KDK Obs Danuadefestyintan

46
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA SEORANG WANITA G2P1A0 USIA 27 TAHUN HAMIL 31 MINGGU 5 HARI DENGAN PRIMISEKUNDI 7 TAHUN Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Danu Kamajaya 22010114210074 Ade Erma L 22010114210105 Festy Adyanastri 22010114210106 Intan Ayuningtyas 22010114210110

description

kdk

Transcript of KDK Obs Danuadefestyintan

Page 1: KDK Obs Danuadefestyintan

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

SEORANG WANITA G2P1A0 USIA 27 TAHUN HAMIL 31 MINGGU 5 HARI

DENGAN PRIMISEKUNDI 7 TAHUN

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

Danu Kamajaya 22010114210074

Ade Erma L 22010114210105

Festy Adyanastri 22010114210106

Intan Ayuningtyas 22010114210110

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

Page 2: KDK Obs Danuadefestyintan

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Kedokteran Keluarga Seorang Wanita G2P1A0 Usia 27 Tahun Hamil 31 Minggu

5 hari dengan Primisekundi 7 tahun, telah disajikan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada tanggal 3

Juni 2015 di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNDIP Semarang.

Semarang, September 2015

Mengesahkan,

Penguji

dr.Budi Palarto, Sp.OG

Page 3: KDK Obs Danuadefestyintan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peran penting untuk meningkatkan

mutu kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Program pembangunan kesehatan di

Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan

anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi

pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB).1

Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama

kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi,

keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada

kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk

pelayanan prenatal dan obstetri.1

Dalam rangka pencapaian target Millenium Development Goals (MDG’s), yaitu AKI

menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu dilakukan upaya terobosan yang

efektif dan berkesinambungan. Pada tahun 2000 Departemen Kesehatan telah merencanakan

Strategi Making Pregnancy Safer (MPS). Upaya percepatan penurunan AKI tersebut

dilaksanakan melalui empat strategi, yaitu: 1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan

kesehatan ibu dan bayi, 2. Kerja sama lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat

termasuk swasta, 3. Pemberdayaan perempuan, keluarga dan pemberdayaan masyarakat, dan 4.

Meningkatkan surveilence, monitoring-evaluasi KIA dan pembiayaan.2

Hampir dua pertiga kematian maternal disebabkan oleh penyebab langsung yaitu

perdarahan (25%), infeksi / sepsis (15%), eklamsia (12%), abortus yang tidak aman (13%),

partus macet (8%), dan penyebab langsung lain seperti kehamilan ektopik, embolisme, dan hal –

hal yang berkaitan dengan masalah anestesi (8%). Sedangkan sepertiga lainnya disebabkan oleh

penyebab tidak langsung yaitu keadaan yang disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang

sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan dan memberat dengan adanya kehamilan atau

persalinan, seperti terdapatnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hepatitis, anemia, malaria

atau AIDS (18%).3,4

Page 4: KDK Obs Danuadefestyintan

Setiap kehamilan merupakan resiko bagi seorang ibu. Gangguan dan penyulit pada

kehamilan umumnya ditemukan pada kehamilan resiko tinggi. Yang dimaksud dengan

kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan

komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama

masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan

nifas normal. Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan

dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-

zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan

perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan baik. Dalam kehamilan, plasenta akan

befungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan

pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di

atas terganggu, maka janin seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan terganggu.4

Ibu hamil perlu memeriksakan diri secara rutin untuk memantau keadaan ibu dan

janinnya, selain itu perlu dilakukan pula pendekatan keluarga atau yang disebut dengan

pendekatan kedokteran keluarga agar setiap penatalaksanaan pasien dalam hal ini ibu hamil

dapat lebih komprehensif dan berkesinambungan

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan pada ibu

hamil 31 minggu 5 hari dengan primisekundi 7 tahun.

1.3 Manfaat

Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media belajar bagi mahasiswa

agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara langsung kepada pasien ibu hamil

risiko tinggi.

Page 5: KDK Obs Danuadefestyintan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.2 Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan

komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama

masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan

nifas normal. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok risiko tinggi cenderung

akan mengalami mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi baik pada ibu maupun pada

bayinya.5

Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita

hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau cirri-ciri yang menyebabkan ibu atau

janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian. Cara menentukan kehamilan risiko tinggi

terdiri dari 2 cara yaitu dengan cara skoring dan cara kriteria.5,6

a. Cara skoring.6

Kelompok Faktor Risiko I:

Ada – Potensi – Gawat – Obstetrik/APGO dengan 7 Terlalu dan 3 Pernah. Tujuh

terlalu adalah primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur ≥ 36 tahun, grande

multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah ≤ 145 cm dan 3 Pernah

adalah riwayat obstetri jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan

pascapersalinan dengan infuse/transfuse, uri manual, tindakan pervaginam, bekas

operasi sesar. (masing-masing memilki skor 4)

Kelompok Faktor Risiko II:

Ada – Gawat – Obstetrik/AGO – penyakit ibu, preeclampsia ringan, hamil

kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak lintang.

(masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak lintang dan letak sungsang dengan

skor 8)

Kelompok Faktor Risiko III:

Ada – Gawat – Darurat – Obstetrik/AGDO; perdarahan antepartum dan

preeclampsia berat/eklampsia (masing-masing memiliki skor 8)

Page 6: KDK Obs Danuadefestyintan

Berdasarkan jumlah skor, ada 3 kelompok risiko:

1. Kelompok Non risiko tinggi (KRR) – jumlah skor 2, selama hamil tanpa faktor

risiko.

2. Kelompok Risiko Tinggi (KRT) – jumlah skor 6 – 10, dapat dengan FR tunggal

dari kelompok FR I, II, atau III, dan dengan FR ganda 2 dari kelompok FR I dan

II.

3. Kelompok Risiko Sangat Tinggi (KRST)–jumlah skor ≥ 12, ibu hamil dengan FR

ganda dua atau tiga dan lebih.

Tabel 1. Kartu Skor Poedji Rochjati

I II III IV

KE

L

F.R

NO.Masalah / Faktor Resiko SKOR

Triwulan

I II III.1 III.2

Skor Awal Ibu Hamil 2 2

I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥36 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua umur ≥ 36 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9

Pernah melahirkan dengan

a.terikan tang/vakum4

b. uri dirogoh 4

c. diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8

II 11 Penyakit pada ibu hamil

       Kurang Darah      b. Malaria,

4

Page 7: KDK Obs Danuadefestyintan

        TBC Paru            d. Payah Jantung 4

        Kencing Manis (Diabetes) 4

       Penyakit Menular Seksual 4

12Bengkak pada muka / tungkai

dan tekanan darah tinggi.4

13 Hamil kembar 4

14 Hydramnion 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak Lintang 8

III 18 Perdarahan dalam kehamilan ini 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR

b. Cara Kriteria6

Apabila dalam anamnesis dan pemeriksaan ibu hamil didapatkan satu atau lebih

faktor risiko (kriteria) maka dapat digolongkan sebagai ibu hamil dengan risiko

tinggi. Sedangkan apabila tidak terdapat faktor risiko digolongkan sebagai faktor

risiko rendah. Faktor-faktor risiko atau kriteria ibu hamil risiko tinggi adalah:

1. Sehubungan dengan kondisi ibu, yaitu :

- Primigravida usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 36 tahun

- Usia kehamilan lebih dari 42 minggu

- Berat badan ibu tergolong obesitas

- Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil kurang dari 23,5 cm

- Tekanan darah systole lebih dari 130 mmHg dan diastole antara lebih dari 95

mmHg

- Jumlah kelahiran anak lebih dari 5

- Jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun

Page 8: KDK Obs Danuadefestyintan

2. Sehubungan dengan penyakit, yaitu :

- Terdapat riwayat asma

- Terdapat riwayat hipertensi

- Terdapat riwayat diabetes melitus

- Terdapat riwayat sakit kronik lainnya

3. Sehubungan dengan riwayat persalinan, yaitu :

- Riwayat persalinan prematur

- Riwayat perdarahan

- Riwayat operasi

- Riwayat penyulit persalinan

Hubungan Usia Ibu dengan Kehamilan

Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 – 35 tahun. Risiko

akan meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas 35 tahun. Wanita yang

hamil di usia muda, memiliki resiko :

- Belum mencapai kematangan fisik dan mental yang cukup. Seperti endometrium

belum kuat, peluruhan dinding rahim setiap perioe menstruasi masih belum

sempurna. Ini kurang kondusif bagi proses nidasi atau menempelnya embrio ke

dinding rahim. Resiko yang mungkin terjadi : janin mudah keguguran,

kemungkinannya 3 kali lebih tinggi di bandingkan yang hamil di usia 20 tahun.

Resiko yang lain adalah pertumbuhan janin yang intrauterine growth restriction.

- Organ reproduksi seperti rahim, mulut rahim dan otot – otot ligament di panggul

belum matang dan belum kuat, sehingga belum siap untuk berfungsi semestinya

dalam menunjang kehamilandan persalinan. Resiko yang mungkin terjadi adalah

keguguran, perdarahan, persalinan premature, prolaps organ panggul, bahkan

rupturnya organ panggul

- Kehamilan di usia muda akan menghabiskan persediaan makan yang sebenarnya

sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagi seorang gadis yang sedang dalam

masa pertumbuhan. Resiko yang mungkin terjadi seperti anemia akibat dari

metabolisme ibu, preeklampsia, eklampsia dan mengakibatkan kelahiran bayi

dengan berat badan rendah.

Page 9: KDK Obs Danuadefestyintan

2.3 Primi Sekundi

Primi sekundi adalah keadaan dimana seorang ibu hamil yang telah lebih dari lima

tahun melahirkan anak terakhir tanpa menggunakan KB. Kehamilan tersebut merupakan

salah satu kehamilan ada potensi gawat obstetri. Otot pada jalan lahir ibu tersebut

memerlukan penyesuaian atau adaptasi.Saat adaptasi tersebut, ada beberapa kemungkinan

yang muncul, diantaranya perdarahan atau janin mati dalam kandungan. Hal inilah yang

menimbulkan risiko – risiko saat proses kehamilan dan persalinan.

Ibu hamil yang mengalami hal tersebut harus mempersiapkan diri. Ibu harus lebih

memperhatikan perawatan kesehatan saat menghadapi kehamilan resiko tinggi tersebut.

Salah satu caranya, menjalani persalinan di Rumah Sakit. Kehamilan resiko tinggi bisa saja

menjalani persalinan normal, namun persalinan tersebut memiliki kemungkinan berakhir

dengan tindakan.7

2.4 Ante Natal Care (ANC)

Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan oleh tenaga kesehatan.

Untuk deteksi dini faktor risiko maka pada semua ibu hamil perlu dilakukan skrining antenatal.

Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan 4 kali selama kehamilan:8

a. Satu kali pada Triwulan I (K1)

b. Satu kali pada Triwulan II

c. Dua kali dalam Triwulan III (K4)

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:

a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik

meupun mental yang merugikan.

b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental

c. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya

d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana

setelah kelahiran bayinya.

Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil :

Dalam strategi pendekatan risiko, kegiatan skrining merupakan komponen penting dalam

pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Page 10: KDK Obs Danuadefestyintan

kepada ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk perencanaan persalinan aman dilakukan

persiapan rujukan terencana bila diperlukan.9

Melalui kegiatan ini beberapa faktor risiko yang ada pada ibu hamil telahdapat dilakukan

prediksi / perkiraan kemungkinan macam komplikasi yang akan terjadi. Oleh karena itu

kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga dapat ditemukan secara dini factor

risiko yang berkembang pada umur kehamilan lebih lanjut.9

2.5 Kedokteran Keluarga10

Kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, yaitu pengetahuan klinik

yang dimplementasikan pada komunitas keluarga. Dokter harus mmahami manusia bukan hanya

sebagai makhluk biologik, tetapi juga makhluk sosial. Dalam hal ini harus memahami hakikat

biologik, psikologik, sosiologik, ekologik, dan medik.

a. Hakikat biologik

Kedokteran keluarga memperhatikan pula perihal dinamika kehidupan keluarga sebagai

makhluk biologis, yaitu masuk keluarnya seseorang anggota keluarga dalam organisasi

keluarga. Mulai dari proses pra-konsepsi/ pra-nikah sampai lahirnya anak, atau bertambahnya

jumlah anggota keluarga. Bertambahnya usia kemudian meninggal, atau anggota keluarga

yang pindah tempat, sehingga berkurang jumlah anggota keluarga.

Untuk lebih terinci menilai permasalahan keluarga, dinilai dari kualitas hidup keluarga

serta fungsi keluarga, yaitu peranan fungsi biologis keluarga perihal yang berkenaan dengan

organ sistem terpadu dari individu dan anggota keluarga lainnya yang mempunyai risiko,

meliputi: adanya faktor keturunan, kesehatan keluarga, dan reproduksi keluarga; yang

semuanya berpengaruh terhadap kualitas hidup keluarga.

b. Hakikat psikologik

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai aktivitas dan tingkah laku yang

meerupakan gambaran sikap manusia yang menentukan penampilan dan pola perilakuk dan

kebiasaannya.

c. Hakikat sosiologik

Dalam kehidupannya manusia berhubungan dengan sesama baik lingkup keluarga,

pekerjaan, budaya, dan geografis, yang menimbulkan berbagai proses dan gejolak.

Page 11: KDK Obs Danuadefestyintan

Kebijaksanaan yang digunakan dokter keluarga adalah yang berorientasikan penyakit/

permasalahan yang berhubungan dengan:

Proses dinamika dalam keluarga

Potensi keluarga

Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh budaya positif

Pendidikan dan lingkungannya

d. Hakikat ekologik

Ekologi dalam kedokteran keluarga membahas manusia seutuhnya dalam interaksinya

dengan sesamanya dan spesies lainnnya juga hubungannya dengan lingkungan fisik dalam

rumah tangganya.

e. Hakikat medik

Temuan-tmuan di bidang teknologi kedokteran akan juga mempengaruhi ilmu kedokteran

keluarga. Pergeseran pola perilaku dan pola penyakit, akan mempengaruhi pola pelayanan

kedokteran. Karena itu, kedokteran keluarga sebagai ilmu akan berkembanga dalam bidang

yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga.

Pendekatan Kedokteran Keluarga10

Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga

merupaka serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang terencana, terarah, untuk

menggali, meningkatkan, dan mengarahkan peran serta keluarga agar dapat memanfaatkan

potensi yang ada guna menyembukan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah

kesehatan keluarga yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini diberdayakan apa yang

dimiliki oleh keluarga dan anggota keluarga untuk menyembukan dan menyelesaikan

masalah keluarga. Hal ini dapat dilakukan bila memahami profil dan fungsi keluarga.

Pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan yang bersifat komprehensif, meliputi

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Materi kedokteran keluarga pada

hakikatnya merupakan kepedulian dunia kedokteran perihal masalah-masalah ekonomi dan

sosial, di samping masalah organobiologik, yaitu ditujukan terhadap pengguna jasa sebagai

bagian dalam lingkungan keluarga. Demikian pula pemanfaatan ilmunya yang bersifat

menyeluruh, yaitu pelayanan terhadap masalah organ, mental-psikologikal dan sosial

keluarga.

Page 12: KDK Obs Danuadefestyintan

BAB III

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

3.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. E

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 27 tahun

Status Pernikahan: Menikah

Alamat : Dusun Kranjang jurang, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. ED

Jenis Kelamin : Laki – laki

Umur : 34 tahun

Status Pernikahan: Menikah

Alamat : Dusun Kranjang Jurang, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

3.2 PROFIL KELUARGA YANG TINGGAL SATU RUMAH

Page 13: KDK Obs Danuadefestyintan

Tabel 3.Profil Keluarga Yang Tinggal Satu Rumah

No Nama Keduduk

an dalam

Keluarga

JK Umur

(th)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 E KK L 34 Tamat SMP Buruh Sehat

2 ED Istri P 27 Tamat SMP Ibu Rumah

Tangga

Hamil

3 MF Anak

pertama

P 7 SD Kelas 1 Pelajar Sehat

Gambar 1. Pohon Keluarga

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

S:

Pasien

Suami pasien

: Tinggal serumah

3.3

Page 14: KDK Obs Danuadefestyintan

RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH DILAKUKAN

A. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 Agustus 2015 pukul 10.00-

pukul 11.00 WIB di rumah pasien di Dusun Kranjang Jurang, Desa Sidosari, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang

a. Keluhan Utama: tidak ada

b. Riwayat Penyakit Sekarang: Kenceng-kenceng (-) hilang timbul. Keluar air dari

jalan lahir (-). Keluar darah dari jalan lahir (-). Gerak janin (+) masih dirasakan. Suntik

TT (+)

Riwayat Haid :Menarche : 14 tahun. Lama haid 7 hari. Siklus 28 hari, teratur

HPHT : 17 – 01 – 2015 . TP : 24 – 10 - 2015. UK: 31 minggu 5 hari

Riwayat Perkawinan :Pasien menikah satu kali selama 8 tahun

Riwayat Obsetri:G2P0A0 : 1. Lahir anak perempuan, usia 7 th di bidan, persalinan

normal, BBL 2800 gram

2.Hamil ini

Riwayat ANC : Kontrol di bidan 4x /TT (+) 5x.

Riwayat KB :Pasien belum pernah menggunakan KB sebelumnya

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat alergi disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat asma disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga:Riwayat alergi disangkal

Riwayat hipertensi (+) ibu pasien

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

e. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 1 orang

suami yang bekerja sebagai buruh. Pasien tidak memiliki rumah pribadi, tinggal

bersama keluarga suaminya. Penghasilan suami Rp 700.000. Pasien memilik 1 anak

Page 15: KDK Obs Danuadefestyintan

perempuan yang sekarang bersekolah kelas 1 SD. Pembiayaan kesehatan dengan

BPJS. Kesan sosial ekonomi cukup.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 27 Agustus 2015 pukul 11.00 di rumah pasien

Keadaan umum : tidak tampak sakit

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital:

Tekanan darah : 110/70mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,50C

Pernapasan : 22x/menit,reguler

TB : 155 cm

BB : Sebelum hamil: 49 kg. Hamil: 55 kg

LILA : 25 cm

Status Generalis:

Kepala : mesosefal

Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : Discharge (-),nyeri tekan mastoid (-)

Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)

Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), mukosa kering

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-), granulasi (-), post nasal drip (-), nyeri

telan (-)

Leher : Trakhea di tengah, pembesaran nnll (-/-)

Thorax : Simetris, retraksi otot pernafasan (-), sela iga melebar (-),

venektasi dinding dada (-)

Cor

I : Iktus Cordis tak tampak

Pa : Iktus Cordis teraba di SIC V 2 cm lateral LMCS, kuat angkat, tidak

melebar.

Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal

Page 16: KDK Obs Danuadefestyintan

Aus : SJ I – II normal, bising tidak ada, gallop (-)

Pulmo

I : Simetris, statis, dinamis

Pa : Stem fremitus kanan = kiri

Pe : Sonor seluruh lapangan paru

Aus : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen :

I : cembung, venektasi (-)

Au : Bising usus dalam batas normal

Pe : tympani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)

Pa : supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-), nyeri alih (-) , turgor kulit

kembali lambat

Ekstremitas Superior Inferior

Oedema - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Cappilary Refill <2”/<2” <2”/<2”

Status Obstetrik:

Abdomen :

TFU : 23 cm, TBJ 1.705 gram

DJJ : - (tidak dilakukan)

His : -

Leopold : Janin 1 hidup intrauterine

presentasi kepala, kepala belum masuk PAP, punggung kanan.

Pemeriksaan dalam

Vaginal toucher : tidak dilakukan

3.4 DIAGNOSIS KERJA

Page 17: KDK Obs Danuadefestyintan

G2P1A0, 27 tahun, hamil 31 minggu 5 hari

Janin I hidup intrauterin

Presentasi letak kepala, belum masuk PAP

Primisekundi 7 tahun

3.5 RENCANA PENATALAKSANAAN

o Medikamentosa :

Tablet Fe

Vitamin B kompleks

o Non medikamentosa :

Pasien dianjurkan mengkonsumsi obat secara teratur.

Pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan

gizi ibu dan kebutuhan gizi bayi.

Pasien dianjurkan untuk beristirahat cukup.

Pasien dianjurkan untuk tidak beraktivitas fisik berlebih.

Apabila timbul keluhan (mual muntah berlebihan, kenceng-kenceng, keluar air atau

darah dari jalan lahir) segera memeriksakan diri ke bidan atau puskesmas.

Pemeriksaan kehamilan secara berkala (2 minggu sekali).

3.6 HASIL PENATALAKSANAAN MEDIS

Pada saat kunjungan (27 Agustus 2015) pasien dalam keadaan baik, tidak ada keluhan

apapun.

Faktor pendukung :

- Pasien memeriksa kesehatan kandungan dengan rutin

- Pasien menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi

Indikator keberhasilan :

- Pasien tidak memiliki keluhan terhadap kehamilannya

3.7 TABEL PERMASALAHAN PADA PASIEN

Page 18: KDK Obs Danuadefestyintan

Tabel 4. Tabel Permasalahan Pada Pasien

No. Risiko & masalah

kesehatan

Rencana pembinaan Sasaran

1. Pasien primisekundi Memberikan

Komunikasi, Informasi,

Edukasi/KIE, agar

melakukan perawatan

antenatal yang teratur

pada bidan di desa,

posyandu atau

puskesmas.

Menemukan sedini

mungkin adanya

penyakit dari ibu

maupun kelainan/faktor

risiko dari kehamilan

dan persalinan ini.

Merencanakan

persalinan aman, agar

ibu bayi hidup selamat. .

Melakukan rujukan

terencana dengan

kesiapan mental, biaya

dan transportasi untuk

melahirkan di rumah

sakit.

Pasien dan

keluarga

3.8 IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

Page 19: KDK Obs Danuadefestyintan

1. Fungsi Biologis

Pasien memiliki ibu yang menderita hipertensi sehingga pasien memiliki faktor

resiko pula untuk memiliki hipertensi.

Jarak kehamilan anak pasien pertama dengan yang sekarang adalah 7 tahun dan

pasien juga tidak pernah menggunakan KB. Sehingga pasien dikatakan sebagai

primisekundi.

2. Fungsi Psikologis

Pasien tinggal bersama suami dan anak perempuannya. Hubungan antara pasien

dan keluarga baik. Sehari-pasien hanya mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga,

sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh pabrik. Anak pasien yang berumur 7

tahun sudah bersekolah di Sekolah Dasar kelas 1, sehari-harinya jika berangkat

sekolah diantar jemput menggunakan sepeda motor.

Pasien termasuk orang yang ramah, berkepribadian yang terbuka, dan tidak cepat

tersinggung. Jika ada masalah biasanya pasien akan berdiskusi dulu dengan suami

untuk mencari pemecahan masalah.

3. Fungsi Ekonomi

Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh suaminya. Pendapatan suami

perbulan kurang lebih Rp. 700.000.Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah

tangga seperti listrik, makan, uang sekolah anak. Pasien mempunyai kartu BPJS agar

persalinannya yang sekarang tidak menggunakan biaya pribadi.

4. Fungsi Pendidikan

Pasien dan suami pasien bersekolah sampai SMP. Anak pasien yang pertama

sedang menempuh sekolah dasar kelas 1.

5. Fungsi Religius

Pasien sejak kecil menganut agama Islam, suami, anak dan keluarganya juga

menganut agama yang sama dan taat beribadah

6. Fungsi Sosial dan Budaya

Pasien dan keluarga tinggal di Dusun Kranjang Jurang, Desa Sidosari, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang. Komunikasi pasien dengan tetangga baik. Keluarga

pasien aktif dalam kegiatan di lingkungan dengan tetangga sekitar, seperti arisan,

Page 20: KDK Obs Danuadefestyintan

pengajian dan PKK yang diadakan oleh ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya

serta pertemuan-pertemuan RT atau RW.

7. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Pasien menerima kehamilannya sekarang dan mengharapkan anaknya dapat lahir

sehat dan selamat. Pasien berencana melahirkan di bidan dan ingin menggunakan

KB suntik 3 bulan setelah melahirkan.

3.9 POLA KONSUMSI KELUARGA

Pasien biasanya makan rata-rata 2-3x sehari makan di rumah. Jenis makanan dalam

keluarga ini cukup bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut: nasi, lauk (tahu, tempe, ikan,

telur), sayur hijau, dll, air minum biasanya air putih atau teh. Pasien mengkonsumsi ayam,atau

ikan kira-kira seminggu/dua minggu sekali, dan buah seperti pisang atau pepaya seminggu

sekali. Anak pasien yang pertama rajin mengkonsumsi susu sehari sekali.

3.10 PERILAKU KESEHATAN KELUARGA

Pasien seorang ibu rumah tangga yang pekerjaan sehari-harinya mengurus pekerjaan rumah

tangga seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan mengantar jemput

anaknya ke sekolah. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah

mengobati sendiri dengan obat warung, apabila tidak sembuh diperiksakan ke bidan desa atau

Puskesmas, pembiayaan dengan BPJS. Waktu luang keluarga hanya menghabiskan waktu

bersama berkumpul di rumah, , sesekali pergi berekreasi dan olahraga. Pasien dan suami tidak

memiliki hobi khusus, sementara anak pasien hobi menggambar.

3.11 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Faktor Perilaku

Pasien seorang ibu rumah tangga yang pekerjaan sehari-harinya mengurus

pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan

mengantar jemput anak sekolah.

Page 21: KDK Obs Danuadefestyintan

2. Faktor Lingkungan

Tinggal dalam lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk. Atap rumah tidak

memiliki langit-langit, dinding terbuat dari batu bata yang sebagian sudah dilapisi

semen yang belum dicat dan sebagian lagi batu bata yang belum dilapisi semen. Lantai

rumah masih berupa semen belum diberi ubin. Kebersihan di dalam rumah cukup baik.

Pencahayaan dan sirkulasi di dalam rumah baik. Sumber air minum berasal dari mata

air yang kemudian dimasak. Rumah memiliki kamar mandi dan belum ada jamban.

Pasien mandi menggunakan kamar mandi sendiri dan untuk buang air besar masih

menumpang di jamban milik mertua yang rumahnya hanya berjarak 50 meter dari

rumah pasien. Sampah dibuang ke kebun kemudian dibakar, tidak tersedianya tempat

pembuangan sampah khusus di luar rumah.

3. Faktor sarana pelayanan kesehatan

Terdapat Puskesmas Salaman II yang berjarak ±7 km, waktu perjalanan yang

ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit. Bidan desa terdekat berjarak sekitar 1 km

dari rumah.

4. Faktor keturunan

Keluarga pasien mempunyai riwayat hipertensi, tapi tidak mempunyai riwayat diabetes

mellitus, alergi dan sakit jantung.

3.12 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Gambaran Lingkungan Rumah

Rumah pasien terletak di Dusun Kranjang Jurang, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang. Dengan ukuran rumah 9 x 6 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Rumah

tersebut ditempati oleh 3 orang. Secara umum gambaran rumah terdiri dari halaman, teras, 2

kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, dan 1 dapur di bagian belakang

rumah.

Atap rumah belum memiliki langit-langit masih berupa genteng, dinding terbuat dari

batu bata sebagian sudah disemen namun belum dicat dan sebagian lain belum disemen.

Lantai rumah sudah diberi masih berupa semen. Kebersihan di dalam rumah cukup baik.

Pencahayaan dan sirkulasi di dalam rumah baik. Jendela terdapat pada depan rumah (ruang

Page 22: KDK Obs Danuadefestyintan

tamu dan kamar tidur). Secara umum kondisi dalam rumah tidak lembab. Tata letak barang

di rumah cukup rapi.

Sumber air minum berasal dari mata air yang kemudian dimasak. Rumah memiliki

kamar mandi dan belum ada jamban. Pasien mandi menggunakan kamar mandi sendiri dan

untuk buang air besar masih menumpang di jamban milik mertua yang rumahnya hanya

berjarak 50 meter dari rumah pasien. Sampah dibuang ke kebun kemudian dibakar, tidak

tersedianya tempat pembuangan sampah khusus di luar rumah.

Dinding dapur terbuat dari bambu yang tidak rapat. Kebersihan dapur kurang, tidak ada

lubang asap di dapur, namun asap bisa keluar dari sela antara dinding bambu yang tidak

rapat.

Gambar 2. Denah Rumah

3.13 DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Biologis

Dari hasil wawancara: hamil 31 minggu 5 hari, primisekundi 7 tahun

B. Fungsi Psikologis

Hubungan pasien dengan keluarga terjalin baik

Hubungan sosial dengan tetangga dan kerabat baik.

R. Tamu

R. KeluargaR. Tidur

R. Tidur

R. makan

Dapur

KamarMandi

Page 23: KDK Obs Danuadefestyintan

1. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan per bulan kurang lebih Rp 700.000, menurut pasien dan keluarga

penghasilan tersebut cukup dan dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

2. Fungsi Religius dan Sosial Budaya

Pasien dan keluarga menganut agama yang sama dan taat beribadah,

3. Faktor Perilaku

Pasien tinggal di rumah yang pencahayaan dan ventilasi udara di rumah cukup baik

sehingga udara di dalam rumah terasa segar.

4. Faktor non perilaku

Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat.

3.14 DIAGNOSIS HOLISTIK

a. Aspek I : keluhan : tidak ada pada pasien,

kekhawatiran : primisekundi 7 tahun

harapan : dapat melahirkan dengan selamat dan anak sehat

b. Aspek II : G2P1A0, 27 tahun, hamil 31 minggu 5 hari

Janin 1 hidup intrauterine

Presentasi kepala, punggung kanan belum masuk PAP

Primisekundi 7 tahun

c. Aspek III : jarak kehamilan terakhir 7 tahun, tidak pernah menggunakan KB

Perilaku berobat self medication

d. Aspek IV : Pasien belum memiliki jamban di rumah sendiri

e. AspekV: derajat fungsional 1 (pasien masih dapat beraktivitas seperti biasa/sebelum

hamil)

3.15 PENGELOLAAN KOMPREHENSIF

a. Promotif

Upaya promotif dilakukan dengan memberikan edukasi kepada pasien untuk

mengonsumsi makanan bergizi dan jenis makanan yang bervariasi.

Page 24: KDK Obs Danuadefestyintan

Status Kesehatan

Perilaku

Yankes

Genetik

Lingkungan

Puskesmas Salaman II ±7 km Bidan desa 1 km

b. Preventif

Pengelolaan preventif yaitu dengan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan

USG dan rutin melakukan ANC untuk melihat kesejahteraan janin.

c. Kuratif

Upaya kuratif dilakukan dengan pemberian tablet Fe dan juga vitamin B kompleks kepada

pasien.

d. Rehabilitatif

Pengelolaan rehabilitatif ditujukan untuk kondisi nifas pasien atau setelah melahirkan baik

dari sisi fisik maupun psikis. Dalam hal ini perlu edukasi kepada suami dan keluarga

untuk meberikan dukungan dan membantu pasien mempersiapkan mental dan jasmani

dalam proses persalinan.

3.16 DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Gambar 3. Diagram Realita

G2P1A0, 27 thn, hamil 31 minggu 5 hari Primisekundi 7 tahun

Dinding permanen, ventilasi dan pencahayaan kamar cukup, memiliki kamar mandi tapi belum memiliki jamban, kebersihan dapur kurang baik,

Sebelum hamil pasien tidak menggunakan KB, Pasien rutin ANC 4x, suntik TT (+) Makanan bervariasi

Page 25: KDK Obs Danuadefestyintan

3.17 PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tabel 5.Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tanggal Kegiatan yang dilakukan Keluarga

yang terlibat

Hasil Kegiatan

28 Agustus

2015

Melakukan anamnesis dan

pemeriksaan fisik kepada

pasien di rumah pasien

Pasien Mendapatkan diagnosis kerja

pasien dan penyebab

28 Agustus

2015

Memberikan penjelasan

kepada pasien dan keluarga

pasien mengenai pentingnya

ANC dan rencana

persalinan di tenaga

kesehatan (RS atau spesialis

kandungan)

Edukasi untuk

menggunakan KB (IUD)

setelah melahirkan.

Menganjurkan agar

mengkonsumsi makanan

yang bergizi untuk

membantu memenuhi

kebutuhan gizi ibu dan bayi

Menganjurkan kepada

pasien agar menjaga higiene

sanitasi dan kesehatan

pribadi

Pasien dan

keluarga

Pasien dan keluarga

suami pasien dapat

memahami penjelasan

yang diberikan, dan

setuju untuk dilakukan

ANC (K4) dan persalinan

di tenaga kesehatan (RS

atau spesialis kandungan)

Pasien setuju berdiskusi

dengan suami untuk

menggunakan KB setelah

melahirkan

Pasien dan keluarga

menyetujui

mengkonsumsi makanan

yang bergizi untuk

membantu memenuhi

kebutuhan gizi ibu dan

bayi

Pasien dan keluarga

memahami dan setuju

untuk menjaga higiene

sanitasi dan kesehatan

pribadi

Page 26: KDK Obs Danuadefestyintan

Edukasi pasien agar teratur

minum tablet Fe

Edukasi pasien tentang

kehamilan resiko tinggi,

persalinan, perawatan nifas,

dan perawatan bayi

Pasien memahami

tentang pentingnya

minum tablet Fe teratur

Pasien dan keluarga

memahami tentang

kehamilan resiko tinggi,

persalinan, perawatan

nifas, dan perawatan bayi

3.18 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

a. Tingkat pemahaman:

Pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan cukup baik.

b. Faktor pendukung :

- Penderita dan keluarga mau menerima informasi yang diberikan, merasa ingin tahu,

dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan tentang antenatal care dan

pola hidup sehat untuk ibu hamil.

- Keluarga yang kooperatif dan adanya keinginan untuk hidup sehat.

c. Faktor penyulit : -

d. Indikator keberhasilan : pasien mengetahui risiko bila tidak dilakukan ANC dan

persalinan di tenaga kesehatan (RS atau spesialis kandungan) pada kehamilan yang

sekarang.

Page 27: KDK Obs Danuadefestyintan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Penatalaksanaan pasien ibu hamil 27 hamil 31 minggu 5 hari primisekundi 7 tahun

yang termasuk kehamilan resiko tinggi dilakukan pendekatan kedokteran keluarga adalah

sebagai berikut:

R/Fe tab no. XXX

1 dd tab 1

Terapi edukasi :

o Pasien dianjurkan mengkonsumsi tablet besi secara teratur

o Pasien dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang bergizi agar

kebutuhan nutrisi ibu dan bayi terpenuhi

o Pasien dianjurkan untuk memperbanyak istirahat

o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara teratur ke

puskesmas atau rumah sakit terdekat, untuk mengontrol kehamilan dan

merencanakan persalinan.

o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan protein urin, golongan darah dan

kadar hemoglobin untuk mendeteksi risiko yang mungkin dimiliki.

o Apabila timbul keluhan (mual muntah berlebihan, kenceng-kenceng, keluar air

atau darah dari jalan lahir) segera memeriksakan diri puskesmas atau rumah sakit.

o Memberikan edukasi kepada pasien untuk mendaftarkan BPJS dan melakukan

persalinan kepada tenaga kesehatan yang terlatih (dianjurkan dokter spesialis

kandungan).

o Menganjurkan ibu memasang KB setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan.

Pembinaan terhadap pasien dan keluarga

1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang kehamilannya, meliputi

factor risiko yang ada pada pasien dan penatalaksanaannya.

2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk bersama-sama memperhatikan

Page 28: KDK Obs Danuadefestyintan

kehamilan pasien

3. Memotivasi pasien untuk mempersiapkan persalinan pasien baik dari

psikologis maupun finansial, salah satunya dengan mengikuti program BPJS

4.2 Saran

Untuk menurunkan angka kematian ibu terutama akibat kehamilan risiko tinggi

diperlukan pendekatan keluarga dalam menatalaksana pasien secara komprehensif.

Page 29: KDK Obs Danuadefestyintan

Daftar Pustaka

1. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.2009. Pedoman Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi dengan stiker: Dalam rangka mempercepat penurunan AKI.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI

2. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.2009. Pedoman Program Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi dengan stiker: Dalam rangka mempercepat penurunan AKI.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI

3. WHO. Maternal Mortality in 2000. Departement of Reproductive Health and Research

WHO, 2003.

4. Wikjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan ed III. Jakarta. Yayasan

Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo. 2006

5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. 2nd ed. Jakarta :1897;Penerbit Buku Kedokteran EGC.

6. Rochjati, P. Skrining Antenatal pada Ib Hamil (Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini

Ibu Hamil Risiko Tinggi), Pusat Safemotherhood Lab/SMF Obgin RSU dr. Soetomo/FK

UNAIR, Surabaya, 2003

7. BKKBN. Jarak Hamil Jauh Beresiko. 2010

< http://kepri.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76-8b88-44fe-

8f81-2085df5b7dc7&View=69dc083c-a8aa-496a-9eb7-b54836a53e40&ID=118 >

[ diakses 16 sept 2015 ]

8. Maulana, M. Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta: Katahati. 2008

9. Salmah et al. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. 2006.

10. Anies. Kedokteran Keluarga: Pelayanan Kedokteran yang Berprinsip Pencegahan.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2014

Page 30: KDK Obs Danuadefestyintan

Ruang Tamu Saat Pemeriksaan

Page 31: KDK Obs Danuadefestyintan

Ruang tidur

Ruang Keluarga Ruang makan

Page 32: KDK Obs Danuadefestyintan

Kamar mandi

Dapur