Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

5
Kebijakan Penjaminan Sosial dalam berbagai dimensi (Season 5 dan 6) (1) Dimensi sosial penjaminan sosial (2) Dimensi ekonomi penjaminan sosial (3) Dimensi hukum penjaminan sosial (4) Dimensi politik penjaminan sosial

Transcript of Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Page 1: Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Kebijakan Penjaminan Sosial dalam berbagai dimensi(Season 5 dan 6)

(1) Dimensi sosial penjaminan sosial(2) Dimensi ekonomi penjaminan sosial(3) Dimensi hukum penjaminan sosial(4) Dimensi politik penjaminan sosial

Page 2: Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Dimensi sosial penjaminan sosial• Secara sosiologis, (1) mayoritas ( 70-80%) masyarakat

Indonesia masih dalam kategori miskin, (2) kesempatan kerja terbatas, (2) pendidikan rerata rendah, (4) skill/ketrampilan kerja rendah, sehingga masuk dalam bursa ketenaga-kerjaan juga dalam posisi yang lemah;

• Dalam pasar tenaga kerja, TKI/TKW mayoritas cukup memprihatinkan sehingga sering menjadi bulan-bulanan atau sapi perah oleh para pemilik modal dan relatif tidak terlangkau SJSN

• Perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia masih relatif lemah, walaupun harus diakui juga bahwa perbaikan disana sini terus dilakukan;

Page 3: Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Dimensi ekonomi penjaminan sosial

• Posisi perekonomian Indonesia membaik dalam empat dekade terakhir. Namun pada tahun-2 terakhir, optimisme ekonomi Indonesia harus diuji, antara lain karena melemahnya rupiah

terhadap dolar US; (level tertinggi 14.520 per 1 dollar US)• Pelaku ekonomi Indonesia didominasi oleh kaum minoritas (cina)

yang muncul sebagai akibat politik diskriminasi masa ordebaru yang membuat mereka terkonsentrasi pada penguasaan sumber-sumber

ekonomi (perbankan, kehutanan, sumber daya alam (minyak, batubara dlsb), sementara kemampuan tenaga kerja kita pada

umumnya rendah, sebagian melakukan brain drain.• Posisi tawar dengan segenap perlindungan ketenagakerjaan relatif

lemah.• Pihak 2 yang ada kaitannya dengan SJSN, a.l pengusaha, komponen

kesehatan, buruh, aparatus sipil serta pemerintah sedang terus membangun sinergi

Page 4: Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Dimensi hukum penjaminan sosial nasional

• Pada masa ordebaru, penjaminan sosial bersifat fragmentaris, yang dasri sisi hukum belum berihak pada kaum lemah

• Perlindungan hukum tenaga kerja dan manusia Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan, dengan modus

penjaminan sosial yang makin banyak menjangkau sebanyak mungkin pekerja dan masyarakat Indonesia;

• Produk-produk hukum penjaminan sosial yang semula muncul secara sporadis, kini semakin sistematis dan membaik dengan dikeluarkannya aturan-aturan hukum penjaminan sosial yang

holistik • Kemampuan eksekutif dan legislatif dalam membangun strategi

SJSN masih harus diuji, karena dinamika politik nasional justru terkesan antitesis dan menurun

Page 5: Kebijakan penjaminan sosial dalam berbagai dimensi

Dimensi politik penjaminan sosial• Pada awal kemerdekaan, komitmen kebijakan penjaminan sosial

sudah terbentuk namun kemampuan membumikannya belum serius;

• Pada masa orde baru, kebijakan penjaminan sosial bersifat fragmentaris, karena proses industrialisasi manufaktur tumbuh tahun 1970an dengan berlindung pada hubungan industrial

• Masa reformasi, kemauan penyelenggara mulai mendapatkan tempat, akibat dari merbaknya hak-2 politik buruh;

• Pada masa kini, manajemen perburuhan, jauh lebih komprehsif dan berdampak pada perbaikan kebijakan penjaminan sosial secara menyeluruh.

• Pada sisi perbaikan kebijakan penjaminan sosial bagi penyelenggara terdapat askes, asabri dan program lain, yang disesuaikan ke dalam BPJS