2006).

A. Gambaran Makroskopik

Secara anatomis gingiva terbagi menjadi marginal gingiva, attached gingiva

dan interdental gingiva.

1) Marginal gingiva (unattached gingiva)

Marginal gingiva merupakan batas tepi akhir atau bagian paling koronal dari

gingiva yang mengelilingi leher gigi dan mempunyai bentuk seperti kera baju.

Marginal gingiva dipisahkan dari attached gingiva oleh suatu lekukan dangkal

berupa garis yang biasa disebut free gingiva groove. Bagian marginal gingiva

membentuk dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva selebar 0-2 mm

(Carranza,2006).

17

Page 18: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Gambar 2. Gambaran gingiva

Sumber: carranza's clinical periodontology 10th ed

Sulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang di sekeliling gigi yang

dibatasi oleh permukaan gigi pada satu sisi dan oleh epitel yang melapisi

freegingival margin pada sisi fainnya. Sulkus gingiva berbentuk huruf ”V” dan

hanya sedikit bagian dari sulkus gingiva yang dapat dimasuki oleh probe periodontal.

Penentuan klinik kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang

penting. Pada kondisi normal kedalaman sulkus gingiva adalah 0 atau kira-kira 0

(Carranza, 2006).

2) Attached gingiva

18

Page 19: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingiva. Perlekatan

gingiva atau Attached gingiva atau mukosa fungsional meluas dari groove gingiva

bebas ke pertautan mukogingival dimana akan bertemu dengan mukosa alveolar

(Haake,2000).

Mukosa alveolar adalah suatu mukoperiosteum yang melekat erat pada tulang

alveolar dibawahnya. Pada pertautan mukogingiva, mukoperiosteum terpisah

sehingga mukosa alveolar terpisah dari mukoperiosteum melalui perantara

jaringan-jaringan ikat longgar yang sangat vaskular. Jadi, mukosa alveolar umumnya

berwarna merah tua, berbeda dengan daerah perlekatan gingiva yang berwama merah

muda. Permukaan perlekatan gingiva mempunyai stippling yang mirip kulit jeruk.

Stippling ini umumnya sangat bervariasi. Stippling terlihat jelas pada permukaan

fasial dan sering tidak terlihat pada usia lanjut. Penyebab stippling dewasa ini belum

diketahui tetapi kelihatannya berhubungan dengan retepeg epithelial (Carranza,

2006).

Gambar 3. Gambaran mikroskopik gingiva

Sumber:http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothandgingiva/wp_images/159_gingiva.gif

19

Page 20: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Lebar perlekatan gingiva bervariasi dari 0-9 mm. Lebar attached gingiva

rnerupakan parameter klinik yang sangat penting. Yang dimaksud dengan lebar

attached gingiva adalah jarak mucogingingal junction dengan proyeksi dasar dari

sulkus gingiva atau poket periodontal pada permukaan luar gingiva. Lebar attached

gingiva pada aspek fasial bervariasi pada daerah yang berbeda dalam rongga mulut.

Umumnya lebar pada regio gigi incisivus (3,5-4,5 mm pada RA dan 3,3-3,9 mm pada

RB) dan paling sempit pada regio gigi posterior dengan daerah yang paling sempit

terletak pada regio premolar pertama (1,9 mm pada RA dan 1,8 mm pada RB)

(Carranza, 2006).

Gambar 4. Epitelial attachment

Sumber:http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothandgingiva/attachment_epitelium.jpg

Mucogingival junction tidak mengalami perubahan sepanjang hidup sehingga

terjadinya perubahan posisi pada ujung koronalnya. Lebar attachedgingiva

meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan pada gigi yang supraerupsi. Pada

aspek lingual RB, attached gingiva berakhir pada hubungannya dengan mukosa

alveolar sebelah lingual dimana mukosa alveolar ini bersambung dengan membran

mukosa yang melapisi dasar mulut (Carranza, 2006)

20

Page 21: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

3) Interdental gingiva

Gingiva yang mengisi ruang interdental dari daerah koronal sampai crest

alveolar adalah interdental gingiva. Biasanya terdiri dari dua papilla, satu di sebelah

fasial dan satu di daerah lingual dan col. Col adalah cekungan yang menyerupai

lembah yang menghubungkan papilla dan sesuai dengan bentuk daerah kontak

interproksimal. Bila gigi geligi berkontak, col akan menyesuaikan terhadap bentuk

gigi geligi di apikal daerah kontak. Bila gigi gigi yang berdekatan tidak saling

berkontak, tidak ada col dan interdentalgingiva kelihatan berbentuk datar atau

konveks (Carranza, 2006).

Epitelium col biasanya sangat tipis, tidak berkeratinisasi dan terbentuk hanya

dari beberapa lapis sel. Strukturya mungkin merefleksikan posisinya yang terlindung.

Pertukaran sel-sel epithelial sama seperti pada daerah gingiva lainnya (Manson &

Eley, 1993).

Setiap papilla interdental berbentuk pyramida. Papilla ini menyerupai

lembah dan bentuknya sesuai dengan daerah kontak interproksimal, sedang

permukaan mesial dan distal berbentuk sedikit konkaf. Ujung dan tepi lateral dari

papilla interdental dibentuk oleh kontinuitas marginal gingiva dari permukaan gigi

dari permukaan gigi yang berdekatan. Bila tidak ada kontak antara gigi, maka

gingiva akan melekat pada tulang alveolar dan membentuk permukaan licin tanpa

adanya papilla interdental (Carranza, 2006).

21

Page 22: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

2.1.2 Ligamentum Periodontal

Ligamen Periodontal merupakan jaringan ikat serabut kolagen yang

mengelilingi akar gigi dan melekat pada prosesus alveolar. Ligamen periodontal

melekat pada dan bahkan mengatasi secara adekuat dengan kekuatan. Bagian

terpenting dari ligamen periodontal yang berfungsi untuk menahan gaya kunya

(Hakee,2000)

Ketebalan ligamentum bervariasi dari 0,1-0,3 mm. Yang terlebar pada mulut

soket dan apeks gigi, dan tersempit pada aksis rotasi gigi, yang terletak sedikit ke

apikal dari pertengahan akar (Manson dan Eley,1993 ).

Ligamen periodontal terdiri dan serabut kolagen dengan diameter sekitar 5

um yang tersusun secara teratur pada matriks substansi dasar yang dilewati pembuluh

darah dan saraf. Bundel serabut yang berinsersi pada salah satu ujungnya di

sementum dan ujung lainnya pada dinding soket sebagai serabut sharpey (Manson

dan Eley, 1993).

A. Fungsi ligamentum periodontal

1) Berfungsi memberikan dorongan (supportive

function) dengan cara melekatkan gigi ke alveolarbone proper

disekelilingnya. Fungsi ini deberikan terutama oleh serat – serat utama

ligamentum periodontal yang membentuk gabungan serat yang kuat antara

sementum akar gigi dan tulang. Ligamentum periodontal juga bertindak

sebagai peredam tekanan dengan cara memberikan daya tahan terhadap

tekanan ringan maupun tekanan berat. Tekanan ringan diatasi oleh bantalan

22

Page 23: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

cairan gingiva yang memancar keluar dari pembuluh darah. Tekanan sedang

juga diredam oleh jaringan ekstravaskuler yang memancar keluar dari ruang

ligamentum periodontal menuju ruang sumsum didekatnya. Sedangkan

tekanan berat diatasi oleh serat – serat utama (Manson dan Eley, 1993)

2) Ligamentum periodontal berfungsi sebagai

periosteum pada sementum dan tulang. Sel dalam ligamentum periodontal

berperan untuk pembentukan dan resorpsi kedua jaringan ini dimana proses

ini terjadi pada pergerakan gigi secara fisiologis, adaptasi periodontium

terhadap tekanan oklusal dan penyembuhan lesi (Carranza, 2006).

3) Memberikan fungsi nutrisi yang mempertahankan

vitalitas beragam sel – sel. Ligamen periodontal tervaskularisasi dengan baik

dimana suplai utama darah berasal dari arteri gigi yang masuk ke dalam

Ligamentum periodontal melalui fundus alveoli (Manson dan Eley, 1993).

4) Innervasi pada ligamentum periodontal memberikan

sensitivitas proprioseptif dan taktil yang dapat mendeteksi lokasi tekanan

ekstemal yang terjadi pada gigi individual dan mempunyai peranan penting

dalam mekanisme neuromuscular yang mengontrol otot-otot mastikasi

(Carranza, 2006).

2.1.3 Sementum

Sementum adalah jaringan mesenkim yang terkalsifikasi dan menutupi

seluruh permukaan akar anatomis. Ada dua bentuk utama sementum akar yaitu

aselluler (primer) dan selluler (sekunder). Keduanya terdiri dari matriks interfibriliar

yang terkalsifikasi dan serat-serat kolagen.Sementum primer yang pertama di bentuk

23

Page 24: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

dan kira-kira menutupi 2/3 servikal dari akar, tidak mengandung sel-sel dan

karenanya disebut aselluler.Sementum ini di bentuk sebelum gigi mencapai dataran

oklusal.Sementum yang dibentuk setelah gigi mencapai dataran oklusal lebih teratur

dan biasanya mengandung sel-sel dalam ruang tersendiri (lakuna) yang berhubungan

dan saling sambung-menyambung sistem anatomosis kanalikulus. Sementum ini di

sebut sementum selular atau sementum sekunder (Carranza,2006) .

2.1.3.1 Gambaran mikroskopik

1) Klasifikasi sementum

Terdapat 2 bentuk utama sementum yaitu sementum aseluler (primer)

dan sementum seluler (sekunder). Kedua bentuk sementum ini mengandung

matriks interfibrillar yang mengalami kalsifikasi dan fibril kolagen. Kedua

bentuk sementum ini juga tersusun berupa lamela yang dipisahkan satu sama

lain oleh garis incremental yang sejajar terhadap sumbu panjang gigi

(Carranza, 2006).

Gambar 5. Dua bentuk utama sementum yaitu sementum seluler dansementum aseluler.

Sumber:http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothandgingiva/wp_images/159_cementums.gif

24

Page 25: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Serabut Sharpey menyusun sebagian besar struktur sementum aseluler

yang mempunyai peranan utama dalam mendukung gigi.Sementum seluler

kurang mengalami kalsifikasi dibandingkan dengan sementum aseluler. Serat

sharpey menyusun sebagian kecil sementum seluler dan dipisahkan dengan

serat lainnya yang tersusun sejajarterhadap permukaan akar atau tersusun

secara acak (Carranza, 2006).

Gambar 6. Serabut Sharpey yang menyusun sebagian besar sementum aseluler.

Sumber:http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothand gingiva/sharpey

%20in%20cementum.jpg

Intermediate cementum adalah suatu daerah yang tidak berbatas jelas

di dekat cemento-enamel junction yang tampaknya mengandung sisa seluler

dari Hetwig's sheath dan tertanam dalam substansi dasar yang terkalsifikasi

(Carranza, 2006).

2) Cemento-enamel junction

Terdapat 3 jenis hubungan antara sementum dan email pada cemento-

enamel junction yaitu (Carranza, 2006) :

1) Sementum bertumpang tindih dengan email

terjadi kira-kira 60-65% dari kasus yang ada

25

Page 26: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

2) Tepi sementum bertemu dengan tepi email pada

kira-kira 30% dari kasus yang ada.

3) 5-10% kasus dimana sementum tidak bertemu dengan email

2.1.2 Tulang Alveolar

Tulang alveolar merupakan bagian dari tulang rahang yang membentuk dan

mendukung gigi dalam soketnya (Fedi dkk, 2000).

Gambar 7. Tulang alveolar

Sumber: www.zahnunfall.de/e1_Home/e2b_Patients/e3b1_Basics/haupteil_e3b1_basics.html

Tulang alveolar terdiri dari:

1) Dinding soket sebelah dalam yang merupakan bagian dari tulang kompak

yang tipis dan mengelilingi serta memberikan perlekatan pada ligamentum

periodontal yang disebut alveolar bone proper. Tulang ini juga disebut

lamina dura atau plate cribriform (Carranza, 2006)

2) Supporting alveolar bone. Bagian dari tulang alveolar yang mengelilingi

26

Page 27: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

bone proper dan memberikan dukungan untuk soket (Carranza, 2006).

Terdiri dari :

a. Tulang padat atau kortikal ditemukan diatas vestibular dan aspek

mulut processus alveolar (Carranza, 2006)

b. Tulang cancellous (spongy bone) yang terletak diantara alveolar bone

proper dan tulang kortikal. Tu1ang cancellous mengandung sum-sum

terdapat pada anak-anak, kebanyakan berwarna kuning atau jenis

lunak. Foci atau sumsum merah kadang-kadang dapat ditemukan pada

daerah maksilla dan mandibula (Carranza, 2006)

Gambar 8. Tulang alveolar, ligamen periodontal, dan sementum

Sumber:http://neuromedia.neurobio.ucla.edu/campbell/toothandgingiva/wp_images/159_sharpeys_bone.jpg

2. 2. Penyakit Periodontal

2.2.1 Pengertian Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal adalah penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi

yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, menyebabkan destruksi yang

progresif dari ligamen periodontal dan tulang alveolar sehingga terbentuk poket,

resesi atau keduanya (Carranza,2008).

27

Page 28: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Penyakit periodontal yaitu peradangan dan juga perubahan resesif pada

gingiva dan periodontium. Gingivitis adalah suatu proses peradangan yang terbatas

pada gingiva ( tidak ada kehilangan perlekatan ). Disamping hampir ada dimana-

mana kondisi gingivitis ditimbulkan oleh plak, perubahan gingiva juga dideteksi

selama periode ketidakseimbangan hormonal dan penyakit sistemik, atau sebagai

efek samping obat. Jika jaringan pendukung tulang alveolar juga dipengaruhi oleh

proses inflamasi di periodontium, maka itu disebut periodontitis. Istilah resesi atau

resesi gingiva mengacu pada menurunnya gingiva atau tulang alveolar ke arah

apikal, yang biasanya terjadi pada aspek labial di gigi yang secara klinis bebas dari

peradangan (Klaus & Rateeitschak,2005).

Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang

disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan

penghancuran progresif ligamentum periodontal dan tulang alveolar, dengan

pembentukan poket, resesi, atau keduanya.Periodontitis menunjukkan lesi inflamasi

gingiva serta rusaknya ligamentum periodontal dan tulang alveolar.Hal ini

menyebabkan kehilangan tulang dan migrasi apikal dari epitelium junctional,

mengakibatkan pembentukan poket periodontal. Infeksi periodontal dimulai oleh

invasi oral patogen spesifik ( bakteri aerob dan bakteri anaerob ) yang berkolonisasi

pada biofilm plak gigi pada permukaan akar gigi (Li dkk,2000).

2.2.2 Mekanisme Terjadinya Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh

bakteri, inflamasi periodontal dapat berkembang menjadi penyakit yang destruktif

28

Page 29: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Untuk dapat menimbulkan

kerusakan, bakteri harus;

(1) berkolonisasi pada sulkus gingiva dengan menyerang pertahanan hospes,

(2) merusak barier krevikular epithelial, atau,

(3) memproduksi substansi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan baik secara

langsung maupun tidak langsung (Manson dan Eley,2004).

Beberapa patogen periodontal diperkirakan mempunyai mekanisme poten

untuk menyerang atau merusak pertahanan hospes termasuk : kerusakan langsung

dari PMN dan makrofag. Mekanisme poten tersebut berupa leukotoksin yang

diproduksi oleh beberapa strain Actinobacillus actinomycetencomitans yang dapat

merusak PMN dan makrofag; Mengurangi kemotaksis PMN.Sejumlah spesies

bakteri dari genus Bacteroides dan Capnocytophaga serta Actinobacillus

actinomycetemcomitans dapat mengurangi kemotaksis PMN dan mengurangi

fagositosis serta penghancuran intrasel; Degradasi imunoglobulin.Spesies

Bacteroides dan Capnocytophaga yang mempunyai pigmentasi hitam dapat

memproduksi protease yang dapat mendegradasi IgA dan IgG; Degradasi fibrin.

Beberapa spesies Bacteroides berpigmen hitam mempunyai aktivitas fibrinolitik

yang dapat mengurangi terjebaknya bakteri oleh fibrin untuk fagositosis permukaan;

Selain menyerang mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik, sejumlah bakteri

patogen gram-negatif dan Spirochaeta yang terdapat pada subgingiva juga

menyerang mekanisme pertahanan tubuh yang spesifik, seperti limfosit bakteri

menyerang dengan jalan merubah fungsi limfosit dan memproduksi imunosupresi

(Manson dan Eley,2004).

29

Page 30: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Merusak daerah krevikular adalah cara bakteri selanjutnya untuk menginfeksi

hospes. Hal ini dapat dilakukan oleh beberapa bakteri pada flora subgingiva baik

secara langsung maupun tidak langsung.Faktor-faktor langsung yang toksik bagi

epitelium disekresi oleh Bacteroides gingivalis, B.intermedius, spesies

Capnocytophaga dan Actinobacillus actinomycetencomitans.Keadaan yang

ditimbulkan akibat toksik ini akan meningkatkan permeabilitas krevikular epitelium

terhadap produk bakteri dan kemungkinan juga terhadap bakteri itu sendiri (Manson

dan Eley,2004).

Kerusakan jaringan oleh bakteri dapat dilakukan dengan cara menghasilkan

enzim yang dapat merusak jaringan periodontal. Enzim proteolitik yang dihasilkan

oleh bakteri yang berhubungan dengan penyakit periodontal antara lain adalah

kolagenase yang dihasilkan oleh spesies Bacteroides, Actinobacillus

actinomycetencomitans dan spirochaeta. Enzim elastase dihasilkan oleh

Spirochaeta, tripsin oleh Bacteroides gingivalis, aminopeptida oleh Bacteroides dan

spesies Capnocytophaga (Manson dan Eley,2004).

Ada berbagai metabolit bakteri dan produk toksik yang dapat merusak

jaringan dan merangsang terjadinya inflamasi.Mereka termasuk ammonia, amin

toksin, indole, asam organik, hidrogen sulfida, metimerkaptan, dan dimetil

disulfida.Salah satunya adalah lipopolisakarida endotoksin (LPS) yang dikandung

dinding sel bakteri gram-negatif dan dikeluarkan ketika bakteri mati. Ekstrak dari

bakteri gram-negatif yang diisolasi dari poket periodontal dapat menyebabkan

aktivasi sel B-poliklonal, yang ikut berperan pada patologi periodontal dengan cara

30

Page 31: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

merangsang limfosit untuk membentuk antibodi yang tidak berhubungan dengan

agen pengaktif (Manson dan Eley,2004).

Pada semua tahap periodontitis bakteri dapat ditemukan pada permukaan akar

dan terdapat bebas di dalam poket. Dari daerah ini bakteri akan masuk ke jaringan

melalui epitelium poket yang mengalami ulserasi. Spesies Actinomyces dapat sedikit

berpenetrasi ke sementum dan produk-produk bakteri seperti LPS dapat

mengkontaminasi sementum.Meskipun demikian, derajat penetrasi dari produk-

produk ini ke dalam sementum umumnya superfisial.Banyak bakteri gram-negatif

yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada bakteri gram-positif dan sel apitel.

Kemampuan ini merupakan faktor penting pada pembentukan kolonisasi subgingiva

dan juga memungkinkan bakteri berkoloni pada sel permukaan epitelium poket

(Manson dan Eley,2004).

2.3. Indeks Kebutuhan Perawatan Periodontal Komunitas (Community

Periodontal Index Treatment Needs-CPITN)

CPITN diperkenalkan pada tahun 1983 selain untuk mengetahui jenis

kelainan periodontal yang terjadi di masyarakat, sekaligus menetapkan macam

perawatan yang diperlukan.Macam perawatan yang diperlukan disesuaikan dengan

derajat skornya yang mencakup promosi, pembersihan karang gigi yang merupakan

tindakan preventif, tindakan kuratif sederhana dan kompleks serta tindakan

rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi kunyah (Manson & Eley, 1993).

31

Page 32: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Terdapat indikator status periodontal yang digunakan dalam penilaian ini,

yaitu (Katz dkk,2000):

• Skor 0 berarti kondisi jaringan periodontal sehat

• Skor 1 berarti terjadi perdarahan gingiva ketika atau setelah probing

• Skor 2 berarti terdapat Kalkulus supra dan subgingiva

• Skor 3 terdapat poket periodontal dengan kedalaman 4-5 mm

• Skor 4 terdapat poket periodontal dengan kedalaman 6 mm

Prinsip kerja CPITN ada beberapa hal yaitu (Katz dkk,2000) :

1. Menggunakan sonde khusus yang di sebut WHO Periodontal Examining Probe

2. Terdapat sextan yang meliputi 6 sextan

3. Terdapat gigi indeks

4. Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal

5. Menentukan relasi skor tertinggi dengan KKP (Kategori Kebutuhan Perawatan),

tenaga dan tipe pelayanan

1. Sonde khusus

Untuk mengetahui kondisi jaringan periodontal, dipergunakan sonde khusus

yang ujung sondenya merupakan sebuah bola kecil berdiameter 0,5 mm. Area

yang berwarna (sebagai skala) berada pada daerah 3,5 sampai 5,5 mm.

32

Page 33: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Gambar 9. Periodontal Probe

Sumber: www.forp.usp.br/bdj/bdj13(1)/trab12131/fig12131.jpg

• Sonde dimasukkan ke dalam saku gusi untuk melihat adanya perdarahan

atau kedalaman poket

• Alat ini dipakai juga sebagai alat peraba adanya karang gigi

• Bilamana dalamnya poket antara 4-5 mm, sebagian warna hitam masih

terlihat

• Adapun kedalaman poket 6 mm atau lebih, maka seluruh bagian sonde

yang berwarna hitam sudah tidak terlihat (Katz dkk,2000).

33

Page 34: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Gambar 10. Probing yang menunjukkan kedalaman poket 8 mm.

Sumber :www.periotrans.com/treatment.html

Gigi indeks di raba dengan sonde untuk mengetahui adanya (WHO,1997):

• Perdarahan

• Karang gigi

• Kedalaman poket antara 4-5 mm dan 6 mm atau lebih

• Penilaian (skor) untuk tingkat kondisi jaringan periodontal

• Menentukan relasi skor tertinggi untuk kategori

Tekanan yang diberikan pada daerah proksimal saku gigi besarnya tidak melebihi

25 gram. Cara untuk mengetahuinya yaitu:

Bila ujung sonde yang bentuk bola ditekankan ke daerah kulit atau

dibawah kuku ibu jari tangan, tidak menimbulkan rasa sakit atau rasa tidak enak

atau rasa tidak menyenangkan. Perabaan dengan ujung sonde/probing mengikuti

konfigurasi anatomi akar gigi dari distal ke arah medial baik permukaan bukal

ataupun lingual (WHO,1997).

34

Page 35: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Ujung probe harus dimasukkan secara lembut ke dalam poket gingival

dan kedalaman insersi dibaca berdasarkan kode warna. Jumlah daerah permukaan

poket yang harus dieksplorasi paling kurang 6 daerah pada tiap gigi harus

diperiksa :mesio-bukal, mid-bukal, dan bagian yang menghubungkan permukaan

lingual (WHO,1997).

2) Sextan

Untuk memperoleh penilaian CPITN dipergunakan sextan yang meliputi enam

region, (Katz dkk,2000), yaitu:

• Sextan 1 : gigi 4, 5, 6, 7 ka RA

• Sextan 2 : gigi 1, 2, 3 ki/ka RA

• Sextan 3 : gigi 4, 5, 6, 7 ki RA

• Sextan 4 : gigi 4, 5, 6, 7 ka RB

• Sextan 5 : gigi 1, 2, 3 ka/ki RB

• Sextan 6 : gigi 4, 5, 6, 7 ki RB

Suatu sextan dapat diperiksa bila sextan tersebut terdapat paling sedikit 2 gigi

dan tidak merupakan indikasi untuk pencabutan.Jika disextan hanya ada satu gigi

saja, gigi tersebut dimasukkan ke sextan disebelahnya.Dengan demikian sextan

dengan 1 gigi tidak diberi skor/nilai.Penilaian untuk satu sextan adalah keadaa

yang terparah/skor nilai paling tinggi (Katz dkk,2000).

35

Page 36: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

3) Gigi indeks

Untuk mendapatkan penilaian keadaan jaringan periodontal, tidak semua

gigi yang diperiksa.Melainkan hanya beberapa gigi saja yang disebut gigi indeks.

Gigi indeks yang harus diperiksa adalah (Prayitno,1992):

• Untuk orang dewasa muda 20 tahun dan ke atas

17, 16 11 26, 2747, 46 31 36, 37

• Untuk anak usia muda 19 tahun ke bawah

16 11 2646 31 36

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan (Prayitno,1992) :

1. Jika salah satu gigi Molar dari gigi indeks tidak ada, tidak perlu dilakukan

penggantian gigi tersebut

2. Jika dalam sextan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam

sextan tersebut diperiksa dan dinilai. Diambil yang mempunyai keadaan

yang terparah yang mempunyai skor tertinggi yang terdapat di sextan

tersebut.

3. Untuk anak muda usia 19 tahun dan ke bawah, tidak perlu dilakukan

pemeriksaan gigi molar kedua. Hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya false pocket

4. Untuk anak muda usia 15 tahun dan ke bawah, pencatat hanya dilakukan

bila ada perdarahan dan karang gigi saja, tidak poket.

36

Page 37: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

5. Bila tidak ada tidak gigi indeks/gigi pengganti diberi tanda X.

4) Penilaian tingkat kondisi jaringan periodontal

Untuk penilaian dapat digunakan tabel sebagai berikut ini

Tabel 1. Penilaian untuk kondisi jaringan periodontal

Nilai Kondisi Jaringan Periodontal

0Tidak terdapat perdarahan

Tidak terdapat kalkulusTidak terdapat poket patologis

1Perdarahan pada probing margin gingiva

Tidak terdapat kalkulusTidak terdapat poket patologis

2Terdapat kalkulus (sub atau supragingiva) dengan atau

tanpa perdarahanTidak terdapat poket patologis

3Poket patologis sedalam 4-5 mm dengan atau tanpa

kalkulus dan perdarahan

4Poket patologis sedalam 6 mm atau lebih dengan atau tanpa

kalkulus dan perdarahan

Sumber: Maduakor dkk, 2000

Dibuat suatu kuisoner untuk mengetahui umur, jenis kelamin, latar

belakang sosioekonomi, metode oral hygiene, dan sikap terhadap perlunya

kesehatan rongga mulut dari siswa yang dicatat sebelum pemeriksaan

periodontal secara klinis. Skor CPITN tertinggi di setiap sextan setelah

pemeriksaan dari empat sisi (labial, lingual/palatal, mesial dan distal) dipakai

sebagai nilai dari tiap sextan. Nilai rata-rata tiap subjek dikalkulasikan

37

Page 38: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

( Maduakor, 2000)

Gambar 11. Skor kondisi periodontal saat probing

Sumber: http://www.iqb.es/odonto/atlas/cap1/c1_167sm.htm

5) Penetuan relasi skor tertinggi dengan KKP

38

Skor 0 Skor 1

Skor 2 Skor 3

Skor 4

Page 39: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

(kategori kebutuhan perawatan), tenaga dan tipe pelayanan

Tabel 2. Menentukan Relasi Skor Tertinggi dengan Kategori KebutuhanPerawatan, Tenaga dan Tipe Pelayanan

SkorKondisi Jaringan

Periodontal KKPTipe

PelayananTenaga

0

1

2

3

4

Sehat

Perdarahan

Karang gigi

Pocket dangkal

Pocket dalam

-

EIKM

EIKM + SK

EIKM + SRP

EIKM + SK+ RP

0

I

II

II

III

-

Guru/Pr

g

Prg/Drg

Prg/Drg

DrgKeterangan

EIKM = Edukasi Instruksi Kesehatan Mulut

RP = Root Planing

SK = Instruksi Skeling

Sumber :( Manson & Eley, 1993)

Semua sistem, termasuk CPITN mempunyai keterbatasan sebagai berikut :

39

Page 40: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

1. Kriteria umumnya subyektif dan terdapat variasi yang cukup besar pada

penilaian oleh pemeriksa dalam derajat inflamasi dan kedalaman poket

atau kerusakan perlekatan (Manson & Eley, 1993).

2. Sistem skore pada dasarnya ditentukan secara acak dan masih belum

adanya standar atau rekomendai internasional dari data CPITN (Manson

& Eley, 1993).

3. Penggunaan gigi indeks dan adanya kalkulus tiap sextan pada setiap

individu dapat menimbulkan estimasi yang berlebihan untuk kebutuhan

perawatan.

BAB III

40

Page 41: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Keterangan kotak:

Variabel bebas Variabel dependenVariabel terkendali Variabel independenVariabel tak terkendaliVariabel antara

3.2 Alur Penelitian

41

Genetik,lingkungan

Indikasi klinis;Perdarahan gingivaKalkuluspoketKebutuhan perawatan

periodontal

Jenis Kelamin,usia

Pemeriksaan CPITN

Pengukuran nilai CPITN berdasarkan segmen :

Anak <20 th : 16,11,26,36,31,46Dewasa>20 th : 17,16,11,26,27,37,36,31,46,47

Subyek penelitian

AnamnesisPemeriksaan

Jaringan Periodontal

Page 42: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional

B. Rancangan PenelitianRancangan penelitian adalah stratified random sampling

C. Lokasi PenelitianDesa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.

D. Waktu Penelitian

42

Hasil penelitian

Penentuan nilai kemaknaan CPITN dari skor yang dicapai

Analaisis data

Page 43: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16-29 Juni 2013

E. Populasi PenelitianPopulasi diambil dari siswa di SDN No.65 Pa’gannakang dan warga di Balai

Desa Lakatong, Kec. Mangarabombang, Kabupaten Takalar.

F. Identifikasi Variabel1. Variabel Bebas

Pemeriksaan CPITN2. Variabel Dependen

Kebutuhan perawatan periodontal3. Variable Independen

Jaringan periodontal4. Variable Antara

Perdarahan gingival, kalkulus dan poket

5. Variabel Tak Terkendali

Genetik dan lingkungan

6. Variabel Terkendali

Usia dan jenis kelamin

G. Defenisi Operasional

CPITN adalah suatu pengukuran yang mengklasifikasikan status

periodontal suatu individu atau populasi dalam suatu gambaran yang diambil

berdasarkan prevalensi tingkat keparahan. Indeks ini dicatat berdasarkan

pengukuran probe pada poket periodontal dan status jaringan gingiva.

H. Sampel1. Kriteria SampelAnak – anak usia 8-12 tahun dan orang dewasa 23-80 tahun2. Jumlah Sampel

43

Page 44: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah anak – anak sebanyak 34 dan orang

dewasa sebanyak 25.

I. Alat dan Bahan1. Alat

• Probe periodontal untuk mengukur nilai CPITN• Pinset untuk menjepit tampon/kapas• Neirbecken untuk tempat alat dan kapas• Handuk putih untuk pengalas meja• Sarung tangan• Masker• Gelas untuk kumur• Alat tulis untuk mencatatat

2. Bahan• Alkohol 70%• Betadine/povidone iodine 10 L• Kapas dan tissue

J. Cara Kerja• Sampel diperiksa berdasarkan 6 segmen yaitu Molar kanan atas (16),

incisivus kanan atas (11), molar kiri atas (26), molar kiri bawah (36),

incisivus kiri bawah (31), dan molar kanan bawah (46).• Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan skor CPITN yaitu skor 0,

bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat

kalkulus supragingiva/subgingiva di beri skor 2, untuk kedalaman poket

4- 5 mm diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 6 mm

diberi skor 4.• Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari tiap segmen, ditentukan

skor tertinggi untuk menentukan nilai kemaknaan CPITN.

K. Kriteria PenilaianMenggunakan Tabel CPITN, dengan kriteria;Tabel 3. Tabel Penilaian Skor CPITN

44

Page 45: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Nilai Kondisi Jaringan Periodontal

0Tidak terdapat perdarahanTidak terdapat kalkulusTidak terdapat poket patologis

1Perdarahan pada probing margin gingivalTidak terdapat kalkulusTidak terdapat poket patologis

2Terdapat kalkulus (sub atau supragingiva) dengan atau tanpaperdarahanTidak terdapat poket patologis

3Poket patologis sedalam 4-5 mm dengan atau tanpa kalkulus atauperdarahan

4Poket patologis sedalam 6 mm atau lebih dengan atau tanpakalkulus dan perdarahan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang,

Kabupaten Takalar dengan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Sampel kemudian

diperiksa status kesehatan jaringan periodontalnya dan diukur menggunakan CPITN.

Setelah semua sampel diperiksa, didapatkan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 4. Status jaringan periodontal anak-anak dan masyarakat DesaLakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalardiukur dengan CPITN berdasarkan usia tahun 2013.

45

Page 46: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Usia N

Skor (%)

0 1 2 3 4

N % n % n % n % n %

8-11 34 0 0 34 100 0 0 0 0 0 0

≥25 25 0 0 6 31.57 19 76 0 0 0 0

Tabel di atas menunjukkan pemeriksaan CPITN usia 8-11 tahun sebanyak 34

orang memiliki skor 1 sebanyak 100% dari total seluruh sampel (34 orang) dan pada

usia ≥25 tahun sebanyak 6 orang memiliki skor 1 sebanyak 31.57% dari total seluruh

sampel (25 orang). Skor 1 menunjukkan adanya perdarahan pada gusi setelah

dilakukan probing. Tanda-tanda klinisnya dapat berupa kemerahan dan

pembengkakan. Pendarahan ini disebabkan adanya mikroulserasi yang sering terjadi

pada epiter yang melapisi jaringan lunak gusi. Gejala-gejala awal adanya peradangan

gusi adalah adanya meningkatnya tekanan cairan di dalam gusi dan adanya

perdarahan gusi saat probing (Carranza, 2002).

Pada usia diatas 25 tahun sebanyak 19 orang memiliki skor 2 sebanyak 76%

dari total seluruh sampel (54 orang). Skor 2 menunjukkan adanya karang gigi

subgingival. Hal ini mungkin disebabkan karena masyarakat desa masih memiliki

kesadaran yang kurang untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulutnya

sehingga memungkinkan bakteri untuk berkembang secara progresif menjadi plak

atau kalkulus yang sangat besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

46

Page 47: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

dan status ekonomi serta kurangnya asupan nutrisi. Data kemudian diolah kembali

untuk melihat perbedaan status kesehatan jariangan periodontal antar jenis kelamin.

Tabel 5. Status jaringan periodontal anak-anak di Desa Lakatong, KecamatanMangarabombang, Kabupaten Takalar diukur dengan CPITNberdasarkan jenis kelamin tahun 2013.

SkorJenis kelamin

Laki-laki(%)

Perempuan(%)

0 - -

1 100 100

2 - -

3 - -

4 - -

Jumlah 12 22

Tabel 6. Status jaringan periodontal orang dewasa di Desa Lakatong,Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar diukur denganCPITN berdasarkan jenis kelamin tahun 2013.

Skor

Jenis kelamin

Laki-laki

(%)

Perempuan

(%)

0 - -

1 41.7 7.7

2 58.3 92.3

3 - -

4 - -

Jumlah 12 13

47

Page 48: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Dari data tabel di atas, dapat dilihat bahwa perbedaan jenis kelamin pada

anak-anak belum mempengaruhi status penyakit periodontal. Kedua jenis kelamin

memiliki persentase yang sama (100%) pada skor 1 dimana terjadi perdarahan gusi

setelah dilakukan probing. Tabel selanjutnya kemudian menunjukkan adanya

perbedaan status penyakit jaringan periodontal pada orang dewasa.

Laki-laki memiliki persentase lebih besar (41.7%) pada skor 1 dibandingkan

dengan perempuan (7.7%). Sementara untuk skor 2, yaitu adanya karang gigi

subgingival, perempuan memiliki persentase yang lebih besar (92.3%) dibandingkan

dengan laki-laki (58.3%).

Secara umum, laki-laki memiliki prevalensi dan keparahan penyakit

periodontal lebih tinggi daripada perempuan, namun beberapa penelitian juga

menunjukkan hal yang berbeda bahwa laki-laki mempunyai penyakit periodontal

lebih sedikit dibandingkan perempuan., tapi tidak ada perbedaan statistic secara

signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian beberapa negara berkembang lainnya

yang melaporkan bahwa gingival sehat tidak dipengaruhi oleh perbedaan gender

(jenis kelamin) karena adanya persamaan dalam menjaga oral hygiene.

Setelah mendapatkan data hasil pemeriksaan, data kemudian diolah dengan

uji statistic berupa Uji T Independen dengan menggunakan interval kepercayaan

sebesar 0.05 untuk membandingkan perbedaan tingkat status penyakit jaringan

periodontal pada anak-anak dan orang dewasa.

Tabel 7. Hasil Uji T Independen perbandingan CPITN antara anak-anak danorang dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang,Kabupaten Takalar tahun 2013.

48

Page 49: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Kelompok Mean ± SD P

Anak-anak 1.00 ± 0.000.00

Orang Dewasa 1.76 ± 0.435

Nilai P hitung pada tabel di atas adalah 0.00 yang lebih kecil dari 0.05. Hal

ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat status penyakit

jaringan periodontal pada anak-anak dan orang dewasa.

Semakin dewasa, maka penyakit mulut akan semakin meningkat. Hal ini

dapat dipengaruhi oleh faktor hormon maupun dari factor kebiasaan seseorang.

Kebiasaan buruk seseorang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal.

Kebiasaan yang secara signifikan dapat menyebabkan penyakit periodontal,

menurut Sorrin, seperti kebiasaan akibat pekerjaan. Contohnya menggigit paku di

mulut yang biasanya dilakukan oleh tukang kayu, tukang sepatu, dan lainnya.

Kebiasaan merokok, menyikat gigi yang terlalu keras, dan lain sebagainya.

Hal ini mungkin pula dipengaruhi oleh faktor pendidikan dimana orang-orang

dulu, khususnya dipedesaan, belum terlalu mementingkan pendidikan sehingga

pengetahuan akan pentingnya menjaga oral hygiene masih kurang. Berbeda dengan

sekarang, dimana masyarakat di desa sudah berpikiran cukup maju untuk

menyekolahkan anak-anak mereka, sehingga anak-anak mendapatkan pengetahuan

lebih dini untuk selalu menjaga oral hygiene.

49

Page 50: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

1. Ada perbedaan status penyakit periodontal pada anak–

anak dan orang dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang,

Kabupaten Takalar.2. Kebutuhan perawatan periodontal pada anak–anak dan

orang dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten

Takalar dapat dilihat berdasarkan skor CPITN yang diperoleh, dimana skor

50

Page 51: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

CPITN tertinggi adalah skor 2. Maka kebutuhan perawatan periodontal pada

anak-anak dan orang dewasa di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang,

Kabupaten Takalar yang diberikan dapat berupa Edukasi Instruksi Kesehatan

Mulut dan Skeling yang dapat dilakukan oleh perawat gigi dan dokter gigi.

B. Saran

1. Sebaiknya penelitian dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar,

sehingga data yang diperoleh dapat betul-betul mewakili populasi yang

diteliti.

2. Sebaiknya penelitian dilakukan secara kontinyu, sehingga dapat diperoleh

perbandingan data tentang kesehatan periodontal dari waktu ke waktu.

3. Sebaiknya perlu dilakukan usaha preventif berupa penyuluhan mengenai

kesehatan gigi, pengetahuan dan perilaku sehat kepada para remaja guna

mencegah kerusakan jaringan periodontal pada usia muda.

51

Page 52: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

DAFTAR PUSTAKA

Axelsson P. Sweden K. Diagnosis and risk prediction of dental caries. Vol. 2Chicago. Quintessence Publishing Co. Inc. 2000: 1,2,17.

Carranza FA, Jr : Glickman's Clinical Periodontology, Sixth Edition, W. B.Saunders Company, Philadelphia, London, etc. 1984 : 3 - 61, 192 - 258, 342-426, 459 - 65.

Carranza et al. Glickman’s Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia : WB.Saunders co. 2008.p. 495-9

Carranza, F.A, Newman, M.G, Takei, H.H., Clinical Periodontology, Ed. 10, WBSaunders, Indiana University, Indianapolis, 2006; pp 46-64.

Carranza, F.A, Newman, M.G, Takei, H.H. Clinical Periodontology, Ed. 9, WBSaunders, Indiana University, Indianapolis, 2002; pp 3-61, 192-258, 242-62,459-65.

Fedi, P.F., Vernino, A.R., Gray, J.L. Silabus Periodonti. Alih bahasa: Amaliya Ed. 4. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2000; pp 9-10.

Gani A, Taufiqurrahman. Kebutuhan perawatan periodontal remaja dikabupaten sinjai tahun 2007. J Dentofasial, Vol.7, No.2, Oktober 2008:132-138.

Haake, Susan Kinder, Newman MG. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed.Philapelphia: W.B. Sauders Company, 2000.

52

Page 53: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC PenerbitBuku Kedokteran , 2001; p 109-112

Katz J, Peretz B, Sgan-Cohen HD, Horev T, Eldad A. Periodontal status byCPITN, and associated variables in an Israeli permanent force militarypopulatioan. J Clin Periodontal 2000; 27 (5):1.

Klaus H. & Rateeitschak Edith M, Wolf Herbert F, Hassell Thomas M. Color atlasof periodontology. Georg Thieme Verlag Stuttgart· New York: Thieme Inc.New York. 1985: Hal. 33

Klaus H. & Rateeitschak Edith M, Wolf Herbert F, Hassell Thomas M. Color Atlasof Periodontology. Georg Thieme Verlag Stuttgart· New York: Thieme Inc.New York. 2005. Hal. 33.

Lindhe, J., Karing, T., Lang., N.P. Clinical Periodontology and Implant Dentistry.Ed. 4 Blackwell, Munksgaard, 2003; pp 3-49.

Li X, Kolltveit KM, Tronstad L, Olsen I. Systemic disease caused by oral infection.Clinical Microbiology Reviews. Oktober 2000 ; Vol. 13 No. 4; 547-558.Available from: http://www.cmr.asm.org/cgi/content/full/13/4/547 AccessedMaret 13, 2010.

Manson, J.D., Eley, B.M. Buku Ajar Periodonti . Alih bahasa: Anastasia. EGCPenerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993; pp 1-16, 97-9.

Manson JD, Eley BM. Outline of periodontics. 3rd ed. Bart Press, Avon,1995.Manson J.D., Eley B.M., Periodontics, Fifth Edition, Edinburgh London New York

etc: Wright. An imprint of Elsevier Ltd . 2004 : 55 – 81Manson, J.D., Eley, B.M. Buku Ajar Periodonti . Alih bahasa: Anastasia. EGC

Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993; pp 1-16, 97-9.Maduakor, S., Lauverjat, Y., Cadot, S., Da Costa Nobel, R., Laporte, C., Miquel, J.L.

Application Of Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN)In Enugu (Nigeria) : Study Of Secondary School Students Aged Between12-18 Years, 2000, Odonto-Stomatologie Tropicale :29.

Newman MG, Takei NH, Carranza AF. Clinical periodontology. 9th ed.Philapelphia: W.B. Sauders Company, 2000.

Newman MG, Takei NH, Carranza AF. Clinical periodontology, 9th ed.Philadelphia: W.B.Saunders Company, 2000.

Prayitno,S. Wuryan. Strategi pencegahan penyakit periodontal berdasarkanData-data CPITN.Jurnal Kedokteran Gigi nomor 3, tahun ke-41, Desember1992. Hal.19-24

Samuel S. Bender IB. The dental pulp biologic considerations in dentalprocedures. 3rd ed. Philadelphia. J.B. Lippincott. 1984: 173-177.

Wahyukundari MA. Perbedaan kadar matrix metalloproteinase-8 setelah scalingdan pemberian tetrasiklin pada penderita periodontitis kronis. J PDGI,Vol 58 No. 1, Januari-April 2009 : 1-6.

WHO Oral health country. Community Periodontal Index ( CPI ).Edisi 4.OralHealth Survey- Basic methods. Geneva .htpp://www.whocolab.od.mah.se/index.html. 1997. Di akses tanggal 3September 2013

WHO Oral Health Country/Area Profil Programme. Community Periodontal IndexTreatment [Internet] Available from: <

53

Page 54: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

www.medal.org/visitors/www/Active/ch9/ch9.01/ch9.01.02.aspx l > [Accesed Juni 14th, 2013].

LAMPIRAN

54

Page 55: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Lembar hasil pemeriksaan

TABEL 1LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN

STATUS KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK-ANAKDI DESA LAKATONG, KECAMATAN MANGARABOMBANG

KABUPATEN TAKALAR 2013

55

Page 56: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

TABEL 2LEMBAR HASIL PENELITIAN

STATUS KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL ORANG DEWASADI DESA LAKATONG, KECAMATAN MANGARABOMBANG

KABUPATEN TAKALAR 2013

56

NO NAMA UMUR SEXSKOR TIAP SEXTAN SKOR

CPITNKET.

16 11 26 46 31 361 Agus Salim 10 L 1 0 0 0 0 1 12 Safrianto 8 L 0 0 1 1 0 0 13 Rafli 11 L 0 0 1 0 0 1 14 Aksan Suparman 10 L 0 0 0 1 0 0 15 Nurniah 11 P 1 0 0 1 0 0 16 Sy. Mustika Ratu 12 P 1 0 1 0 0 0 17 Jumasari 11 P 0 0 1 1 0 0 18 Erni Syarif 10 P 1 0 0 0 0 0 19 Syarifa Eni Novian 9 P 0 0 0 1 0 1 110 Sy. Musdalifa 9 P 1 0 1 0 0 0 111 Asriani Amsar 10 P 0 0 0 1 0 0 112 Sriwandari 11 P 1 0 0 1 0 0 113 Nur Lela 10 P 0 0 1 1 0 0 114 Sastri 10 P 1 0 1 1 0 1 115 Virta Vionita 11 P 0 0 0 0 1 0 116 Darmawati 11 P 0 0 1 0 0 0 117 Karmilatri 10 P 1 0 0 1 0 1 118 Ira Safira 10 P 0 0 0 0 0 1 119 Nur Jannatul Fadila 11 P 0 0 0 1 0 0 120 Sri Wulan Achmad 10 P 0 0 0 1 0 0 121 Hendra 11 L 0 0 1 0 0 0 122 Junaedi 10 L 0 0 1 1 0 0 123 St. Halimah 11 P 1 0 0 1 0 1 124 Iis Damayanti 9 P 0 0 1 1 0 0 125 Heri Priadi 10 L 1 0 0 0 0 0 126 Ahmad A 10 L 0 0 0 1 0 1 127 Ine Febrianti 10 P 0 0 1 0 0 1 128 Miranti 11 P 1 0 0 1 0 0 129 Ruslan 10 L 1 0 0 1 0 1 130 Kasran Banrun 10 L 1 0 1 0 0 0 131 Irpan B 10 L 0 0 1 1 0 0 132 Muh. Yusuf 10 L 0 0 1 1 0 0 133 Syamsinar 8 P 0 0 0 1 0 1 134 Dela Puspita Sari 11 P 1 0 0 1 0 0 1

Page 57: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

Dokumentasi pemeriksaan

57

NO NAMA UMUR SEXSKOR TIAP SEXTAN SKOR

CPITNKET.

16 11 26 46 31 361 Dg. Sira 65 P 0 0 2 2 0 2 22 Dg. Nai 38 L 1 0 2 1 0 2 23 Dg. Nompo 40 L 0 0 0 1 0 1 14 Dg. Tawang 52 L 1 0 2 0 0 0 25 Dg. Sanusi 41 L 0 0 0 0 0 1 16 Dg. Ngantu 38 P 1 0 1 1 0 1 17 Darusraba 43 L 1 0 1 2 0 0 28 Paharuddin Mabe 35 L 2 0 0 2 1 2 29 Dg. Bau 45 P 1 0 1 0 0 2 210 Pak Wali 78 L 2 1 2 2 0 2 211 Hj. Radeng Dg. Kanang 42 P 2 1 1 2 2 1 212 Lewa 57 L 2 1 2 2 1 2 213 Dg. kanang 35 P 2 1 1 2 1 2 214 Asna 36 P 0 0 0 2 1 0 215 Dg. Nuni 65 P 2 0 1 0 2 0 216 Kandaeng Dg. Ratu 60 P 2 1 2 2 1 2 217 Fatimah 63 P 2 0 2 0 1 2 218 Dg. Sere 45 P 2 0 0 0 0 0 219 Rumpa 80 P 2 0 2 2 0 2 220 Najamuddin 58 L 2 0 0 2 0 0 221 Ny. baenati 45 P 2 0 0 2 1 2 222 Sulumi Dg. Naba 50 L 0 0 0 0 0 1 123 Dg. Ballo 40 P 2 1 1 2 0 2 224 Dg. Sunggu 45 L 1 0 1 1 0 1 125 Abdul Malik 45 L 1 0 0 1 0 0 1

Page 58: KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK–ANAK … · periodontal pada individu dengan oral hygiene yang rendah (Manson dan Eley, 1995). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang

58