KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

50
KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19 Jakarta, 19 Mei 2020 Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Transcript of KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Page 1: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Jakarta, 19 Mei 2020Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Page 2: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

OUTLINE

Saran

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN KPAII 1

KINERJA SEKTOR INDUSTRI PADA MASA PANDEMI COVID-192

PERMASALAHAN SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-193

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-194

2

Page 3: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

DITJEN KPAII(Permenperin No. 35/2018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perindustrian)

perumusankebijakan di

bidangketahanan

industri, iklimusaha, fasilitas

industri, percepatan

penyebaran dan pemerataan

pembangunanindustri, serta

pengembanganakses industriinternasional

pelaksanaankebijakan di

bidangketahanan

industri, iklimusaha, fasilitas

industri, percepatan

penyebaran dan pemerataan

pembangunanindustri, serta

pengembanganakses industriinternasional

penyusunannorma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidangketahanan

industri, iklimusaha, fasilitas

industri, percepatan

penyebaran dan pemerataan

pembangunanindustri, serta

pengembanganakses industriinternasional

pelaksanaanpemberian

bimbingan teknisdan supervisi atas

pelaksanaankebijakan di bidangketahanan industri,

iklim usaha, fasilitas industri,

percepatanpenyebaran dan

pemerataanpembangunanindustri, serta

pengembanganakses industriinternasional

pelaksanaanevaluasi dan pelaporan di

bidangketahanan

industri, iklimusaha, fasilitas

industri, percepatan

penyebaran dan pemerataan

pembangunanindustri, serta

pengembanganakses industriinternasional

pelaksanaanadministrasi

DirektoratJenderal

Ketahanan, Perwilayahan,

dan AksesIndustri

Internasional

pelaksanaanfungsi lain yang diberikan oleh

MenteriPerindustrian

3

Page 4: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Struktur Organisasi Ditjen KPAII

44

Page 5: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

OUTLINE

Saran

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN KPAII 1

KINERJA SEKTOR INDUSTRI PADA MASA PANDEMI COVID-192

PERMASALAHAN SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-193

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-194

5

Page 6: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

6

Page 7: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

7

Page 8: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

8

Page 9: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

9

Page 10: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

PROYEKSI PERTUMBUHAN PDB SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2020 (DAMPAK COVID-19)

Berdasarkan kinerja pertumbuhan sektor industri nonmigas triwulan I 2020 dan asumsi dampak covid-19 masih akan berlanjuthingga triwulan II 2020, maka industri pengolahan nonmigas tahun 2020 diproyeksikan tumbuh melambat sebesar 1,20%,dengan rincian kontribusi subsektor per unit Eselon I sebagai berikut:

NO SEKTOR INDUSTRIRealisasi2019 (%)

Proyeksi2020 (%)*

Industri Pengolahan Non Migas 4.34 1.20A. Industri Agro 6.65 2.32

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan 3.62 -1.01Industri Minuman, Tembakau, dan Bahan Penyegar 7.01 0.09Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan 7.33 3.49

B. Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil 6.08 0.40Industri Kimia Hulu 8.20 1.19Industri Kimia Hilir dan Farmasi 0.92 0.36Industri Bahan Galian Non Logam -1.03 0.47Industri Tekstil, Produk Kulit & Alas Kaki 12.30 -0.16

C. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika -1.35 -0.03Industri Logam -0.25 -0.24Industri Mesin 1.88 -0.91Industri Alat Transportasi -3.43 0.85Industri Elektronika -2.06 -1.16

D. Industri Aneka 7.74 -2.49

*Simulasi/exercise oleh Pusdatin 10

Page 11: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Perkembangan Dampak Covid-19 terhadap Industri Baja Nasional Updated Mei 2020

Sumber data: Direktorat Industri Logam, Kemenperin

11

Page 12: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

OUTLINE

Saran

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN KPAII 1

KINERJA SEKTOR INDUSTRI PADA MASA PANDEMI COVID-192

PERMASALAHAN SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-193

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-194

12

Page 13: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

PERMASALAHAN UMUM SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-19

13

Page 14: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Pemetaan industri yang hard hit/suffer akibat penyebaran Covid-19 sehingga perlu diberi perhatian lebih dan pemetaanindustri dengan demand tinggi yang bisa memperkuat neraca perdagangan. Pemetaan ini meliputi Industri Kecil,Menengah dan Besar. Secara ringkas 60% dari Industri suffer dan 40% Moderat atau demand tinggi. Hal ini akanmenyebabkan tertekannya pertumbuhan industri.

PEMETAAN SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-19

14

Page 15: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

OUTLINE

Saran

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN KPAII 1

KINERJA SEKTOR INDUSTRI PADA MASA PANDEMI COVID-192

PERMASALAHAN SEKTOR INDUSTRI TERDAMPAK COVID-193

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-194

15

Page 16: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

DUKUNGAN INDUSTRI (RP70,1 T)

Kebijakan Pemerintah Terkait Pandemi Covid-19

KESEHATAN (RP75 T)

Intervensi untuk penanganan Covid dan SubsidiIuran BPJS

• Bantuan Iuran penyesuaian tarif Pekerja Bukan PenerimaUpah dan Bukan Pekerja akibat keputusan yudisialreview MA atas Perpres 75 Tahun 2019

• Insentif tenaga medis pusat dan daerah untuk 6 bulan: Dokter spesialis (15jt/bl), dokter (10 jt/bl), perawat (7,5 jt/bl), tenaga kesehatan lainnya (5 jt/bl).

• Santunan Kematian untuk tenaga kesehatan Rp300juta/orang

• Alat kesehatan (APD, Rapid Test, Reagen);

• Sarana, prasarana, SDM kesehatan;

SOCIAL SAFETY NET (RP110)

Tambahan Jaring Pengaman Sosial Rp65 T

• Penambahan penyaluran PKH

• Tambahan sembako

• Tambahan Kartu Pra Kerja

• Pembebasan tarif listrik

• Tambahan Insentif Perumahan bagi MBR

• Program Jaring Pengaman Sosial Lainnya

Cadangan Perpajakan dan Stimulus TerhadapUsaha

• Pajak ditanggung Pemerintah untuk PPH Ps.21 dan PPN

• Bea Masuk DTP

• Subsidi bunga Ultra Mikro, KUR, dan UMKM lainnya

Cadangan untuk pemenuhankebutuhan pokok dan operasipasar/logistik (Rp25 T)

Penyesuaian anggaran Pendidikan untukpenanganan Covid-19 (Rp20 T)

• Program pemulihan ekonomi nasional melalui PMN, Investasi, Penempatan Dana dan Penjaminan.

• Program Penundaan Cicilan Pokok dan SubsidiBunga.

• Local Currency Settlement (LCS)PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI (RP150 T )

Bansos Sembako Jabodetabek Rp3,42T

Bansos Tunai di luar Jabodetabek Rp16,2T

• Kebijakan pemerintah dalam upaya memitigasi dampak Pandemi Covid-19 terbagi dalam 4 jaring pengaman.• Total tambahan Belanja dan Pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp405.1 Triliun

Page 17: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Memberi PERLINDUNGAN SOSIAL bagi masyarakat miskin dan rentan dari risiko sosioekonomi

DUKUNGAN BAGI RUMAH TANGGA

Memberi SUBSIDI BUNGA KREDIT untuk meringankan bebanpelaku usaha terdampak Covid-19

DUKUNGAN BAGI USAHA UMKM

Rp34,15T** 60,66 juta

Rekening**

Rp65T >103* juta individu

> 29,1* juta keluarga

DUKUNGAN FISKAL DIBERIKAN UNTUK MENJAGA KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN MENDUKUNG UMKM DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)

Peningkatan besaran bantuan dan perluasan cakupan peserta tidak hanyabottom 40%, melainkan juga middle 40% yang terdampak Covid-19

Merelaksasi pembayaran angsuran dan pemberian Subsidi bunga kredit melalui KUR, Umi, Mekaar, perbankan, perusahaan pembiayaan, pegadaian, LPDB, LPMUKP, UMKM

Pemda, Koperasi Penyalur UMi, CPCL, dan UMKM Online

*Terdapat penerima bantuan yang mendapatkan lebih dari satu program ** Dari 65,53 juta rekening, masih terdapat data ganda.

Page 18: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

PROGRAM SURVIVAL IISIA

18

Page 19: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

19

Ditjen KPAII Terlibat Dalam Penyusunan Beberapa Kebijakan

I. INSENTIF FISKAL

II. DUKUNGAN EKSPOR

III. TRADE REMEDIES

IV. PEMBATASAN IMPOR BAJA

V. PENYESUAIAN HARGA GAS

Page 20: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

20

1. INSENTIF FISKAL EXISTING

Page 21: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Fasilitas Tax Holiday

Pengurangan PPh Badan 50% selama 5 tahun;Pengurangan PPh Badan 25% selama 2 tahunsetelah jangka waktu pemanfaatan FasilitasMini Tax Holiday berakhir.

Nilai Investasi (Aktiva Tetap)Jangkawaktu

Rp 500 miliar s.d. <Rp 1 triliun 5 tahun

Rp 1 triliun s.d. <Rp 5 triliun 7 tahun

Rp 5 triliun s.d. <Rp 15 triliun 10 tahun

Rp 15 triliun s.d. <Rp 30 triliun 15 tahun

≥ Rp 30 triliun 20 tahun

UU No. 25 Tahun 2007PMK No. 150 Tahun 2018Per BKPM 1/2019 jo. Per BKPM 8/2019

Pengurangan PPh Badan 100% selama 5 sampaidengan 20 tahun (sesuai dengan nilai investasi);Pengurangan PPh Badan 50% selama 2 tahun setelahjangka waktu pemanfaatan Fasilitas Tax Holidayberakhir.

1. Industri logam dasar hulu: besi baja atau bukan besibaja

2. Industri pemurnian dan atau pengilangan minyakdan gas bumi

3. Industri petrokimia4. Industri kimia dasar organik5. Industri kimia dasar anorganik6. Industri bahan baku utama farmasi7. Industri pembuatan peralatan iradiasi,

elektromedikal, atau elektroterapi8. Industri pembuatan komponen utama peralatan

elektronika atau telematika9. Industri pembuatan mesin dan komponen utama

mesin10.Industri pembuatan komponen robotik yang

mendukung industri pembuatan mesin-mesinmanufaktur

11.Industri pembuatan komponen utama mesinpembangkit tenaga listrik

12.Industri pembuatan kendaraan bermotor dankomponen utama kendaraan bermotor

13.Industri pembuatan komponen utama kapal14.Industri pembuatan komponen utama kereta api15.Industri pembuatan komponen utama pesawat

terbang16.Industri pengolahan berbasis hasil pertanian,

perkebunan, atau kehutanan yang menghasilkanbubur kertas (pulp)

17.Infrastruktur ekonomi18.Ekonomi digital

Cakupan Industri Pionir

35

Pengajuan Permohonan Fasilitas• Bersamaan dengan Pendaftaran untuk kegiatan berusaha melalui

sistem Online Single Submission (OSS) atau paling lama 1 tahun setelahpenerbitan pendaftaran penanaman modal.

• Cakupan industri yang tidak tercantum dalam cakupan industri pionirtetapi memenuhi nilai investasi minimal Rp. 100 Miliar, permohonandiajukan melalui BKPM dan dilakukan pembahasan antar kementerian.

Nilai Investasi (Aktiva Tetap)

Rp 100 miliar s.d. <Rp 500 miliar

21

Page 22: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Fasilitas Tax Allowance•PP No. 78 Tahun 2019•Permenperin No. 47 Tahun 2019

▪ Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal, dibebankan selama 6 tahun masing-masing 5% pertahun;

▪ Penyusutan dan amortisasi dipercepat;

▪ Tarif PPh dividen sebesar 10% atau tarif menurut perjanjianpenghindaran pajak bergandayang berlaku;

▪ Kompensasi kerugian 5 s.d. 10 tahun

Cakupan Industri

Lampiran I

119 sektor

Lampiran II

11 sektor

Bentuk Fasilitas

22

Kriteria danPersyaratan Industri

• memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;

• memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar; atau

• memiliki kandungan lokal yang tinggi

Pokok Perubahan PP 78/2019

• Simplifikasi prosedur (dg sistem OSS)• Perluasan sektor usaha• Peningkatan kepastian hukum

Alur Proses Fasilitas Tax Allowance

Page 23: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

23

INSENTIF UNTUK INDUSTRI PADAT KARYA,KEGIATAN VOKASI DAN R&D

(PP Nomor 45 Tahun 2019)

INSENTIF UNTUK INDUSTRI PADAT KARYA

INSENTIF UNTUK KEGIATAN R&D

INSENTIF UNTUK KEGIATAN VOKASI

SUBJEK

FASILITAS

WP Badan dalam negeri yang melakukan penanaman modal baru atau perluasan usaha pada industri padat karya

Pengurang penghasilan neto sebesar 60% dari jumlah penanaman modal berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah

WP Badan dalam negeri yang melakukan penyediaan fasilitas praktik kerja & pemagangan SDM berbasis kompetensi tertentu

Pengurang penghasilan bruto paling tinggi 200% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/ atau pembelajaran

WP Badan dalam negeri yang melakukan kegiatan Penelitian dan Pengembangan di Indonesia

SUBJEK

FASILITAS

SUBJEK

FASILITAS

Pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan

Page 24: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Super Deduction Kegiatan Vokasi(PMK Nomor 128 Tahun 2019)

Subjek PajakPenerima Fasilitas

WP Badan dalam negeri yang mengeluarkanbiaya untuk kegiatan praktik kerja,pemagangan, dan/atau pembelajaran dalamrangka pembinaan dan pengembangan SDMberbasis kompetensi tertentu

Bentuk FasilitasPengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200%dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan :✓ praktik kerja/pemagangan, atau✓ Pembelajaran, yang terdiri atas:- 100% biaya riil; dan- Tambahan 100% dari biaya riil.

Kompetensi TertentuMerupakan kompetensi yang diajarkan pada SMK,MAK, perguruan tinggi program diploma vokasi,dan/atau BLK (453 kompetensi)

• SMK/ MAK (127 kompetensi)• Perguruan Tinggi Program Diploma (268 kompetensi)• Balai Latihan Kerja (58 kompetensi)

Cakupan Biaya

Penyediaan fasilitas fisik khusus (tempatpelatihan) dan biaya penunjang fasilitas fisikkhusus

Honor/gaji Instruktur atau pengajar

Barang dan/atau bahan

Honorarium atau pembayaran sejenis peserta

Biaya sertifikasi kompetensi

WP

Prosedur Pemanfaatan Fasilitas

• WP membuat Perjanjian KerjaSama dengan SMK/MAK/ProdipVokasi/BLK

• WP melakukan permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF)

Menyampaikan pemberitahuanpada sistem OSS dengan inputdata serta melampirkan:• Perjanjian Kerjasama• SKF WP

OSS

Sistem OSS memberikan

notifikasi bahwa WP eligible

WP dapat memanfaatkan

fasilitas

Menyampaikan Laporan Biaya

Kegiatan(paling lambat bersamaan dengan penyampaian SPT

Tahunan)

OPTIMALISASI INSENTIF

Pelaku usaha dapat segeramembuat perubahan atas PKS

yang sudah berjalan sesuaidengan format yang merujuk

terhadap PMK 128/2019

24

Bentuk FasilitasPengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200%

Page 25: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Fasilitas Pembebasan Bea Masuk (BM)PMK No. 176 Tahun 2009 jo.PMK No. 188 Tahun 2015

Kriteria dan PersyaratanIndustri

• Industri yang menghasilkan barang;

• Industri yang menghasilkanjasa (Pariwisata &Kebudayaan, Transportasi/Perhubungan, PelayananKesehatan Publik,Pertambangan, Konstruksi,Industri Telekomunikasi, danKepelabuhanan)

2 Tahun (Mesin)

2-4 Tahun Barangdan Bahan

Pembebasan Bea Masuk MesinSerta Barang dan Bahan

MASTER LIST

Permenperin Nomor

31/2017 Tentang

Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor

19/M-IND/PER/2/2010

Tentang Daftar Mesin,

Barang Dan Bahan

Produksi Dalam Negeri

Untuk Pembangunan Atau

Pengembangan Industri

Dalam Rangka

Penanaman Modal.

25

Page 26: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP)TOTAL REALISASI

BMDTP TAHUN 2008-2018• Meningkatkan daya saing• Penguatan dan pendalaman struktur

industri• Menciptakan iklim usaha yang kondusif• Mengurangi beban/cost bea masuk

Tujuan BMDTP

• Belum diproduksi di dalam negeri• Sudah diproduksi tetapi belum

memenuhi spesifikasi• Sudah diproduksi tetapi jumlahnya

belum mencukupi

Kriteria Barang dan Bahan yangmendapatkan BMDTP

• Memenuhi penyediaan barang dan/atau jasauntuk kepentingan umum, dikonsumsimasyarakat luas, dan/atau melindungikepentingan konsumen (bobot 40%)

• Meningkatkan daya saing (bobot 30%)• Meningkatkan penyerapan tenaga kerja

(bobot 20%)• Meningkatkan pendapatan negara (bobot

10%)

Persyaratan untuk mendapatkanBMDTP (Kriteria Sektor Industri)

• Beberapa fasilitas bea masuk diberikan berdasarkan Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 26 ayat (2)

UU No 10 tahun 1995

• Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 26 ayat (2) dihapus

UU No 17 tahun 2006

BMDTP

UU APBN

✓PMK Induk✓PMK Sektor

✓Permenperin✓Perdirjen BC

Latar Belakang

JUMLAH SEKTOR INDUSTRI

•41 SEKTOR INDUSTRI

JUMLAH PERUSAHAAN PENGGUNA

• 242 PERUSAHAAN

NILAI BMDTP YANG TERSERAP

•Rp. 2,083 Trilyun

NILAI IMPOR YANG TERSERAP

•US$ 1,869 Milyar

JUMLAH NEGARA ASAL IMPOR

• 51 NEGARA

POS TARIF YANG DIGUNAKAN

• 474 HS

26

Melalui surat Menkeu ke Menperin Nomor S-825/MK.010/2019 tanggal 15 November 2019 disampaikan bahwa fasilitas BMDTP akan dihapus di tahun 2021

Page 27: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

27

2. INSENTIF FISKAL TERKAIT PANDEMI COVID-19

Page 28: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Bentuk Kebijakan Uraian Peraturan Pelaksana

1 Fasilitas Kepabeanan Menteri Keuangan memiliki kewenangan untuk memberikanfasilitas kepabeanan berupa pembebasan atau keringanan beamasuk dalam rangka:a. penanganan pandemi COVID-19 b. menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian

nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan

a. PMK 34 Tahun 2020 tentang PemberianFasilitas Kepabeanan dan/atau Cukaiserta Perpajakan atas Impor Baranguntuk Keperluan Penanganan PandemiCorona Virus Disease 2019 (Covid-19)

b. PMK 35 Tahun 2020 tentangPengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan PandemiCorona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional

2 Penurunan Tarif PPh Badan Secara Bertahap

Tarif umum dari 25% menjadi:1. 22% untuk tahun pajak 2020 dan tahun pajak 2021; dan2. 20% untuk tahun pajak 2022

3 Penyesuaian Tarif PPhBadan Go Public (Tbk)

Pengurangan tarif 3% lebih rendah dari tarif umum PPh badan, sehingga menjadi:1. 19% di tahun pajak 2020 dan 2021; dan2. 17% di tahun pajak 2022.dengan persyaratan WP DN berbentuk PT; minimal 40% saham go public pada BEI; dan memenuhi persyaratan tertentu di PP

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2013 tentang Penurunan Tarif PajakPenghasilan bagi Wajib Pajak BadanDalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka

A. PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2020tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi

Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan

28

Page 29: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Bentuk Kebijakan Uraian Peraturan Pelaksana

4 Relaksasi administrasi perpajakan

Bagi Wajib Pajak:Permohonan keberatan diperpanjang menjadi 9 bulan

Bagi DJP:Perpanjangan jangka waktu penyelesaian:• Permohonan restitusi melalui pemeriksaan menjadi 18 bulan• Permohonan keberatan menjadi 18 bulan• Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi

menjadi 12 bulan• Permohonan pengurangan/pembatalan ketetapan pajak atau

pembatalan hasil pemeriksaan menjadi 12 bulan

5 Pengenaan Pajak pada Kegiatan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

a. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Pertambahan Nilaiatas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atauJasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui perdagangan PMSE

b. Pengenaan PPh/ pajak transaksi elektronik atas kegiatanPerdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) yang dilakukanoleh Subjek Pajak Luar Negeri yang memenuhi ketentuankehadiran signifikan

a. UU Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan PajakPenjualan atas Barang Mewah(belum terbit)

b. Diatur dengan PMK (belum terbit)

29

Page 30: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Peraturan Judul Ditetapkan Diundangkan Berlaku

1 PMK 23 Tahun 2020 Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak TerdampakWabah Virus Corona

21 Maret 2020 23 Maret 2020 1 April 2020

2 PMK 28 Tahun 2020 Pemberian Fasilitas Pajak terhadap Barang dan Jasa yang Diperlukan dalam rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019

6 April 2020 6 April 2020 6 April 2020

3 PMK 31 Tahun 2020 Insentif Tambahan untuk Perusahaan Penerima Fasilitas Kawasan Berikatdan/atau Kemudahan Impor Tujuan EksporUntuk Penanganan Dampak BencanaPenyakit Virus Corona (Corona Virus Disease 2019/COVID-19)

13 April 2020 13 April 2020 13 April 2020

4 PMK 34 Tahun 2020 Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan Cukai serta Perpajakan atas Impor Barang untuk Keperluan Penanganan Covid-19

16 April 2020 17 April 2020 17 April 2020

5 PMK 44 Tahun 2020 Insentif Pajak untuk Wajib Pajak TerdampakPandemi Corona Virus Disease 2019

27 April 2020 27 April 2020 27 April 2020

B. INSENTIF FISKAL DALAM RANGKA PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19

30

Page 31: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Bentuk Fasilitas Penerima Fasilitas Tata Cara dan Kewajiban

1 PPh Pasal 21 DitanggungPemerintah (DTP)

• Pegawai akan menerimapenghasilan penuh tanpaada potongan pajak ataspenghasilan sampaidengan Rp200 juta

• Diberikan sejakpenyampaianpemberitahuan s.d masaSeptember 2020

Pegawai dengan kriteria:1.Menerima penghasilan dari pemberi

kerja yang:• Termasuk salah satu dari 440 KLU

tertentu dalam Lampiran A PMK; dan/atau

• Ditetapkan sebagai perusahaanKemudahan Impor Tujuan Ekspor(KITE)

2.Memiliki NPWP3.Penghasilan bruto yang disetahunkan

tidak lebih dari Rp 200 juta

•Pemberi kerja harus melakukan pemberitahuan tertulis kepada Kepala KPP terdaftar•PPh 21 DTP harus dibayarkan secara tunai oleh pemberi kerja•Menyampaikan laporan realisasi PPh 21 DTP kepada Kepala KPP terdaftar

2 Pembebasan daripemungutan PPh Pasal 22 Impor

Diberikan sejak SKB diterbitkan s.d30 September 2020

1.WP termasuk salah satu dari 102 KLU tertentu dalam Lampiran F PMK; dan/atau

2.Perusahaan KITE

•WP harus mengajukan permohonanSurat Keterangan Bebas (SKB) PPh Ps 22 impor secara tertulis kepada KepalaKPP terdaftar•Menyampaikan laporan realisasipembebasan PPh Ps 22 Impor setiap 3 bulan kepada Kepala KPP terdaftar

1. Insentif Pajak untuk WP Terdampak COVID-19 Jilid I(PMK 23 Tahun 2020)

31

Page 32: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Bentuk Fasilitas Penerima Fasilitas Tata Cara dan Kewajiban

3 Pengurangan angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30%

Diberikan sejak pemberitahuan disampaikan s.d masa September 2020

1.WP termasuk salah satu dari 102 KLU tertentu dalam Lampiran F PMK; dan/atau

2.Perusahaan KITE

•WP harus melakukan pemberitahuan pengurangan besarnya angsuran PPh Ps 25 secara tertulis kepada Kepala KPPterdaftar•Menyampaikan laporan realisasi besaran angsuran PPh Ps 25 tiap 3 bulan kepada Kepala KPP terdaftar

4 Restitusi PPN dipercepat

Diberikan selama 6 bulan sejak masa April –September 2020

Eksportir dan Non Eksportir (PKP berisiko rendah), dengan kriteria:1.Termasuk salah satu dari 102 KLU

tertentu dalam Lampiran F PMK; dan/atau

2.Perusahaan KITE

•Menyampaikan SPT masa PPN lebihbayar dengan nilai restitusi paling banyak Rp 5 Miliar•Pengembalian pendahuluan lebih bayarPPN dilakukan sesuai dengan tata carapengembalian pendahuluan kelebihanpembayaran pajak

Catatan: • PMK 23 Tahun 2020 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku• Cakupan insentif dalam PMK 23 Tahun 2020 diperluas dengan diterbitkannya PMK 44 Tahun 2020

32

Page 33: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Subjek Penerima Fasilitas

1. Badan/instansi pemerintah2. Rumah sakit rujukan3. Pihak lainyang ditunjuk untuk melakukan/membantupenanganan COVID-19

Insentif PPN selama 6 bulan

1. PPN tidak dipungut atas impor BKP oleh pihaktertentu

2. PPN Ditanggung Pemerintah atas penyerahan BKPdan JKP oleh PKP kepada pihak tertentu

3. PPN Ditanggung Pemerintah atas pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabeanoleh pihak tertentu Objek Fasilitas

Barang untuk menangani pandemic COVID-19:• Obat-obatan• Vaksin• Peralatan laboratorium• Peralatan pendeteksi• Peralatan pelindung diri• Peralatan untuk perawatan pasien, dan• Peralatan pendukung lainnya

Jasa untuk menangani pandemic COVID-19:• Jasa konstuksi• Jasa konsultasi, teknik, dan manajemen• Jasa persewaan, dan• Jasa pendukung lainnya

Tata Cara dan Kewajiban

1. PPN DTP• Wajib membuat faktur pajak dan SSP

PPN DTP• Membuat laporan realisasi PPN DTP

2. Insentif PPh Ps 22 dengan SKB• WP mengajukan permohonan

tertulis untuk memperoleh SKB pemungutan PPh Ps 22 kepada KPP

• Wajib menyampaikan laporanrealisasi pembebasan PPh 22 impor

3. Fasilitas PPh Ps 23• WP mengajukan permohonan

tertulis untuk memperoleh SKB pemotongan PPh Ps 23 kepada KPP

• Wajib menyampaikan laporanrealisasi pembebasan daripemotongan PPh Ps 23

2. Insentif Pajak untuk Alat Kesehatan dan Pendukungnya(PMK 28 Tahun 2020)

Insentif PPh selama 6 bulan

1. Pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 21 (tanpaSKB) kepada WPOP DN atas imbalan jasa yang diperoleh dari pihak tertentu

2. Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 impor(tanpa SKB) atas impor dan/atau PPh Pasal 22 (dengan SKB) atas pembelian barang oleh pihaktertentu

3. Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 (denganSKB) atas penjualan barang yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada pihak tertentu

4. Pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 kepadaWP badan DN dan BUT atas imbalan jasa yang diperoleh pihak tertentu

33

Page 34: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

3. Insentif Tambahan bagi Perusahaan Kawasan Berikat dan KITE untuk Atasi Dampak COVID-19(PMK 31 Tahun 2020)

A. Insentif Tambahan bagi Perusahaan Kawasan Berikat: B. Insentif bagi Perusahaan KITE:

Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan fisik atas pemasukan/pengeluaran barang ke/dari KawasanBerikat dilakukan secara selektif

• Memanfaatkan teknologi informasi yang sudah tersedia• Jika daerah ditetapkan sebagai PSBB, TPB dapat diberikan persetujuan

pelayanan mandiri

Pengeluaran Hasil Produksi ke Lokal

Pengeluaran hasil produksi ke lokal tidak mengurangi kuota penjualan lokal

Pemasukan APD

KB dapat memasukkan:• Disifektan• Masker• APD• Alat pengukur suhu tubuh• Barang lain untuk penanganan COVID-19

Ketentuan:• Hanya untuk dipakai di KB• Pemasukan dari LDP:

a. diberikan penangguhan BM, danb. Tidak dipungut PDRI

• Pemasukan dari lokal tidak dipungut PPN penyerahan• Belum berlaku ketentuan pembatasan

Penyerahan Hasil Produksi ke KITE IKM

• Hasil produksi diserahkan oleh KITE Pembebasan ke KITE IKM• Untuk diolah lebih lanjut dan diekspor• BM dibebaskan serta tidak dipungut PPN/ PPnBM• Menggunakan BC 2.4

Penyerahan Hasil Produksi ke KB

• Hasil produksi diserahkan oleh KITE Pembebasan/ KITE Pengembalian ke KB• Untuk diolah lebih lanjut dan diekspor• BM ditangguhkan serta tidak dipungut PPN/ PPnBM• Menggunakan BC 2.4

Pemasukan Barang Lokal

• Untuk KITE Pembebasan/ KITE IKM yang hasil produksinya 100% diekspor• Tidak dipungut PPN/PPnBM• Menggunakan SSTB dan membuat faktur pajak “PPN TIDAK DIPUNGUT”• Untuk diolah lebih lanjut dan diekspor• Membuat laporan realisasi ekspor

Penjualan Hasil Produksi ke Lokal

• KITE Pembebasan dan KITE IKM dapat menjual hasi produksi ke lokal paling banyak 50% dari nilai ekspor tahun lalu

• Bayar BM, dikecualikan dari BMT, bayar PPN/PNBM impor dan memungut PPN/ PPnBM penyerahan

• Menggunakan BC 2.4• Dapat dijual kepada pemerintah/ orang untuk penanggulangan COVID-19 yang

mendapat pembebasan tanpa mengurangi kuota jual lokal34

Page 35: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Subjek Penerima Fasilitas

• Pemerintah pusat• Pemerintah daerah• Orang-perseroan• Badan hukum• Non badan hukum

Bentuk Fasilitas

• Pembebasan Bea Masuk dan/atau cukai• PPN dan PPnBM tidak dipungut• Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 impor

Berlaku s.d tanggal berakhirnya masa penangananpandemi COVID-9 yang ditetapkan BNPB

Asal Pemasukan Barang

• Luar negeri• Pusat Logistik Berikat (PLB); atau• Industri dalam negeri:

- Kawasan Berikat/ Gudang Berikat- FTZ/ KEK- Perusahaan KITE

Objek Fasilitas

Barang yang digunakan untuk penanganan pandemiCOVID-19, terdapat 73 jenis barang yang terbagi atas 6 kelompok produk sesuai dalam Lampiran A PMK, baik untuk komersial ataupun non komersial.Kelompok produk meliputi:1. hand sanitizer2. test kit3. virus transfer media4. obat dan vitamin5. peralatan medis, dan6. APD.

Tata Cara Pengajuan

1.Impor umum atau pengeluaran dari industri dalam negeri

2.Impor barang kiriman dan impor barang penumpanga. Barang bernilai < FOB USD 500

Tanpa mengajukan permohonan dan barang diselesaikan menggunakan Consignment Declaration (barang penumpang) / Customs Declaration (barang penumpang) setelahmenyampaikan NPWP

b. Barang bernilai > FOB USD 500Tetap mendapatkan fasilitas pembebasan sepanjang telah mengajukan permohonan dan disetujui oleh Menkeu melalui Kepala Kantor Bea Cukai

Pengimpor mengajukan

permohonan dan melampirkan dokumen

Portal INSWKantor Bea

CukaiPenelitian dokumen

SKMK pembebasan

Ketentuan Tata Niaga Impor

• Dalam hal barang impor terkena ketentuan tata niaga impor, diperlukan surat rekomendasipengecualian ketentuan tata niaga impor dariBNPB pada saat impor atau pengeluaran barang

• Dikecualikan dari ketentuan tata niaga impor, jika barang yang diimpor tidak melebihi jumlahyang ditetapkan oleh K/L atau BNPB

Catatan:Yang tidak masuk dalam skema PMK 34/2020 dapat menggunakan PMK 28/2020 dalam jenis barang yang tidak dipungut PPN dan bebas PPh pasal 22 impor

4. Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai serta Perpajakan Atas Impor Barang Penanganan COVID-19(PMK 34 Tahun 2020)

35

Page 36: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No Bentuk Fasilitas Penerima Fasilitas Tata Cara dan Kewajiban

1 PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP)

• Pegawai akan menerima penghasilan penuh tanpa ada potongan pajak atas penghasilan sampai dengan Rp200 juta

• Diberikan sejak penyampaian pemberitahuan s.d masa September 2020

Pegawai dengan kriteria:1. Menerima penghasilan dari pemberi kerja yang:

• Termasuk salah satu dari 1.062 KLU tertentu dalam Lampiran A PMK;

• Perusahaan KITE; atau• Perusahaan di Kawasan Berikat

2. Memiliki NPWP3. Penghasilan bruto disetahunkan tidak lebih dari Rp 200 juta

• Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan melalui pajak.go.id untuk memanfaatkan fasilitas pajak

• Pemberi kerja wajib memberikan secara tunai PPh Ps 21 DTP kepada pegawai

• Pemberi kerja wajib menyampaikan laporan realisasi PPh Ps 21 DTP setiap masa pajak

2 Insentif PPh final DTP bagi UMKM

Para pelaku UMKM mendapat fasilitas pajak penghasilan final tarif 0,5% (PP 23/2018) yang ditanggung pemerintah selama 6 bulansejak masa April –September 2020

1. WP dengan omset di bawah Rp 4,8 milyar dalam setahun dan dikenai PPh final berdasarkan PP 23/2018

2. Memiliki Surat Keterangan PP 23

• WP melakukan permohonan Surat Keterangan PP 23 melalui pajak.go.id• WP tidak perlu menyetor PPh final dan tidak dilakukan

pemotongan/pemungutan pada saat pembayaran• WP wajib menyampaikan laporan realisasi PPh final DTP setiap masa

pajak

3 Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor

Diberikan sejak SKB diterbitkan s.d30 September 2020

1. Termasuk salah satu dari 431 KLU tertentu dalam Lampiran I PMK;

2. Perusahaan KITE; atau3. Perusahaan di Kawasan Berikat

• WP mengajukan permohonan SKB pemungutan PPh Ps 22 impor melaluipajak.go.id

• WP wajib menyampaikan laporan realisasi PPh Ps 22 impor setiap 3 bulan

4 Pengurangan angsuran PPh Pasal 25 sebesar 30%

Diberikan sejak pemberitahuan disampaikan s.d masa September 2020

1. Termasuk salah satu dari 846 KLU tertentu dalam lampiran N PMK;

2. Perusahaan KITE; atau3. Perusahaan di Kawasan Berikat

• WP menyampaikan pemberitahuan untuk memanfaatkan insentif PPh Ps 25 melalui pajak.go.id

• WP wajib menyampaikan laporan realisasi pengurangan besarnya PPh Ps 25 setiap 3 bulan

5 Pengembalian Pendahuluan PPN

Diberikan selama 6 bulan sejak masa April –September 2020

1. PKP berisiko rendah, dengan nilai jumlah lebih bayar paling banyak Rp 5 Miliar

2. Termasuk salah satu dari 431 KLU tertentu dalam Lampiran I PMK;

3. Perusahaan KITE; atau4. Perusahaan di Kawasan Berikat

• PKP menyampaikan SPT masa PPN dengan mengajukan permohonanpengembalian pendahuluan kelebihan pajak bagi PKP berisiko rendahpada SPT paling lambat 31 Oktober 2020

• Mengikuti prosedur pengembalian pendahuluan exsisting

Mencabut PMK 23 Tahun 2020.Perluasan penerima insentif pajak dengan:a. Penambahan sektor dan jumlah KLU dan pemberian kepada perusahaan di Kawasan Berikatb. Penambahan pemberian insentif PPh final DTP untuk UMKM

5. Insentif Pajak untuk WP Terdampak COVID-19 Jilid II(PMK 44 Tahun 2020)

36

Page 37: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

II. DUKUNGAN EKSPOR

STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR

37

Page 38: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Prosedur PengajuanFasilitas Penugasan Khusus Ekspor

Komite PKE

Usulan PKE + Kajian AspekEkonomi

Asosiasi/Pelakuindustri

PembahasanUsulanPenugasan.

Menteri Keuangan

PenerbitanKeputusan Menteri KeuangantentangPenugasan

KMK PKEPenugasan kepada

LPEI

PelaksanaanPenugasanPKE

Pelaku Industri

Pelaku Industri

Menteri Perindustrian

Page 39: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Penugasan

Khusus Ekspor

(PKE)

2016Anggaran

Rp. 1 triliun

PKE Umum

Anggaran

Rp. 300 miliar

(KMK No.

1156/KMK.08/2015)

PT. INKA (Persero)

Ekspor Gerbong Kereta Penumpang ke

Bangladesh

PKE Ketahanan

Usaha

Anggaran

Rp. 700 miliar

Untuk produk olahan ikan,

alas kaki, tekstil dan produk

tekstil, dan furniture

(KMK No.

1231/KMK.08/2015)

1. PT. Araputra (Rp. 40 miliar);

2. PT. Chakra Naga (Rp. 1,8

miliar);

3. PT. Pajitex (Rp. 50

miliar).

Total Anggaran Terserap Rp. 91,8

miliar

2017-

2018

Anggaran

Rp. 4,2

triliun

PKE Umum

AnggaranRp. 1 triliun

PT INKA (Persero)

Ekspor kereta penumpang dan gerbong barang

kereta api ke Bangladesh

Total Anggaran Terserap Rp. 624 miliar

AnggaranRp. 400 miliar

PT. Dirgantara Indonesia

Ekspor pesawat udara

Total anggaran terserap Rp. 354 Miliar

2019Anggaran

Rp. 1,6 triliun

PKE KawasanAfrika, Timur Tengah dan

Asia Selatan

(KMK No 1/KMK.08/2019)

PT WIKA (Persero)

Jasa Konstruksi ke Afrika

Alokasi anggaran Rp. 1,9 Miliar

PERUSAHAAN YANG MENDAPATKAN FASILITAS PEMBIAYAAN EKSPOR

39

Page 40: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

• Efektif dalam keadaan mendesak.• Secara spesifik (produk sejenis) efektif

dalam membendung impor.• Memberikan tenggang waktu bagi industri

dalam negeri untuk memperbaiki performa(structural adjustment) → untuk safeguard

• Diperbolehkan oleh WTO.

• Proses penyelidikan memakan waktu (12 - 18 bulan)• Perlu mempertimbangkan keseimbangan industri

hulu-hilir.• Keterbatasan jangka waktu pengenaan.• Adanya peluang terjadinya circumvention.• Risiko dispute dari negara lain.

KEBIJAKAN TRADE REMEDIES

Antidumping Safeguard Countervailing

Dikenakan pada barangimpor dimana harga ekspor

barang tersebut lebih rendah dariharga normal di pasar domestik

Dikenakan terhadap barang imporyang mengandung subsidi yang

diberikan oleh negara pengekspor

Ketika terjadi lonjakan barang impor baik secaraabsolut maupun relative yang menyebabkan

kerugian serius atau mengancam kerugianserius terhadap industri dalam negeri

III. TRADE REMEDIES PP Nomor 34 Tahun 2011)(dalam proses Review)

40

Page 41: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

Permohonan dari IDN kepada KPPI

Pengumuman (inisiasi) oleh KPPI

Pengumpulan Informasi/ Questionaire

Usulan BMTPS KPPI keMendag

National interest (14 hari kerja)

Keputusan Mendag

Penetapan BMTPS oleh Menkeu

BMTPS berlaku selama 200 hari

Laporan Akhir & UsulanBMTP

National interest (14 hari kerja)

Keputusan Mendag

Permenkeu - BMTP

20 Hari Kerja

30 Hari Kerja

30 Hari Kerja

30 Hari Kerja

30 Hari Kerja

30 Hari Kerja

Permohoanan dari IDN kepada KADI

Pengumuman (inisiasi) oleh KADI

Pengumpulan Informasi/ Questionaire

Usulan BMADS KADI keMendag

National interest (14 hari kerja)

Keputusan Mendag

Penetapan BMADS olehMenkeu

BMADS berlaku sampai 4 bulan dapat diperpanjang

sampai 6 bulan

Laporan Akhir & UsulanBMAD

National interest (14 hari kerja)

Keputusan Mendag

Permenkeu - BMAD

30 Hari Kerja

45 Hari Kerja

30 Hari Kerja

45 Hari Kerja

30 Hari Kerja

Dikenakan paling cepat60 hari sejak tanggalpenyelidikan

12 Bulan+

6 bulan(perpanjangan)

BEA

MA

SU

K A

NTI D

UM

PIN

G

SA

FEG

UA

RD

/BEA

MA

SU

K T

IND

AK

AN

PEN

GA

MA

NA

N

PROSEDUR SAFEGUARD DAN ANTI DUMPING INDONESIA(Menurut PP No. 34 Tahun 2011)

41

Page 42: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

PP 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping Tindakan ImbalanDan Tindakan PengamananPerdagangan

KOMITE ANTI DUMPING

INDONESIA (KADI)&

KOMITE PENGAMANAN

PERDAGANGAN

INDONESIA (KPPI)

PengamananPasar Dalam Negeri(Ofensif)

• Perlindungan pasar dalamnegeri dari praktekdumping dan subsidi (KADI)

• Perlindungan pasar dalamnegeri dari lonjakan produkimpor (KPPI)

DIREKTORAT

PENGAMANAN

PERDAGANGAN,

KEMENTERIAN

PERDAGANGAN

PengamananAksesPasar Ekpor(Defensif)

• Pembelaan atas tuduhanpraktek Dumping, Subsidy dan Safeguard

• Penanganan penerapankebijakan negara mitradagang yang berpotensimenghambat eksporproduk khusus

UU No.7 Tahun2014 TentangPerdagangan Bab IX Pasal67-72

DIREKTORAT KETAHANAN

DAN IKLIM USAHA INDUSTRI,

DITJEN KPAII, KEMENTERIAN

PERINDUSTRIAN

• Penyiapan bahan perumusandan pelaksanaan kebijakanpengamanan dan penyelamatan IDN

• Penyiapan bahan pelasanaananalisi pengaman persainganglobal

• Penyiapan bahan usulanTindakan Pengamanan, Tindakan Anti Dumping, dan Tindakan imbalan

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015

LANDASAN HUKUM DAN KELEMBAGAAN TRADE REMEDIES

42

Page 43: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

43

KEBIJAKAN TRADE REMEDIES ATAS PRODUK IMPOR(2015-2019)

Page 44: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No. BMAD/BMTP Produk Keterangan

1

BMAD

Steel Wire RodDari Negara RRT

• 27/PMK.010/2018 diundangkan 3 April 2018• Periode 3 tahun & besaran 10,2%, 12,1%, 12,6%, 13,5%

2Hot Rolled Plate (HRP)Dari Negara RRT, Singapura Dan Ukraina

• 111/PMK.010/2019 diundangkan 1 Agt 2019• Periode 5 tahun & besaran BMAD 10,47%, 12,50% dan

12,33%

3Canai Lantaian Dari Besi/Baja Bukan Paduan Dari Negara RRT, India, Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Taiwan, Thailand

• 25/PMK.010/2019 diundangkan 19 Maret 2019• Periode 5 tahun & besaran 4,24% - 20%

4I dan H Section Dari Negara RRT

• 24/PMK.010/2019 diundangkan 19 Maret 2019• Periode 5 tahun & besaran 11,93%

5TinplateDari Negara RRT, Republik Korea dan Taiwan

• 214/PMK.010/2018 diundangkan 31 Desember 2018• Periode 5 tahun & besaran 4,4%, 6,1%, 6,2%, 7,1%, 7,4%

6

BMTP

I dan H Section• 2/PMK.010/2018 diundangkan 21 Sept 2018• Periode 3 tahun & besaran 17,75%, 17,50%, 17,25%

7 Aluminium• 153/PMK.010/2019 diundangkan 24 Okt 2019• Periode 2 tahun & besaran 6% dan 4%

8 Evaporator• 1/PMK/010/2020 diundangkan 6 Januari 2020• Periode 3 tahun & besaran 17%, 15,5%, 14%

PENGENAAN TRADE REMEDIES PRODUK BESI/BAJA

44

Page 45: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No. BMAD/BMTP Produk Keterangan

1

BMAD

Steel Wire Rod Dari Negara RRT

• Masih terjadi kenaikan impor sebesar 3% di 2019

2 Hot Rolled Plate (HRP)Dari Negara RRT, Singapura Dan Ukraina

• Masih terjadi kenaikan impor sebesar 39% di 2019

3Canai Lantaian Dari Besi/Baja Bukan Paduan Dari Negara RRT, India, Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Taiwan, Thailand

• Masih terjadi kenaikan impor sebesar 31% di 2019

4I dan H Section Dari Negara : RRT

• Masih terjadi kenaikan impor sebesar 189% di 2019

5TinplateDari Negara RRT, Republik Korea dan Taiwan

• Signifikan terhadap penurunan impor sebesar 8% di 2019

6

BMTP

I dan H Section dari Baja Paduan Lainnya • Signifikan terhadap penurunan impor sebesar 56% di 2019

7 Aluminium • Signifikan terhadap penurunan impor sebesar 15% di 2019

8 Evaporator • Signifikan terhadap penurunan impor sebesar 11% di 2019

MONITORING TRADE REMEDIES PRODUK BESI/BAJA

45

Page 46: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

No. BMAD/BMTP Produk Keterangan

1

BMAD

Cold Rolled Coil/SheetDari Negara Jepang, Republik Korea, Taiwan, RRT, dan Vietnam

Pemohon : Karakatau Steel- Status : Pertimbangan Kepentingan Nasional

2BJLASDari Negara RRT dan Vietnam

Pemohon : PT. Bluescope- Status : Proses Penyelidikan KADI

3Cold Rolled Stainless Steel (CRS)Dari Negara Malaysia dan Tiongkok.

Pemohon : PT Jindal Stainless Indonesia- Status : Proses Penyelidikan KADI

PRODUK BESI/BAJA DALAM PROSES PENYELIDIKAN

46

Page 47: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

47

Page 48: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

48

Page 49: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

V. PENYESUAIAN HARGA GAS

Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi

Dalam hal Harga Gas Bumi tidak dapat memenuhi keekonomian industri pengguna Gas Bumi dan HargaGas Bumi lebih tinggi dari US$ 6/ MMBTU, Menteri ESDM dapat menetapkan Harga Gas Bumi Tertentu.

Bidang industri yang dapat memanfaatkan Harga Gas Bumi Tertentu:1. Industri pupuk; 2. Industri petrokimia; 3. Industri oleochemical; 4. Industri baja;5. Industri keramik; 6. Industri kaca; dan 7. Industri sarung tangan.

Penurunan harga gas bumi bagi industri harus berlaku efektif tanggal 1 April 2020.

Disampaikan saat rakortas harga gas bumi tanggal 18 Maret 2020 di Istana Negara

Aturan pelaksanaan Perpres No. 40 Tahun 2016:

➢ Peraturan Menteri ESDM No. 8 Tahun 2020 tetang Tata Cara Penetapan Pengguna Dan Harga Gas Bumi Tertentu Di Bidang Industri.

➢ Keputusan Menteri ESDM No. 89 Tahun 2020 tentang tentang Pengguna Dan Harga Gas Bumi Tertentu Bagi Industri.

➢ Rpermenperin tentang Rekomendasi Pengguna Gas Bumi Tertentu. (dalam proses harmonisasi di Kemenkum & HAM)

➢ Rancangan Peraturan Presiden tentang Tata Cara Penetapan Pengguna Dan Harga Gas Bumi Tertentu. (dalam proses pembahasan di Setneg)

49

Page 50: KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PANDEMI COVID-19

DIREKTORAT JENDERAL KETAHANAN, PERWILAYAHAN, DAN AKSES INDUSTRI INTERNASIONALJl. Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 13-14

Jakarta 12950 - INDONESIA

www.kemenperin.go.id

50