Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh...

93
ANALISIS TERJEMAHAN LEKSEM DARABA DAN DERIVASINYA DALAM TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh : Kaula Fahmi 111002400001 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Transcript of Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh...

Page 1: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

ANALISIS TERJEMAHAN LEKSEM DARABA DAN DERIVASINYA DALAM

TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh :

Kaula Fahmi

111002400001

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk
Page 3: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk
Page 4: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk
Page 5: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[v]

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa senantiasa

dilimpahkan kepada sosok teladan umat Nabi Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan

para sahabat, semoga kita mendapatkan curahan syafa‟atnya di hari akhir kelak.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sastra di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh civitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah, terutama kepada Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku Ketua Jurusan

Tarjamah, Rizqi Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah, Serta seluruh dosen

Tarjamah. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan menjadi bekal bagi penulis untuk

bisa diaplikasikan di masa mendatang.

Terima kasih pula saya ucapkan kepada Dr. Tb. Ade Asnawi, M. A dan Dr. Akhmad

Saehudin, M.Ag selaku penguji sidang Munaqasyah terima kasih sudah memberikan

masukan dan koreksiannya kepada penulis.

Terima kasih kepada dosen yang tidak pernah bosan memberikan masukan, semangat

serta motivasinya untuk penulis, Bapak Dr. H. A. Ismakun Ilyas, M.A selaku dosen

pembimbing skripsi penulis. Kemudian terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua

Page 6: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[vi]

penulis dan keluarga besar yang sudah memdoakan dan memberi semangat kepada penulis.

Terimakasih juga penulis sahabat-sahabat penulis semunaya yang telah memberi semangat

kepada penulis. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi kita semua serta diberikan

ganjaran pahala oleh-Nya.

Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini bisa memberikan manfaat bagi

siapa saja khususnya yang tertarik dengan dunia penerjemahan. Saran dan kritik membangun

penulis harapkan guna untuk perbaikan skripsi ini.

Jakarta,

Kaula Fahmi

Page 7: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[vii]

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….ii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………………….. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………. iv

KATA PENGANTAR......……………………………………………………….. v

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ………………………………………………... ix

ABSTRAK ……………………………………………………………….……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………… 4

E. Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 5

F. Metode Penelitian........................................................................................ 5

G. Sistematika Penulisan............................................................................... 6

BAB II KERANGKA TEORI

A. Pengertian Penerjemahan…….................................................................... 7

B. Proses Penerjemahan…………………………………………………... 10

Page 8: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[viii]

C. Jenis Penerjemahan…………………………………………………………… 12

D. Metode Penerjemahan …………………………………................................ 13

1) Penekana Pada Bahasa Sumber............................................................. 13

2) Penekanan Pada Bahasa Sasaran............................................................ 17

E. Penerjemahan al-Qur‟an…………………………………………………… 21

BAB III BIOGRAFI HAMKA, DAN SEKILAS TENTANG TAFSIR AL-AZHAR

A. Biografi Hamka................................................................................. 25

B. Sekilas Tentang Tafsir Al-Azhar........................................................ 30

BAB IV ANALISIS TERJEMAHAN LEKSEM DARABA DALAM TAFSIR AL-

AZHAR

A. Data Terjemahan Leksem daraba dalam Tafsir Al-Azhar.......................... 35

B. Klasifikasi Makna daraba dan Metode Penerjemahannya

dalam Tafsir Al-Azhar……………………………………………………. 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... .. 73

B. Saran...................................................................................................... 74

Daftar Pustaka.......................................................................................... 75

Page 9: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[ix]

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi

ini berdasarkan pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku “Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padannya dalam aksara latin.

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ث

Ts ted an es د

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R er ر

Z zet ز

Page 10: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[x]

S es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

D de dengan garis di bawah ض

T te dengan garis di bawah ط

Z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas „ ع

hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ه

M Em م

N En ى

Page 11: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xi]

W We و

H Ha ه

Apostrof , ء

Y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa arab, seperti vokal bahasa indonesia, terdiri dari vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggul, ketentuan alih

aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـــــــ

I Kasrah ـــــــ

U Dammah ـــــــ

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ----ي

Au a dan u ----و

Page 12: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xii]

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa arab dilambangkan

harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a dengan topi di atas ــا

i dengan topi di atas ــى

u dengan topi di atas ــو

3. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال,

dilahirkan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah. Contoh:

al-rij l, al-d w n bukan ad-d w n.

4. Syaddah (Tasyd d)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda )ـــ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf , yaitu dengan menggandakan

huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-dar rah melainkan al-dar rah, demikian

seterusnya.

Page 13: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xiii]

5. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri

sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal

yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2

di bawah). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3)

No Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طريقة 1

al-jâmi‟ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

6. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini

huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, anatara lain untuk menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid

al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Page 14: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xiv]

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih

akasara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold).

Jika menurut EYD, juduk buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam

alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia

Nusantara sendiri agar tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa arab.

Misalnya ditulis, Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimb n ; Nuruddin al-

Raniri, tidak N r al-D n al-R n r .

7. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara

terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab,

dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهة األسخاذ

tsabata al-ajru ثبج األجر

al-harakah al-„asriyyah الحرمت العصريت

asyahdu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد أى ال اله اال هللا

Maulânâ Malik al-Sâlih هىالنا هلل الصالح

Page 15: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xv]

Yu‟atstsirukum Allâh يؤثرمن هللا

al-mazâhir al-„aqliyyah الوظاهر العقليت

al-âyât al-kauniyyah اآلياث النىنيت

al-darûrat tubihu al-mahzûrât الضرورة حيبح الوحظىراث

Page 16: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

[xvi]

ABSTRAK

Kaula Fahmi

“Analisis Terjemahan Leksem Daraba dan Derivasinya dalam Tafsir al-Azhar Karya

Buya Hamka”.

Penelitian ini ingin mengetahui apa saja terjemahan leksem daraba dan derivasinya

dalam tafsir al-Azhar. penulis menggunakan teori kolokasi atau sanding kata untuk

mengetahui hasil terjemahan dalam kasus tersebut. Leksem daraba merupakan kelas kata

verbal transitiv akan mengalami perubahan makna bila bertemu dengan preposisi atau

nomina, hal ini yang membuat penulis meneliti perubahan makna leksem daraba dan

derivasinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang

berorientasi pada Al-Quran yang diterjemahkan Hamka dalam tafsir Al-Azhar dan terfokus

pada leksikem daraba.

Temuan penulis metode terjemahan yang banyak digunakan oleh Hamka adalah

ragam penerjemahan semantis. Hal ini jelas terlihat dari hasil penelitian penulis terhadap

hasil terjemahan Hamka. Ragam penerjemahan setmantis penulis temui di dalam semua

sampel ayat. Hal ini dikarenakan metode penerjemahan semantis merupakan metode yang

tepat digunakan untuk menerjemahkan teks-teks keagamaan dan sastra.

Pada sebagian ayat penulis menemukan Hamka menerjemahkan leksem daraba

dengan memukul. Akan tetapi dalam beberapa ayat Hamka juga menerjemahkan leksem

daraba sesuai dengan makna akibat terpengaruh dengan kata sesudahnya. Seperti makna

membuat, mengadakan, menghentikan, mengembara, menutup, dan pancung.

Page 17: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakam

suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai

sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu,

baik dalam bidang bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat1. Oleh sebab itu keterkaitan

bahasa amat berpengaruh dalam ruang lingkup masyarakat dan bahasa Arab termasuk bahasa

yang banyak diserap dalam bahasa Indonesia.

Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran dan Hadits, pedoman hidup umat Islam,

bahasa buku-buku keislaman yang hanya dapat dipahami secara baik dan benar dengan

menguasai bahasa Arab. Di sisi lain, cara beribadah yang dilakukan umat Islam juga banyak

yang menggunakan bahasa Arab. Maka dari sudut pandang inilah bahasa Arab sebenarnya

bukan hanya milik bangsa Arab saja akan tetapi milik seluruh umat Islam di Dunia khususnya

Indonesia.

Untuk memahami bahasa Arab secara mendalam disusunlah beberapa macam kamus-

kamus Arab-Indonesia atau Indonesia-Arab yang dimulai dari Abdullah bin Nuh (1957),

kemudian dilanjutkan oleh Mahmud Yunus (1972), kemudian diteruskan oleh Husen al-

Habsy (1977), setelah itu disusun oleh Ahmad Warson “Al-Munawir” (1984), dan yang

terakhir mengikuti mereka adalah Atabek Ali (1995). Semua kamus tersebut hingga kini

masih memenuhi rak-rak di toko buku bahkan banyak berkembang kamus yang lainnya2.

1 Abdul chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta; Rineka Cipta, 200) h,1.

2 Imanuddin Dkk, Kamus Kontekstual Arab-Indonesia,(Jakarta: Gema Insani Pres. 2012 ) hal.

viii

Page 18: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

2

Memahai bahasa Arab harus memiliki kamus agar mudah untuk menerjemahkannya ke dalam

bahasa Indonesia.

Banyak orang berpendapat bahwa menerjemah berarti kegiatan satu arah, artinya kita

hanya dapat menerjemahkan ke dalam bahasa ibu, dan tidak dapat menerjemahkan ke dalam

selain bahasa ibu, termasuk bahasa asing. Alasan utama bagi mereka yang sependapat dengan

ini adalah bahwa seseorang tidak dapat menilai apakah penyampaiannya dalam selain bahasa

ibu tersebut terasa wajar dan alamiah bagi pembaca bahasa sasaran atau tidak3. Hal ini

disebabkan karena perbedaan budaya berpengaruh terhadap bahasa. Oleh sebab itu seorang

penerjemah harus memahami karakteristik bahasa yang akan diterjemahkan agar tidak terjadi

ketidak tersampaian pesan terjemahan. Termasuk dalam pernerjemahan kolokasi atau sanding

kata dalam Al-Qran.

Terlebih lagi banyak sekarang beredar Al-Quran terjemah. Al-Quran terjemah

merupakan salah satu cara memberi jalan kepada masyarakat yang belum memahami al-

Qur’an, termasuk juga kaum non muslim yang tidak dapat berbahasa Arab dan bahkan sama

sekali tidak memahami bahasa Arab. Hal ini bertujuan agar mereka mudah memahami al-

Qur’an dengan bahasa yang mereka miliki.

Terkait penerjemahan al-Qur’an ini adalah teks keagamaan yang subtansinya

didominasi oleh tema dan topik-topik yang bersumber pada satu agama atau lebih. Kitab suci

adalaha teks keagamaan yang bersumber pada satu agama. Pembicaraan kita difokuskan pada

teks yang bersumber pada satu agama, yaitu al-Qur’an. Tentu saja ada teks keagamaan yang

bukan kitab suci, seperti karya teologis dan karya sastra keagamaan. Dunia teks keagamaan

ada dasarnya terkait teks teologi dan budaya agama tertentu, seperti islam, dan kristen. Oleh

karena itu, untuk memahami teks kegamaan kita wajib menguasai teologinya. Kalau tidak

3 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah, (Bandung:Mizan pustaka, 2009), cwt-1, 35

Page 19: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

3

bisa saja terjadi kesalahan dalam menafsirkan teks atau bagian teks yang bersangkutan dan

menafsirkan calon pembacanya4.

Terjemahan leksem daraba dan derivasinya dalam al-Qur’an pasti berbeda sesuai

dengan tempat dan konteks ayat itu diturunkan, di situlah peran penerjemah dalam hasil

terjemahannya. Permasalahan yang timbul dalam terjemahan Q.S A-Kahfi: 11 :

عددا سنين الكهف في آذانهم عمى فضربنا

Artinya : “maka kami tutupkanlah telinga mereka di dalam ngalau itu bertahun-tahun…5.

Terdapat satu perbedaan penerjemahan pada leksikal daraba sehingga diterjemahkan

bukan pada makna dasarnya. Oleh sebab itu metode penerjemahan yang digunakan serta

penerjemahan kolokasi pada leksem ini menjadi menarik karena banyaknya pandangan para

ahli tafsir terhadap leksikal tersebut. Apalagi daraba merupakan kata transitif yaitu kata yang

membutuhkan objek untuk memperjelas kata tersebut. Maknanya akan berubah ketika leksem

daraba bertemu dengan preposisi atau nomina dan hal ini akan meimbulkan makna yang

berbeda dari makna dasarnya. Oleh sebab itu, masih banyak lagi permasalahan kolokasi atau

sanding kata yang akan ditemukan dalam penerjemahan al-Qur’an.

Berangkat dari permasalahan tersebut penulis akan mencoba meneliti penerjemahan

leksem daraba dalam buku Tafsir Al-Azhar karya Hamka. Penelitian tersebut penulis beri

judul “ analsis terjemahan leksem daraba dan derivasinya dalam tafsir al-azhar karya

Hamka”.

4Benny Hoedoro Hoed, penerjemahan dan kebudayaan, (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 2006), h. 33-34

5Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 15, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 1983) h. 162

Page 20: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

4

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan meneliti penerjemahan leksem

daraba dan derivasinya dalam tafsir Al-azhar karya Hamka. Dikarenakan penulis akan

menemukan banyak leksem daraba dalam tafsir Al-Azhar, maka penulis akan membatasinya.

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana terjemahan leksem daraba dan derivasinya dalam tafsir al-Azhar dan

yang mempengaruhi perubahan maknanya?

2. Apa metode penerjemahan yang digunakan penerjemah?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat mengguraikan/mendekripsikan terjemahan leksem daraba dalam buku tersebut.

2. Mengetahui peran seorang penerjemah ketika menerjemahkan kolokasi , apakah yang

dimaksud sesuai dengan Bahasa Sumber.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini:

1. Pentingnya seorang penerjemah memahami kolokasi dalam menerjemah agar

karakteristik dari masing-masing bahasa dapat tersampaikan.

2. Memberi wawasan kepada para penerjemah tentang cara menerjemahkan kolokasi

dengan baik dan benar.

3. Menajdi rujukan mahasiswa tarjamah untuk terus mengkaji pentingnya kolokasi

dalam menerjemah.

Page 21: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

5

E. Tinjauan Pustaka/Kajian Terdahulu

Peneletitan tentang kolokasi ini bukanlah permasalahn yang baru. Hasil dari

pengamatan penulis, penulis belum menemukan Mahasiswa tarjamah meneliti masalah

kolokasi Mahasiswa jurusan PBA di FTIK dengan judul skripsi “kolokasi dalam al-

Qur’an”, penulis melihat pembahasan dalam skripsi tersebut lebih luas dan tidak meneliti

terjemahan Hamka dalam Tafsir Al-Azhar. Untuk jurusan tarjamah yang penulis temukan

lebih banyak meneliti Medan Makna atau semantik dan sedikit menyinggung kolokasi.

Seperti oleh Nur Ahdiyani dengan judul “Penerjemahan Kosakata Medan Makna

Universitas”, kemudian oleh Siti Hamidah “Peribahasa Arab dalam Buku Bahasa Gaul

Ikhwan dan Akhwat; Pendekatan Penilaian Penerjemah”, kemudian oleh Reza

Firmansyah dengan judul “Kemampuan Menerjemahkan Istilah Politik Mahasiswa

Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI”.

Umumnya penelitian yang dilakukan Mahasiswa tarjamah berdasarkan pendekatan

semantik yang masih umum. Namun penulis belum pernah menemukan penelitian tentang

mkana leksem daraba dan derivasinya dalam tafsir Al-azhar. Dalam penulisan skripsi

ini, penulis memperoleh sumber-sumber data dari studi kepustakaan, seperti perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora dan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah dan

sumber-sumber lain seperti bbuku penerjemahan yang terkait dengan tema skripsi yang

penulis ambil.

F. Metodelogi Penelitian

Dalam penelititan ini metode yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif

tentang terjemahan tafsir Al-Azhar karya Hamka dengan pendekatan penilaian

terjemahan berdasarkan analisis deskriptif. Langkah penelitian dilakukan dengan cara

Page 22: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

6

mengumpulkan data-data dalam buku tersebut apa saja terjemahan leksem daraba dan

metode apa yang digunakan penerjemah.

Tehnik penulisan penelitian ini, penulis mengacu kepada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang disusun olem tim penulis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab, terdiri dari :

Bab I pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka/kajian terdahulu, metodelogi

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kerangka Teori: Bab ini berisikan teori yang meliputi Penerjemahan dari segi

pengertian, metode penerjemahan, dan penerjemahan Al-Quran

Bab III berisi biografi Hamka dan sekilas tentang tafsir Al-Azhar.

Bab IV analisis terjemahan leksem daraba dalam tafsir Al-Azhar, data terjemahan leksem

darab, dan klasifikasi makna leksem daraba, serta metode terjemahannya.

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan beserta saran-saran.

Page 23: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

7

BAB II

KERANGKA TEORI

A. P ENGERTIAN PENERJEMAHAN

Dalam bahasa indonesia, istilah terjemah dipungut dari bahasa Arab, tarjamah.

Bahasa Arab sendiri memugnut bahasa tersebut dari bahasa Armenia, turjuman. Kata

turjumah sebentuk dengan kata tarjaman atau tarjuman yang berarti orang yang mengalihkan

bahasa dari satu bahasa ke bahasa lainnya.

Az-zarqani di dalam manahilulirfan, mengemukakan bahwa secara etimologis istilah

terjemah memiliki 4 makna :

a. Menyampaikan tuturan kepada orang yang tidak menerima tututran itu. 7 Untuk

memudahkan pemahaman dapat dihubungkan dengan pernyataan dibawah ini:

ى ترجمان إن الثمانين وبلغتها قد احوجت سمعي إل

Artinya: sesunggunya orang yang sudah berusia 80 tahun, dan dalam hal ini saya

sudah mencapai usia demikian, saya membutuhkan penerjemah8.

Ini berarti tindakan yang dilakukan penerjemah terhadap orang yang sudah usianya 80-an

(mungkin ia sudah mulai tuli), disebut terjemah, dan orangnya dinamakan turjuman

(penerjemah)9.

109, )مطبعة عيسى البايب احلليب وشركاه( مناهل العرفان يف علوم القرآن هـ(,1367حممد عبد العظيم الزرقاين )املتوىف: 7

8 Syihabuddin, penerjemah Arab-Indonesia (teori dan praktek), (Bandung : Humaniora, 2005), h. 7 9 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah Alquran edisi Depag 1990 (Yogyakarta; Tiara wacana, 2001), h 57-

58.

Page 24: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

8

b. Menjelaskan tuturan bahasa dengan bahasa yang sama, misalnya bahasa Arab

dijelaskan dengan bahasa Arab atau bahasa Indonesia dijelaskan dengan

bahasa Indonesia juga.

Sehubungan dengan pengertian ini pula, Zhamaksari ( w. 538 H) mengatakan bahwa

penerjemahan tentang sesuatu sama dengan penafsiran tentang sesuatu tersebut. Menurut

pemahaman ini berarti mutarjim sama dengan mufasir. Suatu kenyataan sebagaimana

keterangan dalam lisan al-Arab bahwa turjuman (penerjemah atau juru bahasa) disebut

mufasir (pemberi keterangan tentang maksud sebuah kalimat)10

c. Menafsirkan tuturan dengan bahasa yang berbeda, misalnya bahasa Arab dengan

bahasa Indonesia atau sebaliknya.11

Ini berarti bahwa tuturan penjelasan merupakan hal yang dominan dalam kandungan

makna terjemah. Bahkan menurut Imail Lubis, kalau dilihat dalam tafsir Ibnu Katsir tentang

Abdullah bin Abbas yang mendapat julukan sebagai penerjemah, mutlak berarti penjelasan

tanpa mempersoalkan bahasa yang digunakan tersebut. Apabila ditinjau dari sudut pandang

bahasa yang digunakan dalam memberikan penjelasan, pendapat Ibnu Katsir (705-775 H)

lebih bersifat umum daripada pendapat ketiga ini, sebab dalam hal memberikan penjelasan

dapat dilakukan dengan bahasa sumber atau bahasa lain.12

d. Memindahkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa lain seperti mengalihkan bahasa

Arab ke bahasa Indonesia13. Yaitu pengalihan bahasa atau amanat dari bahasa satu ke

bahasa lain. Pelaku pekerja pengalihan bahasa tersebut diberi makna penerjemah.

10 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah Alquran edisi Depag 1990, h. 58 11 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek), h. 8 12 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah Alquran edisi Depag 1990, h. 69 13 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek), h. 8

Page 25: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

9

Ibnu Munzir memberikan nama tarjuman atau turjuman, yakni orang yang mengalih

bahasakan; juru terjemah14.

Adapun secara terminologis, menerjemah didefinisiskan sebagai mengungkapkan

makna tuturan suatu bahasa di dalam bahasa lain dengan memenuhi seluruh makna dan

maksud makna tersebut 15 . Yang disebut makna dalam istilah ini bukan saja arti

permukaan dari kalimat tersebut. Untuk itu seorang penerjemah harus memperhatikan

teks yang akan diterjemahkan, baik dari segi isi teks maupun ragam bahasa16.

Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan

latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Meskipun sangat tidak mewakili

keseluruhan definisi yang ada dalam dunia penerjemahan dewasa ini, di sini akan ditahil

dua definisi saja sebagai pijakan memasuki pembahasan. Newmark memberikan definisi

penerjemahan adalah “rending the meaning of a text in to another language in the way

that the author intenden the text” menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain

sesuai dengan yang dimaksud pengarang17. Dengan kata lain menerjemahkan adalah

upaya menggantikan TSU dengan teks yang sepadan dalam TSA. Kemudian yang

diterjemahkan adalah makna yang dimaksudkan pengarang.

Terkait dengan makna maka dalam linguistik kajian yang membahas makna adalah

kajian semantik. Hal ini dikarenakan seorang penerjemah takan lepas dari makna, karena

makna merupkan hasil dari terjemahan. Segala methode, prosedur, dan tehnik dikerahkan

untuk diungkapkan dalam TSU ke TSA18. Oleh sebab itu menjadi sesuatu yang wajib bagi

seorang penerjemah mempelajari semantik, agar terjemahan yang dihasilkan tidak lepas

dari konteks yang diinginkan oleh penulisnya dalam bahasa sumber.

14 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah Alquran edisi Depag 1990, h. 59 15 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek), h. 8 16 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah Alquran edisi Depag 1990, h. 60

17 Rochayah Machali, Pedoman bagi Peenerjemah. h,25. 18Henry guntur tarigan, pengajar kosakata,(Bandungn:Angkasa:1993), h.3

Page 26: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

10

B. Proses Penerjemahan

Setelah teks yang hendak diterjemah dapat ditentukan, maka proses kerja menerjemah

pada dasarnya bisa dimulai. Secara garis besar, ada sedikitnya tiga tahapan kerja dalam

proses menerjemah, yaitu :

a. Penyelaman naskah sumber

Tahap pertama dari proses menerjemah adalah memahami secara global arah

danisi buku yang hendak diterjemahkan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Misalnya, melalui pembacaan judul secara cermat, dengan mengeja setiap

kata yang membentuk judul tersebut.Seringkali judul sangat membantu

mengantarkan penerjemah kepada gambaran global sebuah buku. Lebih-lebih,

judul buku-buku berbahasa Arab umumnya cenderung bersifat direct

dibandingkan kebiasaan judul buku-buku berbahasa indonesia19.

Langkah berikutnya adalah memperoleh pemahaman tentang posisi buku.

Sebuah buku atau karya tulis tentu berada pada posisi tertentu terhadap gagasan-

gagasan, pandangan, ataupun ide dari buku-buku lain. Pendek kata, suatu gagasan

atau pemikiran tidak lahir dari ruang hampa. Sebuah karya bisa saja ditulis

sebagai sanggahan atau menguatkan madzab pemikiran tertentu dalam bidang

tertentu, yang ditulis dalam sebuah buku atau bentuk karya tulis lain20.

Langkah terakhir pada tahap ini adalah membaca buku tersebut secara serius,

mulai awal hingga akhir, sambil mencari makna kata-kata yang belum diketahui

19 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab (Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 2004), h. 35.

20 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab, h. 35.

Page 27: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

11

melalui kamus. Jangan tergesa-gesa dalam menerjemahkan setiap teks yang

dibaca21.

a. Penuangan pesan ke bahasa sasaran

Terjemahan ideal adalah yang tidak hanya berupaya mentransfer pesan, namun

juga seluruh teks sebagai totalitas, mulai bentuk linguistik seperti susunan frase,

susunan dan bentuk kalimat sampai kepada suasana batin teks.Penuangan

padanan teks sumber ke dalam teks sasaran semaksimal mungkin inilah yang

menjadi inti dari tahap penuangan. Penuangan tidak melulu menungkan ide,

pikiran dan gagasan teks sumber. Bila dimungkinkan, penuangan harus pula

menyangkut aspek-aspek lainnya22.

b. Editing

Setelah tahap penuangan selesai, maka secara kasar kerja menerjemah

sesungguhnya dapat dikatakan selesai. Namun ada satu hal yang tidak boleh

dilupakan, yakni mengedit kembali hasil terjemahan sebelum diserahkan kepada

editor penerbit atau editor yang lain. Hal ini penting mengingat hasil

penerjemahan tersebut sesungguhnya adalah produk suasana psikologi kebahasaan

dari penerjemah yang masih fii manzilah baina al manzilatain, atau dalam satu

titik kesadaran diantara dua kesadaran, yakni antara kesadaran suasana bahasa

sumber dan bahasa sasaran.23

21 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab, h. 35. 22 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab, h. 35. 23 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab, h. 35.

Page 28: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

12

C. Jenis Penerjemah

Penerjemah terbagi menjadi dua.Pertama, interpreter (juru bahasa; tarjuman),baik

yang konsekutif (tanpa jeda) maupun yang simultan (berjeda).Objek yang

diterjemahkan interpreter adalah nonteks. Dengan kata lain, ia mengalihbahasakan

secara langsung bunyi yang didengarnya dalam Bsu ke dalam bunyi Bsa. Seorang

interpreter bias menekuni beberapa profesi berikut: (1) interpreter konferensi (juru

bahasa acara-acara konferensi); (2) interpreter pemandu (juru bahasa tamu dari

mancanegara yang ber-Bsu); (3) interpreter hukum (juru bahasa pada masalah

hukum, seperti di persidangan); (4) interpreter medis (juru bahasa urusan medis); (5)

interpreter tanda bahasa (juru bahasa terkait tanda bahasa, seperti konteks historis,,

nuansa budaya, lirikan mata, dan gerak tubuh)24.

Kedua, translator (penerjemah; mutarjim).Objek yang diterjemahkan oleh seorang

translator berupa teks, seperti yang sudah banyak ornag ketahui. Seorang translator

bisa menekuni beberapa profesi berikut: (1) translator hukum (penerjemah urusan

hukum, seperti dokumen hukum); (2) translator kesusastraan (penerjemah naskah

fiksi maupun non fiksi); (3) translator lokalisasi (penerjemah untuk produk yang

dipasarkan di suatu wilayah); (4) translator medis (penerjemah urusan medis, seperti

nama obat-obatan)25.

Bila dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, penerjemah bisa dibagi lagi

menjadi tiga: (1) penerjemah di perusahaan atau biro penerjemahan; (2) penerjemah

paruh waktu; (3) penerjemah bebas. Penerjemahan perusahaan atau biro

penerjemahan berarti seseornag yang hanya punya pekerjaan tetap sebagai

24 Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern)

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 175. 25 Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern), h.

175.

Page 29: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

13

penerjemah penuh.Penerjemah paruh waktu berarti seseorang yang sudah mempunyai

pekerjaan tetap, tetapi meluangkan waktu untuk menerjemahkan.Penerjemah bebas

berarti penerjemah yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, namun bekerja sebagai

penerjemah lepas baik di penerbit maupun di biro penerjemahan.26

D. METODE PENERJEMAHAN

Dalam literatur barat, metode penerjemahan dikaji dan diklasifikasikan secara lebih

rinci.Newmark, misalnya, memandang bahwa metode penerjemahan dapat ditilik dari

segi penekanannya terhadap bahasa sumber dan bahasa sasaran.

1. Penekanan pada Bahasa Sumber

Ada empat metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber.Keempat

metode tersebut ialah metode penerjemahan kata demi kata (word for word

translation), metode penerjemahan literal (literal translation), metode penerjemahan

setia (faithful translation), dan metode penerjemahan semantis (semantic

translation).27

a. Penerjemahan kata demi kata

Penerjemahan kata demi kata ini sering kali digambarkan sebagai terjemahan

antarbaris dengan bahasa target berada langsung di bawah kata-kata bahasa

sumber. Metode ini berfokus pada kata demi kata bahasa sumber, dan sangat

terikat pada tataran kata.Penerjemah hanya mencari padanan kata-kata dalam

bahasa target yang pas dengan yang terdapat dalam bahasa sumber.susunan kata-

26Moch. Syarif Hidayatullah dan Abdullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern), h.

175. 27Peter Newmark, A Textbook of Translation(London: Prentice Hall International, 1988), h. 45.

Page 30: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

14

kata pada teks sumber dipertahankan sedemikian rupa; kata-kata diterjemahkan

satu per satu ke dalam makna yang paling umum tanpa mengindahkan konteks

pemakaiannya.Sampai-sampai kata-kata yang memiliki nuansa budaya pun

diterjemahkan secara harfiah. Metode ini digunakan untuk memahami cara

operasi bahasa sumber dan untuk memecahkan kesulitan nas, sebagai tahap awal

kegiatan penerjemahan. Dalam tradisi pesantren, penerjemahan demikian dikenal

dengan istilah penerjemahan “jenggotan”.

Contoh :

وعندي ثالثة كتب

dan di sisiku tiga buku-buku28

b. Penerjemahan harfiah

Penerjemahan harfiah dilakukan dengan mengalihkan konstruksi gramatika

bahasa sumber ke dalam konstruksi gramatika bahasa target yang memiliki

padanan paling dekat. Namun demikian, unsur leksikal yang ada tetap

diterjemahkan satu per satu tanpa mengindahkan konteks yang melatarinya.Jadi

seperti halnya pada metode penerjemahan kata demi kata, pada metode ini pun

pemadanan dilakukan masih terlepas dari konteks.Metode penerjemahan harfiah

ini juga sangat patuh pada teks sumber.Persoalan kontekstak terlampau

dihiraukan.Struktur bahasa sumber diperhatikan.Akibatnya gejala interferensi

acap kali tak terhindarkan.Karena terlalu mengutamakan bentuk, sangat mungkin

matra makna terkesampingkan, sehingga pesan tidak sampai kepada pembaca

teks terjemah.Selain itu, hasil terjemahan juga terasa kaku dan kurang natural

28 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h.58

Page 31: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

15

karena penerjemahan terlalu memaksakan kaidah-kaidah tata bahasa sumber ke

dalam bahasa sasaran.Metode ini pun digunakan sebagai tahap awal dari kegiatan

penerjemahan untuk memecahkan kerumitan struktur nas.

Contoh :

ا الزلزال جاء رجل من رجال الب يا كر لمساعدض سان ـو واح

Datang seorang laki-laki baik ke Yogyakarta untuk membantu korban-korban

gempa bumi29.

c. Metode penerjemahan setia

Dengan metode ini penerjemah berupaya setia mungkin mengalihkan makna

kontekstual bahasa sumber meskipun melanggar gramatika bahasa target.Dalam

penerjemahan setia ini kosakata kebudayaan ditransfer, dan urutan gramatika

dalam terjemahan dipertahankan sedemikian rupa. Dengan kata lain, metode ini

berupaya untuk setia (faithful) sepenuhnya kepada maksud dan realisasi teks

bahasa sumber penulisnya. Artinya penerjemahan setia mencoba mereproduksi

makna kontekstual bahasa sumber dengan masih dibatasi oleh struktur

gramatikalnya. Di sini kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi

penyimpangan dari segi tata bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan.

Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan bahasa sumber,

sehingga hasil terjemahan kadang-kadang terasa kaku dan asing.

Contoh :

29 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h.58

Page 32: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

16

ر الرماد هو كثيـ

dia (laki-laki) dermawan karena banyak abunya30.

b. Metode penerjemahan semantis

Metode penerjemahan semantis berfokus pada pencarian padanan pada tataran

kata, tetapi tetap terikat budaya bahasa sumber.Namun begitu, penerjemah

berusaha mengalihkan makna kontekstual bahasa sumber sedekat mungkin

dengan struktur sintaksis dan semantik bahasa target.Penerjemahan semantis

sangat memperhatikan nilai estetika teks bahasa sumber, kompromi makna agar

selaras dengan asonansi, serta permainan dan pengulangan kata yang

menggetarkan.Berbeda dengan penerjemahan setia, metode penerjemahan

semantis lebih luwes dan memperkenankan intuisi penerjemah untuk berempati

dengan teks sumber.

Contoh :

ت ذا الوجهي أمام الفصل رأ

Saya melihat si muka dua di depan kelas31

Perbedaan antara metode penerjemahan kata per kata dan metode

penerjemahan setia yaitu terletak pada kata-kata yang bermuatan budaya. yaitu

metode penerjemahan kata per kata ini kosakata kebudayaan tidak ditransfer, dan

penerjemah hanya mencari padanan kata-kata dalam bahasa target yang pas

30 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 60

31 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 60

Page 33: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

17

dengan yang terdapat dalam bahasa sumber, sedangkan dalam metode

penerjemahan setia kosakata kebudayaan ditransfer,dan urutan gramatika dalam

terjemahan dipertahankan.

2. Penekanan pada Bahasa Sasaran

Berbeda dengan kelompok pertama, pada kelompok kedua ini metode

penerjemahan lebih berorientasi pada bahasa target.Yang belakangan ini, seperti

halnya yang pertama, juga terbagi ke dalam empat metode.Diantaranya adalah metode

penerjemahan adaptasi (adaptation), metode penerjemahan bebas (free translation),

metode penerjemahan idiomatis (idiomatic translation), dan metode penerjemahan

komunikatif (communicative translation)32.

a. Metode penerjemahan adaptasi

Metode penerjemahan adaptasi merupakan penerjemahan teks yang paling

bebas.Penerjemah berusaha mengubah dan menyelaraskan budaya bahasa sumber

dalam bahasa target.Metode ini terutama digunakan dalam menerjemahkan naskah

drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema, karakter, dan alur

cerita.Budaya bahasa sumber dikonversi ke dalam budaya bahasa target.Teks

tersebut kemudian ditulis ulang. Oleh karena itu, hasil penerjemahan umumnya

dipandang bukan sebagai suatu terjemahan.Hasil terjemahan sesungguhnya lebih

merupakan penulisan kembali pesan teks bahasa sumber dalam bahasa target.

Contoh :

32 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 61

Page 34: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

18

نما انرنبدرن يـ

Ketika bulan purnama bersinar33

b. Metode penerjemahan bebas

Penerjemahan bebas berupaya mereproduksi materi tertentu tanpa

menggunakan cara tertentu.Dalam hal ini, penerjemah mereproduksi isi semata

tanpa mengindahkan bentuk. Akibatnya, metode ini menghasilkan teks target yang

tidak lagi mengandung gaya atau bentuk teks sumber. Dalam praktiknya,

penerjemahan bebas tidak terikat dengan pencarian padanan pada tataran kata atau

kalimat.Pencarian padanan cenderung terfokus pada teks sebagai satu

kesatuan.Biasanya, metode ini merupakan parapfrase yang lebih panjang daripada

bahasa aslinya. Hasil penerjemahan bebas sering kali bertele-tele, berpretensi, dan

sama sekali bukan merupakan terjemahan.

Terdapat perbedaan antara metode adaptasi dan metode penerjemahan bebas,

yang terakhir ini tetap mempertahankan pesan sesuai dengan pesan yang

termaktub dalam teks bahasa sumber. Selain itu pada metode adaptasi, penerjemah

diperkenankan untuk membuat sejumlah modifikasi, misalnya mengubah nama

pelaku dan tempat kejadian.

Contoh :

ىف أن املال أصل عظيم من أصول الفساد حلياض الناس أجعي

Harta Sumber Malapetaka34

33 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer, h. 61

Page 35: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

19

c. Metode penerjemahan idiomatis

Metode penerjemahan idiomatis berusaha mereproduksi pesan bahasa sumber,

tetapi cenderung mendistorsi nuansa makna. Hal ini disebabkan penerjemah lebih

menyukaipemakaian aneka kolokial dan idiom-idiom yang tidak terdapat dalam

bahasa sumber.

Contoh :

ض ال بـعد التـعب وما اللذ

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian35

d. Metode penerjemahan komunikatif

Metode penerjemahan komunikatif ini berupaya mengungkapkan makna

kontekstual bahasa sumber secara tepat.Pengungkapan dilakukan dengan cara-cara

tertentu sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami pembaca

target. Hasil terjemahan diupayakan mempunyai bentuk, makna, dan fungsi yang

selaras dalam bahasa target.Sebab, boleh jadi suatu kalimat terjemahansudah

benar secara sintaksis, tetapi maknanya tidak logis; bentuk dan maknanya boleh

jadi sudah sesuai, tetapi secara pragmatik penggunaanya tidak pas dan tidak

alamiah.36

Contoh :

34 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer , h. 62 35 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer , h. 62 36 Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab Indonesia Kontemporer , h. 64

Page 36: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

20

نـتطور من نطفة ث من علقة ث من مضغة

Kita berproses dari sperma, lalu zigot, dan kemudian embrio

Lebih lanjut Newmark mengomentari delapan metode penerjemahan tadi.

Menurutnya, hanya dua metode yang dianggap memenuhi tujuan utama

penerjemahan, yaitu penerjemahan semantis dan penerjemahan komunikatif.

Secara umum, penerjemahan semantis lebih memberi penekanan pada aspek

linguistik bahasa sumber. Dengan demikian penerjemahan sebisa mungkin

dilakukan sesuai dengan bentuk teks aslinya. Ungkapan-ungkapan dan idiom-

idiom yang terdapat dalam teks sumber tetap dipertahankan sesuain dengan

aslinya seraya diberi keterangan. Bentuk kalimat juga dipertahankan, misalnya

kalimat majemuk tetap dipertahankan sebagai kalimat majemuk dalam

penerjemahannya. Metode penerjemahan semacam ini memang baik jika dilihat

dari segi bentuk dan struktur kalimat karena sesuai dengan teks asli. Biasanya,

metode ini digunakan untuk menerjemahkan karya sastra atau teks-teks

keagamaan.37

Di lain pihak, penerjemahan komunikatif lebih menekankan pada

kenyamanan pembaca teks bahasa target. Penerjemahan diupayakan untuk

memberikan penjelasan yang memadai kepada pembaca dengan tujuan amanat

dari penulis teks sumber dapat tersampaikan.Ungkapan-ungkapan yang terdapat

dalam bahasa sumber dialihkan ke dalam ungkapan-ungkapan yang ada dalam

bahasa target. Bentuk kalimat pun tidak dipertahankan jika dianggap dapat

menimbulkan kepaksaan informasi. Dalam metode ini makna sangat ditekankan,

37Peter Newmark, A Textbook of Translation (London: Prentice Hall International, 1988), h. 47.

Page 37: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

21

sehingga pembaca terjemahan dapat lebih mudah memahami maksud dan pesan si

penulis teks sumber.Biasanya metode ini digunakan untuk menerjemahkan teks-

teks yang bersifat informatif.38

E. Penerjeemahan Al-Quran

Dibandingkan dengan menerjemahkan teks-teks lainnya, menerjemahkan

teks al-Qur’an sangat sulit karena nilai mukjizatnya. Karenanya, banyak sekali

terjadi kesalahan dalam terjemahan-terjemahan al-Qur’an.

Pada dasarnya terjemah (tarjamah) memiliki dua bentuk yang berbeda,

terjemah harfiyah dan terjemah tafsiriyah (ma’nawiyah). Terjemah harfiyah

adalah mengubah pembicaraan atau perkataan atau kalimat dari satu bahasa ke

bahasa yang lain secara leterlek, dengan tetap memerhatikan struktur bahasa asal.

Sedangkan terjemah tafsiriyah adalah menerjemahkan pembicaraan atau

perkataan atau kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain tidaqk secara leterlek,

tanpa terikat dengan struktur bahasa asal.39

Terjemah bisa dibedakan menjadi dua model; model terjemah harfiyah

dan terjemah tafsiriyah. Terjemah harfiyah dibagi dua macam yaitu terjemah

harfiyah yang sangat leterlek, ketat dan apa adanya, dan model terjemah harfiyah

yang meskipun leterlek, tetapi sangat tergantung kemampuan bahasa sang

penerjemah40. Untuk mendapatkan penjelasan secara komprehensif berikut akan

diterangkan satu per satu.

1. Terjemah harfiyah yang leterlek dan ketat, di mana bahasa penerjemahan sama

persis susunannya dan strukturnya dengan bahasa asal, letak kata per katanya pun

sama, juga uslubnya juga sama, keindahan balaghanya juga sama. Terjemah

38 Rochayah Machali, Pedoman bagi Peenerjemah. h,25. 39 Anshori, ulumul quran, ( Jakarta, Rajawali Pers: 2014), h. 167 40 Anshori, ulumul quran, h. 168

Page 38: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

22

harfiyah jenis ini jelas tidak mungkin dilakukan untuk menerjemahkan Al-

Qur’an. Karena Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. Untuk dua tujuan41:

a. Al-Qur’an sebagai tanda dan bukti kebenaran Nabi Muhammad Saw. dan apa

yang disampaikannya adalah dari Allah Swt. Ini adalah keberadaan dan fungsi

Al-Qur’an sebagai mu’jizat yang dapat melemahkan para penentangnya. Dan ini

artinya tidak bisa dihadirkan oleh manusia, meski manusia bekerja sama dengan

jin sekali pun42.

b. Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. sebagai hidayah bagi kebaikan hidup

manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Terkait dengan tujuan yang pertama di atas, di mana Al-Qur’an sebagai mu’jizat

dan pembenar ajaran yang di bawah Nabi Saw., maka jelas bahwa Al-Qur’an

tidak bisa dihadirkan terjemahnya yang sama persis. Karena kemu’jizatan Al-

Qur’an tidak terlepas dari konteks keindahan balaghah dan uslub Al-Qur’an yang

berbahasa Arab, yang tentu ini berarti menyangkut spesifikasi bahasa Arab

sebagai bahasa yang digunakan Al-Qur’an. Spesifikasi ini tentu tidak akan sama

dengan spesifikasi bahasa lainnya. Meski mungkin bahasa lain itu memiliki

keindahan balaghahnya sendiri, tetapi tidak akan sama dengan keindahan dan

keelokan bahasa yang digunakan Al-Qur’an43.

Jika Al-Qur’an diterjemahkan secara harfiyah, secara leterlek sekali, maka

akan hilang keistimewaan balaghah Al-Qur’annya, dan akan menurunkan derajat

bahasa Al-Qur’an yang penuh mu’jizat menjadi sekadar bahasa yang dalam

jangkauan akal manusia. Dengan demikian, tujuan diturunkannya Al-Qur’an

sebagai mu’jizat menjadi terhalang.44

41 Anshori, ulumul quran, h. 169 42 Anshori, ulumul quran, h. 169 43 Anshori, ulumul quran, h. 169 44 Anshori, ulumul quran, h. 169

Page 39: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

23

Sedangkan tujuan kedua, turunnya Al-Qur’an menjadi hidayah bagi hidup

manusia. Agar hidayah bisa sampai kepada manusia maka Al-Qur’an harus

dimengerti maksud dan kandungannya. Karena itu perlu dilakukan pengambilan

dan penetapan hukum (istinbath al-ahkam), mencari petunjuk (irsyadat) dari Al-

Qur’an. Dalam melakukan proses penetapan hukum dan mengambil petunjuk-

petunjuk dari Al-Qur’an ini, biasanya para mutajahid tidak hanya berpegangan

pada makna harfiyah, tetapi juga acapkali menggunakan makna-makna kedua,

seperti makna dilalah an-nash, isyarah an-nash dan seterusnya.

Sedangkan penerjemahan harfiyah secara leterlek akan menghilangkan makna

kedua yang sangat penting digunakan untuk memahami kandungan Al-Qur’an

itu. Dengan demikian, terjemah harfiyah yang leterlek dan ketat akan

menyebabkan fungsi Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk dapat menjadi terhalang45.

2. Terjemah harfiyah yang meski leterlek, tetapi lebih tergantung pada kemampuan

bahasa sang penerjemah. Penerjemahan jenis ini, meski dibenarkan untuk

diguanakan pada umumnya, tetapi tidak dibenarkan untuk menerjemahkan Al-

Qur’an. Karena akan membahayakn dan dapat merusak struktur bahasa Al-

Qur’an dan bisa merendahkan kewibawaannya46.

Kedua jenis terjemah harfiyah di atas, tidak bisa dikatakan sebagai tafsir

Al-Qur’an kepada selain bahasa Arab. Karena, terjemah harfiyah yang leterlek

dan sangat ketat, jelas tidak mungkin dilakukan. Sementara terjemah harfiyah

yang meski leterlek, tetapi tergantung kemampuan bahasa sang penerjemah, juga

adalah penerjemahan yang tidak dibenarkan dilakukan terhadap Al-Qur’an47.

45 Anshori, ulumul quran, h. 169 46 Anshori, ulumul quran,, h. 171 47 Anshori, ulumul quran,, h. 171

Page 40: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

24

3. Sementara model terjemah yang ketiga adalah terjemah tafsiriyah (ma’nawiyah),

yakni menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dengan memahami makna

bahasa asal, lalu mengungkapkannya kembali dalam bahasa terjemahan, sesuai

dengan susunan, struktur dan uslub bahasa yang digunakan untuk

menerjemahkan48.

Terjemah tafsiriyah (ma’nawiyah) bisa dilakukan terhadap Al-Qur’an.

Dan bagaimana para ulama sepakat memperbolehkan kegiatan penafsiran Al-

Qur’an, maka para ulama juga sepakat memperbolehkan kegiatan menerjemahkan

Al-Qur’an secara tafsiriyah.49

48 Anshori, ulumul quran,, h. 171 49 Anshori, ulumul quran,, h. 171

Page 41: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

25

BAB III

BIOGRAFI HAMKA, DAN SEKILAS TENTANG TAFSIR AL-AZHAR

A. Biografi Hamka

Hamka adalah seorang ulama besar, penulis produktif, mubalig yang berpengaruh di

Asia Tenggara dan ketua pertama Majlis Ulama Indonesia (MUI). Ia adalah putra H.

Abdul Karim Amrullah (tokoh gerakan Islam “kaum muda” di Minangkabau) dan lahir

lahir pada gerakan awal “kaum muda”. Namanya adalah Abdul Malik Karim Amrullah,

disingkat Hamka38. Ia dilahirkan di Sungai Maninjau (Sumatera Barat) pada 17 februari

1908 (14 Muharram 1326 H)39.

Dalam usia enam tahun (1914) ia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Sewaktu

berusia tujuh tahun, dia dimasukkan ke sekolah desa dan malamnya belajar mengaji Al-

Quran dengan ayahnya sendiri sehingga khatam. Dari tahun 1916 sampai 1923, ia telah

belajar di sekolah-sekolah “Diniah School” dan “Sumatera Thawalib” di padangpanjang

dan parabek. Guru-gurunya waktu itu ialah Syekh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo

Abdul Hamid, dan Zainuddin labay. Padangpanjang waktu itu ramai dengan penuntut

ilmu agama Islam, dibawah pimpinan ayahandanya sendiri40. Namun dalam usianya yang

masih muda, ia telah berbakat dalam bidang bahaha dan segera menguasai bahasa Arab,

yang membuatnya secara luas membaca literaratur berbahasa Arab. Termasuk terjemahan

dari tulisan barat. Sebagai seorang anak tokoh pergerakan, sejak anak-anak Hamka sudah

medengar langsung pembicaraan tentang pembaruan dan gerakan melalui ayah dan rekan

ayahnya.

38Badri YAtim,” HAMKA”, dalam Nina M. Armando.. (et al), ed, esklopedia islam, vol II (Jakarta: Ichtiar

Baru van hoeve, 2005), h 293 39 HAMKA, tasauf modern, (Jakarta, Pustaka Panjimas, 2003). H. 9 40 HAMKA, tasauf modern, h. 9

Page 42: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

26

Sejak usia sangat muda, Hamka sudah dikenal sebagai seorang kelana. Ayahnya

bahkan menamakannya “si Bujang Jauh”. Pada 1924, dalam usianya 16 tahun, ia pergi ke

jawa; di sana menimba pelajaran tentang gerakan Islam modern melalui H. Oemar Said

Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadi Kusumo (Ketua Muhammadiyah 1944-1952), K.H.

Fakhruddin (ayah K.H. Abdul Rojak Fakhruddin) yang mengadakan kursu pergerakan di

Gedung Abdi Darmo di Pakualaman, Yogyakarta. Setelah beberapa lama di sana, ia

berangkat ke pekalongan dan menemui kaka iparnya, A.R. Sutan Mansur,yang waktu itu

ketua Muhammadiyah cabang pekalongan. Di kota ini ia berkenalan dengan tokoh

Muhammadiyah setempat. Pada juli 1925 ia kembali ke Padangpanjang dan turut

mendirikan Tablig Muhammadiyah di rumah ayahnya di Gatangan, Padangpanjang. Sejak

itulah ia mulai berkiprah dalam organisasi Muhammadiyah41. Pada waktu itulah mulai

tumbuh bakatnya sebagai pengarang. Buku yang mula-mula dikarangnya bernama

”Khotibul Ummah”42

Pada Februari 1927 ia berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan

bermukim di sana lebih kurang 6 bulan. Selama di Mekah, ia bekerja pada sebuah

percetakan43, sambil menjadi Koresponden dari harian “Pelita Andalas” di Medan. Pulang

dari sana ia menulis di majalah ”Seruan Islam” di Tanjung Pura (Langkat), dan pembantu

dari “Bintang Islam” dan “ Suara Muhammadiyah” Yogyakarta.

Pada 1928 ia menjadi peserta Muktamar di Solo, dan sejak itu hampir tidak pernah

absen dalam Muktamar Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Sepulang dari Solo, ia

mulai memangku jabatan, mulai dari ketua bagian Taman Pustaka, kemudian Ketua

Tablig, sampai menjadi ketua Muhammadiyah cabang Padangpanjang.44 Pada tahun ini

41 Yatim, “HAMKA”, h 293-294 42 HAMKA, tasouf modern, h.9 43 Yatim, “HAMKA”, h, 294 44 Yatim, HAMKA, h. 294

Page 43: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

27

pula keluarlah buku romannya yang pertama dalam bahasa Minangkabau bernama, “si

Bariyah” waktu itu pula ia memimpin majalah “Kemauan Zaman” yang terbit hanya

beberapa nomor. Dalam tahun 1929 keluarlah buku-bukunya “Agama dan Perempuan”,

“Pembela Islam”, “Adat Minangkabau dan Agama Islam” (buku ini dibeslah, dirampas

polisi), “Kepentingan Tabligh”,”ayat-ayat Mi’raj” dan lain-lainnya.45

Pada 1930 ia diutus pengurus cabang Padangpanjang untuk mendirikan

Muhammadiyah di Bengkalis.46 Dalam tahun ini pula, mulailah di mengarang dalam sk

“Pembela Islam” Bandung. Dan mulai berkenalan dengan M. Natsir, A. Hassan dan lain-

lain. Ketika di pindah ke Makassar diterbitkan majalah “Al-Mahdi”.47

Pada 1931 ia diutus oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah ke Makassar untuk menjadi

Mubalig Muhammadiyah dalam rangka menggerakan semangat untuk menyambut

Muktamar Muhammadiyah ke-21 (Mei-1932) di Makassar. Pada 1934 ia kembali ke

Padangpanjang dan diangkat menjadi majlis konsul Muhammadiyah di Sumatera

Tenggah48. Setelah ia kembali ke Sumatera Barat tahun 1935, dan tahun 1936 pergilah ia

ke Medan mengeluarkan mingguan Islam yang mencapai puncak kemasyhuran sebelum

perang, yaitu “pedoman masyarakat”. Majalah ini dipimpinnya sendiri setelah setahun

dikeluarkan, mulai tahun 1936 sampai 1943, yaitu seketika bala tentara Jepang masuk. Di

zaman itulah banyaknya karangan-karangannya dalam lapangan Agama, filsafat, tasauf,

dan roman. Ada yang ditulis di “Pedoman Masyarakat”dan ada pulayang ditulis terlepas.

Dan waktu itulah keluar romannya “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, “Di Bawah

Lindungan Ka’bah”, “Merantau ke Deli”, “Terusir”, “Keadilan Illahi”, dan lain-lain. Di

45 HAMKA, tasauf moderen, h. 9 46 Yatim, HAMKA, h.249 47 HAMKA, tasauf modern, h. 10 48 Yatim, HAMKA, h.249

Page 44: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

28

zamannya dicobanya menerbitkan “Semangat Islam”, dan “Sejarah Islam Di

Sumatera”.

Setelah pecah revolusi beliau pindah ke Sumatera Barat. Dikeluarkannya Buku-Buku

yang mengguncangkan, “Revolusi Fikiran”, “Revolusi Agama”, “Adat Minangkabau

menghadapi revolusi”, “Negara Islam”, “Sesudah Naskah Renville”, “Muhammadiyah

Melalui Tiga Zaman”, “Dari Lembah Cita-cita”, “Merdeka”, “Islam dan Demokrasi”,

“Dilamun Ombak Masyarakat”, dan “Menunggu Peduk Berbunyi”.49

Sejak 1949, yaitu tercapainya Persetujuan Roem-roeyen, ia pindah ke Jakarta. Pada

1950 ia mulai karirnya sebagai pegawai negri golongan F di kementrian agama yang pada

waktu itu dipimpin oleh K.H. Abdul Wahhid Hasyim. Dalam kepegawaian itu, ia diberi

tugas memberikan kuliah di beberapa perguruan tinggi Islam: Perguruan Tinggi Agama

Islam (PTAIN) di Yogyakarta, Universitas Islam Jakarta, Fakultas Hukum dan Falsafah

di Padangpanjang, Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makasar, dan Universitas

Islam Sumatra Utara (UISI) di Medan.

Pada tahun 1950 ia juga mengadakan lawatan ke beberapa Negara di Timur Tengah

selepas ia melaksanakan ibadah haji untuk kedua kalinya. Ia juga berkunjung ke Mesir

dan bertemu para pengarang buku yang sudah banyak ia kenal melalui karya-karya

mereka, seperti Thaha Husein dan Fikri Abadah50. Selepasnya lawtan ini keluarlah buku-

buku barunya seperti, “Ayahku”, “Kenang-Kenangan Hidup”, Perkembangan Tasauf

dari Abad ke Abad”, “Urat Tunggang Pancasila”. Riwayat Perjalanan ke Negri-negri

Islam: “Ditepi Sungai Nil”, “Ditepi Sunga Dajlah”, Mandi Cahaya di Tanah Suci”,

“Empat Bulan Di Amerika”, dan lain-lain.51

49 Yatim, HAMKA, h.250 50 Yatim, HAMKA, h.260 51 Yatim, HAMKA, h.263

Page 45: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

29

Pada 1952 ia mendapat kesempatan untuk mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat

atas undangan Departemen Luar Negri Amerika Serikat. Sejak itu, ia sering berkunjung

ke beberapa negara, baik atas undangan Negara bersangkutan maupuan delegasi

Indonesia. 52 Pada 1955 keluarlah beberapa bukunya, “Pelajaran Agama Islam”,

“Pandangan Hidup Muslim”, “Sejarah Hidup Jamalluddin al-Afgany”, dan “Sejarah

Umat Islam”.53

Pada 1958 ia menjadi Anggota delegasi Indonesia untuk Simposium Islam di Lahore.

Dari Lahore ia meneruskan perjalanannya ke Mesir. Dalam kesempatan itu, ia

menyampaikan pidato untuk mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa di Universitas Al-

Azhar, Cairo. Pidatonya yang berjudul “Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia”

menguraikan kebangkitan Islam di Indonesia: Sumatera Thawalib, Muhammadiyah, Al-

Irsyad, dan Persatuan Islam. Gelar Doctor honoris Causa juga di dapatkan dari University

Kebangsaan Malaysia pada 1974. Dalam kesempatan itu, Tun Abdul Rajak, pada

kesempatan itu mengatakan, “Hamka bukan hanya milik bangsa Indonesia, akan tetapi

milik bangsa-bangsa di Asia Tenggara.54”

Pada 1960, ia memusatkan kegiatannya dalam dakwah Islamiyah dan menjadi Imam

Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran, Jakarta. Bersama K.H.Faqih Usman (mentri agama

dalam cabinet wilopo 1952, wafat 1969 ketika menjabat ketua Muhammadiyah). Pada juli

1959 ia menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang minitik beratkan pada soal

Kebudayaan dan pengetahuan agama Islam. Majalah ini kemudian dibreidel pada 17

agustus 1960 dengan alas an memuat tulisa Dr.Mohammad Hatta berjudul “Demokrasi

Kita”, yang melancarkan kritik tajam terhadap konsep Demokrasi Terpimpin. Majalah ini

baru terbit kembali setelah orde lama tumbang tepatnya pada tahun 1967, dan Hamka

52 Yatim, HAMKA, h.270 53 Yatim, HAMKA, h.275 54 Yatim, HAMKA, h.278

Page 46: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

30

menjadi pimpinan umumnya hingga akhhir hayatnya. Sebelumnya pada senin 27 januari

1964, bertepatan pada 12 Ramdhan 1325, ia ditangkap oelh alat Negara. Dalam tahanan

orde lama ini ia menyelesaikan Tafsir Al-Azhar (30 juz). Ia keluar dari tahanan setelah

orde lama tumbang.

Pad 1975, ketika Majlis Ulama Indonesia berdiri, Hamka terpilih menjadi ketua

umum pertama dan terpilih kembali di priode selanjutnya pada tahun 1980. Ia

meninggalkan banyak karya antara lain 118 buku, belum termasuk karya panjang ataupun

pendek yang dimuat di media masa dan disampaikan dalam beberapa kesempatan kuliah

atau ceramah ilmiah. Tulisan itu meliputi banyak bidang kajian: politik, sejarah, budaya,

akhlak, dan ilmu keIslaman, Hamka tutup usia pada tanggal 24 Juli 1981 ketia berusia 73

tahun.55

Kian lama kian jelaslah coraknya sebagai pengarang, pujangga, dan filusuf Islam,

diakui oleh kawan dan lawannya. Disamping keasyikannya mempelajari “Kesusatreaan

Melayu Kalsik”, Hamka pun bersungguh-sungguh menyelidiki kesusasteraan Arab, Dr.

Slamet Mulyono ahli tentang kesusastraan Indonesia menyebutka HAMKA adalah

Hamzah Fansurinya Indonesia.

B. SEKILAS TENTANG TAFSIR AL-AZHAR

Sebagaimana yang telah diulas dalam biografi singkat HAMKA di atas, bahwa

HAMKA tidak pernah mengenyam pendidikan di Timur Tengah. Artinya ia murni

menuntut ilmu hanya di Indonesia, walaupun ia pernah melaksanakan ibadah Haji sampai

berbulan-bulan di Mekah. Namun, produk pemikiran yang keluar dari Hamka adalah asli

Indonesia56.

55 Yatim, HAMKA, h.280 56 Yatim, HAMKA, h.52

Page 47: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

31

Sedangkan terkait ilmu kebahasaannya hanya ia pelajari dari guru-gurunya di

Sumatera Barat. Oleh sebab itu menjadi hal yang menarik ketika seorang lulusan

Indonesia menerjemhakan alquran dan menafsirkannya. Inilah yang mennarik bagi

penulis untuk mengkaji terjemahan Tafsir Al-azhar Hamka, apalagi fokus kajiannya

adalah kolokasi dalam terjemahan. Sebagaimana yang telah penulis singgung

sebelumnya, bahwa fenomena kolokasi dalam penerjemahan adalah fenomena

kebahasaan yang sangat menarik untuk dikaji. Sebab biasanya faktor budaya dan faktor

natural bahasa itu disampaikan jarang sekali diperhatikan oleh penerjemah.

Kitab tafsir berbahasa Indonesia ini sekarang diterbitkan oleh Pustaka Panjimas,

Jakarta, cetakan 1, 1982. Sebelum betul-betul masuk dalam tafsir ayat al-Quran sang

mufassir terlebih dahulu banyak memberikan penjelasan yang terdiri dari, kata pengantar,

pendahuluan, al-Quran, i’jaz al-Quran, isi mu’zizat al-quran, al-Quran lafadz dan makna,

menafsirkan al-Quran, haluan tafsir, mengapa dinamika tafsir Al-azhar, dan yang terakhir

hikmat illahi57.

Dalam kata pengantara Hamka menyebutkan beberapa nama yang ia anggap berjasa

bagi dirinya dan pengembaraan dan pengembangan keilmuan keIslaman yang ia jalani.

Nama-nama yang disebutnya itu boleh jadi orang-orang yang memberikannya motivasi

untuk segala karya cipta dan dedikasinya terhadap pengembangan dan ilmu-ilmu

keIslaman. Tidak terkecuali karya tafsirnya.

Tafsir al-azhar adalah tafsir yang diperkaya dengan pendekatan sejarah, sosiologi,

tasawuf, ilmu kalam, sastra, dan psikologi. Karya terbesar Hamka dalam penyusunan

tafsir ini Hamka menggunakan metode tahlili (analitis), tafsir al-Quran dengan al-Quran,

tafsir al-Quran denga Hadis, pendapat Sahabat dan Tabi’in, tafsir dengan tafsir mu’tabar,

57Yatim, HAMKA, h.58

Page 48: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

32

penggunaan syair, menggunakan analisis bilma’tsur, menganalisis dengan kemampuan

analisis sendiri, dan disusun tanpa membawa pertikaian antar madzhab.

Tafsir al-azhar menitik beratkan penjelasan ayat-ayat al-Quran dengan ungkapan yang

teliti, menjelaskan makna-makna yang dimaksud dalam al-Quran dengan bahasa yang

indah dan menarik, dan menghubungkan ayat denga realitas sosial dan sistem budaya

yang ada.

Buya Hamka membicarakan permasalahan sejarah, sosial, dan budaya indonesia,

beliau juga mendemontrasikan keluasan pengetahuan, menekankan pemahaman ayat

secara menyeluruh (mengutip ulama-ulama terdahulu), mendialogkan antar teks al-Quran

dengan kondisi umat Islam saat tafsir Al-Azhar ditulis58.

58 Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 1, h. 50-58

Page 49: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

33

BAB IV

ANALISIS TERJEMAHAN LEKSEM DARABA DALAM TAFSIR AL-

AZHAR

A. Data Terjemahan Leksem Daraba Dalam Tafsir Al-Azhar

Kegiatan menerjemahkan adalah kegiatan yang tidak saja mengharuskan para

penerjemah untuk berpengetahuan luas tentang bahasa dan budaya kedua bahasa

sumber dan bahasa sasaran. Dan juga dengan kreatifitasnya, para penerjemah

harus memilih dari sekian banyak alternatif padanan penerjemahnya. Selain itu,

setiap penerjemah dituntut mempertimbangkan gaya bahasa yang akan

digunakan dalam konteks penerjemahnya. Baik tidaknya bahasa terjemahan dari

bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia khususnya dari bahasa Arab, tergantung

kepada kemampuan penerjemah dalam menguasai bidang terjemahnnya,

seperangkat kaidah dan pola yang ada dalam kedua bahasa tersebut.

Banyak metode penelitian yang bisa digunakan di dalam meneliti karya

terjemahan, tetapi yang jelas semua metode ini bersifat deskriftif, bisa dalam

kategori kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian mengenai hasil terjemahan

adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan terutama untuk menghubungkan

teori penerjemahan dan praktek penerjemahan. Kadangkala suatu konsep bisa

dengan mudah dideskripsikan dalam uraian dan teori. Akan tetapi, bila sudah

berada dalam tataran praktek, mungkin sekali konsep-konsep ini sulit dibedakan

atau bahkan dikenali secara jelas.

Kolokasi merupakan fenomena linguistik yang universal dan telah menjadi

topik penelitian para linguis, para pakar kamus, para pakar pedadogi bahasa dan

Page 50: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

34

juga mereka yang berkecimpung dalam dunia penerjemahan. Tafsir Al-Azhar

karya Hamka adalah karya fenomenal dari seorang ulama, sastrawan, serta

cendikiawan Islam Indonesia. Tafsir Al-Azhar merupakan tafsiran Al-Quran

yang diterjemahkan serta ditafsirkan oleh Hamka. Bermula ketika pengjian subuh

di Masjid Al-Azhar kebayoran dan berlanjut di penjara serta rumah sakit

kemudian disempurnakan selepas Hamka bebas dari tahanan.

Menurut para pakar penerjemah, terjemahan yang baik adalah yang tidak

tampak bahwa ia adalah terjemahan. Di antara faktor terjemah tampak dan terasa

sebagai terjemahan adalah karena terjemahan –khususnya pemula- gagal

mengidentifikasi kombinasi sejumlah unsur leksikal sebagai sebuah kolokasi.

Kemampuan mengidentifikasi sebuah kolokasi dalam teks sumber merupakan

modal awal bagi keberhasilan penerjemahan.

Tabel di bawah ini akan memaparkan terjemahan leksem daraba yang

penulis temukan di dalam tafsir Al-Azhar :

NO Ayat Al-Qur’an Surah Teremahan Hamka

مثل يض رب أن ........ 1

(:6ما.....)

membuat.… سورة البقرة

perumpamaan apa

saja…..

بعصاك اض رب ..... ف قل نا 2

(6:ال حجر......)

……. lalu kami katakan

pukullah dengan

tongkatmu itu akan

batu……..

Page 51: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

35

علي هم وضربت ....... 3

لة وال كنة.....)الذ (6:مس

….......... dan

dipukulkanlah atas

mereka kehinaan dan

kerendahan………

اض ربوه ف قل نا 4

(7;بب ع ضها....)

Dan kami katakan;

pukullah olehmu dengan

sebagian

daripadanya!.......

تطيعون 5 ضر با...... ل يس

ر ض (7;6....) في ال

.....yang tidak sanggup

lagi berusaha di bumi

.....

علي هم ضربت 6

لة.....) (666الذ

Mereka itu ditimpahkan سورة آل عمران

kehinaan.......

في ضربوا....... إذا 7

ر ض.......) (:69ال

..... apabila mereka itu

berpergian di bumi....

جروىن في 8 ...... واى

ال مضاجع

(78.....)واض ربوىن

سورة النساء

…… dan memimasahkan

dari mereka pada tempat-

tempat tidur, dan

pukullah mereka……..

في ضرب تم ...... آمنوا إذا 9

(8=سبيل اللو....)

........ apabila kamu

(berperang) pada jalan

Allah......

Page 52: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

36

في ضرب تم وإذا 01

ر ض.....) (666ال

Dan apabila kamu

berpergain di bumi........

في ضرب تم ....... إن أن تم 00

ر ض.....) (:66ال

jika kamu di dalam....... سورة المائدة

perjalanan di bumi......

بعصاك اض رب ..... أن 02

(6:6ال حجر.....)

supaya engkau , ..... سورة العراف

pukul batu itu dengan

tongkatmu itu.....

ع ناق فاض ربوا..... 01 ق ال ف و

هم كل ب نان واض ربوا من

(66)

Maka pancungalah ........ سورة النفال

di atas kuduk dan

pukullah daripada

mereka tiap-tiap ujung

jari mereka.

وجوىهم يض ربون ..... 01

بارىم ......) (96وأد

....... , akan mereka pukul

muka mereka dan

punggung mereka......

اللو يض رب ..... كذلك 01

لك ال حق وال باطل...... كذ

م ثال ) (;6يض رب اللو ال

demikianlah Allah ...... سورة الرعد

memisalkan kebenaran

dan kebathilan.......

Demikianlah Allah

menerangkan beberapa

perumpamaan.

Page 53: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

37

اللو ضرب ألم ت ر كي ف 06

اللو ويض رب مثل........

م ثال (69للناس......) ال

سورة إبراىيم

Apakah tidak engkau

lihat, betapa Allah

mengadakan

perumpaaan...... Dan

Allah mengadakan

perumpamaan-

perumpamaan bagi

manusia......

م ثال وضرب نا.... 07 لكم ال

(89)

....... dan telah kami

adakan bagi kamu

perumpamaan-

perumpamaan.

للو تض ربوافل 08

م ثال....) (8;ال

Maka janganlah kamu سورة النحل

adakan bagi Allah,

misal....

Allah telah mengadakan (9;اللو مثل...,) ضرب 09

perumpamaan....

اللو مثل وضرب 21

(:;رجلي ن...)

dan diperbuat Allah lagi

perumpamaan; dua orang

laki-laki.....

اللو مثل وضرب 20

(666)...ق ر ية

Dan dibuat Allah suatu

perumpamaan, suatu

negri.....

Page 54: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

38

لك ضربواان ظر كي ف 22

م ثال......) (>8ال

سورة اإلسراء

Pandanglah, betapa

mereka membuat

perumpamaan

bagimu........

على آذانهم فضرب نا 21

(.....66)

Maka kami tutupkanlah سورة الكهف

telinga mereka….

لهم مثل واض رب 24

(76رجلي ن....)

Dan buatlah untuk

mereka perumpamaan.

Dua orang.....

ثل لهم م واض رب 21

(89ال حياة.....)

Dan perbuatlah untuk

mereka itu suatu

perumpamaan tentang

kehidupan......

لهم فاض رب ...... 26

(;;طريقا.....)

سورة طو

.... maka buatkanlah

untuk mereka jalan.....

ضرب يا أي ها الناس 27

(7;مثل.....)

Wahai orang-orang yang لحجسورة ا

beriman! Diperbuat suatu

perumpamaan.....

بخمرىن ول يض رب ن ..... 28

على جيوبهن.......ول

Dan hendaklah ...... سورة النور

mereka menutup dada

mereka dengan

Page 55: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

39

يض رب ن

(76بأر جلهن.......)

selendang....

Dan janganlah mereka

hentakkan kaki

mereka.....

م ثال ويض رب ...... 29 اللو ال

(79للناس.....)

....Dan allah mengadakan

berbagai perumpaan

untuk mannusia....

لك ضربواان ظر كي ف 11

م ثال....) (=ال

Cobalah engkau سورة الفرقان

perhatikan (wahai

utusanKu) betapa mereka

telah membuat

perumpamaan mengenai

dirimu.....

لو ضرب ناوكل 10

م ثال.....) (=7ال

Semua itu telah kami

jadikan kias ibarat.......

بعصاك اض رب .....أن 12

ر.....) (7:ال بح

سورة الشعراء

.... agar engkau pukul

dengan tongkatmu itu

lautan.....

م ثال نض رب ها 11 وتل ك ال

(87للناس.....)

Dan beginilah سورة العنكبوت

perumpamaan-

perumpamaan kami

perbuatkan untuk

Page 56: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

40

manusia......

لكم مثل من ضرب 11

(>6أن فسكم .....)

الروم سورة

Dia (Allah) telah

membuat untuk kamu

perumpamaan dari diri

kamu sendiri.....

Dan sesungguhnya telah (>9للناس..) ضرب ناولقد 11

kami perbuat bagi

manusia......

لهم مثل أص حاب واض رب 16

(67ال قر ية...)

سورة يس

Dan buatlah untuk

mereka suatu

perumpamaan, penduduk

suatu negri...

لنا مثل ونسي وضرب 17

(>;خل قو....)

Dan dia membuat

perumpamaan tentang

kami, padahal dia lupa

kejadiannya sendiri.....

بال يمين ضر باف راغ علي هم 18

(=7)

اتسورة الصاف

Maka dengan diam-diam

dihadapinya berhala-

berhala itu, lalu

diipukulinya dengan

tangan kanannya.

بو ول فاض رب ..... 11

(.... نث (88تح

سورة ص

... maka pukullah dengan

dia dan janganlah

sengkau melanggar

sumpah.....

Page 57: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

41

سورة الزمر (;6ناس...)لل ضرب ناولقد 10

Dan seungguhnya telah

kami perbuat bagi

manusia.....

اللو مثل ضرب 12

(=6رجل...)

Allah membuat suatu

perumpamaan, seorang

laki-laki (budak)......

عن كم أف نض رب 11

ر....) (9الذك

Apakah akan kami سورة الزخرف

hentikan dari kamu

peringaatan itu......

من ضرب ... بما 11 للرح

(;6مثل......)

....berita yang dijadikan

sekutu dengan Tuhan

Maha Pemurah itu.....

اب ن مر يم ضرب ولما 11

(;9مثل.....)

Dan tatkala Ibnu

Maryam dijadikan

contoh.....

ضربوه ....ىو ما 16

(>9لك...)

... Tidaklah mereka

pukulkan perkataanmu

itu kepada engkau....

اللو يض رب ... كذلك 17

ثالهم ) (7للناس أم

سورة محمد

....demikian Allah

membuat bagi manusia

akan perumpamaan

mereka.

Page 58: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

42

الرقاب حتى إذا فضر ب . .. 18

(8أث خن تموىم ...)

... Maka pukullah di

kuduk, sehinggaa apabila

kamu telah dapat

menundukkan

mereka.........

وجوىهم يض ربون ... 19

بارىم ) (;6وأد

..... memukul wajah-

wajah mereka dan

punggung-punggung

mereka.

ن هم بسور لو 11 .... فضرب ب ي

(67باب.....)

سورة الحديد

م ثال 10 نض رب ها.... وتل ك ال

(66للناس....)

سورة الحشر

.......dan perumpaman-

perumpamaan itu kami

perbuat untuk manusia

supaya mereka berpikir.

اللو مثل للذين ضرب 12

(66كفروا....)

Allah telah membuat سورة التحريم

suatu perumpamaan

tentang orang-orang

yang kafir...

اللو مثل للذين وضرب 11

(66آمنوا.....)

Dan Allah telah pula

membuat suatu

perumpamaan tentang

Page 59: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

43

orang-orang yang

beriman.....

.... وآخرون يض ربون في 11

ر ض...) (66ال

dan yang lain-lain.... سورة المزمل

mengembara di muka

bumi.....

B. Klasifikasi Makna daraba dan Metode penerjemahan dalam tafsir Al-

Azhar

Leksem daraba dan derivasinya terdapat di 52 ayat di dalam Al-Qur’an.

Oleh sebab itu, penulis akan membatasi beberpa penelitian yang penulis pilih

sebagaimana penelitian di bawah ini :

1) Makna Membuat

1) Surat al-Baqarah ayat 26 :

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

يي أ تح مثل ما ب عوضة يض رب ن إن اللو ل يس

ق ها فأما الذين آمنوا ف ي ع لمون أنو ال حق فما ف و

......من ربهم

Sesungguhnya Allah tidak lah

malu membuat perumpamaan apa

saja; nyamuk atau yang lebih kecil

daripadanya. Maka adapun orang-

orang yang beriman mengetahui

dia bahwasannya itu adalah

kebenaran dari tuhan mereka.....59

59

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 1, h. 153

Page 60: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

44

pada tabel di atas Hamka menggunakan metode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kemudian leksem daraba diterjemahkan dengan membuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’alu60

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakarahu 61

Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al

al-muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu62

yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana63

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

دار ) الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ،جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 60

7: ص. 1(ج،0ط-القاهرة –احلديث )دار الكتب تفسري القرآن العظيم )ابن كثري(، أبو الفداء إمساعيل بن عمر بن كثري القرشي البصري مث الدمشقي، 61

1، ص، 0هـ(، ج، 0109 -األوىل ط: -بريوت –لي بيضون العلمية، منشورات حممد ع (2116دار الكتب العلمية، بريوت )، معجم األفعال املتعدية حبرف، األمحدي امللياين بن حممد بن موسى 62

121ص. هـ(، 0101 -الثالثة ط:-بريوت –،)دار صادر لسان العرب، واالخرون حممد بن مكرم بن على، أبو الفضل، 63

119ص. ،0ج،

Page 61: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

45

1) Surah Al-Isra ayat 48

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثا ضربواان ظر كي ف ل فضلوا فل لك ال

تطيعون سبيل ) (>8يس

Pandanglah, betapa mereka

membuat perumpamaan bagimu.

Maka mereka telah sesat, sebab iu

mereka tidak ada lagi upaya

berjalan 64

Dalam tabel di atas Hamka mennggunakan metode terjemahan semantis.

Sebab struktur Bsu sudah sesuai dengan Bsa baik dari segi sintaksis dan

semantis, makna yang dilahirkan kontekstual, dan masih mengedepankan nilai

estetika bahasa sumber. Leksem daraba pada ayat ini diterjemahkan dengan

membuat. Terjemahan ini sudah sesuai dengan pengaruh perubahan makna

daraba yang berubah dari makna dasarnya yaitu memukul. Hasil terjemahannya

pun sudah sesuai dengan rujukan dari beberapa mu’zam seperti dalam mu’zam

al-af’al al-muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan

mastala memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu65

yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Hasil terjemahan Hamka sudah sesuai, hanya

berbeda dalam pemilihan diksinya saja.

64

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 15, h. 73 121ص.، معجم األفعال املتعدية حبرف، األمحدي امللياين بن حممد بن موسى 65

Page 62: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

46

2) Surah Ar-Ra’du 17

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

لو .... اللو ال حق يض رب كذلك مث

ىب جفاء وأما ما وال باطل فأما الزبد ف يذ

ر ض كذلك كث في ال فع الناس ف يم ي ن

م ثال ) يض رب (;6اللو ال

...... demikianlah Allah memisalkan

kebenaran dan kebathilan. Maka

adapun buih itu akan hilang dengan

sia-sia, dan adapun yang memberi

manfaat kepada manusia, maka

tinggallah dia di bumi.

Demikianlah Allah menerangkan

beberapa perumpamaan. 66

Dalam table di atas leksem daraba tidak diterjemahkan oleh Hamka,

penulis melihat ada prtekil me yang menyimpan arti membuat. Karena matsala

sebenarnya sudah diserap kedalam bahasa Indonesia yaitu misal yang memiliki

arti contoh. jadi, hasil terjemahan Hamka sudah sesuai dengan yang dimaksud

dalam BSu. Sedangkan terkait metode penerjemahannya Hamka menggunakan

metode semantis. Sebab hasil terjemahannya sudah sesuia dengan struktur BSa

baik dari segi sintaksis dan semantisnya, konteks maknanya, dan sangat

memperhatikan estetika bahasa sumber.

Sedangakan makan yadribu diayat ini seperti dijelaskan dalam tafsir al-

jalalain kata ini diterjemahkan dengan yubayyinu67 maksudnya ialah

menerangkan dengan contoh. Terjemahan yang dihasilkan Hamka sudah sesuai

dengan Bsu karena makan daraba tidak kembali ke makna dasarnya sebab ada

66

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 14, h. 77 67

251 ، ص.الجاللين تفسير،، سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال، لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا

Page 63: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

47

pengaruh dari kata setelahnya. Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu68

yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Hasil terjemahan Hamka sesuai dengan yang

dimaksud bahasa sumber sebagaimana penjelasan dalam beberapa tafsir dan

mu’jam. Hemat penulis gaya bahasa terjemahan Hamka dalam tafsir al-azhar

sangat terpengaruhi oleh tafsir al-jalalain, sebab makna yang diterjemahkan

tidak jauh berbeda dengan apa yang dimaksud dalam tafsir al-jalalain. Oleh

sebab itu hasil terjemahannya tidak jauh berbeda.

2) Surah Ibrahim ayat 24-25

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

يفز ك

م ت

ل ضزب أ

المة

ك

ال

ه مث

الل

بة أ ي

جزة ط

ش

ك

ابة ي

ابت ط

ها ث

صل

ماء ) زعها في السها 42وف

لكتي أ

ؤ

ها و ن ربل حين بإذ

ه يضزبك

الل

زون

ك

ذ

هم يت

عل

اس ل

ال للن

مث

لا

(42)

tidak engkau lihat, betapa Allah

mengadakan perumpaaan; suatu

kalimat baik, adalah suatu laksana

pohon yang baik, uratnya kokoh

dan cabangnya ke langit (24) dia

hasilkan buahnya tiap-tiap masa

dengan izin Tuhannya. Dan Allah

mengadakan perumpamaan-

perumpamaan bagi manusia,

supaya mereka ingat (25)69

121ص.، معجم األفعال املتعدية حبرف، األمحدي امللياين بن حممد بن موسى 68

69 Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 14, h. 138

Page 64: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

48

dalam tabel di atas hasil terjemahan Hamka menggunakan metode

semantis. karena sudah sesuai denga sturktur bahasa sumber dan sasaran baik

dari segi sintaksis dan semantisnya, makna konterkstual, serta sangat

memperhatikan estetika bahasa sumber. Sedangkan terkait terjemahan leksem

daraba ayat ini sebagaimana dalam taffsir al-jalalain leksem daraba pada ayat

24 diterjemahkan dengan yubdalu minhu70

yaitu memiliki arti sebagai gantian

atau sebuah perumpamaan. Sedangakan pada ayat ke 25 leksem daraba

diterjemahkan dengan yubayyin71

yang memiliki arti menerangkan. Hasil

terjemahan ini sudah sesuai dengan yang terdapat di beberpapa mu’zam seperti

dalam mu’zam al-af’al al-muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang

bersanding dengan mastala memiliki arti washafahu, wabayyanahu,

wadzakarahu72

yaitu mensifati, menerangkan, dan menyebutkan. Hasil

terjemahan Hamka sudah sesuai, hanya berbeda dalam pemilihan diksinya saja.

3) Surah Ibrahim ayat 45

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

ضرب ناوت ب ين لكم كي ف ف عل نا بهم و .....

م ثا ل لكم ال

..... dan jelaslah sudah bagi kamu

betapa telah kami perbuat atas

mereka, dan telah kami adakan

bagi kamu perumpamaan-

perumpamaan73

pada tabel di atas Hamka menerjemahkan menggunakan metode

semantis. sebab hasil terjemahannya sudah sesuai baik secara struktur bahasa

70

, 258، صالجاللين تفسير،، سيوطيوجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ،لدين حممد بن أمحد احملليجالل ا

71 259، صالجاللين تفسير،,سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ,لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا

121ص.، معجم األفعال املتعدية حبرف، األمحدي امللياين بن حممد بن موسى 7273

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 14, h. 157

Page 65: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

49

sumber ke bahasa sasaran, baik dari segi sintaksis maupun semantis, maknanya

kontekstual, serta mengedepankan nilai estetika bahasa sumber. Pada ayat ini

Hamka menerjemahkan leksem daraba dengan adakan. Terjemahan Hamka

sesuai dengan yang penjelasan tafsir al-jalalain dalam ayat ini. Leksem

darabnaa diartikan bayyana74

yaitu menerangkan. Terjemahan adakan dan

menerangkan sebenarnya memiliki esensi makna yang sama. Hanya saja yang

berbeda dalam pemilihin diksinya, akan tetapi penulis lebih sepakat dengan

penerjemahan Hamka karena muda dimengerti dan dipahami. Dalam terjemahan

ini Hamka mengartikan alam terjemahan ini Hamka mengartikan daraba dengan

ja’ala atau terjemahannya menjadi membuat atau mengadakan.

4) Surah An-Nahl Ayat 74, 75, dan 76

Ayat Al-Quran Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثال إن اللو ي ع لم وأن تم فل تض ربوا للو ال

ل ت ع لمون )8;(ضرب اللو مثل عب دا

ناه منا ء ومن رزق در على شي لوكا ل ي ق مم

را ىل رز قا حسنا ف هو ي ن فق من و سرا وجه

ت وو ث رىم ل ي ع لمون يس د للو بل أك ن ال حم

Maka janganlah kamu adakan bagi

Allah, misal; sesungguhnya Allah

Maha mengetahui, sedangkan kamu

tidak mengetahui (74) Allah telah

mengadakan perumpamaan, yaitu

seorang hamba yang dimiliki orang

tidak berkuasa atas sesuatu pun.....

(75) dan diperbuat Allah lagi

perumpamaan; dua orang laki-laki,

74

195، صالجاللين تفسير،,سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ,لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا

Page 66: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

50

)9;( و ضرب اللو مثل رجلي ن أحدىما

ء وىو كل على در على شي أب كم ل ي ق

توي و ل يأ ت بخي ر ىل يس مو له أي نما ي وجه

ل وىو على صراط ىو ومن يأ مر بال ع د

تقيم ) (:;مس

seorang diantara bisu, tidak berdaya

atas sesuatu.... (76)75

Dalam tabel di atas Hamka menerjemahkan dengan metode semantis. karena

hasil terjemahannya sudah sesuai dengan struktur bahasa sumber dan sasaran

baik dari segi sintaksis dan semantis, makna yang muncul sesuai dengan

konteksnya, dan masih mengedepankan nilai estetika bahasa sumber. Ada dua

jenis leksikal daraba dalam ayat ini yadribu dan daraba. Sedangakan yang

pertama yadribu diterjemahkan dengan adakan, terjemahan Hamka sesuai

dengan tafsir al-jalain, pada ayat ke 74 surah an-nahl leksem daraba mempunyai

penafsiran la taj’alu76

yang memiliki maksud janganlah kamu jadikan.

Sedangkan pada ayat 75 leksem darab ditafsirkan dengan yubdalu minhu

penafsiran ini sesuai dengan terjemahan Hamka yaitu Allah tidak mengadakan

atau tidak menggantikan. Sebenarnya dalam terjemahan Hamka hasil

terjemahannya tidak berbeda jauh dengan kitab tafsir dan maksud dari ayat

tersebut.

75

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 14, h. 269 76

، ، صالجاللين تفسير،، سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ، احمللي لدين حممد بن أمحدجالل ا

275

Page 67: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

51

5) Surah An-Nahl ayat 122

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

اللو مثل ق ر ية كانت آمنة ضرب و

مط مئنة يأ تيها رز ق ها رغدا من كل مكان

.....(666)

Dan dibuat Allah suatu

perumpamaan, suatu negri yang

aman sentosa datang kepadanya

rejekinya dengan luas dari tiap-tiap

tempat.....77

Dalam terjemahan di atas Hamka menggunkan penrjemahan metode

semantis. karena struktur dari Bsu ke Bsa sudah sesuai baik dari segi sintaksis

maupun semantis, makna yang dihasilkan sudah konttekstual, dan masih

mengedepankan nilai estetika dari Bsu. Pada ayat ini hamka menerjemahkan

leksem daraba dengan dibuat padahal ayat ini merupakan susuna mabni ma’lum

atau kalimat aktif sedangkan Hamka menerjemahkan dengan kalimat fasif.

Terjemahan Hamka sepertinya terpengaruh oleh tafsir al-jalalain sebab dalam

tafsir tersebut leksem daraba ditafsirkan dengan yubdalu minhu78

yang memiliki

arti pasif atua dirubah. Walaupun penafsiran dengan maknanya jauh, akan tetapi

Hamka tetap mempertahankan terjemahan fasif pada ayat ini dan menggunakan

makna dibuat agar mudah difahami.

6) Surah Al-kahfi ayat 32 :

77

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 14, h. 300

78

187 ، صالجاللين تفسير،,سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ,لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا

Page 68: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

52

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

مثل رجلي ن جعل نا لهم اض رب و

(76).....لحدىما

Dan buatlah untuk mereka

perumpamaan. Dua orang yang

kami adakan bagi yang seorang

diantara.... 79

Pada ayat ini Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturuktur kalimat dari Bsu ke Bsa sudah sesuai baik dilihat dari segi

sintaksisnya maupun semantisnya, makannya sudah kontekstual, dan tetap

mengedepankan nilai estetika bahasa sumber. Pada ayat ini leksem daraba

diterjemahkan dengan buatlah. Hasil terjemahan ini sudah sesuai dengan makna

yang ditimbulkan akibat pengaruh daraba bertemu dengan masala. Sedangkan

dalam tafsir al-jalalain leksem ini diterjemahkan dengan ij’al80

menggunakan

fi’il amar sesuai dengan bentuk pada ayatnya. Oelhe sebab itu, terjemahan yang

muncul sudah sesuai dengan yang dimaksud dengan Bsu.

7) Surah Al-Kahfi ayat 45

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

ن يا لهم مثل اض رب و ال حياة الد

....(89)

Dan perbuatlah untuk mereka itu suatu

perumpamaan tentang kehidupan dunia

ini.... 81

79

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 15, h. 200

80

124، صالجاللين تفسير،,سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ,لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا 81

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 15, h. 209

Page 69: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

53

Dalam tabel di atas Hamka menerjemahakan ayat ini menggunakan

metode semantis. hal ini berdasarkan strukur terjemahan sudah sesuai dari Bsu ke

Bsa baik dari segi sintaksis maupun semantis, makna yang timbul sudah sesuai

dengan konteksnya, dan mengedepankan nilai estetika bahasa sumber. Makna

yang timbul pada ayat ini di dalam tafsir al-jalalain ditafsirkan dengan sayyara82

yang mempunyai arti menggambarkan atau membuat sebuah perumpamaan.

Hasil terjemahan ini sudah sesuai dengan penerjemahan dari bahas sumber.

8) Surah Al-Hajj ayat 73

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

تمعوا لو إن ضرب يا أي ها الناس مثل فاس

لقوا عون من دون اللو لن يخ الذين تد

تمعوا لو هم ذبابا ولو اج لب وإن يس

ت ن قذوه من و ضعف باب شي ئا ل يس الذ

(7;الطالب وال مط لوب )

Wahai orang-orang yang

beriman! Diperbuat suatu

perumpamaan; dengarkanlah dia.

Sesungguhnya orang yang

menyeru kepada selain Allah itu,

sekali-kali tidaklah sanggup

membuat seekor lalat pun,

walaupun mereka telah berkumpu

untuk itu.......83

pada tabel di atas Hamka menggunakan metode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

82

189، صالجاللين تفسير،,سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ,لدين حممد بن أمحد احمللي جالل ا

83

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 17, h. 250

Page 70: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

54

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan diperbuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yuj’ala84

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

9) Surah An-Nur ayat 35

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثال للناس و يض رب و ..... اللو اللو ال

ء عليم ) (79بكل شي

.....Dan allah mengadakan berbagai

perumpaan untuk mannusia. Dan

Allah mengethui akan tiap

sesuatu.85

pada tabel di atas Hamka menggunakan metode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan mengadakan. Hasil terjemahan

84، ، صالجاللين تفسير،، سيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ال ، احمللي لدين حممد بن أمحدجالل ا

235 85

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 18, h. 195

Page 71: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

55

ini sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’alu86

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan

wabayyana87 . Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang

dimaksut di dalam ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

10) Surah Al-furqan ayat

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثال فضلوا فل ضربواان ظر كي ف لك ال

تطيعون سبيل ) (=يس

Cobalah engkau perhatikan

(wahai utusanKu) betapa

mereka telah membuat

perumpamaan mengenai dirimu.

Maka sesatlah mereka dan

tidaklah mereka sanggu lagi

untuk berjalan.88

pada tabel di atas Hamka menggunakan metode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

. 1ج،، الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 86

7: ص87

119ص. ،0ج، ، لسان العرب، واالخرون حممد بن مكرم بن على، أبو الفضل، 88

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 18, h. 256

Page 72: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

56

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan membuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’alu89

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu90

yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

11) Surah Al-furqan ayat 39

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثال وكل ت ب ر نا ت ت بيرا ضرب ناوكل لو ال

(7=)

Semua itu telah kami jadikan kias

ibarat, semua pun telah kami rusak

binasakan..91

pada tabel di atas Hamka menggunakan metode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

. 1ج، الجاللين تفسير،، بن أيب بكر السيوطي وجالل الدين عبد الرمحن، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 89

7: ص 119ص. ،0ج، ،لسان العرب، واالخرون حممد بن مكرم بن على، أبو الفضل، 90

91 Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 19, h. 17

Page 73: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

57

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan membuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’alu92

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

12) Surah Al-Ankabut ayat 43

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

م ثال رب هاوتل ك ال للناس وما ي ع قلها نض

(87إل ال عالمون )

Dan beginilah perumpamaan-

perumpamaan kami perbuatkan

untuk manusia; dan tidaklah dapat

memahaminya melainkan orang-

orang yang berpengetahuan.93

pada tabel di atas Hamka menggunakan meetode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

: ص. 1ج،الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي،جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 92

7 93

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 20, h. 184

Page 74: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

58

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan perbuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’alu94

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

13) Surah Ar-Rum ayat 28

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

لكم مثل من أن فسكم ىل لكم ضرب

من ما ملكت أي مانكم من شركاء في ما

ناكم فأن تم فيو سواء تخافون هم رزق

يات كخيفتكم أن فسكم كذلك ن فصل ال

Dia (Allah) telah membuat untuk

kamu perumpamaan dari diri kamu

sendiri. Apakah ada diantara

hamba-hamba yang dimiliki oleh

tangan kawanmu suatu persekutuan

pada rezeki yang kami anugerahkan

kepadamu......95

. 1ج، الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ،جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 94

7: ص95

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 21, h. 75

Page 75: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

59

م ي ع قلون ) (>6لقو

pada tabel di atas Hamka menggunakan meetode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan membuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’ala96

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

14) Surah Ar-Rum ayat 58

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

للناس في ىذا ال قر آن من ضرب ناولقد Dan sesungguhnya telah kami

perbuat bagi manusia di dalam al-

Quran ini dari berbagai

. 1ج، الجاللين تفسير،، يب بكر السيوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 96

7: ص

Page 76: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

60

كل مثل ولئن جئ ت هم بآية لي قولن الذين

(>9كفروا إن أن تم إل مب طلون )

perumpamaan. Dan sekiranya

engkau datang kepada mereka

dengan bukti-bukti.....97

pada tabel di atas Hamka menggunakan meetode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan perbuat. Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’ala98

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem

daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-

muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

15) Surah Yasin ayat 13

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

97

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 21, h. 103 –دار احلديث ) الجاللين تفسير، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 98

7: ص. 1(ج،0ط-القاهرة

Page 77: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

61

لهم مثل أص حاب واض رب

(67). ال قر ية

Dan buatlah untuk mereka suatu

perumpamaan, penduduk suatu negri ..99

pada tabel di atas Hamka menggunakan meetode semantis sebab hasil

terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat sintaksis

dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan estetika teks

bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa terjemahannya.

Kebudian leksem daraba diterjemahkan dengan hautaub . Hasil terjemahan ini

sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba yaitu matsala. Di

dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini djelasakan dengan makna

yaj’ala100

yang memiliki arti membuat. Berdeda dengan Tafsir Ibnu Katsir

leksem daraba diterjemahkan denga dzakara Sedangkan di dalam mu’zam al-

af’al al-muta’adiyah biharfi jar leksem daraba yang bersanding dengan mastala

memiliki arti washafahu, wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati,

menerangkan, dan menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem

daraba bertemu dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana.

Pada dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan.

16) Surah Az-zumar 29

Ayat Al-Qur’am Terjemahan Tafsir Al-Azhar

99

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 23, h. 17 7: ص. 1ج، تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 100

Page 78: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

62

اللو مثل رجل فيو شركاء ضرب

(=6)...متشاكسون

Allah membuat suatu perumpamaan,

seorang laki-laki (budak) yang dimiliki

oleh orang berserikat.....101

pada tabel di atas Hamka menggunakan meetode semantis sebab

hasil terjemahaan sudah sesuai dengan Bsu baik dari segi struktur kalimat

sintaksis dan semantik, makna kontekstual, dan sangat memperhatikan

estetika teks bahasa sumber. Hal ini bisa dilihat dari gaya penulisan bahasa

terjemahannya. Kebudian leksem daraba diterjemahkan buatlah . Hasil

terjemahan ini sangat dipengaruhi oleh kata yang muncul setelah daraba

yaitu matsala. Di dalam tafsir al-jalalain leksem daraba dalam ayat ini

djelasakan dengan makna yaj’ala102

yang memiliki arti membuat. Berdeda

dengan Tafsir Ibnu Katsir leksem daraba diterjemahkan denga dzakara

Sedangkan di dalam mu’zam al-af’al al-muta’adiyah biharfi jar leksem

daraba yang bersanding dengan mastala memiliki arti washafahu,

wabayyanahu, wadzakarahu yaitu mensifati, menerangkan, dan

menyebutkan. Begitu juga di dalam lisan al-arab leksem daraba bertemu

dengan matsala diterjemahkan dengan wasaffa dan wabayyana. Pada

dasarnya terjemahan Hamka sudah seusai dengan yang dimaksut di dalam

ayat tersebut yaitu membuat sebuah perumpamaan

3) Makna Memukul

1) Surah Al-Baqarah ayat 60-61

101

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 24, h. 51 7: ص. 1ج، تفسير،، يوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر الس، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 102

Page 79: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

63

Terjemahan Tafsir

Al-Azhar

Ayat al-Quran

dan (ingatlah) seketika Musa

memohon air untuk kaumnya . lalu

kami katakan pukullah dengan

tongkatmu itu akan batu, maka

memancarlah daripadany dua belas

mata air...... (60)

...... dan dipukulkanlah atas mereka

kehinaan dan kerendahan dan sudah

banyaklah mereka ditimpah

kemurkaan dari Allah, yang

demikian itu karena merekaa kufur

terhadap perintah-perintah

Allah......(61) .103

مو ف قل نا اض رب قى موسى لقو تس وإذ اس

رة بعصاك ال حجر فان فجرت من و اث نتا عش

نا وضربت علي هم ......( 6:)......عي

كنة وباءوا بغضب من اللو ذلك لة وال مس الذ

فرون بآيات اللو (6:)....بأن هم كانوا يك

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 60 leksem

daraba diterjemahkan kembali kepada makna dasar karena tidak ada yang

mempengaruhi perubahan maknanya. Berbeda dengan ayat setelahnya, ayat 61

terjemahan ada sedikit kejanggalan sebab leksem daraba diterjemahkan apa

adanya. Padahal terjemahan yang lebih tepat ialah leksem daraba diterjemahkan

dengan ditimpahkan. Makna ini sesuai dengan yang terdapat dalam al-mu’zam

103

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 1, h. 204-205

Page 80: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

64

al-wasith lafaz duribat alaihimu al-dzillh diterjemahkan dengan al-jimahu104

atau bisa diterjemahkan dengan menetapkan, memaksa, dan mewajibka.

2) Surah Al-Baqarah ayat 73

Terjemahan Tafsir

Al-Azhar

Ayat al-Quran

Dan kami katakan; pukullah olehmu

dengan sebagian daripadanya!

Demikianlah Allah menghidupkan

yang telah mati dan memperlihatkan

ayat-ayatNya supaya kamu

berpikir.........105

ي اللو ربوه بب ع ضها كذلك يح ف قل نا اض

تى ويريكم آياتو لعلكم ت ع قلون ) (7;ال مو

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 73 leksem

daraba diterjemahkan kembali kepada makna dasar karena tidak ada yang

mempengaruhi perubahan maknanya. Makna ini sesuai dengan yang terdapat

dalam al-mu’zam al-wasith lafaz duribat alaihimu al-dzillh diterjemahkan

dengan al-jimahu106

atau bisa diterjemahkan dengan menetapkan, memaksa, dan

mewajibka.

3) Surah Ali Imran ayat 112

104

67: ص. 1ج، تفسير،، يوطي وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر الس، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 105

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 1, h. 225

Page 81: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

65

Terjemahan TafsirAl-Azhar Ayat al-Quran

Mereka itu ditimpahkan kehinaan

dimana saja mereka berada, kecuali

(jika mereka berpegang) pada tali Allah

dan tali manusia. Sepantasnya mereka

kena murka Allah dan ditimpah

kehinaan (kemiskiinan). Yang demikian

itu ialah karena sesungguhnya mereka

telah kfur pada ayat-ayat Allah dan

mereka bunuh Nabi-nabi dengan tiada

kebenaran, karena mereka telah durhaka

dan melanggar peraturan.107

لة أي ن ما ثقفوا إل ضرب ت علي هم الذ

بحب ل من اللو وحب ل من الناس وباءوا

ت علي هم ضرب بغضب من اللو و

فرون كنة ذلك بأن هم كانوا يك ال مس

ن بياء ت لون ال بغي ر حق بآيات اللو وي ق

ا وكانوا ي ع تدون ) (666ذلك بما عصو

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 112 leksem

daraba diterjemahkan kembali kepada makna dasar karena tidak ada yang

mempengaruhi perubahan maknanya. Makna ini sesuai dengan yang terdapat

dalam al-mu’zam al-wasith lafaz duribat alaihimu al-dzillh diterjemahkan

dengan al-jimahu108

atau bisa diterjemahkan dengan menetapkan, memaksa, dan

mewajibka.

107

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 4, h. 62 119ص. ،0ج، ،لسان العرب، واالخرون حممد بن مكرم بن على، أبو الفضل، 108

Page 82: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

66

4) surah Muhammad ayat 4

Terjemahan Tafsir

Al-Azhar

Ayat al-Quran

Maka jika bertemu kamu dengan

orang-orang kafir. Maka pukullah di

kuduk, sehinggaa apabila kamu

telah dapat menundukkan

mereka.....109

فإذا لقيتم الذين كفروا فضر ب الرقاب حتى

..... إذا أث خن تموىم

Sedangkan menurut Quraish Shihab di dalam Tafsir Al-Misbah kalimat

( قاب فضر ب الر ) fa ḏaraba al-riqâb pada hakikatnya memiliki makna bunuhlah

dengan cara apapun. Namun demikian, agaknya isltilah tersebut digunakan ayat

ini bukan saja karena ia merupakan kata kiasan yang memang indah digunakan,

tetapi juga karena cara tersebut adalah cara yang lumrah dikenal saat itu. Dan

yang lebih penting lagi adalah karena itu merupakan cara membunuh yang lebih

cepat dan arena kecepatannya korban tidak menderita. secara ilmiah, telah

terbukti bahwa leher merupakan jaringan penghubung antara kepala dan seluruh

organ tubuh. Maka, apabila jaringan urat saraf manusia terputus, semua fungsi

organ tubuh akan melemah. Dan apabila jaringan urat nadi telah putus, darah

akan berhenti dan tidak akan dapat memberi makan ke otak. Begitupula apabila

saluran pernafasan telah putus, manusia tidak lagi dapat bernafas. Dalam kondisi

seperti ini manusia akan cepat mati.110

109

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 26, h. 61 110

Quraish Shihab, tafsir al-misbah, V 12,h.444

Page 83: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

67

4) Makna Mengembara

a. Surah al-Baqarah ayat 273

Terjemahan Tafsir

Al-Azhar

Ayat al-Quran

Untuk orang-orang kafir yang sudah

terikat pada jalan Allah, yang tidak

sanggup lagi mengembara di bumi,

disangka oleh orang-orang yang tidak

tahu, bahwa mereka adalah orang-

orang yang sangat kaya, dari sangat

menahan diri; engkau akan dapat

mengenali mereka dengan tanda

mereka.111

صروا في سبيل اللو ل لل فقراء الذين أح

تطيعون سب هم اضر ب يس ر ض يح في ال

ال جاىل أغ نياء من الت عفف ت ع رف هم بسيماىم

ألون الناس إل حافا وما ت ن فقوا من خي ر ل يس

(7;6بو عليم ) فإن اللو

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 273 leksem

daraba diterjemahkan mengembara. Makna ini sesuai dengan yang terdapat

dalam Tafsir al-jalalain yang diterjemahkan dengan safara112

dalam bahasa

Indonesia memiliki arti mengembara. Penerjemahan Hamka telah sesuai dengan

maksud di dalam tafsirnya.

Surah Ali Imran ayat 112

111

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 3, h. 80 دار احلديث ) الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 112

46: ص. 1(ج،0ط-القاهرة –

Page 84: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

68

Terjemahan Tafsir

Al-Azhar

Ayat al-Quran

Wahai orang-orang yang beriman!

Janganlah kamu jadi sebagi orang-

orang yang kafir, yang berkata

kepada saudara-saudaranya, pabila

mereka itu berpergian di bumi atau

mereka jadi tentara........113

يا أي ها الذين آمنوا ل تكونوا كالذين كفروا

وانهم إذا ر ض أو ضرب وقالوا إلخ وا في ال

......كانوا غزى

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 112 leksem

daraba diterjemahkan mengembara. Makna ini sesuai dengan yang terdapat

dalam Tafsir al-jalalain yang diterjemahkan dengan safara114

dalam bahasa

Indonesia memiliki arti mengembara. Penerjemahan Hamka telah sesuai dengan

maksud di dalam tafsirnya.

b. Surah An-Nisa Ayat 94

Terjemahan Tafsir Al-Azhar Ayat al-Quran

Wahai orang-orang yang berimana,

apabila kamu (berperang) pada jalan

Allah maka telitilah, dan janganlah

في سبيل تم ضرب يا أي ها الذين آمنوا إذا

113

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 4, h. 158 الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ، حمللي جالل الدين حممد بن أمحد ا 114

64: ص. 1ج،

Page 85: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

69

kamu katakan kepada mereka yang

memberi salam kepada kamu......115

اللو ف تب ي نوا ول ت قولوا لمن أل قى إلي كم

...السلم

Pada tabel di atas Hamka menggunakan metode penerjemahan semantis.

sebab sturtur bahasanya sudah sesuai dengan Bsu dan Bsa baik dari segi

sintaksis maupun semantis, makna yang mucul sudah sesuai dengan konteksnya,

dan melakukan pendekatan estetika dari bahasa sumber. Pada ayat 94 leksem

daraba diterjemahkan mengembara. Makna ini sesuai dengan yang terdapat

dalam Tafsir al-jalalain yang diterjemahkan dengan safartum116

dalam bahasa

Indonesia memiliki arti mengembara. Penerjemahan Hamka telah sesuai dengan

maksud di dalam tafsirnya.

5) Makna Menutup

a. surah al-kahfi ayat 11

Terjemahan

Tafsir Al-Azhar

Ayat Al-Qur’an

maka kami tutupkkanlah telinga

mereka di dalam ngalau itu bertahun-

tahun.117

الكهف في آذانهم فضربناعمى

عددا سنين

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menjelaskan kata faḏarabnâ yang

terambil dari kata ḏaraba mempunyai banyak sekali arti walaupun pada mulanya

115

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 5, h. 258 دار ) الجاللين تفسير، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ، جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 116

93: ص. 1(ج،0ط-القاهرة –احلديث 117

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 15, h. 162

Page 86: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

70

ia berarti menyentuhkan sesuatu yang bersifat materil kepada sesuatu yang lain

juga yang bersifat materil, yakni memukul, apa pun yang dipukul itu dan dengan

tujuan apa pun pemukulan itu. Dari sini, menyentuhkan kaki ke bumi atau

dengan kata lain melakukan perjalanan juga dilukiskan denga kata ḏaraba.

Membuat uang untuk menjadi alat pembayar umum juga menggunakan kata

tersebut. Bercampur dengan pasangan juga dilukiskan dengan kata tersebut

karena biasanya pengantin dibuatkan penutup agar tidak terlihat dengan yang

lain. Karena keaneka ragaman kata itulah sehingga tidak mudah menafsirkan dan

menerjemahkan kata tersebut, bahkan ia dapat menimbulkan kerancuan seperti

yang terjadi pada sementara orang ketika menafsirkan firman Allah yang

memerintahkan suami mengambil langkah al-ḏarab/pukul bagi istri yang

membangkang. Mereka yang tidak memahami kata ini langsung mengartikannya

memukul dengan keras118

.

Penggunaan kata ḏaraba pada ayat ini difahami oleh sementara ulama

dalam arti menyentuhkan tabir yang tebal untuk menutup dengan rapat telinga

pemuda-pemuda itu sehingga, dengan demikian, mereka tidak dapat mendengar

suara betapapun kerasnya dan dapat tidur dengan nyenyak.119

Penjelasan Quraish

Shibab sangat terpengaruh kepada penafsiran ayat tersebut dan akan

menimbukan terjemahan yang panjang. Penulis melihat terjemahan Hamka lebih

simpel walaupun ada kekurangan.

b. Surah an-Nur ayat 31

Ayat al-Quran Terjemahan Tafsir Al-Azhar

118

Quraish Shihab, tafsir al-misbah, V. 7 (Jakarta, Penerbit Lentera Hati, 2002), h.252 119

Quraish Shihab, tafsir al-misbah, V. 7, h .252

Page 87: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

71

عمى بخمرهن وليضربن.....

إل زينتهن يبدين ول جيوبهن

......لبعولتهن

….Dan hendaklah mereka menutup

dada mereka dengan selendang. Dan

janganlah mereka menampakkan

perhiasanmereka kecuali kepada suami

mereka sendiri……

Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan Al-Biqaî memeroleh

kesan dari penggunaan kata daraba yang biasa diartikan memukul atau

meletakaan sesuatu secara cepat dan sungguh-sungguh pada firmanNya wal

yaḏribanna bi khumurihinna bahwa pemakaina kerudung itu hendaknya

diletakkan dengan sungguh-sungguh untuk tujuan menutupinya. Bahkan huruf bâ

pada kata bî khumurihinna difahami oleh sementara ulama berfungsi sebagai al-

ilshâq, yakni kesertaan dan ketertempelan. Ini untuk menekankan lagi agar

kerudung tersebut tidak terpisah dari bagian badan yang harus ditutup.120

6) Makna Menghentikan

Ayat selanjutnya yaitu derdapat dalam surat Az-Zuhruf ayat ke 5.

Terjemahan TafsirAl-Azhar Ayat al-Quran

Apakah kami hentikan dari kamu

peringatan itu, serta merta lantaran

kamu kaum yang melampaui batas.121

كنتم ن أ الذكرصفحا عنكم أفنضرب

قومامسرفين

120

Quraish Shihab, tafsir al-misbah, v 8, h.528 121

Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz 24, h. 51

Page 88: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

72

Quraish shihab dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan kata نضرب biasa

diterjemahkan kami memukul, baik dengan keras maupun lembut. Kata tersebut

digunakan ayat di atas sebagai kiasan yang terambil dari sikap seorang penunggu

binatang apabila hendak memalingkannya ke kanan dan ke kiri, dia memukul

binatang itu agar ia mengarah kea rah yang ia kehendaki. Dari sini, kata

memukul tersebut digunakan dengan arti memalingkan. Pemalingan itu

dilakukan Allah sebab sikap kaum kafir itu sendiri, dan karena itu ayat di atas

menggunakan bentuk jamak (kami memukul/memalingkan).122

Penjelasan

Quraish Shihab dalam tafsinya lebih menekankan pada terjemahan tafsiriah dan

pengiasan terjemahan ayat tersebut. Maka menurut penulis hal ini bisa diterima

hasil penerjemahannya. Sedangkan di dalam Tafsir al-Jalalain kata daraba

ditafsirkan dengan kana namsik123

yang memiliki arti menghentikan.

122

Quraish Shihab, tafsir al-misbah,V 8,h.209

دار ) الجاللين تفسير،، وجالل الدين عبد الرمحن بن أيب بكر السيوطي ،جالل الدين حممد بن أمحد احمللي 123 493: ص. 1(ج،0ج -القاهرة –احلديث

Page 89: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan dari berbagai aspek yang

dibutuhkan, penulis berusaha menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari seluruh hasil

analisi sesuai dengan rumusan-rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab 1.

Kesimpulan tersebut adalah:

Setelah melihat hasil terjemahan Hamka dalam Tafsir Al-Azhar pada

penerjemahan leksem daraba dan derivasinya dapat disimpulkan bahwa terjemahan

leksem daraba yaitu memukul, membuat/mengadakan, menghentikan, mengembara,

menutup, dan pancung. Terjemahan leksem tersebut berubah karena daraba bertemu

dengan preposisi ala akan menimbulkan makna memukul. Kemudian daraba bertemu

preposisi ‘an bermakna menghentikan, kemudian daraba bertemu nomina matsala

bermakna membuat, daraba bertemu preposisi fi bermakna mengembara, daraba

bertemu preposisi ba bermakna menutup, dan daraba bertemu isim zorof serta

arriqab makan fauqa bermakna pancung.

Sedangkan metode penerjemahan yang digunakan oleh Hamka menggunakan

metode semantis. Sebab terjemahan yang dihasilkan sudah sesuai dengan Bsu baik

dari segi struktur kalimat sintaksis dan semantik, makna kontekstual, dan sangat

memperhatikan estetika teks bahasa sumber. Sebagaimana penjelasan di Bab II

Newmark menjelaskan metode penerjemahan semantis biasanya digunkanan dalam

menerjemahkan teks-teks sastra dan teks keagamanan.

Page 90: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

74

B. Saran

Penelitian yang penulis lakukan ini masih perlu diperbaiki dan dilanjutkan oleh

peneliti lainnya, karena di dalam Tafsir al-Quran dan terjemahan Hamka ini masih

yang belum dikaji diantaranya studi analisis hasil terjemahan kolokasi pada leksikal

yang lainnya, karena masih banyak sekali yang belum ditelitit. Atau hasil terjemahan

menyeluruh dalam satu surah yang diterjemahkan Hamka studi analisis kolokasi. Di

sana pasti akan menimbulkan berbagai macam hasil penelitian yang menarik dan

layak untuk diterbikan. Bisa juga studi komparatif hasil terjemahan Hamka dengan

hasil terjemahan tafsir lain tentang kolokasi. Dengan adanya penelitian tersebut selain

membantu dalam kegiatan analisis, juga memberi kontribusi terhadap hasil

terjemahan, untuk mengetahui sejauh mana hasil terjemahan tersebut layak sebagai

karya terjemahan yang baik atau tidak.

Tak pelak lagi, pengetahuan tentang kaidah bahasa Arab dan bahasa Indonesia

menjadi persyaratan penting bagi para penerjemah dalam menerjemahkan kedua

bahasa tersebut sehingga bahasa sumber dapat dicerna pada bahasa sasaran. Oleh

karena itu, seorang penerjemah dalam menerjemahkan teks-teks bahasa sumber

kedalam bahasa sasaran dituntut sedapat mungkin dapat menyusun kata-kata yang

dapat dipahami pembaca dengan meperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada kedua

bahasa tersebut. Sehingga ketika membaca karya terjemahannya, seolah-olah

membaca karya asli penulis, itulah seorang penerjemah yang berhasil menjalankan

propesinya sebagai seorang penerjemah yang berkualitas.

Page 91: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

55

Daftar Pustaka

Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa, Jakarta: Diadit Media, 2011.

Al-Jarim, Ali dan Amin Musthafa, Terjemahan Al-Balaghatul

Wadhihah.Penerjemah Mujiyo Nurkholis, Bahrun Abu Bakar, L.C. dkk.

Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: Sinar Baru, 1987.

Arifin, E Zaenal, Teori dan Kajian Wacana Bahasa Indonesia, Tangerang:

Pustkaka Mandiri, 2012.

Buana ,Cahya, MA Pengaruh Sastra Arab Terhadap Sastra Indonesia Lama

Dalam Syair-syair Hamzah Fansuri Kajian Sastra Banding. Yogyakarta :

Mocopatbook, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Nasional Edisi

Keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Ismail, Achmad Satori, Problematika Terjemah Jakarta : Adabia Press, 2011.

Ismail,Taufik, Kumpulan Puisi Dwi Bahasa: Debu di Atas Debu Jakarta: Majalah

Sastra Horison, 2013.

Jabrohim, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta: Hanindita Graha Widya,

2002.

Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab: Klasik Modern Jakarta : Rajagrafindo

Persada, 2009

Keraf , Gorys, DIksi dan Gaya Bahasa, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama : 2010

Ma’luf, Lois, Al-Munjid, Beirut: Al-kutulukiyyah, 2002.

Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah Bandung : Kaifa, 2009

Page 92: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

56

Mansyur Moh dan Kustiwan, Pedoman Bagi Penerjemah Arab-Indonesia

Indonesia-arab Jakarta : PT. Moyo Segoro Agung Jakarta, 2002.

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Munawwir , Ahmad Warson, Al-munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya :

Pustaka Progressif 1997.

Muzakki, Ahmad Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan, Yogyakarta

Ar-ruzz Media, 2006.

Nababan, M. Rudolf , M. Ed. Teori Menerjemah Bahasa Inggris, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008.

Nyoman Kutha Ratna, Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan

Budaya,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Ratna Nyoman Kutha, S. U, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Richard E. Palmer, Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003.

Sayogie Frans, Penerjemah Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, Jakarta :

Lembaga Penelitiian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Anaisis Struktur Puisi, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar 2010

Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung : Angkasa, 2009.

Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Kosa Kata, Bandung: Angkasa, 1984

Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa1986.

4991-دار احلديث القاهرة، اجلاللني تفسري،، جالل الدين احمللي جالل الدين و السيوطي

Page 93: Kaula Fahmi 111002400001 - repository.uinjkt.ac.id · sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk

57

هـ 4149دار الكتب العلمية، بريوت تفسري القرآن العظيم )ابن كثري(، أبو الفداء ،إمساعيل

6002 دار الكتب العلمية، بريوت، معجم األفعال املتعدية حبرف، موسىحممد

هـ 4141 -الثالثة ط:-بريوت –دار صادر ،لسان العرب، واالخرون حممد ، أبو الفضل، مكرم