KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI filePemerintah Kabupaten Temanggung perlu mengeluarkan...

4
1 LIPI Policy Brief : Ketahanan Pangan POLICY BRIEF K e t a h a n a n P a n g a n Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. PAPPIPTEK-LIPI KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI ISSN : 2502 - 5015 Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia dimana negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah NKRI sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Potret ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat berdasarkan empat aspek ketahanan pangan, yaitu: i) ketersediaan pangan; ii) distribusi pangan; iii) konsumsi pangan; dan iv) pola pangan harapan. Terwujudnya ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung merupakan sinergi dan interaksi dari keempat aspek tersebut. Policy Brief ini mengusulkan beberapa strategi kebijakan dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung. Pertama, penguatan kelembagaan, koordinasi, dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan pangan. Kedua, kebijakan diversifikasi komoditas pangan. Ketiga, peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan olahan lokal. Pesan kebijakan : Penguatan kelembagaan, peningkatan koordinasi dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan, distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan. Pemerintah Kabupaten Temanggung perlu mengeluarkan kebijakan yang berorientasi memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan (petani) sekaligus meningkatkan produksi pangan daerah melalui diversifikasi komoditas pangan. Keberadaan penelitian dan pengembangan untuk memacu produktivitas komoditas lokal nonberas sangat diperlukan mengingat ketergantungan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Temanggung terhadap salah satu komoditas pangan, yaitu beras. No. 2018-03.PAPPIPTEK POTRET KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN, PEMANFAATAN, DAN STRATEGI PENCAPAIAN Ketersediaan pangan diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya, serta aman. Ketersediaan pangan bermuara pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar akan energi kalori bagi setiap individu untuk dapat beraktifitas secara normal. Ketersediaan energi kalori diperoleh dari akumulasi ketersediaan energi kalori berbagai kelompok makanan yang ada, mulai dari padi- padian, umbi-umbian, gula, buah biji berminyak, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur, susu, ikan, minyak dan lemak. Ketersediaan energi kalori Kabupaten Temanggung tahun 2017 sebesar 3.510 kkal/kap/hari, dengan dominasi pada kelompok pangan padi- padian,utamanya padi, yang menyumbangkan 1.379 kkal/kap/hari. Pendahuluan

Transcript of KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI filePemerintah Kabupaten Temanggung perlu mengeluarkan...

1 LIPIPolicy Brief : Ketahanan Pangan

POLICY BRIEF

K e t a h a n a n P a n g a n

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

PAPPIPTEK-LIPI

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI

ISSN : 2502 - 5015

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan

pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia dimana negara

berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan

konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada

tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh

wilayah NKRI sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya,

kelembagaan, dan budaya lokal. Potret ketahanan pangan di Kabupaten

Temanggung dapat dilihat berdasarkan empat aspek ketahanan pangan, yaitu:

i) ketersediaan pangan;

ii) distribusi pangan;

iii) konsumsi pangan; dan

iv) pola pangan harapan.

Terwujudnya ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung merupakan sinergi dan

interaksi dari keempat aspek tersebut.

Policy Brief ini mengusulkan beberapa strategi kebijakan dalam mewujudkan

ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung. Pertama, penguatan kelembagaan,

koordinasi, dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan pangan. Kedua,

kebijakan diversifikasi komoditas pangan. Ketiga, peningkatan dukungan

penelitian dan pengembangan pangan olahan lokal.

Pesan kebijakan :► Penguatan kelembagaan, peningkatan

koordinasi dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan, distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan.

► Pemerintah Kabupaten Temanggung perlu mengeluarkan kebijakan yang berorientasi memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan (petani) sekaligus meningkatkan produksi pangan daerah melalui diversifikasi komoditas pangan.

► Keberadaan penelitian dan pengembangan untuk memacu produktivitas komoditas lokal nonberas sangat diperlukan mengingat ketergantungan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Temanggung terhadap salah satu komoditas pangan, yaitu beras.

No. 2018-03.PAPPIPTEK

POTRET KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG: IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN, PEMANFAATAN, DAN STRATEGI PENCAPAIAN

Ketersediaan pangan diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi

kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya, serta aman.

Ketersediaan pangan bermuara pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

akan energi kalori bagi setiap individu untuk dapat beraktifitas secara normal.

Ketersediaan energi kalori diperoleh dari akumulasi ketersediaan energi kalori

berbagai kelompok makanan yang ada, mulai dari padi- padian, umbi-umbian,

gula, buah biji berminyak, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur, susu, ikan,

minyak dan lemak. Ketersediaan energi kalori Kabupaten Temanggung tahun 2017

sebesar 3.510 kkal/kap/hari, dengan dominasi pada kelompok pangan padi-

padian,utamanya padi, yang menyumbangkan 1.379 kkal/kap/hari.

Pendahuluan

2 LIPI

Besarnya kontribusi kelompok pangan padi-padian disebabkan masyarakat mengupayakan secara intensif dalam memproduksi tanaman pangan jenis padi-padian yang merupakan makanan pokok di Kabupaten Temanggung, di samping juga orientasi pemerintah yang cukup tinggi dalam menjaga tingkat produksi dan budidaya komoditas ini.

Adapun pada kelompok umbi-umbian hanya memiliki kontribusi energi kalori sebesar 78 kkal/ kap/hr tahun 2017. Salah satu penyebab rendahnya jumlah produksi komoditas umbi-umbian sebagai akibat komoditas tersebut kurang menguntungkan secara ekonomis bagi masyarakat, sehingga komoditas ini hanya sebagai tanaman pengisi diantara komoditas utama yang diusahakan petani. Tanaman umbi-umbian biasanya dibudidayakan secara tradisional, masih terbatas dukungan teknologi (baik jenis varietas yang dikembangkan, cara tanam, maupun pemeliharaannya), dan hanya sebatas sebagai bahan kudapan dan makanan kecil masyarakat sehingga belum menjadi nilai tambah sebagai pangan olahan lokal.

Ketersediaan pangan yang sumber utamanya protein berasal dari pangan nabati dan hewani. Sumber utama pangan nabati adalah tanaman polong/ kacang-kacangan, kelapa, dan buah/biji berminyak sedangkan sumber utama pangan hewani berasal dari daging, telur, susu, dan ikan. Ketersediaan protein per kapita di Kabupaten Temanggung telah memenuhi standar minimal yang direkomendasikan dimana tahun 2017 mencapai 88,3 gram/kapita/hari. Meskipun demikian, jika dilihat lebih lanjut maka sumber protein nabati lebih dominan dikonsumsi oleh masyarakat Kabupaten Temanggung jika dibandingkan protein hewani.

Pengelolaan cadangan pangan Kabupaten Temanggung berasal dari cadangan pangan masyarakat dan pemerintah. Data cadangan pangan masyarakat tahun 2016 menunjukkan angka 12 ton, yang disimpan di delapan lumbung kelompok tani. Adapun cadangan pangan pemerintah Kabupaten berada di Kelurahan Kertosari, dibangun melalui dana DAK tahun 2011 dengan kapasitas mencapai 100 ton. Pengisian gudang dilaksanakan setiap tahun, untuk memperkuat cadangan pangan pemerintah, dan di Tahun 2017 telah dilaksanakan pengisian sebanyak 10 ton gabah kering simpan melalui kegiatan Pengisian Gudang Cadangan Pangan sebagai Antisipasi Kerawanan Pangan. Dari target sebesar 10% dari 100 ton, dapat terlaksana sebesar 100%.

Aspek keterjangkauan pangan tidak terlepas dari aksesabilitas pangan dimana pasokan pangan dapat menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Temanggung, sehingga berimplikasi pada harga yang stabil/tidak berfluktuasi dan terjangkau oleh rumah tangga. Kegiatan pemantauan harga yang difasilitasi oleh APBD Provinsi Jawa Tengah dilakukan pada tingkat produsen dan eceran untuk beberapa komoditas pangan, seperti beras, jagung, kedelai, cabe merah keriting, bawang merah, gula pasir lokal, telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi murni.

Fluktuasi harga komoditas disebabkan antara lain oleh faktor iklim, yang menyebabkan penurunan produksi bahan pangan, kenaikan permintaan masyarakat terutama menjelang hari-hari besar keagamaan, maupun kelancaran distribusi pangan antar wilayah. Fluktuasi harga ekstrim biasanya terjadi pada komoditas cabe merah keriting dan cabe rawit sedangkan komoditas pangan pokok seperti beras, jagung dan kedelai, harga relatif stabil, dan tidak sampai menimbulkan gejolak harga di masyarakat. Dengan demikian dari 11 komoditas terpantau, 90% komoditas dapat dikatakan stabil. Sedangkan dari segi akses pangan, meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, namun tingkat ketersediaan cukup untuk diperoleh masyarakat, dalam artian seluruh komoditas terpantau masih dapat diakses oleh masyarakat (100%). Sementara untuk pasokan, di tingkat pedagang, enumerator secara rutin melaporkan di tingkat pedagang untuk 11 komoditas yang dipantau, dan diperoleh bahwa fluktuasi yang cukup tajam terjadi pada bulan juli-agustus berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri, utamanya komoditas beras medium dan daging sapi murni. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2017 ini, ketersediaan informasi harga pangan dan akses pangan telah tercapai sebesar 83%.

Akses terhadap pangan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase penduduk di bawah garis kemiskinan, akses penghubung yang memadai, dan persentase penduduk tanpa akses terhadap listrik. Menurut metode FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas), terlihat bahwa 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung sudah masuk kategori prioritas 6, yang berarti bahwa seluruh kecamatan sudah memiliki akses jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun, dan seluruh kecamatan sudah memiliki akses listrik baik PLN maupun non PLN. Di sisi lain, akses pangan juga ditinjau dari akses non fisik, keseluruhan 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung termasuk kategori prioritas 5 dari skala 6. Hal ini bermakna bahwa masalah kemiskinan masih perlu perbaikan. Mayoritas penduduk yang berada pada kategori pra sejahtera adalah petani di pedesaan. Sebagian besar bekerja pada usaha tanaman pangan khususnya padi dan jagung dengan skala kepemilikan lahan yang kecil bahkan sebagai buruh tani.

Konsumsi pangan berkenaan dengan akses pangan yang cukup dan mampu dalam mengelola konsumsi sesuai kaidah gizi, kesehatan, dan preferensi setiap rumah tangga. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA) pada tahun 2015, konsumsi pangan di Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut. Tingkat ketersediaan energi perkapita telah memenuhi batas standar minimal (2200 kkal/kapita/hari) dari tahun 2013 sampai tahun 2017.

Salah satu indikator yang digunakan untuk memetakan pola konsumsi adalah skor pola pangan harapan (PPH). Skor PPH menunjukkan keberagaman konsumsi pangan masyarakat, dimana semakin beragam, semakin tinggi pula skor PPH.

Policy Brief : Ketahanan Pangan

3 LIPI

Berikut merupakan gambaran skor PPH atas 9 kelompok pangan sampai dengan pertengahan tahun 2017 adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Temanggung Tahun 2017

Sesuai dengan tugas yang diembannya, pemerintah pusat berperan dalam memfasilitasi penciptaan kondisi yang kondusif melalui penetapan kebijakan makro yang terkait langsung dan tidak langsung dengan terwujudnya ketahanan pangan nasional. Sedangkan pemerintah daerah memberikan peluang kepada masyarakat dan swasta untuk berkontribusi dalam perwujudan ketahanan pangan daerah dan harus bertumpu pada sumberdaya pangan lokal yang mengandung keragaman dan harus d ih indar i se jauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan/impor pangan.

Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2017

Berdasarkan Tabel 1, sampai dengan pertengahan tahun 2017, skor PPH Kabupaten Temanggung sebesar 78,87. Capaian PPH ini masih jauh dari target skor PPH sebesar 90, sehingga dapat dikatakan keanekaragaman pola konsumsi masyarakat Kabupaten Temanggung belum optimal.

Secara umum, permasalahan ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung antara lain berupa ketersediaan pangan antar waktu dan antar wilayah dan jika tidak diantisipasi dengan baik berpotensi menimbulkan kerawanan pangan, fluktuasi harga pada beberapa komoditas pangan cukup tajam, tingkat konsumsi pangan hewani yang harganya relatif mahal dan cenderung semakin naik, potensi pangan lokal serta produk olahannya belum optimal dimanfaatkan melalui gerakan secara menyeluruh, masalah keamanan pangan segar dan olahan (seperti residu pestisida/obat-obatan pada sayur dan buah, kandungan berbahaya pada ikan) selama ini kurang tersentuh, dan keterpaduan program dan kegiatan antar OPD terkait urusan ketahanan pangan belum optimal.

Ada 3 pesan kunci pada policy brief ini, yang menekankan pada penguatan kelembagaan, diversifikasi pangan, dan dukungan litbang pangan olahan lokal.

Uraian Pesan Kunci 1

Penguatan kelembagaan, peningkatan koordinasi dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan, distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan. Penguatan kelembagaan ketahanan pangan dilakukan melalui sinergi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten Temanggung, swasta, dan masyarakat dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa. Pemerintah Kabupaten Temanggung hendaknya terus berupaya untuk mensosialisasikan kelembagaan tersebut dan mendorong partisipasi aktif swasta dan masyarakat agar memiliki kesempatan berperan seluas-luasnya mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung.

Uraian Pesan Kunci 2

Pemerintah Kabupaten Temanggung perlu mengeluarkan kebijakan yang berorientasi memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan (petani) sekaligus meningkatkan produksi pangan daerah melalui diversifikasi komoditas pangan. Instrumen kebijakan yang dapat dilakukan berbentuk bimbingan budi daya pertanian secara modern melalui mekanisasi pertanian berorientasi komersial (agrobisnis), sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha tani dan memberikan keuntungan bagi para petani. Dukungan kebijakan juga dapat dilakukan melalui peningkatan akses petani terhadap kredit dan perbaikan kualitas pelayanan kredit melalui pinjaman lunak untuk perbaikan sarana penyimpanan, transportasi, dan pemasaran hasil pertanian. Sedangkan akses terhadap input produksi penting seperti pupuk dapat diwujudkan dengan menerapkan kembali kebijakan subsidi pupuk.

Uraian Pesan Kunci 3

Peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan lokal. Keberadaan penelitian dan pengembangan untuk memacu produktivitas komoditas lokal nonberas sangat diperlukan mengingat ketergantungan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Temanggung terhadap salah satu komoditas pangan, yaitu beras. Dengan adanya litbang pangan olahan maka keanekaragaman pangan olahan dapat dilakukan, sehingga masyarakat dapat membiasakan diri dalam mengonsumsi makanan sehari-hari dari berbagai jenis pangan olahan. Inovasi yang dihasilkan dari kegiatan litbang tersebut dapat didiseminasikan melalui pemberdayaan masyarakat lokal dengan melakukan pembinaan kreativitas masyarakat dalam memproduksi dan mengkonsumsi berbagai jenis pangan olahan.

Policy Brief : Ketahanan Pangan

4 LIPI

PenulisNur Laili | Setiowiji Handoyo

Pandangan yang dikemukakan dalam kertas kebijakan ini adalah pendapat individu dari penulis dan tidak menyiratkan pandangan lembaga dari PAPPIPTEK-LIPI.

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(PAPPIPTEK)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Gd. A (PDII) LIPI lt. 4Jln. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta 12710

e-mail: [email protected]. (021) 5225206, Faks. (021) 5225206

Kesimpulan

Ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung dapat dilihat berdasarkan empat aspek, yaitu ketersediaan pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan dan pola pangan harapan. Sinergi dan interaksi dari keempat aspek tersebut dapat mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung. Dari keempat aspek tersebut, aspek ketersedian pangan umbi-umbian, kemampuan daya beli untuk mengkonsums i p ro te in hewan i , dan r endahnya keanekaragaman pola pangan perlu menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Temanggung.

Tiga strategi kebijakan yang ditawarkan dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Temanggung. Pertama, penguatan kelembagaan, koordinasi, dan sinergitas lintas sektor dalam pengelolaan pangan. Kedua, kebijakan diversifikasi komoditas pangan. Ketiga, peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan olahan lokal.

Policy Brief : Ketahanan Pangan

Daftar Pustaka

BAPPEDA Kabupaten Temanggung, PAPPIPTEK LIPI. 2018. Laporan Akhir Kebijakan Ketahanan Pangan di Kabupaten Temanggung Tahun 2017.

Boratynska, Katarzyna and Huseynov, Raqif Tofiq. 2017. An Innovative Approach to Food Security Policy in developing Countries. Journal of Innovation & Knowledge 2: 39-44

Candel, Jeroen J.L and Pereira, Laura. 2017. Towards Integrated Food Policy: Main Challenges and Steps Ahead. Environmental Science and Policy 73: 89-92

Fischer, Frank; Miller, Gerald J.; & Sidney, Mara S. 2017. Introduction in Handbook of Public Policy Analysis: Theory, Politics and Methods. New York: Taylor & Francis Group.

Pusat Data dan Informasi- Kemenkes. 2015. Ketahanan Pangan di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Semester II Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: 1-13.

RKD Kab. Temanggung 2017. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2017.

RPJMD Kab. Temanggung 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemerintah Kabupaten Temanggung Tahun 2013-2018.

The Economist Intelligence Unit. 2016. Global Food Security Index 2016: An annual measure of the state of global food security.