Kebijaksanaan Sektor Industri

10
PEREKONOMIAN INDONESIA KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI OLEH: KELOMPOK 7 1. GEDE BAGUS DIKA PRADANA (1106305010) 2. I MADE DWI KRESNA RATHA (1106305082) 3. I GUSTI NGURAH ARI SAMITHA (1106305160) 4. I GUSTI NGURAH AGUNG DANANJAYA PUTRA (1106305182)

description

Kebijaksanaan Sektor Industri

Transcript of Kebijaksanaan Sektor Industri

Page 1: Kebijaksanaan Sektor Industri

PEREKONOMIAN INDONESIA

KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI

OLEH:

KELOMPOK 7

1. GEDE BAGUS DIKA PRADANA (1106305010)2. I MADE DWI KRESNA RATHA (1106305082)3. I GUSTI NGURAH ARI SAMITHA (1106305160)4. I GUSTI NGURAH AGUNG DANANJAYA PUTRA (1106305182)

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS UDAYANA

2013

Page 2: Kebijaksanaan Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia sedang berusaha untuk membangun perekonomian yang kuat dalam semua sektor. Salah satu sektor yang dianggap penting dalam pencapaian hal tersebut adalah sektor industri. Saat ini, Indonesia memang masih belum termasuk negara industri, namun semakin lama perkembangan perindustrian di Indonesia semakin baik. Terbukti dari semakin banyak investor, baik dari dalam maupun luar negeri yang membangun pabrik di Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya sektor industri di Indonesia, pemerintah dihadapkan pada tantangan bagaimana mengelola dan membuat berbagai kebijakan strategis agar sektor industri ini semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Kebijakan-kebijakan pada sektor indusri sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah sejak jaman penjajahan Belanda. Namun kebijakan-kebijakan tersebut belum menjurus pada pembangunan sektor ini. Dimulai dari masa reformasi, sektor ini sedikit demi sedikit mulai menampakkan diri di Indonesia dan diharapkan terus berkembang di masa depan.

BAB II ISI

1. Konsep dan Tahap Industrialisasi

Industrialisasi berawal dari proses revolusi industri pada pertengahan abad ke 18 di Inggris dengan dengan ditemukannnya teknologi pemintalan dan penenunan kapas yang baru. Kemudian, perkembangan indstri semakin pesat setelah ditemukannya mesin uap. Kemajuan teknologi menyebabkan menurunnya biaya produksi dan komunikasi/ pemasaran. Perkembangan tersebut telah mendorong perdagangan antar negara atau proses internasionalisasi produk barang dan jasa serta pemasaran dan penyalurannya. Perubahan teknologi perancangan dan produksi juga telah menyebabkan siklus produksi menjadi lebih pendek dan memungkinkan pembuatan lebih banyak jenis produk.

Industrialisasi merupakan satu proses interaksi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi. Dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi dan inovasi adalah dua faktor penting yang mengubah struktur ekonomi satu negara dari sisi produksi (penawaran agregat), sedangkan peningkatan pendapatan masyarakat mengubah volume dan komposisi konsumsi mempengaruhi struktur ekonomi dari sisi permintaan.

Tahap-tahap industrialisasi menurut UNIDO (Uniteed Nations Industrial Development Organization) adalah melalui beberapa tahap seperti terlihat pada table berikut:

Page 3: Kebijaksanaan Sektor Industri

Tahapan Kontribusi Nilai Tambah terhadapPDB (%) SK (%)

NonindustrialisasiMenuju Proses IndustrialisasiSemi industrialisasiIndustrialisasi Penuh

< 1010-2020-30>30

<2020-4040-60>60

SK = sektor komoditas terdiri atas pertanian, pertambangan, industri, bangunan, listrik, gas dan air minum

Dalam literatur dikenal ada empat tahapan industrialisasi. Pertama, tahap awal meliputi barang konsumsi sehari-hari; nilai tambah lebih rendah, teknologi sederhana. Kedua, tahap madya merupakan manufacturing bahan bernilai tambah lebih tinggi daripada tahap awal. Ketiga, tahap yang meliputi industri hulu, dasar, dan bernilai tambah tinggi dengan teknologi mutakhir. Terakhir, tahap teknologi tinggi meliputi industri canggih berteknologi tinggi, seperti mikro elektronik, bio genetik, laser, robot, serta telekomunikasi dan informatika.Sebagaimana diutarakan di atas Indonesia boleh dikatakan sudah melalui semua tahapan industrialisasi dan sekarang ini telah berada tahap industrialisasi dengan teknologi tinggi, meskipun tahapan sebelumnya masih terlihat di lapangan.

2. Kebijaksanaan Industrialisasi

Sumitro Djoyohadikusumo mengatakan ada tiga konsep pemikiran tentang industrialisasi yang dilaksanakan di Indonesia.

1) Industrialisasi yang didasarkan pada keunggulan komparatif2) Industrialisasi yang didasarkan pada keterikatan antar sektor hulu hilir3) Industrialisasi yang didasarkan pada wahana transformasi berteknologi tinggi, seperti

mikro elektronik,teknologi komputer,laser,robot,telekomunikasi dan informatika

Dewasa ini Indonesia telah memasuki industrialisasi dengan teknologi tinggi, meskipun banyak cabang industri yang berkembang atas dasar keunggulan komparatif terhadap luar negeri atau terhadap daerah lainnya di Indonesia (industrialisasi tahap pertama), dan cabang industri yang berkembang berdasarkan atas keterkaitan hulu hilir, seperti misalnya industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (industrialisasi tahap kedua). Ketiga konsep pemikiran ini dapat dipadukan untuk meningkatkan daya saing ekspor komoditas manufaktur di luar negeri.

2.1 Strategi yang Protektif dan yang Mendorong

Strategi yang protektif merupakan proses industrialisasi yang dijalankan melalui kebijaksanaan proteksi yang berupa tarif dan non tarif untuk membatasi impor agar industri dalam negeri yang bersaing dengan impor memperoleh perlindungan. Pengaruh negatif dari strategi ini adalah adanya ketidakpastian usaha, pengejaran keuntungan yang tidak wajar dan korupsi, adanya investasi yang berlebihan di beberapa sehingga banyak kapasitas yang menganggur, dan tingkat proteksi yang tinggi dan timpang.

Page 4: Kebijaksanaan Sektor Industri

Sedangkan strategi yang mendorong menghendaki agar pemerintah memusatkan perhatiannya pada tercipta dan terpeliharanya suatu sistem perekonomian yang stabil, bebas dari hambatan-hambatan dan campur birokrasi, dan mendorong pertumbuhan industri. Strategi industrialisasi yang bersifat mendorong ini menghendaki bahwa program-program pemerintah diarahkan pada prasarana industri dalam bentuk keterampilan dan kelembagaan yang diperlukan bagi pertumbuhan industri secara lebih merata agar seluruh sektor industri tumbuh dan berkembang secara wajar.

2.2 Perkembangan Kebijakan Industrialisasi

Kebijaksanaan industrialisasi sebelum Pelita I.Periode ini meliputi zaman penjajahan Belanda, di mana perekonomian bergerak

dengan campur tangan pemerintah yang sangat minimum. Demikian juga sektor industrinya, tanpa ada campur tangan pemerintah yang berarti, sehingga strategi pengembangan sektor industrinya, kalau dapat dikatakan sebagai strategi, lebih cenderung ke arah mendorong bukan yang bersifat protektif.

Pada jaman pemerintahan Soekarno, perekonomian masih mewarisi sistem sebelumnya dengan campur tangan pemerintah yang minim. Ada beberapa kebijakan pemerintah yang megindikasikan bahwa kebijaksanaan tersebut untuk memajukan sektor industri. Namun semua kebijaksanaan tersebut lebih bersifat untuk kepentingan perekonomian secara keseluruhan dibandingkan untuk pengembngan industri. Jadi dapat dikatakan pada masa sebelum pelita 1, pemerintah tidak memiliki kebijaksanaan khusus untuk pengembangan industri.

Kebijaksanaan industrialisasi setelah Pelita I.

Periode ini meliputi zaman pemerintahan Suharto, Habibie, sampai sekarang. Pemerintahan Suharto mementingkan perkembangan ekonomi dan memulainya dengan liberalisasi ekonomi, mengizinkan penanaman modal asing dan mengundangkan peraturan penanaman modal dalam negeri. Pada buku Repelita I tercantum poin-poin pembangunan industri. Namun dari ke lima butir ini dapat dikatakan tidak ada satu cabang industri pun yang tidak termasuk di dalamnya. Dengan kata lain, pemerintah saat itu mementingkan perkembangan seluruh sektor industri, yang berarti strategi yang ditempuhnya adalah strategi mendorong, bukan strategi protektif.

Pada tahun 1998 krisis ekonomi terjadi di Indonesia ini agak berkepanjangan, barangkali, karena bersamaan dengan pergantian pemerintah, yang menghendaki reformasi di segala bidang. Akhirnya pada pemerintahan SBY, pemerintah memberikan lebih banyak perhatian terhadap sektor industri dengan menetapkan pedoman dalam pengembangan industri nasional dan sebagai dasar pemberian fasilitas pemerintah dengan Peraturan Presiden nomor 28 tahun 2008.

Page 5: Kebijaksanaan Sektor Industri

3. Pemilihan Teknologi 3.1 Konsep Dasar

Menurut prinsip ekonomi, para pengusaha diasumsikan menghadapi seperangkat harga relatif faktor produksi dan menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang meminimumkan biaya dalam memproduksi jumlah output yang dikehendaki. Produsen juga diilustrasikan mampu berproduksi dengan menggunakan berbagai macam teknologi dalam proses produksinya, dari teknologi yang sangat padat karya hingga metode-metode yang sangat padat modal.Apabila harga modal sangat mahal dibandingkan harga tenaga kerja, maka proses produksi yang padat karya akan dipilih. Sebaliknya,jika harga tenaga kerja lebih mahal, maka perusahaan memilih untuk menggunakan metode produksi yang lebih bersifat padat modal. Perusahaan akan menghemat penggunaan faktor produksi yang lebih mahal, yang dalam hal terakhir ini adalah tenaga kerja.

3.2 Distorsi Harga Faktor dan PengangguranKalau saja harga pasar yang berlaku untuk berbagai faktor produksi menunjukkan

nilai sesungguhnya dari pengorbanan faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkannya. Pengusaha akan meminimalkan biaya produksinya dengan cara memilih teknik produksi yang paling efisien, yang ditentukan oleh harga relatif faktor produksi, Teknik produksi yang tepat adalah teknik produksi yang menggunakan lebih banyak faktor produksi yang harganya relatif lebih murah dengan mengombinasikannya lebih sedikit faktor produksi yang jarang. Jika semua harga-harga menunjukkan harga relatif kelangkaannya, maka semua faktor produksi yang ada akan terserap seluruhnya dengan penggunaaan penuh dan pendapatan dari pemilik faktor produksi mampu untuk menyerap semua produksi barang dan jasa di pasar tanpa tekanan inflasi.

4. Klasifikasi dan Struktur Industri4.1 Bidang Usaha

Dalam pedoman pengembangan industri nasional (Peraturan Presiden No 28 Tahun 2008) dinyatakan ada enam kelompok industri prioritas yang mencakup:

1) Basis Industri Manufaktur dengan tiga kelompok:a. Kelompok Industri Material Dasar, yang meliputi Industri Besi dan Baja, Industri

Semen, Industri Petrokimia, Industri Keramikb. Kelompok Industri Permesinan, yang meliputi Industri Mesin Listrik dan

Peralatan Listrik, dan Industri mesin dan Peralatan Umumc. Kelompok Industri Padat tenaga Kerja, yang meliputi Industri Tekstil dan Produk

Tekstil,dan Industri Alas Kaki2) Industri Berbasis Agro, yang meliputi Industri Kelapa Sawit, Industri Karet dan

barang Karet, Industri Kakao dan Cokelat, dll3) Industri Alat Angkut, yang meliputi Industri Kendaraan Bermotor ,Industri

Perkapalan,Industri Perkeretaapia, dll4) Industri Elektronika dan Telematika, yang meliputi Industri Elektronika, Industri

Perangkat Keras Telekomunikasi, Penyiaran dan Pendukungnya, dll

Page 6: Kebijaksanaan Sektor Industri

5) Industri Penunjang Industri Kreatif dan Industri Kreatif Tertentu, yang meliputi Industri Perangkat Lunak dan Content Multimedia, Industri Kreatif Teknologi Informasi,dll

6) Industri Kecil dan Menengah Tertentu, yang meliputi IKM Batu Mulia dan Perhiasan, IKM Garam Rakyat,dll

4.2 Ukuran UsahaUkuran usaha dibedakan berdasarkan jumlah orang yang bekerja pada masing-

masing usaha menjadi: perusahaan besar yang mengerjakan 100 orang atau lebih, perusahaan sedang yng memperkerjakan 20 sampai 99 orang, perusahaan kecil yang mempekerjakan 6 sampai 19 orang, dan usaha kerajinan rumah tangga yang mempekerjakan 3 orang termasuk tenaga tidak dibayar. Dalam laporan statistik biasanya dibedakan menjadi hanya dua kelompok usaha yakni, industri menengah dan besar (IMB), dan Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR).

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Industrialisasi merupakan satu proses interaksi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara. Ada empat tahapan industrialisasi yang biasa dikenal yakni tahap awal, tahap madya, tahap dengan teknologi mutakhir, dan tahap teknologi tinggi. Namun dengan melihat kontribusi sektor industri dalam PDB, UNIDO membedakan tahap-tahap industrialisasi menjadi empat yakni tahap nonindustrialisasi, tahap menuju proses industrialisasi, tahap semi industrialisasi, dan industrialisasi penuh.

Ada tiga konsep pemikiran tentang industrialisasi yang dilaksanakan di Indonesia, yakni industrialisasi yang didasarkan pada keunggulan komparatif, industrialisasi yang didasarkan pada keterkaitan antar sektor hulu hilir, dan industrialisasi yang didasarkan pada wahana transformasi beteknologi tinggi. Strategi industrialisasi dibedakan menjadi bersifat protektif dan yang bersifat mendorong.

Menurut bidang usaha ada enam klaster industri prioritas, sedangkan menurut ukuran usaha dikenal industri kerajinan rumah tangga, industri kecil,menengah dan besar. Penanaman modal dalam negeri dan asing lebih banyak dinikmati oleh industri usaha menengah dan besar, dan terkonsntrasi di beberapa provinsi saja.

Page 7: Kebijaksanaan Sektor Industri

Referensi

Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press