Katerkaitan Antar Komponen KTSP

14
Keterkaitan antar Komponen KTSP Zulfikri Anas Pusat Kurikulum dan Pebukuan Kemdikbud e-mail : [email protected] Blog : http://fikrieanas.wordpress.com Moto: Dibalik keterbatasan ada berjuta keunggulan

description

kurikulum

Transcript of Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Page 1: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Keterkaitan antar Komponen KTSP

Zulfikri Anas Pusat Kurikulum dan Pebukuan Kemdikbud

e-mail : [email protected]

Blog : http://fikrieanas.wordpress.com

Moto: Dibalik keterbatasan ada berjuta keunggulan

Page 2: Katerkaitan Antar Komponen KTSP
Page 3: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

LOGO

“ Add your company slogan ”Landasan

Penyusunan KTSP

• Peraturan perundanga-undangan

· Otonomi dan desentralisasi pendidikan· Diversifikasi lurikulum sesuai potensi,kebutuhan, dan karakteriktik daerah/peserta didik. • 8 Standar Nasional Pendidikan

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan5. Menyeluruh dan berkesinambungan6. Belajar sepanjang hayat7. Seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional5. Tuntutan dunia kerja6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni7. Agama8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat11. Kesetaraan Jender12. karakteristik satuan pendidikan

Analisis KonteksKajian tentang peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program, peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya

Struktur dan muatan KTSP: (Mata Pelajaran, Muatan Lokal,

Pengembangan Diri)

Beban Belajar : (Tatap muka, penugasan terstruktur, penugasan mandiri, praktik)

Ketuntasan Belajar : (KKM, remedial, Pengayaan, kenaikan kelas, kelulusan)

Kalender Pendidikan : (Hari belajar efektif, libur sekolah )

SILABUS :Penjabaran SK dan KD menjadi indikator, pembelajaran, perkiraan unit waktu, penilaian

RPP: (Tujuan pembelajaran, materi, metode, sumber belajar, penilaian)

KEGIATAN PEMBELA-JARAN PROGRAM

SEKOLAH

KETERKAITAN ANTAR KOMPONEN KTSP DAN PROGRAM SEKOLAH

7 Prinsip Pengembangan KTSP 1Acuan Operasional Penyusunan KTSP

VISI, Misi, Tujuan

Designed by Zulfikri Anas 2007

Page 4: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Kompeten =TAHU, BISA, TERBIASA

Dievaluasi

Treatment (Pembinaan, Pengembangan)

Aplikasi dalam tindakan dan

perilaku

Terbiasa

Dilakukan

Page 5: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Curriculm as :

Content

Process Product

curriculum with the syllabus which is a concise document listing the topics of a subject

a student equipped with the knowledge, skills and values to function effectively and efficiently

the interaction of teachers, students and knowledge, emphasis is on thinking and meaning-making

Page 6: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

1. Penilaian adalah proses pengambilan keputusan yang tepat sesuai dengan perkembangan peserta didik. Penilaian memerlukan berbagai instrumen (tes dan non tes). Instrumen diperlukan untuk mendapatkan data (kualitatif dan/atau kuantitatif), data tersebut dianalisis, dan hasil analisis dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian tindak lanjut.

Untuk itu, penilaian harus valid dan reliabel, dengan sendirinya penilaian itu terbebas dari “sentimen” pribadi, jika penilaian dipengaruhi sentimen pribadi, secara metode keilmuan, hasilnya tidak valid. Penilaian yang tidak valid, menurut agama “haram” hukumnya karena termasuk perbuatan yang tidak jujur (menambah dan mengurangi hasil timbangan yang sebenarnya)

Hati-Hati dalam Melakukan Penilaian Kemampuan Siswa

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 7: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

2. Instrumen (alat) penilaian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data yang valid. Penggunaan jenis penilaian berdasarkan jenis data yang diperlukan, sementara jenis data yang diperlukan ditentukan oleh indikator. Indikator merupakan bukti yang terukur untuk menentukan ketercapaian kompetensi.

Contoh : Menulis huruf sesuai urutan abjad (indikator). Ada dua kemampuan yang dituntut, yaitu kemampuan (1) menulis huruf dengan jelas sehingga dapat dibaca, dan (2) mengurutkan huruf sesuai urutan abjad. Sesuai dengan tuntutan indikator ini, alat penilaian yang cocok adalah produk dan kinerja. Produk berbentuk hasil tulisan yang dapat dibaca, kinerja berkaitan dengan tatacara menulis dengan benar. Dengan demikian hasil penilaian akan valid, dan yang lebih penting, setelah dilakukan penilaian, kita menjadi paham apa yang dibutuhkan siswa selanjutnya; perbaikan atau pengayaan (peningkatan). Jika hasil penilaian menunjukkan kemampuan siswa berada di bawah batas kemampuan minimal, maka siswa yang bersangkutan perlu perbaikan berupa latihan menulis huruf atau mengurutkan, tergantung di mana yang bersangkutan mengalami masalah. Jika hasil penilaian menunjukkan bahwa kemampuan siswa di atas batas minimal, maka pembelajaran selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan siswa yang bersangkutan.

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 8: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

3. Sebagai bukti ketercapaian kompetensi, indikator harus terukur observable. Keterukuran indikator bukan hanya ditentukan oleh kata kerja operasional, melainkan oleh ukuran yang diberikan.

Contoh: “menulis huruf”, ini belum sempurna sebagai indikator karena kata “menulis” hanya menunjukkan proses, yaitu proses menulis. Agar sempurna menjadi sebuah indikator, rumusannya dilengkapi dengan “menulis huruf yang dapat dibaca”, atau menulis dan mengurutkan huruf sesuai urutan abjad. Potongan kalimat “yang dapat dibaca” dan “urutan sesuai abjad” menjadi penentu dan batasan atau ukuran ketuntasan kompetensi.

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 9: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Kemampuan “menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi”. Minimal indikatornya terdiri dari: (1) siswa hafal huruf, (2) siswa dapat mengurutkan huruf sesuai urutan abjad, (3) siswa dapat menyusun huruf menjadi kata yang bermakna, (4) siswa dapat menyusun kata menjadi kalimat bermakna, (5) siswa dapat menyusun kalimat menjadi alinia yang padu, (6) siswa mampu menulis cerita pendek dengan gaya bahasa yang indah.

KKM-nya (kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa) adalah: siswa menyusun kata menjadi kalimat bermakna.

Untuk mampu mencapai KKM tersebut, guru harus membimbing setiap siswa sehingga memenuhi batas minimum yang ditetapkan, dan tentunya siswa harus dilatih agar hafal huruf, mengurutkan huruf sesuai urutan abjad, menyusun huruf menjadi kata yang bermakna (minimal).

Setelah dihitung persentasenya dengan membandingkan KKM dengan KD, bobot KKM ini disetarakan dengan bobot 65%, berarti dari segi angka (persentase) batas Ketuntasan minimal (KKM) adalah 65. Perhitungan ini setelah mempertimbangkan kompleksitas, intake (kemampuan awal), dan daya dukung.

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 10: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

4. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah janji guru kepada siswa untuk mengantarkan mereka ke “pintu gerbang” kompetensi agar mereka mampu mengembangkan kompetensi berikutnya. Artinya, KKM (minimal) adalah “hutang” guru terhadap anak yang paling tidak “mampu” untuk kompetensi yang bersangkutan.

Apabila ada anak yang tidak mencapai KKM, guru harus membantu/menuntun siswa yang bersangkutan secepatnya, dan mendampinginya sampai si anak keluar dari masalah tsb. agar permasalahan yang dialami anak yang bersangkutan tidak berlarut-larut. Ini kewajiban yang melekat pada tugas guru sebagai pendidik.

Page 11: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

• Guru dapat mengubah (menaikkan atau menurunkan) KKM dengan berbagai pertimbangan, tetapi harus diingat bahwa: Menaikkan KKM berarti menaikkan kualitas/mutu proses pembelajaran yang sekaligus menjadi cerminan tingkat profesionalisme guru. Menurunkan KKM berarti “menurunkan” kualitas/mutu proses pembelajaran, dan inipun gambaran tingkat profesionalisme guru.

• Bagi guru yang profesional, intake siswa (kemampuan awal) yang rendah tidak menjadi masalah karena guru yang bersangkutan memahami apa yang dibutuhkan oleh siswa yang bersangkutan sehingga guru dapat memberikan “treatmen” yang tepat.

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 12: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Zulfikri Anas, Juni 2009

5. Remedial adalah perbaikan kemampuan, bukan “hanya sekedar” perbaikan nilai. Apabila kemampuan berhasil ditingkatkan atau diperbaiki, otomatis nilai juga akan meningkat. Sebaliknya, perbaikan “nilai” tidak menjamin perbaikan kemampuan. Artinya, remedial adalah proses penyembuhan penyakit sesuai dengan karakter penyakit (jenis obat disesuaikan dengan penyakit). Pelaksanaan remedial dilakukan pada saat anak bermasalah, seperti pepatah lama mengatakan: ibarat rumput, kapan tumbuh, saat itu juga disiang (dibersihkan), sehingga penyakitnya tidak berlarut-larut.

Page 13: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

Contoh Pelaksanaan Remedial:

Dalam contoh “kemampuan menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi, KKM 65 (minimal siswa harus mampu menyusun kata menjadi kalimat bermakna). Ketika ada siswa yang mendapat nilai 50 (di bawah KKM) berarti siswa yang bersangkutan belum mampu menyusun kata menjadi kalimat bermakna.

Remedial bagi bagi anak yang bersangkutan adalah berlatih dibawah bimbingan guru sampai anak yang bersangkutan mampu menyusun kata menjadi kalimat bermakna.

Zulfikri Anas, Juni 2009

Page 14: Katerkaitan Antar Komponen KTSP

• Contoh lain: Siswa yang mendapat nilai 40 (juga di bawah

KKM), berarti yang bersangkutan belum mampu : menyusun huruf menjadi kata yang bermakna, maka untuk siswa yang bersangkutan diberikan remedial, yaitu berlatih menyusun huruf menjadi kata yang bermakna dan menyusun kata menjadi kalimat bermakna.

Zulfikri Anas, Juni 2009