KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

41

Transcript of KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Page 1: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN
Page 2: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUANKEKERASAN TERHADAP PEREMPUANDefinisi yang digunakan untuk “Kekerasan terhadap Perempuan” Definisi yang digunakan untuk “Kekerasan terhadap Perempuan” mengacu pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1984mengacu pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1984 tentang tentang Pengesahan mengenai Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Pengesahan mengenai Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap PerempuanDiskriminasi terhadap Perempuan pasal 1 pasal 1, Rekomendasi Umum , Rekomendasi Umum PBB Nomor 19 Sidang ke 11 tahun 1992, dan Deklarasi Beijing.PBB Nomor 19 Sidang ke 11 tahun 1992, dan Deklarasi Beijing.

Diskriminasi Diskriminasi pembedaanpembedaan atas dasar jenis atas dasar jenis kelamin kelamin pengucilanpengucilan pembatasanpembatasan

mengurangi mengurangi hak asasi hak asasi menghapuskan menghapuskan manusia manusia PengakuanPengakuan di segala bidang penikmatandi segala bidang penikmatan penggunaan penggunaan

penderitaanpenderitaan fisik, seksual, psikologis fisik, seksual, psikologis

I. KONSEP KEKERASAN BERBASIS GENDER

Page 3: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

• GENDER SIFAT, PERILAKU, TANGG. JAWAB, NILAI-NILAI ANTARA PRP DAN LAKI-LAKI JANG DIKONSTRKSI OLEH SOSIAL BUDAYA

• SEX : JENIS KELAMIN

Page 4: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEKERASAN BERBASIS GENDER MENURUT KEKERASAN BERBASIS GENDER MENURUT REKOMENDASI KE 19 SIDANG KE 11 TAHUN 1992 JO REKOMENDASI KE 19 SIDANG KE 11 TAHUN 1992 JO

PSL 1 UU NOMER 7 TAHUN 1984PSL 1 UU NOMER 7 TAHUN 1984 Definisi Diskriminasi yang terdapat dalam pasal 1 Konvensi Definisi Diskriminasi yang terdapat dalam pasal 1 Konvensi

CEDAWCEDAW termasuk kekerasan berbasis gender, yaitu termasuk kekerasan berbasis gender, yaitu

kekerasan yang langsung ditujukan terhadap seorang kekerasan yang langsung ditujukan terhadap seorang

perempuan, karena dia adalah perempuan atau hal-hal perempuan, karena dia adalah perempuan atau hal-hal

yang memberi akibat pada perempuan secara tidak yang memberi akibat pada perempuan secara tidak

proporsionalproporsional, , termasuk tindakan-tindakan yang termasuk tindakan-tindakan yang

mengakibatkan kerugian fisik, mental, dan seksual, atau mengakibatkan kerugian fisik, mental, dan seksual, atau

penderitaan atau ancaman-ancaman, atas tindakan penderitaan atau ancaman-ancaman, atas tindakan

tersebut atau kekerasan/paksaan atau perampasan tersebut atau kekerasan/paksaan atau perampasan

kebebasan. Kekerasan berbasis gender bisa melanggar kebebasan. Kekerasan berbasis gender bisa melanggar

ketentuan konvensi tersebut tanpa membedakan apakah ketentuan konvensi tersebut tanpa membedakan apakah

ketentuan tersebut mengekspresikan kekerasan ketentuan tersebut mengekspresikan kekerasan didimaksud.maksud.

Page 5: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN = KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN = KEKERASAN BERBASIS GENDERKEKERASAN BERBASIS GENDER

(AKIBAT PEMBEDAAN PERLAKUAN, AKIBAT TUBUH, KARAKTER (AKIBAT PEMBEDAAN PERLAKUAN, AKIBAT TUBUH, KARAKTER REPRODUKTIF YANG BERBEDA)REPRODUKTIF YANG BERBEDA)

KEKHASAN TUBUH/KARAKTER REPRODUKTIF TIDAK KEKHASAN TUBUH/KARAKTER REPRODUKTIF TIDAK DIHORMATIDIHORMATI

DALAM RELASI PERSONAL/KELUARGA: DIANGGAP DALAM RELASI PERSONAL/KELUARGA: DIANGGAP PROPERTY/HAK MILIK/INFERIOR/LEBIH RENDAHPROPERTY/HAK MILIK/INFERIOR/LEBIH RENDAH

DALAM KOMUNITAS----------DALAM KOMUNITAS---------- PENYANGGA MORAL, PENYANGGA MORAL, MENJADI SUMBER KEHORMATAN MENJADI SUMBER KEHORMATAN KELUARGA/MASYARAKAT/NEGARAKELUARGA/MASYARAKAT/NEGARA

DALAM KONTEKS KONFLIK /NEGARA DAPAT DALAM KONTEKS KONFLIK /NEGARA DAPAT MENJADI ALAT TEROR, ALAT PENGHINAAN, ALAT MENJADI ALAT TEROR, ALAT PENGHINAAN, ALAT PERANGPERANG

Page 6: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

BENTUK-BENTUK KEKERASAN TERHADAP BENTUK-BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN MENURUT UU 23/2004PEREMPUAN MENURUT UU 23/2004

Kekerasan fisik, adalah perbuatan yang Kekerasan fisik, adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat sepertiseperti,,

dipukul/ditinju, dipukul/ditinju, ditendangditendang dicakar, dicakar, diinjakdiinjak dibanting, dibanting, ditamparditampar digigit, digigit, dijambak, dijambak, didorong secara kasar, didorong secara kasar, disekapdisekap disundut rokok, disundut rokok, lemparan benda keraslemparan benda keras diikat,diikat, penyiksaan dengan penyiksaan dengan

senjata (Pisau, Silet, Senjata Api, Benda Tumpul, senjata (Pisau, Silet, Senjata Api, Benda Tumpul, Gunting, setrikaan, pembakaran, dll)Gunting, setrikaan, pembakaran, dll)

II. BENTUK-BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Page 7: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Kekerasan psikis adalah, perbuatan yang Kekerasan psikis adalah, perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan bertindak, rasa tidak diri, hilangnya kemampuan bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang seperti, seseorang seperti,

diancam akan diceraikan, diancam akan diceraikan,

diancam akan ditinggal pergi, diancam akan ditinggal pergi,

dipisahkan dari anak, dipisahkan dari anak,

tidak boleh menemui keluarganya, tidak boleh menemui keluarganya,

dilecehkan secara verbal (dikata-katai yang tidak dilecehkan secara verbal (dikata-katai yang tidak menyenangkan), menyenangkan),

bentakan dan ancaman untuk memunculkan rasa bentakan dan ancaman untuk memunculkan rasa takut.takut.

Page 8: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

• Kekerasan ekonomi dan penelantaran adalah Kekerasan ekonomi dan penelantaran adalah

tindakan yang mengakibatkan ketergantungan tindakan yang mengakibatkan ketergantungan

ekonomiekonomi, seperti, seperti

PPembatasembatasanan dan/atau melarang bekerja yang dan/atau melarang bekerja yang

layak di dalam atau di luar rumah, sehingga layak di dalam atau di luar rumah, sehingga

korban di bawah kendalinya, korban di bawah kendalinya,

TTidak diberi nafkah, idak diberi nafkah,

BBekerja tidak dibayar, ekerja tidak dibayar,

DDibatasi secara ketat tidak boleh bekerja, dll.ibatasi secara ketat tidak boleh bekerja, dll.

Page 9: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

• Kekerasan seksual, adalah kekerasan yang Kekerasan seksual, adalah kekerasan yang bernuansa seksual termasuk berbagai bernuansa seksual termasuk berbagai perilaku yang tak diinginkan dan perilaku yang tak diinginkan dan mempunyai makna seksual dan berbagai mempunyai makna seksual dan berbagai bentuk pemaksaan hubungan seks yang bentuk pemaksaan hubungan seks yang tidak dikehendaki salah satu pihaktidak dikehendaki salah satu pihak, seperti,, seperti,

diperkosa, diperkosa, dicabuli, dicabuli, dilecehkan, dilecehkan, dipaksa melakukan hubungan seksual dipaksa melakukan hubungan seksual

dengan berbagai model yang tidak disukai, dengan berbagai model yang tidak disukai, memasukkan alat ke dalam vagina dengan memasukkan alat ke dalam vagina dengan

paksa, paksa, dijual sebagai pekerja seks, dlldijual sebagai pekerja seks, dll

Page 10: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

DATA KASUS KEKERASAN TERHADAP DATA KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI JAWA TENGAH PEREMPUAN DAN ANAK DI JAWA TENGAH TAHUN 200TAHUN 2005 - 2007 (yang sudah ditangani 5 - 2007 (yang sudah ditangani PPT Kab/Kota & KPPA PROV).PPT Kab/Kota & KPPA PROV).

Jenis Jenis KekerasaKekerasa

nn

20052005 20062006 20072007

KDRTKDRT 95 kss95 kss 428 kss428 kss 612 kss612 kss

PerkosaaPerkosaann 74 kss74 kss 234 kss234 kss 176 kss176 kss

TrafikingTrafikingData tidak Data tidak

adaada 19 kss19 kss 18 kss18 kss

Sumber Data: Laporan dari 18 Kab/Kota dan KPPA

Page 11: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

SINGAPURA

BATAM

MALAYSIA

KOREAJAPAN

HONGKONGTAIWAN

ENGLAND

MIDDLE EAST USAEUROPE

PONTIANAK

KUCHING

BRUNAI

KINIBALU

TAWAU

NUNUKANTARAKAN

BALIKPAPAN

PARE-PARE

JAKARTA SEMARANG

DAERAH TUJUAN DALAM NEGERI

Jawa, Batam, Bali Medan, Papua, Makasar, Kaltim, Kalbar

LUAR NEGERIAsia : Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong, JepangUniEmiratArab, Dubai, Kuwait, SyiriaEropa: Belanda, PerancisAustraliaAmerikaSerikatMEDAN

I. KONDISI: KEKERASAN BERBASIS GENDER, ANAK DAN TRAFICKING LINTAS PROVINSI DAN NEGARA (YANG DIALAMI JATENG)

Page 12: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

SINGAPURA

BATAM

MALAYSIA

KOREAJAPAN

HONGKONGTAIWAN

ENGLAND

MIDDLE EAST USAEUROPE

PONTIANAK

KUCHING

BRUNAI

KINIBALU

TAWAU

NUNUKANTARAKAN

BALIKPAPAN

PARE-PARE

JAKARTA

SEMARANG

DAERAH TUJUAN DALAM NEGERI

Jawa, Batam, Bali Medan, Papua, Makasar, Kaltim, Kalbar

LUAR NEGERIAsia : Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong, JepangUniEmiratArab, Dubai, Kuwait, SyiriaEropa: Belanda, PerancisAustraliaAmerika Serikat

MEDAN

JATIM

DIY

JABAR

BALI

NTB

NTT

BANTEN

LAMPUNG

KEKERASAN BERBASIS GENDER, ANAK DAN TRAFICKING LINTAS PROVINSI MPU

Page 13: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

III. DAMPAK III. DAMPAK KEKERASANKEKERASAN

1. Kematian2. Menghambat pertumbuhan

dan perkembangan anak 3. Mempengaruhi kesehatan

perempuan (terutama kesehatan reproduksi) dan anak

4. Mempengaruhi kemampuan untuk belajar dan kemauannya untuk bersekolah.

5. Mengakibatkan anak lari dari rumah. Hal tersebut menjadikan anak lebih rentan terhadap pada resiko-resiko lain a.l. trafiking

6. Menghancurkan trauma berkepanjangan dan rasa percaya diri perempuan dan anak

7. Dapat mengganggu kemampuannya untuk menjadi orang tua yang baik di kemudian hari

Page 14: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

IV. FIV. Faktor aktor PPenyebabenyebab

Struktur masyarakat, masih Struktur masyarakat, masih kental dengan budaya kental dengan budaya patriarkipatriarki

Pandangan masyarakat tentang Pandangan masyarakat tentang kedudukan perempuankedudukan perempuan

Persepsi masyarakatPersepsi masyarakat tentang tentang kekerasankekerasan

Page 15: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEKERASAN BERBASIS GENDER

Kebijakan Negara belumResponsif gender

POLA ASUH

Struktur HukumYg kurang mendukung

Tempat Kerja/Majikan

Teman/Saudara

Adat Istiadat

Kemiskinan

Budaya Global(Media, trans, kom)Keyakinan Gender

Interpretasiagama

Page 16: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

PPermasalahan ermasalahan ppadaada DDiriiri KKorbanorban Takut pembalasan pelakuTakut pembalasan pelaku Kewajiban melindungi nama baik Kewajiban melindungi nama baik

keluargakeluarga Menyalahkan diri sendiriMenyalahkan diri sendiri Malu, cemas, dan takut akan Malu, cemas, dan takut akan

stigmasasi, reaksi keluarga/masyarakatstigmasasi, reaksi keluarga/masyarakat Buta hukumButa hukum Jarak kantor polisi yang jauh dari Jarak kantor polisi yang jauh dari

rumahrumah Tidak adanya perlindungan hukum bagi Tidak adanya perlindungan hukum bagi

korban/saksi korbankorban/saksi korban Korban pesimis akan tindak lanjut Korban pesimis akan tindak lanjut

penegak hukumpenegak hukum

Page 17: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

PPermasalahan ermasalahan ppadaada KKeluargaeluarga

Seringkali menutup-nutupiSeringkali menutup-nutupi Menyalahkan korbanMenyalahkan korban Tidak peduliTidak peduli Menyuruh korban diamMenyuruh korban diam Mengancam korban tidak Mengancam korban tidak

melapormelapor Malu pada tetanggaMalu pada tetangga

Page 18: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

PPermasalahan ermasalahan ppada ada KKomunitasomunitas

Seakan tidak tahu/tidak peduliSeakan tidak tahu/tidak peduli Menyalahkan korbanMenyalahkan korban Menyelesaikan secara damaiMenyelesaikan secara damai Merupakan permasalahan Merupakan permasalahan

pribadi, bukan masalah publikpribadi, bukan masalah publik

Page 19: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

V. PELAKU KEKERASAN TERHADAP V. PELAKU KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK PEREMPUAN DAN ANAK

NEGARANEGARA

MEDIAMEDIA

MASYARAKAT/TEMPAT KERJAMASYARAKAT/TEMPAT KERJA

KELUARGAKELUARGA

INDIVIDUINDIVIDU

Page 20: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEKERASAN sbg FENOMENA GUNUNG ES

MEMPEROLEH KEADILAN (HUKUM)

------------------------------------ PROSES PENGADILAN ½ YG LAPOR DIPROSES POLISI

---------------------------------------------------------------------------

PROSES DI KEPOLISIAN

------------------------------------------------------------------------

LAPOR OTORITAS NEGARA

------------------------------------------------------------------

MEMINTA PERTOLONGAN PST KRISIS

-------------------------------------------------------------------------------

TIDAK TERUNGKAP

Page 21: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

VI. SISTEM PELAYANAN TERPADUVI. SISTEM PELAYANAN TERPADU

Page 22: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Pelayanan terhadap Korban secara Holistik dan Terintegrasi yang mencakup :

• Penyembuhan fisik;

• Pemenuhan kebutuhan dasar;

• Penguatan ekonomi;

• Pendampingan sosial;

• Penguatan psikologis;

• Penguatan spiritual;

• Penanganan hukum/jaminan keadilan;

• Pengembangan sistem pemulihan terintegrasi;

• Penanganan struktur sosial;

• Advokasi politis.

Page 23: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KEWAJIBAN NEGARA MENURUT UU NOMER 7 TAHUN KEWAJIBAN NEGARA MENURUT UU NOMER 7 TAHUN 1984 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI MENGENAI 1984 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI MENGENAI PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUANTERHADAP PEREMPUAN

PASAL 2:PASAL 2:1. WAJIB MENJALANKAN ASAS PERSAMAAN DAN

JAMINAN REALISASI ASAS INI2. MEMBUAT PERATURAN YANG TEPAT3. TEGAKKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

HAK-HAK PEREMPUAN4. TIDAK LAKUKAN DISKRIMINASI TERHADAP

PEREMPUAN5. MEMBUAT PERATURAN UNTUK MENGHAPUS

DISKRIMINASI

Page 24: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 (PASAL 11 – 14)

1. TANGGUNG JAWAB UPAYA PENCEGAHAN2. MERUMUSKAN KEBIJAKAN3. MENYELENGGARAKAN KIE4. MENYELENGGARAKAN ADVOKASI5. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SENSITIVITAS GENDER DAN ISU KDRT6. MENETAPKAN STANDAR PELAYANAN7. PENYELENGGARAN PELAYANAN KORBAN a. Penyediaan ruang khusus di kepolisian b. Sediakan aparat, Nakes, Pekerja Sosial,

Pendamping, Pembimbing rohani c. Buat sistem mekanisme kerjasama program

pelayanan yang mudah diakses d. beri perlindungan bagi pendamping, saksi,

keluarga dan teman korban

Page 25: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

• UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TTG PT PPO, PASAL 58 2007 TTG PT PPO, PASAL 58 TENTANG TENTANG

“ “KEWAJIBAN PEMERINTAH UNTUK KEWAJIBAN PEMERINTAH UNTUK MELAKUKAN PENCEGAHAN DAN MELAKUKAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TERHADAP TINDAK PENANGANAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG”PIDANA PERDAGANGAN ORANG”

Page 26: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

KESEPAKATAN BERSAMA MENTERI NEGARA PP + MENTERI KESEHATAN + MENTERI SOSIAL + KAPOLRI

NOMOR: 14/MEN PP/DEP.IV/X/2002NOMOR: 14/MEN PP/DEP.IV/X/2002

1329/MENKES/SKB/X/20021329/MENKES/SKB/X/2002

75/HUK/200275/HUK/2002

NO. POL: B/3048/X/2002NO. POL: B/3048/X/2002

TENTANGTENTANG

PELAYANAN TERPADU KORBAN KEKERASAN PELAYANAN TERPADU KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAKTERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Page 27: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

VII. KEBIJAKAN RENSTRA 2003 – VII. KEBIJAKAN RENSTRA 2003 – 20082008 PERDA 11 TAHUN 2003 PERDA 11 TAHUN 2003

MEWUJUDKAN KEBIJAKAN PUG DALAM PERDA, KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SELURUH PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENCEGAHAN, PENGURANGAN DAN PENANGGULANGAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN PENEGAKAN HAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN, HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI SERTA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESPRO

Page 28: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

STRATEGI RENSTRA 2003 – 2008STRATEGI RENSTRA 2003 – 2008PERDA 11 TAHUN 2003PERDA 11 TAHUN 2003

KAMPANYE ANTI KEKERASAN DAN ADVOKASI TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA PEREMPUAN TERMASUK BURUH MIGRAN

PENINGKATAN AKSES PEREMPUAN PADA PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI YANG MEMADAI DAN TERJANGKAU, DAN MENGHORMATI HAK-HAK REPRODUKSI

MENDORONG PENINGKATAN KUALITAS SDM PEREMPUAN MELALUI PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL, PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN RESPONSIF GENDER

PENGEMBANGAN MODEL PENANGANAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

MEMANTAPKAN FUNGSI WCC DAN PENGUATAN MEKANISME PENANGANAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

Page 29: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

LANJUTANLANJUTAN

MENGINTEGRASIKAN PERSPEKTIF GENDER KE DALAM PERDA, KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DAN SELURUH PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

ADVOKASI DALAM RANGKA PUG BAGI SEMUA UNIT KERJA, PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN STAKEHOLODERS DAN PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN YANG MENANGANI PP

Page 30: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

VIII. 5 KATEGORI KERANGKA KERJAVIII. 5 KATEGORI KERANGKA KERJA

KOORDINASI DAN

KERJASAMA

UPAYA PENCEGAHAN

UPAYA PERLINDUNGAN

UPAYA PEMULIHAN DAN REINTEGRASI SOSIAL

PENINGKATANPARTISIPASI

MASYARAKAT

Page 31: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Pemerintah bersama organisasi non pemerintah dapat Pemerintah bersama organisasi non pemerintah dapat melaksanakan beberapa kegiatan penting, seperti :melaksanakan beberapa kegiatan penting, seperti :

Membentuk jaringan kerja terpadu;Membentuk jaringan kerja terpadu; Menjabarkan peraturan perundangan dan Rencana Aksi Menjabarkan peraturan perundangan dan Rencana Aksi

Nasional menjadi Kebijakan dan Rencana Aksi Daerah;Nasional menjadi Kebijakan dan Rencana Aksi Daerah; Mengembangkan mekanisme pemantauan dan evaluasi;Mengembangkan mekanisme pemantauan dan evaluasi; Mengembangkan indikator untuk pemantauan kasus-kasus Mengembangkan indikator untuk pemantauan kasus-kasus

sebagai sebagai data base;data base; Memetakan daerah-daerah rawan;Memetakan daerah-daerah rawan; Upaya melakukan analisis berkelanjutan dengan melibatkan Upaya melakukan analisis berkelanjutan dengan melibatkan

perguruan tinggi.perguruan tinggi.

KOORDINASI DAN KERJASAMA

Page 32: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen Untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen ttg hak anak dan perempuan dan akibat dari ttg hak anak dan perempuan dan akibat dari kekerasankekerasanKegiatan yang penting, antara lain :Kegiatan yang penting, antara lain :

Kampanye publik dengan materi untuk penghapusan Kampanye publik dengan materi untuk penghapusan

berbagai bentuk kekerasan thd perempuan dan anak;berbagai bentuk kekerasan thd perempuan dan anak;

Pendidikan untuk pencegahan kekerasan terhadap Pendidikan untuk pencegahan kekerasan terhadap

perempuan dan anak melalui pendidikan formal perempuan dan anak melalui pendidikan formal

maupun non formal;maupun non formal;

Pengembangan berbagai model pendidikan alternatif, Pengembangan berbagai model pendidikan alternatif,

terutama bagi korban yang sudah tidak ingin kembali terutama bagi korban yang sudah tidak ingin kembali

sekolah dan untuk menyadarkan masyarakat ttg sekolah dan untuk menyadarkan masyarakat ttg

perlindungan HAM.perlindungan HAM.

UPAYA PENCEGAHAN

Page 33: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Diarahkan untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi Diarahkan untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi perempuan dan anak dari ancaman kekerasan, melalui perempuan dan anak dari ancaman kekerasan, melalui kegiatan :kegiatan :

• Melakukan telaah kritis terhadap Perundang-undangan Melakukan telaah kritis terhadap Perundang-undangan

Nasional maupun Peraturan Daerah;Nasional maupun Peraturan Daerah;• Upaya dan dorongan aparat penegak hukum untuk Upaya dan dorongan aparat penegak hukum untuk

mengkriminalisasikan pelaku kekerasan thd perempuan dan mengkriminalisasikan pelaku kekerasan thd perempuan dan

anak;anak;• Mengembangkan mekanisme perlindungan bagi perempuan Mengembangkan mekanisme perlindungan bagi perempuan

dan anak korban kekerasan;dan anak korban kekerasan;• Mengembangkan perangkat/prosedur pelayanan publik yang Mengembangkan perangkat/prosedur pelayanan publik yang

sensitif dan ramah dalam penanganan kasussensitif dan ramah dalam penanganan kasus;;• Pemprograman berbagai pelatihan untuk penanganan korban;Pemprograman berbagai pelatihan untuk penanganan korban;• Terbentuknya mekanisme di masyarakat untuk melakukan Terbentuknya mekanisme di masyarakat untuk melakukan

monitoring terhadap berbagai kasus untuk menciptakan monitoring terhadap berbagai kasus untuk menciptakan

kontrol sosial;kontrol sosial;• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan.

UPAYA PERLINDUNGAN

Page 34: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan korban, Dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan korban, mengintegrasikan dan mengembangkan suasana kondusif bagi mengintegrasikan dan mengembangkan suasana kondusif bagi pemulihan, melalui kegiatan :pemulihan, melalui kegiatan :

• Memberikan jaminan peradilan/proses hukum;Memberikan jaminan peradilan/proses hukum;• Mengembangkan berbagai model pelatihan tentang penanganan Mengembangkan berbagai model pelatihan tentang penanganan

kekerasan bagi pihak yang menangani perkara, pekerjayang kekerasan bagi pihak yang menangani perkara, pekerjayang menjalankan program pemulihan dan para pendidik;menjalankan program pemulihan dan para pendidik;

• Membentuk Hotline dan Helpline;Membentuk Hotline dan Helpline;• Mengembangkan sistem pelayanan terpaduMengembangkan sistem pelayanan terpadu;;• Mengembangkan sistem rujukan medis yang ramah, aman dan Mengembangkan sistem rujukan medis yang ramah, aman dan

terjangkau;terjangkau;• Mengembangkan dan menetapkan standar sistem pemulihan Mengembangkan dan menetapkan standar sistem pemulihan

dan reintegrasi sosial;dan reintegrasi sosial;• Pemberdayaan ekonomi bagi korban maupun keluarga;Pemberdayaan ekonomi bagi korban maupun keluarga;• Mendorong pengembalian korban kekerasan kepada keluarga Mendorong pengembalian korban kekerasan kepada keluarga

dan masyarakat;dan masyarakat;• Melibatkan anak dan perempuan korban dalam proses Melibatkan anak dan perempuan korban dalam proses

reintegrasi sosial korban.reintegrasi sosial korban.

UPAYA PEMULIHAN DAN REINTEGRASI SOSIAL

Page 35: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Diarahkan untuk memfasilitasi terwujudnya partisipasi Diarahkan untuk memfasilitasi terwujudnya partisipasi

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring

dan evaluasi serta tindak lanjut kebijakan dan program dan evaluasi serta tindak lanjut kebijakan dan program

penghapusan kekerasan, melalui kegiatan : penghapusan kekerasan, melalui kegiatan :

• Fasilitasi pembentukan jaringan;Fasilitasi pembentukan jaringan;

• Pengembangan “Peer Group Education” untuk Pengembangan “Peer Group Education” untuk

mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Page 36: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

Perlunya membangun Perlunya membangun

kesepahaman, kepedulian dan kesepahaman, kepedulian dan

komitmen yang sama diantara komitmen yang sama diantara

pengelola, bahwa pengelola, bahwa “perspektif “perspektif

perempuan dan anak atau korban perempuan dan anak atau korban

menjadi kepentingan yang menjadi kepentingan yang

utama”utama”, menjadi langkah pertama , menjadi langkah pertama

yang sangat penting dilakukanyang sangat penting dilakukan

Page 37: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

LEMBAGA PEMBERI PELAYANANLEMBAGA PEMBERI PELAYANAN

Pelayanan terpadu diselenggarakan oleh:Pelayanan terpadu diselenggarakan oleh:a. Kepolisian Resort (Polres)a. Kepolisian Resort (Polres)b. Kepolisian Sektor (Polsek)b. Kepolisian Sektor (Polsek)c. Rumah Sakit (RS)c. Rumah Sakit (RS)d. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)d. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)e. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) – e. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) – WCC, LBH, dsb WCC, LBH, dsb f. Dinas Sosial, Disnakertrans, Pariwisataf. Dinas Sosial, Disnakertrans, Pariwisatag. Dinas Kesehatang. Dinas Kesehatanh. BADAN/DINAS/KANTOR/BAGIAN YG h. BADAN/DINAS/KANTOR/BAGIAN YG

MENANGANI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MENANGANI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAKDAN ANAK

i. Lembaga-lembaga keagamaani. Lembaga-lembaga keagamaan

Page 38: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

SISTEM PELAYANAN TERPADU KBG DAN ANAK

KORBAN PELAKU

PERLINDUNGAN PEMULIHAN

PENELANTARANRUMAH TANGGA

PSIKIS

SEKSUAL

FISIK

PENGADILAN

RELAWAN PENDAMPING

PEMBIMBING ROHANI

KESEHATAN

PEKERJA SOSIALKEPOLISIAN

• PEMERINTAH• MASYARAKAT

SEMENTARA

TETAP

PERATURANPEMERINTAH

PENCEGAHAN

3 TAHUN

3 TAHUN

• 12 TAHUN• 4-15 TAHUN

5-15 TAHUN

KETENTUANPIDANAKEJAKSAAN

Page 39: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

BELUM TERBANGUNNYA KERJASAMA ANTAR BELUM TERBANGUNNYA KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PENANGANAN KEKERASAN, DAERAH DALAM PENANGANAN KEKERASAN, PADAHAL BANYAK KASUS KEKERASAN TERJADI PADAHAL BANYAK KASUS KEKERASAN TERJADI ANTAR DAERAH ANTAR DAERAH KERJASAMA ANTAR KERJASAMA ANTAR PEMERINTAH, ANTAR APARAT PENEGAK HUKUMPEMERINTAH, ANTAR APARAT PENEGAK HUKUM

BELUM TERBANGUNNYA KOMITMEN YANG SAMAANTARA PEMERINTAH, LSM, APARAT PENEGAK HUKUM DALAM UPAYA PENGHAPUSAN KEKERASANBERBASIS GENDER

HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENANGANAN KEKERASAN DI JAWA TENGAH

Page 40: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN

PERSEPSI YANG BERBEDA ANTARA PEMERINTAH, PARA PENDAMPING KORBAN DAN APARAT PENEGAK HUKUM DALAM MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANGANAN KEKERASAN, SEPERTI:1.PEMAHAMAN TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG2. PEMAHAMAN TENTANG EKSPLOITASISEPERTI CONTOH KASUS INDIKASI TINDAK PERDAGANGAN ORANG JATENG-KEPRI, DI MANA PELAKU DIBEBASKAN DARI TUDUHAN HANYA KARENA DIANGGAP TKP DI KEPRI PADAHAL TRAFICKING ADALAH PERPINDAHAN.

Page 41: KEBIJAKAN PENANGANAN KEKERASAN