Katarak Cr

36
BAB I PENDAHULUAN Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir transparan sempurna. Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina melalui kemampuan akomodasinya. Lewat kemampuan ini, kita mampu melihat benda yang jauh ataupun yang dekat. Namun seiring dengan bertambahnya usia, lensa dapat mengalami berbagai gangguan seperti kekeruhan, gangguan akomodasi, distorsi dan dislokasi. 1,2 Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya. 1 Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan proses degenatif. 2,3 Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abu- abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. 1 Berdasarkan usia penderitanya, katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, katarak juvenile yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan katarak senilis yang mengenai orang-orang berusia diatas 50 tahun. Diantara ketiganya,

description

az

Transcript of Katarak Cr

BAB IPENDAHULUAN

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir transparan sempurna. Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina melalui kemampuan akomodasinya. Lewat kemampuan ini, kita mampu melihat benda yang jauh ataupun yang dekat. Namun seiring dengan bertambahnya usia, lensa dapat mengalami berbagai gangguan seperti kekeruhan, gangguan akomodasi, distorsi dan dislokasi.1,2Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya.1 Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan proses degenatif. 2,3Kekeruhan lensa pada katarak dapat mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.1Berdasarkan usia penderitanya, katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, katarak juvenile yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan katarak senilis yang mengenai orang-orang berusia diatas 50 tahun. Diantara ketiganya, katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling sering terjadi.1Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Katarak senilis dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak insipien, katak imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Suatu studi yang dilakukan oleh Walmer Eye Institute pada tahun 2004 mencatat sekitar 20,5 juta penduduk usia lebih dari 40 tahun di Amerika menderita katarak pada kedua matanya dan sekitar 6,1 juta diantaranya merupakan pseudofaki atau afaki. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 30,1 juta kasus katarak dan 9,1 juta kasus dengan pseudofaki atau afaki pada tahun 2020.4

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas Pasien Nama : Ny. R Umur : 69 th Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Sukarame Masuk RSAM: 23 Desember 2014

2. Anamnesisa. Keluhan utamaPenglihatan mata kiri kabur secara perlahan-lahan dikarenakan usia sejak 1 tahun lalu

b. Keluhan tambahanPenglihatan silau pada siang hari dan seperti ada awan yang menutupi pandangan

c. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Poliklinik Mata RSAM dengan keluhan penglihatan mata kabur pada mata kiri secara perlahan-lahan sejak 1 tahun lalu. Penglihatan kabur awalnya hanya sedikit lama kelamaan semakin hampir merata sekira 6 bulan lalu, Pasien juga mengatakan penglihatan silau pada siang hari dan seperti ada awan yang menutupi pandangan. Sebelumnya pasien mengatakan operasi katarak mata kanan sekira 1 bulan lalu dan penglihatan mata kanan sekarang sudah terang. Pasien tidak merasakan nyeri pada mata, sakit kepala, mual, muntah tidak dirasakan pasien.

d. Riwayat Penyakit DahuluTrauma (-), DM (-), Hipertensi (-), Kacamata berganti-ganti (+)

f. Riwayat Penyakit KeluargaDM (-), Hipertensi (-), Katarak (-)

3. Pemeriksaan FisikStatus present Keadaan umum: Baik Kesadaran: Komposmentis GCS=15 Tanda vital TD : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menitRR : 18x/menit Suhu : 360CStatus Generalis

Kepala Bentuk: Simetris Rambut: Hitam, Tidak mudah dicabut Mata: Status Oftalmologis Hidung: Deviasi septum, (-), sekret (-) Telinga: Liang lapang (+), sekret (-) Mulut : Sianosis (-)

Leher Inspeksi: tidak ada pembesaran Palpasi: tidak ada benjolan

Thorax Jantung: Dalam batas normal Paru: Dalam batas normal

Abdomen Hepar: Tidak teraba Lien: Tidak teraba

EkstrimitasTidak ada kelainan

Status Oftalmologis

ODPemeriksaanOS

3/60VISUS1/300

Tidak dilakukanKOREKSITidak dilakukan

Tidak dilakukanSKIASKOPITidak dilakukan

Tidak dilakukanSENSUS COLORISTidak dilakukan

Ptosis (-), eksoftalmus (-), endoftalmus (-), strabismus (-)BULBUS OCULIPtosis (-), eksoftalmus (-), endoftalmus (-), strabismus (-)

TenangSUPERSILIATenang

Tidak adaPARESE/ PARALISETidak ada

Edem(-), Spasme (-), Entropion (-), Ektropion (-), Trikiasis (-)PALPEBRA SUPERIOREdem(-), Spasme (-), Entropion (-), Ektropion (-), Trikiasis (-)

Hiperemi (-), sikatrik (-)CONJUNGTIVA PALPEBRAHiperemi (-), sikatrik (-)

Sekret (-)CONJUNGTIVA FORNICESSekret (-)

Injeksi konjungtiva (-)CONJUNGTIVA BULBIInjeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)SCLERAInjeksi siliar (-)

JernihCORNEAJernih

Kedalaman cukup, beningCAMERA OCULI ANTERIORKedalaman cukup, bening

Kripta (+) Warna: CoklatIRISKripta (+) Warna: Coklat

Bulat, regular, sentral, 3 mm. Refleks cahaya (+)PUPILBulat, regular, sentral, 3 mm. Refleks cahaya (+)

Shadow test (-)SHADOW TESTShadow test (-)

JernihLENSAKeruh merata

Tidak dilakukanFUNDUS REFLEKSTidak dilakukan

Tidak dilakukanCORPUS VITREUMTidak dilakukan

T (digital) normalTENSIO OCULIT (digital) normal

Dalam batas normalSISTEM CANALIS LACRIMALISDalam batas normal

4. ResumePerempuan, 69 tahun datang dengan keluhan penglihatan mata kiri kabur secara perlahan-lahan sejak 1 tahun lalu. Penglihatan silau (+), berkabut (+), diplopia (-), nyeri (-), mata merah (-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-). Riwayat operasi katarak mata kanan 3 bulan lalu (+) Status oftalmologisOD: Visus 3/60, pupil bulat, reflek cahaya (+), shadow test (-), lensa jernihOS: Visus 1/300, pupil bulat, reflek cahaya (+), shadow test (-), lensa keruh merata

5. Pemeriksaan Anjuran Slit Lamp Fundus reflex Tonometri Biometri

6. Diagnosis Banding Katarak Senilis Matur OS + Pseudofakia OD Katarak Senilis Hipermatur OS7. Diagnosis KerjaKatarak Senilis Matur OS + Pseudofakia OD8. PenatalaksanaanMedikamentosa : Phacoemulsifikasi + IOL

9. Prognosis Quo ad vitam: Bonam Quo ad fungtionam: Dubia ad bonam Quo ad sanationam: Dubia ad bonam

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi Mata1,2Bola mata memiliki 3 lapisan. Bola mata memiliki 3 lapisan. Dari permukaan luar, terdapat lapisan fibrosa, yang terdiri dari sklera di belakang dan kornea di bagian depan. Lapisan kedua yaitu lapisan berpigmen dan vaskular, yang terdiri dari koroid, korpus siliaris, dan iris. Lapisan ketiga yaitu lapisan neural yang dikenal sebagai retina. Bola mata orang dewasa normal hampir mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24, 5 mm.

Gambar 1. Anatomi Bola Mataa. KonjungtivaMerupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebris/tarsal) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbi). Perdarahan konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. b. SkleraMerupakan pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar. Jaringan bersifat padat dan berwarna putih, serta bersambungan dengan kornea di sebelah anterior, dan durameter nervus optikus di posterior. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari jaringan elastik halus yang mengandung banyak pembuluh darah yang memasuk sklera, yang disebut sebagai episklera. c. KorneaMerupakan jaringan transparan yang memiliki tebal 0,54 mm ditengah, dan 0,65 mm di tepi, serta berdiameter sekitar 11,5 mm. Sumber nutrisi kornea berasal dari pembuluh darah limbus, humor aqueous, dan air mata. Dalam axis penglihatan, kornea berperan sebagai jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri ,dengan indeks bias 1, 38 .d. UveaUvea terdiri atas iris, korpus siliaris, dan koroid. Bagian ini adalah lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. e. IrisMerupakan perpanjangan korpus siliaris ke anterior. Iris terletak bersambungan dengan anterior lensa, yang memisahkan bilik anterior dan blik posterior mata. Di dalam stroma iris terdapat otot sfingter dan dilator pupil. Iris juga merupakan bagian yang memberi warna pada mata. Dalam axis penglihatan, iris berfungsi mengatur jumlah sinar yang masuk kedalam bola mata dengan mengatur besar pupil menggunakan otot sfingter dan dilator pupil. f. Pupil Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola mata. Pada pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis) dan m.dilatator pupil yang bila berkontriksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis)g. Corpus siliarisMembentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris. Corpus silliaris berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeush. LensaMerupakan struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan transparan. Memiliki tebal sekitar 4mm dan diameter 9mm. Terletak di belakang iris. Lensa digantung oleh zonula yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Dalam axis penglihatan, lensa berperan untuk berakomodasi dan memfokuskan cahaya ke retina. i. RetinaMerupakan selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan yang melapisi dua per tiga bagian dalam posterior dinding bola mata. Dalam aksis penglihatan, retina berfungsi untuk menangkap rangsangan jatuhnya cahaya dan akan diteruskan berupa bayangan benda sebagai impuls elektrik ke otak untuk membentuk gambaran yang dilihat. Pada retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang mengenal frekuensi sinar.j. Nervus OptikusSaraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk dikenali bayangannya

Gambar 2. Perjalanan nervus optikusII. KATARAKDefinisi KatarakKatarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir dalam kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya.

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. 1,2

Gambar 3. Mata dengan katarak.

Klasifikasi KatarakKatarak secara umum diklasifikasikan berdasarkan: Morfologi, Maturitas, dan Age of Onset.1a. Morfologi Katarak NuklearPada katarak nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan menjadikan nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Katarak ini lokasinya pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras ( sklerosis ), berubah menjadi kuning sampai coklat. Progresivitasnya lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat ( pandangan baca ), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik ( miopisasi ). Katarak KortikalPada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Katarak menyerang pada lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai timbul usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepat daripada katarak nuklear. Katarak subcapsularisKekeruhan mulai dari kecil, daerah opak hanya dibawah capsul, dan biasanya ada di belakang lensa. Pasien merasa sangat terganggu saat membaca di cahaya yang terang dan biasanya melihat halo pada malam hari. Dibagi menjadi katarak subcapsularis posterior dan Subcapsularis anterior. Pada Subcapsularis posterior biasanya terdapat pada pasien DM, Myotonic Dystrophy, dan steroid. Sedangkan pada subcapsularis anterior biasanya terdapat pada Glaukoma sudut tertutup akut ( Glaukomfleckens ), toksisitas amiodaron, miotic, dan Wilson disease. Katarak CapsularisDibagi menjadi 2 jenis:1. Anterior Capsular Congenital : Kelainannya di membran pupil yang tidak dapat lepas padawaktu lahir. Acquired : Pseudoexfloation syndromes, Chlorpromazine, yang disertai dengan sinekia posterior2. Posterior Capsular Congenital : Persisten hyaloid membran. Seperti ada hubungan kapsul posterior dengan retina yang seharusnya menghilang sejak lahir. Katarak Lammelar Katarak Sutural

b. Age of Onset Katarak Congenital: Beberapa bayi ada juga yang lahir dengan katarak, tetapi orang tua kurang memperhatikan dan baru terlihat ketika usianya sudah 3 bulan. Semakin lambat dioperasi prognosis semakin buruk. Jika dapat melihat biasanya ambliopia dan tidak maksimum. Katarak kongenital sebaiknya dioperasi sebelum usia 2 bulan. Katarak Infantil merupakan kelanjutan dari katarak kongenital di mana usia penderita di bawah 1 tahun. Katarak Juvenile terjadi pada usia di bawah 9 tahun dan biasanya kelanjutan dari katarak kongenital Katarak Presenile terjadi pada usia lebih dari 9 tahun Katarak senile terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Kebanyakan katarak yang kita jumpai adalah jenis ini akibat proses degeneratif. Katarak ini memiliki stadium, yaitu : Katarak Insipiens : Kekeruhan dimulai dari tepi equator menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak Immatur : Kekeruhan hanya mengenai sebagian lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif Katarak matur : Kekeruhannya telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh, akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Katarak hipermatur : Protein-protein di bagian korteks lensa telah mencair . Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan lensa yang mengkerut dengan kapsul yang keriput. Katarak jenis ini sebenarnya berbahaya karena dapat menyebabkan inflamasi sehingga menyebabkan uveitis.

Tabel 1. Perbedaan stadium katarak1InsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Cairan lensaNormalBertambah (air masuk)NormalBerkurang (air keluar)

IrisNormalTerdorongNormalTremulans

Bilik mata depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow test-+-Pseudops

Penyulit-Glaukoma-Uveitis + Glaukoma

Manifestasi Klinis 1,51. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis.2. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.3. Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien presbiop melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau anterior. 4. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak5. Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan lensa mata tampak berwarna keputihan6. Ukuran kacamata sering berubah

DiagnosisDiagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis terdapat keluhan penglihatan kabur, penglihatan silau pada siang hari, seperti melihat awan atau kabut tanpa disertai keluhan sakit kepala, mual, muntah, riwayat memakai kacamata berganti-ganti. Pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Kemudian lakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan. 1,5Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang menyertai, contohnya: Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan cardiac anomalies. Penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini dan bisa dikontrol sebelum operasi.

PenatalaksanaanKatarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.1,51. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE ) / Ekstraksi Katarak Intra Kapsuler ( EKIK )Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Operasi ini lebih susah untuk sembuh karena luka insisi yang sangat lebar sekitar 160-1800, IOL harus diletakkan di camera oculi anterior atau dijahit di posterior, dan resiko terjadi komplikasi atau penyulit lebih besar. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, kebocoran vitreus, dan perdarahan.2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE ) / Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler ( EKEK )Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.Meskipun phakoemulsifikasi telah menjadi metode ekstraksi ekstrakapsular yang disukai untuk sebagian besar operasi katarak di Amerika Serikat sejak tahun 1990-an, EKEK konvensional atau standar dianggap kurang berisiko untuk pasien dengan katarak yang sangat keras atau jaringan epitel kornea yang lemah.Getaran ultrasound yang digunakan dalam phakoemulsifikasi cenderung menimbulkan stress kornea.Sebuah ekstraksi katarak ekstrakapsular konvensional membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk dilakukan.Setelah daerah sekitar mata telah dibersihkan dengan antiseptik, kain steril digunakan untuk menutupi sebagian wajah pasien.Pasien diberikan baik anestesi lokal untuk membuat mati rasa jaringan di sekitar mata atau anestesi topikal untuk membuat mati rasa mata itu sendiri. Eyelid holder digunakan untuk membuat mata tetap terbuka selama prosedur.Jika pasien sangat gelisah, dokter mungkin dapat menggunakan obat penenang secara intravena.Setelah anestesi telah diberlakukan, ahli bedah membuat sayatan di kornea pada titik di mana sklera dan kornea bertemu.Meskipun panjang khas sayatan EKEK standar adalah 10-12 mm pada 1970-an, perkembangan IOLs akrilik yang dapat dilipat telah memungkinkan ahli bedah banyak untuk bekerja dengan sayatan yang hanya 5-6 mm.Variasi ini kadang-kadang disebut sebagai EKEK sayatan kecil (small-insision / SICS).Setelah sayatan dibuat, ahli bedah membuat robekan sirkular di depan kapsul lensa, teknik ini dikenal sebagai capsulorrhexis.Ahli bedah kemudian dengan hati-hati membuka kapsul lensa dan membuang nukleus lensa dengan memberikan tekanan dengan instrumen khusus.Setelah nucleus dikeluarkan, ahli bedah menggunakan suction untuk menghisap sisa korteks lensa.Suatu bahan viskoelastik khusus disuntikkan ke dalam kapsul lensa kosong untuk membantu mempertahankan bentuk sementara ahli bedah memasukkan IOL.Setelah lensa intraokular telah ditempatkan dalam posisi yang benar, substansi viskoelastik akan dibuang dan sayatan ditutup dengan dua atau tiga jahitan6.

Gambar 4. Prosedur ECCE. Insisi yang dibuat lebih lebar daripada SICS.3. PhacoemulsificationPhakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.Dalam phakoemulsifikasi, ahli bedah menggunakan probe ultra-sound dimasukkan melalui sayatan untuk memecah nukleus lensa menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.Teknik baru menawarkan keuntungan insisi yang lebih kecil dari standar EKEK, jahitan sedikit atau tidak ada untuk menutup sayatan, dan waktu pemulihan lebih pendek untuk pasien.Kelemahan adalah kebutuhan untuk peralatan khusus dan kurva belajar yang curam untuk ahli bedah.Satu studi menemukan bahwa ahli bedah yang diperlukan untuk melakukan sekitar 150 katarak ekstraksi menggunakan phakoemulsifikasi sebelum tingkat komplikasi mereka jatuh ke tingkat dasar7.Teknik ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan EKEK konvensional, terutama karena diperlukan insisi lebih kecil.Hal ini diyakini dapat mengurangi surgically induced astigmatism dan memungkinkan refraksi stabil dan rehabilitasi visi dan kegiatan sehari-hari.Selain itu, operasi phakoemulsifikasi menunjukkan inflamasi dan kerusakan sawar darah-aqueus humor yang lebih rendah daripada yang diamati dengan operasi EKEK 7.

Gambar 5. Prosedur phacoemulsification.

Tabel 2. Keuntungan dan kerugian ICCE, ECCE, phaco, SICSMetodeIndikasiKeuntunganKerugian

ICCEZonula lemahc. Tidak ada resiko katarak sekunder.d. Peralatan yang dibutuhkan sedikit.e. Resiko tinggi kebocoran vitreous (20%).f. Astigmatisme.g. Rehabilitasi visual terhambat.h. IOL di COA atau dijahit di posterior.

ECCE Lensa sangat keras. Endotel kornea kurang bagus. Peralatan yang dibutuhkan paling sedikit. Baik untuk endotel kornea. IOL di COP. Astigmatisme. Rehabilitasi visual terhambat.

PhacoSebagian besar katarak kecuali katarak Morgagni dan trauma.Rehabilitasi visual cepat. Peralatan / instrumen mahal. Pelatihan lama. Ultrasound dapat mempengaruhi endotel kornea.

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:1,51. Kacamata afakia yang tebal lensanya 2. Lensa kontak 3. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.EKEK hampir selalu operasi elektif.Setelah operasi telah dijadwalkan, pasien akan perlu memiliki pemeriksaan khusus yang dikenal sebagai keratometry jika IOL yang akan ditanamkan.Pengujian, yang tidak menimbulkan rasa sakit, dilakukan untuk menentukan kekuatan IOL yang dibutuhkan.Dokter spesialis mata mengukur panjang bola mata pasien dengan USG dan kelengkungan kornea dengan alat yang disebut Keratometer.Pengukuran yang diperoleh dari keratometer dimasukkan ke dalam computer untuk menghitung kekuatan lensa IOL. IOL adalah pengganti lensa mata pasien, bukan untuk lensa korektif.Jika pasien mengenakan kacamata atau lensa kontak sebelum katarak berkembang, ia akan terus membutuhkannya setelah IOL ditanam.Koreksi lensa harus dilakukan setelah operasi, karena mungkin membutuhkan penyesuaian.

Gambar 6. Lensa Intra Okuler / Intra Ocular Lens (IOL)Pasien dapat menggunakan mata mereka setelah operasi. Pasien dapat pergi bekerja keesokan harinya, meskipun mata yang dioperasi akan memakan waktu antara tiga minggu sampai tiga bulan untuk sembuh sepenuhnya.Pada periode ini, mereka harus memeriksa tajam penglihatan untuk melihat apakah kekuatan lensa mereka harus diubah.Pasien dapat melakukan kegiatan normal mereka dalam satu atau dua hari operasi, dengan pengecualian mengangkat barang berat atau membungkuk dengan ekstrim.Kebanyakan dokter mata menyarankan pasien memakai kacamata mereka selama hari dan tape perisai mata pada mata yang dioperasi pada malam hari.Mereka harus memakai kacamata hitam pada hari-hari cerah dan hindari menggosok mata yang dioperasi.Selain itu, dokter mata akan memberikan obat tetes mata selama satu sampai dua minggu untuk mencegah infeksi, mengatasi rasa sakit, dan mengurangi pembengkakan.Hal ini penting bagi pasien untuk menggunakan tetes mata persis seperti yang diarahkan.Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan.Perawatan pasca bedahJika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :1. Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.2. Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna.3. Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.4. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.Hal yang boleh dilakukan antara lain :1. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan2. Melakukan pekerjaan yang tidak berat3. Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas.Yang tidak boleh dilakukan antara lain :1. Jangan menggosok mata2. Jangan menggendong yang berat3. Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya4. Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar5. Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

KomplikasiKomplikasi selama operasi: Ruptur kapsula posterior, corpus vitreum prolaps Ablatio retina Koroid hemoragikKomplikasi pasca operasi: Jahitan lepas/prolaps iris Infeksi -> uveitis, endoftalmitis Ablatio retina

PrognosisApabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

PencegahanKatarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya. Pemberian intake antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat. Katarak kongenital dicegah dengan skrining penyakit infeksi pra dan saat kehamiBAB IVPEMBAHASANPasien perempuan berumur 69 tahun dengan dengan keluhan penglihatan mata kabur pada mata kiri secara perlahan-lahan sejak 1 tahun lalu. Penglihatan kabur awalnya hanya sedikit lama kelamaan semakin hampir merata sekira 6 bulan lalu, Pasien juga mengatakan penglihatan silau pada siang hari dan seperti ada awan yang menutupi pandangan. Sebelumnya pasien mengatakan operasi katarak mata kanan sekira 1 bulan lalu dan penglihatan mata kanan sekarang sudah terang. Pasien tidak merasakan nyeri pada mata, sakit kepala, mual, muntah tidak dirasakan pasien. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang menuju kearah katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien bervariasi tergantung dari tingkat kekeruhan lensa. Lensa pasien katarak akan semakin cembung akibat proses sklerosis nucleus yang meningkatkan ketebalan lensa. Hal ini menyebabkan kekuatan dioptri lensa pasien menjadi semakin kuat sehingga pasien menjadi lebih jelas melihat dekat dibandingkan melihat jauh. Berbeda dengan pasien pasien usia tua yang umumnya mengalami presbiopi sehingga lebih jelas ketika melihat jauh dibandingkan dengan melihat dekat. Usia pasien yang lebih dari 50 tahun merupakan salah satu penentu jenis katarak. Jenis katarak yang sesuai adalah katarak senilis.Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, terdapat kekeruhan pada lensa mata kiri, pada mata kanan sudah dilakukan operasi dan dipasang lensa IOL. Pada pemeriksaan opthalmologi, tidak ditemukan adanya hiperemi pada konjungtiva serta rasa nyeri pada mata (-). Pada bola mata disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45o tidak menimbulkan bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Sama halnya dengan kekeruhan lensa yang menyeluruh, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, tidak dapat dipantulkan lagi karena tertutup oleh lensa yang keruh menyeluruh. Keadaan ini disebut bayangan iris (-), guna pemeriksaan ini untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis matur oculi sinistra.Anjuran pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan slit lamp untuk melihat bola mata lebih jelas dan detail, funduskopi untuk memastikan kekeruhan lensa sudah matang atau belum, biometri untuk melihat ukuran lensa, tonometri untuk memastikan tekanan bola mata meningkat atau tidak.Penatalaksanaan pada pasien adalah dilakukan operasi phacoemulsifikasi + IOL karena katarak pasien sudah stadium matur dan sudah mengganggu aktivitas pasien. Dengan bantuan kacamata pun sudah tidak berguna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis.3. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2000. Oftalmologi Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.4. Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from : www.medscape.com.5. Faradila, Nova. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas Riau6. Zulkifli, MS. 2009. Katarak Senilis. Available from : www.blogsehat.com7. Riordan-Eva, P, Whitcher, J P : Vaughan & Asburys General Ophthalmology, Sixteenth edition, Mc Graw Hill Companies, Inc, Boston, Singapore, International Edition 2004.