KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf ·...

228
KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN PENGGERAK LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPAYA MENJAGA DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Dwi Listyanto NIM: 141124033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf ·...

Page 1: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN

PENGGERAK LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPAYA MENJAGA

DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI

PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Dwi Listyanto

NIM: 141124033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusup

Yang terkasih:

Kedua orang tuaku, saudaraku dan moodboster atas dukungan, motivasi dan doa

Serta para sahabat dan pembaca setia skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

v

MOTTO

Sinner yet love

(Pendosa yang dicintai)

Cura, ut valeas

(Berusahalah agar kau berhasil)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK

KETERLIBATAN PENGGERAK LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPAYA

MENJAGA DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI

PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI. Judul ini dipilih

berdasarkan keingintahuan penulis tentang kegiatan katekese ekologi yang

dilakukan di Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri. Penulis mengangkat judul

tersebut karena melihat ada keprihatinan dan harapan sekaligus ungkapan syukur

atas lingkungan hidup ini. Melestarikan alam ciptaan adalah hal yang sangat

penting meskipun sebagian masyarakat menganggap itu tidak lebih penting

dibanding dengan urusan ekonomi. Melihat keadaan lingkungan hidup yang

begitu memprihatinkan saat ini, umat mulai menyadari pentingnya menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan hidup.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan merawat lingkungan

hidup yakni dengan mulai melaksanakan gerakan menanam dan merawat air serta

udara segar. Berawal dari hadirnya katekese ekologi sebagai model dan cara baru

dalam berkatekese. Skripsi ini dimaksudkan untuk membantu umat sebagai pelaku

katekese ekologi dapat semakin menghayati dan mendalami katekese model ini.

Hal lain juga dimaksudkan agar pembaca skripsi ini mampu menyadari

pentingnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup, yang pada

akhirnya dapat merubah perilaku dari perusak menjadi pelestari lingkungan hidup.

Penulis mengumpulkan data berdasarkan pendekatan deskriptif analitis

dengan penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui studi dokumen, dokumentasi,

observasi dan wawancara kepada para responden. Hasil akhir menunjukkan

bahwa katekese ekologi merupakan suatu kegiatan pembinaan iman atau

pengajaran yang dilakukan oleh seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno

untuk menyadari dan menanggapi kehadiran Kristus yang berkarya di dalam alam

ciptaan dan di dalam lingkungan hidup manusia yang diaplikasikan ke dalam aksi

nyata sebagai perwujudan iman.

Guna meningkatkan kesadaran dan keterlibatan umat akan lingkungan

hidup maka penulis mengusulkan program katekese dengan bentuk pendalaman

iman dalam bulan ekologis paroki. Kegiatan ini dilakukan agar umat mampu

merefleksikan imannya dan dapat berbagi pengalaman kepada umat yang lain.

Pada akhirnya umat semakin menghayati panggilannya sebagai pelestari

lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

ix

ABSTRACT

This thesis is titled ECOLOGICAL CATECHESIS AS A FORM OF

ENVIRONMENTAL MOVEMENT IN MAINTAINING ENVIRONMENTAL

SUSTAINABILITY IN SANTO YUSUP PARISH, BATURETNO, WONOGIRI.

This thesis was chosen based on the writer's curiosity about ecological catechesis

activities that carried out at Santo Yusup Parish, Baturetno, Wonogiri. The author

chose this title because he saw there were concerns and hopes as well as

expressions of gratitude for this environment. Preserving environment is very

important, although some people consider economic is more important matter.

Seeing our environment recently, people begin to realize the importance in

maintaining and caring the environment.

One of the efforts made in maintaining and caring for the environment is

by starting to plant and to care for fresh water and air. Ecological catechesis is a

new catechetical model. This thesis intended to help ecological catechists to use

and to explore this new model of catechesis. Another thing, the readers also be

able to realize the importance in maintaining and caring the environmental

sustainability.

The author collected the data based on descriptive analytical approach

with qualitative research. The data is obtained through documentation study,

observation and interviews with respondents. The final result shows that

ecological catechesis at Santo Yusup Parish, Baturetno, Wonogiri is one of the

faith formation, to respond the presence of Jesus Christ who works in creation

and in human environment that applied as a manifestation of faith.

In order to increase people's awareness and involvement in the

environment, the author proposed a catechetical program in a form of Ecological

month at Santo Yusup Parish, Baturetno, Wonogiri. The aim of this activity is to

grow awareness, to reflect on the faith and to share experiences with other

people. In the end the community will increasingly live up to grow awareness and

involvement as environmentalists.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

x

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Pencipta alam semesta karena kasih-Nya yang begitu

besar, penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul KATEKESE EKOLOGI

SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN PENGGERAK LINGKUNGAN

HIDUP DALAM UPAYA MENJAGA DAN MERAWAT KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO

WONOGIRI.

Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis akan persoalan

lingkungan hidup yang memprihatinkan pada akhir-akhir ini. Lalu bagaimana

peran serta Gereja untuk menanggapi persoalan tersebut. Paroki Santo Yusup

Baturetno Wonogiri berupaya untuk mengajak umat terlibat dalam kegiatan

katekese ekologi. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu perwujudan

iman umat akan pentingnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup,

agar tetap lestari untuk bisa dinikmati sampai generasi mendatang.

Selama proses penulisan dan penyusunan karya ini, penulis mendapatkan

banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata

Dharma yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi.

2. Ibu Cecilia Paulina Sianipar, S.Pd., M.Si., M.Ed, selaku dosen utama yang

dengan sabar dan penuh perhatian mendampingi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum, selaku dosen penguji kedua

dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran

dan ketelatenan membimbing dan menyediakan waktunya bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

4. Rm. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed, selaku dosen penguji

ketiga yang telah membantu penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

MOTTO................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi

A. Singkatan Teks Kitab Suci ........................................................................ xvi

B. Singkatan Lain .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 6

E. Metode Penulisan ......................................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xiii

BAB II PANDANGAN TENTANG KATEKESE EKOLOGI DAN

HUBUNGANNYA TERHADAP PERSOALAN KRISIS LINGKUNGAN

HIDUP..................................................................................................................... 9

A. Konsep Katekese ........................................................................................ 10

1. Pengertian Katekese Ekologi .................................................................. 10

2. Tujuan Katekese Ekologi ....................................................................... 12

3. Peserta Katekese ..................................................................................... 13

4. Sifat Katekese ......................................................................................... 13

5. Model-Model Katekese .......................................................................... 14

B. Konsep Ekologi dan Lingkungan Hidup .................................................... 17

1. Pengertian Ekologi ................................................................................. 18

2. Ruang Lingkup Ekologi ......................................................................... 19

3. Ekoteologi............................................................................................... 20

4. Arti Lingkungan Hidup .......................................................................... 22

5. Ruang Lingkup Lingkungan Hidup ........................................................ 24

C. Hubungan Katekese Ekologi terhadap Persoalan Krisis Lingkungan Hidup

.................................................................................................................... 25

1. Macam-macam Persoalan Krisis Lingkungan Hidup ............................. 25

2. Cahaya Kitab Suci Atas Ekologi ............................................................ 33

3. Kesadaran Manusia ................................................................................ 35

4. Tanggung Jawab Gereja Terhadap Lingkungan Hidup .......................... 37

5. Merumuskan Tanggung Jawab Iman dan Keberpihakan pada Lingkungan

Hidup ...................... ...................................................................................... 40

D. Pentingnya Pendidikan Iman dan Dialog dengan Alam dalam Membangun

Semangat Ekologis ............................................................................................ 42

1. Pendidikan untuk Perjanjian antara Manusia dan Lingkungan .............. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xiv

2. Dialog dengan Alam ............................................................................... 43

BAB III KEGIATAN PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO DALAM

UPAYA MENJAGA DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN

HIDUP................................................................................................................... 45

A. Gambaran Umum Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri ..................... 45

1. Keadaan Geografis ................................................................................. 45

2. Keadaan Umat ........................................................................................ 48

3. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi .................................................... 49

4. Visi dan Misi Paroki ............................................................................... 52

5. Katekese Ekologi sebagai Bentuk Keterlibatan Penggerak Lingkungan

Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno........................................................ 53

B. Penelitian tentang Partisipasi Penggerak Lingkungan Hidup Paroki Santo

Yusup Baturetno dalam Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian Lingkungan

Hidup ................................................................................................................. 58

1. Permasalahan Penelitan .......................................................................... 59

2. Tujuan Penelitian .................................................................................... 59

3. Jenis Penelitian ....................................................................................... 59

4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 60

5. Subjek Penelitian .................................................................................... 60

6. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 61

7. Variabel Penelitian ................................................................................. 62

8. Teknik Analisis Data .............................................................................. 65

C. Laporan Hasil Penelitian Katekese Ekologi sebagai Bentuk Keterlibatan

Penggerak Lingkungan Hidup dalam Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian

Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno ....................................... 66

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xv

2. Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................................ 121

BAB IV USULAN PROGRAM KEGIATAN PENINGKATAN PARTISIPASI

UMAT PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO DALAM MENJAGA DAN

MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI KATEKESE

EKOLOGI ........................................................................................................... 125

A. Latar Belakang Program .......................................................................... 125

B. Tujuan Program ........................................................................................ 127

C. Usulan dan Bentuk Program .................................................................... 127

D. Matriks Program....................................................................................... 129

E. Satuan Persiapan Program........................................................................ 133

1. Satuan Persiapan (SP) 1........................................................................ 133

2. Satuan Persiapan (SP) 2........................................................................ 141

3. Satuan Persiapan (SP) 3........................................................................ 148

4. Satuan Persiapan (SP) 4........................................................................ 154

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 161

A. Kesimpulan .............................................................................................. 161

B. Saran ......................................................................................................... 163

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 165

LAMPIRAN ........................................................................................................ 167

1. Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................ - 1 -

2. Lampiran Surat Pernyataan Selesai Penelitian ..................................... - 2 -

3. Lampiran Foto Hasil Penelitian ............................................................ - 3 -

4. Lampiran Daftar Identitas Responden .................................................. - 4 -

5. Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara ............................................. - 5 -

6. Lampiran Transkrip Hasil Wawancara ................................................. - 7 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab

Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh

Lembaga Alkitab Indonesia.

B. Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembangunan

BMKG : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

CFC : Klorofluorokarbon ( Karbon, Fluorin, dan Klorin)

CT : Cathecesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese)

DKU : Direktorium Kateketik Umum

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

IQ : Intelligence quotient (Tingkat Kecerdasan)

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KLMTD : Kecil Lemah Miskin Tersingkir Difabel

KK : Kepala Keluarga

KU : Katekese Umat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MB : Madah Bakti

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

OMK : Orang Muda Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

xvii

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

PKG : Pusat Kegiatan Gugus

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PNS : Pegawai Negeri Sipil

RT : Rukun Tangga

RW : Rukun Warga

SDA : Sumber Daya Alam

SP : Satuan Persiapan

SJ : Serikat Jesus

TK : Taman Kanak-kanak

WALHI : Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

WWF : World Wildlife Fund

(Organisasi non-Pemerintah Internasional yang menangani

tentang konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang diketahui bersama, Indonesia saat ini mengalami banyak

masalah lingkungan. Setiap tahunnya saat musim kemarau terdapat bencana

kabut asap yang melanda daerah Kalimantan dan Sumatera. Banyak

masyarakat yang dirugikan dan negara tetangga mengajukan protes kepada

pemerintah Indonesia karena peristiwa itu. Di pulau Jawa sendiri juga tidak

lepas dengan adanya perusakan hutan secara liar yang dilakukan oleh

berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab hanya demi mencari

keuntungan dirinya sendiri. Dampak dari penebangan hutan ini

mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup dan menimbulkan bencana alam

diberbagai daerah. Seperti dimusim hujan terjadinya banjir dan tanah longsor,

namun sebaliknya bila dimusim kemarau terjadi kekeringan yang

berkepanjangan. Di beberapa daerah khususnya di Kabupaten Wonogiri

sering terjadi kekeringan, krisis air bersih dan bahkan gagal panen karena

hujan tak kunjung datang. Di sisi lain, saat musim penghujan mulai datang,

dan curah hujan sangat tinggi banyak terdapat kasus banjir bandang serta

tanah longsor. Tanah longsor mendominasi peristiwa bencana alam yang

terjadi di Wonogiri sejak Januari hingga pertengahan Februari tahun 2018.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Senin (12/2/2018), sejak awal

tahun ini Wonogiri dinyatakan sebagai daerah dengan pergerakan

tanah tergolong tinggi. Berdasar perkiraan Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Wonogiri diperkirakan akan

terus hujan selama Februari ini dengan curah hujan 401 mm-500 mm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

2

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, saat

ditemui Solopos.com di kantornya, Senin, mengatakan potensi

bencana di Wonogiri sekarang ini masih tinggi. Terlebih, ada

sejumlah wilayah permukiman di perbukitan terdeteksi sangat rawan

longsor menyusul diketahuinya adanya gerakan tanah. Bahkan, tanah

bergerak itu sudah merusak sejumlah rumah warga dan mengancam

puluhan rumah lainnya. Wilayah tersebut seperti di Purwantoro,

Kismantoro, dan Karangtengah. Jika terjadi hujan potensi longsor

menjadi lebih besar. Data BPBD menyebutkan bencana di Wonogiri

sejak Januari hingga 11 Februari lalu didominasi tanah longsor,

termasuk gejala tanah longsor. Bencana tersebut tercatat terjadi di 15

tempat di Bulukerto, Kismantoro, Purwantoro, Tirtomoyo,

Karangtengah, Slogohimo, dan Jatiroto. Kejadian terbanyak kedua

angin topan atau puting beliung. Peristiwa tersebut terjadi di 13

tempat di Kismantoro, Giriwoyo, Pracimantoro, Jatiroto, Eromoko,

Selogiri, Wonogiri, dan Wuryantoro. Bencana lain yang terjadi adalah

banjir. Pracimantoro dan Giriwoyo merupakan wilayah yang dilanda

banjir.

Bila berbicara mengenai lingkungan hidup, seringkali hanya terpikir

tentang hal-hal yang dekat atau berhubungan langsung dengan kehidupan

manusia sehari-hari. Masalah pembuangan sampah yang sembarangan

memberi dampak kepada kesehatan, polusi bau busuk, pencemaran

lingkungan dan banjir akibat tersumbatnya saluran air. Manusia berkeluh

kesah karena banjir ini merusak kenyamanan hidup.

Verrijt Elly mengutip Thomas Berry (2014: 4) bahwa bumi menjadi

tidak ramah terhadap kehadiran manusia, ini terutama manusia telah

kehilangan rasa santun terhadap bumi dan penghuninya, rasa terima kasih,

kehilangan kesediaan untuk mengakui sifat kekudusan habitat ciptaan, dan

kemampuannya untuk mengagumi serta mengenali kualitas keilahian dalam

setiap realitas di bumi. Bencana-bencana yang terjadi menandakan bahwa

bumi ini sedang mengalami perubahan secara besar-besaran. Manusia

menggunakan dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diberikan Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

3

dengan semena-mena. Ensiklik Laudato Si yang dikeluarkan oleh Paus

Fransiskus mengajak manusia untuk mengingat akan ajakan Santo Fransiskus

Asisi bahwa manusia harus menjaga alam ciptaan karena alam ciptaan

bagaikan rumah bersama dan bagaikan saudara dan ibu yang senantiasa

mengasuh dan memberi berbagai kebutuhan di dalam hidup. Sebagai manusia

hendaknya berterimakasih kepada alam dan lingkungan hidup di sekitar, tidak

malah merusaknya demi memenuhi hasrat semata, karena alam telah

menumbuhkan buah-buahan, beserta bunga dan rerumputan.

Saudari ini sekarang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita

timpakan kepadanya, karena tanpa tanggungjawab kita menggunakan

dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan Allah di

dalamnya. Kita bahkan berpikir bahwa kitalah pemilik dan

penguasanya yang berhak menjarahnya. Kekerasan yang ada dalam

hati kita yang terluka oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala

penyakit yang kita lihat pada tanah, air, udara dan pada semua bentuk

kehidupan. Oleh karena itu bumi terbebani dan hancur termasuk kaum

miskin yang paling ditinggalkan dan dilecehkan oleh kita. Ia

”mengeluh dalam rasa sakit bersalin” (Roma 8:22). Kita lupa bahwa

kita sendiri dibentuk dari debu tanah (Kejadian 2:7); tubuh kita

tersusun dari partikel-partikel bumi, kita menghirup udaranya dan

dihidupkan serta disegarkan oleh airnya (Ensiklik Laudato Si, 2015:

1).

Dengan dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus

mengajak manusia untuk peduli dan menjaga bumi sebagai rumah bersama.

Jauh sebelum dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si, sudah ada beberapa paroki

yang telah melakukan upaya gerakan bagi lingkungan hidup, namun hal

tersebut baru dilakukan oleh beberapa paroki saja. Salah satu paroki yang

mengupayakan gerakan untuk lingkungan hidup ialah paroki Santo Yusup

Baturetno, Wonogiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

4

Paroki Santo Yusup Baturetno merupakan salah satu dari beberapa

Paroki yang berada di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang yang

menyadari pentingnya memperhatikan kelestarian lingkungan hidup demi

masa yang akan datang. Berdasarkan pengamatan penulis dan wawancara

langsung dengan rama paroki, gerakan ekologis yang telah dilaksanakan di

Paroki Santo Yusup Baturetno kurang lebih sudah berjalan selama tujuh

tahun yang dipelopori oleh Rm. J. Muji Santara, SJ yang menganggap

pentingnya memperhatikan tempat tinggal saat ini dan memikirkan masa yang

akan datang. Gereja menanggapi baik gerakan ini dan dijadikan sebagai salah

satu program dewan paroki dalam naungan bidang pewartaan. Oleh karena

itu, gerakan ekologis dilakukan untuk membantu umat menyadari pentingnya

menjaga dan melestarikan alam ciptaan dengan penuh tanggungjawab.

Menyadari kehadiran Kristus di dalam lingkungan hidup manusia merupakan

salah satu bentuk perwujudan iman. Maka, katekese ekologi diartikan sebagai

kegiatan pembinaan iman yang dilakukan oleh seluruh umat untuk menyadari

dan menanggapi kehadiran Kristus melalui alam ciptaan yang pada akhirnya

menjadikan manusia berperilaku baik dan peduli terhadap bumi beserta isinya

sebagai tempat tinggalnya.

Sebagai mahasiswa Pendidikan Agama Katolik, penulis merasa

prihatin terhadap kerusakan alam ciptaan dan banyaknya bencana yang

melanda lingkungan sekitar, oleh karenanya hal ini tidak bisa dibiarkan begitu

saja. Laju kerusakan alam ciptaan harus dihentikan dengan cara membangun

sikap cinta dan tanggungjawab terhadap lingkungan yang dimulai dari dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

5

diri setiap manusia. Maka melalui tulisan yang berjudul “Katekese Ekologi

sebagai Bentuk Keterlibatan Penggerak Lingkungan Hidup dalam

Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian Lingkungan Hidup di Paroki

Santo Yusup Baturetno,Wonogiri”, penulis mengajak semua pembaca

tulisan ini untuk memberikan waktu memperhatikan alam ciptaan dengan

gerakan cinta dan peduli lingkungan untuk mendapatkan kebahagiaan dan

kesejahteraan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan katekese ekologi dalam hubungannya dengan

pelestarian lingkungan hidup?

2. Sejauh mana umat Paroki Santo Yusup Baturetno terlibat aktif dalam

upaya menjaga dan merawat serta melestarikan lingkungan hidup?

3. Upaya apa yang dapat dilakukan oleh umat Paroki Santo Yusup Baturetno

untuk meningkatkan kelestarian lingkungan hidup?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapat gambaran katekese ekologi dalam hubungannya dengan

pelestarian lingkungan hidup.

2. Mengetahui sejauh mana umat Paroki Santo Yusup Baturetno terlibat aktif

dalam upaya menjaga dan merawat serta melestarikan lingkungan hidup.

3. Merumuskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh umat dalam

melestarikan lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

6

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya tulis ini bagi pihak-pihak yang terkait

ialah:

1. Bagi Penulis.

Melalui karya tulis ini saya belajar untuk mencari bentuk-bentuk

kegiatan katekese lingkungan hidup yang sesuai dengan keadaan yang ada di

lapangan, selain itu saya juga semakin memahami mengenai pelestarian

lingkungan hidup dan bagaimana cara menjaga dan merawat keutuhan alam

ciptaan.

2. Bagi Umat di Paroki

Diharapkan dengan adanya karya tulis ini, umat semakin sadar akan

lingkungannya dan mau terlibat aktif dalam kegiatan katekese ekologi melalui

gerakan hijau, sehingga mereka semakin menyadari pentingnya menjaga dan

merawat keutuhan alam ciptaan.

3. Bagi Para Pembaca

Tulisan ini mengajak semua pembaca agar tergerak hatinya untuk

peduli terhadap lingkungan hidup di sekitarnya dalam bentuk penanaman

pohon.

E. Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskripsi analisis

berdasarkan penelitian empirik dan kajian pustaka yang didukung dengan

data penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan wawancara

kepada pastur paroki, katekis/prodiakon, dan tokoh penggerak lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

7

hidup yang terlibat dalam gerakan pelestarian lingkungan hidup. Melalui data

yang diperoleh penulis akan menganalisis dan merumuskan sumbangan

pemikiran kegiatan yang bertujuan untuk memotivasi umat dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup.

F. Sistematika Penulisan

Demi memperoleh gambaran yang jelas, penulis menyampaikan

pokok-pokok sebagai berikut:

Pada bab I penulis akan menguraikan mengenai latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II akan membahas mengenai tiga pokok besar yaitu mengenai

konsep katekese, konsep ekologi dan lingkungan hidup, hubungan katekese

ekologi terhadap persoalan krisis lingkungan hidup serta pentingnya

pendidikan iman dan dialog dengan alam dalam membangun semangat

ekologis.

Bab III membahas dua bagian yaitu gambaran umum mengenai Paroki

Santo Yusup Baturetno. Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang

dilakukan, laporan hasil penelitian, serta pembahasan dan kesimpulan.

Bab IV membahas mengenai usulan program yang mampu

mendukung kegiatan katekese ekologi di Paroki Santo Yusup Baturetno dan

diharapkan agar program yang diusulkan semakin mampu mengajak umat

untuk peduli akan upaya menjaga dan merawat pelestarian lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

8

Bab V berisikan penutup yang mencakup dua bagian yaitu mengenai

kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dengan didukung data hasil

penelitian dan bagian kedua berisikan saran yang ditujukan kepada petugas

katekese di Paroki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

BAB II

PANDANGAN TENTANG KATEKESE EKOLOGI

DAN HUBUNGANNYA TERHADAP PERSOALAN KRISIS

LINGKUNGAN HIDUP

Pada bab II ini, penulis akan membahas secara mendalam katekese

ekologi dan lingkungan hidup dalam tiga bagian, yakni: konsep katekese,

konsep ekologi dan lingkungan hidup, hubungan katekese ekologi terhadap

persoalan krisis lingkungan hidup serta pentingnya pendidikan iman dan

dialog dengan alam dalam membangun semangat ekologis. Secara

keseluruhan bab ini berisikan kajian pustaka dari berbagai sumber yang

berhubungan dengan katekese ekologi, lingkungan hidup, dan hubungan

katekese ekologi terhadap persoalan krisis lingkungan hidup saat ini.

Uraian mengenai konsep katekese terdiri dari pengertian katekese

ekologi, tujuan katekese ekologi, peserta katekese, sifat katekese, dan model-

model katekese. Uraian yang kedua tentang konsep ekologi dan lingkungan

hidup yang berisi mengenai pengertian ekologi, ruang lingkup ekologi,

ekoteologi, arti lingkungan hidup dan ruang lingkup lingkungan hidup. Pada

bagian yang ketiga akan dibahas secara singkat mengenai hubungan katekese

ekologi terhadap persoalan krisis lingkungan hidup yang berisi beberapa

contoh persoalan krisis lingkungan hidup, cahaya Kitab Suci atas ekologi,

kesadaran manusia, tanggung jawab Gereja terhadap lingkungan hidup, serta

merumuskan tanggung jawab iman dan keberpihakan pada lingkungan hidup.

Sedangkan pada bagian keempat berisi dua hal pokok yaitu pentingnya

pendidikan iman dan dialog dengan alam dalam membangun semangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

10

ekologis. Secara lengkap penulis akan menguraikan pokok-pokok bahasan di

atas sebagai berikut.

A. Konsep Katekese

Adapun yang akan didalami dalam pokok-pokok bahasan ini ialah:

pengertian katekese ekologi, tujuan katekese ekologi, peserta katekese, sifat

katekese, dan model-model katekese.

1. Pengertian Katekese Ekologi

Katekese merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tugas mewartakan

Injil yang diamanatkan Yesus Kristus (Mat 28:19-20; Mrk 16:15). Katekese

adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dalam iman,

khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya

diberikan secara sistemastis, dengan maksud mengantar para pendengar

memasuki kepenuhan hidup Kristen (Cathechesi Tradendae 18). Diambil

dalam arti "tindakan pengajaran" dan "pengetahuan yang diberikan oleh

pengajar", istilah ini identik dengan Katekismus. Kata Katekese (catechesis)

berarti instruksi dari mulut ke mulut, terutama berupa tanya jawab. Meskipun

mungkin berlaku untuk masalah-subjek apa saja, biasanya digunakan untuk

instruksi dalam unsur-unsur agama, terutama persiapan untuk inisiasi ke

dalam agama Kristen.

Katekese diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman

iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Melalui

kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman

masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

11

katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun

pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan ada perencanaan

(Huber, 1981:15).

Daniel Stefanus mengemukakan pendapat Groome (Groome, 2010:39)

tentang arti katekese yakni “kegiatan menggemakan kembali atau

menceritakan kembali cerita iman Kristen yang telah diberi tahu”. Kegiatan

menggemakan cerita iman Kristen membentuk sebuah komunitas yang

memungkinkan terjadi komunikasi iman. Lalu (2007: 12) mendeskripsikan

katekese ialah “komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan

iman antara anggota jemaat atau kelompok)”. Di satu sisi Lalu juga

mengemukakan pandangan Hardawiryana, yakni katekese merupakan kegiatan

seluruh umat “Katekese oleh umat, dari umat dan untuk umat” (Lalu 2007:10).

Rama Muji Santara, SJ selaku pastur Paroki Santo Yusup Baturetno

dan juga sebagai salah satu penggerak lingkungan hidup menambahkan bahwa

arti katekese adalah pengajaran tentang hal-hal Yesus Kristus sebagai

penyelamat, sebagai penebus, sebagai penyembuh, sebagai pendatang rasa

lega, kepada orang yang sudah percaya tentang hal itu tetapi masih perlu

dimatangkan dan perlu didewasakan. Bertolak dari itu, katekese ekologi

berarti pengajaran untuk mengenal Yesus Kristus lebih lanjut yang berkarya di

dalam alam ciptaan dan di dalam lingkungan hidup manusia.

Berdasarkan uraian tersebut di atas salah satu kegiatan katekese

sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan hidup yaitu katekese ekologi.

Penulis menyimpulkan bahwa arti katekese ekologi adalah kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

12

pembinaan iman atau pengajaran yang dilakukan oleh seluruh umat untuk

menyadari dan menanggapi kehadiran Kristus yang berkarya di dalam alam

ciptaan dan di dalam lingkungan hidup manusia. Hal tersebut untuk

menanggapi keprihatinan dunia akan rusaknya rumah kita bersama yaitu bumi

kita, seperti yang diserukan oleh Bapa Paus. Melalui katekese, umat bisa

mengahadirkan Allah secara nyata dengan membantu sesama lewat gerakan-

gerakan kepedulian lingkungan hidup seperti yang sudah dilakukan oleh

beberapa paroki untuk melestarikan keutuhan ciptaan dengan menanam pohon

atau melakukan gerakan hijau serta mengolah sampah.

2. Tujuan Katekese Ekologi

Sejatinya kita harus paham dahulu apa tujuan dari katekese tersebut,

tujuan pokok katekese adalah di samping membantu jemaat mendewasakan

iman mereka secara pribadi juga mendorong jemaat agar terlibat aktif dalam

kehidupan menggereja, dengan berdasarkan imannya akan Yesus Kristus,

memberikan kesaksian hidup yang nyata di tengah kehidupan sosial

masyarakat (PKKI II).

Bertolak dari pemahaman katekese dan konteks lingkungan serta

melihat dan merasakan langsung dampak dari kerusakan alam ciptaan saat ini

maka tujuan katekese ekologi adalah memperdalam, memperluas pengenalan

Kristus sebagai penebus, sebagai penyembuh, sebagai pengampun dosa dan

sebagai pendatangkan rasa lega dalam konteks alam yang rusak. Kalau mau

lebih halus dalam konteks alam yang perlu ditebus serta perlu diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

13

3. Peserta Katekese

Dalam setiap proses katekese, yang menjadi peserta sebagai subyek

katekese adalah Umat, artinya semua orang beriman, yang secara pribadi

memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus.

Tekanan terletak pada seluruh umat, merupakan salah satu unsur yang

memberi arah pada katekese saat ini. Katekese sebagai proses komunikasi

iman, mempunyai arahan yang jelas, yang hendak dicapai. Dalam proses

katekese, peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat, saling bersaksi

tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai

dengan sikap saling menghargai, dan saling mendengarkan (Huber, 1992:70).

Kristuslah yang menjadi pola baik mengenai siapa-siapa yang menjadi

peserta katekese maupun mengenai cara mereka berkumpul dan

berkomunikasi. Sebagaimana halnya gereja, katekese disadari tidak ditujukan

kepada sebagian umat saja melainkan bagi semua umat beriman Kristiani yang

terpanggil untuk mengkuti Kristus, segenap warga gereja, umat beriman

Kristiani, dipanggil untuk mendalami imannya terus-menerus. Kegiatan

katekese yang dilaksanakan di tengah umat tidak menuntut pengelompokan

umat yang khusus. Dalam setiap kesempatan umat berkumpul di dalam

lingkup apa pun, juga disebut katekese. (Huber, 1992:70).

4. Sifat Katekese

Katekese memiliki dua sifat mendasar yaitu Kristosentris dan

Umatsentris, kedua sifat tersebut saling berhubungan erat. Katekese bersifat

Kristosentris artinya ialah katekese yang berpusat pada Kristus, jantung hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

14

dan pelaku katekese ialah pribadi Yesus Kristus sendiri. Isi dan tujuannya

ialah Yesus Kristus, dalam katekese Kristus adalah poros iman (CT,art 5-6).

Sedangkan katekese yang umatsentris ialah katekese yang berasal dari umat,

katekese yang bertolak dari pengalaman konkret umat itu sendiri yaitu

pengalaman iman yang terjadi dalam hidup sehari-hari. Umat bersaksi tentang

iman akan Yesus Kristus, yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang

beriman yang secara pribadi memilih Kristus. Kristus menjadi pola hidup

pribadi dan pola hidup bersama. Melalui katekese, iman umat semakin

diteguhkan dan makin menghayati imannya secara makin sempurna. Katekese

haruslah berpusat pada kedua sifatnya yang Kristosentris dan umatsentris

(Lalu, 2007:10-12).

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa

hubungan antara sifat kristosentris dan umatsentris yakni umat yang beriman

kepada Kristus dan Kristus sebagai jantung dari katekese. Dalam katekese

yang dikomunikasikan adalah pengalaman iman akan Yesus Kristus. Katekese

dilaksanakan di tengah-tengah hidup umat, dan oleh karena itu paham tujuan,

bahan, dan metodenya digali dan dirumuskan berdasar pada gambaran serta

cita-cita umat.

5. Model-Model Katekese

Dalam tingkat keuskupan atau paroki di Indonesia Komisi Kateketik

(KomKat) menerbitkan buku-buku panduan Adven untuk pertemuan pada

masa Adven dan buku panduan Aksi Puasa Pembangunan (APP) untuk

pertemuan pada masa Prapaskah. Terdapat bermacam-macam contoh model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

15

pendalaman iman (katekese) yang ditawarkan. Walaupun pada awalnya masih

lebih bersifat liturgis, namun seiring berjalannya waktu sesuai dengan situasi

dan kebutuhan umat di setiap daerah masing-masing, pendalaman iman

(katekese) tidak lagi menekankan sifat liturgisnya tetapi lebih bersifat

“kateketis” (Sumarno Ds, 2017:11).

Senada dengan pendapat tersebut Marinus Telaumbanua (1999:5)

mengungkapakan bahwa katekese dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu

bentuk praktis, historis, dan sistematis. Bentuk praktis mengarahkan peserta

katekese untuk giat dan rajin mempraktekkan kehidupan agamanya. Bentuk

historis memperdalam pengenalan umat akan sejarah penyelamatan dari Allah

melalui Kitab Suci. Sedangkan bentuk sistematis menyajikan kepada umat

ajaran teologis dan dogmatis yang tersusun secara sistematis, singkat dan

padat. Sumbernya adalah buku katekismus.

Selanjutnya, dalam buku-buku panduan pertemuan pendalaman iman

(katekese) yang selama ini digunakan umat disetiap lingkungan, wilayah

maupun paroki khususnya di Keuskupan Agung Semarang terdapat langkah-

langkah yang memuat tiga unsur dasar, yakni: pengalaman hidup konkret, teks

Kitab Suci atau Tradisi, dan penerapan konkret pada hidup peserta katekese.

Oleh karenanya bertolak dari mana awal atau dasarnya pendalaman iman,

dalam langkah-langkah pendalaman iman atau katekese pada umumnya

terdapat tiga tendensi model, yakni: “katekese model pengalaman hidup” yang

lebih bertolak pada pengalaman hidup konkret sehari-hari, “katekese model

biblis” yang lebih bertolak pada pengalaman Kitab Suci atau Tradisi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

16

“katekese model campuran biblis dan pengalaman hidup” yang lebih bertolak

pada hubungan antara Kitab Suci atau Tradisi dengan pengalaman hidup

konkret sehari-hari peserta (Sumarno Ds, 2017:11).

a. Katekese Model Pengalaman Hidup

Model pengalaman hidup ini merupakan model katekese yang dimulai

dari pengalaman hidup peserta. Dalam proses pelaksanaan katekese, peserta

mengungkapkan pengalamannya baik pengalaman pribadi maupun

pengalaman berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di tengah

masyarakat. Pengalaman ini juga bisa diambil dari surat kabar atau cerita

yang relevan.

Pengalaman-pengalaman ini diolah dan didalami bersama-sama dalam

kelompok kemudian peserta berusaha mencari makna dari pengalaman

tersebut berdasarkan Kitab Suci. Kitab Suci dibacakan dan direnungkan

secara pribadi. Pendamping memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk

membantu peserta merefleksikan teks Kitab Suci.

b. Model Biblis/Tradisi

Model biblis merupakan suatu model katekese yang bertitik tolak dari

Kitab Suci. Dalam proses katekese, Kitab Suci dibacakan kemudian

direnungkan dan didalami secara pribadi maupun bersama untuk menemukan

inti teks. Inti teks Kitab Suci tersebut dihubungkan dengan pengalaman hidup

peserta agar mereka merasakan rahmat dan kehadiran Allah dalam hidupnya

sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

17

c. Model Campuran Biblis dan Pengalaman Hidup

Model campuran ini merupakan model katekese yang mengajak umat

untuk saling mengkomunikasikan pengalaman imannya, baik pengalaman

pribadi maupun pengalaman bersama. Dalam proses katekese, Kitab Suci

dibacakan dan direnungkan secara pribadi kemudian disajikan pengalaman

hidup. Pengalaman hidup dan bacaan dari Kitab Suci didalami bersama dalam

kelompok. Pesan-pesan pokok yang diperoleh dari pengalaman hidup peserta

direfleksikan, dianalisis kemudian dihubungkan dengan bacaan Kitab Suci

yang sudah dibacakan.

Berdasarkan uraian tentang model-model katekese di atas, maka

model katekese yang cocok dan relevan dalam katekese ekologi ialah dengan

menggunakan model yang ketiga yaitu model campuran biblis dan

pengalaman hidup. Karena model ini mempunyai kekuatan terhadap peserta

katekese bahwa pesan Kitab Suci dipahami dan dimengerti sebagai suatu

yang hidup sesuai dengan zamannya. Khususnya dalam menanggapi

persoalan dan kerusakan lingkungan hidup di zaman sekarang ini.

B. Konsep Ekologi dan Lingkungan Hidup

Dalam pokok bahasan ini akan dipaparkan uraian yang berkaitan

dengan pemahaman dasar tentang konsep ekologi dan lingkungan hidup, yang

meliputi pengertian ekologi, ruang lingkup ekologi, ekoteologi, arti

lingkungan hidup dan ruang lingkup lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

18

1. Pengertian Ekologi

Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup,

khususnya manusia, dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan

timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi.

Oleh karena itu permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah

permasalahan ekologi. Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel,

seorang ahli ilmu hayat, dalam pertengahan dasawarsa 1860-an. Istilah ini

berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang

berarti ilmu. Karena itu secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang makhluk

hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah

tangga makhluk hidup (Soemarwoto, 1983:14).

Komisi Teologi KWI (2008: 137) mengemukakan pandangan Mali

bahwa pengertian ekologi ialah pengetahuan tentang rumah. Maksudnya

orang harus mengetahui tentang keberadaan rumahnya. Pengertian ini

kemudian berkembang menjadi ekologi yang meneliti hubungan antara

pelbagai makhluk yang berbeda dan hubungan mereka dengan tempat di

mana mereka hidup, dengan iklim ataupun jenis tanah. Istilah ini pertama kali

muncul pada tahun 1866 oleh seorang biolog Jerman, Ernst Haeckel, yang

merasa perlu untuk adanya sebuah studi tentang rumah (habitat) dari seluruh

makhluk hidup dan benda-benda yang tidak hidup supaya terjadi interaksi

yang harmonis.

Secara harafiah, ekologi berarti penyelidikan tentang organisme-

organisme dalam jagat raya. Umumnya ekologi dilukiskan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

19

penyelidikan mengenai hubungan-hubungan antara planet, hewan, manusia,

dan lingkungan hidup serta keseimbangan diantaranya. Dengan kata lain,

ekologi adalah ilmu tentang hubungan antar organisme yang hidup dan

lingkungannya. Selain itu, ekologi dipahami sebagai ilmu tentang

keseluruhan organisme di kawasan beradanya. Ilmu tentang tatanan dan

fungsi alam atau kelompok organisme yang ditemukan dalam alam dan

interaksi di antara mereka (Chang, 2001:13-14).

2. Ruang Lingkup Ekologi

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali

jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat

kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan

bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa

hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain

ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan

tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan

sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan.

Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk

memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun

tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.

(Wenny Silviaariska, 2013).

Cakupan wilayah kerja ekologi, Miller memberi gambaran batas

wilayah kerja ekologi sebagai suatu model yang berdasarkan atas anggapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

20

bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu ekosistem tersusun dari

kelompok-kelompok komponan yang berkaitan satu sama lain. Masing-

masing kelompok merupakan suatu kesatuan dengan kelompok lainnya.

Dalam cakupan wilayah kerja ekologi perlu diketahui beberapa pengertian

antara lain; Individu : suatu satuan struktur yang membangun suatu

kehidupan dalam bentuk makhluk hidup, misal dalam sebuah kebun terdapat

jambu, pisang, rumput, dsb. setiap pohon disebut individu. Populasi :

kumpulan individu suatu spesies makhluk hidup sama, misal kambing di

padang rumput. Komunitas : beberapa kelompok makhluk hidup yang hidup

bersama-sama dalam suatu tempat secara bersamaan. Ekosistem : tidak hanya

mencakup serangkaian spesies tumbuhan saja, tetapi juga segala bentuk

materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, dan energi yang menjadi

kekuatan bagi ekosistem. Biosfer : tingkatan organisasi biologi terbesar yang

mencakup semua kehidupan di bumi dan adanya interaksi antara lingkungan

fisik secara keseluruhan (Wenny Silviaariska, 2013).

3. Ekoteologi

Tesis Lynn White dalam Celia Deane-Drummond (1999: 20)

mengungkapkan akar dari krisis ekologis adalah pemahaman orang Kristen

mengenai tugas menguasai yang ditafsirkan menjadi

penguasaan/pengeksploitasian. Menanggapi pendapat tersebut Ensiklopedia

Science Religion dalam Pasang (2011:84) terminologi mulai populer di akhir

abad ke-20 dalam lingkungan kekristenan sejalan dengan munculnya bidang

ekologi. Ekoteologi menjelaskan wacana teologis yang menyoroti “rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

21

tangga” dari seluruh ciptaan Allah terutama alam sebagai suatu sistem yang

saling terikat. Ekoteologi muncul sebagai jawaban atas adanya krisis

lingkungan yang serius dan mengancam kehidupan manusia di bumi.

Ekoteologi juga muncul sebagai tanggapan terhadap keluhan ekologis (the

ecological complaint). Keluhan yang menyoroti interpretasi yang keliru

terhadap hubungan alam dan manusia sebagai pengelolanya.

Menerapkan ekologi berarti menemukan bagaimana struktur dan

fungsi alam sejalan dengan maksud penciptaan. Hal ini sejalan dengan makna

Kejadian 1:2, di mana dalam penciptaan Allah menata alam yang kacau

menjadi keteraturan sesuai urutan yang teratur. Setiap hari selama enam hari

penciptaan merupakan langkah-langkah Allah menata struktur alam, di mana

setiap jenis ciptaan memiliki fungsi tersendiri. Itu sebabnya ciri dan karakter

ciptaan Allah memiliki urutan yang jelas adanya keserasian di setiap ruang

dan waktu.

Istilah dan konsep ekoteologi bukan merupakan suatu istilah yang

baru. Tim Cooper menggunakan istilah Green Theology, sedangkan Matthey

Fox dan Thomas Berry menggunakan istilah Creation centered spirituallity.

Banyak orang yang menyebut ekoteologi dengan bermacam-macam istilah

atau nama lain yang beredar, namun tetap mempunyai makna yang sama.

Ekoteologi merupakan suatu upaya untuk menjelaskan bagaimana teologi

digunakan untuk menata dan mewarnai tugas dan tanggung jawab manusia

terhadap ciptaan Allah di bumi (Pasang, 2011:87). Pada dasarnya ekoteologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

22

memiliki beberapa unsur yang menjadi benang merah untuk menilai

penerapan konsep ekoteologi, yaitu: (Pasang, 2011:87).

a) Konsep tersebut berpusat pada Allah di dalam Yesus Kristus, dan

menekankan pada struktur dan fungsi seluruh ciptaan, tanpa

menekankan unsur-unsur tertentu.

b) Dengan adanya fakta-fakta bahwa gambar Allah memudar dari diri

manusia karena dosa mengakibatkan putusnya hubungan dengan

Allah dan kenyataan bahwa ciptaan Allah lainnya rusak, maka

konsep ekoteologi bertujuan untuk mengembalikan struktur dan

fungsi ciptaan sesuai maksud semula Allah mencipta setiap

ciptaan.

c) Bertujuan untuk membebaskan seluruh ciptaan dari kerusakan,

penderitaan dan kemerosotan akibat ulah manusia, tidak hanya

yang miskin dan tertindas.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa mengembangkan ekoteologi

tidak berarti menghadirkan cabang ilmu baru yang bersumber dari ekologi

atau teologi. Akan tetapi mengembangkan ekoteologi akan lebih bermakna

melalui upaya-upaya menerapkan kebenaran firman Tuhan dalam tindakan

nyata untuk mengembalikan sepotong Taman Eden dalam konteks pribadi

masing-masing dan kembali ke Alkitab manakala seseorang mengahadapi

masalah dan pergumulan di dunia nyata.

4. Arti Lingkungan Hidup

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk

lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu

bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif

terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka.

Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Manusia bersama tumbuhan,

hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

23

hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup seperti misalnya, air,

gas, udara, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup

bersama dengan benda takhidup di dalamnya disebut lingkungan hidup

(Soemarwoto, 1983:42).

Lingkungan hidup ialah keseluruhan persyaratan kehidupan,

khususnya bagi manusia, tetapi dilihat dari keterjalinannya serta

ketergantungan timbal balik dengan makhluk-makhluk lain beserta ruang

hidupnya. Untuk mengungkapkan lingkungan hidup yang dipahami sebagai

pemukiman itu dipakailah istilah Yunani “oikos” yang berarti rumah atau

rumah tangga, dan untuk ilmu yang berkisar padanya dipakailah istilah

“ekologi”, ilmu hubungan-hubungan makhluk-makhluk terhadap

lingkungannya (Piet Go, 1989: 1).

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Merujuk

pada definisi tersebut, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain

merupakan wawasan nusantara, yang menempati posisi silang antara dua

benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang

memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang

tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan

bernegara dalam segala aspeknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

24

5. Ruang Lingkup Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup memiliki ruang lingkup tersendiri yang terdiri

dalam ekosistem yaitu unsur-unsur lingkungan hidup, baik yang hidup

(biotik) seperti manusia, tumbuhan, hewan, maupun yang tidak hidup

(abiotik) seperti tanah, air dan udara yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Menurut Undang-undang nomor 23 tahun 1997, ruang

lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yang berwawasan nusantara dalam melaksanakan

kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Dalam lingkungan hidup

terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan

kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk

keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Senada dengan pengertian tersebut Piet Go berpendapat bahwa satuan

lingkungan hidup disebut “ekosisem”. Ekosistem manusia bukanlah melulu

“alam murni”, melainkan sudah diolah menjadi kebudayaan dan peradaban.

Ekosistem manusia dibagi dalam dua lingkup yaitu lingkungan primer

(biosper) yang terdiri dari udara, air, gas, mineral, flora dan fauna.

Sedangakan lingkungan sekunder (technosphere) terdiri dari bangunan,

mesin, industri, sistem informasi, lalu lintas dan sebagainya (Piet Go, 1989:

1). Sejalan dengan pendapat tersebut Soemarwoto juga menegaskan suatu

konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang

terbentuk oleh timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

25

sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak

hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang

teratur (Soemarwoto, 1983:15).

C. Hubungan Katekese Ekologi terhadap Persoalan Krisis Lingkungan

Hidup

Krisis lingkungan hidup telah mengancam kenyamanan tempat tinggal

manusia. Ini termasuk salah satu dampak ulah manusia. Ternyata, pengelolaan

lingkungan hidup secara bertanggung jawab belum membudaya. Tanpa

penghargaan dan penghormatan terhadap hak hidup makhluk ciptaan lain,

manusia berlomba-lomba menguras isi perut bumi demi kepentingan

hidupnya.

Krisis ini menuntut keseriusan berpikir dan bertindak demi masa

depan yang lebih baik dan luput dari bencana-bencana yang memprihatinkan.

Maka, manusia perlu memahami hakikat alam ciptaan itu sendiri. Dalam hal

ini, penulis memperdalam tentang beberapa contoh persoalan krisis

lingkungan hidup, cahaya Kitab Suci atas ekologi, kesadaran manusia,

tanggung jawab Gereja terhadap lingkungan hidup, serta merumuskan

tanggung jawab iman dan keberpihakan pada lingkungan hidup.

1. Macam-macam Persoalan Krisis Lingkungan Hidup

Dalam kurun waktu tertentu kerusakan alam selalu saja datang silih

berganti. Sebagian dari kerusakan alam bisa dikategorikan sebagai bencana

alam karena memang peristiwa tersebut terjadi karena peristiwa alam, seperti

gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Tetapi selebihnya adalah bencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

26

lingkungan hidup karena penyebab utamanya adalah krisis lingkungan hidup

(krisis ekologi) yaitu kehancuran, kerusakan, dan pencemaran lingkungan

hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia khususnya manusia

modern dengan segala kemajuan teknologi, industri, dan ekonominya yang

tidak mempedulikan lingkungan hidup (Sonny Keraf, 2010:26).

Sonny Keraf berpendapat bahwa krisis dan bencana lingkungan hidup

global dapat dikategorikan menjadi empat macam krisis dan bencana yaitu:

kerusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, kepunahan

Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup, serta kekacauan iklim

global. Maka untuk memperdalamnya penulis akan membahas satu per satu.

a. Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup dikategorikan menjadi bermacam-

macam yaitu kerusakan hutan, kerusakan lapisan tanah, kerusakan terumbu

karang, dan kerusakan lapisan ozon (Sonny Keraf, 2010: 27-37). Mengenai

kerusakan hutan, hal ini sudah menjadi keprihatinan yang mendalam dari

berbagai pihak atas krisis dan bencana lingkungan hidup yang terjadi karena

kerusakan hutan. Di Negeri Indonesia laju kerusakan hutan dari tahun per

tahun semakin tinggi, bahkan sudah mencapai 3 juta Ha per tahun. Hal ini

disebabkan adanya pembukaan hutan untuk kepentingan pertanian dan

perkebunan khususnya perkebunan sawit di Sumatera, Kalimantan, dan Papua

yang dilakukan baik secara legal maupun ilegal. Kerusakan hutan ini

menyebabkan rusaknya lapisan tanah yang subur, hilang dan punahnya flora

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

27

dan fauna, terjadinya bencana banjir, tanah longsor, hilangnya sumber mata

air, serta kerusakan dan gangguan ekosistem.

Kerusakan terumbu karang dari tahun ke tahun juga semakin

meningkat. Hal ini terjadi karena praktek pengeboman ikan karang oleh

penduduk pesisir pantai, sedimentasi, pencemaran limbah, penambangan

karang, dan pencemaran laut oleh tumpahan minyak dari kapal tanki minyak.

Di beberapa wilayah Indonesia, kerusakan terumbu karang juga diakibatkan

karena kegiatan pertambangan., khususnya pertambangan liar termasuk

pengerukan pasir timah. Dampak utama dari kerusakan terumbu karang

adalah menurunnya populasi biota laut, khususnya ikan karang karena

terganggu dan hilangnya habitat berupa terumbu karang. Tentu saja di

beberapa wilayah Indonesia, rusaknya terumbu karang akan berdampak pula

pada daya tarik wilayah pesisir tersebut sebagai objek wisata alam dan bahari.

Secara ekologis, terumbu karang yang indah dan unik juga berperan sebagai

penahan gelombang dan pelindung pantai dari hantaman ombak dan gerusan

air laut.

Kerusakan lahan juga terjadi dalam kaitan dengan meningkatnya lahan

kritis akibat rusaknya permukaan tanah. Hal ini diakibatkan karena pola

pertanian dengan menggunakan berbagai pupuk kimia yang merusak lapisan

tanah. Salah satu sektor yang mempunyai daya rusak lahan yang tinggi adalah

industri pertambangan. Rusaknya lahan juga akibat pembukaan lahan untuk

aktivitas-aktivitas penunjang kegiatan pertambangan dan sebagian

diantaranya tidak bisa dikembalikan kepada kondisi asli alamiah. Baik karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

28

memang telah terjadi perubahan ekosistem maupun karena sengaja dibiarkan

terbengkelai.oleh penambang.

Kerusakan lapisan ozon pada umumnya disebabkan oleh perusak zat-

zat lapisan ozon berupa bahan kimia klorofluorokarbon (CFC), bromine

halocarbon dan juga nitrogen oksida dari pupuk. Rusaknya lapisan ozon akan

menimbulkan berbagai macam jenis penyakit seperti katarak, kanker kulit,

dan gangguan saluran pernapasan. Selain itu juga mengakibatkan rusaknya

flora dan fauna khususnya tanaman pangan tertentu sehingga menyebabkan

kegagalan panen.

b. Pencemaran Lingkungan Hidup

Pencemaran lingkungan hidup atau seringkali dikenal dengan polusi

dibedakan menjadi lima macam yaitu pencemaran udara, pencemaran air,

pencemaran tanah, pencemaran laut, dan sampah (Sony Keraf, 2010:38-46).

Pencemaran udara berasal dari sumber tidak bergerak maupun sumber

bergerak. Sumber tidak bergerak yaitu berasal dari aktivitas industri,

kebakaran hutan, dan sampah. Sedangkan sumber bergerak yaitu berasal dari

noda transportasi, sisa gas buang kendaraan bermotor (khususnya yang

menggunakan sumber energi fosil). Pencemaran udara ini akan

mengakibatkan gangguan kesehatan yang kronis seperti infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA), asma, penurunan IQ dan gangguan saraf serta

impotensi. Lebih dari itu, dampak pencemaran udara yang hangat-hangatnya

dibicarakan di zaman modern ini sekaligus mendapat perhatian secara serius

yaitu pemanasan global dan perubahan iklim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

29

Selain pencemaran udara, pencemaran air merupakan krisis

lingkungan hidup global yang sangat membahayakan lingkungan hidup.

Pencemaran air disebabkan karena pembuangan limbah, termasuk limbah

yang beracun dan berbahaya (B3), maupun karena erosi dan pendangkalan

sungai serta danau yang terjadi akibat kerusakan hutan. Fenomena modern

yang menarik dalam kaitannya dengan pencemaran air ialah bahwa hampir

seluruh umat manusia di dunia sekarang ini tidak berani lagi mengonsumsi air

alamiah dari sumber-sumber alamiahnya. Salah satu alasan utama adalah

karena sumber mata air untuk kebutuhan air minum tidak lagi bebas dari

pencemaran terlebih dari segi kesehatan tidak layak untuk dikonsumsi.

Pencemaran laut merupakan aspek lain yang perlu mendapatkan

perhatian serius. Pencemaran laut terjadi karena pembuangan limbah cair

berupa minyak dari pertambangan di lepas pantai. Daerah yang paling

tercemar biasanya di kawasan sekitar pelabuhan-pelabuhan bongkar muat dan

penumpang. Selain itu pencemaran laut juga terjadi akibat pembuangan

limbah cair dari proses produksi dan limbah padat berupa sampah dari

wilayah perkotaan. Dampak yang terjadi dari pencemaran laut adalah

punahnya biota laut serta rusaknya terumbu karang sebagai habitat

berkembang biaknya berbagai biota laut.

Pencemaran lingkungan hidup yang paling serius yaitu sampah rumah

tangga khususnya di kota-kota besar. Akibat kemajuan industri dan

perubahan gaya hidup manusia modern, manusia memproduksi banyak sekali

sampah. Plastik adalah salah satu fenomena konsumsi masyarakat modern

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

30

yang serba instan dan praktis. Sekaligus plastik merupakan sampah yang

mengganggu kehidupan. Sampah menjadi persoalan besar bagi setiap

penduduk khususnya di kota-kota besar karena menimbulkan berbagai

macam pencemaran udara, air, dan membutuhkan teknologi yang mahal

dalam pengelolaan dan pengolahannya. Sementara itu, budaya masyarakat

yang membuang sampah sembarangan menjadi faktor utama yang semakin

memperparah pencemaran sampah ini. Sebagaimana halnya dalam kaitan

dengan kerusakan lingkungan hidup dan pencemaran lingkungan hidup

berbagai pihak baik negara dan seluruh elemen masyarakat telah bekerjasama

untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup tersebut.

c. Kepunahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Beberapa fenomena terkait dengan kepunahan sumber daya alam dan

lingkungan hidup ialah punahnya keanekaragaman hayati, punahnya sumber

daya alam, dan sumber mata air (Sonny Keraf, 2010:47-52). Kepunahan

keanekaragaman hayati baik di darat, di laut, dan di udara telah menjadi

keprihatinan dan perhatian bagi dunia. Kepunahan keanekaragaman hayati

disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah proses alam dan

bencana alam. Selain itu juga diakibatkan karena perilaku manusia modern

yang menimbulkan terjadinya kerusakan dan kebakaran hutan yang

merupakan sebagai habitat flora dan fauna di darat. Pembabatan hutan dan

alih fungsi lahan atau hutan juga menjadi faktor yang menyebabkan punahnya

keanekaragaman hayati. Kerusakan ekosistem akibat pola pertanian dan

perkebunan modern yang ekstensif dan intensif dengan teknologi yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

31

ramah lingkungan merupakan faktor lain yang mempengaruhi rusaknya

keanekaragaman hayati.

Kepunahan sumber mata air adalah sebuah krisis lingkungan hidup

global yang cukup serius. Air merupakan sumber kehidupan yang sangat

penting dan bermanfaat, antaralain untuk minum maupun untuk aktivitas

produktif pertanian dan industri juga untuk kepentingan sanitasi dan

kesehatan. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Bank Dunia memprediksi

pada tahun 2025 dua pertiga penduduk dunia akan kesulitan memperoleh air

bersih dan air minum. Hilangnya sumber mata air ini diakibatkan karena

kerusakan hutan sebagai tempat penyimpanan air. Selain itu juga disebabkan

karena berbagai gunung kapur atau kars yang menjadi tempat penampungan

air telah dieksploitasi habis untuk kepentingan industri semen dan industri

terkait lainnya. Perubahan iklim karena meningkatnya suhu bumi juga

menjadi faktor penyebab berkurangnya pasokan sumber mata air.

Krisis air baik karena kekurangan sumber mata air, pencemaran,

kekeringan, dan banjir diprediksi akan menjadi salah satu sumber pertikaian

dan konflik sosial di masa yang akan datang. Krisis air pada gilirannya juga

akan bermuara pada krisis pangan. Hal ini terjadi karena semakin banyak

lahan pertanian yang kekurangan pasokan air yang memadai. Oleh karenanya

hal ini akan memicu terjadinya konflik anatara berbagai pihak yang sama-

sama membutuhkan air untuk kegiatan produktifnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

32

d. Kekacauan Iklim Global

Krisis lingkungan global yang menjadi pembicaraan umum di seluruh

dunia dan sudah dikenal oleh masyarakat luas di zaman now yang disebut

dengan istilah perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan suatu fenomena

yang muncul dalam bentuk anomali atau kekacauan iklim. Kekacauan cuaca

dengan segala gejalanya berupa hujan deras, badai, kekeringan parah, suhu

yang meningkat sangat tinggi, suhu dingin yang parah, dan iregularitas

musim baik di negara dengan empat musim maupun di negara dua musim

seperti Indonesia (Sonny Keraf, 2010: 53).

Beberapa contoh nyata dampak kekacauan atau perubahan iklim

akibat pemanasan global dapat dirasakan dan dialami dari tahun ke tahun

seperti yang terjadi di Indonesia. Pertama, telah terjadi anomali cuaca atau

kekacauan musim yang memperlihatkan bahwa negara dengan pola empat

musim kini sudah tidak lagi reguler terjadi empat musim secara normal.

Demikian pula, di negara dengan pola dua musim seperti Indonesia,

seringkali terjadi hujan dengan disertai banjir besar justru pada musim

kemarau sekitar bulan Juli atau Agustus.

Kedua, selain kekacauan cuaca dengan pola ekstrem, terjadi pula

badai tropis yang terjadi di belahan dunia. Badai dengan berbagai sebutan

yang menarik seperti Katrina, Hannah, Mitch, Andrew, Alicia, Harvey,

Maria, Emily, Dennis, Jose, Rita, Irene, dan Cindy ini telah merenggut korban

jiwa.selain harta benda. Salah satu yang paling parah adalah badai Katrina

yang menerjang Gulf Coast dekat New Orleans di Amerika Serikat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

33

tahun 2005. Ketiga, juga perlu diwaspadai menyebarnya berbagai penyakit

menular baru karena terjadi anomali cuaca, yaitu kelembaban dan kekeringan

yang tidak normal. Munculnya penyakit baru seperti flu burung, flu babi,

penyakit kuku dan mulut, serta berbagai penyakit baru lainnya yang

mengancam dunia.

Keempat, banyak spesies tanaman dan binatang juga terancam punah

sebagai akibat dari pemanasan global dan perubahan iklim global. Kepunahan

ini terjadi sebagai dampak lebih lanjut dari kekacauan cuaca dengan tingkat

kelembaban dan kekeringan yang tidak normal atau ekstrem, yang

mengakibatkan terganggunya ekosistem dan habitat dari berbagai spesies

tanaman dan binatang. Kelima, selain punahnya berbagai spesies tumbuhan

dan binatang, juga terjadi kerusakan terumbu karang yang sangat bermanfaat

bagi perkembangbiakan biota laut. Menurut catatan Al Gore, pada tahun

2005, tercatat sebagai salah satu tahun dengan suhu terpanas, banyak sekali

terumbu karang rusak dan punah. Sementara pada tahun 1998, juga

merupakan tahun terpanas sebelumnya, dunia kehilangan 16% terumbu

karang. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan ekonomi penduduk pesisir

yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut (Sonny Keraf, 2010:63).

2. Cahaya Kitab Suci Atas Ekologi

Komisi PSE-KAJ (2010: 9) mengungkapkan pandangan Aswin

bahwa beberapa cerita dalam Alkitab juga memberikan referensi mengenai

lingkungan hidup ini dan bagaimana umat manusia memperlakukannya, serta

bagaimana akibat yang ditimbulkannya. Allah adalah pencipta lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

34

hidup. Pengertian dan sikap manusia terhadap bumi tergantung dari pengertian

dan sikap manusia terhadap Allah pencipta. Iman dan kepercayaan yang

dimiliki oleh setiap orang sama halnya seperti iman dan kepercayaan yang

dimiliki oleh bangsa Israel yang sadar akan keberadaannya di bumi sebagai

lingkungan atau tempat (oikos) hidupnya. Hal ini terungkap dalam Kitab Suci

yakni bahwa dunia tempat tinggal manusia diciptakan oleh Allah yang

mencintainya (Kej 1:1).

Manusia ditugaskan untuk memelihara bumi. Kepada manusia yang

diciptakan Allah sebagai laki-laki dan perempuan menurut citra-Nya sendiri

diserahkan-Nya tugas ini: “Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah

bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-

burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kej 1:28).

Dalam penyerahan tugas itu terungkaplah hubungan erat antara manusia dan

bumi. Seperti digambarkan dalam Kej 2:8-25 bumi sungguh dimaksudkan

oleh Allah sebagai lingkungan hidup bagi manusia, yang harus

“mengusahakan dan memeliharanya” (ay.15). Allah sendiri sangat berkenan

“berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk” (Kej 3:8).

Komisi Teologi KWI memuat pandangan Hadisumarta (2008: 57)

yakni penyerahan pengurusan, pemeliharaan, dan pengelolaan oleh Allah

kepada manusia mengandung rasa tanggung jawab atasnya. Termasuk di

dalamnya juga terdapat larangan untuk menggunakan kewenangannya melulu

menurut kehendak atau kesukaannya sendiri. Di dalam kitab Kejadian itu

terdapat pengaturan yang menggambarkan bagaimana manusia menyatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

35

secara harmonis dengan bumi. Namun di hadapan Allah, ia bertanggung jawab

kepada Dia dalam mengatur hal-hal yang menyangkut manusia maupun bumi

ciptaan-Nya.

Pesan yang diungkapkan dalam Kitab Kejadian bab 9 dalam

mewujudkan hidup ciptaan yang harmonis yakni perjanjian Allah dengan

seluruh ciptaan-Nya termasuk dalam hakiki tugas pemeliharaan dan

pengelolaan bumi. Perjanjian ini menuntut adanya suatu harmoni antara

manusia dan bumi. Hal ini akan mungkin terjadi apabila ada kesadaran akan

ketergantungan antar satu sama lain. Rasa tanggung jawab tidak bisa dianggap

sebagai suatu hal yang sepele saja, sebab pada dasarnya pengurusan dan

pemeliharaan atas bumi adalah suatu anugerah khusus atau hak istimewa yang

diberikan Allah kepada umat manusia. Maka dari setiap manusia akan

dituntut Tuhan tanggung jawabnya atas pemeliharaan dan penggunaan bumi

sebagai lingkungan hidupnya sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hidup

berharmoni dengan lingkungan hidup yang dipeliharanya penuh dengan

kesadaran, baik dalam relasi dengan sesama maupun dengan alam sekitarnya.

3. Kesadaran Manusia

Ekologi dan moral lingkungan hidup saling memiliki ketergantungan,

masalah ekologi mulai menembus dunia moral. Masalah ekologi umumnya

terkait dengan krisis moral dalam usaha memahami ciri saling ketergantungan

antara manusia dengan lingkungan hidup. Manusia mulai menyadari dan

merenungkan keadaan lingkungannya. Bagaimana seharusnya manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

36

bersikap terhadap lingkungannya dan apa pengaruh lingkungan terhadap hidup

manusia di sekitarnya.

Moral lingkungan hidup pada dasarnya bermula dari kesadaran hakiki

manusia dalam menghadapi keadaan hidup dan lingkungannya. Manusia

menyadari dampak dan bahaya penggarapan alam semesta. Penguasa ekonomi

dan politik memanfaatkan manusia-manusia yang dianggap lemah dan tidak

berdaya untuk menggarap dan memorak-porandakan kekayaan alam.

Keuntungan mereka dipergunakan untuk memenuhi keperluan dan

kepentingan pribadi (Chang, 2001:31). Dari uraian tersebut, Chang

menyatakan bahwa moral lingkungan hidup menyadari adanya kesalahan

sikap dasar manusia terhadap lingkungan hidup. Kesadaran ini mendorong

manusia untuk membentuk sistem pemikiran ekologis dalam bersikap dan

bertindak secara bertanggung jawab. Kesadaran ini terkait dengan penemuan

kembali nilai alam semesta. Pola pikir ini menyoroti sikap manusia, penerapan

teknologi dan nilai-nilai yang seharusnya menuntun sikap dan tindakan

manusia.

Moral baik yang dikaitkan dengan agama maupun yang tidak, dapat

memberi sumbangan bagi tanggung jawab atas pelestarian lingkungan hidup,

tidak hanya sebagai motivasi melainkan juga sebagai pedoman dengan

menunjukkan norma-norma yang perlu ditaati. Sistem moral apa pun yang

dianut, kiranya dalam hal pelestarian lingkungan hidup terdapat titik temu

yang cukup kuat (Piet Go, 1989:7). Hal senada juga ditegaskan oleh Martinah,

upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

37

Tanpa sikap rekonsiliasi, maka kejadian-kejadian alam akibat kerusakan

lingkungan hidup akan menjadi langganan yang terus menerus dituai. Sikap

rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan

perubahan demi kenyamanan lingkungan hidup (Martinah, 2015: 54).

4. Tanggung Jawab Gereja Terhadap Lingkungan Hidup

Keadaan bumi dan lingkungan tempat tinggal sudah tidak lagi nyaman

untuk dijadikan tempat tinggal bagi manusia. Oleh karena itu, ada beberapa

upaya yang dilakukan gereja untuk mencari jalan keluar dari masalah yang

berdampak untuk semua makhluk hidup di bumi ini. Beberapa tindakan nyata

yang dapat dikembangkan dan dipraktikkan oleh gereja sebagai wujud

tanggung jawabnya terhadap bumi ciptaan Allah dapat dilihat pada uraian

berikut : ( Pasang, 2011:248-249).

a. Mendukung program-program pemerintah dalam bidang lingkungan

hidup

Penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% hingga tahun 2020.

Program ini dapat didukung antara lain dengan pentahapan penggunaan energi

terbarukan, misalnya tenaga matahari atau angin. Dapat pula dilakukan

melalui program efisiensi energi, misalnya dengan menata ulang sistem

pencahayaan di ruang gereja, menggunakan bohlam hemat energi, dan

mengaudit ulang semua peralatan yang menggunakan listrik. Penanaman

pohon untuk meng-offset emisi kegiatan gereja dan anggota jemaat adalah

program lain yang dapat diperkenalkan. Selain itu gereja juga mendukung

penanaman sejuta pohon di seluruh pelosok tanah air. Gereja juga mendorong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

38

anggota jemaat untuk mendukung program pemerintah pusat, misalnya

konversi energi dan penggunaan kendaraan hemat energi (Pasang, 2011:248).

b. Mendukung program-program pemerintah daerah dalam bidang

lingkungan hidup

Mendukung dan terlibat dalam program lingkungan pemerintah

setempat. Misalnya di Jawa Barat ada program Balad Kuring yang merupakan

upaya pemerintah untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional berupa gotong-

royong untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Terlibat dalam program

energi pemerintah setempat, misalnya mengumpulkan minyak jelantah untuk

digunakan oleh bus Trans Pakuan di Kota Bogor.

Bekerjasama dengan masyarakat sekitar gereja melakukan program

kali bersih, penghijauan, dan pembuatan kompos. Melalui tindakan nyata

dalam konteks lokal, gereja sebenarnya sudah menerapkan prinsip Berpikir

Global, Bertindak Lokal. Tidak itu saja, gereja dapat melakukan pendekatan,

Berpikir Global, Bersaksi Lokal dan Bertindak Lokal, Bersaksi Global

(Pasang, 2011:249).

c. Kerja sama dengan pemeluk agama lain

Dalam merumuskan hal-hal yang dapat dipahami bersama, gereja juga

membangun kerja sama dengan pemeluk agama lain dalam aktivitas

penyelamatan lingkungan, misalnya, keprihatinan terhadap kemiskinan,

masalah sampah, penebangan liar, eksploitasi sumber daya alam secara

berlebihan, pencemaran tanah, air dan udara serta ketidakadilan sosial. Tema-

tema tersebut dapat menjadi platform untuk menggalang kerja sama dan

melakukan proyek bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

39

Melalui jaringan kerja sama dibuat program atau proyek kebersamaan,

dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing pihak.

Program-program tersebut dapat berupa proyek penghijauan hutan mangrove,

lahan kritis atau penanganan lingkungan kota, pengabdian masyarakat di

desa-desa tertinggal, program panti asuhan atau panti jompo, program

pertukaran remaja dan pemuda dari suatu komunitas yang didominasi oleh

agama tertentu dengan komunitas lain, program kemanusiaan di daerah

bencana, dan program pengamanan tempat ibadah di daerah tertentu (Pasang,

2011:249).

d. Kerja sama dengan lembaga atau LSM lingkungan

Pengembangan kapasitas warga gereja dalam hal kepedulian terhadap

lingkungan dapat dilakukan bersama dengan lembaga swadaya masyarakat

yang ada, misalnya bersama World Wildlife Fund (WWF) atau Yayasan

Orang Utan melakukan sosialisasi perubahan iklim dan dampaknya bagi

masyarakat dan satwa liar.

Gereja juga menjalin kerja sama dalam melakukan penanaman pohon

bersama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) atau

Yayasan lain yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup.

Mengembangkan produk daur ulang, seperti tas dari bahan daur ulang dan

memasarkannya di dalam negeri maupun ekspor bersama dengan yayasan

yang mengkhususkan diri dalam pengembangan ekonomi rakyat. Untuk

mendukung tercapainya kerja sama dalam pelestarian lingkungan hidup

gereja juga merumuskan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

40

masyarakat atau kearifan lokal dan implementasi dalam kaitannya dengan

pelestarian lingkungan dan sumber daya alam (Pasang, 2011: 250).

5. Merumuskan Tanggung Jawab Iman dan Keberpihakan pada

Lingkungan Hidup

Manusia hanyalah bagian dari seluruh ciptaan dan hidupnya disangga

oleh alam semesta. Maka dari itu perlulah “gambar Allah” tidak dimengerti

secara personal, melainkan juga sosial dan ekologis, dalam hubungan dan

tanggung jawab terhadap kehidupan bersama dan kehidupan alam semesta.

Dengan demikian manusia menjadi pelayan dalam keterarahan dunia kepada

Allah (Iman Katolik, 1996: 151). Gereja sebagai kekuatan moral religius

dalam kapasitasnya sebagai kekuatan moral dan religius masyarakat berperan

membantu implementasi kebijakan-kebijakan lewat upaya-upaya penyadaran

dan aksi-aksi konkret perawatan lingkungan. Pertama, melalui refleksi-refleksi

ekoteologisnya. Gereja menggarisbawahi bahwa kehancuran lingkungan hidup

ini utamanya disebabkan oleh profanasi dan eksploitasi alam secara besar.

Keserakahan dan keangkuhan manusia ini perlu dikoreksi dengan pola pikir

baru, misalnya, dengan mengangkat kembali kearifan-kearifan lokal yang

menghormati alam. Sehingga taman Eden atau „rumah bersama‟ sungguh

dipelihara dan dirawat. Kearifan lokal di berbagai tempat dan suku bangsa

seringkali menyebut alam sebagai saudara bagi manusia. atau sering disebut

„sister earth‟ (saudari bumi) dan „mother earth‟ (ibu pertiwi).

Kedua, Komisi Teologi KWI memuat pandangan Raymundus (2008:

189-190) yakni aksi-aksi konkrit pemeliharaan dan perawatan lingkungan.

Teologi kristiani dewasa ini dipanggil untuk lebih mempromosikan gagasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

41

bahwa manusia diciptakan tidak hanya untuk mengolah dan merawat

lingkungan melainkan yang utama adalah menyelamatkan dari ancaman

kehancuran dan kemusnahan dini. Teologi kristiani menjadikan ekologi

sebagai objek untuk mengajak orang beriman mengkaji ulang antropologi

kristiani dan posisi manusia di antara segala ciptaan. Teologi juga mengajak

orang untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungannya. Melalui

aksi-aksi penghijauan, upaya-upaya daur ulang sampah, pembuatan kompos,

pembatasan pemakaian sampah rumah tangga yang tidak bisa didaur ulang

dan pengurangan produksi gas beracun. Hal itu merupakan sejumlah upaya

yang dapat dimulai dari lingkungan kecil seperti keluarga, sekolah, dan

komunitas RT/RW.

Hidup sebagai orang beriman yang selaras dengan kehendak Allah

berarti juga menjadi manusia yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dapat

dipahami bahwa manusia harus mengembangkan sikap penghargaan dan

tanggung jawab penuh atas tindakannya sehubungan dengan keadaan alam

(Chang, 2001:110). Dari uraian tersebut, Chang menyatakan bahwa pada

hakikatnya manusia secara terus-menerus mampu memperbaharui diri sebagai

makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah makhluk ciptaan lain dan

manusialah makhluk yang paling bertanggung jawab atas keutuhan ciptaan.

Manusia yang dilahirkan kembali dalam semangat ekologis mampu

menyadari, mengontrol dan membatasi diri dalam tindakan menjaga dan

merawat lingkungan alam sekitar. Sebagai orang beriman, iman akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

42

penciptaan oleh Tuhan akan mewarnai pandangan dan sikap seseorang

terhadap seluruh ciptaan Tuhan.

D. Pentingnya Pendidikan Iman dan Dialog dengan Alam dalam

Membangun Semangat Ekologis

1. Pendidikan untuk Perjanjian antara Manusia dan Lingkungan

Di dalam Ensikliknya Paus Fransiskus menegaskan bahwa pendidikan

ekologis dapat terjadi dalam berbagai konteks: sekolah, keluarga, media

komunikasi, katekese, dan lain-lain. Pendidikan yang baik di sekolah sejak usia

dini menaburkan benih yang dapat menghasilkan buah sepanjang hidup.

Sejatinya yang lebih ditekankan ialah peran sentral keluarga, karena di situlah

kehidupan sebagai kurnia Allah menuju perkembangan manusiawi yang sejati.

Dalam keluarga, dikembangkan kebiasaan awal untuk mencintai dan

melestarikan hidup, seperti penggunaan barang secara tepat, ketertiban dan

kebersihan, menghormati ekosistem lokal, dan merawat semua makhluk

ciptaan (Ensiklik Laudato Si, 2015: 158).

Pendidikan ekologis amat penting untuk menekan kerusakan

lingkungan. Dari pernyataan tersebut di atas Paus Fransiskus juga sudah

menegaskan bahwa pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai konteks.

Pendidikan ekologis juga ditanamkan dalam bidang katekese, salah satunya

yaitu melalui katekese ekologi. Katekese ekologi merupakan suatu pendidikan

iman sebagai upaya penyadaran akan keberadaan lingkungan agar lingkungan

hidup tetap terpelihara dan lestari dan kelangsungan hidup terus berjalan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

43

Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa katekese ekologi

sebaiknya terus ditanamkan sejak kecil di dalam lingkungan keluarga. Memulai

dari lingkungan keluarga berarti setiap keluarga menanamkan dalam setiap

anggotanya untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.

2. Dialog dengan Alam

Dialog memungkinkan penghargaan terhadap pihak lain. Ia

mengandaikan adanya relasi timbal balik, saling mengakui keberadaan pihak

lain dan saling menerima apa adanya. Dialog dengan alam merupakan sebuah

keniscayaan bagi manusia masa kini. Terlebih lagi ketika alam seolah tidak

bersahabat dengan kita. Dalam Ensiklik Laudato Si art 201, Paus Fransiskus

menyampaikan sebuah gagasan,sbb:

Sebuah dialog di antara pelbagai ilmu sendiri juga diperlukan karena

masing-masing cenderung menutup diri dalam batas-batas bahasanya

sendiri, dan spesialisasi mengarah ke isolasi dan pemutlakan bidang

pengetahuannya sendiri. Hal ini menjadi halangan untuk secara efisien

mengahadapi masalah lingkungan. Dialog yang terbuka dan saling

menghormati juga diperlukan di antara pelbagai gerakan ekologis, di

mana konflik ideologis tidak absen. Parahnya krisis ekologi

mengharuskan kita semua untuk memikirkan kesejahteraan umum dan

bergerak maju di jalan dialog yang meminta kesabaran, disiplin diri,

dan kemurahan hati, sementara selalu teringat bahwa “kenyataan lebih

penting daripada gagasan (Ensiklik Laudato Si 2015: 150).

Gagasan Paus Fransiskus tersebut mengajak semua orang untuk

menciptakan dialog yang terbuka dan saling menghormati khususnya dalam

menanggapi berbagai macam krisis lingkungan hidup. Dalam konteks katekese

ekologi tujuan dialog itu ialah untuk saling menghargai dan menjaga. Sebab

dialog tidak mungkin terjadi jika salah satu pihak menutup diri. Hal ini penting

karena tujuan pertama sebuah dialog ialah untuk saling menghargai, menerima,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

44

dan memberi. Selain itu, dialog bukan sekedar pertemuan biasa dalam ruangan,

tetapi bagaimana tindakan konkrit kita terhadap alam. Dialog dengan alam di

sini dimengerti sebagai usaha setiap orang untuk menjaga relasi dengan alam.

Hal ini mengandaikan adanya keinginan untuk menjaga keutuhan setiap

ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

BAB III

KEGIATAN PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO DALAM

UPAYA MENJAGA DAN MERAWAT KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

Dalam bab ini, penulis memaparkan gambaran paroki Santo Yusup

Baturetno berdasarkan buku profil tahun 2018 yang dibuat berdasarkan

pendataan umat pada tahun 2016. Selanjutnya akan dipaparkan juga

mengenai penelitian tentang partisipasi umat dalam upaya menjaga keutuhan

alam ciptaan mengenai metode penelitian katekese ekologi di paroki dan

keterlibatan umat di dalamnya. Penelitian dan metode penelitian dalam bab

ini terdiri atas: permasalahan penelitian, tujuan penelitian, jenis penelitian,

tempat dan waktu penelitian, pembahasan hasil penelitian, rangkuman hasil

penelitian dan permasalahan yang ditemukan dalam penelitian.

A. Gambaran Umum Paroki Santo Yusup Baturetno Wonogiri

1. Keadaan Geografis

a. Wilayah Teritorial

Wilayah Paroki Baturetno berada di kawasan kaki Pegunungan Seribu

di bagian selatan Kabupaten Wonogiri. Paroki Baturetno mencakup lima

kecamatan, yaitu Kecamatan Baturetno, Batuwarno, Karangtengah,

Tirtomoyo dan Nguntoronadi. Wilayah selatan, berbatasan dengan Paroki

Danan, sebelah utara dan barat berbatasan dengan Paroki Wonogiri,

sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Paroki Ponorogo Jawa Timur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

46

Paroki Baturetno memiliki 9 wilayah yang dibagi dalam 38

lingkungan. Wilayah Batu Selatan yang berjarak kurang lebih 3 Km di selatan

pusat paroki, terdiri atas 5 lingkungan. Sedangkan Wilayah Batu Utara

merupakan wilayah di pusat paroki yang terdiri atas 4 lingkungan. Wilayah

Patuk, berjarak kurang lebih 1 Km di sebelah barat pusat paroki, terdiri dari 4

lingkungan. Wilayah Jamprit, kurang lebih 3 Km dari pusat paroki, terdiri

dari 5 lingkungan. Wilayah Selopuro, kurang lebih 10 Km sebelah timur

pusat paroki, terdiri atas 4 lingkungan. Wilayah Boto, berjarak kurang lebih 5

Km sebelah utara pusat paroki, terdiri dari 4 lingkungan. Wilayah

Kedungrejo, kurang lebih 8 Km dari pusat paroki, terdiri atas 3 lingkungan.

Wilayah Ngadiroyo, kurang lebih 13 Km sebelah utara dari pusat paroki

terdiri atas 2 lingkungan. Sedangkan Wilayah Tirtomoyo, berjarak kurang

lebih 12 Km sebelah utara pusat paroki, terdiri atas 4 lingkungan. Data lebih

lengkap mengenai daftar lingkungan yang ada di setiap wilayah dapat dilihat

di dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Daftar Wilayah dan Lingkungan Paroki Baturetno

No Wilayah Lingkungan Keterangan

1. Batu Selatan Watuagung, Balepanjang,

Sambeng, Batu Tengah, Batu Kidul

5 Lingkungan

2. Batu Utara Batu Rosari, Batu Asisi, Talun,

Duren

4 Lingkungan

3. Patuk Patuk Yakobus, Patuk Paulus,

Gambiranom Maria, Gambiranom

Carolus

4 lingkungan

4. Jamprit Jamprit Daniel, Jamprit Samuel, 5 lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

47

Jamprit Elias, Klerong, Saradan

5. Selopuro Melikan, Diaspora, Wates, Selopuro 4 lingkungan

6. Boto Boto, Kedungombo, Sendangrejo,

Ngawu

4 lingkungan

7. Kedungrejo Kedungrejo Gregorius, Kedungrejo

Stephanus, Kwangen Mateus,

Gebang

4 lingkungan

8. Ngadiroyo Ngadiroyo, Ngadipiro 2 lingkungan

9. Tirtomoyo Banyakprodo, Tirtomoyo

Stephanus, Ngampel,

Sendangmulyo, Tirtomoyo

Agustinus, Ngrejo

6 lingkungan

Jumlah 38 lingkungan

b. Kondisi Alam

Baturetno memiliki suhu harian antara 26°-30°C, terletak di 7°59‟ LS

dan 110°56‟0”BT, dengan 2 musim yaitu penghujan dan kemarau. Kontur

wilayahnya relatif datar dibandingkan wilayah kecamatan lain dalam

Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar daerahnya tandus, kering, dan berbatu

seperti desa-desa lainnya di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri, meskipun

juga ada lahan yang bisa ditanami tanaman pangan, tetapi tidak luas dan

hasilnya juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Topografi

desa adalah perbukitan dengan struktur tanah yang didominasi batuan

gamping sebagai ciri khasnya. Kondisi geografis dan struktur geologis

dengan batuan kapur berlapis-lapis memberikan kesan bahwa daerah ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

48

tampak sebagai kawasan batu bertanah. Tanah hanya sedikit terlihat di celah-

celah batu.

Dengan kondisi demikian tidak mengherankan kalau daerah ini

dikategorikan daerah tandus dan banyak masyarakat khususnya generasi

muda bermigrasi dan bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,

Semarang, Surakarta dan sebagainya.

Daerah Wonogiri memiliki sumber air yang cukup dalam karena rata-

rata daerahnya merupakan perbukitan kapur. Sebagian besar pertanian yang

ada di daerah Baturetno mengandalkan air hujan untuk bertani atau yang

sering disebut sawah tadah hujan.

2. Keadaan Umat

Berdasarkan data pendataan tahun 2011 diketahui jumlah KK

mengalami pertambahan dari 1.080 (pendataan 2011) menjadi 1.147 (update

data 2016), bertambah 67 KK (6,2%). Pertambahan KK terbanyak terjadi di

wilayah Batu Selatan, dari 105 menjadi 131 (bertambah 26 KK atau 24,8%).

Wilayah yang juga mengalami pertambahan yaitu Patuk, Jamprit, Selopuro,

Boto, Ngadiroyo dan Tirtomoyo, namun relatif sedikit. Sedangkan yang

mengalami penurunan jumlah KK adalah wilayah Batu Utara (1 KK) dan

Kedungrejo (2 KK).

Angka total pada jumlah umat adalah jumlah keseluruhan yang

terdata, yakni 3.333 jiwa (pendataan tahun 2011) dan 3.310 (update tahun

2016). Angka ini mencakup baik yang beragama Katolik, katekumen,

maupun non-Katolik, baik yang tinggal di paroki, di luar paroki, maupun di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

49

luar keuskupan. Sedangkan 1.147 KK yang terdata, seluruhnya adalah

Katolik dan berdomisili di Paroki Baturetno.

Subjek pelayanan pastoral paroki adalah mereka yang beragama

Katolik dan tinggal di dalam paroki. Bila hasil pendataan tahun 2011 subjek

pelayanan pastoral tercatat sebanyak 2.975 jiwa, maka tahun 2016 sebanyak

2.902 jiwa. Terjadi penurunan 73 jiwa.

3. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi

a. Kondisi Sosial

Secara sosial kemasyarakatan penduduk di sekitar Paroki Baturetno

adalah masyarakat yang heterogen, baik secara etnis maupun agama. Etnis

Jawa merupakan etnis mayoritas di sekitar Paroki Santo Yusup Baturetno,

sedangkan agama Islam merupakan agama yang lebih dominan dalam hal

jumlah. Keberagaman ini dipandang sebagai suatu kekayaan yang

memperindah kehidupan sosial. Situasi kehidupan masyarakatnya masih

kental dengan pola hidup orang desa yang belum banyak terkontaminasi oleh

gaya hidup orang kota/metropolitan. Semangat hidup gotong-royong,

kebersamaan, kerukunan, dan lain-lain masih sangat lekat dalam kehidupan

sehari-harinya. Jadi meskipun masyarakat di sekitar Paroki Baturetno

beragam, akan tetapi keberagaman itu tidak dianggap sebagai perbedaan yang

mengancam. Toleransi terhadap umat Katolik sebagai kelompok minoritas

cukup baik, tidak pernah terjadi gangguan terhadap peribadatan umat Katolik.

Secara politis, peran umat Katolik dalam tata pemerintahan sangat

minim terkecuali mereka yang bekerja sebagai PNS bila dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

50

adanya keterwakilan orang Katolik baik pada lembaga legislatif maupun di

lembaga yudikatif. Faktor mendasar yang melatarbelakangi hal tersebut

adalah faktor minoritas umat Katolik.

Jumlah umat yang terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat

(menjadi ketua RT/RW/kelurahan, pengurus LSM maupun pengurus Ormas)

di tahun 2016 menurun jika dibandingkan dengan 2011. Persentase

keterlibatan sosial ini memang relatif kecil, namun pengembangan

keterlibatan sosial umat lebih-lebih dapat dilakukan pengejawantahan nilai-

nilai Injil dan Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari di tengah

masyarakat, bersama masyarakat dan untuk masyarakat.

b. Kondisi Budaya

Tabel 3.2 Jumlah Umat menurut Suku Bangsa

No Wilayah Suku Bangsa

1. Batu

Selatan

Jawa Tiong-

hoa

Sunda

&

Bali

Suma-

tera

Nusa

Teng-

gara

Kali-

mantan

Sula-

wesi

Pa-

pua

Lain

-lain

2. Batu

Utara

315 6 1 5 0 0 0 0 1

3. Patuk 241 8 0 0 0 0 3 0 4

4. Jamprit 338 1 1 1 0 0 0 0 0

5. Selopuro 308 0 0 0 0 0 0 0 4

6. Boto 360 0 1 0 4 0 0 0 0

7. Kedung-

rejo

276 0 0 0 0 0 0 0 0

8. Ngadi-

royo

204 0 0 0 0 0 0 0 1

9. Tirto-

moyo

423 0 0 1 0 0 0 0 0

Total per

paroki

2.855 15 3 7 7 0 3 0 16

Jml umat 2011 2.920 15 3 6 3 0 8 0 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

51

Tampilan di atas menampakkan data umat menurut suku bangsa.

Tercermin di situ keanekaragaman umat paroki. Tampak bahwa mayoritas

adalah suku Jawa. Dari sudut sosial budaya, data itu dapat memberi masukan

dalam merancang pelayanan Gereja supaya lebih efektif, baik di bidang

liturgi, cara hidup jemaat, maupun kepemimpinan. Tentu dengan tetap

memperhatikan hal-hal sensitif yang dapat muncul dalam hidup

bermasyarakat. Maka dari itu, tidak mengherankan bila kegiatan-kegiatan

paroki tampak menonjol dalam adat dan kebiasaan Jawa. Tradisi dan budaya

Jawa masih kental dan ikut mewarnai perkembangan Gereja Baturetno. Hal

ini tampak jelas dalam Perayaan Ekaristi berbahasa Jawa, baik di gereja

paroki, di kapel wilayah, maupun di lingkungan-lingkungan, yang masih tetap

diminati oleh umat.

c. Kondisi Ekonomi

Mayoritas penduduk adalah petani tradisional sawah tadah hujan,

buruh tani, buruh bangunan. Jenis mata pencaharian itu menggambarkan

bahwa tingkat ekonomi masyarakat tergolong rendah. Ada pula pedagang,

wiraswasta, dan sebagainya. Sebagian besar tanah di Wonogiri tidak cukup

subur untuk usaha tani. Kebutuhan rumah tangga tidak dapat tercukupi bila

hanya mengandalkan hasil pertanian. Tanah bebatuan dan kering mendorong

penduduk pergi ke kota untuk mencari tambahan penghasilan.

Baturetno memiliki beberapa produk makanan khas: tempe keripik,

sate kambing, dan gudeg terik. Produk ini dapat dijumpai di sekitar pasar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

52

terminal bus. Untuk menambah pendapatan keluarga, mereka ada yang

memelihara sapi, kambing, dan ayam.

Berdasarkan pendataan tahun 2016 sebesar 74,9% umat

berkemampuan ekonomi cukup. Sedangkan 13,8% keluarga tergolong kurang

mampu, yang sangat memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Jalan yang bisa ditempuh ialah memberdayakan 11,3% keluarga

yang tergolong dapat membantu agar dengan ikhlas membantu keluarga yang

perlu dibantu. Bantuan bisa berupa materi atau nonmateri. Bantuan materi

bisa berupa uang atau kebutuhan dasar sehari-hari yang diberikan secara

langsung, Bantuan nonmateri berupa pelatihan-pelatihan keterampilan dan

kewirausahaan.

4. Visi dan Misi Paroki

Paroki Baturetno merupakan bagian dari KAS dan bagian dari

spiritualitas Yesuit, maka dirumuskan Visi dan Misi Paroki sebagai berikut.

a. Visi

Terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang

sejahtera, bermartabat, dan beriman.

b. Misi

1) Membangun pribadi dan hidup kristiani yang tangguh dengan

meneladan Santo Yusup yang rendah hati demi terwujudnya hidup

bersama yang sejahtera, bermartabat, dan beriman.

2) Membangun keluarga beriman berdasarkan semangat Injil supaya

terbuka dan setia pada sabda Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

53

3) Menumbuhkembangkan Gereja yang dewasa dan tangguh dalam

melayani sesama terutama kaum KLMTD demi mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

4) Menumbuhkembangkan Gereja berdasarkan semangat Kristus yang

mengakar pada budaya setempat.

5) Mengupayakan agar ciptaan yang rusak dapat utuh kembali.

Keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan hidup telah diangkat

Gereja menjadi keprihatinan iman. Dalam misi paroki yang kelima ditegaskan

dan dicita-citakan bahwa Gereja mengajak semua umat untuk menjaga dan

melestarikan keutuhan alam ciptaan. Maka, paroki ini memulai cita-cita itu

dengan melaksanakan beberapa gerakan ekologis yang relevan dengan

keberadaan paroki saat ini.

5. Katekese Ekologi sebagai Bentuk Keterlibatan Penggerak

Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang katekese

ekologi, pelaku katekese ekologi, proses katekese ekologi, model-model

katekese ekologi, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat katekese

ekologi, dan aksi nyata dari katekese ekologi. Data-data mengenai katekese

ekologi sebagai bentuk keterlibatan umat di Paroki St.Yusup Baturetno

diperoleh dari wawancara singkat dengan Pastur Paroki Baturetno yaitu Rama

J. Muji Santara, SJ. Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus

2018 di Pasturan Gereja St.Yusup Baturetno.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

54

a. Latar Belakang Katekese Ekologi

Katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki St.Yusup Baturetno

bermula dari keprihatinan Rama J. Muji Santara, SJ selaku Pastur Paroki.

Lingkungan alam sendiri di daerah ini lingkungan bergunung-gunung dan dari

penglihatan kalau musim penghujan memang kelihatan ijo tetapi pada musim

kemarau itu kelihatan coklat seperti sekarang ini. Lalu dengan memandang

kenyataan seperti itu terteropong bahaya untuk lingkungan hidup. Bahwa akan

terjadi kekurangan udara bersih kemudian menyebabkan aneka macam

penyakit. Tetapi kemungkinan besar juga adanya krisis air, di banyak tempat

sudah terjadi dan air menjadi salah satu kebutuhan dasar pokok manusia,

udara segar juga menjadi kebutuhan vital manusia. Makan kenyang tapi tidak

punya udara segar mau apa? Oleh karena itu kemudian yang menjadi tatapan

jauh ke depan adalah supaya udara segar, oksigen-oksigen yang dibutuhkan

oleh manusia, air yang juga amat menghidupi nanti juga semakin terjaga,

muncul kembali untuk kebutuhan kehidupan alam itu sendiri. Alam itu kan

ada alam yang mati dan alam yang hidup, yang hidup itu ada hewan, manusia

serta tumbuh-tumbuhan. Kembali ke pelestarian alam demi kepentingan

manusia sebagai ciptaan yang paling bernalar.

Kristus menebus dunia manusia, dunia yang bukan manusia kita

melihat bahwa karya penebusan itu membutuhkan kerjasama atau tangan kiri

tangan kanan manusia. Sehubungan Kristus sebagai penebus dunia maka umat

diajak untuk melihat alam yang begitu sengsara karena ulah manusia. Itu juga

perlu untuk ditebus dan siapa yang menebus? Dengan bantuan Kristus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

55

selalu bekerja dan menyertai sampai akhir zaman maka umat diajak untuk

bertindak, berbuat ikut serta penebusan dunia melalui katekese ekologi.

b. Proses dan Model-Model Katekese Ekologi

Pokoknya dengan arti katekese seperti itu lalu ada warga umat tertentu

yang pertama-tama memiliki kepedulian tentang keutuhan ciptaan itu bergerak

kemudian ditular-tularkan. Sampai pada pemilihan bulan, yaitu pada bulan

November diangkat sebagai bulan ekologis paroki. Sampai saat ini katekese

ekologi sudah berjalan selama dua tahun.

Diawali oleh tim katekese yang mempersiapkan bahannya untuk

pertemuan-pertemuan di lingkungan-lingkungan dan dipandu oleh tokoh-

tokoh yang ada, bisa katekis-katekis setempat, prodiakon dan misalkan itu

tidak ada digantikan umat yang sudah ditunjuk untuk menyampaikan

pendalaman iman tersebut. Sejatinya proses pelaksanaan katekese ekologi

dilaksanakan melalui bahan berkatekese yang telah disiapkan oleh tim

katekese paroki dan berkatekese dengan dipadukan berliturgi dalam perayaan-

perayaan di gereja maupun di dalam kepanitiaan gerejani.

Untuk model-model katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki

St.Yusup Baturetno dilaksanakan dengan berbagai cara yakni lewat gambar-

gambar sebagai promosi-promosi awal, lewat liturgi gereja dan lewat

pertemuan-pertemuan lingkungan (misa lingkungan atau katekese berwujud

panduan yang perlu dibawakan di lingkungan-lingkungan). Tetapi juga terjun

langsung untuk melihat suasana dan melakukan hal-hal yang konkrit seperti

menanam dan merawat pohon beringin di lahan yang tandus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

56

c. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Katekese Ekologi

Dalam melaksanakan katekese ekologi banyak terdapat faktor

pendukung dan penghambat kegiatan. Adapun faktor pendukung kegiatan ini

yang pertama, umat diajak untuk ikut serta melaksanakan penebusan Kristus

yang menyelamatkan dunia. Kedua, memperhatikan bumi sebagai tempat

tinggal bersama tapi juga sebagai ibu yang memberikan apa saja yang

dibutuhkan oleh manusia. Ketiga, memandang anak cucu supaya kemudian

hari anak cucu itu memperoleh warisan yang baik tentang bumi ini.

Selain faktor pendukung muncul pula faktor yang menghambat

kegiatan ini diantaranya: pertama, adanya paham-paham tentang makhluk-

makhluk halus jika nanti menanam pohon beringin keluar kekuatan-kekuatan

gaib. Hal ini yang membuat masyarakat tidak diuntungkan. Kedua, ada yang

mulai menangkap ini politisasi beringin dengan partai. Ketiga, konsep tentang

panen. Selanjutnya pembabatan untuk makanan ternak tapi juga perusakan

karena diperkirakan nanti akan mengganggu tanaman yang menghasilkan

produk-produk hasil pertanian.

d. Aksi Nyata dari Katekese Ekologi

Sebagai bentuk dari perwujudan iman dan juga sebagai langkah dalam

menjalankan misi paroki yang kelima yaitu mengupayakan agar ciptaan yang

rusak dapat utuh kembali. Umat Paroki St.Yusup Baturetno telah

melaksanakan beberapa kegiatan yang sudah dimulai oleh Gereja dan

kemudian berpengaruh terhadap masyarakat antaralain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

57

1) Jumat, 28 Oktober 2016, PKG (Pusat Kegiatan Gugus) yang terdiri atas

guru PAUD dan TK, melaksanakan kegiatan menanam pohon di

Jonambang, Mbartawang, dan Desa Watuagung, yang diorganisasikan

oleh ibu Martinah selaku penilik TK Kecamatan Baturetno.

2) Senin, 26 Desember 2016, perayaan Natal bersama di wilayah

Kedungrejo, dengan tema: “Menanam dan Merawat Air dan Udara Segar

sebagai Wujud Panggilan Kita Menjadi Garam dan Terang Dunia”.

Perayaan dihadiri oleh tokoh masyarakat dan agama di sekitar wilayah

Kedungrejo.

3) Rabu, 4 Januari 2017, renungan Natal pada Natal bersama karyawan dan

purna tugas Kecamatan Batuwarno dan Kecamatan Karangtengah. Sabda

menjadi daging dan tinggal diantara kita dengan “fokus kata menjadi

fakta” dikaitkan dengan “Menanam dan Merawat Air serta Udara Segar”.

4) Selasa, 28 Maret 2017, kegiatan “Menanam dan Merawat Air serta Udara

Segar” di bukit Mbartawang merupakan salah satu kegiatan panitia pekan

suci, yang diorganisasikan oleh pak Budi Darmanto bersama utusan dari

lingkungan-lingkungan.

5) Sabtu, 28 Juli 2018, OMK rayon selatan (Wonogiri, Batu, Danan)

mengadakan kegiatan menanam 12 bibit beringin di Desa Tirtosworo.

Penanaman dilaksanakan oleh panitia kegiatan dan salah seorang pemudi

dusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

58

B. Penelitian tentang Partisipasi Penggerak Lingkungan Hidup Paroki

Santo Yusup Baturetno dalam Upaya Menjaga dan Merawat

Kelestarian Lingkungan Hidup

Telah diketahui bersama bahwa kerusakan alam ciptaan sebagian

besar dikarenakan ulah manusia sendiri, baik karena masalah ekonomi sampai

masalah moral. Pandangan manusia terhadap alam ciptaan dan kerusakan-

kerusakannya yang terjadi menjadi fokus penulis dalam melakukan penelitian

ini. Dari yang penulis amati lebih banyak kerusakan alam yang terjadi

daripada merawat atau melestarikan kembali atas kerusakan alam. Katekese

ekologi yang sudah dilaksanakan di Paroki Santo Yusup Baturetno

merupakan salah satu wujud kepedulian seluruh umat untuk mencintai dan

melestarikan lingkungannya sebagai rumahnya sendiri.

Berdasarkan pengamatan dan persepsi penulis serta semangat ekologis

yang ada di dalam diri umat Paroki Santo Yusup Baturetno tersebut, penulis

merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai katekese ekologi

sebagai bentuk keterlibatan penggerak lingkungan hidup dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki Santo Yusup

Baturetno, Wonogiri. Ketertarikan ini dikarenakan katekese ekologi

merupakan katekese yang sangat relevan untuk zaman sekarang. Selain itu,

penulis juga ingin lebih mengenal katekese ekologi sehingga model katekese

ekologi dapat dilaksanakan dan dikembangkan di wilayah lainnya. Adapun

metodologi penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

59

1. Permasalahan Penelitan

a. Bagaimana tingkat persepsi umat Paroki Santo Yusup Baturetno

mengenai katekese ekologi.

b. Bagaimana gambaran pelaksanaan katekese ekologi umat Paroki

Santo Yusup Baturetno.

c. Apa dampak pelaksanaan katekese ekologi dalam upaya menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki Santo Yusup

Baturetno.

2. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui seberapa dalam tingkat persepsi umat Paroki Santo Yusup

Baturetno mengenai katekese ekologi.

b. Mengetahui gambaran pelaksanaan katekese ekologi umat Paroki

Santo Yusup Baturetno.

c. Mengetahui dampak pelaksanaan katekese ekologi dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki Santo

Yusup Baturetno.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian

kualitatif, karena permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

masalah sosial yang dinamis serta mengangkat fenomena. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena yang

dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara mendeskripsikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

60

melalui kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alami dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode

analisis deskriptif, berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan didukung

data berupa kata-kata yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan (Moleong, 2012:11). Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang digunakan untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

berdasarkan data-data.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data, peneliti memilih Paroki Santo

Yusup Baturetno sebagai tempat penelitian. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada pertengahan bulan September 2018.

5. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat

sentral karena pada subjek penelitian, data tentang variabel yang diteliti

diamati oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2013:90). Subjek penelitian adalah

sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti

jika peneliti mempunyai berbagai macam pertimbangan di dalam

pengambilan sampel (Suharsimi Arikunto, 2013:97). Karena peneliti ingin

mencari responden yang cocok yang dianggap mampu, mengenal, dan

mengerti betul mengenai katekese ekologi. Kriteria memilih subjek penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

61

karena narasumber atau subjek penelitian dianggap mengetahui apa yang

diharapkan peneliti sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi

sosial yang diteliti (Sugiyono, 2014:54).

Dalam penelitian ini subjek penelitian yang akan diteliti yaitu orang-

orang yang terlibat dalam katekese ekologi di Paroki Santo Yusup Baturetno.

Secara khusus responden/subjek penelitian yang akan diwawancarai ialah:

Pastur paroki, katekis, prodiakon di wilayah/lingkungan, dan penggerak

lingkungan hidup yang terlibat dalam kegiatan katekese ekologi. Adapun

jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 13 orang.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya (Sugiyono, 2010:193). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan pendapat (Sugiyono, 2010:203)

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Hal yang terpenting

dalam observasi ialah proses pengamatan dan ingatan. Dengan menggunakan

metode observasi maka penulis dapat mengamati secara visual gejala yang

ada dan dapat mengimplementasikannya ke dalam catatan. Maka sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

62

melakukan wawancara, peneliti akan melakukan observasi terlebih dahulu,

selain itu peneliti akan melakukan observasi lanjutan selama wawancara dan

setelah wawancara dilakukan.

Wawancara ialah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak yakni pewawancara dan yang diwawancarai (Moeleong,

2012:186). Selanjutnya wawancara juga dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to

face) maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2010:194). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi

pendapat, sikap dan pengalaman pribadi.

Dalam penelitian ini juga akan digunakan pengumpulan data dengan

dokumentasi dimana peneliti akan merekam wawancara yang akan dilakukan

dan akan memotret keadaan yang ada di tempat penelitian. Hal tersebut

dilakukan agar peneliti tidak kehilangan informasi yang dibutuhkan.

7. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ialah tingkat persepsi umat Paroki Santo

Yusup Baturetno mengenai katekese ekologi, gambaran pelaksanaan katekese

ekologi di Paroki Santo Yusup Baturetno, dan dampak katekese ekologi

dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup. Variabel

tersebut akan diperinci sebagai berikut:

No Variabel Indikator No Item

1. Tingkat persepsi - Mampu menjelaskan arti 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

63

umat Paroki Santo

Yusup Baturetno

mengenai katekese

ekologi.

katekese ekologi.

- Mampu menjelaskan tujuan

katekese ekologi.

- Mampu menjelaskan isi katekese

ekologi.

- Mampu menjelaskan pelaku

katekese ekologi.

- Mampu menunjukkan

keterlibatan setiap pelaku

katekese.

2

3

4

5

2. Gambaran

pelaksanaan katekese

ekologi di Paroki

Santo Yusup

Baturetno.

- Mampu menjelaskan proses

pelaksanaan katekese ekologi.

- Mampu menunjukkan tingkat

kepuasan umat terhadap

pelaksanaan katekese ekologi.

- Mampu menunjukkan tema-tema

yang relevan yang didalami

dalam katekese ekologi.

- Mampu menjelaskan peranan

katekese ekologi terhadap

kesadaran umat dalam tugasnya

menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup.

6

7

8

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

64

- Mampu menunjukkan peranan

katekis dalam pelaksanaan

katekese ekologi.

- Mampu menunjukkan sosok

katekis yang diharapkan umat

dalam katekese ekologi.

- Mampu menunjukkan ajaran

Gereja tentang menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan

hidup.

10

11

12

3. Dampak pelaksanaan

katekese ekologi

terhadap kelestarian

lingkungan hidup.

- Mampu menunjukkan bahwa

dengan katekese ekologi niat dan

tindakan umat terhadap

lingkungannya mengalami

perubahan dari yang tidak peduli

menjadi peduli terhadap

lingkungannya.

- Mampu menjelaskan faktor

pendukung dan pengahambat

pelaksanaan katekese ekologi.

13

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

65

8. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2012:248)

adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah awal

dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara

sistematis kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.

Pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti ialah dengan

melakukan observasi, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi.

Setelah melakukan wawancara maka akan dibuat transkrip hasil wawancara

dengan cara memutar hasil rekaman wawancara. Setelah ditulis dalam bentuk

transkrip selanjutnya peneliti akan membacanya dengan cermat dan menarik

kesimpulan yang kemudian kesimpulan tersebut dikonsultasikan kepada

dosen pembimbing serta melakukan verivikasi di lapangan.

Analisis data yang digunakan ialah dengan melakukan identifikasi

data yang sesuai dengan fokus masalah yang diteliti. Setelah melakukan

identifikasi maka akan dilakukan kategorisasi dimana peneliti akan memilah-

milah data yang memiliki kesamaan dengan variabel yang sudah dibuat di

dalam penelitian. Setelah itu peneliti akan melakukan sintesis data atau

mencari kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

66

C. Laporan Hasil Penelitian Katekese Ekologi sebagai Bentuk

Keterlibatan Penggerak Lingkungan Hidup dalam Upaya Menjaga

dan Merawat Kelestarian Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup

Baturetno

Penulis melakukan penelitian dengan wawancara, studi dokumen,

dokumentasi dan observasi dari awal bulan September hingga peretengahan

bulan Oktober 2018. Keragaman latar belakang dan tugas dari setiap

responden membuat penulis mendapatkan keragaman informasi dan data

sesuai yang diharapkan terkait dengan variabel yang diteliti.

Wawancara dilaksanakan di Paroki Santo Yusup Baturetno. Waktu

pelaksanaan wawancara sangat bervariasi, tergantung kesediaan dari setiap

responden. Dalam bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian

berdasarkan variabel yang diteliti, yang terdiri dari tingkat persepsi penggerak

lingkungan hidup Paroki Santo Yusup Baturetno mengenai katekese ekologi,

gambaran pelaksanaan katekese ekologi di Paroki Santo Yusup Baturetno,

dan dampak pelaksanaan katekese ekologi terhadap kelestarian lingkungan

hidup.

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Tingkat Persepsi Penggerak Lingkungan Hidup Paroki Santo Yusup

Baturetno Mengenai Katekese Ekologi

1) Hasil Penelitian

Dalam menggali informasi mengenai tingkat persepsi umat Paroki

Santo Yusup Baturetno, peneliti menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

67

No Pertanyaan Jawaban Responden

1. Menurut responden apa

arti katekese ekologi?

R1 : Katekese ekologi adalah suatu

pewartaan, pembinaan, atau pengajaran

bagi semua orang dalam iman sebagai

bentuk perwujudan keterlibatan kita dalam

mewartakan kabar suka cita Injil untuk

peduli kepada pelestarian keutuhan

ciptaan.

R2 : Katekese ekologi adalah menjaga dan

melestarikan keutuhan ciptaan Tuhan lewat

keagaamaan (liturgi dan praktek nyata

dalam kehidupan sehari-hari).

R3 : Katekese ekologi yang pertama

pembelajaran atau bimbingan iman tentang

kelestarian lingkungan hidup.

R4 : Katekese adalah kegiatan manusia

mulai dari kegiatan aktifitas melestarikan

lingkungan yang dilaksanakan dengan

nyata artinya menjaga kelestarian

lingkungan hidup, penanaman,

pemeliharaan tanaman, sehingga dapat

bermanfaat secara lestari di mana akhirnya

lingkungan hidup ini lestari dan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

68

bermanfaat.

R5 : Katekese ekologi tindakan iman akan

pentingnya menjaga alam ciptaan,

melestarikan alam ciptaan agar tetap

bermanfaat dan berdaya guna bagi

kehidupan manusia.

R6 : Katekese ekologi berarti pendidikan

agama kristiani yang mengaitkan

penerapannya dalam lingkungan hidup

umat, baik lingkungan sosialnya maupun

lingkungan alamnya yang mereka tempati.

R7 : Katekese ekologi yaitu mewartakan

kelestarian keutuhan ciptaan lingkungan

hidup.

R8 : Katekese ekologi adalah sebuah

langkah pendampingan dan pendalaman ke

arah persaudaraan sejati dengan sesama

manusia dan ciptaan lainnya

R9 : Pembelajaran sebagai upaya untuk

merawat dan melestarikan lingkungan

hidup agar dapat memenuhi kebutuhan

hidup.

R10: Pendidikan tentang kesadaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

69

mengelola lingkungan hidup ciptaan

Tuhan.

R11: Instruksi yang berupa ajakan dari

mulut ke mulut utamanya melalui tanya

jawab, melakukan kegiatan nyata yang

dilaksanakan di tengah-tengah umat

mengenai saling ketergantungan dan

hubungan timbal balik antara makhluk

hidup dan lingkungannya.

R12: Pembelajaran atau pengajaran tentang

hal-hal yang berkaitan dengan usaha

merawat atau memelihara lingkungan

hidup.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai arti katekese ekologi dari

keduabelas responden mampu menjawab dengan baik dan sangat variatif.

Adapun arti katekese ekologi menurut responden adalah sebagai berikut. Arti

katekese ekologi menurut R1 dan R7 adalah suatu pewartaan, pembinaan,

atau pengajaran bagi semua orang dalam iman sebagai bentuk perwujudan

keterlibatan kita dalam mewartakan kabar suka cita Injil untuk peduli kepada

pelestarian keutuhan ciptaan. R2 menambahkan katekese ekologi adalah

menjaga dan melestarikan keutuhan ciptaan Tuhan lewat keagamaan (liturgi

dan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari). Sedangkan menurut R3, R9

dan R12 katekese ekologi berarti pembelajaran atau bimbingan iman tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

70

kelestarian lingkungan hidup. Senada dengan R3, R9 dan R12, R4

menambahkan katekese ekologi merupakan tindakan iman akan pentingnya

menjaga alam ciptaan, melestarikan alam ciptaan agar tetap bermanfaat dan

berdaya guna bagi kehidupan manusia. Pendapat lain juga disampaikan oleh

R6 katekese ekologi berarti pendidikan agama Kristiani yang mengaitkan

penerapannya dalam lingkungan hidup umat, baik lingkungan sosialnya

maupun lingkungan alamnya yang mereka tempati.

Untuk semakin memperkaya pemahaman mengenai arti katekese

ekologi yang disampaikan R6 dan R10, maka R8 menambahkan bawa

katekese ekologi adalah sebuah langkah pendampingan dan pendalaman ke

arah persaudaraan sejati dengan sesama manusia dan ciptaan lainnya.

Maksudnya begini, jadi seperti yang ditulis dalam kisah penciptaan di sana

ada sinergi, ada keharmonisan diantara makhluk yaitu manusia, binatang dan

tumbuh-tumbuhan. R11 menyampaikan pandangan yang berbeda dengan

responden lainnya, yakni katekese ekologi diartikan sebagai instruksi yang

berupa ajakan dari mulut ke mulut utamanya melalui tanya jawab, melakukan

kegiatan nyata yang dilaksanakan di tengah-tengah umat mengenai saling

ketergantungan dan hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya.

No Pertanyaan Jawaban Responden

2. Menurut responden

apa tujuan katekese

ekologi?

R1: Tujuan-tujuannya adalah yang pertama,

menyadarkan umat akan bahaya dan

akibatnya akan kerusakan alam. Kedua, umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

71

peduli kepada alam dan keluhuran Tuhan dan

bebas dari kerusakan.

R2: Tujuannya adalah untuk kelestarian alam

ciptaan Tuhan, untuk kelangsungan hidup

generasi berikutnya.

R3: Tujuannya agar umat sadar dan tergerak

hatinya untuk peka serta peduli akan kondisi

lingkungan hidup sekitar dan mau berbuat

sesuatu.

R4: Tujuan katekese ekologi yaitu merubah

perilaku masyarakat dari perusak lingkungan

menjadi pelestari lingkungan artinya ciptaan

Allah berupa alam ini dapat bermanfaat.

Mereka yang tadinya kurang sadar menjadi

sadar dan melestarikan lingkungan, intinya

dari manusia perusak menjadi pelestari.

R5: Tujuannya menanamkan iman yang

berkaitan dengan lingkungan dan alam

ciptaan.

R6: Tujuan katekese ekologi adalah umat

Allah khususnya umat Kristiani, hendaknya

bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

kegiatan katekese, dalam kegiatan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

72

sehari-hari, baik di lingkungan keluarga

sendiri, masyarakat, maupun di lingkungan

gereja.

R7: Tujuannya mewartakan dan menyadarkan

ke semua orang atau umat pentingnya

melestarikan lingkungan hidup.

R8: Agar manusia itu menyadari dari

konsekuensi buruk akibat pelaku yang selama

ini merusak lingkungan alam, karena manusia

harus mengupayakan pertobatan untuk

memulihkan lingkungan alam melalui tata

kelola alam yang ramah dan bersahabat.

R9: Tujuannya itu merawat dan melestarikan

lingkungan hidup secara berkelanjutan.

R10: Tujuan katekese ekologi adalah

mengajak umat manusia untuk aktif di dalam

merawat dan melestarikan lingkungan hidup

agar alam yang indah ini dapat dinikmati

sampai ke anak cucu kita nanti.

R11: Agar semua orang atau semua umat

yang mendapat instruksi atau pembinaan tadi

dapat semakin mendalami dan menyadari

akan pentingnya hidup bersaudara dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

73

segenap ciptaan sehingga dapat memandang

bahwa ciptaan lainnya itu juga sebagai

makhluk hidup yang sama-sama adalah

ciptaan Allah juga.

R12: Agar lingkungan hidup terjaga oleh

manusia. Agar manusia sadar bahwa mereka

mempunyai kepentingan atas terjaganya

lingkungan hidup yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan tujuan katekese

ekologi, R1,R3,R7 dan R12 menyampaikan bahwa katekese ekologi bertujuan

menyadarkan umat akan bahaya dan akibatnya akan kerusakan alam serta

umat peduli kepada alam dan keluhuran Tuhan sehingga bebas dari kerusakan

alam. Secara lebih tegas R2 dan R5 menyampaikan bahwa menanamkan iman

yang berkaitan dengan lingkungan dan alam ciptaan untuk kelangsungan

hidup generasi berikutnya merupakan tujuan dari katekese ekologi. R6

menambahkan tujuan katekese ekologi adalah umat Allah khususnya umat

Kristiani hendaknya bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dari kegiatan

katekese dalam kegiatan hidup sehari-hari baik di lingkungan keluarga

sendiri, masyarakat, maupun di lingkungan gereja.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh R4 bahwa katekese ekologi

bertujuan mengubah perilaku masyarakat dari perusak lingkungan menjadi

pelestari lingkungan. Mereka yang tadinya kurang sadar menjadi sadar dan

melestarikan lingkungan, intinya dari manusia perusak menjadi pelestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

74

lingkungan. Senada dengan pendapat R4, R8 menuturkan agar manusia itu

menyadari dari konsekuensi buruk akibat pelaku selama ini merusak

lingkungan alam, karena manusia harus mengupayakan pertobatan untuk

memulihkan lingkungan alam melalui tata kelola alam yang ramah dan

bersahabat.

R10 menyampaikan pendapat tujuan katekese ekologi adalah

mengajak umat manusia untuk aktif di dalam merawat dan melestarikan

lingkungan hidup agar alam yang indah ini dapat dinikmati sampai ke anak

cucu kita nanti. R11 melengkapi pendapat sebelumnya yakni ketekese ekologi

bertujuan agar semua orang atau semua umat yang mendapat instruksi atau

pembinaan tadi dapat semakin mendalami dan menyadari akan pentingnya

hidup bersaudara dengan segenap ciptaan sehingga dapat memandang bahwa

ciptaan lainnya juga sebagai makhluk hidup yang sama-sama adalah ciptaan

Allah juga.

No Pertanyaan Jawaban Responden

3. Apa saja isi katekese

ekologi yang

responden ketahui?

R1: Isinya ada tiga, yang pertama kondisi alam,

yang kedua kerusakan alam, yang ketiga usaha-

usaha pelestarian keutuhan ciptaan.

R2: Menjalin relasi yang tepat dengan Allah,

sesama dan lingkungan. Melaluinya kita

mengungkapkan keyakinan kita akan Allah dan

karya-Nya. Karena itu keyakinan pada Allah

kita semua mengetahui bahwa katekese adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

75

pusat dari kehidupan komunitas Kristiani.

Kasih kita kepada ciptaan Allah dan komitmen

kita untuk menjaga ciptaan Allah sudah

seharusnya menjadi bagian integral dari

pengalaman iman dan pengalaman hidup.

Dalam bait pertama Credo, kita sering

mengungkapkan iman kepada Allah ini : “Aku

percaya akan Allah, Pencipta Langit dan Bumi”

R3: Isinya yang pertama, yang semula karya

Allah baik adanya. Kedua, kondisi ciptaan telah

rusak. Ketiga, langkah-langkah upaya

mengembalikan dan melestarikan kondisi alam

ciptaan.

R4: Memberikan penyuluhan tentang

pentingnya melaksanakan kegiatan pelestarian

alam supaya bermanfaat.

R5: Pengalaman iman umat ambil bagian

dalam pelestarian alam ciptaan dan

mengupayakan hidup harmonis sebagai

kesatuan ekosistem sesuai ajaran gereja.

R6: Isi katekese ekologi adalah a) pengajaran

tentang iman kristiani yang ditindaklanjuti

dalam kehidupan sehari-hari, b) pengajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

76

tentang lingkungan hidup, baik lingkungan

sosial budaya maupun lingkungan alam, c)

iman diaplikasikan dalam perbuatan.

R7: Melestarikan keutuhan ciptaan dan tidak

melakukan dosa ekologis.

R8: Melihat kondisi nyata yang

memprihatinkan, lalu mengajak peran serta

dalam bentuk penyadaran, pemulihan dan

perawatan alam.

R9: Merawat dan melestarikan lingkungan

hidup untuk: yang pertama itu mendapatkan

hawa yang segar, yang kedua menumbuhkan

sumber air bersih, yang ketiga untuk mencegah

terjadinya erosi, yang keempat mencegah

terjadinya banjir, dan yang kelima adalah

melestarikan keindahan bumi.

R10: Agar kita peduli terhadap lingkungan

tentang kebersihan, tentang penanaman lahan

kritis dengan menanam pohon yang bisa

memancing air atau menyimpan air,

R11: Isinya suatu bentuk kegiatan nyata yang

ada hubungannya dengan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

77

notabene adalah sama-sama ciptaan Tuhan

yang sama-sama juga kita hormati kita cintai

agar ciptaan itu sama-sama tetap lestari.

R12: Katekese ekologi berisi tentang ajakan

kepada semua pihak untuk berpartisipasi

merawat dan memelihara lingkungan hidup.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai isi katekese ekologi R5

menyampaikan pendapat bahwa katekese ekologi berisi tentang pengalaman

iman umat ambil bagian dalam pelestarian alam ciptaan dan mengupayakan

hidup harmonis sebagai kesatuan ekosistem sesuai ajaran gereja. Selanjutnya

R6 menambahkan katekese ekologi juga berisi pengajaran tentang iman

Kristiani yang ditindaklanjuti dalam kehidupan sehari-hari, pengajaran

tentang lingkungan hidup baik lingkungan sosial budaya maupun lingkungan

alam dan iman diaplikasikan dalam perbuatan.

R10 mempunyai pendapat lain yakni agar umat peduli terhadap

lingkungan tentang kebersihan, tentang penanaman lahan kritis dengan

menanam pohon yang bisa memancing air atau menyimpan air, contohnya

pohon beringin, pohon bulu, dan pohon gayam. Selanjutnya menurut R7

katekese ekologi berisi mengenai berbagai hal yakni melestarikan keutuhan

ciptaan, tidak melakukan dosa ekologis, sadar dan mau mengurangi sampah

non organik, contohnya: mengurangi penggunaan bungkus atau tempat yang

berasal dari plastik. Senada dengan pendapat tersebut R12 menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

78

pendapat bahwa katekese ekologi berisi tentang ajakan kepada semua pihak

untuk partisipasi dan memelihara lingkungan hidup.

No Pertanyaan Jawaban Responden

4. Menurut responden

siapa saja pelaku atau

orang yang terlibat

dalam kegiatan

katekese ekologi?

R1: Pelaku-pelakunya adalah semua umat

beriman mulai dari anak-anak, orang muda,

dan orang tua dan juga semua orang yang

berkehendak baik. (yang dimaksud semua

orang yang berkehendak baik adalah

masyarakat umum.

R2: Semua umat yang sadar akan kelestarian

lingkungannya.

R3: Semua saja yang tinggal di bumi ini

sebagai kediaman bersama bagi umat

manusia.

R4: Pelaku utama katekese adalah tokoh-

tokoh umat kalau di dalam gereja seperti

prodiakon, katekis dan ketua lingkungan.

R5: Pelaku utama dalam kegiatan katekese

yaitu semua umat atau semua manusia warga

masyarakat yang tinggal di lingkungan

tersebut.

R6: Pelaku atau orang yang terlibat dalam

katekese ekologi seharusnya semua umat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

79

namun harus ada penggerak yang memotivasi,

meneladani, dan mengevaluasi kegiatan-

kegiatan yang telah dilaksanakan, serta

memprogramkan tindak lanjutnya.

R7: Semua orang yang mau dan berkehendak

baik untuk melestarikan dan merawat

lingkungan hidup.

R8: Intinya itu semua orang tetapi umat

Kristen harus berada di barisan paling depan.

R9: Sebenarnya adalah semua orang terutama

yang berkehendak melestarikan lingkungan

alam semesta.

R10: Yang terlibat dalam katekese ekologi ini

adalah tokoh umat dan tokoh masyarakat agar

dapat menggerakkan umat dan masyarakat

sehingga katekese ekologi dapat berhasil.

R11: Pelaku utama yang paling ideal adalah

semua umat tidak hanya segelintir umat,

sebaiknya semua itu terlibat aktif sehingga

dalam kegiatan itu betul-betul aktif dan

mendapatkan hasil yang optimal.

R12: Pelaku utamanya adalah pastur paroki,

dewan paroki dan umat se-paroki Baturetno.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

80

Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan pelaku utama

atau orang yang terlibat dalam katekese ekologi hampir semua responden

memberikan jawaban yang sama. R1,R2,R3,R5,R8,R9 dan R11

mengungkapkan pelaku atau orang yang terlibat dalam katekese ekologi

adalah semua umat beriman mulai dari anak-anak, orang muda, orang tua dan

juga semua orang yang berkehendak baik. Tetapi untuk pelaku utamanya, R4

dan R12 menjelaskan yaitu tokoh-tokoh masyarakat atau pejabat masyarakat

dan tokoh-tokoh umat kalau di dalam gereja seperti pastor paroki, dewan

paroki, prodiakon, katekis, ketua lingkungan, ketua wilayah, dan kader-kader

pelestari lingkungan.

Selanjutnya R6 dan R10 menegaskan pelaku atau orang yang terlibat

dalam katekese ekologi seharusnya semua umat, namun harus ada penggerak

yang memotivasi, meneladani, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan serta memprogramkan tindak lanjutnya agar katekese

ekologi dapat berhasil. R7 menyatakan pelaku katekese ekologi yaitu semua

orang yang mau dan berkehendak baik untuk melestarikan dan merawat

lingkungan hidup. Jikalau umat mau tapi tidak berkehendak baik orang itu

tidak termasuk.

No Pertanyaan Jawaban Responden

5. Menurut responden

apakah setiap pelaku

katekese ekologi

sudah terlibat dengan

R1: Belum maksimal karena memang

pengetahuan dan juga pemahaman umat

tentang ekologi masih kurang, jadi perlu

ditingkatkan lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

81

baik?

R2: Belum semua terlibat dengan baik,

mungkin ada sekitar 75% yang sudah

melaksanakannya.

R3: Belum semuanya terlibat.

R4: Belum semuanya terlibat karena kesadaran

orang itu lain-lain. Dalam arti masih ada

kekurangan-kekurangan yang perlu

ditingkatkan.

R5: Semuanya belum terlibat namun sudah ada

niat atau sudah ada kemauan.

R6: Belum, baru mereka yang telah sadar

tentang pentingnya katekese ekologi, maka

harus ada penggerak.

R7: Karena yang diajak orang yang mau dan

berkehendak baik tentu pelakunya sudah

terlibat dengan baik.

R8: Belum, bahkan ada yang acuh tak acuh,

ada yang berhenti pada teori saja.

R9: Yaa boleh dikatakan cukup ataupun

lumayan karena ada yang sudah melaksanakan

tugasnya dengan baik, ada yang mungkin

kurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

82

R10: Baru sebagian kecil umat yang terlibat,

mungkin baru 25%.

R11: Belum terlibat secara maksimal, ini bisa

ditingkatkan kembali dan ini semua butuh

waktu guna membangun kesadaran umat.

R12: Belum semua terlibat dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai sejauh mana keterlibatan

pelaku katekese ekologi dari sebelas responden menjawab belum terlibat

dengan baik dan satu responden menjawab cukup. Hal ini menunjukkan

bahwa responden dan umat secara umum dalam mengikuti katekese ekologi

belum sepenuhnya aktif terlibat. R11 mengemukakan bahwa pelaku katekese

ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno belum terlibat secara maksimal, hal ini

bisa ditingkatkan kembali dan ini semua butuh waktu guna membangun

kesadaran umat.

Kesadaran inilah yang betul-betul dioptimalkan maka kita tidak

bosan-bosan untuk mengajak dan menjadi teladan bagi orang lain. Oleh

karena itu termasuk katekis atau prodiakon merupakan garda terdepan di

tengah-tengah umat untuk membangun kegiatan ini agar lebih sinergis.

Selanjutnya R1 menambahkan memang pengetahuan dan juga pemahaman

umat tentang ekologi masih kurang jadi masih perlu ditingkatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

83

2) Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi umat Paroki

St.Yusup Baturetno mengenai katekese ekologi yang diutarakan oleh

responden menunjukkan pemahaman yang sama dari teori sebelumnya.

Pemahaman mengenai arti katekese ekologi, yakni katekese ekologi diartikan

sebagai kegiatan pembinaan iman atau pengajaran yang dilakukan oleh

seluruh umat untuk menyadari dan menanggapi kehadiran Kristus yang

berkarya di dalam alam ciptaan dan di dalam lingkungan hidup manusia.

Pemahaman mengenai tujuan katekese ekologi yang dilaksanakan

dengan wawancara terhadap duabelas responden, sebelas responden

menunjukkan pemahaman yang sama yakni tujuan katekese ekologi adalah

umat Allah khususnya umat Kristiani hendaknya bisa menerapkan ilmu yang

diperoleh dari kegiatan katekese dalam kegiatan hidup sehari-hari baik di

lingkungan keluarga sendiri, masyarakat, maupun di lingkungan gereja.

Menanamkan iman yang berkaitan dengan lingkungan dan alam ciptaan untuk

kelangsungan hidup generasi berikutnya. Hal ini senada dengan Pertemuan

Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia (PKKI II) merumuskan bahwa

tujuan katekese di samping membantu jemaat mendewasakan iman mereka

secara pribadi juga mendorong jemaat agar terlibat aktif dalam kehidupan

menggereja, dengan berdasarkan imannya akan Yesus Kristus, memberikan

kesaksian hidup yang nyata di tengah kehidupan sosial masyarakat.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengikuti kegiatan katekese

hijau bahwa isi katekese meliputi pengalaman iman dan aksi nyata dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

84

mengupayakan hidup yang harmonis sebagai kesatuan ekosistem. Dari hasil

wawancara juga diketahui bahwa isi katekese ekologi lebih menekankan

pengalaman iman yang diaplikasikan pada perbuatan nyata responden. Dalam

penuturannya responden menyatakan ingin melestarikan lingkungan hidup,

penanaman lahan kritis dan tidak melakukan dosa ekologis.

Dalam setiap proses katekese, yang menjadi peserta sebagai subyek

katekese adalah Umat, artinya semua orang beriman, yang secara pribadi

memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami

Kristus...” (Huber, 1992:70). Dari konsep ini diketahui hasil wawancara

sangat jelas bahwa responden merupakan pelaku atau orang yang terlibat

dalam katekese ekologi, karena mereka adalah orang-orang yang berkehendak

baik dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup sekaligus sebagai

pelopor pelestari lingkungan hidup.

Hidup sebagai orang beriman yang selaras dengan kehendak Allah

berarti juga menjadi manusia yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dapat

dipahami bahwa manusia harus mengembangkan sikap penghargaan dan

tanggung jawab penuh atas tindakannya sehubungan dengan keadaan alam

(Chang, 2001:110). Pada kenyataannya ungkapan Chang belum sejalan

dengan keadaan responden atau umat secara umum. Hal ini dibuktikan

dengan hasil wawancara hampir semua responden menunjukkan umat belum

sepenuhnya terlibat dan bertanggung jawab terhadap kegiatan katekese

ekologi. Khususnya dalam menjaga dan merawat kelestarian lingkungan

hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

85

b. Gambaran Pelaksanaan Katekese Ekologi di Paroki Santo Yusup

Baturetno

1) Hasil Penelitian

Dalam menggali informasi mengenai gambaran pelaksanaan katekese

ekologi di Paroki Santo Yusup Baturetno, peneliti menyampaikan beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

No Pertanyaan Jawaban Responden

6. Menurut responden

bagaimana proses

pelaksanaan

katekese ekologi

yang terjadi di

Paroki St.Yusup

Baturetno?

R1: Untuk prosesnya, Dewan Paroki membuat

program. Program visioner jangka panjang

tentang ekologi yang berjalan saat ini adalah

“Menanam dan merawat air serta udara segar”.

Lalu disosialisasikan kepada umat dan

masyarakat umum melalui berbagai media,

antaralain yang pertama, Perayaan Ekaristi di

gereja, di lingkungan, dan di wilayah. Yang

kedua, pendekatan budaya dengan tembang

macapat .

R2: Awalnya anjuran dari rama J. Muji

Santara, SJ, sebagai pastur kepala Paroki

St.Yusup Baturetno, bahwa ada gerakan

“Menanam air dan merawat udara segar”. Lalu

umat digerakkan untuk menanam pepohonan di

gunung-gunung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

86

R3: Dengan mengkampanyekan menanam air

bersih serta menjaga udara segar, sharing atau

pendalaman iman tiap malam jumat.

R4: Rama paroki sangat peduli dengan kegiatan

pelestarian alam melihat di sana-sini ada

kekeringan, ada bencana kekurangan air, banjir,

tanah longsor. Kemudian rama paroki

memberikan penyuluhan dan mengadakan

ajakan kepada umat untuk melestarikan alam

dengan melalui berbagai cara.

R5: Prosesnya dari sabda-sabda Tuhan yang

dikembangkan melalui kehidupan sehari-hari

dalam niat dan perbuatan.

R6: Proses katekese ekologi di Paroki St.Yusup

Baturetno sudah berjalan sejak lama, namun

lebih digiatkan secara nyata semenjak rama

Paroki J. Muji Santara, SJ, yang selalu

mendengung-dengungkan di setiap ada

kesempatan baik di lingkungan umat Kristiani

maupun di jajaran pemerintah, lembaga-

lembaga sosial, kelompok-kelompok

kategorial, tentang pentingnya melestarikan

menanam air serta udara segar, khususnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

87

dengan menanam pohon beringin, gayam, prih,

dll, yang menghasilkan air dan udara segar

sehingga kita tidak kekurangan air dan udara

segar dalam kehidupan mendatang.

R7: Proses yang pertama, yaitu menyadarkan

umat mengenai keadaan lingkungan hidup saat

ini. Lalu proses yang kedua, pentingnya

pelestarian keutuhan ciptaan di masa yang akan

datang. Proses yang ketiga, menumbuhkan niat

kesadaran umat merawat lingkungan hidup dan

proses yang keempat yaitu aksi atau tindakan

nyata melaksanakan, menjaga dan merawat

lingkungan hidup.

R8: Untuk proses katekese di Paroki Baturetno

itu tertata dan terprogram dengan baik.

R9: Suatu langkah yang nyata untuk

melestarikan lingkungan hidup.

R10: Proses pelaksanaan katekese ekologi ini

yang dimulai dari inspirasi datangnya oleh

rama paroki, Rm. Muji Santara, SJ dan

dilaksanakan oleh tim kerja lingkungan hidup

yang di Baturetno itu Bapak Budi Darmanto

dan dikembangkan ke umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

88

R11: Prosesnya yaitu kita sendiri yang

mengawali kemudian di susul pemuka umat

antara lain prodiakon, ketua wilayah, ketua

lingkungan, ketua blok dan para-para pegiat

lingkungan sehingga di situlah akan tersentuh

semua umat yang akhirnya umat dibentuk suatu

paguyuban, yaitu nandur banyu lan hawa

seger.

R12: Proses pelaksanaannya bertahap,

berjenjang, dan kontinyu.

Berdasarkan hasil wawancara R11 mengungkapkan bahwa proses

pelaksanaan katekese ekologi yang terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno

awalnya dimulai dari pastur kepala yaitu Rm. J. Muji Santara, SJ, yang juga

beliau adalah praktisi lingkungan hidup yang selalu memikirkan bagaimana

cara menggerakkan umat untuk “nandur banyu lan hawa seger” di alam ini.

Sehingga umat membentuk suatu paguyuban, yaitu “Paguyuban Nandur

Banyu lan Hawa Seger”. R7 mengatakan semuanya harus melalui proses,

proses yang pertama, yaitu menyadarkan umat mengenai keadaan lingkungan

hidup saat ini. Proses yang kedua, pentingnya pelestarian keutuhan ciptaan di

masa yang akan datang. Proses yang ketiga, menumbuhkan niat kesadaran

umat merawat lingkungan hidup dan proses yang keempat yaitu aksi atau

tindakan nyata, melaksanakan, menjaga dan merawat lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

89

Sejalan dengan pendapat R7, R2 menambahkan bahwa umat

digerakkan untuk menanam pepohonan di gunung-gunung. Selanjutnya R1

mengungkapkan pendapatnya bahwa Dewan Paroki membuat program

visioner jangka panjang tentang ekologi yang berjalan saat ini adalah

“Menanam dan Merawat Air serta Udara Segar” dan disosialisasikan kepada

umat dan masyarakat umum melalui media, antaralain yang pertama,

perayaan ekaristi di gereja, di lingkungan dan wilayah. Kedua, pendekatan

dengan budaya melalui tembang macapat. Ketiga, bekerjasama dengan

pejabat pemerintah dan masyarakat umum, misalnya dengan karangtaruna.

R3 dan R5 melengkapi pendapat sebelumnya yakni proses katekese ekologi

dilaksanakan dengan sharing atau pendalaman iman setiap malam Jumat.

Prosesnya dari sabda-sabda Tuhan yang dikembangkan dalam kehidupan

sehari-hari melalui niat dan perbuatan.

No Pertanyaan Jawaban Responden

7. Apakah responden

sudah merasa puas

dengan pelaksanaan

katekese ekologi di

paroki ini?

R1: Ya sebetulnya kalau memang saya

dalami belum puas walaupun sudah berjalan,

karena gerakan-gerakan yang dilakukan umat

masih menunggu komando dan menunggu

program-program paroki.

R2: Belum, karena masih banyak umat yang

belum sadar akan anjuran dan gerakan dari

rama yang sudah menjadi program paroki

yaitu: “Menanam air dan merawat udara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

90

segar”.

R3: Belum sepenuhnya, satu sisi kami

bangga dengan gerakan ini disisi lain begitu

sulitnya untuk menyadarkan dan mengajak

akan pentingnya menanam air bersih serta

menjaga udara segar.

R4: Belum puas, karena masih ada yang

kurang sadar, acuh atau sibuk karena

kepentingan lain.

R5: Ya tentu saja belum, karena umat katolik

sendiri lebih-lebih yang berada di sekitar

Paroki St.Yusup Baturetno itu belum mau

berbuat sesuai dengan suara hati nurani.

R6: Belum, karena belum semua sadar dan

terlibat dalam pelaksanaan katekese ekologi

di lingkungan yang lebih luas.

R7: Belum, karena perasaan puas biasanya

menyurutkan semangat dan niat kita dalam

berkarya.

R8: Belum, karena ada orang yang begitu

semangat, begitu getol, tapi di sisi lain yaitu

acuh tak acuh sehingga menganggap remeh

karena merasa sebuah keidealan yang sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

91

untuk dicapai

R9: Belum, karena itu sebagai langkah awal

itu yang pertama, yang kedua hasilnya

memang belum sesuai dengan kehendak,

yang ketiga masih banyak tantangan, dan

yang keempat belum semua orang itu

menyadari.

R10: Tentang pelaksanaan katekese ekologi

di Paroki ini belum puas.

R11: Kalau dikatakan puas saya belum puas,

karena kalau menurut saya masih ada hal-hal

yang belum tersentuh oleh umat paroki.

R12: Belum, sebab upaya yang dilakukan

belum semua membuahkan hasil.

Mengenai tingkat kepuasan umat terhadap pelaksanaan katekese

ekologi yang dilaksankan di Paroki St.Yusup Baturetno. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap duabelas narasumber,

semuanya menjawab belum puas dengan berbagai macam alasan. R6

mengungkapkan alasannya karena belum semua umat sadar dan terlibat

dalam pelaksanaan katekese ekologi di lingkungan yang lebih luas,

contohnya: membuang sampah belum pada tempatnya, membakar sampah

sembarangan sehingga membakar hutan dan tanah gundul belum semua

direboisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

92

R3 menyampaikan alasannya yaitu satu sisi bangga dengan gerakan

ekologis ini di sisi lain begitu sulitnya untuk menyadarkan dan mengajak

umat akan pentingnya menanam air bersih serta merawat udara segar. Alasan

lain juga diungkapkan oleh R5 bahwa umat katolik sendiri, lebih-lebih yang

berada di sekitar Paroki St.Yusup Baturetno belum mau berbuat sesuai

dengan suara hati nurani. Selanjutnya R2 juga belum merasakan puas, karena

masih banyak umat yang belum sadar akan anjuran dan gerakan dari rama

paroki yang sudah menjadi program paroki yaitu menanam air dan merawat

udara segar.

No Pertanyaan Jawaban Responden

8. Tema-tema apa saja

yang relevan yang

didalami dalam

katekese ekologi di

Paroki St.Yusup

Baturetno?

R1: Untuk tema yang relevan dan sekarang

masih berjalan adalah “Menanam dan

merawat air serta udara segar” dan subnya air

adalah sumber kehidupan.

R2: Menanam air dan merawat udara segar

itu temanya yang utama.

R3: Menanam air bersih dan menjaga udara

segar.

R4: Tema-tema yang relevan, yaa mungkin

mudah disampaikan pada pertemuan-

pertemuan yaitu lestarikan lingkungan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

93

dan selamatkan hutan, tanah, dan air.

R5: Tema-temanya yang dikembangkan yaitu

menanam dan merawat air serta udara segar

serta melestarikan alam ciptaan.

R6: Tema besarnya adalah menanam air dan

udara segar, serta melestarikannya.

R7: Khususnya untuk Paroki di Baturetno

yaitu seperti yang digaungkan oleh rama

paroki dengan tema yaitu menanam dan

merawat air serta udara segar.

R8: Ini dulu saya bersama tim, saya buat

dalam bahasa Jawa, tema yang pertama

begini “Gunane Banyu lan Hawa Seger

Tumrap Titah” lalu ada tema “Mitra-mitrane

Banyu lan Hawa Seger” kemudian ada lagi

tema “Eling Marang Tedhak Turun” itu yang

pernah kami buat di Paroki Baturetno.

R9: Terutama menanam tumbuhan hijau di

lahan tertentu, menjaga dan melestarikan

tanaman hijau agar bumi menjadi indah, tidak

melakukan suatu kegiatan yang dapat

merusak keindahan alam.

R10: Tema yang relevan mungkin menanam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

94

dan merawat air serta udara segar.

R11: Tema nandur banyu dan hawa seger

yang dapat semakin dirasakan oleh seluruh

umat.

R12: Yang saya pahami setiap tema kegiatan

atau perayaan selalu dijabarkan dalam sub

tema yang mengarah kepada aksi nyata

penanaman atau perawatan pohon air.

Berdasarkan hasil wawancara, semua responden sudah paham

mengenai tema-tema yang dilaksanakan dalam katekese ekologi. Rata-rata

responden sudah mampu menunjukkan tema-tema yang sering didalami

dalam kegiatan berkatekese. R7,R10,R11,R2,R1,R5,R3 dan R6 menyebutkan

tema-tema yang didalami dalam katekese ekologi yaitu tema besarnya adalah

“Menanam Air dan Merawat Udara Segar”. Adapun sub temanya adalah air

sumber kehidupan. Tema ini juga diangkat oleh Paroki St.Yusup Baturetno

setiap masa Adven, masa Prapaskah, Natal dan Paskah. Senada dengan

pendapat tersebut R8 selaku tim bidang pewartaan paroki dan juga penyusun

buku panduan untuk katekese ekologi pernah memilih tema dalam bahasa

Jawa yaitu “Gunane Banyu lan Hawa Seger Tumrap Titah” lalu ada tema

“Mitra-mitrane Banyu lan Hawa Seger” kemudian ada lagi tema “Eling

Marang Tedhak Turun”.

No Pertanyaan Jawaban Responden

9. Apakah katekese R1: Menurut saya sudah cukup membantu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

95

ekologi sudah

membantu responden

dalam menyadari

tugasnya menjaga dan

merawat kelestarian

lingkungan hidup di

Paroki St.Yusup

Baturetno?

R2: Sudah, karena selain teori juga praktek

langsung menanam pepohonan di gunung dan

setelah itu merawatnya.

R3: Sedikit banyak membantu, sehingga

tidak seenaknya tanaman-tanaman tersebut

untuk keperluan sesaat.

R4: Menurut saya sudah membantu meskipun

belum 100%, karena semakin banyak yang

terlibat semakin banyak orang yang

menyampaikan ajakan-ajakan mereka. Umat

akan lebih tergugah, umat akan semakin

sadar karena semakin diberi informasi,

semakin diberi arahan, pembinaan dan

penyuluhan.

R5: Ya tentu saja sudah, karena yang jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

96

umat di lingkungan itu selalu ada niat-niat

baik, mungkin hanya waktu saja yang belum

dan belum punya kesempatan terutama

mengembangkan tentang kelestarian alam.

R6: Sebagian sudah membantu, contohnya:

hiasan-hiasan altar, lingkungan tempat

tinggal, sudah menggunakan tanaman hidup,

bukan imitasi.

R7: Sudah sangat membantu.

R8: Ya selama ini sudah, karena saya melihat

di Paroki Baturetno itu tidak henti-hentinya

menggaungkan tema-tema ekologi dalam

setiap event, jadi event apapun dimanfaatkan

untuk itu.

R9: Sudah.

R10: Untuk katekese ekologi ini sudah

banyak membantu menyadari akan tugas

menjaga, merawat, dan melestarikan

lingkungan hidup.

R11: Iya betul, kalau menurut saya

khususnya di Wilayah Ngadiroyo juga sudah

membentuk paguyuban-paguyuban yaitu

paguyuban “Wukir Lestari”. Nah dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

97

katekese yang sudah kami sampaikan

bersama-sama tokoh umat khususnya, dan

dari katekese yang dilontarkan, disampaikan,

oleh rama paroki utamanya, betul-betul

sangat menggalakkan kegiatan ini.

R12: Mungkin tidak disadari secara penuh

bahwa pengertian tentang katekese ekologi

telah membantu.

Semua responden menyatakan bahwa katekese ekologi sudah sangat

membantu umat dalam menyadari akan tugasnya menjaga, merawat, dan

melestarikan lingkungan hidup. R2 menyatakan karena selain teori juga

praktek langsung menanam pepohonan di gunung-gunung dan setelah itu

merawatnya. R4 menambahkan karena semakin banyak yang terlibat semakin

banyak orang yang menyampaikan ajakan-ajakan mereka sehingga umat akan

lebih tergugah hatinya dan semakin sadar apabila diberi informasi, arahan,

pembinaan dan penyuluhan. Barangkali ada yang belum sadar akan menjadi

sadar terhadap pelestarian alam.

No Pertanyaan Jawaban Responden

10. Bagaimana peranan

katekis dalam

pelaksanaan kegiatan

katekese ekologi?

R1: Untuk peran katekis belum terlihat

memang ini sedang diusahakan untuk

keterlibatan para katekis.

R2: Katekis selain menyampaikan program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

98

“menanam air dan merawat udara segar”.

Kami juga mengajak para umat untuk praktek

dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

melestarikan alam ciptaan Tuhan.

R3: Peranan yang katekis lakukan cukup

banyak, ikut membimbing, mendampingi,

mengajak umat, untuk melestarikan alam

ciptaan.

R4: Perannya ialah sebagai motivator,

sebagai ujung tombak, penyemangat dan

yang bergerak di depan. Sehingga para

katekis, para tokoh pemuka agama ini

diharapkan memberi teladan tidak hanya

dengan omongan saja tetapi memberikan

tindakan nyata bukti kegiatan di lapangan.

R5: Perannya mengenai katekis itu adalah

satu, ikut mendukung tentang kegiatan-

kegiatan mengenai katekese ekologis. Yang

kedua, ikut ambil bagian dalam penanaman

pohon-pohon air itu antaralain yang

dilaksanakan para katekis di Gereja St.Yusup

Baturetno.

R6: Peran katekis dalam kegiatan katekese

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

99

ekologi sangat besar, karena pengajaran iman

yang mereka ajarkan harus diterapkan dalam

kehidupan umat sehari-hari. Bukan hanya

memahami, melainkan harus menghayati dan

mengamalkan.

R7: Peranan katekis selain mewartakan dan

penyadaran tentang kesalehan dan teologi

hidup menggereja juga menyadarkan tentang

pentingnya melestarikan keutuhan ciptaan

khususnya lingkungan hidup.

R8: Sesuai dengan fungsinya pertama,

katekis memberikan spirit dalam bentuk

renungan-renungan kepada umat di sisi lain

juga bersama dengan umat terjun langsung

mengadakan penanaman-penanaman dan

perawatan.

R9: Pertama harus berperan positif aktif,

kemudian sebagai motivator, yang ketiga

memberi suatu contoh yang nyata.

R10: Untuk peran katekis ikut memberi

pengarahan dan menyadarkan umat untuk

mencintai lingkungan dengan cara mau,

menanam, dan merawat juga melestarikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

100

alam ciptaan.

R11: Di lingkungan dan di Wilayah

Ngadiroyo ini tidak melalui katekis tetapi

kami terjaring dalam nama paguyuban dan

mungkin ada katekis satu dua, tetapi

bergabung atas nama paguyuban itu.

R12: Untuk peran katekis belum ada job

deskripsi khusus yang dibuat untuk mereka.

Menurut R6 peran katekis dalam katekese ekologi sangat besar,

karena pengajaran iman yang mereka ajarkan harus diterapkan dalam

kehidupan umat sehari-hari. Bukan hanya memahami, melainkan harus

menghayati dan mengamalkan. R10 menambahkan peran katekis dalam

katekese ekologi ialah ikut memberi pengarahan dan menyadarkan umat

untuk mencintai lingkungan hidup dengan cara mau menanam dan merawat

juga melestarikan alam ciptaan. R3 mengungkapkan peran katekis yaitu

membimbing, mendampingi dan mengajak umat untuk melestarikan alam

ciptaan.

Pendapat lain juga disampaikan oleh R7 peran katekis selain

mewartakan, penyadaran tentang kesalehan dan teologi hidup menggereja

juga menyadarkan tentang pentingnya melestarikan keutuhan ciptaan

khususnya lingkungan hidup. Pendapat R7 juga senada dengan pendapat R8

yakni sesuai fungsinya katekis berperan memberikan spirit dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

101

renungan-renungan kepada umat di sisi lain juga bersama dengan umat terjun

langsung mengadakan penanaman-penanaman dan perawatan pohon.

No Pertanyaan Jawaban Responden

11. Sosok katekis yang

seperti apa yang

diharapkan responden

dalam kegiatan

katekese ekologi?

R1: Sehubungan dengan program memang

kita membutuhkan para katekis yang

memahami tentang katekese ekologi dan

peduli terhadap pelestarian keutuhan alam

ciptaan serta dapat menjadi motor di dalam

kegiatan-kegiatan di lapangan. Itu yang

diharapkan katekis-katekis di Paroki

St.Yusup Baturetno.

R2: Yang kami harapkan, katekis itu bisa

menjadi teladan bagi umat atau masyarakat.

R3: Gemar menanam, cakap, pandai merawat

dan tidak segan-segan mengingatkan.

R4: Sosok katekis yang diperlukan yaitu

sosok katekis yang rela berkorban, menjadi

teladan, mau bergerak di depan, tangguh

imannya, dan mau memberi motivasi.

R5: Tentu saja sosok seorang katekis yang

betul-betul mau terlibat secara penuh dalam

katekese ekologis baik itu dalam keluarga,

kemudian lingkungan, masyarakat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

102

paroki.

R6: Yang saya tahu sosok katekis yang

diharapkan antaralain : a) katekis yang

rendah hati, b) katekis yang melayani, c)

katekis yang meneladani, d) katekis yang

berpengetahuan luas, e) katekis yang

terampil.

R7: Sosok yang pemberi suri teladan atau

contoh pelestarian lingkungan hidup dan

beliau tidak melakukan dosa ekologis.

R8: Katekis itu punya peran strategis, jadi

selain dia itu juga menjalankan persiapan-

persiapan misalnya untuk komuni pertama,

baptisan, dll. Juga harus bisa membantu apa

yang menjadi program yang dicanangkan

oleh paroki, jadi dia itu harus menempatkan

posisi kestrategisan itu setepat mungkin.

R9: Sosok katekis yang diharapkan itu yang

aktif dan mempunyai sifat positif kemudian

yang kedua memotivasi serta memfasilitasi

umat untuk melestarikan alam, kemudian

yang ketiga berperilaku mencerminkan apa

itu kelestarian dan keindahan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

103

R10: Sosok katekis yang diharapkan sosok

yang bisa memberi contoh atau teladan dalam

praktek sehari-hari terutama dalam perawatan

lingkungan.

R11: Sosok katekis yang secara pribadi saya

harapkan itu seorang katekis yang menjadi

teladan umat.

R12: Tentu harapan kepada mereka adalah

ada tugas khusus yang dideskripsikan yang

terkait dengan katekese ekologi ini. Sehingga

berperan secara lebih banyak.

Berdasarkan hasil wawancara responden mempunyai harapan yang

berbeda-beda terhadap sosok katekis yang ia rindukan di dalam katekese

ekologi. R2,R4,R7,R10 dan R11, mengungkapkan sosok katekis yang

diharapkan adalah sosok katekis yang mempunyai iman yang tangguh, rela

berkorban, mau bergerak di depan, mau memberi motivasi dan menjadi suri

teladan dalam praktek hidup sehari-hari terutama dalam pelestarian

lingkungan hidup dan tidak melakukan dosa ekologis.

R1 menyatakan sehubungan dengan program paroki, gereja

membutuhkan para katekis yang memahami tentang katekese ekologi dan

peduli terhadap pelestarian keutuhan alam ciptaan serta dapat menjadi motor

di dalam kegiatan-kegiatan di lapangan. R5 menyampaikan sosok katekis

yang diharapkan tentu saja seorang katekis yang betul-betul mau terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

104

secara penuh dalam katekese ekologis baik dalam keluarga, lingkungan,

masyarakat dan paroki. Sedangkan R9 mengharapkan sosok katekis yang

aktif, mempunyai sifat positif, memotivasi serta memfasilitasi umat untuk

melestarikan alam serta berperilaku mencerminkan apa itu kelestarian dan

keindahan alam.

No Pertanyaan Jawaban Responden

12. Apa yang responden

ketahui tentang ajaran

gereja mengenai

kelestarian lingkungan

hidup?

R1: Yang saya ketahui, karena alam yang

diciptakan untuk manusia supaya manusia itu

memuji dan meluhurkan Tuhan sejauh itu

menolongnya mencapai tujuan dan

melepaskan bila itu menjadi penghalang

dalam meluhurkan Tuhan. Seperti yang

tercantum dalam Spiritualitas Ignasian atau

yang terkenal dengan sikap lepas bebas.

R2: Ajaran gereja yang bagus itu, karena kita

diciptakan untuk saling ketergantungan

antara manusia dengan alam. Oleh karenanya

manusia makhluk yang paling tinggi

derajatnya, maka harus bisa menjaga

lingkungan dengan baik. Itulah tanda bahwa

kita sebagai umat sangat menghormati dan

memuliakan Tuhan lewat pelestarian alam

ciptaan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

105

R3: Karena ajakan Bapa gereja, atau Bapa

Paus Fransiskus sendiri “Laudato Si”.

R4: Yang saya ketahui ajaran gereja tentang

lingkungan hidup adalah kita ini ciptaan

Allah maka semua diharapkan untuk

melestarikan ciptaan salah satunya ialah

berupa bumi, tanah, dan air agar bisa lebih

bermanfaat jadi tidak merusak bumi, tanah,

air dan alam ini dapat bermanfaat bagi

kesinambungan makhluk hidup.

R5: Kalau menurut pengetahuan saya ajaran

gereja tentang kelestarian lingkungan hidup

itu sebenarnya banyak, ya salah satunya

adalah menanam dan merawat air serta udara

segar dan juga tentang pengendalian sampah.

R6: Sejak awal mula, Gereja selalu

mengajarkan tentang kelestarian lingkungan

hidup. Bahkan oleh Paus Fransiskus dalam

Ensiklik Laudato Si, menegaskan pentingnya

merawat lingkungan hidup sebagai rumah

kita bersama yang harus kita perhatikan. Dari

Bab 1 hingga Bab 6, mengupas tentang

pentingnya merawat dan melestarikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

106

lingkungan hidup kita secara harmoni.

R7: Sabda Tuhan, Orang atau umat manusia

disuruh menguasai bumi dan isinya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya namun tidak

serta merta menggunakannya dengan

keserakahannya. Jadi manusia harus bisa

melihat lingkungan hidup sebagai keagungan

ciptaan Tuhan dan mensyukurinya.

R8: Saya mencoba mendalami dari

Familiaris Consortio art. 42 ada yang

Apostolicam Actuositatem art. 11 yang

menyatakan begini sekecil apapun kerusakan

ekologis yang kita timbulkan itu merupakan

tanggung jawab bagi kita bersama, nah kita

bersama di sini adalah tidak dipandang itu

orang Kristen atau siapapun yang penting

orang itu bisa mempertanggung jawabkan

tentang kerusakan alam itu.

R9: Menurut saya itu sebagai gebrakan awal

untuk mengembalikan lingkungan supaya

menjadi indah dan kedua sebagai langkah

konkret untuk melestarikan keindahan alam.

R10: Yang saya ketahui tentang ajaran gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

107

mengenai kelestarian lingkungan hidup

karena alam ciptaan Tuhan ini diserahkan

kepada manusia untuk dipergunakan sebagai

kebutuhan hidup. Namun manusia wajib

merawat dan melestarikan agar tetap terawat

dan dapat dinikmati untuk generasi

berikutnya.

R11: Kalau saya tangkap bahwa lingkungan

hidup ini adalah sebuah ciptaan, manusia pun

juga salah satu ciptaan. Maka dari semua

ciptaan ini kalau kita saling menghormati,

menghargai, saling menghidupi maka akan

terjadilah suatu bentuk saling

ketergantungan, saling menghidupi sehingga

akan hidup saling berdampingan

R12: Saya hanya punya keyakinan bahwa

gereja harus mempunyai peran lebih dalam

upaya merawat atau melestarikan alam.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa responden masih banyak yang

belum paham tentang ajaran gereja mengenai lingkungan hidup. Dari

keduabelas responden hanya dua orang yang menyebut Ensiklik Laudato Si

sebagai ajakan Paus Fransiskus kepada umat untuk peduli terhadap

lingkungan hidup. Mengenai pengetahuan responden tentang ajaran Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

108

yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup R1 mengutarakan

mengetahui spiritualitas Ignasian yang terkenal dengan sikap lepas bebas

yakni karena alam yang diciptakan untuk manusia supaya manusia itu memuji

dan meluhurkan Tuhan sejauh itu menolongnya mencapai tujuan dan

melepaskan bila itu menjadi penghalang dalam meluhurkan Tuhan.

Sedangkan R7 melalui Sabda Tuhan, orang atau umat manusia

diperintah menguasai bumi dan seisinya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Namun tidak serta merta menggunakannya dengan

keserakahannya. Jadi manusia harus bisa melihat lingkungan hidup sebagai

keagungan ciptaan Tuhan dan mensyukurinya. Dari keduabelas responden

hanya terdapat dua responden (R3 dan R6) yang telah mendengar Ensiklik

Paus Fransiskus, yakni Laudato Si. Menegaskan pentingnya merawat

lingkungan hidup sebagai rumah kita bersama yang harus kita perhatikan.

Dari Bab 1 hingga Bab 6 mengupas tentang pentingnya merawat dan

melestarikan lingkungan hidup secara harmoni.

2) Pembahasan

Proses pelaksanaan katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno

awalnya dipelopori oleh Rm.J.Muji Santara, SJ. Beliau adalah praktisi

lingkungan hidup yang selalu memikirkan bagaimana cara menggerakkan

umat untuk menanam air dan merawat udara segar di alam ini. Menanggapi

hal tersebut Dewan Paroki membuat program visioner jangka panjang tentang

ekologi yaitu “Menanam dan Merawat Air serta Udara Segar”. Untuk

mencapai visi tersebut khususnya dalam kegiatan katekese ekologi maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

109

dilakukan berbagai macam proses. Salah satunya yaitu melalui kegiatan

pendalaman iman yang dilaksanakan di setiap lingkungan atau wilayah.

Sebagai buah-buah dari pendalaman iman maka umat melaksanakan aksi atau

tindakan nyata menjaga dan merawat lingkungan hidup yaitu dengan

menanam pepohonan yang mengikat air di daerah tandus.

Umat Paroki St.Yusup Baturetno merasa belum puas terhadap

katekese ekologi yang sudah berjalan sampai saat ini. Hal ini disebabkan

bahwa umat masih banyak yang belum sadar akan pentingnya menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan hidup. Selain itu sebagian umat belum

menyadari akan anjuran dan gerakan dari rama paroki yang sudah menjadi

program paroki yaitu menanam air dan merawat udara segar.

“Menanam Air dan Merawat Udara Segar” merupakan salah satu tema

besar yang diangkat oleh Paroki St.Yusup Baturetno di dalam kegiatan

katekese ekologi. Selain kegiatan berkatekese, tema ini juga diangkat dalam

perayaan-perayaan Ekaristi hari raya, misalnya: Natal dan Paskah. Umat

Paroki St.Yusup Baturetno mayoritas penduduknya asli Jawa maka tim

pewartaan paroki juga membuat tema ekologi versi Bahasa Jawa. Tema itu

antaralain: “Gunane Banyu lan Hawa Seger Tumrap Titah” lalu ada tema

“Mitra-mitrane Banyu lan Hawa Seger” kemudian ada lagi tema “Eling

Marang Tedhak Turun”.

Katekese ekologi ini sudah sangat membantu umat dalam tugasnya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup. Hal ini ditunjukkan

melalui berbagai hal yakni pembinaan iman di lingkungan-lingkungan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

110

ajakan-ajakan dari katekis/prodiakon dan arahan dari rama paroki. Sehingga

umat yang belum sadar akan pentingnya menjaga keutuhan ciptaan menjadi

semakin sadar dan tergerak hatinya untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.

Peran katekis juga memberikan sumbangan yang besar sekaligus

sebagai motor terhadap katekese ekologi. Melalui tugasnya yaitu memberi

pengarahan lewat Sabda Tuhan mampu menyadarkan umat untuk mencintai

lingkungan hidup dengan cara mau menanam dan merawat juga melestarikan

alam ciptaan. Katekis juga berperan memberikan spirit dalam bentuk

renungan-renungan kepada umat. Di sisi lain juga bersama dengan umat

terjun langsung mengadakan gerakan hijau.

Gereja juga mengharapkan sosok katekis yang mampu memahami

tentang katekese ekologi dan peduli terhadap pelestarian keutuhan alam

ciptaan serta dapat menjadi motor di dalam kegiatan-kegiatan di lapangan.

Berdasarkan hasil wawancara, umat sangat merindukan kehadiran sosok

katekis yang beriman tangguh, rela berkorban, mau bergerak di depan, mau

memberi motivasi dan menjadi suri teladan dalam praktek hidup sehari-hari

terutama dalam pelestarian lingkungan hidup.

Dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup,

responden sebagai pelaku katekese ekologi juga menyatakan ada dukungan

dari Gereja yang terus mendorongnya untuk tetap peduli terhadap kelestarian

lingkungan hidup. Melalui hasil wawancara diketahui bahwa seruan atau

ajakan Gereja telah banyak membantu responden menyadari lingkungannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

111

seperti Spiritualitas Ignasian yaitu sikap lepas bebas dan Ensiklik Paus

Fransiskus Laudato Si.

c. Dampak Pelaksanaan Katekese Ekologi terhadap Kelestarian

Lingkungan Hidup

1) Hasil Penelitian

Dalam menggali informasi mengenai dampak pelaksanaan katekese

ekologi terhadap kelestarian lingkungan hidup, peneliti menyampaikan

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

No Pertanyaan Jawaban Responden

13. Menurut responden

niat atau tindakan apa

yang dibangun dalam

upaya menjaga dan

merawat kelestarian

lingkungan hidup di

Paroki St.Yusup

Baturetno?

R1: Yang perlu dibangun dari saya yaitu

tetap mempertahankan program-program

visioner paroki yaitu menanam dan merawat

air serta udara segar yang diprogramkan

jangka panjang dan yang kedua, melakukan

hal-hal kecil sehubungan akan tercapainya

keutuhan alam ciptaan itu terjaga.

R2: Kita harus selalu komitmen dalam

menjaga alam lingkungan dengan baik itulah

tanda bahwa kita sebagai umat sangat

menghormati dan memuliakan Tuhan lewat

pelestarian alam ciptaan Tuhan di sekitar kita

agar tetap lestari, untuk diwariskan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

112

anak cucu kita kelak.

R3: Pertama-pertama menyadarkan diri

sendiri akan kondisi alam ciptaan saat ini,

yang kedua, mau berusaha menanam dan

ramah lingkungan.

R4: Menjadi manusia pelestari tidak perusak

alam.

R5: Menurut saya itu satu, menjaga

kebersihan lingkungan. Kedua, menyediakan

bibit-bibit air. Ketiga, menanam pohon air.

Keempat, yang jelas mencari lokasi-lokasi

yang gersang supaya bisa ditanami tanaman-

tanaman yang menghasilkan air (penanaman

pohon).

R6: Niat dan tindakan yang dibangun untuk

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan

hidup : a) mengajak seluruh umat untuk

menanam tanaman air agar tersedia air dan

udara segar di lingkungan kita masing-

masing, b) membuang sampah pada tempat

yang disediakan , c) memisahkan sampah

organik dan unorganik , d) mencegah

kerusakan hutan, e) reboisasi, f) mengurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

113

pemupukan kimia diganti dengan pupuk

organik.

R7: Tindakan menanam seribu pohon di

wilayah Paroki St.Yusup Baturetno sebagai

lumbung air dan udara segar, lalu niatnya

tidak melakukan dosa ekologis yaitu tidak

merusak alam dan mengurangi penggunaan

bungkus plastik.

R8: Paroki Baturetno berniat untuk menanam

beribu-ribu pohon di berbagai tempat

terutama yang tanahnya kritis.

R9: Pertama adalah kesadaran yang cukup

tinggi bahwa kita wajib menjaga, merawat,

dan melestarikan keindahan alam secara terus

menerus untuk bisa memanfaatkan dengan

baik.

R10: Untuk niat, tetap bersemangat menanam

dan merawat tumbuhan yang bermanfaat

sebagai penyimpan air dan penghasil oksigen.

R11: Untuk niat atau tindakan yang kami

bangun dalam upaya menjaga alam

khususnya di Wilayah Ngadiroyo, kami

sudah mengadakan aksi menanam pohon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

114

beringin sekitar hampir 1.500 batang.

R12: Dimulai dari sekarang dari pribadi atau

keluarga tidak menggunakan air secara

berlebihan, tidak membakar sampah plastik

dan ikut melaksanakan program penanaman

pohon.

Berdasarkan hasil wawancara adapun niat yang akan dibangun oleh

responden adalah sebagai berikut. R2 ingin selalu berkomitmen dalam

menjaga alam lingkungan dengan baik. Itulah tanda bahwa kita sebagai umat

sangat menghormati dan memuliakan Tuhan lewat pelestarian alam ciptaan di

sekitar agar tetap lestari, untuk diwariskan kepada anak cucu kelak. R8 dan

R11 mempunyai niat untuk menanam beribu-ribu pohon di berbagai tempat

terutama yang tanahnya kritis. Selain itu R1 juga ingin mempertahankan

program-program visioner paroki yaitu menanam dan merawat air serta udara

segar yang diprogramkan jangka panjang serta melakukan hal-hal kecil

sehubungan akan tercapainya keutuhan alam ciptaan itu terjaga.

R7 mengupayakan tindakan konkrit menanam seribu pohon di

Wilayah Paroki St.Yusup Baturetno sebagai lumbung air dan udara segar dan

tidak melakukan dosa ekologis yaitu tidak merusak alam dan mengurangi

penggunaan bungkus plastik. Menjaga kebersihan lingkungan, menyediakan

bibit-bibit pohon air, menanam pohon air dan mencari lokasi-lokasi yang

gersang supaya bisa ditanami tanaman-tanaman yang menghasilkan air

(penanaman pohon) disampaikan oleh R5 dan R10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

115

Sedangkan R6 mau mengajak seluruh umat untuk menanam tanaman

air agar tersedia air dan udara segar di lingkungan kita masing-masing,

membuang sampah pada tempatnya, memisahkan sampah organik dan

unorganik serta mengurangi pupuk kimia diganti dengan pupuk organik. Hal

ini dilengkapi oleh R9 yang menyimpulkan bahwa semua dimulai dari

keasadaran yang tinggi bahwa semua umat wajib menjaga dan merawat

kelestarian lingkungan hidup secara terus-menerus untuk bisa memanfaatkan

dengan baik.

No Pertanyaan Jawaban Responden

14. Menurut responden

apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

pelaksanaan katekese

ekologi?

R1: Untuk faktor pendukung itu ada beberapa

yaitu yang pertama, ada komunikasi dan

koordinasi dengan pemerintah dan juga

masyarakat umum. Kedua, kesadaran umat

secara sukarela dalam pelaksanaan program

itu juga sudah terjadi dan juga adanya

perhatian yang besar dari gereja, ada

dukungan dana dari umat, dan juga bibit-bibit

itu melimpah. Untuk penghambatnya,

memang kurang atau ketidaktahuan akan

pentingnya kelestarian lingkungan dari umat,

dan kurang atau ketidaktahuan akan bahaya

dan akibat kerusakan alam.

R2: Faktor-faktornya yaitu faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

116

pendukungnya, program paroki dan anjuran

dari rama J. Muji Santara, SJ dan juga para

pengurus Dewan Paroki yang terlibat dalam

kegiatan menanam air dan merawat udara

segar. Kalau faktor penghambatnya yaitu

orang-orang yang belum sadar akan merawat

dan melestarikan lingkungan sekitar

R3: Rama paroki begitu semangatnya

menyadarkan dan mengajak khalayak ramai

akan sadar lingkungan hidup.

Penghambatanya, tidak semua warga atau

umat dapat secara positif menerima akan

gerakan ini dan musim kemarau yang kurang

mendukung.

R4: Faktor pendukungnya antara lain, tokoh-

tokoh yang rela berkorban, waktu, kemudian

tenaga. Lalu yang menjadi faktor penghambat

khususnya dalam pendalaman iman yaitu

kurangnya kesadaran dari umat untuk

berkumpul.

R5: Faktor pendukungnya antaralain umat

paroki sendiri yang bekerjasama dengan

masyarakat setempat, juga pejabat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

117

pemerintah setempat dan organisasi

kemasyarakatan. Sebenarnya faktor

penghambatnya menurut saya tidak ada.

R6: Faktor pendukung yang saya ketahui

pertama, adanya tenaga-tenaga relawan yang

menyediakan bibit dan menanam di tempat

lokasi, b) mendapat dukungan seluruh umat,

masyarakat, dan pejabat pemerintah.

Sedangkan faktor penghambat: a) musim

kemarau yang panjang menyebabkan

tanaman yang sudah ditanam mati, b) adanya

tangan jahil yang membabat tanaman untuk

pakan ternak mereka, c) pembakaran hutan.

R7: Sebagai faktor pendukungnya yaitu niat

yang kuat dan tidak ada putus asa dari rama

paroki, para suster, dan seluruh umat

bekerjasama dan saling berbagi. Untuk faktor

penghambatnya yaitu faktor lingkungan dan

letak geografis Paroki St.Yusup Baturetno

yang banyak pegunungan batunya.

R8: Yang mendukung itu paroki sangat getol

sehingga bisa menyatukan visi ini dengan

pemerintah setempat bahkan sampai di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

118

kabupaten. Lalu yang menjadi kendala yaitu

ada yang masih berpegang pada mitos,

misalnya menanam beringin itu sama saja

menanam setan.

R9: Faktor pendukungnya itu adanya

kerjasama yang pro aktif untuk mencapai

suatu tujuan. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah adanya orang yang

masih mengutamakan kepentingan sendiri

yang dapat merusak lingkungan, yang kedua

belum adanya kesadaran bahwa kita

mempunyai tugas menjaga, merawat, dan

melestarikan alam semesta agar dapat

memanfaatkan dengan baik.

R10: Faktor pendukung katekese ekologoi ini

masih banyaknya lahan kosong yang dapat

ditanami. Lalu Faktor Penghambatnya adalah

masyarakat yang belum sadar, sering

membakar sampah dan membuang sampah

sembarangan dan yang kedua, kadang

tanaman tadi daunnya dirusak dan

dipergunakan sebagai makanan ternak.

R11: faktor pendukungnya yang kami alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

119

dari umat, sebetulnya umat itu dengan ikhlas

mendukung adanya kegiatan ini, namun

dalam hambatan-hambatan di sini yang

dialami oleh umat, misalkan menanam

beringin itu bukan hal yang wajar, itu

tanaman yang aneh maka tanaman yang

sudah baik banyak yang dipotongi untuk

pakan kambing.

R12: faktor pendukungnya adanya tokoh

penggerak, ide atau gagasan untuk

melakukan kegiatan terkait hal ini selalu ada

dan pihak pemerintah mendukung adanya

gerakan hijau ini. Sedangkan faktor

penghambatnya masih sedikit yang mau

terlibat, masa kemarau banyak tanaman yang

mati dan perawatan belum kontinyu.

Berdasarkan hasil wawancara masih banyak faktor pendukung

maupun penghambat yang dialami oleh responden maupun umat secara

umum dalam melaksanakan kegiatan katekese ekologi. Adapun yang menjadi

faktor pendukung menurut R2 dan R3 adalah rama paroki yang begitu

semangatnya menyadarkan dan mengajak umat akan pentingnya melestarikan

lingkungan hidup. Pernyataan R2 dan R3 juga senada dengan pernyataan R1

yakni kesadaran umat secara sukarela dalam pelaksanaan program dan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

120

perhatian yang besar dari Gereja. Adanya sinergi yang baik antara paroki

dengan pemerintah setempat (Bapak Bupati, camat, Karangtaruna, Kapolres

dan Dandim) dalam melaksanakan gerakan hijau guna membangun

Kabupaten Wonogiri dari sisi ekologis. Hal ini diungkapkan oleh R5 dan R8.

Niat yang kuat dan tidak putus asa dari rama paroki dan para suster serta

seluruh umat mampu bekerjasama dan saling berbagi, juga diutarakan oleh

R7.

Sedangkan yang menjadi penghambat kegiatan katekese ekologi

adalah adanya orang yang masih mengutamakan kepentingan diri sendiri

yang dapat merusak lingkungan hidup serta belum adanya kesadaran bahwa

manusia itu mempunyai tugas menjaga, merawat dan melestarikan alam

semesta agar dapat memanfaatkan dengan baik. Hal ini disampaikan oleh R9.

Hampir semua responden menjawab kurangnya kesadaran atau ketidaktahuan

akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup dan ketidaktahuan akan bahaya

serta akibat kerusakan alam. Faktor lain juga disampaikan oleh R6 yakni

musim kemarau yang panjang menyebabkan tanaman yang sudah ditanam

akan mati. Sehingga hal ini menjadi kendala dalam melaksanakan gerakan

hijau yang merupakan sebagai bentuk aksi nyata dari katekese ekologi.

2) Pembahasan

Berikut juga dijabarkan mengenai dampak pelaksanaan katekese

ekologi terhadap kelestarian lingkungan hidup serta faktor pendukung dan

penghambatnya. Untuk melihat apakah katekese ekologi sudah benar-benar

berdampak positif terhadap pribadi responden dan terlebih pada lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

121

Berdasarkan pada hasil wawancara menunjukkan hasil yang positif, yang

pertama adanya perubahan cara pandang pelaku katekese dan perubahan

sikap maupun perilaku pelaku katekese ekologi terhadap lingkungan hidup di

sekitarnya.

Tumbuhnya niat dan tindakan konkret serta munculnya rasa cinta

terhadap lingkungan hidup maupun alam ciptaan telah menunjukkan bahwa

katekese ekologi sudah merubah diri pelaku katekese ekologi. Hal ini juga

ditunjukkan oleh pelaku katekese ekologi bahwa ingin selalu berkomitmen

dalam menjaga alam ciptaan dengan baik melalui gerakan hijau yaitu

menanam dan merawat air serta udara segar. Itulah tanda sebagai pelaku

katekese ekologi sangat menghormati dan memuliakan Tuhan lewat

pelestarian alam ciptaan di lingkungan sekitar.

2. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian katekese ekologi dipahami sebagai

bentuk keterlibatan umat dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno, Wonogiri. Dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan duabelas narasumber penulis

menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

Melalui penelitian yang dilakukan, tingkat persepsi umat Paroki

St.Yusup Baturetno mengenai katekese ekologi, responden sudah mampu

memberikan jawaban yang baik. Hampir semua responden yang

diwawancarai telah memahami arti katekese ekologi. Walaupun responden

mengartikan katekese ekologi secara bervariasi sesuai pemahamannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

122

masing-masing, tetapi peneliti dapat memahami arti katekese ekologi yang

responden utarakan. Katekese ekologi diartikan sebagai pembinaan atau

pengajaran iman bagi semua orang kristiani sebagai bentuk perwujudan

keterlibatan umat dalam mewartakan kabar suka cita Injil untuk peduli

kepada pelestarian keutuhan ciptaan.

Dalam hal pemahaman mengenai tujuan katekese ekologi semua

responden mengungkapkan bahwa katekese ekologi membantu responden

untuk semakin sadar dan peduli terhadap keutuhan ciptaan, dari perusak

lingkungan hidup menjadi pelestari lingkungan hidup. Mengenai isi katekese

ekologi responden mengungkapkan yakni pengalaman iman umat ikut ambil

bagian dalam pelestarian alam ciptaan yang diaplikasikan dalam tindakan

nyata yaitu melalui gerakan hijau.

Berkaitan dengan gambaran pelaksanaan katekese ekologi, responden

telah melaksanakan proses kegiatan dengan cukup baik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden telah menyadari proses katekese ekologi

sudah banyak membantu responden untuk peduli pada lingkungan hidup.

Responden juga merespon dengan baik melalui berbagai kegiatan yang

diprogramkan Dewan Paroki maupun ajakan dari Rama Paroki tentang

melestarikan alam ciptaan. Dari proses katekese ekologi tema-tema yang

dibahas juga sangat relevan dengan kehidupan responden dan umat secara

umum. Katekese ekologi juga menjadikan responden lebih tergerak untuk

melakukan gerakan menanam air dan merawat udara segar, hal ini juga

didukung dengan kehadiran katekis yang mampu membantu responden dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

123

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

sesuai ajaran Gereja dan Kitab Suci.

Katekese ekologi yang dilaksanakan responden dan umat secara

umum telah berdampak pada perubahan sikap terhadap alam ciptaan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan sikap, tindakan maupun

perilaku mengenai keutuhan alam ciptaan yang mana pada sebelumnya

responden belum peduli pada lingkungan hidup tetapi dengan hadirnya

katekese ekologi telah merubah responden untuk peduli dengan kelestarian

lingkungan hidup. Tindakan nyata mulai muncul dalam diri responden untuk

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup. Sejatinya responden juga

mempunyai niat-niat untuk selalu berkomitmen dalam menjaga alam ciptaan

dengan baik melalui gerakan hijau yaitu menanam dan merawat air serta

udara segar.

Berkembangnya katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno

dikarenakan ajakan dari rama paroki yang begitu semangatnya menyadarkan

dan mengajak umat akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup. Selain

itu umat juga merespon dengan baik apa yang telah menjadi program paroki

yaitu menggalakkan gerakan hijau atau di Paroki St.Yusup Baturetno akrab

menyebutnya sebagai gerakan “menanam air dan merawat udara segar”.

Katekese ekologi yang dilaksanakan telah berdampak langsung pada

pribadi-pribadi responden dan umat secara umum. Sehingga katekese ekologi

bisa terus berkembang dan tentunya memberikan manfaat. Selain dukungan,

dalam prosesnya katekese ekologi juga mengalami berbagai hambatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

124

ada dalam pribadi-pribadi umat. Kurangnya kesadaran umat akan pentingnya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup mengakibatkan orang

berperilaku semaunya sendiri dalam memanfaatkan alam ciptaan. Membuang

sampah sembarangan, penebangan pohon secara liar, pembakaran hutan yang

tentu akan menimbulkan bencana. Dari hambatan-hambatan tersebut

diketahui bahwa responden sangat membutuhkan bimbingan untuk semakin

memahami katekese ekologi yang berupaya menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup sehingga umat dapat mempertimbangkan segala

tindakannya agar tidak menimbulkan kerugian maupun kerusakan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

BAB IV

USULAN PROGRAM KEGIATAN PENINGKATAN PARTISIPASI

UMAT PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO DALAM MENJAGA

DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI

KATEKESE EKOLOGI

Pada bab IV ini penulis akan menjabarkan sumbangan pemikiran berupa

usulan program peningkatan partisipasi umat dalam upaya menjaga dan merawat

kelestarian lingkungan hidup. Usulan program tersebut merupakan tindak lanjut

dari hasil penelitian pada bab III. Usulan pemikiran program tersebut akan

dijabarkan dengan rincian meliputi latar belakang program, tujuan program,

usulan program, bentuk program, matriks program dan satuan persiapan program.

A. Latar Belakang Program

Katekese ekologi yang dihidupi di Paroki Santo Yusup Baturetno telah

membantu umat untuk menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan

lingkungan hidup sebagai perwujudan iman mereka. Dengan kepedulian akan

pentingnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup serta harapan

semakin tumbuh subur kepedulian itu, penulis akan menyampaikan usulan

pemikiran kegiatan dengan tujuan agar semakin banyak umat yang sadar dan

tergerak hatinya untuk terlibat secara aktif dalam berkatekese ekologi.

Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, diketahui berbagai macam cara

telah ditempuh oleh Gereja untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian dan

menggerakkan umat untuk melakukan tindakan nyata sebagai buah iman.

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Gereja untuk semakin mendalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

126

panggilannya dalam melestarikan lingkungan hidup antara lain: berkatekese

dengan mengangkat tema-tema mengenai ekologi setiap bulan ekologis paroki

melalui pendalaman iman di lingkungan-lingkungan, perayaan-perayaan Gereja

yang mengangkat tema-tema mengenai lingkungan hidup, serta melakukan

gerakan hijau sebagai aksi nyata dengan menanam air dan merawat udara segar.

Namun sejauh ini umat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut masih

kurang banyak, belum semua umat di lingkungan maupun wilayah terlibat dengan

baik. Hal tersebut dikarenakan pemahaman umat mengenai ajaran Gereja

khususnya tentang lingkungan hidup masih kurang atau belum mendalam. Iman

akan melestarikan lingkungan hidup yang mereka hayati masih dangkal. Sehingga

masih banyak umat yang belum sadar dan berbuat sesuai dengan hati nurani.

Melihat keprihatinan tersebut maka penulis ingin memberikan usulan

program yang dapat dilaksanakan di Paroki Santo Yusup Baturetno. Penulis

mengusulkan untuk membuat pendalaman iman yang rutin selama bulan ekologis

paroki yaitu pada bulan November. Dilihat dari latar belakang dan situasi

responden yang hidup berkaitan langsung dengan alam ciptaan, memahami dan

memaknai ajaran Gereja akan semakin membantu usaha Gereja dalam upaya

mencegah kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan ini dilakukan agar umat

memiliki wawasan yang luas dan semakin tergerak hatinya untuk mensyukuri atas

segala pemberian Tuhan melalui alam ciptaan. Adapun usulan pemikiran kegiatan

ini akan ditujukan kepada semua umat Paroki Santo Yusup Baturetno dengan

harapan semua umat mampu menghayati panggilannya dalam upaya menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

127

B. Tujuan Program

Untuk lebih memahami isi dan maksud program, penulis akan menjabarkan

tujuan program. Adapun tujuan program tersebut adalah sebagai berikut.

1. Umat Paroki Santo Yusup Baturetno memahami ajaran Gereja mengenai

ajakan melestarikan lingkungan hidup sehingga semakin tergerak hatinya

menjaga dan merawat alam ciptaan.

2. Umat semakin menyadari pentingnya menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup agar anak cucu bisa merasakan manfaatnya di masa yang

akan datang.

3. Umat semakin peduli dalam mengaktualisasikan kegiatan berkaitan dengan

upaya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup.

4. Katekese ekologi menjadi langkah baru yang menginspirasi sehingga umat

semakin mencintai lingkungan hidup.

C. Usulan dan Bentuk Program

Pada bagian ini penulis akan memberikan usulan program sebagai tindak

lanjut dari kebutuhan umat berdasarkan hasil penelitian. Adapun tema yang

menjadi pendalaman bersama adalah “Menjaga dan Merawat Lingkungan Hidup

sebagai Bentuk Tanggung Jawab Atas Cinta Tuhan”. Berdasarkan pada hasil

penelitian pada bab sebelumnya, kiranya tema ini akan membantu meningkatkan

tanggungjawab umat atas kelestarian alam sebagai pemberian Tuhan. Kesadaran

manusia untuk menjaga alam adalah hal yang utama. Kesadaran tak hanya

berkutat pada kemauan untuk mencintai alam tetapi juga pada tanggung jawab

manusia atas pemberian Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

128

Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa responden membutuhkan

pemahaman, kesadaran dan kepekaan yang tinggi terhadap keterlibatannya

sebagai pelestari lingkungan hidup. Pernyataan yang diberikan oleh responden

sangat baik bila ditanggapi dengan melaksanakan pendalaman ajaran Gereja yang

ditujukan kepada seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno. Dalam upaya

menanamkan nilai kesadaran pada pribadi umat, maka akan diusulkan juga

katekese ekologi yang akan mendalami keberadaan manusia saat ini yang terlibat

langsung dalam kerusakan lingkungan hidup. Oleh karenanya, dalam upaya

semakin menyadarkan umat mengenai tugasnya sebagai pelestari lingkungan

hidup maka akan diusulkan kegiatan yang akan memotivasi umat untuk terus

melaksanakan kegiatan katekese ekologi.

Berdasarkan pada pemikiran sebelumnya, usulan program yang ditujukan

kepada responden dan umat secara umum akan dikemas dalam bentuk

pendalaman iman yang rutin selama bulan ekologis paroki. Yakni pembinaan

iman bagi semua umat yang akan dilaksanakan di lingkungan-lingkungan

teritorial paroki. Bentuk program yang diusulkan ini diharapkan semakin

menambah wawasan umat mengenai ajaran Gereja khususnya tentang lingkungan

hidup dan juga semakin menginspirasi untuk terus mencintai alam ciptaan sebagai

ungkapan iman. Gambaran secara umum mengenai program yang akan terlaksana

bisa dilihat di dalam matriks kegiatan yang telah disusun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

129

D. Matriks Program

Tema Umum : Menjaga dan merawat lingkungan hidup sebagai bentuk tanggung jawab atas cinta Tuhan.

Tujuan Umum : Melalui katekese ekologi umat Paroki Santo Yusup Baturetno semakin bertanggung jawab atas kelestarian

alam sebagai bentuk tanggung jawab kepada Tuhan.

Tujuan Khusus : Umat Paroki Santo Yusup Baturetno semakin menyadari panggilannya untuk menjaga dan merawat

kelestarian lingkungan hidup.

No Judul

Pertemuan

Tujuan Pertemuan Uraian Materi Metode Sarana dan

Media

Sumber Bahan Waktu

1. Alam ciptaan

anugerah Allah

- Agar peserta

menyadari alam

ciptaan sebagai

anugerah Allah.

- Agar peserta

bertanggung jawab

dalam pemeliharaan

anugerah Allah

tersebut.

a. Pengalaman

sehari-hari

peserta yang

berinteraksi

dengan alam

ciptaan.

b. Pesan Yohanes

Paulus II,

Ensiklik

“Centesimus

Annus art. 37”.

Sharing,

tanya

jawab,

informasi

dan

refleksi

Viewer,

Laptop, hand

out, Teks

Kitab Suci,

Foto/gambar

alam.

a. Pengalaman

hidup peserta

b. Seri dokumen

Gereja no. 92

Lingkungan

Hidup

c. Kitab Suci

(Mazmur 8:1-8)

60

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

130

c. Mendalami

alam ciptaan

sebagai anugerah

Allah

berdasarkan

Kitab Mzm 8:1-8.

2. Hidup harmoni

bersama alam

- Agar peserta

menyadari diri

sebagai bagian utuh

dari seluruh ciptaan.

- Agar peserta

menyadari kehadiran

ciptaan lain sebagai

saudaranya,

membangun sikap

saling menghormati

dan menghargai satu

sama lain.

- Agar peserta

menjaga keutuhan

dan keharmonisan

semua unsur dalam

ekosistem kehidupan

a. Mendalami

pengalaman

hidup sehari-hari.

b. Harmoni

antara pencipta,

manusia dan

semua ciptaan

berdasarkan

Ensiklik Laudato

Si art.66.

c. Mendalami

keharmonisan

kehidupan

bersama dengan

alam ciptaan

berdasarkan teks

Kej 13:1-18.

Sharing,

informasi,

tanya

jawab, dan

refleksi

Teks Kitab

Suci, viewer,

laptop, klip

video:

“Lestari

Alamku,

Lestari

Negeriku”,

by: Gombloh.

a. Pengalaman

hidup peserta

b. Ensiklik

Laudato Si

art.66

c. Kitab Suci

(Kej 13:1-18)

60

menit

3. Bumi sebagai - Agar peserta a. Mendalami Sharing, Viewer, a. Pengalaman 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

131

rumah keluarga kita memahami bahwa

bumi sesungguhnya

adalah rumah hunian

bersama seluruh

ciptaan.

- Agar peserta

mengupayakan

pemeliharaan bumi

melalui karya-karya

ekologis konkret.

pengalaman

hidup sehari-hari.

b. Menghayati

sebuah ringkasan:

Laudato Si “Hal-

hal yang sedang

terjadi pada

rumah kita

bersama”.

c. Mendalami

teks Kej 2:15-25

bahwa bumi

sebagai rumah

bersama

diciptakan dan

disediakan Tuhan

bagi manusia dan

ciptaan lain.

tanya

jawab,

informasi

dan

refleksi

Laptop, hand

out, Teks

Kitab Suci

hidup peserta.

b. Laudato Si:

Sebuah

„Ringkasan‟

c. Kitab Suci

(Kej 2:15-25)

menit

4. Keluarga dan tobat

ekologis

- Agar peserta

menyadari

konsekuensi buruk

akibat perilaku

merusak lingkungan

alam.

a. Mendalami

pengalaman

hidup sehari-hari

peserta.

b. Pertobatan

ekologis

Sharing,

meditasi

tanya

jawab,

informasi

dan

Viewer,

Laptop, Teks

Kitab Suci,

musik

instrumental.

a. Pengalaman

hidup peserta.

b. Ensiklik

Laudato Si bab

III pertobatan

ekologis

60

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

132

- Agar peserta

mengupayakan tobat

ekologis untuk

memulihkan

lingkungan alam

melalui tatakelola

alam yang ramah dan

bersahabat.

diperlukan untuk

meredam nafsu

serakah manusia.

c. Menghayati

teks Kitab Wahyu

3:14-22 menuju

pada pertobatan

ekologis.

refleksi c. Kitab Suci

(Why 3:14-22)

d. Panggilan

melestarikan

alam ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

133

E. Satuan Persiapan Program

Berikut ini akan dijabarkan mengenai persiapan program yang diusulkan

sebagai tanggapan atas kebutuhan umat.

1. Satuan Persiapan (SP) 1

1) Judul Pertemuan : Alam ciptaan anugerah Allah.

2) Tujuan : - Agar peserta menyadari alam ciptaan sebagai

anugerah Allah.

- Agar peserta bertanggung jawab dalam pemeliharaan

anugerah Allah tersebut.

3) Peserta : Seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno.

4) Model : Renungan bulan ekologis paroki.

5) Metode : Sharing, tanya jawab, informasi, dan refleksi.

6) Sarana : Viewer, Laptop, hand out, dan gambaran alam yang

terawat dan alam yang tidak terawat (slide

show/gambar print out) .

7) Tempat : Rumah umat di wilayah/lingkungan.

8) Waktu : 60 menit.

9) Pemikiran Dasar.

Permenungan pada pertemuan pertama ini mengajak setiap pribadi beriman

untuk menyadari bahwa seluruh ciptaan di muka bumi ini adalah anugerah Allah.

Anugerah berarti sesuatu yang berharga. Sesuatu yang berharga dalam hidup

manusia harus dijaga dengan penuh cinta dan ketulusan. Anugerah itu

ditempatkan dalam kuasa manusia untuk diperkembangan dan dipakai secara adil

bagi kelangsungan dan keberlanjutan hidup manusia, bukan penuh keserakahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

134

yang menimbulkan perpecahan dan keterpisahan antara ciptaan. Inti hakiki

ciptaan adalah menjadi anugerah Allah, anugerah bagi semua ciptaan, dan Allah

menghendakinya demikian. Maka berlakulah perintah Allah, yaitu melestarikan

bumi sebagai anugerah dan berkat dan tidak mengubahnya menjadi sarana

kekuasaan atau motif perpecahan.

Ciptaan adalah anugerah pertama yang diberikan oleh Allah kepada

manusia “untuk mengusahakan dan memeliharanya” (Kejadian 2:15). Ciptaan

diberikan kepada manusia sebagai sumber penghidupannya dan sarana

pengembangan hidup yang bermartabat, di mana semua anggota keluarga umat

manusia harus berbagi dalam semangat persaudaraan atas dasar kasih dan

keadilan. “Bukan hanya bumi dianugerahkan Allah kepada manusia, melainkan

manusia dari dirinya sendiri adalah anugerah dari Allah dan, oleh karenanya,

harus menghormati struktur kodrati dan moral yang telah dianugerahkannya”

(Centesimus Annus, art. 38). Senada dengan pesan Konsili Vatikan II, “Dalam

ciptaan, Ia (Allah) memberikan kesaksian abadi tentang diri-Nya kepada manusia.

(Dei Verbum art. 3. Bdk. Rom. 1:19-20). Karena melalui alam Allah menyatakan

diri-Nya kepada manusia, maka Alam ciptaan adalah sebuah anugerah yang luar

biasa.

Pada saat ini gaya hidup manusia mulai menuju kekacauan yang telah

berpengaruh pada kesadaran manusia dalam menyadari keberadaan

lingkungannya. Harapannya setelah melaksanakan pendalaman iman ini umat di

Paroki St.Yusup Baturetno dapat menyadari dan mensyukuri bahwa seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

135

ciptaan yang ada di bumi ini merupakan anugerah Allah. Sehingga dalam praktik

hidupnya umat mau bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alam ciptaan.

Pelaksanaan Pertemuan

I. Pembuka.

1. Lagu Pembukaan: Madah Bakti No 488 “Syukur BagiMu Tuhan”.

2. Tanda Salib dan kata pengantar.

Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin.

Bapak, ibu yang terkasih dalam Kristus pada pertemuan ini kita berkumpul

bersama untuk menyadari alam ciptaan sebagai anugerah Allah. Anugerah

merupakan suatu yang berharaga. Sesuatu yang berharga dalam hidup manusia

harus dijaga dengan penuh cinta dan ketulusan. Ciptaan adalah anugerah pertama

yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk mengusahakan dan

memeliharanya.

3. Doa pembukaan.

Marilah kita berdoa, Allah Bapa kami dalam surga, Allah Pencipta dan

Penyelenggara kehidupan kami. Kami bersyukur atas karunia penciptaan ini. Pada

saat ini kami berhimpun di hadirat-Mu untuk merenungkan sabda-Mu tentang

penciptaan itu dalam pertemuan katekese ini. Bantulah kami dengan terang Roh

Kudus-Mu agar di dalamnya kami dapat menyadari kehadiran diri kami sebagai

bagian utuh dari seluruh ciptaan-Mu dan mampu menbangun keharmonisan di

antara kami demi menjamin kelangsungan hidup seluruh ciptaan demi Kristus

Tuhan kami. Amin.

II. Melihat dan Memaknai Pengalaman Hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

136

Pendamping mengajak peserta untuk melihat kenyataan hidup yang

berkaitan dengan alam ciptaan sebagai anugerah Allah yang masih bisa kita

nikmati setiap hari. Pemandu menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai

panduan sharing pengalaman.

a) Apa saja yang anda ketahui mengenai ciptaan Allah yang bisa kita nikmati

setiap hari?

b) Bagaimana perasaan anda atas ciptaan Allah yang dapat kita nikmati secara

cuma-cuma?

c) Hal-hal apa saja yang membuat kita terkadang tidak bertanggung jawab

terhadap alam ciptaan?

III. Pengembangan Langkah-langkah.

1. Pengembangan.

Pemandu menampilkan dua jenis gambaran alam yang terawat sebagai

anugerah Allah dan alam yang tidak terawat dengan menggunakan slide show

pada proyektor.

2. Mendalami makna gambar.

Untuk semakin memahami makna gambar yang ditampilkan, pemandu

mengajak peserta untuk menyampaikan gagasannya dengan pertanyaan sebagai

berikut:

- Apa yang bapak/ibu pikirkan jika melihat alam ciptaan Tuhan ini masih

tetap asri atau terawat?

- Sebaliknya apa yang bapak/ibu pikirkan jika alam ciptaan Tuhan sudah

rusak akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

137

3. Pemandu memberikan rangkuman atas sharing peserta untuk memberikan

peneguhan dan penegasan:

Bapak/ibu yang terkasih, bila kita melihat alam ciptaan yang masih asri

dan terawat seperti yang kita lihat pada tampilan gambar awal, kita akan

merasakan kesejukan, kenyamanan, dan kenikmatan. Keberadaan alam ciptaan

sebagai anugerah Allah yang masih terjaga menjadikan kehidupan manusia

dengan ciptaan lainnya hidup damai saling ketergantungan. Hal sebaliknya akan

terjadi bila ulah manusia kurang bertanggung jawab dalam merawat alam ciptaan

maka alam akan rusak dan hancur seperti pada tampilan gambar akhir tadi.

Musibah akan terjadi karena alam sudah tidak lagi bersahabat dengan kita.

Penyalahgunaan ciptaan dimulai ketika manusia tidak lagi mengakui yang lebih

tinggi daripada dirinya sendiri, ketika manusia tidak melihat apapun kecuali

dirinya sendiri.

4. Mendalami teks pesan Yohanes Paulus II, Ensiklik “Centesimus Annus art.

37”.

Pemandu membagikan dan meminta peserta untuk membacakan pesan

Yohanes Paulus II, Ensiklik: “Centesimus Annus art. 37”(terlampir)

5. Merefleksikan teks.

Setelah salah seorang peserta membacakan teks yang akan di dalami

bersama secara terbuka, selanjutnya pemandu mengajak peserta untuk membaca

teks yang sudah dibagikan secara pribadi. Untuk lebih mendalami maksud teks

tersebut, pemandu akan memberikan pertanyaan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

138

- Menurut bapak/ibu masalah-masalah apa yang menyebabkan manusia gagal

memelihara keutuhan ciptaan?

- Apa dampak yang ditimbulkan jika manusia bersifat konsumerisme

terhadap alam?

6. Rangkuman dan peneguhan atas sharing.

Bapak/ibu yang terkasih, tadi kita sudah bersama-sama mendalami Ensiklik

“Centesimus Annus art. 37”. Dari situ kita tahu bahwa permasalahan yang sering

kita alami dan kurang kita sadari saat ini adalah persoalan ekologi, di samping

masalah konsumerisme dan yang terkait erat dengannya. Dalam hasratnya untuk

memiliki dan menikmati daripada ada dan berkembang, manusia mengonsumsi

tanpa batas dan tanpa disiplin sumber daya bumi dan bahkan hidupnya sendiri.

Penghancuran sembarangan terhadap lingkungan alam bersumber pada kesalahan

antropologis yang sudah tersebar luas. Manusia dengan mudah menghabiskan isi

alam tanpa memikirkan kelestariannya.

Dampak yang ditimbulkan ketika alam diperlakukan demikian maka alam

akan menderita dan tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk hidupnya.

Manusia tidak dapat lagi hidup damai dengan alam. Ketika habitat binatang liar

diganggu, binatang liar pun akan menjadi gangguan bagi manusia. Ketika hutan

dibabat habis, orang harus bersiap menghadapi kekurangan air atau sebaliknya

menghadapi datangnya banjir. Dalam kenyataannya pekerjaan manusia dalam

mengolah alam telah menjadi eksploitasi sumber daya alam yang telah

mengakibatkan kerusakan lingkungan, mengancam kelestarian alam ciptaan, dan

bahkan membahayakan kehidupan manusia sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

139

7. Menghadirkan pengalaman Kitab Suci (Sapaan Sabda Tuhan).

a. Fasilitator mengajak peserta untuk membuka Kitab Suci dan membaca

Kitab Mz 8:1-8.

b. Fasilitator mengajak peserta untuk mendalami Kitab Suci dengan beberapa

pertanyaan penuntun.

c. Kemudian fasilitator memberikan ulasan teks sebagai berikut:

- Sinopsis teks: Mazmur ini lahir dari kekaguman manusia akan karya agung

Allah dalam menciptakan manusia dan alam semesta. Manusia adalah

ciptaan terluhur. Dalam kekecilannya, ia dipilih Allah untuk menguasai

ciptaan lainnya. Tugas ini adalah kepercayaan yang diberikan Pencipta.

Manusia bertanggung jawab untuk memelihara alam ciptaan.

- Unsur-unsur penting dari teks: Allah sebagai pencipta alam semesta, alam

ciptaan merupakan anugerah Allah, dan manusia sebagai penguasa ciptaan

lain. Kata penguasa bermakna penanggung jawab yang mengelola,

mengolah dan memelihara dengan bijaksana untuk kesejahteraan hidupnya,

dan terutama untuk kemuliaan nama Tuhan.

- Kesimpulan teks: Gabe adalah Aufgabe: setiap anugerah adalah tanggung

jawab. Maka manusia memaknai anugerah Allah ini dengan tanggung jawab

mengelola, mengolah dan memelihara dengan bijaksana.

IV. Tanggapan dan Tindak Lanjut.

1. Rencana Aksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

140

Bapak/ibu yang terkasih, untuk semakin memantapkan panggilan kita mari

secara bersama-sama kita merenung sejenak untuk membangun sebuah niat.

Bapak/ibu apa saja yang dapat kita usahakan berkaitan dengan menjaga keutuhan

alam ciptaan. Kapan kita akan melaksanakan kegiatan ini dan di mana tempatnya?

V. Penutup.

Bapak/ibu tibalah saatnya untuk kita merenungkan apa yang sudah kita

dalami bersama pada hari ini, kita juga sudah membuat niat baik sebagai upaya

kita ikut ambil bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan Allah. Untuk itu,

marilah kita sejenak memberikan waktu pada diri kita sendiri untuk

mengendapkan apa yang sudah kita dapatkan pada pertemuan kali ini. Marilah

bapak/ibu kita merenungkannya.

1. Doa penutup ( spontan).

2. Lagu Penutup : MB.455”Jadilah Saksi Kristus”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

141

2. Satuan Persiapan (SP) 2

1) Judul Pertemuan : Hidup harmoni bersama alam.

2) Tujuan : - Agar peserta menyadari diri sebagai bagian utuh dari

seluruh ciptaan.

- Agar peserta menyadari kehadiran ciptaan lain

sebagai saudaranya, membangun sikap saling

menghormati dan menghargai satu sama lain.

- Agar peserta menjaga keutuhan dan keharmonisan

semua unsur dalam ekosistem kehidupan.

3) Peserta : Seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno.

4) Model : Renungan bulan ekologis paroki.

5) Metode : Sharing, informasi, tanya jawab dan refleksi.

6) Sarana : Teks Kitab Suci, viewer, laptop.

7) Tempat : Rumah umat di wilayah/lingkungan.

8) Waktu : 60 menit.

9) Pemikiran Dasar.

Permenungan bersama pada pertemuan kedua ini membantu setiap pribadi

untuk melihat seluruh ciptaan sebagai saudara satu sama lain. Sebagai saudara

berarti harus ada sikap saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

Mengapa? Karena seluruh alam semesta (termasuk manusia) diciptakan oleh

Allah. Kesadaran tentang makhluk tercipta harus terus dihidupkan di dalam hati

setiap manusia, agar harmoni seluruh ciptaan terjaga. Seluruh ciptaan; manusia,

tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan, tanah, air dan udara adalah satu kesatuan utuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

142

yang tidak bisa saling meniadakan. Ada satu pengakuan akan esensi dan eksistensi

masing-masing sebagai ciptaan Tuhan. Sebagai saudara satu sama lain maka perlu

dibangun hubungan yang sehat dan benar dengan seluruh alam ciptaan. Akar

krisis ekologis terletak pada rusaknya hubungan manusia dengan Allah dan

dengan alam semesta.

Di mana manusia berusaha menggantikan posisi Allah dan

mensubordinasikan ciptaan lainnya. “Harmoni antara Pencipta, manusia dan

semua ciptaan dihancurkan karena kita mengira dapat mengambil tempat Allah,

dan menolak untuk mengakui diri sebagai makhluk yang terbatas” (Laudato Si‟

art.66). Pada posisi ini, manusia berusaha menunjukkan diri sebagai penguasa

yang serakah dan sewenang-wenang atas ciptaan lainnya. Ciptaan lain tidak

dilihat sebagai subyek (saudara) tapi sebagai obyek (barang) pemuas nafsu

kepemilikan yang egois. Rusaknya relasi bermartabat ini yang membuat manusia

mengeksploitasi saudara-saudari tuanya sesuka hati.

Hidup harmoni bersama alam ciptaan di lingkungan umat paroki Baturetno

terkadang masih kurang harmonis. Setiap pribadi umat beriman seringkali masih

melakukan dosa ekogis. Hal ini mengakibatkan rusaknya hubungan antara alam

dengan manusia di dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Sehingga

setelah mengikuti pendalaman iman ini diharapkan peserta menyadari kehadiran

ciptaan lain sebagai saudaranya, membangun sikap saling menghormati dan

menghargai satu sama lain.

Pelaksanaan Pertemuan

I. Pembuka.

1. Lagu Pembukaan : Madah Bakti No 488.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

143

2. Tanda Salib dan Kata Pengantar.

Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, Amin.

Bapak, ibu, saudara/i yang terkasih dalam Kristus, pada pendalaman iman

pertemuan kedua ini kita akan mendalami bersama dengan tema: hidup harmoni

bersama alam. Kita diajak untuk melihat seluruh ciptaan sebagai saudara satu

sama lain. Namun terkadang kita sebagai saudara belum bisa mewujudkan

keharmonisan itu sebagai satu keutuhan ciptaan Allah. Seringkali kita mendengar

begitu banyak masalah tentang kerusakan alam. Seolah-olah alam sudah menangis

dan menjerit akibat ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Sebagai

saudara berarti harus ada sikap saling menghormati dan saling menghargai satu

sama lain. Kesadaran tentang makhluk tercipta harus terus dihidupkan di dalam

hati setiap manusia, agar harmoni seluruh ciptaan terjaga.

3. Doa Pembuka.

Marilah berdoa, Allah Bapa yang Mahapengasih dan pencipta kami, dunia

telah Kauciptakan dengan Sabda-Mu dan Engkau melihat bahwa dunia yang

Kauciptakan itu sungguh baik adanya. Tetapi dewasa ini kami sedang

menyebarkan kematian dan menghancurkan lingkungan. Bantulah kami agar

dapat menyesali ketamakan kami, bantulah kami merawat semua yang telah

Kauciptakan. Bersama-sama, kami ingin menjaga ciptaan-Mu. Demi Kristus,

pengantara kami, Amin.

II. Mendalami dan Memaknai Pengalaman Hidup.

Peserta diajak untuk mendalami realitas yang terjadi dalam pengalaman

hidup sehari-hari. Peserta diajak untuk menyaksikan video singkat “Lestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

144

Alamku, Lestari Negeriku” by: Gombloh. Beberapa pertanyaan untuk menemukan

pengalaman antara lain:

- Apakah yang anda rasakan setelah melihat video tadi?

- Bagaimana dengan kondisi alam di daerah kita saat ini? Apakah masih tetap

lestari?

- Apa yang kita lakukan untuk mewujudkan hidup harmoni bersama alam

ciptaan?

III. Mendalami Kitab Suci.

1. Fasilitator meminta salah seorang umat untuk membacakan teks Kitab Suci

Kejadian 13:1-18 dan peserta yang lain mendengarkannya dengan penuh

iman dan perhatian.

2. Mendalami Teks.

Peserta diminta untuk membaca ulang teks tersebut secara pribadi, sembari

merenungkan diri untuk meresapi Sabda Tuhan. Agar peserta tidak kesulitan

memahami isi teks, fasilitator memberikan tiga pertanyaan panduan yang sesuai

dengan isi perikop Kitab Suci.

- Apa yang diperebutkan antara pekerja Abraham dan Lot? (memperebutkan

sumber daya alam).

- Bagaimana sikap Abraham dalam menyikapi hal tersebut? (Abraham

dengan bijaksana menawarkan solusi demi keutuhan sumber daya sosial

(persaudaraan) maupun sumber daya alam (ketersediaan pakan ternak).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

145

- Apa yang menyebabkan rusaknya harmoni bersama alam ciptaan? (ego dan

keserakahan dapat menghancurkan tatanan harmoni kehidupan bersama

alam ciptaan).

3. Ulasan Teks

- Sinopsis teks: Abraham dan Lot meninggalkan tanah leluhur dan sampai di

tanah Kanaan. Dalam tradisi bangsa semi-nomaden pada waktu itu,

penguasaan sumber daya alam yang sangat terbatas berarti menjaga

kelangsungan keluarga. Para pekerja Abraham dan Lot bertengkar

memperebutkan sumber daya alam. Maka Abraham dengan bijaksana

menawarkan solusi demi keutuhan sumber daya sosial (persaudaraan)

maupun sumber daya alam (ketersediaan pakan ternak).

- Unsur-unsur penting dalam teks: Sumber daya alam yang terbatas dapat

menimbulkan pertikaian dalam memperebutkannya demi kelangsungan

hidup. Sumber daya sosial dapat hancur akibat perebutan sumber daya alam.

Problem solving yang bijaksana dalam menyelamatkan keharmonisan hidup

dengan sesama maupun alam.

- Kesimpulan: ego dan keserakahan dapat menghancurkan tatanan harmoni

kehidupan bersama dengan alam ciptaan. Wawasan ekologi yang luas

memperkuat jejaring harmoni hidup bersama alam.

IV. Tanggapan-Tindak Lanjut.

a. Doa Umat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

146

- Ya Tuhan, tanamkanlah sikap kepedulian di dalam diri umatMu untuk

terlibat bersama dengan sesama, dalam usaha-usaha pelestarian sumber daya alam

dan lingkungan hidup. Marilah kita mohon, Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan.

- Ya Tuhan, ketuklah hati umatMu, agar mau mencontoh pada mereka yang

selama ini telah berperilaku peduli terhadap sumber daya alam dan lingkungan

hidupnya. Marilah kita mohon, Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan.

- Ya Tuhan, berilah pencerahan kepada para pemuka agama, katekis,

prodiakon agar mereka mempunyai komitmen yang kuat dalam menjaga

kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup ini bersama umatMu. Marilah

kita mohon, Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan.

- Ya Tuhan, ajarilah kami untuk mencintai lingkungan hidup kami ini,

sehingga dengan senang hati kami memelihara agar lingkungan hidup ini tetap

harmoni. Marilah kita mohon, Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan.

b. Rencana Aksi.

Peserta diajak untuk mengutarakan rencana aksi untuk menjaga lingkungan

hidup yang sesuai dengan tujuan pertemuan ini. Rencana aksi untuk menciptakan

alam ciptaan yang harmoni misalnya tidak merusak hutan, menggunakan sumber

daya alam seperlunya, melaksanakan gerakan hijau dan lain-lain.

Fasilitator mengajak umat untuk menyatukan seluruh doa dan niat dalam

doa Bapa Kami.

V. Penutup

1. Doa Penutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

147

Marilah berdoa, Kami bersyukur kepadaMu, Ya Allah Sang Pencipta Alam

Semesta atas anugerah ciptaan yang sungguh indah ini. Segalanya Kau ciptakan

baik adanya. Semuanya Kau ciptakan agar semua makhluk di muka bumi ini

hidup tumbuh dan berkembang dengan saling mendukung dan menghormati.

Engkau menghendaki agar semua ciptaanMu tetap dalam kesatuan yang utuh dan

harmoni. KemuliaanMu terungkap nyata dalam kemegahan dan keagungan alam

ciptaanMu. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

2. Lagu Penutup: Madah Bakti no.486 “Lagu Pujian”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

148

3. Satuan Persiapan (SP) 3

1) Judul Pertemuan : Bumi sebagai rumah keluarga kita.

2) Tujuan : - Agar peserta memahami bahwa bumi sesungguhnya

adalah rumah hunian bersama seluruh ciptaan.

- Agar peserta mengupayakan pemeliharaan bumi

melalui karya-karya ekologis konkret.

3) Peserta : Seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno.

4) Model : Renungan bulan ekologis paroki.

5) Metode : Sharing, informasi, tanya jawab dan refleksi.

6) Sarana : Teks Kitab Suci, viewer, laptop.

7) Tempat : Rumah umat di wilayah/lingkungan.

8) Waktu : 60 menit.

9) Pemikiran Dasar

Pendalaman iman pada pertemuan ketiga ini membantu setiap orang

beriman untuk menyadari sungguh bahwa bumi adalah rumah bersama seluruh

ciptaan. Keluarga-keluarga sering kali membutuhkan sebuah rumah yang nyaman,

sehat, menyejukkan, dan mendamaikan. Di sini, bumi mestinya dilihat sebagai

sebuah rumah yang nyaman, sehat, menyejukkan dan mendamaikan bagi seluruh

ciptaan. Bumi sebagai rumah berarti harus dijaga dan dipelihara, dibersihkan dan

dibaharui. Bumi yang rusak akibat ulah manusia juga tidak akan menjadi tempat

berlindung yang aman bagi manusia dan segenap ciptaan. Kekeringan di musim

kemarau dan banjir di musim penghujan masih sering dirasakan oleh umat dan

masyarakat di sekitar Baturetno, Wonogiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

149

Keluarga membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, lingkungan yang

layak, di mana mereka dapat menjalin hubungan-hubungan yang layak. Untuk

keluarga umat manusia rumah itu adalah bumi, lingkungan, yang diberikan oleh

Allah Pencipta kepada manusia supaya dihuni dengan kreatifitas dan tanggung

jawab. Kesadaran tentang bumi sebagai rumah bersama juga membantu manusia

untuk berpikir tentang rumah bagi anak cucunya.

Bumi adalah “satu-satunya” rumah yang terus diwariskan dari generasi ke

generasi. Oleh karena itu, pengrusakan lingkungan hidup (alam) bisa dikatakan

sebagai pengrusakan rumah bersama tersebut. Dengan merusak rumah bersama,

manusia meninggalkan “puing-puing” kepada generasi berikutnya. Pertanyaan

mendasar bagi kita: “Bumi macam apa yang hendak kita wariskan bagi anak cucu

kita?”. Lingkungan dipercayakan kepada manusia, agar manusia melindungi dan

mengolahnya dalam kebebasan yang bertanggung jawab, dengan kesejahteraan

semua orang sebagai tolok ukur dalam pemanfaatan atas seluruh realitas dunia

yang ada. Harapannya setelah mengikuti pendalaman iman ini umat beriman

mampu mengupayakan pemeliharaan bumi melalui karya-karya ekologis konkrit.

Proses Pelaksanaan Pertemuan

I. Pembuka

1. Lagu Pembukaan: Madah Bakti No.471”Alangkah Megah”

2. Tanda Salib dan Kata Pengantar

Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus pada pertemuan ini kita

berkumpul bersama untuk melihat dan merenungkan kembali tentang bumi kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

150

sebagai tempat tinggal atau rumah kita bersama. Bumi kita yang semakin hari

semakin tidak bersahabat, bahkan tidak layak untuk kita tempati. Oleh karena itu,

pengrusakan lingkungan hidup (alam) bisa dikatakan sebagai pengrusakan rumah

bersama tersebut. Merebah perilaku terhadap alam ciptaan merupakan hal yang

penting dan mendesak untuk segera kita laksanakan. Saudara-saudari yang

terkasih, pada pertemuan ini kita akan bersama-sama menyadari keberadaan bumi

di sekitar kita sebagai rumah bersama. Oleh karenanya kita diharapkan mampu

mengupayakan pemeliharaan bumi melalui karya-karya ekologis konkret.

3. Doa pembukaan

Marilah kita berdoa, Allah yang mahakuasa, yang hadir dalam seluruh alam

raya dan dalam makhluk-Mu yang kecil. Engkau merangkul dengan kelembutan-

Mu semua yang ada di bumi ini. Curahkanlah kekuatan kasih-Mu atas kami agar

kami dapat melindungi kehidupan dan keindahan di bumi ini sebagai rumah kita

bersama. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

II. Mendalami dan Memaknai Pengalaman Hidup

Peserta diajak untuk mendalami realitas yang terjadi, baik pengalaman

hidup sehari-hari, atau dari sumber lain. Peserta terlebih dahulu diajak untuk

menonton klip video singkat “Bumiku Indah”.

Beberapa pertanyaan untuk menemukan pengalaman:

- Apakah yang anda lihat dan rasakan terhadap bumi kita saat ini?

- Sampai saat ini apakah anda sudah ikut terlibat dalam menjaga dan merawat

keutuhan alam ciptaan?

- Bumi macam apa yang hendak kita wariskan kepada anak cucu kita?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

151

III. Mendalami Kitab Suci

1. Pemandu meminta salah seorang umat diminta untuk membacakan teks

Kitab Suci Kejadian 2:15-25 dan peserta yang lain mendengarkannya

dengan penuh iman dan perhatian.

2. Mendalami teks.

Peserta diminta untuk membaca ulang teks bacaan tersebut secara pribadi,

sambil membiarkan diri disapa oleh Sabda Tuhan. Untuk memudahkan peserta

memahami isi teks Kitab Suci, pemandu memberikan dua pertanyaan penuntun

sesuai dengan isi perikop Kitab Suci.

- Apa maksud Tuhan menempatkan manusia itu ke dalam Taman Eden?

(Tuhan Allah mengambil manusia untuk mengusahakan dan memelihara

taman itu).

- Apa perintah Tuhan kepada manusia terhadap ciptaan lain? (Ciptaan lain

diserahkan Tuhan di bawah kekuasaan manusia melalui pemberian nama).

3. Ulasan Teks.

- Sinopsis teks: Bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan. Manusia

(Adam) sebagai ciptaan terluhur ditempatkan di taman Eden untuk

mengusahakan dan memelihara taman itu. Manusia pun diberi mandat oleh

Tuhan untuk memberi nama kepada makhluk ciptaan lain. Ia juga mendapat

penolong yang sepadan, yaitu Hawa (perempuan) yang diciptakan dari

tulang rusuknya.

- Unsur-unsur penting dalam teks: Taman Eden sebagai simbol bumi yang

layak huni bagi manusia adalah rumah bagi manusia dan ciptaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

152

Tugas manusia adalah mengusahakan dan memelihara bumi. Ciptaan lain

diserahkan Tuhan di bawah kekuasaan manusia melalui pemberian nama,

tujuannya adalah untuk dimanfaatkan dengan bijaksana demi kesejahteraan

dan kelangsungan hidup manusia.

- Kesimpulan: Bumi sebagai rumah bersama diciptakan dan disediakan Tuhan

bagi manusia dan ciptaan lain. Tugas mengusahakan dan memelihara

diserahkan kepada manusia. Tujuannya agar rumah bersama ini tetap awet

dan menjamin kesejahteraan serta keberlanjutan hidup manusia. Terutama

bagi anak cucu kita di masa mendatang.

IV. Tanggapan-Tindak Lanjut

1. Doa Umat

- Bagi umatMu: Ya Tuhan, selamatkanlah kami umatMu dari akibat

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang pada saat ini semakin

memprihatinkan. Marilah kita mohon, Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

- Bagi para pegiat, pemerhati dan aktivis lingkungan hidup: Ya Tuhan,

ketuklah hati mereka yang mempunyai keahlian tertentu, khususnya yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup, agar mereka mau

bergabung dengan para pegiat lingkungan, untuk bersama-sama menggerakkan

umatMu dalam melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Marilah

kita mohon, Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

- Bagi para pemuka agama, biarawan dan biarawati: Ya Tuhan, bimbinglah

para biarawan dan biarawati, agar dapat menjadi teladan bagi umatMu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

153

kepedulian mereka terhadap alam semesta ciptaanMu. Marilah kita mohon,

Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

- Bagi para pemimpin masyarakat dan negara: Ya Tuhan, tuntunlah para

pemimpin negara kami, agar mereka dengan sadar meninggalkan habitus lama

yang telah melakukan perusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Marilah kita mohon, Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

2. Rencana Aksi

Peserta diajak untuk mengutarakan rencana aksi untuk menjaga dan

merawat lingkungan hidup sesuai dengan tujuan pertemuan ini. Rencana aksi

nyata untuk melestarikan lingkungan hidup misalnya: menanam pohon beringin di

lahan yang tandus, mencari bibit pohon yang mengikat air (gayam, beringin,dll).

Fasilitator mengajak umat untuk menyatukan seluruh doa dan niat dalam

doa Bapa Kami.

V. Penutup

1. Doa Penutup

Marilah berdoa, Allah Bapa penuh kasih, puji syukur kami haturkan kepada-

Mu karena Engkau telah hadir bersama kami dalam pertemuan ini. Ada banyak

hal yang telah kami bicarakan untuk memperdalam iman kami khususnya dalam

merawat dan menjaga bumi ini sebagai rumah kita bersama. Semoga kami dapat

menyadari betapa besar kasih-Mu yang Engkau tanamkan di dalam hati kami

sehingga kami mampu memelihara bumi yang telah Engkau wariskan kepada

kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

2. Lagu Penutup: Madah Bakti No 489.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

154

4. Satuan Persiapan (SP) 4

1) Judul Pertemuan : Keluarga dan tobat ekologis

2) Tujuan : - Agar peserta menyadari konsekuensi buruk akibat

perilaku merusak lingkungan alam.

- Agar peserta mengupayakan tobat ekologis untuk

memulihkan lingkungan alam melalui tatakelola alam

yang ramah dan bersahabat.

3) Peserta : Seluruh umat Paroki Santo Yusup Baturetno.

4) Model : Renungan bulan ekologis paroki.

5) Metode : Sharing, meditasi, informasi, tanya jawab dan refleksi.

6) Sarana : Teks Kitab Suci, viewer, laptop.

7) Tempat : Rumah umat di wilayah/lingkungan.

8) Waktu : 60 menit.

9) Pemikiran Dasar

Refleksi bersama pada pertemuan keempat ini menyadarkan semua orang

bahwa baik buruknya lingkungan hidup manusia tergantung sepenuhnya pada

sikap dan perilaku setiap individu dalam keluarga. Paus Fransiskus menegaskan

bahwa, “Sekecil apa pun kerusakan ekologis yang kita timbulkan”, kita dipanggil

untuk mengakui “kontribusi kita, kecil atau besar, terhadap luka-luka dan

kerusakan alam ciptaan” (Laudato Si‟ art. 8). Karena itu, peran keluarga sangat

penting untuk membangun kesadaran bersama dan teristimewa membangun

gerakan tobat ekologis. Keluarga adalah “sel pertama dan sangat penting bagi

masyarakat” (Familiaris Consortio, art. 42 bdk. Apostolicam Actuositatem, art.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

155

11). Dengan demikian, kesadaran bersama di dunia manusia, harus dibangun di

dalam keluarga termasuk kesadaran tentang ekologi.

Gerakan tobat ekologis menjadi sebuah gerak bersama untuk kembali

membangun relasi-relasi bermartabat antara manusia dengan Allah Pencipta,

manusia dengan aneka ciptaan lainnya dan manusia dengan manusia. Dengan

membangun relasi-relasi yang baik, secara perlahan orang menyadari kembali

andil-andilnya bagi kebaikan dan kesejahteraan semua orang. “Kita semua dapat

bekerja sama sebagai instrumen Allah untuk melindungi keutuhan ciptaan,

masing-masing sesuai dengan budaya, pengalaman, prakarsa, dan bakatnya

sendiri” (Laudato Si‟ art. 14).

Pelaksanaan Pertemuan

I. Pembuka

1. Lagu Pembukaan: Madah Bakti No 471 “Alangkah Megah”.

2. Tanda Salib dan Kata Pengantar

Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin.

Bapak, Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus pada pertemuan yang

keempat ini kita berkumpul bersama untuk menyadari konsekuensi buruk akibat

perilaku merusak lingkungan alam. Merusak alam merupakan dosa. Tindakan ini

sebenarnya merusak sistem yang berkaitan dengan makhluk ciptaan lainnya.

Bapak ibu yang terkasih peran keluarga sangat penting untuk membangun

kesadaran bersama dan teristimewa membangun gerakan tobat ekologis. Gerakan

tobat ekologis menjadi sebuah gerak bersama untuk kembali membangun relasi-

relasi bermartabat antara manusia dengan Allah Pencipta dan aneka ciptaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

156

lainnya. Dalam permenungan “Keluarga berwawasan ekologis” alur permenungan

mengantar kita untuk menyadari anugerah ekologis yang luar biasa, namun kita

menyalahgunakannya sehingga kita dituntut untuk memperbaiki hubungan kita

dengan Tuhan pencipta kita, dengan sesama manusia dan dengan alam ciptaan.

Tema yang akan kita renungkan pada pertemuan katekese yang terakhir ini adalah

“Keluarga dan tobat ekologis”.

3. Doa Pembukaan

Marilah kita berdoa, Tuhan yang Mahakasih kami mengucap syukur dan

terimakasih kepada-Mu atas segala berkat yang telah kami terima sampai saat ini.

Tuhan pada hari ini kami berkumpul di tempat ini ingin menimba pengalaman

iman kami tentang keluarga dan pertobatan ekologis. Bantulah kami dengan

terang Roh Kudus-Mu agar kami mampu memperbaiki hubungan dengan Tuhan

dan sesama alam ciptaan. Demi Kristus Tuhan kami, Amin.

II. Pengembangan Langkah-Langkah

1. Pengembangan

Pemandu mengajak peserta kembali ke suasana hening (bermeditasi) untuk

memperdalam koneksi kita dengan bumi. Kemudian pemandu mengajarkan

peserta untuk berlatih cara-cara hidup baru dan menemukan kebajikan baru Eco-

Virtues (kebajikan lingkungan) dengan langkah-langkah sebagai berikut: (dengan

diiringi irama musik).

a. Cari ruang suci anda, tempat favorit. Di sini anda bisa bermeditasi dan

berdoa dan ini akan mengubah hati anda, mata anda, dan tindakan anda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

157

ketahuilah bahwa tangan anda dapat menyembuhkan atau menghancurkan

bumi.

b. Ucapkan terimakasih untuk setiap hari baru, setiap hari adalah hari pertama

penciptaan dan menari bersukacita dan berdoa dengan matahari terbit.

c. Lihatlah bagaimana ibu pertiwi selalu berfungsi dan peduli untuk semua

kehidupan dan belajar darinya. Anda akan melihat apa yang bisa anda

lakukan untuk kesembuhannya.

d. Hormatilah hak untuk setiap makhluk hidup, setiap ciptaan. Hiduplah dan

bekerjalah dalam irama bumi.

e. Berdoalah dengan bumi, berdoa untuk ciptaan. Pulihkan kehidupan anda,

hidup dalam harmoni. Jika jiwa anda sembuh, bumi sembuh. Kita adalah

satu dengan bumi.

2. Setelah melakukan meditasi peserta dimohon untuk hening sejenak sambil

mengingat apa yang peserta rasakan selama bermeditasi. Lalu peserta diajak

untuk mensharingkan pengalamannya selama bermeditasi.

III. Mendalami Kitab Suci

1. Pemandu meminta salah seorang umat diminta untuk membacakan teks

Kitab Suci Why 3:14-22 dan peserta yang lain mendengarkannya dengan

penuh iman dan perhatian.

2. Peserta diminta untuk membaca ulang teks bacaan tersebut secara pribadi,

sambil membiarkan diri disapa oleh Sabda Tuhan. Untuk memudahkan

peserta memahami isi teks Kitab Suci, pemandu memberikan dua

pertanyaan penuntun sesuai dengan isi perikop Kitab Suci.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

158

- Latar tempat apa yang disebutkan dalam kitab Wahyu 3:14-22? (Loadikia).

- Bagaimana peri-hidup orang-orang Loadikia? (Orang-orang Loadikia adalah

orang-orang yang makmur hidupnya dengan kekayaan yang mereka miliki).

- Apa pesan dan penegasan yang disampaikan Tuhan kepada orang-orang

Loadikia? (Tuhan memperingankan mereka agar tidak berbangga dengan

kekayaan material lalu melupakan Tuhan).

3. Ulasan Teks

- Sinopsis teks: Surat kepada Jemaat di Laodikia merupakan surat ketujuh

untuk tujuh jemaat. Kota Laodikia memiliki kekayaan alam yang menjamin

kesejahteraan penduduk. Ia terkenal sebagai penghasil pakaian sutra dan

pengekspor minyak parfum. Secara ekonomi makmur, tetapi secara rohani

miskin. Umat kristiani Laodikia terjebak dalam perilaku apatis terhadap

kerohanian, karena merasa terjamin oleh alam yang terus menerus dikuras

untuk kesejahteraan ekonomi. Tuhan memperingatkan mereka untuk

bertobat dari apatisme iman dan keserakahan ekonomis.

- Unsur-unsur penting dalam teks: Kesejahteraan material dapat menimbulkan

apatisme iman dan relasi sosial. Keserakahan ekonomi menumbuhkan

semangat eksploitasi yang dapat merusak alam dan maupun relasi sosial,

bahkan relasi dengan Tuhan pencipta. Perlu ada pertobatan ekologis untuk

menyadari ketergantungan manusia pada Tuhan pencipta dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

159

mengeksploitasi alam demi kesejahteraan material belaka, tetapi melupakan

Tuhan dan sesama.

- Kesimpulan: Pertobatan ekologis diperlukan untuk meredam nafsu serakah

manusia dalam menguasai dan mengeksploitasi alam demi kesejahteraan

material belaka, tetapi melupakan Tuhan dan sesama.

IV. Tanggapan Tindak Lanjut

1. Doa Umat (spontan)

2. Rencana Aksi

Peserta diajak untuk mengutarakan rencana aksi untuk menjaga dan

merawat lingkungan hidup sesuai dengan tujuan pertemuan ini. Rencana

aksi nyata untuk melestarikan lingkungan hidup misalnya: tidak melakukan

dosa ekologis.

V. Penutup

1. Doa Penutup

Marilah berdoa, Ya Tuhan, Allah kami. Atas perkenanan-Mu kami telah

menyelesaikan permenungan tentang keluarga berwawasan ekologis maka kami

bersyukur kepada-Mu atas segala kelimpahan berkat-Mu bagi kami bersama atas

waktu dan kebersamaan iman kami ini. Bantulah kami untuk mampu

melaksanakan semua yang telah kami dalami ini dalam kehidupan kami.

Tanamkanlah dalam diri kami rasa syukur atas rejeki yang kami peroleh agar

kami juga dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya demi kemuliaan Nama-

Mu. Terpujilah Dikau, Bapa yang mahakuasa, terpujilah Yesus Putra-Mu dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

160

Penebus kami, terpujilah Roh Kudus Pembimbing hidup kami sekarang dan

sepanjang segala masa. Amin.

2. Lagu Penutup: Madah Bakti No 486 “Lagu Pujian”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

BAB V

PENUTUP

Pada bagian penutup, penulis akan menyampaikan kesimpulan tulisan ini

beserta saran berkaitan dengan “Katekese Ekologi sebagai Bentuk Keterlibatan

Penggerak Lingkungan Hidup dalam Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian

Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno, Wonogiri”. Bagian

kesimpulan berisi mengenai gagasan pokok dari keseluruhan tulisan skripsi ini

dan pada bagian saran akan berisikan gagasan yang bermaksud untuk

meningkatkan gairah umat Paroki Santo Yusup Baturetno dan menjaga dan

merawat kelestarian lingkungan hidup.

A. Kesimpulan

Katekese ekologi adalah pengajaran untuk mengenal Yesus Kristus lebih

lanjut yang berkarya di dalam alam ciptaan, di dalam lingkungan hidup manusia.

Katekese ekologi juga diartikan sebagai kegiatan pembinaan iman atau pengajaran

yang dilakukan oleh seluruh umat untuk menyadari dan menanggapi kehadiran

Kristus yang berkarya di dalam alam ciptaan dan di dalam lingkungan hidup

manusia. Bertolak dari pemahaman katekese dan konteks lingkungan maka tujuan

katekese ekologi adalah memperdalam, memperluas pengenalan Kristus sebagai

penebus, sebagai penyembuh, sebagai pengampun dosa dan sebagai pendatangkan

rasa lega dalam konteks alam yang rusak. Kalau mau lebih halus dalam konteks

alam yang perlu ditebus serta perlu diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

162

Hasil penelitian menunjukkan hasil yang positif, hal ini ditandai dengan

adanya perubahan cara pandang pelaku katekese dan perubahan sikap maupun

perilaku pelaku katekese ekologi terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Tumbuhnya niat dan tindakan konkret serta munculnya rasa cinta terhadap

lingkungan hidup maupun alam ciptaan telah menunjukkan bahwa katekese

ekologi sudah merubah diri pelaku katekese ekologi. Hal ini juga ditunjukkan oleh

pelaku katekese ekologi bahwa ingin selalu berkomitmen dalam menjaga alam

ciptaan dengan baik melalui gerakan hijau yaitu menanam dan merawat air serta

udara segar. Itulah tanda sebagai pelaku katekese ekologi sangat menghormati dan

memuliakan Tuhan lewat pelestarian alam ciptaan di lingkungan sekitar. Umat

juga merespon dengan baik melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan Dewan

Paroki maupun ajakan dari rama Paroki tentang melestarikan alam ciptaan. Dari

proses katekese ekologi tema-tema yang dibahas juga sangat relevan dengan

kehidupan umat secara umum. Sampai saat ini katekese ekologi sudah berjalan

selama dua tahun. Hingga akhirnya pada bulan Oktober atau November diangkat

sebagai bulan ekologis paroki.

Melihat hasil penelitian yang didapatkan, penulis merasa bahwa umat masih

perlu memiliki iman yang mendalam dan tangguh. Sejauh ini umat yang ikut

berpartisipasi dalam kegiatan tersebut masih kurang aktif, belum semua umat di

lingkungan maupun wilayah terlibat dengan baik. Hal tersebut dikarenakan

pemahaman umat mengenai ajaran Gereja khususnya tentang lingkungan hidup

masih kurang atau belum mendalam. Iman akan melestarikan lingkungan hidup

yang mereka hayati masih dangkal. Sehingga masih banyak umat yang belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

163

sadar dan berbuat sesuai dengan hati nurani. Melihat keprihatinan tersebut penulis

membuat usulan program pendalaman iman yang rutin selama bulan ekologis

paroki. Kegiatan ini dilakukan agar umat memiliki wawasan yang luas dan

semakin tergerak hatinya untuk mensyukuri atas segala pemberian Tuhan melalui

alam ciptaan. Adapun usulan pemikiran kegiatan ini akan ditujukan kepada semua

umat Paroki Santo Yusup Baturetno dengan harapan semua umat mampu

menghayati panggilannya dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup.

B. Saran

Saran berikut ditujukan kepada Pastur dan umat di Paroki Santo Yusup

Baturetno. Secara umum umat telah memulai kegiatan katekese ekologi dalam

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup. Maka untuk semakin

meningkatkan kegiatan menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

disarankan beberapa hal berikut:

1. Pastur, dewan paroki dan katekis selaku penggerak lingkungan hidup

diharapkan terus melaksanakan katekese ekologi sebagai bentuk

keterlibatannya dalam upaya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan

hidup.

2. Umat diharapkan melaksanakan usulan pemikiran program yang sudah

dijabarkan oleh penulis. Usulan program ini merupakan kebutuhan umat

yang ingin memiliki wawasan yang luas dan semakin tergerak hatinya untuk

mensyukuri atas segala pemberian Tuhan melalui alam ciptaan. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

164

karenanya penting bagi umat paroki Santo Yusup Baturetno untuk

melaksanakannya.

3. Diharapkan semua umat paroki Santo Yusup Baturetno semakin menyadari

mengenai lingkungan hidup dan permasalahan yang dialami, agar tercipta

kesadaran yang tinggi untuk peduli dengan keutuhan alam ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

165

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chang, William. (2000). Moral Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Kanisius.

Dewan Paroki Santo Yusup Baturetno. (2018). Profil Paroki Santo Yusup

Baturetno Berdasarkan Pendataan Umat Tahun 2016. Wonogiri: Litbang

Santo Yusup Baturetno.

Drummond, Celia Deane. (1999). Teologi dan Ekologi (Robert P.Borrong,

Penerjemah). Jakarta: Gunung Mulia.

Ds, Sumarno. (2017). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik. Yogyakarta.

Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si. Jakarta: Obor.

Go, Piet. (1989). Etika Lingkungan Hidup. Malang: Dioma.

Groome, Thomas H. (2010). Christian Religious Education-Pendidikan Agama

Kristen (Daniel Stefanus, Penyadur). Jakarta: Gunung Mulia.

Huber, Th. (Ed). (1979). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

________ (1981). Katekese Umat Hasil Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan

se-Indonesia, Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Keraf, Sonny. (2010). Krisis dan Bancana Lingkungan Hidup Global.

Yogyakarta: Kanisius.

Komisi PSE-KWI. (2010). Kajian Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat Komisi

PSE/APP- KAJ.

Komisi Teologi KWI. (2008). Menyapa Bumi Menyembah yang Ilahi.

Yogyakarta: Kanisius.

Kongregasi Suci para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum.Ende: Nusa

Indah.

KWI.(1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

KWI (2011). Catechesi Tradendae. Bogor: Grafika Mardi Yuana.

KWI.(2017). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Lalu, Yosef. (2007). Katekese Umat.Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Martinah.(2015). Menanam air dan Udara.Wonogiri: The Eramedia Indopustaka.

Moelong, Lexy. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Pasang, Haskarlianus.(2011). Mengasihi Lingkungan. Jakarta: Literatur Perkantas.

Pusat Musik Liturgi. (2013). Madah Bakti. Yogyakarta: PD Selamat.

Seri Dokumen Gerejawi No. 92 (2014). Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Soemarwoto, Otto. (1989). Ekologi Lingkungan Hidup dan

Pembangunan.Percetakan Sapdodadi.

Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor.

Tristanto, Awi Lukas. (2015). Panggilan Melestarikan Alam Ciptaan (Sketsa-

sketsa Ekoinspirasi). Yogyakarta: Kansisius.

Verrijt, Elly. (2014). Kumpulan Kutipan Tulisan Thomas Berry.Yayasan Sahabat

Lingkungan Hidup: PT. Mizan Grafika Sarana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

166

Yosafat Barona Valentino dan Yohanes Maria Restu Dian Raharjo (penerjemah).

(2015). Laudato Si: Sebuah Ringkasan. Yogyakarta: Pusat Studi Ignasian

dan Campus Ministry.

Dari Internet

http://www.jatengpos.com/2018/02/terjadi-di-15-tempat-longsor-mendominasi-

bencana-wonogiri-awal-2018-893989 Diakses Rabu, 21 Februari 2018 Pukul

19:30 WIB.

https://wennysilviaariska.wordpress.com/2013/10/27/ruang-lingkup-ekologi/

Diakses Kamis, 22 Februari 2018 Pukul 10:30 WIB.

https://www.google.com/search?client=firefox-b&q=panduan-app-katekese-

ekologi. Diakses Rabu, 19 Desember 2018 Pukul 19:19 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

167

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 1 -

1. Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 2 -

2. Lampiran Surat Pernyataan Selesai Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 3 -

3. Lampiran Foto Hasil Penelitian

Foto Kegiatan Penanaman Pohon di Jonambang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 4 -

4. Lampiran Daftar Identitas Responden

No Nama Status Kode

1. Rm. Muji Santara, SJ Pastur kepala Paroki St. Yusup

Baturetno

R0

2. Bp. FX. Murdiharso Anggota Dewan Paroki Harian R1

3. Ibu. Martinah Ketua lingkungan / katekis R2

4. Bp. Fransiscus Riyanto Bantel Katekis R3

5. Bp. Budi Darmanto Tim Kerja lingkungan hidup R4

6. Bp. Yohanes Kasdi Prodiakon R5

7. Bp. Petrus Claper. Sagimin Prodiakon R6

8. Bp. Radius Sumino Ketua lingkungan R7

9. Bp. Istanto Katekis / Guru Agama R8

10. Bp. AT. Sukino Prodiakon R9

11. Bp. Joko Santoso Ketua Wilayah R10

12. Bp. Maryono Prodiakon R11

13. Bp. Wondo Prodiakon R12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 5 -

5. Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara Judul Penelitian : Katekese Ekologi Sebagai Bentuk Keterlibatan Penggerak

Lingkungan Hidup dalam Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno, Wonogiri.

1. Menurut bapak/ibu apa arti katekese ekologi?

2. Menurut bapak/ibu apa tujuan katekese ekologi?

3. Apa saja isi katekese ekologi yang bapak/ibu ketahui?

4. Siapa sajakah pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

5. Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

6. Menurut bapak/ibu bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki Santo Yusup Baturetno?

7. Apakah bapak/ibu sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi

yang terjadi di Paroki Santo Yusup Baturetno? Berikan alasannya!

8. Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi di

Paroki St. Yusup Baturetno?

9. Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak/ibu dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.

Yusup Baturetno?

10. Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese ekologi?

11. Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak/ibu dalam kegiatan

katekese ekologi?

12. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang ajaran Gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

13. Menurut bapak/ibu niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

14. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

katekese ekologi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 6 -

Daftar Pertanyaan Observasi Judul Penelitian : Katekese Ekologi Sebagai Bentuk Keterlibatan Penggerak

Lingkungan Hidup dalam Upaya Menjaga dan Merawat Kelestarian Lingkungan Hidup di Paroki Santo Yusup Baturetno, Wonogiri

1. Menurut rama apa arti katekese ekologi?

2. Menurut rama apa tujuan katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki

St.Yusup Baturetno?

3. Hal-hal apa saja yang menginspirasi rama untuk

menggerakkan/menggalakkan katekese ekologi di Paroki St.Yusup

Baturetno ini?

4. Menurut rama bagaimana latar belakang munculnya kegiatan katekese

ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno?

5. Sejak kapan katekese ekologi ini mulai dilaksanakan di Paroki St.Yusup

Baturetno?

6. Siapa saja pelaku katekese ekologi di paroki St.Yusup Baturetno?

7. Apakah di setiap lingkungan/wilayah sudah menjalankan katekese

ekologi?

8. Bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang terjadi di paroki

St.Yusup Baturetno?

9. Menurut rama bagaimana respons umat terhadap kegiatan katekese

ekologi yang dilaksanakan di Paroki St.Yusup Baturetno?

10. Bagaimana model-model katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki

St.Yusup Baturetno?

11. Menurut rama apa saja faktor yang mendukung dan menghambat dalam

melaksanakan katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 7 -

6. Lampiran Transkrip Hasil Wawancara

Wawancara Observasi

Nama : Rm. J. Muji Santara, SJ

Tanggal : 31 Agustus 2018

Status : Pastur Kepala Paroki St. Yusup Baturetno

Q : Menurut rama apa arti katekese ekologi?

R : Pertama mengartikan katekese dulu, katekese adalah tadi saya sebut

sebagai pengajaran tentang hal-hal Yesus Kristus sebagai penyelamat,

sebagai penebus, sebagai penyembuh, sebagai pendatang rasa lega, kepada

orang yang sudah percaya tentang hal itu tetapi masih perlu dimatangkan,

perlu didewasakan. Bertolak dari itu, katekese ekologi berarti pengajaran

untuk mengenal Yesus Kristus lebih lanjut yang berkarya di dalam alam

ciptaan, di dalam lingkungan hidup manusia.

Q : Menurut rama apa tujuan katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Tujuan katekese ekologi bertolak dari pemahaman katekese dan konteks

lingkungan maka tujuan katekese ekologi adalah memperdalam,

memperluas pengenalan Kristus sebagai penebus sebagai penyembuh,

sebagai pengampun dosa, sebagai pendatangkan rasa lega dalam konteks

alam yang rusak. Kalau mau lebih halus dalam konteks alam yang perlu

ditebus, perlu diperbaiki.

Q:Hal-hal apa saja yang menginspirasi rama untuk

menggerakkan/menggalakkan katekese ekologi di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Kristus menebus dunia manusia, dunia yang bukan manusia, kita melihat

bahwa karya penebusan itu membutuhkan kerjasama atau tangan kiri

tangan kanan manusia dan sehubungan Kristus sebagai penebus dunia

maka umat diajak untuk melihat alam yang begitu sengsara karena ulah

manusia itu juga perlu untuk ditebus dan siapa yang menebus? Dengan

bantuan Kristus yang selalu bekerja dan menyertai sampai akhir zaman

maka umat diajak untuk bertindak, berbuat ikut serta penebusan dunia.

Q : Menurut rama bagaiman latar belakang munculnya kegiatan katekese

ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Pertama, lingkungan sendiri di daerah ini lingkungan bergunung-gunung

dan dari penglihatan kalau musim penghujan memang kelihatan ijo tetapi

pada musim kemarau itu kelihatan coklat seperti sekarang ini. Lalu

dengan memandang kenyataan seperti itu terteropong bahaya untuk

lingkungan kita bahwa akan terjadi kekurangan udara bersih kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 8 -

meyebabkan aneka macam penyakit tetapi juga kemungkinan besar adanya

krisis air dibanyak tempat sudah terjadi dan air menjadi salah satu

kebutuhan dasar pokok manusia, udara segar juga menjadi kebutuhan vital

manusia. Makan kenyang tapi tidak punya udara segar mau apa? Oleh

karena itu kemudian yang menjadi tatapan jauh ke depan adalah supaya

udara segar, oksigen-oksigen yang dibutuhkan oleh manusia, air yang juga

amat menghidupi nanti juga semakin terjaga, muncul kembali untuk

kebutuhan kehidupan alam itu sendiri. Alam itu kan ada alam yang mati

alam yang hidup, yang hidup itu ada hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan.

Kembali ke pelestarian alam demi kepentingan manusia sebagai ciptaan

paling bernalar.

Q : Sejak kapan katekese ekologi ini mulai dilaksanakan di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Nah, kalau menyebut tentang kronologinya itu sudah mulai tahun 2010.

Mulainya adalah dengan menyadari tumbuh-tumbuhan di sekitar kita itu

amat indahnya jika dipandang dengan mata dan dirasakan dengan hati.

Mengapa hiasan di gereja pakai bunga-bunga potong yang sekarang

dipasang besok dibuang kan sayang sekali, Oleh karena itu sedikit-sedikit

bunga plastik disingkirkan, kemudian bunga-bunga potong itu ya

dikurangi jumlah potnya. Lalu belum sampai setengah tahun hal itu sudah

tidak terjadi apa namanya hiasan gereja dengan bunga potong diganti

dengan pot yang sungguh-sungguh segar dipandang sekarang, dipandang

nanti, dipandang besok, orang bisa mencecap keindahan itu kalau

mengembangkan kepekaan rasa lalu setelah itu berjalan gereja bebas dari

bunga potong maupun bunga plastik. Maka mulai berkembang bagaimana

kalau ini kita perkembangkan ke luar gereja. Maka keindahan yang

dirasakan di dalam gereja itu mau ditampilkan secara lebih umum hidup

sehari-hari dan kemudian mulai ditawarkan begini, menanam dengan

pohon yang tahan tetapi tidak mudah dirusak oleh masyarakat, pohon apa

itu? Lalu dipilihlah pohon-pohon yang kayunya tidak bisa dimanfaatkan,

tetapi daunnya tetap masih bisa diambil/dirusak untuk pakanan ternak, lha

itu mulai perkenalan itu Mas Theo dan saya tidak menyebut lagi tahun-

tahunnya pokoknya berikut perkembangannya saja. Waktu-waktu

berikutnya Mas Theo saya minta untuk membuatkan video singkat atau

foto mati tidak apa-apa singkat yang isinya pertama, daerah kering atau

daerah yang tandus. Yang kedua, daerah yang ada tanaman tapi tidak

dirawat dan yang ketiga, lokasi-lokasi tempat ada pohon-pohon besar dan

ada sumber airnya. Ini sebagai peraga untuk mensosialisasikan itu dari

lingkungan-lingkungan tetapi mulai di gereja dulu.

Q : Siapa saja pelaku katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 9 -

R : Ya pokoknya dengan arti katekese seperti itu tadi lalu ada warga umat

tertentu yang pertama-tama memiliki kepedulian tentang keutuhan ciptaan

itu bergerak lalu itu ditular-tularkan. Kemudian sampai kepada pemilihan

bulan, Bulan Oktober atau November itu sebagai bulan ekologi

paroki.Sudah berjalan, itu tim katekese menyiapkan bahannya untuk

pertemuan-pertemuan di lingkungan-lingkungan dipandu oleh tokoh-tokoh

yang ada, bisa katekis-katekis setempat, prodiakon, kalau misalkan itu

tidak ada ya umat yang dipersiapkan untuk menyampaikan itu.

Q : Apakah di setiap lingkungan/wilayah sudah menjalankan katekese

ekologi?

R : Eee..karena ini menjadi program paroki dan bahannya hanya disiapkan

dari paroki kemudian bahan-bahan itu disebar ke lingkungan-lingkungan

maka dalam sisi katekese artinya pengajaran tentang Yesus Kristus

berkenaan dengan karya keselamatan menyangkut alam ini ya sudah, tapi

kalau yang dimaksud adalah apakah itu juga disertai dengan tindakan-

tindakan yang konkret ya sekurang-kurangnya itu perhatian pada

keterserakan sampah terhadap air yang menggenang atau pada perilaku

menanam hijau-hijau di sekitar rumahnya asal tidak menanam pohon

beringin dekat rumah karena itu akan merobohkan rumah nantinya.

Q : Bagaiman proses pelaksanaan katekese ekologi yang terjadi di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Ya, jadi prosesnya itu seturut dengan kronologi yang tadi saya sampaikan,

yang kedua itu melalui bahan berkatekese yang telah disiapkan oleh tim

katekese paroki dan yang ketiga berkatekese dengan dipadukan berliturgi

dalam perayaan-perayaan di gereja maupun di dalam kegiatan kepanitiaan

gerejani.

Q : Menurut rama bagaimana respons umat terhadap kegiatan katekese

ekologi yang dilaksanakan di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Semula mulai dengan kegiatan pembebasan bunga potong di paroki itu ya

berjalan dengan cepat dan kemudian tidak ada penata bunga atau perias

altar yang mengeluh justru diuntungkan dari sisi finansial dan sisi tenaga.

Di sisi finansial itu, harus membeli bunga ke Wonogiri bahkan sampai ke

Bandungan, kan uang bisa diselamatkan. Dari sisi tenaga, pergi ke sana

kemari kan butuh tenaga di sini tenaga tetap ada tetapi diharapkan sambil

mencecap bagaimana tenagaku ini saya salurkan untuk kehidupan makhluk

yang ada dalam pot-pot itu tidak ada keluhan sampai sekarang ini. Bahkan

merasa sampai diuntungkan kecuali kalau ada perayaan pengantin itu

masih belum, sudah ada yang menangkap itu tetapi ada juga “yaa ini

peristiwa sekali seumur hidup” yaa tidak apa-apa tapi pelan-pelan

diharapkan bisa menular itu. Lalu di lingkungan-lingkungan sekurang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 10 -

kurangnya pada saat ada prosesi tujuhbelasan Agustus itu ada kelompok

lingkungan yang ikut karnaval dengan tema “Menanam dan Merawat Air

Bersih serta Udara Segar” menjadikan banyak orang bertanya itu apa

artinya? Dan itu sekaligus untuk menyebarkan virus-virus keprihatinan itu

bahkan anak-anak SD juga sempat membuat itu. Tempo hari lingkungan

karangtaruna di Patuk juga membuat gunungan kemudian ada pohon-

pohon beringin dan kemudian ada gambaran sumber air diberi alat

penyedot (membuat mancur begitu) sambil disampaikan promosi-promosi

seperti itu. Nah melihat hal-hal seperti itu dan kesetiaan memasang tema-

tema yang ditulis dalam spanduk itu juga dipasang di wilayah-wilayah.

Lalu saya dapat mengambil kesimpulan salah atau betul kesimpulan itu

adalah kiranya secara batiniah itu umat sudah mulai merasa terikat di

dalam tema ini. Tempat-tempat yang secara praktis diterjuni untuk

kegiatan ini ada beberapa tempat, Wilayah Watuagung, Wilayah Jamprit,

Wilayah Boto, Wilayah Ngawu, Wilayah Kedungrejo, Wilayah

Ngadiroyo, Wilayah Tirtomoyo, khususnya di bagian gunung khusus lagi

di daerah Ngrejo. Cuma daerah Ngrejo itu kena musibah maksudnya

menanam itu untuk menahan erosi dan menahan air untuk bisa dihemat

dan dikeluarkan ternyata sebelum jadi rontok semua.

Q : Bagaimana model-model katekese ekologi yang dilaksanakan di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Pertama itu lewat gambar-gambar, promosi-promosi awal, yang kedua

lewat liturgi gereja, yang ketiga lewat pertemuan-pertemuan lingkungan

(misa lingkungan atau katekese berwujud panduan yang perlu dibawakan

di lingkungan-lingkungan) tetapi juga terjun langsung untuk melihat

suasana, melakukan hal-hal yang konkret seperti menanam, merawat,

tempat-tempat itu tadi.

Q : Menurut rama apa saja faktor yang mendukung dan menghambat dalam

melaksanakan katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Yang mendukung bahwa dengan kegiatan ini umat diajak untuk ikut serta

melaksanakan penebusan Kristus yang menyelamatkan dunia. Yang kedua,

memperhatikan bumi sebagai tempat tinggal bersama tapi juga sebagai ibu

yang memberikan apa saja yang dibutuhkan oleh manusia. Yang ketiga,

memandang anak cucu supaya kemudian hari anak cucu itu memperoleh

warisan yang baik tentang bumi ini. Itu yang tadi soal metode pasang

spanduk-spanduk di jalan-jalan, tokoh ini tokoh itu, supaya orang yang

melihat itu mulai terpapar katekese spanduk. Lalu hambatanya pertama,

mau mengatakan teologi lokal juga tidak tetapi paham-paham tentang

makhluk-makhluk halus nanti menanam pohon beringin keluar kekuatan-

kekuatan gaib, ini yang membuat masyarakat tidak diuntungkan. Yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 11 -

kedua, ada yang mulai menangkap ini politisasi beringin dengan partai

itukan termasuk hambatan. Lalu konsep tentang panen, mengapa konsep

tentang panen? Kan daerah pertanian seperti ini kalau menanam jagung

panen jagung, menanam lombok panen lombok, menanam kedelai panen

kedelai, menanam padi panen padi, lalu menanam beringin panen apa? jadi

memperluas cakrawala pemahaman panen. Warga setempat sudah

mengenal apa itu ah kok isis, ah kok sejuk.Inikan sebenarnya panen, itu

yang mau dimaksudkan ini lho panen. Tetapi kemudian juga dalam

jangkauan jauh kesejukan itu semakin merata dirasakan dan air-air juga

semakin banyak dimunculkan dari bumi itu tapi ini masih menjadi

hambatan karena konsep-konsep yang berkaitan dengan panen.

Selanjutnya itu pembabatan untuk makanan ternak tapi juga pembunuhan

karena diperkirakan nanti akan mengganggu tanaman yang menghasilkan

produk-produk hasil pertanian itukan termasuk hambatan.

Q : Kalau untuk hambatan waktu pendalaman iman atau tentang liturgi itu

mengalami hambatan tidak rama?

R : Kalau itu liturgi, paling timbul pertanyaan dari umat, air kok ditanam,

udara kok ditanam. Itu sebenarnya bukan hambatan tapi mau tahu apa alur

yang terkandung di situ. Tetapi sekarangkan sudah semakin memahami

bahkan sudah ikut memulai menyebarluaskan apa kandungan perasa

menanam dan merawat air bersih serta udara segar. Nanti pengolahannya

tentu sumber-sumber tadi kecuali saya menyebutkan soal karya

keselamatan tetapi sumber-sumber ajaran gereja itu misalnya bumi sebagai

arena Allah mencipta, latihan rohani Santo Ignasius: bahwa Allah

memandang dunia ini bermacam-macam kerusakan, pertikaian, termasuk

alam rusak, tetapi juga diajak untuk mari mencecap udara, sinar matahari,

tumbuhan, hewan-hewan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 12 -

Wawancara I

Nama : FX. Murdiharso (R1)

Tanggal :17 September 2018

Status : Anggota Dewan Paroki Harian

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi adalah suatu pewartaan, pembinaan, atau pengajaran

bagi semua orang dalam iman sebagai bentuk perwujudan keterlibatan

kita dalam mewartakan kabar suka cita Injil untuk peduli kepada

pelestarian keutuhan ciptaan.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuan-tujuannya adalah yang pertama, menyadarkan umat akan bahaya

dan akibatnya akan kerusakan alam. Kedua, umat peduli kepada alam

dan keluhuran Tuhan dan bebas dari kerusakan.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Isinya ada tiga, yang pertama kondisi alam, yang kedua kerusakan alam,

yang ketiga usaha-usaha pelestarian keutuhan ciptaan.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Pelaku-pelakunya adalah semua umat beriman mulai dari anak-anak,

orang muda, dan orang tua dan juga semua orang yang berkehendak baik.

(yang dimaksud semua orang yang berkehendak baik adalah masyarakat

umum. Dan yang kedua bekerjasama dengan pemerintah misalnya,

tingkat RT, RW, Kades, Camat, Bupati, dan DPRD, dan juga masyarakat

umum.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Saya kira belum maksimal karena memang pengetahuan dan juga

pemahaman umat itu tentang ekologi masih kurang jadi masih perlu

ditingkatkan.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Untuk prosesnya yang pengalaman kami dari Dewan Paroki, itu membuat

program. Program visioner jangka panjang tentang ekologi yang berjalan

saat ini adalah “Menanam dan Merawat air serta udara segar”. Dan

disosialisasikan kepada umat dan masyarakat umum melalui berbagai

media, antaralain yang pertama, Perayaan Ekaristi di gereja, di

lingkungan, dan di wilayah. Yang kedua, pendekatan budaya dengan

tembang macapat, dalam hal ini sudah dilaksanakan di Paroki St.Yusup

Baturetno dengan mengadakan lomba di intern gereja dan juga di tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 13 -

kelurahan. Yang ketiga, bekerjasama dengan pejabat pemerintah yang

juga sudah saya sebut di atas dan bekerjasama dengan masyarakat umum

misal dengan karang taruna.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Ya sebetulnya kalau memang saya dalami belum puas walaupun sudah

berjalan karena apa, karena gerakan-gerakan yang dilakukan umat masih

menunggu komando dan menunggu program-program paroki kecuali ada

beberapa hal misalnya pengadaan bibit dan juga penggalian dana itu

memang sudah berjalan dengan baik tanpa dikomando.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Untuk tema yang relevan dan sekarang masih berjalan adalah “Menanam

dan Merawat air serta udara segar” dan subnya air adalah kehidupan.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Enggih sudah, menurut saya sudah cukup membantu.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Kalau memang peran katekis belum terlihat atau terlibat karena kegiatan-

kegiatan yang selama ini berjalan di Paroki itu masih terfokus pada

Dewan Paroki dari Timja-Timja Paroki juga dari rama paroki. Jadi untuk

peran katekis memang belum terlihat memang ini sedang diusahakan

untuk keterlibatan para katekis.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan Bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Sehubungan dengan program memang kita membutuhkan para-para

katekis yang memahami tentang katekese ekologi dan peduli terhadap

pelestarian keutuhan alam ciptaan serta dapat menjadi motor di dalam

kegiatan-kegiatan di lapangan. Itu yang diharapkan katekis-katekis di

Baturetno.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran Gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Yang saya ketahui karena alam yang diciptakan untuk manusia supaya

manusia itu memuji dan meluhurkan Tuhan sejauh itu menolongnya

mencapai tujuan dan melepaskan bila itu menjadi penghalang dalam

meluhurkan Tuhan. Seperti yang tercantum dalam Spiritualitas Ignasian

atau yang terkenal dengan sikap lepas bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 14 -

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : yang perlu dibangun dari saya yaitu tetap mempertahankan program-

program visioner paroki yaitu menanam dan merawat air serta udara

segar yang diprogramkan jangka panjang dan yang kedua, melakukan

hal-hal yang kecil-kecil sehubungan akan tercapainya keutuhan alam

ciptaan itu terjaga.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Untuk faktor pendukung itu ada beberapa yaitu yang pertama, ada

komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah dan juga masyarakat

umum. Yang kedua, kesadaran umat secara sukarela dalam pelaksanaan

program itu juga sudah terjadi dan juga adanya perhatian yang besar dari

gereja, ada dukungan dana dari umat, dan juga bibit-bibit itu melimpah.

Untuk penghambatnya itu memang kurang atau ketidaktahuan akan

pentingnya kelestarian lingkungan dari umat, dan kurang atau

ketidaktahuan akan bahaya dan akibat kerusakan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 15 -

Wawancara II

Nama : Bu Martinah (R2)

Tanggal : 12 September 2018

Status : Ketua Lingkungan / Katekis

Q : Menurut ibu apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi adalah menjaga dan melestarikan keutuhan ciptaan

Tuhan lewat keagaamaan (liturgi dan praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari).

Q : Menurut ibu apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuannya adalah untuk kelestarian alam ciptaan Tuhan, untuk

kelangsungan hidup generasi berikutnya.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang ibu ketahui?

R : yaitu menjalin relasi yang tepat dengan Allah, sesama dan lingkungan.

Melaluinya kita mengungkapkan keyakinan kita akan Allah dan karya-

Nya. Karena itu keyakinan pada Allah kita semua mengetahui bahwa

katekese adalah pusat dari kehidupan komunitas Kristiani. Kasih kita

kepada ciptaan Allah dan komitmen kita untuk menjaga ciptaan Allah

sudah seharusnya menjadi bagian integral dari pengalaman iman dan

pengalaman hidup. Dalam bait pertama Credo, kita sering

mengungkapkan iman kepada Allah ini : “Aku percaya akan Allah,

Pencipta Langit dan Bumi”.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Semua umat mas, yang sadar akan kelestarian lingkungannya.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Belum semua terlibat dengan baik, mungkin ada sekitar 75% yang sudah

melaksanakannya.

Q : Menurut ibu bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang terjadi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Yang pertama, anjuran dari rama J. Muji Santara, SJ, sebagai pastur

kepala Paroki St.Yusup Baturetno, bahwa ada gerakan “Menanam air dan

merawat udara segar”. Lalu umat digerakkan untuk menanam pepohonan

di gunung-gunung. Sebelumnya diusahakan bibitnya terlebih dahulu dan

sampai sekarang Bp.Kasdi dan Bp.Budi Darmanto beliau berdua selalu

gigih dalam mengusahakan bibit ringin dengan modal pribadi. Sudah

banyak wilayah di distrik Baturetno dan sekitarnya yang ditanami

beringin oleh umat Katolik paroki St.Yusup Baturetno.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 16 -

Q : Apa ibu sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, karena masih banyak umat yang belum sadar akan anjuran dan

gerakan dari rama yang sudah menjadi program paroki yaitu: “Menanam

air dan merawat udara segar”.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Ya..itu tadi mas, menanam air dan merawat udara segar itu temanya yang

utama.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu ibu dan umat sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Sudah, karena selain teori juga praktek langsung menanam pepohonan di

gunung dan setelah itu merawatnya yaitu (ndhangir dan memupuk).

Q: Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Katekis selain menyampaikan program “menanam air dan merawat udara

segar”. Kami juga mengajak para umat untuk praktek dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu melestarikan alam ciptaan Tuhan, begitu.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan ibu atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Yang kami harapkan katekis itu bisa menjadi teladan bagi umat atau

masyarakat, misalnya: selalu menjaga kebersihan lingkungan,

menggunakan air dan listrik tidak boros, menanam pepohonan di sekitar

rumah (memanfaatkan tanah pekarangan), tidak membuang sampah

sembarangan, dan tidak membuat polusi udara. Ibu-ibu selalu membawa

tas kain untuk berbelanja agar tidak memperbanyak tas kresek berarti

mengurangi jumlah sampah dan misalnya kalau kita di rumah itu jangan

banyak-banyak menggunakan tisu tetapi kita lebih baik menggunakan

serbet saja kalau tisu itu kan bahannya dari kayu, itu akan memboros-

boroskan kayu.

Q : Apa yang ibu ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Begini, ajaran gereja yang bagus itu, karena kita diciptakan untuk saling

ketergantungan antara manusia dengan alam. Dan manusia makhluk yang

paling tinggi derajatnya, maka harus bisa menjaga lingkungan dengan

baik. Itulah tanda bahwa kita sebagai umat sangat menghormati dan

memuliakan Tuhan lewat pelestarian alam ciptaan Tuhan begitu.

Q : Menurut ibu niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya menjaga

dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup Baturetno?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 17 -

R : Gini kita harus selalu komitmen dalam menjaga alam lingkungan dengan

baik itulah tanda bahwa kita sebagai umat sangat menghormati dan

memuliakan Tuhan lewat pelestarian alam ciptaan Tuhan di sekitar kita

agar tetap lestari, untuk diwariskan kepada anak cucu kita kelak.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Faktor-faktornya yaitu faktor pendukungnya, program paroki dan anjuran

dari rama J. Muji Santara, SJ dan juga para pengurus Dewan Paroki yang

terlibat dalam kegiatan menanam air dan merawat udara segar. Itu

sebagai faktor pendukung. Kalau faktor penghambatnya yaitu orang-

orang yang belum sadar akan merawat dan melestarikan lingkungan

sekitar, begitu mas maturnuwun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 18 -

Wawancara III

Nama : Fransiscus Riyanto Bantel (R3)

Tanggal : 30 September 2018

Status : Katekis

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi yang pertama pembelajaran atau bimbingan iman

tentang kelestarian lingkungan hidup.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuannya agar umat sadar dan tergerak hatinya untuk peka serta peduli

akan kondisi lingkungan hidup sekitar dan mau berbuat sesuatu.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Isinya yang pertama, yang semula karya Allah baik adanya. Kedua,

kondisi ciptaan telah rusak. Ketiga, langkah-langkah upaya

mengembalikan dan melestarikan kondisi alam ciptaan.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Semua saja yang tinggal di bumi ini sebagai kediaman bersama bagi umat

manusia.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Belum semuanya terlibat.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Dengan mengkampanyekan menanam air bersih serta menjaga udara

segar, sharing atau pendalaman iman tiap malam jumat.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum sepenuhnya, satu sisi kami bangga dengan gerakan ini disisi lain

begitu suilitnya untuk menyadarkan dan mengajak akan pentingnya

menanam air bersih serta menjaga udara segar.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Menanam air bersih dan menjaga udara segar, tanaman yang

memunculkan sumber mata air khususnya (pohon beringin) sekaligus

akan menjadi rindang di sekitar tanaman tersebut.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki

St.Yusup Baturetno?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 19 -

R : Sedikit banyak membantu, sehingga tidak seenaknya tanaman-tanaman

tersebut untuk keperluan sesaat.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Peranan yang katekis lakukan cukup banyak, ikut membimbing,

mendampingi, mengajak umat, untuk melestarikan alam ciptaan.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Gemar menanam, cakap, pandai merawat dan tidak segan-segan

mengingatkan.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Karena ajakan bapa gereja, atau Bapa Paus Fransiscus sendiri “Laudato

Si”.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Pertama-pertama menyadarkan diri sendiri akan kondisi alam ciptaan saat

ini, yang kedua, mau berusaha, menanam, memanfaatkan, ramah

lingkungan.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Rama paroki begitu semangatnya menyadarkan dan mengajak khalayak

ramai akan sadar lingkungan hidup. Penghambatanya, tidak semua warga

atau umat dapat secara positif menerima akan gerakan ini dan musim

kemarau yang kurang mendukung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 20 -

Wawancara IV

Nama : Budi Darmanto (R4)

Tanggal : 01 Oktober 2018

Status : Tim Kerja Lingkungan Hidup

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Kegiatan katekese ekologi yang pertama menurut pangertosan/pengertian

saya dan pada waktu di sekolah, ekologi itu ilmu yang mempelajari

lingkungan hidup manusia entah tanah dan air. Kemudian katekese

menika kegiatan manusia mulai dari kegiatan aktifitas melestarikan

lingkungan dilaksanakan dengan nyata artinya dari pembuatan lubang,

menjaga kelestarian lingkungan hidup, penanaman, pemeliharaan

tanaman, sehingga dapat bermanfaat secara lestari di mana akhirnya

lingkungan hidup menika lestari dan dapat bermanfaat, menika kirang

langkung nipun.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuan katekese ekologi inggih menika merubah perilaku masyarakat dari

perusak lingkungan menjadi pelestari lingkungan artinya ciptaan Allah

berupa alam menika dapat bermanfaat. Mereka yang tadinya kurang

sadar menjadi sadar dan melestarikan lingkungan, intinya dari manusia

perusak menjadi pelestari.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Ingkang kula mangertosi antaralain kegiatan di dalamnya menika ingkang

kula mangertosi wiwit penyadaran melaksanakan kegiatan dalam arti

penyuluhan menika ke kelompok-kelompok, entah itu kelompok PKK,

Karangtaruna, pertemuan dusun, wonten sembahyangan, menika kita

memberikan penyuluhan tentang pentingnya melaksanakan kegiatan

pelestarian alam supaya bermanfaat.

Q : Siapa saja pelaku utama atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Pelaku utama menika tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh umat kalau di

dalam gereja seperti prodiakon, katekis, ketua lingkungan, mulai dari atas

menika instruksi dari rama pastur kemudian dalam pertemuan-pertemuan

menika pelakunya kan ada ketua lingkungan, ada ketua wilayah ada

kelompok wanita katolik, kelompok ketua lingkungan, kelompok

prodiakon menika yang menjadi pelaksananya antara lain kader-kader

pelestari nggadahi peduli dateng lingkungan hidup.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 21 -

R : Kula saget mestani menika belum semuanya terlibat karena mengapa

kesadaran orang itu lain-lain ada yang sadar menerima instruksi,

menerima penyuluhan, kemudian mungkin sibuk, mungkin ada kegiatan

yang lain lebih penting mungkin kurang sadar kurang partisipasi

sehingga mungkin ada yang dikatakan belum sepenuhnya semua

terlaksana, belum semuanya terlibat, belum puas dalam arti masih ada

kekurangan-kekurangan yang perlu ditingkatkan.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Proses terjadinya menika dulu-dulunya rama Muji Santara, SJ sangat

peduli dengan kegiatan pelestarian alam, melihat di sana-sini ada

kekeringan, ada bencana kekurangan air, banjir, tanah longsor. Kemudian

rama paroki ngomong-ngomong memberikan mereka antusias,

memberikan penyuluhan, mengadakan ajakan kepada umat kemudian

umat menika terutama tokoh-tokoh pelestari utawi ingkang kasebut

menika bapak asuh taneman. Karena di dalam lingkungan-lingkungan

menika wonten bapak asuh yang tangan-tangan panjang dari rama. Jadi

tangan pertama rama mempunyai gagasan, ini rusak, ini banjir, ini

kekeringan, kurang air udara segar. Rama mempunyai gagasan demikian

dan disampaikan pada pertemuan. Lewat pertemuan-pertemuan itu

mereka sama-sama menanggapi antusias karena melihat kenyataan di

lapangan banyak kekurangan air lebih-lebih kalau kemarau dan di mana

ada pohon di situ rindang di situ ada sumber air sehingga dengan adanya

bukti yang telah ada menika didorong, diberi arahan bimbingan oleh

pastur kemudian ada bapak asuh tanaman kemudian kumpul omong-

omong sehingga mereka dapat tersebar luas kemana-kemana. Sehingga

dapat terjadi gerakan penanaman air dan udara segar ini.

Q : Untuk pendalaman imannya itu bagaimana prosesnya pak?

R : Pendalaman iman yang jelas di lingkungan-lingkungan itu setiap ada

event, lewat katekis, lewat ketua lingkungan, lewat prodiakon, tidak

henti-hentinya untuk menyampaikan betapa pentingnya lingkungan hidup

dan pelestarian alam yang tidak rusak sehingga memberi manfaat, lebih-

lebih sekarang menika kekurangan air kalau musim kemarau di sana-sini

masih perlu bantuan air dari pemerintah. Kemudian kebakaran hutan,

kemudian penebangan. Rama menika nggadahi peduli untuk

melestarikan alam menika.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum puas, karena kadang-kadang yang namanya orang itu sudah

banyak penyuluhan, sudah diajak, sudah diberi motivasi ada yang kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 22 -

sadar ada yang mungkin acuh atau mungkin yaa sibuk ada yang mungkin

karena kepentingan lain. Mereka kurang mementingkan gerakan. Karena

ini di Baturetno ada fokus di Gunung Jonambang, di Melikan, di Soka, di

Selopuro, di Ngadiroyo, kemudian di Ngrejo, itu kan banyak lokasi-

lokasi sehingga saya mengatakan belum puas, itu belum semuanya

terlibat masih ada yang perlu didorong diberi motivasi. Namanya orang

banyak menika lain-lain cara memahami dan cara menyadarkan.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Tema-tema yang relevan, yaa mungkin mudah disampaikan pada

pertemuan-pertemuan mungkin bentuk slogan, spanduk ataupun banner,

lewat mmt, dimana tempat strategis menika dipasang mudah dilihat oleh

umum misalnya “lestarikan lingkungan hidup”, selamatkan hutan, tanah,

dan air, misalnya geh tanah subur rakyat makmur, Bencana banjir bahaya

di akhir, menika misalipun. Pokokipun intine ajakan-ajakan bagaimana

mereka dengan kata-kata yang singkat mereka mudah menerimanya.

Selamatkan hutan dan air, Selamatkan bumi dan air, macam-macam

ajakan slogan. Karena mungkin terkendala dana, dll. Karena pelaksanaan

itu tanpa dana tanpa bantuan dari umat tidak akan terlaksana sehingga

kendalanya yaa itu.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Menurut saya sudah membantu meskipun belum 100% karena semakin

banyak yang terlibat semakin banyak orang yang menyampaikan ajakan-

ajakan mereka umat akan lebih tergugah umat akan semakin sadar karena

semakin diberi informasi karena semakin diberi arahan, pembinaan,

penyuluhan mereka akan lebih tergugah sehingga mungkin barangkali

yang belum sadar akan sadar sehingga katekis itu perannya sangat

banyak di dalam menyampaikan menika pelestarian alam dan lingkungan

hidup.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Peranipun menika sebagai motivator, sebagai ujung tombak, sebagai

penyemangat, sebagai yang bergerak di depan karena tanpa ada yang

memberi contoh di depan. Bertindak tidak hanya dengan omong-omong

saja mereka akan kurang sadar sehingga para katekis, para tokoh para

yang pemuka agama ini diharapkan memberi teladan tidak hanya dengan

omongan saja tetapi memberikan tindakan nyata bukti kegiatan di

lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 23 -

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di

lingkungan ini dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Sosok katekis yang diperlukan menika sosok katekis yang rela berkorban,

menjadi teladan, mau bergerak di depan, tangguh imannya, dan mau

memberi motivasi karena apa, tanpa motivasi tanpa gerakan yang ikhlas

sadar menika umat mungkin “haalachh lha wong yang di depan aja

kayak gitu” kurang memberi teladan sehingga katekis-katekis yang

dibutuhkan itu ya yang memberi keteladanan, memberi gerakan dulu,

memberi bukti nyata, ikhlas, tangguh.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Yang saya ketahui ajaran gereja tentang lingkungan hidup adalah kita ini

ciptaan Allah maka semua diharapkan untuk melestarikan ciptaan salah

satunya ialah berupa bumi, tanah, dan air agar bisa lebih bermanfaat jadi

tidak merusak bumi, tanah, air dan alam ini dapat bermanfaat bagi

kesinambungan makhluk hidup.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Geh menika melalui penyuluhan-penyuluhan, memberi ajakan lewat

pertemuan dimana ada event berkumpul misalnya ada pertemuan

prodiakon, pertemuan katekis, pertemuan paingan, ketua lingkungan dan

ketua stasi berkumpul kita kasih contoh bagaimana mereka diberi

motivasi agar mereka mau tahu dan melaksanakan. Ini yang sulit, jadi

didengung-dengungkan agar mereka merubah perilaku agar menjadi

manusia pelestari tidak perusak namun untuk memberikan tindakan nyata

sadar, tahu, mau, mampu untuk melaksanakannya sok-sok yang sulit

menika pak. Sudah dihimbau sudah diberi ajakan menika sok-sok

namanya umat misalnya satu lingkungan umatnya 30 yang datang hanya

beberapa sehingga perlu motivasi, penyuluhan, sehingga mereka lebih

sadar,tahu, mau, mampu melaksanakan menika.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Pendukungipun antara lain satu, tokoh-tokoh yang rela berkorban, waktu

kemudian tenaga itu yang pertama menjadi pendukung karena tanpa

orang yang mau berkorban mungkin pelestarian ini agak sulit pak.

Contohnya, di paroki Baturetno itu ada salah seorang yang sangat gigih

mencari bibit kemana-kemari, mondar-mandir mencari bibit sehingga

dapat terkumpul kemudian mencari polyback mengisi tanah menyirami

sehingga perlu yang sangat berperan, orang-orang yang mau berkorban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 24 -

secara ikhlas menika mendukung sekali. Rela berkorban tenaga untuk

gerakan, rela membantu entah itu bantuan snack dan bantuan minum.

Kalau ada surat dari paroki biasanya kita mengedarkan surat ada

kegiatan kemudian kita datang kepada tokoh-tokoh yang partisipasinya

tinggi kemudian kita mintai bantuan sehingga orang-orang yang suka

berkorban, rela, ikhlas itu merupakan pendukung. Kemudian pendukung

yang lain bibit tersedia, kemudian pendukung yang lain rama tidak henti-

hentinya untuk menyampaikan event apa saja tidak henti-hentinya rama

itu memberi ajakan gerakan menanam air dan udara segar itu terus

digaungkan sehingga umat dimana-mana akan lebih tahu akan

manfaatnya pelestarian alam. Jadi Rama,tokoh umat, katekis, prodiakon,

ini yang mendukung. Kemudian siapa saja orang-orang yang mempunyai

partisipasi tinggi dalam penyelamatan hutan, tanah, dan air. Perangkat

desa, karangtaruna, RT, setempat di sana bila ada kegiatan mereka

membantu. Kemudian lagi warga masyarakat yang enthengan menika

dimana-mana ada. Pendukung yang enthengan misalkan satu lingkungan

ada berapa, itu menjadi pendukung.

Q : Lalu faktor penghambatipun pak?

R : Penghambatipun banyak, pertama faktor cuaca, kemarau panjang, lapisan

tanah tipis, kemudian orang-orang yang belum sadar, kemudian lagi

mungkin lokasi-lokasi yang ditanam menika tanahnya tipis, berbatu, tipis,

kemarau panjang kemudian di sana-sana masih banyak tanah gundul

merupakan faktor penghambat sedangkan dana kita terbatas..

Q : Sedangkan untuk faktor penghambat dalam pendalaman iman itu apa pak?

R : Pendalaman iman yang menjadi penghambat untuk berkumpul semacam

katekisnya kesadaran untuk berkumpul dari 100% yaa kadang-kadang

40%. Untuk menyadarkan orang itu sulit, merubah perilaku sulit apalagi

satu orang di lingkungan itu menjabat beberapa kegiatan ada yang ketua

lingkungan, prodiakon, katekis pemandu itu dijabat oleh satu orang

sehingga kadang-kadang pas pertemuan menjadikan penghambat padahal

kan penting penyambung lidah dari paroki ke lingkungan perlu orang-

orang yang dapat memberi arahan dan ikhlas berkorban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 25 -

Wawancara V

Nama : Yohanes Kasdi (R5)

Tanggal : 01 Oktober 2018

Status : Prodiakon

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi tindakan iman akan pentingnya menjaga alam ciptaan,

melestarikan alam ciptaan agar tetap bermanfaat dan berdaya guna bagi

kehidupan manusia.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuannya menanamkan iman yang berkaitan dengan lingkungan dan

alam ciptaan.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Yang kami ketahui tentang pengalaman iman umat ambil bagian dalam

pelestarian alam ciptaan dan mengupayakan hidup harmonis sebagai

kesatuan ekosistem sesuai ajaran gereja.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Yang terlibat dalam kegiatan katekese semua umat atau semua manusia

warga masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Semuanya belum terlibat namun sudah ada niat atau sudah ada kemauan.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Menurut saya prosesnya dari sabda-sabda Tuhan yang dikembangkan

dalam kehidupan sehari-hari dalam niat dan perbuatan.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Yaa tentu saja belum, karena umat katolik sendiri lebih-lebih yang berada

di sekitar Paroki St.Yusup Baturetno itu belum mau berbuat sesuai

dengan suara hati nurani.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Tema-temanya yang dikembangkan yaitu menanam dan merawat air serta

udara segar tadi serta melestarikan alam ciptaan.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki

St.Yusup Baturetno?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 26 -

R : Yaa..tentu saja sudah karena yaa, yang jelas umat di lingkungan itu selalu

ada niat-niat baik, mungkin hanya waktu saja yang belum, mungkin

belum punya kesempatan,ya terutama mengembangkan tentang

kelestarian alam.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Perannya mengenai katekis itu adalah satu, ikut mendukung tentang

kegiatan-kegiatan mengenai katekese ekologis. Yang kedua, ikut ambil

bagian dalam penanaman pohon-pohon air itu antaralain yang

dilaksanakan para katekis di Gereja St.Yusup Baturetno.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Tentu saja sosok seorang katekis yang betul-betul mau terlibat secara

penuh dalam katekese ekologis baik itu dalam keluarga, kemudian

lingkungan, masyarakat dan paroki.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Kalau menurut pengetahuan saya ajaran gereja tentang kelestarian

lingkungan hidup itu sebenarnya banyak,, yaa..salah satunya adalah tadi

menanam dan merawat air serta udara segar dan juga tentang

pengendalian sampah.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R: Menurut saya itu satu, menjaga kebersihan lingkungan. Yang kedua,

menyediakan bibit-bibit air. Yang ketiga, menanam pohon air. Yang

keempat, yang jelas mencari lokasi-lokasi yang gersang supaya bisa

ditanami tanaman-tanaman yang menghasilkan air, penanaman pohon.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Faktor pendukungnya banyak antaralain umat paroki sendiri yang

bekerjasama dengan masyarakat setempat dan juga pejabat pemerintah

setempat, organisasi kemasyarakatan contohnya seperti karang taruna,

kemudian PKK,dll. Itu sebagai pendukung kegiatan-kegiatan untuk

menunjang tema di Paroki Baturetno. Kemudian faktor penghambatnya

sebenarnya hanya tentang tidak adanya waktu, kurangnya waktu untuk

mendukung kegiatan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 27 -

Wawancara VI

Nama : Petrus Claper Sagimin (R6)

Tanggal : 02 Oktoberber 2018

Status : Prodiakon

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Arti katekese ekologi ada dua kata katekese dan ekologi, katekese dari

bahasa Yunani katekein, artinya mengajar. Katekese adalah karya

pendidikan agama, terutama bagi calon-calon baptis yang menjelaskan

tentang pokok-pokok iman kristiani. Ekologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang lingkungan hidup. Jadi katekese ekologi berarti

pendidikan agama kristiani yang mengaitkan penerapannya dalam

lingkungan hidup umat, baik lingkungan sosialnya maupun lingkungan

alamnya yang mereka tempati.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuan katekese ekologi adalah umat Allah khususnya umat Kristiani,

hendaknya bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan katekese,

dalam kegiatan hidup sehari-hari, baik di lingkungan keluarga sendiri,

masyarakat, maupun di lingkungan gereja.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Yang saya ketahui isi katekese ekologi adalah a) pengajaran tentang iman

kristiani yang ditindaklanjuti dalam kehidupan sehari-hari, b) pengajaran

tentang lingkungan hidup, baik lingkungan sosial budaya maupun

lingkungan alam, c) iman diaplikasikan dalam perbuatan.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Pelaku atau orang yang terlibat dalam katekese ekologi seharusnya semua

umat, namun harus ada penggerak yang memotivasi, meneladani, dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, serta

memprogramkan tindak lanjutnya.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Belum, baru mereka yang telah sadar tentang pentingnya katekese

ekologi, maka harus ada penggerak.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Proses katekese ekologi di Paroki St.Yusup Baturetno sudah berjalan

sejak lama, namun lebih digiatkan secara nyata semenjak rama Paroki J.

Muji Santara, SJ, yang selalu mendengung-dengungkan di setiap ada

kesempatan baik di lingkungan umat Kristiani maupun di jajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 28 -

pemerintah, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok kategorial,

tentang pentingnya melestarikan menanam air serta udara segar,

khususnya dengan menanam pohon beringin, gayam, prih, dll, yang

menghasilkan air dan udara segar sehingga kita tidak kekurangan air dan

udara segar dalam kehidupan mendatang.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, karena belum semua sadar dan terlibat dalam pelaksanaan

katekese ekologi di lingkungan yang lebih luas. Contoh: membuang

sampah belum pada tempatnya, membakar sampah sembarangan, sehingga

membakar hutan, tanah gundul belum semua direboisasi.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Tema besarnya adalah menanam air dan udara segar, serta

melestarikannya, sedangkan tema-tema yang kecil saya kurang hafal tapi

di gereja Santa Maria Tak Bernoda Ngadiroyo di sana ada dua tema kecil

silahkan anda nanti mencatat yang terpampang di depan gereja dan di

pinggir jalan masuk ke gereja yang di spanduk, saya belum mencatat itu

tema kecil dan tema-tema di tempat-tempat lain di kedungrejo, di

baturetno di tempat-tempat lain ada itu saya tidak tahu tapi yang tema

besarnya ini menanam air dan udara segar serta melestarikannya.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Sebagian sudah membantu, contohnya: hiasan-hiasan altar, lingkungan

tempat tinggal, sudah menggunakan tanaman hidup, bukan imitasi.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Peran katekis dalam kegiatan katekese ekologi sangat besar, karena

pengajaran iman yang mereka ajarkan harus diterapkan dalam kehidupan

umat sehari-hari. Bukan hanya memahami, melainkan harus menghayati

dan mengamalkan.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Yang saya tahu sosok katekis yang diharapkan antaralain : a) katekis yang

rendah hati, b) katekis yang melayani, c) katekis yang meneladani, d)

katekis yang berpengetahuan luas, e) katekis yang terampil.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 29 -

R : Sejak awal mula, Gereja selalu mengajarkan tentang kelestarian

lingkungan hidup. Bahkan oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato

Si, menegaskan pentingnya merawat lingkungan hidup sebagai rumah kita

bersama yang harus kita perhatikan. Dari Bab 1 hingga Bab 6, mengupas

tentang pentingnya merawat dan melestarikan lingkungan hidup kita

secara harmoni.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Niat dan tindakan yang dibangun untuk menjaga dan merawat kelestarian

lingkungan hidup : a) mengajak seluruh umat untuk menanam tanaman air

agar tersedia air dan udara segar di lingkungan kita masing-masing, b)

membuang sampah pada tempat yang disediakan , c) memisahkan sampah

organik dan unorganik , d) mencegah kerusakan hutan, e) reboisasi, f)

mengurangi pemupukan kimia diganti dengan pupuk organik.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Faktor pendukung yang saya ketahui pertama, adanya tenaga-tenaga

relawan yang menyediakan bibit dan menanam di tempat lokasi, b)

mendapat dukungan seluruh umat, masyarakat, dan pejabat pemerintah.

Sedangkan faktor penghambat: a) musim kemarau yang panjang

menyebabkan tanaman yang sudah ditanam mati, b) adanya tangan jahil

yang membabat tanaman untuk pakan ternak mereka, c) pembakaran

hutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 30 -

Wawancara VII

Nama : Radius Sumino (R7)

Tanggal : 04 Oktoberber 2018

Status : Ketua Lingkungan

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi yaitu mewartakan kelestarian keutuhan ciptaan

lingkungan hidup.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuannya mewartakan dan menyadarkan ke semua orang atau umat

pentingnya melestarikan lingkungan hidup.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Melestarikan keutuhan ciptaan, tidak melakukan dosa ekologis, sadar dan

mau mengurangi sampah non organik, contohnya: mengurangi

penggunaan bungkus atau tempat yang berasal dari plastik.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Semua orang yang mau dan berkehendak baik untuk melestarikan dan

merawat lingkungan hidup. Yaitu semua orang yang mau tapi

berkehendak baik, jikalau dia mau tapi nggak berkehendak baik,

eee...orang itu nggak termasuk.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Karena yang diajak orang yang mau dan berkehendak baik tentunya

pelakunya ya sudah terlibat dengan baik.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Semua itu tidak terjadi secepat kilat makanya semuanya harus melalui

proses, proses yang pertama, yaitu menyadarkan umat keadaan

lingkungan hidup saat ini. Lalu proses yang kedua, pentingnya

pelestarian keutuhan ciptaan di masa yang akan datang. Proses yang

ketiga, menumbuhkan niat kesadaran umat merawat lingkungan hidup

dan proses yang keempat yaitu aksi atau tindakan nyata melaksanakan,

menjaga dan merawat lingkungan hidup.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, karena perasaan puas biasanya menyurutkan semangat dan niat

kita dalam berkarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 31 -

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Khususnya untuk Paroki di Baturetno yaitu seperti yang digaungkan oleh

rama paroki dengan tema yaitu menanam dan merawat air serta udara

segar.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Sudah sangat membantu.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Peranan katekis selain mewartakan dan penyadaran tentang kesalehan dan

teologi hidup menggereja juga menyadarkan tentang pentingnya

melestarikan keutuhan ciptaan khususnya lingkungan hidup.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Sosok yang pemberi suri teladan atau contoh pelestarian lingkungan hidup

dan beliau tidak melakukan dosa ekologis.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Sabda Tuhan, Orang atau umat manusia disuruh menguasai bumi dan

isinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun tidak serta merta

menggunakannya dengan keserakahannya. Jadi manusia harus bisa

melihat lingkungan hidup sebagai keagungan ciptaan Tuhan dan

mensyukurinya.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Tindakan menanam seribu pohon di wilayah Paroki St.Yusup Baturetno

sebagai lumbung air dan udara segar, lalu niatnya tidak melakukan dosa

ekologis yaitu tidak merusak alam dan mengurangi penggunaan bungkus

plastik.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Sebagai faktor pendukungnya yaitu niat yang kuat dan tidak ada putus asa

dari rama paroki, para suster, dan seluruh umat bekerjasama dan saling

berbagi. Dan yang menjadi faktor penghambatnya yaitu faktor

lingkungan dan letak geografis Paroki St.Yusup Baturetno yang banyak

pegunungan batunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 32 -

Wawancara VIII

Nama : Bapak Istanto (R8)

Tanggal : 06 Oktober 2018

Status : Katekis/Guru Agama

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Sejauh saya menangkap begini, jadi katekese ekologi adalah sebuah

langkah pendampingan dan pendalaman ke arah persaudaraan sejati

dengan sesama manusia dan ciptaan lainnya, maksudnya begini jadi

seperti yang ditulis dalam kisah penciptaan itu di sanakan ada sinergi ada

keharmonisan diantara makhluk yaitu manusia, binatang dan tumbuh-

tumbuhan.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : ya agar manusia itu menyadari dari konsekuensi buruk akibat pelaku

selama ini merusak lingkungan alam karena manusia harus

mengupayakan pertobatan untuk memulihkan lingkungan alam melalui

tata kelola alam yang ramah dan bersahabat.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : ya ini, tentang melihat kondisi nyata yang memprihatinkan, lalu mengajak

peran serta dalam langkah dalam bentuk penyadaran, pemulihan dan

perawatan alam.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Intinya itu semua orang tetapi umat Kristen harus berada di barisan paling

depan.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Belum, bahkan ada yang acuh tak acuh, ada yang berhenti pada teori saja.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Eee..untuk Paroki Baturetno itu tertata dan terprogram dengan baik.

Q : Apakah bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi

yang terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, karena begini mas, ada orang yang begitu semangat, begitu getol,

tapi di sisi lain yaitu acuh tak acuh sehingga menganggap remeh karena

merasa sebuah keidealan yang sulit untuk dicapai katanya.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Ini dulu saya bersama team itu saya buat dalam bahasa Jawa tema yang

pertama begini “Gunane Banyu lan Hawa Seger Tumrap Titah” lalu ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 33 -

tema “Mitra-mitrane Banyu lan Hawa Seger” kemudian ada lagi tema

“Eling Marang Tedhak Turun” itu yang pernah kami buat di Paroki

Baturetno.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Ya selama ini sudah mas, karena saya melihat itu di Paroki Baturetno itu

tidak henti-hentinya menggaungkan tema-tema ekologi itu dalam setiap

event, jadi event apapun dimanfaatkan untuk itu.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Sesuai dengan fungsinya pertama, katekis memberikan spirit dalam

bentuk renungan-renungan kepada umat di sisi lain juga bersama dengan

umat terjun langsung mengadakan penanaman-penanaman dan

perawatan.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : ya gini jadi saya melihat katekis itu punya peran strategis, jadi selain dia

itu juga menjalankan persiapan-persiapan misalnya untuk komuni

pertama, baptisan, dll. Juga harus bisa membantu apa yang menjadi

program yang dicanangkan oleh paroki, jadi dia itu harus menempatkan

posisi kestrategisan itu setepat mungkin.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Ee..saya mencoba mendalami dari ini ada yang dari Familiaris Consortio

art. 42 ada yang Apostolicam Actuositatem art. 11 yang menyatakan

begini sekecil apapun kerusakan ekologis yang kita timbulkan itu

merupakan tanggung jawab bagi kita bersama, nah kita bersama di sini

adalah tidak dipandang itu orang Kristen atau siapapun yang penting

orang itu bisa harus mempertanggung jawabkan tentang kerusakan alam

itu.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Ini, Paroki Baturetno berniat untuk menanam beribu-ribu pohon di

berbagai tempat terutama yang tanahnya kritis.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Yang mendukung itu paroki sangat getol sehingga bisa menyatukan visi

ini dengan pemerintah setempat bahkan sampai di kabupaten sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 34 -

suaranya di Baturetno itu di dengar oleh bapak Bupati, di dengar oleh

DANDIM, didengar oleh Kapolres, sehingga bisa bersama-sama

bersinergi, mereka-mereka pada jajaran pemerintahan untuk bersama-

sama membangun Wonogiri dari sisi ekologi ini. Lalu yang menjadi

kendala yaitu tidak semua orang itu memahami kadang begini, ada yang

masih berpegang pada mitos, wah menanam ringin itu sama saja

menanam setan misalnya, itu kalau yang berbicara itu adalah orang yang

punya pengaruh kan menjadi sebuah penghambat walaupun mereka itu

tidak begitu setuju dengan program-program ini, .sebaiknya dia itu cukup

diam saja tidak menjadi penghambat program ekologi di Paroki

Baturetno ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 35 -

Wawancara IX

Nama : Bapak AT. Sukino (R9)

Tanggal : 09 Oktober 2018

Status : Prodiakon

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Eee..itu pembelajaran sebagai upaya untuk merawat dan melestarikan

lingkungan hidup agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Tujuannya itu merawat dan melestarikan lingkungan hidup secara

berkelanjutan.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Yang pernah saya ketahui merawat dan melestarikan lingkungan hidup

untuk: yang pertama itu mendapatkan hawa yang segar, yang kedua

menumbuhkan sumber air bersih, yang ketiga untuk mencegah terjadinya

erosi, yang keempat mencegah terjadinya banjir, dan yang kelima adalah

melestarikan keindahan bumi.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Sebenarnya adalah semua orang terutama yang berkehendak melestarikan

lingkungan alam semesta.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Yaa.. bolehlah dikatakan cukup ataupun lumayan karena ada yang sudah

melaksanakan tugasnya dengan baik ada yang mungkin kurang mungkin

katakan cukup gitu aja.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Menurut saya itu suatu langkah yang nyata untuk melestarikan lingkungan

hidup.

Q : Apakah bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi

yang terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, karena itu sebagai langkah awal itu yang pertama, yang kedua

hasilnya memang belum sesuai dengan kehendak, yang ketiga masih

banyak tantangan, dan yang keempat belum semua orang itu menyadari.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Terutama menanam tumbuhan hijau di lahan tertentu, menjaga dan

melestarikan tanaman hijau agar bumi menjadi indah, tidak melakukan

suatu kegiatan yang dapat merusak keindahan alam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 36 -

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Eeee..sudah....sudah.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Yang pertama yaa harus berperan positif aktif, kemudian sebagai

motivator, yang ketiga memberi suatu contoh yang nyata, keempat

kemudian harus yaa..contoh nyata itu terutama.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Yang diharapkan itu yang aktif dan mempunyai sifat positif kemudian

yang kedua memotivasi serta memfasilitasi umat untuk melestarikan

alam, kemudian yang ketiga berperilaku mencerminkan apa itu

kelestarian dan keindahan alam.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Menurut saya itu sebagai gebrakan awal untuk mengembalikan

lingkungan supaya menjadi indah dan kedua sebagai langkah konkret

untuk melestarikan keindahan alam.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Pertama adalah kesadaran yang cukup tinggi bahwa kita itu wajib

menjaga, merawat, dan melestarikan keindahan alam secara terus

menerus untuk bisa memanfaatkan dengan baik.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Faktor pendukungnya itu adanya kerjasama yang pro aktif untuk

mencapai suatu tujuan itu yang sangat mendukung sedangkan faktor

penghambatnya adalah adanya orang yang masih mengutamakan

kepentingan sendiri yang dapat merusak lingkungan, yang kedua belum

adanya kesadaran bahwa kita itu mempunyai tugas menjaga, merawat,

dan melestarikan alam semesta agar dapat memanfaatkan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 37 -

Wawancara X

Nama : Bapak Joko Santosa (R10)

Tanggal : 10 Oktober 2018

Status : Ketua Wilayah

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Arti katekese ekologi yang saya ketahui pendidikan tentang kesadaran

mengelola lingkungan hidup ciptaan Tuhan.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R: Tujuan katekese ekologi adalah mengajak umat manusia untuk aktif di

dalam merawat dan melestarikan lingkungan hidup agar alam yang

indah ini dapat dinikmati sampai ke anak cucu kita nanti.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Isi katekese ekologi yang saya ketahui agar kita peduli terhadap

lingkungan tentang kebersihan, tentang penanaman lahan kritis dengan

menanam pohon yang bisa memancing air atau menyimpan air,

contohnya pohon beringin, pohon bulu, dan pohon gayam.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Yang terlibat dalam katekese ekologi ini adalah tokoh umat dan tokoh

masyarakat agar dapat menggerakkan umat dan masyarakat agar katekese

ekologi dapat berhasil.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Untuk pelaku katekese ekologi baru sebagian kecil umat yang terlibat

mungkin baru 25%.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Ee...proses pelaksanaan katekese ekologi ini yang dimulai dari inspirasi

datangnya dari rama paroki, Rm. Muji Santara, SJ dan dilaksanakan oleh

tim kerja lingkungan hidup yang di Baturetno itu Bapak Budi Darmanto

dan dikembangkan ke umat.

Q : Apakah bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi

yang terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R: Tentang pelaksanaan katekese ekologi di Paroki ini belum puas.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Tema yang relevan mungkin menanam dan merawat air dan udara segar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 38 -

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Untuk katekese ekologi ini sudah banyak membantu menyadari akan

tugas menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Untuk peran katekis ikut memberi pengarahan dan menyadarkan umat

untuk mencintai lingkungan dengan cara mau, menanam, dan merawat

juga melestarikan alam ciptaan.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Sosok katekis yang diharapkan sosok yang bisa memberi contoh atau

teladan dalam praktek sehari-hari terutama dalam perawatan lingkungan.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Yang saya ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian lingkungan

hidup karena alam ciptaan Tuhan ini diserahkan kepada manusia untuk

dipergunakan sebagai kebutuhan hidup. Namun manusia wajib merawat

dan melestarikan agar tetap terawat dan dapat dinikmati untuk generasi

berikutnya.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Untuk niat tetap bersemangat untuk menanam dan merawat tumbuhan

yang bermanfaat sebagai penyimpan air dan penghasil oksigen.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Faktor pendukung katekese ekologi ini masih banyaknya lahan kosong

yang dapat ditanami. Lalu Faktor Penghambatnya adalah masyarakat

yang belum sadar, sering membakar sampah dan membuang sampah

sembarangan dan yang kedua, kadang tanaman tadi daunnya dirusak dan

dipergunakan sebagai makanan ternak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 39 -

Wawancara XI

Nama : Bapak Maryono (R11)

Tanggal : 10 Oktober 2018

Status : Prodiakon

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Katekese ekologi menurut saya itu berupa instruksi yang berupa ajakan

dari mulut ke mulut utamanya melalui tanya jawab, melakukan kegiatan

nyata itu dilaksanakan di tengah-tengah umat mengenai saling

ketergantungan dan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Kalau tujuannya yang saya tangkap adalah agar semua orang atau semua

umat yang mendapat instruksi atau pembinaan tadi dapat semakin

mendalami dan menyadari akan pentingnya hidup bersaudara dengan

segenap ciptaan sehingga dapat memandang bahwa ciptaan lainnya itu

juga sebagai makhluk hidup yang sama-sama adalah ciptaan Allah juga.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Kalau isi dari katekese ekologi itu yang bisa saya tangkap adalah isinya

suatu bentuk kegiatan nyata yang ada hubungannya dengan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang notabene adalah

sama-sama ciptaan Tuhan yang sama-sama juga kita hormati kita cintai

agar ciptaan itu sama-sama tetap lestari.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Pelakunya adalah yang paling ideal adalah semua umat tidak hanya

segelintir umat sebaiknya semua itu terlibat aktif sehingga dalam

kegiatan itu betul-betul aktif sehingga dapat mendapatkan hasil yang

optimal.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Kalau yang saya rasakan selama ini di Paroki St.Yusup Baturetno itu

belum terlibat secara maksimal ini bisa tingkatkan kembali dan ini semua

butuh waktu guna membangun kesadaran umat, nah kesadaran inilah

yang betul-betul kita optimalkan maka kita tidak bosan-bosan untuk

mengajak dan menjadi teladan buat orang lain. Kita ini adalah garda

terdepan di tengah-tengah umat maka termasuk katekis, prodiakon, dan

sebagainya itu termasuk garda terdepan untuk membangun kegiatan ini

agar lebih sinergis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 40 -

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Owh yaa..begini itu saya menangkap awalnya dimulai dari Pastur kepala

yaitu Rm. Muji Santara, SJ, yang juga beliau adalah praktisi lingkungan.

Lingkungan dalam arti yang kita tempati ini lingkungan dalam arti bukan

lingkungan wilayah tetapi lingkungan alam ini yang selalu memikirkan

bagaimana cara menggerakkan umat untuk “nandur banyu lan hawa

seger” di alam ini agar banyu yang rama katakan dan air dan udara segar

yang semakin prihatin ini adalah kita sendiri yang mengawali kemudian

di susul pemuka umat antara lain ya prodiakon, ketua wilayah, ketua

lingkungan, ketua blok dan para-para pegiat lingkungan sehingga di

situlah akan tersentuh semua umat yang akhirnya umat dibentuk suatu

paguyuban, paguyuban apa? paguyuban yaitu nandur banyu lan hawa

seger tadi kemudian yang ketiga, disusul semua umat seluruh paroki

yang betul-betul banyak pegiat-pegiat yang dipimpin oleh teman-teman

yaitu prodiakon dan pegiat-pegiat yang lain itu kami sangat bangga dan

bersyukur atas semangatnya yang sekaligus dipimpin langsung oleh rama

paroki yaitu Rm. Muji Santara, SJ, demikian mas.

Q : Apakah bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi

yang terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Nah,,kalau saya katakan puas, ya saya sungguh bangga. Kalau dikatakan

puas saya belum puas, karena apa kalau menurut saya masih ada hal-hal

yang belum tersentuh oleh umat paroki, masih banyak lahan-lahan yang

perlu ditanami dan pegiat-pegiat itu masih bisa dihitung melalui jari, jari

umat artinya. Maka harapan kami ke depan semua umat separoki

St.Yusup Baturetno itu merupakan pegiat-pegiat semua dan bisa

ditambah oleh semua umat, semua orang baik orang katolik maupun non

katolik jadi semua dapat memikirkan bahwa ekologi yang hubungannya

dengan nandur banyu dan udara segar ini betul-betul menjadi PR bagi

kita semua.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Kalau tema yang didalami atau diangkat oleh Paroki St.Yusup Baturetno

itu setiap Adven untuk mempersiapkan hari Natal, untuk mempersiapkan

hari Paskah itu di Paroki St.Yusup Baturetno itu selalu mengangkat tema

namun yang dapat saya haturkan di sini bahwasannya dengan semangat

membangun gereja yang semakin mandiri. Paroki St.Yusup Baturetno

adalah dengan tema nandur banyu dan hawa seger yang dapat semakin

dirasakan oleh seluruh umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 41 -

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak atau umat di sini dalam

menyadari tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Iyaa betul, kalau menurut kami khususnya di Wilayah Ngadiroyo juga

sudah membentuk paguyuban-paguyuban yaitu antaralain paguyuban

“Wukir Lestari”. Nah dari katekese yang sudah kami sampaikan

bersama-bersama tokoh umat khususnya dan dari katekese yang

dilontarkan, disampaikan, oleh rama paroki utamanya yang betul-betul

sangat menggalakkan kegiatan ini adalah Rama Muji Santara, SJ, itu

adalah hampir setiap homili itu beberapa kalimat hampir disampaikan

sehingga itu betul-betul bisa tertancap pada hati umat. Sehingga apa?

lama-kelamaan menjadi pembiasaan-pembiasaan ini nanti akan menjadi

karakter untuk membangun, membiasakan untuk “nandur banyu lan

hawa seger” di lingkungannya.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

R : Begini untuk katekis mohon maaf kalau di lingkungan, wilayah, maupun

yang saya tahu saja yaa, di lingkungan dan di Wilayah Ngadiroyo ini

tidak melalui katekis tetapi kami terjaring dalam nama paguyuban dan

mungkin ada katekis satu dua, tapi bergabung atas nama paguyuban itu.

Itu khususnya di Wilayah atau lingkungan di Ngadiroyo.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Yaa, sosok katekis yang secara pribadi saya harapkan itu seorang katekis

yang menjadi teladan, teladan umat. Jadi tidak berupa ajakan atau berupa

pembicaraan tetapi berupa teladan ini juga saya tidak meninggikan

seorang pastur kepala di Baturetno itu Rm. Muji Santara, SJ.

Bahwasannya Rama Muji itu diberbagai tempat itu ikut serta partisipasi

di dalam kegiatan itu. Satu contoh hal yang paling saya ingat Rama Muji

itu yaa kalau disuguh, nuwun sewu dhahar apa-apa itu ada lap tangan

yang berupa tisu dia tidak mau memakai tidak mau menggunakan.

Karena tisu itu bahan bakunya dari kayu. Maka dari kayu itulah rama

Muji tidak merestui. Itu adalah keteladanan yang selama ini betul-betul

saya akui.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Nah, kalau saya tangkap bahwa lingkungan hidup ini adalah sebuah

ciptaan, manusia pun juga salah satu ciptaan. Maka dari semua ciptaan

ini kalau kita saling menghormati, menghargai, saling menghidupi maka

akan terjadilah suatu bentuk saling ketergantungan, saling menghidupi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 42 -

sehingga akan hidup saling berdampingan secara damai dan betul-betul

bisa memuliakan Tuhan.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Oke, untuk niat atau tindakan yang kami bangun dalam upaya menjaga di

sini khususnya di Wilayah Ngadiroyo kami sudah mengadakan aksi

menanam pohon beringin sekitar hampir 1.500 batang dan ini sudah pada

penanaman pertama itu sebanyak 900 dan sisanya penanaman yang

kedua itu sudah disiangi diwatun sekali ini umurnya sudah sekitar 3-4

tahun itu yang pertama. Kemudian untuk tata letaknya di daerah Desa

Ngadipiro itu arahnya ke timur, yang itu kebetulan gunungnya gundul.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : Yaa, untuk faktor pendukungnya yang kami alami dari umat itu

sebetulnya umat itu dengan ikhlas mendukung adanya kegiatan ini sangat

mendukung, namun dalam hambatan-hambatan di sini itu oleh

masyarakat misalkan menanam beringin itu bukan hal yang wajar, itu

tanaman yang aneh maka tanaman yang sudah baik banyak yang

dipotongi untuk pakan kambing sehingga kalau bagi kita sangat

merugikan tetapi bagi dia itu menguntungkan, inilah hambatan yang luar

biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 43 -

Wawancara XII

Nama : Bp. Wondo (R12)

Tanggal :17 Oktober 2018

Status : Prodiakon

Q : Menurut bapak apa arti katekese ekologi?

R : Pembelajaran atau pengajaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan

usaha merawatatau memelihara lingkungan hidup.

Q : Menurut bapak apa tujuan katekese ekologi?

R : Agar lingkungan hidup terjaga oleh manusia. Agar manusia sadar bahwa

mereka mempunyai kepentingan atas terjaganya lingkungan hidup yang

baik.

Q : Apa saja isi katekese ekologi yang bapak ketahui?

R : Katekese ekologi berisi tentang ajakan kepada semua pihak untuk

berpartisipasi merawat dan memelihara lingkungan hidup.

Q : Siapa saja pelaku atau orang yang terlibat dalam kegiatan katekese

ekologi?

R : Pelaku utamanya adalah pastur paroki, dewan paroki dan umat gereja

St.Yusup Baturetno.

Q : Apakah setiap pelaku katekese ekologi sudah terlibat dengan baik?

R : Belum semua terlibat dengan baik.

Q : Menurut bapak bagaimana proses pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Proses pelaksanaannya bertahap, berjenjang, dan kontinyu.

Q : Apa bapak sudah merasa puas dengan pelaksanaan katekese ekologi yang

terjadi di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Belum, sebab upaya yang dilakukan belum semua membuahkan hasil.

Q : Tema-tema apa saja yang relevan yang didalami dalam katekese ekologi

di Paroki St.Yusup Baturetno?

R : Yang saya pahami setiap tema kegiatan atau perayaan selalu dijabarkan

dalam sub tema yang mengarah kepada aksi nyata penanaman atau

perawatan pohon air.

Q : Apakah katekese ekologi sudah membantu bapak dalam menyadari

tugasnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki

St.Yusup Baturetno?

R : Mungkin tidak disadari secara penuh bahwa pengertian tentang katekese

ekologi telah membantu.

Q : Bagaimana peranan katekis dalam pelaksanaan kegiatan katekese

ekologi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: KATEKESE EKOLOGI SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN …repository.usd.ac.id/34493/2/141124033_full.pdf · DAN MERAWAT KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PAROKI SANTO YUSUP BATURETNO WONOGIRI

- 44 -

R : Untuk peran katekis belum ada job deskripsi khusus yang dibuat untuk

mereka.

Q : Sosok katekis yang seperti apa yang diharapkan Bapak atau umat di sini

dalam kegiatan katekese ekologi?

R : Tentu harapan kepada mereka adalah ada tugas khusus yang

dideskripsikan yang terkait dengan katekese ekologi ini. Sehingga

berperan secara lebih banyak.

Q : Apa yang bapak ketahui tentang ajaran Gereja mengenai kelestarian

lingkungan hidup?

R : Saya hanya punya keyakinan bahwa gereja harus mempunyai peran lebih

dalam upaya merawat atau melestarikan alam.

Q : Menurut bapak niat atau tindakan apa yang dibangun dalam upaya

menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup di Paroki St.Yusup

Baturetno?

R : Dimulai dari sekarang dari pribadi atau keluarga tidak menggunakan air

secara berlebihan, tidak membakar sampah plastik dan ikut

melaksanakan program penanaman pohon.

Q : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan katekese

ekologi?

R : faktor pendukungnya adanya tokoh penggerak, ide atau gagasan untuk

melakukan kegiatan terkait hal ini selalu ada dan pihak pemerintah

mendukung adanya gerakan hijau ini. Sedangkan faktor penghambatnya

masih sedikit yang mau terlibat, masa kemarau banyak tanaman yang

mati dan perawatan belum kontinyu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI