Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

8
Olah rasa Kebencian dan Kasih Sayang @Kisah nyata : Iwan Fitrah Class BB Star BPKP Batch 5 Hewan merupakan mahluk Tuhan yang pada hakikatnya memiliki kehidupan atau komunitas tersendiri yang berbeda dengan kehidupan kita sebagai manusia. Berkaitan dengan beragamnya sifat atau karakter, bentuk atau wujud, bahkan ukuran dari hewan menyebabkan banyaknyai persepsi atau pandangan orang terhadap hewan. Pandangan-pandangan itu tentunya tidak terlepas dari subjektifitas atau sifat daripada orang yang memberi pandangandan penilaian terhadap mahluk yang bernama hewan itu sendiri. Hewan terkadang dianggap sebagi sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang menjijikan (jorok, kotor) bahkan sebagai sesuatu mahluk yang berbahaya. Namun ada beberapa diantara dari berbagi jenis dan golongan hewan memiliki karakter yang lucu, menggemaskan, bahkan dengan sifatnya hewan yang sedemikian uniknya itu tak jarang hidupnya hewan yang semestinya berada pada kelompok/ koloninya yang berada jauh dari hingar bingar kehidupan manusia justru sebaliknya, dimana hewan dan manusia dapat berada (hidup) dalam komunitas bersama, tapi tentunya manusialah yang memiliki power disini, artinya manusia menjadikan hewan tersebut sebagai bagian dari sesuatu yang menyertai aktifitas dari sebagian waktu hidupnya, dan bisa saja berlangsung dalam waktu yang cukup lama, namun keberadaan

description

Hewan merupakan mahluk Tuhan yang pada hakikatnya memiliki kehidupan atau komunitas tersendiri yang berbeda dengan kehidupan kita sebagai manusia.

Transcript of Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

Page 1: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

Olah rasa

Kebencian dan Kasih Sayang

@Kisah nyata : Iwan Fitrah Class BB Star BPKP Batch 5

Hewan merupakan mahluk Tuhan yang pada hakikatnya memiliki kehidupan atau

komunitas tersendiri yang berbeda dengan kehidupan kita sebagai manusia. Berkaitan

dengan beragamnya sifat atau karakter, bentuk atau wujud, bahkan ukuran dari hewan

menyebabkan banyaknyai persepsi atau pandangan orang terhadap hewan. Pandangan-

pandangan itu tentunya tidak terlepas dari subjektifitas atau sifat daripada orang yang

memberi pandangandan penilaian terhadap mahluk yang bernama hewan itu sendiri.

Hewan terkadang dianggap sebagi sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang menakutkan,

sesuatu yang menjijikan (jorok, kotor) bahkan sebagai sesuatu mahluk yang berbahaya.

Namun ada beberapa diantara dari berbagi jenis dan golongan hewan memiliki karakter

yang lucu, menggemaskan, bahkan dengan sifatnya hewan yang sedemikian uniknya itu tak

jarang hidupnya hewan yang semestinya berada pada kelompok/ koloninya yang berada

jauh dari hingar bingar kehidupan manusia justru sebaliknya, dimana hewan dan manusia

dapat berada (hidup) dalam komunitas bersama, tapi tentunya manusialah yang memiliki

power disini, artinya manusia menjadikan hewan tersebut sebagai bagian dari sesuatu yang

menyertai aktifitas dari sebagian waktu hidupnya, dan bisa saja berlangsung dalam waktu

yang cukup lama, namun keberadaan hewan berada dalam penguasaan manusia dan

kendali manusia. Ada beberapa mahluk yang dapat dikategorikan masuk ke dalam bagian

dimaksud. Diantaranya yang paling umum adalah Kucing, spesies burung, dan hewan-

hewan tertentu yang masuk dalam jenis ternak seperti kerbau, ayam, kambing, dan lain

sebaginya.

Kucing......

Siapa yang tak kenal dengan mahluk yang satu ini. Ia adalah hewan yang bebas berkoloni

berada dalam komitas hidup manusia, dan tak jarang orang menganggap keberadaan kucing

dalam rumahnya sebagi hewan yang dipelihara (status sebagai hewan piaraan). Jujur

kukatakan dari dalam hatiku yang paling dalam, bahwasannya aku adalah salah satu dari

Page 2: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

sekian orang yang tidak suka terhadap kucing, namun perlu diingat bahwa mungkin lebih

banyak orang yang justru masuk dalam kelompok penyuka hewan yang bernama kucing itu.

Bagiku kucing adalah hewan yang (maaf) kotor, menggelikan, dan pokoknya begitulah. Akan

tetapi ketidaksukaanku terhadap kucing bukan berarti lantas aku akan memukul, melempar,

bahkan sampai membunuh kucing. Yang mungkin terjadi adalah, jika kucing yang sekiranya

(selain karakter negatif kucing menurut versiku di atas) menggangu atau membuat suasana

di sekitar tempat tinggalku menjadi kurang nyaman dengan adanya kucing tersebut, maka

biasanya kucing akan saya masukan ke dalam kantung karung agar mudah dipegang (jijik

rasanya terhadap bulu-bulu kucing jika harus memegangnya dengan tangan telanjang)

untuk kemudian dibawa ke suatu tempat yang jaraknya tentu tidak dekat dari rumah

tempat tinggalku, dengan tujuan untuk memindahkan kucing ke tempat lain dengan

harapan kucing tidak akan kembali lagi ke rumah. Alasanku memegang kucing harus dengan

kantung karung adalah karna rasa jijik terhadap bulu-bulu kucing jika harus memegangnya

dengan tangan telanjang.

Cerita lalu....

Awal mula cerita di atas yang kini sudah menjadi histori yang sudah terlampau di masa lalu

adalah yang nantinya kukisahkan di bawah ini. Kejadian pertama berawal dari

ketidaknyamanan atas prilaku kucing yang sepengetahuanku bahwa kucing tersebut pada

akhirnya merupakan “kesayangan” dari seorang adik kandungku di rumah tempat tinggal

kami. Aku memang belum pernah melihat kucing tersebut sebelumnya, entah darimana dan

kapan datangnya yang jelas keberadaannnya tampaknya sudah cukup lama. Posisi dan

keberadaan kucing serta kesehariannya pada akhirnya kuketahui, hal itu berdasarkan pada

sumber munculnya suara khas kucing yang tak dapat dibohongi lagi berasal dari kamar

penyimpanan barang dibagian atas rumah (kami menyebutnya : loteng). Sudah beberapa

lama waktunya kucing berada di loteng dengan suaranya yang selalu membuat gaduh, ribut,

berisik, bahkan membisingkan, disaat-saat yang seharusnya butuh suasana yang tenang.

Suara menggangu tersebut biasanya terjadi pada waktu larut malam ketika waktunya kita

akan beristirahat bahkan tak jarang munculnya suara-suara keributan tersebut malah pada

saat saya dan sebagian besar dari penghuni rumah sedang beristrahat (tidur), sehingg

keberisikan ini juga akan sangat mengganggu seisi rumah tentunya, ada ayah, ibu, dan adik-

adikku. Tak jarang kekagetan terjadi malah di saat sedang tertidur pulas, seningga membuat

Page 3: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

tidur terjaga (terbangun). Begitu seterusnya dari hari kehari, dan akhirnya memasuki waktu

dari bulan ke bulan. Hingga pada akhirnya kuputuskan untuk memindahkan kucing tersebut

ke suatu tempat yang jauh dari rumah dengan harapan suara-suara gaduh kucing ketika

sedang beristrahat tidak ada lagi. Mungkin akan lebih halus dengan kata memindahkan

ketimbang harus mengatakan untuk membuangnya, meskipun jelas-jelas cara itu tetap saja

membuat aku menyingkirkan kucing dengan cara membuangnya.

Cerita masa kini.....

Singkat cerita..........sekarang aku bersama seorang istri sudah berada di Kota Malang untuk

melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya..........

1.....2........3......

Sudah hampir sebulan tinggal dirumah kontrakan yang baru, sepertinya nyaman-nyaman

saja. Tidak ada suara-suara mengganggu di saat-saat sedang beristrahat malam atau sedang

tidur di siang hari, paling-paling sesekali hanya suara-suara aktifitas dan lalu lalang tetangga

sekitar rumah yang memang pada dasarnya rumah dimana tempat aku tinggal merupakan

rumah padat penduduk, akses keluar-masuk melaui gang kecil. Menjelang di tengah bulan

kedua, aku mulai menyadari bahwa ternyata sudah mulai ada mahluk baru yang sedianya

tinggal bersama aku beserta istri di rumah kontrakan tersebut. Suara-suara berisik

menggangu saat istrahat sudah semakin meresahkan, karena sepertinya ada beberapa ekor

kucing yang selalu grudak-gruduk berlarian dan bersenda gurau di atas loteng kontrakanku.

Akupun berencana untuk merapkan hukuman buang terhadap hewan yang menggangu

kenyamanan di rumah ini, namun ternyata sulit untuk menemukan kucing-kucing itu yang

membuatku resah. Kesulitan untuk menangkap kucing tersebut dikarenakan hingga saat itu

tidak pernah ada tanda-tanda kemunculan batang hidung kucing jika di siang hari, mereka

hanya beraksi pada malam hari saja, dan itupun dilakukannya hanya di loteng yang dijadikan

sebagai “sarangnya”, sehingga memang tidak pernah aku melihatnya sama sekali, apalagi

untuk menangkap, memasukkannya ke dalam karung, hingga membuangnya jauh jauh dari

kontrakanku. Hupppshhh.....

Page 4: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

Pagi itu sebelum berangkat kuliah, seperti biasanya terlebih dahulu aku harus

mengeluaarkan sepeda motor dari dalam rumah. Dengan agak sedikit sulit dalam

menggesernya keluar berhubung pintu yang sempit dan dihadapan pintu keluar langsung

menghadap pagar rumah, sehingga cukup menyulitkan. Wooeeewww....tanpa kusadari

dsaat-saat sulitnya mengeluarkan sepeda motor itu ternyata ada sesosok mahluk kecil

berwarna putih kekuning–kuningan yang menghadap tegas dan menatap penuh ke

hadapanku. Dia adalah sesosok kucing, wah....dalam hatiku terbesit sebuah pertanyaan

“inikah kucing yang selama ini mengganggu istrahatku dengan suara bersiknya,,,,ternyata

kucingnya satu....padahal jika sedang berisik di loteng serasa jumlahnya begitu

banyak....mungkin kejar-kejaran dengan tikus kali ya.......begitu dalam pikiranku singkat.

Kemudian....kusegerakan untuk menetapkan sepeda motor di suatu posissi. Entah karena

suatu hal atau mungkin ada syaitan apa yang lewat pada saat bersamaan, lantas muncul

niat mendadakku yang “semestinya itu tidak kulakukan”....bisa dikatakan niat tidak terpuji

atau bahkan niat jahat...dimana seketika saat aku bergegas mencari batu dan ingin

melemparnya sekuat-kuatnya, dengan harapan kucing itu jera atau kapok bahkan pergi

untuk tidak kembali lagi ke kontrakanku, begitu pikirku saat itu.....

Namun tiba-tiba entah mengapa niat seperti yang ada dalam fikiranku terdelay....disaat

kumelihat kucing itu masih tetap berdiri di tempat dan posisi tegas seperti

semula.....meskipun aku sudah hampir mendapatkan batu bahkan ada sebongkah kayu di

depan rumah yang jika dipakai untuk memukul kucing itu bisa saja kucing itu lantas

mati......namun tetap saja kucing itu berada di tempatnya semula...yang menjadi

perhatianku dan juga alasan mengapa aku mengurungkan niatku untuk memukul atau

melemparnya adalah.........keberanian dia untuk tetap berada ditempatnya semula

meskipun mungkin dia telah tahu bahwa bakal ada bahaya di depan mata yang akan

datang padanya (jika benar-benar akhirnya aku melemparnya)...namun itulah yang

terjadi.....si kucing tetap menatapku...tegas tapi santai...... akupun semakin tertantang

untuk melawan tatapannya namun niatku yang akan melemparnya dengan batu atau

dengan kayu sudah kuurungkan, lalu kemudian.....dibalik tatapanku itulah akhirnya aku bisa

memandangi spenuhnya/seluruhnya atas bentuk/kejelasan, warna, kondisi, dan sikap

kucing itu sendiri....meskipun sesaat akan tetapi entah mengapa disaat itu muncul rasa

ibaku terhadap kucing itu tatkala kulihat bulu-bulunya yang seperti rontok di beberapa

Page 5: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

baginnya tubuhnya yang kemungkinan menghidap penyakit kulit, tubuhnya yang begitu

kurus, bentuk wajahnya yang (maaf) jelek........./ kukatakan jelek karna sepengetahuanku

kucing itu punya pipi yang cubby, namun berbeda dengan yang kutemui ini,..... ia sungguh

kurus, seprti wajah memelas, hingga wajah ciri khas seekor kucing sudah tidak tampak lagi

padanya. Tak lama dari itu, disaat-saat hatiku berbicara sendiri, ternyata kemudian ia pergi

dengan jalan yang santai dan tanpa ada rasa dikejar atau dipantau orang lain.....

Nilai yang dapat kuambil dari kucing itu adalah, meskipun ia begitu kurusnya, badan penuh

penyakit kulit namun ia tak pernah mengganguku dengan hal-hal yang berlebihan seperti

yang juga pernah kualami sebelum-sebelumnyanya. Ia tak pernah mengobrak abrik

makanan, lauk, atau hidangan yang terkadang berada di meja makan dan kita ternyata kami

terlupa untuk menutupnya. Atau hal yang kita rasa sebagai sesuatu yang menjijikan pada

hewan, seperti kucing yang membuang “hajat” kotoran di tempat yang sembarangan,

namun tidak kutemui pada kucing ini meskipun ia sangat menggangu dengan kebrisikannya

pada malam hari di saat-saat waktu istrahat.

Beberapa hari kemudian berlalu dari kejadian itu, dan terus berlalu hingga beberapa hari

berikutnya. Aku menyadari ada hal aneh yang berbeda dengan sebelumnya. Sudah tidak

pernah lagi kutemui suara-suara berisik itu.....suara-sura gaduh dari kucing itu. Hari ke hari

berganti lagi, dan ternyata benar memang sepertinya si kucing yang sedianya sudah mulai

beraksi di malam hari, kini tidak kudapati lagi. Aku termenung lagi.....dalam hatiku

berkata ....apa mungkin ya kucing itu punya perasaan...seperti halnya yang dimiliki

manusia...dia tau saat ada orang yang membencinya.....dan diapun tau seperti apa akhirnya

dia harus memposisikan dirinya.......Apa iya ya....begitu selalu aku bertanya sendiri. Jika

seperti itu adanya....aku seharusnya malu...malu dengan sikapku yang memperlakukan atau

menganggap kucing itu sebgai hewan “tidak berguna” ....lalu aku jadi berfikir ternyata

mahluk apapun itu mempunyai insting atau bahasanya tersendiri dalam mengungkap atau

mengantisipasi sesuatu...........mahluk juga ingin disayang.....sama seperti halnya manusia..

jika manusia di sayang tentu akan merasa senang dan bahagia, namun sebaliknya jika ia

dibenci/atau tidak disenangi oleh lain maka ia akan menjauh, menyadari akan kemungkinan

ada suatu kesalahan yang sudah atau pernah ia buat sehingga menjadikan ia dibenci orang

lain. Nah, lagu bagaimana jika orang yang dibenci ternyata tidak memiliki atau tidak pernah

membuat kesalahan kepada yang lainnnya, atau dia melakukan sesuatu namun apa yang

Page 6: Kebencian Dan Kasih Sayang_individu

sudah dilakukan itu masih dalam koridor yang benar dan tidak ada unsur “kesalahan”

didalamnya.....ini apa artinya.......Sehingga apakah orang membenci itulah yang kurang tepat

atau bahkan salah dalam menenmpatkan posisinya yang mengandung unsur “subjektifitas”

dimana penuh dengan fikiran-fikiran suud’zon, berburuk sangka, tempramental dan

sejenisnya...

Yang jelas.......makna atas kejadian di atas adalah memberikan suatu pembelajaran yang

berarti.... dimana yang dapat saya simpulkan adalah bahwa mahluk apapun itu jenisnya tak

terkecuali memiliki rasa (mungkin istilah untuk hewan lebih tepat dikatakan insting) kasih

dan sayang,,,,rasa untuk menyayangi....dan tentunya untuk disayangi. Dan hewan juga

punya insting disaat ia ternyata merasa dibenci atau tidak disukai, dan pada akhirnya insting

tersebut mungkin dapat berkata agar ia “tahu diri”.... ini terjadi pada kucing yang kuamati.

Dan ini nyata terjadi....begitu keadaannya. Dan yang terkahir adalah...akupun lebih jauh

harus tau bahwa apapun itu.....mahluk yang berbeda sekalipun .... harus kita sayangi,

tidak perlu kita memperlakukannnya dengan sesuka hati, apalagi sampai

membencinya.......hal itu berlaku juga terhadap selain manusia.....