KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

145
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM MEMANFAATKAN TANAMAN TARUM (Indigoferatinctoria) SEBAGAI PEWARNA KAIN PADA HUTAN ADAT AMMATOA KECAMATAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI HERLINA 105950063015 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

Page 1: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAMMEMANFAATKAN TANAMAN TARUM (Indigoferatinctoria)

SEBAGAI PEWARNA KAIN PADA HUTAN ADATAMMATOA KECAMATAN KAJANG

KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

HERLINA

105950063015

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

2020

Page 2: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAMMEMANFAATKAN TANAMAN TARUM (Indigofera tinctoria)

SEBAGAI PEWARNA KAIN PADA HUTAN ADATAMMATOA KECAMATAN KAJANG

KABUPATEN BULUKUMBA

THE LOCAL WISDOM OF THE KAJANG COMMUNITY INUTILIZING THE TARUM PLANT (Indigoferat inctoria) AS A

COLORING AGENT IN THE CUSTOMRY FORESTAMMATOA KECAMATAN KAJANG KABUPATEN

BULUKUMBA

SKRIPSI

HERLINA

105950063015

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

2020

Page 3: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAMMEMANFAATKAN TANAMAN TARUM (Indigofera tinctoria)

SEBAGAI PEWARNA KAIN PADA HUTAN ADATAMMATOA KECAMATAN KAJANG KABUPATEN

BULUKUMBA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Serjana Kehutanan StrataSatu (S-1)

HERLINA

105950063015

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

2020

Page 4: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kearifan Lokal Masyarakat Kajang DalamMemanfaatkan Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria)Sebagai Pewarna Kain Pada Hutan Adat AmmatoaKecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Nama : Herlina

Stambuk : 105950063015

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Makassar, Januari 2020

DisetujuiPembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Hajawa, M.P Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut, M.P.,IPMNIDN : 0003066407 NIDN : 0907028202

Diketahui Oleh,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si.,IPM.IDN : 0912066901 NIDN : 0011077101

iii

Page 5: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

HALAMAN KOMISI PENGUJI

Judul : Kearifan Lokal Masyarakat Kajang DalamMemanfaatkan Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria)Sebagai Pewarna Kain Pada Hutan Adat AmmatoaKecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba

Nama : Herlina

Stambuk : 105950063015

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN TIM PENGUJI

NAMA TANDA TANGAN

Dr. Ir. Hajawa, M.PPembimbing I (………………………………)

Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut, M.P.,IPMPembimbing II (………………………………)

Dr. Ir. Irma Sribianti, S.Hut., M. P., IPMPenguji I

(………………………………)

Andi Azis, Abdullah, S.Hut., M.P.Penguji II

(………………………………)

Tanggal lulus : 04 Februari 2020

Page 6: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

HAK CIPTA

@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarangmengutipsebagianatauseluruhkaryatulisinitanpamencantumkanatau

menyebutkansumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar.

2. Dilarangmengumumkandanmemperbanyaksebagianatauseluruhkaryatulisdal

ambentuklaporanapapuntanpaizinUnismuh Makassar.

Page 7: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

ABSTRAK

HERLINA (105950063015). Kearifan Lokal Masyarakat Kajang DalamMemanfaatkan Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria) Sebagai Pewarna Kain PadaHutan Adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Dibawahbimbingan Hajawa dan Hasanudding Molo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber dari tanaman tarum sebagai zatpewarna dan pemanfaatan tanaman tarum sebagai pewarna alami untuk kain tenuntradisional di Masyarakat Adat Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan Hutan Adat Kajang dan masyarakat AdatKajang Di Desa Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Metode yangdigunakan yaitu Metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan analisisdata Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber zat pewarna tanamantarum (Indigofera tinctoria) yaitu dari perkebunan masyarakat Kajang dimanatanaman tarum ini di tanam pada lahan kosong milik pribadi dengan luas lahan dari30 responden jumlah keseluruhan lahan yaitu 1,877 m². Manfaat Tanaman Tarumbanyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kajang yaitu sebagai zat pewarna, tahap-tahappembuatan zat pewarna yaitu memetik daun tarum, membersihkan dan menimbangdaun tarum, merendam daun tarum, menghaluskan daun tarum, pengapuran air tarum,pengendapan air tarum, pengendapan air tarum dan air kapur, dan penyimpanan airtarum dalam korong. Kegiatan menenun adapun tahap-tahap dalam pembuatan tenunyaitu menyiapkan benang yang sudah diberi zat pewarna, mappaturung benang,kegiatan anggane, kegiatan menghilangkan bulu-bulu kasar pada benang (Attasi),kegiatan merapikan benang (Ajjangka), kegiatan menenun, pencucian kain tenun,penjemuran kain tenun, dan pemanfaatan kain tenun.

Kata Kunci: Tarum (Indigofera tinctoria), Masyarakat Adat Kajang, Zat PewarnaAlami, Kain Tenun Tradisional.

Page 8: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

ABSTRACT

HERLINA (105950063015). Local Wisdom of the Kajang Community in UtilizingTarum (Indigofera tinctoria) Plants as Fabric Dyes in Ammatoa Indigenous Forest,Kajang District, Bulukumba Regency. Under the guidance of Hajawa andHasanudding Molo

This study aims to determine the source of tarum plants as coloring agents and theuse of tarum plants as natural dyes for traditional woven cloths in the AmmatoaIndigenous Peoples, Kajang Subdistrict, Bulukumba Regency. This research wascarried out in the Kajang Customary Forest and Kajang Customary Community inAmmatoa Village, Kajang District, Bulukumba Regency. The method used is thePurposive Sampling Method. This study uses descriptive data analysis wheredescriptive analysis aims to provide descriptive research subjects based on data fromvariables obtained from the group of subjects studied and is not intended forhypothesis testing. The results showed that the source of the coloring agent of thetarum plant (Indigofera tinctoria), which was found by the ancestors of thecommunity of Kajang, which is still hereditary is still used by the community as anatural coloring agent for woven fabrics. Tarum plants are widely used by the Kajangcommunity as a coloring agent, in addition to being a coloring agent tarum plants arealso often used by the Kajang community as a medicinal plant, the roots of the tarumplant are a part commonly used by the Kajang community as a medicine to reduceabdominal pain.

Keywords: Tarum (Indigofera tinctoria), Kajang Customary Community, NaturalDyes, Traditional Woven Fabric.

Page 9: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam

penulis sampaikan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberikan

petunjuk sehingga berada dijalan yang benar. Sebagaimana maksud dari penelitian ini

dilakukan untuk menambah wawasan berpikir mahasiswa serta pembanding antara

materi yang didapat dibanku kuliah dengan di lapangan.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tampa bantuan

dan dorongan yang diberikan maka akan sulit dalam pembuatan skripsi ini. Untuk itu

penulis sampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua yang selalu mengirimkan doa’nya disetiap lankah dan usaha

saya.

2. Ibunda Ir. Husnah Latifah S.Hut., M.Si., IPM. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Ir. Hikmah S.Hut., M.Si., IPM selaku Ketua Program Studi

Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibunda Muthmainnah, S.Hut., M.Hut. Selaku Penasehat Akademik.

5. Ibunda Dr. Ir. Hajawa, M.P selaku pembimbing I yang tak hentinya memberikan

arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

6. Dr. Hasanuddin Molo, S.Hut, M.P.,IPM selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sistem penyusunan skripsi, pengetahuan dan motivasi.

7. Bapak dan ibu dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu

selama di bangku perkuliahan.

8. Teman-teman yang telah mebantu dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

kiritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan unutuk

meningkatkan ilmu penulis.

Makassar, Januari 2020

Herlina

/

Page 11: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................. iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ....................................................................... iv

HAK CIPTA ..........................................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR. ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR. .............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang. ...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian. .......................................................................................3

1.4. Manfaat Penelitian. .....................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Hutan Adat ..................................................................................................4

2.2. Kearifan Lokal ............................................................................................5

2.3. Pemanfaatan HHBK....................................................................................6

2.4. Tanaman Tarum(Indigofera tinctoria)......................................................10

Page 12: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

2.5.Kerangka Pikir ...........................................................................................13

III. METODE PENELITIAN3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian. .................................................................14

3.2. Alat Dan Bahan. ........................................................................................14

3.3. Metode Penelitian.....................................................................................14

3.4. Langkah-Langkah Penelitian. ...................................................................15

3.5. Jenis Data. .................................................................................................16

3.6. Analisis Data ............................................................................................ 18

3.7. Definisi Operasional.................................................................................18

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN4.1.Keadaan Fisik Lokasi ................................................................................20

4.2.Kondisi Demografi....................................................................................21

4.3.Sarana dan Prasarana.................................................................................22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1.Identitas Responden ..................................................................................24

5.2.Sumber Tanaman Tarum (Indigofera tinctorio)........................................28

5.3.Manfaat Dari Tanaman Tarum..................................................................34

VI. PENUTUP

6.1.Kesimpulan ............................................................................................... 56

6.2.Saran..........................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

DAFTAR TABEL

Nomor . Teks Halaman

1. Penggunaan Lahan Dan Luas Wilayah ...........................................................20

2. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa TanahToa Tahun 2016 ............................................................................................... 22

3. Umur Responden ........................................................................................... 25

4. Pekerjaan Sampingan Responden ..................................................................26

5. Tanggungan Keluarga ....................................................................................27

6. Luas Lahan Responden untuk Penanaman Tanaman Tarum.........................33

7. Tahap-Tahap Kegiatan Pembutan Zat Pewarna.............................................42

8. Jangka Waktu Menenun Responden .............................................................. 46

9. Tahap-Tahap Kegiatan Penenunan ................................................................ 55

Page 14: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian Kearifan Lokal Masyarakat KajangDalam Memanfaatkan Tanaman Tarum (Indigofera Tinctoria)Sebagai Pewarna Kain ..................................................................................... 13

2. Biji tanaman tarum........................................................................................... 30

3. Tanaman tarum ................................................................................................ 30

4. Memetik daun tarum ........................................................................................ 36

5. Penimbangan daun tarum................................................................................. 37

6. Perendaman daun tarum................................................................................... 38

7. Menghaluskan (Memeras) daun tarum ............................................................ 39

8. Menimbang bahan kapur.................................................................................. 39

9. Air tarum yang di aduk sampai mengeluarkan busa ........................................ 40

10. Air tekke ........................................................................................................... 41

11. Pemisahan air tarum dan Tekke........................................................................ 42

12. Air abu dapur dan tekke ................................................................................... 43

13. Penimbangan benang yang akan diberi zat pewarna ....................................... 44

14. Pencelupan benang putih kedalam zat pewarna............................................... 45

15. Benang yang telah diberi zat pewarna kemudian di pukul- pukulmenggunakan palu dari kayu ........................................................................... 45

16. Pengeringan benang yang telah diberi zat pewarna ......................................... 46

17. Memperlihatkan cara menjemur benang yang telah di beri zat pewarnadari daun Tarum............................................................................................... 48

Page 15: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

18. Paturung Benang menggunakan alat ganra...................................................... 49

19. Mengane benang .............................................................................................. 50

20. Pemberian Tasi pada benang yang akan ditenun ............................................. 51

21. Penyisiran benang menggunakan sabuk kelapa ............................................... 51

22. Menenun kain................................................................................................... 53

23. Kain tenun yang telah dicuci kemudian dijemur ............................................. 54

24. Kain yang telah ditenun ................................................................................... 55

Page 16: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Kuisioner Penelitian................................................................................58

2. Data Responden ......................................................................................66

3. Jawaban Responden ................................................................................68

4. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................97

Page 17: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Arizona, Y. (2013). Mahkama Konstitusi dan reformasi tenurial Kehutanan. InHakim, I. dan Wibowo, L.R., Jalan Terjal Reforma Agraria Di SektorKehutanan

Abang joglo. 2019 https://www.jogloabang.com. PermenLHK P.12/menlhk/setje/kum Hutan Adat Dan Hutan Hak (Diakses pada tanggal 28 Juli 2019)

Ardhana, G. Diakses pada 20 Februari 2005. Kearifan Lokal TanggulangiMasalah Sosial Menuju Ajeg Bali. http://www.balipost.co.id.

Asbur Y. 2018. https://www.researchgate.net/publication/333710359. TanamanTarum ( Indigofera Tinctoria Linn. ) Sebagai Penghasil Zat Pewarna.(Diakses pada tanggal 10 Juli 2019)

Backer, C.A and Bakhuizen V.D.B. 1963. Flora of Jawa (Spermatophytes Only),Vol 1, Wolter-Noordhoff, NVP, Groningen.

Chanayath, N, Lhieochaiphant, S and Phutrakul, S. 2002. Pigment ExtractionTechniques from the Leaves of Indigofera tinctoria Linn. andBaphicacanthus cusia Brem. and Chemical Structure Analysis of TheirMajor Components.CMU. Journal.Vol 1(2). P:152.

Chatib, W., dan Putu, A (1990) “Pengetahuan Bahan Tekstil I.

Gao, X, Schrire, B.D. 2010. Indigofera. FOC. 10:137-164.

Harmoko D. 2016. https://sainsterkini.com. Pengertian Kearifan Lokal MenurutPara Ahli. (Diakses pada tanggal 10 Juli 2019)

Isminingsih., 1978. Pengantar Kimia Zat Warna. Institut Teknologi Tekstil,Bandung.

Keraf, A.S., 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Kort, I.D, Thijsse, G. 1984. Revision of the genus Indigofera (Leguminosae-Papilionoideae) in Southeast Asia. Blumea.30 : 89-151.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2009.Peraturan Menteri KehutananRepublik Indonesia Nomor : P. 21/Menhut-Ii/2009 Tentang Kriteria DanIndikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan.Kementerian Kehutanan, Jakarta.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2007.Peraturan Menteri KehutananRepublik Indonesia Nomor : P.35 / Menhut-Ii/2007 Tentang HasilHutan Bukan Kayu. Kementerian Kehutanan, Jakarta

Page 18: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

Lemmens, R. H. dan Soetjipto, W. 1999. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 3:Tumbuh-tumbuhan Penghasil Warna dan Tannin. Prosea Indonesia.Hal 139-142. Bogor

Mira Ariyanti dan Yenni Asbur. “Tanaman Tarum ( Indigofera tinctoria Linn. )Sebagai Penghasil Zat Pewarna”. 2017

Nababan, A. Diakses pada 20 Februari 2003. Pengelolaan Sumberdaya AlamBerbasis Masyarakat Adat. http://dte.gn.apc.org/AMAN/publikasi.

Niessen S. 2009. Batak Textile in Indonesia. Netherlands (NL): Kitlv Leiden.

Prijono, S.N., 2000. Memanfaatkan Satwa dan Puspa SecaraBerkelanjutan. Warta Kehati, Oktober-November 14-15.

Raden, Bestari dan Nababan, Abdon. 2003. Hutan Berbasis Masyarakat Adat:Antara Konsep Dan Realitas.

Sartini, 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafati.Yogyakarta: UGM

Sihombing. 2011. Hasil Hutan Bukan Kayu. Bumi Aksara. Bandung.

Soemarwoto, O., 1999. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.Yogyakarta: GMUP.

Sugiarto Hartanto dan Shigeru Wantanabe. 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta: PT.Pradnya Parmita.

Sunarto. 2008. Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 2. Jakarta: DirektoratPembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sunaryo dan Joshi, L., 2003. Peranan Pengetahuan Ekologi Lokal dalam SistemAgroforestri. Bogor: World Agroforestry Center (ICRAF)

Tjahjono, P.E., Suminar, P., Aminuddin, A. dan Hakim, K., 2000. PolaPelestarian Keanekaragaman Hayati Berdasarkan Kearifan LokalMasyarakat Sekitar Kawasan TNKS di Propinsi Bengkulu.ProsidingHasil Penelitian SRG TNKS. Hal 164-173. Kehati Jakarta.

Yuliani, H.R., et al. “Pengaruh Suhu Danmodel Kesetimbangan Ekstraksi ZatWarna Bitu Pada Daun Tarum Berat 50g”. Seminar Nasional HasilPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat(SNP2M). 2018

Yuliani, H.R., and Tri Hartono. “Peningkatan Kualitas Zat Warna Biru HasilEkstraksi Daun Tarum Secara Adsorpsi”. Seminar Nasional HasilPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat(SNP2M). 2018

Page 19: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …
Page 20: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik

Kehutanan Indonesai Nomor P21/menihk/setjen/kum.1/4/2019 Tentang hutan

adat dan hutan hak ditetapkan oleh mentri LHK Siti Nurbaya pada tanggal 29

april 2019. Hutan Adat adalah hutan yang berada dalam wilayah masyarakat

hukum adat.

Hutan adat yang ada di Sulawesi Selatan salah satunya yaitu Hutan

Adat Kajang yang ada di Kabupaten Bulukumba.Hutan Adat Kajang seluas

313,99 hektar merupakan penetapan hutan adat pertama di Indonesia melalui

proses panjang untuk mendapatkan pengakuan dari negara. Hutan adat kajang

termaksud hutan yang masih alami, masyarakat yang bermukim disekitar

hutan sangat menjaga adat dan peraturan yang ada.

Suku kajang ini sudah ada sejak dunia dibuat, prinsip dasar yang

dilaksanakan adalah hidup kamase-mase (sederhana) bukan berarti miskin,

karena disini tidak boleh ada listrik, handpone, motor,dan lainnya serta Warna

bajupun cuman 2 yaitu putih dan hitam. Secara sederhana Ammatoa

menyampaikan terkait adat istiadat kehidupan masyarakat Suku

Kajang,dimana pengelolaan hutan yang lestari dengan penerapan hukum yang

adil, semua tersaji secara sederhana, ini adalah Kearifan Lokal.

Kerifan lokal merupakan unsur dari bagian tradisi budaya masyarakat

suatu bangsa yang muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada

tatanan fisik bangunan (arsitekstur) dan kawasan (perkotaan) dalam

Page 21: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

2

geografikenusantaraan sebuah bangsa.Sarung tenun adat Kajang dengan

penggunaan tanaman Tarum sebagai zat pewarna pada tenun kain adat

kajang, merupakan salah satu kearifan lokal yang tetap dipertahankan.

Tanaman Tarum (Indigofera tinctorio) adalah tumbuhan penghasil

warna biru alami. Penggunaan zat pewarna pakaian ini banyak digunakan

didaerah Ammatoa Kajang sebagai pewarna kain sarung tenun hitam.

Beberapa penelitian tentan pembuatan zat pewarna alami salah satunya

yaitu pewarna alami dari tanaman tarum diantaranya telah dilakukan oleh HR

Yuliani dan Tri Hartono (2018) yang meneliti tentang Peningkatan Kualitas

Zat Warna Biru Hasil Ekstraksi Daun Tarum Secara Adsorpsi yang

menyimpulkan bahwa Zat warna biru dapat diperoleh melalui ekstraski daun

tarum, Adsorpsi bertujuan menyerap indigo sehingga impuritas hilang

ditunjukan dengan birunya batu kapur dan abu dapur dan ekstrak menjadi

coklat dengan perbandingan 250 ml terhadap 30 gr adsorben mencapai ± 83

%. Kapasitas batu kapur 75.257 mg/g dan 36.130 mg/g buat abu dapur.

adapun penelitian lain yang dilakukan oleh HR Yuliani et al (2018) yang

meneliti tentang Pengaruh Suhu Dan Model Kesetimbangan Ekstraksi Zat

Warna Biru Pada Daun Tarum Berat 50g yang mengatakan bahwa suhu

optimum ekstraksi daun tarum yaitu 40ºC pada 50 gram dan model

kesetimbangan ekstraksi daun tarum mengikuti model kesetimbangan

Langmuir.

Page 22: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

3

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber Tanaman Tarum

sebagai zat pewarna di Hutan Adat Kajang dan pemanfaatan tanaman Tarum

sebagai pewarna alami untuk kain tenun tradisional di Desa Ammato

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sumber tanaman tarum sebagai zat pewarna di Hutan Adat

Kajang?

2. Bagaimana memanfaatkan tanaman tarum sebagai pewarna alami untuk

kain tenun tradisional masyarakat kajang?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sumberTanaman Tarum sebagai zat pewarna di Hutan Adat

Kajang

2. Mengetahui pemanfaatan tanaman Tarum sebagai pewarna alami untuk

kain tenun tradisional masyarakat kajang

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui identitas dari tanaman Tarum

2. Untuk mengetahui manfaat tanaman Tarum

3. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan.

4. Untuk memperoleh pengalaman.

5. Sebagai input informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Page 23: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan Adat

Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah adat yang

pengelolaannya diserahkan hukum adat (Pasal 1 UU No.41 tahun 1999).

Masyarakat hukum adat tidak diakui kepemilikannya terhadap hutan, tetapi

dapat memperoleh hak mengelola dan memanfaatkan sebagai hutan

adat.(Arizone et. al, 2013)

Putusan MK perkara no. 35/PUU-X/2012 pasal 1 angka 6 pengertian

hutan adat mengalami perubahan yakni hutan yang berada dalam wilayah

masyarakat hukum adat. Status hutan adat merupakan bagian dari hutan hak

tetapi tidak menjadikan hutan adat sebagai kategori khusus yang berbeda

dengan hak, melainkan memasukkan keberadaan hutan adat sebagai salah

satu jenis dalam hutan hak. Sehingga hutan hak selain terdiri dari hutan yang

berada di atas tanah perseorangan/ badan hukum, jugan merupakan hutan

yang berada pada wilayah masyarakat hukum adat ( Arizone et. al, 2013).

Menurut Raden et. al, 2003, prinsip-prinsip pengelolaan hutan adat

antara lain:

1. Masih hidup selaras alam dengan menaati mekanisme ekosistem di masa

manusia merupakan bagian dari ekosistem yang harus dijaga

keseimbangannya, adanya hak penguasaan dan kepemilikan bersama

komunitas (conamal tenure “property” rights) atas suatu kawasan hutan

adat masih bersifat eksklusif sehingga mengikat semua warga untuk

menjaga dan mengamankan dari kerusakan.

Page 24: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

5

2. Adanya sistem pengetahuan dan struktur kelembagaan (pemerintah adat

yang memberikan kemampuan bagi komunitas untuk memecahkan secara

bersama masalah-masalah yang mereka hadapi dalam pemanfaatan

sumberdaya hutan, ada sistem pembagian kerja dan penegakan hukum adat

untuk mengamankan sumberdaya milik bersama dari penggunaan

berlebihan baik oleh masyarakat sendiri maupun oleh orang luar.

3. Ada mekanisme pemerataan distribusi hasil panen sumberdaya alam milik

bersama yang meredam kecemburuan sosial di tangan masyarakat.

2.2. Kearifan Lokal

Menurut Sartini (2004) yakni dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan

setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam

dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.Sementara pengertian kearifan lokal

menurut Tjahjono et al. (2000) dan Prijono (2000) adalah suatu sistem nilai

dan norma yang disusun, dianut, dipahami dan diaplikasikan masyarakat lokal

berdasarkan pemahaman dan pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

Kearifan lokal mencakup semua bentuk pengetahuan, keyakinan,

pemahaman, wawasan, serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun

perilaku manusia dalam kehidupannya di dalam komunitas ekologis (Keraf,

2002).Kearifan lokal hidup di dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang

terus-menerus, dan memiliki fungsi mengatur kehidupan masyarakat, mulai

dari hal yang berkaitan dengan kehidupan sakral sampai profan (Sartini,

2004).

Page 25: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

6

Dalam kearifan lokal, menurut Ardhana (2005), ada karya atau

tindakan manusia yang sifatnya bersejarah dan masih diwarisi masyarakat

setempat.Perilaku bijak tersebut umumnya merupakan tindakan, kebiasaan,

tradisi, serta cara-cara masyarakat setempat yang menuntun pada kehidupan

tenteram, damai dan sejahtera.

Sunaryo et al. (2003) menambahkan bahwa kearifan lokal dapat

terbentuk dari suatu pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan

sistem kepercayaan, norma dan budaya, serta diekspresikan didalam tradisi

dan mitos yang dianut dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa masyarakat adat di

Indonesia secara tradisional telah berhasil menjaga dan memperkaya

keanekaragaman hayati.Hal ini karena sebagian besar masyarakat adat masih

memiliki sistem-sistem lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam yang

diwariskan dan ditumbuh-kembangkan terus-menerus (Nababan,

2003).Soemarwoto (1999) menyatakan bahwa masyarakat lokal telah

mengembangkan pemahaman terhadap sistem ekologi di lingkungan tempat

tinggal mereka (etnoekologi).

2.3. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Menurut Peraturan Menteri No. P35/ Menhut-II/ 2007, Hasil Hutan

Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik

nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu

(Menhut, 2007).Dalam upaya mengubah haluan pengelolaan hutan dari

timber extraction menuju sustainable forest management, Hasil Hutan Bukan

Page 26: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

7

Kayu (HHBK) atau Non Timber Forest Products (NTFP) memiliki nilai yang

sangat strategis.Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan salah satu

sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan

langsung dengan masyarakat sekitar hutan.Sehingga, tidak dipungkiri lagi

bahwa masyarakat di dalam maupun di sekitar kawasan hutan berhubungan

langsung maupun tidak langsung dengan hasil hutan bukan kayu (Sihombing,

2011).

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk

memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan

tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) yang tertuang pada Pasal

1 (13) dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008

yang merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6

Tahun 2007, adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil

hutan bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan

pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan, dan

pemasaran(Kemenhut, 2007).

Sumberdaya hutan juga bersifat multi guna dan memuat multi

kepentingan serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari

Hasil Hutan Kayu yang hanya memberikan sumbangan 20%, melainkan juga

manfaat Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, yang

memberikan sumbangan terbesar yakni 80 %, namun hingga saat ini potensi

Page 27: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

8

HHBK tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Paradigma ini

makin menyadarkan kita bahwa produk HHBK merupakan salah satu sumber

daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan paling bersinggungan

dengan masyarakat sekitar hutan. HHBK terbukti dapat memberikan dampak

pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan

kontribusi yang berarti bagi penambahan devisa Negara (Kemenhut, 2009).

Pemanfaatan hutan selama ini masih cenderung berorientasi pada

pengelolaan hutan sebagai penghasil kayu dalam kontek ekonomi. Kondisi ini

mendorong eksploitasi kayu secara intensif untuk memenuhi pasar dunia

maupun industri domestik tanpa memperhatikan nilai manfaat lain yang dapat

diperoleh dari hutan dan kelestarian ekosistem hutan. Oleh karena itu,

paradigma tersebut telah menyebabkan terjadinya penurunan luas, manfaat

dan kualitas ekosistem hutan.Padahal, di sisi lain, sumberdaya hutan (SDH)

mempunyai potensi multi fungsi yang dapat memberikan manfaat ekonomi,

lingkungan dan sosial bagi kesejahteraan ummat manusia.Manfaat tersebut

bukan hanya berasal dari Hasil Hutan Kayu (HHK) seperti yang terjadi saat

ini, melainkan juga manfaat hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa

lingkungan (Kemenhut, 2009).

Paradigma baru sektor kehutanan memandang hutan sebagai sistem

sumberdaya yang bersifat multi fungsi, multi guna dan memuat multi

kepentingan serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.Paradigma ini makin menyadarkan kita bahwa

produk HHBK merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki

Page 28: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

9

keunggulan komparatif dan paling bersinggungan dengan masyarakat sekitar

hutan. HHBK terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan

penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan kontribusi yang berarti

bagi penambahan devisa negara. Ke depan pembangunan kehutanan

diharapkan tidak lagi hanya berorientasi pada hasil hutan kayu, tetapi sudah

selayaknya menggali potensi HHBK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil hutan kayu dari ekosistem hutan hanya sebesar 10% sedangkan sebagian

besar (90%) hasil lain berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang selama

ini belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Kemenhut, 2009).

Kawasan hutan Indonesia mencapai luas 125,956,142.71 ha (KLHK,

2017) memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi 30 sampai dengan

40 ribu jenis tumbuhan tersebar di hampir seluruh pulau yang berpotensi

menghasilkan HHBK yang cukup besar (Kemenhut, 2009). Beberapa jenis

HHBK memiliki nilai cukup tinggi baik di pasar domestik maupun di pasar

global antara lain rotan, bambu, gaharu, atsiri, dan jenis lain. Secara

ekonomis HHBK memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpeluang untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan

pendapatan negara. Walaupun memiliki nilai ekonomi tinggi namun

pengembangan usaha dan pemanfaatan HHBK selama ini belum dilakukan

secara intensif sehingga belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan

dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan peningkatan devisa

Negara (Kemenhut, 2009).

Page 29: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

10

2.4. Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria)

Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria) merupakan tanaman penghasil

warna biru alami nama tarum berasal dari bahasa sunda dan dikenal dengan

sebutan tanaman “mangsi-mangsian”. Dalam teksonomi tumbuhan, tanaman

tarung dapat diklasifikasikan sebagaiberikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Subfamily : Faboideae

Bangsa : Indigofereae

Genus : Indigofera

Spesies : I.tinctoria (Backer and Bakhuizen 1963)

Tanaman tarum memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan tumbuh

yang cukup luas.tarum tumbuh subur ditanah gembur yang kaya akan bahan

organik. Tarum dapat dengan mudah diperbanyak dengan biji, seperti

golongan leguminosa.Biji tarung hanya dapat tumbuh apabila disebarpada

kondisi suhu tanah mencapai 21ºC.Tanaman ini sejenis polong-polongan

yang berbunga ungu (violet) dimanfaatkan untuk menghasilkan warnah biru

dari hasil ekstraksi daun.(Chanayat 2002).

Tarum memiliki perawakan perdu pendek, tegak, dengan tinggi

mencapai 50150 cm. Pada bagian akar terdapat nodul.Daun bertipe majemuk

Page 30: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

11

menyirip gasal dengan anak daun berjumlah 9-17 helai berwarna hijau

kebiruan.Anak daun tersusun berhadapan, berbentuk membundar telur

sungsang hingga melonjong dengan ujung membundar atau

bergubang.Perbungaan bertipe tandan yang terdapat di ketiak daun.

Bentuk bunga menyerupai kupu-kupu yang terbagi menjadi bendera,

sayap, dan lunas.Bagian bendera berwarna hijau pada bagian tengah

sedangkan bagian tepi berwarna kemerahan.Bagian sayap berwarna merah

muda menyolok.Buah bertipe polong tersusun dalam tandan dan berbentuk

lurus atau semisirkular di bagian ujungnya tetapi tidak pernah

melancor.Polong muda berwarna hijau dan menjadi coklat ketika tua (Backer

and Bakhuizen, 1963; Kort and Thijsse, 1984; Gao and Schrire, 2010).

Tanaman tarum memiliki beberapa nama diantaranya : tom jawa, tarum

alus, tom kayu (Indonesia), nila, tarum (Malaysia), tagung-tagung (Filipina),

trom (Kamuchea), khaam (Laos), khraam (Thailand) , cham, cham Nhuom

(Vietnam). Penggunaan tarum pertamakali di Cina telah terjadi selama kurang

lebih dari 6.000 tahun. Tarum telah dibudidayakan secara besarbesaran di

India dan Asia tenggara dalam abad 16, tetapi tumbuhannya beserta

produknya yaitu pewarna biru telah tercatat dalam data Sanskerta 4.000 tahun

yang silam (Lemmens dan Soetjipto,1999). Dalam bahasa sansekerta tanaman

tarum dikenal dengan nama nila, nili, nilika, rangapatri.

Tumbuhan pewarna alami dapat diartikan sebagai tumbuhan yang

secara keseluruhan maupun salah satu bagiannya baik batang, kulit, buah,

bunga maupun daunnya dapat menghasilkan suatu zat warna tertentu setelah

Page 31: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

12

melalui proses baik perebusan, penghancuran maupun proses lainnya. Zat

warna merupakan semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk

dicelupkan pada serat tekstil dan mudah dihilangkan kembali (Chatib, 1980 ).

Menurut Sunarto (2008), “zat warna adalah semua zat berwarna yang

mempunyai kemampuan untuk dicelupkan pada serat tekstil dan memiliki

sifat ketahanan luntur warna (permanent)”. Sedangkan menurut Sugiarto

(1980), “zat warna merupakan bahan pewarna yang dapat larut dalam air atau

menjadi bahan yang dapat larut 19 dalam air dan mempunyai daya tarik

terhadap serat”. Sehingga berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa zat warna merupakan zat bewarna yang larut dalam air

dan mempunyai daya tarik pada kain saat dicelupkan pada zat warna serta

memiliki ketahanan luntur. Berdasarkan sumber diperolehnya zat warna

tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan

alam pada umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan.

2. Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis dibuat

dengan reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak

bumi yang merupakan hasilsenyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti

benzena, naftalena dan antrasena(Menurut Ismaningsih 1978). Sedangkan

berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan menjadi

dua yaitu sebagai zat warna substantif, yaitu zat warna yang langsung

dapat mewarnai serat dan zat warna ajektif, yaitu zat warna yang

Page 32: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

13

memerlukan zat pembantu pokok untuk dapat mewarnai serat (Chatib,

1980).

2.5. Kerangka Pikir

Penelitian ini di awali dari pemilihan lokasi yang berada di Desa

Amma toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Lokasi tersebut di

pilih dan di jadikan tempat penelitian dengan harapan nantinya akan di

berikan informasi dan gambaran mengenai pemanfaatan tanaman tarum

(Indigofera tinctoria) pada masyarakat setempat.

Penelitian ini di mulai dengan mengetahui hasil hutan bukan kayu,

tanaman tarum (Indigofera tinctoria), dan mengetahui manfaat tanaman

tarum.

Adapun kerangka pikirnya dapat di lihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kearifan Lokal Masyarakat Kajang

Pemanfaatan HHBK

Tanaman Tarum

HHBK

Hutan Adat

Masyarakat Adat Kajang

Manfaat Tanamn Tarum

Page 33: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan Hutan Adat Kajang dan

masyarakat Adat Kajang Di Desa Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba. Rencana pelaksanaan penelitian pada bulan Oktober-Desember

2019.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis

menulis, leptop, dan kamera, sedangkan untuk bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat analisis kasus yaitu melakukan pengamatan pada

masyarakat adat yang melakukan tenun kain adat kajang. Penentuan

responden dilakukan dengan metode purposive sampling: Metode Purposive

Sampling adalah salah satu teknik sampling dimana peneliti menentukan

pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai

dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan

penelitian. Yang menjadi responden adalah masyarakat yang menenun kain

adat dengan pewarna alami tanaman tarum.

Page 34: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

15

3.4. Langkah-Langkah Penelitian

1. Observasi

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan

mengamati secara langsung dilokasi penelitian atau lapangan.Dalam

observasi hal-hal yang ditentukan adalah:

a. Responden

Dalam pengambilan data di lapangan pertama yang harus

dilakukan adalah menentukan responden untuk menggali informasi

terkait data yang akan diambil dilapangan.Ada 3 kolompok

responden berdasarkan aktivitasnya dalam memanfaatkan tanaman

Tarum sebagai pewarna yaitu:

1. Responden yang bertugas memberi zat pewarna pada benang

yaitu sebanyak 10 orang.

2. Responden yang melakukan kegiatan menenun benang yang

sudah diberi zat pewarna hingga menjadi kain tradisional Adat

Kajang yaitu sebanyak 10 orang.

3. Respendon yang melakukan aktivitas mulai dari memberi warna

pada benang sampai dengan menenun hingga menjadi kain

tradisional Adat Kajang yaitu sebanyak 10 orang.

Masing-masing kelompok responden diambil 10 orang

sehingga jumlah responden sebanyak 30 orang. Ke 30 responden

menjadi sumber informasi dalam penelitian dengan kegiatan:

1. Mengamati dan mencatat kegiatan mereka.

Page 35: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

16

2. Mewawancarai berdasarkan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan sesuai tujuan penelitian.

Pengambilan data ini akan dilakukan pada responden yang ada

disekitar hutan adat Kajang yaitu ‘Rilalang Embayya’ (Tanah

Kamase-mase) lebih dikenal dengan nama kajang dalam yang dikenal

sebagai kawasan adat ammatoa dan ‘Ipantarang Embayya’ (Tanah

Kausayya) atau lebih dikenal dengan nama kajang luar.

b. Tanaman tarum

Tanaman tarum adalah tanaman yang akan dijadikan objek

penelitian yaitu sebagai pewarna kain masyarakat adat kajang. Yang

diobservasi adalah objek dan tempat tumbuhnya.

2. Pengamatan

Proses pengamatan tanaman tarum sebagai pewarna kain masyarakat adat

kajang ini dilakukan untuk memenuhi syarat pengambilan data

dilapangan.

3. Pendataan

Pendataan dilakukan pada responden yang ada saat pengambilan data

dilapangan

3.5. Jenis Data

a. Primer

Data Primer adalah data yang di peroleh melalui observasi

langsung di lapangan dan wawancara dengan responden yang berada di

Desa Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba yang terlibat

Page 36: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

17

langsung dalam proses pewarnaan kain tenun. Data primer yang

dilakukan yaitu:

1. Tenun Kain

Proses pewarnaan pada kain tenun masyarakat kajang yaitu:

a. berapa banyak benang yang digunakan dalam pembuatan sarun

tenun.

b. Berapa lama perendaman benang tenun.

c. Proses-proses pengerjaan kain tenun.

d. Berapa lama pengerjaan kain tenun.

e. Berapa meter, panjang, dan lebar kain tenun yang dihasilkan.

2. Pewarna Tenun

Pewarna alami yang digunakan dalam kain tenun masyarakat kajang

yaitu:

a. Tanaman tarum

b. Tempat pengambilan tanaman tarum

c. Luas areal tanaman tarum

d. Jumlah atau berat daun tarum yang digunakan

e. Cara pengambilan warna pada daun tarum

f. Berapa banyak kain yang dihasilkan tanaman tarum

b. Data Sekunder

Data sekunder berupa data yang diperoleh dari laporan-laporan

kantor Desa dan Kecamatan serta instansi-instansi terkait Dinas

Page 37: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

18

Kehutanan dan pusat statistik untuk memperoleh informasi seperti data

sosial, ekonomi penduduk, dan keadaan umum lokasi.

3.6. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dimana analisis

deskriptif ini bertujuan untuk memberikan deskriptif mengenai subjek

penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok

subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.

3.7. Definisi Operasional

Batasan-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup beberapa istilah :

1. Responden adalah petani yang menanam tanaman tarum.

2. Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang terlibat langsung pada

pemanfaatan tanaman tarum di Desa Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba.

3. Hutan Adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat

hukum adat (UUK).

4. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati

maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang

berasal dari hutan.

5. Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari ekstraksi tumbuhan

seperti bagian daun, bunga, dan biji.

Page 38: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

19

6. Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria) merupakan tanaman penghasil warna

biru alami nama tarum berasal dari bahasa sunda dan dikenal dengan sebutan

tanaman “mangsi-mangsian”.

7. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak

dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.

Page 39: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

20

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Keadaan Fisik Lokasi

4.1.1. Luas dan Letak

Desa Tanah Toa berada dalam wilayah administrasi pemerintah

Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba yang memiliki luas 313,99 Ha

dan titik kordinatnya 120, 298189 LS/LU -5,343318 BT/BB dimana batas

wilayah tersebut berbatasan dengan Desa sebagai berikut :

1.Sebelah Utara : Desa Bonto Baji

2.Sebelah Selatan : Desa Batunilamung

3.Sebelah Timur : Desa Malleleng

4.Sebelah Barat : Desa Pattiroang

4.1.2. Penggunaan Lahan

Wilayah Desa Tanah Toa umumnya memiliki wilayah seluas 729,00

Ha dan dimana luas tesebut sudah ada didalamnya yang terdapat lahan

pertanian, pemukiman, sarana prasarana dan hutan, sebagaimana dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Penggunaan Lahan dan Luas WilayahNo. Jenis Penggunaan Lahan Luas Wilayah (Ha)1. Tanah Sawah 932. Pemukiman 1693. Kuburan 54. Tanah Perkebunan 305. Pekarangan 956. Tanah Hutan 3317. Perkantoran 18. Prasarana Umum Lainnya 5

Total 729Sumber : Data Premier Desa/Kelurahan 2016

Page 40: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

21

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa peruntukan lahan terbesar di

Desa Tanah Toa adalah untuk hutan dengan luas 331 Ha sedangkan

penggunaan lahan terkecil adalah untuk perkantoran.

4.1.3. Topografi dan Jenis Tanah

Topografi Desa Tanah Toa yakni 0-200 Mdpl dengan sebaran

kemiringan lereng 0-15 % dimana terdiri atas 3 kelasyakni 0-2 % (dataran),

kelas 2-5 % (Medan Bergelombang) dan kelas 5-15 (Perbukitan Landai).

Jenis tanah yang terdapat di Desa Tanah Towa yakni berupa jenis

tanah andesit, jenis tanah basalt, jenis tanah tuft; batu lumpur; batu pasir dan

Tuft; tephra berbutir halus; batu pasir, batu lumpur.

4.1.4. Klimatologi

Curah hujan di Desa Tanah Towa rata-rata 5745 mm/tahun dengan

suhu rata-rata antara 13-29 OC. Dengan kelembapan udara 70% pertahun.

4.2. Kondisi Demografi

Pada tahun 2016 jumlah penduduk di Desa Tanah Toa sebanyak 4261

jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 2013 jiwa sedangkan jumlah

penduduk perempuan sebesar 2248 jiwa yang tersebar di 9 dusun. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 Berikut ini :

Page 41: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

22

Tabel 2.Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Tanah Toa Tahun 2016No. Dusun Perempuan Laki-Laki Jumlah Jiwa

1. Balagana 290 328 618

2. Jannaya 165 158 323

3. Benteng 190 220 410

4. Pangi 249 308 557

5. Bongkina 182 198 380

6. Tombolo 196 242 438

7. Luraya 235 260 495

8. Balambina 199 168 367

9. Sobbu 307 366 673

Jumlah 2013 2248 4261

Sumber : Profil Data Desa Tanah Toa 2017

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah pendudukterbanyak

terdapat di Dusun Sobbu baik jumlah penduduk secarakeseluruhan dan

penduduk per jenis kelamin yakni sebesar 673jiwa.Untuk jumlah penduduk

laki-laki sebesar 307 jiwa sedangkanjumlah pendudukperempuan sebesar 366

jiwa.Masyarakat Desa Tanah Towa sebagian besar merupakan.

4.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam

upaya pembangunan dan pengembangan suatu daerah. Secara umum sarana

dan prasarana yang ada di Desa Tanah Toa masih belum memadai, hal ini

disebabkan karena adanya aturan adat.

4.3.1. Pendidikan

Tidak terdapat bangunan sekolah formal dalam kawasan adat

dikarenakan aturan adat yang melarang adanya modernisasi, sehingga di

bangun SDN 351 Amma Towa yang terletak di Dusun Sobbu tepat didepan

Page 42: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

23

pintu gerbang Kawasan Adat Amma Toa untuk anak-anak Kajang Dalam

yang seragam sekolahnya berbeda dengan seragam pada umumnya yakni

berwarna putih hitam.

Sehingga untuk mengurangi angka buta huruf dalam kawasan adat,

pemerintah membangun ballaa’bacauntuk masyarakat adat. Bentuk balla

a’bacaberupa rumah panggung, didalamnya tidak terdapat kursi

karenasiswa akan duduk bersila.Aturan adat tidak melarang masyarakat

untuk mengenyampendidikan, namun mereka yang berpendidikan

harusmemanfaatkan ilmunya dengan baik dan mampu memberikan

kontribusi terhadap kelstarian adat.

4.3.2. Peribadatan

Orientasi bangunan yang mengarah ke kiblat merupakan bentuk

Islamisasi dalam Kawasan Adat Amma Toa Kajang.Namun, tidak terdapat

mesjid dalam kawasan adat sehingga rumah merupakan tempat tinggal

sekaligus tempat ibadah bagi masyarakat adat.

4.3.3. Kesehatan

Tidak terdapat fasilitas kesehatan dalam permukiman adat Amma

Toa Kajang. Bagi masyarakat yang adat yang sakit biasanya mengunjungi

sangro (dukung atau tabib) dalam kawasan adat yang menggunakan baca-

baca dan ramuan herbal yang diracik sendiri dan bahan-bahannya tersedia

dalam kawasan adat. Namun, sebagian masyarakat adat juga berobat di luar

kawasan yakni pustu dan puskesmasAmmaToa.

Page 43: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Identitas responden yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

jenis kelamin, umur responden, pendidikan responden, pekerjaan responden,

dan tanggungan keluarga. Adapun identitas responden diuraikan sebagai

berikut:

5.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin identitas responden dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa dari 30 responden yang melakukan kegiatan

membuat zat pewarna yaitu sebanyak 10 orang dan responden yang

melakuka kegiatan menenun yaitu sebanyak 10 dan yang melakukan

kegiatan membuat zat pewarna dan menenun yaitu sebanyak 10 orang

dalam kegiatan ini hanya dilakukan oleh perempuan saja.

5.1.2. Umur Responden

Umur responden dikelompokkan menjadi 3 kelompok.

pengelompokan didasarkan pada rata-rata responden. Kelompok 1 umur

rata-rata 47,9 tahun, kelompok 2 umur rata-rata 35,9 tahun, dan kelompok

3 umur rata-rata 45,3 tahun. Adapun penyebaran umur disajikan pada

Tabel 3:

Page 44: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

25

Tabel 3. Umur Responden

No UmurJumlah

(Responden)Presentase

(%)

A. Membuat Zat Pewarna1 ≤ 47,9 4 402 > 47,9 6 60

Jumlah 10 100B. Penenun1 ≤ 35,9 3 302 > 35,9 7 70

Jumlah 10 100C. Membuat Zat Pewarna Dan Menenun1 ≤ 45,3 6 602 > 45,3 4 40

Jumlah 10 100Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 responden terbagi dalam 3

kelompok yaitu kelompok 1 yang melakukan kegiatan membuat zat

pewarna dengan jumlah responden sebanyak 10 orang menunjukkan umur

rata-rata terbanyak yaitu 47,9 dengan jumlah 6 (60%) orang.

Kelompok 2 yang melakukan kegiatan menenun dengan jumlah

responden sebanyak 10 orang menunjukkan umur rata-rata terbanyak yaitu

35,9 dengan jumlah 7 (70%) orang. Kelompok 3 yang melakukan

kegiatan membuat zat pewarna dan menenun dengan jumlah responden

sebanyak 10 orang menunjukkan umur rata-rata terbanyak yaitu 45,3

dengan jumlah 6 (60%) orang.

Page 45: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

26

5.1.3. Pendidikan Responden

Berdasarkan pendidikan dalam penelitian ini dari 30 responden

terbagi dalam 3 kolompok yaitu responden 1 yang melakukan kegiatan

membuat zat pewarna sebanyak 10 orang kelompok 2 yang melakukan

kegiatan menenun sebanyak 10 orang dan kelompok 3 yang melakukan

kegiatan membuat zat pewarna dan menenun sebanyak 10 orang rata-rata

pendidikan yang dimiliki oleh responden yaitu tidak bersekolah.

5.1.4. Pekerjaan Responden

Berdasarkan pekerjaan responden dibagi dalam dua jenis pekerjaan

yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dimana dalam pekerjaan

pokok ini dilakukan oleh kepala keluarga rata-rata pekerjaan pokok yang

dilakukan yaitu sebagai petani. Sedangkan untuk pekerjaan sampingan

responden dapat dilihat dari Tabel 4 yaitu :

Tabel 4. Pekerjaan SampinganResponden

No Pekerjaan Jumlah(Jiwa)

A. Membuat zat pewarna1 Membuat zat pewarna 4

2Membuat zat pewarna danPedagang 6

B. Penenun1 Menenu 102 Pedagang 0

C. Membuat zat pewarna dan penenun1 Membuat zat pewarna

dan menenun 8

2Membuat zat pewarna danPedagang 2

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Page 46: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

27

Tabel 4 menunjukkan pekerjaan sampingan responden bahwa dari 30

responden dimana kelompok responden 1 yang membuat zat pewarna,

untuk pekerjaan membuat zat pewarna sebanyak 4 (40%) orang dan untuk

pedagang sebanyak 6 (60%) orang. kelompok 2 yang melakukan kegiatan

menenun, untuk pekerjaan menenu sebanyak 10 (10%) orang.

Kelompok responden 3 yang melakukan kegiatan memberi zat

pewarna dan menenun, untuk pekerjaan memberi zatpewarna dan

menenun yaitu sebanyak 8 (80%) orang, sedangkan untukpedagang yaitu

sebanyak 2 (20%) orang.

5.1.5. Tanggungan Keluarga

Tanggungan Keluarga dikelompokkan menjadi 3

kelompok.pengelompokan didasarkan pada rata-rata responden. kelompok

1tanggungan rata-rata 6,4kelompok 2 tanggungan rata-rata 5, dan

kelompok 3 tanggungan rata-rata 5,4. Adapun tanggungan keluarga

disajikan pada Tabel 5:

Tabel 5. Tanggungan Keluarga

NoAnggota Keluarga Jumlah

RespondenPresentase

(%)

A. Membuat Zat Pewarna1 ≤ 6,4 9 402 > 6,4 1 60

Jumlah 10 100B. Penenun1 ≤ 5 9 802 > 5 1 20

Jumlah 10 100C. Membuat zat pewarna dan penenun1 ≤ 5,4 8 702 > 5,4 2 30

Jumlah 10 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Page 47: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

28

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden dibagi dalam 3 jenis

kelompok yaitu kelompok 1 yang melakukan kegiatan membuat zat

pewarna dengan jumlah responden sebanyak 10 orang menunjukkan

tanggungan rata-rata terbanyak yaitu 6,4 dengan jumlah 6 (60%) orang.

Kelompok 2 yang melakukan kegiatan menenun dengan jumlah

responden sebanyak 10 orang menunjukkan tanggungan rata-rata

terbanyak yaitu 5 dengan jumlah 9 (90%) orang. Kelompok 3 yang

melakukan kegiatan membuat zat pewarna dan menenun dengan jumlah

responden sebanyak 10 orang menunjukkan tanggungan rata-rata

terbanyak yaitu 5,4 dengan jumlah 8 (80%) orang.

5.2. Sumber Zat Pewarna Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria)

Masyarakat Adat Kajang memiliki kain tradisional, yang tidak

dimiliki oleh kelompok masyarakat yang lain, bahkan suku yang lainpun

tidak memiliki kain tersebut. Kain tradisional tersebut dibuat dan ditenun

oleh masyarakat adat kajang. Sebelum menenun kain tersebut, terlebih

dahulu dilakukan pemberian warna atau pewarnaan benang bahan baku kain

tradisional tersebut.

Masyarakat Adat Kajang menggunakan zat pewarna alami untuk kain

tenun yaitu dari daun Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria), tanaman tarum

ini merupakan tanaman turun temurun yang digunakan oleh masyarakat

Kajang sebagai pewarna alami. Menurut Irah Namirah, et.al. (2019)

Tanaman Tarum sebagai pewarna alami telah digunakan masyarakat Baduy

luar sejak dahulu dan ditemukan berdasarkan pencarian masyarakat Baduy

Page 48: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

29

terhadap beberapa tanaman disekitar yang dapat dijadikan sebagai pewarna.

Hasil wawancara responden pada hari Rabu 06 November 2019 terkait

sumber dari tanaman tarum atas nama Bombong (36 tahun) menyatakan:

“Inne tanaman tarum a nia memang mi naku nia todo’ ia ji ku issenkua inne tanaman ka turung temurung dipanjari pewarna bannangmarring dikua tau toa rioloa ambungasa abbaju pewarna battu ritanaman tarum ka (Tanaman tarum ini sudah ada sebelum sayadilahirkan yang saya tau tanaman tarum ini merupakan tanamanturun temurun yang dibuat sebagai zat pewarna benang bisadibilang orang tua atau nenek moyang terdahulu yang pertama kalimembuat zat pewarna dari tanaman tarum)”

Tanaman tarum ini sejenis polong-polongan tergolong dalam famili

Fabaceae yang memiliki ciri-ciri yaitu berbunga ungu (violet) dengan daun

bertipe majemuk menyirip gasal dengan anak daun berjumlah 9-17 helai

berwarna hijau kebiruan.Anak daun tersusun berhadapan, berbentuk

membundar telur sungsang hingga melonjong dengan ujung membundar

atau bergubang dimanfaatkan untuk menghasilkan warnah biru dari hasil

ekstraksi daun.

Tanaman tarum memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan tumbuh

yang cukup luas tarum tumbuh subur di tanah gembur yang kaya akan

bahan organik. Tarum dapat dengan mudah diperbanyak dengan biji, seperti

golongan leguminosa.

Page 49: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

30

Bambar 2.Biji tanaman tarum Gambar 3. Tanaman tarum

5.2.1. Budidaya Tanaman Tarum

Tanaman tarum merupakan tanaman asli Indonesia yang tersebar luas

salah satunya yaitu berada di Kecamatan Kajang Kabupaten

Bulukumba.asal mula tanaman tarum ini ditemukan oleh nenek moyang

masyaratkat kajang yang hingga saat ini turun temurun masih digunakan

oleh masyarakat sebagai zat pewarna alami untuk kain tenun.

Masyarakat Kajang membudidayakan tanaman tarum sebagai bahan

utama dalam pembu atan zat pewarna kain. Biji tanaman tarum merupakan

bagian yang ditanam oleh masyarakat Kajang, sebelum biji tarum ditanam

terlebih dahulu biji tarum di keringkan kemudian ditumbuk lalu di tapi

(bahasa konjo) untuk memisahkan kulit dengan bijinya, selanjutnya biji

tarum di semaikan sampai berumur 2 minggu kemudian di tanam pada lahan

kosong dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm dengan kedalaman lubang yaitu

Page 50: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

31

10 cm. Sedangkan menurut Mira Aryanti dan Yenni Asbur (2017),

Penanaman dengan biji dilakukan dengan langsung menanam di lapangan,

tiap lubang diisi 3 atau 4 butir biji. Cara lain yaitu dengan membuat

pesemaian lebih dahulu. Perkecambahan di pesemaian memakan waktu 4

hari.Pada tahapan melalui pesemaian , bibit dapat dipindahkan ke

pertanaman pada umur 4 – 6 minggu. Hail wawancara responden Kamis 07

November 2019 terkait biji tarum atas nama Salmi (54 tahun) menyatakan:

“Bijina inne tanaman tarum ia mi inne dilamung sebelumna dilamungmae diallo I loro sagenna rakko punna rakkomi ri tumbu mi diassung-assung lampa di tapi dipasisalla I garohonna atau bukkuluengna biji na lebba injjo dibibi I loro punna lebbami dibibi pakinjjongannami rua minggu diallemi lampa dipalette lampa di lahan kadilamung (Biji dari tanaman tarum inilah yang akan ditanam sebelumditanam terlebih dahulu dikeringkan sampai kering jika sudah keringmaka ditumbuk di lesung selanjutnya di tapik untuk memisahkansampah atau kulit dan bijinya selanjutnya bibit di semaikan apabilahtelah disemaikan sekitar berumur 2 minggu maka selanjutnyadipindahkan ke lahan untuk ditanam”

Lahan yang digunakan untuk menanam tanaman tarum ini yaitu lahan

kosong, tanaman tarum tidak dapat tumbuh apabila terdapat tumbuhan lain

didekatnya sehingga diperlukan lahan kosong untuk menanam tanaman

tarum. masyarakat mulai menanam tanaman tarum yaitu pada musim

penghujan sekitar bulan Januari.

Penanaman tanaman tarum ini hanya dilakukan 1 kali dalam setahun,

masyarakat Kajang hanya melakukan 1 kali penanaman tanaman tarum

dalam setahun biasanya masyarakat mulai menanam pada awal bulan

Januari atau mulai memasuki musim penghujan. Tanaman tarum dipanen

oleh masyarakat Kajang dalam sebulan biasanya dapat dipanen sekitar 2-3

Page 51: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

32

kali panen daun tarum, kriteria tanaman tarum yang siap untuk di panen

yaitu jika daun tarum sudah lebat maka siap untuk dipanen atau berumur

sekitar 10 hari atau 14 hari, biasanya masyarakat memanen daun tarum

dengan melihat jumlah daun yang ada sudah banyak. Hasil wawancara

responden pada hari Rabu 06 November 2019 atas nama Baji (67 tahun)

menyatakan:

”Injo tanaman tarum ka sikali ji dilamung lalanna sitaunga punnapuppulanna injo raung tarum a pingruang atau pingtallung jilalanna sibulanga dialle mingka punna ladi puppulu mi diciniki lororaunna punna lohe mi dicini raunna marring mi di alle (Tanamantarum ini hanya sekali dalam setahun ditanam untuk pemanenandaun tarum 2-3 kali dalam sebulan dipanen akan tetapi sebelumdipanen terlebih dahulu dilihat daunnya apabila telah banyak makasiap untuk dipanen)”

5.2.2.Luas Lahan Tanaman Tarum Responden

Masyarakat Kajang menggunakan lahan kosong milik pribadi mereka

untuk menanam tanaman tarum, untuk lahan yang digunakan tergantung

dari kesediaan lahan yang ada dan rata-rata lahan yang di gunakan tidak

terlalu luas. untuk luas lahan responden dapat dilihat dari Tabel 6 dimana

luas lahan responden yang diambil hanya responden yang melakukan

kegiatan membuat zat pewarna yaitu sebanyak 10 orang dimana 5 orang

untuk responden yang berada dalam kawasan kajang dalam dan 5 orang

untuk responden dari kajang luar. Sedangkan untuk responden yang

melakukan kegiatan membuat zat pewarna sampai menenun yaitu sebanyak

10 orang dimana 5 orang untuk responden yang berada dalam kawasan

kajang dalam dan 5 orang untuk responden dari kajang luar.

Page 52: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

33

Tabel 6.Luas Lahan Responden untuk Penanaman Tanaman Tarum

No

Nama

Responden

Ukuran Lahan

Tanaman Tarum (M²)

Luas Lahan

Tanaman Tarum (M²)

1 Halo' 10x7 70

2 Ruso' 10x10 100

3 Salmi 15x10 150

4 Murni 10x13 130

5 Fatma 13x7 91

6 Naisa 15x7 105

7 Jumo' 10x10 100

8 Bombong 11x7 77

9 Baji 13x10 130

10 Salo' 10x5 50

11 Rante 15x8 120

12 Samo 10x10100

13 Bolong 10x7 70

14 Nawi 13x8 104

15 Ramo’ 13x5 65

16 Basma 10x8 80

17 Naho’ 10x8 80

18 Caya 10x10 100

19 Bacce 15x5 75

20 Uni 10x8 80

Jumlah 1,877

Rata-rata 93,85

Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa lahan yang digunakan

untuk menanam tanaman tarum tidak terlalu luas, luas lahan responden

tertinggi yaitu atas nama Salmi dengan luas lahan yaitu 150 m². Sedangkan

untuk luas lahan responden terendah yaitu atas nama Salo’ dengan luas

Page 53: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

34

lahan yaitu 50 m², dengan rata-rata luas lahan responden untuk penanaman

tanaman tarum yaitu 93,85 m².

5.3. Pemanfaat Tanaman Tarum

Tanaman tarum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kajang yaitu

sebagai zat pewarna, bagian yang dimanfaatkan sebagai zat pewarna adalah

daun tarum. Penggunaan tanaman tarum sebagai zat pewarna alami

masyarakat Kajang sudah turun temurun digunakan.

Masyarakat memilih tanaman tarum sebagai pewarna alami karena

mudah diperoleh, masyarakat Kajang mudah mendapatkan tanaman tarum

karena mereka dapat menanam sendiri di lahan kosong yang berada di dekat

rumahnya, pemanfaatan tanaman tarum untuk zat pewarna tidak

membutuhkan biaya yang besar sehingga memudahkan dalam membuat zat

pewarna karena bahan yang digunakan tersedia dipasar dengan harga yang

cukup murah.

Benang yang diberi zat pewarna dari tanaman tarum memiliki kualitas

yang lebih bagus, selain memiliki warnah yang bagus, kain yang ditenun

dari hasil pewarna tanaman tarum memiliki nilai jual yang cukup mahal,

kain yang ditenun dari hasil benang yang diberi zat pewarna dari tanaman

tarum memiliki harga jual yang tinggi untuk 1 kain tenun biasanya

masyarakat menjual dengan harga Rp 650.000- Rp1.000.000 tergantung dari

ukuran kain tenun.

Selain sebagai zat pewarna tanaman tarum juga sering digunakan oleh

masyarakat Kajang sebagai tanaman obat, akar dari tanaman tarum

Page 54: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

35

merupakan bagian yang biasa digunaka oleh masyarakat kajang sebagai obat

untuk peredam sakit perut.Menurut Niessen (2009), manfaat Tarum juga

dimanfaatkan untuk mewarnai batik oleh perajin batik di pulau Jawa dan

Madura, sedangkan masyarakat Samosir memanfaatkannya untuk mewarnai

benang dalam pembuatan kain ulos.

5.3.1. Pembuatan Zat Pewarna Dari Tanaman Tarum (Indigofera tinctoria)

Daun tarum merupakan bagian yang digunakan oleh masyarakat

Kajang sebagai zat pewarna kain.Proses pembuatan zat pewarna ini sekitar

3-4 hari, sedangkan untuk menghitamkan benang dibutuhkan waktu

sekitar 3 hari, waktu keseluruhan yang dibutuhkan adalah 6-7

hari.Prosespembuatan zat pewarna atau masyarakat Kajang menyebutnya

Nyila dari tanaman tarum yaitu:

1. Memetik daun tarum

Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat zat pewarna

alami dari tanaman tarum yaitu memetik daun tarum, biasanya

masyarakat memetik daun tarum apabila daun tarum yang ada telah

lebat waktu pemetikan daun tarum biasanya masyarakat memetik pada

pagi hari yaitu pada jam 06.00 pematikan daun dilakukan pada pagi hari

agar daun yang dipetik tidak layu dan dapat menghasilkan zat warnah

yang lebih baik, untuk waktu pemetikan baik masyarakat kajang dalam

maupun masyarakat kajang luar hamper sama dan tidak terdapat

perbedaan dalam pembuatan zat pewarna, daun tarum yang akan

digunakan oleh masyarakat Kajang sebagi zat pewarna ini berumur

Page 55: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

36

sekitar 10 hari sampai 14 hari, pemetikan daun tarum dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Memetik daun tarum

2. Membersihkan dan menimbang daun tarum

Setelah daun tarum dipetik seperti pada Gambar 4 selanjutnya

dibersihkan dengan caramenyortir atau memisahkan daun kering dan biji

tarum yang ada, pembersihan daun tarum ini tidak memerlukan

perlakuan yang khusu cukup dengan dibersihkan secara manual atau

memilih daun kering menggunakan tangan saja, saat pembersihan daunt

arum tidak perlu menggunaka air. jika telah dilakukan pembersihan

maka selanjutnya daun tarum ditimbang jumlah daun tarum yang

digunakan dalam 1 kain yaitu 15 baskom besar atau sekitar 36,45 kg

dimana dalam 1 baskom yaitu 2,43 kg. penimbangan daunt arum dapat

dilihat pada Gambar 5.

Page 56: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

37

Gambar 5. Penimbangan daun tarum

3. Merendam daun tarum

Setelah dilakukan pembersihan daun tarum dari daun kering dan

biji-bijinya, langkah selanjutnya yaitu dilakukan perendaman. Daun

tarum yang telah di bersihkan direndam menggunakan air bersih.

Rendam daun tarum dengan air bersih yaitu sebanyak 7 liter untuk 1

baskom selama 1 hari (24 jam) perendaman ini dilakukan untuk

mengeluarkan zat pewarna yang ada pada daun. Perendaman daun

tarum dapat dilihat pada Gambar 6

Page 57: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

38

Gambar 6. Perendaman daun tarum

4. Menghaluskan (meremas) daun tarum

Daun tarum yang telah direndam selama 1 hari (24 jam) seperti

pada Gambar 6 Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur,

peremasan daunt arum ini dilakukan secara manual yaitu hanya

menggunakan kedua tangan sampai daun tarum tersebut hancur.

Kemudian daun tarum yang sudah diremas selanjutnya dibuang,

apabila daun tarum telah dihaluskan atau diremas sampai hancur dan

zat warna yang ada telah keluar secara menyeluruh maka daun tersebut

dibuang dan air tarum disimpan seperti pada Gambar 7, peremasan ini

dilakukan agar zat pewarna dalam daun dapatkeluar secara menyeluruh.

Page 58: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

39

Gambar 7.Menghaluskan (meremas)

5. Pengapuran air tarum

Air tarum yang telah dibersihkan dari daun seperti pada Gambar

7 Selanjutnya air tarum dicampurkan kapur sekitar 0,29 kg seperti pada

Gambar 8, pemberian kapur ini berguna untuk memberikan warna

hitam pada air tarum.

Gambar 8. Menimbang bahan kapur

6. Pengadukan air tarum

Setelah air tarum dicampur kapur seperti pada Gambar 8

selanjutnya air tarum di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa.

Pengadukan yang dilakukan oleh masyarakat Kajang ini membutuhkan

Page 59: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

40

tekhnik tersendiri yaitu mengaduk dengan cara mengangkat air tarum

sedikit demi sedikit dengan menggunakan mangkok atau timba teknik

ini dilakukan agar air tarum dapat menghasilkan busa lebih cepat.

Pengadukan dilakukan sampai menghasilkan busa seperti pada

gambar 9 bertujuan untuk mengetahui bahwa hasil dari pewarna ini

telah bagus, jika telah diaduk maka selanjutnya air tarum tersebut siap

untuk didiamkan selama 1 hari (24 jam).

Gambar 9. Air tarum yang di aduk sampai mengeluarkan busa

7. Pengendapan air tarum dan air kapur

Air tarum yang telah diaduk sampai berbusa seperti pada

Gambar 9 maka selanjutnya air tarum di diamkan selama 1 hari (24

jam) untuk menghasilkan Tekke seperti pada Gambar 10. Tekke adalah

air kental dari air tarum yang didiamkan selama 1 hari (24 jam) tekke

inilah yang akan digunakan untuk menghitamkan benang yang akan

ditenun.

Page 60: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

41

Gambar 10. Airtekke

8. Penyimpanan air tarum dalam Korong

Air tarum yang telah didiamkan selama 1 hari (24 jam) hingga

menghasilkan tekke seperti pada Gambar 10 selanjutnya dimasukkan

kedalam Korong dimana air tarum dan tekke dipisahkan. Masyarakat

Kajang menggunakan Korong sebagai alat untuk menyimpan zat

pewarna tarum, biasanya masyarakat membeli korong di pasar dekat

rumah mereka, Korong ini terbuat dari tanah liat sehingga zat pewarna

yang disimpan dalam korong tersebut dapat bertahan

lama. penyimpanan zat pewarna dalam Korong dapat dilihat pada

Gambar 6.

Page 61: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

42

Gambar 6. Pemisahan air tarum dan Tekke

Tabel 7. Tahap-Tahap Kegiatan Pembutan Zat Pewarna

No Nama Kegiatan1 Memetik daun tarum2 Membersihkan dan menimbang daun tarum3 Merendam daun tarum4 Menghaluskan (meremas) daun tarum5 Pengapuran air tarum6 Pengadukan air tarum7 Pengendapan air tarum dan air kapur8 Penyimpanan air tarum dalam Korong

Sumber Data Primer Setelah Diolah, 2019

5.3.2. Pemberian Zat Pewarna Pada Benang (Nyila=bahasa konjo)

Pemberian zat pewarna pada benang dilakukan 2 kali dalam sehari

yaitu pada pagi hari sekitar jam 05:00-06:00 dan pada sore hari sekitar

pukul 17:00-18:00. pemberian zat pewarna hanya dilakukan pada waktu

pagi dan sore saja dikarenakan pada waktu tersebut air tarum dapat

menghasilkan warnah hitam yang lebih bagus dibandingkanpada waktu

lain.

Benang yang di gunakan yaitu benang putih yang dibeli dari pasar,

jumlah benang yang digunakan dalam 1 kain tenun yaitu 2,½ gulung

Page 62: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

43

besaR atau sekitar 0,6 kg. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan

pemberian zat pewarna (Manyila) adalah sebagai berikut:

1. Langkah awal nyila yaitu Air tarum yang sudah dipisahkan dengan

tekke seperti pada Gambar 11 selanjutnya di campurkan tekke sebanyak

220 ml dan air abu dapur sebanyak 200 ml, air abu dapur ini berfungsi

untuk mengentalkan zat pewarna.

Gambar 12. Air abu dapur dan tekke

2. Menyiapkan benang yang akan diberi zat pewarna

Benang yang akan diberi zat pewarna dari daun tarum yaitu

sebanyak 2½ gulung besar atau sekitar 0,6 kg. Masyarakat Kajang

menggunakan benang yang dibeli dari pasar dengan harga yang cukup

murah, biasanya masyarakat membeli benang dengan harga Rp.30.000

untuk 2½ gulung besar.

Masyarakat Kajang sangat mudah mendapatkan benang yang

akan digunakan mereka cukup membeli dipasar terdekat dari rumah

mereka, dalam pembuatan zat pewarna alami dari daun tarum ini bahan

Page 63: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

44

yang digunakan cukup mudah didapat oleh masyarakat Kajang selain

mudah didapatkan harganyapun relative murah. Benang yang

digunakan oleh masyarakat Kajang dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Penimbangan benang yang akan diberi zat pewarna

3. Pencelupan benang kedalam zat pewarna tarum

Benang yang telah disiapkan sebanyak 2½ gulung besar maka

selanjutnya benang siap untuk dicelupkan kedalam air tarum yang

sudah dicampur tadi, masyarakat kajang melakukan pencelupan benang

pada pagi sekitar jam 05:00-06:00 dan pada sore hari sekitar pukul

17:00-18:00. Masyarakat Kajang biasanya mencelupkan benang

sebanyak 3-4 kali pencelupan setelah dicelupkan sebanyak 3-4 kali

maka benang tersebut diperas kemudian dipukul-pukul menggunakan

palu yang terbuat dari kayu seperti pada Gambar 15, jika telah dipukul-

pukul maka selanjutnya benang dicelupkan lagi kedalam zat pewarna

sebanyak 3-4 kali pencelupan kemudian selanjutnya dipukul-pukul agar

zat pewarna yang ada dapat meresap kedalam benang. Kegiatan

pencelupan ini dilakukan sampai benang berwarnah hitam, pencelupan

Page 64: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

45

ini dilakukan selama 3 hari. Pencelupan benang dapat dilihat pada

Gambar 14.

Gambar 14. Pencelupan benang putih kedalam zat pewarna

Gambar 15.Benang yang telah diberi zat pewarna kemudian di pukul-pukul menggunakan palu dari kayu.

4. Benang yang telah diberi zat pewarna selanjutnya dijemur sampai

kering, apabila benang yang telah diberi zat pewarna telah berwarna

hitam maka selanjutnya benang dijemur sampai kering untuk

selanjutnya siap di tenun. Penjemuran kain dapat dilihat pada Gambar

16.

Page 65: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

46

Gambar 16. Pengeringan benang yang telah diberi zat pewarna

5.3.3. Pelaksanaan Penenunan Kain Adat Kajang

Kegiatan menenun kain merupakan warisan turun temurun

masyarakat Kajang,proses menenun di Suku Kajang masih terbilang

tradisional dengan alat tenun peninggalan nenek moyang yang terbuat dari

kayu. Masyarakat Kajang melakukan kegiatan menenun di siring (dibawah

kolong rumah) dan di lego-lego (teras rumah). Waktu yang dibutuhkan

responden pada saat menenun yaitu dapat dilihat dari Tabel 7:

Tabel 8. Jangka Waktu Menenun Responden

No NamaLama Penenunan

(Hari/Bln)1 Naro' 1 Bln2 Taha' 10 Hari3 Tika 5 Hari4 Anni 7 hari5 Baya 7 hari6 Ima 10 Hari7 Taeng 7 hari8 Anti 5 Hari9 Suri 10 Hari10 Nunung 7 hari11 Rante 7 hari12 Samo 7 hari

Page 66: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

47

13 Bolong 10 Hari14 Nawi 10 Hari15 Ramo 10 Hari16 Basma 7 hari17 Naho 7 hari18 Caya 7 hari19 Bacce 7 hari20 Uni 10 Hari

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Tabel 11 menunjukkan jangka waktu yang dibutuhkan responden

dalam pembuatan kain tenun, pembuatan kain tenun yang membutuhkan

waktu lama untuk penyelesaian 1 kain tenun yaitu pada responden yang

bernama Naro’ dengan waktu pengerjaan sekitar 1 bulan, sedangkan untuk

pembuatan kain tenun yang tidak membutuhkan waktu lama dalam

pengerjaannya yaitu pada responden yang bernama Tika dan Anti dengan

jangka waktu pembuatan 1 kain tenun yaitu sekitar 5 hari saja.

Masyarakat Kajang melakukan kegiatan menenun pada saat tak

melakukan kegiatan lain sehingga waktu penyelesaian penenunan kain

berbeda-beda setiap orang. Biasanya masyarakat Kajang menenun apabila

tak melakukan kegiatan lain, dalam satu kali menenun masyarakat Kajang

dapat menenun 1 lembar kain dengan panjang sekitar 4 meter dan lebar kain

yaitu 1 meter.

Adapun prosesmenenunyaitu :

1. Menyiapkan benang yang sudah diberi zat pewana

Benang yang telah di beri zat pewarna dari daun Tarum,

selanjutnya diangin-anginkan di bawah kolom rumah. Tujuan meangin-

anginkan adalah agar benagnya kering dan lembut, tidak dijemur diterik

Page 67: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

48

matahari. Jumlah benang yang akan ditenun untuk 1 kain tenun yaitu

sekitar 2½ gulung besar. benang yang disiapkan atau yang telah diberi zat

pewarna yang siap ditenun dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17.Memperlihatkan cara menjemur benang yang telah di beri zatpewarna dari daun Tarum.

2. Mappaturung benang

Benang yang telah dijemur seperti pada Gambar 16, dan sudah

kering,selanjutnya dilakukan kegiatan Mappaturung

benang.Mappaturung benang adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengurai benang agar tidak kusut setelah dilakukan pencelupan warna

dan penjemuran.

Mappaturung benang menggunakan alat Ganra yaitu suatu alat

berbentuk segi lima terbuat dari bambu dengan panjang jari-jari sekitar

30 cm seperti pada Gambar 18. Alat tersebut digerakkan secara

melingkar yang diikuti oleh helaian benang. Fungsi alat Ganra

menggulung-gulung benang atau merapikan benang

Page 68: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

49

Gambar 18. Paturung Benang menggunakan alat ganra

3. Kegiatan anggane

Benang yang telah di Paturung seperti pada Gamabr 18 maka

selanjutnya, selanjutnya dilakukan kegiatananggane.Kegiatan anggane

Yaitu dimana benang di bentangkan kemudian dimasukkan kedalam Suru

dan dsusun rapi satu-persatu untuk selanjutnya benang siap di tenun.

Anggane benang menggunakan alat Aneang yang terbuat dari

bambu dengan panjang sekitar 2 meter dengan jumlah bamboo yang

digunakan yaitu sebanyak 4 buah yang di bentuk segi empat kemudian

benang dibentangkan secara horisontalseperti pada Gambar 19.Fungsi

menggane benang yaitu untuk memudahkan dalam membentangkan

benang yang akan dimasukkan kedalam Suru.

Page 69: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

50

Gamabar 19. Mengane benang

4. Kegiatan menghilangkan bulu–bulu benang (Attasi=Bahasa Konjo)

Benang yang telah diAne pada Gambar 19 selanjutnya dilakukan

kegiatan menghilangkan bulu-bulu kasar yang ada pada benang atau

masyarakat Kajang menyebutnya Attasibenang. Attasi merupakan air

rendaman beras ketang hitam yang sudah di sandrai.

Attasi benang ini dilakukan sebelum benang ditenun seperti pada

Gambar 20, fungsi Attasi yaitu untuk memindahkan bulu-bulu kasar pada

benang dengan cara menyisir benang secara vertikal menggunakan

tongkol jagung sampai bulu-bulu kasar yang terdapat pada benang

hilang.

Page 70: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

51

Gamabar 20. Pemberian Tasi pada benang yang akan ditenun

5. Kegiatan merapikan benang (Ajangka =Bahasa Konjo)

Benang yang telah diberi Tasi pada Gambar 20 selanjutnya

dilakukan Kegiatan merapikan benang atau masyarakat kajang

menyebutnya Ajangka benang.Ajangkabenang adalah kegiatan

merapikan benang yang telah diberi air Tasi.

Ajangka benang ini dilakukan sebelum benang ditenun seperti

pada Gambar 21, fungsi dari Ajangka benang ini yaitu untuk merapikan

benang dengan cara benang disisir secara vertikal menggunakan alat

yang terbuat dari kayu dan sabuk kelapa dengan panjang sekitar 1 meter.

Gambar 21. Penyisiran benang menggunakan sabuk kelapa

Page 71: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

52

6. Kegiatan menenun

Benang yang telah diberi air Tasi pada Gambar 20 serta telah

dilakukan kegiatan Ajangka pada Gambar 21, maka selanjutnya

dilakukan kegiatan menenun benang. Menenun adalah proses membuat

kain dengan memasukkan secara berselang-seling kolompok benang

yang membujur kedalam kelompok benang yang melintang.

Masyarakat Kajang menenun menggunakan alat tradisional yang

terbuat dari bambu.untuk dua tiang yang berdiri secara vertikaldengan

sebuah batang lintang dibagian atasnya benang-benang direntangkan

diantar kedua bambu ini. pada batang itu terjuntai benang-benang yang

dipasangi beban-beban untuk menjaga agar benangnya tetap lurus, batan

inidapat diputar untuk menggulung kain hasil tenunan.

Alat tenun horizontal terdiri dari dua kayu penggulung sejajar

yang dipasang terpisa supaya tidak bergeser, ada 4 batang bambu kecil

yang diapit pada benang yang berfungsiuntuk menahan bennag ketika

ditenun.seperti pada Gambar 22. Alat tenun yang digunakan oleh

masyarakat Kajang ini merupakan alat turun temurun dari nenek moyang

masyarakat Kajang.

Page 72: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

53

Gambar 22.Menenun kain

7. Pencucian kain tenun

Kain yang sudah di tenun selanjutnya dicuci, kain tenun yang akan

dicuci tidak menggunakan deterjen hanya dicuci menggunakan air bersih

saja. Pencucian kain tenun dapat dilakukan dimana saja biasanya

masyarakat Kajang mencuci kain tenun di sungai atau masyarakat

menyebutnya (Buhung = bahasa konjo). Jika kain tenun telah dicuci

maka selanjutnya di jemur sampai kering.

8. Penjemuran kain tenun

Kain tenun yang telah di cuci selanjutnya dijemur didepan teras

rumah atau dibawa sinar matahari sampai kain kering, kain tenun dijemur

dengan cara menggantung kain tenun dengan melipat menjadi dua bagian

kemudian memasukkan kayu kebagian atas dan bagian bawa kain.

penjemuran kain ini bertujuan agar kain tidak mengkerut saat dijemur.

Page 73: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

54

Gambar 23. Kain tenun yang telah dicuci kemudian dijemur

9. Pemanfatan kain tenun

Masyarakat Kajang melakukan kegiatan tenun untuk memenuhi

kebutuhan mereka, selain digunakan sebagai pakaian sehari-hari biasanya

kain yang telah ditenun dijual di pasar dengan harga yang cukup mahal

yaitu Rp650.000-Rp1.000.000 atau untuk keperluan ritual adat untuk

kain yang akan dijual digosok menggunakan bilalu keong laut berbintik

untuk menghasilkan warna yang mengkilap.

Gambar 24. Kain yang telah ditenun

Page 74: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

55

Tabel 9.Tahap-Tahap Kegiatan Penenunan

No Nama Kegiatan1 Menyiapkan benang yang sudah diberi zat pewarna2 Mappaturung benang3 Kegiatan anggane

4Kegiatan menghilangkan bulu-bulu kasar pada benang(Attasi=Bahasa konji) benang

5 Kegiatan merapikan benang (Ajjangka=Bahasa konjo)6 Kegiatan menenun7 Pencucian kain tenun8 Penjemuran kain tenun9 Pemanfaatan kain tenun

Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2019

Page 75: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

56

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Hutan Adat Ammatoa Kecamatan Kajang

Kabupaten Bulukumba, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sumber zat pewarna tanaman tarum (Indigofera tinctoria)

Sumber zat pewarna tanaman tarum (Indigofera tinctoria) yaitu dari

perkebunan masyarakat Kajang dimana tanaman tarum ini di tanam pada

lahan kosong milik pribadi dengan luas lahan dari 30 responden jumlah

keseluruhan lahan yaitu 1,877 m² .

2. Manfaat Tanaman Tarum

Tanaman tarum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kajang

yaitu sebagai zat pewarna, tahap-tahap pembuatan zat pewarna yaitu

memetik daun tarum, membersihkan dan menimbang daun tarum,

merendam daun tarum, menghaluskan daun tarum, pengapuran air tarum,

pengendapan air tarum, pengendapan air tarum dan air kapur, dan

penyimpanan air tarum dalam korong.

3. Kegiatan menenun

Adapun tahap-tahap dalam pembuatan tenun yaitu menyiapkan

benang yang sudah diberi zat pewarna, mappaturung benang, kegiatan

anggane, kegiatan menghilangkan bulu-bulu kasar pada benang (Attasi),

kegiatan merapikan benang (Ajjangka), kegiatan menenun, pencucian kain

tenun, penjemuran kain tenun, dan pemanfaatan kain tenun.

Page 76: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

57

6.2. Saran

Tanaman Tarum merupakan tanaman yang digunakan turun temurun

oleh masyarakata Kajang sebagai penghasil zat pewarna alami dalam

pembuatan kain tenun, dalam proses pembuatan warna ini masyarakat masih

menggunakan alat tradisisonal. Selain itu dalam membuat zat pewarna

masyarakat membutuhkan waktu yang lama agar menghasilkan warna hitam

yang baik.oleh karena itu perlu diadakan alat untuk memudahkan dalam

pembuatan zat pewarna terkhusus untuk alat penghancur daunt tarum untuk

mengeluarkan zat warna yang ada dalam daun.

Page 77: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

58

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

DAFTAR PERTANYAAN (QUESTIONNAIRE)KEARIFAN LOKAL TANAMAN TARUM (Indigofera tinctoria) UNTUKRESPONDEN I YANG BERTUGAS MEMBERI ZAT PEWARNA PADA

BENANG

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Respondsen :

2. Nama : ..................................................

3. Usia : ..................................................Tahun

4. Jenis Kelami : ………………………………..

5. Agama : ...................................................

6. Suku : ………………………………...

7. Pendidikan : ………………………………...

8. Pekerjaan utama : ………………………………...

9. Pekerjaan sampingan : ………………………………..

10. Asal daerah :Penduduk Asli/Pendatang (Prop : ..........., Kab

:....................)

11. Jumlah Anggota keluarga

Page 78: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

59

Anggota Keluarga

Jumlah

Ang.

Kel. (jiwa)

Keterangan

Bekerja Sekolah Lainnya*

1. Laki-laki Dewasa (>12 Thn)

2. Perempuan Dewasa (>12 Thn)

3. Anak Laki-2 ( 5 - 12 Thn)

4. Anak Perempuan ( 5 - 12 Thn)

5. 5. Balita

..................

..................

..................

..................

..................

...............

...............

...............

...............

...............

.................

.................

.................

.................

.................

..................

..................

..................

..................

..................

Jumlah .................. ............... ................. ..................

Lainnya : a) Membantu U.Kel, b) Tidak Bekerja

II. Data Umum Tanaman Tarum yang dikelola

11. Darimana Bapak/Ibu mengetahui tentang tanaman Tarum?

12. Tanaman Tarum dimanfaatkan sebagai

a. Tanaman obat

b. Pewarna kain

c. lainnya

13. Kenapa Bapak/Ibu memlih tanaman Tarum sebagai pewarna kain?

14. Bagian mana yang bapak/ibu gunakan sebagai pewarna?

15. Berapa luas total yang Bapak/Ibu miliki?..............Ha

16. Berapa luas lahan yang digunakan untuk tanaman Tarum? ..............Ha

17. Penggunaan Lahan yang lain

a. Perumahan..............Ha

b. Sawah..............Ha

c. Ladang..............Ha

d. Perkebunan..............Ha

e. Kosong..............Ha

f. Lainnya..............Ha

18. Status lahan yang digunakan untuk tanaman Tarum

a. Lahan milik/pribadi

b. Lahan sewa

Page 79: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

60

c. Lahan adat/marga

d. Lainnya

19. Apakah semua lahan yang Bapak/Ibu/ibu miliki bersertifikat

a. Ya

b. Tidak

20. Jika tidak bersertifikat apa bentuk kepemilikian lainnya?

21. Bagaimana Bapak/Ibu menanam Tarum tersebut?

a. Biji

b. Stek

c. Lainnya

22. Berapa jarak tanam Tarum yang Bapak/Ibu tanam?

23. Berapa kali pemanenenan dalam sebulan?.......................kali panen/bulan

24. Apa saja bahan dan alat yang bapak/ibu gunakan untuk membuat pewarna?

25. Berapa banyak daun yang bapak/ibu gunakan dalam 1 kain sarung tenun?

26. Berapa banyak benang yang bapak/ibu gunakan?

27. Bagaimana cara membuat pewarna dari Tanaman Tarum?

28. Berapa hari bapak/ibu butuhkan untuk membuat pewarna dari Tanaman

Tarum?

29. Berapa hari benang di rendam sampai bisa berwarna hitam?

Page 80: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

61

DAFTAR PERTANYAAN (QUESTIONNAIRE)KEARIFAN LOKAL TANAMAN TARUM (Indigofera tinctoria) UNTUKRESPONDEN II YANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN MENENUN

BENANG YANG SUDAH DIBERI ZAT PEWARNA

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Respondsen :

2. Nama : ..................................................

3. Usia : .................................................. Tahun

4. Jenis Kelami : ………………………………..

5. Agama : ...................................................

6. Suku : ………………………………...

7. Pendidikan : ………………………………...

8. Pekerjaan utama : ………………………………...

9. Pekerjaan sampingan : ………………………………..

10. Asal daerah :Penduduk Asli/Pendatang (Prop : ..........., Kab

:....................)

11. Jumlah Anggota keluarga

Anggota KeluargaJumlah

Ang.

Keterangan

Bekerja Sekolah Lainnya*

Page 81: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

62

Kel. (jiwa)

1. Laki-laki Dewasa (>12 Thn)

2. Perempuan Dewasa (>12

Thn)

3. Anak Laki-2 ( 5 - 12 Thn)

4. Anak Perempuan ( 5 - 12

Thn)

5. Balita

..................

..................

..................

..................

..................

...............

...............

...............

...............

...............

.................

.................

.................

.................

.................

..................

..................

..................

..................

..................

Jumlah .................. ............... ................. ..................

Lainnya : a) Membantu U.Kel, b) Tidak Bekerja

II. Data Umum Kain Tenun

12. Sejak kapan bapak/ibu menenun kain?

13. Apakah menenun adalah pekerjaan tetap bapak/ibu?

14. Bagaimana langkah awal bapak/ibu menenun kain?

15. Dimana bapak/ibu mengambil benag yang akan ditenun?

16. Berapa banyak benang yang bapak/ibu gunakan?

17. Berapa hari bapak/ibu butuhkan untuk menenun kain?

18. Berapa meter panjang dan lebar kain yang bapak/ibu hasilkan?

19. Kain yang sudah jadi selanjutnya diapakan?

Page 82: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

63

DAFTAR PERTANYAAN (QUESTIONNAIRE)KEARIFAN LOKAL TANAMAN TARUM (Indigofera tinctoria) UNTUK

RESPONDEN III YANG BERTUGAS MEMBERI ZAT PEWARNA PADABENANG SAMPAI MELAKUKAN KEGIATAN MENENUN BENANG

YANG SUDAH DIBERI ZAT PEWARNA

I. IDENTITAS RESPONDEN1. No. Respondsen :

2. Nama : ..................................................

3. Usia : .................................................. Tahun

4. Jenis Kelami : ………………………………..

5. Agama : ...................................................

6. Suku : ………………………………...

7. Pendidikan : ………………………………...

8. Pekerjaan utama : ………………………………...

9. Pekerjaan sampingan : ………………………………..

10. Asal daerah :Penduduk Asli/Pendatang (Prop : ..........., Kab

:....................)

11. Jumlah Anggota keluarga

Anggota Keluarga

Jumlah

Ang.

Kel. (jiwa)

Keterangan

Bekerja Sekolah Lainnya*

Page 83: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

64

1. Laki-laki Dewasa (>12

Thn)

2. Perempuan Dewasa (>12

Thn)

3. Anak Laki-2 ( 5 - 12 Thn)

4. Anak Perempuan ( 5 - 12

Thn)

5. Balita

..................

..................

..................

..................

..................

...............

...............

...............

...............

...............

.................

.................

.................

.................

.................

..................

..................

..................

..................

..................

Jumlah .................. ............... ................. ..................

Lainnya : a) Membantu U.Kel, b) Tidak Bekerja

II. Data Umum Tanaman Tarum yang dikelola

12. Darimana Bapak/Ibu mengetahui tentang tanaman Tarum?

13. Tanaman Tarum dimanfaatkan sebagai

a. Tanaman obat

b. Pewarna kain

c. lainnya

14. Kenapa Bapak/Ibu memlih tanaman Tarum sebagai pewarna kain?

15. Bagian mana yang bapak/ibu gunakan sebagai pewarna?

16. Berapa luas total yang Bapak/Ibu miliki?..............Ha

17. Berapa luas lahan yang digunakan untuk tanaman Tarum? ..............Ha

18. Penggunaan Lahan yang lain

a. Perumahan..............Ha

b. Sawah..............Ha

c. Ladang..............Ha

d. Perkebunan..............Ha

e. Kosong..............Ha

f. Lainnya..............Ha

19. Status lahan yang digunakan untuk tanaman Tarum

a. Lahan milik/pribadi

b. Lahan sewa

Page 84: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

65

c. Lahan adat/marga

d. Lainnya

20. Apakah semua lahan yang Bapak/Ibu/ibu miliki bersertifikat

a. Ya

c. Tidak

d. Jika tidak bersertifikat apa bentuk kepemilikian lainnya?

21. Bagaimana Bapak/Ibu menanam Tarum tersebut?

a. Biji

b. Stek

c. Lainnya

22. Berapa jarak tanam Tarum yang Bapak/Ibu tanam?

23. Berapa kali pemanenenan dalam sebulan?.......................kali panen/bulan

24. Apa saja bahan dan alat yang bapak/ibu gunakan untuk membuat

pewarna?

25. Berapa banyak daun yang bapak/ibu gunakan dalam 1 kain sarung tenun?

26. Berapa banyak benang yang bapak/ibu gunakan?

27. Bagaimana cara membuat pewarna dari Tanaman Tarum?

28. Berapa hari bapak/ibu butuhkan untuk membuat pewarna dari Tanaman

Tarum?

29. Berapa hari benang di rendam sampai bisa berwarna hitam?

30. Sejak kapan bapak/ibu menenun kain?

31. Apakah menenun adalah pekerjaan tetap bapak/ibu?

32. Bagaimana langkah awal bapak/ibu menenun kain?

33. Dimana bapak/ibu mengambil benag yang akan ditenun?

34. Berapa hari bapak/ibu butuhkan untuk menenun kain?

35. Berapa meter panjang dan lebar kain yang bapak/ibu hasilkan?

36. Kain yang sudah jadi selanjutnya diapakan?

Page 85: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

66

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan membuat zatpewarna

Page 86: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

67

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan menenukain

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan membuat zatpewarna dan menenun

Page 87: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

68

Daun tarum yang siap dipanen

Page 88: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

69

Proses memetik atau memanen daun tarum

Biji tanaman tarum

Page 89: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

70

Penimbangan daun tarum yang akan dijadikan zat pewarna

Penimbangan benang yang akan diberi zat pewarna

Penimbangan bahan kapur yang akan di buat zat pewarna

Page 90: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

71

Benang putih yang akan diberi zat pewarna

Air abu yang akan dicampurkan kedalam zat pewarna

Penimbangan air abu ynag akan digunakan

Page 91: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

72

Penimbangan air yang akan digunakan untuk merendam daun tarum

Proses perendaman daunt arum

Proses pembalikan daunt arum

Page 92: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

73

Proses peremasan daunt arum

Air tarum yang telah dibersihkan daru daun

Page 93: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

74

Proses pemberian kapur

Pengadukan air tarum yang telah diberi kapur

Penimbangan air tarum tang akan di jadikan zat pewarna

Page 94: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

75

Korong tempat yang akan digunakan untuk menyimpan zat pewarna

Penuangan air tarum kedalam Korong serta memisahkan ait tarumdengan tekke

Penimbangan tekke yang akan di jadikan zat pewarna

Page 95: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

76

Penimbangan air abu yang akan dicampurkan kedalam zat pewarna

Tekke atau zat pewarna tarum

Page 96: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

77

Proses pewarnaan benang

Benang Yang Telah Diberi Zat Pewarna

Benag yang siap di tenun

Page 97: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

78

Mappaturung benang

Ngane benang

Persiapan penenunan benang

Page 98: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

79

Pemberian Tasi

Menyisir benang

pengeringan kain tenun yang telah dicuci

Page 99: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

80

Kain tenun yang siap dijual atau disimpan

Page 100: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

97

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan membuat zatpewarna

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan menenukain

Page 101: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

98

Proses wawancara kepada responden yang melakukan kegiatan membuat zatpewarna dan menenun

Daun tarum yang siap dipanen

Page 102: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

99

Proses memetik atau memanen daun tarum

Biji tanaman tarum

Page 103: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

100

Penimbangan daun tarum yang akan dijadikan zat pewarna

Penimbangan benang yang akan diberi zat pewarna

Penimbangan bahan kapur yang akan di buat zat pewarna

Page 104: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

101

Benang putih yang akan diberi zat pewarna

Air abu yang akan dicampurkan kedalam zat pewarna

Penimbangan air abu ynag akan digunakan

Page 105: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

102

Penimbangan air yang akan digunakan untuk merendam daun tarum

Proses perendaman daunt arum

Proses pembalikan daunt arum

Page 106: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

103

Proses peremasan daunt arum

Air tarum yang telah dibersihkan daru daun

Page 107: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

104

Proses pemberian kapur

Pengadukan air tarum yang telah diberi kapur

Penimbangan air tarum tang akan di jadikan zat pewarna

Page 108: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

105

Korong tempat yang akan digunakan untuk menyimpan zat pewarna

Penuangan air tarum kedalam Korong serta memisahkan ait tarumdengan tekke

Penimbangan tekke yang akan di jadikan zat pewarna

Page 109: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

106

Penimbangan air abu yang akan dicampurkan kedalam zat pewarna

Tekke atau zat pewarna tarum

Page 110: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

107

Proses pewarnaan benang

Benang Yang Telah Diberi Zat Pewarna

Benag yang siap di tenun

Page 111: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

108

Mappaturung benang

Ngane benang

Persiapan penenunan benang

Page 112: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

109

Pemberian Tasi

Menyisir benang

pengeringan kain tenun yang telah dicuci

Page 113: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

110

Kain tenun yang siap dijual atau disimpan

Page 114: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

66

Lampiran2. Data Responden

NoNama

Responden Usia

JenisKelamin

(P/L) Agama SukuPekerjaan

UtamaPekerjaan

SampinganAsal

Daerah

JumlahAnggotaKeluarga

I Responden Yang Melakukan Kegiatan Memberi Zat Pewarna

1. Halo' 35 P Islam Kajang PedagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 4

2. Ruso' 37 P Islam Kajang PedagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 8

3. Salmi 54 P Islam KajangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bertani Bulukumba 5

4. Murni 44 P Islam KajangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Buru Bangunan Bulukumba 9

5. Fatma 54 P Islam Kajang PedagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 8

6. Naisa 50 P Islam Kajang PegagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 7

7. Jumo' 50 P Islam Kajang PedagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 4

8. Bombong 36 P Islam Kajang PedagangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bulukumba 7

9. Baji 67 P Islam KajangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Bertani Bulukumba 8

10. Salo' 52 P Islam KajangNyila (Pembuat Zat

Pewarna Buru Bangunan Bulukumba 4

Page 115: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

67

IIResponden Yang Melakukan KegiatanMenenun Kain

1. Naro' 42 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 42. Taha' 40 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 43. Tika 30 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 54. Anni 27 P Islam Kajang Menenun Buru Bangunan Bulukumba 45. Baya 52 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 76. Ima 27 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 37. Taeng 40 P Islam Kajang Menenun Bertani Bulukumba 58. Anti 23 P Islam Kajang Menenun Buru Bangunan Bulukumba 89. Suri 41 P Islam Kajang Menenun Buru Bangunan Bulukumba 5

10. Nunung 37 P Islam Kajang Menenun Buru Bangunan Bulukumba 5

IIIResponden Yang Melakukan Kegiatan Memberi Zat Pewarna DanMenenun Kain

1. Rante 30 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Buru Bangunan Bulukumba 42. Samo 32 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Buru Bangunan Bulukumba 53. Bolong 40 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Buru Bangunan Bulukumba 54. Nawi 43 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Buru Bangunan Bulukumba 45. Ramo' 53 P Islam Kajang Pedagang Nyila Dan Menenu Bulukumba 66. Basma 45 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Bertani Bulukumba 57. Naho' 42 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Bertani Bulukumba 48. Caya 60 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Bertani Bulukumba 59. Bacce 58 P Islam Kajang Nyila Dan Menenu Bertani Bulukumba 7

10. Uni 51 P Islam Kajang Pedagang Nyila Dan Menenu Bulukumba 8

Page 116: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

68

Lampiran 3. Jawaban Responden

Jawaban Responden I Yang Melakukan Kegiatan Membuat Zat Pewarna

No Nama Jawaban Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Halo'DariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 15 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

2 Ruso'DariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 10 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

3 SalmiDariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 15 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

4 MurniDariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 10 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

5 FatmaDariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 13 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

6 Naisa Dari Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 15 M Lahan Lahan Milik Tidak Supradi

Page 117: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

69

Keluarga Ha Kosong Pribadi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

7 Jumo'DariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 10 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

8 BombongDariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 11m

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

9 BajiDariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 13 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

10 Salo'DariKeluarga Pewarna Kain Karena merupakan pewarnah alami Daun

0,5Ha 10 M

LahanKosong

Lahan MilikPribadi Tidak Supradi

Turun temurunMudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

Page 118: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

70

Sambungan Jawaban Responden I Yang Melakukan Kegiatan Membuat Zat Pewarna

No Nama Jawan Pertanyaan

11 12 13 14 15 161 Halo’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskom Besar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur2 Ruso’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur

Page 119: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

71

3 Salmi Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur4 Murni Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur5 Fatma Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Page 120: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

72

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur6 Naisa Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur7 Jumo’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur

Page 121: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

73

8 Bombong Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur9 Baji’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur10 Salo’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 Baskombesar 2,1/2 Gulung Besar

Baskom

Timbangan

Karung

Magkok

Korong

Page 122: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

74

Bahan:

Tanaman Tarum

Benang

Air

Abu Dapur

Kapur

Sambungan Jawaban Responden I Yang Melakukan Kegiatan Membuat Zat Pewarna

No Nama Jawaban Pertanyaan17 18 19

1 Halo’ Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering2 Ruso’ Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

Page 123: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

75

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering3 Salmi Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering4 Murni Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

Page 124: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

76

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering5 Fatma Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering6 Naisa Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

Page 125: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

77

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering7 Jumo’ Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering8 Bombong Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

Page 126: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

78

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering9 Baji’ Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai kering10 Salo’ Langkah-langkah membuat zat pewarna yaitu: 3-4 hari 3 hari

1. Mengambil atau memetik daun tarum

2. Menimbang daun tarum

3. Rendam air tarym dengan air secukupnya selama 1 hari

4. Selanjutnya daun tarum diremas sampai hancur, kemudian

Daun tarum yang sudah diremas selanjutnya di buang dan airnya disimpan

5. Selanjutnya air tarum di campurkan kapur secukupnya

6. Setelah dicampur kapur selanjutnya di aduk sampai kapur larut dalam air dan berbusa

7. Selanjutnya diamkan selama 1 hari

8. Kemudian air dan busa tarum di masukkan kedalam korong dan dipisahkan air dan tekkenya

9. Selanjutnya air yang sudah dipisahkan di campurkan tekke dan abu dapur

10. Kemudian benang di celupkan kedalam airtarum yang sudah dicampur tadi

Page 127: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

79

Sampai benang berwarnah hitam

11. Benang yanng sudah diberi warna selanjutnya di jemur sampai keringJawaban Responden II Yang Melakukan Kegiatan Menenun

No Nama Jawaban Pertanyaan1 2 3 4 5 6 7 8

1 Naro'30Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 1 Bulan 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

2 Taha'30Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 10 Hari 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

Page 128: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

80

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

3 Tika7Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 5 Hari 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

4 Anni13Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar

1Minggu 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

5 Baya20Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar

1Minggu 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

Page 129: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

81

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

6 Ima12Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 10 Hari 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

7 Taeng25Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar

1Minggu 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

Page 130: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

82

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

8 Anti15Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 5 Hari 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

9 Suri27Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar

2,1/2 GulungBesar 10 Hari 4 Meter

Di JualDanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

10 Nunung 13 Tetap Langkah awal menenun yaitu Di Pasar 2,1/2 Gulung 1 4 Meter Di Jual

Page 131: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

83

Tahun Besar Minggu DanDisimpan

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

Jawaban Responden III Yang Bertugas Membuat Zat Pewarna Pada Benang Sampai Ke Tahap Menenun

No Urut Nama Jawaban Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RanteDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 15 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

2 SamoDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

3 BalangDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Page 132: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

84

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

4 NawiDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 13 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

5 Ramo'DariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 13 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

6 BasmaDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

7 Naho'DariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

8 CayaDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

9 BacceDariKeluarga

PewarnaKain Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 15 M

LahanKosong Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

10 Uni Dari Pewarna Karena merupakan pewarnah alami Daun 0,5 Ha 10 M Lahan Lahan Milik Pribadi Tidak Suprasi

Page 133: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

85

Keluarga Kain Kosong

Turun tenurun

Mudah di dapat

Tidak membutuhkan biaya yangmahal

Sambungan Jawaban Responden III Yang Bertugas Membuat Zat Pewarna Pada Benang Sampai Ke Tahap Menenu

No Nama Jawaban Pertanyaan

11 12 13 14 15 16 171 Rante

Biji 15 Cm 2-3 Kali

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

2 Samo’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 2,1/2 Caranyayaitu:

Page 134: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

86

BaskomBesar

GulungBesar

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

3 BalangBiji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Page 135: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

87

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

4 NawiBiji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

5 Ramo’ Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15Baskom

2,1/2Gulung Caranyayaitu:

Page 136: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

88

Besar Besar

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

6 BasmaBiji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Page 137: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

89

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

7 Naho’Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

8 CayaBiji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Page 138: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

90

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

KorongDaun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya

Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur LarutDalam Air Dan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong DanDipisahkan Air Dan Tekkenya

Abu Dapur9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan AbuDapur

Kapur10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang SudahDicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur SampaiKering

9 BacceBiji 15 Cm 2-3 Kali Alat :

15BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

Korong Daun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur Larut Dalam AirDan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong Dan DipisahkanAir Dan Tekkenya

Page 139: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

91

Abu Dapur 9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan Abu Dapur

Kapur 10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang Sudah Dicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam

11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur Sampai Kering10 Uni

Biji 15 Cm 2-3 Kali Alat : 15 BaskomBesar

2,1/2GulungBesar Caranyayaitu:

Baskom 1. Mengambil Atau Memetik Daun Tarum

Timbangan 2. Menimbang Daun Tarum

Karung 3. Rendam Air Tarym Dengan Air Secukupnya Selama 1 Hari

Magkok 4. Selanjutnya Daun Tarum Diremas Sampai Hancur, Kemudian

Korong Daun Tarum Yang Sudah Diremas Selanjutnya Di Buang Dan Airnya Disimpan

Bahan: 5. Selanjutnya Air Tarum Di Campurkan Kapur Secukupnya

Tanaman Tarum6. Setelah Dicampur Kapur Selanjutnya Di Aduk Sampai Kapur Larut Dalam AirDan Berbusa

Benang 7. Selanjutnya Diamkan Selama 1 Hari

Air8. Kemudian Air Dan Busa Tarum Di Masukkan Kedalam Korong Dan DipisahkanAir Dan Tekkenya

Abu Dapur 9. Selanjutnya Air Yang Sudah Dipisahkan Di Campurkan Tekke Dan Abu Dapur

Kapur 10. Kemudian Benang Di Celupkan Kedalam Airtarum Yang Sudah Dicampur Tadi

Sampai Benang Berwarnah Hitam

11. Benang Yanng Sudah Diberi Warna Selanjutnya Di Jemur Sampai Kering

Sambungan Jawaban Responden III Yang Bertugas Membuat Zat Pewarna Pada Benang Sampai Ke Tahap Menenun

No Nama Jawaban Pertanyan

18 19 20 21 221 Rante 3-4 Hari 3 Hari 5 Tahun Tetap Langkah Awal Menenun Yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

Page 140: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

92

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.2 Samo’ 3-4 Hari 3 Hari 16 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.3 Balang 3-4 Hari 3 Hari 20 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.4 Nawi 3-4 Hari 3 Hari 20 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

Page 141: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

93

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.5 Ramo’ 3-4 Hari 3 Hari 30 Tahun Sampingan Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.6 Basma 3-4 Hari 3 Hari 17 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

Page 142: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

94

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.7 Naho’ 3-4 Hari 3 Hari 18 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.8 Caya 3-4 Hari 3 Hari 20 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.9 Bacce 3-4 Hari 3 Hari 20 Tahun Tetap Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

Page 143: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

95

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.10 Uni 3-4 Hari 3 Hari 30 Tahun Sampingan Langkah awal menenun yaitu :

1. Siapkan benang yang sudah diberipewarna

2. Benang selanjutnya di paturung menggunakan alat ganra

3. Selanjutnya benang yang sudah di paturung di ane

4.kemudian sudah di ane maka siap di tenun

5. Sebelum benang di tenun terlebih dahulu di beri tasi

6. Jika sudah diberi tasi benang di sisir menggunakan sabuk kelapa

7. Kemudian benang di tenun

8. Kain yang sudah di tenun selanjutnya di cuci

9. Jika sudah di cuci maka di jemur sampai kering

10. Jika sudah kering kain siap di simpan atau di jual.

Sambungan Jawaban Responden III Yang Bertugas Membuat Zat Pewarna Pada Benang Sampai Ke Tahap Menenun

No Nama Jawaban Pertanyaan

23 24 24 261 Rante Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan2 Samo’ Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan3 Balang Di Beli Di Pasar 10 Hari 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan4 Nawi Di Beli Di Pasar 10 Hari 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan5 Ramo’ Di Beli Di Pasar 10 Hari 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan6 Basma Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan7 Naho’ Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan8 Caya Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan

Page 144: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

96

9 Bacce Di Beli Di Pasar 1 Minggu 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan10 Uni Di Beli Di Pasar 10 Hari 4 meter panjang dan 1 meter lebar Di jual dan disimpan

Page 145: KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG DALAM …

RIWAYAT HIDUP

Herlina (105950063015), dengan judul Skripsi

“KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAJANG

DALAM MEMANFAATKAN TANAMAN TARUM

(Indigofera tinctoria) SEBAGAI PEWARNA KAIN

PADA HUTAN ADAT AMMATOA

KECAMATAN KAJANG KABUATEN

BULUKUMBA” yang dibimbing oleh ibu Hajawa dan pak Hasanuddin Molo.

Penulis lahir pada tanggal 09 Maret 1995 tepatnya di Passimbungan

Kelurahan Balibo Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba Provensi Sulawesi

Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari delapan bersaudara dari pasangan

Bapak Hasdin dan Ibu Murni. Penulis mulai pendidikan Sekolah Dasar di SDN

234 Mattirowalie pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2009, ditahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Sanur Balibo dan selesai pada

tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis kemudian melanjutkan pendidikan di

tingkat Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 2 Borongrappoa dan

menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan

pendidikan Strata 1 (S1), tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar

(Unismuh Makassar ) Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan.