Keadaan Mayit Setelah Tiupan Sangkakala Yang Pertama

52
Keadaan Mayit Setelah Tiupan Sangkakala yang Pertama Posted on 22/12/2014 by Ayat Al Akrash in Aqidah with 1 Komentar Ilustrasi. (arrahmah.com) Syahida.com – Telah kami isyaratkan ketakutan di kubur. Yang lebih keras lagi adalah hembusan bentuk, kebangkitan, hisab, penimbangan dan penyeberangan Ash-Shirath. Ini berbagai macam gambaran menakutkan yang harus diimani dan dipikirkan lebih jauh. Banyak manusia yang tidak memiliki iman di dalam hati terhadap akhirat. Andaikan manusia tidak menyaksikan kelahiran hewan, kemudian berkata, “Tentunya di sana ada pencipta yang menciptakan dari setetes air yang hina seperti halnya anak Adam yang berakal dan dapat berbicara ini,” tentunya dia sama sekali tidak akan percaya kepada semua itu. Ditambah lagi dengan penciptaan hal-hal yang mengundang decak kekaguman, tentu akan mendorongnya untuk berpikir lagi. Bagaimana mungkin seseorang mengingkari kekuasaan dan hikmah Allah yang disaksikannya sejak awal mula penciptaan, maka selanjutnya akan lebih mudah lagi. Jika imanmu sudah kuat, maka susupkanlah rasa takut, banyaklah berpikir dan mengambil pelajaran. Lakukanlah hal ini dengan sungguh-sungguh dan tekun. Yang pertama kali di dengar mayit adalah suara Israfil yang meniup sangkakala, lalu dia akan membentuk rupamu dan engkau akan berdiri terperangah menghampiri seruan. Allah berfirman,

description

keadaan mayit

Transcript of Keadaan Mayit Setelah Tiupan Sangkakala Yang Pertama

Keadaan Mayit Setelah Tiupan Sangkakala yang PertamaPosted on22/12/2014byAyat Al AkrashinAqidahwith1Komentar

Ilustrasi. (arrahmah.com)Syahida.com Telah kami isyaratkan ketakutan di kubur. Yang lebih keras lagi adalah hembusan bentuk, kebangkitan, hisab, penimbangan dan penyeberangan Ash-Shirath. Ini berbagai macam gambaran menakutkan yang harus diimani dan dipikirkan lebih jauh. Banyak manusia yang tidak memiliki iman di dalam hati terhadap akhirat. Andaikan manusia tidak menyaksikan kelahiran hewan, kemudian berkata, Tentunya di sana ada pencipta yang menciptakan dari setetes air yang hina seperti halnya anak Adam yang berakal dan dapat berbicara ini, tentunya dia sama sekali tidak akan percaya kepada semua itu. Ditambah lagi dengan penciptaan hal-hal yang mengundang decak kekaguman, tentu akan mendorongnya untuk berpikir lagi. Bagaimana mungkin seseorang mengingkari kekuasaan dan hikmah Allah yang disaksikannya sejak awal mula penciptaan, maka selanjutnya akan lebih mudah lagi. Jika imanmu sudah kuat, maka susupkanlah rasa takut, banyaklah berpikir dan mengambil pelajaran. Lakukanlah hal ini dengan sungguh-sungguh dan tekun.Yang pertama kali di dengar mayit adalah suara Israfil yang meniup sangkakala, lalu dia akan membentuk rupamu dan engkau akan berdiri terperangah menghampiri seruan. Allah berfirman,Dan, ditiuplah sangkakala. Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) Rabb mereka.(Yasin: 51)Dari Abu Said Al-Khudri, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Bagaimana mungkin dirasa cukup, sementara malaikat pembawa sangkakala telah bersiap-siap, memasang pendengarannya dan menunggu dia diperintahkan untuk meniup sangkakala hingga dia meniupnya.Orang-orang muslim berkata, Apa yang harus kita ucapkan wahai Rasulullah?Beliau menjawab, Katakanlah, Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik penolong, dan kami bertawakal kepada Allah. (Diriwayatkan Al-Hakim dan Ibnu Hibban)Di dalam Ash-Shahihain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda,Pada hari Kiamat manusia dihimpun di atas tanah putih bersih seperti bulatan yang bening.(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)Kemudian pikirkanlah kerumunan manusia, lalu matahari yang di dekatkan di atas kepala mereka, siksaan yang pedih dan hati yang susah gelisah. Pikirkanlah pertanyaan Rabb-mu tentang amal-amalmu tanpa menggunakan perantaraan. Telah diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda,Pada Hari Kiamat manusia diadili dengan tiga kali pengadilan: Dua kali berupa pengajuan pertanyaan dan penyampaian alasan, dan yang ketiga lembaran-lembaran berhamburan, lalu ada yang mengambil dengan tangan kanannya dan ada yang mengambil dengan tangan kirinya.(Diriwayatkan At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)Dari Abu Barzah, dia berkata Rasulullah SAW bersabda,Kedua kaki seorang hamba tidak akan tergelincir sehingga dia ditanya tentang umurnya yang telah dia habiskan, tentang amalnya yang telah dia kerjakan, tentang hartanya, darimana dia mendapatkannya dan untuk apa dia membelanjakannya, serta tentang badannya yang telah dia rapuhkan.(Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ad-Darimi)Disebutkan di dalamAsh-Shahihain, dari Shafwan bin Makhraz, dia berkata, Selagi aku sedang memegang tangan Ibnu Umar, tiba-tiba datang seorang laki-laki seraya bertanya, Bagaimana engkau mendengar Rasulullah bersabda tentang pembincangan pada Hari Kiamat?Ibnu Umar menjawab, Aku mendengar Rasullullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah mendekati orang mukmin, lalu meletakkan naungan-Nya di atasnya, menutupinya dari manusia dan menetapkan dosa-dosanya, seraya berfirman, Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa ini? Sehingga ketika Allah sudah menetapkan dosa-dosanya, dan orang mukmin itu melihat dirinya telah hancur, maka Allah berfirman, Sesungguhnya aku telah mengampuninya. Beliau bersabda, Kemudian Dia memberikan kitab kebaikan-kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan munafik, maka para saksi berkata,Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.(Hud: 18)Dari hadist Abu Said dari Nabi SAW beliau bersabda,Sebuah jembatan dibentangkan di atas neraka Jahannam, dan aku adalah orang yang pertama melewatinya.(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)[Syahida.com] - See more at: http://www.syahida.com/2014/12/22/961/keadaan-mayit-setelah-tiupan-sangkakala-yang-pertama/#sthash.pc2eWFu3.dpuf

Subhanallah, Dengan Izin Allah, Dua Malaikat MenyelamatkannyaMaryam Imran|04/11/2014|36Komentar

Ilustrasi. (lembaribadahku.blogspot.com)Akhwatmuslimah.com Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Riyadh. Tapi sang pelaku berharap kisahnya dapat disebarkan agar dapat memberikan manfaat kepada siapa pun.Dahulu aku adalah seorang remaja putri yang nakal. Aku mengecat rambutku dengan warna warni setiap waktu dengan mengikuti mode yang sedang trend. Aku juga mengenakan pewarna kuku yang nyaris tidak pernah kuhapus, kecuali untuk merubah warnanya. Abayaku hanya kuletakkan di atas pundakku agar dapat menarik perhatian para pemuda. Aku sengaja ke pasar dengan memakai wewangian dan perhiasan yang menarik. Iblis benar-benar telah menggodaku untuk melakukan semua dosa, yang kecil mau pun yang besar. Lebih dari itu semua, aku tidak pernah sujud kepada Allaah sekali pun. Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengerjakan shalat.Yang lebih mengherankan adalah karena aku seorang guru dan pendidik anak-anak. Guru yang selalu dipandang dengan penuh penghormatan. Aku mengajar di salah satu sekolah yang terletak jauh dari kota Riyadh. Aku selalu meninggalkan rumahku setelah shalat shubuh, dan tidak kembali kecuali setelah shalat ashar. Yang penting waktu itu kami adalah sekelompok guru perempuan.Di antara mereka, akulah satu-satunya yang belum menikah. Di antara mereka ada yang baru saja menikah, ada yang tengah mengandung. Ada pula yang sedang menjalani cuti melahirkan. Aku pula satu-satunya di antara mereka yang telah mencabut rasa malunya. Aku biasa ngobrol dan bercanda dengan sopir seperti ketika aku berbicara dengan salah satu kerabatku.Hari demi hari berlalu, dan aku masih dalam kelalaian dan kesesatanku. Pada suatu pagi, aku bangun terlambat. Aku segera keluar dan mengendarai mobil yang biasa kami tumpangi.Ketika aku naik ke mobil dan memperhatikan, ternyata di kursi belakang tidak ada orang lain selain diriku. Aku menanyakan itu kepada sopir, lalu ia menjawab: Fulanah sakit, yang ini melahirkan, dandanMendengar itu, di dalam hatiku aku mengatakan: Baiklah, karena perjalanannya jauh, maka aku akan tidur hingga nanti kami tiba di tujuan.Aku pun tidur di mobil dan tidak terbangun kecuali saat mobil itu berada di sebuah jalan yang rusak. Aku terbangun dengan penuh ketakutan. Aku membuka penutup jendela.Jalan apa ini..?! Apa yang telah terjadi..?? Pak sopir, kemana engkau membawaku..?!Dengan penuh kesetanan dia menjawab: Sekarang engkau akan mengetahuinya..!!Aku memperhatikannya dan aku pun tahu rencana busuknya. Maka dengan penuh ketakutan, aku pun mengatakan: Pak sopir, apakah engkau tidak takut kepada Allaah..?! Apakah engkau tahu hukuman atas perbuatan yang akan engkau lakukan..?!Dan entah ucapan apalagi yang kukatakan untuk menghalanginya melakukan niatnya. Yang pasti, aku tahu bahwa aku akan binasa.Dengan penuh percaya dirinya pula si sopir itu mengatakan: Engkau sendiri, apakah engkau tidak takut kepada Allaah..? Engkau tertawa-tawa dan bercanda denganku..?? Apakah engkau tidak tahu kalau engkau telah menggodaku..?? Dan aku tidak akan melepaskanmu hingga aku melakukan apa yang kuinginkan..!Aku pun menangis. Aku mencoba berteriak, tapi tempat itu begitu jauh. Tidak ada seorang pun selain aku dan sopir terlaknat itu. Ini adalah sebuah padang pasir yang menakutkan. Aku memelas dan lelah menangis. Hingga dengan penuh keputus asaan dan menyerah, aku mengatakan: Kalau begitu biarkanlah aku mengerjakan shalat dua rakaat, siapa tahu Allaah sudi mengasihaniku.Ia pun setuju memenuhi permintaanku. Aku pun turun dari mobil seperti orang yang akan diseret menuju hukuman mati. Aku pun shalat. Itu adalah pertama kalinya aku mengerjakan shalat dalam hidupku. Aku shalat dengan perasaan takut dan pengharapan. Air mata memenuhi tempatku bersujud. Aku memelas kepada Allaah agar mengasihiku dan menerima taubatku. Suara tangisku memecah keheningan tempat itu. Dengan cepat kematian terasa begitu dekat. Aku pun menyelesaikan shalatku.Menurut kalian apa yang terjadi..?? Sebuah kejutan terjadi. Apa yang kulihat itu..??Aku melihat mobil saudara laki-lakiku datang..!! Benar sekali, itu saudara laki-lakiku dan jelas sekali ia sengaja mendatangi tempat ini.Aku tidak sempat lagi berfikir bagaimana ia bisa mengetahui tempatku ini. Tapi aku benar-benar gembira dan mulai meloncat-loncat memanggilnya. Sopir itu memarahiku, tapi aku tidak mempedulikannya.Yang kulihat adalah saudaraku yang tinggal di Syarqiyyah dan saudaraku yang lain adalah yang tinggal bersama kami. Salah seorang dari mereka pun turun dan memukul sopir itu dengan sebuah kayu yang keras, lalu berkata : Naiklah bersama Ahmad di mobil..!! Aku akan menaruh sopir ini di dalam mobilnya sendiri di pinggir jalan..Aku pun segera naik ke mobil bersama Ahmad. Kebingungan menyelimutiku dan aku bertanya padanya : Bagaimana kalian bisa mengetahui tempatku..? Bagaimana engkau bisa jauh-jauh datang dari Syarqiyyah..?? Lalu kapan..?Nanti di rumah, engkau akan mengetahui semuanya.., jawabnya.Muhammad pun bergabung bersama kami, dan kami pun kembali ke Riyadh. Sementara aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.Ketika kami tiba di rumah, saudara-saudara ku itu mengatakan : Pergilah menemui ibu dan sampaikan padanya apa yang terjadi. Kami akan kembali sebentar lagi..!Aku masuk menemuinya di dapur. Segera aku memeluknya sambik menangis. Aku ceritakan kisahku padanyaLalu dengan penuh rasa kaget, ibu berkata : Tapi memang Ahmad masih di Syarqiyyah..!! Sedang Muhammad masih tidur di kamarnya.Kami pun pergi ke kamar Muhammad, dan ternyata memang ia masih tidur. Aku membangunkannya seperti orang gila dan bertanya : Apa yang telah terjadi..??Namun ia bersumpah atas nama Allaah bahwa ia tidak pernah keluar dari kamarnya dan tidak tahu peristiwa yang aku aku alami!!Aku segera pergi ke tempat telepon lalu mengangkatnya -aku benar-benar hampir gila-. Aku menelpon Ahmad, tapi ia mengatakan: Aku sekarang sedang di tempat kerjaku..Setelah itu semua, aku menangis tersedu-sedu. Aku akhirnya sadar bahwa semua yang kualami adalah dua Malaikat yang diutus oleh Robbku untuk menyelamatkan aku dari tindakan keji sang sopir itu. Aku memuji Allaah atas itu semua. Dan itulah yang menjadi sebab aku mendapatkan hidayah. Segala puji hanya untuk Allaah..

Inilah Jenis Makhluk yang Takut NerakaPosted on24/11/2014byAyat Al AkrashinAqidahwith4Komentar

Ilustrasi. (cahayawahyu.wordpress.com)Syahida.comNeraka diciptakan oleh Allah Taala bagi para jin dan manusia yang bermaksiat. Neraka juga akan dipenuhi oleh kedua jenis makhluk tersebut. Allah Taaala berfirman: Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi Neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan utnuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). (Q.S Al Araf 7: 179).Allah SWT berfirman: Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.Firman Allah Taaala: Akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku: Sesungguhnya akan aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (Q.S. Al Sajadah 32: 13).Allah Taaala berfirman: Neraka itulah tempat diam kamu, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Q.S. Al Anaam 6: 128).Allah Taaala berfirman mengenai jin yang menyimak bacaan ayat suci al Quran: Dan sesungguhnya diantara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api neraka Jahannam. (Q.S. Al Jinn 72: 14-15).Allah Taaala berfirman: Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin maka nimat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Al Rahmaan 55: 31-32). Sampai dengan firman-Nya: Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka berdosa dikenal dengan tanda tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (Q.S. Al Rahmaan 55: 39-41).Oleh karena itu telah diriwayatkan bahwa Nabi SAW telah membacakan surat ini dihadapan jin karena isinya mengandung berita tentang penciptaan mereka, kematian, kebangkitan dan pembalasan atas amal perbuatan mereka.Adapun makhluk-makhluk yang lainnya, yang paling mulia adalah malaikat. Merekalah yang memberi ancaman neraka bagi makhluk yang berbuat maksiat. Dan para malaikat tidak ada yang berani melakukannya. Sebagaimana firman Allah Taaala: Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa diantara mereka mengatakan: Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain daripada Allah, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. (Q.S. Al-Anbiyaa 21: 26-29).Telah tersebar luas dikalangan para sahabat dan tabiin serta generasi sesudah mereka, bahwa Harut dan Marut pada awalnya adalah dua orang malaikat. Keduanya lebih memilih untuk mendapatkan siksa dunia daripada merasakan adzab akhirat setelah melakukan maksiat. Mereka lebih memilih siksa dunia karena sifatnya tidak kekal. Mengenai hal ini telah ada sebuah riwayat hadismarfu(sanadnya sampai kepada Nabi) yang bersumber dari Ibn Umar ra, dari Nabi SAW yang diriwayatkan oleh al Imam Ahmad dan Ibn Hibban di dalam kitab sahihnya. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa yang benar adalah hadismauquuf(hanya sampai kepada sahabat), yaitu bersambung pada sahabat Kaab.Al Imam Ahmad telah meriwayatkan dari hadis Anas, dari Rasulullah SAW bahwa beliau telah bertanya kepada Malaikat Jibril as Rasulullah SAW bersabda: Mengapa aku tidak pernah melihat Malaikat Mikail as tertawa? Malaikat Jibril menjawab: Mikail tidak pernah tertawa lagi semenjak neraka diciptakan.Diriwayatkan juga dalam kitabal Zuhddari hadis Abu Imran al Jauniy, dia berkata: Telah sampai berita kepada kami bahwa Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW. Pada waktu itu Malaikat Jibril sedang menangis. Lantas Rasulullah SAW bertanya: Apa yang membuatmu menangis wahai Jibril? Jibril menjawab: Apakah anda juga tidak ikut menangis wahai Muhammad? Kedua mataku tidak pernah kering semenjak Allah menciptakan neraka Jahannam. Aku sangat takut jika bermaksiat kepada-Nya sehingga Dia menghempaskanku ke dalam neraka. Perawi lain juga meriwayatkan dengan redaksi serupa dari jalur yang tidak sama.Al Thabaraniy meriwayatkan dari hadis Muhammad ibn Ahmad ibn Abu Khaitsamah, kami diberitahu oleh Muhammad ibn Ali, saya diberitahu oleh ayah saya dari Zaid ibn Aslam, dari ayahnya, dari Imran bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW dalam keadaan sedih dan tidak mengangkat kepalanya. Lantas Rasulullah SAW berkata kepadanya: Mengapa Kamu wahai Jibril? Kamu kelihatannya sedih Jibril berkata: Sesungguhnya kau telah melihat hembusan angin dari Neraka Jahannam.Al Thabaraniy juga meriwayatkan dari jalur Salam al Thawil, (dia adalah perawi yang sangat lemah) dari Al Ajlah al Kindiy, dari Adiy ibn Adiy al Kindiy, dari Umar ibn al Khaththab, dia berkata: Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW. Kemudian Nabi bertanya: Wahai Jibril, mengapa aku melihat warna air mukamu menjadi berubah? Jibril menjawab: Aku tidak datang kepada anda sampai Allah menyuruhku (untuk membawa kabar) tentang hembusan angin api neraka. Nabi bersabda: Wahai Jibril, coba sebutkan kepadaku sifat neraka Jahannam! Kemudian perawi menyebutkan kelanjutan hadis tersebut diatas. Untuk redaksi secara lengkap, akan kami sampaikan Insyaa Allah dalam pembahasan bab tersendiri.Kemudian Rasulullah SAW berkata: Wahai Jibril, hal itu cukup bagiku. Dan Nabi SAW melihat Jibril menangis. Lalu beliau berkata: Apakah engkau menangis wahai Jibril? Sedangkan Engkau telah mendapatkan posisi terhormat di sisi Allah. Jibril menjawas: Bagaimana aku tidak menangis. Karena sebenarnya aku lebih pantas menangis ketimbang anda. Sebab bisa saja di mata Allah kedudukanku tidak seperti sekarang ini. Aku tidak tahu, apakah aku akan diberi cobaan seperti Iblis. Sedangkan dia dulu juga tinggal bersama para Malaikat. Aku pun tidak tahu, apakah aku akan diuji seperti Harut dan Marut.Lantas Rasulullah SAW menangis begitu pula Malaikat Jibril as. Keduanya terus menangis sampai akhirnya dipanggil: Wahai Muhammad dan Jibril, sesunggguhnya AllahAzza wa Jallamemberi jaminan bahwa kalian berdua tidak akan bermaksiat kepada-Nya. Baru kemudian Malaikat Jibril kembali ke langit dan Nabi Muhammad SAW keluar rumah. Dalam perjalanan keluar dia menemui sekelompok orang Anshar sedang tertawa. Nabi SAW bersabda kepada mereka: Kalian tertawa? Padahal dibelakang kalian ada Neraka Jahannam! Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis. Sekalipun kalian dalam kondisi cukup pangan, pasti tetap akan keluar ke dataran tinggi untuk merapat dan berdoa kepada AllahAzza wa Jalla. Setelah itu ada suara dari langit menyeru kepada Nabi SAW: Wahai Muhammad, janganlah memutus harapan hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya aku mengutusmu untuk memberi kemudahan. Aku tidak mengutusmu untuk menebar kesulitan. Lantas Rasulullah SAW bersabda: Berbuat baiklah kalian dan dekatkan diri kalian kepada Allah.Ibn Abi al Dunya meriwayatkan dari hadis Abu Fadlalah, dari beberapa orang gurunya. Dia berkata: Sesungguhnya AllahAzza wa Jallamemiliki para malaikat. Mereka semua tidak ada yang tertawa setelah Neraka Jahannam diciptakan. Mereka takut jika Allah murka kepada mereka sehingga memasukkan mereka ke dalam neraka.Dengan sanad dari Bakr al Abid berkata: Saya berkata kepada teman Ibn Abi Laila yang sering disebut Abu al Hasan: Apakah malaikat juga tertawa? Dia menjawab: Tidak ada makhluk yang berada di bawahArys yang tertawa setelah Allah menciptakan Neraka Jahnnam.Dari Muhammad ibn Al Munkadir berkata: Ketika Allah menciptakan neraka, hati para malaikat terlepas dari tempatnya. Namun, ketika Bani Adam diciptakan, hati mereka kembali pada tempatnya semula.Abu Nuaim meriwayatkan denga sanad dari Thawus, dia berkata: Ketika neraka diciptakan, hati para malaikat terbang dari tempatnya. Namun ketika Bani Adam diciptakan hati itu kembali tenang.Adapun binatang-binatang yang jinak ataupun yang buas dan burung, kesemuanya juga takut pada neraka. Amir ibn Yasaf berkata, dari Yahya ibnAbu Katsir, dia berkata: Telah sampai berita kepada kami bahwa ketika Nabi Daud as meratap dan menangis, hewan-hewan buas yang ada di daratan datang. Begitu juga dengan singa-singa yang berasal dari gunung, burung-burung yang berada disarangnya. Semua manusia yang ada pada waktu itu juga berkumpul. Sampai akhirnya Nabi Daud as tiba dan naik ke atas mimbar. Beliau memulai dengan pujian kepada Tuhannya. Semuanya berteriak dan menangis. Lalu Nabi Daud as mulai menyebut tentang surga dan neraka. Maka ada sekelompok orang dan gerombolan binatang serta burung yang mati. Setelah itu beliau menyebutkan tentang kematian dan kondisi di hari kiamat. Beliau sendiri menjerit dan ada lagi sekelompok manusia, binatang buas dan burung yang mati. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al Dunya.Sementara makhluk selain binatang, yaitu yang terdiri benda-benda mati semisalnya, maka telah diceritakan oleh Allah SWT bahwa kesemuanya merasa takut kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Taaala:Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. (Q.S. Al-Baqarah 2: 74).Ibn Abi Najih berkata dari Mujahid: Setiap batu yang mengeluarkan sumber air atau batu yang terbelah karena aliran air atau bebatuan yang jatuh dari puncak gunung, semua kejadian itu adalah karena takut kepada AllahAzza wa Jalla. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan di dalam al Quran.Al Jauzajaniy dan perawi lain meriwayatkan dari jalur Mujahid, dari Ibn Abas, dia berkata: Sesungguhnya batu pasti akan jatuh ke bumi. Seandainya ditahan oleh banyak orang sekalipun, dia akan tetap jatuh ke tanah karena takut kepada Allah.Abdullah ibn Amr ibn al Ash ra berkata: Sesungguhnya bulan menangis karena merasa takut kepada Allah.Thawus berkata: Sesungguhnya bulan menangis karena takut kepada Allah. Padahal dia tidak memiliki dosa. Bulan juga tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatannya dan kelak tidak pula akan dihakimi. [Syahida.com]- See more at: http://www.syahida.com/2014/11/24/774/inilah-jenis-makhluk-yang-takut-neraka/#sthash.AMNkck4a.dpuf

Hadits Qudsi : Di Akhirat, Setiap Umat Mengadu Kepada Nabi MerekaPosted on23/12/2014byAyat Al AkrashinHaditswith1Komentar

Ilustrasi. (ilmusunnah.com)Syahida.comDari Abu bakar As-Shiddiq ra ia berkata: Pada suatu hari rasulullah saw shalat pagi. Kemudian duduk di tempatnya, sehingga shalat aula (dzuhur), ashar dan maghrib. Semuanya itu, beliau tidak berbicara sepatah pun. Hingga shalat isya yang akhir. Kemudian beliau berdiri lalu menuju keluarganya. Para sahabat berkata kepada Abu Bakar: mengapa kamu tidak bertanya kepada Rasulullah saw, : Ada apa gerangan? Hari ini beliau melakukan sesuatu yang sama sekali belum pernah beliau perbuat. Abu-bakar berkata: lalu dia bertanya kepada beliau dan lalu beliau mejawab: Ya. Diperlihatkan kepadaku apa yang ada tentang dunia dan perihal akherat. Orang-orang dahulu dan orang-orang kemudian (yang di akhir zaman) dikumpulkan di suatu daratan yang tinggi. Karena demikian itu, manusiamerasa ngeri (takut), lalu mereka pergi kepada Adam as. Sedangkan keringat hampir-hampir menghalangi mereka. Lalu mereka berkata: Wahai Adam, engkau bapak manusia dan engkau yang dipilih oleh Allah Azza wa Jalla, mintalah syafaat dari Tuhan mu untuk kami. Dia (Adam) menjawab: Sungguh aku telah mengalami apa yang kalian alami. Pergilah ke bapak kalian (yang satunya) sesudah bapak kalian (yakni: Adam), yaitu kepada Nuh (sesungguhnya) Allah telah memilih Adam, Nuh keluarga Ibrahim dan keluarga Imron memiliki semua umat (dimasa mereka masing-masing) (QS. 3: 33).Beliau bersabda: mereka pergi kepada Nuh as. Mereka mengatakan: Mohonlah kepada tuhan engkau untuk kami, yang engkau adalah pilihan Allah dan Allah telah mengabulkan doa engkau (yaitu): Jangan Engkau biarkan orang-orang kafir bertempat di atas bumi. Lalu Nuh menjawab: jika kalian demikian, bukan kepadaku aku, tetapi pergilah kepada Musa as. Karena Allah Azza wa Jalla telah berbicara langsung kepadanya. Lalu Musa as berkata: jika kalian demikian, bukan kepada aku, tetapi pergilah kepada Isa, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang terkena kusta dan menghidupkan orang mati. Lalu Isa berkata: jika kalian demikian, aku tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi pergilah kepada pemimpin anak Adam. Sesungguhnya dia adalah orang pertama yang menyebabkan bumi disebut besok pada hari kiamat. Maka pergilah kalian kepada Muhammad saw. Dia akan mohon syafaat kepada Tuhannya untuk kalian. Beliau bersabda: lalu Jibril as. Mendatangi Tuhannya, maka Allah Azza wa Jalla berfirman: beri izin dia, dan gembirakan dia dengan surga. Beliau bersabda: lalu Jibril pergi bersama beliau, lalu beliau jatuh sujud selama satu jumah (7 hari), lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: Hai Muhammad: Angkatlah kepalamu, berkatalah pasti didengarkan, dan mohon syafaat, pasti diberi syafaat. Beliau bersabda: lalu beliau mengangkat kepalanya, ketika beliau melihat Tuhan Azza wa Jalla, beliau jatuh sujud selama satu jumah lagi. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: Angkatlah kepalamu berkatalah pasti didengarkan dan mohonlah syafaat, pasti diberi syafaat. Lalu beliau jatuh sujud. Kemudian Jibril as memegang ditengah kedua lengan beliau. Lalu Allah Azza wa Jalla mengajarkan suatu doa kepadanya yang tidak pernah Dia ajarkan kepada manusia. Lalu beliau mengucapkan Wahai Tuhan, Engkau telah menjadikan aku pemimpin anak Adam, dan tidak sombong. Dan orang pertama yang menyebabkan bumi disebut besok pada hari kiamat. Dan tidak congak, sehingga beliau datang di telaga, yang jaraknya lebih jauh dari pada Shona dan Ailah. Kemudian dikatakan panggilah para shiddiqin, lalu mereka diberi syafaat. Kemudian dikatakan: panggilah para nabi. Lalu seorang nabi datang dengan beberapa pengikutnya. Dan seorang nabi (datang) dengan 5 sampai 6 pengikutnya, dan seorang nabi datang tanpa pengikutnya. Kemudian dikatakan: panggilah para syuhada. Lalu bagi yang menginginkan syafaat diberi syafaat dan beliau bersabda: setelah para syuhada berbuat demikian, beliau bersabda Allah Azza wa Jalla berfirman: masuklah ke surga orang yang tidak menyekutukan Aku dengan suatu apapun. Beliau bersabda: lalu mereka masuk surga. Beliau bersabda: kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman: lihatlah kalian ke neraka: Adakah kalian jumpai seseorang yang tidak pernah mengerjakan kebaikan? Beliau bersabda: Maka para malaikat menemukan seorang pria di dalam neraka, lalu dia ditanya: Apakah kamu pernah mengerjakan kebajikan? Dia menjawab: Tidak (pernah). Kecuali saya dahulu (di dunia) sangat mudah dalam berjual beli dengan manusia. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: supaya kalian beri kemudhan untuk hamba-Ku ini, sebagaimana dia sangat mudah kepada hamba-hambaKu. Kemudian para malaikat mengeluarkan seorang pria (yang lain) dari neraka. Lalu dia ditanya: Apakah kamu pernah mengerjakan kebaikan? Dia menjawab : Tidak (pernah) kecuali saya (dahulu), telah menyuruh anak saya, jika saya telah mati: hendaklah kalian membakar saya dengan api, kemudian tumbuklah saya (hingga lembut), sehingga saya menjadi (lembut) seperti celak, lalu bawalah saya ke laut, dan hamburkan saya, ketika ada angin. Maka demi Allah, Tuhan semesta Alam tidak mempersempit saya selamanya. Lalu Allah Taala bertanya mengapa kamu kerjakan yang demikian itu, dan dia menjawab: Karena takut kepada Engkau. Beliau bersabda: Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman: lihatlah kepada kerajaan seorang raja yang paling agung. Sesungguhnya seperti itu untuk kamu, juga sepuluh (10) lagi seperti itu. Seperti itu. Beliau bersabda: Lalu (pria itu) berkata: Mengapa Engkau mengejek saya, padahal Engkau Raja? Beliau bersabda: Dan itulah yang menyebabkan aku tertawa sejak pagi.Derajat Hadits: Hasan (Bagus)Rawi Hadits:Ahmad dalam: Musnadnya. (1/4-5) dia mengatakan: menceritakan kepadaku Ibrahim bin Ishaq At-Thaliqoni dia berkata: telah menceritakan kepadaku An-Nadlor bin Syumail Al-Mazini dia berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Nuamah dia berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Hunaidah Al-Barrok bin Naufal dari Waalaan Al-Adawi dari Hudzaifah dari Abu Bakar As-Shiddiq, lalu menyebutkannya.- See more at: http://www.syahida.com/2014/12/23/1009/hadits-qudsi-di-akhirat-setiap-umat-mengadu-kepada-nabi-mereka/#sthash.KpWjJ0rq.dpuf

Hadits Qudsi : 70.000 Orang Islam Masuk Surga Tanpa HisabPosted on23/12/2014byAyat Al AkrashinHadits

Ilustrasi. (khazanahislamku.blogspot.com)Syahida.com Dari rifaah Al-Juhanni ra. Dia berkata, kami (sahabat-sahabat) hidup bersama Rasulullah saw. Ketika kami sampai di Al-Kadid atau beliau mengatakan Qudaid: beberapa sahabat kami mulai minta izin untuk mengunjungi keluarga mereka, lalu beliau memberi izin kepada mereka. Tiba-tiba Rasulullah saw berdiri, lalu memuji Allah dan menyanjung-Nya. Kemudian beliau bersabda: Bagaimana sikap orang-orang yang berada di sisi pohon yang menghadap Rasulullah saw marah kepada orang-orang yang ada di sisi yang lain. Ketika itu saya melihat mereka menangis. Lalu ada seorang pria berkata: Sesungguhnya orang-orang minta izin kepada engkau sesudah peristiwa ini adalah halal. Lalu beliau memuji Allah dan beliau bersabda: Aku bersaksi bagi Allah, seorang hamba meninggal, dia (telah) bersaksi bahwa: Tiada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah benar-benar dari lubuk hatinya, kemudian bersungguh-sungguh (berarti) dia berjalan ke surga. Dan beliau bersabda: Dan sungguh Tuhanku Azza wa Jalla telah berjanji kepadaku bahwa Dia akan memasukkan (Ke surga) 70 ribu orang dari umatku tanpa hisab dan tanpa siksa. Dan aku benar-benar berharap agar yang 70 ribu tidak masuk surga (lebih dulu) sehingga kalian dan orang-orang shalih dari bapak-bapak kalian, istri-istri kalian, keturunan kalian sudah mengambil tempatnya (masing-masing) di surga. Dan beliau bersabda: bila telah lewat separuh malam atau beliau bersabda dua pertiga malam, Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia, lalu Dia berfirman: Aku tidak menanyakan perihal hamba-hambaKu kepada orang lain. Barangsiapa mohon ampun kepada-Ku, Aku ampuni dia. Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan doanya, siapa yang minta kepada-Ku Aku kasih. Sehingga terbit fajar.- See more at: http://www.syahida.com/2014/12/23/984/hadits-qudsi-70-000-orang-islam-masuk-surga-tanpa-hisab/?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook#sthash.4rJU67kS.dpuf

Meminta Perlindungan Allah Dari NerakaPosted on21/11/2014byAyat Al AkrashinAqidahwith1Komentar

Ilustrasi. (.muslimsays.com)Syahida.com Allah Taaala berfirman: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka. Sampai pada firman Allah Taaala: Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya. (Q.S. Ali Imran 3: 191-195).Dalam kitabSahih al BukharidanSahih al Muslimdisebutkan sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah SAW sebuah pembahasan tentang para malaikat yang memohonkan doa untuk majelis-majelis dzikir: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla bertanya kepada para malaikat. Sedangkan (sebenarnya) Allah lebih mengetahui daripada mereka. Lantas Allah berfirman: Kalian (para malaikat) memintakan perlindungan (orang orang dalam majelis dzikir) dari apa? Para malaikat menjawab: Dari neraka. Allah berfirman: Apakah mereka telah melihat neraka? Para malaikat menjawab: Demi Allah, mereka tidak mengetahuinya. Allah kembali berfirman: Bagaimana seandainya mereka mengetahuinya? Para Malaikat menjawab: Seandainya mereka melihat neraka, pasti akan lebih takut dan semakin lari menjauhinya. Kemudian Allah berfirman: Sesungguhnya aku menjadikan kalian semua (para malaikat) sebagai sanksi, sesungguhnya aku telah mengampuni mereka semua.Al Turmudzi, al Nasaai dan Ibn Majah meriwayatkan dari hadis Anas, dari Nabi SAW bersabda: Tidak ada seorang muslim yang meminta surga kepada Allah, kecuali surga akan berkata: Ya Allah, masukanlah dia ke dalam surga. Sementara orang yang meminta perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata: Ya Allah, selamatkan dia dari neraka.Abu Sinan Isa ibn Sinan berkata dari Atha al Khurasaniy, dia berkata: Barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah dari Neraka Jahannam sebanyak tujuh kali, maka Neraka Jahannam akan berkata: Aku sama sekali tidak membutuhkan dirimu. [syahida.com]Sumber : Kitab Jerat-Jerat Neraka, Ibnu Rajab- See more at: http://www.syahida.com/2014/11/21/706/meminta-perlindungan-allah-dari-neraka/#sthash.olbtrkHh.dpufNabi Muhammad Tidak Pernah Menjawab TidakPosted on18/12/2014byAyat Al AkrashinAkhlaq & Kepribadian,Haditswith1Komentar

Ilustrasi. (sacmakassar.org)Syahida.com Dari sahabat Ali ra, ia berkata Rasulullah saw. Bila ditanya tentang sesuatu dan beliau hendak menjawabnya, beliau berkata, Ya. Bila tidak ingin menjawab, beliau diam. Dan beliau tidak (pernah) menjawab suatu pertanyan dengan Tidak.Maka datanglah orang Arab gunung, dia bertanya lagi kepada beliau, maka Nabi saw menjawab, Tanyalah! seperti gaya orang menghardik. Tanyalah apa saja yang kamu kehendaki, hai orang Arab Gunung. Maka kami menginginkan seperti dia dan kami berkata, Sekarang dia pasti bertanya tentang surga.Dia (orang gunung) berkata, Saya minta onta yang layak dinaiki. Nabi saw menjawab, Itu untukmu. Kemudian beliau bersabda, Mintalah. Lalu ia berkata, Dan pelayannya. Beliau bersabda, Itu untukmu. Kemudian beliau bersabda, Mintalah! lalu ia berkata, Aku minta kepadamu bekal. Beliau bersabda, itu untukmu.Ali berkata, maka kami heran yang demikian itu. Maka Nabi saw bersabda, Berilah orang arab ini apa yang ia minta! Ali berkata, maka ia (arab) itu diberi. Kemudian Nabi saw bersabda, Tidak seberapa permintaan orang arab gunung ini bila dibandingkan dengan permintaan wanita tua Bani Israil. Kemudian Nabi saw bersabda, Sesungguhnyya ketika Musa as diperintahkan supaya membelah laut dan ketika dia sampai di laut, dia memukul muka beberapa binatang melata, maka binatang-binatang itu kembali. Lalu Musa berkata, Wahai Tuhan, bagaimana aku ini? Allah berfirman, Sesungguhnya engkau berada di kuburan Yusuf, maka bawalah besertamu tulang-tulangnya! Nabi bersabda, Dan sungguh kuburannya telah rata dengan tanah. Musa tidak tahu dimana kuburannya. Lalu Musa bertanya, Adakah seseorang diantara kalian yang mengetahui dimana kuburan Yusuf? mereka menjawab, Jika ada seseorang yang tahu dimana kuburan Yusuf maka wanita tua, si fulan itulah yang mungkin mengetahui dimana kuburan Yusuf.Lalu Musa mengutus (utusan) kepadanya. Ketika utusan telah sampai kepadanya, ia (perempuan) itu bertanya. Ada apa kalian? mereka menjawab, Berangkatlah kepada Musa! ketika perempuan itu sampai kepada Musa, beliau bertanya, Apakah kamu tahu dimana kuburan Yusuf? Ia menjawab, Ya. Musa berkata Tunjukanlah kami dimana tempat kuburan Yusuf! ia (perempuan) berkata, Tidak, demi Allah, hingga kamu memberi apa yang kuminta.Musa berkata kepadanya, Itu untukmu. Ia (perempuan) berkata Sesungguhnya aku minta kepadamu supaya aku berada bersamamu di suatu tingkat di surga yang kamu berada disitu. Musa berkata, Mintalah surga kepadaku. Ia berkata, Tidak, demi Allah aku tidak akan rela kecuali aku dapat bersamamu. Musa menolaknya.Nabi bersabda, Maka Allah mewahyukan kepada Musa supaya ia memberikan yang demikian itu kepadanya. Sesungguhnya memberi itu tidak mengurangi sedikitpun. Lalu musa memberinya. Dia (perempuan) itu menunjukan (tempat) kuburan Yusuf as. Maka mereka mengeluarkan tulang-tulangnya dan mereka melintasi lautan. [Syahida.com]- See more at: http://www.syahida.com/2014/12/18/914/nabi-muhammad-tidak-pernah-menjawab-tidak/?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook#sthash.q1kdXtpj.dpufMalaikat Juga Mengalami KebinasaanPosted on18/12/2014byAyat Al AkrashinAqidah

Ilustrasi. (ruwbenz.blog.binusian.org)Syahida.com Apakah malaikat makhluk yang kekal dan abadi? Sesungguhnya yang abadi hanyalah Allah SWT. Malaikat juga akan mengalami kematian. Setan juga mengalami kematian. Perhatikan firman Allah berikut ini.Dan tiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).(Az-Zumar: 68)Para malaikat sebagai kalangan yang termasuk penghuni langit, pada umumnya akan mengalami kematian pada saat ditiupnya sangkakala. Tetapi nampaknya Allah memberikan pengecualian kepada beberapa malaikat, diantaranya adalah yang bertugas meniup sangkakala, karena dia harus masih melakukan tiupan pembangkitan. Beberapa kalangan mufasir berpendapat, bahwa termasuk yang tidak dimatikan adalah para malaikat yang utama, Jibril-Mikail-Israfil dan malaikat-malaikat yang mengusung Arsy Allah.Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyatakan dengan menukil beberapa sumber, bahwa kemudian beberapa malaikat yang utama itu pun dimatikan oleh malaikat maut atas perintah Allah. Kemudian hamba Allah yang tersisa tinggal malaikat maut sendiri. Allah memerintahkan pula kepada malaikat maut agar mematikan dirinya sendiri. Sehingga tinggal hanyalah Allah Zat yang Mahahidup.Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat disisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah: 255)Dengan demikian, berdasarkan data-data yang diajukan oleh Ibnu Katsir di atas, semua malaikat akan mengalami kebinasaan. Bahkan malaikat Jibril sebagai penghulu para malaikat pun akan menemui kematian. Malaikat maut yang menjadi petugas Allah dalam setiap eksekusi atas setiap drama kematian pada akhirnya juga akan mengalami kematian. [Syahida.com]- See more at: http://www.syahida.com/2014/12/18/926/malaikat-juga-mengalami-kebinasaan/?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook#sthash.SJpXwUSR.dpuf20 Tahun Meninggal, Jenazah Anak Sholeh Ini Masih Utuh dan Berbau Harum SemerbakMaryam Imran|19/12/2014|8Komentar

Ilustrasi. (gizanherbal.wordpress.com)Akhwatmuslimah.com Berita dari Alam kubur kali ini mengisahkan tentang nikmatnya alam kubur yang diterima oleh anak yang saleh. Kisahnya. Semasa hidupnya, seorang anak yang bernama Hasan bin Abdullah dikenal sebagai anak yang saleh.Subhanallah Setelah berpuluh-puluh tahun ia mati dan dimakamkan, jasadnya masih terlihat utuh dan berbau harum. Kisah ini terjadi di daerah Unaizah, Arab Saudi. Saat itu, di tepi batas kota akan dibangun benteng batas wilayah Unaizah. Kebetulan lokasi itu dulunya merupakan kuburan warga setempat yang lama tak dipakai lagi. Berdasarkan persetujuan raja setempat, lokasi kuburan itu akhirnya dibongkar.Maka mulailah para pekerja memindahkan satu persatu jenazah di kuburan itu ke lokasi lain yang sudah disediakan. Namun, hingga pada giliran makam yang ada di sebelah pojok, penggali kuburan mengalami kesulitan. Tanah di makam itu terasa keras untuk digali. Butuh sekitar satu jam untuk membongkar kuburan tua itu.Tanahnya lebih keras dari tanah yang lain di kuburan ini, kenapa bisa demikian ya, kata salah seorang penggali.Meskipun demikian, mereka tetap sabar hingga tergalilah makam tersebut. Ternyata di dalam liang lahat itu terdapat jenazah yang masih utuh meski tampak kering. Bahkan jenggot jenazah itu masih tampak jelas dan utuh. Padahal beberapa kafan sudah hancur dimakan tanah.Subhanallahjenazah siapa ini, ujar seorang penggali kubur.baunya harum sekali, aneh..padahal kuburan ini usianya sudah lama, ujar yang lain.Para penggali makam itu juga bingung karena seketika saja aroma harum menyerbak ke segala arah. Mereka yakin, jika bau harum itu berasal dari jenazah utuh itu. Salah satu dari mereka kemudian memanggil salah seorang Syeikh di Unaizah untuk melihat keanehan itu.Subhanallah, biarkan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah sebelah kanan atau sebelah kiri, ucap syeikh tersebut.Para pekerja itu menuruti perintah sang syeikh. Akhirnya, dengan terpaksa mereka mengurangi luas area untuk pembangunan benteng tersebut. Sang Syeikh kemudian berusaha mencari informasi tentang jenazah siapakah yang mendapatkan nikmat kubur itu.Ia bertanya ke seluruh penduduk desa itu, hingga sampailah ia di sebuah rumah kecil dan tua. Penghuni rumah itu hanya seorang nenek tua. Ia hanya terbaring di ranjang sambil berzikir kepada Allah SWT.Apa yang membuat Anda singgah di rumah ini? Bukankah masih banyak rumah lain yang lebih bagus untuk kau singgahi? tanya nenek itu.Aku sedang mencari ahli keluarga dari makam yang jenazahnya utuh itu, jawab syeikh.Ketahuilah, ia adalah Hasan bin Abdullah. Dia saudaraku yang meninggal dua puluh tahun yang lalu, kata nenek dengan nada sedih.Berbakti Kepada Orang Tua. Mendengar pernyataan itu, syeikh lebih mendekat lagi menuju pembaringan nenek.Sudikah engkau menceritakan apa yang sebenarnya dilakukan saudaramu itu ketika masih hidup? tanya syeikh.Ia adalah seorang yang ahli ibadah, tiap malamnya selalu bermunajat kepada Allah SWT, kata nenek itu dengan suara yang terputus-putus sambil meneteskan air mata karena teringat akan saudaranya.Saudaraku itu tidak pernah menolak setiap perintah orang tuaku. Ia anak yang berbakti. Saudaraku itu sering menggendong ibuku ke pasar untuk berdagang, jelas nenek itu lagi.Syeikh itu sangat terkesima dengan amalan yang dilakukan oleh saudara nenek itu. Ia kemudian berpamitan sambil memberikan beberapa dinar untuk sedekah. Sesampainya di rumah, syeikh itu langsung bersimpuh di kaki ibunya. Ia menangis memohon maaf atas semua kesalahannya yang tidak begitu memperhatikan ibunya karena terlalu sibuk bekerja.Sang syeikh saja sampai bersimpuh dikaki ibu, sudahkah Anda?Mari berbakti kepada orang tua, terutama kepada ibu kita, agar kita bisa mendapatkan nikmat kubur seperti Hasan bin Abdullah dalam kisah ini.

Subhanallah, Inilah Para Malaikat Pengiring Dan Penjaga ManusiaPosted on04/12/2014byAyat Al AkrashinAqidahwith6Komentar

Ilustrasi. (energitoday.com)Syahida.com Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang rapuh. Jika manusia tidak dianugerahi oleh Allah dengan akal yang aktif, maka spesies manusia tidak akan pernah bertahan hidup. Allah SWT mengirimkan malaikat penjaga dan tak lupa malaikat pencatat amal baik-buruk agar dikiamat kelak manusia dimintai pertanggungjawaban atas anugerah yang diterimanya.1. Malaikat Hafadzah (penjaga)Dalam hadits qudsi, Allah menerangkan peristiwa pengadilan pada hari kiamat kelak dan menyebut keberadaan malaikat hafadzah ini sebagai salah satu pencatat amalan manusia. Hadits tersebut adalah sebagai berikut:Dari Abdullah bin Amr bin Ash, ia berkata: Rasulullah pernah bersabda: Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada Hari kiamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman: Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit? Apakah tukang catat-Ku Malaikat Hafadzah menganiaya kamu? ia menjawab Tidak wahai Tuhan. Dia berfirman Baiklah kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu. Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat lafazh syahadat. Dia berfirman: Datangkan timbanganmu. Ia menjawab: Wahai tuhanku, apakah artinya secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini? Dia berfiman Sungguh kamu tidak didzhalimi. Beliau bersabda catatan itu diletakan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah.(HR. At-Tirmidzi)Maka teranglah bagi kita tentang keberadaan malaikat ini. Maka sebaiknya lebih berhati-hati lagi dalam bertindak karena kita dijaga oleh malaikat penjaga.2. Malaikat Muaqqibaat (malaikat yang mengikuti)Keberadaan malaikat ini sebagaimana telah dikabarkan dalam ayat berikut ini:Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS. Ar Raad 10 -11)Dari teks ayat tersebut dijelaskan bahwa konteks mengikutinya adalah di muka dan di belakang. Mereka menjaga sisi depan dan belakang manusia. Istilah atau penamaan malaikat ini dengan nama muaqqibaat adalah merujuk pada bunyi ayat tersebut, yakni pada kata lahu muaqqibaatun3. Malaikat pencatat amal (Raqib, Atid dan Mutalaqqiyan)Keberadaan malaikat Raqib dan Atid merujuk kepada firman Allah:Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.(Qaf: 16-18)Penamaan raqib dan atid merujuk pada istilah pengawas yang dipakai oleh Allah dalam ujung ayat 18 tersebut yakni illa ladaihi raqibun atidun.Sesungguhnya ada sebuatan yang lain bagi para malaikat pencatat amal yakni malaikat Mutalaqqiyan. Keberadaan mereka merujuk kepada surah Qaf: 17.Apakah malaikat raqid-atid dan mutalaqqiyan adalah malaikat yang sama? Menurut penulis mereka bertiga adalah malaikat yang berbeda. Alasannya, pada ayat yang menyebutkan Raqib dan Atid, Allah memberikan keterangan bahwa tugas mereka adalah pencatat amal yang terkait apa yang diucapkan oleh manusia lihat ayat 18 surat Qaf diatas. Sementara malaikat muatalaqqiyan bersifat lebih umum. Yakni melengkapi semua amal perbuatan manusia. Wallahuaalam.Tentang bagaimana malaikat-malaikat pencatat ini bertugas, rasulullah bersabda; Allah berfirman (kepada malaikat pencatat amal): Bila hamba-Ku berniat melakukan perbuatan jelek, maka janganlah kalian catat sebagai amalnya. Jika ia telah mengerjakannya, maka catatlah sebagai satu keburukan. Dan bila hamba-Ku berniat melakukan perbuatan baik, lalu tidak jadi melaksanakannya, maka catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia mengamalkannnya, maka catatlah kebaikan itu sepuluh kali lipat.Dalam hadits lain, ada penjelasan tentang kedudukan keduanya,(Malaikat) penulis kebaikan berad di sebelah kiri seseorang dan (Malaikat) penulis keburukan berada di sebelah kiri seseorang. (Malaikat) penulis kebaikan lebih berkuasa atas (Malaikat) penulis keburukan. Jika seseorang melakukan kebaikan, maka penjaga disebelah kanan akan menuliskannya sepuluh. Jika melakukan keburukan, maka penjaga disebelah kanan berkata kepada penjaga disebelah kiri, Biarkan dulu selama tujuh jam, barangkali dia akan bertasbih atau beristighfar.(Diriwayatkan Al-Baghawi dari Abu Umamah)Ada beberapa situasi yang tidak diikuti atau dicatat oleh para malaikat pencatat, perhatikan hadits berikut ini:Dari Aisyah bahwa nabi pernah bersabda: Pena diangkat dari tiga orang, yaitu: orang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga ia berakal normal atau sembuh.Dalam keterangan yang lain, malaikat pencatat amal manusia akan selalu berada dan mengirngi manusia yang telah baligh, tidak pernah lalai, kecuali dalam dua kondisi yang sedang dialami atau dilakukan oleh manusia yakni; pada saat jinabah dan buang air.4. Kemungkinan adanya jenis malaikat pencatat amal yang lain.Dalam surat al-Infithar:10-12, Allah menyebutkan nama yang berbeda untuk malaikat pencatat amal. Pada ayat kesebelas ada istilah Kiraman Katibin yang digunakan untuk mewakili kata pencatat amal. Apakah ia sekedar sebutan yang berbeda bagi malaikat pencatat amal ataukah menunjukan adanya malaikat yang lain. [syahida.com]- See more at: http://www.syahida.com/2014/12/04/839/subhanallah-inilah-para-malaikat-pengiring-dan-penjaga-manusia/#sthash.2Xw2iGip.dpuf

Pada suatu hari, Rasulullah SAW dengan sahabat - sahabatnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman, bertamu ke rumah 'Ali. Di rumah Ali, istrinya Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik. Tetapi, ketika semangkuk madu itu dihidangkan, terlihat sehelai rambut terikut di dalam mangkuk tersebut. Melihat semua itu, Rasulullah SAW kemudian meminta kepadasemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).Abu Bakar r.a. berkata, "Iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".Setelah Abu Bakar mengucapkan perbandingannya, Umar r.a. berkata, "Kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang Raja itu lebih manis dari madu dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".Kemudian, Utsman r.a. berkata, "Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".'Ali r.a. berkata, "Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".Fatimah r.ha.berkata, "Seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-burdah (menutupi kepalanya dengan kerudung dan niqab) itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".Rasulullah SAW berkata, "Seorang yang mendapatkan taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".Malaikat Jibril AS berkata, "Menegakkan pilar - pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".Allah SWT berfirman, "Surga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat surga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju surga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malu Dilihat Anjing :: _____Suatu hari, bersama beberapa temannya, Husain bin 'Ali berangkat ke kebun yang dijaga oleh seorang budak bernama Shafi. Husain sengaja datang ke kebun itu tanpa memberi tahu terlebih dahulu sebelumnya.Ketika tiba di kebun itu, Husain melihat budaknya sedang duduk - duduk beristirahat di bawah sebatang pohon sambil makan roti. Di samping itu, la juga melihat seekor anjing sedang duduk di hadapan Shafi sedang menikmati makanannya juga. Husain melihat Shafi membelah rotinya menjadi dua. Yang separuh dimakan sendiri sedang separuhnya diberikan kepada anjing.Setelah selesai menghabiskan bagian roti masing - masing, Shafi berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya, Alhamdulillahi Rabbil aalamiin. Ya Allah, berikanlah maaf dan ampunan-Mu kepadaku dan kepada tuanku. Limpahkanlah rahmat dan karunia-Mu kepadanya sebagaimana Engkau telah memberkati ayah dan bundanya dengan rahmat dan belas kasih-Mu ya Rabbal 'alamin.Husain menyaksikan semua itu. Mendengar kata - kata dan melihat perbuatan Shafi, Husain tidak dapat menahan dirinya. la memanggil budaknya Ya Shafi... Shafi kaget mendengar panggilan tuannya.Sambil meloncat dengan gugup ia menjawab, Aduh tuanku ! Maafkan aku. Sungguh, aku benar - benar tidak melihatmu. Shafi merasa bersalah karena tidak mengetahui kedatangan tuannya.Tetapi sambil mendekati Shafi, Husain berkata, Sudahlah, sebenarnya aku yang bersalah dan minta maaf kepadamu. Sebab aku memasuki kebunmu tanpa izin lebih dahulu".Kenapa tuan mengatakan hal demikian, kata Shofi dengan rikuh.Sudahlah jangan kita persoalkan lagi masalah ini. Hanya aku ingin tahu mengapa anjing itu tadi engkau beri separuh dari rotimu ? tanya al Husain penuh penasaran.Dengan malu, Shafi menjawab Maklumlah tuan, aku merasa malu dipandangi terus oleh anjing itu ketika aku hendak makan tadi. Sedang anjing itu milik tuan dan dia turut menjaga kebun ini dari gangguan orang. Sedang aku hanya mengerjakan kebun tuan ini. Karena itu, menurut pendapatku, rezeki dari tuan, sudah selayaknya kubagi juga dengan anjing ini.Mendengar penjelasan Shafi, Husain terharu dan meneteskan air mata. Orang yang berderajat budak ternyata memiliki budi yang tinggi. Dengan suara parau, Husain berkata, Wahai Shafi, saat ini juga engkau telah aku bebaskan dari perbudakan. Terimalah dua ribu dinar ini sebagai pemberian dariku dengan penuh keikhlasan".Lama Shafi tertegun melihat Husain dan uang dua ribu dinar tersebut. la seolah tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Namun Husain menganggukkan kepalanya dengan senyuman sambil menyerahkan uang tersebut.

Kebun - Kebun Anggur yang Musnah ::..Pada zaman dahulu, hiduplah seorang lelaki yang memiliki dua kebun yang luas dan lapang. Kebun kebun itu ditanaminya dengan pohon anggur. Diantara kedua kebun ini terdapat sebuah ladang yang juga cukup luas. Ladang ini seolah olah menjadi pemisah bagi kedua kebun anggur tersebut. Oleh pemiliknya, disekeliling kedua kebun anggur ini lantas ditanaminya dengan pohon pohon kurma pilihan sebagai pagar.Kebun kebun dan ladang ini segera saja tumbuh lebat dan menghasilkan banyak buah buahan. Buah buahan yang dihasilkan adalah buah buah yang segar, besar dan seperti tidak pernah ada habisnya.Melihat itu semua, menjadi senanglah hati Lelaki sang Pemilik Kebun. Apalagi diantara kedua kebun ini juga mengalir pula sebuah sungai kecil yang jernih airnya. Gemercik air sungai yang mengalir itu terdengar merdu dan menyenangkan. Sungguh, kebun dan ladang lelaki ini benar benar indah dan membanggakan hati pemiliknya.Karena melimpahnya hasil kebun kebun dan ladangnya, Lelaki ini segera menjadi orang kaya raya yang disegani. Pengikutnya pun banyak. Mereka semua adalah orang yang terkagum kagum pada kekayaan sang Lelaki tersebut.Sementara itu sang pemilik dua kebun juga memiliki seorang kawan yang saleh dan taat kepada Allah. Kawannya ini juga memiliki kebun anggur. Kebun itu diolah dan dipeliharanya dengan baik dan sungguh sungguh. Hanya sayangnya, hasil kebun sang kawan tidaklah sebanyak dan sebagus hasil kebun milik lelaki pertama.Kadangkala dalam satu dua kesempatan, mereka bertemu dan bercengkrama. Biasanya, lelaki pertama akan menyombongkan kekayaannya."Ah, masih sedikit saja hasil kebunmu kawan ? Kasihan sekali. Kau lihat ? Hartaku jauh lebih banyak dari hartamu dan pengikutku juga banyak." Kata sang Lelaki Pemilik dua Kebun.Kawannya tidak begitu memperdulikan omongan itu, karena ia merasa telah mengolah kebunnya dengan sebaik baiknya. Kalau hasilnya tidak sebaik dan sebanyak hasil kebun temannya itu, ia yakin bahwa itu adalah ketetapan Allah yang sudah diperuntukkan baginya.Kesombongan lelaki ini rupanya semakin menjadi jadi. Sehingga dia menjadi orang yang kufur atas nikmat Allah. Pada suatu hari, lelaki ini memasuki kebunnya dengan congkak lalu ia berkata, "Ah, kebunku yang indah. Aku dapat merasakan bahwa kebun ini tidak akan binasa untuk selama lamanya. Bahkan hari kiamat pun kuyakin tak akan tiba." Lalu diteruskannya perkataannya yang penuh ketakaburan itu."Melihat kekayaan dan kedudukanku di tengah masyarakat, aku yakin seandainya ada kebangkitan dan kehidupan kembali, dan aku dikembalikan kepada Tuhanku, maka tentu aku akan berada disisiNya dengan kemuliaan dan keutamaan. Di sana Tuhanku akan memberi ganjaran yang lebih baik pula dari kebun ini. Karena Tuhanku telah memuliakanku dengan kebun ini, tentulah Tuhanku akan memberi kemuliaan pula kelak." Pikir Lelaki tersebut dengan sombong.Omongan semacam ini juga diutarakannya pada kawannya yang mukmin sebagai sebuah ejekan. Dia ingin menunjukkan bahwa karena bekal kekayaannya jauh lebih banyak, maka ia lebih mulia dan utama dari si mukmin.Kawannya yang mukmin tak sedikit pun terpukau dengan kekayaan temannya. Ia justru memahami bagaimana temannya ini telah jatuh kedalam perilaku zhalim. Maka dinasehatinya sang teman."Apakah kamu akan kafir pada Tuhan yang telah menciptakan kamu dari tanah, lalu dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang laki laki yang sempurna ? Adapun aku, aku percaya bahwa Dialah Allah, Tuhanku. Dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku." Kata sang Mukmin. Temannya terdiam sejenak mendengar ucapan itu. Ketika itu kawannya yang mukmin menambahkan nasehatnya.Dan saat memasuki kebun, mengapa kamu tidak mengucapkan Masya Allah, laa hawla wa laa quwwata illaa billah (sesungguhnya semua ini terwujud atas kehendak Allah. Dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." Lanjut sang Mukmin menasehati kawannya yang zhalim."Hah !" sergah kawannya yang zhalim. "Bagaimanapun aku lebih kaya dan lebih mulia darimu."Gemas sekali kawan yang mukmin ini mengetahui bahwa temannya tetap sombong dan kufur nikmat. Maka dilanjutkannya omongannya dengan tegas. "Kalau kamu menganggap aku lebih sedikit darimu dalam hal memiliki harta dan keturunan, maka mudah mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku kebun yang lebih dari pada kebunmu. Dan mudah-mudahan saja Dia mengirimkan petir dari langit kepada kebunmu hingga kebunmu menjadi tanah yang licin, atau airnya surut ke dalam tanah hingga sekali kali kamu tidak akan dapat menemukannya lagi". Lalu ditinggalkannya temannya yang sombong dan zalim itu untuk dapat merenungi ucapannya.Keesokan harinya, seperti biasa lelaki zhalim itu mendatangi kebun kebanggaannya. Sudah tidak diingatnya lagi sindiran tajam kawannya yang shaleh itu. Tetapi alangkah terkejutnya ia setibanya didepan kebunnya."Ha ! Dimana kebunku ? Dimana kebunku yang indah dan subur itu ?" ratapnya ketika melihat kebun-kebun dan ladangnya telah hancur semua.Pohon pohon anggurnya roboh berikut para para penyangga buahnya. Pohon pohon kurmanya tumbang. Bahkan sungai sungai yang selalu bergemericik itu lenyap pula ditelan bumi yang terbelah.Terduduk di pinggir tanahnya yang porak poranda, lelaki zhalim itu menyadari bahwa seluruh kekayaannya telah musnah binasa. Tanpa terasa, dibolak baliknya tangannya sebagai sebuah penyelesalan mengingat segala biaya yang sudah dikeluarkannya selama ini untuk mengolah dan memelihara kebun serta ladangnya.Hatinya kini dipenuhi rasa sesal. Ia telah kufur nikmat. Dan hanya dalam semalam, ternyata Allah telah mencabut semua nikmat itu dari hidupnya.Dengan berurai air mata lelaki itu pun berkata, "Aduhai, seandainya saja dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Allah, mungkin nasibku tidak akan menjadi begini. Tetapi penyesalan yang datang terlambat tidak ada lagi gunanya. Kekayaan dan kemuliaan yang disangkanya abadi, telah diambil oleh pemilik-Nya semula yaitu Allah SWT, maka tinggallah lelaki itu meratapi nasib buruk yang dipilihnya sendiri.

Hakim Syuraih yang Adil ::...Setiap pagi, Syuraih bin Al Harits Al Kindi berangkat ke tempat kerjanya. Wajah dan sorot matanya tenang menyiratkan kearifan pribadinya. Dari kearifannya itu pula keluar sikap dan pendiriannya yang teguh. Ia adalah seorang Hakim yang disukai dan disegani masyarakat.Syuraih terbiasa menghakimi kalangan Kaum Muslimin maupun orang-orang bukan muslim. Di pengadilannya, Syuraih tidak membedakan antara Pejabat atau Rakyat Kecil, kaya atau miskin, muslim atau bukan muslim. Jika ia bersalah tetap tidak boleh dibela. Semua orang mendapat perlakuan yang adil dan bijaksana.Hari itu Syuraih kedatangan Amirul Mukminin, Umar bin Khaththab. Rupanya, Khalifah Umar sedang mendapat masalah dengan seorang Pedagang Desa. Keduanya menghadap Syuraih untuk mendapatkan keputusan atas perkara yang dihadapinya.Dengan wajah yang tenang dan berwibawa, Syuraih memimpin sidang pengadilan.Silakan Tuan Pedagang, apa yang mau Anda sampaikan ? tanya Syuraih.Pak Hakim yang mulia, beberapa hari yang lalu Amirul Mukminin membeli seekor kuda dari saya, kata Pedagang. Tapi kemarin, tiba-tiba ia ingin mengembalikannya lagi dan meminta ganti, lanjutnya.Syuraih lalu berpaling pada Khalifah Umar. Dan sekarang giliran Anda, ya Amirul Mukminin, kata Syuraih.Aku ingin mengembalikan kuda itu padanya karena kudanya cacat dan berpenyakit sehingga larinya tidak kencang, kata Umar bin Khattab.Bagaimana Tuan ? tanya Syuraih lagi.Saya tidak akan menerimanya lagi, karena saya sudah menjual kuda itu dalam keadaan sehat dan tidak cacat, sahut Pedagang Kuda itu. Syuraih mendengarkan semua keterangan dari kedua pihak dengan seksama. Lalu, Syuraih pun bertanya pada Umar bin Khattab.Apakah ketika Amirul Mukminin membeli kuda itu, keadaannya sehat dan tidak cacat ? tanya Syuraih seraya menatap Umar.Ya benar ! jawab Umar jujur.Hakim Syuraih pun memberi keputusan atas perkara itu. Nah, kalau begitu, peliharalah apa yang Anda beli. Atau bila ingin mengembalikannya, kembalikanlah seperti ketika Anda menerimanya, tukas Syuraih dengan mantap.Hati Amirul Mukminin merasa tidak puas. Kekecewaan memenuhi rongga dadanya. Hakim Syuraih berada dipihak pedagang desa itu.Begitukah keputusanmu, Hakim Syuraih ? tanya Umar setengah memprotes keputusan itu. Syuraih menganguk pasti. Keputusannya tidak bisa diganggu gugat.Khalifah Umar merenung beberapa saat. Benar sekali apa yang dikatakan hakim itu. Syuraih telah memberikan keputusan yang bijaksana dan penuh keadilan. Dengan lapang dada, Umar dapat menerimanya. Jangan mentang mentang ia pejabat, lalu harus selalu dimenangkan perkaranya. Sementara nasib Rakyat Kecil tidak diperhatikan.Begitulah, orang-orang selalu mempercayakan perkaranya diputuskan oleh Syuraih. Pengadilannya adalah tempat mendapatkan tempat yang seadil-adilnya. Hingga pemerintahan Ali bin Abu Thalib, Syuraih tetap memangku jabatan Hakim yang amat disegani dan dipercaya masyarakat kota Khuffah.Suatu hari, Khalifah Ali mendatangi Hakim Syuraih untuk mengajukan perkara dengan seorang Yahudi.Ada masalah apa, ya Amirul Mukminin? tanya Syuraih.Pak Hakim, aku mendapatkan baju perangku ditangan orang ini. Padahal, aku tidak pernah memberikan atau menjualnya pada siapapun, sahut Khalifah Ali.Bagaimana pendapatmu, wahai Tuan Yahudi ? tanya Syuraih pada lelaki itu.Bukan ! Ini baju perangku. Sebab, sekarang berada di tanganku. Bantah orang itu tak mau kalah. Dengan bijaksana Syuraih menerima pendapat orang itu. Kemudian menoleh pada Khalifah Ali.Bagaimana Anda yakin kalau baju perang itu milikmu ? tanyanya lagi pada Ali.Aku yakin sekali. Karena satu-satunya orang yang memiliki baju perang seperti itu hanya aku. Baju perang itu terjatuh di suatu tempat. Dan kini, baju perang itu ada padanya. Bagaimana mungkin aku menjualnya di pasar ? jawab Ali kemudian.Aku tidak meragukan apa yang Anda katakan itu. Tapi Anda wajib mengajukan dua orang saksi untuk dijadikan saksi atas apa yang Anda akui itu, kata Syuraih.Baiklah, aku bersedia mendatangkan dua saksi, kata Ali. Khalifah Ali begitu menyayangi baju perangnya. Karena baju itu, harta yang sangat berharga dan tinggi nilainya bagi Khalifah. Ia sangat berharap baju perangnya bisa dimilikinya kembali.Pembantuku, Qanbar, akan kujadikan saksi. Dan satu lagi, Al Hasan, anakku, sahut Khalifah Ali bersemangat. Sudah pasti keduanya dapat dijadikan saksi atas kebenaran ucapannya.Ya, Amirul Mukminin ! Tidaklah sah kesaksian seorang anak terhadap ayahnya, kata Syuraih mengingatkan ketentuan yang sudah ditetapkan Allah.Subhanallah ! Kesaksian Al Hasan, salah seorang pemuda penghuni surga tidak diterima, ucap Ali mengeluh sedih.Betul ! Aku hanya tidak membolehkan kesaksian anak pada ayahnya, tegas Syuraih tak bergeming. Pendiriannya berdasarkan ajaran Allah. Walaupun itu menyangkut Khalifah besar, seorang ayah dari pemuda penghuni sorga yang telah disabdakan Rasulullah.Khalifah Ali menarik napas berat mendengar keputusan Syuraih. Hatinya kecewa. Ia merasa kalah dan tak dapat memiliki baju perangnya kembali.Aku tidak punya saksi lain. Jadi, baju perang ini memang milikmu, kata Ali menyerahkan baju perangnya pada orang Yahudi itu. Ya ! Jauh di lubuk hati, Khalifah Ali mengakui kalau Hakim Syuraih sudah bertindak dengan benar. Apa yang di tetapkan Allah harus ditegakkan. Tak terkecuali terhadap dirinya yang seorang Khalifah.Ya Amirul Mukminin ! Tiba-tiba Yahudi itu bersimpuh di hadapan Khalifah Ali.Memang betul ! Baju perang ini milikmu ! Hari ini, aku melihat seorang Hakim yang begitu teguh menegakkan ajaran Allah. Ia memenangkan aku. Sungguh ! Aku lihat Islam melakukan kebenaran ! Saat ini juga aku akan menjadi penganut Islam......., kata orang itu.Pak Hakim yang mulia, sebenarnya, aku telah memungut baju perang Amirul Mukminin sewaktu terjatuh pada peperangan di Siffin ! sahut orang Yahudi itu mengakui yang sebenarnya.Mendengar perkataan orang itu, khalifah Ali berubah wajahnya. Ia segera merangkul lelaki itu seraya tersenyum bahagia.Karena kau sudah masuk Islam, maka kuhadiahkan baju perang itu kepadamu. Dan juga kuda ini, sahut Khalifah Ali dengan tulus.Sungguh mengagumkan keputusan yang diberikan Hakim Syuraih !. Dan sangat berbeda dengan apa apa yang terjadi dengan Para Hakim masa kini. Mereka sangat mudah sekali untuk disuap. Karena memang mereka menjadi Hakim, hanya untuk mencari dan memperbanyak uang saja, bukan untuk menegakkan perkara dengan adil dan benar. Karena prinsip mereka, Siapa yang bisa membayar lebih tinngi, maka dialah yang menang.

Seorang Gadis yang Jujur ::...Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala. Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik.Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik, Khalifah Umar mengintipnya. Tampaklah seorang Ibu dan Anak Perempuannya yang sedang sibuk mewadahi susu.Bu, kita hanya bisa mendapat beberapa kaleng susu hari ini, kata Anak Perempuan itu. Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit. Lanjut Anak Perempuan tersebut.Benar Anakku, kata Ibunya.Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu yang sangat banyak, harap Anaknya.Hmmm....., sejak Ayahmu meninggal, penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan, kata Ibunya.Anak Perempuan itu terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu.Nak, bisik Ibunya seraya mendekat. Kita campur saja susu itu dengan air, supaya penghasilan kita cepat bertambah banyak.Anak Perempuan itu tercengang. Ditatapnya wajah Ibunya yang keriput. Ah, wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya. Namun, ia segera menolak keinginan Ibunya.Tidak, Bu ! katanya cepat.Khalifah melarang keras semua Penjual Susu mencampur susu dengan air. Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada Pembeli.Ah ! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu ? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu, gerutu Ibunya kesal.Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada Pembeli ?Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air ! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita, kata Ibunya tetap memaksa.Ayolah Nak, mumpung sedang tengah malam. Tak ada yang melihat kita !Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita, serapi apa pun kita menyembunyikannya, tegas Anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang.Sungguh kecewa hatinya mendengar Anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran Anaknya.Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat, kata Anak itu.Tanpa berkata apa-apa, Ibunya pergi ke kamar. Sedangkan Anak Perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres.Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran Anak Perempuan itu.Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah ! gumam Khalifah Umar. Khalifah Umar beranjak meniggalkan gubuk itu. Kemudian ia cepat-cepat pulang ke rumahnya.Keesokan paginya, Khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar. Di ceritakannya tentang Gadis jujur Penjual Susu itu.Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya, kata Khalifah Umar.Di zaman sekarang, jarang sekali kita jumpai Gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia. Tapi takut pada Allah yang Maha Melihat.Ashim bin Umar menyetujuinya.Beberapa hari kemudian Ashim melamar Gadis itu. Betapa terkejut Ibu dan Anak Perempuan itu dengan kedatangan Putra Khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan.Tuan, Saya dan Anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami...., sahut Ibu tua ketakutan.Putra Khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting Anak Gadisnya.Bagaimana mungkin ? Tuan adalah seorang Putra Khalifah , tidak selayaknya menikahi Gadis miskin seperti Anakku ? tanya Ibu tua itu dengan perasaan ragu.Khalifah adalah orang yang tidak membedakan manusia. Sebab, hanya ketawakalanlah yang meninggikan derajat seseorang disisi Allah, kata Ashim sambil tersenyum.Ya. Dan Aku melihat Anakmu adalah seorang Gadis yang sangat jujur, kata Khalifah Umar.Anak gadis itu saling berpandangan dengan Ibunya. Bagaimana Khalifah tahu ? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka.Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian..., jelas Khalifah Umar.Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya.Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai Anak dan Cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin Bangsa Arab.

Khalifah, Si Pemerah Susu ::....Abu Bakar r.a setiap hari berkeliling di perkampungan Madinah. Ia terbiasa berkunjung ke rumah rumah Janda tua dan rumah anak anak yatim piatu.Assalamualaikum..., salamnya di depan pintu rumah seorang Janda tua.Waalaikummussalam... ! jawab Janda tua. Dibukanya pintu, lalu wajah perempuan tua itu menjadi berseri seri.Oh, Abu Bakar rupanya, sambutnya gembira.Nek, apa mau kuperahkan susu kambingnya ? tanya Abu Bakar.Tidak usah, Tuan... dengan malu-malu, perempuan tua itu mencoba menolak. Tapi, Abu Bakar mengetahui kalau kedatangannya memang sangat membantu pekerjaan perempuan tua itu.Mari Nek, aku bantu memerahkan susunya, kata Abu Bakar tersenyum.Abu Bakar pun memerahkan susu kambing sampai semua wadah terpenuhi. Sedangkan perempuan tua itu memandangi Abu Bakar dengan rasa kagum. Abu Bakar sering datang ke rumahnya untuk membantu memerah susu tanpa mengharap balasan. Kalau saja Abu Bakar tidak datang membantu, pasti ia kesusahan.Nek, semua wadah sudah terisi..., kata Abu Bakar setelah menyelesaikan wadah terakhirnya.Terima kasih banyak Tuan, atas bantuannya hari ini, ucap perempuan tua itu.Baiklah nek, saya permisi dulu. Assalamualaikum, salam Abu Bakar.Waalaikummussalam, jawab Perempuan Tua itu lagi.Abu Bakar meninggalkan perempuan tua itu dengan hati gembira. Kemudian, ia singgah di rumah seorang anak yatim.Assalamualaikum, salam Abu Bakar. Seorang anak perempuan berlari kecil membukakan pintu.Waalaikummussalam, jawabnya. Bukan main senangnya anak itu ketika melihat Abu Bakar datang.Tuan datang ! Mari, silakan masuk, sambutnya penuh hormat.Nak, apa ibumu ada di rumah ? tanya Abu Bakar. Anak itu menggeleng pelan, Ibu sedang mencari kayu bakar, kata anak itu.Mari, kumasakkan sesuatu untukmu, sahut Abu Bakar.Abu Bakar memasak gandum untuk makanan anak yatim itu. Sungguh gembira anak perempuan itu menunggu makanan yang dimasak Abu Bakar. Tidak lama kemudian, makanan itu pun matang. Abu Bakar menyuguhkannya pada anak yatim itu.Sekarang, makanlah Nak. Bila ibumu datang, ia tidak perlu memasak lagi, kata Abu Bakar. Anak itu pun makan dengan lahapnya. Abu Bakar memandangnya sambil tersenyum.Baiklah, aku permisi. Insya Allah, besok aku datang lagi memasak gandum untukmu, kata Abu Bakar seraya mengusap kepala anak yatim itu dengan lembut.Terima kasih, Tuan, ucapnya.Berhati-hatilah Nak,, Assalamualaikum, salam Abu Bakar.Waalaikummussalam, jawab anak itu.Abu Bakar berjalan menuju rumah-rumah lainnya untuk membantu memerah susu atau memasakkan gandum sampai sore hari. Abu Bakar suka sekali dengan pekerjaannya itu. Setiap hari dilakukannya terus menerus.Begitulah Abu Bakar...walaupun ia seorang saudagar yang kaya raya, orang-orang sangat segan dan menghormatinya. Harta kekayaannya banyak sekali yang dipakai untuk perjuangan Agama Islam. Ia juga suka membeli budak-budak yang disiksa karena ketahuan memeluk Islam. Kemudian dimerdekakannya.Ketika ia terpilih menjadi Khalifah, pekerjaan itu pun masih dilakukannya. Karena kesibukannya banyak menyita waktu, Abu Bakar tidak bisa lagi mengunjungi rumah-rumah Janda tua dan anak yatim.Suatu siang, seorang gadis kecil membawa wadah di tangannya. Ia akan memerah susu kambing. Diamlah, aku mau memerah susu, katanya ketika kambingnya tidak mau diam. Tangannya yang mungil tidak cukup kuat menjinakkan kambing itu.Aduh..., kenapa tidak menurut ? sahut anak yatim itu. Kambingnya malah menghentak-hentakkan kakinya.Bu, kemana ya, orang itu ? tanyanya.Orang yang mana ? ibunya balik bertanya.Orang yang suka membantu memerah susu tidak datang lagi, ya ? sahut anak itu.Sudahlah nak, kau harus terbiasa mengerjakannya sendiri, kata ibunya.Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu. Assalamualaikum, terucap salam dari luar.Waalaikum salam jawab anak itu.Oh ! Tuan datang lagi ! serunya ketika melihat laki-laki yang suka membantunya memerah susu sedang berdiri di depan pintu. Abu Bakar tersenyum. Betapa gembira anak itu, Si Pemerah susu datang lagi. Sudah berapa hari ia tidak datang kerumahnya.Nak, mari kuperahkan susu kambingmu, kata Abu Bakar seperti biasanya. Anak itu bergegas memanggil ibunya.Bu ! Si Pemerah Susu itu datang lagi ! serunya girang. Ia mau membantu kita, katanya lagi.Mendengar suara anaknya, ibu itu segera keluar menemui Abu Bakar. Ya Allah ! Anakku, kau tidak patut berkata seperti itu padanya. Tahukah kamu siapa tamu ini ? kata ibunya terperanjat.Dia Si Pemerah Susu yang suka membantu kita, jawab anak itu polos.Tidak, anakku... Beliau adalah orang yang mulia. Beliaulah Khalifah Abu Bakar, kata ibunya. Ya Amirul mukminin, maafkanlah anakku, ia tidak tahu siapa Tuan, dengan wajah pucat ibunya mohon maaf. Gadis cilik itu tampak ketakutan sekali.Tidak apa-apa. Biarkan saja..., kata Abu Bakar sambil tersenyum.Mari kuperahkan, kata Abu Bakar lagi.Khalifah Abu Bakar lalu memerahkan susu kambing di rumah anak yatim itu. Kemudian datang ke rumah rumah lainnya untuk memasakkan gandum.

Penggembala yang Agung :::...Seperti biasa, hari itu Muhammad kecil berangkat menggembalakan kambing ke lembah yang ditumbuhi rerumputan, bersama teman teman sebayanya. Muhammad datang ke tempat itu untuk menggembalakan ternak saudaranya. Tak jarang mereka harus tinggal berhari-hari di dusun terpencil yang jauh dari Makkah.Muhammad duduk di atas sebuah batu. Sepasang matanya yang tenang, penuh keikhlasan menatap tajam alam sekitarnya. Angin pegunungan yang bertiup menyegarkan badan. Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. Bulan dan bintang yang bermunculan pada malam hari. Semua teratur, berjalan sebagaimana mestinya. Jika tidak, pasti dunia ini akan binasa.Pemandangan alam sangat menggoda hati Muhammad untuk terus merenungkan Sang Pencipta yang Maha Kuasa, sebaik-baik Pengatur alam beserta isinya. Muhammad duduk bertafakur, tenggelam dalam alam renungan.Lalu, diperhatikannya kambing kambing gembalaan yang memakan rumput. Khawatir ada yang berpencar terlalu jauh. Sebab, disekitar tempat itu masih ada serigala dan binatang binatang buas yang mengincar hewan ternak.Hus ! Hus ! Jangan terlalu jauh dari indukmu. Nanti ada serigala ! serunya.Ia sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya. Sesekali kambingnya mengembik. Lalu, kembali makan dengan tenang. Ketika melihat anak kambing yang bermain terlalu jauh, ia menggiringnya agar berkumpul kembali dengan kambing-kambing lainnya.Dengan cermat, Muhammad memeriksa keadaan kalau - kalau ada serigala yang mengincar kambingya. Jika memang ketahuan ada serigala, ia akan segera mengusirnya jauh-jauh.Begitulah, Nabi Muhammad yang pada masa kecilnya bekerja menjadi penggembala kambing keluarganya.Kambing gembalaannya berkembang biak dengan cepat. Walaupun keturunan bangsawan Quraisy dan sanak saudaranya banyak yang kaya raya, tetapi Nabi Muhammad tidak mau menggantungkan hidupnya kepada mereka. Sesudah Nabi Muhammad yatim piatu, Abu Thalib, pamannya yang hidup kekurangan, mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.Ketika Muhammad berusia dua belas tahun, ia mulai berdagang bersama Abu Thalib ke tanah Syam. Akan tetapi, gagal. Sebelum mereka sampai di Syam, seorang Pendeta bernama Buhaira memperingatkan bahwa jiwa Muhammad dalam bahaya. Abu Thalib pun segera membawa Muhammad pulang ke Makkah. Mereka hanya berdagang sekadarnya. Keselamatan Muhammad jauh lebih penting.Sesudah itu, Abu Thalib mengajak Muhammad berdagang di pasar-pasar dekat kota Makkah saja. Dalam berdagang, Muhammad selalu melayani pembeli dengan ramah, tutur kata yang lemah lembut dan jujur. Ia pandai menawarkan barang dagangannya sehingga dagangannya cepat habis terjual.Seperti juga menggembala kambing, usaha dagang Muhammad berhasil baik. Sedikit demi sedikit barang dagangannya bertambah dan memperoleh untung yang besar. kini Muhammad di kenal sebagai pedagang yang berhasil di kota Makkah. Tetapi, ia tetap selalu bersyukur kepada Allah. Beliau tetap giat bekerja, gemar bersedekah dan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan.Walau telah menjadi Nabi dan mempunyai kedudukan yang tinggi, beliau tetap melakukan sendiri pekerjaan hariannya. Nabi selalu menambal sendiri bajunya yang robek, atau menjahit terompahnya yang putus talinya.Nabi Muhammad membawa sendiri barang yang dibelinya di pasar. Abu Hurairah yang saat itu menemaninya, menawarkan diri untuk membawakan belanjaan itu, tapi Nabi melarangnya.Yang memiliki barang itulah yang lebih pantas membawa barangnya. Sebab, Allah menyukai orang yang tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain, kata Nabi.Bahkan, dalam suatu perjalanan bersama sahabatnya, mereka beristirahat sebentar untuk memasak makanan. Nabi Muhammad ikut mencari dan memanggul kayu bakar untuk memasak.Ya Rasulullah, biarlah kami yang mencari dan mengangkut kayu. Anda silahkan beristirahat sambil menunggu hidangan, kata salah seorang Sahabat.Aku pun harus ikut mencari kayu bakar, kata Nabi seraya tersenyum. Beliau tidak ingin berpangku tangan, sementara yang lain sibuk bekerja.Dalam peperangan pun, Rasulullah sebagai Panglima perang tidak hanya memerintah di tempat duduknya. Beliau ikut bertempur ke tengah medan pertempuran bersama sahabat sahabatnya.Salah satu peperangan yang hebat di zaman Rasulullah ialah Perang Khandak atau Perang Parit. Kaum Muslimin bekerja keras siang malam untuk menggali parit raksasa. Nabi Muhammad pun ikut menggali dan masuk ke lubang parit. Bahkan, beliau menghancurkan batu-batu, menyekop, dan memikul tanah di bahunya.Sewaktu menggali parit, para Sahabat kewalahan dengan adanya batu yang sangat keras. Batu itu sukar dipecahkan oleh linggis maupun besi. Mereka melaporkannya pada Rasulullah.Ada batu yang keras sekali. Rasanya kami tak sanggup memecahkannya. Bagaimana Ya Rasul ? tanya Sahabat. Lalu, Nabi turun kedalam parit. Seketika itu, dengan besi di tangannya, batu-batu itu dipecahkan. Saking kerasnya pukulan, bongkahan batu itu sampai menyemburkan api saat besi ditimpakan diatasnya.Sungguh, pekerjaan yang amat berat dan menguras tenaga. Namun, peperangan tidak pernah terjadi. Musuh tidak jadi menyerang. Allah yang Maha Kuasa mengusir mereka dengan kekuatan alam. Udara dingin dan badai gurun yang menakutkan, membuat musuh tak berdaya dan menyerah kalah.Sejak kecil sampai akhir hayatnya, Nabi Muhammad tak pernah merepotkan orang lain. Malahan, beliau selalu memberi bantuan apa saja kepada orang-orang yang membutuhkannya. Betapa mulia akhlak Rasulullah, dan sepantasnyalah bagi kita seorang Muslim untuk mencontohnya.

Hati Seorang Ayah ::..Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada Ayahnya, ketika tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut - merut dengan badannya yang terbungkuk - bungkuk, disertai suara batuk - batuknya.Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut - merut ? dan kenapa badan Ayah kian hari kian bungkuk ?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.Ayahnya menjawab "Sebab aku adalah seorang laki - laki"Mendengar jawaban ayahnya, anak perempuan itu bergumam "Aku tidak mengerti."Jawaban Ayahnya tersebut membuatnya tercenung dan membuat ia makin penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuannya itu, terus menepuk - nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak perempuan itu tambah kebingungan.Karena penasaran, kemudian anak itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya"Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"Ibunya menjawab "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban sang Ibu.Anak perempuan itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ?Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu, seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa kepenasarannya selama ini."Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi.""Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.""Ku-berikan kemauan padanya, agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya.""Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya.""Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan, yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya.""Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara.""Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya.""Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi.""Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.""Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia dan akhirat."Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh. Setelah itu dia menghampiri bilik Ayahnya yang sedang berdo'a, ketika Ayahnya berdiri, anak perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah."