Keanekaragaman hewan

15
KEANEKARAGAMAN HEWAN (SERANGGA) (Laporan Praktikum Ekologi) Disusun Oleh: Nama : Erma Indriyana Npm : 1211060086 Kelas/ Smt : Biologi B/V Dosen : 1. Eko Kuswanto M.si 2. Lora Purnamasari M.si PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Transcript of Keanekaragaman hewan

Page 1: Keanekaragaman hewan

KEANEKARAGAMAN HEWAN (SERANGGA)

(Laporan Praktikum Ekologi)

Disusun Oleh:

Nama : Erma Indriyana

Npm : 1211060086

Kelas/ Smt : Biologi B/V

Dosen : 1. Eko Kuswanto M.si

2. Lora Purnamasari M.si

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2014

Page 2: Keanekaragaman hewan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Keanekaragaman Hewan (Serangga)

Tempat : Laboratorium Biologi

Tanggal : 11Desember 2014

Nama : Erma Indriyana

Npm : 1211060086

Jurusan : Biologi

Fakultas : Tarbiyah

Kelas : Biologi B

Kelomok : 2 (dua)

Bandara lampung, 14 Desember 2014

Mengetahui Asisten

Karyati

1111060117

Page 3: Keanekaragaman hewan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna,

ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan

keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri

antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada

hewan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya dapat dilakukan melalui pengamatan

ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku,

dan beberapa ciri lain yang dapat diamati.

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis hewan pada suatu tempat  dapat

menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas, sangatlah diperlukan

pengatahuan atau keterampilan dalam mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang

yang sudah terbiasa pun dalam melakukan indentifikasi hewan sering

membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk

kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada

kelompok hewan, misalnya, familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan

cukup keterampilan dan pengalaman.

Mengingat keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah

tropis jauh lebih banyak di bandingkan dengan daerah temperatur dan daerah

beriklim dingin. Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara penentuan

untuk mendukung indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa harus

mengetahui nama masing-masing jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola

pengurutan pengambilan sampel yang dilakukan secara aacak pada saat

pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu

dikemukakan oleh Kennedy pada tahun 1997 (Umar, 2009).

Komunitas yang mengalami situasi lingkungan yang kurang menyenangkan

dimana kondisi fisik terus-menerus menderita, kadang kala atau secara berkala,

cenderung terdiri atas sejumlah spesies yang jumlahnya kecil tetapi berlimpah

Page 4: Keanekaragaman hewan

(Setiadi, 1990). Untuk beberapa tujuan yang paktis, ada suatu cara penentuan

untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas, tanpa harus

mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan

yang diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau

tidak/berbeda pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak

pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode

itu dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990). Untuk mengetahui jenis spesies

dan Perhitungan indeks dominansi (D) dan indeks Keanekaragaman Shanon

Wiener (H’) maka dilakukannya praktikum ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan agar mahasisiwa/i dapat mengetahui :

1. Jenis dan spesies serangga yang berada di area yertentu.

2.  Perhitungan indeks dominansi (D) dan indeks Keanekaragaman Shanon

Wiener (H’).

Page 5: Keanekaragaman hewan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya. Ekologi menurut Begon adalah ilmu yang mempelajari

tentang distribusi dan kemelimpahan makhluk hidup dan interaksi yang

disebabkan oleh distribusi dan kelimpahan tersebut. Odum mendefinisikan

ekologi sebagai studi tentang hubungan organisme-organisme atau kelompok-

kelmpok organisme terhadap lingkungannya atau ilmu hubungan timbal-balik

antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Keanekaragaman spesies

dapat digunakan untuk menyatakan struktur  komunitas. Ukuran  keanekaragaman

dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu

terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan

demikian berhubungan dengan sentral ekologi.

Suatu organisme tidak dapat hidup menyendiri, tetapi harus hidup

bersama-sama dengan organisasi sejenis atau dengan yang tidak sejenis. Berbagai

organisme yang hidup di suatu tempat, baik yang besar maupun yang kecil,

tergabung dalam suatu persekutuan yang disebut komunitas biotik. Suatu

komunitas biotik terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-

anggotanya. Suatu komunitas adalah suatu unit fungsional dan mempunyai

struktur yang pasti. Tetapi srtuktur ini sangat variabel, karena jenis-jenis

komponennya dapat dipertukarkan menurut aktu dan ruang. Komunitas biotik

terdiri atas kelompok kecil, yang anggota-anggotanya lebih akrab lagi satu sama

lain, sehingga kelompok kecil itu merupakan unit ynag kohesif. Keanekaragaman

hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat

rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga

mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat

interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem(Rososoedarmo,

1990).

Page 6: Keanekaragaman hewan

Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas

memiliki kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan

mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang

sedang berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah daripada

komunitas yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki

keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh

lingkungan. Jadi dalam suatu komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan

terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan

niche yang lebih kompleks (Umar, 2011).

Tanaman dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu

tempat membentuk kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan

lingkungannya yang memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini

terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan

hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini

terbentuk suatu derajat keterpaduan. Kumpulan atau susunan dari berbagai

populasi yang tekah menyesuaikan diri dan menghuni suatu wilayah tertentu di

alam disebut komunitas. Dan seperti halnya populasi dan jasad hidup lain yang

membentuknya, kounitas pun mempunyai struktur dan fungsi di alam bahkan

dengan derajat organisme yang lebih tinggi, karena mempunyai ciri, sifat, dan

kemampuan yang lebih tinggi daripada populasi. Misalnya dalam populasi

interaksi hanya bisa dicapai antar individu, sedangkan dalam komunitas bisa antar

populasi (Odum, 1993).

            Konsep komunitas cukup jelas, tetapi seringkali dalam penentuan batas

dan pengenalan batas komunitas tidak mudah. Meskipun demikian, komponen-

komponen komunitas ini mempunyai kemampuan untuk hidup dalam lingkungan

yang sama di suatu tempat dan untuk hidup saling bergantung yang satu terhadap

yang lain. Komunitas mempunyai derajat keterpaduan yang lebih tinggi dari pada

individu-individu dan populasi tumbuhan dan hewan yang menyusunnya.

Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang

kebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat tersebut, dan kegiatan

Page 7: Keanekaragaman hewan

komunitas-komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri setiap individu

terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut (Odum, 1993).

            Suatu komunitas dapat mengkarakteristikakkan suatu unit lingkungan

yang mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan seperti ini

disebut biotop. Hamparan lumpur, pantai pasir, gurun pasir, dan unit lautan

merupakan contoh biotop. Di sisni biotop ditentukan oleh sifat-sifat fisik. Biotop-

biotop lain dapat pula dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya padang alang-

alang, hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainya (Heddy, 1986).

           Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-

individu yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang

menarik bagi seorang ekolog adalah ukuran dan rapatannya. Jumlah individu

dalam populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu

daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian

(mortalitas), yang masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota

mempengaruhi ukuran dan rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi yang

penting dari segi ekologi adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi alam

sebaan umur, komposisi genetik dan penyebaran individu dalam populasi (Odum,

1993). Keanekaragaman hayati yang ada pada ekosistem pertanian seperti

persawahan dapat mempengaruhipertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu dalam

sistem perputaran nutrisi, perubahan iklim mikro, dan detoksifikasi senyawa

kimia. Serangga sebagai salah satu komponen keanekaragaman hayati juga

memiliki peranan penting dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor,

dan detrivor (Bayu, 2011).

Pada suatu tempat atau area tertentu terdapat berbagai macam spesies

serangga yang hidup atau yang menempati, untuk mengetahui keanekaragaman

serangga yang hidup di area tertentu maka dapat mengunakan perhitungan

menggunakan rumus Shanon Wiener (H’) dan Indeks Dominansi (D).

Indeks Dominansi

D = ∑ (ni/N)2              keterangan : D : Indeks Domonansi Simpson

Page 8: Keanekaragaman hewan

                                                                     ni  : Jumlah Individu tiap spesies

                                                                     N  : Jumlah Individu seluruh spesies

Indeks Shanon Wienet (H’)

H’ = -∑ pi log pi         keterangan : H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon Wiener

                                                        pi = ni/N = Kelimpahan relative spesies

Diantara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya

spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam

memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif dari organisme dalam

suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisitaksonominya tetapi jumlah, ukuran,

produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya

dinyatakan oleh indeks keunggulannya (dominansi). Komunitas diberi nama dan

digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik, atau

kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi

tertentu berdasarkan pada pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam

daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam

komunitas karena batas yang tajam terbentuk oleh perbahan yang mendadak

dalam sifat fisika lingkungan. Angka banding antara jumlah spesies an jumlah

total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keanekaragaman spesies.

Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam komunitas berbeda

(Wolf, 1992).

Page 9: Keanekaragaman hewan

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ni adalah gelas plastic,

jarring ayun, paralon, kayu, air, deterjen, nampan, plastik dan botol, jarring ayun.

3.2 Cara Kerja

3.3.1 Penggunaan Pitfall Traps

1. Membuat lubang yang didalamnya diletakkan gelas plastik yang

berisi air diterjen.

2. Setelah itu melakukan pengamatan selama kurang lebih satu

minggu.

3. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel

yang telah tersedia.

3.3.2 Penggunaan Direct Traps

1. Mengayunkan jaring ke kiri dan ke kanan secara bolak-balik

sebanyak 20 kali sambil berjalan.

2. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel

yang telah tersedia.

3.3.3 Penggunaan Perangkap Nampan

1. Meletakkan nampan yang berisi air deterjen dan meletakkannya di

area tertentu.

2. Setelah itu melakukan pengamatan selama kurang lebih satu

minggu.

3. Mencatat hasil pengamatan dan meletakkan hasilnya pada tabel

yang telah tersedia.

Page 10: Keanekaragaman hewan

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disumpulkan bahwa:

1. Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi akibat adanya perbedaan

warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya.

2. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaragaman adalah

faktor-faktor udara, tanah, organisme, dan beberapa faktor stabil, yaitu

ketinggian, lintang, letak, dan pH.

3. Kurangnya kestabilan ekosistem di lingkungan mengakibatkan jumlah

spesies yang di peroleh pun cukup sedikit.

4. Adanya campur tangan manusia mengakibatkan populasi suatu organism

dapat terganggu.

Page 11: Keanekaragaman hewan

DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene. 1993.  Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Tim Dosen Ekologi. 2014. Penuntun Praktikum ekologi . IAIN Lampung : Bandar

Lampung.

Umar, Ruslan. 2012. Penuntun praktikum ekologi Umum. Universitas Hasanuddin

: Makassar.

Wolf, L.1992. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.