Kdk Hipertensi Print

38
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : TRI UJI RAHAYU 22010113210006 DESKANITA AMITRI 22010112210155 FAJAR HERBOWO NIANTIARNO 22010112210101 PRAKTEK KEDOKTERAN KLINIK KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

description

kdk

Transcript of Kdk Hipertensi Print

Page 1: Kdk Hipertensi Print

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENDERITA

HIPERTENSI

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

TRI UJI RAHAYU 22010113210006

DESKANITA AMITRI 22010112210155

FAJAR HERBOWO NIANTIARNO 22010112210101

PRAKTEK KEDOKTERAN KLINIK KELUARGAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2014

Page 2: Kdk Hipertensi Print

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia dimana lebih dari satu

dari empat orang dewasa di dunia mengalami hipertensi. Pada tahun 2025,

diperkirakan prevalensinya akan meningkat menjadi 60%, dengan 2/3

penderitanya tinggal di negara berkembang.1 Di Indonesia, hipertensi merupakan

penyebab kematian nomor ketiga setelah stroke dan tuberkulosis, yakni  mencapai

6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi

hipertensi secara nasional mencapai 31,7%.2,3

Keadaan hipertensi yang berlangsung kronis dapat menyebabkan

kerusakan organ yang bersifat serius dan merupakan faktor risiko mortalitas yang

disebabkan gangguan serebrovaskular, kardiovaskular ataupun gagal ginjal

terminal. Pada penelitian klinis, terapi pengendalian hipertensi menunjukkan

pengurangan insiden stroke sebesar 35-40%, infark miokard 20-25% dan gagal

jantung sebesar lebih dari 50%.4

Dari keseluruhan kasus hipertensi, diketahui bahwa 70 % penderita

menderita hipertensi ringan, 20% hipertensi sedang dan 10 % hipertensi berat.5

Ketiga jenis hipertensi ini membutuhkan penanganan yang berbeda. Hipertensi

ringan, sedang dapat ditangani dengan melakukan perubahan gaya hidup dan

pemberian obat-obatan per oral. Sementara pada hipertensi berat yang tergolong

sebagai kasus gawat darurat diperlukan penanganan segera dimana tekanan darah

harus diturunkan dalam waktu hitungan jam atau maksimal 24 jam.4

Untuk itu, diperlukan kemampuan dokter dalam mengenali kondisi klinis

penderita dan memberikan terapi yang tepat, serta memberikan pembinaan pada

penderita hipertensi dan keluarga. Upaya untuk memiliki keterampilan yang baik

pada kondisi tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan tinjauan

kasus kedokteran keluarga melalui kunjungan rumah seperti yang dilakukan

dalam laporan kasus ini.

Page 3: Kdk Hipertensi Print

2

1.2 Tujuan

Pada laporan kasus ini dibahas seorang laki-laki 53 tahun dengan hipertensi

grade II. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui

penatalaksanaan dan pembinaan penderita hipertensi melalui pendekatan keluarga.

1.3 Manfaat

Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran

kedokteran keluarga dan praktek secara langsung kepada penderita hipertensi.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HIPERTENSI

Page 4: Kdk Hipertensi Print

3

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah di atas 140/90,

dimana pemeriksaan dan terapi untuk menurunkannya akan berefek lebih baik.

Keadaan ini dapat merusak pembuluh darah dan organ serta meningkatkan

mortalitas. Tingginya tekanan sistolik dan diastolik berhubungan dengan risiko

penyakit serebrovaskuler, kardiovaskuler dan penyakit ginjal.

JNC 7 melaporkan klasifikasi hipertensi sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Sistolik

mmHg

Tekanan Diastolik

mmHg

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

Adanya hubungan antara berbagai tingkat tekanan darah dan risiko PKV

menyebabkan berbagai macam klasifikasi hipertensi. WHO/ISH tetap

mempertahankan klasifikasi tahun 1999 (tabel 2) dengan menekankan bahwa level

dimana disebut hipertensi tidaklah suatu titik yang kaku. Level tersebut dapat

lebih tinggi atau lebih rendah dari level tersebut sesuai dengan risiko PKV dari

masing-masing individu. Sebagai contoh, tekanan normal tinggi dapat dianggap

hipertensi pada penderita dengan risiko tinggi dan sebaliknya dianggap normal

pada penderita dengan risiko rendah.

Tabel 2. Stratifikasi dan klasifikasi Hipertensi

Faktor risiko

dan riwayat

penyakit

Normal

Sistolik 120-129

Diastolik 80-84

Normal tinggi

Sistolik 130-139

Diastolik 85-89

Grade 1

Sistolik 140-159

Diastolik 100-109

Grade 2

Sistolik 160-179

Diastolik 100-109

Grade 3

Sistolik ≥180

Diastolik ≥ 110

Page 5: Kdk Hipertensi Print

4

Tanpa Faktor

risikoRisiko rata-rata Risiko rata-rata Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi

Faktor risiko

1-2Risiko rendah Risiko rendah Risiko sedang Risiko sedang

Risiko sangat

tinggi

Faktor Risiko

≥3 atau TOD

arau diabetesRisiko sedang Risiko tinggi Risiko tinggi Risiko tinggi

Risiko sangat

tinggi

Penyakit

penyertaRisiko tinggi

Risiko sangat

tinggi

Risiko sangat

tinggi

Risiko sangat

tinggi

Risiko sangat

tinggi

NB : TOD: kerusakan target organ

Hipertensi merupakan suatu penyakit multifaktorial yang timbul karena

interaksi faktor risiko tertentu antara lain; 1. Life style (diet, stress, merokok); 2.

Sistem saraf simpatis (tonus simpatis, variasi diurnal); 3.Keseimbangan modulator

vasokonstriksi dan vasodilatasi; 4.Sistem otokrin yang berperan pada sistem RAA.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi

adalah:

a. Pemeriksaan rutin meliputi :

Darah rutin, urinalisis, gula darah, profil lipid, asam urat, ureum

kreatinin serum, kalium serum, dan elektrokardiogram.

b. Pemeriksaan yang direkomendasikan :

Proteinuria kuantitatif, funduskopi, ekokardiografi, USG karotis, C-

Reactive Protein, mikroalbuminuria.

c. Pemeriksaan lebih lanjut :

- Hipertensi komplikasi: pemeriksaan fungsi otak, jantung dan ginjal.

- Pemeriksaan hipertensi sekunder : pemeriksaan renin, aldosterone,

kortikosteroid, katekolamin, arteriografi, USG ginjal dan adrenal, MRI

otak.

Obat hipertensi oral yang sering dipakai di Indonesia antara lain:

Tabel 2. Obat hipertensi oral

Obat Dosis Efek Lama kerja

Page 6: Kdk Hipertensi Print

5

Nifedipin

5-10 mg

Diulang 15 menit 5-15 menit 4-6 jam

Captopril

12,5-25 mg

Diulang/ ½ jam 15-30 menit 6-8 jam

Clonidin

75-150 μg

Diulang/ jam 30-60 menit 8-16 jam

Propanolol

10-40 mg

Diulang/ ½ jam 15-30 menit 3-6 jam

2.2 Alogaritma penanganan hipertensi (JNC VII)

2.3 Modifikasi Gaya Hidup

Perubahan Gaya Hidup

Target tekanan darah tidak tercapai (<140/90 mmHg)(<130/80mmHg untuk pasien diabetes atau penyakit ginjal kronis)

Pilihan Obat

Tanpa Indikasi lain Dengan Indikasi lain

Hipertensi Stage I

Diuretik (thiazide), ACEI, ARB, BB, CCB,atau

kombinasi

Hipertensi Stage II

Kombinasi 2 obat (diuretik thiazide, ACEI, ARB, BB,

CCB)

Disesuaikan indikasi lain

Target tekanan darah tidak tercapai

Tingkatkan dosis atau kombinasikan obat lain sampai target tekanan darah tercapai.Pertimbangkan untuk konsultasi dengan spesialis hipertensi

Page 7: Kdk Hipertensi Print

6

Modifikasi gaya hidup cukup efektif untuk menurunkan risiko kardiovaskuler.

selain itu, modifikasi gaya hidup dapat meningkatkan efektifitas obat

antihipertensi.

Tabel 3. Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Perkiraan penurunan

tekanan darah sistolik

- Penurunan BB Pertahankan BMI 18,5-24,9 5-20 mmHg/ 10 kg

- Perencanaan pola

makan

Konsumsi kaya buah, sayur dan

rendah lemak

8-14 mmHg

- Diet rendah Natrium Diet Natrium tidak lebih dari 2,4

g Na atau 6 g NaCl

2-8 mmHg

- Aktivitas Fisik Aktifitas aerobik minimal 30

menit sehari

4-9 mmHg

- Pembatasan konsumsi

alkohol

Konsumsi alkohol tidak lebih

dari 2 gelas sehari.

2-4 mmHg

2.4 Pengobatan7

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:

1. Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi

(diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/ 80 mmHg

2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor risiko atau kondisi

penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus

dilaksanakan sehingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis.

Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan

tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor risiko serta

penyakit penyerta lainnya. Terapi nonfarmakologis terdiri dari:

- Berhenti merokok

- Menurunkan berat badan berlebih

- Menurunkan konsumsi alkohol berlebih

- Latihan fisik

Page 8: Kdk Hipertensi Print

7

- Menurunkan asupan garam

- Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis yang dianjurkan oleh

JNC 7

- Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosteron Antagonist (Aldo

Ant)

- Beta Blocker (BB)

- Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)

- Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

- Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/ blocker (ARB)

Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan

dalam pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihiprtensi juga dipengaruhi

beberapa faktor, yaitu:7

- Faktor sosio ekonomi

- Profil faktor risiko kardiovaskular

- Ada tidaknya kerusakan organ target

- Ada tidaknya penyakit penyerta

- Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi

- Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk

penyakit lain

- Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam

menurunkan risiko kardiovaskular

2.5 Komplikasi 6,7

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum dijumpai pada

pasien hipertensi adalah:

- Jantung: Hipertrofi ventrikel kiri, angina/infark miokardium, gagal jantung

- Otak: Stroke atau transient ischemic attack

- Penyakit ginjal kronis

- Penyakit arteri perifer, retinopati

2.6 Kedokteran Keluarga8

Page 9: Kdk Hipertensi Print

8

2.6.1 Hakikat Kedokteran Keluarga

Kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, yaitu

pengetahuan klinik yang dimplementasikan pada komunitas keluarga. Dokter harus

memahami manusia bukan hanya sebagai makhluk biologik, tetapi juga makhluk

sosial. Dalam hal ini harus memahami hakikat biologik, psikologik, sosiologik,

ekologik, dan medik.

a. Hakikat biologik

Kedokteran keluarga memperhatikan pula perihal dinamika kehidupan keluarga

sebagai makhluk biologis, yaitu masuk keluarnya seseorang anggota keluarga

dalam organisasi keluarga. Mulai dari proses pra-konsepsi/ pra-nikah sampai

lahirnya anak, atau bertambahnya jumlah anggota keluarga. Bertambahnya usia

kemudian meninggal, atau anggota keluarga yang pindah tempat, sehingga

berkurang jumlah anggota keluarga.

Untuk lebih terinci menilai permasalahan keluarga, dinilai dari kualitas hidup

keluarga serta fungsi keluarga, yaitu peranan fungsi biologis keluarga perihal yang

berkenaan dengan organ sistem terpadu dari individu dan anggota keluarga

lainnya yang mempunyai risiko, meliputi: adanya faktor keturunan, kesehatan

keluarga, dan reproduksi keluarga; yang semuanya berpengaruh terhadap kualitas

hidup keluarga.

b. Hakikat psikologik

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai aktivitas dan tingkah laku yang

meerupakan gambaran sikap manusia yang menentukan penampilan dan pola

perilakuk dan kebiasaannya.

c. Hakikat sosiologik

Dalam kehidupannya manusia berhubungan dengan sesama baik lingkup keluarga,

pekerjaan, budaya, dan geografis, yang menimbulkan berbagai proses dan gejolak.

Kebijaksanaan yang digunakan dokter keluarga adalah yang berorientasikan

penyakit/ permasalahan yang berhubungan dengan:

Proses dinamika dalam keluarga

Potensi keluarga

Page 10: Kdk Hipertensi Print

9

Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh budaya positif

Pendidikan dan lingkungannya

d. Hakikat ekologik

Ekologi dalam kedokteran keluarga membahas manusia seutuhnya dalam

interaksinya dengan sesamanya dan spesies lainnnya juga hubungannya dengan

lingkungan fisik dalam rumah tangganya.

e. Hakikat medik

Temuan-tmuan di bidang teknologi kedokteran akan juga mempengaruhi ilmu

kedokteran keluarga. Pergeseran pola perilaku dan pola penyakit, akan

mempengaruhi pola pelayanan kedokteran. Karena itu, kedokteran keluarga

sebagai ilmu akan berkembanga dalam bidang yang mempengaruhi kesehatan,

kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga.

2.6.2 Pendekatan Kedokteran Keluarga

Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga. Pendekatan

keluarga merupakan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang terencana,

terarah, untuk menggali, meningkatkan, dan mengarahkan peran serta keluarga agar

dapat memanfaatkan potensi yang ada guna menyembukan anggota keluarga dan

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga yang mereka hadapi. Dalam pendekatan

ini diberdayakan apa yang dimiliki oleh keluarga dan anggota keluarga untuk

menyembukan dan menyelesaikan masalah keluarga. Hal ini dapat dilakukan bila

memahami profil dan fungsi keluarga.

Pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan yang bersifat

komprehensif, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Materi

kedokteran keluarga pada hakikatnya merupakan kepedulian dunia kedokteran perihal

masalah-masalah ekonomi dan sosial, di samping masalah organobiologik, yaitu

ditujukan terhadap pengguna jasa sebagai bagian dalam lingkungan keluarga.

Demikian pula pemanfaatan ilmunya yang bersifat menyeluruh, yaitu pelayanan

terhadap masalah organ, mental-psikologikal dan sosial keluarga.

Page 11: Kdk Hipertensi Print

10

BAB 3

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Page 12: Kdk Hipertensi Print

11

I. IDENTITAS PENDERITA DAN KELUARGA

A. Identitas Penderita

Nama :Tn. T

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Kawin

Alamat : Dusun Rejosari RT.1 RW.1, Desa Tanjung Anom,

Kecamatan Salaman, Magelang

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Petani

B. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. T

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Status perkawinan : Kawin

Alamat : Dusun Rejosari RT.1 RW.1, Desa Tanjung Anom,

Kecamatan Salaman, Magelang

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pekerjaan : Petani

II. PROFIL KELUARGA

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung

No Nama Kedudukan

dalamKeluarga

Sex Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

Page 13: Kdk Hipertensi Print

12

1. Tugeno Bapak L 53 TamatSD Petani Hipertensi

2. Siti A Ibu P 52 TamatSD Tidak bekerja Sehat

3. Purnomo Anak I L 39 Tamat SMP Petani Sehat

4. Riska Anak II P 37 Tamat SMP Tidakbekerja Sehat

Diagram 1. Genogram Keluarga Kandung Penderita

Keterangan :1. Ayah Penderita hipertensi

2. Ibu Penderita sehat

3. Anak 1 sehat

4. Anak II sehat

III. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH

DILAKUKAN

A. Keluhan Utama

Sakit kepala

B. Riwayat Penyakit Sekarang

ANAMNESIS (alloanamnesis dengan istri penderita pada Senin 18 Agusuts

2014 pukul 15.30 WIB di rumah penderita)

± 5 hari sebelum datangberobat ke Puskesmas Salaman II penderita

mengeluhkan sakit kepala. Sakit terasa seperti berdenyut dirasakan di kepala

bagian belakang dan disertai rasa pegal,leher pasien terasa kencang (+),

1 2

3 4

Page 14: Kdk Hipertensi Print

13

pandangan kabur (-), pandangan berkunang-kunang (-), pusing berputar (-),

dada berdebar-debar (-), mual (-), muntah (-). BAB dan BAK kualitas dan

kuantitas dalam batas normal. Tidak ada riwayat kepala terbentur.Kemudian

penderita datang ke Puskesmas Salaman II, diberi obat Captopril.

Dikarenakan keluhan penderita yang membaik penderita tidak minum obat

secara teratur. Penderita hanya minum obat untuk mengurangi keluhannya,

jika keluhan mulai berkurang penderita malas minum obat lagi. Hingga saat

ini keluhan yang dirasakan penderita sering hilang timbul.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat darah tinggi (+) sejak 5 tahun yang lalu, tidak rutin kontrol dan

tidak teratur minum obat

- Riwayat merokok (+) selama ± 25 tahun, dalam sehari pasien biasa

menghabiskan 6 batang rokok

- Riwayat sakit kencing manis disangkal

- Riwayat sakit ginjal sebelumnya (-)

- Riwayat penyakit jantung (-)

D. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat darah tinggi pada ayah penderita (+)

E. Riwayat Sosial Ekonomi :

Penderita bekerja sebagai petani dengan pendapatan±Rp. 550.000/bulan.

Penderita memiliki 2 orang anak yang sudah mandiri. Pengobatan

menggunakan BPJS.

Kesan : sosial ekonomi kurang

F. Hasil Pemeriksaan Fisik I, tanggal 18 Agustus 2014 pukul 16.00 WIB

Seorang laki-laki, umur 53 tahun, BB = 62 kg, TB = 170 cm, BMI = 21,45

Keadaan umum : Sadar

Tanda Vital : RR : 24x / menit

Nadi : 88x / menit

Page 15: Kdk Hipertensi Print

14

Tekanan darah : 160/100 mmhg

Suhu : afebris

Mata : Conjunctiva palpebra anemis -/-

sklera ikterik -/-

Hidung : nafas cuping (-), discharge (-)

Telinga : Discharge -/-

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)

Leher : pembesaran nnll (-), pembesaran thyroid (-)

Dada : Paru : I : simetris statis dinamis, retaksi suprasternal (-),

retraksi epigastrial (-)

P : stem fremitus kanan=kiri, tidak ada bagian yang

tertinggal saat bernapas

P : sonor seluruh lapangan paru

A : suara dasar vesikuler

Suara tambahan : Hantaran -/-

Ronki basah halus nyaring -/-

Eksperium diperpanjang -/-

Wheezing -/-

Jantung : I : iktus kordis tidak nampak

P : iktus kordis teraba di spatium intercostal V 2 cm

lateral linea medioclavikularis sinistra, tidak

kuat angkat, tidak melebar

P : Batas kiri : sesuai iktus kordis

Batas atas : sulit dinilai

Batas kanan : sulit dinilai

A : suara jantung I, II normal, bising (-), Gallop (-)

M1>M2, A1<A2, P1<P2, P2>A2

Abdomen : I : datar, venektasi (-)

Au : bising usus (+) normal

Pa : supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe : timpani

Page 16: Kdk Hipertensi Print

15

Ekstremitas Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Capillary refill <2” <2”

Refleks Fisiologis +N/+N +N/+N

Refleks Patologis -/- -/-

G. Diagnosis Kerja

Hipertensi grade II

H. Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Belum dilakukan pemeriksaan penunjang

I. Rencana Penatalaksanaan

Terapi edukasi penderita:

Menyarankanuntuk minum obat yang diberikan oleh dokter

puskesmas dengan teratur dan sesuai petunjuk dokter dalam

meminum obat

Menyarankanuntukmelakukan perubahan pola makan dengan

mengkonsumsi makanan kaya buah, sayur, rendah lemak

hewani, dan diet rendah garam

Menyarankanuntukmenghentikankebiasaanmerokok

Menyarankanuntuk meningkatkan aktivitas fisik, misalnya

seperti olah raga ringan atau berjalan selama ± 30 menit

Menyarankan untuk melakukan istirahat cukup

Anjuran untuk kontrol rutin untukmengevaluasiefeksamping

yang bisaditimbulkansertaagar menghindari komplikasi lebih

lanjut

Terapi edukasi keluarga:

Page 17: Kdk Hipertensi Print

16

Menyarankan kepada istri penderita untuk mengawasi dan

mendampingi penderita dalam hal minum obat dan kontrol

teratur

Menganjurkan kepada istri penderita untuk memasakkan

makanan yang sesuai dengan pola diet bagi penderita darah

tinggi

Menyarankankepadaistriuntukselalumemotivasisuaminyauntuk

menjalankanpolahidupsehatsepertimenghentikankebiasaanmero

kok, makanmakanantinggilemakdanistirahatcukup.

J. Hasil Penatalaksanaan Medis

Keluhan nyeri kepala dirasakan berkurang setelah minum obat secara teratur

dan mengikuti saran yang diberikan, 3 hari keluhan berkurang. Saat

kunjungan rumah (tanggal 18 Agustus 2014) keadaan kesehatan sudah

membaik. Tidak ada keluhan lagi.

Faktor Pendukung : - Penderita mengikuti saran untuk minum obat

secara rutin dan teratur

- Tekanan darah penderita turun

- Penderita beristirahat cukup

- Penderita memulai pola makan sesuai saran yang

dianjurkan

- Istri penderita bersedia menjadi pendamping

minum obat dan penyedia makanan yang sesuai

dengan diet bagi penderita hipertensi

Faktor Penghambat : -

Pasienbelumdapatmenghentikankebiasaanmerokoknya

Indikator Keberhasilan: Adanya kesadaran penderita untuk teratur minum

obat dan rutin kontrol serta mulai mengubah pola

makan sesuai saran yang dianjurkan.

IV. IDENTIFIKASI FUNGSI – FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Biologis

Page 18: Kdk Hipertensi Print

17

Dari hasil wawancara dengan istri penderita diperoleh informasi bahwa

penderita 5 hari yang lalu mengalami sakit kepala terasa seperti berdenyut

dirasakan di kepala bagian belakang dan disertai rasa pegal. Penderita

memiliki riwayat hipertensisejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin kontrol

dan tidak teratur minum obat. Pola hidup penderita menunjang faktor risiko

untuk terjadinya penyakit hipertensi diantarnya kebiasaan makan sehari-hari

penderita yang banyak mengkonsumsi makanan tinggi garam dan lemak dan

kebiasaan merokok ± 6 batang per hari.

B. Fungsi Psikologis

Penderita merupakan kepala keluarga.Penderita tinggal di rumah bersama istri.

Hubungan penderita dengan keluarga baik.Hubungan dengan tetangga di

sekitar rumah baik.Penderita sering berkomunikasi dengan tetangga di sekitar

rumah.

C. FungsiEkonomi

Penderita bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan Rp. 550.000/bulan

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

D. FungsiPendidikan

Tingkat pendidikan terakhir penderita dan istri penderita adalah tamat SD,

sehingga dimungkinkan penderita belum begitu mengetahui bahaya dari

hipertensi dan komplikasinya.

E. FungsiReligius

Penderitaberagama Islam.Tidak tersedia ruangan khusus di rumah untuk

beribadah. Penderita dan istri rajin melakukan ibadah di rumah.

F. Fungsi Sosial Budaya

Penderita bersosialisai dengan lingkungan di sekitar rumah. Hubungan dengan

tetangganya terjalin cukup baik.

G. Fungsi Penguasan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Page 19: Kdk Hipertensi Print

18

Penderita dalam menghadapi masalah selalu bercerita dengan istrinya.

V. POLA KONSUMSI PENDERITA

Kebiasaan makan sehari 3 kali dengan menu makan sehari-hari tidak tetap. Menu

makanan yang biasa disediakan adalah nasi dengan lauk pauk seperti ikan asin,

telor, sayur-sayuran, sedangkan untuk daging dan ayam penderita jarang

mengkonsumsinya. Penderita sering mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang

dan pepaya. Dalam seminggu pasien mengkonsumsi buah-buahan tersebut dengan

frekuensi minimal 2 kali.

VI. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah dilakukanpadasenin 18 Agustus 2014 pukul 15.30

Keadaan Rumah

Ukuran : 6 m x 7 m

Penghuni : 2 orang (penderita dan istri)

Halaman rumah : tanah

Pekarangan rumah : latar tanah

Dinding rumah : bambu

Lantai rumah : tanah

Atap : genting

Ruangan : 1 ruang untuk ruang tamu,2 kamar tidur, dapur, dan

keluarga menggunakan kamar mandi sendiri namun

terpisah 2 meter dari belakang rumah.

Ventilasi : jendela 2 buah di bagian depan, ukuran 50cm x 50cm

Pencahayaan : kurang

Kebersihan : kurang

Sumber air : untuk minum, masak, mandi, dan cuci menggunakan air

sumur, jumlah cukup

Tempat sampah : sampah dikumpulkan di bak sampah di depan rumah

lalu dibakar di pekarangan rumah

VII. IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

Page 20: Kdk Hipertensi Print

19

A. Faktor Perilaku

Penderita memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan cenderung tinggi garam

dan berlemak dengan frekuensi makan 2-3x sehari. Penderita tidak pernah

berolahraga karena kondisi fisik penderita yang sudah tua. Selain itu, penderita

juga tidak rutin kontrol ke dokter dan tidak teratur minum obat.Penderita

memiliki kebiasaan merokok sejak 25 tahun yang lalu.Dalam satu hari

penderita biasa menghabiskan ± 6 batang rokok.

B. Faktor Non Perilaku

Dilihat dari usia Tn. T (53 tahun) yang merupakan kelompok lanjut usia, dapat

menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Rumah penderita terletak di

perkampungan, jarak antar rumah 1 meter, dan keadaan sekitar rumah kurang

bersih. Rumah penderita berdinding kayu, ada 2 jendela. Ruangan terdiri dari

1 ruang untuk ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, dan 1 kamar mandi di luar

rumah. Sarana pelayanan kesehatan puskesmas cukup jauh jaraknya. Hal ini

cukup berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan

jika ada anggota keluarga yang sakit. Penderita menggunakan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) untuk pembiayaan biaya kesehatan.

VIII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Biologis

Penderita pernah memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu

Ayah dari penderita juga menderita hipertensi

B. Fungsi Psikologis

Hubungan penderita dengan keluarga baik.

Hubungan penderita dengan tetangga di sekitar rumahnya terjalin baik.

C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Ekonomi kurang

D. Fungsi Pendidikan

Page 21: Kdk Hipertensi Print

20

Pendidikan terakhir penderita adalah tamat SD, sehingga belum begitu

mengetahui bahaya dari hipertensi dan komplikasinya.

E. Fungsi Sosial

Dapat bersosialisasi dengantetanggasekitar

F. FungsiPenguasanMasalah dan KemampuanBeradaptasi

Tidak ada masalah

G. Faktor Perilaku

Pola makan tidak teratur dan jenis makanan yang dikonsumsi adalah

makanan tinggi garam dan berlemak

Penderita adalah seorang perokok. Dalam satu hari penderita biasa

menghisap ± 6 batang rokok

Penderita tidak pernah berolah raga

Istri penderita sering memasak makanan tinggi garam

Penderita tidak rutin kontrol dan tidak teratur minum obat

H. Faktor Non Perilaku

Sarana pelayanan kesehatan cukup jauh

IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Page 22: Kdk Hipertensi Print

Yan.Kes Status Kesehatan

Genetik

Perilaku

Lingkungan

Pelayanan kesehatan :jarak rumah dengan Puskesmas cukup jauh

Kebersihan kurang, ventilasi dan penerangan kurang, tempat sampah tidak tertutup dan dibakar

Kebiasaan makan tidak teratur dan tinggi garamTidak pernah berolah ragaTidak rutin kontrol dan tidak teratur minum obatKebiasaan merokok ± 6 batang per hari

HIPERTENSI

21

X. TABEL PERMASALAHAN PADA PENDERITA DAN KELUARGANYA

No Risiko dan Masalah Kesehatan Rencana Pembinaan

1 Hipertensi Menyarankan untuk mengontrol tekanan

darah secara rutin, minum obat teratur,

olahraga, dan merubah pola makan

XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tanggal Kegiatan yang Dilakukan Keluarga Hasil Kegiatan

Terdapat riwayat keluarga (ayah penderita) dengan hipertensi

Page 23: Kdk Hipertensi Print

22

yang Terlibat

19-08-2014 Memberi penjelasan kepada

penderita tentang hipertensi,

meliputi penyebab, bahaya

hipertensi, usaha mengatasi

hipertensi, dan pencegahan

komplikasi hipertensi

Memberi penjelasan bahaya

merokok dan hubungannya

dengan hipertensi

Penderita dan

istri

Penderita dan istri

memahami penjelasan

tentang penyakit hipertensi

yang diberikan

Pasien belum mau untuk

berhenti merokok

19-08-2014 Memberi penjelasan dan

lembar panduan tentang diet

bagi penderita hipertensi

Istri penderita Istri penderita menerima

lembar panduan tentang diet

bagi penderita hipertensi

XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

1. Tingkat pemahaman : Pemahaman terhadap edukasi yang diberikan

cukup baik

2. Faktor pendukung : penderita dan istri dapat memahami dan

menangkap penjelasan yang diberikan

sikap penderita dan istri kooperatif dan

menangkap penjelasan yang diberikan

3. Faktor penyulit : Pasien belum memiliki motivasi untuk berhenti

merokok

4. Indikator keberhasilan: Adanya kesadaran penderita untuk teratur minum

obat dan rutin kontrol serta mulai mengubah pola

makan sesuai saran yang dianjurkan dan berhenti

merokok

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Kdk Hipertensi Print

23

1. Riaz K. Hypertension. 2012 [cited : Nov 18, 2012]. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview

2. Departemen Kesehatan. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga. [cited : Nov

18, 2012]. Available at: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-

hipertensi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmL

3. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Ringkasan Eksekutif Penanggulangan

Hipertensi. 2007. Jakarta: InaSH

4. Chobanian AV, et al. The seventh report of the Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. 2004

5. Calhoun D.A, Oparil . S ; 1990 : Treatment of Hypertensive Crisis, New Engl J

Med, 323 : 1177-83.

6. RWM Kaligis, Kalim Harmani. Diagnosis dan tatalaksana Hipertensi, Sindrom

Koroner Akut, dan Gagal Jantung. 2001: 1-28. Jakarta: Balai Penerbit Rumah Sakit

Jantung Harapan Kita.

7 . Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial. In: Ilmu Penyakit Dalam: 599-

603. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

8. Anies. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran Yang Berprinsip

Pencegahan. 2003. Semarang: IKM dan Kedokteran Pencegahan FK UNDIP

LAMPIRAN 1. DENAH JALAN

Page 25: Kdk Hipertensi Print

24

LAMPIRAN 2. DENAH RUMAH

Kamar Mandi

Page 26: Kdk Hipertensi Print

25

TERAS

Dapur

Ruang Tamu

Ruang Makan

Kamar Tidur

Kamar Tidur

Page 27: Kdk Hipertensi Print