Kebijakan Publik

127
KEBIJAKAN PUBLIK (KP) Public Policy

description

Kebijakan Publik

Transcript of Kebijakan Publik

Ilmu Hukum Tata Negara

KEBIJAKAN PUBLIK (KP)Public PolicyPENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIKKebijakanKebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

Kebijakan adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah, merupakan upaya untuk memecahkan, mengurangi, mencegah suatu masalah dengan cara tertentu, yaitu dengan tindakan yang terarah. (Hoogerwerf (1988, 66)). Kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. (James. E. Anderson (1978, 33)).

Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuantujuan dan cara cara untuk mencapai tujuan tujuan itu. Kebijakan (policy) adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu (Solichin Abdul Wahab) .Kesimpulan:Melihat dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan dapat diartikan sebagai serangkaian dari beberapa keputusan-keputusan yang diambil oleh sejumlah aktor baik pejabat, maupun instansi yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan dasar suatu rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam rangka pencapaian suatu tujuan.Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk memilih dan memutuskan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil akhir yang terbaik sesuai tujuan.http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/09/

Kebijaksanaan (wisdom) berarti kearifan adalah pengejawantahan aturan yang sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang (Inu Kencana Syafiie)Kebijaksanaan adalah merupakan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman dan pegangan bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat, agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi.http://www.depkeu.go.id/Ind/Organization/Kebijaksanaan.htm

Kebijaksanaan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan tertentu.http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/Kesimpulan:Kebijaksanaan sebagai suatu ketentuan untuk memutuskan cara yang tepat dalam menghadapi suatu masalah atau persoalan tertentu, untuk mendapatkan hasil akhir yang dipandang sebagai yang terbaik dan telah disepakati oleh pihak yang bersangkutan dan di tetapkan oleh pihak yang memiliki wewenang dalam mencapai tujuan tertentu. Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.http://mardhiyanti.blogspot.com/2010/01/

Keputusan adalah pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. (Ralph C. Davis (Hasan, 2004))http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/universities-research-institutions/Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. (Prajudi Atmosudirjo)http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/16Kesimpulan:Dari definisi keputusan yang dikemukakan oleh beberapa sumber diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu keputusan dapat diartikan sebagai suatu wujud ataupun reaksi akhir yang timbul dari suatu proses pemikiran/ pemecahan tentang suatu masalah yang dilakukan melalui pengambilan satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia.Apa itu kebijakan publik ?Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan.

Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye ini dapat diklasifikasikan sebagai keputusan dimana pemerintah mempunyai wewenang untuk menggunakan keputusan otoritatif, termasuk keputusan untuk membiarkan sesuatu terjadi, demi teratasinya suatu persoalan publik. Chandler dan Plano ( 1988 )Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik dalam kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy, yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami sebagai kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan suatu hukum. Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya secara utuh dan benar. Artinya ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik yang harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang berwenang.Ketika kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik; apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus ditaati. (Thomas Dye, 1992; 2-4), kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah.mengapa suatu kebijakan harus dilakukan dan apakah manfaat bagi kehidupan bersama, agar kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak kecil sehinga tidak menimbulkan persoalan yang merugikan, walaupun demikian pasti ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan, disinilah letaknya pemerintah harus bijaksana dalam menetapkan suatu kebijakan Untuk memahami kedudukan dan peran yang strategis dari pemerintah sebagai public actor, terkait dengan kebijakan publik maka diperlukan pemahaman bahwa untuk mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat. Setelah memaparkan makna kebijakan, maka secara sederhana kebijakan publik digambarkan oleh Bill Jenkins didalam buku The Policy Process sebagai Kebijakan publik adalah suatu keputusan berdasarkan hubungan kegiatan yang dilakukan oleh aktor politik guna menentukan tujuan dan mendapat hasil berdasarkan pertimbangan situasi tertentu. Selanjutnya Bill Jenkins (Michael Hill, 1993: 34) mendefinisikan bahwa kebijakan publik sangat berkait dengan administasi negara ketika public actor mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan dengan tugas dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat melalui berbagai kebijakan publik/umum (untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara). Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan administrasi negara. Menurut Nigro dan Nigro dalam buku M. Irfan Islamy Prinsip-prinsip Kebijakan Negara (Islamy, 2001:1), administrasi negara mempunyai peranan penting dalam merumuskan kebijakan negara dan ini merupakan bagian dari proses politik.

Kebijakan publik dalam praktik ketatanegaraan dan kepemerintahan pada dasarnya terbagi dalam tiga prinsip yaitu: pertama, dalam konteks bagaimana merumuskan kebijakan publik (Formulasi kebijakan); kedua, bagaimana kebijakan publik tersebut diimplementasikan.ketiga, bagaimana kebijakan publik tersebut dievaluasi (Nugroho 2004,100-105) Dalam konteks formulasi, maka berbagai isu yang banyak beredar didalam masyarakat tidak semua dapat masuk ke agenda pemerintah untuk dp diproses menjadi kebijakan. Isu yang masuk dalam agenda kebijakan biasanya memiliki latar belakang yang kuat berhubungan dengan analisis kebijakan dan terkait dengan enam (6) pertimbangan sebagai berikut: 1.Apakah Isu tersebut dianggap telah mencapai tingkat kritis sehingga tidak bisa diabaikan?. 2.Apakah Isu tersebut sensitif, yang cepat menarik perhatian masyarakat? 3.Apakah Isu tersebut menyangkut aspek tertentu dalam masyarakat? 4.Apakah Isu tersebut menyangkut banyak pihak sehingga mempunyai dampak yang luas dalam masyarakat kalau diabaikan? Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kekuasaan dan legitimasi/pengakuan masyarakat ? Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kecenderungan yang sedang berkembang dalam masyarakat?

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Isu juga sering di sebut rumor, kabar burung, dan atau gosip. PROSES PERUMUSAN KEBIJAKANsiapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan dapat dilihat dalam tulisan James Anderson, Charles Lindblom, maupun James Lester dan Joseph Stewart, Jr. (Budi Winarno:2002). disebutkan bahwa aktor-aktor yang terlibat dalam proses perumusan kebijakan dapat dibagi ke dalam dua kelompok atau pemeran serta, yaitu :

1.Pemeran serta resmi, meliputi agen-agen pemerintah (birokrasi), presiden (eksekutif), legislatif (DPR,MPR) dan yudikatif (jaksa,hakim,kepolisian). 2.Pemeran serta tidak resmi, meliputi kelompok-kelompok kepentingan, partai politik dan warga negara individu.

Proses perumusan kebijakan merupakan inti dari kebijakan publik, karena dari sinilah akan dirumuskan batas-batas kebijakan itu sendiri. Tidak semua isu yang dianggap masalah bagi masyarakat perlu dipecahkan oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Yang akan masuk ke dalam agenda pemerintah dan kemudian dp diproses menjadi sebuah kebijakan. Budi Winarno (2002) menyimpulkan bahwa dalam perumusan kebijakan meliputi empat tahapan yang dilaksanakan secara sistematis, yaitu :

Tahap pertama, perumusan masalah.

Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan. Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik. Kebijakan publik pada dasarnya merupakan upaya untuk memecahkan masalah dalam masyarakat. Tahap kedua, agenda kebijakan.

Tidak semua masalah publik akan masuk ke dalam agenda kebijakan. Masalah-masalah tersebut akan berkompetisi antara satu dengan yang lain. Hanya masalah-masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk ke dalam agenda kebijakan. Masalah-masalah tersebut dibahas berdasarkan tingkat urgensinya untuk diselesaikan. Menurut Abidin (2006:127), agenda kebijakan adalah sebuah daftar permasalahan atau isu yang mendapat perhatian serius karena berbagai sebab untuk ditindaklanjuti atau diproses pihak-pihak yang berwenang menjadi kebijakan.Proses masuknya isu ke dalam agenda kebijakan tidak sepenuhnya dapat dilakukan secara rasional dan lebih sering bersifat politis. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyusunan agenda kebijakan adalah 1.perkembangan sistem pemerintahan yang demokratis; sikap pemerintah dalam proses penyusunan agenda;bentuk pemerintahan atau realisasi otonomi daerah; danpartisipasi masyarakat. Tahap ketiga, pemilihan alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah.Pada tahap ini, para perumus kebijakan akan berhadapan dengan berbagai alternatif pilihan kebijakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah. Para perumus kebijakan akan dihadapkan pada pertarungan kepentingan antar berbagai aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan. Pada kondisi ini, maka pilihan-pilihan kebijakan akan didasarkan pada kompromi dan negosiasi yang terjadi antar-aktor yang berkepentingan dalam pembuatan kebijakan tersebut. Tahap keempat, penetapan kebijakan.Setelah salah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan untuk diambil sebagai cara pemecahan masalah, maka tahap terakhir dalam pembuatan kebijakan adalah menetapkan kebijakan yang dipilih tersebut sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.hukum yg mngikat yaitu hukum yg sdh di tentukan dan tetap di berlakukan sesuai dgn konstitusi negara. Bagi yg mlnggar di berikan sanksi sesuai dgn ketentuan yg brlaku.. contohnya: org yg mencurii, bhkan pncemaran nm baik jg dpt sanksi yg setimpal, Alternatif kebijakan yang diambil pada dasarnya merupakan kompromi dari berbagai kelompok kepentingan yang terlibat dalam permbuatan kebijakan tersebut. William Dunn (Budi Winarno:2002) menyebutkan dalam pembuatan kebijakan publik, ada tahap-tahap yang dilaluinya adalah :

1.Tahap penyusunan agenda. Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik Masalah-masalah akan berkompetisi dahulu sebelum dimasukkan ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada saat itu, suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali dan beberapa yang lain -pembahasan masalah tersebut ditunda untuk waktu yang lama.

Tahap penyusunan agenda merupakan tahap yang akan menentukan apakah suatu masalah akan dibahas menjadi kebijakan atau sebaliknya.

2.Tahap formulasi kebijakan. Masalah yang masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tersebut didefinisikan untuk kemudian dicari alternatif pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif yang ada. Dalam tahap perumusan kebijakan ini, masing-masing alternatif akan bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini (formulasi), masing-masing aktor akan bermain untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik. Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus (kesepakatan yg disetujuhi) antara direktur lembaga atau keputusan peradilan. 3.Tahap implementasi kebijakan. Suatu program hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika tidak diimplementasikan. Pada tahap ini, berbagai kepentingan akan saling bersaing, beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan dari para pelaksana, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

4.Tahap penilaian kebijakan. Pada tahap ini, kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Oleh karena itu, maka ditentukan ukuran-ukuran (parameter) atau kriteria-kriteria (indikator) yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan. evaluasi kebijakan tdk hanya dilakukan pd tahap akhir saja, melainkan dilakukan juga dalam seluruh proses kebijakan.

Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalh-masalah kebijakan, program-program yg diusulkan utk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. Analisis KebijakanMenurut William N Dunn Analisis kebijakan ialah Disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan serta memindahkan informasi relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan. E.S. Quade mengemukakan bahwa asal mula analisis kebijakan disebabkan banyaknya kebijakan yang tidak memuaskan. Begitu banyak kebijakan yang tidak memecahkan masalah kebijakan, bahkan menciptakan masalah baru. Kita melihat kebijakan pemerintah untuk melakukan deregulasi perbankan pada tahun 1988 justru berakhir dengan kolapsnya perbankan di tahun 1988. Deregulasi perbankan adalah keadaan dimana terjadinya perubahan peraturan dalam perbankan, khususnya di Indonesia. Hal ini terjadi karena belum tangguhnya keadaan perbankan Indonesia, disebabkan perbankan Indonesia adalah warisan dari negara penjajah di Indonesia sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mengelola perbankan dengan baik dan Indonesia memang tidak didasari untuk belajar dari negara-negara lain yang sudah lebih lama mengatur soal bank. Deregulasi perbankan dimulai sejak tahun 1983. Pada tahun tersebut, BI memberikan keleluasaan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Pemerintah berharap dengan kebijakan deregulasi perbankan maka akan tercipta kondisi dunia perbankan yang lebih efisien dan kuat dalam menopang perekonomian.Kebijakan deregulasi perbankan ini kemudian terus terjadi dengan rangkaian kebijakan-kebijakan lainnya. Pada tahun 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88). Memasuki tahun 1990-an, BI mengeluarkan Paket Kebijakan Februari 1991 yang berisi ketentuan yang mewajibkan bank berhati-hati dalam pengelolaannya. Pakto 88 boleh dibilang adalah aturan paling liberal (bebas melakukan sesuatu) sepanjang sejarah Republik Indonesia di bidang perbankan. Pemberian izin usaha bank baru yang teleh diberhentikan sejak tahun 1971 dibuka kembali oleh Pakto 88. Contohnya, hanya dengan modal Rp 10 milyar maka seorang pengusaha bisa membuka bank baru .UU Perbankan 1992 juga menetapkan berbagai ketentuan tentang kehati-hatian pengelolaan bank dan pengenaan sanksi bagi pengurus bank yang melakukan tindakan sengaja yang merugikan bank, seperti tidak melakukan pencatatan dan pelaporan yang benar, serta pemberian kredit fiktif, dengan ancaman hukuman pidana. Selain itu, UU Perbankan 1992 juga memberi wewenang yang luas kepada Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap perbankan.(utk diketahui saja, fak:ekonomi)Kita melihat kebijakan pemerintah di tahun 1999 untuk mengizinkan jajak pendapat di Timor Timur menghasilkan disintegrasi kawasan tersebut dan menciptakan konflik di antara sesama penduduk Timor maupun dengan para veteran dan janda Operasi Seroja. Kita melihat kebijakan pemerintah di tahun 2000 untuk membuka hubungan diplomatic secara Terbuka dengan Israel menghasilkan demonstrasi di Jakarta. Kalau begitu, apa maknanya? Adalah Carl W. Patton dan David S. Savicky (1993) yang dengan gamblang menjelaskan bahwa analisis kebijakan adalah tindakan yang diperlukan untuk dibuatnya sebuah kebijakan, baik kebijakan yang baru samasekali, atau kebijakan yang baru sebagai konsekuensi dari kebijakan yang ada. Analis kebijakan adalah profesi yang sangat diperlukan oleh setiap pemimpin puncak di berbagai lembaga administrasi publik. Di negara-negara maju, kepala negara biasanya didampingi oleh analis-analis kebijakanyang memungkinkan mereka mengambil keputusan atau kebijakan yang cepat namun efektif. Di Amerika Serikat bahkan ada istilah West Wing, sayap barat Gedung Putih yang biasanya digunakan oleh para analis kebijakan. Bisnis.com, JAKARTA - Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla menyiapkan konsep untuk memperkuat kelembagaan kepresidenan seperti sistem presidensial West Wing di Amerika Serikat.Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla Hasto Kristiyanto mengatakan kelembagaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kantor presiden dengan menyiapkan sumber daya manusia sebagai pembantu tugas presiden."Kalau di Amerika kan ada West Wing nya, dari sisi aspek kesekretariatan negara dan menjalankan fungsi-fungsi legislasi (Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama ) Di situ kemudian ada juga yang memang menjalankan tugas-tugas khusus dari presiden," katanya di Kantor Transisi Jakarta, Rabu (3/9/2014).Sistem ini sebenarnya telah diterapkan pemerintahan SBY-Boediono dengan membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di kantor Wakil Presiden yang secara khusus mengintegrasikan seluruh program-program pemberantasan kemiskinan. "Hal-hal seperti itulah yang nantinya akan diperkuat," kata Hasto.

Sistem seperti itu disukai oleh Jokowi. Gubernur DKI Jakarta itu senang dengan hal detil sehingga diharapkan lembaga kepresidenan dapat mengambil satu kebijakan yang betul-betul berjalan dengan kebijakan rakyat.DI Indonesia, analis kebijakan masih dianggap kurang penting. Bahkan mereka sering diidentikkan dengan pakar sehingga sejak Presiden hingga Menteri, yang diambil sebagai analis kebijakan adalah para professor dari perguruan tinggi, yang tidak semuanya menguasai analisis kebijakan, melainkan hanya menguasai riset kebijakan.Riset kebijakan, menuntut waktu yang lama dan kondisi-kondisi yang nyaman. Karena itu, dapat disadari kenapa sebagian besar kebijakan di Indonesia dibuat amat lama, dan ketika dibuat sudah tidak relevan lagi karena tantangannya sudah berbeda.

Analis Kebijakan adalah para ahli yang melakukan penelitian atau pengamatan terhadap berbagai kebijakan yang ada dimana mereka mampu untuk menilai sebuah kebijakan yang ada dan memberikan rekomendasi kebijakan baru berdasarkan penelitian dan pendapat-pendapat mereka.

Menurut William N Dunn Analis kebijakan terbagi menjadi tiga tipe analis yaitu : (Catt : ingat ! ini adalah pendapat, bisa saja beda ilmuan beda pendapat pula)1. Analis yang berorientasi pada disiplin (Discipline-oriented analysts). Kelompok orang/ para ilmuan politik dan sosiologi yang berusaha mengembangkan dan menguji teori yang didasarkan pada teori dan konsekwensi-konsekwensi kebijakan serta jarang mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran spesifik (khusus) dari para pembuat kebijakan dan tidak melakukan usaha apapun untuk membedakan variable-variable kebijakan yang merupakan hal yang dapat diubah melalui manipulasi kebijakan.2. Analis yang berorietasi pada masalah (Problem-oriented analysts). Kelompok orang/ para ilmuan yang berusaha menerangkan sebab-sebab dan konsekuensi dari kebijakan, serta tidak memperhatikan pengembangan dan pengujian teori-teori yang dianggap penting didalam disiplin ilmu sosial, tetapi lebih memperhatikan variable yang dapat dimanipulasi oleh pembuat kebijakan. Orientasi masalahnya jarang menyajikan informasi mengenai tujuan dan sasaran kebijkan yang spesifik karena masalah yang dianalisis bersifat umum. 3. Analis yang berorietasi pada aplikasi (Applications-oriented analysts). Kelompok orang/ para ilmuan politik, sosiologi, adm public, dan profesional pekerja sosial yang berusaha menerangkan sebab-sebab dan konsekuensi dan program publik, tetapi tidak memperhatikan pengembangan dan pengujian teori-teori dasar. Peran analis kebijakan adalah memastikan bahwa kebijakan yang hendak diambil benar-benar dilandaskan atas manfaat optimal yang akan diterima oleh publik, dan bukan asal menguntungkan pengambil kebijakan. Menurut Nugroho dalam bukunya Kebijakan Publik (2004:85), peran analis kebijakan adalah memastikan bahwa kebijakan yang hendak diambil benar-benar dilandaskan atas manfaat optimal yang akan diterima oleh publik, dan bukan asal menguntungkan pengambil kebijakan. Oleh karenanya seorang analis kebijakan perlu memiliki kecakapan-kecakapan sebagai berikut : 1.Mampu cepat mengambil fokus pada kriteria keputusan yang paling sentral;2.Mempunyai kemampuan analisis multi-disiplin, jika pun tidak, mampu mengakses kepada sumber pengetahuan di luar disiplin yang dikuasainya;3.Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan kebijakan yang dapat diambil;4.Mampu menghindari pendekatan toolbox (atau textbook) untuk menganalisis kebijakan, melainkan mampu menggunakan metode yang paling sederhana namun tepat dan menggunakan logika untuk mendesain metode jika metode yang dikehendaki memang tidak tersedia;5.Mampu mengatasi ketidakpastian;6.Mampu mengemukakan dengan angka;7.Mampu membuat rumusan masalah yang sederhana namun jelas;8.Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan;9.Mampu meletakkan diri pada posisi orang lain (empati), khususnya sebagai pengambil kebijakan dan publik yang menjadi konstituennya;10.Mampu untuk menahan diri hanya untuk memberikan analisis kebijakan.11.Mampu tidak saja mengatakan ya atau tidak pada usulan yang masuk, namun juga mampu memberikan definisi dan analisa dari usulan tersebut;12.Mampu menyadari bahwa tidak ada kebijakan yang sama sekali benar, sama sekali rasional dan sama sekali komplit;13.Mampu memahami bahwa ada batas-batas intervensi kebijakan publik;14. Mempunyai etika profesi yang tinggi.Tugas Analis Kebijakan1.Membantu merumuskan cara untuk mengatasi atau memecahkan masalah kebijakan publik2.Menyediakan informasi tentang apa konsekuensi dari alternatif kebijakan3.Mengidentifikasi isu dan masalah kebijakan publik yang perlu menjadi agenda kebijakan pemerintah4.Meningkatkan kualitas kebijakan yang dibuat oleh pemerintahKetertarikan Para Analis Kebijakan Publik1. Ketertarikan untuk memahami kebijakan (analysis of policy)2. Ketertarikan untuk memperbaiki kualitas kebijakan (analysis for policy)3. Ketertarikan untuk kedua aktivitas tersebutApa beda dengan perumusan, implementasi, dan evaluasi kebijakan? Analisis kebijakan merupakan kegiatan pokok dalam perumusan kebijakan karena ia memberikan pijakan awal kenapa sebuah kebijakan harus dibuat. Dunn (1992) mendefinisikan analisis kebijakan sebagai disiplin ilmu social terapan yang menerapkan berbagai metode penyelidikan, dalam konteks argumentasi dan debat publik, untuk menciptakan secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Analisis kebijakan adalah sebuah bentuk kajian terapan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dari isu-isu social untuk dapat dikedepankan sebuah solusi yang lebih baik. Analisis kebijakan adalah proses intelektual yang mengawali perumusan kebijakan yang biasanya bersifat politis. Namun demikian, bukan berarti analisis kebijakan tidak memasukkan variable politik di dalamnya. Analisis kebijakan merupakan suatu keharusan bagi perumusan kebijakan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Pada implementasi kebijakan dan lingkungan biasanya dilakukan evaluasi. Namun demikian, evaluasi kebijakan merupakan bagian dari analisis kebijakan yang lebih bersifat berkenaan dengan prosedur dan manfaat dari kebijakan. Meski analisis kebijakan lebih focus kepada perumusan, pada prinsipnya setiap analisis kebijakan pasti mencakup evaluasi kebijakan karena analisis kebijakan menjangkau sejak awal proses kebijakan, yaitu menemukan isu kebijakan, menganalisis faktor pendukung kebijakan, implementasinya, peluang evaluasi, dan kondisi lingkungan kebijakan. Kebijakan publik dilihat sebagai suatu kesatuan system yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara sinambung, saling menentukan, dan saling membentuk.Kebijakan publik dengan model system mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau output dari system (politik).Seperti yang dipelajari dalam ilmu politik,bahwa sistem politik terdiri atas input, proses, dan output.Input atau masukan adalah kekuatan yang diperoleh dari lingkungan yang mempengaruhi system politik. System politik adalah kelompok dari struktur dan proses yang saling berkaitan yang mempunyai kewenangan dalam mengalokasikan nilai-nilai untuk suatu kelompok masyarakat. Sedangkan yang dimaksud output atau keluaran adalah alokasi nilai yang otoritatif dari suatu system, dan merupakan kebijakan publik.Prinsip dasar dari Teori System cukup sederhana, yaitu masyarakat saling tergantung satu sama lain. Kelangsungan suatu system tergantung dari pertukaran masukan (input) dan keluarannya (output) dengan lingkungannya. model proses kebijakan yang dikembangkan oleh Thomas R. Dyedapat dipahami bahwa proses formulasi kebijakan publik merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah kebijakan sampai kepada mengevaluasi kebijakan, Model yang dikembangkan oleh para ilmuwan bahwa kebijakan publik mempunyai satu kesamaan, yaitu bahwa proses kebijakan berjalan dari formulasi menuju implementasi untuk mencapai kinerja kebijakan. Uniknya, dalam proses tersebut tidak memasukkan kinerja kebijakan, melainkan langsung pada evaluasi kebijakan. Teori system ini menggambarkan kebijakan publik sebagai suatu output dari sistem politik. Konsep system di sini menunjukkan adanya serangkaian institusi dan aktivitas dalam masyarakat yang dapat diidentifikasi yang berfungsi mentransformasi permintaan (demand) ke dalam keputusan otoritatif yang memerlukan dukungan (support) dari keseluruhan masyarakat.Permintaan (demand) terjadi manakala individu atau kelompok merespon terhadap kondisi lingkungan yang nyata atau dianggap nyata untuk mempengaruhi kebijakan publik. Sedangkan dukungan (support) ada manakala individual atau kelompok menerima outcome dari pemilihan, menaati hukum, membayar pajak, dan secara umum setuju terhadap keputusan politik.Politik dan Kebijakan PublikPolitik berbicara soal kekuasaan, yaitu bagaimana cara memperolehnya, mengelolaanya dan mempertahankannya. Pada saat kekuasaan itu telah didapatkan maka akan menjelma menjadi sebuah kekuatan yang harus disalurkan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat memberdayakan masyarakat.Pemerintahan yang diimpikan oleh banyak orang adalah sebuah bentuk pemerintahan yang demokratis dan mensejahterakan masyarakat atau warga negaranya.Kesejahteraan masyarakat dapat dicapai kalau pembangunan dapat dijalankan dengan baik oleh pemerintah dan segenap warga masyarakatnya. Pemerintah dapat malaksanakan pembangunan untuk mensejahterakan masyarakatnya apabilaterdapat hubungan yang harmonis antara politisi dan pejabat pemerintah dalam menjalankan pembangunan.Kebijakan DaerahPeraturan Daerah (Perda): Merupakan kebijakan tertinggi di daerah perumusannya harus melibatkan dua pihak yaitu Kepala Daerah dan DPRD. Psl. 36 ayat 1. UU. 32 Thn 2004 mengatur : Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan bersama DPRD.Perda merupakan penjabaran dari Perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. Isinya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.Pemerintahan di Daerah sekarang ini dituntut pula memiliki jiwa entrepreneur yang kaya dengan inovasi dan terobosan-terobosan sebagaimana halnya yang terjadi di dunia swasta untuk mendatangkan para investor untuk menanamkan investasi di daerahnya dalam rangka memperkuat Pendapatan Asli Daerah yang sangat diperlukan untuk modal pembangunan daerah dan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.dengan demikian walaupun sistem politik kita saat ini tidak memposisikan Bupati dan Walikota berada secara hierarkhir di bawah gubernur. Tetapi dari segi kepentingan pembangunan masyarakat tetap harus dijaga sistematika dan hierarkhi kebijakan agar tidak terjadi overlapping dalam perumusan dan implementasi kebijakan daerah.Bentuk dan fungsi negaraKebijakan publik merupakan salah satu output atau hasil dari proses penyelenggarahan pemerintahan disamping pelayanan publik dan regulasi.Oleh karena itu substansi (inti/isi) dan proses kebijakan publik akan selalu berkaitan dengan berbagai aspek keberadaan pemerintahan, terutama dengan bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan, Pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang atau sekelompok orang yang memberikan perintah.

secara keilmuan, Pemerintah diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan.

pemerintah adalah organ atau alat negara yang menjalankan tugas dan fungsi pemerintahanPemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus pada kekuasaan eksekutifPemerintah dalam arti luas ialah semua organ negara termasuk DPRPemerintah adalah kekusaan yang memerintah suatu negara, atau badan tertinggi yang memerintah suatu negaraPemerintah adalah jawatan atau aparatur dalam susunan politikPemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menetapkan hukum serta undang-undang diwilayah Pemerintahan adalah suatu kegiatan yang didalamya terdapat aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari pemerintahpemerintahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahPemerintahan diartikan dengan perbuatan cara, hal urusan memerintah Pemerintahan adalah segala badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negaraPemerintahan dalam arti luas yaitu keseluruhan kegiatan lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam menjalankan tugas dan kewenangan / kekuasaan negara.

Pemerintahan dalam arti sempit adalah seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga eksekutifPemerintahan, bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang didalamya terdapat aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari pemerintah, atau lebih simpel lagi yaitu pemerintahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

Bentuk pemerintah menurut Aristoteles Aristoteles diakui sebagai peletak dasar ajaran bentuk-bentuk pemerintah.Aristoteles mengadakan klasifikasi bentuk pemerintah atas dasar 2 kriteria : Secara kuantitatif, yaitu berdasarkan jumlah orang-orang yang memegang kekuasaan di dalam suatu negara Secara kualitatif, yaitu berdasarkan pelaksanaan kesejahteraan umum oleh penguasa negara-negara itu Berdasarkan kedua kriteria tersebut, Aristoteles mengklasifikasikan bentuk-bentuk pemerintah ke dalam tiga bentuk pemerintah yang baik dan tiga bentuk pemerintah yang buruk, yaitu : Bentuk pemerintah yang baik berupa Monarchi, sedang bentuk yang buruk atau merosotnya ialah Tirani Bentuk pemerintah yang baik berupa Aristokrasi, dan yang beruruk dengan bentuk Oligarchi Bentuk pemerintah yang baik berupa Polity/politeia (republik), bentuk yang buruk/merosotnya adalah Demokrasi. Pengertian beberapa istilah Monarchi : berasal dari kata Yunani, monos yang berarti satu, dan archin yang berarti menguasai, memerintah, atau kerajaan. Yakni bentuk pemerintah dalam mana seluruh kekuasaan dipegang seorang yang berusaha mewujudkan kesejahteraan umum Tirani : ialah bentuk pemerintahan dimana kekuasaan juga berpusat pada satu orang, tetapi yang berusaha mewujudkan kepentingannya sendiri tidak mengindahkan kesejahteraan umum Aristokrasi : berasal dari kata Yunani yaitu aristoi:kaum bangsawan atau cendekiawandan kratein : kekuasaan. Yaitu bentuk pemerintah dalam mana kekuasaan negara berpusat pada beberapa orang yang berihtiar mewujudkan kesejahteraan umum. Polity/politiea (republik) : ialah bentuk pemerintah dalam mana seluruh warga turut serta mengatur negara dengan maksud mewujudkan kesejahteraan umum. Demokrasi berasal dari kata demos: rakyat dan kratein: kekuasaan. Demokrasi adalah bentuk merosot dari Polity. Aristoteles menganggap demokrasi sebagai bentuk merosot karena berdasarkan pengalamannya sendiri, penguasa-penguasa di negara-negara kota yang demokratis dari jamannya, seperti Athena, adalah teramat korupnya. Karenanya dalam hal ini Aristoteles berbeda dengan Plato (gurunya). Kalau Plato menganggap Demokrasi sebagai bentuk pemerintah yang paling baik dari bentuk-bentuk pemrintahan yang baik, Aristoteles justru sebaliknya. Karena menurut Aristoteles, dalam negara yang berbentuk demokratis yang berkuasa adalah orang-orang miskin, serakah dan tidak beradab. Mereka ini pertama-tama berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri dengan tidak mengindahkan kesejahteraan umum Teori lingkaran strukturil bentuk pemerintah ala Aristoteles Menurut Aristoteles, semua negara semula berbentuk Kerajaan, dimana satu orang yang berkuasa dan menyelenggarakan kesejahteraan umum, lambat laun tampil beberapa orang yang merasa sama dan sederajat dengan raja itu, orang ini menentang kekuasaan raja tersebut dan dengan jalan revolusi berhasil menumbangkan kerajaan itu. Mereka kemudian membentuk pemerintahan yang aristokrasi. Karena Orang ini kemudian ternyata tidak bekerja demi kesejahteraan umum dan bentuk pemerintah yang semula aristokrasi kemudian berubah menjadi suatu oligarchi. Dari oligarchi kemudian berubah menjadi demokrasi. Dengan demokrasi, lingkaran strukturil diakhiri yang kemudian dimulai lagi dengan kerajaan, demikian seterusnya

Bentuk negara memberi pengaruh terhadap substansi (isi) dan proses kebijakan publik, terutama karena peranan negara sbg wadah dari proses kebijakan publik.suatu negara merupakan bangunan pengelolaan kekuasaan yg strukturnya akan menjadi saluran bagi mengalirnya proses kebijakan. Negara adalah suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Adapun pengertian lain dari Negara menurut ahli adalah sebagai berikut: Menurut Miriam Budiarjo: Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil menuntut warganya untuk taat pada peraturan perundang-undangan melalui penguasaan monopolistis dari kekuasaan yang sah. Menurut Kranenburg: Negara adalah suatu system dari tugas-tugas umum dan organisasi yang diatur dalam usaha mencapai tujuan yang juga menjadi tujuan rakyat yang diliputinya sehingga ada pemerintahan yang berdaulat. Menurut Sunarko: Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah yang mana kekuasaan Negara berlaku sebagai kedaulatan.

Menurut H. J. Laski: Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

Menurut Aristoteles: Negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.

Pengertian Negara ditinjau dari organisasi politik:Menurut Roger H Sultoau: Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.Menurut Max Weber: Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. Menurut Robert Mac Iver: Negara adalah organisasi politik merupakan suatu perkumpulan social yang mempunyai fungsi memelihara ketertiban, menghormati kepribadian warga Negara, melindungi rakyat, dan menciptakan kesejahteraan umum. Pengertian Negara ditinjau dari organisasi kekuasaan:Menurut Karl Marx: Negara adalah suatu kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain.

Menurut Logeman: Negara adalah organisasi kekuasaan terdiri atas jabatan-jabatan dan bertujuan untuk mengatur masyarakat dengan kekuasaan itu.

George Jellinek berpendapat bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah menetap di wilayah tertentu.

Unsur NegaraSebagai sebuah organisasi maka negara terdiri dari berbagai unsur yang membentuknya. Suatu negara dapat berdiri dengan kokoh apabila keseluruhan unsur - unsur itu terpenuhi.

Berikut ini pendapat para ahli tentang unsur negara.A.G. PringgodigdoMenyatakan bahwa suatu negara harus memenuhi unsur-unsur tertentu, yaitu adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah yang pasti, dan rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan sebuah nation (bangsa).Miriam Budiardjo Menyatakan bahwa unsur - unsur negara ada empat macam, yaitu:1. wilayah,2. penduduk,3. pemerintah, dan4. kedaulatan.

KantMenyatakan bahwa negara harus memenuhi beberapa unsur, yaitu:1. Adanya perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.2. Adanya pemisahan kekuasaan.Stahl Merumuskan bahwa suatu negara harus memiliki 4 unsur, yaitu:a.Adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia.b. Adanya pemisahan kekuasaan.c.Pemerintah haruslah berdasarkan peraturan - peraturan hukum.d. Adanya peradilan administrasi.Suatu negara memilih bentuk negaranya sesuai dengan aspirasinya sendiri. Karena negara-negara melakukan kegiatan satu sama lain, hukum internasional perlu mengetahui bagaimana suatu negara melaksanakan kegiatan luar negerinya. Untuk memudahkan pengkajiannya, hukum internasional mengelompokkan negara dalam berbagai bentuk: Negara KesatuanBentuk negara kesatuan jumlahnya sekitar separuh Negara di dunia. Undang-undang dasar negara kesatuan memberikan keuasaan penuh kepada pemerintahan pusat untuk melaksanakan kegiatan hubungan luar negeri. Suatu negara kesatuan betapapun luas otonomi yang dimiliki oleh propinsi-propinsinya, masalah-masalah yang menyangkut hubungan luar negeri merupakan wewenang pemerintah pusat dan daerah pada prinsipnya tidak boleh berhubungan langsung dengan negara luar. Perancis dan Indonesia adalah contoh negara kesatuan dan bentuk negara semacam ini biasanya tidak menimbulkan kesulitan dalam hubungan internasional.Negara FederalNegara federal adalah gabungan sejumlah negara yang dinamakan negara-negara bagian yang datur oleh suatu undang-undang dasar yang membagi wewenang antara pemerintah federal dan negara-negara bagiannya. Perlu dicatat bahwa negara-negara bagian ini tidak selalu mempunyai nama yang sama. Di Kanada, negara bagiannya bernamaprovinsiseperti juga halnya Di Swiss, namnyacantonatau lander.Gabungan negara-negara merdeka mempunyai dua macam bentuk, Uni Riil dan Uni Personil. Uni Riil Yang dimaksud denganuni riiladalah penggabungan dua negara atau lebih melalui suatu perjanjian internasional dan berada dibawah kepala negara yang sama dan melakukan kegiatan internasional dan berada dibawah kepala negara yang sama dan melakukan kegiatan internasional sebagai satu kesatuan. Ada beberapa contoh dalam sejarah modern seperti uni Austria-Hongaria yang bubar di tahun 1918 sesaat sebelum berakhirnya Perang Dunia 1, Denmark dan Iceland dari 1918-1944.Di Timur Tengah pernah terjadi penggabungan antara beberapa negara dalam bentuk uni. Mesir dan Syria menggabungkan diri dalam United Arab Republic tetapi hanya beberapa tahun saja dari bulan Febuari 1958 sampai bulan September 1961 karena tidak adanya keserasian antara kedua negara. Adapun Uni personil tebentuk bila dua negara berdaulat menggabungkan diri karena mempunyai raja yang sama. Contoh-contoh dalam sejarah adalah uni antara Belanda dan Luxemburg dari tahun 1815 sampai 1890, antara Belgia dan negara merdeka Kongo dari tahun 1855 sampai 1908. Sistemuni riildanuni personilsekarang ini hanya mempunyai nilai sejarah saja dan praktis tidak ada lagi negara yang berada dibawah sistem tersebutkecuali bebarapa negara dalam kerangka British Commonwealth of Nationsyang mengakui Ratu Elizabeth II sebagai kepala negaranya, seperti Kanada dan Australia. KonfederasiKonfederasi merupakan gabungan dari sejumlah Negara melalui sejumlah perjanjian internasional yang memberikan wewenang tertentu kepada konfederasi. Dalam bentuk gabungan ini, negara-negara anggota konfederasi masing-masingnya tetap merupakan negara-negara yang berdaulat. Bentuk konfederasi hanya di bad XIX. Walaupun Swiss secara resmi menamakan dirinya sebagai konfederasi tetapi semenjak tahun 1848 pada hakekatnya lebih banyak bersifat federal dimana wewenang luar negeri berada ditangan pemerintah federal.Negara-Negara NetralNegara-negara netral adalah negara yang membatasi dirinya untuk tidak melibatkan diri dalam berbagai sengketa yang terjadi dalam masyarakat internasional. Netralitas ini mempunyai beberapa arti dan haruslah dibedakan pengertian netralitas tetap dan netralitas sewaktu-waktu, politik netral atau netralitas positif.Netralitas tetapadalah negara yang netralitasnya dijamin dan dilindungi oleh perjanjian-perjanjian internasional seperti Swiss dan Austria, sedangkannetralitas sewaktu-waktuadalah sikap netral yang hanya berasal dari kehendak negara itu sendiri (self imposed) yang sewaktu-waktu dapat ditanggalkannya. Swedia misalnya, selalu mempunyai sikap netral dengan menolak mengambil ikatan politik dengan blok kekuatan manapun. Tiap kali terjadi perang, Swedia selalu menyatakan dirinya netral yaitu tidak memihak kepada pihak-pihak yang berperang. FUNGSI NEGARASetiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan dibentuknya negara tersebut. Untuk itu hal yang harus dilakukan negara adalah sebagai berikut :Melaksanakan ketertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokaan dalam masyarakat. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Pada masa sekarang, fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-negara baru atau yang sedang berkembang.Mengusahakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, negara harus dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.Fungsi negra menurut beberapa tokoh :John Lokce, membagi fungsi negara menjadi tiga :Fungsi legislatif, yaitu membuat undang-undangFungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undangFungsi federatif, yaitu mengurusi urusan luar negeri, perang dan damai

Moh. Kusnardi, SH.melaksanakan ketertibanmenghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.