Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

7
Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia 5 April 2021

Transcript of Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Page 1: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia5 April 2021

Page 2: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia1

Setahun lebih pandemi COVID-19 telah melanda Indonesia. Meski sejak awal Maret 2021 kasus harian terlihat cenderung menurun, namun potensi peningkatan masih sangat besar dengan ditemukannya banyak varian baru SARS-CoV-2. Proses vaksinasi yang diluncurkan oleh Pemerintah sejak awal tahun, hingga 31 Maret 2021

baru sebanyak 3% populasi yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dan 1,4% dosis kedua (Kawal COVID-19, 2021). Gencarnya proses vaksinasi sayangnya diiringi dengan stagnannya upaya tes dan pelacakan kasus oleh pemerintah. Lambatnya penanganan pandemi tentu saja berdampak negatif terhadap pelbagai indikator pembangunan, termasuk sektor pendidikan sebagai imbas dari adanya penutupan sekolah dan universitas di Indonesia.

Berdasarkan studi World Bank, tingkat rata-rata efektif belajar anak atau learning-adjusted years of schooling (LAYS) di Indonesia diproyeksikan menurun dari 7,9 tahun menjadi 7,5 tahun. Penurunan tingkat rata-rata efektif belajar sendiri dapat digunakan untuk memproyeksikan potensi kehilangan penghasilan seumur hidup seorang siswa yang diakibatkan oleh menurunnya produktifitas. Dalam konteks Indonesia, penurunan produktifitas yang disebabkan oleh menurunnya rata-rata efektif belajar diproyeksikan akan menghilangkan potensi pendapatan anak 249-484 USD per-tahunnya (Noah Yarrow, 2020). Di lain sisi, ketidaksiapan Indonesia untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga berdampak pada kurang optimalnya pembelajaran selama pandemi. Indonesia dipastikan akan mengalami learning loss dikarenakan rendahnya tingkat penyerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia yang hanya sebesar 33% dari pembelajaran tatap muka (BAPPENAS, 2021).

Pandemi belum juga terkendali dalam berbagai tingkatan, namun wacana pembukaan sekolah di Indonesia sudah mulai gencar sejak November 2020. Hal ini dikukuhkan dengan dikeluarkannya SKB 4 Menteri tentang Panduan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19. Beberapa ketentuan utama yang diatur dalam SKB 4 Menteri tersebut, antara lain: (1) Keputusan membuka sekolah haruslah mendapat persetujuan dari pemerintah daerah, pihak sekolah, dan komite sekolah, (2) Terdapat daftar periksa yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan sebagai prasyarat pembukaan sekolah, (3) Orang tua memiliki hak untuk tidak memperbolehkan anaknya ke sekolah, (4) Sekolah yang dibuka hanya boleh dihadiri oleh 50% jumlah siswa dalam satu sesi kelas, (5) Pembelajaran tatap muka harus diawali dengan pemberlakukan periode transisi yang berlangsung selama dua bulan, serta (6) Pemerintah daerah berhak melakukan penutupan sekolah bila ditemukan kasus positif.

Beberapa Pemerintah Daerah seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah yang notabene memiliki kasus terbanyak di Indonesia sudah berencana akan melakukan pembukaan sekolah pada Juli 2021. Bahkan, sekitar 12 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat sudah memulai piloting pertemuan tatap muka sejak bulan Januari kemarin (CNN Indonesia, 2021). Tidak ketinggalan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan merealisasikan piloting pertemuan tatap muka di tingkat sekolah dasar pada 7 April 2021 (DISDIK DKI Jakarta, 2021). Padahal, berdasarkan pengamatan KPAI pada tahun 2020, tercatat dari sekitar 8 sekolah di DKI Jakarta yang berada dalam pemantauan, hanya satu sekolah yang benar-benar siap untuk menyelenggarakan pertemuan tatap muka.

Tim Penulis: Iqbal Hafizon, Olivia Herlinda

Page 3: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

2Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Merespon maraknya rencana pembukaan sekolah oleh sejumlah Pemerintah Daerah, CISDI merekomendasikan penundaan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Indonesia dikarenakan beberapa hal:

1. Transmisi virus belum juga terkendali

Salah satu indikator penting yang menunjukkan kecukupan dari tes dan pelacakan kasus adalah positivity rate. Menurut standar WHO, indikator ini harus berada di bawah 5% selama dua minggu berturut-turut. Secara nasional, Indonesia belum pernah dapat mencapai standar tersebut, bahkan positivity rate di awal Maret 2021 pernah mencapai 30%. Saat ini jumlah tes nasional, total antigen dan PCR, meski telah mencapai standar minimum WHO, yaitu 1 tes per 1000 penduduk, namun masih jauh dari kebutuhan mengingat positivity rate masih sangat tinggi dan ketimpangan akses tes antar daerah masih terjadi. Secara nasional pun, pelacakan hanya mampu dilakukan secara rerata kepada 1-2 kontak per 1 kasus positif (Kawal Covid-19, 2021). Tak terkendalinya virus berpotensi memicu munculnya klaster sekolah. Hingga saat ini di beberapa daerah telah bermunculan klaster sekolah akibat pembelajaran tatap muka, seperti 73 kasus guru positif di Kalbar (Kumparan, 2021), 56 siswa di Jambi (Republika, 2021), serta penutupan sekolah di Batam (detiknews, 2021)

Tabel yang dibuat berdasarkan studi oleh Center for Disease Prevention Control (CDC) menunjukan semakin tinggi kasus baru dan positivity rate maka semakin tinggi risiko penyebaran virus di sekolah (Tabel 1).

Indikator

Risiko transmisi di sekolah

sangat rendah

Risiko transmisi di sekolah

rendah

Risiko transmisi di sekolah

sedang

Risiko transmisi di sekolah

tinggi

Risiko transmisi di sekolah

sangat tinggi

Kasus baru per-100.000

populasi dalam 14

hari terakhir

<5 5 sampai <20

20 sampai <50

50 sampai <200

>200

Kasus baru per-100.000

populasi dalam 7 hari

terakhir

2-3 Kasus dalam

seminggu

3-9 kasus dalam

seminggu

10-24 kasus dalam

seminggu

25-100 Kasus dalam

seminggu

Lebih dari 100 kasus

dalam seminggu

Positivity rate

berdasarkan tes PCR

dalam 14 hari terakhir

<3% 3% sampai <5%

5% sampai <8%

8% sampai <10%

>10%

Tabel 1 Indikator Risiko Transisi di Sekolah oleh Center for Infectious Disease Amerika Serikat

Sumber: https: www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/schools-childcare/operation-strategy.html

Page 4: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia3

2. Angka kematian anak di Indonesia tertinggi di ASEAN

3.

Risiko transmisi anak yang rendah tidak cukup untuk menjadi acuan pembukaan sekolah. Data SATGAS COVID-19 per 30 Maret 2021 menunjukkan 14% kasus COVID-19 terjadi pada kelompok umur anak sekolah (0-18 tahun), dimana kasus terbanyak pada kelompok usia SD (7-12 tahun). Bila rerata global kematian anak berada di angka 0,1%, maka rerata kematian anak di Indonesia 17 kali lebih tinggi, yaitu mencapai 1,7% (CNN Indonesia, 2021). Terlebih lagi, risiko gejala lanjutan (MISC-long COVID), seperti gangguan jantung dan peradangan paru hebat, IDAI temukan pada kasus anak di Jakarta meski awalnya tanpa komorbid.

Potensi mobilitas tinggi pasca libur lebaran dapat memicu peningkatan kasus

Keputusan pemerintah untuk melarang mudik lebaran tahun 2021 harus diiringi dengan kebijakan yang sejalan dan penegakkan di lapangan yang kuat. Berkaca dari pengalaman di tahun sebelumnya, data Satgas COVID-19 menunjukkan libur lebaran tahun lalu berkontribusi meningkatkan kasus positif sebesar 69-93% pada tanggal 6-28 Juni 2020 (Rizal, 2020). Padahal, saat itu Pemerintah juga telah mengeluarkan instruksi larangan mudik kepada masyarakat. Oleh karena itu, keputusan beberapa Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan piloting pembelajaran campuran sebelum berlangsungnya libur lebaran 2021 layak dipertanyakan. Hal ini dikarenakan tidak dipertimbangkannya potensi lonjakan mobilitas pasca libur lebaran dan pengaruhnya terhadap peningkatan transmisi virus covid-19 dalam perencanaan pembelajaran tatap muka. Padahal faktor mobilitas menjadi salah satu indikator penting pelaksanaan pertemuan tatap muka di sekolah. Selain itu, pelaksanaan piloting pembelajaran ditengah periode puasa ramadhan dirasa kurang representatif karena potensi tidak tergambarkannya faktor pemicu keramaian, seperti kemunculan pedagang di luar sekolah, saat program piloting sedang berlangsung.

Pembelajaran dari negara lain Selandia Baru dan Vietnam merupakan dua negara yang mendapatkan predikat terbaik dalam penanganan pandemi oleh beberapa lembaga riset di dunia. Lowy Institute misalnya, menobatkan Selandia Baru dan Vietnam ke dalam urutan pertama dan kedua dalam Covid Performance Index yang ditujukan untuk mengukur performa negara dalam merespon pandemi (Lowy Institute, 2021). Dua negara yang memiliki predikat baik dalam merespon pandemi ini juga telah mengimplementasikan pembelajaran tatap muka sejak tahun 2020 kemarin.

Selandia Baru

Selandia Baru mengintegrasikan kebijakan pembukaan-penutupan sekolah dengan skenario 4-level alert system dalam kebijakan Unite against Covid-19 mereka. Sekolah hanya akan ditutup jika transmisi penyebaran virus Covid-19 di Selandai Baru berada dalam level alert 4.

Page 5: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

4Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Sementara itu, dalam level alert 1-3, sekolah diperkenankan untuk dibuka dengan ketentuan berbeda di setiap levelnya (Tabel 1).

Tabel 2 Aturan Pembukaan sekolah dalam 4-level alert system Selandia Baru

Standarisasi/Risiko

Alert 1 Alert 2 Alert 3 Alert 4

Deskripsi Pengendalian virus terkendali

Pengendalian virus terkendali

namun risiko community

transmission masih ada

Adanya risiko tidak

terkendalinya penyebaran virus

Lockdown

Implikasi terhadap sektor

pendidikan

Sekolah dibuka dan harus

dioperasikan dengan aman

Anak tetap diperkenankan

datang ke sekolah. Hanya saja terdapat standar bagi

anak yang diperkenankan

hadir ke sekolah

Sekolah dasar diperkenankan untuk dibuka

dengan kapasitas terbatas. Anak

disarankan untuk belajar dirumah

Seluruh fasilitas pendidikan,

termasuk sekolah dasar ditutup

Vietnam

Vietnam dianggap berhasil mengendalikan transmisi virus COVID-19, namun terdapat pertimbangan bahwa infrastruktur digital, khususnya akses internet yang tidak merata di Vietnam berpotensi memicu learning loss apabila terus bergantung dengan metode distance learning (World Bank, 2020). Untuk itu, Vietnam telah menyelenggarakan pertemuan tatap muka sejak Maret 2020. Meski pada praktiknya, buka tutup sekolah masih kerap kali terjadi kala Vietnam menerapkan kebijakan pembelajaran tatap muka. Beberapa kebijakan utama untuk mendukung pelaksanaan sekolah tatap muka selama pandemi berlangsung. Pertama, Pemerintah Vietnam memberikan insentif berupa pembagian 10.000 surgical mask untuk setiap sekolah yang berada di Hanoi. (Ward, 2020) Hal ini ditujukan agar Pemerintah dapat menekan potensi tidak digunakannya masker oleh siswa yang sedang bersekolah. Kedua, Pemerintah Vietnam mengeluarkan instruksi Covid-19 prevention and control yang harus diimplementasikan oleh semua stakeholder kala pertemuan tatap muka dilaksanakan. Ketiga, Pemerintah Vietnam bekerja sama dengan UNICEF menetapkan standar yang tinggi bagi sekolah yang hendak melaksanakan pertemuan tatap muka. Setidaknya sekolah harus memenuhi minimal 7 dari 11 kriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah. Tidak ada kriteria pembatasan kapasitas bagi siswa yang hendak menghadiri pertemuan tatap muka, meski siswa tetap diberikan hak untuk melakukan pembelajaran dari rumah.

Terkendalinya transmisi virus menjadi prasyarat utama pembukaan sekolah dari contoh kedua negara tersebut. Selain itu, saat ini belum terdapat standar universal pembukaan sekolah yang dapat diberlakukan oleh semua negara. Semua kebijakan sangatlah bergantung pada upaya pengendalian transmisi virus dan kebutuhan di tiap negara.

Page 6: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia5

Pembukaan sekolah harus kembali ditunda hingga pandemi terkendali.

Hal ini berarti pemerintah harus melakukan segala upaya secara maksimal untuk mengendalikan pandemi segera, termasuk upaya 3T dan vaksinasi. Meski vaksinasi telah dimulai untuk tenaga pendidik, hal ini tidak menjamin penurunan risiko transmisi tanpa dilakukannya vaksinasi kepada seluruh murid. Pfizer baru mengumumkan bahwa vaksinnya aman untuk usia 12-15 tahun (Pfizer, 2021), dan beberapa vaksin lain sedang melakukan uji juga untuk anak dengan usia lebih muda. Oleh karena itu, penundaan pembukaan sekolah sambil menunggu vaksin tersedia adalah opsi terbaik dengan situasi pengendalian yang belum optimal agar tidak menambah beban kesakitan dan kematian akibat COVID-19 maupun beban produktivitas pada SDM masa depan.

Sementara itu, secara paralel pihak pemerintah daerah dan sekolah dapat mulai melakukan: • Persiapan fasilitas mumpuni sesuai dengan protokol Kesehatan dan daftar periksa

sesuai dalam SKB 4 Menteri, seperti area antar jemput, ruang transisi, serta penyusunan ruang kelas yang disesuaikan dengan protokol pembatasan sosial

• Tegas melarang segala kegiatan atau tempat yang memicu keramaian• Perkuat integrasi dan mekanisme rujukan layanan kesehatan di antara pihak sekolah

dengan layanan kesehatan primer dan rujukan wilayah melalui signifikansi peran satgas covid dan unit layanan kesehatan sekolah (UKS) dengan puskesmas

• Peningkatan kebiasaan dan kesadaran akan 3M pada semua tenaga pendidik, staf maupun murid dan orang tua

Selain itu, pelibatan aktif orangtua dan murid dalam keputusan pembukaan sekolah menjadi sangat penting, terutama dalam hal:

• Penguatan komunikasi risiko kepada orang tua melalui panduan yang interaktif agar mereka memiliki pengetahuan mengenai konsekuensi yang akan diterima anak kala mengikuti pembelajaan tatap muka. Dengan begitu, orang tua dapat menjadi gatekeeper yang baik bagi anak-anaknya sekaligus dapat berperan aktif untuk mencegah dan memitigasi keadaan darurat.

• Pelibatan orang tua dalam memantau situasi mental, emosional, serta aktivitas anak. Jadikan wellbeing dan perspektif anak sebagai pusat dari pengembangan kebijakan pembelajaran campuran dengan cara memperhatikan aspek klinis dan psikologis mereka

Page 7: Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

6Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka di Indonesia

BIBLIOGRAFIBAPPENAS. (2021). Studi Pembelajaran Penanganan COVID-19 di Indonesia. Jakarta: BAPPENAS.CDC. (2021, Maret 19). K-12 School Operational Strategy. Retrieved from www.cdc.gov: h t t p s : / / w w w . c d c . g o v / c o r o n a v i r u s / 2 0 1 9 - n c o v / c o m m u n i t y / s c h o o l s - childcare/operation-strategy.htmlCNN Indonesia. (2021, Januari 5). 12 Daerah di Jabar Buka Sekolah, Bodebek Belajar dari Rumah. Retrieved from www.cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210105094306-20-589536/12- daerah-di-jabar-buka-sekolah-bodebek-belajar-dari-rumahCNN Indonesia. (2021, Maret 26). IDI Ungkap Angka Kematian Anak Covid-19 RI Tertinggi di ASEAN. Retrieved from /www.cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210326105258-20-622360/idi- ungkap-angka-kematian-anak-covid-19-ri-tertinggi-di-aseandetikNews. (2021, Maret 31). Ada Siswa Positif Corona, 3 Sekolah di Batam Ditutup. Retrieved from news.detik.com: https://news.detik.com/berita/d-5514964/ ada-siswa-positif-corona-3-sekolah-di-batam-ditutupDISDIK DKI Jakarta. (2021). Piloting Terbatas Pembelajaran Campuran berbasis Asesmen. Jakarta: DISDIK DKI Jakarta.Kawal Covid-19. (2021, Maret 26). COVID-19 di Indonesia. Retrieved from docs.google.com/spreadsheets: https://docs.google.com/spreadsheets/ d/1ma1T9hWbec1pXlwZ89WakRk-OfVUQZsOCFl4FwZxzVw/ htmlview?urp=gmail_link&gxids=7628#Kumparan. (2021, Maret 10). Tes Swab di 13 Sekolah, Satgas COVID Kalbar Temukan 73 Guru Positif Corona. Retrieved from kumparan.com: https://kumparan.com/hipontianak/tes-swab-di-13-sekolah-satgas-covid- kalbar-temukan-73-guru-positif-corona-1vKKz8X5gHpLowy Institute. (2021, Januari 9). Covid Performance Index. Retrieved from lowyinstitute.org: https://interactives.lowyinstitute.org/features/covid- performance/#measuring-performanceNoah Yarrow, E. M. (2020). Estimates of COVID-19 Impacts on Learning and Earning in Indonesia: How to Turn the Tide. Washington DC: World Bank.Pfizer. (2021, March 31). PFIZER-BIONTECH ANNOUNCE POSITIVE TOPLINE RESULTS OF PIVOTAL COVID-19 VACCINE STUDY IN ADOLESCENTS. Retrieved from www.pfizer.com: https://www.pfizer.com/news/press-release/press-release- detail/pfizer-biontech-announce-positive-topline-results-pivotalRepublika. (2021, Maret 29). 56 Siswa Terpapar Covid-19 dari Klaster SMA TT Jambi. Retrieved from republika.co.id: https://republika.co.id/berita/daerah/sumatra /qqq3bx284/56-siswa-terpapar-covid19-dari-klaster-sma-tt-jambiRizal, J. G. (2020, Desember 29). Setelah Libur Panjang, Kasus Covid-19 Selalu Melonjak, Ini Datanya. Retrieved from www.kompas.com: https://www.kompas.com/ tren/read/2020/12/29/120500865/setelah-libur-panjang-kasus-covid-19- selalu-melonjak-ini-datanya-?page=allWard, A. (2020, Mei 27). Germany, Vietnam, and New Zealand have reopened schools. Here’s what the US can learn. Retrieved from www.vox.com: https://www.vox.com/21270817/coronavirus-schools-reopen-germany- vietnam-new-zealandWorld Bank. (2020). Covid-19 Policy Response Notes for Vietnam. Washington Dc: World Bank Group.