Kateterisasi_silva Neta Oktari

2
KATETERISASI Sumber: Purnomo, B. B. (2012). Dasar-dasar Urologi (3 ed.). Jakarta: Sagung Seto.341-342 1. Indikasi Kateterisasi a. Indikasi diagnostik katerisasi antara lain: Pengambilan contoh urine untuk kultur urine Pengukuran sisa urine (urine residu) sesaat setelah pasien miksi Pemberian bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi Pemeriksaan urodinamika untuk menentukan tekanan intra vesika Penentuan produksi urine pada saat dan setelah operasi besar b. Indikasi terapi katerisasi antara lain: Pengeluaran urine dari buli-buli pada keadaan obdtruksi infra vesika yang disebabkan BPH maupun benda asing Pengeluaran urine pada kasus disfungsi buli-buli Diversi urine setelah tindakan operasi system urinary bagian bawah, yaitu pada prostatektomi, vesikolitotomi Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi urethra untuk tujuan stabilisasi urethra Pada tindakan kateterisasi bersih mandiri berkala (KBMB) atau clean intermittent catheterization Pemberian obat-obatan intravesika seperti sitostatika atau antiseptik 2. Kontraindikasi Kateterisasi Urethritis dan infeksi saluran kemih. Jika pasien didiagnosa urethritis dan atau infeksi saluran kemih (ISK), kateterisasi belum boleh dilaksanakan karena pada proses kateterisasi yang belum steril, mikroba dapat dengan mudah masuk ke urethra dan bahkan sampai pada vesika sehingga dapat menyebabkan superinfeksi

description

Indikasi dan Kontraindikasi Kateterisasi

Transcript of Kateterisasi_silva Neta Oktari

  • KATETERISASI

    Sumber:

    Purnomo, B. B. (2012). Dasar-dasar Urologi (3 ed.). Jakarta: Sagung Seto.341-342

    1. Indikasi Kateterisasi

    a. Indikasi diagnostik katerisasi antara lain:

    Pengambilan contoh urine untuk kultur urine

    Pengukuran sisa urine (urine residu) sesaat setelah pasien miksi

    Pemberian bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi

    Pemeriksaan urodinamika untuk menentukan tekanan intra vesika

    Penentuan produksi urine pada saat dan setelah operasi besar

    b. Indikasi terapi katerisasi antara lain:

    Pengeluaran urine dari buli-buli pada keadaan obdtruksi infra vesika yang

    disebabkan BPH maupun benda asing

    Pengeluaran urine pada kasus disfungsi buli-buli

    Diversi urine setelah tindakan operasi system urinary bagian bawah, yaitu

    pada prostatektomi, vesikolitotomi

    Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi urethra untuk tujuan stabilisasi

    urethra

    Pada tindakan kateterisasi bersih mandiri berkala (KBMB) atau clean

    intermittent catheterization

    Pemberian obat-obatan intravesika seperti sitostatika atau antiseptik

    2. Kontraindikasi Kateterisasi

    Urethritis dan infeksi saluran kemih. Jika pasien didiagnosa urethritis dan atau

    infeksi saluran kemih (ISK), kateterisasi belum boleh dilaksanakan karena pada

    proses kateterisasi yang belum steril, mikroba dapat dengan mudah masuk ke

    urethra dan bahkan sampai pada vesika sehingga dapat menyebabkan superinfeksi

  • Trauma pada urethra. Kateterisasi dapat memperparah trauma pada urethra

    Ruptur urethra

    Gross hematuria. Jika terdapat atau terlihat darah dalam urine, maka prosedur

    pemasangan kateter tidak diperkenankan karena dengan adanya darah di urine

    dapat menandakan adanya obstruksi di saluran kemih sehingga pemasangan

    kateter dapat memperparah obstruksi yang terjadi (Purnomo, 2012)