Kebudayaan suku naulu

18
isusun Oleh : 1. RIRIN ISLAMI 2. SUCI NOVIANA 3. OKTAVIA ABRIANI 4. IDAH MAREDA

Transcript of Kebudayaan suku naulu

Page 1: Kebudayaan suku naulu

Disusun Oleh : 1. RIRIN ISLAMI 2. SUCI

NOVIANA 3. OKTAVIA

ABRIANI 4. IDAH

MAREDA

Page 2: Kebudayaan suku naulu

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: Kebudayaan suku naulu

KEPULAUAN MALUKU

Pulau Maluku terletak di Wilayah Indonesia bagian Timur mempunyai posisi geografi yang strategis, yang terletak memanjang dari utara ke selatan pada 3° Lintang Utara – 9° Lintang Selatan dan dari barat ke timur 124° Bujur Timur dan 137° Bujur Timur. Luas daerah Maluku ± 85.728 km dan terdiri dari 999 buah pulau. Pulau Seram adalah pulau yang tertua struktur geoligisnya dibandingkan pulau lainnya di daerah Maluku.

Pulau Seram yang terkenal oleh penduduk Maluku Tengah dengan sebutan “NUSA-INA” atau “PULAU IBU” adalah merupakan pusat penyebaran penduduk ke pulau-pulau sekitarnya antara lain pulau Ambon, pulau Haruku dan pulau Saparua.

Page 4: Kebudayaan suku naulu

Berikut daftar nama suku bangsa yang ada di kepulauan Maluku :

Alune Ambon Aru Babar Bacan Banda Bulli Buru Fordata Galela Wai Loa

Gane Gebe Halmahera Haruku Jailolo Kei Kisar Laloda Leti Lumoli Weda

Maba Makian Mare Memale Moam Modole Morotai Nuaulu Pagu PataniWai Apu

PelauwRanaSahuSawaiSeramTaliaboTanimbarTernateTidoreTobaruTobeloTogutulWemale

Page 5: Kebudayaan suku naulu

BAB IIPEMBAHASAN

Page 6: Kebudayaan suku naulu

SUKU NAULU

Suku Naulu (Noaulu), adalah suku yang bermukim di bagian utara pulau Seram di provinsi Maluku Indonesia. Suku Naulu mendiami 2 dusun, yaitu dusun Nuanea dan dusun Sepa. Pemukiman suku Naulu di Nuanea hanya berada di satu pemukiman, sedangkan yang berada di Dusun Sepa terdiri dari 5 kampung, yaitu Bonara, Naulu Lama, Hauwalan, Yalahatan dan Rohua.

Ciri khas suku Naulu adalah ikat kepala berwarna merah yang digunakan laki-laki dewasa. Ikat kepala yang disebut kain berang itu tidak boleh dilepaskan dalam kondisi apa pun, kecuali saat mandi. Sedangkan para perempuan yang telah bersuami wajib mengenakan kain atau selendang di pinggangnya.

Page 7: Kebudayaan suku naulu

GAMBAR MASYARAKAT SUKU NAULU

Page 8: Kebudayaan suku naulu

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN LOKAL SUKU NAULU1) Sistem Keagamaan

Diantaranya ialah tradisi memotong kepala manusia yang dipercaya dapat menjaga rumah adat milik mereka.Tradisi ini diyakini bahwa jika tidak mendapatkan kepala manusia sebagai persembahan, maka dapat mendatangkan musibah bagi suku ini. Tidak hanya itu, bahkan dalam tradisi terdahulunya, apabila seorang raja hendak mengangkat menantu laki-laki, maka sang calon menantu harus menunjukkan kejantanannya dengan mempersembahkan kepala manusia sebagai mas kawin.

Selain itu ada juga tradisi pengasingan perempuan hamil dan gadis yang memasuki datang bulan di gubuk kecil.

Tapi sekarang tradisi memanggal kepala manusia oleh Suku Naulu sudah tidak ditemukan lagi, setelah dilarang pasca kejadian pembunuhan bermotif persembahan kepada rumah adat suku tersebut bulan Juli tahun 2005 silam. Sedangkan tradisi pengasingan perempuan hamil, hingga kini masih terus dilakukan, namun perlahan juga mulai hilang.

Page 9: Kebudayaan suku naulu

Gambar tengkorak manusia yang di gantung dirumah adat suku naulu

Page 10: Kebudayaan suku naulu

2) Sistem kekerabatanSistem Kekerabatan Suku naulu berupa

Patrilineal. Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Berikut nama marga yang ada di suku naulu :

•Marga Matoke•Marga Sonawe•Marga Humalait•Marga Hury•Marga Pia•Marga Sowmory

Page 11: Kebudayaan suku naulu

3) Bahasa

Suku Naulu menggunakan bahasa Naulu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 12: Kebudayaan suku naulu

4) KesenianSalah satu kesenian suku

naulu ialah seni drama dan tari (Sendratari) yang berjudul "Daur Kehidupan Suku Nuaulu" yang terbagi dalam lima episode. Sendratari ini mengisahkan kehidupan suku terasing Naulu yang hidup di Pulau Seram, Maluku. Tidak hanya menceritakan tradisi Naulu, tetapi juga menggambarkan semangat gotong royong dan sejumlah falsafah hidup orang Naulu.

Page 13: Kebudayaan suku naulu

5) Sistem peralatan hidupPARANG DAN SALAWAKU, Merupakan salah

satu senjata tradisional khas daerah Maluku. Kedua senjata ini biasanya dipakai oleh para penari pria saat mempertunjukkan tarian Cakalele. Pada salawaku terdapat ukiran-ukiran bermakna khusus yang terbuat dari kulit kerang laut. Ukuran parang dan salawaku sangat bervariasi tergantung postur badan sang penari.

Parang Salawaku menjadi senjata khusus yang sering dipergunakan oleh penduduk asli Maluku dalam berperang melawan musuh.

Jika melihat arti dari penamaan senjata tradisional ini, terdiri dari kata parang dan salawaku.Parang berarti pisau besar, biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pisau, namun lebih pendek jika dibandingkan dengan pedang. Salawaku sendiri memiliki arti perisai. Perisai adalah alat yang dipergunakan untuk melindungi diri dan untuk menangkis serangan senjata lawan.

Page 14: Kebudayaan suku naulu

Gambar Parang dan Salawaku

Page 15: Kebudayaan suku naulu

6) SISTEM PENGETAHUAN

Untuk pengetahuan tentang alam, penduduk naulu sudah mengenal dengan sangat baik flora dan fauna dan tanda-tanda alam jauh sebelum itu diteliti oleh ilmu pengetahuan. Budaya mengenal tanda-tanda alam itu biasanya disebut “Nanaku”, misalnya :• Perpindahan musim hujan ke musim panas ditandai

dengan hujan lebat disertai guruh, halilintar dan angin rebut.

• Waktu datangnya musim timba laor, ditandai dengan terjadinya air pasang besar ( air pono laor).

• Waktu datangnya musim cengkih (mulai muncul tanda buah) biasanya diadakan doa negeri yang biasa disebut “ikat negeri”.

Page 16: Kebudayaan suku naulu

7) MATA PENCAHARIAN

Mata Pencaharian suku naulu yaitu mengandalkan hasil hutan. Salah satunya ialah menangkap ikan dengan menggunakan kalawai , penikam ikan yang pegangannya terbuat dari buluh dan mata runcingnya terbuat dari besi putih.

Page 17: Kebudayaan suku naulu

BAB IIIPENUTUP

Page 18: Kebudayaan suku naulu

KESIMPULAN

Suku naulu merupakan salah satu suku di kepulauan maluku yang masih mempertahankan kebudayaan lokal mereka. Walaupun sekarang sudah zaman modern dimana saat peradaban manusia sudah keluar dari keterisolasiannya, tetapi suku naulu masih tetap mempertahankan tradisi dari nenek moyang mereka. Itu terbukti dari tradisi nenek moyang yang masih mereka lakukan sampai saat ini, pengetahuan mereka yang unik dalam menentukan perubahan musim, dan lain-lain.