Kebutuhan Air
Transcript of Kebutuhan Air
Kebutuhan Air
Pehitungan kebutuhan air daerah penelitian dibagi berdasarkan beberapa
sektor. Sektor tersebut terdiri dari pemenuhan kebutuhan air untuk domestik,
pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan air untuk
peternakan, dan pemenuhan kebutuhan air untuk perikanan.
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air bulanan adalah bahwa
jumlah penduduk, luas swah, jumlah ternak, dan jumlah industri dalam tiap bulan dalam
tahun tersebut selalu tetap, dengan demikian kebutuhan air untuk seluruh sektor tersebut
selalu sama, kecuali untuk irigasi karena didasarkan pada perhitungan Project Water
Requirement (PWR), sedangkan perhitungan kebutuhan air untuk industri didasarkan pada
jumlah karyawan pada industri tersebut.
Perhitungan pemenuhan air untuk irigasi pada DAS Ngijo dilakukan berdasar
kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman untuk masing-masing periode tanam dengan
perhitungan Crop Water Requirement (CWR), dan kemudian ditambah dengan kehilangan air
lainnya serta efisiensi irigasi untuk menghitung total kebutuhan airnya berdasarkan Project
Water Requirement (PWR). Perhitungan kebutuhan air irigasi yang dilakukan memerlukan
data mengenai jenis tanaman dan juga pola tanam dari tanaman tersebut dalam waktu satu
tahun.
Pada penelitian ini, digunakan data jenis tanamana dan pola tanam dari Kecamatan
Prambanan dan diasumsikan bahwa seluruh lahan pertanian di DAS Ngijo memiliki kondisi
yang sama dengan kecamatan tersebut, dan pola tanam pada daerah tersebut tidak berubah
dari tahun ke tahun.
2004, 2005,
Kebutuhan air total merupakan jumlah dari kebutuhan air domestik, irigasi,
perikanan, industri dan ternak domestik. Kebutuhan air domestik, perikanan, industri
dan ternak dihitung berdasarkan asumsi dari BPS, sedangkan untuk kebutuhan air
irigasi dihitung dengan menggunakan metode PWR (Project Water Requirement).
Kebutuhan air dihitung tiap kecamatan dengan menggunakan metode rerata
tertimbang dengan luas tiap kecamatan.
KEBUTUHAN AIR
I. Judul
Kebutuhan Air
II. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep kebutuhan air.
b. Mahasiswa dapat menghitung besarnya kebutuhan air yang diperlukan untuk
domestik, pertanian, dan industri.
III. Alat dan Bahan
a. Data pola tanam lahan pertanian
b. Data jumlah penduduk tiap kecamatan sesuai dengan tahun penelitian
c. Data luas sawah irigasi tiap kecamatan sesuai dengan tahun penelitian
d. Data peternakan tiap kecamatan sesuai dengan tahun penelitian
e. Data perikanan tiap kecamatan sesuai dengan tahun penelitian
f. Data industri tiap kecamatan sesuai dengan tahun penelitian
IV. Hasil Luaran
Jumlah kebutuhan air yang diperlukan untuk domestik, pertanian, dan industri.
V. Dasar Teori
Airtanah merupakan salah satu sumberdaya air yang paling banyak dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan. Distribusi airtanah di suatu daerah tidak selalu sama.
Ada daerah dengan ketersediaan airtanah besar, tetapi ada pula daerah yang
memiliki ketersediaan airtanah kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketersediaan airtanah di suatu daerah antara lain curah hujan, topografi, vegetasi
serta derajat porositas dan permeabilitas batuan penyusunnya. Selain oleh faktor
faktor alami tersebut, besar kecilnya ketersediaan airtanah juga sangat tergantung
dari laju pengambilannya, terutama untuk berbagai keperluan hidup manusia
(Purnama, 2006
VI. Cara Kerja
1. Menghitung kebutuhan air domestik
Menghitung jumlah penduduk tiap kecamatan yang termasuk dalam DAS,
dengan metode rerata timbang, yaitu :
luas permukiman di kecamatan xluas kecamatan
X jumlah penduduk kecamatan x
2. Menghitung kebutuhan air untuk peternakan
Menghitung jumlah ternak di DAS tersebut
Asumsi kebutuhan air :
Domestik = 60 Lt/kapita/hari
Ternak besar = 40 Lt/ekor/hari
Ternak Kecil = 6 Lt/ekor/hari
Unggas = 0,4 Lt/ekor/hari
Kolam = 0,8 Lt/Ha/hari
3. Menghitung kebutuhan air untuk pertanian
Menghitung CWR
CWR (Crop Water Requirement)
CWR (Crop Water Requirement) adalah jumlah air dalam satu areal
yang digunakan untuk penguapan dari permukaan air atau tanah dan yang
digunakan tanaman untuk membangun jaringan tubuhnya (Blaney, 1962).
CWR = fc . Eo
fc : faktor tanaman.
Eo ; evaporasi (mm/hari)
Menghitung FWR
FWR (Farm Water Requirement)
FWR (Farm Water Requirement) adalah jumlah air yang digunakan oleh
tanaman ditambah dengan kehilangan air di areal pertanian, berupa pengaliran
permukaan, perkolasi dan evapotranspirasi (Partowiyoto dalam Sudibyakto,
1981).
Untuk tanaman padi :
FWR = CWR + Pe + Pj + Pg
Untuk tanaman palawija
FWR = CWR + Pj
dengan :
Pe : perkolasi
Pj : penjenuhan tanah (mm/hari)
Dalam menghitung kebutuhan air untuk kebutuhan air untuk tanaman
padi secara penggenangan diambil rata-rata sebesar 0,8 mm/hari, sedangkan
penjenuhan tanah memerlukan air sebesar 1,2 mm/hari (Achamadi
Partowiyoto dalam Sudibyakto, 1981)
Tabel 1.36 Besarnya Perkolasi Berdasarkan Tekstur
No Tekstur Tanah Perkolasi (mm/hari)
1
3
Geluh pasiran
Geluh
Lempung bergeluh
3 – 7
2 - 3
1 - 2
Sumber : Kartasapoetra dan Sutedjo 1991
Menghitung PWR
PWR (Project Water Requirement)
Rumus :
PWR = FWR−ℜ
Ef
Dimana
Re : hujan efektif
Ef : efisiensi irigasi
Hujan efektif dihitung berdasarkan ketentuan Nedeco-Prosida yaitu :
Hujan kurang dari 4 mm/hari bukan merupakan hujan efektif
Hujan efektif maksimum 64 mm/hari
80 % dari hujan rata-rata diatas 5 mm/hari merupakan hujan efektif
4. Menghitung kebutuhan air untuk industri
Menghitung jumlah industri di DAS
Kebutuhan air industri dihitung berdasarkan jumlah pekerja :
Industri sedang= 1800 Lt/hari
Industri kecil = 900 Lt/hari
VII. Daftar Pustaka