Kebebasan Pers

download Kebebasan Pers

of 42

description

ppt kebebasan pers

Transcript of Kebebasan Pers

KEBEBASAN PERSBerbicara kebebasan pers harus berbicara dengan :Perusahaan persKomisarisDireksi.Alat cetak, Publikasi, Pers ada dua pendapat yaitu :Pers dalam arti sempit ( Fredom of pers ), meliputi harus ada alat cetak ( tertulis )Pers dalam arti luas ( Fredom of speeck ), Pidato, Sandiwara dan radio Fredom of pers dan Fredom of speeck adalah merupakan pencerminan dari Fredom of Exspression sesuai dengan Pasal 28 UUD 1945, dan pelaksanaannya diatur dengan undang-undang.Fungsi Pers didalam UU. No. 11/1966 :Barometer ( sebagai tolak ukur)Kontrol ( ada instropeksi diri )Kritik ( kritik yang membangun )Koreksi ( sepanjang itu betul/fakta ). Kebebasan pers ada beberapa syarat, HACKING salah satu anggota Commision on the freedom of the pers, harus ada dan kemungkinan untuk membatasi kebebasan pers adalah :Kebebasan pers itu tidaklah termasuk dengan nyata menyinggung persaan / kepentingan orang lain.Hak untuk mengutarakan kebebasan pendapat itu haruslah memperhatikan kepentingan umum terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan. Kemerdekaan yang diutarakan haruslah sesuai dengan hukum, untuk menampung pendapat-pendapat dan sesuai dengan perasaan masyarakat.Cara menyiarkan berita haruslah :To The Point ( langsung menuju sasaran yang akan dikritik )Bersusila dan Sopan ( menurut kode etik kesusilaan )Alternatif ( tidak asal kritik ).

Didalam UU.No. 40/1999, Pasal 6 Pers Nasional mempunyai peranan dan melaksanakan peranan sebagai berikut :Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak azasi manusia serta menghormati kebhinekaan.Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Kebebasan Pers Pasal 156, 156 a KUHPidana, kebebasan pers dapat dilimpahkan kepada agen, loper dan pengecer.Ada dua syarat yang harus dipenuhi isi diluar pencetak, Pasal 61 KUHPidana yaitu :Penerbit dan pencetak tidak mengetahui isi yang ada didalam surat kabar.Penerbit dan Pencetak tidak tahu kalau hal itu dapat dipidana. Ada Empat ( 4 ) Teori PersPers Otoritarian ( merupakan corong perusahaan )- untuk memuaskan tujuan bagi kemajuan rakyatnya, - kebebasan pers sangat tergantung pada kerajaan = terompet kerajaan ( absaulut ), dan pemerintahan otoriter- abad ke 16 s/d 19 .Pers Libertarian,- sebagai sarana bagi rakyat dan masyarakat dalam melakukan terhadap kerajaan dan pemerintah,- berkembang abad 18 s/d 19 ( Eropa ) Pers Pertanggugngjawaban Sosial, - berkembang abad 20, - Pers mempunyai taggungjawab terhadap masyarakat masyarakat, - Social responsibility. Oleh karena itu Pers Mempunyai 6 fungsi :Melayani sitem politik, informasi dan diskusi yang ada masalah di masyarakat.Memberi penerangan pada masyarakat.Menjaga hak-hak pribadi Pengawas Pemerintah.Melayani sistem ekonomi.

Menyediakan hiburan.Mengupanyakan sendiri biaya finansial, bebas dari tekanan yang mempunyai kepentingan.4. Pers Soviet Komunis, - Dibawah kekuasaan negara, - Otoriterian Klasik diserahkan penguasaannya pada swasta, - Kekuasaan negara dengan partai komunis yang sangat dominan dan monopolis mengatur penyelenggaraan pers.

Aspek Kebebasan PersDisamping ada perusahaan pers, yang lebih penting lagi harus ada :PenulisPenerbitRedakturPegawai PencetakPimpinan Umum dan Pengecer Dan apabila terjadi delik / pelanggaran hukum pidana maka akan langsung atau akan berhubungan dengan orang-orang tersebut diatas.Oleh karenanya kebebasan pers meliputi beberapa aspek antara lain :1. Pengertian Kebebasan Pers, kemerdekaan pers dialihkan sebagai kemerdekaan dengan menyatakan pendapat melalui pers yang mengandung unsur free opinion and free exspression. Unsur prefentif sebagai dipandang bertentangan dengan pers merdeka dan karena itu harus dilarang. Hal demikian sebagai perkembangan hukum dan pengalaman nasional bangsa kita yang menentang adanya unsur-unsur sensor pemberitaan.Kebebasan pers yang dikehendaki bukanlah kebebasan yang terbatas dan mutlak sifatnya.

Kebebasan yang dapat diadakan terhadap kebebasan pers adalah represif sifatnya yang berupa peraturan-peraturan pidana, sehingga terciptalah klass pers, yang melibatkan pers itu dihadapkan dimuka hakim pidana apabila peraturan-peraturan pidana dilanggar olehnya.Ia merupakan kebebasan pers yang disesuaikan dengan tugas pers, yang tidak saja negatif dalam karakternya dan juga berupa kritik yang konstruktif, melainkan juga positif dalam suratnya dengan menyampaikan inisiatif yang benar dan tegas, yang baik dari pemerintah kepada khalayak ramai. II. Faktor Pengaruh Kebebasan PersFaktor PemerintahDi Amerika peranan pers dan masyarakat ( nation state ) dilakukan semenjak tahun 1920 an,

Walter Lippmann PenulisJohn Dewey _ Filosof AS mulai perdebatan tentang peranan pers dan pengaruhnya. Lippmann berpendapat masyarakat tidak cerdas ( tidak meyaring berita yang dikonsumsi ).Dewey berpendapat memahami masyarakat tidak haya mampu mengerti isu-isu yang dibuat dan ditanggapi elite politik, tetapi justru pada forum masyarakat itulah sebuah keputusan dibuat.Wartawan tidak haya berkewajiban memberikan informasi kepada publik tetapi juga melakukan reportase isu-isu yang berbeda, seharusnya memberikan isu yang seimbang. Hubungan pers dengan lembaga-lembaga pemerintah menuntut adanya kebebasan pers dalam menyikapi lembaga-lembaga tersebut.Artinya pers harus bebas dari tekanan lembaga-lembaga itu dalam menyiarkan berita, kalau tidak esksestensi pers akan lemah.Pemerintah mengedepankan UU. No. 40 / 1999, bila terjadi pelanggaran hukum, melalui Dewan Pers Nasional, yang salah satu tugasnya mengawasi Kode Etik Jurnalistik, bila tidak memungkinkan baru penyelesaian di pengadilan. Contoh : Pencemaran nama baik, tidak diatur didalam UU. No. 40 / 1999, haya diatur didalam KUHPidana.Faktor Masyarakat Pers tidak sepenuhnya milik masyarakatPers tidak sepenuhnya milik negaraPers yang indenpenden merupakan salah satu sendi republik dan demokrasi karena masyarakat pembaca bersama dengan pers akan dapat mengontrol penggunaan kekuasaan oleh negara sehingga kekuasaan digunakan secara tepat. Pembinaan lembaga baik antara pers dan masyarakat itu perlu terus ditingkatkan yang pada dasarnya mengacu pada hal-hal sebagai berikut :1. Sikap saling menghargai ( mutual appreceation )Saling pengertian ( mutual understanding )Saling mempercanyai ( mutual cobfidence )Toleransi ( tolerance ). Ada suatu teori yaitu : Uses and Gratifications theory menyatakan bahwa masyarakat akan memilih berita yang sesuai dengan kepuasan mereka.Oleh kerena masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap kegiatan pers dalam dalam rangka mengoreksi jika terjadi kesalahan yang dialami.Dalam Bab VII Pasal 17 UU. No. 40 / 1999 mengatakan sbb : Ayat ( 1 ) menyebutkan : Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan.Ayat ( 2 ) menyebutkan : kegiatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) dapat berupa : Memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran hukum, etika dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan oleh pers.Menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional. 3. Faktor Wartawan

Tugas wartawan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Prinsip umum Etika Jurnalistik salah satunya adalah menyajikan yang terbaik untuk masyarakat. Syarat menjadi wartawan diatur didalam UU. No. 11 / 1966 Pasal 16. Kemampuan profesional yang maksimal ini seperti dikatakan oleh Stephen Klaidman dan Beauchamp ( 1992 ) mengatakan :Mengenali seluruh peristiwa secara menyeluruh ( mulai dari hal ihwal instrisik yang penting, aspek kemanusiaan, keunikan, sampai konsekuensi logis ).Menggunakan bahasa secara baik dan benar.Menulis dan menyunting berita dengan cepat dan sistimatis.Mengecek fakta dengan cepat dan akurat.Menghadirkan fakta yang berasal dari bebagai pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda Secara konseptual para wartawan diharapkan bertanggungjawab ( responsible ) dan berharap obyektif dalam analisis mereka dan sangat dianjurkan keluar dari bias atau prasangka ( refrain from personal biases or prejudeces ). III. FUNGSI PERS NASIONALPers sebagai Media InformasiPers Sebagai Media PendidikanPers sebagai Media IntertainmentPers Sebagai Media Kontrol SosialPers Sebagai Lembaga EkonomiAzas pers adalah kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berazaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum. IV. KEWAJIBAN PERS NASIONALBerdasarkan UU. No. 11 / 1966, kewajiban pers adalah :Mempertahankan, membela, mendukung UUD 1945 secara murni dan konekuen.Memperjuangkan pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat berdasarkan Demokrasi Pancasila.Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan persMembina persatuan dan ktentuan-ketentuan progresif revolusioner dalam perjuangan menentang kolonialisme, feodalisme, liberalisme, komunisme dan fasisme / diktator. Menjadi penyalur pendapat umum yang kontruktif dan progresif revolusioner

Berdasarkan UU.No. 21 / 1982, kewajiban pers adalah :1. Berkewajiban melestarikan dan memasyarakatakan Pancasila sebagaimana termaktub didalam Pembukaan UUD 1945 dengan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila. Memperjuangkan pelaksanaan amanat penderitaan rakyat berdasarkan Demokrasi Pancasila.Memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers yang bertanggungjawab.Menggelorakan semangat pengabdian perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, mempertebal rasa tanggungjawab dan disiplin nasional, membantu meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa serta menggairahkan partisipasi rakyat dalam pembangunan. Berkewajiban memperjuangkan terwujudnya tata internasional baru dibidang informasi dan komunikasi atas dasar kepentingan nasional dan percaya pada kekuatan kerjasama regional, antar regional dan internasional khususnya dibidang pers.Berdasarkan UU. No. 40 / 1999, kewajiban pers adalah :Berkewajiban memberitakan peristiwa dan openi dengan menghormati norma-norma agama, rasa kesusilaan masyarakat serta azas praduga tak bersalah.Wajib melayani hak jawabWajib melayani hak koreksi. MACAM MACAM DELIK PERSDidalam KUHPidana UU. No. 1/1946Delik Penabur Kebencian Pasal ( Haatzaai Artikelen ) Pasal 154, 155, 156, 156 a dan 157 KUHPidana.Delik Penghinaan, Pasal 134, 137, 310, 315 KUHPidana.Delik Hasutan, Pasal 164 dan Pasal 161 KUHPidana.Delik Kesusilaan Pasal 282 dan Pasal 533 KKUHPidana.Delik Menyiarkan Kabar Bohong Pasal 171 ( dicabut dengan UU.No. 1/1946 ) menjadi Pasal XIV Dan XV Didalam Rancangan KUHPidana, delik Pers ada didalam :Delik Penyebaran Ajaran Komunis Pasal 212.Delik Penggatian Dan Peniadaan Idologi Pancasila Pasal 214.Delik Pertahanan Negara Pasal 218.Delik Penghinaan Terhadap Negara Dan Pembocoran Rahasia Negara Pasal 228 s/d 234.Delik Penghinaan Presiden Dan Wakil Presiden Pasal 265 dan 266. Delik Penghinaan Pemerintah Pasal 284.Delik Penghinaan Negara Sahabat Pasal 269 s/d 272.Delik Penghinaan Golongan Penduduk Pasal 286 s/d 287.Delik Penghinaan Terhadap Agama Pasal 341 s/d 348.Delik Penghasutan Melawan Penguasa Umum Pasal 288 s/d 290.Delik Penyiaran Kabar Bohong Pasal 307 dan 308. Delik Penghinaan Terhadap Kekuasaan Umum Pasal 405 dan 406.Delik Pornografi Pasal 468 s/d 474.Delik Pornoaksi Pasal 475 s/d 479.Delik Mempertunjukan Pencegahan Kehamilan dan Pengguguran Kandungan Pasal 481 s/d 483.Delik Pencemaran Pasal 529.Delik Pefitnahan Pasal 530 dan 531.Delik Penghinaan Ringan Pasal 532 dan 533.Delik Persangkaan Palsu 536. 20.Delik Pencemaran Orang Mati Pasal 537.21.Delik Pembocoran Rahasia Pasal 540 s/d 543.22.Delik Penerbitan Dan Pencetakan Pasal 737, 378 dan 379.

VI. PERTANGGUNGJAWABAN DELIK PERSPada setiap negara mengakui adanya Konsep Sosial Responsibility melalui Pers Bebas dan Bertanggungjawab maupun Konsep Liberatarian melalui Kemerdekaan Pers, maka pemerintah akan tunduk pada persyaratan-persyaratan limitatif dan demokratis. Persyaratan Limitatif artinya : tidak diperkenankan membentuk atau menciptakan ketentuan-ketentuan yang justru akan membatasi kebebasan pers itu sendiri.Persyaratan Demokratis artinya : yang dimaksud agar tidak diperkenankan melakukan pemidanaan terhadap pernyatan-pernyatan yang bersifat prive seperti diatur didalam Pasal 132 bis KUHPidana underdemokratis Perlu dipahami berkaitan dengan materiale daad yang dapat dipidana dengan dua peraturan perundang-undangan tidak dapat diartikan sebagai Lex specialis deregat lex generalis.Makna lex specialis dalam Pasal 103 KUHPidana hayalah dibenarkan apabila diantara kedua undang-undang itu mengatur suatu materiale daad yang sama, maka haruslah diberlakukan UU. No. 40 / 1999. Pertanggungjawaban Hukum Pers, meliputi :Pertanggungjawaban Pers.Pertanggungjawaban Pidana Pers.Didalam Pasal 15 UU. No. 21/1982, Pertanggungjawaban Pers mengarah kepada Water Fall System artinya Pertanggungjawaban hukum terhadap substansi pemberitaan dapat dialihlkan dari Pimpinan Umum kepada Pimpinan Redaksi sampai dengan anggota redaksi atau kepada penulisnya secara fiktif dan suksesif. Namun apabila Pemimpin Redaksi tidak mengalihkan kepada reporter dibawahnya, maka substansi pemberitaan akan menjadi tanggungjawab hukum Pemimpin Redaksi.Didalam UU. No. 40/1999 ada didalam Penjelasan Pasal 12 dan 18 ayat 2.Penjelasan Pasal 12 sbb :Yang dimaksud dengan penanggungjawab adalah penanggungjawab perusahaan pers yang meliputi bidang usaha dan bidang redaksi. Sepanjang menyangkut pertanggungjawaban pidana menganut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penjelasan Pasal 18 ayat 2 berbuyi sbb :Dalam hal pelanggaran pidana yang dilakukan oleh perusahaan pers, maka perusahaan tersebut diwakili oleh penanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 12.