Kebun Raya Bogor.doc

27
Tugas Artikel Matakuliah Bahasa Indonesia KEBUN RAYA BOGOR Disusun Oleh : Nama : Joko Sarjono Slameto NIM : 41513110047

Transcript of Kebun Raya Bogor.doc

Tugas ArtikelMatakuliah Bahasa Indonesia

KEBUN RAYA BOGOR Disusun Oleh :

Nama

: Joko Sarjono Slameto

NIM

: 41513110047

Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektaree dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.

Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA.I. Sejarah Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor pada awalnya adalah bagian dari samida ( rimba atau taman buatan ) yang sudah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja ( Prabu Siliwangi, 1474-1513 ) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis di dalam Prasasti Batutulis. Rimba buatan itu ditujukan untuk melindungi kelestarian lingkungan sebagai area memelihara benih-benih kayu yang langka. Di samping samida tersebut dibuat juga samida yang sama di perbatasan Cianjur dengan Bogor ( Rimba Ciung Wanara ). Rimba ini lantas dilewatkan sesudah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, hingga Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya pada pertengahan abad ke-18.

Sampai pada tahun 1811, ketika perang Napoleon terjadi di Eropa, Indonesia yang pada waktu itu bernama Hindia Belanda atau Nederlandsch Indie, direbut oleh Inggris dari kekuasaan Belanda. Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang.

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor.

Ketika Napoleon jatuh (1815/1816) para pemimpin negara di Eropa membuat perjanjian, antara lain tentang pembagian wilayah kekuasaan. Pada tahun 1816 Inggris menggembalikan kekuasaan Indonesia ke tangan Belanda. Peperangan yang terjadi di Eropa menyebabkan Belanda mengalami kelesuan. Kerajaan Belanda kemudian mengembangkan ilmu pengetahuan, karena mereka tahu tegak dan jayannya Belanda ditandai antara lain dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu dikirimlah C.Th.Elout, A.A Boykens dan G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, ke Indonesia dan Dr. Casper Goerge Carl Reinwardt selaku penasehat.

Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti tidak perlu khawatir). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama sLands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 dengan menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor. Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat pimpinan lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Setelah kemerdekaan, tahun 1949 Slands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut. Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu : 1. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, luasnya 120 Ha dengan ketinggian 1400 m, didirikan oleh Teysman tahun 1866, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk penelitian flora dan fauna. 2. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur, didirikan oleh Van Sloten tahun 1941. Luasnya 85 Ha dengan Ketinggian 250 m, untuk koleksi tanaman dataran rendah, iklim kering daerah tropis. 3. Kebun Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 Ha dengan ketinggian 1400 m, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering.

Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh tersebut telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu: Herbarium Museum Laboratorium Botani Kebun Percobaan Laboratorium Kimia Laboratorium Farmasi Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti SLands Plantentuin Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang) Botanical Garden of Buitenzorg Botanical Garden of Indonesia Kebun Gede Kebun JodohII. Bagian-bagian dari Kebun Raya BogorLanskap dan Arsitektur Kolonial

Bangunan pekantoran yang berada di blok deket pintu utama memiliki gaya arsitektur barat yang di tropiskan (tropis indice) dan struktural kolonial karena daerah Indonesia adalah daerah tropis. Bangunan yang seperti ini biasanya dindingnya berwarna putih atau kuning muda seperti bangunan perkantoran-perkantoran perkebunan (bangunan kuno). Bangunannya besar dan tinggi serta didingnya sangat tebal. Pada bagian atapnya terdapat cerobong asap, di daerah asalnya cerobong asap ini berfungsi sebagai tempat pengeluaran asap dari tungku penghangat ruangan pada saat musim dingin, namun di daerah tropis cerobong asap ini tidak begitu berguna karena di Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu panas dan dingin. Untuk sudut-sudut atap lebih tajamnya dari gaya asalnya merupakan adaptasi daerah tropis agar air hujan yang di atap mudah turun. Taman-taman yang bergaya arsitektur inggris memiliki keunikan tersendiri seperti tanaman yang ditanam biasanya berupa rumput dan pohon-pohon tinggi seperti pisang kipas serta penataan tanamanyang berbelok-belok. Tujuannya dari penataan tersebut agar memberi kesan luas pada tanaman dan sebagai jalur sirkulasi udara.

Tampak bangunan dapat dilihat secara vertical maupun horizontal, dimana pembagiannya masing-masing tapak berbeda.untuk tampak bangunan yang dilihat secara vertical meliputi tiga bagian, antara lain: kaki,badan, dan kepala. Pada batas bagian antara badan dengan kepala biasanya terdapat hiasan tertentu dengan ukuran yang sederhana. Sedangkan untuk tampak bangunan secara horizontal juga dibagi menjadi tiga, yaitu bagian tengah, sayap kiri, dan sayap kanan. Hal ini dipengaruhi oleh axis yaitu menghubungkan titik satu dengan titik lainnya, simetris, dan ciri bangunan klasik. Bangunan-bangunan di daerah dingin biasanya catnya berwarna gelap yang bertujuan untuk menyerap panas sehingga suhu didalam bangunan terasa lebih hangat. Pada arsitektur Yunani terdapat kolom diantaranya dorik, ionik, dan terotion. Arsitektur Romawi biasanya dicirikan dengan adanya lengkungan setengah lingkaran.

Taman Istana atau Lanskap Budaya Kolonial

Berdasarkan bentuk bangunannya, Istana Bogor memiliki gaya eklektik (gaya bangunan setelah zaman klasik) yang merupakan penggabungan dari berbagai macam kebudayaan, yaitu Yunani, Renaissan, dan Romawi. Gaya Yunani dicirikan dengan adanya pilar-pilar tiang yang membentuk ionic (pilar atas berbentuk seperti tanduk), Doric (pilarnya polos), atau corentian (pilar atas berbentuk bunga), dan banyaknya patung. Gaya Renaissan dicirikan dengan bentuk bangunan yang simetris dan tripartis, yaitu memiliki sisi kanan,sisi kiri, dan sisi tengah serta dengan struktur monumental,mewah, dan diikuti dengan dengan elemen utama air (kolam) dan tanaman (kelompok tanaman). Selain itu terdapat pula tiga bagian bangunan,yaitu tangga, badan rumah dan atap. Adapun gaya Romawi dicirikan dengan adanya bentuk kubah pada bagian atas bangunan. Penataan tanaman hijau disekitar bangunan Istana Bogor sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari berbagai kombinasi tanaman bunga, palem, teh, rumput, elemen air, dan juga berbagai pohon besar lainnya yang disesuaikan dengan gaya-gaya klasik yang simetrik. Namun untuk tanaman air perawatannya belum cukup maksimal Bangunan istana Bogor berarsitektur Yunani, dimana bangunannya itu simetris dan adanya sumbu yang membagi dua, contohnya pada segitiga bagian atasnya.

Taman Air Dengan Pulau di Tengah

Di Istana Bogor dikelilingi Kolam Gunting yang dipenuhi dengan banyaknya bunga teratai. Sekarang ini bunga teratai sudah berkurang, karena kualitas kandungan air yang kurang bagus dan tercemar oleh polusi air, serta kurangnya keseriusan dalam perawatan. Ini terlihat dari banyaknya sampah disekitar tanaman air dan bunga teratai yang rusak. Di bagian tengah kolam terdapat pulau tanaman buatan sebagai tempat berlindung beraneka ragam burung. Tercatat lebih dari 50 jenis burung ada di sini, seperi kepodang, walik kembang, kutilang, kucica, kowak, kuntul, dan cinenen kelabu. Seperti yang terlihat sore itu, puluhan kuntul berseliweran di atas pohon yang tumbuh di tengah kolam, dengan suaranya yang khas. Taman Gunting. Jalan yang ada di pinggir kolam menggunakan gaya pedestrian yang terbuat dari batu-batu yang tersusun. Elemen lanskap yang membangun kolam antara lain, iklim, hewan, dan bunyi.

Teysmann Garden

Taman Teysmann dibangun pada tahun 1884 oleh M.Treub. Taman ini merupakan tempat untuk mengenang Johannes Elias Teiysmann yang telah menjadi direktur Kebun Raya Bogor dari tahun 1831-1867. Taman ini merupakan taman yang memiliki corak mirip dengan British Garden (formal garden). Hal ini dapat terlihat dari elemen warna yang mencolok dan bentuk taman yang simetris. Pohon-pohon yang terdapat di taman Teiysmann dibentuk secara khusus, misalnya berbentuk piramida atau bundar. Pengelolaan taman simetris lebih susah dibandingkan dengan taman asimetris. Taman Teiysmann memiliki point of interest yang terdapat pada tengah-tengah taman, yaitu sebuah tugu atau monument sehingga menjadi vocal point dari taman tersebut. Selain itu, taman Teiysmann juga memiliki berbagai elemen-elemen taman yang penting, yaitu paving block, pot bunga, rumput, pedestrian line, tanaman bunga, tanaman pagar, dan semak kecil. Di sekitar taman Teiysmann terdapat pergola yang ditanami tanaman Passiflora coxinia.

Jembatan Kebun Raya BogorJembatan ini disebut juga sebagai jembatan gantung, dengan tekstur bangunan yang unik. Jembatan ini sudah sangat tua, setiap melewatinya dibatasi sampai 10 orang demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung. Jembatan ini merupakan aliran dari sungai kali ciliwung.

Taman AstridTaman Astrid dibangun untuk memperingati kunjungan Putri Astrid dan Pangeran Leopold dari Belgia pada tahun 1929. Jalan Astrid terbagi menjadi dua jalur yang dibatasi oleh bunga tasbih yang berwarna merah dan kuning dengan daun berwarna cokelat kehitaman yang melambangkan warna bendera negara Belgia. Pola yang ditunjukkan ketika pengunjung memasuki jalan Astrid ialah harmonis, geometrik dan simetris tetapi tak kaku dan tak tertutup. Elemen utamanya yakni air (kolam dengan air macurnya) dan kelompok tanaman, dengan repetisi hijau daun dan warna bunga tasbih yang semakin memperkaya penglihatan. Selain meneduhi kedua tepi jalan, pohon damar juga sangat tepat difungsikan di taman Astrid karena pengunjung yang datang sering piknik berada di bawan pohon tersebut. Di Taman Astrid sangat terasa taman inggrisnya, di mana padang rumput yang luas dan kolam yang ada semakin membuat pengunjung merasakan keindahan dan kenyamanan. Presevasi yakni perlindungan untuk lanskap yang paling sensitif dan kritis. Lalu lintas pedestrian yang bergerak pada bidang dasar sensitif terhadap tekstur permukaan yang akan menentukan jenis lalu lintas dan kecepatannya. Tekstur tertentu tidak saja akan menentukan jenis kelas penggunaannya tetapi juga mempunyai daya tarik. Ragam tekstur seperti kerikil, kerakal, koral merupakan barefoot pada jalur reflexology. Lantai pada jalur pejalan kaki di Kebun Raya Bogor ada yang terbuat dari batu gico, batu putih, maupun perkerasan yang berwarna merah.Kebun PembibitanKebun pembibitan ini digunakan untuk tempat pembibitan pohon, dimana pohon-pohon yang tumbang akan diganti dengan bibit pohon yang dibudidayakan. Tujuannya adalah menjaga agar Kebun Raya tetap hijau dan nyaman. Selain dari pembibitan pohon-pohon besar ditempat ini juga membibitkan bunga raflesia (bunga bangkai), bunga anggrek dan bunga-bunga taman lainnya. Semua jenis tanaman yang dulunya liar telah didomestifikasi ditempat ini pula, agar semua jenis tanaman Indonesia dapat dibudidayakan dan dikembangkan.III. Beberapa Koleksi Flora dan Fauna di Kebun Raya Bogor

Beberapa koleksi flora di Kebun Raya Bogor :

1. Maniltoa sp (sapu tangan)

Pohon Saputangan (Maniltoa grandiflora Scheff) mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan kimia yang terdapat pada pohon ini yaitu : daun buah dan kulit batangnya mengandung saponin, buah dan kulit batangnya mengandung tanin sedang daunnya mengandung flavonoida dan polifenol.Perbanyakannya melalui biji, stek batang, atau cangkok. Tinggi pohon ini mencapai 10 meter lebih. Manfaat dan habitatnya secara umum adalah digunakan sebagai tanaman peneduh jalan dan mengobati penyakit gangguan pencernaan, dan habitatnya adalah pada daerah tropis.

2. Amherstia Nobilis Wall

Kakancingan merupakan tanaman hias pohon yang berumur tahunan. Nama ilmiahnya Amherstia nobilis Wall yang diturunkan dari nama tuan Amherst. Pertumbuhannya cepat, tingginya dapat mencapai 18 m. Daunnya tergolong daun majemuk bersirip genap. Daun-daun mudanya menggantung,

3. Koompassia excels (Kempas)

Pohon ini juga sering disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki banir yang sangat besar. Ciri dari pohon kempas ini yaitu, tata daunnya alternate distichous dengan komposisi daun majemuk menyirip ganda 1, memiliki buah legum , pohon atau habitus yang tinggi besar dengan batang silindris membulat, memiliki akar banir yang berbentuk pipih dan berliuk-liuk seperti ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih. Pohon yang mempunyai tinggi 50 meter ini berasal dari Kalimantan dan merupakan pohon yang sangat dilindungi karena bermanfaat untuk masyarakat, dan sebagai tempat bersarangnya lebah madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat adanya illegal loging.

4. Teratai Raksasa

Teratai ini berasal dari hutan rawa Amazon. Tanaman ini memiliki daun lebar bulat dan tebal. Beberapa daun mengapung dan tumbuh dari bongkol yang sama. Daun mengapung dengan keseimbangan yang baik, bahkan dapat menampung berat mencapai 25 kg.

5. Pterocarpus indicus (Kayu Merah)

Kayu merah memiliki ciri khas buah bersayap, banyak ditanam di tepi jalan, bergetah merah. Pohon ini ditanam pada tahun 1855. Cara memperbanyaknya dengan stek batang. Memiliki sifat tunas, yaitu mempunyai model yang sama dengan induknya dan langsung mengarah vertikal. Terjadi grafting root, yaitu penyatuan akar antara 2 akar yang sejenis (di daerah tropika), untuk mengurangi unsur hara yang tercuci atau dengan kata lain untuk melindungi unsur hara.

6. Intsia Bijuga (Merbau)

Merbau tumbuh di Papua dengan sebutan kayu besi dan banyak ditebang untuk bahan kontruksi bangunan. Kulit batangnya mengelupas seperti damar.

7. Harpulia sphaeroloba (Harpulia)

Memiliki ciri-ciri, yaitu daunnya majemuk ganda 1, memiliki buah arillus. Buahnya yang dimakan merupakan arillusnya.

8. Aglaia elliptica Blume

Aglaia merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis sampai iklim sedang dan termasuk dalam famili Malliaceae. Tanaman aglaia memiliki daerah hidup dengan berbagaia jenis kondisi tanah dengan ketinggian 0 hingga 2,000 meter diatas permukaan laut. Tanaman aglaia tumbuh di hutan primer, hutan sekunder, rawa, sisi jalan maupun bantaran sungai dan tersebar dari India Selatan dan Sri Langka melalui Myanmar sampai ke Kepulauan Solomon, Fiji dan Samoa. Kawasan Sumatra ditemukan 38 jenisPemanfaatan beberapa jenis Aglaia yang telah dikenal antara lain: kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, buahnya dapat dimakan, sedang bunga dari Aglaia odorata dimanfaatkan sebagai teh dan bahan parfum karena baunya harum. Beberapa jenis Aglaia juga telah dimanfaatkan pada pengobatan tradisional, antara lain daunnya digunakan untuk mengobati luka, demam, sakit kepala, asma, dan sebagai tonik setelah melahirkan (Heyne 1987).9. Eichornia Crassipes (Eceng Gondok)

Eceng Gondok yang bahasa latinnya bernama Eichornia Crassipes, merupakan gulma air yang sering bikin gondok para petani, karena tumbuh di sawah berebut unsur hara dengan tanaman budidaya (padi). Juga sering bikin kesel petugas ulu-ulu karena menjadi biang mampet saluran air dan pendangkalan.

10. Teratai Bunga Merah

Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.

Beberapa koleksi fauna di Kebun Raya Bogor :

1. Kuau

Kuau adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau: kuau raja (Argusianus argus) dan kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus). Keduanya berasal dari Kepulauan Nusantara. Kuau bergaris ganda tidak pernah ditemukan di alam, deskripsinya didasarkan pada sejumlah bulu yang dikirim ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN memasukkannya dalam status punah.

Burung ini suka hidup di kawasan hutan, mulai dari dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 1300m di atas permukaan laut. Penyebaran burung ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Juga terdapat di Asia Tenggara.Mereka jarang dijumpai di hutan sekunder dan bekas tebangan sampai ketinggian 1.300 meter dpl. Makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga. Burung ini juga suka mencari sumber air untuk minum sekitar jam sebelas siang.

2. BekantanNama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis.

Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam.

Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit.

Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.

3. Badak Jawa

badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,13,2 m dan tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.

Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien.4. Trenggiling

Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater.

Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya.

Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.

5. Luwak

Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh bulan (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.

Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.

Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya.

Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.

Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.IV. KunjunganDaftar Tarif Kebun Raya Bogor :

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 106 Tahun 2012, Tanggal 24 Desember 2012, mulai 1 Maret 2013 berlaku tarif masuk bagi pengunjung Kebun Raya Bogor sebagai berikut :* Tiket Masuk Rp. 14.000,- / orang.

* Tiket Khusus Wisatawan Asing Rp. 25.000,- / orang.

* Kendaraan Keliling Roda 4 Rp. 30.000,-.

* Parkir Kendaraan Roda 2 Rp. 5.000,-.

* Tiket Sepeda Keliling Rp. 5.000,-

Tiket masuk sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja Distribusi Pemkot dan Masuk Museum Zoologi.Pada Hari Minggu dan Hari Libur semua jenis kendaraan dilarang masuk.V. Foto

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogorhttp://rizalm09.student.ipb.ac.id/akademik-2/makalah-lanskap/http://achmadbagus888.blogspot.com/2014/12/makalah-kebun-raya-bogor.htmlhttp://rizaldifarhan.blogspot.com/2011/06/makalah-kebun-raya-bogor.html