KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat...

23
JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT Vol 20, No 2 (Juli 2013) Keanekaragaman jenis tumbuhan yang berguna secara lokal di desa batu ampar, di dekat kawasan hutan lindung bukit raja mandara, kabupaten bengkulu selatan (The Diversity of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit Raja Mandara Protected) Wiryono Wiryono, Lipranto Lipranto 119-128 Pemanfaatan senyawa poli-monoaliloksi-kalik[6]arena sebagai antidotum keracunan kadmium pada mencit (The Utilization of Poly-monoallyloxy-calix[6]arene as Antidote on Cadmium Intoxication in Mice) Susy Yunita Prabawati, Jumina Jumina, Mustofa Mustofa, Sri Juari Santosa 129-136 Minimasi resiko dalam sistem pengelolaan limbah medis di kota bandung, indonesia dengan pendekatan linear programming (Risk Minimization for Medical Waste Management System in Bandung City, Indonesia: A Linear Programming Approach) Mochammad Chaerul, Lucky Lie Junpi, Ninda Ekaristi 137-143 Karakteristik habitat dan morfologi siput ongcomelania hupensis lindoensis sebagai hewan reservoir dalam penularan shistosomiasis pada manusia dan ternak di taman nasional lore lindu (Habitat Characteristics and Morphology of 144-152

Transcript of KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat...

Page 1: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN

JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT

Vol 20, No 2 (Juli 2013)

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang berguna secara lokal di desa batu ampar, di dekat

kawasan hutan lindung bukit raja mandara, kabupaten bengkulu selatan (The Diversity

of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit Raja Mandara Protected)

Wiryono Wiryono, Lipranto Lipranto

119-128

Pemanfaatan senyawa poli-monoaliloksi-kalik[6]arena sebagai antidotum keracunan

kadmium pada mencit (The Utilization of Poly-monoallyloxy-calix[6]arene as Antidote

on Cadmium Intoxication in Mice)

Susy Yunita Prabawati, Jumina Jumina, Mustofa Mustofa, Sri Juari Santosa

129-136

Minimasi resiko dalam sistem pengelolaan limbah medis di kota bandung, indonesia

dengan pendekatan linear programming (Risk Minimization for Medical Waste

Management System in Bandung City, Indonesia: A Linear Programming Approach)

Mochammad Chaerul, Lucky Lie Junpi, Ninda Ekaristi

137-143

Karakteristik habitat dan morfologi siput ongcomelania hupensis lindoensis sebagai

hewan reservoir dalam penularan shistosomiasis pada manusia dan ternak di taman

nasional lore lindu (Habitat Characteristics and Morphology of Oncomelania hupensis)

Hafsah Hafsah

144-152

Pengaruh karakteristik individu terhadap sikap good forestry governance di taman

nasional alas purwo (The influence of individual characteristic toward attitude to Good

Forestry Governance in Alas Purwo National Park)

Tri Atmojo, San Afri Awang, Erwan Agus Purwanto

153-163

Pengembangan usaha ternak ayam buras oleh petani miskin di teluk kulisusu kabupaten

buton utara provinsi sulawesi tenggara (Development Of Farming Livestock Domestic

Poultry By Poor Farmers In Kulisusu Bay, North Buton Regions)

Mukhtar Mukhtar

164-172

Page 2: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

Usahatani konservasi di hulu das jeneberang (studi kasus petani sayuran di hulu das

jeneberang, sulawesi selatan) (Conservation Farming in The Watershed Upstream

Jeneberang (Case study of Vegetable Farmers in the Watershed Upstream Jeneberang,

Sulawesi)

Nuraeni Nuraeni, Sugiyanto Sugiyanto, Zaenal Zaenal

173-183

Peran remitan tki terhadap peningkatan kualitas permukiman di desa jangkaran

kecamatan temon kabupaten kulonprogo (The Role of Remitances of Indonesian Labor

in the Settlement Quality Increase in Jangkaran Village, Temon Sub District,

Kulonprogo)

Endah Dwi Astuti, Sri Rum Giyarsih

184-189

Evaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit

listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance Evaluation of Hydraulic Pelton

Turbine Made of Wood and Bamboo as Environmentally Friendly Electric Generation)

Samsul Kamal, Prajitno Prajitno

190-198

Analisis permibilitas keruangan dan dinamika fluida angin dan suhu kawasan

permukiman tropis sungai di banjarmasin, indonesia (An Analysis on Spatial

Permeability and Fluid Dynamics of Wind and Thermal in Tropical Riverside

Residential Areas)

Budi Prayitno

199-212

Pengaruh partisipasi masyarakat terhadap efektivitas implementasi rencana tata ruang

wilayah kabupaten bekasi (The Influence of Social Participation toward the

Effectiveness of Implementation in Spatial Planning at Bekasi Regency)

Nandang Najmulmunir

213-220

Bioakumulasi dan distribusi cd pada akar dan pucuk 3 jenis tanaman famili

brassicaceae: implementasinya untuk fitoremediasi (Cadmium Bioaccumulation and

Distribution in Root and Shoot of 3 Crops of Brassicaceae: Implication For

Phytoremediation)

Rini Susana, Denah Suswati

221-228

Pengelolaan sungai berbasis masyarakat lokal di daerah lereng selatan gunungapi 229-239

Page 3: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

merapi (River Management Based on Local Community in the Southern Slope of

Marapi Volcano)

Darmakusuma Darmanto, Sudarmadji Sudarmadji

Page 4: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG BERGUNA SECARA LOKAL DI DESA BATU AMPAR, DI DEKAT KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT RAJA

MANDARA, KABUPATEN BENGKULU SELATAN (The Diversity of Locally Useful Plants in Batu Ampar Village Near Bukit Raja Mandara Protected)

Wiryono Wiryono, Lipranto Lipranto

ABSTRAK

Keanekaragaman jenis tumbuhan memiliki banyak fungsi bagi masyarakat, terutama adalah mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Masing-masing masyarakat tradisional di Indonesia memiliki pengetahuan khusus tentang tumbuhan yang terdapat di lingkungan mereka dan pemanfaatanya. Memiliki banyak jenis tumbuhan dan suku bangsa, Indonesia kaya akan keanekaragaman biologi dan budaya. Namun, pertanian modern dan globalisasi cenderung menurunkan keanekaragaman biologi dan budaya tersebut. Oleh karena itu, pelestarian pengetahuan dan pemanfaatan tradisional sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh penduduk desa Batu Ampar, di Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk desa tersebut memanfaatkan 83 jenis tanaman dalam 8 kategori, yaitu bahan makanan sebanyak 35 jenis, bahan obat-obatan 30 jenis, bahan bangunan 16 jenis, kayu bakar 9 jenis, pagar dan pagar hidup 9 jenis, kerajinan tangan 9 jenis, pewarna 1 jenis dan racun 1 jenis. Lima puluh lima jenis tumbuhan diambil dari lahan pribadi dan 28 jenis dari hutan. Secara ekonomis, 54 jenis tumbuhan dimanfaatkan untuk keperluan sendiri, sedangkan 29 jenis tumbuhan selain dimanfaatkan sendiri juga dijual.

ABSTRACT

The diversity of plant species serves many purposes for community, especially those living in rural areas. Each traditional community inIndonesiamay have specific knowledge and use of plants found in their environment.  Having many plant species and tribes,Indonesiais rich in biological and cultural diversity. Modern agriculture and globalization, however, tends to reduce both diversities. It is, therefore, essential that traditional knowledge and uses of biological diversity be preserved. This study was aimed to document the diversity of plants used by villagers of Batu Ampar,KedurangSubdistrict, South Bengkulu District. Results showed that villagers used as many as 83 species of plants for eight categories, namely food, followed by medicine, construction, firewood, fence and hedge, handycaraft, coloring agent and poison with 35, 30, 16, 9, fence and hedge 9, handicraft 9, coloring agent 1 and poison 1 species respectively. Fifty five of the plant species were taken from private land and 28 from forest. Economically, 54 species were used for the villagers’ own purpose, while 29 species were not only for their own use but also for sale.

Page 5: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

PEMANFAATAN SENYAWA POLI-MONOALILOKSI-KALIK[6]ARENA SEBAGAI ANTIDOTUM KERACUNAN KADMIUM PADA MENCIT (The Utilization of Poly-

monoallyloxy-calix[6]arene as Antidote on Cadmium Intoxication in Mice)Susy Yunita Prabawati, Jumina Jumina, Mustofa Mustofa, Sri Juari Santosa

ABSTRAK

Pada penelitian ini dipelajari kemampuan dari senyawa poli-monoaliloksi-kaliks[6]arena (PMK[6]H) sebagai antidotum keracunan Cd pada mencit. Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap dengan menggunakan mencit jantan, galur Balb/C, sehat, umur 2-3 bulan dan mempunyai bobot badan yang seragam. Subjek uji sebanyak 30 ekor dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok mencit yang diberi pakan normal dan larutan CMC 0,5%. Kelompok 2 (kontrol negatif ) diberi pakan normal dan dicekok larutan CdCl2 (3,15 mg selama 14 hari pada setiap pagi). Kelompok 3 adalah kelompok kontrol positif (kontrol antidotum) dan kelompok 4-6 adalah kelompok eksperimen. Kelompok 3-6 diberi pakan normal dan dicekok larutan CdCl2 selama 14 hari pada setiap pagi dan sore harinya diobati dengan dimerkaprol (0,65 mg/Kg BB) untuk kelompok 3 dan PMK[6]H untuk kelompok eksperimen dengan dosis masing-masing 0,22; 0,65; dan 1,95 mg/Kg BB dalam CMC 0,5%. Pengamatan gejala toksik dilakukan selama 14 hari. Pada akhir masa uji, mencit dikorbankan untuk selanjutnya diambil ginjal dan hatinya untuk diukur kadar Cd dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) dan untuk pengamatan histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar Cd dalam ginjal mencit pada kelompok 3-6 yaitu berturut-turut sebesar 14,98; 15,22; 30,92; dan 45,61 %. sedangkan kadar Cd dalam hati mengalami penurunan masing-masing sebesar 23,37; 25,79; 31,82; dan 35,66 %. Berdasarkan data tersebut, maka PMK[6]H dapat menurunkan kadar Cd dalam ginjal dan hati mencit yang telah diracuni dengan CdCl2 bahkan pada tingkat dosis yang sama, PMK[6]H memberikan penurunan kadar Cd yang lebih besar dari dimerkaprol.

ABSTRACT

The efficacy of poly-monoallyloxycalix[6]arene (PMK[6]H) as antidote in the Cd intoxication was studied in mice.  This research used completely randomized design. The animal test was Balb/C male mice, healthy, age 2-3 months with uniform body weight. Thirty mice were grouped into 6 groups. Group 1was normal group were fed with normal mice chow and administration of 0.5 % CMC. Group 2 was negative control group were fed with normal mice chow and administration of CdCl2 (3.15 mg for 14 days on each morning). Group 3 was positive control group (antidote control) and group 4-6 were experimental groups.  Group 3-6 were fed with normal mice chow and administration of CdCl2 (3.15 mg for 14 days on each morning and late afternoon treatment with dimercaprol (0.65 mg/Kg BW) for groups 3 and PMK[6]H for the experimental groups. The dosage of PMK[6]H were 0.22; 0.65; and 1.95 mg/Kg BW in 0.5 % CMC, respectively.  Evaluation of the toxic symptoms was done for 14 days. In the end of the evaluation, all mice were killed to take the kidneys and livers for histopathologic examination

Page 6: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

and the Cd levels were measured using atomic absorption spectrophotometer (AAS). The results showed a decline in levels of Cd in the kidneys of mice in group 3-6 were 14.98; 15.22; 30.92; and 45.61 %, respectively, while the Cd levels in livers decreased by 23.37; 25.79; 31.82; and 35.66 %, respectively.  Based on the data, it showed that PMK[6]H can reduce the Cd toxicity in mice and at the same dosage,  PMK[6]H can provide a reduction in Cd levels greater than dimercaprol. 

MINIMASI RESIKO DALAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI KOTA BANDUNG, INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LINEAR PROGRAMMING (Risk

Minimization for Medical Waste Management System in Bandung City, Indonesia: A Linear Programming Approach)

Mochammad Chaerul, Lucky Lie Junpi, Ninda Ekaristi

ABSTRAK

Berbagai macam pelayanan perawatan kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit akan berpotensi menghasilkan limbah medis. Walaupun sebagian besar limbah rumah sakit dapat dikelompokkan sebagai limbah yang tidak berbahaya yang memiliki sifat yang sama dengan sampah rumah tangga dan dapat dibuang ke tempat penimbunan sampah, sebagian kecil dari limbah medis harus dikelola dengan tepat untuk meminimasi resiko terhadap kesehatan masyarakat. Model pengelolaan limbah medis yang dikembangkan ditujukan untuk meminimasi resiko terhadap fasilitas umum dan komersial seperti fasilitas ibadah, bank, perkantoran, restoran, hotel, stasiun pengisian bahan bakar, fasilitas pendidikan, mall dan pusat perbelanjaan, taman dan pusat olahraga/kebugaran, akibat pengangkutan limbah medis dan abu hasil pengolahannya. Tingkat resiko dari setiap fasilitas di atas ditentukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Permasalahan diselesaikan dengan mengaplikasikan linear programming menggunakan software optimimasi LINGO®. Output model berupa optimasi alokasi limbah medis dari setiap rumah sakit ke fasilitas pengolahan dan alokasi abu dari fasilitas pengolahan ke tempat penimbunan akhir. Hasil model memperlihatkan bahwa rute terpendek tidak menghasilkan total resiko terkecil karena dipengaruhi oleh jumlah dan tingkat resiko dari setiap fasilitas yang dilalui oleh kemdaraan pengangkut limbah medis dan abu. Perbedaan fasilitas yang berada di sekitar pengolahan limbah medis juga akan menghasilkan total resiko yang berbeda.

ABSTRACT

A broad range of healthcare services provided by hospital may generate medical waste. Although a large percentage of hospital waste is classified as general waste, which has similar nature as that of municipal solid waste and, therefore, could be disposed in municipal landfill, a small portion of medical waste has to be managed in a proper manner to minimize risk to public health. A medical waste management model is proposed in order to minimize a risk to the public and commercial utilities such as religious facility, bank, office, restaurant,   hotel, gasoline

Page 7: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

station, education facility, mall and shopping center, and park & sport center due to transportation of medical waste and ash and operational of medical waste treatment facility as well. The risk level of each public utility above is determined using Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The problem is solved by applying linear programming using optimization software of LINGO®. The model finds optimal medical waste allocation from each hospital to the treatment facility and ash allocation from the treatment to the final disposal site. The result shows that the shortest route may not meet minimum total risk as it is affected also by number and risk level of each public utility passed by medical waste and ash vehicles. Different utilities located surrounding the waste treatment will also generate different total risk.

KARAKTERISTIK HABITAT DAN MORFOLOGI SIPUT ONGCOMELANIA HUPENSIS LINDOENSIS SEBAGAI HEWAN RESERVOIR DALAM PENULARAN

SHISTOSOMIASIS PADA MANUSIA DAN TERNAK DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU (Habitat Characteristics and Morphology of Oncomelania hupensis)

Hafsah Hafsah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji habitat dan morfologi siput Oncomelania hupensis lindoensis sebagai hewan reservoir dalam penularan shistosomiasis pada manusia dan ternak. Penelitian dilakukan dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan mengukur dan mengambil beberapa sampel tanah pada beberapa jenis habitat. Siput dikoleksi dengan menggunakan metode gelang besi yang disebut ring method. Siput yang dikumpulkan kemudian dibawa ke laboratorium untuk pengamatan bentuk morfologi dan mirasidia baik secara langsung maupun dengan penggunaan mikroskop. Penentuan tingkat prevalensi digunakan metode “ Kato-Kars” yang dimodifikasi. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan data hasil survei di lapangan dan hasil analisis dari laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat siput O.hupensis Lindoensis yang terdapat dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu sebanyak 144 habitat (fokus) dan terdistribusi pada empat desa yaitu Tomado (64 fokus), Anca (63 fokus), Puroo (11 fokus) dan Langko (6 fokus) dengan persebaran 44,44 % ( sawah), 29,86 % ( kebun), 18,06 % ( padang rumput), dan 11 % ( hutan). Karakteristik habitat yaitu tekstur tanah lempung berpasir dengan bahan organik tanah yang relatif rendah (< 5 %) dan iklim mikro (temperatur dan kelembaban masing-masing pada kisaran 22,30-24,10 °C dan 60-78 %). Siput mempunyai bentuk morfologis cukup kecil dengan panjang 3-5 mm, warna coklat tua agak kehitaman, bersifat amfibi dan merupakan hospes perantara dari cacing shistosoma. Tingkat prevalensi schistosomiasis pada manusia masih cukup tinggi yaitu >2%. Pada ternak didapatkan tingkat prevalensi yaitu kerbau (39,36%), sapi (39,32%), dan babi (22,5%). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa habitat siput O. Hupensis lindoensis mempunyai karakteristik dan bentuk yang spesifik. Tingkat prevalensi schistosomiasis pada manusia dan ternak dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu masih cukup tinggi.

ABSTRACT

Page 8: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

The objective of the study was evaluated the habitat characteristics and  morphology of  Oncomelania hupensis lindoensis  as  a  reservoir in transmission of Schistosomiasis on  human and animal in Lore Lindu National Park. The study was conducted in four villages as known as the habitat of the endemic snails. Collections of the snails were done by using a ring methods. The collected snails were observed in the laboratory for morphology identification and mirasidium determination using a microscope. Prevalence rate of schistosomiasis was estimated using modification of “Kato-Kars” methods. Data were analysed by descriptive methods for all parameter.  Results shown the habitat distribution of  Oncomelania hupensis lindoensis in Lore Lindu National Park were  144 places (focus). It was distributed in four villages i.e. Tomado (64 focuses), Anca (63 focuses), Puroo (11 focuses) dan Langko (6 focuses).  The type of habitat consists of  44.44 % (wet rice field), 29.86 % (plantation), 18.06 % (wet savannah), dan 11 % (wet forest).  Soil characterictics of the habitat was clasified as a sandy clay with a relatively low in organic matter  (< 5%), the microclimate ((temperature and humidity ranges from 22.30 - 24.10 °C and  60 - 78 % respectively).  Snail are morphologically small in size (3-5mm), they are blackish dark brown in colour and amphibious. It becomes a hospes of shistosoma. The prevalence rate of shistosomiasis on humans  was relatively hight (up to 2%).  Whereas the prevalence rate of shistosomiasis on animals was 39.6% (buffalo); 39.92% (cattle); and 22.5% (pig). Conclusion for this study was found the habitat characteristics and morphological of O. hupensis lindoensis shown specifics term. The prevalence rate of schistosomiasis in Lore Lindu National Park was high enough.

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP SIKAP GOOD FORESTRY GOVERNANCE DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (The influence of individual

characteristic toward attitude to Good Forestry Governance in Alas Purwo National Park)Tri Atmojo, San Afri Awang, Erwan Agus Purwanto

ABSTRAK

Organisasi taman nasional di Indonesia mengalami berbagai permasalahan di berbagai simpul dan membutuhkan upaya perbaikan kelembagaan. Salah satu upaya pembenahan adalah perbaikan aspek perilaku organisasi yang mengarah kepada pembentukan good forestry governance. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data dan penjelasan mengenai pengaruh karakteristik individu orang-orang yang bekerja di Taman Nasional (TN) Alas Purwo terhadap sikap good forestry governance (GFG). Penelitian ini dilaksanakan di TN Alas Purwo pada bulan November-Desember 2011 dengan menggunakan metode kuantitatif. Responden diambil secara purposive sampling terhadap personel TN Alas Purwo. Analisis data menggunakan uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik individu berpengaruh terhadap sikap good forestry governance. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah GFG = 27,449 + 0,463 KI dengan nilai adjusted R2 0,287. Manajemen TN Alas Purwo perlu menaikan kualitas karakteristik individu personel taman nasional dengan melakukan berbagai tindakan manajemen. Implikasi disain organisasi yang tepat untuk tindakan manajemen ini adalah struktur organisasi organik.

Page 9: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

ABSTRACT

In Indonesia, most of national parks have encountered several problems, which need efforts to improve their management. good forestry governance (GFG) is one conceptualisation that can be used to improve aspects of organizational behavior in the management of conservation areas. In this research, we obtain data and explanation about influence of the individual characteristic (KI) of Alas Purwo National Park with GFG attitude. Using quantitative methods, this study was conducted between November-December  2011. The respondents were staff of Alas Purwo National Park who taken by purposively. We perform data analysis with a simple regression test. The results indicate that the GFG attitude affected individual characteristic. The model is GFG attitude = 27.449 + 0.463 KI with adjusted R20,287. We also found relatively low coefficient relationship between GFG attitude and individual characteristic. Management of Alas Purwo National Park needs to increase the quality of individual characteristic of its staff by doing management actions. We argue that the appropriate organizational design implications in this management is organic organizational structure. Thus, we recommend that these results can be applied for institutional construction in the conservation areas management.

PENGEMBANGAN USAHA TERNAK AYAM BURAS OLEH PETANI MISKIN DI TELUK KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI

TENGGARA (Development Of Farming Livestock Domestic Poultry By Poor Farmers In Kulisusu Bay, North Buton Regions)

Mukhtar Mukhtar

ABSTRAK

Persentase masyarakat tergolong miskin yang tinggi pada masing-masing wilayah pedesaan di Teluk Kulisusu (sekitar 75%), merupakan pokok permasalahan sosial ekonomi pertanian yang dikaji dalam penelitian ini. Sementara itu, sumber kebutuhan masyarakat di desa-desa yang tidak berbatasan langsung dengan laut, bersumber dari hasil usaha ternak ayam buras. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji besarnya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani ternak ayam buras di tingkat petani, dan (2) mengkaji tingkat keberhasilan dan kemanfaatan usaha ternak ayam buras di tingkat petani. Lokasi studi dikonsentrasikan pada 3 wilayah administrasi desa yakni desa Koepisino (kecamatan Bonegunu), desa Dampalajaya (kecamatan Kulisusu Barat) dan kelurahan Lakonea (kecamatan Kulisusu). Penelitian ini merupakan penelitian survei yang menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani ternak ayam buras di wilayah teluk Kulisusu masih bersifat usaha sampingan dengan produktivitas per-tahun masih sangat rendah. Walaupun tingkat keberhasilan dan kemanfaatan usahatani ternak ayam buras di pesisir teluk Kulisusu tergolong sangat berhasil dan bermanfaat secara ekonomi, namun usahatani tersebut (sejak tahun 2004 sampai 2008) belum dapat diandalkan untuk mengatasi kemiskinan masyarakat karena kontribusinya masih relatif kecil bagi total pendapatan rumah tangga peternak. Usahatani ayam buras di desa-desa pesisir teluk Kulisusu masih perlu dikembangkan kapasitasnya, sehingga kedepan memiliki prospek yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah kemiskinan masyarakat. Sejalan dengan itu, sangat diperlukan adanya kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan teknis tentang pengadaan dan

Page 10: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

pemberian pakan dari bahan baku lokal serta perbaikan sistem budidaya ternak ayam buras semi intensif. Juga sangat diperlukan upaya-upaya pemberdayaan peternak ayam buras melalui pendampingan untuk memperoleh fasilitas modal tunai dan barang-barang modal yang memadai di tingkat lokal.

 

ABSTRACT

The precentage of people who are poor of the high for each country in the Kulisusu gulf region (about 75%) is the principal socio-economic problems of agriculture that were examined in this study. Meanwhile, the source of needs of people in villages that are not directly adjacent to the sea, comes from the domestic poultry breeding. The aims of the study are (1) assessing the extent of the production, reception and free-range poultry farm income at the farmers’ level, and (2) assessing the efficacy and usefulness of native chicken breeding at the farmers’ level. The study was concentrated on three areas namely village administration of Koepisino village (district Bonegunu), Dampalajaya village (West Kulisusudistrict) and Lakonea village (district Kulisusu). This study is a survey research using qualitative descriptive analysis. The results showed that the domestic poultry livestock farming in the gulf region is still considered as sideline job with still very low productivity per year. Despite the success and benefits of livestock farming on the coast of the Kulisusu  gulf of domestic poultry is considered very successful and economically beneficial, the farm (since 2004 till 2008) cannot be relied upon to overcome poverty due to the relatively small contribution to the total household income of farmers. Free-range chicken farm in the Gulf coastal villages Kulisusu capacity also needs to be developed, so that in the future it can be a solution to overcome the problem of poverty. Accordingly, it is necessary to hold outreach activities and technical training on procurement and feeding of local raw materials and improvement of livestock farming systems semi-intensive native chicken. Also it is really necessary empowerment efforts through mentoring local chicken farmers to obtain cash capital and adequate capital goods at the local level.

USAHATANI KONSERVASI DI HULU DAS JENEBERANG (STUDI KASUS PETANI SAYURAN DI HULU DAS JENEBERANG, SULAWESI SELATAN) (Conservation

Farming in The Watershed Upstream Jeneberang (Case study of Vegetable Farmers in the Watershed Upstream Jeneberang, Sulawesi)

Nuraeni Nuraeni, Sugiyanto Sugiyanto, Zaenal Zaenal

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang merupakan salah satu DAS yang terdapat di Sulawesi Selatan yang sudah termasuk DAS prioritas. Kondisi lahan di DAS Jeneberang sudah mengalami kerusakan karena adanya alih fungsi lahan dari areal kawasan hutan menjadi kawasan budidaya pertanian dan sistem pertanian yang dilakukan oleh petani tidak menerapkan teknik konservasi untuk lahan dengan kemiringan cukup tinggi. Hal ini memicu terjadinya erosi sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lahan. Tujuan penelitian adalah mengkaji dan

Page 11: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

menganalisis penerapan konservasi pada usahatani sayuran di hulu DAS Jeneberang. Lokasi penelitian di hulu DAS Jeneberang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, dengan populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran di Kelurahan Pattapang sebanyak 550 petani. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana dengan responden sebanyak 182 petani dengan menggunakan rumus penentuan sampel dari Isaac & Michael. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konservasi pada lahan usahatani sayuran di hulu DAS Jeneberang masih rendah, di mana konservasi yang dilakukan masih sederhana dan belum sesuai dengan teknik konservasi. Adapun metode konservasi yang sudah diterapkan adalah pola tanam tumpang gilir, pemanfaatan sisa tanaman sebagai penutup tanah, penanaman rumput pada bibir teras, penanaman pohon sebagai batas kebun, pembuatan teras, pembuatan penampungan air dan perbaikan saluran pembuangan air.

ABSTRACT

Jeneberang watershed is one watershed in South Sulawesi that include priority watershed. Land condition in Jeneberang watershed has been damage because of land use and agriculture system change which has done by community.  Condition of the land in the watershed Jeneberang already suffered damage due to land conversion from forest areas into agricultural cultivation areas and farming systems by farmers do not apply to land conservation techniques with high slope. This triggers the occurrence of erosion resulting in a decrease in land productivity.The purpose of this study was to examine and analyze the implementation of conservation on vegetables farms in  Jeneberang watershed upstream. Research sites in the Jeneberang watershed upstream Gowa in South Sulawesi, with the entire study population was Pattapang vegetable farmers in the village as much as 550 farmers. Random sampling is done simply by the respondents as many as 182 farmers using the formula determining the sample of Isaac & Michael. Data analysis methods used is descriptive analysis statistic.The result show that the application of conservation farm on vegetable land in Jeneberang watershed upstream still low, where the conservation application still using simple method and it has not appropriate conservation technique yet. The conservation method that have been applied such as intercropping cultivation pattern, mulch, grass planting at terrace,  tree planting as a garden boundary, construction stool terrace, construction water storage and drainage improvements.

PERAN REMITAN TKI TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI DESA JANGKARAN KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULONPROGO (The Role

of Remitances of Indonesian Labor in the Settlement Quality Increase in Jangkaran Village, Temon Sub District, Kulonprogo)

Endah Dwi Astuti, Sri Rum Giyarsih

ABSTRAK

Page 12: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

Motif utama para TKI bekerja di luar negeri adalah untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik dari pada di daerah asal. Penghasilan yang diperoleh ini tidak dihabiskan di daerah tujuan tetapi sebagian besar dikirimkan sebagai remitan ke daerah asal. Pemanfaatan remitan di daerah asal sangat beraneka ragam. Penelitian ini dilakukan di Desa Jangkaran yang merupakan desa yang paling banyak mengirimkan TKI ke luar negeri di Kabupaten Kulonprogo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran remitan terhadap peningkatan kualitas permukiman. Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur terhadap 72 KK yang memiliki anggota rumah tangga bekerja sebagai TKI di luar negeri serta wawancara mendalam kepada beberapa informan. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kualitas permukiman pada rumah tangga sebelum menjadi TKI dan setelah menjadi TKI. Penelitian ini juga menemukan adanya peningkatan jumlah rumah tangga yang mempunyai kualitas permukiman tinggi yaitu dari 31,94% sebelum menjadi TKI menjadi 55,56% setelah menjadi TKI. Peningkatan kualitas permukiman tidak lepas dari peran remitan yang dikirimkan oleh TKI. Pemanfaatan remitan yang dialokasikan untuk meningkatkan kualitas permukiman ini sangat tinggi yaitu mencapai 81,9% dari total remitan yang ada.

ABSTRACT

The main purpose of Indonesian labor working abroad is to gain better income than it is in their hometown. The obtained income is not only spent in the destination region but also, most of it, was sent as remittances to their hometown. The expenditure varies in utilization. This research is conducted in Jangkaran Village as the one in Kulon Progo Regency that sends most of Indonesian labor abroad. The aim of this research is to analyze the role of remittances in increasing the settlement quality. The method used in this research is survey. Data gathering was conducted by structured interview to 72 heads of family whose member works as Indonesian labor abroad and in-depth interview to several informant. Data processing and analysis were conducted by quantitative and qualitative analysis methods. The result of this research shows the existence of differences in settlement quality between before and after condition of becoming Indonesian labor. It also found the presence of the increase of household numbers which have high settlement quality i.e. from 31.94% before becoming Indonesian labor to 55,56% after it.

EVALUASI UNJUK KERJA TURBIN AIR PELTON TERBUAT DARI KAYU DAN BAMBU SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK RAMAH LINGKUNGAN UNTUK

PEDESAAN (Performance Evaluation of Hydraulic Pelton Turbine Made of Wood and Bamboo as Environmentally Friendly Electric Generation)

Samsul Kamal, Prajitno Prajitno

ABSTRAK

Page 13: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

Pemanfaatan energi air di Indonesia, khususnya untuk pembangkit listrik skala kecil di pedesaan masih perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan dalam program memperoleh energi bersih yang ramah lingkungan. Pemanfaatan tersebut masih terkendala oleh biaya investasi yang relatif tinggi serta teknologi yang sesuai. Pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan melalui program Desa Mandiri Energi dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang tersedia di pedesaan. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi unjuk kerja turbin air Pelton untuk pembangkit listrik skala kecil dengan sudu terbuat dari bambu dan roda turbin dari kayu. Data yang terkumpul menunjukkan bahwa efisiensi pembangkitan mampu mencapai sekitar 28% untuk debit aliran 28 liter/detik dan tinggi jatuh efektif 7 m menggunakan nosel berpenampang empat persegi panjang. Walaupun dari aspek teknik dan lingkungan penggunaan bambu sebagai sudu turbin adalah baik dan sesuai untuk digunakan di pedesaan, namun unjuk kerja yang diperoleh masih perlu ditingkatkan dibanding dengan umumnya turbin Pelton yang terbuat dari logam. Hal ini diperkirakan karena bentuk alamiah lengkung bambu yang tidak optimum untuk sudu serta bentuk penampang nosel yang masih harus disesuaikan.

 

ABSTRACT

The use of hydroenergy in Indonesia, especially for small electric generation in rural areas is still to be priority increased in a program to find a clean and environmentally friendly energy.   The use is still limited by relatively high investation cost and appropriate technology. Government has pushed the use of new and renewable energy through the Village Self-Relliant Energy Supply Program by using potential and available resources in the village. The objective of this study is to evaluate the performance of a hydraulic Pelton turbine for small electric generation with the buckets are made of bamboo and the runner is made of wood. Data collected from the study show that the efficiency of the generation is capable to be in about 28% for the flow rate of 28 liter/s and effective head of 7 m by using nozel which has a rectangular cross section. Although the use of bamboo as turbine buckets is technicality and environmentally good and it is suitable to be operated in villages but the performance achievement is still need to be increased compared to that of usual Pelton turbine wich is made of metal. This was predicted due to the natural curve profile of the bamboo which is not optimal fit for buckets and the cross sectional geometry of the nozel is still need to be fitted. 

ANALISIS PERMIBILITAS KERUANGAN DAN DINAMIKA FLUIDA ANGIN DAN SUHU KAWASAN PERMUKIMAN TROPIS SUNGAI DI BANJARMASIN,

INDONESIA (An Analysis on Spatial Permeability and Fluid Dynamics of Wind and Thermal in Tropical Riverside Residential Areas)

Budi Prayitno

ABSTRAK

Permukiman tepian sungai di Banjarmasin secara alami merupakan permukiman berbasis pada alam dan budaya huni sungai, saat ini mengalami degradasi kualitas kehidupan dan alamnya. Hal

Page 14: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

ini diakibatkan oleh bencana kebakaran, banjir dan tinggi resiko terjadinya urban heat island. Secara konfigurasi keruangan tidak terjadi hubungan dan keterpaduan antara ruang arsitektur dan infrastruktur kawasan yang berbasis daratan dan perairan. Fenomena yang terjadi adalah kepadatan, hubungan kawasan darat dan sungai yang lemah serta degradasi kualitas lingkungan. Selain itu kenyamanan termal kawasan pun sangat rendah, yaitu: aliran angin yang tidak lancar, kelembaban cukup tinggi dan suhu yang tidak nyaman. Penelitian ini mencoba melakukan eksperimen melalui pendekatan simulasi permibilitas ruang dan kenyamanan termal dengan menggunakan metode analisis ruang dengan program Space Syntax dan metode analisis kenyamanan termal dengan program Envimet. Penelitian ini membandingkan kondisi eksisiting dan usulan model arsitektur permukiman kampung beringkat yang berbasis arsitektur permukiman vernakular tepi sungai Banjarmasin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui pendekatan permibilitas keruangan yang mensimbiosiskan konfigurasi antara ruang darat dan air serta arsitektur kawasan dapat ditingkatkan kinerja kejelasan keruangannya tetapi secara kenyamanan termal tidak menunjukkan peningkatan kinerja secara signifikan karena morfologi kawasan yang relatif datar dan dengan proporsi ketinggian rata-rata bangunan yang rendah sehingga tidak terbentuk jalur pergerakan angin sebagai sarana ventilasi dan kenyamanan termal kawasan.

ABSTRACT

Riverside settlements in Banjarmasin that were initially based on their river culture and nature are currently experiencing degradation of life quality and nature. This is caused by fires, floods, and a high risk of urban heat island. In terms of spatial configuration there are no interrelation and integration between regional architecture and infrastructure, which are based on land and water. Problems occurring in these areas are density, less interconnectivity, poor accessibility, and very low intelligibility. In addition, the areas’ thermal comfort is very low – poor wind circulation, high humidity, and uncomfortable temperatures. In the study the researcher conducted an experiment based on permeability approach to solve the challenges and problems related to spatial and thermal comfort by using a spatial analysis method, space syntax, and a thermal comfort analysis method, Envimet. This study compared the existing condition with a model architecture of a city block kampung settlement, which was based on local vernacular architecture of Banjarmasin river banks. The research concluded that the intelligibility performance of spatial permeability approach could be improved. This approach resulted in a symbiosis between spatial configuration of land and water and the regional architecture. However, in terms of thermal comfort no significant improvement of performance occurred because the morphology of the area was relatively flat and the proportion of the average height of buildings was low. Consequently, wind path as ventilation was not formed and area thermal comfort was not created.

Page 15: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BEKASI (The

Influence of Social Participation toward the Effectiveness of Implementation in Spatial Planning at Bekasi Regency)

Nandang Najmulmunir

ABSTRAK

Penataan ruang meliputi perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendaliannya, diproses oleh pemerintah kabupaten mulai dari draft rencana tata ruang sampai menjadi dokumen kebijakan tata ruang. Kebijakan tersebut mengarahkan aktivitas masyarakat agar menempati ruang yang terencana dengan tujuan terencana pula. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan memberikan pengaruh yang besar terhadap efektivitas kebijakan ini.

ABSTRACT

Spatial planning includes the planning, space utilization, and control, it processed by the regency government begin from the draft spatial plan until a spatial policy documents. The policy directs the activity in order to occupies the space are planned with the goal are planned too. The research shows that social participation in the process of planning give a major influence on the effectiveness of this policy.

BIOAKUMULASI DAN DISTRIBUSI CD PADA AKAR DAN PUCUK 3 JENIS TANAMAN FAMILI BRASSICACEAE: IMPLEMENTASINYA UNTUK

FITOREMEDIASI (Cadmium Bioaccumulation and Distribution in Root and Shoot of 3 Crops of Brassicaceae: Implication For Phytoremediation)

Rini Susana, Denah Suswati

ABSTRAK

Effisiensi tanaman untuk fitoremediasi salah satunya ditentukan oleh besarnya akumulasi logam dalam biomassa tanaman yang dipanen. Akumulasi kadmium pada organ berbagai jenis tanaman menunjukkan respon yang beragam, Sebuah percobaan pot telah dilakukan pada 3 jenis tanaman famili Brassicaceae yaitu sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis ), sawi putih (Brassica rapa var. Pekinensis) dan kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra) pada tanah gambut yang dikontaminasi kadmium (Cd) dengan tujuan mempelajari bioakumulasi Cd pada akar dan pucuk dari ketiga jenis tanaman tersebut dan menentukan jenis yang lebih potensial untuk fitoremediasi. Kontaminan Cd dicampurkan pada tanah dengan tingkatan dosis yang berbeda yaitu tanpa kontaminan, 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd dan 32 mgkg-1 Cd, dan tanah tersebut digunakan sebagai media tumbuh tanaman (5kg/polibag). Hasil penelitian menunjukkan kandungan Cd pada organ akar sawi hijau, sawi putih dan kailan lebih

Page 16: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

besar dari pucuk. Ketiga tanaman termasuk tanaman akumulator Cd. Kailan mempunyai kemampuan akumulasi Cd (BCF) yang lebih besar dari sawi hijau dan sawi putih, tetapi mempunyai kemampuan transfer Cd ke pucuk (TF) paling kecil. Sawi hijau dan sawi putih dengan biomassa yang besar dan mempunyai kemampuan transfer Cd ke pucuk yang jauh lebih besar dari kailan, lebih potensial digunakan untuk fitoremediasi tanah yang tercemar Cd.

ABSTRACT

Plant efficiency for phytoremediation depend on total amount of metal content in the harvestable tissues of plant biomass. Cadmium accumulation in the organs of various plant species showed varying responses. Field experiment was carried out with 3 crops of family Brassicaceae, i.e. Brassica rapa var. parachinensis, Brassica rapa var. Pekinensis and Brassica oleracea var. Alboglabra on Cd-contaminated peat soil. Contaminant Cd and soil were mixed in different dosages i.e. 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd and 32 mgkg-1 Cd and used to fill growth pot (5kg/pot).  The results showed that Cd accumulation in root of three crops tested greater than that in shoot. All of the three plants tested were characterized as Cd accumulator plant. Brassica oleracea var. Alboglabra was characterized by the highest Cd bioconcentration factor (BCF) and the lowest Cd shoot-root translocation factor (TF).  Brassica rapa var. Parachinensis showed highest biomass (>2 times biomass of Brassica oleracea var. Alboglabra) and highest Cd translocation factor may be suitable used for phytoremediation Cd contaminated soil.

PENGELOLAAN SUNGAI BERBASIS MASYARAKAT LOKAL DI DAERAH LERENG SELATAN GUNUNGAPI MERAPI (River Management Based on Local Community in

the Southern Slope of Marapi Volcano)Darmakusuma Darmanto, Sudarmadji Sudarmadji

ABSTRAK

Dalam kehidupan manusia, ternyata ada hubungan yang saling terkait antara manusia dengan sungai. Manusia memerlukan sungai untuk mendukung keperluan dan aktivitasnya, sebaliknya keberadaan sungai juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dalam memanfaatkan dan memelihara sungai tidak terlepas dari pemanfaatan air di dalam sungai dan alur sungainya. Dalam memgelola sungai tidak terpisahkan antara pengelolaan air sungai dan alur sungainya. Hal tersebut juga tergantung dari karakteristik sungai dan kondisi sosial budaya masyarakat. Penelitian yang dilakukan di lereng selatan Gunungapi Merapi dengan cara survei di lapangan. Data dikumpulkan dengan observasi lapangan dan wawancara dengan masyarakat. Selanjutnya dikuti dengan analisis data secara deskriptif kualitatif. Sungai sungai besar di daerah penelitian telah dikelola oleh pemerintah, sedangkan masyarakat lebih berperan kepada pemanfaatan dan pemeliharaan sungai kecil. Berbagai penggunaan dilakukan terhadap sungai-sungai kecil, untuk keperluan rumah tangga, irigasi dan perikanan. Teknik pengambilan dan pemanfaatan air dilakukan dengan cara sederhana dengan beaya yang relatif murah, tetapi tetap mengedepankan

Page 17: KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG ... · Web viewEvaluasi unjuk kerja turbin air pelton terbuat dari kayu dan bambu sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk pedesaan (Performance

azas kebersamaan dan keadilan. Pemeliharaan terhadap alur sungai terhadap kerusakkan lingkungan dilakukan berdasarkan atas kesadaran untuk keberlangsungan lingkungan dengan yang dilakukan secara perorangan dan berkelompok. Dalam pemeliharaan dikedepankan asas kegotongroyongan tanpa mengabaikan budaya masyarakat setempat.

ABSTRACT

In human life, there was a relationship between human activities with rivers. Humans need rivers to support their need and their activities; otherwise the existence of rivers can also be affected by human activities. The management of river cannot be separated from managing water in the river and its channels. It also depends on rivers characteristics as well as social and culture of the community. This research was conducted in the southern slopes of Merapi volcano using field survey. Data were collected through field observation and interviewing of local community, followed with descriptive- qualitative analyses. Big rivers in the study area have been managed by the government, while for smaller rivers the involvement in the utilization and maintenance by local community is dominant. Some small rivers are used for domestic, irrigation and fishery purposes. The way of managing rivers have been done in a simple way with relatively low cost of technique based on solidarity and local wisdom principles. Preventing the river from the environmental damage has been done individually or by groups, considering the awareness of the local community for environmental sustainability. It is also based on the principle of mutual cooperation without neglecting the characteristics of local culture.