Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

45
KONSULTASI REGIONAL 2013 “Penyelenggaraan Infrastruktur ke-PU-an yang Efektif dan Efisien Guna Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”. JAKARTA, 26 - 27 FEBRUARI 2013

description

Penyelenggaraan Infrastruktur ke-PU-an yang efektif dan efisien guna memantapkan perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Presentasi Direktur Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum pada saat Konsultasi Regional 2013.

Transcript of Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

Page 1: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 “Penyelenggaraan Infrastruktur ke-PU-an yang Efektif dan Efisien Guna

Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”.

JAKARTA, 26 - 27 FEBRUARI 2013

Page 2: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 2

1. Kebijakan Penyelenggaraan Jalan

2. Arahan Penajaman Penyusunan Program Penyelenggaraan Jalan TA. 2014;

3. Evaluasi Capaian Sasaran RPJMN/Renstra 2010-2014

Page 3: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA

3

PENYELENGGARAAN JALAN

Page 4: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 4

Visi:

Misi:

• Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional

• Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional

• Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai

DITJEN BINA MARGA 2010 - 2014

Page 5: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 5

• Prioritas pembangunan nasional: pro-growth, pro-jobs, pro-poor, pro-green.

• Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu agenda utama Pemerintah – telah dilakukan reformasi sejak tahun 2004 untuk mengejar defisit investasi akibat krisis ekonomi 1997/1998.

• Infrastruktur yang memadai merupakan prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengentasan kemiskinan.

• Pembangunan infrastruktur menghadapi berbagai tantangan antara lain kebutuhan pendanaan yang besar, pengadaan tanah, persiapan proyek hinga reformasi peraturan perundang-undangan.

• Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan Kerjasama Pemerintah Swasta terutama dalam proyek infrastruktur.

• Pembangunan infrastruktur jalan berbasis pada tata ruang dan sistem transportasi nasional.

INFRASTRUKTUR PRIORITAS NASIONAL

Page 6: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 6

Sedangkan pendekatan pembangunan dalam rangka penentuan prioritas, dilakukan dengan pendekatan lintas. Jaringan jalan lintas pada dasarnya sudah termuat dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Khusus untuk Pulau Papua, pendekatan prioritas pembangunan yang dipergunakan adalah berdasarkan pendekatan cluster sebagaimana yang tertuang dalam 11 Ruas Strategis Papua.

WIlayah Pengembangan Baru (Pemeliharaan dan pembangunan jalan

baru bagi pengembangan wilayah)

Wilayah telah berkembang (pengembangan jaringan jalan standar tinggi termasuk dengan melibatkan sektor swasta)

Wilayah sedang berkembang (Pemeliharaan dan peningkatan jalan

nasional dan melibatkan swasta dengan dukungan Pemerintah)

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dilaksanakan melalui pendekatan pembangunan regional yang sesuai dengan prinsip

“Infrastruktur bagi seluruh lapisan masyarakat” dan “pembangunan berkelanjutan”.

PENDEKATAN WILAYAH DAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR JALAN

Page 7: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 7

Pola Keterpaduan transportasi mempunyai 3 indikator :

• Fisik :

Jaringan jalan, prasarana transportasi lainnya, jumlah penduduk, luas wilayah dan sarana transportasi yang melayaninya

• Fungsi :

transferability (perpindahan antar moda), regularity (keteraturan jadwal), punctuality (ketepatan waktu pelayanan) dan safety (keamanan perjalanan)

• Manfaat :

LQ (Location Quotient) dan Magnitude interaksi (pola perjalanan orang dan barang)

KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI

MULTIMODA

Page 8: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 8

FISIK

FUNGSI MANFAAT

LQ

MAGNITUDE

TRANSFERABILITY

SAFETY

FU

NG

TU

AL

LY

RE

GU

LA

RIT

Y

SARAN TRANSPORTASI

LU

AS

WIL

AY

AH

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

JARINGAN JALAN

TRANSPORTASI LAINNYA

DIAGRAM KONSEP FUNGSI KETERPADUAN

Page 9: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 9

Pengembangan transportasi harus memberikan kontribusi :

• Peningkatan kualitas hidup masyarakat

• Kualitas lingkungan

• Peningkatan pembangunan ekonomi wilayah

Pola jaringan transportasi keterkaitan antar moda transportasi

dalam suatu wilayah

Moda transportasi :

• Moda transportasi darat jaringan jalan dan kereta api

• Moda transportasi laut pelabuhan laut dan rute pelayaran

• Moda transportasi udara bandara dan rute penerbangan

KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA

Page 10: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 10

BUS MP TRUK KA FERRY

PENERB. DOMESTIK

KAPAL LAUT

PENERB. INTERNASIONAL

MODA AIR MODA UDARA MODA DARAT

SISTEM TRANSPORTASI (PRASARANA, SARANA, KEGIATAN, REGULASI)

- TERSTRUKTUR – MENERUS - OPTIMAL

KAPASITAS/MUATAN JARAK PERJALANAN

SIMPUL RUTE

SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA

Page 11: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 11

Domestic Connectivity

- Intra island

- Inter island

- Internasional

Pengembangan

Wilayah

Sistranas

Sislognas

ICT

Locally Integrated, Globally Connected

KERANGKA KERJA KONEKTIVITAS NASIONAL

Page 12: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 12

KERANGKA KERJA KONEKTIVITAS NASIONAL (lanjutan)

Integrasi Blue Print Sislognas, Sistranas (transportasi multi moda, rencana induk pelabuhan, bandara, jalan dan KA) dan rencana pembangunan daerah

Kerangka tersebut mempertimbangkan kondisi kepulauan, geografi ekonomi dan demografi

Ports Roads

Railways

Multimodal

Airports

Page 13: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 13

LOCAL Connectivity NATIONAL Connectivity GLOBAL Connectivity

Intra-island Inter-island International

Indonesia International

Gateway

Asia

Europe

America

Town Island

Island

Island

Town

Town

Town

Town

Town

Town

Town

City

City

City

City

City

Within Growth Poles

(urban)

Among Growth Poles (sub-

regions)

3 TINGKAT KONEKTIVITAS

PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS: LOCALLY INTEGRATED, GLOBALLY

CONNECTED

Page 14: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 14

• Percepatan dan perkuatan konektivitas nasional (mengintegrasikan anatar moda transportasi melalui peningkatan akses jalan ke pelabuhan antar pulau

• Penanganan jalan terutama jalan nasional untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) terutama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN BERBASIS KONEKTIVITAS DAN PENDEKATAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Page 15: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 15

• Infrastruktur jalan memiliki peran penting bagi terjaminnya pelayanan arus jalan/logistik

• Penyelenggaraan Infrastruktur jalan diharapkan mampu mengurangi biaya/biaya ekonomi tinggi

• Penyelenggaraan infrastruktur jalan merupakan salah satu indikator terhadap tingkat pelayanan logistik dan daya saing internasional

INFRASTRUKTUR JALAN MENDUKUNG SISTEM LOGISTIK

DAN DAYA SAING NASIONAL

Page 16: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 16

PERKEMBANGAN GLOBAL COMPETITIVE INDEX,

INFRASTRUKTUR DAN KUALITAS JALAN DI INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN

55 54

44 46 50

96 96

82 82

92

105

94

84 83

90

0

20

40

60

80

100

120

Ran

kin

g

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX INDONESIA

GCI

OverallInfrastructure

Road Quality

TAHUN RANK

GCI OVERALL INFRASTRUCTURE ROAD QUALITY

2008-2009 55 96 105 2009-2010 54 96 94 2010-2011 44 82 84 2011-2012 46 82 83 2012-2013 50 92 90

Page 17: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 17

KOTA

Pusat Produksi

Kawasan Industri

Pusat Produksi

Pelabuhan

Bandara

• Penilaian GCI (Global Competitiveness Index) didasarkan pada sumber data sekunder dari organisasi internasional/nasional dan survey terbatas sebanyak ±100 responden/negara yang merepresentasikan dunia usaha dan karyawannya;

• Penilaian LPI (Logistic Performance Index) didasarkan pada survey terhadap pelaku bidang logistik nasional dan internasional. Secara keseluruhan berjumlah 1.000 responden yang tersebar di 143 negara;

• Karakteristik dari responden menginginkan adanya end-to-end point services yang berarti memerlukan pelayanan seluruh jaringan jalan;

• Untuk meningkatkan daya saing diperlukan peningkatan konektivitas. Oleh karena itu peningkatan infrastruktur jalan tidak cukup hanya meningkatkan kemantapan Jalan Nasional saja, tetapi juga diperlukan peningkatan jalan lainnya, untuk melayani konektivitas end-to-end point services.

PERKEMBANGAN GLOBAL COMPETITIVE INDEX,

INFRASTRUKTUR DAN KUALITAS JALAN DI INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN

Page 18: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 18

Jakarta

Semarang Surabaya

Yogyakarta

Bandung

Denpasar

Balikpapan

Samarinda

Manado

Bitung

Makssar

Medan

Palembang

Bandar Lampung

Pekanbaru

Padang

Banda Aceh

Jambi

Bengkulu

Pontianak

Banjarmasin

Palangkaraya

Palu

Kendari

Gorntalo

Laut Jawa

* Termasuk dalam PPP Book 2012

** Sesuai dengan SK Menteri Pekerjaan Umum Tentang Jaringan Jalan Nasional No.567/KPTS/M/2010 JO No. 92/KPTS/M/2011

*** Termasuk Jalan Tol Serpong Balaraja Sepanjang 30 km namun belum tercantum dalam SK Menteri PU Tentang Jaringan Jalan Nasional

Operasi

Program

Prioritas

Potensial

Note:

No Jalan Tol Operasi Rencana

Total Program Prioritas* Potensial**

1 Pulau Sumatera 43 km 60 km 223 km 2.522 km 2.848 km

2 Pulau Jawa 714 km 1019 km 181 km*** 486 km 2.400 km

3 Pulau Kalimantan - - 84km - 84 km

4 Pulau Bali - 10 Km - - 10 km

5 Pulau Sulawesi 17 km - 46 km - 63 km

Total 774 km 1.089 km 534 km 3.008 km 5.405 km

18

RENCANA UMUM JARINGAN JALAN TOL

Page 19: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 19

JALAN TOL TRANS JAWA

Page 20: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 20

Kemayoran Sunte

r

Kp.Melay

u

Ps.Mingg

u

TMI

I

Pulo

Gebang

Pluit

Toman

g

Ulujami

Rawa

Buaya

Akses Tanjung Priok

1

2

3

5

4

6

6 Ruas Tol DKI Jakarta

No Ruas Panjang

(Km)

Biaya Investasi (Rp. M)

Semanan - Sunter

20,23 11.060

Sunter – Pulo Gebang

9,44 4.918

Duri Pulo – Kampung Melayu

12,65 8.167

Kemayoran – Kampung Melayu

9,60 4.934

Ulujami – Tanah Abang

8,70 6.114

Pasar Minggu – Casablanca

9,16 5.981

TOTAL 69,77 41.174

1

2

3

4

5

6

JALAN TOL JABODETABEK

Page 21: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 21

Jawa Barat

Serang

Surabaya

Yogyakarta

Semarang

Banten

DIY

Jawa Tengah

Jawa Timur

Kertosono

Mojokerto

Pejagan Pemalang Batang

Cikampek

Palimanan

Solo

Ngawi

Pasuruan

Probolinggo

Banyuwangi

Kanci

Sukabumi Demak

Malang

Pandaa

n

Gempol

Jakarta DKI

Ciranjang

Bogor

(K)

1

2

3

4

5

Bandung

Keterangan :

: Operasi

: Pengadaan tanah dan Konstruksi

: Persiapan Pengadaan

Total biaya Investasi : Rp 28,86 T

Total biaya tanah : Rp 2,94 T

Total Panjang : 161 Km

6

JALAN TOL NON TRANS JAWA

Page 22: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 22

1. Dukungan dari Pemerintah Propinsi dan/atau Pemerintah Kota dan/atau Pemerintah Kabupaten yang dilewati Jalan Tol : a. Percepatan penyelesaian pengadaan tanah (Jalan Tol dalam tahap pengadaan

tanah): Trans Jawa: Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang Jabodetabek: Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, Kunciran-Serpong, Depok-

Antasari, Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Serpong-Cinere, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing

Non Trans Jawa: Ciawi-Sukabumi, Pasuruan-Probolinggo, Waru (Aloha)-Wonokromo-Tanjung Perak

b. Penyelesaian konsinyasi, tanah wakaf, tanah kas desa termasuk bangunan – bangunan namun yang berdiri didalam ROW (Jalan Tol dalam pelaksanaan konstruksi): Trans Jawa: Cikampek-Palimanan, Semarang-Solo, Solo-Mantingan-Ngawi,

Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya Jabodetabek: JORR W2 Utara, Cinere-Jagorawi, Bogor Ring Road Non Trans Jawa: Gempol-Pandaan, Gempol-Pasuruan, Nusa Dua-Ngurah Rai-

Benoa 2. Sesuai kesepakatan bersama, pengadaan tanah Jalan Tol Manado – Bitung

dilaksanakan oleh Pemprov Sulawesi Utara, Pemkab Minahasa Utara, Pemkot Manado dan Pemkot Bitung

ISU PEMBANGUNAN JALAN TOL TERKAIT PENGADAAN TANAH

Page 23: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 23

• Lebih dari 50 % moda transportasi perkotaan (JABODETABEK) masih menggunakan infrastruktur jalan

• Di JABODETABEK pada 7 tahun terakhir, kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam menjadi 20 km/jam, sepeda motor bertambah 3 kali lipat

• Kerugian ekonomi akibat inefisiensi sistem transportasi Rp. 5,5 triliun/tahun dan akibat kualitas udara buruk sebesar Rp. 2,8 triliun/tahun

• Meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan peningkatan peneyediaan jaringan jalan

• Terjadi kendala dalam peningkatan kapasitas jalan terkait pembebasan lahan • Udara bersih di Jakarta hanya 60 hari dalam 1 tahun, hanya 43 % kendaraan pribadi dan 18 %

kendaraan umum yang memenuhi persyaratan gas buang

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN MENDUKUNG PENGURANGAN

KEMACETAN PERKOTAAN

Page 24: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 24

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN

KEAMANAN DAN MEMBUKA KETERISOLASIAN WILAYAH KALIMANTAN

Page 25: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 25

Jalan Nasional

Jalan Perbatasan

Jalan Strategis Nasional

KETERANGAN

P - 1 = PINTU MASUK 1 = MOTA'AIN

P - 2 = PINTU MASUK 2 = SILAWAN

P - 3 = PINTU MASUK 3 = WAELULI

P - 4 = PINTU MASUK 4 = SAKATO

P - 5 = PINTU MASUK 5 = OELFAUB

P - 6 = PINTU MASUK 6 = MOTAMASIN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN

KEAMANAN DAN MEMBUKA KETERISOLASIAN WILAYAH NTT

Page 26: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 26

Sumber: Diolah dari Roadmap Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

KORIDOR EKONOMI SUMATERA

“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi” “Lumbung Energi Nasional”

Page 27: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 27

Cirebon

Sumber: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia

manufaktur

KORIDOR EKONOMI JAWA

“Pendorong Industri dan Jasa Nasional”

Page 28: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 28

Sumber: Roadmap Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN

“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang” “Lumbung Energi Nasional”

Page 29: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 29

Jalan Lintas Tengah

Jalan Lintas Barat

Jalan Lintas Timur

Jalan Penghubung Lintas

1

2

3

4

5

6

7

Alternatif Bandara Hub Internasional Makassar

• Terdiri atas: Lintas Timur (1.820,7km), Lintas Tengah (2.028,1 km), Lintas Barat (2.165 km), dan Penghubung Lintas (1.016km)

• Lintas Barat merupakan lintas koridor ekonomi Sulawesi

• Kegiatan utama mendukung Koridor Ekonomi Sulawesi yaitu:

Penanganan Preservasi Jalan Lintas Barat, Timur dan Tengah

Dukungan terhadap akses Pelabuhan Laut Hub Internasional Bitung dan Bandara Hassanudin Makassar

“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional”

KORIDOR EKONOMI SULAWESI

Page 30: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 30

“Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional”

Lintas Utara Bali Lintas Selatan Bali Penghubung Lintas Bali Lintas P. Lombok Lintas P. Sumbawa, P.Flores, P. Timor

o Terdapat dua lintas dalam Pulau Bali yaitu: Lintas Utara (182 Km) dan Lintas Selatan (201km) o Lintas NTB: Lintas Pulau Lombok (103 Km) dan Pulau Sumbawa (430 Km) o Lintas NTT: Lintas Pulau Flores (677 Km) dan Lintas Pulau Timor (350 Km) o Lintas Selatan (201Km) merupakan lintas koridor ekonomi Bali o Kegiatan utama mendukung Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara yaitu: Penanganan Preservasi Jalan Lintas Bali, NTB, NTT Pembangunan Jalan Tol NUSA DUA – NGURAH RAI – BENOA Pembangunan Under Pass Dewa Ruci

KORIDOR EKONOMI BALI-NUSA TENGGARA

Page 31: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 31

“Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera”

Lintas P. Buru Lintas P. Seram Lintas P. Yamdena Lintas P. Halmahera Lintas Utara Lintas Tengah Lintas Perbatasan Penghubung Lintas

o Koridor Papua terdiri dari: Lintas Utara (2.022,04 Km), Lintas Tengah (1.010,44 Km), Lintas Perbatasan (947,96 Km), Lintas Menuju Perbatasan (38,99 Km) dan Penghubung Lintas (556,99 Km)

o Koridor Maluku terdiri dari : Lintas Pulau Seram (450,14 Km), Lintas Pulau Buru (251,60 Km), Lintas Pulau Yamdena (153,90 Km) dan Lintas Pulau Halmahera (330,12 Km)

o Koridor Utama: Lintas Pulau Buru, Lintas Pulau Seram, Lintas Utara Papua, dan Lintas Perbatasan Papua.

o Kegiatan utama mendukung Koridor Ekonomi Papua yaitu:

Penanganan Preservasi Jalan Lintas Perbatasan

Dukungan terhadap akses Kawasan MIFEE

KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEP. MALUKU

Page 32: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA

32

ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2014

Page 33: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 33

Program yang diusulkan harus memperhatikan kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Percepatan dan perkuatan Domestic Connectivity (Mengintegrasikan antar moda transportasi melalui peningkatan akses jalan ke pelabuhan antar pulau), dukungan terhadap Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada 6 Koridor Ekonomi serta percepatan pembangunan Papua, NTT dan penanganan jalan di Kawasan Perbatasan

Penyusunan program dan anggaran tahun 2014 berdasarkan baseline harus memenuhi sasaran/target RENSTRA, meliputi: • Penanganan Jalan Nasional; • Penanganan Jalan Non Nasional yang telah masuk dalam RENSTRA,

diantaranya Kawasan Perbatasan, Wilayah Terluar dan Terdepan; • Program penanganan dengan memperhatikan isu-isu strategis yang

merupakan kebijakan Presiden; • Dukungan Terhadap Pembangunan Jalan Tol berupa pengadaan lahan, Land

Capping dan sebagian konstruksi.

ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM

PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2014

Page 34: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 34

Menuju kondisi jalan mantap : • Meningkatkan jalan nasional pada kondisi rusak ringan dan rusak berat menjadi

kondisi baik/mantap • Seluruh jalan nasional dengan kondisi mantap harus ditangani dengan

pemeliharaan rutin • Memberlakukan Extended Warranty Period untuk Kontrak Tahun Tunggal (masa

pemeliharaan 2 tahun) dan untuk kontrak Tahun Jamak (masa pemeliharaan 3 tahun)

• Penerapan Performance Based Contract (PBC) maupun Performance Based Maintenance Contract (PBMC)

Seluruh jembatan harus dilakukan penanganan, baik melalui pemeliharaan rutin, berkala/rehabilitasi atau penggantian jembatan. Khusus untuk jembatan bentang panjang perlu dilakukan audit guna memastikan keamanan jembatan

Memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang telah termuat dalam komitmen khusus antara lain : terkait perubahan Iklim Global Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI) dan jalan yang berkeselamatan (safer road) dengan memfokuskan penanganan black spot dan pelaksanaan tindak lanjut hasil rekomendasi laik fungsi jalan

ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM

PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2014

Page 35: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 35

Penanganan masalah kemacetan di Kota Metropolitan dan beberapa Kota Besar Mengoptimalkan penggunaan teknologi tepat guna (recycling, cakar ayam, dan

teknologi beton pada konstruksi jalan, terowongan) dan penggunaan material lokal (asbuton, stabilisasi material lokal)

Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada pengguna jalan dengan lebih renponsif terhadap penanganan kerusakan jalan termasuk akibat bencana alam

Dukungan percepatan pembangunan jalan tol melalui penyediaan dana pengadaan tanah, penyediaan land capping dan pendanaan sebagian konstruksi

Program yang diusulkan harus dikoordinasikan dan disinkronkan dengan sektor lain bidang ke PU-an serta disinergikan/diharmonisasikan dengan kepentingan Pemerintah Daerah

Program yang diusulkan harus sudah memenuhi kriteria kesiapan antara lain: Feasibility Study (FS); AMDAL, UKL/UPL; kesiapan lahan/tanah; dan DED

Pemaketan untuk program 2014 diupayakan memiliki nilai per paket cukup signifikan sehingga penanganan jalan dapat lebih efisien dan effektif

Melaksanakan pekerjaan lanjutan/commited project (MYC) yang dibiayai Rupiah Murni maupun PHLN

ARAHAN PENAJAMAN PENYUSUNAN PROGRAM

PENYELENGGARAAN JALAN TA. 2014

Page 36: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 36

Semua Inisiatif Baru harus sesuai dengan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional antara lain:

6 (enam) Koridor Ekonomi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI);

Direktif Presiden :

- Percepatan pembangunan Papua, Papua Barat dan NTT;

- Kawasan Perbatasan;

Kegiatan yang belum tertampung di dalam Baseline dapat diusulkan melalui mekanisme Inisiatif Baru (New Initiative) mengacu pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 tahun 2011 tentang Tatacara Penyusunan Inisiatif Baru

Usulan Inisiatif Baru harus sudah memenuhi kriteria kesiapan antara lain: Feasibility Study (FS); AMDAL, UKL/UPL; kesiapan lahan/tanah; dan DED;

INISIATIF BARU

Page 37: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA

37

EVALUASI CAPAIAN SASARAN RPJMN/RENSTRA 2010-2014

Page 38: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 38

1. Prosentase jaringan jalan dalam kondisi mantap meningkat menjadi 94%;

2. Panjang jalan yang mendapat peningkatan kapasitas sepanjang 19.370 km atau bertambah 13.000 lajur-km;

3. Fasilitasi Penyelenggaraan Jalan Daerah untuk menuju kondisi mantap menjadi 60%.

SASARAN RENSTRA BIDANG BINA MARGA 2010 – 2014

Page 39: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 39

CAPAIAN SASARAN KEMANTAPAN JALAN

Realisasi s/d 2011 Realisasi 2012 Rencana 2013 Rencana 2014

87,72 90,82 92,50 94,00

84.00

85.00

86.00

87.00

88.00

89.00

90.00

91.00

92.00

93.00

94.00

Realisasi Realisasi Rencana Rencana

s/d 2011 2012 2013 2014

87.72

90.82

92.50

94.00

KEM

AN

TAP

AN

JA

LAN

(

%)

CAPAIAN KEMANTAPAN JALAN 2010 - 2012 DAN RENCANA 2013 - 2014

CAPAIAN KEMANTAPAN JALAN

DAN SASARAN 2010 – 2014

Page 40: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 40

CAPAIAN KONDISI JALAN NASIONAL

AKHIR 2012

0 %

10 %

20 %

30 %

40 %

50 %

60 %

70 %

80 %

90 %

100 %

MANTAP (%) TIDAK MANTAP (%)

Rata-rata Kond. Jalan Nasional

90,82 %

Page 41: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 41

CAPAIAN RENSTRA 2010 – 2014

% 94,00 87,72 90,82 92,50

Milyar

kend. KM91,50 84,78 89,50 90,70

KM 168.998 65.728,80 36.757,13 33.416,32

168.998 65.728,80 36.757,13 33.416,32 Pemeliharaan Rutin Jalan Km 164.169 63.262,53 34.930,06 32.255,70

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Km 4.830 2.466,27 1.827,07 1.160,62

855.664 324.557,95 290.035,89 326.184,91 Pemeliharaan Rutin Jembatan M 601.844 290.441,39 267.872,24 306.821,36

Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jembatan M 238.297 28.315,78 17.978,71 14.778,69

Penggantian Jembatan M 15.523 5.800,78 4.184,94 4.584,86

- -

KM 19.370 6.814,36 5.997,17 5.035,26 -

PANJANG PENINGKATAN STRUKTUR/PELEBARAN JALAN KM 17.525 6.100,29 4.676,05 4.135,76 Pelebaran Jalan Km 12.430 4.375,85 2.274,77 2.103,25

Rekonstruksi/Peningkatan Struktur Jalan Km 5.095 1.724,44 2.401,28 2.032,51

PANJANG JALAN BARU YANG DIBANGUN KM 1.845 714,07 1.321,12 899,50

PANJANG JALAN BARU YANG DIBANGUN KM 1.799 692,17 1.301,84 883,56 Pembangunan Jalan Baru Km 377 106,60 357,12 363,98

Pembangunan/Pelebaran Jln di Kaw. Srategis, Perbatasan,

Wil. Terluar & Terdepan

Km 1.378 575,93 928,31 502,38

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Km 44 9,64 16,41 17,20

Jumlah jalan tol yang terbangun oleh swasta Km - -

PANJANG JEMBATAN BARU YANG DIBANGUN M 45.645 21.902,58 19.277,57 15.937,14 Pembangunan Jembatan Baru M 25.552 12.985,83 9.735,47 10.490,20

Pembangunan Fly Over/Underpass/ Terowongan M 15.979 7.231,75 7.939,73 4.887,94

Pembangunan/Duplikasi Jbt di Kaw. Srategis, Perbatasan,

Wil. Terluar & Terdepan

M 4.114 1.685,00 1.602,37 559,00

KEGIATAN / OUTPUT SATUAN

REALISASI DAN SASARANRENSTRA 2010-2014

PENINGKATAN KAPASITAS

TINGKAT KEMANTAPAN JALAN

TINGKAT PENGGUNAAN JALAN NASIONAL

PRESERVASI

PRESERVASI JALAN

PRESERVASI JEMBATAN

REALISASI s/d 2011 REALISASI 2012 SASARAN 2013 (RKAKL)

Page 42: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 42

CAPAIAN DAN TARGET RPJMN/RENSTRA

YANG PERLU MENJADI PERHATIAN

PROGRAM/SASARAN

STRATEGIS

URAIAN INDIKATOR

KINERJA OUTCOME/IKUSatuan

RPJM 2010-

2014

RENSTRA

2010-2014

REALISASI

2010 s.d

2012

PROGRAM

2013

Target

Realisasi

s.d 2013

Target

Renstra 2014Keterangan

Peningkatan Kemantapan % 94 91 93 93 94

Pembangunan

Jalan Km 1.498 1.799 1.968 866 2.834 1.035

Jembatan M 26.958 45.645 37.893 15.378 53.271 7.626

Peningkatan

Struktur/KapasitasKm 19.370 17.525

Pelebaran Jalan Km 19.370 12.430 6.777 2.103 8.880 (3.550)Sasaran yang perlu

diperhatikan

Rekonstruksi/Peningkatan

StrukturKm 5.095 3.999 2.033 6.031 936

Rehab/Pemel Berkala Jalan Km 4.830 4.293 1.161 5.454 624

Rehab/Pemeliharaan

Berkala JembatanM 238.297 46.294 14.779 61.073 (177.224)

Sasaran yang perlu

diperhatikan

Pembangunan Jalan Bebas

HambatanKm 120,35 44 26,23 17,10 43,33 (1)

Sasaran yang perlu

diperhatikan

PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN (KONEKTIVITAS DAN KELANCARAN ARUS ORANG DAN BARANG)

Meningkatkan

Konektivitas dan

Kelancaran Arus

Orang dan Barang

Page 43: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 43

Untuk pencapaian target Renstra, diperlukan peningkatan kemantapan jalan sebesar ±2% agar menjadi 94% mantap, yaitu dengan melakukan penanganan pemeliharaan berkala dan rekonstruksi pada kondisi jalan yang tidak mantap.

Target Renstra 2010-2014 untuk pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan adalah 4.830 km, sedangkan pencapaian s/d 2013 diperkirakan 5.454 km sehingga target pemeliharaan berkala telah tercapai. Namun demikian, penanganan pemeliharaan berkala masih diperlukan untuk pencapaian tingkat kemantapan jalan.

Target Renstra 2010-2014 untuk peningkatan kapasitas jalan sebesar 19.370 km yang terdiri dari, sebagai berikut:

a. Rekonstruksi 6.031 km (melebihi target Renstra) b. Pelebaran 8.880 km (masih kurang dari Target Renstra sepanjang 3.550 km) c. Pembangunan Jalan Baru 2.834 km (melebihi target Renstra) Target Renstra 2010-2014 untuk Pemeliharaan berkala Jembatan sebesar 238.297 m,

sedangkan pencapaian sampai dengan 2013 diperkirakan 61.073 m sehingga masih kurang sepanjang 177.224 m.

Target Renstra 2010-2014 untuk Pembangunan Jalan Bebas Hambatan/Jalan Tol oleh Pemerintah sebesar 44 Km, sedangkan pencapaian s/d tahun 2013 diperkirakan 43 Km sehingga target Renstra masih kurang 1 Km, dan terhadapa RPJMN diperkirakan masih kurang 77 Km.

EVALUASI PENCAPAIAN SASARAN

RPJMN/RENSTRA 2010-2014

Page 44: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA 44

MASALAH/KENDALA DAN UPAYA TINDAK LANJUT

Masalah Utama Penyelenggaraan Jalan • Pembebasan Tanah dan kesiapan dokumen (amdal, ded) • Rendahnya Penyerapan • Pelaksanaan loan • Proses lelang yang berlarut-larut

Upaya/Tindak Lanjut • Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk

mempercepat pembebasan tanah • Mempersiapkan dokumen-dokumen (AMDAL, DED) yang diperlukan • Percepatan pekerjaan dan penyerapan sesuai jadual yang direncanakan • Persiapan yang lebih matang untuk kegiatan yang didanai loan • Percepatan kegiatan lelang konstruksi dan melaksakan proses

konstruksi/Penyerapan sesuai rencana awal, pemahaman terhadap dokumen lelang dan dokumen kontrak

Page 45: Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan

KONSULTASI REGIONAL 2013 KEM. PU – DITJEN BINA MARGA

45