kebudayaan daerah

34
KATA PENGANTAR Syukur alhamdullilah penulis ucapkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa,atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Budaya Daerah di Tengah Modernisasi. Budaya daerah adalah akar dari keseluruhan budaya nasional yang kita punyai, sudah menjadi kewajiban kita secara tidak langsung untuk terus menjaganya dan melestarikan kebudayaan daerah. Warisan – warisan daerah seperti lukisan, tarian, senjata, bahasa, dari semua keseragaman itu lah awal dari terjadinya budaya nasional kita yang beragam. Penulisan makalah ini ada sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas untuk ujian akhir semester pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekuranggannya,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Kebudayaan daerah di era modern Page 1

description

ilmu sosial budaya dasar

Transcript of kebudayaan daerah

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullilah penulis ucapkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa,atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Budaya Daerah di Tengah Modernisasi.

Budaya daerah adalah akar dari keseluruhan budaya nasional yang kita punyai, sudah menjadi kewajiban kita secara tidak langsung untuk terus menjaganya dan melestarikan kebudayaan daerah. Warisan – warisan daerah seperti lukisan, tarian, senjata, bahasa, dari semua keseragaman itu lah awal dari terjadinya budaya nasional kita yang beragam.

Penulisan makalah ini ada sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas untuk ujian akhir semester pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekuranggannya,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Padang , Januari 2012

penulis

Kebudayaan daerah di era modernPage 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….2

BAB I . PENDAHULUAN

A.Latar Belakang………………………………………………………………...…….3

B.Perumusan Masalah…………………………………………………………..…….4

C.Tujuan…………………………………………………………………………..…..4

D.Manfaat………...………………………………….…………………………….…5

BAB II. PEMBAHASAN

A. STUDI KASUS Dendang –dendang cupak………………………………………………..1

B. ANALIS KASUSa. Kebudayaan daerah……………………………………………..……..…3b. System budaya daerah Indonesia di era modernisasi………………...….6c. Benturan budaya daerah terhadap modernisasi…………………….…...8d. Keberagaman budaya darah kondisi sekarang………………….….…..11e. Masyarakat modrn dan kebudayaan ………………………………..….13f. tantangan kebudayaan daerah pada masyarakat modernisai……….….14g. Bahaya modernisasi pada kebudayaan daerah……………………..…..16h. Akibat modernisasi pada budaya daerah……………………………….18

BAB III

Kesimpulan………………………………20

Saran…………………………………………20

Daftar pustaka…………………………….22

Kebudayaan daerah di era modernPage 2

ANALISIS KASUS

2.A.Kebudayaan daerah

Seluruh kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

Kebudayaan daerah di era modernPage 3

Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

Analisis SWOT

Analisa SWOT (Streangth, Weakness, Oppurtunity, Threats ) adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat Analisa yang mampu memberikan jawaban dari segala permasalahan yang terjadi.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. S = Strength (kekuatan), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.

2. W = Weakness (kelemahan),adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.

3. O = Opportunity (kesempatan), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.

4. T =Threat (ancaman), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan

 1. Kekuatan (Strength)a.       Keanekaragaman budaya local yang ada di Indonesia. Begitu kaya dan beragamnya kebudayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah merupakan sumber kekuatan bagi bangsa ini menjadi bangsa yang besar di kemudian hari. Kekuatan dan keunggulan budaya bangsa sejatinya manifestasi dari tumbuh suburnya budaya-budaya lokal yang terus dipupuk dengan baik.

Kebudayaan daerah di era modernPage 4

b.      Kepercayaan orang – orang di daerah yang masih di anggap mistik di anggap sesuatu yang unik dan menjadi nilai lebih di pandang dari sudut orang luar negri.

c.       Begitu kaya dan beragamnya kebudayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah merupakan sumber kekuatan bagi bangsa ini menjadi bangsa yang besar di kemudian hari. Kekuatan dan keunggulan budaya bangsa sejatinya manifestasi dari tumbuh suburnya budaya-budaya lokal yang terus dipupuk dengan baik

d.      Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.e.       Kebudayaan daerah menjadi sumber ketahanan budaya bangsa. Kebudayaan daerah adalah tiang dari keberadaan budaya nasional. Kesatuan budaya – budaya daerah adalah identitas keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia. Jika kebudayaan daerah ini kita jaga juga lestarikan, akan menjadi kekuatan tersendiri yang membuat semakin kokohnya keberadaan Indonesia.

2. Kelemahan (Weakness) a.       Kurangnya kesadaran dan minimnya pengetahuan yang di miliki masyarakat tentang kebudayaan mereka sendiri dan pentingnya kebudayaan daerah mereka membuat seringnya di tinggalkannya kebudayaan - kebudayaan daerah yang ada di Indonesia.

 b.      Masuknya kebudayaan – kebudayaan dari luar baik dari barat maupun asia yang dianggap lebih modern membuat rakyat Indonesia khususnya pemuda – pemuda lebih memilih mempelajari kebudayaan – kebudayaan luar seperti cosplay, doujinshi, bunkasai (Asia/Jepang), juga menggunakan Tato, Anting, Kalung, gelang bahkan gaya rambut yang aneh – aneh (Barat) karena dianggap lebih mengikuti mode, atau bisa di bilang lebih modern.

 c.       Minimnya komunikasi antar suku yang berbeda kebudayaan membuat terjadinya sering salah komunikasi, sehingga sering terjadinya perselisihan antar suku, yang membuat semakin banyak nya suku – suku yang hilang maupun tumbang karena perselisihan.

 d.      Perkembangan era Globalisasi seperti teknologi maupun media – media berita yang memberi perubahan cara pandang rakyat Indonesia terhadap segala sesuatu termasuk budaya, membuat masyarakat Indonesia mulai menjauhi kebudayaan daerah mereka.

 e.       Perubahan Ekonomi. Perubahan Ekonomi semakin membuat rakyat sulit, membuat rakyat banyak yang menjauhi kebudayaan mereka masing – masing karena dianggap kurang

Kebudayaan daerah di era modernPage 5

menguntungkan, sehingga mereka lebih memilih bekerja mencari materi dari pada bekerja untuk mempertahankan keberadaan kebudayaan daerah yang mereka miliki.

 f.       Kurang nya perhatian Pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk menanamkan semangat maupun pendidikan tentang pentingnya kebudayaan daerah, juga kurangnya bantuan dana terhadap kebudayaan – kebudayaan daerah yang mulai hilang karena kurangnya materi.

 3 Peluang (Opportunity)a.       Perubahan karena adanya Plagiarisme, banyaknya orang luar negri yang mengaku – akui budaya Indonesia membuat kaum – kaum muda menjadi tau pentingnya kebudayaan – kebudayaan daerah yang mereka miliki, dan belajar melindungi dan memeliharanya.

b.      Majunya Pariwisata. Karena keaneka ragaman budaya yang kita miliki, memiliki pesona unik yang sering menarik minat wisatawan asing. Juga karena serin terjadinya konflik, baik perebutan budaya dengan Negara tetangga ataupun perang antar suku membuat keuntungan tersendiri, karena timbulnya rasa penasaran para wisatawan untuk mengetahui kebudayaan tersebut.

4. Tantangan/Hambatan (Threats)

1. Adanya Plagiarisme, Banyak nya kebudayaan kita yang jarang kita sentuh maupun kita ingat, membuat beberapa Negara luar yang ingin memilikinya. Bahkan mengakui sebagai miliknya. Tanpa kita sadari satu persatu budaya kita sudah banyak yang hilang dan berubah hak ciptanya. Ini adalah tantangan paling penting, yaitu melindungi kebudayaan daerah yang kita miliki, sebelum tidak ada lagi yang bisa kita lindungi karena telah di curi semua.

2. Masuknya era Globalisasi, perkembangan Globalisasi menyebabkan banyaknya produk – produk luar yang masuk dan berkembang pesat di Indonesia, membuat banyak barang – barang kita yang terbuat dengan cara tradisional sulit untuk menembusnya, ini termasuk hambatan cukup kuat karena mereka menawarkan dengan harga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga kita.

3. Kemajuan Teknologi, walaupun di pandang baik, Kemajuan Teknologi sering kali membuat kemunduran  pada kebudayaan daerah. Kaum muda lebih menyukai bermain dengan teknologi dari pada belajar kebudayaan mereka sendiri. Ini merupakan tantangan bagi kita untuk memperlihatkan permainan – permainan daerah yang masih merupakan kebudayaan kita lebih baik dari pada teknologi yang membuat anak bangsa tidak pernah berkembang dan bergabung dengan alam.

Kebudayaan daerah di era modernPage 6

4. Bersaing dengan kebudayaan asing, Ini adalah tantangan juga hambatan terberat bangsa Indonesia. Dengan banyaknya kaum muda yang menyukai budaya – budaya luar membuat ini jadi tantangan tersulit yang kita hadapi.

2.B.Sistem Budaya Daerah Indonesia dan Modernisasi

Beberapa belas tahun lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan penelitian tentang 14 sistem budaya daerah di negeri kita. Sistem budaya daerah Aceh hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) diteliti, termasuk sistem budaya Jawa I dan Jawa II. Yang dimaksudkan dengan sistem budaya Jawa I adalah sistem budaya Jawa yang ada di daerah-daerah pusat keraton, seperti Yogyakarta dan Solo. Sebaliknya, sistem budaya Jawa II adalah Jawa pinggiran, terutama di Jawa Timur. Budaya pesantren, dalam hal ini, termasuk sistem budaya Jawa II.

Hasil yang sangat menarik dari penelitian yang dipimpin Dr Mochtar Buchori itu, adalah pentingnya penerapan sistem-sistem tersebut di saat sistem modern belum dapat diterapkan. Sistem budaya Ngada di Flores Timur, umpamanya, adalah substitusi bagi sistem hokum nasional kita di daerah itu, ketika belum berdiri lembaga pengadilan di sana. Kode etik siri dalam masyarakat Bugis, yang berintikan pembelaan terhadap kehormatan diri, tidaklah lekang pada masa ini. Beberapa kejadian penggunaan badik untuk mempertahankan diri – di berbagai daerah di kalangan orang Bugis, jelas menunjukkan kepada penerapan nilai-nilai yang berlaku melalui sistem budaya daerah Bugis itu.

Penelitian menunjukkan dua buah kecenderungan tersebut yang menunjuk pada kemampuan hidup sistem budaya daerah kita, di tengah-tengah arus modernisasi yang datang tanpa dapat dicegah. Karenanya, sikap yang tepat adalah bagaimana memanfaatkan sistem budaya daerah di suatu tempat pada sebuah periode dengan dua tujuan: menunggu mapannya modernisasi dan mengelola arus perubahan untuk tidak dating secara tiba-tiba. Dengan cara demikian, kita dapat mengurangi akibat- akibat modernisasi menjadi sekecil mungkin.

''Makelar Budaya'

Cliffort Geertz dari Universitas Princeton, menganggap Kiai/Ulama pesantren sebagai ''makelar budaya'' (cultural broker). Dia menyimpulkan demikian, karena melihat para kiai melakukan fungsi screening bagi budaya kita. Nilai-nilai baru yang dianggap merugikan, disaring oleh mereka untuk meninggalkan budaya lama - seperti kasus dam/ waduk yang menyimpan air untuk menghidupi daerah sekitar. Permukaan air, yang dinaikkan oleh adanya bendungan, bagaikan pengaruh budaya luar yang datang ke suatu daerah. Masyarakat dilindungi dari pengaruh pengaruh negatif, dan dibiarkan mengambil pengaruh-pengaruh luar yang positif.

Hiroko Horikoshi dalam disertasinya berhasil membuktikan bahwa kiai mengambil peranan sendiri untuk merumuskan gerak pembangunan di tempat mereka berada. Ini berarti, menurut Horikoshi reaksi pesantren terhadap modernisasi tidaklah sama dari satu ke lain tempat. Dengan

Kebudayaan daerah di era modernPage 7

demikian, tidak akan ada sebuah jawaban umum yang berlaku bagi semua pesantren terhadap proses modernisasi. Dengan kata lain, Horikoshi menolak pendapat Geertz di atas, karena tidakakan ada jawaban sama terhadap tantangan modernisasi. Menurut Horikoshi, masing-masing pesantren dan kiai akan mencari jawaban- jawaban sendiri - dan, dengan demikian tidak ada jawaban umum yang berlaku bagi semua dalam hal ini.

Pendapat Geertz di atas, dengan sendirinya, terbantahkan oleh temuan-temuan yang dilakukan Horikoshi atas reaksi Kiai Yusuf Thojiri dari Pesantren Cipari, Garut, atas tantangan modernisasi. Pesantren yang dipimpin oleh besan mendiang KH Anwar Musaddad itu, tentu kini memberikan reaksi lain terhadap proses modernisasi. Pesantren yang sekarang dipimpin oleh Ustadzah Aminah Anwar Musaddad itu, sekarang justru tertarik pada upaya mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di bidang garment dan pelestarian lingkungan alammelalui penghutanan kembali.

Temporer

Jelaslah dengan demikian, bahwa bermacam cara dapat digunakan untuk mengenal berbagai reaksi terhadap proses modernisasi. Ada reaksi yang menggunakan warisan sistem budaya daerah, tapi ada pula yang merumuskan reaksi mereka dalam bentuk tradisional yang tidaktersistem. Ada pula reaksi yang bersifat temporer, tapi ada pula yang bersifat langsung. Ada yang berpola umum, tapi ada pula yang menggunakan cara-cara khusus dalam memberikan reaksi.

Kesemuanya itu, memperlihatkan wajah yang sama, keengganan menerima bulat-bulat apa yang dirumuskan orang mengenai diri kita sendiri. Dengan kata lain, proses pribumisasi (nativisasi) berlangsung dalam bentuk bermacam-macam, pada saat tingkat penalaran dan keterampilanberjalan, melalui berbagai sistem pendidikan formal. Dengan demikian, proses pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia berjalan dalam dua arah yang berbeda. Di satu pihak, kita menerima pengalihan kebolehan dan keterampilan dari bangsa-bangsa lain, melalui sistem pendidikan formal - maka, lahirlah tenaga-tenaga profesional untuk mengelolanya. Di pihak lain, pendidikan informal kita justru menolak pendekatan menelan bulat-bulat apa yang datangdari luar.

Dengan demikian, tidaklah heran jika ada dua macam jalur komunikasi dalam kehidupan bangsa kita. Di satu sisi, kita menggunakan jalur komunikasi modern, yang bersandar pada sistem pendapat formal dan media massa. Media massa pun, yang dahulu sangat takut pada kekuasaan pemerintah, kini justru tunduk terhadap kekuasaan uang; dengan kemampuan seleksi yang belum berkembang menjadi protes yang efektif.

Di sisi lain, digunakan jalur lain, yaitu komunikasi langsung dengan massa konggregasi jamaah masjid/surau, gereja, pengajian- pengajian/majlis ta'lim, khalayak kelenteng/vihara, merupakansaluran wahana langsung tersebut. Tentu, penggunaan kedua jalur utama itu yang sangat berbeda satu sama lain, akan menentukan masa depan bangsa kita. Apalagi, jika kemampuan menggunakan kedua jalur itu - oleh pihak yang sama, tentu menjadikan sistem politik kita sekarang dan di masa depan menjadi sangat transparan, akan menjadi lahan menarik untuk dapat dipelajari dan diamati dengan seksama.

Kebudayaan daerah di era modernPage 8

2.C.Benturan Budaya Daerah Terhadap Modernisasi

Benturan budaya daerah dengan budaya yang dibawa oleh moderenisasi menjadi konsekuensi logis ketika Indonesia memilih modern sebagai jalan satu-satunya pembangunan di negeri ini. Modernisasi cenderung merubah budaya tradisonal menjadi budaya baru karena dengan merubah budaya tersebut modernisasi bisa masuk.

Walaupun demikian negara dunia ketiga seperti Indonesia tidak lagi mampu membendung modern dan mendistorsi tradisi. Perubahan untuk menjadi modern telah dilegitimasi oleh pemerintah dan budaya yang mengikuti telah diterima oleh masyarakat. Barat menjadi tolak ukur negara dunia ketiga. Walaupun sebenarnya merupakan kolonialisme gaya baru dengan embel-embel memberikan bantuan sosial ekonomi. Program-program bantuan digelontorkan dari negara maju untuk negara berkembang, tetapi niat baik itu tidak lepas dari kepentingan yaitu mengeruk sumber daya alam dengan mudah dari negara berkembang. Budaya barat yang mengiringi modernisasi tidak terbendung lagi persebarannya. Globalisasi ber-peran penting dalam persebaranya. Perkembangan teknologi membawa perubahan dunia tanpa batas. Penemuan telepon, media televisi dan internet membawa perubahan yang luar biasa, membuat orang “bertemu” tanpa susah payah bertatap muka. Barat menjadi tolok ukur kemajuan teknologi negara dunia ketiga.

Globalisasi menghubungkan manusia di seluruh dunia, bukan hanya pada lingkup ekonomi, tetapi juga dalam segala hal. Komunikasi dan transportasi telah menghubungkan manusia di mana pun ia berada. Globalisasi membawa perubahan dunia tanpa sekat. penyingkiran batas-batas terotirial antar suatu bangsa dengan bangsa yang lain, antara tanah air satu dengan tanah air yang lain, antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain disebabkan perkembangan pesat teknologi komunikasi, transformasi, dan informasi. Dunia tanpa sekat menyebabkan budaya barat menjadi dominan karena semua teknologi bersumber dari barat. Dominasi budaya barat terhadap budaya negara yang sedang berkembang tidak terhindarkan. Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran budaya barat tersebut.

Benturan Budaya Lokal

Bangsa Indonesia memiliki beragam suku budaya yang semakin hari semakin luntur oleh perubahan zaman. Budaya asing yang telah masuk dan bercampur dengan budaya lokal merupakan konsekuensi dari globalisasi yang tidak terhindarkan. Akulturasi budaya yang seringkali lebih dimenangkan oleh budaya barat karena tempelan atau citra moderen yang melekat pada persebarannya membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat indonesia. Barat lebih keren, barat lebih bagus telah melekat pada masyarakat indonesia yang notabene sebagai bangsa terjajah persebaran budaya barat karena modernisasi. Perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern yang selalu didengungkan

Kebudayaan daerah di era modernPage 9

membawa perubahan yang signifikan terhadap unsur lokal yang mulai pudar dan tersingkirkan. Dengung modernisasi menjadi salah satu penyebab perubahan tersebut. Masyarakat tradisional dianggap sebagai penghambat modernisasi. Nilai-nilai tradisional harus ditinggal dan diganti dengan modern. Konsekuensi ini harus diterima masyarakat indonesia karena pemerintah mengikuti apa yang diinginkan oleh moderenisasi. Memang modernisasi membawa perubahan besar terhadap pengetahuan dan pemanfaatan teknologi, namum dampak persebaran budaya yang membawa pesan negatif merubah pola hidup masyarakat yang tadinya kebersamaan keluarga menjadi bagian dari kebudayaan, berubah menjadi sikap individualis. Parsons menyatakan bahwa masyarakat tradisional memandang penting status warisan dan bawaan, sebaliknya masyarakat modern yang tumbuh dalam pasar persaingan yang ketat jauh lebih banyak memperhatikan prestasi. Kalau dikaitkan dengan budaya lokal Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai masyarakat tradisional mencoba untuk mengadopsi modernisasi, terlihat keberhasilannya dalam menciptakan modern.

Semenjak modern diterapkan oleh Orde Baru untuk membangunan terlihat perubahan yang luar bisa terhadap masyarakat tradisional Indonesia. Gaya hidup modern menjadi bagian hidup masyarakat saat ini. Modern menjadi hal yang wajib dan harus diikuti. Masyarakat Indonesia telah mulai berubah menjadi masyarakat modern seperti yang diungkapkan Parsons. Saat ini individualistik menjadi sesuatu yang biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia terutama di perkotaan, sebagai contoh banyaknya dibangun perumahan-perumahan yang penghuninya tidak mengenal siapa tetangga sebelah rumahnya karena sama-sama sibuk bekerja mengejar kesejahteran ekonomi dan prestasi.

Masyarakat perumahan adalah masyarakat modern berhubungan satu sama lain dengan batas-batas norma universal, lebih tidak terkait dengan tanggung jawab kelompok dan kekhususan. Selain itu juga gaya hidup yang mengikuti budaya barat yang menjadikan masyarakat jadi individualistik, semau gue, tanpa peduli dengan lingkungan dan sekitarnya. Budaya Amerika yang telah masuk ke semua kalangan menjadi standarisasi gaya hidup, menjadi hal yang penting yang harus diikuti oleh segala kalangan kalau mau dikatakan modern. Siapa yang tidak mengikuti gaya hidup Amerikanisasi akan dikatakan kampungan dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Makan hamburger dan ayam goreng di McDonald’s merupakan salah satu contoh dalam Amerikanisasi yang menjadi akibat dari modernisasi. Bukan hanya makan hamburger atau ayam goreng namun soal bergaya pada saat makan di McDonald’s. Siapa yang makan di McDonald’s adalah orang yang mengikuti perkembangan zaman dan modern. Makan di McDonald’s menjadi suatu hal yang bergengsi. Seperti yang diungkapkan Idi Subandi (2007) sebuah negara berkembang bisa saja kebudayaan lokalnya ditaklukkan oleh globalisasi budaya kemasan kebudayaan massa Amerika yang serba seragam dalam bentuk coca-colanisasi atau McDonalisasi yang mereduksi ruang kultural lokal. McDonald’s mencoba mereduksi budaya lokal dengan menawarkan gaya hidup baru. Gaya hidup orang Amerika yang bergengsi tinggi.

Kebudayaan daerah di era modernPage 10

Gaya hidup yang lebih unggul dari pada negara berkembang. Dari sinilah seharusnya masyarakat Indonesia sadar akan budaya Amerikanisasi masuk ke dalam budaya lokal dan mereduksinya, sehingga mulai memilih dan mencoba membuat budaya tandingan untuk mengantisipasi budaya Amerikanisasi. Salah satu solusinya adalah menciptakan inovasi baru dengan membuat restoran tandingan masakan khas lokal yang dikemas dengan modern gaya Amerika, yaitu kebersihan yang selalu terjaga dengan suasana makan yang menyenangkan.

Budaya Daerah Sumater Barat:

Kalau kita lihat budaya daerah Sumatera Barat, semakin lama budaya lokalnya semakin menurun eksistensinya. Sedikitnya generasi muda mengikuti kakek nenek atau orangtuanya mempertahankan tradisi lokal karena tradisi lokal tidak tren. Generasi muda cenderung untuk mengikuti budaya gaul yaitu budaya barat yang menjadi tolok ukur eksistensi mereka. Tradisi lokal bukan lagi menjadi bagian yang menarik untuk dilestarikan karena dianggap kuno. Padahal sebenarnya tradisi lokal merupakan tradisi yang memiliki nilai budaya tinggi yang tercipta bertahun-tahun lamanya. Namun dengan modernisasi semuanya akan luntur sedikit demi sedikit dan pada akhirnya akan hilang. Walaupun demikian memang masih ada beberapa tradisi lokal yang sampai saat ini masih bertahan dan dilestarikan yaitu tarian khas Sumatera Barat, rampak randai,masakan khas seperti rendang dan sebagainya, bahkan tradisi lokal ini sudah dikenal secara internasional.

2.D.keberagaman budaya daerah dalam keadaan kondisi sekarang

           Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.

Kebudayaan daerah di era modernPage 11

          Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.

              Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.              Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.

              Pendekatan lintas budaya melalui pengajaran bahasa asing itu merupakan cara pemahaman budaya sebagai suatu keseluruhan hasil respons kelompok manusia terhadap lingkungan dalam rangka memenuhi kubutuhan dan pencapaian tujuan setelah melalui rintangan proses interaksi. Ada hal-hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu kebutuhan dan tujuan mempelajari budaya, lingkungan target budaya, dan integrasi sosial yang diinginkan. Dengan demikian, kecurigaan-kecurigaan dalam berinteraksi akan dapat dihilangkan.

Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :

Kebudayaan daerah di era modernPage 12

1.Bahasa, sampai saat Indonesia masih konsisten dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa asing (Inggris) belum terlihat popular dalam penggunaan sehari-hari, paling pada saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi denga bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada audien kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.

2.Sistem teknologi, perkembangan yang sangat menyolok adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.

3.Sistem mata pencarian hidup/ekonomi. Kondisi pereko-nomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.

4.Organisasi Sosial. Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.

5.Sistem Pengetahuan. Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.

6.Religi. Munculnya aliran-aliran lain dari satu agama yang menurut pandangan umum bertentangan dengan agama aslinya. Misalnya : aliran Ahmadiyah, aliran yang berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi), NTB dan lain-lain.

7.Kesenian. Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model Extravagansa. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya.

8.Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran atau \”Shirf\” budaya. Hal ini mungkin dapat difahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidak mampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.

2.E.Masyarakat Modern dan Kebudayan

Gejala-gejala Modernisasi

1. Bidang IPTEK

Kebudayaan daerah di era modernPage 13

Gejala Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan pembaharuan unsur

teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.

2. Bidang Ekonomi

Gejala Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas ekonomi dan efisiensi

sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam

sekitar.

3. Bidang Politik dan Idiologi

Pada bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan perwakilan yang

demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati hak-hak asasinya serta

dijaminnya hak-hak sosial.

4. Bidang Agama dan Kepercayaan

Gejala Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan ditandai dengan adanya pengembangan

nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang pada akhirnya akan menimbulkan paham

sekularisasi dan sekularisme.

2.F.Tantangan Kebudayaan daerah pada Masyarakat Modern

1. Kebudayaan Modern Tiruan

Tantangan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan.

Dia mengancam justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu.

Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian, manusia

terasing, manusia kosong, manusia latah.

Kebudayaan Blasteran Modern bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik

luar biasa, ia lama kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri,

tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat kita

impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berhenti berpikir

Kebudayaan daerah di era modernPage 14

sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita sendiri. Akhirnya kita kehabisan darah ,

kehabisan identitas. Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional

kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan

(Suseno;1992)

2. Bagaimana Memberi Makan, Sandang, dan Rumah

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam

mengatasi masalah alam dan zaman. Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah

masalah makan, pakaian dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan

mendapat orang yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang

akan berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu, permasalahan

pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di antara manusia. Orang rela

mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini

bukan hanya berdampak pada kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh

dalam tatanan budaya-sosial masyarakat.

3. Masalah Pendidikan yang Tepat

Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin

dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu

mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem pendidikan

yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu kebudayaan yang

menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.

4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk

teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan baik dan belum

didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian dan penciptaan

produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan impor produk dari luar negeri,

maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini tantangan bagi kita untuk mengejar

ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.

Kebudayaan daerah di era modernPage 15

5. Kondisi Alam Global

Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas tanggal 12 April 2007, ada

berita menarik mengenai keadaan bumi hari ini, ’Pemanasan Global, Jutaan Orang akan

Teracam”. Pemanasan global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan

juta warga di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah dipublikasikan

tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan iklim, sedangkan laporan ketiga

akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.

Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change

(IPCC) dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia, Selasa

(10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota IPCC.

Salah satu dampak pemanasan global adalah meningkatnya suhu permukaan bumi

sepanjang lima tahun mendatang. Hal itu akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin

mencair. Dampak lanjutannya adalah kegagalan panen, yang hingga tahun 2050 mengakibatkan

130 juta penduduk dunia, terutama di Asia, kelaparan. Pertanian gandum di Afrika juga akan

mengalami hal yang sama.

Laporan itu menggarisbawahi dampak pemanasan global berupa meningkatnya

permukaan laut, lenyapnya beberapa spesies dan bencana nasional yang makin meningkat.

Disebutkan, 30% garis pantai di dunia akan lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair

hingga terjadi aliran air di kutub utara. Hal itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.

Naiknya suhu memicu topan yang lebih dasyat hingga mempengaruhi wilayah pantai

yang selama ini aman dari gangguan badai. Banyak tempat yang kini kering makin kering,

sebaliknya berbagai tempat basah akan semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara alami

ini akan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk kepentingan

industri, pertanian dan penduduk.

Asia menjadi bagian dari bumi yang akan paling parah. Perubahan iklim yang tak

terdeteksi akan menjadi bencana lingkungan dan ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi

kemanusiaan. Laporan itu mengingatkan, setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara lain

Kebudayaan daerah di era modernPage 16

akan menurunkan produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen hingga 2050.

Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan es di Pegunungan

Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya tergenang karena peningkatan

permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga 3 milimeter setiap tahun. Saat ini, pemanasan

global sudah terasa dengan terjadinya kematian dan punahnya spesies di Afrika dan Asia

2.G.Bahaya Modernisasi terhadap kebudayaan daerah

Indonesia adalah negara majemuk yang paling besar di dunia. Negara kita memiliki lebih 17.000 pulau dari Sabang sampai Marauke yang memliki budaya yang berbeda-beda.

Perjuangan kemerdekaan juga pertama kali dilakukan dengan sendiri-sendiri untuk mempertahankan kearifan lokal dan menolak sistem tanam paksa yang dilakukan oleh kolonialisme Belanda. Para penjajah ternyata memberikan pengaruh juga terhadap budaya Indonesia.

Perkembangan Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan sampai saat ini ternyata belum bisa lepas dari pengaruh asing yang sangat mendominasi khususnya pengaruh budaya Barat. Pada masyarakat kota khususnya sudah mulai mengadopsi kehidupan Barat yang sangat bersifat pragmatis dan kapitalis. Dasar dari pemikiran ini adalah materi, dimana semua ditinjau berdasarkan pertukaran uang dan bagaimana cara yang gampang untuk mendapatkan uang.

Hal ini membuat ruang hidup manusia menjadi terkotak-kotak dan terjadi robotisasi pada manusia. Ruang hidup masyarakat kota tidak akan luas lagi karena waktunya banyak habis dikantor tempat dia bekerja dan tidak banyak lagi waktu untuk kumpul-kumpul bersama keluarganya. Biasanya dalam acara kumpul keluarga ini sering dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman satu sama lain dan untuk mengontrol anggota keluarganya.

Masyarakat kota juga sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk beristirahat, dan bangun pagi untuk bekerja lagi. Kegiatan inilah yang berulang-ulang pada masyarakat. Teknologi yang modern juga membuat manusia seolah-olah mampu untuk hidup sendiri dan tidak membutuhkan manusia lagi. Kekosongan acara kumpul-kumpul telah digantikan dengan menonton tv atau yang lagi sangat semarak adalah bermain di dunia maya terutama face book.

Manusia sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa disadari budaya kita yang suka beramah-tamah dengan orang lain sudah mulai musnah dari diri kita. Budaya gotong royong juga sudah mulai pudar, yang disebabkan masyarakat Indonesia sudah individualistik, yaitu setiap orang tidak lagi memikirkan orang yang ada disekitarnya, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri. Padahal zaman dulu bila ada orang yang kesusahan maka masyarakat akan bersama-sama menyelesaikannya sehingga beban dari masalah tersebut terasa ringan.

Kebudayaan daerah di era modernPage 17

Di kalangan pemuda budaya konser ala Barat juga sudah merebak hampir diseluruh wilayah Tanah Air. Lagu-lagu cinta yang bernuansakan Barat lebih mendominasi dibandingkan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu band modern ini juga tidak hanya di dominasi oleh band Indonesia, tetapi lagu dari luar negri seperti Amerika dan Inggris ikut mengalahkan lagu daerah. Para kaum muda biasanya lebih tertarik dengan acara-acara yang benuansakan bangsa Eropa dibandingkan dengan acara yang lebih bersifat kedaerahan yang tentunya pasti lebih berguna

Model baju yang digunakan oleh artis Barat ataupun band Barat ini tidak jarang ditiru oleh artis lokal dan anak-anak muda sekarang. Kata ketinggalan zaman membuat anak muda takut dan enggan untuk melestarikan budayanya sendiri. Salah pengertian anak-anak remaja tentang anggapan bahwa budaya Baratlah yang harus digunakan karena modern dan sesuai dengan perkembangan zaman sedangkan budaya yang bersifat tradisional sudah ketinggalan zaman membuat budaya tradisional kurang mendapat perhatian dikalangan pemuda.

Ada dua hal yang harus dibenahi dalam menumbuh kembangkan kebudayaan Indonesia. Pertama adalah Ketidakpedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya karena kesibukan-kesibukannya dikantor membuat anak berkembang sesuai dengan kehendaknya walau itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan norma masyarakat Indonesia itu sendiri.

Orangtua harus mengontrol anak terutama anak yang sedang tumbuh dewasa karena pertemuan yang intens terletak pada anak dan orangtua. Anak harus di didik sesuai tata kehidupan yang berlaku dan norma yang ada di masyarakat sehingga menjadi manusia yang berkepribadian dalam budaya. Yang kedua adalah kita tidak mungkin menolak budaya Barat yang sudah melekat berabad-abad sejak zaman kolonialisme.

Tetapi kita harus mengambil sikap untuk mempertahankan, mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri yang dimulai dari sejak dini agar budaya kita tidak musnah ditelan arus zaman yang terus bergerak dinamis. Dalam hal ini pemerintah terkhususnya pemerintah daerah yang berperan aktif dalam menyaring budaya asing yang masuk kesatu daerah, apakah budaya tersebut sesuai dengan norma yang ada atau tidak.

Pemerintah harus mampu memadukan kebudayaan daerah dengan kebudayaan asing sehingga terjadi perpaduan budaya yang harmonis dan tidak mengganggu kebudayaan daerah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah penguasaan media karena media sangat mempengaruhi pola pikir perkembangan anak terkhusus pada konteks ini adalah anak yang sedang tumbuh dewasa. Pemerintah juga harus mampu merangsang anak-anak remaja untuk tertarik dengan budayanya, misalnya dengan mengadakan pentas seni budaya dan bisa melalui pendidikan dengan penambahan mata pelajaran muatan lokal yang membahas tentang budaya-budaya Indonesia. Mari kita lestarikan budaya kita sekarang sebelum terlambat.

2.H.Akibat Modernisasi terhadap Budaya Indonesia

Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia

Kebudayaan daerah di era modernPage 18

Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.

a . Akibat Positif Modernisasi terhadap budaya daerah

Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.

b . Akibat Negatif Monernisasi terhadap budaya daerah

1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian

Kebudayaan daerah di era modernPage 19

masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi

BAB III

PENUTUP

3.A.KESIMPULAN

Kurangnya minat Kaum Muda, hilang nya kebudayaan daerah karena minimnya pengetahuan dan minat kaum muda dalam menghidupkan kembali kebudayaan daerahnya.

1. Pentingnya Perang Pemerintah, Sering terjadinya kecurian hak milik kebudayaan daerah yang kita miliki termasuk di karenakan kesalahan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun yang daerah, karena kurang nya perhatiaan maupun bantuan untuk ikut melindungi kebudayaan daerah yang kita miliki.

2. Indonesia memiliki Peluang untuk lebih di pandang di mata Negara lain, Indonesia memiliki berbagai macam variasi kebudayaan yang masih belum di perlihatkan dan di akui oleh Negara lain, sehingga masih ada kemungkinan kita berdiri lebih tinggi lagi dengan memanfaatkan kebudayaan kita.

3. Orang Indonesia kurang memerhatikan apa yang sudah mereka punya, mereka baru marah dan sadar memiliki suatu yang berharga setelah mereka akan kehilangan nya (seperti saat kebudayaan kita di ambil kita).

Kebudayaan daerah di era modernPage 20

3.B. Saran

1. Pemerintah Lebih Aktif dan lebih cepat dalam bergerak jangan sampai kita kecurian lebih banyak lagi kebudayaan karena keteledoran Pemimpin kita sendiri.

2. Diadakan pelatihan dan pemberitahuaan kepada rakyat tentang pentingnya kebudayaan daerah demi berdirinya kebudayaan nasional.

3. Pemerintah memberi bantuan dana untuk membantu orang – orang yang menjaga dan melestarikan kesenian daerah, jangan biarkan orang – orang seperti mereka hilang. Pemerintah ada untuk mensejahterakan rakyat bukan sebaliknya.

4. Di adakan lomba – lomba dan acara yang membantu anak – anak muda tertarik untuk mempelajari kebudayaan daerahnya masing – masing.

5. Adanya kerjasama antara pemerintah dengan rakyat sehingga rakyat dapat mempublikasikan Kesenian daerahnya lewat  Negara, jadi bisa lebih di akui oleh Negara luar.

6. Di abadikan kesenian – kesenian daerah milik Indonesia sebelum di curi oleh Negara – Negara lain.

7. Diadakan subsidi dari pemerintah untuk membantu perkembangan budaya – budaya daerah agar berkembang, karena sedikit banyak devisa milik Indonesia berasal dari kebudayaan daerah, sudah menjadi hak mereka juga untuk mendapatkan nya.

Adanya contoh – contoh baik dari kalangan artis maupun anggota politik dan pemerintah yang menjadi panutan rakyat, agar banyak orang meniru mencintai kebudayaan daerahnya masing – masing ketimbang harus meniru sikap mereka yang tidak senonoh.

Kebudayaan daerah di era modernPage 21

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2547231 [Accesead at : 23 desember 2012]

http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/artikel-budaya.html [Accesead at : 23 desember 2012]

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya [Accesead at : 23 desember 2012]

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03390590/menakar.kecintaan.budaya.lokal [Accesead at : 23 desember 2012]

http://melayuonline.com/ind/news/read/7885/multikulturalisme-peluang-kebangkitan-budaya-lokal [Accesead at : 23 desember 2012]

http://tangkaslubis.blogspot.com/2010/03/peranan-budaya-lokal-memperkokoh-budaya.html [Accesead at : 23 desember 2012]

http://andry20.blogspot.com/2010/03/peranan-budaya-lokal-memperkokoh-budaya.html [Accesead at : 23 desember 2012]

wordpress.com.(2007). nasib-budaya-yang-terlupakan.[online]  Available from : http://r12k.wordpress.com/2007/12/10/nasib-budaya-yang-terlupakan/.[Accesead at : 23 desember 2012]

fahmi-moechtar.blogspot.com.(2011).Hentikan Klaim.[online]Available from :http://fahmi-moechtar.blogspot.com/. [Accesead at : 23 desember 2012]

Kebudayaan daerah di era modernPage 22

naufalfakhriadi.blogspot.com.(2011). kemanakah-rasa-nasionalisme-remaja-di.[online] Available from :http://naufalfakhriadi.blogspot.com/2011/11/kemanakah-rasa-nasionalisme-remaja-di.html. [Accesead at : 23 desember 2012]

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2547231

http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/artikel-budaya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03390590/menakar.kecintaan.budaya.lokal

http://melayuonline.com/ind/news/read/7885/multikulturalisme-peluang-kebangkitan-budaya-lokal

http://tangkaslubis.blogspot.com/2010/03/peranan-budaya-lokal-memperkokoh-budaya.html

http://jtnmustlo.wordpress.com/2010/03/11/peran-budaya-lokal-memperkokoh-budaya-bangsa/

Kebudayaan daerah di era modernPage 23