KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

14
328 Abstrak: Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Dividen sebagai De- terminan Nilai Perusahaan. Penelitian ini berupaya untuk menelaah dampak kebijkan investasi, pendanaan, dan dividen terhadap nilai pe- rusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah SEM-PLS pada peru- sahaan LQ-45 periode 2015-2017. Penelitian ini menemukan bahwa in- vestasi yang dilakukan dalam jangka waktu pendek belum memacu nilai perusahaan. Implikasinya, perusahaan harus memilih jenis investasi dengan memperhatikan kurun waktu. Pada sisi lainnya, kebijakan pen- danaan mampu memicu pertumbuhan nilai perusahaan karena dapat meminimalisasi konflik keagenan. Adapun kebijakan dividen dipandang penting bagi investor karena dapat meningkatkan kesejahteraannya. Abstract: : Investment, Funding, and Dividend Policies as Firm Va- lue Determinant. This study seeks to examine the impact of investment policies, funding, and dividends on firm value. The analytical method used is SEM-PLS in the LQ-45 company for the 2015-2017 period. This research found that investments made in the short term have not spurred the value of the company. The implication, companies must choose the type of invest- ment by paying attention to the period. On the other hand, funding policy can trigger the growth of company value because it can minimize agency conflict. The dividend policy is considered necessary for investors because it can improve their welfare. Pasar modal menjadi sarana yang sa- ngat penting dalam dunia bisnis. Tanpa pasar modal, sebuah perusahaan go pu- blic tentu tidak dapat menjalankan akti- vitas operasinya. Xiao, You, & Zhao (2017) menyatakan bahwa pasar modal sebagai tempat perusahaan untuk menerbitkan su- rat-surat berharga dalam rangka memenuhi kebutuhan dana dalam waktu yang lama. Pasar modal juga digunakan sebagai tem- pat untuk menggerakkan dana masyarakat yang ingin melakukan kegiatan penanaman modal. Para investor dapat menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu sebelum menjalankan kegiatan membeli surat-surat berharga (pendekatan fundamental). Salah satu bagian terpenting dalam analisis funda- mental adalah nilai perusahaan karena ke- makmuran para shareholders tercermin dari nilai perusahaan. Nilai perusahaan tentu berhubungan dengan postulat going concern. Postulat ini memberikan arti bahwa berdiri- nya suatu perusahaan adalah bukan untuk dilikuidasi, melainkan untuk selalu dapat Volume 10 Nomor 2 Halaman 328-341 Malang, Agustus 2019 ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879 Mengutip ini sebagai: Mubyarto, N., & Khairiyani. (2019). Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Devi- den sebagai Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(2), 328-341. https:// doi.org/10.18202/jamal.2019.08.10019 KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN SEBAGAI DETERMINAN NILAI PERUSAHAAN Novi Mubyarto, Khairiyani Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jl. Arif Rahman Hakim No.111, Jambi 36361 Tanggal Masuk: 24 Maret 2019 Tanggal Revisi: 20 Agustus 2019 Tanggal Diterima: 31 Agustus 2019 Surel: [email protected], [email protected] Kata kunci: informasi dividen, konflik keagenan, teori sinyal Jurnal Akuntansi Mulparadigma, 2019, 10(2), 328-341

Transcript of KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Page 1: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

328

Abstrak: Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Dividen sebagai De-terminan Nilai Perusahaan. Penelitian ini berupaya untuk menelaah dampak kebijkan investasi, pendanaan, dan dividen terhadap nilai pe-rusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah SEM-PLS pada peru-sahaan LQ-45 periode 2015-2017. Penelitian ini menemukan bahwa in-vestasi yang dilakukan dalam jangka waktu pendek belum memacu nilai perusahaan. Implikasinya, perusahaan harus memilih jenis investasi dengan memperhatikan kurun waktu. Pada sisi lainnya, kebijakan pen-danaan mampu memicu pertumbuhan nilai perusahaan karena dapat meminimalisasi konflik keagenan. Adapun kebijakan dividen dipandang penting bagi investor karena dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Abstract: : Investment, Funding, and Dividend Policies as Firm Va­lue Determinant. This study seeks to examine the impact of investment policies, funding, and dividends on firm value. The analytical method used is SEM-PLS in the LQ-45 company for the 2015-2017 period. This research found that investments made in the short term have not spurred the value of the company. The implication, companies must choose the type of invest­ment by paying attention to the period. On the other hand, funding policy can trigger the growth of company value because it can minimize agency conflict. The dividend policy is considered necessary for investors because it can improve their welfare.

Pasar modal menjadi sarana yang sa-ngat penting dalam dunia bisnis. Tanpa pasar modal, sebuah perusahaan go pu ­blic tentu tidak dapat menjalankan akti-vitas ope rasinya. Xiao, You, & Zhao (2017) me nyatakan bahwa pasar modal sebagai tempat perusahaan untuk menerbitkan su-rat-surat berharga dalam rangka memenuhi kebutuhan dana dalam waktu yang lama. Pasar modal juga digunakan sebagai tem-pat untuk menggerakkan dana masyarakat yang ingin melakukan kegiatan penanaman

mo dal. Para investor dapat menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu sebelum menjalankan kegiatan membeli surat-surat berharga (pendekatan fundamental). Salah satu bagian terpenting dalam analisis funda-mental adalah nilai perusahaan karena ke-makmuran para shareholders tercermin dari nilai perusahaan. Nilai perusahaan tentu berhubungan dengan postulat going concern. Postulat ini memberikan arti bahwa berdiri-nya suatu perusahaan adalah bukan untuk dilikuidasi, melainkan untuk selalu dapat

Volume 10Nomor 2Halaman 328-341Malang, Agustus 2019ISSN 2086-7603 e-ISSN 2089-5879

Mengutip ini sebagai: Mubyarto, N., & Khairiyani. (2019). Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Devi-den sebagai Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(2), 328-341. https://doi.org/10.18202/jamal.2019.08.10019

KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN SEBAGAI DETERMINAN NILAI PERUSAHAANNovi Mubyarto, Khairiyani

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jl. Arif Rahman Hakim No.111, Jambi 36361

Tanggal Masuk: 24 Maret 2019Tanggal Revisi: 20 Agustus 2019Tanggal Diterima: 31 Agustus 2019

Surel: [email protected], [email protected]

Kata kunci:

informasi dividen, konflik keagenan, teori sinyal

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2019, 10(2), 328-341

Page 2: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

beroperasi dalam kurun waktu yang lama (Ayturk, 2017). Selanjutnya, perusahaan dengan citra yang bagus juga bisa memper-mudah perusahaan untuk memperoleh pin-jaman. Pernyataan tersebut sejalan dengan Benlemlih (2017) yang menyatakan bahwa perusahaan dapat dipercaya oleh kreditor dana para supplier dengan syarat yang ti-dak berat. Nilai perusahaan dicerminkan se-jumlah indikator, yaitu Price to Book Value (PBV) dan Tobin’s Q. Jika kedua indikator ini meningkat artinya nilai perusahaan juga mengalami peningkatan. Khairiyani (2018), Zheng, Xue, & Chen (2014), dan Zhong & Zhang (2018) telah menggabungkan kedua indikator di atas untuk mengukur nilai pe-rusahaan. Bursa Efek Indonesia mempu-nyai beberapa indeks. Salah satu di antara beberapa indeks tersebut yaitu LQ-45. In-deks LQ-45 terdiri atas 45 perusahaan yang paling likuid dalam perdagangan surat-su-rat berharga. Perusahaan tersebut diselek-si menurut tingkat nilai likuiditas dan ka-pitalisasi pasar. Perusahaan LQ-45 dinilai per semester yaitu pada awal Februari dan Agustus. Selain itu, emiten yang masuk kri-teria LQ-45 adalah emiten yang wajib memi-liki beberapa syarat. Adapun syarat-syarat tersebut seperti keadaan keuangan yang se-hat, memiliki harapan yang baik untuk terus berkembang, dan tingkat perdagangan yang tinggi di pasar regular. Perusahaan yang ter-gabung dalam indeks LQ-45 adalah perusa-haan dengan nilai saham yang tinggi.

Berdasarkan perbandingan indeks LQ-45 dan IHSG tahun 2014-2017 yang peneli-ti lakukan bahwa indeks LQ-45 dan IHSG tahun 2015 sama-sama meningkat senilai 12% dari tahun 2014. Indeks LQ-45 di 2016 meningkat sebesar 12% dari 2015, sementa-ra IHSG meningkat sebesar 15% dari tahun 2015. Tahun 2017 indeks LQ-45 mengalami peningkatan sebesar 22% dari tahun 2016, sementara IHSG mengalami peningkatan sebesar 20% dari tahun 2016. Data terse-but menunjukkan bahwa meskipun indeks LQ-45 dan IHSG mengalami penurunan dan peningkatan di tahun yang sama, IHSG le-bih unggul sebesar 1% dibandingkan de-ngan indeks LQ-45. Selain itu, berdasarkan data sekunder yang diolah (2019) mengenai nilai perusahaan LQ-45 selama 2015-2017 bahwa mean Price to Book Value di 2016 mengalami penurunan 15,60% dari 2015, sedangkan di 2017 mengalami peningkatan senilai 5,5% dibanding tahun 2016. Mean Tobin’s Q pada 2016 mengalami penurunan

senilai 8,11% dibanding 2015, sementara di 2017 tidak mengalami peningkatan atau penurunan dari tahun 2016. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan da-lam indeks LQ-45 2015-2017 pernah meng-alami penurunan. Peneliti mempunyai ek-spektasi bahwa nilai perusahaan indeks LQ-45 le bih baik daripada IHSG, tetapi fakta tersebut mengindikasikan terdapat pheno­mena gap.

Mansour, Saci, & Khalifa (2017) me-nyatakan bahwa terdapat tiga kebijakan keuangan yakni kebijakan investasi, ke-bijakan pendanaan, dan kebijakan divi-den. Gabungan yang optimal dari ketiga kebijakan tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memakmurkan para shareholder. Rashid & Saeed (2017) menge-mukakan bahwa kebijakan investasi sebagai bagian penting dalam finansial emiten dan nilai perusahaan tersebut hanya ditentukan oleh kebijakan investasi. Pernyataan di atas mengindikasikan bahwa kebijakan investa-si merupakan bagian terpenting dalam me-maksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan pendanaan juga merupakan faktor penting dalam menciptakan nilai perusahaan. Se-lain itu, Ding, Kim, & Zhang (2018) manam-bahkan penjelasan bahwa utang dapat me-ngontrol tindakan pengelola perusahaan dan kinerja perusahaan menjadi meningkat, se-hingga investor memberikan penilaian yang baik pada perusahaan. Earnings After Tax (EAT) suatu perusahaan dapat memiliki dua kemungkinan yaitu diberikan kepada share­holders atau membentuk laba ditahan yang dapat digunakan untuk kegiatan operasio-nal atau ekspansi. Keputusan pembagian di viden berhubungan dengan keputusan da-lam pengambilan laba yang menjadi suatu hal yang harus diterima oleh para pemilik modal (shareholders). Ningrum (2017) me-nyatakan bahwa melalui pembayaran di-viden, perusahaan dapat menimbulkan mi-nat investor. Tingginya minat para investor, dapat dipandang mampu dalam mencip-takan citra perusahaan yang baik.

Ajide (2017), Caggese & Cuñat (2013), Dawar (2013), Ding, Kim, Zhang (2018), Do-gru (2018), Huett, Baum, Schwens, & Kabst (2014), Kaur & Kaur (2019), Kilincarslan & Ozdemir (2018), dan Rashid & Saeed (2017) menyimpulkan bahwa kebijakan investasi signifikan pada nilai perusahaan. Sebalik-nya, Claessens, Ueda, & Yafeh (2014), Go-lec & Gupta (2014), dan Shroff, Verdi, & Yu (2014) mengindikasikan bahwa kebijakan

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 329

Page 3: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

investasi tidak berpengaruh pada nilai peru-sahaan. Akono (2018), Balduzzi, Brancati, & Schiantarelli (2018), Jiang & Stening (2013), Ni, Chu, & Li (2017), Phan (2018), Rashid & Saeed (2017), dan Wasiuzzaman & Nur-din (2019) memberikan simpulan bahwa kebijak an pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sejumlah penelitian mem-berikan simpulan yang berbeda yaitu kebi-jakan pendanaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan (Andrés, Fuente, & Martin, 2018; Balboa, Martí, & Zieling, 2011; Bizri, Jardali, & Bizri (2018), Boubaker, Chourou, Saadi, & Zhong, 2019; dan Munir, Kok, Teplova, & Li, 2017). Sejumlah penelitian oleh Ambarwati & Stephanus (2014), Choi, Kang, & Lee (2014), Dogru & Sirakaya-Turk (2017), Erkan, Fainshmidt, & Judge (2016), Ningrum (2017), dan Syed, Zainir, & Isa (2018) mengindikasikan bahwa kebijakan dividen signifikan pada nilai perusahaan, sedangkan Abraham, Marsden, & Poskitt (2015), Degryse, Lu, & Ongena (2016), Duy-gun, Guney, & Moin (2018), Karpavičius & Yu (2018), Li, Chui, & Li (2014), dan Liu & Espahbodi (2014) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak mampu mempe-ngaruhi nilai perusahaan. Semua riset terse-but mengindikasikan adanya (research gap) serta variabel kebijakan keuangan dan nilai perusahaan hanya diukur oleh satu peng-ukuran.

Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mengkaji tentang kebijakan keuang-an tersebut terhadap nilai perusahaan. Per-bedaan dari penelitian sebelumnya yaitu pe-neliti mengubah keempat variabel tersebut menjadi konstruk laten karena sebenarnya variabel-variabel tersebut dapat diproksikan oleh lebih dari satu pengukuran. Selajut-nya, kita dapat menyimpulkan indikator mana yang paling merefleksikan konstruk

latennya. Peneliti memiliki harapan untuk dapat berkontribusi bagi perusahaan indeks LQ-45 sebagai bahan dalam menganalisis kondisi perusahaan dan pengambilan kepu-tusan serta tambahan daftar rujukan untuk penelitian di masa mendatang.

METODEPopulasinya yaitu perusahaan LQ-45 di

IDX. Kriteria purposive sampling yang digu-nakan ada pada Tabel 1.

Tabel 1 mengindikasikan bahwa dari 45 perusahaan yang listing di indeks LQ-45, hanya 34 perusahaan yang terdaftar selama 3 tahun berturut-turut dan tidak mengalami kerugian selama periode tersebut. Oleh kare-na itu, total observasi adalah 102 perusa-haan (34 perusahaan dikali 3 tahun). Daftar perusahaan LQ-45 diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Semua pengukuran variabel diambil dari laporan keuangan perusahaan per 31 Desember. Konstruk eksogen terdi-ri atas kebijakan investasi, kebijakan pen-danaan, dan kebijakan dividen. Konstruk endogen adalah nilai perusahaan. Konstruk eksogen dan endogen mempunyai bebera-pa pengukuran (variabel manifest) karena kons truk tersebut tidak dapat diukur secara langsung dan secara teoritis memang dapat direfleksikan oleh lebih dari satu pengukur-an.

Metode analisis yang dipilih yaitu SEM berbasis PLS. Ali, Kim, Li, & Cobanoglu (2018) mendefinisikan SEM sebagai analisis multivariat di bidang sosial yang variabelnya terdapat variabel laten (unobserved variable) dan indikator (observed variable). Adapun alasan peneliti menggunakan SEM-PLS ada-lah karena variabel yang digunakan terdiri dari variabel laten dan indikator serta jumlah sampel relatif kecil. Hair, Sarstedt, Hopkins, & Kuppelwieser (2014) dan Romo-González,

Tabel 1. Daftar Purposive Sampling

No. Kriteria Purposive sampling Total1. Perusahaan indeks LQ-45 di BEI 452. Perusahaan yang delisting antara tahun 2015 sampai 2017 -93. Perusahaan yang bernilai negatif pada Earnings After Tax -24. Perusahaan yang dijadikan sampel 345. Jumlah tahun penelitian 36. Jumlah observasi selama 2015-2017 102

330 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 4: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Tarango, & Mastromatteo (2018) juga men-yatakan bahwa SEM-PLS dapat digunakan untuk ukuran sampel yang jauh lebih kecil.

PLS menurut Ali, Kim, Li, & Cobanoglu (2018), Hair, Sarstedt, Hopkins, & Kuppel-wieser (2014), Kumar & Purani (2018) dan Romo-González, Tarango, & Mastromatteo (2018) diuji dalam dua tahap yakni mea­surement model dan structural model. Mea­surement model atau outer model di buat dengan tujuan menguji tingkat validity dan reliability setiap konstruk. Pada tahap perta-ma dalam model ini yaitu convergent validity dapat dilakukan pengujian ulang (re-estimat­ed), apabila terdapat nilai loading suatu in-dikator kurang dari 0,5. Langkah ini dijelas-kan oleh Usakli & Kucukergin (2018) bahwa model harus diestimasi kembali dengan membuang indikator yang tidak valid (nilai

loading kurang dari 0,5). Ketentuan menge-nai dihapusnya indikator jika kurang dari 0,5 juga didukung oleh Hair, Hollingsworth, Randolph, & Chong (2017). Pada tahap kedua yaitu discriminant validity dan dilan-jutkan dengan composite reliability block in­dicators. Structural model atau inner model dibuat untuk melakukan pengujian antara eksogen dan endogen. Selanjutnya, peneliti akan mendapatkan nilai coeficient dan p­va­lue untuk penarikan simpulan. Peng ujian R-Square dan pengaruh variabel diperoleh dari proses bootstrapping.

Adapun definisi operasional ma sing-masing variabel yaitu sebagai berikut. Per-tama, kebijakan investasi merupakan kepu-tusan perusahaan dalam mengalokasikan sejumlah dana yang berasal dari internal atau eksternal ke dalam berbagai jenis in-

No. Variabel Indikator RumusPER

Sumber: Ayturk (2017), Gebauer, Setzer, & Westphal(2018), Kilincarslan & Ozdemir (2014), Rashid & Saeed(2017), Shroff, Verdi, & Yu (2014).

TAG

Sumber: Clausen & Flor (2015), Dogru & Sirakaya-Turk(2017).

DAR

Sumber: Benlemlih (2017), Bizri, Jardali, & Bizri (2018).

DER

Sumber: Akono (2018), Andrés, Fuente, & Martin (2018),Ding, Kim, & Zhang (2017), Ni, Chu, & Li (2017), Phan,(2018), Viviani, Lai, & Louhichi (2018).

3. Kebijakan Dividen DPR

Sumber: Ambarwati & Stephanus (2014), Briozzo, Vigier, & Martinez (2016), Choi, Kang, & Lee (2014), Degryse,Lu, & Ongena (2016), Ding, Kim, & Zhang (2018),Karpavičius & Yu (2018), Liu & Espahbodi (2014).

DY

Sumber: Xiao, You, & Zhao (2017).

4. Nilai Perusahaan PBV

Sumber: Khairiyani (2018), Zhong & Zhang g (2018).

TQ

Sumber: Khairiyani (2018), Zheng, Xue, & Chen (2014).

1. Kebijakan Investasi

2. Kebijakan Pendanaan

𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 × 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

Total UtangTotal Aset

Total UtangTotal Ekuitas

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Kapitalisasi Pasar + Jumlah Liabilitas + Inventory − Aset LancarJumlah Aset

Tabel 2. Indikator Variabel Laten

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 331

Page 5: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

vestasi (Ding, Kim, & Zhang, 2018; Rashid& Saeed, 2017). Peneliti memilih indikator PER dan TAG. Rasio PER merupakan perbanding-an antara harga pasar saham per lembar saham dengan laba per lembar saham, se-hingga mengindikasikan besarnya laba yang didapatkan oleh para investor atau share­holders per saham atas dana yang telah diin-vestasikannya. Rasio TAG merupakan rasio pertumbuhan aset yang mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh asetnya untuk mendapatkan return. Semakin tinggi aset yang dimiliki perusa-haan, diharapkan dapat meningkatkan ke-giatan operasi perusahaan tersebut. Kedua, kebijakan pendanaan merupakan keputus-an perusahaan dalam menentukan sumber pembiayaan yang berasal dari utang untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Be-berapa penelitian terdahulu menggunakan salah satu rasio antara DER dan DAR. DER yang digunakan sebagai gambaran kemam-puan perusahaan dalam membayar utang-nya dengan menggunakan modal, semen-tara DAR sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan menggu-nakan aset. Oleh karena itu, peneliti dalam hal ini menggabungkan kedua rasio tersebut untuk merefleksikan kebijakan pendanaan. Ketiga, kebijakan dividen merupakan kepu-tusan perusahaan untuk menggunakan Earnings After Tax (EAT) untuk dibagikan kepada shareholders. Secara teoritis hanya ada dua pengukuran dividen yaitu DPR dan DY (Benlemlih, 2017; Viviani, Lai, Louhichi, 2018). Peneliti berusaha menggabungkan kedua indikator tersebut. DPR yang merupa-kan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk tu-nai. DY merupakan seberapa banyak keun-tungan investor yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikannya ke dalam sa-ham.

Adapun variabel nilai perusahaan meru pakan citra perusahaan di mata pihak ekternal perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham. Beberapa penelitian terda-hulu menggunakan salah satu pengukuran antara harga saham saja, PBV dan Tobin’s Q. Namun, dalam hal ini peneliti meng-gunakan PBV dan Tobin’s Q secara bersa-ma-sama. Peneliti tidak menggunakan ha rga saham karena Shen, Firth, & Poon (2016) menyatakan bahwa harga saham memiliki kelemah an untuk menjelaskan nilai perusa-haan yaitu biasanya sering dipengaruhi oleh pe rilaku investor yang tidak rasional dalam

berinvestasi. Selain itu, terbukti pada hasil penelitian Khairiyani (2018) yang menunjuk-kan hilangnya harga saham dalam pengujian convergent validity tahap pertama. PBV dan Tobin’s Q menggambarkan nilai perusahaan yang tidak hanya oleh harga pasar saham saja, tetapi juga dibandingkan dengan nilai buku atau kondisi perusahaan itu sendiri.

Selanjutnya, peneliti menampilkan rangkuman rumus untuk masing-masing indikator. Hal ini disajikan pada Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASANValiditas Konvergen (Convergent vali-

dity) diuji berdasarkan korelasi antara skor komponen atau indikator terhadap skor konstruk, loading value dikatakan sangat baik apabila lebih besar daripada 0,70 dan dikatakan cukup apabila nilai loading bera-da di rentang 0,50 - 0,60.

Gambar 1 menunjukkan bahwa PER mampu merefleksikan kebijakan investa-si dengan nilai loading sebesar 0,932. DAR dan DER mampu menjadi indikator kebijak-an pendanaan yang nilai loading-nya 0,979 dan 0,831. DPR mampu merefleksikan ke-bijakan dividen dengan nilai loading sebesar 1,000. Nilai perusahaan dijelaskan oleh dua indikator yaitu PBV dan TQ senilai 0,984 dan 0,987. TAG dan DY harus dihapus dari model tersebut. Hal ini disebabkan nilai TAG dan DY kurang dari 0,50. Hasil kebijakan investasi yang tepat dari prospek Total As­set Growth (TAG) akan menunjukkan pe-ningkatan dalam pertumbuhan aset perusa-haan. Namun, hasil penelitian pada gambar 1 menunjukkan bahwa TAG belum mampu merefleksikan kebijakan investasi perusa-haan karena hanya sedikit perusahaan LQ-45 tahun 2015-2017 yang menunjukkan pertumbuhan aset yang tinggi. Hal ini di-buktikan dengan analisis frekuensi.

Adapun tujuan peneliti menggunakan analisis frekuensi adalah sebagai salah satu metode analisis nonformal. Namun, diang-gap representatif dalam membuktikan per-soalan indikator yang tidak mampu dalam merefleksikan variabel latennya. Penggu-naan tabel frekuensi sebagai analisis pem-buktian mengenai indikator baik yang tidak mampu maupun yang mampu dalam mere-fleksikan atau menjelaskan setiap variabel latennya terdapat pada penelitian Khairiyani (2018). Data akan diurutkan berdasarkan nilai terkecil sampai terbesar hingga dike-lompokkan jumlah data yang termasuk da-lam kelompok tersebut. Pernyataan tersebut

332 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 6: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

didukung oleh Richter, Sinkovics, Ringle, & Schlägel (2016) yang menyatakan bahwa ta-bel frekuensi berfungsi untuk penghitungan frekuensi setiap data pada variabel dalam format tabel dan grafik. Selain itu, Cepe-da-Carrion, Cegarra-Navarro, & Cillo (2019) juga menyatakan bahwa tabel distribusi frekuensi akan menunjukkan setiap data dijadikan beberapa kelompok. Selanjutnya, tiap kelompok ditentukan ada berapa jum-lah data yang tergolong dalam kelompok itu. Jadi, dengan tabel distribusi frekuensi akan diketahui dengan cepat jumlah data yang tergolong kecil dan besar dalam suatu ob-servasi.

Hasil analisis frekuensi mengindi-kasikan bahwa sebanyak 88 dari 102 peru-sahaan yang menjadi sampel memiliki per-tumbuhan aset sebesar kurang dari 30%. Angka ini memiliki arti bahwa perusahaan sampel kurang optimal dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan aset dalam melaksanakan kebijakan investasi perusa-haan. Gambar 1 menunjukkan bahwa Divi­dend Yield (DY) belum mampu merefleksikan kebijakan dividen perusahaan karena hanya sedikit perusahaan LQ-45 tahun 2015-2017 yang menunjukkan nilai DY yang tinggi. Ha-sil analisis frekuensi mengindikasikan bah-wa beberapa perusahaan yang menjadi sam-pel mempunyai nilai Dividen Yield (DY) yang masih relatif rendah. Angka ini tentu memi-liki arti bahwa perusahaan yang menjadi sampel kurang optimal dalam upaya untuk meningkatkan besarnya dividen per lembar saham dari harga pasar sahamnya.

Hasil validitas konvergen pertama menunjukkan bahwa ada beberapa indika-tor yang nilainya kurang dari 0,5 sehingga perlu dilakukan kalkulasi ulang (Khairi-yani, 2018). Usakli & Kucukergin (2018) juga menjelaskan model harus diestimasi kembali dengan membuang indikator yang tidak valid (nilai loading kurang dari 0,5). Berdasarkan validitas konvergen pertama di gambar 1 bahwa indikator TAG dan DY be-lum mampu mencerminkan masing-masing variabel latennya. Berikut hasil pengujian ulang tersebut.

Gambar 2 mengindikasikan bahwa se-sudah menghapus dua variabel manifest yang tidak mampu mengukur variabel laten-nya, maka tampak semua variabel manifest sudah lulus validitas konvergen. Pengujian pada gambar 2 tersebut memberikan arti bahwa kebijakan investasi hanya dijelaskan oleh PER. Kebijakan dividen hanya dicer-minkan oleh DPR.

Pengujian Discriminant validity dilaku-kan dengan melihat perbandingan antara √AVE variabel kebijakan investasi, kebijak-an pendanaan, kebijakan dividen, serta nilai perusahaan dengan korelasi antarvariabel tersebut. Kumar & Purani (2018) menya-takan bahwa jika √AVE kuadrat pada tiap-ti-ap variabel laten lebih besar daripada nilai hubungan antarempat variabel laten, arti nya model lulus pada tahap validitas diskrimi-nan. Alternatif lainnya adalah apabila hasil uji AVE lebih besar daripada 0,5 maka model ini lulus pada tahap validitas diskriminan. Hasil evaluasi mengindikasikan bahwa akar

Gambar 1. Hasil Uji Convergent Validity 1

Kebijakan investasi

Kebijakan pendanaan Nilai perusahaan

Kebijakan deviden

PER

TAG

DAR

DER

DPR

DY

0,307

TQ

PBV

0,932-0,344

0,9790,831

1,0000,360

0,153

0,252

0,516

0,984

0,987

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 333

Page 7: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

AVE kebijakan investasi, kebijak an pen-danaan, kebijakan dividen dan nilai peru-sahaan adalah sebesar 1,000; 0,908; 1,000, dan 0,985. Adapun korelasi antara kebijak-an investasi dan pendanaan sebesar 0,006. Korelasi kebijakan investasi dan di viden se-besar 0,122. Korelasi antara kebijakan in-vestasi dan nilai perusahaan sebesar 0,223. Korelasi antara kebijakan pendanaan dan dividen sebesar -0,280. Korelasi kebijakan pendanaan dan nilai perusahaan sebesar 0,091. Korelasi kebijakan dividen dan nilai perusahaan sebesar 0,484. Langkah selan-jutnya adalah melakukan perbandingan antara nilai tersebut dengan nilai korelasi antarlaten. Berdasarkan pengujian tersebut bahwa √AVE dari tiap konstruk melebihi dari korelasi antara konstruk yang satu dengan konstruk lain. Alternatif lain nya adalah nilai AVE di atas nilai 0,5 memiliki arti bahwa model mempunyai nilai yang bagus dalam tahap discriminant validity (Ringle & Sarst-edt, 2016).

Pengujian composite reliability block in­dicator dilakukan dengan cara melihat nilai crobanch’s alpha dan composite realibility (Kumar & Purani, 2018; Ringle & Sarstedt, 2016). Adapun nilai dari kedua pengujian

tersebut harus melebihi 0,70. Berdasarkan hasil pengujian bahwa crobanch’s alpha dari semua variabel laten sebesar 1,000; 0,823; 1,000 dan 0,970. Nilai composite realibility dari semua variabel laten dalam model pe-nelitian ini adalah 1,000; 0,903; 1,000 dan 0,985. Hal ini memberi makna bahwa semua variabel laten dalam penelitian mempunyai tingkat kekonsistenan yang tinggi.

Selanjutnya peneliti melakukan uji koe-fisien determinasi. Hasil uji tersebut dapat ditelaah pada Tabel 3.

Tabel 4 mengindikasikan bahwa pengu-jian kebijakan investasi terhadap nilai peru-sahaan menunjukkan koefisien dengan nilai 0,157 dan probabilitas senilai 0,324 sehing-ga kebijakan investasi yang direfleksikan oleh PER tidak signifikan pada nilai perusa-haan. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan signal theory yang memiliki makna bahwa kegiatan investasi mampu menjadi sinyal bagi investor tentang perkembangan perusa-haan yang diramalkan dapat meningkatkan nilai pasar saham. PER merupakan rasio an-tara harga pasar saham terhadap laba dari saham tersebut. Semakin meningkat nilai pasar saham, maka semakin meningkat pula nilai PER.

Kebijakan investasi

Kebijakan pendanaan Nilai perusahaan

Kebijakan deviden

PER

DAR

DER

DPR

0,307

TQ

PBV

1,000

0,9790,831

1,000

0,157

0,239

0,532

0,984

0,986

Gambar 1. Hasil Uji Convergent Validity 2

Variabel Laten Koefisien DeterminasiNilai Perusahaan 0,293

Tabel 3. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

334 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 8: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Selain itu, hasil pengujian tersebut dapat diartikan bahwa implikasi kegiatan investasi perusahaan LQ-45 selama tahun 2015-2017 yang diproksikan oleh PER ti-dak mampu dirasakan dalam kurun waktu singkat. Kondisi ini membutuhkan bebera-pa waktu (5, 7, atau 10 tahun), sementara penelitian ini hanya tiga tahun. Penjelasan di atas sejalan dengan oleh Sanjo (2015) yang menyebutkan bahwa kebijakan dalam berinvestasi dianggap sebagai kebijakan un-tuk menanamkan sejumlah modal dalam periode panjang yang menyangkut prospek untuk memperoleh return di waktu men-datang. Oleh karena kebijakan tersebut ber-kaitan dengan waktu yang panjang, kebijak-an investasi ini memerlukan pertimbangan yang matang. Hasil pengujian ini didukung oleh Claessens, Ueda, & Yafeh (2014), Dogru (2018), Golec & Gupta (2018), dan Shroff, Verdi, & Yu (2014) yang menyimpulkan ke-bijakan investasi yang diindikatori oleh PER tidak mempunyai dampak pada nilai perusa-haan. Namun, hasil ini bertentangan dengan Ajide (2017), Dawar (2013), Degryse, Lu, & Ongena (2016), Ding, Kim, & Zhang (2018), Huett, Baum, Schwens, & Kabst (2014), Kaur & Kaur (2019), Kilincarslan & Ozdemir (2018), dan Rashid & Saeed (2017).

Tabel 4 menunjukkan bahwa peng-ujian kebijakan pendanaan terhadap nilai perusahaan menghasilkan koefisien 0,239 dan p­value senilai 0,007 sehingga kebijak-an pendanaan memiliki pengaruh pada nilai perusahaan. Kondisi tersebut searah de-ngan teori sinyal dalam struktur modal yang memiliki makna kalau strategi untuk tam-bahan modal dengan cara menerbitkan sa-ham akan memicu pandangan negatif bagi perusahaan. Adanya penambahan utang dapat meminimalisasi total equity financing, sehingga agency problem menjadi berkurang (Jensen & Meckling, 1976). Munculnya ma-salah keagenan tersebut tentu dapat meng-akibatkan usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan menjadi tidak tercapai. Kondi-si ini memerlukan suatu pengawasan dari stakeholder lainnya (kreditor).

Rasio DAR dan DER sering juga disebut sebagai rasio utang. Rasio utang menunjuk-kan penggunaan utang untuk membiayai kegiatan operasi dan ekspansi (Benlemlih, 2017; Viviani, Lai, & Louhichi, 2018). Bri-ozzo, Vigier, & Martinez (2016) menjelaskan bahwa adanya peningkatan nilai perusahaan di hari pengumuman dan satu hari sesudah perusahaan mengumumkan peningkatan dalam proporsi utang. Barnard (2010) juga menjelaskan bahwa utang mampu dijadikan sebagai penambahan modal perusahaan un-tuk memutar kegiatan operasionalnya da-lam memperoleh keuntungan, hingga pada akhir nya meningkatkan nilai perusahaan. Selanjutnya, Kristiana (2014) menambah-kan bahwa kebijakan pendanaan dengan utang dapat terjadi sebagai akibat dari tax deductible yang berarti perusahaan memba-yar bunga atas pinjaman dengan tujuan un-tuk mengurangi pajak, yang dapat berman-faat bagi pemegang saham.

Adanya penggunaan utang juga diang-gap sesuai dengan teori sinyal. Hal ini dapat diartikan bahwa manajer perusahaan yang menjadi sampel selama tahun 2015-2017 te-lah membuat kebijakan utang yang berfung-si sebagai sinyal yang lebih dipercaya. Kondi-si ini disebabkan oleh adanya peningkatan utang berarti perusahaan dianggap mampu memiliki potensi di waktu mendatang. Si nyal tersebut telah dapat ditangkap oleh inves-tor (Ajzerle, Brimble, & Freudenberg, 2013; Dempsey, 2014). Sinyal yang mengarahkan bahwa manajer perusahaan memiliki pros-pek yang baik dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Jadi, menurut pernyataan di atas dapat ditarik simpulan bahwa ke-bijakan utang sebagai sinyal positif hingga meningkatkan nilai perusahaan.

Meskipun kebijakan pendanaan ter-bukti mampu mempengaruhi nilai perusa-haan secara positif, manajer perusahaan yang menjadi sampel harus tetap berha-ti-hati dalam mengambil keputusan terkait utang. Hal ini disebabkan di satu sisi peru-sahaan juga akan dibebani biaya bunga dan kewajiban membayar pinjaman pokok pada

Tabel 4. Hasil Pengujian Secara Parsial

Pengaruh Koefisien Rata-Rata Error T­Stat P­ValueKebijakan Investasi Nilai Perusahaan 0,157 0,22 0,159 0,987 0,324Kebijakan Pendanaan Nilai Perusahaan 0,239 0,208 0,088 2,701 0,007Kebijakan Dividen Nilai Perusahaan 0,532 0,482 0,102 5,214 0

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 335

Page 9: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

waktu tertentu. Beberapa penelitian yang mendukung hasil pengujian ini yaitu Agliar-di, Agliardi, & Spanjers (2016), Akono (2018), Balduzzi, Brancati, Schiantarelli (2018), Be-ladi, Chao, & Hu (2016), D’Mello, Gruskin, & Kulchania (2018), Jiang & Stening (2013), Ni, Chu, & Li (2017), Phan (2018), Rashid & Saeed (2017), dan Wasiuzzaman & Nurdin (2019) yang memberikan hasil pengujian bahwa kebijakan pendanaan berpengaruh pada nilai perusahaan. Namun, sejumlah penelitian memberikan simpulan yang ber-beda yaitu kebijakan pendanaan tidak ber-pengaruh pada nilai perusahaan (Andrés, Fuente, & Martin, 2018; Balboa, Martí, & Zieling, 2011; Bizri, Jardali, & Bizri, 2018; Boubaker, Chourou, Saadi, & Zhong, 2019; dan Munir, Kok, Teplova, & Li, 2017).

Tabel 4 menjelaskan bahwa pengujian kebijakan dividen terhadap nilai menghasil-kan nilai 0,532 dan p­value 0,000. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa keputusan dalam pembayaran dividen yang dijelaskan oleh DPR memiliki pengaruh pada nilai pe-rusahaan. Teori bird in the hands yang sejak dahulu diperkenalkan Bhattacharya (1979) mendukung kondisi ini. Teori ini diartikan bahwa laba yang dibagikan mempunyai risiko yang lebih rendah dibandingkan dari-pada jika menahannya dalam bentuk laba ditahan. Hal ini senada dengan pernyataan Xiao, You, & Zhao (2017) yang menjelas-kan bahwa investor berasumsi tentang laba yang dibagikan menjadi sinyal positif dari perusahaan yang memiliki prospek pada waktu mendatang. Berdasarkan penjelas-an tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa laba yang dibagikan untuk para pemegang saham dapat meminimalisasi risiko di wak-tu mendatang dan sebagai salah satu solusi dalam menghadapi konflik antara pihak ma-najer dan pemilik perusahaan.

Baker & Jabbouri (2017) dan Byoun & Xu (2016) juga menjelaskan bahwa ber-dasarkan teori informasi dividen, investor lebih memperhatikan peningkatan dividen sebagai sinyal yang baik dari prospek pe-rusahaan. Jadi, implikasi perusahaan yang berpotensi menyalurkan dividen yang tinggi adalah membuat investor yakin pada perusa-haan. Mereka tentu berharap mendapatkan tingkat pengembalian atas sejumlah uang yang telah diinvestasikannya. Sebaliknya, mereka berusaha untuk menghindari risiko kebangkrutan yang mungkin terjadi (Ghase-mi, Razak, & Muhamad, 2018). Laba yang dibagikan tersebut akan menarik perhatian

investor, hingga membuat jumlah lembar sa-ham menjadi meningkat. Peningkatan terse-but akan berimplikasi pada penilaian yang lebih besar pada harga pasar daripada nilai buku saham perusahaan, sehingga kapitali-sasi pasar perusahaan menjadi naik.

Teori bird in the hands oleh Lintner (1956) menunjukkan bahwa laba yang dibagikan (dividen) dianggap sebagai fak-tor utama untuk meningkatkan nilai peru-sahaan karena investor sangat mengingin-kan unsur kepastian sebelum melakukan kegiatan investasi. Oleh karena adanya unsur ketidakpastian dalam berinvestasi saham, mereka lebih berminat kepada pe-rusahaan yang memberikan dividen. Kita dapat menyim pulkan bahwa para menajer perusahaan LQ-45 tahun 2015-2017 telah membuat kebijakan yang tepat dalam hal pembagian dividen sehingga berimplika-si terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya, manajer perusahaan LQ-45 yang menjadi sampel harus tetap mempertahankan eksis-tensinya dalam memberikan dividen kepa-da pemilik perusahaan karena berdasarkan pengujian secara statistik terbukti indikator DPR memiliki implikasi secara positif ter-hadap nilai perusahaan. Tingginya tingkat dividen yang dibagikan, nilai perusahaan menjadi naik. Baker & Jabbouri (2017), Be-ladi, Chao, & Hu (2016), Choi, Kang, & Lee (2014), Erkan, Fainshmidt, & Judge (2016), Ningrum (2017), dan Syed, Zainir, & Isa (2018) menyimpulkan bahwa keputusan untuk memberikan dividen mampu mempe-ngaruhi nilai perusahaan. Namun, bertolak belakang dengan hasil penelitian Abraham, Marsden, & Poskitt (2015), Agliardi, Agliardi, & Spanjers (2016), Caggese & Cuñat (2013), Duygun, Guney, & Moin (2018), Karpavičius & Yu (2018), Li, Chui, & Li (2014), dan Liu & Espahbodi (2014) yang menyimpulkan bah-wa kebijakan dividen tidak mampu mem-pengaruhi nilai perusahaan.

SIMPULANPeneliti menyimpulkan bahwa kebijak-

an pendanaan dan kebijakan dividen sig-nifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, kebijakan invetasi yang diproksikan oleh PER tidak mampu mempengaruhi nilai pe-rusahaan LQ-45 tahun 2015-2017. Implika-si secara praktis penelitian ini adalah bahwa perusahaan yang menjadi sampel sebaiknya harus lebih memperhatikan jenis investasi yang akan dilakukan selanjutnya. Jenis in-vestasi yang dilakukan tentu harus memper-

336 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 10: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

hatikan kurun waktu. Hal ini telah dibukti-kan bahwa implikasi jangka waktu pendek dalam keputusan investasi tidak signifikan pada nilai perusahaan. Padahal, investasi adalah salah satu poin penting karena se-cara teoritis bahwa untuk mempertahankan eksistensi perusahaan adalah dengan ke-giatan investasi. Meskipun kebijakan pen-danaan terbukti mampu mempengaruhi nilai perusahaan secara positif, manajer pe-rusahaan yang menjadi sampel harus tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait utang. Hal ini disebabkan di sisi lain bahwa perusahaan juga akan dibebankan biaya bunga dan kewajiban membayar pin-jaman pokok pada waktu tertentu. Perusa-haan harus tetap mempertahankan eksis-tensinya dalam memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya karena terbukti DPR menjadi poin penting bagi investor da-lam memilih perusahaan yang layak untuk dijadikan tempat investasi.

Implikasi secara akademis adalah bah-wa hasil penelitian menolak signal theory un-tuk pengaruh kebijakan investasi terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil penelitian ini menerima teori sinyal, bird in the hand theory, dan teori informasi dividen untuk pengaruh kebijakan pendanaan dan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tentunya dapat dijadikan sebagai tambah-an referensi mengenai pengaruh kebijakan keuangan terhadap nilai perusahaan. Selain itu, tidak selamanya pembahas an mengenai hal tersebut dianalisis dengan metode re-gresi data panel (satu variabel dengan satu pengukuran) seperti yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Metode analisis SEM juga dapat digunakan untuk menjawab hal ini dengan menambahkan in-dikator-indikator yang lebih banyak. Hal ini terbukti bahwa kebijakan pendanaan dan nilai perusahaan dapat diproksikan oleh dua pengukuran secara bersama-sama yang ti-dak mungkin dijawab oleh metode analisis regresi data panel.

Keterbatasan penelitian ini adalah perio de penelitian hanya tiga tahun. Peru-sahan sampel hanya di perusahaan LQ 45 sehingga simpulan mengenai pengaruh kebi-jakan keuangan terhadap nilai perusahaan tidak dapat menggeneralisasi untuk semua emiten di BEI. Peneliti di masa mendatang diharapkan dapat meneliti pada seluruh pe-rusahaan emiten di BEI yang eligible. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat

mengkaji ulang mengenai kebijakan investa-si (PER) dengan menambah periode riset yang lebih panjang. Hal ini mengingat bahwa kegiatan investasi sangat erat hubungannya dengan rentang waktu yang lebih lama.

DAFTAR RUJUKANAbraham, M., Marsden, A., & Poskitt, R.

(2015). Determinants of a Firm’s Deci-sion to Utilize a Dividend Reinvestment Plan and Shareholder Participation Rates: Australian Evidence. Pacific-Ba­sin Finance Journal, 31, 57-77. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2014.12.003

Agliardi, E., Agliardi, R., & Spanjers, W. (2016). Corporate Financing Decisions under Ambiguity: Pecking Order and Liquidity Policy Implications. Journal of Business Research, 69(12), 6012-6020. https://doi.org/10.1016/j.jbus-res.2016.05.016

Ajide, F. M. (2017). Firm-specific, and Insti-tutional Determinants of Corporate In-vestments in Nigeria. Future Business Journal, 3(2), 107-118. https://doi.org/10.1016/j.fbj.2017.05.002

Ajzerle, S., Brimble, M., & Freudenberg, B. (2013). Is Financial Capability Relat-ed to the Effective Use of Debt in Austra-lia? Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 7(3), 107-126. https://doi.org/10.14453/aabfj.v7i3.7

Akono, H. (2018). Managerial Equity Incen-tives and Anti-Dilutive Convertible Debt Decisions. Review of Accounting and Finance, 17(3), 341-358. https://doi.org/10.1108/RAF-12-2016-0201

Ali, F., Kim, W., Li, J., & Cobanoglu, C. (2018). A Comparative Study of Co-variance and Partial Least Squares Based Structural Equation Modelling in Hospitality and Tourism Research. International Journal of Contempo­rary Hospitality Management, 30(1), 416-435. https://doi.org/10.1108/IJCHM-08-2016-0409

Ambarwati, I., & Stephanus, D. S. (2014). Struktur Kepemilikan, Kebijakan Divi-den, dan Leverage sebagai Determinan atas Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(2), 170-184. https://doi.org/10.18202/jamal.2014.08.5015

Andrés, P. D., Fuente, G. D. L., & Martin, P. S. (2018). Capital Structure Decisions: What Spanish CFOs Think. Academia Revista Latinoamericana de Adminis­

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 337

Page 11: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

tración, 31(2), 306-325. https://doi.org/10.1108/ARLA-10-2016-0267

Ayturk, Y. (2017). The Effects of Government Borrowing on Corporate Financing: Evidence from Europe. Finance Re­search Letters, 20, 96-103. https://doi.org/10.1016/j.frl.2016.09.018

Baker, H., & Jabbouri, I. (2017). How Moroc-can Institutional Investors View Divi-dend Policy? Managerial Finance, 43(12), 1332-1347. https://doi.org/10.1108/MF-06-2017-0215

Balboa, M., Martí, J., & Zieling, N. (2011). Im-pact of Funding and Value Added on Spanish Venture Capital-Backed Firms. Innovation: The European Journal of So­cial Science Research, 24(4), 449-466. https://doi.org/10.1080/13511610.2011.628827

Balduzzi, P., Brancati, E., & Schiantarelli, F. (2018). Financial Markets, Banks’ Cost of Funding, and Firms’ Deci-sions: Lessons from Two Crises. Jour­nal of Financial Intermediation, 36, 1-15. https://doi.org/10.1016/j.jfi.2017.09.004

Barnard, H. (2010). Overcoming the Liability of Foreignness without Strong Firm Ca-pabilities — the Value of Market-based Resources. Journal of International Management, 16(2), 165-176. https://doi.org/10.1016/j.intman.2010.03.007

Beladi, H., Chao, C. C., & Hu, M. (2016). A Macro-Analysis of Financial Deci-sions: An Examination of Special Div-idend Announcements. Internation­al Review of Financial Analysis, 48, 162-181. https://doi.org/10.1016/j.irfa.2016.09.015

Benlemlih, M. (2017). Corporate Social Re-sponsibility and Firm Financing Deci-sions: A Literature Review. Journal of Multinational Financial Management, 42, 1-10. https://doi.org/10.1016/j.mulfin.2017.10.004

Bhattacharya, S. (1979). Imperfect Infor-mation, Dividend Policy, and “the Bird in the Hand” Fallacy. The Bell Journal of Economics, 10(1), 259–270. https://doi.org/10.2469/dig.v27.n1.3

Bizri, R., Jardali, R., & Bizri, M. (2018). Fi-nancing Family Firms in the Middle East: The Choice between Islamic and Conventional Finance. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research, 24(4), 842-865. https://doi.org/10.1108/IJEBR-10-2016-0349

Boubaker, S., Chourou, L., Saadi, S., & Zhong, L. (2019). Does Institutional Investor Horizon Influence US Corpo-rate Financing Decisions? Internation­al Review of Financial Analysis, 63, 382-394. https://doi.org/10.1016/j.irfa.2017.09.001

Briozzo, A., Vigier, H., & Martinez, L. B. (2016). Firm-Level Determinants of the Financing Decisions of Small and Medi-um Enterprises: Evidence from Argen-tina. Latin American Business Review, 17(3), 245-268. https://doi..org/10.1080/10978526.2016.1209081

Byoun, S., & Xu, Z. (2016), Product Market Competition and Financial Decisions During a Financial Crisis. Financial Management, 45(2), 267-290. https://doi.org/10.1111/fima.12096

Caggese, A., & Cuñat, V. (2013). Financing Constraints, Firm Dynamics, Export Decisions, and Aggregate Productivity. Review of Economic Dynamics, 16(1), 177-193. https://doi.org/10.1016/j.red.2012.10.004

Cepeda-Carrion, G., Cegarra-Navarro, J., & Cillo, V. (2019). Tips to Use Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM) in Knowledge Management. Journal of Knowledge Management, 23(1), 67-89. https://doi.org/10.1108/JKM-05-2018-0322

Choi, B., Kang, J., & Lee, D. (2014). Determi-nants and Market Implications of Dif-ferentiated Dividends in Korea. In­ternational Journal of Managerial Fi­nance, 10(4), 453-469. https://doi.org/10.1108/IJMF-11-2012-0116

Claessens, S., Ueda, K., & Yafeh, Y. (2014). Institutions and Financial Frictions: Estimating with Structural Restrictions on Firm Value and Investment. Journal of Development Economics, 110, 107-122. https://doi.org/10.1016/j.jdeve-co.2014.05.004

Clausen, S., & Flor, C. R. (2015). The Im-pact of Assets in Place on Corporate Financing and Investment Decisions. Journal of Banking & Finance, 61, 64-80. https://doi.org/10.1016/j.jbank-fin.2015.08.020

D’Mello, R., Gruskin, M., & Kulchania, M. (2018). Shareholders Valuation of Long-Term Debt and Decline in Firms’ Leverage Ratio. Journal of Corporate Finance, 48, 352-374. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2017.11.006

338 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 12: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Dawar, V. (2013). Dividends, Debt and Investment: Impact on Stock Pric-es—Evidence from India. Asia-Pacific Journal of Management Research and Innovation, 9(4), 389–397. https://doi.org/10.1177/2319510X14523108

Degryse, H., Lu, L., & Ongena, S. (2016). In-formal or Formal Financing? Evidence on the Co-Funding of Chinese Firms. Journal of Financial Intermediation, 27, 31-50. https://doi.org/10.1016/j.jfi.2016.05.003

Dempsey, M. (2014). The Modigliani and Miller Propositions: The History of a Failed Foundation for Corporate Fi-nance? Abacus, 50(3), 279-295. https://doi.org/10.1111/abac.12030

Ding, S., Kim, M., & Zhang, X. (2018). Do Firms Care about Investment Op-portunities? Evidence from China. Journal of Corporate Finance, 52, 214-237. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2018.07.003

Dogru, T. (2018). Corporate Invest-ment and Hotel Firm Value: Does Cor-porate Governance Matter in Financial-ly Constrained Firms? Cornell Hospital­ity Quarterly, 59(4), 339–351. https://doi.org/10.1177/1938965517748772

Dogru, T., & Sirakaya-Turk, E. (2017). In-vestment and Firm Value: Is There an Optimal Investment Level in Hotel Firms? The Journal of Hospitality Finan­cial Management, 25(1), 17-26. https://doi.org/10.1080/10913211.2017.1314123

Duygun, M., Guney, Y., & Moin, A. (2018). Dividend Policy of Indonesian Listed Firms: The Role of Families and the State. Economic Modelling, 75, 336-354. https://doi.org/10.1016/j.econ-mod.2018.07.007

Erkan, A., Fainshmidt, S., & Judge, W. Q. (2016). Variance Decomposition of the Country, Industry, Firm, and Firm-Year Effects on Dividend Policy. In­ternational Business Review, 25(6), 1309-1320. https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2016.04.003

Gebauer, S., Setzer, R., & Westphal, A. (2018). Corporate Debt and Investment: A Firm-Level Analysis for Stressed Euro Area Countries. Journal of Inter­national Money and Finance, 86, 112-130. https://doi.org/10.1016/j.jimon-fin.2018.04.009

Ghasemi, M., Razak, N. A. B., & Muhamad, J. (2014). Dividends, Leverage and Endogeneity: A Simultaneous Equa-tions Study on Malaysia. Australasian Accounting, Business and Finance Journal, 12(1), 47-64. https://doi.org/10.14453/aabfj.v12i1.4

Golec, J., & Gupta, N. J. (2014). Do Invest-ments in Intangible Customer Assets Affect Firm Value? The Quarterly Re­view of Economics and Finance, 54(4), 513-520. https://doi.org/10.1016/j.qref.2014.06.002

Hair, J., Hollingsworth, C., Randolph, A., & Chong, A. (2017). An Updated and Ex-panded Assessment of PLS-SEM in In-formation Systems Research. Industrial Management & Data Systems, 117(3), 442-458. https://doi.org/10.1108/IMDS-04-2016-0130

Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kup-pelwieser, V. G. (2014). Partial Least Squares Structural Equation Model-ing (PLS-SEM). European Business Review, 26(2), 106-121. https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128

Huett, P., Baum, M., Schwens, C., & Kabst, R. (2014). Foreign Direct Investment Location Choice of Small- and Medi-um-Sized Enterprises: The Risk of Val-ue Erosion of Firm-Specific Resources. International Business Review, 23(5), 952-965. https://doi.org/10.1016/j.ibusrev.2014.02.007

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). The-ory of the Firm: Managerial Beha-vior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Eco­nomics, 3(4), 305–360. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X

Jiang, F., & Stening, B. W. (2013). Do Indig-enous Firms Incur a Liability of Local-ness when Operating in their Home Mar-ket? The Case of China. Journal of World Business, 48(4), 478-489. https://doi.org/10.1016/j.jwb.2012.09.004

Karpavičius, S., & Yu, F. (2018). The Impact of Dividend-Protected CEO Equity In-centives on Firm Value and Risk. Eco­nomic Modelling, 71, 16-24. https://doi.org/10.1016/j.econmod.2017.11.016

Kaur, P., & Kaur, R. (2019). Effects of Strategic Investment Decisions on Value of Firm: Evidence from India. Paradigm, 23(1), 1–19. https://doi.org/10.1177/0971890719835442

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 339

Page 13: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Khairiyani, K. (2018). Bagaimana Tata Kelo-la Internal Perusahaan Pertambangan? Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(2), 365–376. https://doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9022

Kilincarslan, E., & Ozdemir, O. (2018). In-stitutional Investment Horizon and Div-idend Policy: An Empirical Study of UK Firms. Finance Research Letters, 24, 291-300. https://doi.org/10.1016/j.frl.2017.09.016

Kristiana, R. (2015). Kebijakan Hutang se-bagai Determinan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 5(3), 442-449. https://doi.org/10.18202/ja-mal.2014.12.5033

Kumar, D., & Purani, K. (2018). Model Speci fication Issues in PLS-SEM. Jour­nal of Hospitality and Tourism Tech­nology, 9(3), 338-353. https://doi.org/10.1108/JHTT-09-2017-0105

Li, M. L., Chui, C. M., & Li, C. Q. (2014). Divi-dend, Liquidity and Firm Valuation: Ev-idence from China AB Share Markets. Applied Financial Economics, 24(9), 587-603. https://doi.org/10.1080/09603107.2014.889799

Lintner, J. (1956). Distribution of Incomes of Corporations Among Dividends, Re-tained Earnings, and Taxes. The Ameri­can Economic Review, 46(2), 97–113.

Liu, N., & Espahbodi, R. (2014). Does Divi-dend Policy Drive Earnings Smoothing? Accounting Horizons, 28(3), 501-528. https://doi.org/10.2308/acch-50764

Mansour, W., Saci, K., & Khalifa, S. (2017). How Do Financing Conditions Impact Firm Behavior? Evidence from the Gulf Zone. Emerging Markets Finance and Trade, 53(4), 952-967. https://doi/org/10.1080/1540496X.2016.1248555

Munir, Q., Kok, S. C., & Teplova, T., & Li, T. (2017). Powerful CEOs, Debt Financ-ing, and Leasing in Chinese SMEs: Evidence from Threshold Model. The North American Journal of Economics and Finance, 42, 487-503. https://doi.org/10.1016/j.najef.2017.08.011

Ni, J., Chu, L. K., & Li, Q. (2017). Capaci -ty Decisions with Debt Financing: The Effects of Agency Problem. European Journal of Operational Research, 216(3), 1158-1169. https://doi.org/10.1016/j.ejor.2017.02.042

Ningrum, N. (2017). Determinan Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi Multipa-

radigma, 8(3), 499-510. https://doi.org/10.18202/jamal.2017.12.7069

Phan, O. T. (2018). Corporate Debt and Invest-ment with Financial Constraints: Viet-namese Listed Firms. Research in In­ternational Business and Finance, 46, 268-280. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2018.03.004

Rashid, A., & Saeed, M. (2017). Firms’ In-vestment Decisions – Explaining the Role of Uncertainty. Journal of Econom­ic Studies, 44(5), 833-860. https://doi.org/10.1108/JES-02-2016-0041

Richter, N., Sinkovics, R., Ringle, C., & Schlägel, C. (2016). A Critical Look at the Use of SEM in International Busi-ness Research. International Marketing Review, 33(3), 376-404. https://doi.org/10.1108/IMR-04-2014-0148

Ringle, C., & Sarstedt, M. (2016). Gain More Insight from Your PLS-SEM Results. Industrial Management & Data Sys­tems, 116(9), 1865-1886. https://doi.org/10.1108/IMDS-10-2015-0449

Romo-González, J. R., Tarango, J., & Machin-Mastromatteo, J. D. (2018). PLS SEM, a Quantitative Methodology to Test Theoretical Models from Library and Information Science. Information Development, 34(5), 526–531. https://doi.org/10.1177/0266666918795025

Sanjo, Y. (2015). The Role of Firm Ownership in Policy Competition for Foreign Direct Investment between Asymmetric Coun-tries. International Review of Economics & Finance, 35, 110-121. https://doi.org/10.1016/j.iref.2014.09.009

Shen, J., Firth, M., & Poon, W. P. H. (2016). Credit Expansion, Corporate Finance and Overinvestment: Recent Evi-dence from China. Pacific-Basin Fi­nance Journal, 39, 16-27. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2016.05.004

Shroff, N., Verdi, R. S., & Yu, G. (2014). In-formation Environment and the Invest-ment Decisions of Multinational Corpo-rations. The Accounting Review, 89(2), 759-790. https://doi.org/10.2308/accr-50643

Syed, K. B. S., Zainir, F. B., & Isa, M. (2018). Does Reputation Matter in the Divi-dend Smoothing Policy of Emerging Market Firms? Empirical Evidence from India. Borsa Istanbul Review, 18(3), 191-204. https://doi.org/10.1016/j.bir.2017.12.001

340 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, Hlm 328-341

Page 14: KEBIJAKAN INVESTASI, PENDANAAN, DAN DIVIDEN …

Usakli, A., & Kucukergin, K. (2018). Using Partial Least Squares Structural Equa-tion Modeling in Hospitality and Tour-ism. International Journal of Contempo­rary Hospitality Management, 30(11), 3462-3512. https://doi.org/10.1108/IJCHM-11-2017-0753

Viviani, J. L., Lai, A. N., & Louhichi, W. (2018). The Impact of Asymmetric Am-biguity on Investment and Financing Decisions. Economic Modelling, 69, 169-180. https://doi.org/10.1016/j.econ-mod.2017.09.020

Xiao, M., You, J., & Zhao, J. (2017). How Does Being Public Affect Firm Investment? Further Evidence from China. The In­ternational Journal of Accounting, 52(1), 1-21. https://doi.org/10.1016/j.in-tacc.2017.01.006

Wasiuzzaman, S., & Nurdin, N. (2019). Debt Financing Decisions of SMEs in Emerg-

ing Markets: Empirical Evidence from Malaysia. International Journal of Bank Marketing, 37(1), 258-277. https://doi.org/10.1108/IJBM-12-2017-0263

Zheng, G., Xue, J., & Chen, X. (2014). Affili-ated Management and Firm Value: Evidence from China, China Journal of Accounting Studies, 2(3), 172-199. https://doi.org/10.1080/21697213.2014.921366

Zhong, T., & Zhang, T. (2018). “Peer Effects” in Capital Structure Decision of Chinese Firms-Empirical Investigation based on Chinese a-Share Listed Firms. Nankai Business Review International, 9(3), 289-315. https://doi.org/10.1108/NBRI-08-2017-0042

Mubyarto, Khairiyani, Kebijakan Investasi, Pendanaan, dan Deviden sebagai... 341