Kebijakan Kesehatan Perspektif Islam

21
KEBIJAKAN KESEHATAN PERSPEKTIF ISLAM Modul skn

description

freeee

Transcript of Kebijakan Kesehatan Perspektif Islam

KEBIJAKAN KESEHATAN PERSPEKTIF ISLAM

Modul skn

Pendahuluan

• Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senatiasa produktif

• Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat dipandang sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang ini sebagai elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru yang justru akan menyerap keuangan negara lebih besar lagi.

zaman rasulullah. Rasulullah s.a.w

• kebijakan di bidang kesehatan yang pernah dijalankan oleh pemerintahan Islam sejak masa Rasul saw. menunjukkan taraf yang sungguh maju. Mulai pelayanan kesehatan gratis diberikan oleh negara (Khilafah) yang dibiayai dari kas Baitul Mal, pelayanan kesehatan secara gratis, berkualitas yang diberikan kepada semua individu rakyat tanpa diskriminasi jelas merupakan prestasi yang mengagumkan

Kebijakan Kesehatan Perspektif Islam

• Rasulullah saw. bersabda:ف�ي • ن�ا آم� د�ه�، ج�س� ف�ي ع�اف�ى م� ن�ك�م� م� ب�ح� ص�

أ� م�ن�ل�ه� ت� يز� ح� ا ن!م�

� ك�أ ف� ه�، ي�و�م� ق�وت� ن�د�ه� ع� ب�ه�، ر� س�الد+ن�ي�ا• “Siapa saja di antara kalian yang berada di pagi

hari sehat badannya; aman jiwa, jalan dan rumahnya; dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan ia telah diberi dunia seisinya” (HR al-Bukhari dalam Adab al-Mufrâd, Ibn Majah dan Tirmidzi).

• Hadis tersebut menjelaskan bahwa dalam islam, kesehatan dan keamanan disejajarkan dengan kebutuhan pangan. Ini menunjukkan bahwa kesehatan dan keamanan statusnya sama sebagai kebutuhan dasar yang harus terpenuhi

• Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar tersebut, sesuai dengan sabda Nabi saw.:

ي!ت�ه� • ع� ر� ع�ن� ؤ�و�ل/ م�س� و� و�ه� اع4 ر� ام� ا�إل�م�• “Imam (Khalifah) laksana penggembala dan ia

bertanggung jawab atas rakyatnya” (HR al-Bukhari).

• Sedangkan, bila kesehatan dan pengobatan tidak terpenuhi maka akan mendatangkan dharar (kemadaratan) bagi masyarakat yang wajib dihilangkan.

• Nabi bersabda:ار� • ر� ض� و�ال� ر� ر� ض� ال�

• “Tidak boleh membahayakan orang lain dan diri sendiri” (HR Malik).

• Ketika Raja Mesir, Muqauqis menghadiahkan seorang dokter kepada Nabi saw. Beliau menjadikan dokter tersebut untuk melayani seluruh kaum Muslim secara gratis.

• Khalifah Umar bin al-Khaththab, menetapkan pembiayaan bagi para penderita lepra di Syam dari Baitul Mal.

Kebijakan kesehatan Khilafah juga diarahkan bagi terciptanya lingkungan yang sehat dan

kondusif.• Hal itu sudah diisyaratkan dalam berbagai hadis, seperti

dalam hadis:

• , , ة� الن!ظ�اف� ب+ ي�ح� ن�ظ�يف/ الط!ي?ب� ي�ح�ب+ ط�ي?ب/ الله� إ�ن! , , ت�ك�م� ب�ي�و� وا ن�ظ?ف� ف� ود� ال�ج� ب+ ي�ح� اد/ و� ج� م� ال�ك�ر� ب+ ي�ح� ك�ر�يم/

ود� ب�ال�ي�ه� ا و� ب!ه� ت�ش� و�ال� ن�ي�ت�ك�م� ف�أ�  و�

• “Sesungguhnya Allah Mahaindah dan mencintai keindahan, Mahabersih dan mencintai kebersihan, Mahamulia dan mencintai kemuliaan. Karena itu, bersihkanlah rumah dan halaman kalian, dan janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi” (HR at-Tirmidzi dan Abu Ya’la).

• د� ار� و� ال�م� ف�ي از� ال�ب�ر� الث!ال�ث�ة� ال�م�ال�ع�ن� وا ات!ق�و�الظ?ل? الط!ر�يق� ار�ع�ة� و�ق�

• “Jauhilah tiga hal yang dilaknat, yaitu buang air dan kotoran di sumber/ saluran air, di pinggir atau tengah jalan dan di tempat berteduh”(HR.Abu Dawud).

• Rasul saw. juga bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian buang air di air yang tergenang.” (HR Ashhab Sab’ah).

• Jabir berkata:“Rasulullah melarang buang air di air yang mengalir.”(HR Thabarani di al-Awsath).

• Di samping itu juga terdapat larangan membangun rumah yang menghalangi lubang masuk udara rumah tetangga, larangan membuang sesuatu yang berbahaya ke jalan sekaligus perintah menghilangkannya meski hanya berupa duri

• Beberapa hadis ini dan yang lain jelas mengisyaratkan disyariatkannya pengelolaan sampah dan limbah yang baik, tata kelola drainasi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi standar kesehatan, dan pengelolaan tata kota yang higienis, nyaman sekaligus asri.

• Tentu saja itu hanya bisa direalisasikan melalui negara, bukan hanya melibatkan departemen kesehatan, tetapi juga departemen-departemen lainnya

Kesimpulan

• Pembangunan kesehatan yang meliputi keseimbangan aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative sudah ada dan diterapkan sejak masa pemerintahan islam yang teori dan prakteknya digunakan sampai saat ini.

• Dalam Islam, sistem kesehatan tersusun dari 3 (tiga) unsur sistem:

• 1. Peraturan, baik peraturan berupa syariah Islam, kebijakan maupun peraturan teknis administratif.

• 2. Sarana dan peralatan fisik seperti rumah sakit, alat-alat medis dan sarana prasarana kesehatan lainnya.

• 3. SDM (sumber daya manusia) sebagai pelaksana sistem kesehatan yang meliputi dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya.

• Pelayanan kesehatan berkualitas hanya bisa direalisasikan jika didukung dengan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara (Khilafah) karena negara (Khilafah) berkewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan dasar berupa kesehatan dan pengobatan.

• Pelayanan kesehatan harus diberikan secara gratis (minimal semurah mungkin) kepada rakyat baik kaya atau miskin tanpa diskriminasi baik agama, suku, warna kulit dan sebagainya. Pembiayaan untuk semua itu diambil dari kas Baitul Mal, baik dari pos harta milik negara ataupun harta milik umum.

• Setiap pelayanan masyarakat dalam sistem Islam wajib memenuhi 3 (tiga) prinsip baku yang berlaku umum, yaitu:

• 1. Sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit).

• 2. Cepat dalam pelayanan.• 3. Profesional dalam pelayanan, yakni

dikerjakan oleh orang yang kompeten dan amanah.

SEMOGA DAPAT MENJADI INSPIRASI

MATUR NUWUN