KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

6
KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu: 1) Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua 2) Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua 3) Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua 4) Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua 5) Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua 6) Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua 7) Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng

description

RYEY

Transcript of KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

Page 1: KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA

KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK

DI INDONESIA

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di

bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.

Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:

1)       Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua

2)       Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua

3)       Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50

sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua

4)       Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua

5)       Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng

benua

6)       Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua

7)       Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India,

Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos,

Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.

Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak

relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh),

konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping/bergeser).

Divergen, bila lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, sehingga

membentuk celah, mengakibatkan material lelehan dari astenosfer terinjeksi naik ke

atas, mendingin, lalu membentuk lantai samudra baru yang berupa pematang tengah

samudra, seperti yang terjadi di Samudra Atlantik. Kecepatan lempeng yang saling

menjauh ini bergerak antara 2-10 cm per tahun.

Page 2: KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

Konvergen, bila lempeng bertemu yang menyebabkan salah satu lempeng

menekuk melengkung masuk ke lempeng yang lain. Pada kesempatan inilah ada

lempeng yang dihancurkan di dalam astenosfer, sehingga lempeng yang padat dan

kaku itu menjadi lebur di dalam astenosfer yang sangat panas. Ini merupakan salah

satu hukum keseimbangan, ada lempeng yang saling menjauh dengan menambah

lebarnya samudra Atlantik, misalnya, maka harus ada bagian lain dari kelebihan itu

yang harus dihancurkan. Bila dua lempeng benua dan lempengan samudra saling

bertemu, saling menekan, mendorong, pada umumnya lempeng samudra akan

menekuk ke dalam astenosfer, kemudian meleleh. Bahan lelehan terus ditekan

kembali ke atas dengan kekuatan yang luar biasa, sehingga ada bagian yang mencapai

permukaan, dan terbentuklah gunung api, dan daerah ini pun merupakan pusat gempa.

Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan

palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.

Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

Transform terjadi bila lempeng saling bergesekan ketika lempeng itu bergerak

berlawanan arah, dengan tidak menyebabkan dampak seperti yang dialami oleh

pergerakan divergen ataupun konvergen. Batas lempengnya berbentuk sesar

transform, pada umumnya terjadi di samudra.

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi

yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan

lempeng-lempeng tektonik besar.

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu

lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Tumbukan Lempeng Eurasia

dan Lempeng India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat (lepas pantai

Sumatra, Jawa dan Nusatenggara), sedangkan pada Indonesia bagian timur (utara Irian

dan Maluku utara), dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra

Pasifik dari arah timur.

Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan

(subduksi), dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain.

Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan

Page 3: KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian

kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu

contoh yang terjadi di Indonesia adalah pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan

Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman

di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa

bagian selatan sampai ke Nusa Tenggara, dan pembentukan berbagai cekungan seperti

Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa

Utara

Pertemuan lempeng-lempeng tektonik besar di Indonesia itu menghasilkan

berbagai macam fenomena alam. Salah satu contoh yang terjadi di Indonesia adalah

pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua

lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa, jalur gunung

api aktif  yang sewaktu-waktu akan metelus di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa

bagian selatan sampai ke Nusa Tenggara, dan pembentukan berbagai cekungan seperti

Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa

Utara.

Secara umum bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas tektonik lempeng

dapat berupa gempa bumi maupun letusan gunung berapi. Baik gempa bumi maupun

gunung berapi yang sumber aktivitasnya berada di laut bisa menyebabkan bencana

tsunami pada kekuatan tertentu.

Para ahli gempa menemukan 80% sumber gempa di seluruh dunia terdapat

pada jalur sempit, dekat palung samudra, serta rangkaian kepulauan vulkanik

berbentuk busur. Penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua pada jalur

subduksi dengan gerakan yang lambat tapi cenderung konstan menyebabkan terjadi

tegangan akibat pergesekan sehingga menimbulkan gempa bumi.

Pengaruh aktivitas letusan gunung api, gempa bumi, longsoran maupun meteor

yang jatuh ke laut dengan kekuatan tertentu dapat menyebabkan tsunami. Namun,

90%  tsunami yang terjadi di dunia adalah akibat gempa bumi yang berpusat di bawah

laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami yang diakibatkan oleh gunung meletus,

misalnya ketika Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 27 Agustus 1883

Page 4: KEBERADAAN DAN PENGARUH LEMPENG TEKTONIK DI INDONESIA.docx

menyebabkan gelombang tsunami mencapai ketinggian 40 meter dan menimbulkan

korban jiwa sekitar 36,4 ribu jiwa dan meluluh-lantakkan Pantai Banten, pulau-pulau

kecil di Selat Sunda, dan Pantai Lampung.  Tsunami yang terjadi di perairan Sumatra

bagian utara pada 26 Desember 2004 dipicu oleh gempa bumi dengan kekuatan

hampir 9 Skala Richter. Total korban jiwa pada peristiwa tersebut mencapai sekitar

174 ribu jiwa meliputi sebagian besar warga provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan

sebagian kecil warga Kepulauan Nias, Sumatra Utara.

 Selain itu, fenomena tektonik lempeng memberikan sumber kekayaan dan

potensi alam yang dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat,

mulai dari sumberdaya mineral, air, batubara, minyak bumi dan gas, sumber energi

panas bumi, sampai pada potensi keindahan alam.

Cekungan-cekungan akibat tektonik lempeng dapat menjadi medium

pengendapan sedimen yang bisa berpotensi sebagai reservoir air, migas, maupun

batubara.