KEBIJAKAN PNT

42
KEBIJAKAN PNT MINERAL DAN DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHAAN MINERAL Oleh Darsa Permana Peneliti Madya Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral 2012

Transcript of KEBIJAKAN PNT

KEBIJAKAN PNT: MUSIBAH ATAU ANUGERAH

KEBIJAKAN PNT MINERALDANDAMPAKNYA BAGI PENGUSAHAAN MINERAL

Oleh Darsa PermanaPeneliti MadyaPusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatubaraBadan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral2012KONDISI IDEAL YANG DIHARAPKANMeningkatnya sumber daya dan cadangan dengan mengintensifkan kegiatan eksplorasiProduksi tambang mineral dan batubara diprioritaskan untuk pasokan kebutuhan industri dalam negeriProduksi tambang tidak diekspor dalam bentuk yang nilai tambahnya masih terbatasTerpetakannya secara rinci berbagai produk pengolahan dan pemurnian yang laku di pasarBerkembangnya industri pengolahan dan pemurnian di dalam negeri melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif.Berkembangnya industri manufaktur berbahan baku mineral dan batubaraTerintegrasinya industri pertambangan hulu hilirDikuasainya teknologi dan rekayasa industri nilai tambahMeningkatnya kualitas sumber daya manusia41LANDASAN HUKUM (1)UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:Pasal 95 huruf c Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubaraPasal 102 Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubaraPasal 103 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeriPasal 170 Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan

PP No 23 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara:Pasal 84 ayat (1) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeriBab VIII (pasal 93 96) mengenai Peningkatan Nilai Tambah, Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan BatubaraPasal 112 angka 4 huruf c Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan BatubaraDasar kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri

UU No. 4 Tahun 2009 PP No. 23 Tahun 2010

3Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian MineralPermen ESDM Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian MineralPermendag Nomor 29M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk PertambanganPermenkeu Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar

LANDASAN HUKUM (2)4PERMEN ESDM No.07/2012 danPERMEN ESDM No.11/2012Mengundang Pemerintah Daerah dan perusahaan pemegang IUP nikel seluruh Indonesia dalam rangka inventarisasi cadangan, produksi, dan ekspor komoditas nikelMenyurati Pemerintah Daerah dan perusahaan pemegang IUP untuk komoditas bijih besi, nikel, mangan, bauksit untuk melaporkan produksi dan cadanganRekonsiliasi Nasional IUP pada tanggal 3-6 Mei 2011 untuk mendapatkan database IUP secara nasional Inventarisasi IUP untuk memetakan konstelasi masing-masing komoditas di tiap provinsi secara nasional untuk kebijakan pengendalian produksi mineral.Inventarisasi fasilitas pengolahan dan pemurnian yang eksisting dan rencana Pengkajian materi substansi PNT Mineral dalam Tim Gugus Tugas Peningkatan Nilai Tambah Mineral Kementerian ESDMEvaluasi ekspor mineral selama tiga tahun terakhirPenerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011 yang memberikan insentif pajak untuk pengolahan dan pemurnian mineral di luar Pulau JawaMengundang para pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai langkah awal sosialisasi penerbitan Permen ESDM untuk PNT mineral

Langkah yang Telah Dilakukan Sebelum Penerbitan Permen ESDM No.07/2012Mineral LogamBatuanMineral Bukan LogamPengolahanPengolahanPemurnianTata Cara Peningkatan Nilai Tambah MineralPOKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012 Pelaksanaan Peningkatan Nilai Tambah MineralIUP OPSendiriKerja SamaIUP/IUPK OP lainIUP OP khusus pengolahan dan pemurnianJual bijih/konsentratKegiatan Pengolahan dan PemurnianMembangun sarana dan prasaranaPOKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012(lanjutan )Dalam hal pemegang IUP/IUPK Eksplorasi berdasarkan hasil studi kelayakan, tidak ekonomis untuk melakukan pengolahan dan/atau pemurnian atau tidak dapat melakukan kerja sama atau kemitraan, harus berkonsultasi dengan Direktur JenderalBerdasarkan hasil konsultasi, Direktur Jenderal antara lain dapat menunjuk pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi lainnya dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian untuk melakukan pengolahan dan/atau pemurnian komoditas tambangnya sepanjang memenuhi spesifikasi sesuai dengan kapasitas fasilitas pengolahan dan/atau pemurnianPelaksanaan Peningkatan Nilai Tambah POKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012(lanjutan )Pemegang IUP/KKTahapanJangka waktu PenyesuaianIUP Eksplorasi, KKStudi kelayakan3 tahun sejak berlakunya PermenIUP OP ,KKKonstruksi4 tahun sejak berlakunya PermenIUP OP, KKProduksi5 tahun sejak UU 4/20009Pemegang IUP dan KK, wajib menyampaikan laporan perkembangan secara berkala untuk dievaluasi.Dalam hal tidak dapat melakukan penyesuaian, pemegang IUP dan KK wajib berkonsultasi dengan Direktur Jenderal.

Pemegang IUP operasi produksi dan IPR yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dilarang untuk menjual bijih (raw material atau ore) mineral ke luar negeri paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Menteri ini.Ketentuan PeralihanPOKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012(lanjutan )Pelaksanaan Peningkatan Nilai Tambah Direktur Jenderal dapat memfasilitasi pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian untuk menampung komoditas tambang dari Pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi, IPR, izin sementara pengangkutan dan penjualan, IUP OP untuk penjualan, dan IUP OP khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang tidak ekonomis untuk melakukan pengolahan dan/atau pemurnian sendiri sepanjang memenuhi spesifikasi sesuai dengan kapasitas smeltingPOKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012(lanjutan )SanksiPada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Pemegang IUP Operasi Produksi dan IPR yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini dilarang untuk menjual bijih (raw material atau ore) mineral ke luar negeri dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Menteri ini.

POKOK-POKOK PERMEN ESDM NO.7/2012(lanjutan )Bauksit a. Gibbsit a. Smelter grade alumina > 99% Al2O3 b. Diaspor b. Chemical grade alumina > 99% Al2O3 > 99% Al(OH)3 c. Boehmit c. Logam > 99% AlMangan a. Pirolusit a. Logam paduan (Alloy) > 60 % Mn b. Psilomelan b. Mn02 > 98% c. Braunit d. ManganitEmasa. Nativea. Au > 99%b. Associated mineralsb. Au > 99%Bijih besia. HematitSponge iron > 80% Feb. MagnetitPig iron > 94% Fec. Piritd. Goetit/LateritSponge iron > 80% FeLogam paduan (alloy) > 88% FeKomoditas Batasan Produk Minimum yang Boleh Dijual ke Luar NegeriPENINGKATAN NILAI TAMBAH LOGAM

Feldspar a. Bahan Keramik a. (K2O +Na2O) > 10% b. Gelas b. Fe2O3 < 1%Bentonit Ca Bentonit Bleaching power 25,38% - 38,11%(bahan pemucat warna) Zeolit Zeolit aktif KTK > 100meqZirkon Zirkoniaa. (ZrO2 + Hf) > 99%b. U3O8 dan ThO2Intana. Intana. Intanb. Konsentrat (Au dan Pt)b. Au > 99% diamankanc. Pt > 99%Silikaa. Bahan kacaSiO2 > 80% dalam bentuk culletb. Gravel packa. SiO2 > 98,5%b. Roundness > 60%c. Spherecity > 70% d. Kelarutan dalam asam