Kebijakan Makro Ekonomi

15
1 BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI MAKRO EKONOMI Kebijakan dari segi/aspek Kebijakan dari segi/aspek permintaan/pengeluaran permintaan/pengeluaran : : 1. 1. Kebijakan Kebijakan fiskal fiskal ( ( Fiscal Policy Fiscal Policy ) ) yaitu kebijakan pemerintah yg. yaitu kebijakan pemerintah yg. membuat perubahan dlm.bidang per- membuat perubahan dlm.bidang per- pajakan (T) & pengeluaran pemerintah pajakan (T) & pengeluaran pemerintah (G) dng.tujuan untuk mempengaruhi (G) dng.tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran/permintaan agregat pengeluaran/permintaan agregat dlm.perekonomian. dlm.perekonomian. 2. 2. Kebijakan Kebijakan moneter moneter ( ( Monetary Policy Monetary Policy ) ) yaitu kebijakan pemerintah yg. yaitu kebijakan pemerintah yg. dilaksanakan oleh Bank Sentral, dilaksanakan oleh Bank Sentral, untuk mempengaruhi (merubah) untuk mempengaruhi (merubah) penawaran (supply) uang penawaran (supply) uang dlm.perekonomian atau merubah suku dlm.perekonomian atau merubah suku bunga, dng. tujuan untuk bunga, dng. tujuan untuk PIE - Fak. Hukum Unikarta PIE - Fak. Hukum Unikarta

description

PPT

Transcript of Kebijakan Makro Ekonomi

Page 1: Kebijakan Makro Ekonomi

11

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMIMAKRO EKONOMI

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMIMAKRO EKONOMI

Kebijakan dari segi/aspekKebijakan dari segi/aspek permintaan/pengeluaran permintaan/pengeluaran : :1.1. Kebijakan Kebijakan fiskalfiskal ( (Fiscal PolicyFiscal Policy) ) yaitu kebijakan yaitu kebijakan

pemerintah yg. membuat perubahan dlm.bidang per-pemerintah yg. membuat perubahan dlm.bidang per-pajakan (T) & pengeluaran pemerintah (G) dng.tujuan pajakan (T) & pengeluaran pemerintah (G) dng.tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran/permintaan agregat untuk mempengaruhi pengeluaran/permintaan agregat dlm.perekonomian.dlm.perekonomian.

2.2. Kebijakan Kebijakan monetermoneter ( (Monetary PolicyMonetary Policy) ) yaitu kebijakan yaitu kebijakan pemerintah yg. dilaksanakan oleh Bank Sentral, untuk pemerintah yg. dilaksanakan oleh Bank Sentral, untuk mempengaruhi (merubah) penawaran (supply) uang mempengaruhi (merubah) penawaran (supply) uang dlm.perekonomian atau merubah suku bunga, dng. dlm.perekonomian atau merubah suku bunga, dng. tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran / permintaan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran / permintaan agregat dlm.perekonomian.agregat dlm.perekonomian.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 2: Kebijakan Makro Ekonomi

22

Kebijakan dari segi/aspekKebijakan dari segi/aspek penawaran penawaran : :1.1. Kebijakan Kebijakan pendapatan (pendapatan (Income PolicyIncome Policy)) yaitu yaitu

kebijakan pemerintah yg. dilaksanakan dng.tujuan kebijakan pemerintah yg. dilaksanakan dng.tujuan untuk mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan untuk mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja.pekerja.

2.2. Melaksanakan usaha swastanisasi, dng.tujuan me-Melaksanakan usaha swastanisasi, dng.tujuan me-ningkatkan efisiensi.ningkatkan efisiensi.

3.3. Mendorong persaingan yg. lebih sempurna, dng. Mendorong persaingan yg. lebih sempurna, dng. melakukan deregulasi berbagai aturan yg. dapat me-melakukan deregulasi berbagai aturan yg. dapat me-ngendalikan efek monopoli atau semi-monopoli yg. ngendalikan efek monopoli atau semi-monopoli yg. tidak efisien. Misal pemberian insentif oleh peme-tidak efisien. Misal pemberian insentif oleh peme-rintah (berupa pengurangan pajak atau pembebasan rintah (berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak) dlm.rangka inovasi teknologi atau perbaikan pajak) dlm.rangka inovasi teknologi atau perbaikan mutu produksi.mutu produksi.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 3: Kebijakan Makro Ekonomi

33

Kebijakan Kebijakan fiskalfiskal ( (Fiscal PolicyFiscal Policy)) Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal PolicyFiscal Policy) )

adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran.adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya Prosesnya misalmisal ; ;

Pengurangan pajak penghasilan Pengurangan pajak penghasilan akan menambah daya akan menambah daya beli masyarakat & akan meningkatkan pengeluaran agregat. beli masyarakat & akan meningkatkan pengeluaran agregat.

Peningkatan pengeluaran agregat dng. cara menaikkan Peningkatan pengeluaran agregat dng. cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk pembelian brg. & jasa pengeluaran pemerintah untuk pembelian brg. & jasa maupun untuk menambah investasi.maupun untuk menambah investasi.

Selanjutnya dlm.masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi Selanjutnya dlm.masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah telah full employmentfull employment, langkah sebaliknya harus dilakukan , langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akanakan

dikurangi.dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan

agregat dan mengurangi tekanan inflasi.agregat dan mengurangi tekanan inflasi.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 4: Kebijakan Makro Ekonomi

44

Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut pemerintah dpt.digolongkan sbb. :pemerintah dpt.digolongkan sbb. :

1.1. Pajak Pajak langsunglangsung yaitu pajak/jenis pungutan yaitu pajak/jenis pungutan pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak, wajib pajak, misal ; PPh.misal ; PPh.

2.2. Pajak Pajak tak langsungtak langsung yaitu pajak yg.beban yaitu pajak yg.beban pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada pihak lain, pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 5: Kebijakan Makro Ekonomi

55

Cara penggolongan pajak yg.lain yaitu :Cara penggolongan pajak yg.lain yaitu :1.1. Pajak regresifPajak regresif yaitu pajak yg.persentasi pungutan pajaknya yaitu pajak yg.persentasi pungutan pajaknya

menurun apabila pendapatan menurun apabila pendapatan yg.dikenakan yg.dikenakan pajak menjadi bertambah pajak menjadi bertambah tinggi.tinggi.Semakin tinggi pendapatan, semakin kecil persentase pajak tsb. Semakin tinggi pendapatan, semakin kecil persentase pajak tsb. dibandingkan dng.keseluruhan pendapatandibandingkan dng.keseluruhan pendapatanContoh : beberapa pajak tak langsung, spt.: PPn, pajak Contoh : beberapa pajak tak langsung, spt.: PPn, pajak tontonan/hiburan.tontonan/hiburan.Misal ; ada 2 orang perokok ( Awang & Boim) masing-masing Misal ; ada 2 orang perokok ( Awang & Boim) masing-masing berpenghasilan Rp 1.000.000,- & Rp 600.000,oo sebulan.berpenghasilan Rp 1.000.000,- & Rp 600.000,oo sebulan.Apabila masing-masing merokok dng. jumlah rokok yg.sama Apabila masing-masing merokok dng. jumlah rokok yg.sama dlm.sebulan adalah 20 bungkus.dlm.sebulan adalah 20 bungkus.Harga rokok Rp 5000,- PPn = Rp 500,- maka jumlah pajak yg.harus Harga rokok Rp 5000,- PPn = Rp 500,- maka jumlah pajak yg.harus dibayar oleh :dibayar oleh :Awang adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau Awang adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau 1%1% saja dari saja dari penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.Boim adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau Boim adalah : Rp 500 x 20 = Rp 10.000 atau 1,7% 1,7% dari dari penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.penghasilannya yg. harus dibayar pajaknya.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 6: Kebijakan Makro Ekonomi

66

Hal ini berarti bhw. semakin rendah lagi penghasilan Hal ini berarti bhw. semakin rendah lagi penghasilan seseorang maka akan semakin tinggi beban pajak seseorang maka akan semakin tinggi beban pajak yg.harus ditanggung oleh penghasilannya.yg.harus ditanggung oleh penghasilannya.

Kondisi negara kita, nampak bhw.banyak masyarakat Kondisi negara kita, nampak bhw.banyak masyarakat berpenghasilan rendah yg.merokok berpenghasilan rendah yg.merokok dng.demikian dng.demikian dpt. diduga bhw. merekalah yg.banyak bayar PPn dpt. diduga bhw. merekalah yg.banyak bayar PPn atas rokok. Bagaimana dng.komoditas yg. lain…..?atas rokok. Bagaimana dng.komoditas yg. lain…..?

2.2. Pajak proporsionalPajak proporsional yaitu pajak yg.persentasi yaitu pajak yg.persentasi pungutan pajaknya tetap pada berbagai tingkat pungutan pajaknya tetap pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yg. sangat rendah pendapatan, yaitu dari pendapatan yg. sangat rendah hingga yg.sangat tinggi.hingga yg.sangat tinggi. Misal ; PPh individu & Misal ; PPh individu & Badan, PBB, dst.Badan, PBB, dst.

Dlm. hal ini Dlm. hal ini tidaktidak dibedakan antara penduduk kaya & dibedakan antara penduduk kaya & miskin, perusahaan besar & kecil, dst.miskin, perusahaan besar & kecil, dst.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 7: Kebijakan Makro Ekonomi

77

3.3. Pajak progresifPajak progresif yaitu pajak yang persentasi yaitu pajak yang persentasi pungutan pajaknya semakin pungutan pajaknya semakin meningkat. meningkat.

Misal : data hipotetis sbb.:Misal : data hipotetis sbb.:Nilai obyek kena pajakNilai obyek kena pajak % tase pajak % tase pajak

s/d Rp 500.000,oos/d Rp 500.000,oo 2% 2% Rp 501.000 – Rp 2.000.000,ooRp 501.000 – Rp 2.000.000,oo 4% 4% Rp 2001.000 – Rp 5.000.000,ooRp 2001.000 – Rp 5.000.000,oo 10%10% Lebih Rp 5.000.000,ooLebih Rp 5.000.000,oo 20%20%

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 8: Kebijakan Makro Ekonomi

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta 88

Pajak

Golongan Sifat Lemb.Pemungutnya

Pajak Daerah

Pajak Pusat

Pajak Obyektif

Pajak Subye

ktif

Pajak Lagsung

pajak tdk

langsung

Page 9: Kebijakan Makro Ekonomi

JENIS-JENIS PAJAKJENIS-JENIS PAJAK

PAJAK PUSAT

PAJAK DAERAH

PAJAK PROPINSI

PAJAK KABUPATEN

• Pajak Penghasilan• Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM• Bea Meterai• Pajak Bumi dan Bangunan• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan

Bea Balik Nama Pajak Kendaraan

Pajak Hotel & RestoranPajak HiburanPajak Radio

Page 10: Kebijakan Makro Ekonomi

MENURUT SIFATNYAMENURUT SIFATNYA

PAJAK LANGSUNGPAJAK LANGSUNG

PEMBEBANANNYA PEMBEBANANNYA TIDAK DAPAT TIDAK DAPAT DILIMPAHKAN DILIMPAHKAN KEPADA PIHAK KEPADA PIHAK LAINLAIN

PPhPPh

PAJAK TIDAK LANGSUNG

PEMBEBANANYA DAPAT PEMBEBANANYA DAPAT DILIMPAHKAN KEPADA DILIMPAHKAN KEPADA PIHAK LAINPIHAK LAIN

PPnPPn

Page 11: Kebijakan Makro Ekonomi

MENURUT SASARAN/ MENURUT SASARAN/ OBYEKNYAOBYEKNYA

PAJAK SUBYEKTIFPAJAK SUBYEKTIF

BERDASARKAN BERDASARKAN SUBYEK BARU SUBYEK BARU DICARI OBYEKNYADICARI OBYEKNYA

PPhPPh

PAJAK OBYEKTIFPAJAK OBYEKTIF

BERDASARKAN BERDASARKAN OBYEK BARU OBYEK BARU DICARI DICARI SUBYEKNYASUBYEKNYA

PPN, PPnBMPPN, PPnBM

Page 12: Kebijakan Makro Ekonomi

MENURUT PEMUNGUTANNYAMENURUT PEMUNGUTANNYA

PAJAK PUSATPAJAK PUSAT

PPh,PPN PPnBM, PPh,PPN PPnBM, PBB, Bea PBB, Bea MateraiMaterai

PAJAK DAERAHPAJAK DAERAH

Pajak Reklame, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Hiburan, Pajak Rumah Pajak Rumah Makan/Restoran Makan/Restoran dan Hoteldan Hotel

Page 13: Kebijakan Makro Ekonomi

1313

Kebijakan FKebijakan Fiskaliskal DiskresionerDiskresioner Yaitu kebijakan pemerintah untuk merubah pengeluarannya Yaitu kebijakan pemerintah untuk merubah pengeluarannya

atau pemungutan pajaknya dengan tujuanatau pemungutan pajaknya dengan tujuan : :1.1. Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi Mengurangi gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi

dari waktu ke waktu.dari waktu ke waktu.2.2. Menciptakan suatu kegiatan ekonomi yang mencapai Menciptakan suatu kegiatan ekonomi yang mencapai

tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) yg. tinggi, tidak menghadapi masalah employment) yg. tinggi, tidak menghadapi masalah inflasi & selalu mengalami pertumbuhan yg. inflasi & selalu mengalami pertumbuhan yg. memuaskan.memuaskan.

Dari konsep ini dpt.dikemukakan bhw. terdapat dua macam Dari konsep ini dpt.dikemukakan bhw. terdapat dua macam alat yg.digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan alat yg.digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan kebijakan diskresioner, yaitu :kebijakan diskresioner, yaitu :

1.1. Membuat perubahan-perubahan atas pengeluarannyaMembuat perubahan-perubahan atas pengeluarannya2.2. Membuat perubahan atas pajak yg.dipungutnya.Membuat perubahan atas pajak yg.dipungutnya.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 14: Kebijakan Makro Ekonomi

1414

Untuk mencapai tujuan pemerintah dlm.menjalankan Untuk mencapai tujuan pemerintah dlm.menjalankan kebijakan diskresioner, dapat dipilih salah satu atau kebijakan diskresioner, dapat dipilih salah satu atau beberapa perubahan berikut :beberapa perubahan berikut :

1.1. Menaikkan pengeluaran tetapi tidak membuat Menaikkan pengeluaran tetapi tidak membuat perubahan apa-apa atas pajak yg. dipungut.perubahan apa-apa atas pajak yg. dipungut.

2.2. Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi menurunkan pajak yg.dipungut.menurunkan pajak yg.dipungut.

3.3. Di satu pihak menaikkan pengeluarannya & di lain Di satu pihak menaikkan pengeluarannya & di lain pihak menurunkan pajak yg. dipungut.pihak menurunkan pajak yg. dipungut.

4.4. Pengeluaran & pemungutan pajak dinaikkan & Pengeluaran & pemungutan pajak dinaikkan & kenaikan tsb. sama besarnya. Tujuannya agar kenaikan tsb. sama besarnya. Tujuannya agar kebijakan ini mampu menjaga keseimbangan kebijakan ini mampu menjaga keseimbangan antara pendapatan & pengeluaran pemerintah.antara pendapatan & pengeluaran pemerintah.

Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya.Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta

Page 15: Kebijakan Makro Ekonomi

1515

Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran :anggaran :

1.1. Pajak.Pajak.

2.2. Mencetak Uang Baru.Mencetak Uang Baru.

3.3. Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri.Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri.

4.4. Pinjaman Masyarakat Luar Negeri.Pinjaman Masyarakat Luar Negeri.

PIE - Fak. Hukum UnikartaPIE - Fak. Hukum Unikarta