Kebijakan Rap Kopi-Kakao TOT Bimtek 10-12 Juni 2012 EDIT-Bu Ita
-
Upload
jrs-korruptor -
Category
Documents
-
view
62 -
download
1
Transcript of Kebijakan Rap Kopi-Kakao TOT Bimtek 10-12 Juni 2012 EDIT-Bu Ita
1
KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBINAAN PENERAPAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN JAMINAN MUTU KEAMANAN PANGAN
(KOPI DAN KAKAO) (KOPI DAN KAKAO)
BIMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013BIMTEK JAMINAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN KOPI dan KAKAO, 10-12 JUNI 2013
Oleh: Oleh:
Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St.Dr.Ir. Gardjita Budi, M.Agr,St.DirektDirekturur Mutu dan Standardisasi Mutu dan Standardisasi
1
DIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIANDIRJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
Target Kementerian PertanianTarget Kementerian Pertanian1.1. SwasembadaSwasembada2.2. DiversifikasiDiversifikasi3.3. Nilai tambah, daya saing, dan eksporNilai tambah, daya saing, dan ekspor4.4. Kesejahteraan PetaniKesejahteraan Petani
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Produk Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan PetaniProduk Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Petani
Blue Print Peningkatan NTDSE (Peningkatan Mutu ):Blue Print Peningkatan NTDSE (Peningkatan Mutu ):Pengembangan/penerapan Sistem Jaminan MutuPengembangan/penerapan Sistem Jaminan Mutu dan dan Keamanan Pangan pada produk hasil pertanian (komoditi Keamanan Pangan pada produk hasil pertanian (komoditi strategis)strategis)
Renstra Ditjen PPHPRenstra Ditjen PPHP(Peningkatan Mutu)(Peningkatan Mutu)
* Sosialisasi penerapan SNI* Sosialisasi penerapan SNI•Penerapan sistem jaminan mutu Penerapan sistem jaminan mutu dan dan keamanan pangan (komoditi keamanan pangan (komoditi strategis)strategis)* Pengembangan kelembagaan pengawasan * Pengembangan kelembagaan pengawasan dan dan SDM pengawas mutuSDM pengawas mutu•Penguatan Kelembagaan petani/pemberdayaan petani melalui Penguatan Kelembagaan petani/pemberdayaan petani melalui SLSL--PPHPPPHP
LANDASAN LANDASAN OPERASIONALOPERASIONAL
2
3
PASAR DOMESTIK
SUBSTITUSI IMPOR
PASAREKSPOR
SEGAR/BAHAN BAKU
SETENGAH JADI
PRODUKAKHIR
1. Pengembangan Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan
2. Pengembangan dan Penerapan SNI
3. Penerapan Program Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
4. Pengembangan Pengawasan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
5. Pengembangan Lembaga Pengawasan (OKKP, Lembaga Sertifikasi, Laboratorium)
5. Kerjasama & Harmonisasi Standar
3
4
TUNTUTAN KONSUMENTUNTUTAN KONSUMEN
3.3. Ramah Lingkungan Ramah Lingkungan • Tidak merusak/mencemari lingkungan dalam Tidak merusak/mencemari lingkungan dalam
proses produksinya proses produksinya 4.4. Tanggung Tanggung JJawab awab SosialSosial
• kkesejahteraan dan esejahteraan dan keselamatan kerjakeselamatan kerja• tenaga kerja dibawahtenaga kerja dibawah umur umur
1.1. Keamanan PanganKeamanan Pangan• Bahaya Mikrobiologis (Bahaya Mikrobiologis (Microbiology Hazard)Microbiology Hazard)• Bahaya Kimia (Bahaya Kimia (Chemical Hazard)Chemical Hazard)• Bahaya Fisik Bahaya Fisik (Physical Hazard(Physical Hazard))
2.2. Mutu dan Standar meliputi pemenuhan persyaratan Mutu dan Standar meliputi pemenuhan persyaratan ((penampilan, penampilan, ukuran dan kriteria mutu lainnya)ukuran dan kriteria mutu lainnya)
4
5
SPS
TBT
Perjanjian WTO yang mengatur masalah yang berkaitan Perjanjian WTO yang mengatur masalah yang berkaitan dengan standardengan standar, , perlindungan kesehatanperlindungan kesehatan, , keselamatan keselamatan
masyarakatmasyarakat, , lingkungan hiduplingkungan hidup dan tanggung jawab sosial dan tanggung jawab sosial
Instrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganInstrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganKedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan suatu negara Kedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan suatu negara bagi masuknya produk imporbagi masuknya produk impor
Perdagangan Internasional
Domestik
TARIF
MRA
5
6
SISTEM STANDARDISASI DALAM SISTEM STANDARDISASI DALAM MENDUKUNG KEAMANAN PANGANMENDUKUNG KEAMANAN PANGAN
6
7
TAHAPAN PENERAPAN STANDAR TAHAPAN PENERAPAN STANDAR MUTU DAN KEAMANAN PANGAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
1)1) SOSIALISASI STANDAR PADA PELAKU AGRIBISNISSOSIALISASI STANDAR PADA PELAKU AGRIBISNIS2)2) BIMBINGAN TEKNIS (GAP, GHP, GMP, HACCP DAN BIMBINGAN TEKNIS (GAP, GHP, GMP, HACCP DAN
ORGANIK)ORGANIK)3)3) PENDAMPINGAN DALAM PENERAPAN SISTEM PENDAMPINGAN DALAM PENERAPAN SISTEM
JAMINAN MUTUJAMINAN MUTU4)4) PENGAWASAN (SERTIFIKASI DAN REGISTRASI)PENGAWASAN (SERTIFIKASI DAN REGISTRASI)
7
8
PERATURAN MENTERI PERTANIANPERATURAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR : 20/ Permentan/OT.140/2/2010NOMOR : 20/ Permentan/OT.140/2/2010
TENTANG TENTANG
SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIANSISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN
1.1. Sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (GAP, Sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (GAP, GHP, GMP, HACCP dan ISO 22.000)GHP, GMP, HACCP dan ISO 22.000)
2.2. Sistem Pangan OrganikSistem Pangan Organik
3.3. Sistem Jaminan VarietasSistem Jaminan Varietas
8
9
RRENCANA PEMBERLAKUAN PERMENTAN TENTANG ENCANA PEMBERLAKUAN PERMENTAN TENTANG
PERSYARATAN MUTU DAN PEMASARAN BIJI KAKAO PERSYARATAN MUTU DAN PEMASARAN BIJI KAKAO
9
RUANG LINGKUP PERATURAN MENCAKUPRUANG LINGKUP PERATURAN MENCAKUP1.1.PERSYARATAN KELEMBAGAANPERSYARATAN KELEMBAGAAN
2.2.PERSYARATAN MUTUPERSYARATAN MUTU3.3.PERSYARATAN PENANGANANPERSYARATAN PENANGANAN
4.4.PEMASARANPEMASARAN5.5.PENGAWASANPENGAWASAN
6.6.PENUTUPPENUTUP
Sarana Produksi
Produksi Pertanian Penanganan Pengolahan Pendistribusian Pasar
GAP/ GFP GHP GMP GDP GRP
Konsumen
GCP
Pra Panen Panen Pasca Panen
Quality Management System (QMS)
GAP/GFP = Good Agriculture/Farming Practices GDP = Good Distribution PracticesGHP = Good Higiene Practices GRP = Good Retailing PracticesGMP = Good Manufacturing Practices GCP = Good Consumption Practices
LINGKUP PEMBINAAN SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN LINGKUP PEMBINAAN SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK SEGAR HASIL PERTANIAN (PELAKU USAHA)PRODUK SEGAR HASIL PERTANIAN (PELAKU USAHA)
10
1.1. PembinaanPembinaan
• Pengendalian proses produksi untuk menghasilkan produk yang Pengendalian proses produksi untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman dikonsumsi sesuai standar secara konsisten;bermutu dan aman dikonsumsi sesuai standar secara konsisten;
• Instansi Pembina (instansi teknis terkait mulai dari on farm s/d off Instansi Pembina (instansi teknis terkait mulai dari on farm s/d off farm);farm);
• Fasilitator/pendampingan (perlu pelatihan);Fasilitator/pendampingan (perlu pelatihan);• Penerapan program jaminan mutu dapat terlaksana bila Penerapan program jaminan mutu dapat terlaksana bila
kelembagaan petani kuat dibarengi dengan pelaksanaan manajemen kelembagaan petani kuat dibarengi dengan pelaksanaan manajemen usaha dan dukungan aspek teknis, pemasaran dan permodalan yang usaha dan dukungan aspek teknis, pemasaran dan permodalan yang memadai (program SLPPHP);memadai (program SLPPHP);
• Dukungan sarana-prasarana yang memadai (melalui dana Tugas Dukungan sarana-prasarana yang memadai (melalui dana Tugas Pembantuan);Pembantuan);
• Dukungan PMUK (program PUAP, TP dsb).Dukungan PMUK (program PUAP, TP dsb).
PEMBINAAN DAN PENGAWASANPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
11
12
2. 2. PengawasanPengawasan
a.a. RegulerReguler• Registrasi pangan segar asal tumbuhanRegistrasi pangan segar asal tumbuhan;;• Sertifikasi keamanan pangan (Prima 1, Prima 2 dan Sertifikasi keamanan pangan (Prima 1, Prima 2 dan
Prima 3)Prima 3);;• Registrasi rumah kemas baik untuk pasar ekspor dan Registrasi rumah kemas baik untuk pasar ekspor dan
pasar domestikpasar domestik;;• Rekomendasi eksporRekomendasi ekspor..
b.b. Case by caseCase by case• Komoditi di tingkat petani maupun pasarKomoditi di tingkat petani maupun pasar;; • Merespon issue publik (formalin, pemutih, sapi Merespon issue publik (formalin, pemutih, sapi
glonggongan, dll)glonggongan, dll)..
13
Inspektor Keamanan Pangan : 75 orang
NoNo JENIS KOMPETENSIJENIS KOMPETENSI JUMLAH JUMLAH (orang)(orang)
Ditjen PPHPDitjen PPHP
11 Fasilitator Mutu Hasil Pertanian (PL-I dan Fasilitator Mutu Hasil Pertanian (PL-I dan PL-II)PL-II)
740740
22 Inspektor Keamanan Pangan Inspektor Keamanan Pangan 134134
33 Inspektor Pangan OrganikInspektor Pangan Organik 8888
44 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Keamanan PanganKeamanan Pangan
5757
55 Auditor Internal Sistem Keamanan PanganAuditor Internal Sistem Keamanan Pangan 6666
66 Pengawas Mutu Hasil PertanianPengawas Mutu Hasil Pertanian 863863
1.9481.948
Status data: Tahun 2012, tidak termasuk rekruitmen oleh institusi lain lingkup Kementerian Pertanian13
14
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTUMUTU BIJI KAKAO BIJI KAKAO
a.a. Tahap Budidaya dan PanenTahap Budidaya dan Panen Serangan Serangan OPT (mOPT (mutuutu produk) produk) Penggunaan Penggunaan ppestisida (estisida (KPKP)) KKandungan logamandungan logamberatberat PPanen anen tidak tepat tidak tepat ((kualitas produkkualitas produk))
14
15
b.b.Tahap Pasca PanenTahap Pasca Panen
PPerlakuan perlakuan penanganan enanganan produk setelah panen produk setelah panen berpengaruh terhadap mutu, berpengaruh terhadap mutu, alal. . jumlah biji pecah, jumlah biji pecah, jumlah biji berjamur, jumlah biji berkecambah, bau jumlah biji berjamur, jumlah biji berkecambah, bau asing, kadar air, asing, kadar air,
kadar kotoran kadar kotoran
15
Slaty[0 hari]
Ungu Separo[3 hari]
Ungu Penuh[1-2 hari]
Berjamur[ > 5 hari]
Coklat Penuh[5 hari]
17
c.c. Tahap Pengolahan Tahap Pengolahan Bahaya FisikBahaya Fisik, , terdapatnya benda asing (logam, terdapatnya benda asing (logam,
batu, rambut dst)batu, rambut dst);; Bahaya KimiaBahaya Kimia,, adanya bahan tambahan (bahan adanya bahan tambahan (bahan
pewarna, bahan pengawet)pewarna, bahan pengawet);; Bahaya BiologiBahaya Biologi,, adanya jasad renik/kapang. adanya jasad renik/kapang.
17
18
Persyaratan MutuPersyaratan Mutu• Biji Kakao (mengacu SNIBiji Kakao (mengacu SNI 2323-2008 tentang Biji Kakao)2323-2008 tentang Biji Kakao)
Biji kakao yang terfermentasi minimal 80 %Biji kakao yang terfermentasi minimal 80 % Tidak boleh ada serangga hidupTidak boleh ada serangga hidup Kadar air maksimum 7,5 %Kadar air maksimum 7,5 % Tidak mengandung benda asingTidak mengandung benda asing Tidak mengandung kotoranTidak mengandung kotoran Tidak boleh berbau asing. Tidak boleh berbau asing.
• Produk olahan bubuk dan pasta Produk olahan bubuk dan pasta (mengacu pada standar yang (mengacu pada standar yang berlaku)berlaku)
18
19
Kebutuhan Kakao Untuk IndustrKebutuhan Kakao Untuk Industrii
Kakao Kakao FFermentasi ermentasi Menimbulkan aroma cokelatMenimbulkan aroma cokelat;; Industri masih impor dari Industri masih impor dari Ghana, Ghana, AfrikaAfrika;; Pasar untuk Eropa, Pasar untuk Eropa, JJepang, China dllepang, China dll..
19
2020
KELEMBAGAAN JAMINAN MUTU KELEMBAGAAN JAMINAN MUTU KAKAO DAN KOPIKAKAO DAN KOPI
1.1. OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGANOTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN2.2. DINAS PERKEBUNANDINAS PERKEBUNAN3.3. LABORATORIUM PENGUJIANLABORATORIUM PENGUJIAN4.4. UNIT FERMENTASI DAN PEMASARAN BIJI UNIT FERMENTASI DAN PEMASARAN BIJI
KAKAO (UFPBK)KAKAO (UFPBK)
2020
Sub Unit Pengawasan Mutu
UFPBK(terdiri dari minimal 1 GAPOKBUN
Sub Unit Penanganan Pengolahan
Sub Unit Sarana &
Prasarana
Sub Unit Pembelian
& Pemasaran
PERBANKAN/Lembaga
Permodalan Lain
INSENTIF MODAL USAHA
DITJEN PPHP
INSENTIF TEKNOLOGI
Pemerintah Daerah(Disbun
Kab/Kota)
Pemerintah Daerah(Disbun
Kab/Kota)
OKKPOKKP
BIJI KAKAO
FERMENTASI
BIJI KAKAO
FERMENTASI
SKA-BK
PENGOLAHAN BIJI KAKAO
SPJM
GAPOKBUN
STP-UPBK
12
3
4
5
6
PEMDA(Disbun Prov)
PEMDA(Disbun Prov)
21
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN UPENGEMBANGAN KELEMBAGAAN UFFPBKPBK
Syarat mutu umum
SNI 01-2907-2008 TENTANG BIJI KOPISNI 01-2907-2008 TENTANG BIJI KOPI
No Kriteria Persyaratan1 Serangga Hidup Tidak ada2 Biji Berbau busuk dan atau
berbau kapangTidak ada
3 Kadar air Maks 12.54 Kadar Kotoran Mak 0.5
22
SYARAT MUTU KHUSUS KOPI ARABIKA
Ukuran Kriteria Satuan Persyaratan
Besar Tidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (Sieve No. 16)
% fraksi massa Maks lolos 5
Sedang Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolosayakan berdiameter 6 mm (Sieve No. 15)
% fraksi massa Maks lolos 5
Kecil Lolos ayakan diameter 6 mm, tidak lolosayakan berdiameter 5 mm (Sieve No. 13)
% fraksi massa Maks lolos 5
23
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI (1)
• Varietas/Klon– Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa
baik, akan tetapi ada juga sebaliknya.• Tinggi Tempat Penanaman
– Makin tinggi tempat penanaman mutu citarasanya akan semakin baik.
• Kejaguran Tanaman– Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan
menghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baik.• Penggunaan Penaung
– Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik dibanding dengan yang tanpa dinaungi.
24
25
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU KOPI
VVaarietas/Klonrietas/Klon– Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa Varietas tertentu dapat menghasilkan mutu fisik dan citarasa
baik, akan tetapi ada juga sebaliknyabaik, akan tetapi ada juga sebaliknya;; Tinggi Tempat PenanamanTinggi Tempat Penanaman
– Makin tinggi tempat penanamanMakin tinggi tempat penanaman,, citarasa semakin baik citarasa semakin baik;; PPertumbuhan ertumbuhan TanamanTanaman
– Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan Tanaman yang pertumbuhannya kurang sehat akan menghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baikmenghasilkan mutu fisik dan citarasa yang kurang baik;;
PenaungPenaung– Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik Tanaman kopi yang dinaungi cukup citarasanya lebih baik
dibanding dengan yang tanpa dinaungi.dibanding dengan yang tanpa dinaungi.25
26
lanjutanlanjutan
SSerangan hama dan penyakiterangan hama dan penyakit– Serangan hama dan penyakit dapat Serangan hama dan penyakit dapat
menurunkan mutu fisik maupun citarasa komenurunkan mutu fisik maupun citarasa kopi;pi;
Mutu petik buahMutu petik buah– Buah yang dipetik pada saat masak optimal Buah yang dipetik pada saat masak optimal
mempunyai mempunyai mutu fisik dan citarasa lebih baikmutu fisik dan citarasa lebih baik;;
Cara Penanganan Pasca PanenCara Penanganan Pasca Panen– Pengolahan basah akan menghasilkan mutu lebih baik Pengolahan basah akan menghasilkan mutu lebih baik
dibanding dibanding pengolahanpengolahan kering kering;;– Penyimpanan yang kurang baik dapat menimbulkan Penyimpanan yang kurang baik dapat menimbulkan
aroma aroma (bau jamur, bau asap, dll).(bau jamur, bau asap, dll).
26
Kegiatan Tugas Pembantuan
27
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI ACEH
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kopi dengan pemanfaatan
sarana bantuan TP yg telah diberikan
1. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Tengah 250.000.000
2. Dinas Perkebunan Kab. Gayo Lues250.000.000
PROVINSI SUMUT
3. Dinas Perkebunan Kab. Simalungun250.000.000
4. Dinas Perkebunan Kab. Humbang Hasundutan
250.000.000
5. Dinas Perkebunan Kab.Samosir250.000.000
Peningkatan Mutu Kopi TA. 2013
Lanjutan...
28
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI RIAU
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kopi dengan pemanfaatan
sarana bantuan TP yg telah diberikan
6. Dinas Perkebunan Kab. Kep. Meranti
250.000.000
PROVINSI JAMBI
7. Dinas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Barat
350.000.000
8. Dinas Perkebunan Kab. Sungai Penuh
250.000.000
PROVINSI SUMSEL
9. Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim 250.000.000
10. Dinas Perkebunan Kab. Empat Lawang
250.000.000
Lanjutan...
29
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
Prov. BENGKULU
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kopi dengan
pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah diberikan
11. Dinas Perkebunan Kab. Rejang Lebong
250.000.000
12. Dinas Perkebunan Kab. Kepahiang 250.000.000
Prov. LAMPUNG
13. Dinas Perkebunan Kab. Lampung Barat
250.000.000
Provinsi JABAR
14. Diisbun Kab. Bandung 250.000.000
15. Disbun Kab. Sumedang 250.000.000
16. Disbun Kab. Bandung Barat 250.000.000
Lanjutan
30
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI JATENG
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kopi dengan
pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah
diberikan
17. Dinas Perkebunan Kab. Temanggung
250.000.000
18. Dinas Perkebunan Kab. Wonosobo300.000.000
PROVINSI JATIM
19. Dinas Perkebunan Kab. Banyuwangi
250.000.000
20. Dinas Perkebunan Kab. Bondowoso 250.000.000
Lanjutan...
31
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI SULSEL
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kopi dengan
pemanfaatan sarana bantuan
TP yg telah diberikan
21. Dinas Perkebunan Kab. Bone250.000.000
22. Disbun Kab. Bulukumba 250.000.000
23. DisbunKab. Sidenreng Rappang 250.000.000
24. Disbun Kab. Tana Toraja 250.000.000
PROVINSI BALI
25. Disbun Kab. Bangli 250.000.000
26. Disbun Kab. Buleleng 250.000.000
27. Disbun Kab. Tabanan 250.000.000
Lanjutan...
32
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI NTB
Peningkatan mutu kopi
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kopi dengan pemanfaatan
sarana bantuan TP yg telah diberikan
28. Dinas Perkebunan Kab. Sumbawa250.000.000
PROVINSI PAPUA
29. Dinas Perkebunan Kab. Jayawijaya 400.000.000
30. Dinas Perkebunan Kab. Pegunungan Bintang
400.000.000
PROVINSI SULUT
31. Dinas Perkebunan Kota Mobago 400.000.000
Kegiatan Tugas Pembantuan
33
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI ACEH
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan
dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan
sarana bantuan TP yg telah diberikan
1. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Utara250.000.000
2. Dinas Perkebunan Kab. Bireun250.000.000
3. Dinas Perkebunan Kab. Pidie450.000.000
4. Dinas Perkebunan Kab. Aceh Barat Daya
250.000.000
5. Dinas Perkebunan Kab. Nagan Raya250.000.000
6. Dinas Perkebunan Kota Subussalam250.000.000
7. Dinas Perkebunan Kab. Pidie Jaya250.000.000
PENINGKATAN MUTU KAKAO FERMENTASI
Lanjutan
34
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI SUMUT
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan
dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu
Kakao dengan
pemanfaatan sarana
bantuan TP yg telah diberikan
8. Dinas Perkebunan Kab. Mandailing Natal
250.000.000
PROVINSI SUMBAR250.000.000
9. Dinas Perkebunan Kab. Agam250.000.000
10. Dinas Perkebunan Kab. Padang Pariaman
250.000.000
11. Dinas Perkebunan Kab. Solok250.000.000
12. Dinas Perkebunan Kab. Tanah Datar
250.000.000
13. . Dinas Perkebunan Kota Padang 250.000.000
lanjutan
35
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI LAMPUNG
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kakao
dengan pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah
diberikan
14. Dinas Perkebunan Kab. Lampung Selatan
250.000.000
15. Dinas Perkebunan Kab. Pesawaran
250.000.000
PROVINSI JATENG
16. Dinas Perkebunan Kab. Jepara
250.000.000
PROVINSI DIY
17. Dinas Perkebunan Kab. Gunung Kidul
250.000.000
lanjutan
36
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI JATIM
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan
dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan
sarana bantuan TP yg telah diberikan
18. Dinas Perkebunan Kab. Ngawi
250.000.000
PROVINSI SULUT
19. Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Utara
250.000.000
20. Dinas Perkebunan Kab. Bolaang Mongondow Utara
250.000.000
PROVINSI SULTENG
21. Dinas Perkebunan Kab. Banggai
250.000.000
Lanjutan
37
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
22. Dinas Perkebunan Kab. Donggala
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
250.000.000
Poktan/Gapoktan dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu Kakao dengan pemanfaatan sarana bantuan TP yg telah
diberikan
23. Dinas Perkebunan Kab. Poso500.000.000
24. Dinas Perkebunan Kab. Parigi Moutong
250.000.000
25. Dinas Perkebunan Kab. Sigi 250.000.000
PROVINSI SULSEL
26. Dinas Perkebunan Kab. Luwu Utara
250.000.000
27. Dinas Perkebunan Kab. Sopeng
250.000.000
28. Dinas Perkebunan Kab. Wajo 250.000.000
Lanjutan
38
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI SULTRA
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan
dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu
Kakao dengan
pemanfaatan sarana
bantuan TP yg telah diberikan
29. Dinas Perkebunan Kab. Konawe Selatan
250.000.000
30. Dinas Perkebunan Kab. Kolaka Utara
250.000.000
31. Dinas Perkebunan Kab. Konawe Utara
250.000.000
PROVINSI BALI
32. Dinas Perkebunan Kab. Jembrana
150.000.000
PROVINSI NTB
33. Dinas Perkebunan Kab. Lombok Utara
250.000.000
Lanjutan
39
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSi MALUKU
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kakao dengan
pemanfaatan sarana bantuan
TP yg telah diberikan
34. Dinas Perkebunan Kab. Maluku Tengah
243.900.000
PROVINSI PAPUA
35. Dinas Perkebunan Kab. Jayapura
400.000.000
36. Dinas Perkebunan Kota Jayapura
400.000.000
37. Dinas Perkebunan Kab. Sarmi
400.000.000
38. Dinas Perkebunan Kab. Keerom
400.000.000
Lanjutan
40
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
PROVINSI MALUT
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
Poktan/Gapoktan
dapat menerapkan
Sistem Jaminan Mutu
Kakao dengan
pemanfaatan sarana
bantuan TP yg telah diberikan
39. Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Selatan
250.000.000
PROVINSI BANTEN
40. Dinas Perkebunan Kab. Serang
250.000.000
PROVINSI GORONTALO
41. Dinas Perkebunan Kab. Boalemo
250.000.000
42. Dinas Perkebunan Kab. Gorontalo
250.000.000
43. Dinas Perkebunan Kab. Pohuwato
250.000.000
Lanjutan
41
Kab/kota KegiatanDana Output
Anggaran (jt)
44. Dinas Perkebunan Kab. Bone Bolango
Peningkatan Mutu Kakao Fermentasi
250.000.000
Poktan/Gapoktan dapat
menerapkan Sistem Jaminan
Mutu Kakao dengan
pemanfaatan sarana bantuan
TP yg telah diberikan
PROVINSI PAPUA BARAT
45. Dinas Perkebunan Kab. Manokwari
250.000.000
PROVINSI SULBAR
46. Dinas Perkebunan Kab. Mamuju
250.000.000
47. Dinas Perkebunan Kab. Majene
250.000.000