Kebijakan Rap Kopi-Kakao TOT Bimtek 10-12 Juni 2012 EDIT-Bu Ita

42
1 KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN (KOPI DAN KAKAO) (KOPI DAN KAKAO) IMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013 IMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013 Oleh: Oleh: Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St. Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St. Direkt Direkt ur ur Mutu dan Standardisasi Mutu dan Standardisasi 1 DIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Transcript of Kebijakan Rap Kopi-Kakao TOT Bimtek 10-12 Juni 2012 EDIT-Bu Ita

1

KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN

(KOPI DAN KAKAO) (KOPI DAN KAKAO)

BIMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013BIMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013

Oleh: Oleh:

Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St.Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St.DirektDirekturur Mutu dan Standardisasi Mutu dan Standardisasi

1

DIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIANDIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

Target Kementerian PertanianTarget Kementerian Pertanian1.1. SwasembadaSwasembada2.2. DiversifikasiDiversifikasi3.3. Nilai tambah, daya saing, dan eksporNilai tambah, daya saing, dan ekspor4.4. Kesejahteraan PetaniKesejahteraan Petani

Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Produk Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan PetaniProduk Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Petani

Blue Print Peningkatan NTDSE (Peningkatan Mutu ):Blue Print Peningkatan NTDSE (Peningkatan Mutu ):Pengembangan/penerapan Sistem Jaminan MutuPengembangan/penerapan Sistem Jaminan Mutu dan dan Keamanan Pangan pada produk hasil pertanian (komoditi Keamanan Pangan pada produk hasil pertanian (komoditi strategis)strategis)

Renstra Ditjen PPHPRenstra Ditjen PPHP(Peningkatan Mutu)(Peningkatan Mutu)

* Sosialisasi penerapan SNI* Sosialisasi penerapan SNI•Penerapan sistem jaminan mutu Penerapan sistem jaminan mutu dan dan keamanan pangan (komoditi keamanan pangan (komoditi strategis)strategis)* Pengembangan kelembagaan pengawasan * Pengembangan kelembagaan pengawasan dan dan SDM pengawas mutuSDM pengawas mutu•Penguatan Kelembagaan petani/pemberdayaan petani melalui Penguatan Kelembagaan petani/pemberdayaan petani melalui SLSL--PPHPPPHP

LANDASAN LANDASAN OPERASIONALOPERASIONAL

2

3

PASAR DOMESTIK

SUBSTITUSI IMPOR

PASAREKSPOR

SEGAR/BAHAN BAKU

SETENGAH JADI

PRODUKAKHIR

1. Pengembangan Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan

2. Pengembangan dan Penerapan SNI

3. Penerapan Program Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

4. Pengembangan Pengawasan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

5. Pengembangan Lembaga Pengawasan (OKKP, Lembaga Sertifikasi, Laboratorium)

5. Kerjasama & Harmonisasi Standar

3

4

TUNTUTAN KONSUMENTUNTUTAN KONSUMEN

3.3. Ramah Lingkungan Ramah Lingkungan • Tidak merusak/mencemari lingkungan dalam Tidak merusak/mencemari lingkungan dalam

proses produksinya proses produksinya 4.4. Tanggung Tanggung JJawab awab SosialSosial

• kkesejahteraan dan esejahteraan dan keselamatan kerjakeselamatan kerja• tenaga kerja dibawahtenaga kerja dibawah umur umur

1.1. Keamanan PanganKeamanan Pangan• Bahaya Mikrobiologis (Bahaya Mikrobiologis (Microbiology Hazard)Microbiology Hazard)• Bahaya Kimia (Bahaya Kimia (Chemical Hazard)Chemical Hazard)• Bahaya Fisik Bahaya Fisik (Physical Hazard(Physical Hazard))

2.2. Mutu dan Standar meliputi pemenuhan persyaratan Mutu dan Standar meliputi pemenuhan persyaratan ((penampilan, penampilan, ukuran dan kriteria mutu lainnya)ukuran dan kriteria mutu lainnya)

4

5

SPS

TBT

Perjanjian WTO yang mengatur masalah yang berkaitan Perjanjian WTO yang mengatur masalah yang berkaitan dengan standardengan standar, , perlindungan kesehatanperlindungan kesehatan, , keselamatan keselamatan

masyarakatmasyarakat, , lingkungan hiduplingkungan hidup dan tanggung jawab sosial dan tanggung jawab sosial

Instrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganInstrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganKedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan suatu negara Kedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan suatu negara bagi masuknya produk imporbagi masuknya produk impor

Perdagangan Internasional

Domestik

TARIF

MRA

5

6

SISTEM STANDARDISASI DALAM SISTEM STANDARDISASI DALAM MENDUKUNG KEAMANAN PANGANMENDUKUNG KEAMANAN PANGAN

6

7

TAHAPAN PENERAPAN STANDAR TAHAPAN PENERAPAN STANDAR MUTU DAN KEAMANAN PANGAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

1)1) SOSIALISASI STANDAR PADA PELAKU AGRIBISNISSOSIALISASI STANDAR PADA PELAKU AGRIBISNIS2)2) BIMBINGAN TEKNIS (GAP, GHP, GMP, HACCP DAN BIMBINGAN TEKNIS (GAP, GHP, GMP, HACCP DAN

ORGANIK)ORGANIK)3)3) PENDAMPINGAN DALAM PENERAPAN SISTEM PENDAMPINGAN DALAM PENERAPAN SISTEM

JAMINAN MUTUJAMINAN MUTU4)4) PENGAWASAN (SERTIFIKASI DAN REGISTRASI)PENGAWASAN (SERTIFIKASI DAN REGISTRASI)

7

8

PERATURAN MENTERI PERTANIANPERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 20/ Permentan/OT.140/2/2010NOMOR : 20/ Permentan/OT.140/2/2010

TENTANG TENTANG

SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIANSISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN

1.1. Sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (GAP, Sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (GAP, GHP, GMP, HACCP dan ISO 22.000)GHP, GMP, HACCP dan ISO 22.000)

2.2. Sistem Pangan OrganikSistem Pangan Organik

3.3. Sistem Jaminan VarietasSistem Jaminan Varietas

8

9

RRENCANA PEMBERLAKUAN PERMENTAN TENTANG ENCANA PEMBERLAKUAN PERMENTAN TENTANG

PERSYARATAN MUTU DAN PEMASARAN BIJI KAKAO PERSYARATAN MUTU DAN PEMASARAN BIJI KAKAO

9

RUANG LINGKUP PERATURAN MENCAKUPRUANG LINGKUP PERATURAN MENCAKUP1.1.PERSYARATAN KELEMBAGAANPERSYARATAN KELEMBAGAAN

2.2.PERSYARATAN MUTUPERSYARATAN MUTU3.3.PERSYARATAN PENANGANANPERSYARATAN PENANGANAN

4.4.PEMASARANPEMASARAN5.5.PENGAWASANPENGAWASAN

6.6.PENUTUPPENUTUP

Sarana Produksi

Produksi Pertanian Penanganan Pengolahan Pendistribusian Pasar

GAP/ GFP GHP GMP GDP GRP

Konsumen

GCP

Pra Panen Panen Pasca Panen

Quality Management System (QMS)

GAP/GFP = Good Agriculture/Farming Practices GDP = Good Distribution PracticesGHP = Good Higiene Practices GRP = Good Retailing PracticesGMP = Good Manufacturing Practices GCP = Good Consumption Practices

LINGKUP PEMBINAAN SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN LINGKUP PEMBINAAN SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK SEGAR HASIL PERTANIAN (PELAKU USAHA)PRODUK SEGAR HASIL PERTANIAN (PELAKU USAHA)

10

1.1. PembinaanPembinaan

• Pengendalian proses produksi untuk menghasilkan produk yang Pengendalian proses produksi untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman dikonsumsi sesuai standar secara konsisten;bermutu dan aman dikonsumsi sesuai standar secara konsisten;

• Instansi Pembina (instansi teknis terkait mulai dari on farm s/d off Instansi Pembina (instansi teknis terkait mulai dari on farm s/d off farm);farm);

• Fasilitator/pendampingan (perlu pelatihan);Fasilitator/pendampingan (perlu pelatihan);• Penerapan program jaminan mutu dapat terlaksana bila Penerapan program jaminan mutu dapat terlaksana bila

kelembagaan petani kuat dibarengi dengan pelaksanaan manajemen kelembagaan petani kuat dibarengi dengan pelaksanaan manajemen usaha dan dukungan aspek teknis, pemasaran dan permodalan yang usaha dan dukungan aspek teknis, pemasaran dan permodalan yang memadai (program SLPPHP);memadai (program SLPPHP);

• Dukungan sarana-prasarana yang memadai (melalui dana Tugas Dukungan sarana-prasarana yang memadai (melalui dana Tugas Pembantuan);Pembantuan);

• Dukungan PMUK (program PUAP, TP dsb).Dukungan PMUK (program PUAP, TP dsb).

PEMBINAAN DAN PENGAWASANPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

11

12

2. 2. PengawasanPengawasan

a.a. RegulerReguler• Registrasi pangan segar asal tumbuhanRegistrasi pangan segar asal tumbuhan;;• Sertifikasi keamanan pangan (Prima 1, Prima 2 dan Sertifikasi keamanan pangan (Prima 1, Prima 2 dan

Prima 3)Prima 3);;• Registrasi rumah kemas baik untuk pasar ekspor dan Registrasi rumah kemas baik untuk pasar ekspor dan

pasar domestikpasar domestik;;• Rekomendasi eksporRekomendasi ekspor..

b.b. Case by caseCase by case• Komoditi di tingkat petani maupun pasarKomoditi di tingkat petani maupun pasar;; • Merespon issue publik (formalin, pemutih, sapi Merespon issue publik (formalin, pemutih, sapi

glonggongan, dll)glonggongan, dll)..

13

Inspektor Keamanan Pangan : 75 orang

NoNo JENIS KOMPETENSIJENIS KOMPETENSI JUMLAH JUMLAH (orang)(orang)

Ditjen PPHPDitjen PPHP

11 Fasilitator Mutu Hasil Pertanian (PL-I dan Fasilitator Mutu Hasil Pertanian (PL-I dan PL-II)PL-II)

740740

22 Inspektor Keamanan Pangan Inspektor Keamanan Pangan 134134

33 Inspektor Pangan OrganikInspektor Pangan Organik 8888

44 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Keamanan PanganKeamanan Pangan

5757

55 Auditor Internal Sistem Keamanan PanganAuditor Internal Sistem Keamanan Pangan 6666

66 Pengawas Mutu Hasil PertanianPengawas Mutu Hasil Pertanian 863863

1.9481.948

Status data: Tahun 2012, tidak termasuk rekruitmen oleh institusi lain lingkup Kementerian Pertanian13

14

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTUMUTU BIJI KAKAO BIJI KAKAO

a.a. Tahap Budidaya dan PanenTahap Budidaya dan Panen Serangan Serangan OPT (mOPT (mutuutu produk) produk) Penggunaan Penggunaan ppestisida (estisida (KPKP)) KKandungan logamandungan logamberatberat PPanen anen tidak tepat tidak tepat ((kualitas produkkualitas produk))

14

15

b.b.Tahap Pasca PanenTahap Pasca Panen

PPerlakuan perlakuan penanganan enanganan produk setelah panen produk setelah panen berpengaruh terhadap mutu, berpengaruh terhadap mutu, alal. . jumlah biji pecah, jumlah biji pecah, jumlah biji berjamur, jumlah biji berkecambah, bau jumlah biji berjamur, jumlah biji berkecambah, bau asing, kadar air, asing, kadar air,

kadar kotoran kadar kotoran

15

Slaty[0 hari]

Ungu Separo[3 hari]

Ungu Penuh[1-2 hari]

Berjamur[ > 5 hari]

Coklat Penuh[5 hari]

1616

17

c.c. Tahap Pengolahan Tahap Pengolahan Bahaya FisikBahaya Fisik, , terdapatnya benda asing (logam, terdapatnya benda asing (logam,

batu, rambut dst)batu, rambut dst);; Bahaya KimiaBahaya Kimia,, adanya bahan tambahan (bahan adanya bahan tambahan (bahan

pewarna, bahan pengawet)pewarna, bahan pengawet);; Bahaya BiologiBahaya Biologi,, adanya jasad renik/kapang. adanya jasad renik/kapang.

17

18

Persyaratan MutuPersyaratan Mutu• Biji Kakao (mengacu SNIBiji Kakao (mengacu SNI 2323-2008 tentang Biji Kakao)2323-2008 tentang Biji Kakao)

Biji kakao yang terfermentasi minimal 80 %Biji kakao yang terfermentasi minimal 80 % Tidak boleh ada serangga hidupTidak boleh ada serangga hidup Kadar air maksimum 7,5 %Kadar air maksimum 7,5 % Tidak mengandung benda asingTidak mengandung benda asing Tidak mengandung kotoranTidak mengandung kotoran Tidak boleh berbau asing. Tidak boleh berbau asing.

• Produk olahan bubuk dan pasta Produk olahan bubuk dan pasta (mengacu pada standar yang (mengacu pada standar yang berlaku)berlaku)

18

19

Kebutuhan Kakao Untuk IndustrKebutuhan Kakao Untuk Industrii

Kakao Kakao FFermentasi ermentasi Menimbulkan aroma cokelatMenimbulkan aroma cokelat;; Industri masih impor dari Industri masih impor dari Ghana, Ghana, AfrikaAfrika;; Pasar untuk Eropa, Pasar untuk Eropa, JJepang, China dllepang, China dll..

19

2020

KELEMBAGAAN JAMINAN MUTU KELEMBAGAAN JAMINAN MUTU KAKAO DAN KOPIKAKAO DAN KOPI

1.1. OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGANOTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN2.2. DINAS PERKEBUNANDINAS PERKEBUNAN3.3. LABORATORIUM PENGUJIANLABORATORIUM PENGUJIAN4.4. UNIT FERMENTASI DAN PEMASARAN BIJI UNIT FERMENTASI DAN PEMASARAN BIJI

KAKAO (UFPBK)KAKAO (UFPBK)

2020

Sub Unit Pengawasan Mutu

UFPBK(terdiri dari minimal 1 GAPOKBUN

Sub Unit Penanganan Pengolahan

Sub Unit Sarana &

Prasarana

Sub Unit Pembelian

& Pemasaran

PERBANKAN/Lembaga

Permodalan Lain

INSENTIF MODAL USAHA

DITJEN PPHP

INSENTIF TEKNOLOGI

Pemerintah Daerah(Disbun

Kab/Kota)

Pemerintah Daerah(Disbun

Kab/Kota)

OKKPOKKP

BIJI KAKAO

FERMENTASI

BIJI KAKAO

FERMENTASI

SKA-BK

PENGOLAHAN BIJI KAKAO

SPJM

GAPOKBUN

STP-UPBK

12

3

4

5

6

PEMDA(Disbun Prov)

PEMDA(Disbun Prov)

21

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN UPENGEMBANGAN KELEMBAGAAN UFFPBKPBK

Syarat mutu umum

SNI 01-2907-2008 TENTANG BIJI KOPISNI 01-2907-2008 TENTANG BIJI KOPI

No Kriteria Persyaratan1 Serangga Hidup Tidak ada2 Biji Berbau busuk dan atau

berbau kapangTidak ada

3 Kadar air Maks 12.54 Kadar Kotoran Mak 0.5

22

SYARAT MUTU KHUSUS KOPI ARABIKA

Ukuran Kriteria Satuan Persyaratan

Besar Tidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (Sieve No. 16)

% fraksi massa Maks lolos 5

Sedang Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolosayakan berdiameter 6 mm (Sieve No. 15)

% fraksi massa Maks lolos 5

Kecil Lolos ayakan diameter 6 mm, tidak lolosayakan berdiameter 5 mm (Sieve No. 13)

% fraksi massa Maks lolos 5

23

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI (1)

• Varietas/Klon– Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa

baik, akan tetapi ada juga sebaliknya.• Tinggi Tempat Penanaman

– Makin tinggi tempat penanaman mutu citarasanya akan semakin baik.

• Kejaguran Tanaman– Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan

menghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baik.• Penggunaan Penaung

– Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik dibanding dengan yang tanpa dinaungi.

24

25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI

VVaarietas/Klonrietas/Klon– Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa

baik, akan tetapi ada juga sebaliknyabaik, akan tetapi ada juga sebaliknya;; Tinggi Tempat PenanamanTinggi Tempat Penanaman

– Makin tinggi tempat penanamanMakin tinggi tempat penanaman,, citarasa semakin baik citarasa semakin baik;; PPertumbuhan ertumbuhan TanamanTanaman

– Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan menghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baikmenghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baik;;

PenaungPenaung– Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik

dibanding dengan yang tanpa dinaungi.dibanding dengan yang tanpa dinaungi.25

26

lanjutanlanjutan

SSerangan hama dan penyakiterangan hama dan penyakit– Serangan hama dan penyakit dapat Serangan hama dan penyakit dapat

menurunkan mutu fisik maupun citarasa komenurunkan mutu fisik maupun citarasa kopi;pi;

Mutu petik buahMutu petik buah– Buah yang dipetik pada saat masak optimal Buah yang dipetik pada saat masak optimal

mempunyai mempunyai mutu fisik dan citarasa lebih baikmutu fisik dan citarasa lebih baik;;

Cara Penanganan Pasca PanenCara Penanganan Pasca Panen– Pengolahan basah akan menghasilkan mutu lebih baik Pengolahan basah akan menghasilkan mutu lebih baik

dibanding dibanding pengolahanpengolahan kering kering;;– Penyimpanan yang kurang baik dapat menimbulkan Penyimpanan yang kurang baik dapat menimbulkan

aroma aroma (bau jamur, bau asap, dll).(bau jamur, bau asap, dll).

26

Kegiatan Tugas Pembantuan

27

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI ACEH

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kopi dengan pemanfaatan

sarana bantuan TP yg telah diberikan

1. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Tengah 250.000.000

2. Dinas Perkebunan Kab. Gayo Lues250.000.000

PROVINSI SUMUT

3. Dinas Perkebunan Kab. Simalungun250.000.000

4. Dinas Perkebunan Kab. Humbang Hasundutan

250.000.000

5. Dinas Perkebunan Kab.Samosir250.000.000

Peningkatan Mutu Kopi TA. 2013

Lanjutan...

28

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI RIAU

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kopi dengan pemanfaatan

sarana bantuan TP yg telah diberikan

6. Dinas Perkebunan Kab. Kep. Meranti

250.000.000

PROVINSI JAMBI

7. Dinas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Barat

350.000.000

8. Dinas Perkebunan Kab. Sungai Penuh

250.000.000

PROVINSI SUMSEL

9. Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim 250.000.000

10. Dinas Perkebunan Kab. Empat Lawang

250.000.000

Lanjutan...

29

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

Prov. BENGKULU

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kopi dengan

pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah diberikan

11. Dinas Perkebunan Kab. Rejang Lebong

250.000.000

12. Dinas Perkebunan Kab. Kepahiang 250.000.000

Prov. LAMPUNG

13. Dinas Perkebunan Kab. Lampung Barat

250.000.000

Provinsi JABAR

14. Diisbun Kab. Bandung 250.000.000

15. Disbun Kab. Sumedang 250.000.000

16. Disbun Kab. Bandung Barat 250.000.000

Lanjutan

30

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI JATENG

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kopi dengan

pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah

diberikan

17. Dinas Perkebunan Kab. Temanggung

250.000.000

18. Dinas Perkebunan Kab. Wonosobo300.000.000

PROVINSI JATIM

19. Dinas Perkebunan Kab. Banyuwangi

250.000.000

20. Dinas Perkebunan Kab. Bondowoso 250.000.000

Lanjutan...

31

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI SULSEL

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kopi dengan

pemanfaatan sarana bantuan

TP yg telah diberikan

21. Dinas Perkebunan Kab. Bone250.000.000

22. Disbun Kab. Bulukumba 250.000.000

23. DisbunKab. Sidenreng Rappang 250.000.000

24. Disbun Kab. Tana Toraja 250.000.000

PROVINSI BALI

25. Disbun Kab. Bangli 250.000.000

26. Disbun Kab. Buleleng 250.000.000

27. Disbun Kab. Tabanan 250.000.000

Lanjutan...

32

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI NTB

Peningkatan mutu kopi

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kopi dengan pemanfaatan

sarana bantuan TP yg telah diberikan

28. Dinas Perkebunan Kab. Sumbawa250.000.000

PROVINSI PAPUA

29. Dinas Perkebunan Kab. Jayawijaya 400.000.000

30. Dinas Perkebunan Kab. Pegunungan Bintang

400.000.000

PROVINSI SULUT

31. Dinas Perkebunan Kota Mobago 400.000.000

Kegiatan Tugas Pembantuan

33

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI ACEH

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan

dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan

sarana bantuan TP yg telah diberikan

1. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Utara250.000.000

2. Dinas Perkebunan Kab. Bireun250.000.000

3. Dinas Perkebunan Kab. Pidie450.000.000

4. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Barat Daya

250.000.000

5. Dinas Perkebunan Kab. Nagan Raya250.000.000

6. Dinas Perkebunan Kota Subussalam250.000.000

7. Dinas Perkebunan Kab. Pidie Jaya250.000.000

PENINGKATAN MUTU KAKAO FERMENTASI

Lanjutan

34

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI SUMUT

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan

dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu

Kakao dengan

pemanfaatan sarana

bantuan TP yg telah diberikan

8. Dinas Perkebunan Kab. Mandailing Natal

250.000.000

PROVINSI SUMBAR250.000.000

9. Dinas Perkebunan Kab. Agam250.000.000

10. Dinas Perkebunan Kab. Padang Pariaman

250.000.000

11. Dinas Perkebunan Kab. Solok250.000.000

12. Dinas Perkebunan Kab. Tanah Datar

250.000.000

13. . Dinas Perkebunan Kota Padang 250.000.000

lanjutan

35

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI LAMPUNG

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kakao

dengan pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah

diberikan

14. Dinas Perkebunan Kab. Lampung Selatan

250.000.000

15. Dinas Perkebunan Kab. Pesawaran

250.000.000

PROVINSI JATENG

16. Dinas Perkebunan Kab. Jepara

250.000.000

PROVINSI DIY

17. Dinas Perkebunan Kab. Gunung Kidul

250.000.000

lanjutan

36

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI JATIM

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan

dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan

sarana bantuan TP yg telah diberikan

18. Dinas Perkebunan Kab. Ngawi

250.000.000

PROVINSI SULUT

19. Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Utara

250.000.000

20. Dinas Perkebunan Kab. Bolaang Mongondow Utara

250.000.000

PROVINSI SULTENG

21. Dinas Perkebunan Kab. Banggai

250.000.000

Lanjutan

37

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

22. Dinas Perkebunan Kab. Donggala

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

250.000.000

Poktan/Gapoktan dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah

diberikan

23. Dinas Perkebunan Kab. Poso500.000.000

24. Dinas Perkebunan Kab. Parigi Moutong

250.000.000

25. Dinas Perkebunan Kab. Sigi 250.000.000

PROVINSI SULSEL

26. Dinas Perkebunan Kab. Luwu Utara

250.000.000

27. Dinas Perkebunan Kab. Sopeng

250.000.000

28. Dinas Perkebunan Kab. Wajo 250.000.000

Lanjutan

38

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI SULTRA

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan

dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu

Kakao dengan

pemanfaatan sarana

bantuan TP yg telah diberikan

29. Dinas Perkebunan Kab. Konawe Selatan

250.000.000

30. Dinas Perkebunan Kab. Kolaka Utara

250.000.000

31. Dinas Perkebunan Kab. Konawe Utara

250.000.000

PROVINSI BALI

32. Dinas Perkebunan Kab. Jembrana

150.000.000

PROVINSI NTB

33. Dinas Perkebunan Kab. Lombok Utara

250.000.000

Lanjutan

39

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSi MALUKU

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kakao dengan

pemanfaatan sarana bantuan

TP yg telah diberikan

34. Dinas Perkebunan Kab. Maluku Tengah

243.900.000

PROVINSI PAPUA

35. Dinas Perkebunan Kab. Jayapura

400.000.000

36. Dinas Perkebunan Kota Jayapura

400.000.000

37. Dinas Perkebunan Kab. Sarmi

400.000.000

38. Dinas Perkebunan Kab. Keerom

400.000.000

Lanjutan

40

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

PROVINSI MALUT

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

Poktan/Gapoktan

dapat menerapkan

Sistem Jaminan Mutu

Kakao dengan

pemanfaatan sarana

bantuan TP yg telah diberikan

39. Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Selatan

250.000.000

PROVINSI BANTEN

40. Dinas Perkebunan Kab. Serang

250.000.000

PROVINSI GORONTALO

41. Dinas Perkebunan Kab. Boalemo

250.000.000

42. Dinas Perkebunan Kab. Gorontalo

250.000.000

43. Dinas Perkebunan Kab. Pohuwato

250.000.000

Lanjutan

41

Kab/kota KegiatanDana Output

Anggaran (jt)

44. Dinas Perkebunan Kab. Bone Bolango

Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi

250.000.000

Poktan/Gapoktan dapat

menerapkan Sistem Jaminan

Mutu Kakao dengan

pemanfaatan sarana bantuan

TP yg telah diberikan

PROVINSI PAPUA BARAT

45. Dinas Perkebunan Kab. Manokwari

250.000.000

PROVINSI SULBAR

46. Dinas Perkebunan Kab. Mamuju

250.000.000

47. Dinas Perkebunan Kab. Majene

250.000.000

Direktorat Mutu dan StandardisasiDirektorat Mutu dan StandardisasiDitjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil PertanianDitjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

Jl. Harsono RM no. 3 RagunanJl. Harsono RM no. 3 RagunanGd. D Lantai 3Gd. D Lantai 3

Tel. 021 7815881Tel. 021 7815881

42