KEAMANAN (Kimia Klinik Minggu 2)

30
1 KIMIA KLINIK DASAR KEWASPADAAN DAN PROSEDUR KERJA YANG BENAR DI LABORATORIUM

Transcript of KEAMANAN (Kimia Klinik Minggu 2)

1

KIMIA KLINIK DASAR

KEWASPADAAN DAN PROSEDUR KERJA YANG

BENAR DI LABORATORIUM

2

KEWASPADAAN

Kewaspadaan adalah keadaan waspada, berhati-hati dan bersiap-siaga, harus selalu awas misalnya, terhadap bahaya.

Kewaspadaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Kewaspadaan Umum (General precaution) dan Kewaspadaan Universal (Universal precaution)

3

Kewaspadaan Umum

Kewaspadaan umum dimaksudkan untuk keamanan instalasi laboratorium karena kemungkinan :

1. Ancaman terorisme umum dan chemical terrorism baik anarchisme dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, perusakan dan lain-lain yang dapat mengancam eksistensi laboratorium

2. Pengaduan dan Tuntutan terhadap kemungkinan kesalahan laboratorium klinik.

4

Upaya Pencegahan Upaya pencegahan terhadap ancaman :1. Kesiap-siagaan sumber daya manusia untuk

mengantisipasi yaitu semua staf laboratorium dan petugas keamanan bersiap-siaga memberikan informasi pada yang berwenang dan siap-siaga dengan peralatan komunikasi dan alat pemadam kebakaran.

2. Kerjasama antar instansi, yaitu antara laboratorium dengan Dinas pemadam kebakaran, kepolisian dsb

3. Kerjasama dengan masyarakat sekitar laboratorium.

5

Kewaspadaan Universal

Kewaspadaan universal menyangkut kesiap-siagaan yang berlaku umum dewasa ini untuk Laboratorium Kesehatan, Laboratorium Rumah sakit maupun Laboratorium Swasta.

6

Kewaspadaan Universal

Kewaspadaan universal menurut American Association of Chemical Chemistry (AACC) adalah prosedur standar keamanan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan laboratorium.

7

Kewaspadaan Universal

Organisasi lain yaitu Occupational Safety and Health Administration (OSHA) merekomendasikan laboratorium klinik harus selalu waspada dengan mengikuti universal precaution dan prosedur kerja yang benar

8

Prosedur Kerja yang Benar Menurut OSHA

1. Semua pasien dianggap infeksius untuk menularkan HIV dan patogen lain yang ditularkan melalui darah.

2. Tempatkan setiap spesimen darah dan cairan tubuh lainnya dalam wadah yang tidak mudah pecah dan tertutup rapat untuk menghindari kebocoran saat transportasi

9

Prosedur Kerja yang Benar Menurut OSHA

3. Saat memproses darah dan cairan tubuh lainnya pakailah sarung tangan dan pelindung muka (masker/kacamata). Bila diperkirakan terjadi percikan, cuci tangan setelah selesai.

4. Jangan pernah memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.

10

Prosedur Kerja yang Benar Menurut OSHA

5. Dekontaminasi seluruh permukaan tempat bekerja dengan germisida kimiawi yang tepat sesudah ada tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya dan bila telah selesai bekerja.

6. Batasi penggunaan jarum hanya untuk situasi ketika tidak ada alternatif lain.

11

Prosedur Kerja yang Benar Menurut OSHA

7. Dekontaminasi bahan-bahan kontaminasi yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium sebelum pemrosesan dan tempatkan dalam kantung biohazard untuk dibuang sesuai dengan peraturan institusi.

8. Selalu mecuci tangan setelah menyelesaikan pekerjaan di laboratorium, buka jas lab sebelum meninggalkan laboratorium.

12

Kewaspadaan Universal

Kewaspadaan universal untuk keselamatan karyawan laboratorium klinik dan prosedur kerja yang benar dapat dikelompokkan dalam pra analitik, analitik dan pasca analitik sesuai uraian kegiatan yang dilakukan.

13

Kewaspadaan Pra-Analitik

1. Pasien yang dihadapi waktu sampling dianggap infeksius untuk menularkan HIV, Hepatitis dan patogen lainnya.

2. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka. Pakailah jas laboratorium, masker dan sarung tangan.

14

Kewaspadaan Pra-Analitik

3. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan spoit ditempat tertentu dan cegah jangan sampai anda tertusuk jarum tersebut.

4. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu yang tahan bocor dan tertutup rapat dengan label identitas pasien.

5. Wadah dengan sampel posisi berdiri dan tersusun rapat dikumpulkan dalam tempat plastik dan dikirim kebagian analitik.

15

Kewaspadaan Pra-Analitik

6. Setiap hari sehabis bekerja semua yang berkaitan dengan sampel didesinfeksi yaitu tempat plastik, meja tempat sampel dan tangan petugas sampling

7. Petugas sampling tidak boleh makan, minum dan atau merokok pada waktu sampling.

8. Pengiriman sampel jarak jauh:

16

Kewaspadaan Pra-Analitik

9. Penyimpanan sampel bila tidak segera dilakukan tes disimpan dalam lemari es

10. Semua diatas dilakukan sesuai protap untuk menghindari pengaduan dan tuntutan.

17

Pengiriman Sampel jarak Jauh

Sampel harus dikemas dalam tiga lapisan dari dalam keluar yaitu:

1. Wadah kedap air berisi spesimen

2. Wadah kedap air dengan bantalan absorben untuk mengisi sampel bila bocor karena guncangan.

3. Wadah yang melindungi dari pengaruh luar

18

Pengiriman Sampel jarak Jauh

Pengiriman sampel dengan paket:1. Sampel dikirim dalam temperatur tertentu

(dry ice) dalam wadah yang sesuai2. Sampel dikirim melalui jasa trasportasi yang

menjamin segera mengantar ke laboratorium penerima.

3. Laboratorium penerima segera memberitahu pengirim bahwa sampel telah diterima dan segera lakukan tes.

19

Kewaspadaan Analitik

Penggunaan Pipet1. Pengolahan spesimen/sampel dan

melaksanan tes harus hati-hati dan menganggap bahan tersebut infeksius

2. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka. Pakailah jas lab, masker dan sarung tangan.

20

Kewaspadaan Analitik

3. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet

4. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara mengisap atau meniup cairan lewat pipet.

5. Rendam pipet habis pakai dalam wadah berisi desinfektan, biarkan 18-24 jam sebelum disterilkan.

21

Kewaspadaan Analitik

Petugas Penerima Sampel1. Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik

2. Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan menempatkan tabung sentrifuge dengan mudah.

22

Kewaspadaan Analitik

3. Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda korosi atau keretakan.

4. Setelah dipakai simpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang dapat mengalir keluar

5. Cara sentrifuges yang benar adalah menggunakan tabung yang tertutup rapat dan selongsong yang terkunci

23

Kewaspadaan Analitik

Mencegah Penyebaran Infeksi1. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang

tangkai maksimum 6 cm

2. Gunakan alat isenerasi mikro untuk membakar sengkelit karena bila menggunakan bunsen menimbulkan percikan bahan infeksi.

24

Kewaspadaan Analitik

3. Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung atau sentuh permukaan koloni dengan tabung kapiler hematokrit yang berisi hydrogen peroksida.

4. Tempatkan sisa spesimen dan biakan yang akan disterilkan dalam wadah yang tahan bocor.

5. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali habis bekerja.

25

Kewaspadaan Analitik

Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius

1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun.desinfektan. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.

2. Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau menyimpan makanan/minuman di dalam laboratorium.

26

Kewaspadaan Analitik

3. Jangan membubuhkan kosmetik di dalam laboratorium4. Gunakan alat pelindung muka/mata jika terdapat resiko

percikan bahan infeksius saat bekerja.5. Dekontaminasi seluruh permukaan tempat bekerja

dengan desinfektan, demikian pula tangan petugas setelah selesai bekerja. Buka jas lab dan tinggalkan di laboratorium atau dicucikan.

6. Semua tes dilakukan menurut prosedur tetap (Protap) dan berpedoman pada pemantapan mutu internal dan eksternal (PMI dan PME) Dengan demikian hasil tes dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi pengaduan dan tuntutan.

27

Kewaspadaan Pasca Analitik

1. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya dan dipertanggungjawabkan oleh dokter laboratorium yang bersangkutan

2. Laboratorium klinik merupakan penghasil limbah tajam, cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani dengan benar sebelum dibuang.

3. Kerjasama antar laboratorium klinik, klinisi maupun profesi lain yang berkaitan untuk meningkatkan kewaspadaan maupun tuntutan pengguna jasa.

28

Kewaspadaan Pasca Analitik

Sumber limbah antara lain :

1. Bahan baku yang sudah kadaluarsa

2. Bahan habis pakai (medium Pembenihan yang terpakai)

3. Produk proses didalam laboratorium (sisa spesimen)

4. Produk peralatan laboratorium (jarum suntik, swab dll.

29

Kewaspadaan Pasca Analitik Upaya penanggulangan :1. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi /tidak

terkontaminasi masukkan kedalam sharp container, kemudian diinsenerasi

2. Limbah cair infeksius /darah dan produknya; dimasukkan kedalam kantung plastik ditutup longgar lalu diotoklaf dahulu. Bila otoklaf tidak memungkinkan lakukan desinfeksi dan limbah dialirkan melalui pengolahan limbah

3. Limbah pada masukkan kedalam kantung plstik, ditutup longgar kemudian diotoklaf dan dibakar diinsenerator

30

KESIMPULAN

Kewaspadaan universal (universal precaution) perlu diterapkan kepada semua petugas laboratorium (dokter, analis dan staf lainnya) untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja pada laboratorium.