Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

21
1 KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

Transcript of Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

Page 1: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

1

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH

PALANG MERAH INDONESIA

Pengurus Pusat

PALANG MERAH INDONESIA

Page 2: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

22

OUTLINE• PENDAHULUAN

• DASAR HUKUM

• KEDUDUKAN PELAYANAN DARAH PMI

• KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMI

• REGULASI YANG DIPERLUKAN

• PENUTUP

Page 3: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

33

PENDAHULUAN• Darah adalah aset nasional

• Transfusi darah merupakan bagian pelayanan kesehatan

• Produk darah harus aman, efektif secara klinis & berkualitas

• Keamanan penyediaan darah ditujukan untuk pasien, donor, petugas dan masyarakat

• Strategi pelayanan darah PMI:

– Terorganisir dan terkoordinasi dg baik

– Darah diambil dari donor darah sukarela tanpa pamrih asal keompok resiko rendah

– Semua kantong darah diuji saring infeksi, gol darah dan uji silang serasi

– Penggunaan darah tepat dan atas indikasi medis

Page 4: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

44

DASAR HUKUM

• Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

• Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

• Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

• Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah

Page 5: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

55

KEDUDUKAN PELAYANAN DARAH

• Pelayanan darah merupakan upaya kesehatan dan Pemerintah menjamin pembiayaannya (UU No. 36/2009 tentang Kesehatan )

• Pelayanan darah merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah (UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah)

• Setiap pemerintah daerah wajib menjamin berjalannya Pelayanan Kesehatan yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal/SPM (PP No. 65/2005 tentang SPM)

• Pemerintah bertanggungjawab mengatur, membina, dan mengawasipelayanan darah dan pendanaan pelayanan darah dapat bersumber

dari APBN, APBD (PP No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah )

Page 6: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

6

KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH PMI

• Pelayanan darah menjadi program prioritas PMI

• Peningkatan jumlah donasi darah menjadi > 2%

jumlah penduduk di semua UTD PMI pada akhir

tahun 2014

• Pembenahan manajemen pelayanan darah

– Penyusunan Aturan Dasar UDD PMI

– Penataan hirarki organisasi pelayanan darah PMI

• Pembenahan teknis pelayanan darah

– Penataan sistim penyediaan darah

Page 7: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

7

PELAYANAN DARAH MENJADI

PROGRAM PRIORITAS PMI

• Peningkatan jumlah donasi menjadi program semua PMI

Propinsi dan Kab/Kota

• Menggalang potensi DDS di instansi, TNI, Polri, Univ,

sekolah dan masyarakat melalui MOU

• Mengajak pejabat daerah, tokoh/figur masyarakat, dll

untuk memasarkan penyumbangan darah

• Sosialisasi “Donor Darah menjadi Gaya Hidup” melalui

media komunikasi tulis ataupun elektronik

• Menggalang potensi CSR perusahaan untuk menjadi

penunjang dana kegiatan donor darah

Page 8: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

8

PENINGKATAN JUMLAH DONASI

• Meningkatkan potensi pengambilan darah

melalui:

– Tempat-tempat umum: Mall, Univ, SPBU, Stasiun

– Mobile Unit Keliling

• Kemitraan antar UTD dalam pengambilan darah

• Meningkatkan upaya pelestarian donor

• Kemitraan dengan PDDI, Fokuswanda ataupun

kelompok donor darah lainnya

Page 9: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

99

UNIT DONOR DARAH

DI MALL DENGAN KAPASITAS

4 TEMPAT TIDUR

Page 10: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

1010

UNIT DONOR DARAH

DI MALL DENGAN KAPASITAS

2 TEMPAT TIDUR

Page 11: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

11

KEGIATAN DONOR DARAH DI MOBIL MU KELILING

Page 12: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

12

ATURAN DASAR UDD PMI• Dasar:

– UU No. 36/2009 tentang Kesehatan

– PP No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah

• Istilah Unit Donor Darah (istilah keseharian UTD) ok PMI

tidak melakukan kegiatan transfusi darah

• Merupakan:– Pedoman pengambilan keputusan, kebijakan dan strategi UDD PMI

– Dasar dan perlindungan hukum pengelolaan UDD PMI

– Kejelasan peran dan tanggung jawab Pengurus PMI

– Pedoman penyelenggaraan pelayanan penyediaan darah

Page 13: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

13

PENATAAN HIRARKI ORGANISASI UDD

• Tipologi UTD PMI : Tipe A, Tipe B dan Tipe C

• Pembinaan dan Pengawasan penyediaan darah oleh :

– UTD Pusat (tingkat nasional di lingkungan PMI)

– UTD Tipe A (tingkat propinsi di lingkungan PMI)

• UTD Tipe B fokus pada pelayanan darah lengkap

• UTD Tipe C fokus pada pengambilan darah saja

• Mekanisme pembinaan dan pengawasan:

– Melalui Diklat, Audit, Monev dan Pemantapan Mutu

Page 14: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

14

PENATAAN SISTIM PEMBIAYAAN

• Pemerintah bertanggung jawab atas pembiayaan

pelayanan penyediaan darah (UU No. 36/2009 dan PP

No.7/2011) diharapkan :

• APBN membiayai reagen uji saring

• APBD membiayai peralatan dan fasilitas UTD

• Tugas PMI:

– Menghitung Unit Cost Darah dan rinciannya

– Memberi masukan sistim pembayaran

– Melaporkan pemanfaatan subsidi pembiayaan dari

pemerintah

Page 15: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

15

No Kegiatan Biaya

Penggantian

Alat Rp (%)

Biaya

Operasional

Rp (%)

Total

Biaya

Rp (%)

1 Pengerahan dan Pelestarian

Donor

16.000

(37,5%)

26.000

(62,5%)

42. 000

(15%)

2 Pengambilan Darah 16.000

(23%)

53.000

(77%)

69.000

(24%)

3 Pemeriksaan dan Pengolahan

Darah

16.000

(16%)

88.000

(84%)

104.000

(35%)

4 Penyimpanan dan

Pendistribusian Darah

23.500

(33%)

47.500

(67%)

71.000

(26%)

Total 71.500

(25%)

214.500

(75%)

286.000

(100%)

BIAYA PER-KANTONG DARAH PMI (2011)

Page 16: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

16

SISTIM PEMBAYARAN BPPD

• Dengan adanya BDRS diharapkan:

– Distribusi darah dari UDD PMI ke BDRS

– Pasien membayar BPPD ke Rumah Sakit

– Rumah Sakit membayar BPPD ke UDD PMI

• BPPD semua komponen darah disamakan

• BPPD di setiap kelas RS disamakan

• Dengan adanya bantuan reagen uji saring dari Kemkes

maka tahun 2011 BPPD adalah Rp. 250.000, dg dasar:

– Surat dari Biro Jaminan Pembiayaan Kesehatan ke PMI Pusat

– Surat dari Dirut PT. Askes ke PMI Pusat

– SE Biro Jaminan Pembiayaan Kesehatan ke RS untuk Jampethal

Page 17: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

17

SISTIM PELAPORAN

PELAYANAN DARAH

• Setiap UDD PMI membuat Laporan Kegiatan Pelayanan

Darah ditujukan ke PMI secara berjenjang dan Dinkes

• PMI Pusat membuat Laporan ke Kemkes

• Laporan meliputi:

– Kondisi gedung, ketenagaan, peralatan

– Kegiatan teknis meliputi jumlah donasi, ratio donasi,

produksi komponen, permintaan darah, distribusi darah

dan hemovigilance

• Saat ini telah dikembangkan SIM Pelayanan Darah PMI

Page 18: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

1818

TAMPILAN SIM

PELAYANAN DARAH PMI

Page 19: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

19

REGULASI YANG DIPERLUKAN

• Petunjuk pelaksanaan pendanaan pelayanan darah dari

APBD (apakah melalui Dinkes ?, untuk biaya

penggantian atau biaya operasional ?)

• Perlindungan Hukum untuk UTD PMI, petugas pelayanan

penyediaan darah (dokter, teknisi dan tenaga

administrasi)

• Perlindungan Hukum untuk konsumen darah, jika

terjadi dampak transfusi diluar kesalahan penyedia

darah dan pelaksana transfusi darah

Page 20: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

20

HARAPAN

• Disusun Sistim Pelayanan Darah Nasional

• Penetapan UDD Nasional

• Mata anggaran Pelayanan Darah yang

baku dalam APBN dan APBD

• Semua RS mendirikan BDRS

• Kerjasama antara UTD RS dengan PMI

setempat

Page 21: Kebijakan Pmi Dalam Pelayanan Darah

21

PENUTUP• Penyusunan sistim pelayanan darah yang terorganisasi

dan terkoordinasi secara national dengan baik harus

diinisiasi oleh Kementrian Kesehatan

• Dengan PP Pelayanan Darah diharapkan ada Kejelasan

tanggung jawab antara PMI dan Pemerintah dalam

pelayanan darah

• Pembiayaan darah oleh pemerintah perlu ditindak

lanjuti dengan petunjuk pelaksanaannya

• Perlu dibuat Sistim Pelayanan Darah Nasional dan

Penetapan UDD Nasional

• Diharapkan ada aturan perlindungan hukum bagi

pelaksana penyediaan darah